• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada

Hunian Sewa

Bunga Sakina(1), Hanson E. Kusuma(2)

(1)Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2)Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Abstrak

Keberadaan fasilitas hunian sewa seperti kost, rumah kontrak, asrama maupun apartemen yang se-makin menjamur, menjadi ladang investasi yang menjanjikan bagi para pengembang dan pebisnis. Infrastruktur di Indonesia yang tidak dipersiapkan untuk mengakomodasi fasilitas hunian sewa akan mempengaruhi kualitas dari hunian sewa tersebut. Hal ini secara tidak langsung juga akan dampak kepada tingkat kebetahan dari pengguna. Artikel penelitian ini memilih mahasiswa dari ber-bagai universitas yang ada di beberapa kota di Indonesia seber-bagai subjek penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui keinginan pindah dari mahasiswa lebih dipengaruhi faktor kepuasan terhadap hunian sewa atau lingkungan sekitar hunian sewa. Pengumpulan data dilakukan lewat metode survei online dalam bentuk kuesioner yang dibagikan secara bebas (non-random sampling). Data kemudian selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis mengungkapkan bahwa faktor tingkat kepuasan pada hunian sewa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kepuasan pada lingkungan sekitar hunian sewa. Hasil ini kemudian memunculkan adanya beberapa interpretasi.

Kata-kunci : hunian sewa, tingkat kebetahan, tingkat kepuasan, keinginan pindah, lingkungan sekitar

Pengantar

Saat ini, kebutuhan fasilitas hunian yang bersifat sewa seperti kost, rumah kontrak, asrama, dan apartemen sedang berkembang dengan pesat. Segmen pasar yang dibidik untuk bisnis ini beragam, salah satunya adalah dari kalangan mahasiswa. Mereka yang memilih tinggal di hunian sewa umumnya merupakan pendatang dan bertujuan untuk menetap sementara (temporer) dalam kurun waktu tertentu. Melihat fenomena ini, minat untuk investasi bisnis di bidang properti, khususnya hunian sewa, semakin tinggi. Namun, pada kenyataannya di kawasan hunian yang menjadi tempat pem-bangunan hunian sewa, umumnya infrastruktur dan fasilitasnya tidak dipersiapkan untuk mengakomodasi keberadaan hunian sewa. Di lain sisi, perencanaan dan perancangan huni-an sewa untuk mahasiswa sepertinya tidak di-dasarkan pada akumulasi pengetahuan yang

terstruktur, sehingga pada praktik di lapangan, proses pembangunan cenderung hanya ber-dasarkan tiru-meniru (mimesis) dan penalaran pemilik atau perencana/perancang. Akibatnya kualitas hunian sewa sangat beragam, dan mungkin sebagian memiliki kualitas (infrastuktur atau fasilitas) di bawah standar kenyamanan. Meskipun merasa tidak puas, mahasiswa tidak pindah, karena tidak ada pilihan.

Artikel ini membahas pengaruh dari kepuasan berhuni di hunian sewa, baik kost, rumah kon-trakan, asrama, ataupun apartemen, terhadap keinginan untuk pindah. Subjek penelitian di-fokuskan pada mahasiswa.

Bagi mahasiswa, hunian sewa dapat diartikan sebagai hunian yang seluruh atau sebagian dari unitnya disewakan oleh si pemilik kepada maha-siswa sebagai pihak pengguna atau konsumen (Nurdini, 2009).

(2)

Kepuasan berhuni atau housing satisfaction mengukur kepuasan secara meluas terhadap situasi hunian (McCray & Day, dalam Lee & Park, 2010). Menurut Galster (1987), housing satis-faction adalah suatu ukuran dari celah antara kebutuhan dan aspirasi (keadaan yang di-idamkan) penghuni terhadap keadaan hunian sebenarnya. Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan berhuni, yakni faktor individu (penghuni), atribut hunian, dan atribut lingkungan sekitar hunian (Toscano & Amestoy, 2007).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keinginan mahasiswa untuk pindah ataupun tidak pindah dari hunian sewa lebih karena dipengaruhi faktor kepuasan terhadap hunian sewa atau faktor lingkungan sekitar hunian sewa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat serta menjadi dasar bagi para pemilik, perencana, pengembang, ataupun investor hunian sewa untuk memper-hatikan setiap elemen dalam perancangan hunian sewa maupun lingkungan sekitar hunian sewa agar dapat mengakomodasi kebutuhan konsumen dengan baik. Kepuasan atau ketidak-puasan konsumen terhadap produk perumahan akan menjadi indikasi performa dari supplier, sebagai penyedia fasilitas dan performa dari desain hunian tersebut (Nurdini, 2011). Metode

