• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l.) ) di hikmah farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penanganan penyimpanan kentang bibit (Solanum tuberosum l.) ) di hikmah farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat"

Copied!
174
0
0

Teks penuh

(1)

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

OLEH:

AFIFAH FARIDA JUFRI

A24070013

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

AFIFAH FARIDA JUFRI. Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa

Barat. Dibawah bimbingan MEGAYANI SRI RAHAYU dan ASEP SETIAWAN.

Magang dilakukan untuk memperoleh pengalaman dan mempelajari kegiatan budidaya tanaman kentang, penanganan pasca panen kentang konsumsi dan kentang bibit serta pemasarannya baik secara teknis maupun manajerial. Magang dilaksanakan mulai 14 Februari-14 Juni 2011 di Hikmah Farm, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kegiatan magang dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan perusahaan sesuai standar operasional.

Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung jenis karbohidrat. Tanaman kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008). Produktivitas kentang di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 16.51 ton/ha dan pada tahun 2010 menurun menjadi 15.95 ton/ha (BPS, 2011). Penurunan produktivitas kentang tersebut disebabkan karena penanganan pascapanen kentang bibit yang kurang baik terutama selama penyimpanan yang menyebabkan penurunan kualitas kentang bibit.

(3)

belum mengalami pertunasan setelah 16 minggu penyimpanan sedangkan umbi yang disimpan di suhu ruang mulai bertunas pada minggu ke-12 dan mencapai 100% pada minggu ke 16. Penurunan bobot umbi yang disimpan di suhu ruang lebih besar daripada umbi yang disimpan di suhu dingin. Hama penyakit lebih banyak ditemui pada umbi yang disimpan di suhu ruang yaitu sebesar 16.47%.

(4)

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

AFIFAH FARIDA JUFRI

A24070013

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

PANGALENGAN, BANDUNG, JAWA BARAT

Nama : AFIFAH FARIDA JUFRI

NIM : A24070013

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Megayani Sri Rahayu, MS Dr. Ir. Asep Setiawan, MS NIP. 19640520 198803 2 001 NIP. 19620916 198703 1 002

Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian, IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP. 19611101 198703 1 003

(6)

Penulis dilahirkan di Pekanbaru, Riau pada tanggal 25 Mei 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari Bapak Jufri Hasan dan Jamalia Farida.

Tahun 2001 penulis lulus dari SD Negeri 002 Sukajadi, Pekanbaru. Tahun 2004 menyelesaikan studi di SLTP Negeri 13 Pekanbaru dan tahun 2008 penulis lulus dari SMA negeri 8 Pekanbaru. Penulis diterima di IPB melalui jalur USMI pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.

(7)

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penanganan Penyimpanan Kentang Bibit (Solanum tuberosum L.) di HIKMAH FARM, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat” dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS dan Dr. Ir. Asep Setiawan, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr. Ir. Ni Made Armini Wiendi, MS sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam penyempurnaan skripsi ini.

3. Prof. Slamet Susanto sebagai dosen pembimbing akademik atas bimbingan selama pelaksanaan kuliah

4. Seluruh staf pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura dan staf Komisi Pendidikan yang telah membantu penulis selama menjadi mahasiswa Agronomi dan Hortikultura.

5. Kedua orang tua dan empat saudara penulis atas dukungan, doa dan semangat kepada penulis.

6. H. Moch. Adung dan Hj. Cucun Cunarsih sebagai pemilik perusahaan yang bersedia menerima penulis untuk melaksanakan magang di Hikmah Farm

7. Ir. Bunyan Ismail sebagai pembimbing lapang selama penulis melaksanakan kegiatan di Hikmah Farm

8. Ir. Wildan Mustofa, MM, Atieq M, SSi, Ir. Ela Nurlaela dan seluruh staf dan karyawan Hikmah Farm atas bimbingan dan bantuan kepada penulis selama magang di Hikmah Farm.

(8)

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan

Bogor, 12 September 2011

(9)

Halaman PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ... 20

(10)

PEMBAHASAN ... 45

KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

Kesimpulan ... 54

Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Sarana dan Prasarana Hikmah Farm ... 14

2. Luas Areal Produksi Hikmah Farm ... 16

3. Standar Pemerikasaan Lapang ... 22

4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang... 22

5. Dosis Pestisida Kebun Pasir Angin ... 31

6. Ukuran Diameter Bibit Kentang ... 37

7. Bobot Umbi dan Jumlah Umbi per kg ... 38

8. Harga Bibit ... 41

9. Produksi dan Produktivitas Bibit Kentang Kebun Kiara Jeuntas Varietas Granola ... 45

10.Persentase Umbi yang Terserang Hama dan Penyakit selama 4 Bulan Penyimpanan di Suhu kamar dan Suhu Dingin ... 46

11.Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan Perbedaan Suhu Simpan ... 49

12.Penurunan Bobot Umbi Varietas Granola G3 Berdasarkan Ukuran Umbi (Diameter) ... 49

13.Waktu Muncul Tunas Terhadap Perlakuan Penyimpanan ... 51

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit ... 20

2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu ... 21

3. Tanaman Kentang ... 22

4. Bedengan ... 25

5. Pemberian Pupuk ... 27

6. Penyiangan Gulma ... 28

7. Pemupukan Susulan ... 29

8. Akibat Pembumbunan yang Terlambat ... 30

9. Pengairan Sistem Furrow ... 31

10.Pengendalian Hama dan Penyakit ... 30

11.Tanaman Off Type ... 35

12.Langkah-Langkah Pemanenan Umbi ... 36

13.Hasil Penyortiran di Lapangan ... 38

14.Mesin Grading... 38

15.Gudang Penyimpanan ... 39

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas ... 59

2. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Mandor... 61

3. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Asisten Kepala Kebun ... 63

4. Lokasi dan Peta Wilayah Perusahaan ... 67

5. Data Curah Hujan ... 68

6. Data Panen ... 69

7. Struktur Organisasi Perusahaan ... 70

8. Jabatan Hikmah Farm ... 71

9. Kebutuhan Bibit per Hektar ... 72

10.Produksi Kentang Konsumsi dan Kentang Bibit Hikmah Farm ... 73

11.Analisis Biaya Produksi Pembibitan G2 per Ha tahun 2009 ... 74

12.Sidik Ragam Penurunan Bobot Umbi Berdasarkan Diameter dan Suhu Penyimpanan ... 75

13.Sidik Ragam Jumlah Tunas ... 76

14.Sidik Ragam Panjang Tunas ... 77

(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian masyarakatnya bekerja pada bidang pertanian, salah satunya tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura memberikan kontribusi yang cukup besar dalam kebutuhan pangan, peningkatan ekspor, peningkatan pendapatan petani dan pemenuhan gizi keluarga. Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki peluang untuk memenuhi kebutuhan pangan adalah tanaman kentang (Solanum tuberosum L). Tanaman kentang memiliki potensi dan prospek yang baik untuk mendukung program diversifikasi dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan (The International Potato Center, 2008).

Tanaman kentang berasal dari Amerika Latin daerah pegunungan Andes di Bolivia dan Peru dan menyebar ke Eropa melalui pedagang Spanyol. Tanaman kentang masuk ke Indonesia di sekitar Cimahi, Bandung sejak penjajahan Belanda pada tahun 1794. Tanaman kentang berkembang dengan pesat dan menyebar di Brastagi (Sumut), Kerinci (Jambi), Pangalengan (Jabar), Dieng (Jateng), Tengger (Jatim) dan Toraja (Sulsel). Kentang di Indonesia difungsikan menjadi sayuran dan bahan pelengkap menu utama. Kebutuhan kentang mulai meningkat pada tahun 1900an saat restoran cepat saji masuk dengan kentang goreng (Sunarjono, 2004).

Tanaman kentang merupakan salah satu bahan makanan yang mengandung jenis karbohidrat kompleks. Kandungan karbohidrat pada kentang mencapai sekitar 18%, protein 2.4% dan lemak 0.1%. Total energi yang diperoleh dari 100 gram kentang adalah sekitar 80 kkal (Astawan, 2004), sehingga kentang dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Kentang juga mengandung vitamin C yang mencapai 31 mg dalam 100 gram kentang. Kentang dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam olahan kue, perkedel, kroket, bubur, kripik kentang

(potato chip), kentang goreng, kukus, rebus, dan salad.

