• Tidak ada hasil yang ditemukan

Botani Kentang

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dikenal sebagai “The King of Vegetable” dan produksinya menempati urutan keempat dunia setelah beras, gandum dan jagung (The International Potato Center, 2008). Tanaman kentang berasal dari wilayah pegunungan Andes di Peru dan Bolivia dan telah menjadi makanan penting di Eropa. Tanaman kentang liar dan yang dibudidayakan dapat bertahan di habitat tumbuhnya (in situ) dengan baik karena umbinya memiliki kadar air, pati, dan cadangan hara lain yang memungkinkan untuk regenerasi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Kentang diklasifikasikan ke dalam kelas Magnoliopsida, Sub kelas

Asteridae, Ordo Solanales, Famili Solanaceae, Genus Solanum, dan Spesies

Solanum tuberosum. Tanaman Solanum tuberosum dibagi menjadi dua subspesies, yaitu S. andigena dan S. tuberosum. S. andigena tumbuh di daerah pegunungan Andes dengan kondisi panjang hari yang pendek sedangkan S.tuberosum yang dapat tumbuh pada panjang hari yang lebih lama dan dikembangkan di seluruh dunia (The International Potato Center, 2008)

Tanaman kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan tanaman herba tahunan. Tinggi tanaman mencapai 100 cm dari permukaan tanah. Daun tanaman kentang menyirip majemuk dengan lembar daun bertangkai, dan batang di bawah permukaan tanah (stolon). Stolon tersebut dapat menimbun dan menyimpan produk fotosintesis pada bagian ujungnya sehingga membentuk umbi. Pada umbi terdapat banyak mata yang bersisik yang dapat menjadi tanaman baru. Warna daging umbi biasanya kuning muda atau putih tetapi ada kultivar yang berwarna kuning cerah, jingga, merah atau ungu. Bentuk umbi beragam, ada yang memanjang, kotak, bulat atau pipih (Sunarjono, 2004)

Menurut Williams et al. (1993), kentang merupakan tanaman daerah beriklim sedang (subtropis) dan dataran tinggi (1 000 - 3 000 meter). Suhu yang optimum untuk tanaman kentang sekitar 160 sampai 210C dengan kelembaban udara 80-90%. Nonnecke (1989) menyatakan bahwa pembentukan umbi yang optimum dapat terbentuk pada suhu 160C, berkurang pada 210C dan berhenti pada

suhu 290C. Tanaman kentang sensitif terhadap kondisi lingkungan yang terlalu dingin. Kentang dapat tumbuh baik pada tanah dengan pH 5.0-5.5. Menurut Sunarjono (2004) pada tanah asam, kentang mudah terserang nematoda sedangkan pada tanah basa tanaman kentang dapat keracunan unsur K dan mudah terserang penyakit kudis.

Pembibitan Kentang

Kegiatan pemeliharaan dan pembibitan kentang bibit lebih intensif daripada kentang konsumsi. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan pada pembibitan selain pengendalian hama dan penyakit juga dilakukan seleksi tanaman (rouging). Rouging adalah membuang tanaman yang menyimpang dari tanaman utama dengan tujuan untuk menjaga kemurnian tanaman. Tanaman yang menyimpang tersebut dapat berupa campuran dari varietas lain, tanaman abnormal, tanaman sakit, tanaman yang terserang virus, dan gulma (Sulaeman, et al., 1997).

Waktu panen tanaman kentang untuk pembibitan yang baik adalah ketika bagian atas tanaman sudah mati dan mengering. Umur panen tergantung varietas dan iklim. Umbi yang siap panen dapat dilihat dari kulit umbi yang melekat dengan daging umbi dan tidak terkelupas jika ditekan. Umbi yang telah dipanen harus di sortasi dan grading di lapangan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mencegah terbawanya kentang bibit yang telah terinfeksi penyakit ke gudang penyimpanan.

Pembibitan kentang adalah kegiatan menghasilkan umbi kentang yang diarahkan untuk dipergunakan sebagai bahan tanam musim berikutnya (Sahat, et al.,1989). Tanaman kentang pada umumnya diperbanyak dengan umbi. Umbi kentang terbentuk dari pembengkakan stolon. Kentang yang diperbanyak melalui umbi yaitu penanaman umbi kentang yang telah mengalami pertunasan dan siap tanam. Menurut Beukema dan Zaag (2007), ada 5 bentuk bibit kentang yaitu bibit dorman, bibit muda (apical dominance), bibit normal, bibit dengan tunas bercabang dan bibit yang sudah tua.

