• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen KKNI booklet kkni i

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dokumen KKNI booklet kkni i"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Kajian tentang implikasi dan strategi implementasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dilakukan untuk menyiapkan kerangka pengembangan sistem pendidikan tinggi setelah KKNI secara resmi diberlakukan.

Kajian ini dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal - Kementerian Pendidikan Nasional dan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Keberhasilan mengembangkan KKNI merupakan salah satu hasil signifikan dari program "Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja" sebagai kegiatan lintas Kementerian antara Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

'Booklet' ini menjelaskan secara singkat kajian mengenai substansi, dan strategi implementasi KKNI sebagai tahap awal pemanfaatan KKNI. Sebagai sebuah rujukan, maka substansi KKNI akan terus dikembangkan selaras dengan perkembangan mutu pendidikan dan ketenagakerjaan nasional maupun internasional. Para pembaca serta pihak-pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memahami dasar pemikiran yang tercakup didalam KKNI dan mengimplementasikannya dalam lingkungan masing-masing.

Djoko Santoso

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

(4)

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi dan kompetensi tenaga kerja Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di berbagai sektor pekerjaan.

KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional serta sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran (learning outcomes) nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumberdaya manusia nasional yang bermutu dan produktif.

(5)

KKNI dengan level-9 sebagai jenjang tertinggi tidak serta-merta berarti bahwa jenjang tersebut lebih tinggi dari jenjang kualifikasi yang berlaku di Eropa (8 level) dan Hongkong (7 level) atau sebaliknya lebih rendah dari jenjang kualifikasi yang berlaku di Selandia Baru (10 level). Hal ini lebih tepat dimaknai bahwa jenis kualifikasi pada KKNI dirancang sedemikian sehingga kualifikasi pada setiap level bersesuaian antara mutu lulusan perguruan tinggi dan kebutuhan pengguna lulusan, kultur pendidikan dan pelatihan serta jenis dan sifat pendidikan tinggi yang berlaku di Indonesia.

KKNI juga diposisikan sebagai penyetara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal dengan kompetensi kerja yang dicapai melalui pelatihan diluar ranah KEMDIKNAS, pengalaman kerja atau jenjang karir ditempat kerja. Secara skematik pencapaian setiap jenjang atau peningkatan ke jenjang yang lebih tinggi pada KKNI dapat dilakukan melalui empat tapak jalan (pathways) atau kombinasi dari keempatnya. Tapak jalan tersebut (Gambar 1), terdiri dari tapak jalan pendidikan formal, pengembangan profesi, peningkatan karir di industri/dunia kerja serta tapak jalan berupa akumulasi pengalaman individual.

Dengan pendekatan tersebut maka KKNI dapat dijadikan rujukan oleh semua pemangku kepentingan yang terkait dan peduli terhadap pengembangan sumberdaya manusia baik di lingkungan kerjanya masing-masing, di masyarakat luas atau setiap individu dalam merencanakan pengembangan karirnya. Selanjutnya, sektor pendidikan formal di tingkat pendidikan tinggi, dapat menggunakan KKNI sebagai rujukan untuk merencanakan sistem pembelajaran yang akan diselenggarakan sedemikian sehingga kemampuan lulusannya sesuai dengan kualifikasi salah satu jenjang KKNI dan setara dengan jenjang karir di dunia kerja.

(6)

KKNI memiliki kedudukan formal yuridis dalam bentuk Peraturan Presiden, sebagai penjabaran dari peraturan-peraturan yuridis formal yang lebih tinggi yang tercakup di dalam UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 13 / 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan PP No. 31 / 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, serta peraturan perundangan lain yang terkait dengan aspek-aspek mutu, sertifikasi, kualifikasi ketenagakerjaan yang diterbitkan oleh kementerian atau lembaga berwenang lainnya.

KKNI juga disusun sebagai respons dari ratifikasi yang dilakukan Indonesia pada tanggal 16 Desember 1983 dan diperbaharui tanggal 30 Januari 2008 terhadap konvensi UNESCO tentang pengakuan pendidikan diploma dan pedidikan tinggi (the International Convention on the Recognition of Studies, Diplomas and Degrees in Higher Education in Asia and the Pasific). Konvensi tersebut telah disahkan dengan Peraturan Presiden nomor 103 tahun 2007 (16 November 2007).

KKNI dimaksudkan sebagai pedoman untuk:

a. menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja;

b. menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja;

c. menyetarakan kualifikasi di antara capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja;

d. mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi sumberdaya manusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia.

