• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Resource Center Sukapura Kota Bandung Dalam Mengoptimalkan Layanan Pendidikan Inklusif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Resource Center Sukapura Kota Bandung Dalam Mengoptimalkan Layanan Pendidikan Inklusif"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG

DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF

ARTIKEL

Disusun untuk Memebuhi Salah Satu Syarat

Mengikuti Symposium GTK Tingkat Nasional Tahun 2016

Oleh :

Gunansyah Priyatna

priyatnagunansyah@gmail.com Guru SLB-C Sukapura Kota Bandung

SLB-C SUKAPURA

RESOURCE CENTER PENDIDIKAN INKLUSIF

(2)

PERANAN RESOURCE CENTER SUKAPURA KOTA BANDUNG

DALAM MENGOPTIMALKAN LAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF

Oleh : Gunansyah Priyatna

Guru SLB-C Sukapura Kota Bandung

1. Pengantar

Tidak ada seorang pun yang ingin dilahirkan dalam keadaan

menyandang kelainan maupun berkelainan setelah dilahirkan. Tapi dalam

kenyataan dalam kehidupan banyak anak yang menyandang kelainan baik

saat dilahirkan maupun setelah diahirkan. Itu adalah merupakan takdir

yang tidak dapat dihindarkan .

Dalam kenyataan banyak orang tua dan masyarakat yang tidak

atau kurang menerima keberadaan anaknya yang berkebutuhan khusus,

sehingga anak berkebuthan khusus tidak diperlakukan dengan baik.

Anak berkebutuhan khusus merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dengan pada umumnya. Mereka memiliki hak dan kewajiban yang Sama

dengan anak-anak yang normal termasuk dalam pendidikan. Mereka juga

memiliki kebutuhan yang sama dengan anak-anak lainnya baik kebutuhan

sandang, pangan papan, kasih sayang dan dan dalam mendapat layanan

pendidikan.

Apabila pada zaman dulu peserta didik berkebutuhan khusus

(PDBK) diberikan pendidikan yang terpisah dengan anak pada umumnya.

Maka paradigma yang berkembang pada saat ini yaitu PDBK dapat

memperoleh pendidikan bersama dengan anak pada umumnya atau disebut

dengan pendidikan inklusif.

Dengan adanya pendidikan inklusif maka diharapkan PDBK

dapat memperoleh pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan

(3)

Berdasarkan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 70

Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang memiliki

kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

Dalam pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut di atas

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah

sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada

semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi

kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau

pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan

peserta didik pada umumnya. Serta diberi kesempatan untuk memperoleh

pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Mengingat pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara

pemerintah, sekolah dan masyarakat termasuk orang tua, maka

konsekuensi dari penerapan pendidikan inklusif ini, semua pihak harus

ikut terlibat didalamnya.

Adapun yang ikut menentukan keberhasilan pendidikan inklusif adalah

orang tua siswa , Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI),,

Resource Center (RC) sebagai support system pendidikan inklusif , dan

dukungan dari Dinas Pendidikan Kota Kabupaten , Dinas Pendidikan

Provinsi maupun Pemerintah Pusat dalam halini Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Dalam kenyataannya pelaksanaan pendidikan inklusif masih banyak

mengalami berbagai permasalahan, yang berkaitan dengan sikap orang tua

.Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif (SPPI maupun Resource

Center (RC).

Pusat sumber atau resource center merupakan lembaga khusus

yang dibentuk dalam rangka pengembangan pendidikan

khusus/pendidikan inklusif yang dapat dimanfaatkan oleh semua anak,

khususnya anak berkebutuhan khusus, orang tua, keluarga, sekolah umum,

sekolah luar biasa, masyarakat, pemerintah, serta pihak lain yang

(4)

melatih berbagai keterampilan, serta memperoleh berbagai pengetahuan

yang berhubungan dengan pendidikan berkebutuhan khusus/pendidikan

inklusif.

Resource Center Sukapura adalah salah satu dari sekolah di kota Bandung

yang ditunjuk sebagai RC oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat di

samping RC yang lain yaitu RC Bandung (SLBN A Kota Bandung) dan

RC Cicendo (SLBN B Cicendo Kota Bandung.