Bibit dorman adalah bibit yang masih dalam masa istirahat dan tidak memiliki tunas. Bibit muda (apical dominance) yaitu bibit yang memiliki satu

mata tunas yang tumbuh pada ujung umbi (tunas apikal). Bibit normal yaitu bibit yang memiliki banyak tunas (multiple sprout growth) sedangkan bibit dengan tunas yang telah bercabang (branched sprout growth) mulai memasuki fase tua. Bibit yang sudah tua (senility) yaitu tunas bibit telah bercabang dan umbi telah keriput karena kehilangan bobot yang tinggi akibat respirasi dan kekurangan cadangan makanan.

Bibit yang paling baik ditanam adalah bibit dengan fase bibit muda dan bibit muda dengan banyak tunas. Bibit yang ditanam pada fase tersebut akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit dan memiliki jumlah batang yang normal yang dapat mempengaruhi produksi umbi. Bibit yang memiliki tunas yang telah bercabang akan tumbuh dengan cepat, tetapi tanaman ini akan mudah terserang hama dan penyakit. Hasil dari penggunaan umbi ini akan menghasilkan jumlah batang yang banyak tetapi tidak produktif, tanaman akan lebih cepat mati dan produksi yang dihasilkan rendah. Umbi tidak akan tumbuh jika menggunakan bibit yang dorman dan bibit tua. Pada bibit tua, umbi akan mengalami kemunduran daya berkecambah.

Penyimpanan Kentang Bibit

Umbi kentang memiliki masa dormansi dan membutuhkan waktu untuk bertunas. Lama dormansi tergantung varietas, cuaca, keadaan saat tanam, umur umbi ketika panen dan kondisi gudang penyimpanan. Kondisi gudang penyimpanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan selama umbi mengalami masa dormansi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan selama penyimpanan umbi yaitu suhu, kelembaban dan sirkulasi udara pada gudang.

Suhu yang rendah (30-50C) selama penyimpanan dapat memperpanjang umur fisiologis dan meningkatkan produksi (Sahat, et al., 1989). Penyimpanan bibit kentang dengan suhu dibawah 20C akan merusak pertumbuhan tunas (Nonnecke, 1989) sedangkan penyimpanan umbi pada suhu tinggi (180-250C) dapat mempercepat pertunasan. Kelembaban gudang yang baik untuk pembibitan yaitu sekitar 75-90%. Kelembaban yang terlalu kering akan menyebabkan besarnya kehilangan bobot pada umbi, sedangkan kelembaban yang terlalu tinggi dapat mempermudah pengembunan yang menyebabkan umbi lembab dan akan

mengalami pembusukan. Sirkulasi udara gudang yang baik akan mencegah infeksi hama dan penyakit pada umbi. Sirkulasi udara pada gudang dapat dijaga dengan tidak menumpuk umbi terlalu padat.

Dormansi

Dormansi pada umbi kentang yaitu umbi tidak akan bertunas sampai waktu tertentu walaupun telah diberikan kondisi pertumbuhan tunas yang paling optimum (Higashiyama, 1994). Dormansi pada umbi kentang dipengaruhi oleh varietas, umur umbi ketika panen, keadaan lingkungan saat tanam, dan kondisi simpan umbi (Beukema dan Zaag, 2007).

Varietas kentang yang berbeda akan mempengaruhi umur dormansi dan perkembangan fisiologi. Menurut Rowe (1993) ada 5 tahap perkembangan fisiologi umbi kentang mulai dari umbi bertunas, membentuk tanaman, induksi dan pertumbuhan stolon, pembentukan umbi dan pemasakan umbi. Masa pemasakan umbi akan mempengaruhi waktu panen umbi. Menurut Beukema dan Zaag (2007) umbi yang dipanen lebih muda akan memiliki masa dormansi yang lebih lama daripada umbi yang dipanen lebih tua

Perkembangan fisiologi umbi juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tanam seperti musim ketika tanam, suhu lingkungan, dan kondisi tanah. Umbi akan memiliki masa dormansi yang lebih pendek ketika tumbuh dengan kondisi suhu yang tinggi (Olsen dan Hornbacher, 2002).

