• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyak"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah dasar utama dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan pada masa yang akan datang. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan menduduki peranan penting sehingga perlu mendapatkan prioritas utama. Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan pemahaman yang dalam tentang materi yang diberikan kepada siswanya.

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 dijelaskan bahwa pengakuan dan kedudukan guru dan dosen mempunyai misi yaitu: a) mengangkat martabat seorang guru dan dosen; b) menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen; c) meningkatkan kompetensi guru dan dosen; d) meningkatkan mutu pendidikan; e) mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antar daerah dari segi mutu, jumlah, kualitas akademik dan kompetensi; f) meningkatkan pelayanan yang bermutu.

(23)

semakin terjamin dan meningkat. Guru yang memenuhi kualifikasi akademik dan mempunyai sertifikat sebagai pendidik dijanjikan mendapatkan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok. Undang-Undang Guru dan Dosen tersebut memberikan manfaat positif bagi guru. Peningkatan drastis kesejahteraan guru menjadikan perubahan pandangan masyarakat tentang profesi guru.

Untuk meningkatkan sistem pendidikan terhadap tenaga kependidikan secara terpadu telah diupayakan antara lain Pengembangan Pola Pendidikan Tenaga Kependidikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan tersebut dinyatakan bahwa pendidikan tenaga kependidikan adalah pendidikan profesional (Masidjo, 1988:1). Berdasarkan dari Pola Pembaharuan Sistem Pendidikan Tenaga Kependidikan tersebut, seseorang bila inggin berprofesi sebagai guru harus dipersiapkan dahulu melalui program pendidikan formal (sekolah keguruan atau fakultas keguruan) supaya para mahasiswa calon guru memiliki kepribadian dan kompetensi dasar guru.

Ada banyak faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Penelitian ini memfokuskan pada faktor prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua.

(24)

oleh mahasiswa merupakan ukuran kemampuan dari mahasiswa tersebut dan juga dapat menentukan cepat tidaknya mahasiswa tersebut menyelesaikan studinya. Dengan berprestasi, mahasiswa akan lebih memiliki pengetahuan tentang apa dan bagaimana profesi guru dalam kenyataan sebenarnya. Biasanya mahasiswa yang memiliki prestasi yang tinggi akan lebih percaya diri ketika inggin menjadi guru.

(25)

berkesan maka minat menjadi guru akan tinggi, begitu pula sebaliknya jika pengalaman selama PPL dirasa kurang berkesan maka minat untuk menjadi seorang guru akan rendah.

Tidak jarang peran serta orang tua juga berpengaruh terhadap pilihan dan keinginan mahasiswa untuk menjadi guru. Latar belakang pekerjaan orang tua juga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk menjadi seorang guru. Jika orang tua mereka berprofesi sebagai seorang guru, biasanya mereka akan mengikuti jejak orang tuanya menjadi seorang guru karena melihat menjadi guru itu pekerjaan yang menyenangkan seperti yang dilakukan oleh orang tuanya. Dan sebaliknya, jika pekerjaan orang tuanya bukan sebagai guru, minat seorang mahasiswa untuk menjadi seorang guru akan rendah.

Berkaitan dengan hal-hal yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti mahasiswa yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul “Hubungan Prestasi Belajar, Pengalaman PPL 2 dan Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua terhadap Minat menjadi Guru Akuntansi

B. Batasan Masalah

(26)

pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan prestasi belajar terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi? 2. Apakah ada hubungan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi

guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?

3. Apakah ada hubungan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara prestasi belajar terhadap minat menjadi guru.

(27)

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.

E. Manfaat penelitian 1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah khasanah kepustakaan serta dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan bagi penelitian selanjutnya di Universitas Sanata Dharma.

2. Bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam bidang penelitian ilmiah.

3. Bagi mahasiswa

(28)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin Syah, 1995:89). Seseorang dikatakan belajar jika terjadi perubahan tertentu, misalnya semula tidak mengetahui tentang lbu kota Indonesia dan kemudian setelah belajar menjadi tahu. Tetapi tidak semua perubahan dapat disebut sebagai hasil dari belajar seperti misalnya seorang bayi yang belum bisa berjalan menjadi bisa berjalan, perubahan ini terjadi karena kematangan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam (Muhibbin Syah, 1995:132): 1) Faktor internal siswa (faktor dari dalam siswa), yakni

keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

(29)

digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan (kamus besar bahasa indonesia), sedangkan menurut Muhibbin (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu bukti yang menunjukkan keberhasilan belajar dari siswa di sekolah. Mengenai prestasi belajar, W.S Winkel (1984:3) mengatakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti usaha yang dicapai.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Winkel (1984:43) menyatakan bahwa ada dua hal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor pada pihak siswa: (1) faktor psikis meliputi intelektual dan non intelektual, (2) faktor atau kondisi fisik.

(30)

status sosial, interaksi guru dan siswa, (3) faktor situasional meliputi politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim. Pendapat Winkel tersebut di atas sangatlah lengkap karena memasukan faktor dari dalam dan faktor dari luar siswa, dimana faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Semakin bagus prestasi belajar siswa maka keterampilan yang diperoleh di bangku sekolah akan sangat membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan yang dimilikinya.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan melihat hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui raport. Raport adalah sebuah buku yang memuat laporan hasil belajar siswa selama siswa tersebut mengikuti proses belajar di sekolah. Raport berguna bagi orang tua dan siswa sendiri untuk mengetahui kemampuan siswa.

2. Program Pangalaman Lapangan (PPL) a. Arti PPL

(31)

Program ini meliputi latihan pembelajaran dan latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan guru. Oleh karena itu, pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan pelajaran dan pengelolaan proses pembelajaran.

Kecakapan keguruan mempunyai banyak aspek yang berkaitan, yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi. Keseluruhan kecakapan keguruan di atas perlu dilandasi dengan nilai serta sikap keguruan yang positif.

b. Tujuan PPL

PPL bertujuan agar praktikan memiliki kompetensi berikut:

1) Mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh, meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan pendidikan.

2) Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing PPL.

(32)

c. Tempat dan Waktu PPL 1) Tempat

PPL dilaksanakan di sekolah menengah (SMU,SMK dan SLTP), baik sekolah negeri maupun swasta.