(15)

mencapai 25.0 ton/ha (The International Potato Center, 2008). Rendahnya produktivitas tersebut disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal, penanganan pasca panen yang kurang baik dan kurangnya ketersediaan bibit yang bermutu dan bersertifikat. Data Direktorat Jendral Hortikultura (2010) menunjukkan bahwa pada tahun 2008 kebutuhan bibit kentang sebesar 96 277 ton sedangkan ketersediaan bibit bersertifikat dalam negeri hanya sebesar 8 066 ton (8.3%). Hidayat (2010) menyatakan pemenuhan kebutuhan bibit kentang bersertifikat secara nasional hingga kini hanya mencapai 10%, sedangkan sisanya menggunakan bibit hasil seleksi sendiri yang berkualitas rendah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketersediaan bibit dan rendahnya mutu kentang bibit adalah cara penyimpanan di gudang (Pantastico, 1975). Penyimpanan kentang bibit bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kerugian akibat kerusakan panen yang dapat menjadi sumber berkembangnya penyakit pada bibit.

Kentang bibit memiliki masa dormansi dimana umbi kentang tidak akan bertunas sampai waktu tertentu. Selama masa dormansi, kentang bibit dapat disimpan di gudang bersuhu dingin (cool storage) dan di gudang terang bersuhu ruang. Penyimpanan kentang bibit pada gudang bersuhu dingin dapat memperpanjang masa dormansi sedangkan penyimpanan di suhu ruang akan menyebabkan umbi bertunas sesuai masa dormansinya. Masa dormansi kentang bibit dapat dipercepat dengan pemberian gas CS2 atau penyimpanan kentang bibit pada suhu berganti.

Penyimpanan kentang bibit di suhu dingin dilakukan jika produksi kentang bibit melebihi permintaan pasar sehingga pertunasan kentang bibit dapat ditunda karena masa dormansi menjadi lebih panjang. Penyimpanan kentang bibit di suhu ruang dilakukan jika produksi bibit sama dengan permintaan pasar sehingga pertunasan kentang sesuai dengan waktu tanam. Pematahan dormansi tersebut dilakukan jika produksi bibit lebih sedikit daripada permintaan bibit saat musim tanam. Pengaturan penyimpanan kentang bibit tersebut dapat menjaga ketersediaan kentang bibit.

(16)

Jawa Barat adalah Hikmah Farm. Hikmah Farm dapat menghasilkan sekitar 600 ton/tahun kentang konsumsi dan 1 000 ton/tahun kentang bibit. Hikmah Farm memiliki tiga gudang penyimpanan bibit kentang yaitu suhu ruang, suhu dingin dan menggunakan gas sehingga Hikmah Farm dapat memenuhi permintaan bibit.

Tujuan Magang

(17)

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai “The King of Vegetable” dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International Potato Center, 2008). Tanaman kentang berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia dan telah menjadi makanan penting di Eropa. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan dapat bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena umbinya memiliki kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang memungkinkan untuk regenerasi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kentang diklasifikasikan ke dalam kelas Magnoliopsida, Sub kelas

Asteridae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies

Solanum tuberosum. Tanaman Solanum tuberosum dibagi menjadi dua subspesies, yaitu S. andigena dan S. tuberosum. S. andigena tumbuh di daerah pegunungan Andes dengan kondisi panjang hari yang pendek sedangkan S.tuberosum yang dapat tumbuh pada panjang hari yang lebih lama dan dikembangkan di seluruh dunia (The International Potato Center, 2008)

Tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan tanaman herba tahunan. Tinggi tanaman mencapai 100 cm dari permukaan tanah. Daun tanaman kentang menyirip majemuk dengan lembar daun bertangkai, dan batang di bawah permukaan tanah (stolon). Stolon tersebut dapat menimbun dan menyimpan produk fotosintesis pada bagian ujungnya sehingga membentuk umbi. Pada umbi terdapat banyak mata yang bersisik yang dapat menjadi tanaman baru. Warna daging umbi biasanya kuning muda atau putih tetapi ada kultivar yang berwarna kuning cerah, jingga, merah atau ungu. Bentuk umbi beragam, ada yang memanjang, kotak, bulat atau pipih (Sunarjono, 2004)

(18)

suhu 290C. Tanaman kentang sensitif terhadap kondisi lingkungan yang terlalu dingin. Kentang dapat tumbuh baik pada tanah dengan pH 5.0-5.5. Menurut Sunarjono (2004) pada tanah asam, kentang mudah terserang nematoda sedangkan pada tanah basa tanaman kentang dapat keracunan unsur K dan mudah terserang penyakit kudis.

Pembibitan Kentang

Kegiatan pemeliharaan dan pembibitan kentang bibit lebih intensif daripada kentang konsumsi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada pembibitan selain pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan seleksi tanaman (rouging). Rouging adalah membuang tanaman yang menyimpang dari tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman. Tanaman yang menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et al., 1997).

Waktu panen tanaman kentang untuk pembibitan yang baik adalah ketika bagian atas tanaman sudah mati dan mengering. Umur panen tergantung varietas dan iklim. Umbi yang siap panen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat dengan daging umbi dan tidak terkelupas jika ditekan. Umbi yang telah dipanen harus di sortasi dan grading di lapangan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah terbawanya kentang bibit yang telah terinfeksi penyakit ke gudang penyimpanan.

Pembibitan kentang adalah kegiatan menghasilkan umbi kentang yang diarahkan untuk dipergunakan sebagai bahan tanam musim berikutnya (Sahat, et al.,1989). Tanaman kentang pada umumnya diperbanyak dengan umbi. Umbi kentang terbentuk dari pembengkakan stolon. Kentang yang diperbanyak melalui umbi yaitu penanaman umbi kentang yang telah mengalami pertunasan dan siap tanam. Menurut Beukema dan Zaag (2007), ada 5 bentuk bibit kentang yaitu bibit dorman, bibit muda (apical dominance), bibit normal, bibit dengan tunas bercabang dan bibit yang sudah tua.

(19)

mata tunas yang tumbuh pada ujung umbi (tunas apikal). Bibit normal yaitu bibit yang memiliki banyak tunas (multiple sprout growth) sedangkan bibit dengan tunas yang telah bercabang (branched sprout growth) mulai memasuki fase tua. Bibit yang sudah tua (senility) yaitu tunas bibit telah bercabang dan umbi telah keriput karena kehilangan bobot yang tinggi akibat respirasi dan kekurangan cadangan makanan.

Bibit yang paling baik ditanam adalah bibit dengan fase bibit muda dan bibit muda dengan banyak tunas. Bibit yang ditanam pada fase tersebut akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan memiliki jumlah batang yang normal yang dapat mempengaruhi produksi umbi. Bibit yang memiliki tunas yang telah bercabang akan tumbuh dengan cepat, tetapi tanaman ini akan mudah terserang hama dan penyakit. Hasil dari penggunaan umbi ini akan menghasilkan jumlah batang yang banyak tetapi tidak produktif, tanaman akan lebih cepat mati dan produksi yang dihasilkan rendah. Umbi tidak akan tumbuh jika menggunakan bibit yang dorman dan bibit tua. Pada bibit tua, umbi akan mengalami kemunduran daya berkecambah.

Penyimpanan Kentang Bibit

Umbi kentang memiliki masa dormansi dan membutuhkan waktu untuk bertunas. Lama dormansi tergantung varietas, cuaca, keadaan saat tanam, umur umbi ketika panen dan kondisi gudang penyimpanan. Kondisi gudang penyimpanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan selama umbi mengalami masa dormansi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan selama penyimpanan umbi yaitu suhu, kelembaban dan sirkulasi udara pada gudang.

(20)

mengalami pembusukan. Sirkulasi udara gudang yang baik akan mencegah infeksi hama dan penyakit pada umbi. Sirkulasi udara pada gudang dapat dijaga dengan tidak menumpuk umbi terlalu padat.

Dormansi

Dormansi pada umbi kentang yaitu umbi tidak akan bertunas sampai waktu tertentu walaupun telah diberikan kondisi pertumbuhan tunas yang paling optimum (Higashiyama, 1994). Dormansi pada umbi kentang dipengaruhi oleh varietas, umur umbi ketika panen, keadaan lingkungan saat tanam, dan kondisi simpan umbi (Beukema dan Zaag, 2007).