Penelitian dilaksanakan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatori (Groat & Wang, 2002). Di dalam penelitian akan diungkapkan hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan dependen.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan lewat metode survei online dalam bentuk kuesioner yang dibagikan secara bebas (snowball-non-random- sampling) kepada mahasiswa dari berbagai universitas di beberapa kota di Indonesia, melalui media sosial, atau secara pribadi dikenal. Mahasiswa yang diminta untuk menjadi respon-den juga diminta untuk menyebarkan kuesioner online kepada teman-temannya yang lain.

Pertanyaan kuesioner online bersifat mix-method, disusun secara kualitatif maupun kuantitatif. Jawaban untuk pertanyaan kualitatif diarahkan lewat pertanyaan yang eksploratif dan disusun menggunakan metode open-ended, sedangkan jawaban untuk pertanyaan kuan-titatif diarahkan lewat pertanyaan yang disusun menggunakan metode semantic-differential (SD-method). Adapun pada pembahasan kali ini data yang digunakan adalah data numerik yang bersifat kuantitatif.

Kuesioner online mulai disebarkan pada hari Minggu, 5 Oktober 2014, dan berakhir pada hari Minggu, 12 Oktober 2014. Total responden yang mengisi kuesioner berjumlah 138 responden, 47 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 91 orang perempuan. Rata-rata usia responden sekitar 23 tahun. Jenjang pendidikan responden bervariasi dari program diploma hingga master. Namun secara garis besar responden merupakan mahasiswa dengan jenjang pendidikan sarjana (82 orang).

Seluruh reseponden merupakan mahasiswa yang tinggal di hunian sewa dari berbagai uni-versitas yang ada dibeberapa kota di Indonesia, yakni Yogyakarta (60 orang), Bandung (33 orang), Samarinda (26 orang), Surabaya (8 orang), Jakarta (6 orang), Malang (4 orang), dan Balikpapan (1 orang).

Mahasiswa diminta untuk mengevaluasi hunian sewa mereka saat ini beserta lingkungan sekitarnya, kemudian mengisi kuesioner yang disusun menggunakan metode semantic-dif-ferential (SD-method). Jawaban yang akan diberikan melalui metode ini merepresentasikan tingkatan kepuasan mahasiswa, baik terhadap hunian sewa maupun lingkungan sekitar hunian sewa, dalam bentuk skala. Setiap pertanyaan berskala 1 sampai dengan 5. Masing-masing kutub jawaban berupa kata sifat yang saling berlawanan, yakni sangat tidak puas sampai dengan sangat puas, dan sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Posisi kata yang bersifat positif selalu ditempatkan pada bagian kanan, sedangkan kata sifat negatif diletakkan pada bagian kiri. Hal ini dimaksudkan untuk me-mudahkan responden salam mengisi kuesioner.

(3)

Contoh pertanyaan dalam kuesioner online diperlihatkan pada tabel 1.

Tabel 1. Contoh pertanyaan berskala

semantic-differential (SD-method)

Lewat pertanyaan kuesioner tersebut akan diperoleh data numerik dari para responden yang selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif.

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi bivariat dan multivariat. Tingkat Kepuasan terhadap Hunian Sewa dan tingkat Kepuasan terhadap Ling-kungan di Sekitar LingLing-kungan Hunian Sewa merupakan variabel independen, sedangkan Keinginan untuk Pindah merupakan variabel dependen.

Analisis dan Interpretasi

Untuk mengetahui keinginan mahasiswa untuk pindah ataupun tidak pindah dari hunian sewa lebih karena dipengaruhi faktor kepuasan terhadap hunian sewa atau faktor lingkungan sekitar hunian sewa, maka dilakukan analisis regresi bivariat dan multivariat.