2) Waktu

PPL dilaksanakan dengan sistem blok dan sebaran, dalam keadaan tertentu dapat dilaksanakan sistem campuran.

d. Kegiatan

a) Membuat rencana kegiatan

b) Mengenal sekolah tempat Melaksakan PPL (Observasi Sekolah)

c) Mengenal proses pembelajaran dan aktivitas siswa d) Melaksanakan pembelajaran

e) Membuat alat peraga untuk kepentingan pengajaran f) Mengerjakan tugas administrasi/ketatausahaan

g) Berlatih/berpartisipasi dalam pemeliharaan dan pendayagunaan sarana pengajaran

h) Berlatih/berpartisipasi dalam pembinaan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler

i) Menyelenggarakan kegiatan lain

j) Menghadiri pertemuan dengan Dosen Pembimbing dan membina hubungan dengan sekolah

(33)

l) Menempuh ujian lisan pertanggungjawaban PPL pada Dosen Pembimbing.

3. Minat

a. Pengertian Minat

Minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu (Winkel, 1987:105).

Demikian minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi khusus sesuai dengan keadaan tersebut (Semiawan, 1982 ) dalam Dewa Ketut (1988:61). Menurut Dewa Ketut (1988:61) minat adalah merupakan suatu kesukaan, kegemaran, atau kesenangan akan sesuatu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan sikap atau perasaan senang terhadap suatu aktivitas, pengalaman, benda. Minat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu karena rasa tertarik akan hal itu.

b. Macam-macam Minat

Ada tiga cara yang digunakan untuk menentukan minat menurut Safran (Dewa Ketut, 1988:61 ) :

(34)

Seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata tertentu. Misalnya seseorang mungkin mengatakan bahwa ia/dia tertarik dalam menciptakan suatu model pesawat udara, dalam mengumpulkan perangko, dan mengumpulkan mata uang logam.

2) Minat yang diwujudkan ( Manifest interest )

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata tetapi melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu aktivitas tertentu. Misalnya siswa dapat ikut serta menjadi anggota klub musik, drama, matematika.

3) Minat yang diinventarisasikan ( Inventoried interest )

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap sejumlah pertanyaan tertentu atau urutan pilihannya untuk kelompok aktivitas tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini sering disebut inventori minat.

4. Guru

a. Pengertian guru

(35)

memiliki satu tanggung jawab untuk membawa siswa-siswinya pada satu taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini maka semestinya setiap rencana, tindakan, peranan, keputusan dan penilaian yang dilaksanakan oleh guru tersebut harus dapat didudukan dan dibenarkan dari sudut pelaksanaan tanggung jawabnya (Winarno, 1982:56).

Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apabila suatu bangsa yang sedang membangun, terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di tengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri (Uzer Usman, 1997:6-8)

b. Peran guru dalam proses belajar-mengajar

Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah sebagai berikut (Uzer Usman, 1997:9-11):

(36)

Guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang akan dicapai siswa.

2) Guru sebagai pengelola kelas

Guru hendaknya mampu mengelola kelas sabagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

(37)

4) Guru sebagai evaluator

Mengadakan evaluasi pada waktu-waktu tertentu terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pihak pendidik.

5. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Orang pandai dalam bidang-bidang tertentu belum dapat disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan prasyarat-prasyarat khusus, apalagi sebagai guru yang profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan (Moh Uzer Usman, 1997:5). Menurut Riwanto (1994:166-167) jenis pekerjaan dibagi ke dalam delapan golongan yaitu:

a. Tenaga profesional, teknisi dan sejenis b. Tenaga kepemimpinan dan ketatalaksanaan c. Tenaga tata usaha dan tenaga yang sejenis d. Tenaga usaha penjualan

e. Tenaga usaha jasa

(38)

h. Lainnya

Dalam penelitian ini peneliti hanya melihat latar belakang pekerjaan orang tua dari pekerjaan poin (a) tenaga profesional yaitu tenaga pendidik dan bukan tenaga pendidik. Guru yang dimaksud adalah guru yang bekerja dalam dunia pendidikan formal yaitu guru yang mengajar di sekolah baik PNS maupun swasta.

6. Motivasi Belajar

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisasi yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan. Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu (Usman, 1995: 28-29). Sedangkan menurut W.S. Winkel (1996: 150), motivasi adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi tujuan tertentu.

(39)

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya pujian dan hadiah, peraturan/tata tertip sekolah, suri teladan orang tua, guru, merupakan contoh-contoh motivasi ekstrinsik yang dapat menolong siswa untuk belajar.

B. Kerangka Berfikir

(40)

merasa lebih memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk menjadi seorang guru. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangkit Harry Saputra dengan judul Hubungan Prestasi Belajar, Motivasi Belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap Minat untuk menjadi Guru Akuntansi menunjukkan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat untuk menjadi guru akuntansi. Hal ini ditunjukkan dari perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa koefisien korelasi (rhitung)= 0,159 melebihi nilai 0,00.

(41)

3. Hubungan Pengalaman PPL 2 dengan Minat Menjadi Guru Akuntansi Jika ada salah satu orang tua yang bekerja sebagai guru dan dapat menjadi panutan atau contoh bahwa menjadi guru itu menyenangkan dan mulia, maka hal ini juga dapat mendorong keinginan anak atau mahasiswa untuk menjadi guru seperti orang tuanya. Namun sebaliknya jika perkerjaan orang tua menjadi guru menjadikan anak tidak senang karena apa yang dilakukan orang tua mereka terlalu berat dan tidak mendapatkan imbalan yang baik, maka hal ini juga dapat berakibat anak tidak tertarik menjadi guru.

C. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan positif prestasi belajar terhadap minat menjadi guru akuntansi.

2. Ada hubungan positif pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru akuntansi.

3. Ada hubungan positif latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.

(42)

21 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yaitu studi secara intensif tentang latar belakang, status sekarang, interaksi lingkungan sekitar dari unit sosial yaitu seorang individu, kelompok, lembaga, atau komunitas (Soegeng, 2006:138). Jenis penelitian studi kasus ini bila dihubungkan dengan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian hanya berlaku sebagai objek yang diteliti saja dan tidak berlaku bagi objek penelitian lain. Penelitian ini terbatas pada objek tertentu saja yaitu mahasiswa sebagai responden. Penilitian ini dilaksanakan pada semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

(43)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.

2. Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan latar belakang pekerjaan orang tua terhadap minat menjadi guru akuntansi.

D. Populasi, Sampel dan Penarikan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Soegeng, 2006:102). Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Soegeng, 2006:71). Sampel penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin ( Consuelo, 1993: 161 ):

2 1 Ne

N n

(44)

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (5%)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yang ditemui atau siapapun yang dipandang peneliti cocok sebagai sumber data (Sumarsini dan Salamah, 2006:79). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah semua mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sudah melakukan PPL 2 dan masih aktif.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Bebas

(45)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat dari variabel bebas (Suharsimi Arikunto, 1991;93). Variabel terikat dalam panelitian ini adalah minat menjadi guru akuntansi.

3. Pengukuran Variabel a. Variabel Prestasi Belajar

Prestasi belajar mahasiswa dapat dilihat dari indeks prestasi (IP). Indeks prestasi terdiri indeks prestasi semester (IPS) yang dihitung setiap semester dan indeks prestasi komulatif (IPK) yang dihitung komulatif dari semester pertama sampai dengan semester terakhir. Dalam penelitian ini, yang menjadi alat ukur untuk melihat prestasi belajar mahasiswa adalah menggunakan indeks prestasi komulatif. Pemberian skor dalam variabel ini adalah sebagai berikut:

No Prestasi Skor

1 2 3 4

IPK 0,00 s/d 0,99 IPK 1,00 s/d 1,99 IPK 2,00 s/d 2,99 IPK 3,00 s/d 4,00

1 2 3 4

b. Variabel pengalaman PPL 2

(46)

Jawaban Pilihan Kuesioner Positif Negatif

Selalu (SL) 4 1

Sering (SR) 3 2

Kadang-kadang (KD) 2 3

Tidak Pernah (TP) 1 4

c. Variabel Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

Untuk latar belakang pekerjaan orang tua digunakan skala pengukuran dengan alternatif jawaban “guru” skor 2 dan “bukan guru” skor 1.

d. Variabel Minat menjadi Guru Akuntansi

Untuk mengukur minat mahasiswa menjadi guru digunakan skala Likert dengan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Jawaban Pernyataan Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS)

1 4

F. Teknik pengumpulan data 1. Kuesioner

(47)

Arikunto, 1997;128). Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai variabel bebas dan variabel terikat.

Butir-butir pertanyaan disajikan dalam bentuk, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Pertanyaan positif adalah pertanyaan yang mendukung gagasan, sedangkan pertanyaan negatif adalah pertanyaan yang tidak mendukung gagasan.

Kisi-kisi koesioner untuk pengalaman PPL 2, dan minat menjadi guru disajikan dalam tabel sebagai berikut:

[image:47.612.103.535.249.710.2]

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Variabel Pengalaman PPL 2 dan Minat menjadi Guru

No Variabel Indikator Positif Negatif 1 Pengalaman PPL 2 a. Proses pembelajaran

 Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran  Kemampuan melakukan proses belajar mengajar  Kemampuan menutup proses pembelajaran

b. Penampilan personal dan sosial

1,2

5, 7, 13, 14

3, 4, 8

9, 10, 11, 12, 16

6, 15

17 2 Minat menjadi guru a. Intrinsik:

 Keinginan menjadi guru

 Bakat yang dimiliki mahasiswa

 Motivasi yang

1,2

(48)

diperoleh mahasiswa  Profesi yang mulia

 Perbedaan jenis kelamin

b. Ekstrinsik

 Dukungan keluarga  Kedudukan guru yang

mulia di masyarakat  Gaji guru

6 5 18 7 11,12,16 10,15 14 9 13,17 Dikutip dari skripsi Bangkit Harry Saputra (2009), kemudian dijabarkan oleh penulis.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peratura-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1997;135). Metode ini dilakukan untuk melengkapai data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. (Suharsimi Arikunto, 1997:144). Rumus yang digunakan adalah:

(49)

Keterangan: xy

r = koefisien korelasi skor item dengan skor total

x = jumlah skor item dari kuesioner

y = jumlah skor total

xy = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

2

x = jumlah kuadrat skor item

2

y = jumlah kuadrat skor total N = jumlah subjek/responden

Koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur. Untuk menentukan kesahihan setiap item ditentukan derajat kebebasan (dk) = N-2 dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > rtabel, maka kuesioner dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel, maka dikatakan tidak valid.

(50)
[image:50.612.99.505.88.559.2]

Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2

D

Dari hasil uji validitas pengalaman PPL 2 di atas menunjukkan bahwa ada 3 instrumen yang tidak valid (rhitung >

tabel

r )

.

Butir insrtumen yang tidak valid adalah nomor 3, 14 dan 16. Instrumen yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas ulang

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

Butir1 66.03 41.620 .658 .844

Butir2 65.87 44.257 .501 .852

Butir3 66.23 48.116 -.036 .874

Butir4 66.03 41.620 .658 .844

Butir5 66.00 43.241 .439 .854

Butir6 65.90 44.438 .471 .853

Butir7 65.73 45.720 .395 .856

Butir8 65.77 44.737 .541 .852

Butir9 66.10 43.266 .524 .850

Butir10 66.10 42.783 .535 .850

Butir11 65.80 45.062 .404 .855

Butir12 65.77 45.289 .382 .856

Butir13 65.77 45.220 .461 .854

Butir14 65.93 45.306 .350 .857

Butir15 66.17 41.868 .532 .850

Butir16 66.30 43.597 .305 .863

Butir17 66.63 40.792 .547 .850

Butir18 66.00 44.621 .509 .852

Butir19 65.77 44.116 .487 .852

(51)
[image:51.612.102.513.103.710.2]