Dalam artikel ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

dihadapi, dan upaya yang telah, sedang dan akan dilaksanakan oleh RC

Sukapura dalam mendukung optimalisasi pendidikan inklusif di Kota

Bandung.

2. Masalah

Untuk mencapai suatu harapan tidak semudah membalikkan tangan ,

banyak permasalahan yang haru dihadapi, demikian juga dengan yang

dihadapi oleh RC Sukapura dalam mendukung implemantasi pendidikan

inklusif banyak mengalami permasalahan yang dihadapi diantaranya:

2.1 Masih banyak orang tua dan masyarakat yang belum mau

menerima sepenuhnya keadaan anaknya yang berkebutuhan khusus dan

memperlakukan anak berkebutuhan khusus dengan baik. Mereka ada yang

memperlakukan berlebihan over protektif dan ada juga yang membiarkan

anak yang berkebutuhan khusus berkeliaran.

Hal ini pengalaman membuktikan ketika suatu hari datang sepasang

suami istri dan seorang putrinya seorang anak autis menemui kami di

Sekolah Luar Biasa (SLB) C Sukapura Kota Bandung. mereka bermaksud

mendaftarkan putranya menjadi siswa di sekolah kami. Putrana berusia 17

tahun dan belum pernah disekolahkan. Ketika kami tanya mengapa

anaknya baru disekolahkan padahal tempat tinggalnya tidak jauh dari

SLB., secara implicit mereka menjawab belum menerima sepenuhnya

keberadaan putra mereka yang menyandang autis disamping itu mereka

(5)

menyayangi putrinya , saking sayang nya mereka memperlakukan

putrinya dengan sangat berlebihan, sampai makan, mandi, sampai cebok

pun diurus sama pembantunya. Sehingga anak itu tidak dapat mengurus

dirinya sendiri dan selalu tergantung pada keluarga dan pembantunya. Itu

adalah salah satu contoh kasus yang ditemukan dari sekian banyak temuan.

2.2 Masih banyak orang tua dan masyarakat yang belum memahami

cara memperlakukan anaknya yang berkebutuhan khusus dengan baik, hal

ini seperti yang pernah saya saksikan sendiri , beberapa tahun yang lalu

kami kedatangan seorang ibu yang merupakan salah satu orang tua siswa

kami penyandang tunagrahita sedang. Ibu itu meminta saya untuk datang

ke rumahnya karena anaknya yang penyandang tunagrahita itu sedang

disiksa oleh bapaknya dan ibunya tidak bisa mencegah suaminya yang

sedang marah, karena anak itu melempar kaca mobil yang lewat dengan

batu hingga pecah berantakkan. Dan saya pun pergi ke rumahnya ,benar

saja anak itu masih disiksa oleh bapaknya. Kemudian kami bawa anak itu

ke sekolah untuk diamankan, dan kami memberikan arahan kepada orang

tuanya agar tidak memperlakukan anaknya seperti itu.

Sebelum sekolah anak itu dalam kesehariannya sering diledek oleh

anak-anak lain yang normal maupun orang dewasa , sehingga anak-anak itu menjadi

pemarah dan suka mengamuk dengan melempar batu ke anak-anak yang

meledeknya. Masyarakat banyak yang menyebut anak itu gila karena

memang anak itu terlihat kotor, kumal dan kurang terurus. Bapaknya

seorang pemulung, ibunya seorang buruh cuci. Jadi anak itu kurang

terperhatikan, sehingga sering berkeliaran.

2.3 Masih banyak para kepala sekolah dan guru di sekolah reguler

yang belum memahami tentang anak berkebutuhan khusus dan

pendidikan inklusif. Hal ini dibuktikan ketika kami melakukan sosialisasi

tentang pentingnya memberikan layanan pendidikan bagi semua anak

termasuk anak berkebutuhan khusus di sekolah sekolah se kecamatan

(6)

pendidikan bagi ABK ,mereka khawatir melayani satu anak ABK anak

yang lain akan tidak terperhatikan.