Hasil analisis regresi bivariat antara Keinginan Pindah dengan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa diperlihatkan pada diagram 1. Koefisien regresi antara Tingkat Kepuasan Hunian Sewa dan Keinginan Pindah -0,52, dengan nilai signifikansi <0,01. Hal ini menunjukkan jika tingkat kepuasan terhadap hunian sewa semakin tinggi, maka keinginan pindah semakin rendah. Hubungan kausal antara 2 variabel ini signifikan. Hasil analisis regresi bivariat antara tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa dan Keinginan Pindah diperlihatkan di diagram 2. Koefisien regresi antara Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa dan Keinginan

Pindah -0,33, dengan nilai signifikansi <0,01. Hal ini menunjukkan jika tingkat kepuasan terhadap lingkungan di sekitar hunian sewa semakin tinggi, maka keinginan pindah semakin rendah. Hubungan kausal antara 2 variabel ini signifikan.

Diagram 1. Regresi Bivariat antara Keinginan Pindah

dengan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa

Diagram 2. Regresi Bivariat antara Keinginan Pindah

dengan Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa

Hubungan kausal antara tingkat Kepuasan Hunian Sewa dan Keinginan Pindah (-0,53) lebih besar daripada hubungan kausal antara tingkat Sangat tidak puas 1 2 3 4 5 Sangat puas Sangat rendah 1 2 3 4 5 Sangat tinggi 1 2 3 4 5 K e in g in a n P in d a h 1 2 3 4 5

Tingkat Kepuasan Hunian Sew a

1 2 3 4 5 K e in g in a n P in d a h 1 2 3 4 5

Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sew a

(4)

Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa dan Keinginan Pindah (-0,33). Hal ini menunjukkan bahwa keinginan pindah lebih cenderung dipengaruhi oleh kepuasan terhadap hunian sewa dibandingkan dengan kepuasan terhadap lingkungan sekitar. Tetapi, untuk membanding-kan pengaruh antara 2 variabel independen terhadap variabel dependen, akan lebih efektif jika menggunakan analisis regresi multivariat dibandingkan dengan menggunakan analisis regresi bivariat.

Hasil analisis regresi multivariat antara tingkat Kepuasan Hunian Sewa, dan Kepuasan Ling-kungan Sekitar Hunian Sewa terhadap Keinginan Pindah diperlihatkan di tabel 2.

Tabel 2. Regresi Multivariat Keinginan Pindah

(Variabel Dependen) dan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa dan Lingkungan Sekitar (Variabel Independen)

Tingkat Kepuasan Hunian Sewa (-0,44) lebih mempengaruhi Keinginan Pindah dibandingkan dengan Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa (-0,12). Pengaruh tingkat Ke-puasan Hunian Sewa terhadap Keinginan Pindah signifikan (nilai signifikansi <0,05). Sedangkan pengaruh tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa tidak signifikan (nilai signifikansi >0,05).

Hasil dari analisis regresi bivariat maupun analisis regresi multivariat sama-sama me-nunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada hunian sewa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan lingkungan sekitar hunian sewa. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ha & Weber (1991). Ditemukan bahwa kualitas dari hunian lebih memiliki pengaruh terhadap kepuasan penghuni. Mengapa hunian memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kebetahan

daripada lingkungan sekitar? Pertanyaan ini membawa kepada beberapa interpretasi. Intensitas penggunaan untuk fasilitas hunian sewa cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas penggunaan fasilitas di ling-kungan sekitar. Dalam kesehariannya, selain berada di lingkungan kampus, mahasiswa cenderung lebih lama berada di dalam hunian sewa. Selain itu, hunain sewa sebagai tempat tinggal sementara bagi mahasiswa, merupakan tempat untuk melakukan kegiatan peme-nuhan kebutuhan dasar, seperti tidur, makan, mandi, mencuci baju, dll. Karena itu terdapat kecenderungan bahwa kepuasan terhadap hunian sewa memberikan pengaruh yang lebih besar. Guna memenuhi kebutuhan dasar tersebut maka fasilitas yang diberikan di hunian sewa juga harus mendukung, seperti yang ada pada beberapa komentar responden dalam hasil pengisian kuesioner dibawah ini.