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2 No

Pertanyaan hitung

r rtabel Keterangan

1 0,635 0,361 Valid

2 0,561 0,361 Valid

3 0,635 0,361 Valid

4 0,447 0,361 Valid

5 0,528 0,361 Valid

6 0,403 0,361 Valid

7 0,553 0,361 Valid

8 0,509 0,361 Valid

9 0,534 0,361 Valid

10 0,388 0,361 Valid

11 0,416 0,361 Valid

12 0,478 0,361 Valid

13 0,571 0,361 Valid

14 0,515 0,361 Valid

15 0,538 0,361 Valid

16 0,433 0,361 Valid

17 0,662 0,361 Valid

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru Akuntansi

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach’s Alpha if Item

Deleted

Butir1 63.70 43.734 .412 .862

Butir2 63.57 43.771 .476 .858

Butir3 63.47 45.085 .507 .857

Butir4 63.03 46.723 .418 .860

Butir5 63.27 48.133 .070 .875

Butir6 63.23 44.806 .652 .853

Butir7 63.23 44.323 .727 .851

Butir8 63.47 42.809 .674 .850

Butir9 63.37 44.723 .478 .858

Butir10 63.37 44.792 .399 .861

Butir11 63.70 45.321 .437 .859

Butir12 63.23 45.220 .514 .857

Butir13 63.30 45.872 .490 .858

(52)

Butir15 63.37 44.033 .559 .855

Butir16 63.50 44.534 .594 .854

Butir17 63.47 45.568 .590 .856

Butir18 63.57 45.495 .441 .859

Butir19 63.37 44.033 .688 .851

Butir20 64.10 46.783 .118 .880

[image:52.612.104.514.257.677.2]

Dari hasil uji validitas minat menjadi guru akuntansi di atas menunjukkan bahwa ada 2 instrumen yang tidak valid (rhitung> rtabel). Butir insrtumen yang tidak valid adalah nomor 5 dan 20. Instrumen yang tidak valid tersebut dihapus atau dibuang dan dilakukan uji validitas ulang. Berikut ini disajikan hasil pengukuran uji validitas ulang.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru Akuntansi No

Pertanyaan

hitung

r rtabel Keterangan

(53)

2. Pengujian Relialibilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik ( Suharsimi Arikunto, 1997:154 ), yaitu sebagai berikut dimasukkan ke rumus Alpha:

11

r =

            

2

2 1 1 t b k k   Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan

2 t

 = varian total 2

b

 = jumlah varian butir

Butir soal dikatakan reliabel jika cronbach alpha lebih besar dari 0.6, dan tidak reliabel jika cronbach alpha lebih kecil dari 0.6.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman PPL 2

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on

Standardized Items N of Items

[image:53.612.101.510.229.620.2]

0.878 0.883 17

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Minat menjadi Guru Akuntansi

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Based on

Standardized Items N of Items

(54)

Hasil pengujian pada variabel pengalaman PPL 2 dan variabel minat menjadi guru akuntansi nilai cronbach alpha sebesar 0.883 dan 0.898 nilai tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel dikatakan riliabel karena lebih besar dari 0.6.

H. Tehnik Analisis Data

a. Uji Prasyarat Analisis Korelasi 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

(55)

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan

Sn ( X )= Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal. 2) Uji Asumsi Klasik

Dalam regresi berganda terdapat beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi, agar dapat menghasilkan estimator linier yang akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Asumsi-asumsi dasar tersebut dikenal sebagai asumsi klasik (Hasan, 1999 : 268).

a) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas digunakan rumus sebagai berikut:

 = ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 2

2 X N Y Y

X N Y X XY N rxy

(56)

Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:

VIF = I / Tolerance

Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas digunakan ketentuan sebagai berikut:

jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas b) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk memeriksa adanya autokorelasi biasanya memakai uji Durbin-Watson dengan rumus sebagai berikut:

= =   = n I t t n t t t e I e e d 2 2 Keterangan:

d = Statistik Durbin-Watson t

d = Gangguan estimasi

(57)

Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson (DW-test), uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Perhitungan uji autokorelasi diperoleh dengan bantuan program SPSS.

Hipotesis yang diuji adalah: H0: tidak ada auto korelasi ( r=0) HA: ada autokorelasi (r≠0)

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi:

Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tolak No decision Tolak No decision Tidak ditolak

0 < d < dl 0 ≤ d ≤ du 4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl du < d < 4 - du

c) Uji Heterokedastisitas

(58)

Rumus korelasi rank dari Sperman didefinisikan sebagai berikut:           =

) 1 ( 6 1 2 n n d d i Keterangan: i

d = Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke-i.

N = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank Selanjutnya dengan bantuan omputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:

Jika rshitung > rstabel, maka terjadi heterokedastisitas

Jika rshitung < rstabel, maka tidak terjadi heterokedastisitas

Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai berikut:

(59)

b. Pengujian Hipotesis Penelitian 1) Hipotesis pertama

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:368)

 = ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i xy Y Y n X X n y X y X N r Keterangan:

X : jumlah nilai X

Y : jumlah nilai Y

n : jumlah sampel xy

r : koefisien korelasi antara kedua variabel x dan y Hipotesis dapat diterima bila > dan sebaliknya hipotesis ditolak bila <

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung thitung dan ttabel dengan rumus (Sudjana, 1996:380):

2 1 2 r n r t   = Keterangan:

(60)

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan 5 %. Jika hitung

t < ttabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi. Jika thitung >

tabel

[image:60.612.103.508.240.710.2]

t berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel prestasi belajar dengan minat menjadi guru akuntansi.

Tabel 3.8

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 00,00 – 0,199

0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat (Sugiyono, 2009 : 250)

2) Hipotesis kedua

Teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru akuntansi. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:368)

 = ) ) ( ( ) ( ( ) )( ( 2 2 2 2 i i i i i i xy Y Y n X X n y X y X N r Keterangan:

X : jumlah nilai X

Y : jumlah nilai Y
(61)

xy

r : koefisien korelasi antara kedua variabel x dan y Hipotesis dapat diterima bila > dan sebaliknya hipotesis ditolak bila <

Untuk pengujian keberartian koefisien korelasi maka dihitung thitung dan ttabel dengan rumus (Sudjana, 1996:380):

2 1 2 r n r t   = Keterangan:

r = keofisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan 5 %. Jika hitung

t < ttabel berarti tidak ada hubungan positif antara variabel pengalaman PPl 2 dengan minat menjadi guru akuntansi. Jika thitung > ttabel berarti ada hubungan yang positif signifikan antara variabel pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru akuntansi.