1. Meningkatnya kuantitas sumberdaya manusia Indonesia yang bermutu dan berdaya saing internasional agar dapat menjamin terjadinya peningkatan aksesibilitas sumberdaya manusia Indonesia ke pasar kerja nasional dan internasional;

2. Meningkatnya kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal atau pengalaman kerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional;

3. Meningkatnya mobilitas akademik untuk meningkatkan saling pengertian dan solidaritas dan kerjasama pendidikan tinggi antar negara di dunia;

(7)

Dalam era globalisasi saat ini, pergerakan tenaga kerja antar negara akan semakin mengalir sehingga tuntutan terhadap pengelolaan serta peningkatan mutu tenaga kerja nasional serta kesetaraan kualifikasinya dengan tenaga kerja asing akan menjadi salah satu tantangan terbesar bagi pengembangan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa KKNI harus mampu menjadi rujukan penataan tenaga kerja Indonesia di berbagai sektor kegiatan perekonomian formal maupun informal dengan menetapkan jenjang kualifikasi yang jelas serta serta kesetaraannya dengan kualifikasi negara-negara lain di dunia. (Gambar 2)

(8)

Memahami luasnya cakupan permasalahan, banyaknya pihak-pihak yang berkepentingan serta hubungan internasional antar negara yang harus secara paralel ditangani selama pengembangan dan implementasi KKNI, maka diperlukan pembentukan badan di tingkat nasional yang mampu melakukan penataan dan pengelolaan program-program berkaitan dengan KKNI. Dalam hal ini, diusulkan pembentukan Badan Kualifikasi Nasional Indonesia (BKNI) yang secara umum bertanggung jawab dalam keberhasilan implementasi KKNI di Indonesia.

BKNI berperan internal sebagai penjaminan keberlangsungan dan pengembangan sistem KKNI, sedangkan eksternal dalam koordinasi dan pengembangan mekanisme implementasi KKNI dengan institusi, lembaga, ataupun pihak lain yang terkait dan relevan dalam penyelenggaraan KKNI.

Untuk dapat melakukan tugas itu, BKNI perlu mempunyai kewenangan sebagai lembaga yang memberikan masukan, konsultasi, pembimbingan/pendampingan, mendorong dan memfasilitasi terjadinya proses penerapan KKNI secara benar. Secara internal, BKNI secara berkala meninjau perangkat KKNI seperti peraturan, diskriptor, panduan, mekanisme sosialisasi, dokumen standar implementasi dan aspek pendukung lainya, dan melakukan penyesuaian, pengubahan, pengembangan, ataupun langkah-langkah penjaminan mutu yang menjadikan KKNI selalu sesuai pada kebutuhan maupun fungsi terbaru.

Kemitraan antara BKNI dengan BAN (Badan Akreditasi Nasional), BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan), BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi), maupun asosiasi profesi, selayaknya mampu membangun koordinasi yang simbiotik mutualistis.

Seyogyanya KKNI menjadi basis pengembangan dan penyusunan Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan Standar Kompetensi Profesi, yang dapat dirujuk lebih lanjut oleh BAN, LSP, LSK, LAM.

(9)

Di KEMDIKNAS terdapat empat (4) Implikasi utama dari diberlakukannya KKNI yaitu (1) penyetaraan capaian pembelajaran pendidikan formal dengan kualifikasi yang dinyatakan pada berbagai jenjang KKNI; (2) Pengakuan Pembelajaran Lampau (PPL); (3) pengaturan akses untuk pendidikan yang berbeda jenis; dan (4) Penjaminan Mutu.

(10)

PPL adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang dilakukan secara otodidak dari pengalaman hidupnya, atau pendidikan nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal. PPL dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi setiap individu untuk menempuh jalur pendidikan dalam rangka memenuhi amanat UU Sistem Pendidikan Nasional tentang pembelajaran sepanjang hayat. Strategi implementasi PPL berlandaskan filosofis bahwa pengakuan terhadap keberhasilan seseorang yang disetarakan dengan capaian pembelajaran pendidikan formal diberikan secara berjenjang dan dijalurnya (Gambar 5), pengakuan harus berdasarkan proses yang benar dan teruji, serta dilakukan oleh lembaga yang kredibel.