Varietas kentang yang berbeda akan mempengaruhi umur dormansi dan perkembangan fisiologi. Menurut Rowe (1993) ada 5 tahap perkembangan fisiologi umbi kentang mulai dari umbi bertunas, membentuk tanaman, induksi dan pertumbuhan stolon, pembentukan umbi dan pemasakan umbi. Masa pemasakan umbi akan mempengaruhi waktu panen umbi. Menurut Beukema dan Zaag (2007) umbi yang dipanen lebih muda akan memiliki masa dormansi yang lebih lama daripada umbi yang dipanen lebih tua

Perkembangan fisiologi umbi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tanam seperti musim ketika tanam, suhu lingkungan, dan kondisi tanah. Umbi akan memiliki masa dormansi yang lebih pendek ketika tumbuh dengan kondisi suhu yang tinggi (Olsen dan Hornbacher, 2002).

Suhu gudang penyimpanan dapat mempengaruhi lama masa dormansi umbi kentang. Kentang akan memiliki masa dormansi yang lebih panjang jika disimpan pada suhu 40C daripada disimpan dengan suhu 250C. Penyimpanan umbi kentang pada suhu yang berubah-ubah dari rendah ke tinggi akan lebih mempercepat masa dormansi daripada umbi yang disimpan pada suhu tinggi yang konstan (Beukema dan Zaag, 2007).

(21)

cara untuk mematahkan sifat dormansi pada umbi kentang (Goldsworthy dan Fisher, 1992). Pematahan dormansi sangat penting dalam memproduksi umbi kentang diluar musim tanam. Pematahan dormansi pada umbi dapat dilakukan dengan cara perlakuan suhu dan perlakuan kimia.

Perlakuan suhu

Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan menyimpan umbi pada suhu 180-250C. Umbi akan mulai bertunas setelah 3-4 bulan penyimpanan. Penyimpanan pada suhu ini merupakan pematahan dormansi untuk varietas umbi yang memiliki masa dormansi yang lebih pendek (Bryan, 1989). Selain penyimpanan pada suhu tinggi, pematahan dormansi juga dapat dilakukan dengan suhu berganti. Suhu berganti yaitu dengan menyimpan umbi pada suhu dingin dilanjutkan dengan menyimpan umbi pada suhu tinggi. Selama penyimpanan umbi pada suhu dingin, kegiatan respirasi umbi akan menurun tetapi setelah pemindahan umbi ke suhu ruang maka laju respirasi akan melebihi umbi yang disimpan di suhu dingin (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Perlakuan kimia

Pematahan dormansi dapat menggunakan GA3 (Asam giberelin), CS2 (gas karbon disulfide), atau gas rindite. Zat kimia tersebut akan mempengaruhi enzim-enzim yang terdapat pada umbi kentang. Pematahan dormansi dengan perlakuan kimia menyebabkan pembentukan tunas umbi yang dominan adalah tunas apikal sehingga jumlah mata tunas yang tumbuh menjadi sedikit.

Asam giberelin dapat mematahkan dormansi umbi kentang dengan cara memotong atau melukai umbi agar GA3 dapat menembus umbi (Bryan, 1989). GA3 dapat merangsang sintesis enzim-enzim yang berhubungan dengan hidrolisis

terutama α-amilase. Umbi yang telah diberi GA3 disimpan pada suhu ruang. Penggunaan GA3 dengan konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan elongasi pada batang saat ditanam, dan akan menyebabkan perubahan bentuk pada umbi (Beukema dan Zaag, 2007).

(22)
(23)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada 14 Februari sampai dengan 14 Juni 2011. Pelaksanaan magang bertempat di Hikmah Farm yang berlokasi di jalan PTPN VIII Kertamanah Km 1, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan selama magang meliputi aspek teknis dan manajerial. Kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan dengan mengikuti standar operasional perusahaan. Jurnal harian kegiatan magang yang telah dilakukan dibuat selama kegiatan magang.

Kegiatan aspek teknis dilakukan selama satu bulan pertama. Kegiatan yang dilakukan mengikuti kegiatan karyawan harian lepas (KHL) mencakup teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pasca panen di gudang. Kegiatan selama menjadi KHL terlampir pada Lampiran 1.

(24)

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan di lapangan, dan wawancara langsung dengan pekerja. Data primer meliputi teknik budidaya tanaman di lapangan, panen hingga pasca panen. Data primer produktivitas dikumpulkan pada saat panen. Data sekunder diperoleh dari perusahaan meliputi kondisi kebun seperti jenis tanaman, jenis tanah, kondisi pertanaman, topografi, iklim dan curah hujan, produktivitas, data organisasi, jumlah karyawan, dan status karyawan.

Aspek umum pada magang ini mencakup kegiatan budidaya tanaman di lapangan untuk pembibitan, penanganan pasca panen kentang bibit terutama hama dan penyakit di gudang hingga pemasaran kentang bibit.

Pada aspek khusus dilakukan dua pengamatan yaitu pengaruh suhu dan diameter umbi terhadap masa dormansi umbi (Pengamatan khusus 1) dan pengaruh metode penyimpanan umbi kentang terhadap pertumbuhan tunas (Pengamatan khusus 2).

Pengamatan khusus 1 menggunakan kentang varietas Granola generasi 3 (G3). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak (completely randomized design) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu dan ukuran umbi. Faktor suhu terdiri atas dua taraf yaitu suhu kamar (180-250C) dan suhu dingin (40C). Faktor ukuran umbi terdiri atas dua taraf yaitu umbi besar (> 55 mm) dan umbi sedang (45 – 55 mm). Jumlah umbi yang diamati adalah 10 umbi setiap perlakuan dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Variabel yang diamati adalah penurunan bobot umbi dan waktu muncul tunas.

(25)

metode simpan III adalah penyimpanan umbi selama 2 bulan pada suhu kamar dilanjutkan 3 bulan di suhu dingin. Umbi yang telah mendapat perlakuan tersebut disimpan dalam suhu kamar selama 8 minggu dan setiap minggunya dilakukan pengamatan pertumbuhan tunas dengan variabel pengamatan yaitu waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan penurunan bobot umbi kentang. Jumlah sample umbi yang diamati dari setiap perlakuan adalah 10 umbi dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan.

Analisis Data dan Informasi

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus pertama dilakukan menggunakan RAL dua faktor dengan model aditif linier yang digunakan:

Yijk =µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan suhu ke-i

βj = pengaruh perlakuan diameter ke-j

αβij = pengaruh interaksi perlakuan αi dan βj

εijk = galat percobaan

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus kedua dilakukan menggunakan RAL faktor tunggal dengan model aditif linier sebagai berikut:

Yijk=µ + αi+ βj+ εijk dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan penyimpanan ke-i

εijk = galat percobaan

(26)

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan salah satu produsen kentang bibit yang didirikan oleh H. Moch. Adung Safei bersama istrinya Hj. Cucun Cunarsih. Awal berdirinya Hikmah Farm dimulai tahun 1962 yang berkonsentrasi pada produk kentang sayur. Pada tahun 1982 H. Adung resmi mendirikan PD. Hikmah sebagai perusahaan kentang sayur segar karena permintaan kentang sayur yang terus meningkat.

PD. Hikmah mulai mengembangkan bisnis untuk memproduksi kentang bibit skala besar pada tahun 1995 setelah menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN VIII dalam penggunaan lahan. PD Hikmah terdaftar sebagai produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II / 2003. PD. Hikmah menjadi Hikmah Farm pada tahun 2005 sebagai bentuk pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi didalam usaha agribisnis. Kebun Hikmah Farm saat ini seluas 204 ha dengan sepertiga bagian milik perusahaan dan dua pertiga bagian milik mitra. Hikmah Farm memperluas kegiatan produksi dengan memasuki industri makanan berbasis kentang yang dipasarkan di super market dengan merk dagang ”Balados” dan memulai mengembangkan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. Saat ini Hikmah Farm menuju perusahaan komersial yang dikelola dengan manajemen modern dan tenaga professional.

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif

(27)

Hikmah Farm terletak pada 07011’ LS dan 107035’ LB. Lokasi Hikmah Farm di kelilingi oleh pegunungan. Gunung Tilu, Lamajang, dan Panglima membatasi di sebelah Barat, gunung Nini, Kaharu dan Puncak Gede di sebelah Timur dan Gunung Waring di sebelah Selatan. Wilayah administratif Hikmah Farm berbatasan dengan Kecamatan Cimaung di sebelah Utara, kecamatan Kertasari di sebelah Timur, kebupaten Garut di sebelah Selatan dan Kecamatan Pasir Jambu di sebelah Barat. Lokasi perusahaan dan wilayah administratif Hikmah Farm disajikan pada Lampiran 4.