Tabel 3.9

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

00,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

[image:61.612.102.509.217.660.2]
(62)

3) Hipotesis ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu latar belakang pekerjaan orang tua peneliti menggunakan uji Chi Kuadrat ( yang dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS 16,0. Adapun langkah – langkah yang harus dilakukan adalah:

a) Mencari nilai fh fh =

Ket :

∑R = Jumlah baris

∑K = Jumlah kolom

b) Mencari nilai Chi Kuadrat =

Ket :

= chi kuadrat

= frekuensi yang diperoleh dari sampel = frekuensi yang diharapkan dalam sampel

c) Menentukan derajat kebebasan dan tingkat kepercayaan dk =(R-1) – (K-1)

(63)

d) Pengujian besarnya ketergantungan

Uji ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan variabel independen berpengaruh dengan variabel dependen. Dengan menggunakan cara nilai chi kuadrat diuji dengan koefisian kontingensi:

C = Ket:

C = koefisien kontingensi = hasil perhitungan chi kuadrat = jumlah sampel

Agar nilai C dapat digunakan untuk menilai derajat asosiasi antar faktor, maka nilai C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum terjadi, maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

= Ket :

= koefisiensi kontingensi maksimum

(64)
[image:64.612.99.510.169.648.2]

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap derajat hubungan yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada acuan tabel berikut ini :

Tabel 3.10 Interpretasi Nilai C

Nilai C Interpretasi 0,80 – 1,00

0,60 – < 0,80 0,40 – < 0,60 0,20 – < 0,40

< 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah (Syafaruddin, 2005 ; 187)

4) Hipotesis keempat

Untuk menguji hipotesis penelitian keempat yaitu apakah ada hubungan antara prestasi belajar dan pengalaman PPL 2 dengan minat menjadi guru akuntansi akan digunakan teknik analisis regresi ganda adalah sebagai berikut:

a) Membuat persamaan garis regresi Y= a + +

Keterangan :

Y = Variabel terikat ( minat menjadi guru akuntansi ) a = harga Y ketika harga X= 0 (harga konstan)

(65)

x = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

b) Mencari koefisien korelasi antara Y dengan prediktor , dengan rumus :

= Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel Y dan variabel = koefisien variabel bebas

= koefisien variabel bebas = Jumlah perkalian dan Y = Jumlah perkalian dan Y = kuadrat variabel terikat

= variabel bebas 1 (prestasi belajar) = variabel bebas 2 (pengalaman PPL 2)

Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ganda tersebut signifikan atau tidak, digunakan uji F dengan rumus:

) 1 /( ) 1 ( / 2 2    = k n R K R Fh Dimana:

Fh = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel 2

(66)

45 

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma 1. PTPG Sanata Dharma (1955-1958)

Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesus (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.). Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh Pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J. Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Misionaris Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada tanggal 17 Desember 1955.

(67)

waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia. “Sanata Dharma” sebenarnya dibaca “Sanyata Dharma” yang artinya “kebaktian yang sebenarnya” atau “pelayanan yang nyata”. Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).

2. FKIP Sanata Dharma (1958-1965)

Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta. Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status “disamakan” dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.

3. IKIP Sanata Dharma (1965-1993)

(68)

No.237/B-Swt/U/1965. Surat keputusan itu berlaku mulai tanggal 1 September 1965. Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

4. Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)

(69)

Dharma. Perkembangannya meliputi berbagai aspek, baik sarana fisik (gedung, lab, perpustakaan, dan fasilitas fisik lainnya), administrasi (sistem informasi, manajemen, biro/lembaga/pusat/serta unit pendukung), peningkatan mutu akademik, penelitian, pengajaran, serta pengabdian pada masyarakat.

5. Nama-nama yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Sanata Dharma:

a. Prof. Dr. N. Drijarkara, S.J. (1955-1967) b. Drs. J. Drost, S.J. (1968-1976)

c. Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977-1984) d. Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984-1988) e. Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988-1993) f. Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993-2001) g. Dr. Paulus Suparno, S.J., MST (2001-2006)

h. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J., M.Sc. (2006-sekarang)

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Universitas Sanata Dharma 1. Visi

(70)

manusia dengan memadukan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan.

a. Universitas Sanata Dharma terdorong untuk terus mencari, menemukan, dan mengungkapkan kebenaran secara obyektif dengan kebebasannya. Hal itu didasarkan pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai ciptaan Allah yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat manusia dan kemuliaan Allah yang lebih besar. b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa

depan bangsa Indonesia. Universitas Sanata Dharma merasa terpanggil untuk memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama dalam pengembangan pikiran, hati, dan kehendak kaum muda, dengan maksud membangkitkan potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun masyarakat pluralistic yang adil, demokratis, dan sejahtera.

(71)

2. Misi

a. Mengembangkan sistem pendidikan yang dapat memadukan keunggulan akademik dan nilai kemanusiaan.

b. Mengembangkan universitas yang dapat menjadi hati nurani kritis masyarakat.

c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat manusia. d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk

dapat menemukan kebenaran berdasarkan pada etika keilmuan.

e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, dan spiritual secara terpadu.

f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.

g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap masyarakat.

h. Mempersiapkan tenaga yang professional, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam bidang kependidikan.

3. Tujuan Pendidikan

(72)

humanistic yang berlandaskan nilai-nilai Kristiani yang universal dan cita-cita kemanusiaan sebagaimana terkandung dalam Pancasila, sehingga memiliki kemampuan akademik sesuai dengan bidang studinya dan integritas kepribadian yang tinggi.

C. Struktur Organisasi

Keterangan:

: Garis komando : Garis koordinasi SENAT

FAKULTAS

Unit MKK Fakultas (MKDK)

LPPM DEKAN FKIP

WD I WD II

Pusat Penelitian & Pelayanan Pendidikan (PA) Unit PPL dan

Laboratorium

Micro Teaching

(73)

1. Senat Fakultas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di tingkat fakultas yang memiliki wewenang dalam menjabarkan kebijakan dan peraturan universitas untuk fakultas.