“Kost-an di tempat saya didesain dengan sangat nyaman. Kamar-kamar kost ditata sedemikian rupa sehingga mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Selain itu fasilitas yang diberikan juga mendukung, yaitu selain terdapat dapur bersama, tempat cuci dan jemur bersama, kamar mandi dalam, diberikan cuci gratis 4 potong baju setiap hari, free nasi dan air putih...” (Mahasiswi)

“Fasilitas lengkap mulai dari internet, air panas, kamar mandi dalam...” (Mahasiswi)

“Kamarnya luas buat mengerjakan tugas dan aktifitas kerja...” (Mahasiswa)

Hunian sewa juga memberikan privasi di-bandingkan dengan lingkungan di sekitar hunian sewa. Mahasiswa dapat memiliki ruangnya sendiri dan dapat melakukan kegiatan pribadi yang lebih privat. Adanya ruang personal ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk mengekspresikan diri dan melakukan kegiatan yang disenangi seperti membaca buku, me-nonton televisi, dsb. Berikut beberapa komentar responden mengenai hal ini.

“ruangnya satu, dalam artian terpisah dan privasi antar sesama penghuni kostan cukup terjaga” (Mahasiswi)

Variabel

Independen Regresi Bobot Significant Value Tingkat Kepuasan

Hunian Sewa -0,44 0,0091 Tingkat Kepuasan

Lingkungan

(5)

“...aman, nyaman, privasi baik” (Mahasiswi) “...akses mudah, adanya privasi yang mencukupi” (Mahasiswa)

Dalam hunian sewa, mahasiswa memiliki kesem-patan untuk melakukan personalisasi agar dapat merasa nyaman tinggal di dalamnya. Omar, Endut & Saruwono (2010) berpendapat bahwa personalisasi adalah pendekatan untuk menciptakan perasaan “home”. Mahasiswa da-pat melakukan penyesuaian atau adjustment melalui proses penataan ruang ataupun atribut hunian sewa sehingga apa yang ditata tersebut cocok dengan kepribadian dirinya. Dengan adanya penyesuaian ini, maka mahasiswa akan merasa betah untuk tinggal di hunian sewa tersebut. Terkait personalisasi, diungkapkan oleh beberapa responden dalam kutipan dari hasil kuesioner di bawah ini.

“Kamarnya cukup luas untuk menampung barang-barang pribadi saya...” (Mahasiswi)

“...kamarnya sesuai dengan kriteria, fasilitas cukup...” (Mahasiswi)

“saya menginginkan tempat kost yang minimalis, cantik, bewarna pink semua...” (Mahasiswi) Tinggal di hunian sewa dengan penghuni lain membuat mahasiswa memiliki kesempatan untuk melakukan interaksi sosial dan men-ciptakan pertemanan. Keakraban yang tercipta akan memunculkan rasa kekeluargaan sehingga mahasiswa merasa betah berada di hunian sewa tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Amestoy & Toscano (2007) mengungkapkan bahwa interaksi sosial memberikan pengaruh terhadap kepuasan berhuni. Komentar respon-den tentang interaksi sosial, tertulis di bawah ini.

“...Tinggal di asrama membuat saya dapat bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai background. Saya juga tidak merasa sendiri karena di asrama saya bisa bertemu dengan banyak teman...” (Mahasiswi)

“Ramai, kebersamaan, kompak” (Mahasiswa) “...banyak kegiatan menarik yang bisa diikuti di asrama ini. Rasa kekeluargaan cukup erat di asrama ini.” (Mahasiswi)

Seiring dengan pengalaman yang terjadi hasil dari pola berhuni dalam kurun waktu tertentu di hunian sewa, akan menumbuhkan rasa memiliki atau sense of belonging pada diri mahasiswa. Menurut Jackson (dalam May, 2011), sense of belonging didasari oleh kebiasaan sehari-hari. Rasa memiliki juga dapat berarti rasa kenya-manan antara seseorang dengan lingkungan sekitarnya (May, 2011).

Rasa kepemilikan juga dapat dibangun kepada tempat dan objek fisik (Downing, Fortier & Sa-vage et al., dalam May, 2011). Mahasiswa yang telah membayar fasilitas hunian sewa secara otomatis telah memiliki hak huni dan kepe-milikan secara temporer. Mahasiswa yang me-miliki sense of belonging akan bertindak peduli, bertanggung jawab, dan terikat pada objek tersebut, dalam hal ini adalah hunian sewa. Kesimpulan

Dari dua analisis regresi yang dilakukan (bivariat dan multivariat) terhadap keinginan mahasiswa untuk pindah, dapat disimpulkan bahwa faktor tingkat kepuasan pada hunian sewa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kepuasan pada lingkungan sekitar hunian sewa.