2.4 Belum optimalnya layanan pendidikan di SPPI

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan Siswati (2012) di Kota Bandung tahun 2011 ditemukan bahwa 100% SPPI yang diteliti mengalami kesulitan dalam memberikan layanan pendidikan inklusif bagi PDBK. Kesulitan utama SPPI adalah SDM yang belum kompeten dalam menangani PDBK, sehingga SPPI membutuhkan dukungan agar dapat melayani kebutuhan PDBK terutama dalam layanan pembelajarannya. Hal ini sesuai penelitian Dadang Garnida (2009), yang menemukan bahwa “Dukungan yang paling diharapkan SPPI adalah dukungan yang berupa pendampingan dalam proses pembelajaran PDBK

Hal ini dibuktikan pengelaman langsung ketika ada orang tua siswa yang

memindahkan anak nya dari SPPI ke sekolah kami yaitu SLB-C Sukapura.

Orang tua siswa tersebut menjelaskan bahwa di SPPI anaknya kurang

terperhatikan , gurunya lebih banyak memperhatikan siswa yang normal,

sedangkan anaknya banyak dibiarkan. Disamping itu kami melihat sendiri

bahwa di SPPI masih banyak kekurangan guru yang berlatar pendidikan

S1 Pendidikan Khusus atau Pendidikan Luar Biasa, sehingga mereka

hanya ditangani oleh guru yang berlatar pendidikan Sarjana pendidikan

yang lain.

Disamping para guru di SPPI masih mengalami keterbatasan baik dari segi

pengetahuan pedagogis, didaktik serta media pembelajaran untuk ABK

yang ada di sekolah mereka.

3. Pembahasan dan solusi

Seseuai dengan peran dan fungsinya, RC Sukapura telah melaksanakan

berbagai kegiatan, termasuk dalam mengatasi permasalahan yang

(7)

3.1 Meningkatkan kesadaran orang tua dan masyarakat agar mau

menerima sepenuhnya keadaan anaknya yang berkebutuhan khusus dan

memperlakukan anak berkebutuhan khusus dengan baik , kami telah

melakukan beberapa kegiatan, diantaranya dengan mengadakan Sosialisasi

pentingnya pendidikan Inklusif, melalui kegiatan seminar, pameran dan

dialog Interaktif .

Pendidikan Inklusif bila dilaksanakan dengan baik sangat banyak

manfaatnya , seperti yang dijelaskan oleh Direktorat Pembinaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah , Kemendikbud (2012) 1. Manfaat Pendidikan Inklusif

a. Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik

1) Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus

Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik berkebutuhan khusus adalah memiliki rasa percaya diri dan memiliki kesempatan menyesuaikan diri serta memiliki kesiapan dalam menghadapi kehidupan yang nyata pada lingkungan pada umumnya. Peserta didik berkebutuhan khusus terhindar dari label atau sebutan yang tidak baik, memahami pelajaran di sekolah dengan lebih baik dan mampu. Peserta didik berkebutuhan khusus akan lebih mandiri, dapat beradaptasi, aktif, dan dapat menghargai perbedaan, serta memperoleh kesempatan bersosialisasi dan berbagi dengan anak-anak pada umumnya secara alamiah sehingga akan memberikan masukan yang sangat berarti dalam aspek kehidupannya.

2) Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik pada umumnya Manfaat pendidikan inklusif bagi peserta didik pada umumnya adalah dapat belajar mengenai keterbatasan dan kelebihan tertentu pada teman-temannya, mengetahui keterbatasan dan kelebihan serta keunikan temannya. Peserta didik pada umumnya akan tumbuh rasa kepedulian terhadap keterbatasan dan kelebihan peserta didik berkebutuhan khusus. Peserta didik pada umumnya akan dapat mengembangkan keterampilan sosial, berempati terhadap permasalahan peserta didik berkebutuhan khusus, dan membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus dan teman-teman peserta didik pada umumnya lainnya yang mendapagt kesulitan.