2. Dekan FKIP memimpin FKIP dibantu oleh WD I (Wakil Dekan I bidang akademik) dan WD II (Wakil Dekan II bidang administrasi umum dan bidang keuangan). Tugas Dekan dan Wakil Dekan (Staf Dekanat) adalah sebagai berikut:

a. Dekan bertugas memimpin penyelenggaraan pendidikan, pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, dan bertanggung jawab kepada Rektor.

b. Wakil Dekan I (WD I) bertugas membantu dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang akademik yang meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

c. Wakil Dekan II (WD II) bertugas membantu Dekan dalam memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum dan keuangan. d. Tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan di bidang

pendidikan yang bersifat kokurikuler dan ekstrakurikuler serta kemahasiswaan menjadi tanggung jawab bersama Staf Dekanat, sedangkan urusan yang berhubungan dengan keuangan kegiatan kemahasiswaan tingkat fakultas dikelola oleh WD II.

(74)

Dasar Keahlian (MKDK) di lingkup fakultas. Unit ini dipimpin oleh WD I yang bertanggung jawab langsung kepada dekan.

4. Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4) bertugas membantu dan mengkoordinasikan kegiatan penelitian dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luar dan membagikan berbagai tugas tersebut kepada dosen-dosen yang terkait dalam koordinasi dengan dekanat FKIP. P4 dipimpin oleh kepala P4.

5. Unit tata usaha menyelenggarakan administrasi kegiatan akademik pada tiap-tiap program studi. Unit tata usaha dalam menjalankan tugasnya berada di bawah koordinasi Wakil Dekan II. Unit tata usaha FKIP dipimpin oleh seorang Kepala Tata Usaha (KTU) yang bertanggung jawab langsung kepada WD II.

6. Unit PPL bertugas mengatur dan mengkoordinasikan penyelenggaraan PPL mahasiswa dalam lingkup fakultas dan mengelola Laboratorium Micro Teaching fakultas. Unit PPL fakultas dipimpin oleh seorang ketua unit PPL yang sekaligus menjadi koordinator Laboratorium Micro Teaching fakultas dan bertanggung jawab langsung kepada dekan.

7. Ketua Jurusan (kajur) bertugas memimpin jurusan, dibantu oleh sekretaris jurusan (sekjur).

(75)

9. Dosen tetap FKIP USD terdiri dari dosen yang diangkat oleh Yayasan Sanata Dharma dan dosen PNS yang diperbantukan pada USD menjadi pegawai tetap di lingkup FKIP dengan tugas untuk mengajar, mengadakan penelitian, dan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Setiap dosen tetap di lingkup FKIP diindukkan pada suatu prodi sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya.

10.Dosen tidak tetap (DTT) FKIP USD adalah tenaga pendidik yang mendapat surat tugas dari rektor USD dengan tugas untuk mengajar di suatu prodi di lingkup FKIP USD untuk jangka waktu tertentu.

11.Mahasiswa FKIP USD adalah orang yang terdaftar sebagai peserta didik di suatu program studi yang diselenggarakan oleh suatu jurusan atau prodi di lingkup FKIP USD.

D. Sejarah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

(76)

No.237/B-SWTU/1965, FKIP Sanata Dharma berganti nama menjadi IKIP Sanata Dharma.

Akhirnya, seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, melalui SK Mendikbud No.46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma menjadi sebuah universitas. Universitas Sanata Dharma (USD). Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari USD. Pada tahun 1998, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik (FIPA) menggabung dengan FKIP menjadi Prodi IPPAK, Jurusan Ilmu Pendidikan.

FKIP USD mempunyai 4 jurusan dengan 11 program studi untuk gelar S1, 1 program studi nongelar.

1. Jurusan Ilmu Pendidikan (JIP)

a. Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK)

b. Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK)

c. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) 2. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS)

a. Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)

b. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID)

(77)

c. Pendidikan Sejarah (PSej)

4. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (JPMIPA) a. Program Studi Pendidikan Fisika (PFis)

b. Program Studi Pendidikan Matematika (PMat) c. Program Studi Pendidikan Biologi (PBio)

Secara umum, FKIP USD bertujuan untuk menyiapkan tenaga kependidikan yang professional, humanistic, memiliki semangat dialogis, dan menghargai serta mengembangkan kebebasan dan kejujuran akademik dalam proses pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, FKIP USD didukung oleh tenaga-tenaga pendidikan yang telah berpengalaman serta fasilitas-fasilitas yang sangat memadai.

E. Visi dan Misi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 1. Visi

Penyiapan tenaga kependidikan/guru yang kompeten dengan dilandasi nilai-nilai Pancasila dan cinta kasih melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.

2. Misi

a. Menyiapkan tenaga kependidikan/guru yang kompeten, yang berciri sebagai berikut:

(78)

3) Mempunyai kompetensi pada bidang ilmu yang menjadi keahliannya.

4) Mampu menjalin komunikasi social dengan baik.

b. Menjalin kemitraan dengan masyarakat (nasional dan internasional) dan pemerintah untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui pendidikan.

F. Sejarah Program Studi Pendidikan Akuntansi

Program Studi (PS) Pendidikan Akuntansi merupakan salah satu program studi di bawah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma (JPIPS-FKIP-USD). PS ini merupakan kelanjutan dari Jurusan Ekonomi yang dibuka tanggal 17 Desember 1955 ketika Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) didirikan atas desakan Menteri Pendidikan Muhammad Yamin untuk menanggapi perlunya pendidikan calon guru SLTP dan SMA. Pendirian Sanata Dharma dilandasi oleh semangat untuk membantu masyarakat yang pada waktu itu sangat membutuhkan tenaga guru sekolah menengah yang baik di berbagai bidang.

(79)

Pendidikan Akuntansi, dengan status “disamakan”. Status ini ditetapkan kembali pada tanggal 14 Mei 1986 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0363/0/1986.

Sejak IKIP Sanata Dharma berubah menjadi Universitas Sanata Dharma berdasarkan SK Dirjen Dikti No.266/Dikti/Kep/1993, PS Pendidikan Akuntansi di bawah Jurusan Pendidikan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Pada tahun 2003, PS Pendidikan Akuntansi terakreditasi dengan peringkat nilai Akreditasi B yang ditetapkan oleh BAN-PT tertanggal 19 September 2003 untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan.

Berdasarkan SK Dirjen Dikti No.143/DIKTI/Kep/1999 tentang penataan Prodi, tahun 1999 nama PS Pendidikan Akuntansi diganti dengan PS Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Pada tahun 2002 Kopertis Wilayah V Yogyakarta memberikan nilai A terhadap kelayakan penyelenggaraan Prodi Pendidikan Akuntansi.

