• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l.) ) di hikmah farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l.) ) di hikmah farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

OLEH:

AFIFAH FARIDA JUFRI

A24070013

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

AFIFAH FARIDA JUFRI. Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Dibawah bimbingan MEGAYANI SRI RAHAYU dan ASEP SETIAWAN.

Magang dilakukan untuk memperoleh pengalaman dan mempelajari

kegiatan budidaya tanaman kentang, penanganan pasca panen kentang konsumsi

dan kentang bibit serta pemasarannya baik secara teknis maupun manajerial.

Magang dilaksanakan mulai 14 Februari-14 Juni 2011 di Hikmah Farm, Desa

Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan perusahaan sesuai

standar operasional.

Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung jenis karbohidrat. Tanaman kentang memiliki potensi dan prospek

yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan

ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008).

Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha dan

pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Penurunan

produktivitas kentang tersebut disebabkan karena penanganan pascapanen kentang

bibit yang kurang baik terutama selama penyimpanan yang menyebabkan

penurunan kualitas kentang bibit.

Hikmah Farm merupakan perusahaan kentang bibit bersertifikat dengan

produksi mencapai 1 000 ton/tahun. Ketersediaan bibit berkualitas di Hikmah

Farm didukung oleh cara penyimpanan umbi yang baik. Umbi kentang memiliki

masa dormansi sehingga umbi tidak bisa langsung ditanam setelah panen.

Penanganan umbi selama masa penyimpanan akan mempengaruhi pertumbuhan

(3)

belum mengalami pertunasan setelah 16 minggu penyimpanan sedangkan umbi

yang disimpan di suhu ruang mulai bertunas pada minggu ke-12 dan mencapai

100% pada minggu ke 16. Penurunan bobot umbi yang disimpan di suhu ruang

lebih besar daripada umbi yang disimpan di suhu dingin. Hama penyakit lebih

banyak ditemui pada umbi yang disimpan di suhu ruang yaitu sebesar 16.47%.

Hasil pengamatan pengaruh perlakuan penyimpanan umbi terhadap

pertumbuhan tunas menunjukkan bahwa umbi yang disimpan menggunakan

metode II (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dilanjutkan

pemberian gas CS2) mengalami pertumbuhan tunas yang lebih lambat daripada

metode simpan I (penyimpanan umbi selama 4 bulan di suhu ruang) dan metode

simpan III (penyimpanan umbi selama 2 bulan di suhu ruang dan 3 bulan di suhu

(4)

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

AFIFAH FARIDA JUFRI

A24070013

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Nama : AFIFAH FARIDA JUFRI

NIM : A24070013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Ir. Asep Setiawan, MS

NIP. 19640520 198803 2 001 NIP. 19620916 198703 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian, IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP. 19611101 198703 1 003

(6)

Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 25 Mei 1989. Penulis

merupakan anak ketiga dari Bapak Jufri Hasan dan Jamalia Farida.

Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 002 Sukajadi, Pekanbaru. Tahun

2004 menyelesaikan studi di SLTP Negeri 13 Pekanbaru dan tahun 2008 penulis

lulus dari SMA negeri 8 Pekanbaru. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI

pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan

Hortikultura, Fakultas Pertanian.

Penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Tahun 2009 penulis aktif

sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Faperta (BEM A), tahun 2010

menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi. Tahun 2010-2011 penulis

menjadi asisten praktikum mata kuliah Ilmu Tanaman Pangan dan Ekologi

(7)

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di HIKMAH FARM, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut

Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Ir. Asep Setiawan, MS sebagai

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan doa

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, MS sebagai dosen penguji yang telah

memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Prof. Slamet Susanto sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan

selama pelaksanaan kuliah

4. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura dan staf

Komisi Pendidikan yang telah membantu penulis selama menjadi

mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.

5. Kedua orang tua dan empat saudara penulis atas dukungan, doa dan

semangat kepada penulis.

6. H. Moch. Adung dan Hj. Cucun Cunarsih sebagai pemilik perusahaan

yang bersedia menerima penulis untuk melaksanakan magang di Hikmah

Farm

7. Ir. Bunyan Ismail sebagai pembimbing lapang selama penulis

melaksanakan kegiatan di Hikmah Farm

8. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M, SSi, Ir. Ela Nurlaela dan seluruh staf

dan karyawan Hikmah Farm atas bimbingan dan bantuan kepada penulis

selama magang di Hikmah Farm.

9. Gina R. Utami dan Anne Syaifurrahmah sebagai teman satu bimbingan

yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis dalam

(8)

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan

Bogor, 12 September 2011

(9)

Halaman PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ... 20

(10)

PEMBAHASAN ... 45

KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

Kesimpulan ... 54

Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Sarana dan Prasarana Hikmah Farm ... 14

2. Luas Areal Produksi Hikmah Farm ... 16

3. Standar Pemerikasaan Lapang ... 22

4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang... 22

5. Dosis Pestisida Kebun Pasir Angin ... 31

6. Ukuran Diameter Bibit Kentang ... 37

7. Bobot Umbi dan Jumlah Umbi per kg ... 38

8. Harga Bibit ... 41

9. Produksi dan Produktivitas Bibit Kentang Kebun Kiara Jeuntas Varietas Granola ... 45

10.Persentase Umbi yang Terserang Hama dan Penyakit selama 4 Bulan Penyimpanan di Suhu kamar dan Suhu Dingin ... 46

11.Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan Perbedaan Suhu Simpan ... 49

12.Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan Ukuran Umbi (Diameter) ... 49

13.Waktu Muncul Tunas Terhadap Perlakuan Penyimpanan ... 51

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit ... 20

2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu ... 21

3. Tanaman Kentang ... 22

4. Bedengan ... 25

5. Pemberian Pupuk ... 27

6. Penyiangan Gulma ... 28

7. Pemupukan Susulan ... 29

8. Akibat Pembumbunan yang Terlambat ... 30

9. Pengairan Sistem Furrow ... 31

10.Pengendalian Hama dan Penyakit ... 30

11.Tanaman Off Type ... 35

12.Langkah-Langkah Pemanenan Umbi ... 36

13.Hasil Penyortiran di Lapangan ... 38

14.Mesin Grading... 38

15.Gudang Penyimpanan ... 39

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas ... 59

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Mandor... 61

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Kepala Kebun ... 63

4. Lokasi dan Peta Wilayah Perusahaan ... 67

5. Data Curah Hujan ... 68

6. Data Panen ... 69

7. Struktur Organisasi Perusahaan ... 70

8. Jabatan Hikmah Farm ... 71

9. Kebutuhan Bibit per Hektar ... 72

10.Produksi Kentang Konsumsi dan Kentang Bibit Hikmah Farm ... 73

11.Analisis Biaya Produksi Pembibitan G2 per Ha tahun 2009 ... 74

12.Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi Berdasarkan Diameter dan Suhu Penyimpanan ... 75

13.Sidik Ragam Jumlah Tunas ... 76

14.Sidik Ragam Panjang Tunas ... 77

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian masyarakatnya bekerja

pada bidang pertanian, salah satunya tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura

memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kebutuhan pangan, peningkatan

ekspor, peningkatan pendapatan petani dan pemenuhan gizi keluarga. Salah satu

tanaman hortikultura yang memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan pangan

adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L). Tanaman kentang memiliki

potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam

rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato

Center, 2008).

Tanaman kentang berasal dari Amerika Latin daerah pegunungan Andes

di Bolivia dan Peru dan menyebar ke Eropa melalui pedagang Spanyol. Tanaman

kentang masuk ke Indonesia di sekitar Cimahi, Bandung sejak penjajahan Belanda

pada tahun 1794. Tanaman kentang berkembang dengan pesat dan menyebar di

Brastagi (Sumut), Kerinci (Jambi), Pangalengan (Jabar), Dieng (Jateng), Tengger

(Jatim) dan Toraja (Sulsel). Kentang di Indonesia difungsikan menjadi sayuran

dan bahan pelengkap menu utama. Kebutuhan kentang mulai meningkat pada

tahun 1900an saat restoran cepat saji masuk dengan kentang goreng (Sunarjono,

2004).

Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang

mengandung jenis karbohidrat kompleks. Kandungan karbohidrat pada kentang

mencapai sekitar 18%, protein 2.4% dan lemak 0.1%. Total energi yang diperoleh

dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal (Astawan, 2004), sehingga kentang

dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Kentang juga mengandung vitamin C

yang mencapai 31 mg dalam 100 gram kentang. Kentang dapat dimanfaatkan

sebagai campuran dalam olahan kue, perkedel, kroket, bubur, kripik kentang

(potato chip), kentang goreng, kukus, rebus, dan salad.

Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha

dan pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Produktivitas

(15)

mencapai 25.0 ton/ha (The International Potato Center, 2008). Rendahnya

produktivitas tersebut disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal,

penanganan pasca panen yang kurang baik dan kurangnya ketersediaan bibit yang

bermutu dan bersertifikat. Data Direktorat Jendral Hortikultura (2010)

menunjukkan bahwa pada tahun 2008 kebutuhan bibit kentang sebesar 96 277 ton

sedangkan ketersediaan bibit bersertifikat dalam negeri hanya sebesar 8 066 ton

(8.3%). Hidayat (2010) menyatakan pemenuhan kebutuhan bibit kentang

bersertifikat secara nasional hingga kini hanya mencapai 10%, sedangkan sisanya

menggunakan bibit hasil seleksi sendiri yang berkualitas rendah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan bibit dan rendahnya

mutu kentang bibit adalah cara penyimpanan di gudang (Pantastico, 1975).

Penyimpanan kentang bibit bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kerugian

akibat kerusakan panen yang dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit

pada bibit.

Kentang bibit memiliki masa dormansi dimana umbi kentang tidak akan

bertunas sampai waktu tertentu. Selama masa dormansi, kentang bibit dapat

disimpan di gudang bersuhu dingin (cool storage) dan di gudang terang bersuhu

ruang. Penyimpanan kentang bibit pada gudang bersuhu dingin dapat

memperpanjang masa dormansi sedangkan penyimpanan di suhu ruang akan

menyebabkan umbi bertunas sesuai masa dormansinya. Masa dormansi kentang

bibit dapat dipercepat dengan pemberian gas CS2 atau penyimpanan kentang bibit

pada suhu berganti.

Penyimpanan kentang bibit di suhu dingin dilakukan jika produksi kentang

bibit melebihi permintaan pasar sehingga pertunasan kentang bibit dapat ditunda

karena masa dormansi menjadi lebih panjang. Penyimpanan kentang bibit di suhu

ruang dilakukan jika produksi bibit sama dengan permintaan pasar sehingga

pertunasan kentang sesuai dengan waktu tanam. Pematahan dormansi tersebut

dilakukan jika produksi bibit lebih sedikit daripada permintaan bibit saat musim

tanam. Pengaturan penyimpanan kentang bibit tersebut dapat menjaga

ketersediaan kentang bibit.

Daerah sentra produksi kentang di Indonesia adalah Pangalengan, Jawa

(16)

Jawa Barat adalah Hikmah Farm. Hikmah Farm dapat menghasilkan sekitar 600

ton/tahun kentang konsumsi dan 1 000 ton/tahun kentang bibit. Hikmah Farm

memiliki tiga gudang penyimpanan bibit kentang yaitu suhu ruang, suhu dingin

dan menggunakan gas sehingga Hikmah Farm dapat memenuhi permintaan bibit.

Tujuan Magang

Kegiatan magang ini bertujuan memperluas wawasan dan meningkatkan

kemampuan profesional serta pengalaman kerja baik secara teknis maupun

manajerial melalui kerja nyata di perusahaan. Tujuan khusus dari kegiatan

magang ini untuk mengetahui pengaruh suhu simpan dan diameter umbi terhadap

masa dormansi dan pengaruh perlakuan penyimpanan terhadap pertumbuhan

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai “The King of Vegetable” dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International Potato Center, 2008). Tanaman kentang

berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia dan telah menjadi

makanan penting di Eropa. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan dapat

bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena umbinya memiliki

kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang memungkinkan untuk regenerasi

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kentang diklasifikasikan ke dalam kelas Magnoliopsida, Sub kelas Asteridae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies Solanum tuberosum. Tanaman Solanum tuberosum dibagi menjadi dua subspesies, yaitu S. andigena dan S. tuberosum. S. andigena tumbuh di daerah pegunungan Andes dengan kondisi panjang hari yang pendek sedangkan S.tuberosum yang dapat tumbuh pada panjang hari yang lebih lama dan dikembangkan di seluruh

dunia (The International Potato Center, 2008)

Tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan tanaman herba

tahunan. Tinggi tanaman mencapai 100 cm dari permukaan tanah. Daun tanaman

kentang menyirip majemuk dengan lembar daun bertangkai, dan batang di bawah

permukaan tanah (stolon). Stolon tersebut dapat menimbun dan menyimpan

produk fotosintesis pada bagian ujungnya sehingga membentuk umbi. Pada umbi

terdapat banyak mata yang bersisik yang dapat menjadi tanaman baru. Warna

daging umbi biasanya kuning muda atau putih tetapi ada kultivar yang berwarna

kuning cerah, jingga, merah atau ungu. Bentuk umbi beragam, ada yang

memanjang, kotak, bulat atau pipih (Sunarjono, 2004)

Menurut Williams et al. (1993), kentang merupakan tanaman daerah beriklim sedang (subtropis) dan dataran tinggi (1 000 - 3 000 meter). Suhu yang

optimum untuk tanaman kentang sekitar 160 sampai 210C dengan kelembaban udara 80-90%. Nonnecke (1989) menyatakan bahwa pembentukan umbi yang

(18)

suhu 290C. Tanaman kentang sensitif terhadap kondisi lingkungan yang terlalu dingin. Kentang dapat tumbuh baik pada tanah dengan pH 5.0-5.5. Menurut

Sunarjono (2004) pada tanah asam, kentang mudah terserang nematoda sedangkan

pada tanah basa tanaman kentang dapat keracunan unsur K dan mudah terserang

penyakit kudis.

Pembibitan Kentang

Kegiatan pemeliharaan dan pembibitan kentang bibit lebih intensif

daripada kentang konsumsi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada

pembibitan selain pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan seleksi

tanaman (rouging). Rouging adalah membuang tanaman yang menyimpang dari

tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman. Tanaman yang

menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman

abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et

al., 1997).

Waktu panen tanaman kentang untuk pembibitan yang baik adalah ketika

bagian atas tanaman sudah mati dan mengering. Umur panen tergantung varietas

dan iklim. Umbi yang siap panen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat

dengan daging umbi dan tidak terkelupas jika ditekan. Umbi yang telah dipanen

harus di sortasi dan grading di lapangan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

mencegah terbawanya kentang bibit yang telah terinfeksi penyakit ke gudang

penyimpanan.

Pembibitan kentang adalah kegiatan menghasilkan umbi kentang yang

diarahkan untuk dipergunakan sebagai bahan tanam musim berikutnya (Sahat, et al.,1989). Tanaman kentang pada umumnya diperbanyak dengan umbi. Umbi kentang terbentuk dari pembengkakan stolon. Kentang yang diperbanyak melalui

umbi yaitu penanaman umbi kentang yang telah mengalami pertunasan dan siap

tanam. Menurut Beukema dan Zaag (2007), ada 5 bentuk bibit kentang yaitu bibit

dorman, bibit muda (apical dominance), bibit normal, bibit dengan tunas

bercabang dan bibit yang sudah tua.

Bibit dorman adalah bibit yang masih dalam masa istirahat dan tidak

(19)

mata tunas yang tumbuh pada ujung umbi (tunas apikal). Bibit normal yaitu bibit

yang memiliki banyak tunas (multiple sprout growth) sedangkan bibit dengan

tunas yang telah bercabang (branched sprout growth) mulai memasuki fase tua.

Bibit yang sudah tua (senility) yaitu tunas bibit telah bercabang dan umbi telah

keriput karena kehilangan bobot yang tinggi akibat respirasi dan kekurangan

cadangan makanan.