Sarana dan Prasarana Perusahaan

Hikmah farm dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan. Sarana dan prasarana Hikmah Farm disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sarana dan Prasarana di Hikmah Farm Fasilitas Jumlah

(Unit)

Fungsi

Kantor 1 Sebagai pusat kegiatan administrasi Gudang permanen 2

- Gudang biru Tempat pemeriksaan dan penyimpanan kentang bibit bersertifikat

- Gudang konsumsi

Tempat penyimpanan kentang sayur, pencucian, dan pengepakan kentang konsumsi yang akan dipasarkan

- Gudang kuning Tempat penyimpanan kentang sebelum disortasi dan di grading.

- Gudang wetan Tempat penyimpanan kentang bibit dari lapangan - Gudang kidul Tempat penyimpanan kentang konsumsi

- Gudang pupuk Tempat penyimpanan pupuk

Screen house 6 Lahan produksi kentang bibit dari generasi ke-0 (G0) menjadi generasi ke-1 (G1)

Green House 4 Lahan aklimatisasi planlet menjadi kentang bibit G0

Irigasi sprinkler Tidak terdata

Untuk memudahkan penyiraman tanaman Pabrik 1 Tempat pengolahan kentang

Radio monitor Tidak terdata

(28)

Fasilitas Jumlah (unit)

Fungsi

Komputer 5 Untuk memudahkan pembukuan kegiatan dan administrasi

Truk 6 Untuk pengangkutan hasil panen ke gudang atau bahan tanam ke lahan

Mobil jeep 3 Untuk mengangkut peralatan penyemprotan hama dan penyakit

Mobil box 1 Untuk pengangkutan kentang konsumsi yang akan dipasarkan

Sumber : Hikmah Farm, 2011

Kemitraan Perusahaan

Hikmah Farm melakukan kemitraan dengan beberapa pihak dalam penggunaan lahan dan penelitian dan pengembagan tanaman kentang. Hikmah Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dalam penggunaan lahan produksi dengan PTPN VIII, BPPTK (Badan Pusat Penelitian Teh dan Kina), dan pemerintah desa. Hikmah Farm juga melakukan kerjasama dengan petani Pangalengan mencakup penyediaan lahan, peminjaman modal untuk produksi dan pemasaran hasil panen. Hasil yang diperoleh akan dibagi menggunakan sistem bagi hasil antara petani dan Hikmah Farm.

Kerjasama untuk penelitian dan pengembangan tanaman kentang dilakukan dengan IPB (Institut Pertanian Bogor), Balitsa (Balai Penelitian Sayur), Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Pangalengan, dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Mitra utama Hikmah Farm dalam pemasaran kentang konsumsi adalah Yogya Toserba, PT. Lion Superindo, Hero, Lottemart, Setia Budi, Circle-K Bali dan Siantar top.

Keadaan Iklim dan Tanah

(29)

sebagian besar adalah andosol dengan struktur tanah lempung berliat sampai lempung berdebu. pH tanah andosol berkisar antara 5.0-6.5 yang cocok untuk budidaya tanaman kentang.

Luas Areal Produksi dan Tata Guna Lahan

Hikmah Farm memiliki luas areal produksi 204 ha yang terletak di beberapa lokasi. Luas areal produksi tersebut dapat mengalami perubahan setiap tahun karena penggunaan lahan sebagian besar bersifat kemitraan dengan perkebunan dan desa. Pada saat pihak mitra akan menggunakan areal kebun, maka Hikmah Farm tidak dapat menggunakan lahan tersebut. Luas areal kebun dan komoditas yang ditanam di Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di Hikmah Farm

Areal Kebun Luas

(ha) Komoditas yang ditanam

1 Legok Bako 2 Kentang, kubis, jagung dan wortel Pasir Angin 3 Kentang, kubis, jagung dan wortel Cikole 11 Kentang, kubis, jagung dan wortel Kiara Jeuntas 20 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Sukamenak 7 Kentang, kubis, jagung, dan rumput gajah Ciarileu 17 Kentang, kubis dan jagung

Gunung

Cupu 25 Kentang

2 Purbasari 1 25 Kentang, kubis, wortel, jagung

3 Gambung 27 Kentang, kubis, sawi, wortel, cabai dan jagung 4 Purbasari 2 27 Kentang, kubis, wortel, jagung

5 Cibercek 40 Kopi, teh

Total 204

Sumber: Hikmah Farm, 2011

Keadaan Tanaman dan Produksi

(30)

Hikmah Farm dari tahun 2007-2009 disajikan pada Lampiran 6. Varietas kentang yang diproduksi yaitu Granola sebanyak 75%, Nadia sebanyak 20% dan varietas lain sebanyak 5%. Hikmah Farm juga memproduksi komoditas lain sebagai tanaman rotasi terhadap tanaman kentang yaitu jagung, kubis, wortel, cabai dan sawi.

Hikmah Farm memproduksi kentang bibit bersertifikat dimulai dari benih sumber (G0) sampai dengan benih sebar (G4). Kelas benih yang diproduksi yaitu benih sumber (Breeder Seed-G0), benih dasar-1 (Foundation Seed 1-G1), benih dasar-2 (Foundation Seed 2-G2), benih pokok (Stock Seed-G3) dan benih sebar (Extention seed-G4). Pengkelasan benih tersebut berasal dari turunan generasi. Benih sumber (G0) diperoleh dari bahan tanam yang dihasilkan dari kultur jaringan dengan cara aklimatisasi. Penanaman G0 akan menghasilkan G1, penanaman G1 akan menghasilkan G2, dan begitu seterusnya sampai menghasilkan G4. Produksi benih G0 dilakukan di green house, benih G1 dilakukan di screen house dan benih G2 sampai G4 dilakukan di lapangan. Mutu bibit kentang di Hikmah Farm diawasi oleh perusahaan dan pihak BPSBTPH Jawa Barat.

Struktur Organisasi

Hikmah Farm dipimpin oleh H. Moch. Adung sebagai direktur utama yang bertugas untuk mengelola perusahaan secara umum dan merencanakan strategi perusahaan. Direktur utama dibantu oleh Hj. Cucun Cunarsih sebagai internal audit yang bertugas untuk melakukan pemeriksaan sistematis terhadap sistem, prosedur dan kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. Direktur utama langsung membawahi direktur produksi, direktur pemasaran dan direktur administrasi dan keuangan. Struktur organisasi dan jabatan perusahaan Hikmah Farm disajikan pada Lampiran 7 dan 8.

(31)

manusia yang ada di Hikmah Farm. Manajer area dibantu oleh kepala kebun bertugas untuk merencanakan dan mengontrol kegiatan produksi yang dilaksanakan di kebun. Manajer Area 1 dijabat oleh Shoheh Sopandi, manajer area 2 dijabat oleh Aep Saepullah, manajer area 3 dijabat oleh H. Khoeruman dan manajer area 4 dijabat oleh Ir. Bunyan Ismail, MSc. Kepala kebun dibantu oleh beberapa mandor kebun yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan budidaya dan seorang mandor pestisida yang bertangggung jawab terhadap pengendalian hama dan penyakit.

Direktur pemasaran dijabat oleh Pipin Walid M yang berperan dalam mengelola perencanaan pemasaran, manajemen penjualan dan kegiatan distribusi. Direktur pemasaran dibantu oleh manajer humas, manajer pengembangan bisnis, dan manajer penjualan. Manajer humas bertugas dalam promosi dan komunikasi pelanggan, dan melakukan hubungan yang baik dengan pelanggan. Manajer pengembangan bisnis bertugas dalam mencari pasar, dan melakukan inovasi dan pengembangan terhadap produk, melakukan riset terhadap kepuasan pelanggan. Manajer penjualan bertugas dalam hal penjualan dan pengaturan distribusi produk kepada pelanggan. Jabatan untuk manajer humas, manajer pengembangan bisnis, dan manajer penjualan masih kosong sehingga saat ini masih dipegang langsung oleh direktur pemasaran.

Direktur administrasi dan keuangan dijabat oleh Atieq Mustikaningtyas, S.Si yang bertanggungjawab terhadap kegiatan administrasi dan keuangan perusahaan. Direktur administrasi dan keuangan membawahi manajer sumberdaya manusia yang bertanggungjawab terhadap pengembangan SDM dan manajer keuangan yang berperan dalam pengaturan keuangan perusahaan dan kegiatan pembukuan.