G. Deskripsi Program Studi Pendidikan Akuntansi

(80)

Sikap kritis yang ditanamkan pada mahasiswa dalam proses belajar mengajar terbukti telah memberikan dasar yang kuat bagi lulusan dalam berpikir secara ilmiah. Sebagai hasilnya, lulusan Program Studi Pendidikan Akuntansi memiliki kemampuan yang memadai di bidangnya dan memiliki fleksibilitas yang tinggi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan banyaknya lulusan prodi yang menduduki jabatan/posisi penting dalam dunia pendidikan dan non kependidikan, yakni sebagai sumber daya manusia yang dapat diandalkan di bidang akuntansi pada perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, perusahaan jasa seperti bank, perhotelan, perusahaan konsultan manajemen/bisnis/perpajakan/asuransi, dan sebgainya.

H. Visi, Misi, dan Sasaran Program Studi Pendidikan Akuntansi 1. Visi

Membangkitkan dan mengembangkan potensi generasi muda agar mampu berpartisipasi aktif dan kreatif dalam membangun masyarakat pluralistik yang adil dan demokratik sesuai dengan bidang keahliannya, yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta visi kristiani mengenai martabat manusia.

2. Misi

(81)

b. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis.

c. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus membantu mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan dan kepedulian sosialnya.

d. Menyelenggarakan penelitian di bidang Pendidikan Akuntansi demi pengembangan martabat manusia.

3. Sasaran

a. Mempersiapkan tenaga kependidikan dan non kependidikan di bidang ekonomi – akuntansi yang professional dan kreatif dalam menggunakan teknologi informasi.

b. Meningkatkan kualitas proses pendidikan yang humanis dialogis lewat peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran yang berupa hardware, software, dan brainware-nya.

c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian yang dilakukan oleh para dosen baik individual maupun kelompok dan oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusannya.

(82)

I. Sumber Daya Manusia

Staf dosen PS Pendidikan Akuntansi sebagian besar telah dan sedang menyelesaikan pendidikan jenjang S2. 11 (sebelas) dosen tetap dan 1 (satu) tenaga administrasi saat ini, adalah sebagai berikut:

1. Drs. F.X. Muhadi, M.Pd.

2. Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si.S. 3. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. 4. Catur Rismiati, S.Pd., M.A.

5. Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. 6. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. 7. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. 8. Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si.

9. Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. 10.Agustinus Heri Nugroho, S.Pd., M.Si.

11.Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd.

12.Theresia Aris Sudarsilah (Tenaga Administrasi).

J. Sarana dan Prasarana

(83)

Setiap dosen tetap disediakan satu ruangan kerja pribadi agar mampu menyiapkan pembelajaran, penulisan karya ilmiah, dan bimbingan mahasiswa dengan baik.

Sistem administrasi akademik PS Pendidikan Akuntansi yang berbasis computer mendukung tersedianya informasi yang cepat dan akurat untuk pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

K. Kemahasiswaan

1. Organisasi Kemahasiswaan Tingkat Program Studi

Organisasi kemahasiswaan tingkat program studi adalah Himpunan Mahasiswa PS Pendidikan yang disebut HMPS (Himpunan Mahasiswa PS Pendidikan Akuntansi).

a. HMPS Pendidikan Akuntansi merupakan perwakilan mahasiswa PS Pendidikan Akuntansi yang bertanggung jawab kepada Wakil Ketua PS Pendidikan Akuntansi.

b. HMPS Pendidikan Akuntansi merencanakan, menyelenggarakan, dan mengembangkan kegiatan-kegiatan ko dan ekstra kurikuler bersama Wakil Ketua PS Pendidikan Akuntansi.

2. Kegiatan-Kegiatan PS Pendidikan Akuntansi a. Kegiatan ko kurikuler

1) Riset pasar (semester I).

(84)

4) Penelitian kolaboratif dosen-mahasiswa (semester VII). b. Kegiatan ekstra kurikuler

1) Lomba seni / alat peraga. 2) Lomba karya tulis. 3) Retret / rekoleksi.

(85)

64

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.

Deskriptif Data

Berikut ini disajikan data tentang prestasi belajar, pengalaman PPL 2,

latar belakang pekerjaan orang tua dan minat menjadi guru akuntansi.

Deskripsi data ini dinyatakan dalam bentuk daftar tabulasi frekuensi dengan

berdasar pada Pedoman Acuan Patokan II (PAP II). Berikut disajikan

uraiannya.

[image:85.595.99.507.286.568.2]

1.

Prestasi Belajar

Tabel 5.1

Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar

No

Prestasi

Frekuensi

Persentase (%)

1

IPK 3,00 s/d 4,00

27

51,9%

2

IPK 2,00 s/d 2,99

25

48,1%

3

IPK 1,00 s/d 1,99

0

0%

4

IPK 0,00 s/d 0,99

0

0%

TOTAL

52

100%

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 27 mahasiswa (51,9%)

memiliki prestasi belajar dengan IPK 3,00 s/d 4,00, 25 mahasiswa (48,1%)

memiliki prestasi belajar dengan IPK 2,00 s/d 2,99. Sedangkan untuk

mahasiswa yang memiliki prestasi belajar dengan IPK 1,00 s/d 1,99 dan

IPK 0,00 s/d 0,99 adalah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(86)

2.

Pengalaman PPL 2

Berdasarkan data tentang pengalaman PPL 2 diketahui bahwa skor

jawaban tertinggi adalah 65 dan skor jawaban terendah adalah 41.

Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi

[image:86.595.99.537.223.594.2]

pengalaman PPL 2:

Tabel 5.2

Deskripsi Data tentang Pengalaman PPL 2

No

Interval skor

Frekuensi

Persentase

Kategori

1

58 – 68

19

36,6%

Sangat baik

2

51 –57

26

50%

Baik

3

46–50

6

11,5%

cukup

4

40–45

1

1,9%

Tidak baik

5

<40

0

0%

Sangat tidak baik

Jumlah

52

100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa 19 mahasiswa (36,6%)

menyatakan pengalaman PPL 2 sangat baik. 26 mahasiswa (50%)

menyatakan pengalaman PPL 2 baik. 6 mahasiswa (11,5%) menyatakan

pengalaman PPL 2 cukup, 1 mahasiswa (1,9%) menyatakan pengalaman

PPL 2 tidak baik. Sedangkan untuk kategori sangat sangat tidak baik

adalah 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

mahasiswa memiliki pengalaman PPL 2 yang baik.