Bibit yang paling baik ditanam adalah bibit dengan fase bibit muda dan

bibit muda dengan banyak tunas. Bibit yang ditanam pada fase tersebut akan lebih

tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan memiliki jumlah batang yang

normal yang dapat mempengaruhi produksi umbi. Bibit yang memiliki tunas yang

telah bercabang akan tumbuh dengan cepat, tetapi tanaman ini akan mudah

terserang hama dan penyakit. Hasil dari penggunaan umbi ini akan menghasilkan

jumlah batang yang banyak tetapi tidak produktif, tanaman akan lebih cepat mati

dan produksi yang dihasilkan rendah. Umbi tidak akan tumbuh jika menggunakan

bibit yang dorman dan bibit tua. Pada bibit tua, umbi akan mengalami

kemunduran daya berkecambah.

Penyimpanan Kentang Bibit

Umbi kentang memiliki masa dormansi dan membutuhkan waktu untuk

bertunas. Lama dormansi tergantung varietas, cuaca, keadaan saat tanam, umur

umbi ketika panen dan kondisi gudang penyimpanan. Kondisi gudang

penyimpanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan selama umbi

mengalami masa dormansi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan selama

penyimpanan umbi yaitu suhu, kelembaban dan sirkulasi udara pada gudang.

Suhu yang rendah (30-50C) selama penyimpanan dapat memperpanjang umur fisiologis dan meningkatkan produksi (Sahat, et al., 1989). Penyimpanan bibit kentang dengan suhu dibawah 20C akan merusak pertumbuhan tunas (Nonnecke, 1989) sedangkan penyimpanan umbi pada suhu tinggi (180-250C) dapat mempercepat pertunasan. Kelembaban gudang yang baik untuk pembibitan

yaitu sekitar 75-90%. Kelembaban yang terlalu kering akan menyebabkan

besarnya kehilangan bobot pada umbi, sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi

(20)

mengalami pembusukan. Sirkulasi udara gudang yang baik akan mencegah infeksi

hama dan penyakit pada umbi. Sirkulasi udara pada gudang dapat dijaga dengan

tidak menumpuk umbi terlalu padat.

Dormansi

Dormansi pada umbi kentang yaitu umbi tidak akan bertunas sampai

waktu tertentu walaupun telah diberikan kondisi pertumbuhan tunas yang paling

optimum (Higashiyama, 1994). Dormansi pada umbi kentang dipengaruhi oleh

varietas, umur umbi ketika panen, keadaan lingkungan saat tanam, dan kondisi

simpan umbi (Beukema dan Zaag, 2007).

Varietas kentang yang berbeda akan mempengaruhi umur dormansi dan

perkembangan fisiologi. Menurut Rowe (1993) ada 5 tahap perkembangan

fisiologi umbi kentang mulai dari umbi bertunas, membentuk tanaman, induksi

dan pertumbuhan stolon, pembentukan umbi dan pemasakan umbi. Masa

pemasakan umbi akan mempengaruhi waktu panen umbi. Menurut Beukema dan

Zaag (2007) umbi yang dipanen lebih muda akan memiliki masa dormansi yang

lebih lama daripada umbi yang dipanen lebih tua

Perkembangan fisiologi umbi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

tanam seperti musim ketika tanam, suhu lingkungan, dan kondisi tanah. Umbi

akan memiliki masa dormansi yang lebih pendek ketika tumbuh dengan kondisi

suhu yang tinggi (Olsen dan Hornbacher, 2002).

Suhu gudang penyimpanan dapat mempengaruhi lama masa dormansi

umbi kentang. Kentang akan memiliki masa dormansi yang lebih panjang jika

disimpan pada suhu 40C daripada disimpan dengan suhu 250C. Penyimpanan umbi kentang pada suhu yang berubah-ubah dari rendah ke tinggi akan lebih

mempercepat masa dormansi daripada umbi yang disimpan pada suhu tinggi yang

konstan (Beukema dan Zaag, 2007).

Dormansi memiliki keuntungan dan kekurangan dalam musim tanam.

Dormansi dapat mempertahankan umur umbi lebih lama, dapat mencegah

pertunasan di lapangan dan merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidup.

Kekurangan dari dormansi yaitu umbi kentang tidak dapat ditanam sepanjang

(21)

cara untuk mematahkan sifat dormansi pada umbi kentang (Goldsworthy dan

Fisher, 1992). Pematahan dormansi sangat penting dalam memproduksi umbi

kentang diluar musim tanam. Pematahan dormansi pada umbi dapat dilakukan

dengan cara perlakuan suhu dan perlakuan kimia.

Perlakuan suhu

Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan menyimpan umbi pada suhu

180-250C. Umbi akan mulai bertunas setelah 3-4 bulan penyimpanan. Penyimpanan pada suhu ini merupakan pematahan dormansi untuk varietas umbi

yang memiliki masa dormansi yang lebih pendek (Bryan, 1989). Selain

penyimpanan pada suhu tinggi, pematahan dormansi juga dapat dilakukan dengan

suhu berganti. Suhu berganti yaitu dengan menyimpan umbi pada suhu dingin

dilanjutkan dengan menyimpan umbi pada suhu tinggi. Selama penyimpanan

umbi pada suhu dingin, kegiatan respirasi umbi akan menurun tetapi setelah

pemindahan umbi ke suhu ruang maka laju respirasi akan melebihi umbi yang

disimpan di suhu dingin (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Perlakuan kimia

Pematahan dormansi dapat menggunakan GA3 (Asam giberelin), CS2 (gas

karbon disulfide), atau gas rindite. Zat kimia tersebut akan mempengaruhi

enzim-enzim yang terdapat pada umbi kentang. Pematahan dormansi dengan perlakuan

kimia menyebabkan pembentukan tunas umbi yang dominan adalah tunas apikal

sehingga jumlah mata tunas yang tumbuh menjadi sedikit.

Asam giberelin dapat mematahkan dormansi umbi kentang dengan cara

memotong atau melukai umbi agar GA3 dapat menembus umbi (Bryan, 1989).

GA3 dapat merangsang sintesis enzim-enzim yang berhubungan dengan hidrolisis

terutama α-amilase. Umbi yang telah diberi GA3 disimpan pada suhu ruang.

Penggunaan GA3 dengan konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan elongasi

pada batang saat ditanam, dan akan menyebabkan perubahan bentuk pada umbi

(Beukema dan Zaag, 2007).

CS2 merupakan cairan kimia yang mudah menguap, terbakar dan beracun.

Umbi kentang harus bebas dari luka ketika diberikan gas CS2 dan diaplikasikan

pada ruang yang kedap udara (Bryan, 1989). Setelah aplikasi umbi disimpan di

(22)

(2010) keuntungan penggunaan CS2 yaitu dapat menghasilkan tunas yang lebih

pendek, tebal, sehat dan tahan terhadap kerusakan, biaya relatif murah karena

(23)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada 14

Februari sampai dengan 14 Juni 2011. Pelaksanaan magang bertempat di Hikmah

Farm yang berlokasi di jalan PTPN VIII Kertamanah Km 1, Desa Margamukti,

Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan selama magang meliputi aspek teknis dan manajerial. Kegiatan

tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan dengan mengikuti standar

operasional perusahaan. Jurnal harian kegiatan magang yang telah dilakukan

dibuat selama kegiatan magang.

Kegiatan aspek teknis dilakukan selama satu bulan pertama. Kegiatan

yang dilakukan mengikuti kegiatan karyawan harian lepas (KHL) mencakup

teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pasca panen di gudang. Kegiatan

selama menjadi KHL terlampir pada Lampiran 1.

Kegiatan aspek manajerial dilakukan pada bulan kedua sampai dengan

keempat. Mahasiswa melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor pada bulan

kedua dan sebagai pendamping kepala kebun pada bulan ketiga dan keempat.