b. Manfaat pendidikan inklusif bagi guru

(8)

akan lebih kreatif dan terampil mengajar dan mendidik, lebih mengenali peta kekuatan dan kelemahan peserta didiknya. Guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam bidang pendidikan khusus. Guru lebih terbuka terhadap perbedaan atau keberagaman peserta didik, mampu mendidik peserta didik yang lebih beragam, lebih terbiasa dan terlatih untuk mengatasi berbagai tantangan pembelajaran, sehingga guru mendapat kepuasan dalam bekerja dan pencapaian prestasi yang lebih tinggi.

c. Manfaat pendidikan inklusif bagi orang tua

Manfaat pendidikan inklusif bagi orang tua adalah merasa dihargai atau dapat meningkatkan penghargaan terhadap anak. Orang tua merasa senang ketika anaknya dapat bersosialisasi dengan baik tanpa ada diskriminasi dan akan lebih memahami cara memotivasi peningkatan belajar anaknya yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya. Orang tua mengetahui cara membimbing anaknya dengan lebih baik lagi, dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan dalam kegiatan belajar anaknya serta mendapat kesempatan untuk sharing dengan pihak sekolah dan stakeholder lainnya dalam merencanakan pembelajaran untuk anaknya yang disesuaikan dengan kebutuhan khususnya, kekuatannya, kelemahannya, permasalahan dan hambatan lainnya, serta senang ketika anaknya memiliki keterampilan sosial yang baik.

d. Manfaat pendidikan inklusif bagi pemerintah dan pemerintah daerah

Manfaat pendidikan inklusif bagi pemerintah dan pemerintah daerah adalah kebijakan pendidikan terlaksana berlandaskan pada azas demokrasi, berkeadilan dan tanpa diskriminasi karena dapat melaksanakan amanat Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri serta kebijakan-kebijakan sebagai manfestasi keinginan atau harapan Warga Negara Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga akan adanya nilai tambah kepercayaan warga negara/masyarakat kepada pemerintah, pemerintah daerah dan sekolah khususnya dalam bidang pendidikan. Termasuk juga kepercayaan dunia (internasional) kepada pemerintah dan pemerintah daerah karena sungguh-sungguh dalam merealisasikan komitmen-komitmen internasional berkenaan dengan pendidikan untuk semua (Educational for All) sehingga akan tumbuh nilai positif di mata dunia/internasional. Manfaat lainnya yaitu dapat mempercepat/akselerasi tuntasnya wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Peserta didik mendapatkan hak pendidikan yang sama dan mendapatkan pendidikan yang lebih luas.

e. Manfaat pendidikan inklusif bagi masyarakat

(9)

peserta didik pada umumnya. Masyarakat dapat menyumbangkan pemikiran, ide atau gagasan untuk mengembangkan pendidikan yang lebih baik lagi dengan lebih terbuka dan penuh kesadaran. f. Manfaat pendidikan inklusif bagi sekolah

Manfaat pendidikan inklusif bagi sekolah yaitu pencitraan sekolah meningkat, sekolah lebih terbuka, ramah dan tidak mendiskriminasi. Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif bagi semua peserta didik. Sekolah dapat meningkatkan akses bagi semua peserta didik untuk mendapat layanan pendidikan yang baik. Pendidikan tidak diskriminatif. Pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student/child centre). Kegiatan pembelajaran dapat mengakomodasi kebutuhan peserta didik. Perilaku guru dapat membuat peserta didik senang belajar. Lingkungan sekolah dan kelas ramah terhadap peserta didik. Pembelajaran berbasis gaya belajar (learning style) peserta didik. Pembelajaran dilaksanakan dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), dan pembelajaran menghargai keberagaman.

Dalam hal ini RC Sukapura telah melakukan kegiatan dialog interaktif ,

dan seminar tentang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus.

3.2 Agar para kepala sekolah dan guru di sekolah reguler mau menerima

anak berkebutuhan khusus menjadi siswanya, kami telah mengadakan

mengadakan sosialisasi tentang pendidikan inklusif melalui lokakarya, dan

kunjungan rutin ke sekolah sekolah reguler di lingkungan RC Sukapura

baik SD, SMP maupun SMA.