(32)

Karyawan kebun dan karyawan kantor masuk setiap hari. Pekerjaan di kebun dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 12.30 WIB dengan waktu istirahat pukul 9.30 WIB-10.00 WIB. Kegiatan untuk hari Jumat berakhir pada pukul 10.30 WIB. Karyawan wanita di gudang dan pabrik pada hari Jumat tetap bekerja sampai pukul 12.30 WIB. Karyawan kantor masuk pada pukul 06.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Karyawan kantor mendapatkan libur secara bergilir dalam satu bulan.

(33)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek teknis

Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran.

Pembibitan

Pembibitan kentang yaitu kegiatan yang menghasilkan bahan tanam untuk ditanam kembali pada musim tanam selanjutnya. Tanaman kentang dapat dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakkan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, tunas dan umbi, sedangkan secara generatif menggunakan biji. Hikmah Farm melakukan perkembangbiakkan tanaman kentang menggunakan umbi dan stek tunas dari planlet. Planlet tanaman kentang diperoleh dari Balitsa untuk varietas Granola dan IPB untuk Varietas Nadia. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit Mother Plant

Planlet

G0

G1

G2

G3

G4

Petani

Di Lapangan Di Screen House

Kultur Jaringan

Di Green House

(34)

Hikmah Farm melakukan perbanyakan kentang bibit dimulai dari aklimatisasi planlet ke green house untuk memperoleh bibit G0 (generasi ke-0), penanaman kentang bibit G0 untuk mendapatkan bibit G1 di screen house,

penanaman kentang bibit G1 untuk memperoleh bibit G2 hingga penanaman kentang bibit G3 untuk memperoleh kentang bibit G4 yang dilakukan di lapangan.

Umbi G0 diperoleh dari aklimatisasi planlet ke media tanam di green house dengan cara stek. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang bersifat porous, ringan dan dapat menahan air. Tanaman dari aklimatisasi planlet tersebut akan tumbuh dan memiliki beberapa daun setelah 2-3 minggu. Tanaman yang telah memiliki daun dapat dilakukan stek tunas untuk memperbanyak tanaman sampai tanaman telah memiliki daun trifoleat. Jarak tanam yang digunakan adalah 5cm x 5cm. Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan alat kayu berjari dengan jarak yang sesuai. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dari tanaman hasil stek tersebut sebesar telur puyuh. Tanaman kentang hasil penyetekan tunas setelah berumur 2 minggu disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu.

Umbi G1 diperoleh dari hasil penanaman umbi G0 di screen house.

(35)

G2, G3 dan G4 dilakukan di lapangan. Contoh tanaman kentang yang di tanam di lapangan disajikan pada Gambar 3 (b).

Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang Bibit G1 di Screen House (a), Tanaman Kentang di Lapangan untuk Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4.

Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH

Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih bersertifikat. Penangkar harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan kepada BPSBTPH untuk melakukan pemeriksaan benih kentang di lapangan dan di gudang dan akan mendapat sertifikat setelah lulus pemeriksaan. Pemeriksaan di lapangan meliputi pemeriksaan kondisi tanah dan pemeriksaan tanaman pada saat berumur 30-40 HST, 40-50 HST dan 50-70 HST. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang

(36)

Pemeriksaan umbi di gudang dilakukan setelah umbi di sortasi dan di grading. Kriteria lulus pemeriksaan di gudang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang

Faktor Jumlah

BPSBTPH akan memberikan satu kali kesempatan untuk pemeriksaan ulang jika pemeriksaan di lapangan atau digudang tidak lulus. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil sampel 1 000 tanaman di lapangan dan 1 000 umbi di gudang secara acak.

Umbi yang telah lulus pemeriksaan diberi label sertifikasi untuk memperjelas identitas kentang bibit yang akan dijual ke petani. Label yang digunakan yaitu label berwarna putih untuk kentang bibit G2, label berwarna ungu untuk kentang bibit G3 dan label berwarna biru untuk kentang bibit G4. Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat disimpan di gudang penyimpanan bersuhu dingin atau bersuhu ruang. Kentang bibit tersebut akan dilakukan penyortiran kembali saat akan dijual dan akan di tanam.

Persiapan lahan a. Pengolahan lahan

(37)

membantu dalam penyerapan air. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh Hikmah Farm menggunakan sistem pengolahan tanah minimum untuk umbi G2-G4 dan pengolahan tanah sempurna untuk umbi G1.

Sistem pengolahan tanah minimum yang dilakukan adalah sistem ngalaci

pada bedengan bekas jagung atau kubis. Sistem ngalaci yaitu membersihkan bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai dengan G4. Pengolahan lahan dengan sistem ngalaci lebih mudah dilakukan daripada mengolah tanah dengan sistem pengolahan sempurna dan dapat menghemat waktu dalam pengerjaannya. Sistem ngalaci dapat menjaga kelembaban tanah pada musim kemarau karena pengolahan tanah yang minimum.

Sistem pengolahan tanah sempurna menggunakan alat garu dan cangkul yang dilakukan di screen house untuk penanaman bibit G1. Tanah yang telah diolah diberi basamid dengan bahan aktif dazomet 98% yang berfungsi sebagai fumigan untuk mengendalikan nematoda dan penyakit kemudian ditutupi mulsa selama satu minggu. Penutupan mulsa bertujuan agar hama dan penyakit yang ada didalam tanah mati. Tanah tersebut dapat ditanami tanaman kentang setelah mulsa dibuka selama dua minggu agar gas yang ditimbulkan dapat menguap dan tidak menyebabkan tanaman mati.

b. Pembuatan bedengan

Bedengan pada tanaman kentang bertujuan untuk melindungi akar dan umbi dari genangan air, memudahkan dalam penyiangan gulma, pemanenan, pemupukan, penyemprotan pestisida dan pengairan. Akar dan umbi kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk dan mengganggu pertumbuhan (Samadi, 2007).

(38)

karena bedeng yang searah dengan topografi akan lebih mudah kehilangan top soil daripada bedeng yang dibuat dengan pembuatan teras sehingga tanah menjadi keras yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang.

Faktor yang perlu diperhatikan selama pembuatan bedeng selain arah aliran air yaitu arah jalan untuk penyemprotan pestisida. Arah jalan tersebut akan mempengaruhi kemudahan penyemprot untuk melakukan penyemprotan tanaman kentang selama pemeliharaan.

Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan

dengan Mengikuti Topografi Lahan (b)

Ukuran bedengan tergantung musim tanam dan topografi lahan. Panjang bedengan untuk penanaman pada musim hujan lebih pendek daripada musim kemarau karena pada musim hujan tanaman rentan terhadap penyakit. Bedengan yang panjang dapat menyebabkan jamur dan cendawan berkembang dengan baik karena jumlah tanaman akan lebih banyak sehingga menyebabkan tanah menjadi lebih lembab.

Penanaman

a. Pengaturan waktu tanam

Pengaturan waktu tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang. Indonesia memiliki dua musim yang memiliki kondisi agroklimat yang berbeda dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman kentang. Menurut Samadi (2007), waktu yang tepat untuk menanam kentang adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan April-Juni. Penanaman pada musim kemarau akan mengalami kurangnya ketersediaan air sehingga diperlukan pengaturan irigasi yang baik sedangkan pada musim hujan akan menyebabkan

(39)

berkembangnya pertumbuhan cendawan patogen yang dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Hikmah Farm melakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Kebun-kebun yang sulit air biasanya penanaman kentang dilakukan pada musim hujan dengan pengendalian hama dan penyakit yang lebih intensif dan pembuatan selokan yang lebih tinggi agar umbi tidak busuk sedangkan pada musim kemarau akan ditanami tanaman rotasi seperti jagung atau diberakan selama 4-6 bulan. Kebun yang mempunyai sistem irigasi dilakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan.

b. Pembuatan jarak tanam

Tujuan pembuatan jarak tanam untuk mengurangi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air, mengurangi timbulnya penyakit dan akan mempengaruhi umbi yang dihasilkan. Penanaman kentang untuk kentang bibit menggunakan jarak tanam yang rapat agar menghasilkan umbi yang kecil dan banyak sedangkan untuk kentang konsumsi menggunakan jarak tanam yang lebih lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran besar (Rubatzky, 1998). Jarak tanam yang digunakan Hikmah Farm untuk penanaman G0 yaitu 5cm x 5cm, penanaman G1 dengan jarak 30cm x 20cm dan penanaman G2-G4 menggunakan jarak tanam tergantung pada ukuran bibit yang digunakan dan tujuan penanaman. Jarak tanam untuk penanaman G2-G4 dapat dilihat pada Lampiran 9.

c. Pemupukan Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mengikat serta menyimpan air tanah (Sutedjo, 2008). Pupuk kandang yang digunakan untuk menanam kentang di Hikmah Farm adalah kotoran sapi atau ayam dengan dosis 16-20 ton/ha.