Kegiatan pendamping mandor adalah membantu pembuatan perencanaan biaya

dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan,

membantu mengawasi pekerjaan KHL, membantu melakukan persiapan sebelum

kegiatan di kebun, membantu membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan

mandor. Kegiatan pendamping kepala kebun meliputi membantu dalam

penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), membantu

pengawasan dan pengelolaan tenaga kerja, dan melakukan analisa terhadap setiap

kegiatan yang dilakukan mulai dari kegiatan budidaya hingga pascapanen

(24)

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan di

lapangan, dan wawancara langsung dengan pekerja. Data primer meliputi teknik

budidaya tanaman di lapangan, panen hingga pasca panen. Data primer

produktivitas dikumpulkan pada saat panen. Data sekunder diperoleh dari

perusahaan meliputi kondisi kebun seperti jenis tanaman, jenis tanah, kondisi

pertanaman, topografi, iklim dan curah hujan, produktivitas, data organisasi,

jumlah karyawan, dan status karyawan.

Aspek umum pada magang ini mencakup kegiatan budidaya tanaman di

lapangan untuk pembibitan, penanganan pasca panen kentang bibit terutama hama

dan penyakit di gudang hingga pemasaran kentang bibit.

Pada aspek khusus dilakukan dua pengamatan yaitu pengaruh suhu dan

diameter umbi terhadap masa dormansi umbi (Pengamatan khusus 1) dan

pengaruh metode penyimpanan umbi kentang terhadap pertumbuhan tunas

(Pengamatan khusus 2).

Pengamatan khusus 1 menggunakan kentang varietas Granola generasi 3

(G3). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak

(completely randomized design) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu dan

ukuran umbi. Faktor suhu terdiri atas dua taraf yaitu suhu kamar (180-250C) dan suhu dingin (40C). Faktor ukuran umbi terdiri atas dua taraf yaitu umbi besar (> 55 mm) dan umbi sedang (45 – 55 mm). Jumlah umbi yang diamati adalah 10 umbi setiap perlakuan dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Variabel

yang diamati adalah penurunan bobot umbi dan waktu muncul tunas.

Pengamatan khusus 2 menggunakan kentang varietas Granola generasi 4

(G4). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak

(completely randomized design) dengan faktor tunggal yaitu perlakukan metode

penyimpanan umbi yang terdiri atas 3 taraf yaitu metode simpan I, metode simpan

II dan metode simpan III. Metode simpan I adalah penyimpanan umbi selama 4

bulan pada suhu kamar, metode simpan II adalah penyimpanan umbi selama 2

(25)

metode simpan III adalah penyimpanan umbi selama 2 bulan pada suhu kamar

dilanjutkan 3 bulan di suhu dingin. Umbi yang telah mendapat perlakuan tersebut

disimpan dalam suhu kamar selama 8 minggu dan setiap minggunya dilakukan

pengamatan pertumbuhan tunas dengan variabel pengamatan yaitu waktu muncul

tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan penurunan bobot umbi kentang. Jumlah

sample umbi yang diamati dari setiap perlakuan adalah 10 umbi dimana setiap

satu umbi merupakan satu ulangan.

Analisis Data dan Informasi

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus pertama dilakukan

menggunakan RAL dua faktor dengan model aditif linier yang digunakan:

Yijk =µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j

µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan suhu ke-i

βj = pengaruh perlakuan diameter ke-j

αβij = pengaruh interaksi perlakuan αi dan βj

εijk = galat percobaan

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus kedua dilakukan

menggunakan RAL faktor tunggal dengan model aditif linier sebagai berikut:

Yijk=µ + αi+ βj+ εijk

dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j

µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan penyimpanan ke-i

εijk = galat percobaan

Uji lanjut terhadap nilai tengah dilakukan menggunakan DMRT (Duncan

(26)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan salah satu produsen kentang bibit yang didirikan

oleh H. Moch. Adung Safei bersama istrinya Hj. Cucun Cunarsih. Awal

berdirinya Hikmah Farm dimulai tahun 1962 yang berkonsentrasi pada produk

kentang sayur. Pada tahun 1982 H. Adung resmi mendirikan PD. Hikmah sebagai

perusahaan kentang sayur segar karena permintaan kentang sayur yang terus

meningkat.

PD. Hikmah mulai mengembangkan bisnis untuk memproduksi kentang

bibit skala besar pada tahun 1995 setelah menjalin kerja sama operasi (KSO)

dengan PTPN VIII dalam penggunaan lahan. PD Hikmah terdaftar sebagai

produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan

Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II /

2003. PD. Hikmah menjadi Hikmah Farm pada tahun 2005 sebagai bentuk

pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi didalam usaha agribisnis.

Kebun Hikmah Farm saat ini seluas 204 ha dengan sepertiga bagian milik

perusahaan dan dua pertiga bagian milik mitra. Hikmah Farm memperluas

kegiatan produksi dengan memasuki industri makanan berbasis kentang yang dipasarkan di super market dengan merk dagang ”Balados” dan memulai mengembangkan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. Saat ini Hikmah Farm

menuju perusahaan komersial yang dikelola dengan manajemen modern dan

tenaga professional.

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif

Hikmah Farm berada 43 km kearah Selatan Bandung, Jawa Barat. Kantor

Hikmah Farm terletak di Jalan PT. Perkebunan VIII Kertamanah Km 1, Desa

Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk

(27)

Hikmah Farm terletak pada 07011’ LS dan 107035’ LB. Lokasi Hikmah Farm di kelilingi oleh pegunungan. Gunung Tilu, Lamajang, dan Panglima

membatasi di sebelah Barat, gunung Nini, Kaharu dan Puncak Gede di sebelah

Timur dan Gunung Waring di sebelah Selatan. Wilayah administratif Hikmah

Farm berbatasan dengan Kecamatan Cimaung di sebelah Utara, kecamatan

Kertasari di sebelah Timur, kebupaten Garut di sebelah Selatan dan Kecamatan

Pasir Jambu di sebelah Barat. Lokasi perusahaan dan wilayah administratif

Hikmah Farm disajikan pada Lampiran 4.

Sarana dan Prasarana Perusahaan

Hikmah farm dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang

kegiatan produksi perusahaan. Sarana dan prasarana Hikmah Farm disajikan pada

Tabel 1.

Tabel 1. Sarana dan Prasarana di Hikmah Farm

Fasilitas Jumlah (Unit)

Fungsi

Kantor 1 Sebagai pusat kegiatan administrasi

Gudang permanen 2

- Gudang biru Tempat pemeriksaan dan penyimpanan kentang bibit bersertifikat

- Gudang konsumsi

Tempat penyimpanan kentang sayur, pencucian, dan pengepakan kentang konsumsi yang akan dipasarkan

- Gudang kuning Tempat penyimpanan kentang sebelum disortasi dan di grading.

- Gudang wetan Tempat penyimpanan kentang bibit dari lapangan

- Gudang kidul Tempat penyimpanan kentang konsumsi

- Gudang pupuk Tempat penyimpanan pupuk

Screen house 6 Lahan produksi kentang bibit dari generasi ke-0 (G0) menjadi generasi ke-1 (G1)

Green House 4 Lahan aklimatisasi planlet menjadi kentang bibit G0

Irigasi sprinkler Tidak terdata

Untuk memudahkan penyiraman tanaman

Pabrik 1 Tempat pengolahan kentang

Radio monitor Tidak terdata

(28)

Fasilitas Jumlah (unit)

Fungsi

Komputer 5 Untuk memudahkan pembukuan kegiatan dan

administrasi

Truk 6 Untuk pengangkutan hasil panen ke gudang atau bahan tanam ke lahan

Mobil jeep 3 Untuk mengangkut peralatan penyemprotan hama dan penyakit

Mobil box 1 Untuk pengangkutan kentang konsumsi yang akan

dipasarkan Sumber : Hikmah Farm, 2011

Kemitraan Perusahaan

Hikmah Farm melakukan kemitraan dengan beberapa pihak dalam

penggunaan lahan dan penelitian dan pengembagan tanaman kentang. Hikmah

Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dalam penggunaan lahan produksi

dengan PTPN VIII, BPPTK (Badan Pusat Penelitian Teh dan Kina), dan

pemerintah desa. Hikmah Farm juga melakukan kerjasama dengan petani

Pangalengan mencakup penyediaan lahan, peminjaman modal untuk produksi dan

pemasaran hasil panen. Hasil yang diperoleh akan dibagi menggunakan sistem

bagi hasil antara petani dan Hikmah Farm.