Dari kegiatan tersebut dapat terjalin hubungan yang baik dengan

sekolah-sekolah dan banyak kepala sekolah-sekolah yang berkonsultasi ke RC tentang

pendidikan PDBK.

Apabila mereka tidak dapat memberikan layanan pendidikan bagi PDBK

ada diantaranya merekomendasikan pada orang tua siswa untuk bersekolah

di SLB-C Sukapura.

3.3 Belum optimalnya layanan pendidikan di Sekolah Penyelenggara

(10)

Dari hasil pra penelitian yang dilakukan Siswati (2012) di Kota Bandung

tahun 2011 ditemukan bahwa 100% SPPI yang diteliti mengalami

kesulitan dalam memberikan layanan pendidikan inklusif bagi PDBK.

Kesulitan utama SPPI adalah SDM yang belum kompeten dalam

menangani PDBK, sehingga SPPI membutuhkan dukungan agar dapat

melayani kebutuhan PDBK terutama dalam layanan pembelajarannya. Hal

ini sesuai penelitian Dadang Garnida (2009), yang menemukan bahwa “Dukungan yang paling diharapkan SPPI adalah dukungan yang berupa pendampingan dalam proses pembelajaran PDBK. Berdasarkan hal

tersebut maka keberhasilan pelaksanaan pendidikan inkusif di SPPI

khususnya dalam praktek melayani PDBK sangat membutuhkan adanya

sistem dukungan.

Untuk mengoftimalkan layanan pendidikan di Sekolah Penyelenggara

Pendidikan Inklusi , RC Sukapura sesuai dengan peran dan fungsinya telah

melakukan berbagai kegiatan diantaranya Membuat program bersama

dengan RC Bandung dan RC Cicendo melalui kegiatan Lokakarya dan

pertemuan rutin. Mengadakan kunjungan ruitin ke SPPI, memberikan

layanan konsultasi bagi SPPI.

3.4 Mengoptimalkan dukungan RC terhadap pendidikan inklusif

khususnya dalam membantu SPPI.

Peran dan fungsi RC ini sangat penting. Untuk mendukung

keberhasilan implementasi pendidikan inklusif, SLB yang ada sekarang ini

perlu diberdayakan agar memiliki tugas dan fungsi yang lebih luas, yaitu

sebagai RC bagi SPPI di wilayah terdekat. Pentingnya RC dalam

implementasi pendidikan inklusif, juga dilandasi oleh kondisi empiric saat

ini bahwa implementasi pendidikan inklusif cenderung belum optimal. Hal

ini sesuai dengan hasil survey yang dilakukan Garnida (2009),

menemukan bahwa “…sistem dukungan penyelenggaraan pendidikan

(11)

Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan

Khusus (2014:7), peran RC dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif

adalah sebagai berikut :

1. Berinisiatif dan aktif melaksanakan mensosialisasikan pendidikan inklusif dengan memberikan informasi dengan berbagai media.

2. Memberikan dukungan (support) kepada sekolah-sekolah (sekolah penyelenggara pendidikan inklusif) dalam pelaksanaan pendidikan inklusif.

3. Sebagai pusat informasi dan inovasi di bidang Pendidikan khusus dan Pendidikan Inklusif.

4. Sebagai homebase Guru Pendidikan Khusus (Itinerant Teacher).

5. Sebagai koordinator dalam pelayanan pendidikan inklusif. 6. Berkolaboratif/ membangun jejaring dengan pihak lain dalam

upaya meningkatkan implementasi pendidikan inklusif.