(40)

Tanaman kentang membutuhkan sekitar 100-150 kg/ha unsur N, 250 kg/ha untuk P2O5 dan 200 kg/ha untuk K2O. Pupuk kimia berupa pupuk hayati emas (PHE) juga diberikan saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. PHE mengandung bakteri penambat nitrogen yang bukan pensimbiosis mikroba pelarut hara fosfat dan kalium serta menyediakan mikroba pemantap agregat.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di alur dilarikan. Pemberian pupuk secara alur dapat dilihat pada Gambar 5. Pemupukan dengan cara alur memudahkan pekerjaan pemupukan dan mengurangi tenaga kerja sehingga dapat menekan biaya produksi. Menurut Suriatna (1991) pemupukan dengan cara alur baik dilakukan pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar dan jumlah akar tanaman yang sedikit.

Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b)

d. Penanaman

Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara yaitu membuat lubang tanam dan menanam secara langsung. Penanaman pada lubang tanam dilakukan untuk ukuran umbi yang sangat kecil (diameter < 35 mm). Penanaman umbi yang berukuran kecil di butuhkan ajir agar tanaman tidak rebah. Penanaman bibit dengan cara alur di bedengan dilakukan untuk bibit G1-G4 dengan ukuran bibit yang lebih besar dengan diameter 45 mm-55 mm. Ukuran bedengan untuk penanaman bibit G1-G4 lebih kecil yaitu 6m x 0.75m sehingga pada satu bedengan hanya ditanam satu alur tanaman kentang. Bibit kentang diletakkan pada alur tanam dengan jarak tertentu sesuai ukuran bibit yang digunakan. Bibit yang yang telah diletakkan di alur, ditutup dengan tanah sehingga akan terbentuk bedengan. Untuk mencegah rebahnya tanaman, dilakukan beberapa tahap pembumbunan.

(41)

Bibit yang baik di tanam adalah bibit yang telah bertunas. Ada tiga kriteria bibit yang siap tanam yaitu:

a. Bibit muda yaitu bibit yang hanya bertunas pada tunas apikal. Bibit akan memiliki jumlah batang yang sedikit dengan ukuran umbi yang besar dan jumlah yang sedikit. Bibit ini akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit karena banyak cadangan bibit. Bibit muda biasanya ditanam dengan tujuan tanam untuk kentang konsumsi.

b. Bibit normal yaitu bibit yang memiliki beberapa tunas selain tunas apical. Bibit ini akan memiliki jumlah batang yang lebih banyak dengan ukuran umbi yang lebih kecil. Bibit ini sering digunakan untuk menghasilkan tanaman kentang untuk menghasilkan bibit.

c. Bibit tua yaitu bibit yang kadaluwarsa. Bibit ini memiliki tunas yang telah bercabang, lemah dan akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap serangan penyakit karena cadangan makanan telah berkurang dan bibit mengkerut.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memperoleh tanaman yang sehat dan berproduksi baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman adalah keadaan bibit sebelum tanam dan pemeliharaan selama fase pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman adalah pemupukan susulan, pembumbunan, penyiangan gulma, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, dan rouging.

a. Penyiangan gulma

(42)

Gambar 6. Penyiangan gulma. Secara manual (a) dan Menggunakan Cangkul (b)

b. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 30 HST bersamaan dengan pembumbunan pertama tanaman. Pupuk yang digunakan Hikmah Farm adalah Phonska dengan dosis 200-250 kg/ha. Pemupukan susulan dilakukan oleh Hikmah Farm dengan cara sebar diantara dua bedengan yang telah bersih dari gulma atau meletakkan pupuk diantara dua tanaman kemudian di timbun dengan tanah. Pemberian pupuk susulan dengan cara sebar di antara dua bedengan dapat dilihat pada Gambar 7. Cara sebar lebih sering dilakukan karena lebih efisien dalam tenaga kerja dan waktu daripada cara meletakkan pupuk diantara dua tanaman. Kekurangan pemupukan dengan cara sebar yaitu penggunaan pupuk lebih banyak dan kurang efektif terhadap tanaman.

Gambar 7. Pemupukan Susulan

a. b

(43)

c. Pembumbunan

Pembumbunan yaitu kegiatan untuk mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman. Pembumbunan bertujuan untuk merangsang pembentukan akar yang akan mempengaruhi jumlah umbi, membantu pembesaran umbi, menjaga umbi agar terhindar dari sinar matahari, menjaga tanaman agar tidak rebah dan mencegah tanaman tergenang air. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST dan 40-45 HST bersamaan dengan penyiangan gulma. Pembumbunan yang terlambat akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi berwarna hijau dan mudah terserang hama dan penyakit yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Akibat Pembumbunan yang terlambat. Tanaman Kentang Rebah (a), Umbi Kentang yang Berwarna Hijau (b), Tanaman Layu Bakteri (c)

d. Pengairan

Air selain berfungsi sebagai zat makanan, juga dapat mengatur temperatur dan kelembapan tanah. Pemberian air yang kurang dari kebutuhan tanaman menyebabkan tidak seimbangnya antara penguapan dan air yang diserap oleh tanaman. Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada fase stolonisasi dan inisiasi umbi. Kekurangan air pada awal pembentukan umbi dapat meningkatkan terjadinya spindled tuber dan dapat menyebabkan umbi pecah (Samadi, 2007). Kelebihan air akan menyebabkan tanah terlalu lembab dan akan memicu busuk umbi pada kentang. Pengaturan pengairan sangat diperlukan oleh tanaman kentang.

Pengairan yang dilakukan Hikmah Farm menggunakan sistem sprinkler dan sistem irigasi alur (furrow). Sistem sprinkler digunakan di kebun milik

(44)

perusahaan yang memiliki sumber air. Sistem sprinkler digunakan pada musim kemarau. Irigasi sprinkler juga digunakan pada tanaman G0 dan G1. Sistem

furrow digunakan di kebun yang jauh dari sumber air untuk tanaman G2, G3 dan G4. Pengairan sistem furrow dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit ke lahan yang berasal dari air yang di tampung pada bak saat hujan. Pengairan sistem furrow disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengairan Sistem Furrow

e. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Pengendalian hama dan penyakit lebih bersifat mencegah sebelum hama dan penyakit menyerang dan menyebar ke tanaman kentang yang lain. Pengendalian tersebut bersifat memutuskan daur hidup hama dan vektor pembawa penaykit.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan berbeda pada musim hujan dan musim kemarau. Hama lebih dominan menyerang tanaman pada musim kemarau dan penyakit lebih dominan menyerang tanaman pada musim hujan. Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dipengaruhi oleh sifat hama dan penyakit yang menyerang dan musim ketika penanaman. Pestisida sistemik digunakan pada musim hujan sedangkan pestisida kontak digunakan pada musim kemarau.

(45)

musim kemarau dilakukan pada 04-05 yaitu 4-5 hari sekali. Penyemprotan dilakukan pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dosis pestisida yang digunakan setiap kebun akan berbeda tergantung hama dan penyakit yang menyerang. Salah satu contoh dosis yang digunakan di kebun Pasir Angin pada tanggal 18 Februari 2011disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Dosis Pestisida di Kebun Pasir Angin. Umur

Tanaman Merk Dagang Fungsi

Konsentrasi per 20 L Sangat Muda

(10-40 HST)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram Muda

(40-65 hari)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan kontak

125 cc

Rotanil Fungisida kontak 400 gram Tua

(70 HST-panen)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc

Revus Fungisida sistemik dan kontak

125 cc

(46)

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di Hikmah Farm yaitu:

1. Penyakit busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytophthora infestans. Gejala awal penyakit ini yaitu bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara menanam bibit yang sehat, tidak menanam tanaman di bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis, menjaga kebersihan dan sanitasi lahan, serta melakukan penyemprotan dengan fungisida.