Kerjasama untuk penelitian dan pengembangan tanaman kentang

dilakukan dengan IPB (Institut Pertanian Bogor), Balitsa (Balai Penelitian Sayur),

Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Pangalengan, dan Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPSBTPH). Mitra utama Hikmah Farm dalam pemasaran kentang konsumsi

adalah Yogya Toserba, PT. Lion Superindo, Hero, Lottemart, Setia Budi, Circle-K

Bali dan Siantar top.

Keadaan Iklim dan Tanah

Hikmah Farm terletak pada daerah Pangalengan dengan curah hujan 2 555

mm/tahun dengan ketinggian tempat antara 1 200-1 700 m di atas permukaan laut

(mdpl). Data Curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 5. Suhu udara berkisar

(29)

sebagian besar adalah andosol dengan struktur tanah lempung berliat sampai

lempung berdebu. pH tanah andosol berkisar antara 5.0-6.5 yang cocok untuk

budidaya tanaman kentang.

Luas Areal Produksi dan Tata Guna Lahan

Hikmah Farm memiliki luas areal produksi 204 ha yang terletak di

beberapa lokasi. Luas areal produksi tersebut dapat mengalami perubahan setiap

tahun karena penggunaan lahan sebagian besar bersifat kemitraan dengan

perkebunan dan desa. Pada saat pihak mitra akan menggunakan areal kebun, maka

Hikmah Farm tidak dapat menggunakan lahan tersebut. Luas areal kebun dan

komoditas yang ditanam di Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di Hikmah Farm

Areal Kebun Luas

(ha) Komoditas yang ditanam

1 Legok Bako 2 Kentang, kubis, jagung dan wortel Pasir Angin 3 Kentang, kubis, jagung dan wortel Cikole 11 Kentang, kubis, jagung dan wortel Kiara Jeuntas 20 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Sukamenak 7 Kentang, kubis, jagung, dan rumput gajah Ciarileu 17 Kentang, kubis dan jagung

Gunung

Cupu 25 Kentang

2 Purbasari 1 25 Kentang, kubis, wortel, jagung

3 Gambung 27 Kentang, kubis, sawi, wortel, cabai dan jagung 4 Purbasari 2 27 Kentang, kubis, wortel, jagung

5 Cibercek 40 Kopi, teh

Total 204

Sumber: Hikmah Farm, 2011

Keadaan Tanaman dan Produksi

Hikmah Farm memproduksi tanaman kentang sebagai komoditas utama.

Produksi kentang di Hikmah Farm pada tahun 2007 untuk kentang konsumsi

sebesar 1 412 075 kg dan untuk kentang bibit sebesar 746 883 kg. Produksi

tersebut mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 607 579 kg untuk

kentang konsumsi dan meningkat untuk kentang bibit menjadi 1 080 096 kg

(30)

Hikmah Farm dari tahun 2007-2009 disajikan pada Lampiran 6. Varietas kentang

yang diproduksi yaitu Granola sebanyak 75%, Nadia sebanyak 20% dan varietas

lain sebanyak 5%. Hikmah Farm juga memproduksi komoditas lain sebagai

tanaman rotasi terhadap tanaman kentang yaitu jagung, kubis, wortel, cabai dan

sawi.

Hikmah Farm memproduksi kentang bibit bersertifikat dimulai dari benih

sumber (G0) sampai dengan benih sebar (G4). Kelas benih yang diproduksi yaitu

benih sumber (Breeder Seed-G0), benih dasar-1 (Foundation Seed 1-G1), benih

dasar-2 (Foundation Seed 2-G2), benih pokok (Stock Seed-G3) dan benih sebar

(Extention seed-G4). Pengkelasan benih tersebut berasal dari turunan generasi.

Benih sumber (G0) diperoleh dari bahan tanam yang dihasilkan dari kultur

jaringan dengan cara aklimatisasi. Penanaman G0 akan menghasilkan G1,

penanaman G1 akan menghasilkan G2, dan begitu seterusnya sampai

menghasilkan G4. Produksi benih G0 dilakukan di green house, benih G1 dilakukan di screen house dan benih G2 sampai G4 dilakukan di lapangan. Mutu bibit kentang di Hikmah Farm diawasi oleh perusahaan dan pihak BPSBTPH

Jawa Barat.

Struktur Organisasi

Hikmah Farm dipimpin oleh H. Moch. Adung sebagai direktur utama yang

bertugas untuk mengelola perusahaan secara umum dan merencanakan strategi

perusahaan. Direktur utama dibantu oleh Hj. Cucun Cunarsih sebagai internal

audit yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan sistematis terhadap sistem,

prosedur dan kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Direktur utama

langsung membawahi direktur produksi, direktur pemasaran dan direktur

administrasi dan keuangan. Struktur organisasi dan jabatan perusahaan Hikmah

Farm disajikan pada Lampiran 7 dan 8.

Direktur produksi dijabat oleh Ir. Wildan Mustofa, MM yang membawahi

manajer penelitian dan pengembangan, manajer area kebun dan mitra. Manajer

penelitian dan pengembangan (R&D) berperan untuk mengembangkan

inovasi-inovasi baru dalam budidaya tanaman, penanganan pasca panen dan pemasaran.

(31)

manusia yang ada di Hikmah Farm. Manajer area dibantu oleh kepala kebun

bertugas untuk merencanakan dan mengontrol kegiatan produksi yang

dilaksanakan di kebun. Manajer Area 1 dijabat oleh Shoheh Sopandi, manajer area

2 dijabat oleh Aep Saepullah, manajer area 3 dijabat oleh H. Khoeruman dan

manajer area 4 dijabat oleh Ir. Bunyan Ismail, MSc. Kepala kebun dibantu oleh

beberapa mandor kebun yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan

budidaya dan seorang mandor pestisida yang bertangggung jawab terhadap

pengendalian hama dan penyakit.

Direktur pemasaran dijabat oleh Pipin Walid M yang berperan dalam

mengelola perencanaan pemasaran, manajemen penjualan dan kegiatan distribusi.

Direktur pemasaran dibantu oleh manajer humas, manajer pengembangan bisnis,

dan manajer penjualan. Manajer humas bertugas dalam promosi dan komunikasi

pelanggan, dan melakukan hubungan yang baik dengan pelanggan. Manajer

pengembangan bisnis bertugas dalam mencari pasar, dan melakukan inovasi dan

pengembangan terhadap produk, melakukan riset terhadap kepuasan pelanggan.

Manajer penjualan bertugas dalam hal penjualan dan pengaturan distribusi produk

kepada pelanggan. Jabatan untuk manajer humas, manajer pengembangan bisnis,

dan manajer penjualan masih kosong sehingga saat ini masih dipegang langsung

oleh direktur pemasaran.

Direktur administrasi dan keuangan dijabat oleh Atieq Mustikaningtyas,

S.Si yang bertanggungjawab terhadap kegiatan administrasi dan keuangan

perusahaan. Direktur administrasi dan keuangan membawahi manajer sumberdaya

manusia yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SDM dan manajer

keuangan yang berperan dalam pengaturan keuangan perusahaan dan kegiatan

pembukuan.

Tenaga kerja Hikmah Farm terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap.

Tenaga kerja tetap merupakan staf kantor yang bekerja secara tetap di kantor yang

terdiri dari satu orang internal audit, empat orang manajer area, lima orang staf

administrasi, dua orang staf penjualan produk, tujuh orang kepala kebun, 24 orang

mandor, dan enam orang supir. Tenaga kerja tidak tetap merupakan karyawan

kebun yang bekerja secara harian, borongan, dan musiman. Total karyawan tidak

(32)

Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan di

kebun dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB dengan waktu

istirahat pukul 9.30 WIB-10.00 WIB. Kegiatan untuk hari Jumat berakhir pada

pukul 10.30 WIB. Karyawan wanita di gudang dan pabrik pada hari Jumat tetap

bekerja sampai pukul 12.30 WIB. Karyawan kantor masuk pada pukul 06.00 WIB

sampai dengan 15.00 WIB. Karyawan kantor mendapatkan libur secara bergilir

dalam satu bulan.