Kebijakan perpindahan antar jenis pendidikan tinggi dimasa yang akan datang diharapkan untuk memfasilitasi peserta didik agar dapat memiliki kesempatan menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka pembelajaran sepanjang hayat. Perpindahan antar jenis pendidikan tersebut diperlihatkan pada skema sebagai berikut:

(11)

Sistem penjaminan mutu kerangka kualifikasi serta proses penilaian kesetaraan kualifikasi harus memenuhi aspek perbaikan mutu berkesinambungan yang bermuara pada peningkatan kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri. Sistem ini juga wajib memenuhi kriteria efisiensi dan mempertimbangkan berbagai kepentingan. Dengan adanya KKNI, BSNP akan mengadopsi deskripsi masing-masing jenjang kualifikasi sebagai rujukan dalam menyusun Standar Pendidikan Nasional. Selanjutnya sistem penjaminan mutu internal di institusi penyelenggara pendidikan melakukan proses penjaminan mutu terhadap kualifikasi capaian pembelajaran dari lulusan yang dihasilkan. BAN sebagai badan eksternal penjaminan mutu tidak hanya melakukan assesment pada input dan proses pendidikan, tetapi menekankan pula pada assesment terhadap capaian pembelajaran merujuk deskriptor KKNI (lihat Gambar 7).

"No person was ever honored for what he received. Honor has been the reward for what he gave." (Calvin Coolidge)

1. Yth. Menteri Pendidikan Nasional, Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Kepala Penelitian dan Pengembangan KEMENDIKNAS, Dirjen PNFI, Dirjen Manajemen DIKDASMEN, SesDitJen DIKTI, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktur Kelembagaan dan Kerja Sama, Direktur Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktur Pengembangan SMK, Direktur Bina Kursus dan Kelembagaan, Ketua dan Sekretaris DPT - Kementerian Pendidikan Nasional dan Direktur Bina Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi atas kebijakan dan arahan yang diberikan. 2. Pimpinan dan staf Biro Hukum dan Humas Kementerian Pendidikan

Nasional atas pandangan-pandangan kepakaran di bidang hukum.

3. Staf Ahli Mendiknas: Prof. Ir. Abdullah Alkaff, MSc dan Tim Ahli Penyelarasan Pendidikan dan Dunia Kerja atas pemikiran yang diberikan. 4. Para Kasubdit, Kasi, dan Staf di lingkungan Direktorat Pembelajaran dan

Kemahasiswaan (dahulu Direktorat Akademik) Ditjen DIKTI yang telah memberikan masukan berharga sekaligus memfasilitasi tim dalam bekerja. 5. Tim Pengkaji dan Pengembang Konsep KKNI

Illah Saillah (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Ketua); Megawati Santoso (Koordinator Tim); I.B. Ardhana Putra, M.K. Tadjudin, S.P. Mursid, Endrotomo, Ahmad Rifandi (Tim Pengembang Konsep dan Strategi KKNI); Nursamsiah A. Moenandar, Endang Herawati, Evawany Dharnita Chandra, R. Retno Sunarni, Ridwan R. Tutupoho, Hasmi Musa, Afriyudianto (Tim Analisis Implikasi KKNI di Lingkungan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan); Ludfi Djajanto, Apriliana L. Fitri, Sylvi Dewajani, Suminar S. Achmadi, A.M. Hermien Kusmayati, Lilik Soetiarso, Wayah S.W. (Tim Pengembang Deskriptor Bidang Ilmu) atas idealisme, komitmen, kerja keras dan kerjasama yang baik dalam penyusunan aspek-aspek KKNI sebagaimana dituangkan dalam 'booklet' ini.

(12)

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kajian implikasi dan strategi dari implementasi KKNI: 1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia 2. Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal

3. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

4. Direktorat Bina Instruktur dan Tenaga Kepelatihan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

5. Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan

6. Majelis Pengembangan dan Majelis Pendidikan Dewan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

7. Biro Hukum dan Organisasi, Kementerian Pendidikan Nasional 8. BPPSDM Kementerian Kesehatan

9. Badan Standar Nasional Pendidikan 10. Badan Nasional Sertifikasi Profesi 11. Badan Akreditasi Nasional

12. Kamar Dagang dan Industri Indonesia 13. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 14. Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta 15. Seluruh Kopertis Wilayah I - XII 16. Forum Rektor Indonesia 17. Forum Direktur Politeknik

18. Pimpinan Perguruan Tinggi Sebagai Responden Deskriptor KKNI Akademi Kebidanan Yogyakarta, Akademi Maritim Djadajat Jakarta, Akademi Maritim Yogyakarta, Akademi Sekretari dan Manajemen Marsudirini Santa Maria, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia,

(13)