Sedangkan fungsi RC dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif

dalam Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

(2014:7), adalah sebagai berikut :

Memberikan informasi/penerangan kepada sekolah-sekolah (sekolah

penyelenggara pendidikan inklusif) mengenai pendidikan inklusif,

1. Menyediakan bantuan asesmen yang rutin terhadap peserta didik berkebutuhan khusus,

2. Memberikan layanan dan bimbingan kependidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus, menjadi konsultan bagi semua pihak yang menpunyai informasi, layanan, bimbingan, dan penanganan khusus,

3. Mengadakan kerjasama dengan Dinas/Instansi/LSM dalam upaya implementasi pendidikan inklusif,

4. Melakukan inovasi di bidang Pendidikan Khusus dan Pendidikan Inklusif, melakukan penelitian dan pengembangan kurikulum, strategi dan metode pembelajaran serta alat atau media pembelajaran,

5. Merencanakan dan menyelenggarakan pelatihan bagi guru sekolah reguler dan orang tua serta pihak lain yang membutuhkan pelatihan mengenai pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus.

(12)

Sedangkan fungsi dan tugas RC menurut Amuda (2009:49) yaitu:

1. Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus atau memanfaatkan hasil penjaringan terutama asesmen anak untuk merencanakan pelayanan kepada berbagai pihak terkait.

2. Melaksanakan pelatihan untuk persiapan pelaksanaan pendidikan inklusif 3. Penelitian dan penelaahan tentang kurikulum yang disesuaikan dengan

kebutuhan anak.

4. Penelitian dan pengembangan metoda dan strategi mengajar yang adaptif pada setiap individu.

5. Merencanakan dan melaksanakan jejaring yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak.

6. Merencanakan dan melaksanakan lingkungan pendidikan yang ramah bagi setiap anak

7. Membuat berbagai alat bantu mengajar

8. Mengadakan advokasi yang terus menerus melalui berbagai media.

9. Melaksanakan kursus-kursus keahlian untuk guru-guru pembimbing khusus

10.Menyediakan dan mengatur penempatan Guru Pembimbing Khusus 11.Pelatihan vokasional dan penempatannya

Berdasarkan data hasil penjaringan RC Sukapura pada tahun 2014, jumlah

SPPI yang dilayani RC Sukapura yaitu 14 SPPI dengan jumlah total ABK

yang dilayani yaitu 389 anak. Dengan begitu banyaknya SPPI dan jumlah

ABK yang dilayani RC Sukapura, membuat RC Sukapura mengalami

permasalahan tersendiri karena adanya keterbatasan baik dari segi sarana

dan tenaga Guru Pembimbing Khusus.

Untuk itu kami berusaha dalam berbagai hal termasuk dalam hal

manajemen , mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

evaluasi komponen RC (manusia, kerjasama, tujuan bersama, peralatan,

lingkungan) dapat bekerjasama dengan baik. Sehingga RC dapat

memberikan pelayanan maksimal pada SPPI dan dapat mengoptimalkan

pelaksanaan pendidikan inklusif.

Disamping itu RC Sukapura telah bekerjasama dengan RC Bandung dan

RC Cicendo, Pokja Inklusif Kota Bandung, Dinas Pendidikan Kota

Bandung, RBM Kecamatan Kiaracondong, Save The Children dan

lembaga lain yang berkaitan melalui kegiatan, Lokakarya, seminar

(13)

4. Kesimpulan dan harapan

Simpulan:

Dari apa yang dipaparkan diatas tentang peranan Resource Center

Sukapura dalam mengoptimalkan layanan pendidikan inklusif, maka

dapat disimpulkan :

4.1 Sosialisasi melalui berbagai kegiatan maupun media kepada orangtua

dan masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus baik di SLB maupun di Sekolah Penyelenggara

Pendidikan Inklusif harus selalu dilakukan , karena masih kurangnya

pemahaman orangtua siswa dan masyarakat tentang masalah

pendidikan anak berkebutuhan

4.2 Sosialisasi pendidikan inklusif dan kerjasama dengan sekolah reguler

masih terus dilakukan karena masih banyak para kepala sekolah

reguler yang belum memahami pendidikan inklusif.