Karyawan akan menerima upah setiap awal bulan. Upah karyawan harian

akan dihitung berdasarkan jumlah hari kerja harian, kerja borongan dan lembur

selama satu bulan. Upah akan diberikan setiap awal bulan sebesar Rp. 12 000 per

HKW (hari kerja wanita) dan Rp. 13 500 per HKP (hari kerja pria). Upah

borongan akan dihitung sesuai prestasi kerja karyawan. Upah lembur akan

(33)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek teknis

Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm

meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca

panen dan pemasaran.

Pembibitan

Pembibitan kentang yaitu kegiatan yang menghasilkan bahan tanam untuk

ditanam kembali pada musim tanam selanjutnya. Tanaman kentang dapat

dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakkan secara

vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, tunas dan umbi, sedangkan

secara generatif menggunakan biji. Hikmah Farm melakukan perkembangbiakkan

tanaman kentang menggunakan umbi dan stek tunas dari planlet. Planlet tanaman

kentang diperoleh dari Balitsa untuk varietas Granola dan IPB untuk Varietas

Nadia. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit

Mother Plant Planlet

G0 G1 G2 G3 G4 Petani

Di Lapangan Di Screen House

Kultur Jaringan

(34)

Hikmah Farm melakukan perbanyakan kentang bibit dimulai dari

aklimatisasi planlet ke green house untuk memperoleh bibit G0 (generasi ke-0), penanaman kentang bibit G0 untuk mendapatkan bibit G1 di screen house, penanaman kentang bibit G1 untuk memperoleh bibit G2 hingga penanaman

kentang bibit G3 untuk memperoleh kentang bibit G4 yang dilakukan di lapangan.

Umbi G0 diperoleh dari aklimatisasi planlet ke media tanam di green house dengan cara stek. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang bersifat porous, ringan dan dapat menahan air. Tanaman dari aklimatisasi planlet

tersebut akan tumbuh dan memiliki beberapa daun setelah 2-3 minggu. Tanaman

yang telah memiliki daun dapat dilakukan stek tunas untuk memperbanyak

tanaman sampai tanaman telah memiliki daun trifoleat. Jarak tanam yang

digunakan adalah 5cm x 5cm. Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan

alat kayu berjari dengan jarak yang sesuai. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dari

tanaman hasil stek tersebut sebesar telur puyuh. Tanaman kentang hasil

penyetekan tunas setelah berumur 2 minggu disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas

Berumur 2 Minggu.

Umbi G1 diperoleh dari hasil penanaman umbi G0 di screen house. Penanaman dilakukan dengan cara tugal pada bedengan 1.5 m x 6 m dan jarak

tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 30 cm. Penanaman G1 dilakukan di screen house untuk mengurangi tanaman yang terserang hama dan penyakit yang akan mempengaruhi produksi kentang bibit dan mutu kentang bibit. Tanaman kentang

G1 di screen house disajikan pada Gambar 3 (a). Umbi G2 diperoleh dari hasil penanaman umbi G1, umbi G3 diperoleh dari hasil penanaman umbi G2 dan G4

(35)

G2, G3 dan G4 dilakukan di lapangan. Contoh tanaman kentang yang di tanam di

lapangan disajikan pada Gambar 3 (b).

Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang

Bibit G1 di Screen House (a), Tanaman Kentang di Lapangan untuk

Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4.

Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH

Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih bersertifikat.

Penangkar harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan kepada BPSBTPH

untuk melakukan pemeriksaan benih kentang di lapangan dan di gudang dan akan

mendapat sertifikat setelah lulus pemeriksaan. Pemeriksaan di lapangan meliputi

pemeriksaan kondisi tanah dan pemeriksaan tanaman pada saat berumur 30-40

HST, 40-50 HST dan 50-70 HST. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan

disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang

(36)

Pemeriksaan umbi di gudang dilakukan setelah umbi di sortasi dan di

grading. Kriteria lulus pemeriksaan di gudang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang

Faktor Jumlah

BPSBTPH akan memberikan satu kali kesempatan untuk pemeriksaan

ulang jika pemeriksaan di lapangan atau digudang tidak lulus. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil sampel 1 000 tanaman di lapangan dan 1 000

umbi di gudang secara acak.

Umbi yang telah lulus pemeriksaan diberi label sertifikasi untuk

memperjelas identitas kentang bibit yang akan dijual ke petani. Label yang

digunakan yaitu label berwarna putih untuk kentang bibit G2, label berwarna ungu

untuk kentang bibit G3 dan label berwarna biru untuk kentang bibit G4. Kentang

bibit yang telah mendapat sertifikat disimpan di gudang penyimpanan bersuhu

dingin atau bersuhu ruang. Kentang bibit tersebut akan dilakukan penyortiran

kembali saat akan dijual dan akan di tanam.

Persiapan lahan

a. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, memutuskan

dan memusnahkan siklus hama dan penyakit tanaman yang berada didalam tanah,

(37)

membantu dalam penyerapan air. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh Hikmah

Farm menggunakan sistem pengolahan tanah minimum untuk umbi G2-G4 dan

pengolahan tanah sempurna untuk umbi G1.

Sistem pengolahan tanah minimum yang dilakukan adalah sistem ngalaci pada bedengan bekas jagung atau kubis. Sistem ngalaci yaitu membersihkan bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai

dengan G4. Pengolahan lahan dengan sistem ngalaci lebih mudah dilakukan daripada mengolah tanah dengan sistem pengolahan sempurna dan dapat

menghemat waktu dalam pengerjaannya. Sistem ngalaci dapat menjaga kelembaban tanah pada musim kemarau karena pengolahan tanah yang minimum.

Sistem pengolahan tanah sempurna menggunakan alat garu dan cangkul

yang dilakukan di screen house untuk penanaman bibit G1. Tanah yang telah diolah diberi basamid dengan bahan aktif dazomet 98% yang berfungsi sebagai

fumigan untuk mengendalikan nematoda dan penyakit kemudian ditutupi mulsa

selama satu minggu. Penutupan mulsa bertujuan agar hama dan penyakit yang ada

didalam tanah mati. Tanah tersebut dapat ditanami tanaman kentang setelah mulsa

dibuka selama dua minggu agar gas yang ditimbulkan dapat menguap dan tidak

menyebabkan tanaman mati.

b. Pembuatan bedengan

Bedengan pada tanaman kentang bertujuan untuk melindungi akar dan

umbi dari genangan air, memudahkan dalam penyiangan gulma, pemanenan,

pemupukan, penyemprotan pestisida dan pengairan. Akar dan umbi kentang

sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk dan mengganggu

pertumbuhan (Samadi, 2007).

Pembuatan bedengan memperhatikan topografi lahan dan arah aliran air.

Bedengan dengan topografi datar dibuat searah dengan aliran air dan memanjang

kearah barat-timur untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal. Bedengan

untuk topografi berbukit dibuat searah dengan kemiringan tanah atau dengan

pembuatan teras. Bedengan yang dibuat dengan menggunakan teras atau

mengikuti kemiringan tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Penanaman kentang

pada bedengan yang dibuat menggunakan teras menghasilkan produksi yang lebih

(38)

karena bedeng yang searah dengan topografi akan lebih mudah kehilangan top soil

daripada bedeng yang dibuat dengan pembuatan teras sehingga tanah menjadi

keras yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang.

Faktor yang perlu diperhatikan selama pembuatan bedeng selain arah

aliran air yaitu arah jalan untuk penyemprotan pestisida. Arah jalan tersebut akan

mempengaruhi kemudahan penyemprot untuk melakukan penyemprotan tanaman

kentang selama pemeliharaan.

Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan dengan Mengikuti Topografi Lahan (b)

Ukuran bedengan tergantung musim tanam dan topografi lahan. Panjang

bedengan untuk penanaman pada musim hujan lebih pendek daripada musim

kemarau karena pada musim hujan tanaman rentan terhadap penyakit. Bedengan

yang panjang dapat menyebabkan jamur dan cendawan berkembang dengan baik

karena jumlah tanaman akan lebih banyak sehingga menyebabkan tanah menjadi

lebih lembab.

Penanaman

a. Pengaturan waktu tanam

Pengaturan waktu tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman

kentang. Indonesia memiliki dua musim yang memiliki kondisi agroklimat yang

berbeda dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit

tanaman kentang. Menurut Samadi (2007), waktu yang tepat untuk menanam

kentang adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan April-Juni. Penanaman pada

musim kemarau akan mengalami kurangnya ketersediaan air sehingga diperlukan

pengaturan irigasi yang baik sedangkan pada musim hujan akan menyebabkan

(39)

berkembangnya pertumbuhan cendawan patogen yang dapat menurunkan

produktivitas tanaman.

Hikmah Farm melakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan dan

awal musim kemarau. Kebun-kebun yang sulit air biasanya penanaman kentang

dilakukan pada musim hujan dengan pengendalian hama dan penyakit yang lebih

intensif dan pembuatan selokan yang lebih tinggi agar umbi tidak busuk

sedangkan pada musim kemarau akan ditanami tanaman rotasi seperti jagung atau

diberakan selama 4-6 bulan. Kebun yang mempunyai sistem irigasi dilakukan

penanaman kentang pada akhir musim hujan.

b. Pembuatan jarak tanam

Tujuan pembuatan jarak tanam untuk mengurangi persaingan antar

tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air, mengurangi

timbulnya penyakit dan akan mempengaruhi umbi yang dihasilkan. Penanaman

kentang untuk kentang bibit menggunakan jarak tanam yang rapat agar

menghasilkan umbi yang kecil dan banyak sedangkan untuk kentang konsumsi

menggunakan jarak tanam yang lebih lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran

besar (Rubatzky, 1998). Jarak tanam yang digunakan Hikmah Farm untuk

penanaman G0 yaitu 5cm x 5cm, penanaman G1 dengan jarak 30cm x 20cm dan

penanaman G2-G4 menggunakan jarak tanam tergantung pada ukuran bibit yang

digunakan dan tujuan penanaman. Jarak tanam untuk penanaman G2-G4 dapat

dilihat pada Lampiran 9.

c. Pemupukan Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan.

Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian

pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki

struktur tanah, dan mengikat serta menyimpan air tanah (Sutedjo, 2008). Pupuk

kandang yang digunakan untuk menanam kentang di Hikmah Farm adalah

kotoran sapi atau ayam dengan dosis 16-20 ton/ha.

Pupuk buatan yang digunakan adalah pupuk kimia yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman yang kurang tersedia di dalam tanah.

Dosis penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi

(40)

Tanaman kentang membutuhkan sekitar 100-150 kg/ha unsur N, 250 kg/ha untuk

P2O5 dan 200 kg/ha untuk K2O. Pupuk kimia berupa pupuk hayati emas (PHE)

juga diberikan saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. PHE mengandung bakteri

penambat nitrogen yang bukan pensimbiosis mikroba pelarut hara fosfat dan

kalium serta menyediakan mikroba pemantap agregat.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di alur dilarikan. Pemberian

pupuk secara alur dapat dilihat pada Gambar 5. Pemupukan dengan cara alur

memudahkan pekerjaan pemupukan dan mengurangi tenaga kerja sehingga dapat

menekan biaya produksi. Menurut Suriatna (1991) pemupukan dengan cara alur

baik dilakukan pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar dan jumlah akar

tanaman yang sedikit.

Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b)

d. Penanaman

Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara yaitu

membuat lubang tanam dan menanam secara langsung. Penanaman pada lubang

tanam dilakukan untuk ukuran umbi yang sangat kecil (diameter < 35 mm).

Penanaman umbi yang berukuran kecil di butuhkan ajir agar tanaman tidak rebah.

Penanaman bibit dengan cara alur di bedengan dilakukan untuk bibit

G1-G4 dengan ukuran bibit yang lebih besar dengan diameter 45 mm-55 mm. Ukuran

bedengan untuk penanaman bibit G1-G4 lebih kecil yaitu 6m x 0.75m sehingga

pada satu bedengan hanya ditanam satu alur tanaman kentang. Bibit kentang

diletakkan pada alur tanam dengan jarak tertentu sesuai ukuran bibit yang

digunakan. Bibit yang yang telah diletakkan di alur, ditutup dengan tanah

sehingga akan terbentuk bedengan. Untuk mencegah rebahnya tanaman,

dilakukan beberapa tahap pembumbunan.

(41)

Bibit yang baik di tanam adalah bibit yang telah bertunas. Ada tiga kriteria

bibit yang siap tanam yaitu:

a. Bibit muda yaitu bibit yang hanya bertunas pada tunas apikal. Bibit akan

memiliki jumlah batang yang sedikit dengan ukuran umbi yang besar dan

jumlah yang sedikit. Bibit ini akan lebih tahan terhadap serangan hama dan

penyakit karena banyak cadangan bibit. Bibit muda biasanya ditanam dengan

tujuan tanam untuk kentang konsumsi.

b. Bibit normal yaitu bibit yang memiliki beberapa tunas selain tunas apical.

Bibit ini akan memiliki jumlah batang yang lebih banyak dengan ukuran umbi

yang lebih kecil. Bibit ini sering digunakan untuk menghasilkan tanaman

kentang untuk menghasilkan bibit.

c. Bibit tua yaitu bibit yang kadaluwarsa. Bibit ini memiliki tunas yang telah

bercabang, lemah dan akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap

serangan penyakit karena cadangan makanan telah berkurang dan bibit

mengkerut.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memperoleh tanaman yang sehat

dan berproduksi baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman adalah keadaan bibit sebelum tanam dan pemeliharaan selama

fase pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman adalah

pemupukan susulan, pembumbunan, penyiangan gulma, pengairan, pengendalian

hama dan penyakit, dan rouging.

a. Penyiangan gulma

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang akan melakukan persaingan

dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari.

Penyiangan gulma sangat diperlukan terutama pada fase kritis yaitu fase awal

pertumbuhan vegetatif dan fase pembentukan umbi. Penyiangan gulma dilakukan

pada umur tanaman 20-30 HST sebelum pemberian pupuk susulan. Gulma yang

tumbuh disekitar tanaman kentang termasuk kelompok teki-tekian. Penyiangan

gulma dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul dapat dilihat

(42)

Gambar 6. Penyiangan gulma. Secara manual (a) dan Menggunakan Cangkul (b)

b. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada

tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan

maksimal. Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 30 HST

bersamaan dengan pembumbunan pertama tanaman. Pupuk yang digunakan

Hikmah Farm adalah Phonska dengan dosis 200-250 kg/ha. Pemupukan susulan

dilakukan oleh Hikmah Farm dengan cara sebar diantara dua bedengan yang telah

bersih dari gulma atau meletakkan pupuk diantara dua tanaman kemudian di

timbun dengan tanah. Pemberian pupuk susulan dengan cara sebar di antara dua

bedengan dapat dilihat pada Gambar 7. Cara sebar lebih sering dilakukan karena

lebih efisien dalam tenaga kerja dan waktu daripada cara meletakkan pupuk

diantara dua tanaman. Kekurangan pemupukan dengan cara sebar yaitu

penggunaan pupuk lebih banyak dan kurang efektif terhadap tanaman.

Gambar 7. Pemupukan Susulan

a. b

(43)

c. Pembumbunan

Pembumbunan yaitu kegiatan untuk mempertinggi permukaan tanah di

sekitar tanaman. Pembumbunan bertujuan untuk merangsang pembentukan akar

yang akan mempengaruhi jumlah umbi, membantu pembesaran umbi, menjaga

umbi agar terhindar dari sinar matahari, menjaga tanaman agar tidak rebah dan

mencegah tanaman tergenang air. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman

berumur 30 HST dan 40-45 HST bersamaan dengan penyiangan gulma.