Fenomena ini diduga muncul akibat fungsi hunian sewa yang memiliki intensitas peng-gunaan yang lebih tinggi oleh mahasiswa, sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar, penyedia privasi dan personalisasi, sebagai fasilitas untuk melakukan interaksi sosial antar penghuni, serta keberadaan sense of belonging.

Penelitian ini merupakan penelitian sederhana yang mungkin memiliki tingkat validitas dan relibilitas yang tidak terlalu tinggi, mengingat pengumpulan data dilakukan secara non-random. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengenai studi hunian sewa, maka dapat dilanjutkan pada penelitian selanjutnya dengan metode pengumpulan data secara random-sampling, dengan batasan populasi yang jelas, dan misalnya segmen konsumen hunian sewa tertentu.

(6)

Daftar Pustaka

Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Galster, G. (1987). Homeowners and Neighborhood Investment. Durham, NC: Duke University Press. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research

Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Ha, M. & Weber, M.J. (1991). The Determinants of

Residential Environmental Qualities and Satisfaction : Effects of Financing, Housing Programs and Housing Regulations. Housing and Society, vol. 19-3, Pages 65-76.

Lee, E. , & Park, N. (2010). Housing satisfaction and Quality of Life Among Temporary Residents in The United States. Housing and Society, Vol. 37-1, Pages 43-67.

May, V. (2011). Self, Belonging and Social Change. Sociology, vol. 45(3), Pages 363-378

Nurdini, A. (2009). Kualitas Hunian Sewa Mahasiswa Beberapa Perguruan Tinggi di Kota Bandung : Analisis Faktual dan Perseptual. Disertasi Doktoral. Program Doktor Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.

Nurdini, A. & Harun, I.B. (2011). Incorporating User for rental Housing Design : Case Study : City of Bandung, Indonesia. International Journal of Civil & Environmental Engineering IJCEE-IJENS, Vol. 11-2. Omar, E.O., Endut, E., Saruwono, M. (2010). Adapting

By Altering: Spatial Modifications Of Terraced Houses In The Klang Valley Area. Asian Journal Of Environment-Behaviour Studies, Vol. 1- 3.

Toscano, E.V. & Amestoy, V.A. (2007). The Relevance Of Social Interactions On Housing Satisfaction. Springer Science+Business Media B.V.

Gambar

Diagram  1. Regresi Bivariat antara Keinginan Pindah  dengan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa
Tabel  2.  Regresi  Multivariat  Keinginan  Pindah  (Variabel  Dependen)  dan  Tingkat  Kepuasan  Hunian  Sewa dan Lingkungan Sekitar (Variabel Independen)

Referensi

Dokumen terkait

UJI ANTIPIRETIK PATCH EKSTRAK ETANOL BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L.) DENGAN ENHANCER SPAN-80 DAN MATRIKS HPMC TERHADAP TEMPERATUR TIKUS PUTIH.. FITRI ILLA KHOLI SOTUN

Target sasaran sendiri sebagai pengguna smartphone juga lebih menghabiskan waktu mereka dengan smartphone mereka berjam-jam dan merasa banyak beban dalam hidupnya karena

pengajar dari tipe tugas lain yang tidak relevan, sehingga lebih banyak waktu digunakan sepenuhnya untuk tugas-tugas pendidikan; 4) sistem harus menawarkan kepada

Survei volume lalu lintas terklasifikasi yang dilakukan adalah salah satu metoda paling sederhana untuk mendapatkan data lalu lintas serta menyediakan berbagai informasi

Berdasarkan analisis regresi uji t dan uji F diperoleh hasil bahwa kepribadian secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perawat, sedangkan motivasi

Untuk mengetahui secara empiris faktor atribut produk dan promosi berpengaruh terhadap perpindahan merek konsumen dalam pembelian produk kosmetik wardah pada

Dengan mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pentingnya data dasar dalam melakukan penyusunan sistem informasi.. Integrasi antara data

Panitia Pengadaan Pekerjaan Konsultansi Kegiatan Dilingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kuantan Singingi Bidang Tata Bangunan dan Perumahan Tahun Anggaran 2013,