19. Pimpinan Lembaga Sebagai Responden Deskriptor KKNI

Asosiasi Agroindustri Indonesia, Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia, Asosiasi Industri Kimia/AMC/ICMA, Asosiasi Institusi

Pendidikan Kebidanan Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia, Asosiasi Komponis Indonesia, Asosiasi Pematung Indonesia, Asosiasi Pendidikan Teknik Indonesia, Asosiasi Peternakan Indonesia, Asosiasi Televisi Komunitas Indonesia, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Kemkes, Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia, Health Professional Education Quality Project, Himpunan Desainer Interior Indonesia, Himpunan Psikologi Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Ikatan Arsitek Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Dokter Indonesia, Ikatan Notaris Indonesia, Jakarta Lawyers Club, Konsil Kedokteran Gigi, Konsil Kedokteran Indonesia, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional, Majelis Kolegium Kedokteran Gigi Indonesia, Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan (MP2KH), Masyarakat Karawitan Indonesia, Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia,

Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (Pengurus Besar PDHI), Perhimpunan Teknik Pertanian, Persaki / Kehutanan, Persatuan

Dokter Gigi Indonesia, Persatuan Guru Republik Indonesia, Persatuan Insinyur Indonesia, Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia, Persatuan Pedalangan Indonesia, Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Gizi Indonesia, Persatuan Ahli Gizi Indonesia.

20. Lembaga Peserta Proyek Pilot Program Penyelarasan Pendidikan Dengan Dunia Kerja :

(14)

Deskriptor pada KKNI terbagi atas dua bagian yaitu deskripsi umum yang mendeskripsikan karakter, kepribadian, sikap dalam berkarya, etika, moral dari setiap manusia Indonesia dan berlaku pada setiap jenjang; dan deskripsi spesifik yang mendeskripsikan cakupan keilmuan (science), pengetahuan (knowledge), pemahaman (know-how) dan keterampilan (skill) yang dikuasai seseorang bergantung pada jenjangnya. Deskripsi spesifik terdiri dari empat unsur utama yaitu (a) keterampilan dalam menyelesaikan pekerjaan atau kompetensi (b) cakupan keilmuan/ pengetahuan yang dikuasai, (c) metoda dan tingkat kemampuan dalam mengaplikasikan keilmuan/pengetahuan yang telah dikuasai tersebut, serta (d) kemampuan manajerial. Dalam hal ini KKNI memberikan pengakuan yang setara dan proposional terhadap ke-empat unsur tersebut dalam menetapkan setiap jenjang kualifikasi dari level-1 sampai level-9.

Deskripsi Umum

Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakup proses yang membangun karakter dan kepribadian manusia Indonesia sebagai berikut :

1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya

3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air serta mendukung perdamaian dunia

4. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya

5. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain

6. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.

1. Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturan dan proses yang telah ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan dan tanggung jawab atasannya.

Memiliki pengetahuan faktual.

Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

2. Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.

Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.

3. Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.

Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan metode yang sesuai.

Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dengan baik dalam lingkup kerjanya.

(15)

4. Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya.

Mampu bekerjasama dan melakukan komunikasi dengan baik, menyusun laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.

5. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. Memiliki kemampuan mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

6. Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya, dan mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi.

Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

7. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner . Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

8. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.

Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

9. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, atau transdisipliner

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh data tidak lengkap terhadap akurasi classifier yang dihasilkan menggunakan algoritma klasifikasi VFI5..

Oleh karena kondisi tersebut, tujuan kajian ini yaitu mengetahui karakteristik pengendara sepeda berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan karakteristik perjalanan,

pengunduran diri karyawan dapat dilihat pada grafik berikut.. parsial berpengaruh signifikan terhadap pengunduran diri karyawan di PT. Hyundai Mobil Indonesia Cabang Bandung.

selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan Obligasi, tidak termasuk bunga berjalan. selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga

jawab atas terjadinya kecelakaan lalu lintas jalan. Kecelakaan yang telah berakibat kepada kerugian pengguna jalan merupakan dampak dari ketersediaan sarana dan

Anda akan memberikan HP akses ke produk yang dicakup oleh dukungan; dan jika dimungkinkan, ruang kerja yang memadai dan fasilitas pada jarak sewajarnya dari produk;

Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian terkait dengan masalah yang ditemukan di atas, Maka pada kesempatan ini penulis ingin melakukan suatu penelitian dengan

1) Lighting Arrester (LA), yaitu peralatan yang berfungsi untuk melindungi Transformator dari surja tegangan lebih abnormal yang bersifat kejutan impuls seperti surja