2. Penyakit layu

Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan cendawan Fusarium ocysporum. Gejala yang disebabkan oleh bakteri akan mengalami kelayuan pada tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menggunakan bibit yang sehat, menjaga sanitasi kebun, mengatur drainase air, dan melakukan rotasi tanaman.

3. Penyakit kanker batang (Damping off)

Penyakit kanker batang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang menyerang tunas umbi kentang yang baru muncul dan tanaman muda. Pengendalian dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu dalam, menggunakan umbi yang sehat, menjaga kelembaban tanah, melakukan rotasi tanaman dan menggunakan fungisida.

4. Penyakit kudis (Scab)

Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Streptomyces scabies yang menyerang kulit umbi dan menular melalui tanah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, dan melakukan rotasi tanaman.

5. Penyakit busuk lunak (Soft rot)

(47)

6. Penyakit mosaik

Penyakit mosaik disebabkan oleh virus. PLRV (Potato Leaf Roll Virus) menyebabkan daun menggulung, PVX (Potato Virus X) menyebabkan penyakit mosaik laten pada daun, dan PVY (Potato Virus Y) menyebabkan penyakit mosaik atau nekrosis lokal. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memangkas atau mencabut tanaman yang terkena virus, melakukan rotasi tanaman, menggunakan bibit yang sehat dan mengendalikan serangga atau binatang yang dapat menjadi vektor penularan virus.

7. Ulat grayak

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama dari larva ngengat berwarna abu-abu. Gejala yang ditimbulkan adalah tidak ada daun yang tersisa kecuali tulang-tulang daun. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida atau memangkas daun yang sudah tertempeli telur.

8. Kutu daun

Hama kutu daun yang menyerang adalah Aphidsgossypii, Aphids spiraecola

dan Myzus persicae. Kutu-kutu tersebut menginfeksi daun sehingga daun berkerut atau keriting dan akhirnya layu. Hama Myzus persicae dapat menularkan penyakit virus PLRV dan PVY. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memangkas tanaman atau penyemprotan pestisida.

9. Orong-orong

Orong-orong (Gryllotalpa sp.) lebih sering menyerang umbi pada musim kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan insektisida berbentuk tepung bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.

10. Uret

Hama uret (Holotrichia javana) menyerang dan memakan umbi didalam tanah. Umbi yang terserang akan berlubang dan membusuk. Hama ini berkembang pada musim kemarau. Pengendalian hama ini dengan memberantas kumbang yang menjadi induknya.

e. Roguing

(48)

abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et al., 1997). Roguing dilakukan hanya pada kegiatan pembibitan kentang. Kegiatan

roguing dilakukan minimal dua kali sebelum pemeriksaan di lapang antara umur 25-35 HST dan 45-50 HST. Tanaman hasil roguing harus dibuang dari lahan untuk mencegah penyebaran penyakit oleh virus pada tanaman yang sehat. Tanaman kentang yang terkena virus dan bakteri yang harus di rouging dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Tanaman Off Type. Tanaman Terserang Virus Mosaik (a), Tanaman Terserang Layu Bakteri (b) dan Tanaman Terserang Busuk Daun (c)

Panen

Penanganan panen yang perlu diperhatikan yaitu umur tanaman saat panen dan teknik pemanenan. Umur panen tergantung dari varietas kentang. Umur panen untuk kentang konsumsi antara 100-110 hari sedangkan untuk kentang bibit antara 110-120 hari. Menurut Samadi (2007), kondisi yang sangat dingin pada awal pertumbuhan pada tanaman akan menghambat pertunasan sehingga akan memperpanjang masa pertumbuhan yang menyebabkan umur panen akan lebih lama daripada umur tanaman normal.

Penentuan waktu panen dapat dilihat dari fisik tanaman yaitu daun-daun tanaman mulai menguning dan batang tanaman mengering bukan karena penyakit. Umbi kentang yang dapat dipanen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat pada daging umbi dan tidak terkelupas saat terkena gesekan. Waktu panen yang baik dilakukan pada pagi hari dengan kondisi cuaca yang cerah. Pemanenan yang dilakukan saat hujan akan menyebabkan umbi basah sehingga umbi cepat busuk saat disimpan.

(49)

Metode dan peralatan yang digunakan untuk pemanenan tanaman kentang tergantung pada luas lahan yang di panen, karakteristik tanah, topografi, tujuan kentang yang akan dipanen untuk disimpan atau di jual langsung ke pasar (Smith, 1968). Teknik pemanenan yang dilakukan di Hikmah Farm yaitu menggunakan cangkul atau cungkil bambu. Penggunaan cangkul dilakukan untuk tanaman kentang G2-G4 yang ditanam di lahan sedangkan cungkil bambu dilakukan untuk tanaman kentang G1 di screen house. Umbi dipanen dengan cara membongkar bedengan secara hati-hati agar tidak mengalami kerusakan mekanik. Umbi yang telah dipanen dilakukan penjemuran untuk mengeringkan tanah-tanah yang menempel pada umbi agar tidak terbawa ke gudang penyimpanan yang dapat menjadi sumber penyakit. Langkah-langkah pemanenan kentang dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Langkah-langkah Pemanenan Umbi. Pembongkaran Bedeng (a), Penjemuran Umbi (b), Penyortiran dan Grading di Lahan (c), Umbi dimasukkan ke Karung Jala (d), Pengangkutan (e)

Umbi kentang yang telah kering kemudian di sortasi dan grading. Penyortiran dilakukan berdasarkan umbi yang baik, afkir dan busuk sedangkan grading dilakukan berdasarkan ukuran umbi yaitu ukuran besar (AL), sedang

a.

d. e.

(50)

(AB) dan kecil (Ares). Umbi-umbi yang telah di sortasi dan di grading dimasukkan ke karung jala kemudian diangkut ke truk untuk dikirim ke gudang penyimpanan. Umbi afkir yaitu umbi yang rusak mekanik karena cangkul akan di jual langsung ke bandar untuk dijual ke pasar tradisional. Data panen beberapa kebun di Hikmah Farm dapat dilihat pada Lampiran 10.

Lahan bekas panen disewakan ke seorang bandar untuk mengambil hasil panen yang masih tertinggal dilahan saat panen. Kegiatan ini dikenal dengan sistem ngasag. Harga sewa lahan asagan sekitar 40% dari harga kentang yang baik sesuai produksi yang dihasilkan. Penyewaan lahan dihitung dengan luasan tumbak (16 m2) untuk harga 1 kg kentang yang baik. Umbi kentang hasil asagan

akan dibeli kembali oleh Hikmah Farm jika umbi hasil panen adalah G2 dan G3. Kendala yang dihadapi selama panen yaitu sarana transportasi dan cuaca yang sering berubah. Jalan kebun yang terjal menyulitkan dalam pengangkutan hasil panen dan hujan yang mengharuskan kegiatan panen dihentikan untuk mencegah umbi terkena air hujan.

Pasca panen

Penanganan pasca panen bertujuan untuk mempertahankan kondisi umbi dan mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki selama penyimpanan, seperti pertumbuhan tunas pada umbi untuk kentang konsumsi, umbi rusak dan busuk, atau munculnya solanin selama penyimpanan. Penanganan pasca panen yang kurang tepat akan menurunkan jumlah produksi dan mutu produksi. Kegiatan pasca panen di Hikmah Farm meliputi:

a. Sortasi dan Grading

Kegiatan sortasi dan grading dilakukan dari lapangan sampai ke gudang penyimpanan. Kentang bibit yang telah di sortasi dan di grading di lapangan dibawa ke gudang penyimpanan (gudang kuning) sedangkan kentang konsumsi dibawa ke gudang konsumsi. Selama di gudang penyimpanan, umbi kentang kembali di sortasi dan di grading.

(51)

yang sehat, umbi yang afkir dan umbi yang busuk. Hasil sortasi dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Hasil Penyortiran di Lapangan. Umbi Sehat (a), Umbi afkir (b), Umbi Busuk (c)

Umbi yang telah di sortasi akan di grading menggunakan mesin grading. Mesin grading yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Mesin Grading

Umbi kentang di grading berdasarkan diameter umbi. Ukuran diameter kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Diameter Bibit Kentang

Generasi ukuran diameter (mm)

L M S SS

G1

> 60 45-60

34-45 <35 G2

G3 >55 45-55

G4 >50 45-50

Kentang bibit yang telah disortasi dan digrading dikirim ke gudang biru kemudian dilakukan penyortiran terakhir dan diperiksa oleh BPSBTPH untuk

b.