4.3 Dukungan terhadap Sekolah Sekolah Penyelenggara Pendidikan

Inklusif melalui berbagai kegiatan terus dilakukan , karena belum

optimalnya pelayanan pendidikan Sekolah Penyelenggara Pendidikan

Inklusif

4.4 Pembenahan manajemen Resource center Sukapura dan kerjasama

dengan berbagai pihak terkait akan terus dilakukan,hal ini disadari

karena belum optimal nya Resource center dalam memberikan

dukungan kepada Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Harapan:

Mengingat Pendidikan inklusif adalah sebuah paradigma pendidikan

yang humanis. sebuah falsafah pendidikan yang dapat mengakomodasi

semua anak sesuai dengan kebutuhannya, pendekatan pendidikan yang

berusaha menjangkau semua individu tanpa kecuali , Sistem

pendidikan yang terbuka bagi semua individu serta mengakomodasi

(14)

pendidikan yang menghargai perbedaan anak dan memberikan layanan

kepada setiap anak sesuai dengan kebutuhannya. pendidikan yang tidak

diskriminatif, Pendidikan yang memberikan layanan terhadap semua

anak tanpa memandang kondisi fisik, mental, intelektual, sosial, emosi,

ekonomi, jenis kelamin, suku, budaya, tempat tinggal, bahasa dan

sebagainya. Disini semua anak belajar bersama-sama, baik di

kelas/sekolah formal maupun nonformal yang berada di tempat

tinggalnya yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan

masing-masing anak.

Mudah-mudahan pendidikan inklusif dalam implementasinya

dilancarkan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak., sehingga

kondisi ideal tadi bukan hanya dalam impian saja , dan semua anak

dapat sama sama menikmati pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan yang ada pada tiap anak, pada gilirannya nanti semua anak

dapat berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.

5. Daftar Pustaka

Adriati. (2010). Peranan Resource Center dalam Menunjang Pendidikan Inklusif Ramah

Anak. Tesis PKKH UPI Bandung : tidak diterbitkan.

Amuda, H. (2005). Pedoman Resource Center. Bandung : Dinas Pendidikan Propinsi

Jawa Barat.

Amuda, H. (2005). Pedoman Resource Center Untuk Anak Berkesulitan Belajar.

Bandung : Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Amuda, H. (2005). Pedoman Resource Center Untuk Pendidikan Jasmani Adaptif.

Bandung : Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2012). Konsep dan

(15)

Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Pedoman

Pemberdayaan Pusat Sumber dalam Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif. Jakarta :

(16)
(17)

PHOTO KEGIATAN

RC SUKAPURA KOTA BANDUNG

SEBAGAI SUPPORT SYSTEM PENDIDIKAN INKLUSIF

Kantor RC Pameran

Dialog Interaktif dengan Orang Tua

Siswa ABK

Dialog Interaktif dengan Orang Tua

(18)

Lokakarya dengan Guru SD Sosialisasi ke Sekolah reguler

Kegiatan Lokakarya antar RC Kegiatan Lokakarya antar RC

(19)

Layanan Therapi Layanan Therapi

Seminar Audience Kadis Pendidikan Kota

Bandung

(20)
(21)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan membiasakan peserta didik menggunakan langkah-langkah kreatif dalam memecahkan masalah diharapkan ketika peserta didik dihadapkan dengan suatu pertanyaan, peserta

Jenis ini memiliki ukuran diameter 3-5 serta lebar volume tubuh 3-5 cm cangkang oval serta permukaan cangkang yang licin bewarna kuning keemasan (Gambar

Analisis uji coba modul dan CD pembelajaran oleh pengkaji materi, bahasa, dan media serta guru dan siswa baik skala kecil maupun besar untuk semua indikator

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk 1) meningkatkan aktivitas belajar siswa, 2) meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, 3) meningkatkan pemahaman konsep

Bila dikaitkan dengan perolehan etanol dari fermentasi hidrolisat I dan II menggunakan isolat Bekonang, maka rendahnya perolehan etanol kemungkinan diakibatkan oleh

Prosedur ini jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang didapatkan maka dapat dikatakan bahwa proses penggunaan barang milik daerah yang dilakukan Badan Pengelola Keuangan

Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan koordinasi dengan Asisten Manajer Administrasi dan Pengembangan SDM dalam penyelesaian masalah yang

Pada Gambar 4.18 memperlihatkan transfer rate upload servis Manager, karena proses yang sedang terjadi adalah upload maka proses yang terjadi adalah mengirim file