3.

Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

Dari latar belakang pekerjaan orang tua responden dapat

digolongkan menjadi dua kategori yaitu guru dan bukan guru. Tabel

berikut ini memberikan deskripsi latar belakang pekerjaan orang tua

(87)
[image:87.595.176.480.139.218.2]

Tabel 5.3

Deskripsi Data tentang Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

Dari table di atas dapat dilihat bahwa latar belakang pekerjaan

orang tua sebesar 29 orang (55,8%) adalah guru dan 23 orang (44,2%)

bukan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

latar pekerjaan orang tua responden adalah guru.

4.

Minat menjadi Guru Akuntansi

Berdasarkan data tentang minat menjadi guru akuntansi diketahui

bahwa skor jawaban tertinggi adalah 68 dan skor jawaban terendah adalah

46. Berdasarkan data tersebut berikut ini disajikan tabel distribusi

[image:87.595.100.521.289.623.2]

frekuensi minat menjadi guru akuntansi:

Tabel 5.4

Deskripsi Data tentang Minat menjadi Guru Akuntansi

No

Interval skor

Frekuensi

Persentase

Kategori

1

62 – 72

11

21,2%

Sangat tinggi

2

54 – 61

30

57,7%

Tinggi

3

48 – 53

10

19,2%

cukup

4

43 – 47

1

1,9%

Rendah

5

<43

0

0%

Sangat rendah

Jumlah

52

100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa 11 mahasiswa (21,2%)

menyatakan minat menjadi guru akuntansi sangat tinggi. 30 mahasiswa

(57,7%) menyatakan minat menjadi guru akuntansi tinggi. 10 mahasiswa

(19,2%) menyatakan minat menjadi guru akuntansi cukup, 1 mahasiswa

No

Prestasi

Frekuensi

Persentase (%)

1

Guru

29

55,8%

2

Bukan guru

23

44,2%

(88)

(1,9%) menyatakan minat menjadi guru akuntansi rendah. Sedangkan

untuk kategori sangat rendah adalah 0%. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki minat menjadi

guru akuntansi yang tinggi.

B.

Analisis Data

1.

Uji Prasyarat Analisis

a.

Uji Normalitas

Untuk menguji hipotesis diperlukan persyaratan, yaitu data

yang dikorelasikan berdistribusi normal. Oleh karena itu pada bagian

ini dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data variabel

prestasi belajar dan pengalaman PPL 2 terhadap minat menjadi guru

[image:88.595.98.509.223.729.2]

akuntansi berdistribusi normal.

Tabel 5.5

Hasil Pengujian Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N

52

Normal Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

4.50829213

Most Extreme

Differences

Absolute

.054

Positive

.054

Negative

-.052

Kolmogorov-Smirnov Z

.392

Asymp. Sig. (2-tailed)

.998

(89)

Tabel di atas menunjukan bahwa nilai probabilitas

b.

Uji Asumsi Klasik

(Asymp.

Sig) adalah 0,998. Oleh karena nilai probabilitas variabel prestasi

belajar, pengalaman PPL 2 dan variabel minat menjadi guru

akuntansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

variabel prestasi belajar, pengalaman PPL 2 dan variabel minat

menjadi guru akuntansi berdistribusi normal.

Dalam regresi berganda terdapat beberapa asumsi klasik

yang harus dipenuhi, agar dapat menghasilkan estimator linier yang

akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Asumsi-asumsi

dasar tersebut dikenal sebagai asumsi klasik (Hasan, 1999 : 268).

1)

Uji Multikolinearitas

Hasil perhitungan uji multikoliniearitas dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16 adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan analisis

collinearity statistics

untuk

variabel prestasi belajar didapat besar

tolerance

0,893. Hal ini

Coefficients

a

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

38.057

7.725

4.926

.000

PRETASI

.391

1.351

.041

.289

.774

.893

1.120

[image:89.595.60.564.247.674.2]
(90)

berarti

(koefisien determinasi) adalah 1- 0,893 = 0,107, yang

berarti pula bahwa 10,7 % variabilitas prestasi belajar bisa

dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang lain, sedangkan

VIF (

Variance Inflation Factor

) untuk variabel prestasi belajar

diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:

VIF = 1/TOLERANCE, maka

VIF = 1/0,893 = 1,120

Karena VIF kurang dari 5, dapat dikatakan bahwa

variabel prestasi belajar tidak mempunyai persoalan dengan

variabel bebas lainnya, atau dengan kata tidak terjadi

multikolinieritas.

Berdasarkan analisis

collinearity statistics

untuk

variabel pengalaman PPL 2 didapat besar

tolerance

0,893. Hal

ini berarti

(koefisien determinasi) adalah 1- 0,893 = 0,107,

yang berarti pula bahwa 10,7 % variabilitas pengalaman PPL 2

bisa dijelaskan oleh prediktor (variabel bebas) yang lain,

sedangkan VIF (

Variance Inflation Factor

) untuk variabel

pengalaman PPL 2 diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:

VIF = 1/TOLERANCE,

Gambar

Kisi-kisi Kuesioner Penelitian Variabel Pengalaman Tabel 3.1 PPL 2 dan Minat menjadi Guru
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Pengalaman PPL 2
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Minat menjadi Guru Akuntansi
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai jenis jenis teknologi yang terkait dengan kelainan pada sistem gerak.  Memberikan evaluasi dalam bentuk

Universitas

Penelitian ini menggunakan 30 ekor cacing Ascaris suum untuk setiap kelompok dan direndam dalam larutan kontrol NaCl 0.9%, larutan piperazine sitrat 20%, serta infusa akar

Hal ini menunjukkan bahwa variabel earnings , asset growth dan operating cash flow secara simultan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap stock return

AOSORPSI ATOM SILIXON PADA PERMUKAAN GRAFENA OENGAN METODEAM 1 MENGGUNAKAN. PA(ET

[r]

Sistiserkosis dapat terjadi pada berbagai organ dan gejala yang timbul tergantung. dari lokasi sistiserkus

herea jual dd lulah Peodapa. re.jadiDya xeqarrsh&amp;