Pembumbunan yang terlambat akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi

berwarna hijau dan mudah terserang hama dan penyakit yang dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8. Akibat Pembumbunan yang terlambat. Tanaman Kentang Rebah (a), Umbi Kentang yang Berwarna Hijau (b), Tanaman Layu Bakteri (c)

d. Pengairan

Air selain berfungsi sebagai zat makanan, juga dapat mengatur temperatur

dan kelembapan tanah. Pemberian air yang kurang dari kebutuhan tanaman

menyebabkan tidak seimbangnya antara penguapan dan air yang diserap oleh

tanaman. Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada

fase stolonisasi dan inisiasi umbi. Kekurangan air pada awal pembentukan umbi

dapat meningkatkan terjadinya spindled tuber dan dapat menyebabkan umbi pecah (Samadi, 2007). Kelebihan air akan menyebabkan tanah terlalu lembab dan

akan memicu busuk umbi pada kentang. Pengaturan pengairan sangat diperlukan

oleh tanaman kentang.

Pengairan yang dilakukan Hikmah Farm menggunakan sistem sprinkler

dan sistem irigasi alur (furrow). Sistem sprinkler digunakan di kebun milik

(44)

perusahaan yang memiliki sumber air. Sistem sprinkler digunakan pada musim

kemarau. Irigasi sprinkler juga digunakan pada tanaman G0 dan G1. Sistem

furrow digunakan di kebun yang jauh dari sumber air untuk tanaman G2, G3 dan G4. Pengairan sistem furrow dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit

ke lahan yang berasal dari air yang di tampung pada bak saat hujan. Pengairan

sistem furrow disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengairan Sistem Furrow

e. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman kentang. Pengendalian hama dan penyakit lebih bersifat mencegah

sebelum hama dan penyakit menyerang dan menyebar ke tanaman kentang yang

lain. Pengendalian tersebut bersifat memutuskan daur hidup hama dan vektor

pembawa penaykit.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan berbeda pada musim

hujan dan musim kemarau. Hama lebih dominan menyerang tanaman pada musim

kemarau dan penyakit lebih dominan menyerang tanaman pada musim hujan.

Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dipengaruhi

oleh sifat hama dan penyakit yang menyerang dan musim ketika penanaman.

Pestisida sistemik digunakan pada musim hujan sedangkan pestisida kontak

digunakan pada musim kemarau.

Penyemprotan pada musim hujan akan lebih sering daripada musim

kemarau. Jadwal penyemprotan pada musim hujan yaitu antara 01-03 yang artinya

(45)

musim kemarau dilakukan pada 04-05 yaitu 4-5 hari sekali. Penyemprotan

dilakukan pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dosis pestisida yang digunakan setiap kebun akan berbeda tergantung

hama dan penyakit yang menyerang. Salah satu contoh dosis yang digunakan di

kebun Pasir Angin pada tanggal 18 Februari 2011disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Dosis Pestisida di Kebun Pasir Angin.

Umur

Tanaman Merk Dagang Fungsi

Konsentrasi per 20 L Sangat Muda

(10-40 HST)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram

Muda (40-65 hari)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram

Tua (70 HST-panen)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram

(46)

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di Hikmah

Farm yaitu:

1. Penyakit busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytophthora infestans. Gejala awal penyakit ini yaitu bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan

terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Pengendalian penyakit dapat

dilakukan dengan cara menanam bibit yang sehat, tidak menanam tanaman di

bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis, menjaga kebersihan dan sanitasi

lahan, serta melakukan penyemprotan dengan fungisida.

2. Penyakit layu

Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan cendawan Fusarium ocysporum. Gejala yang disebabkan oleh bakteri akan mengalami kelayuan pada tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu

menggunakan bibit yang sehat, menjaga sanitasi kebun, mengatur drainase air,

dan melakukan rotasi tanaman.

3. Penyakit kanker batang (Damping off)

Penyakit kanker batang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang

menyerang tunas umbi kentang yang baru muncul dan tanaman muda.

Pengendalian dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu dalam,

menggunakan umbi yang sehat, menjaga kelembaban tanah, melakukan rotasi

tanaman dan menggunakan fungisida.

4. Penyakit kudis (Scab)

Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Streptomyces scabies yang menyerang kulit umbi dan menular melalui tanah. Pengendalian penyakit ini dapat

dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, dan melakukan rotasi tanaman.

5. Penyakit busuk lunak (Soft rot)

Penyakit busuk lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora dan menular melalui tanah. Gejala dapat dilihat pada umbi di gudang penyimpanan yaitu warna

umbi berubah menjadi cokelat keabu-abuan dan lunak berair. Pengendalian dapat

dilakukan dengan cara tidak menanam ketika tanah basah, menggunakan umbi

(47)

6. Penyakit mosaik

Penyakit mosaik disebabkan oleh virus. PLRV (Potato Leaf Roll Virus) menyebabkan daun menggulung, PVX (Potato Virus X) menyebabkan penyakit

mosaik laten pada daun, dan PVY (Potato Virus Y) menyebabkan penyakit mosaik

atau nekrosis lokal. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memangkas atau

mencabut tanaman yang terkena virus, melakukan rotasi tanaman, menggunakan

bibit yang sehat dan mengendalikan serangga atau binatang yang dapat menjadi

vektor penularan virus.

7. Ulat grayak

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama dari larva ngengat

berwarna abu-abu. Gejala yang ditimbulkan adalah tidak ada daun yang tersisa

kecuali tulang-tulang daun. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara

penyemprotan insektisida atau memangkas daun yang sudah tertempeli telur.

8. Kutu daun

Hama kutu daun yang menyerang adalah Aphids gossypii, Aphids spiraecola

dan Myzus persicae. Kutu-kutu tersebut menginfeksi daun sehingga daun berkerut

atau keriting dan akhirnya layu. Hama Myzus persicae dapat menularkan penyakit

virus PLRV dan PVY. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memangkas

tanaman atau penyemprotan pestisida.

9. Orong-orong

Orong-orong (Gryllotalpa sp.) lebih sering menyerang umbi pada musim

kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan insektisida

berbentuk tepung bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.

10. Uret

Hama uret (Holotrichia javana) menyerang dan memakan umbi didalam

tanah. Umbi yang terserang akan berlubang dan membusuk. Hama ini

berkembang pada musim kemarau. Pengendalian hama ini dengan memberantas

kumbang yang menjadi induknya.

e. Roguing

Gambar

Tabel 1. Tabel 1. Sarana dan Prasarana di Hikmah Farm
Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang
Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang
Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hikmah Farm ada 2, yaitu sortasi dan grading yang dilakukan di kebun atau dilapangan dan di gudang penyimpanan. Sortasi dan grading di lapangan dilakukan

STUDI PANJANG TUNAS DAN UKURAN UMBI SEBAGAI TOLOK UKUR VIABILITAS BIBIT KENTANG.. ( Solanum

Penyemprotan tahap akhir dilakukan pada tanaman tua (60-95 HST). Tanaman umur ini membutuhkan campuran pestisida Equation sebanyak 8 gram, Agrifos sebanyak 40 ml, dan Aquarez

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Coumarin Terhadap Umbi G1 Kentang ( Solanum tuberosum L.) di Lapangan ” telah dilakukan di rumah kasa (

Perlakuan yang dilakukan adalah ketinggian pembumbunan pada 10 cm, 15 cm, 20 cm dan variabel yang diamati adalah persentase pertumbuhan bibit, tinggi tanaman, jumlah

Walaupun keadaan tanah tidak cukup bagus namun bila diimbangi dengan teknik budidaya yang benar dan tepat akan menghasilkan produksi yang tinggi seperti di

Penanaman bibit yang diundurkan, jarak tanam yang terlalu lebar dan aplikasi nitrogen yang berlebihan akan mengurangi berat jenis umbi kentang yang dihasilkan Temperatur

Enam unit truk ya ng biasa digunakan untuk mengantar jemput karyawan kebun, membawa hasil panen dari kebun menuju gudang penyimpanan, dan digunakan untuk mengantar