(52)

mendapatkan sertifikat. Setelah mendapatkan sertifikat, kentang bibit disimpan di

cool storage (gudang hitam) dan dilakukan penyortiran kembali sebelum tanam. Umbi kentang konsumsi di grading berdasarkan bobot umbi. Bobot umbi kentang konsumsi dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot Umbi (Gram)

Ukuran umbi Bobot umbi (gram) AL (besar) 200-500 AB (sedang) 125-150 ABC (kecil) 68-80 Ares (sangat kecil) <50

b. Penyimpanan

Penyimpanan umbi kentang bertujuan untuk mencegah terjadinya pembusukan, penyusutan berat dan zat gizi, dan pertunasan. Penyimpanan umbi kentang dengan kondisi ruang simpan yang dilengkapi dengan pengaturan kelembaban dan suhu yang tepat dapat mempertahankan umbi hingga 10 bulan dan mencegah serangan hama yang merusak umbi.

Gudang penyimpanan umbi di Hikmah Farm ada dua, yaitu gudang bersuhu dingin (cool storage) dan gudang tanpa pendingin (suhu ruang). Gudang penyimpanan tanpa pendingin ada dua, yaitu gudang terang dan gudang gelap. Gudang penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Gudang Penyimpanan. Gudang Bersuhu Dingin (40C) untuk Kentang Bibit (a), Gudang Terang Bersuhu Ruang (18-250C) untuk Kentang Bibit (b), dan Gudang Gelap Bersuhu Ruang (18-250C) untuk Kentang Konsumsi (c)

(53)

Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat akan disimpan di gudang penyimpanan bersuhu dingin 40C(cool storage) dan gudang terang bersuhu ruang (180-250C) sedangkan kentang konsumsi disimpan di gudang gelap bersuhu ruang. Penyimpanan pada gudang gelap untuk menghindari munculnya warna hijau yang mengandung racun solanin dan dapat menurunkan kualitas kentang konsumsi. c. Pencucian

Kegiatan pencucian hanya dilakukan pada kentang konsumsi untuk supermarket untuk membersihkan kotoran tanah yang tertempel pada umbi kentang. Umbi yang telah dicuci harus dikeringkan sebelum pengemasan untuk menghindari kebusukan dan serangan hama pada umbi.

d. Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk melindungi hasil terhadap kerusakan, mengurangi kehilangan air, dan mempermudah dalam hal pengangkutan dan perhitungan (Satuhu, 2004). Syarat kemasan yang baik yaitu tidak mengandung toksik, dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas (Rahardi, 2003).

Jenis kemasan yang digunakan oleh Hikmah Farm tergantung jenis umbi kentang yang dijual. Penjualan untuk kentang bibit di kemas dalam peti kayu untuk pengiriman ke luar daerah, tolok dan krat untuk pengiriman jarak dekat. Kemasan untuk penjualan kentang konsumsi yaitu polynet berkapasitas 1 kg, 1.5 kg, dan 2 kg, dan karung jala bekapasitas 5 kg, 10 kg, 20 kg dan 40 kg. Pada setiap kemasan di beri label dengan identitas jenis varietas, ukuran umbi dan bobot umbi. Jenis kemasan dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Kemasan Kentang. Kemasan Kentang Konsumsi dengan Polynet (a), Kemasan Kentang Konsumsi dengan Karung Jala (b), dan Kemasan Kentang Bibit dengan Peti Kayu (c)

(54)

e. Pengangkutan

Pengangkutan bertujuan untuk memudahkan distribusi kentang yang siap dijual ke konsumen. Selama pengangkutan kondisi lingkungan harus tetap terjaga untuk menjaga kualitas umbi yang di angkut. Pengangkutan pada malam dan pagi hari dapat mengurangi beban panas (heat load) pada kendaraan yang mengangkut hasil panen (Kitinoja dan Kader, 2002). Pengangkutan barang yang dilakukan Hikmah Farm tergantung dari permintaan. Pengangkutan kentang konsumsi ke supermarket di sekitar Bandung dilakukan pada pagi hari sedangkan untuk di luar kota dilakukan pada malam hari. Pengangkutan kentang bibit dilakukan oleh konsumen yang membeli bibit.

Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen. Keberlangsungan usaha pertanian didukung oleh rencana pemasaran yang baik untuk mendapatkan hasil yang efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran yaitu produk yang dihasilkan, target pasar, kebutuhan konsumen, dan sistem harga.

Produk yang dihasilkan oleh Hikmah Farm yaitu kentang bibit bersertifikat, kentang sayur, sayuran lain hasil rotasi (wortel, kubis, sawi, cabai dan jagung) dan olahan kentang. Olahan kentang yang dikembangkan oleh Hikmah Farm yaitu keripik kentang dengan merk dagang “Balados”, “Orito” dan “Kendo”. Hikmah Farm terus melakukan inovasi produk dan meningkatkan kualitas produk untuk dapat bertahan dalam persaingan pasar.

Pemasaran kentang sayur mencakup pasar modern dan pasar tradisional di sekitar daerah Bandung dan Jakarta. Pasar modern tujuan Hikmah Farm diantaranya Setia Budi, Yogya, Lotte Mart, Superindo, Hero dan Siantar Top sedangkan untuk pasar tradisional yaitu pasar Cibitung-Bekasi, pasar induk Caringin, Pasar Indok Ciroyom-Bogor, pasar Pangalengan dan pasar induk Bandung. Olahan kentang untuk keripik “Balados” di kirim ke Circle-K Bali dan untuk “Orito” dan “Kendo” di kirim ke toko Kartika Sari, Bandung.

(55)

kentang bibit untuk Jawa Barat (Hikmah Farm, 2010). Pemasaran untuk kentang bibit bersertifikat yang dilakukan oleh Hikmah Farm yaitu dengan cara konsumen lebih dulu memesan jumlah bibit yang diinginkan sebelum membeli.

Harga produk ditentukan oleh harga dasar yang dapat berubah setiap saat yang akan menjadi standar penentuan harga jual di pasaran. Harga kentang konsumsi untuk supermarket akan lebih tinggi daripada pasar tradisional. Harga yang ditetapkan oleh Hikmah Farm untuk kentang konsumsi pasar tradisional berbeda setiap ukuran umbi. Ukuran AB dijual Rp. 5 250/kg, ABC seharga Rp. 4 500- 4 800/kg, dan umbi yang afkir ukuran AL seharga Rp. 4 500,-/kg. Kentang bibit bersertifikat ditentukan oleh generasi dari kentang bibit tersebut. Harga jual kentang bibit dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Harga Bibit

Generasi bibit Harga (Rp/kg) G1 75 000 – 100 000 G2 20 000 – 25 000 G3 11 000 – 15 000 G4 10 000 – 12 000

Gambar

Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang
Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang
Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan
Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hikmah Farm ada 2, yaitu sortasi dan grading yang dilakukan di kebun atau dilapangan dan di gudang penyimpanan. Sortasi dan grading di lapangan dilakukan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berat umbi bibit berpengaruh nyata terhadap jumlah batang utama, berat umbi per sampel, berat umbi per plot, jumlah umbi per

Perlakuan yang dilakukan adalah ketinggian pembumbunan pada 10 cm, 15 cm, 20 cm dan variabel yang diamati adalah persentase pertumbuhan bibit, tinggi tanaman, jumlah

Walaupun keadaan tanah tidak cukup bagus namun bila diimbangi dengan teknik budidaya yang benar dan tepat akan menghasilkan produksi yang tinggi seperti di

Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan umbi bibit G4 dengan mulsa mampu memberikan pertumbuhan yang lebih baik daripada penggunaan umbi lokal, kecuali umbi lokal

Enam unit truk ya ng biasa digunakan untuk mengantar jemput karyawan kebun, membawa hasil panen dari kebun menuju gudang penyimpanan, dan digunakan untuk mengantar

Umbi kentang yang telah disimpan selama 2 bulan pada suhu kamar diikuti dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam (Metode Simpan II) memiliki pertumbuhan tunas yang

Perlakuan yang dilakukan adalah ketinggian pembumbunan pada 10 cm, 15 cm, 20 cm dan variabel yang diamati adalah persentase pertumbuhan bibit, tinggi tanaman, jumlah