Suhu gudang penyimpanan dapat mempengaruhi lama masa dormansi umbi kentang. Kentang akan memiliki masa dormansi yang lebih panjang jika disimpan pada suhu 40C daripada disimpan dengan suhu 250C. Penyimpanan umbi kentang pada suhu yang berubah-ubah dari rendah ke tinggi akan lebih mempercepat masa dormansi daripada umbi yang disimpan pada suhu tinggi yang konstan (Beukema dan Zaag, 2007).

Dormansi memiliki keuntungan dan kekurangan dalam musim tanam. Dormansi dapat mempertahankan umur umbi lebih lama, dapat mencegah pertunasan di lapangan dan merupakan mekanisme untuk mempertahankan hidup. Kekurangan dari dormansi yaitu umbi kentang tidak dapat ditanam sepanjang tahun, dan membutuhkan waktu yang lama untuk bertunas sehingga dibutuhkan

cara untuk mematahkan sifat dormansi pada umbi kentang (Goldsworthy dan Fisher, 1992). Pematahan dormansi sangat penting dalam memproduksi umbi kentang diluar musim tanam. Pematahan dormansi pada umbi dapat dilakukan dengan cara perlakuan suhu dan perlakuan kimia.

Perlakuan suhu

Pematahan dormansi dapat dilakukan dengan menyimpan umbi pada suhu 180-250C. Umbi akan mulai bertunas setelah 3-4 bulan penyimpanan. Penyimpanan pada suhu ini merupakan pematahan dormansi untuk varietas umbi yang memiliki masa dormansi yang lebih pendek (Bryan, 1989). Selain penyimpanan pada suhu tinggi, pematahan dormansi juga dapat dilakukan dengan suhu berganti. Suhu berganti yaitu dengan menyimpan umbi pada suhu dingin dilanjutkan dengan menyimpan umbi pada suhu tinggi. Selama penyimpanan umbi pada suhu dingin, kegiatan respirasi umbi akan menurun tetapi setelah pemindahan umbi ke suhu ruang maka laju respirasi akan melebihi umbi yang disimpan di suhu dingin (Goldsworthy dan Fisher, 1992).

Perlakuan kimia

Pematahan dormansi dapat menggunakan GA3 (Asam giberelin), CS2 (gas karbon disulfide), atau gas rindite. Zat kimia tersebut akan mempengaruhi enzim-enzim yang terdapat pada umbi kentang. Pematahan dormansi dengan perlakuan kimia menyebabkan pembentukan tunas umbi yang dominan adalah tunas apikal sehingga jumlah mata tunas yang tumbuh menjadi sedikit.

Asam giberelin dapat mematahkan dormansi umbi kentang dengan cara memotong atau melukai umbi agar GA3 dapat menembus umbi (Bryan, 1989). GA3 dapat merangsang sintesis enzim-enzim yang berhubungan dengan hidrolisis terutama α-amilase. Umbi yang telah diberi GA3 disimpan pada suhu ruang. Penggunaan GA3 dengan konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan elongasi pada batang saat ditanam, dan akan menyebabkan perubahan bentuk pada umbi (Beukema dan Zaag, 2007).

CS2 merupakan cairan kimia yang mudah menguap, terbakar dan beracun. Umbi kentang harus bebas dari luka ketika diberikan gas CS2 dan diaplikasikan pada ruang yang kedap udara (Bryan, 1989). Setelah aplikasi umbi disimpan di suhu ruang (18-250C) dan akan bertunas setelah 2-4 minggu. Menurut Salimi

(2010) keuntungan penggunaan CS2 yaitu dapat menghasilkan tunas yang lebih pendek, tebal, sehat dan tahan terhadap kerusakan, biaya relatif murah karena menggunakan konsentrasi yang rendah sekitar 12-25 ml/m3 untuk ukuran bibit yang normal dibandingkan menggunkan gas rindite.

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan dimulai pada 14 Februari sampai dengan 14 Juni 2011. Pelaksanaan magang bertempat di Hikmah Farm yang berlokasi di jalan PTPN VIII Kertamanah Km 1, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan selama magang meliputi aspek teknis dan manajerial. Kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan dengan mengikuti standar operasional perusahaan. Jurnal harian kegiatan magang yang telah dilakukan dibuat selama kegiatan magang.

Kegiatan aspek teknis dilakukan selama satu bulan pertama. Kegiatan yang dilakukan mengikuti kegiatan karyawan harian lepas (KHL) mencakup teknik budidaya di lapangan hingga kegiatan pasca panen di gudang. Kegiatan selama menjadi KHL terlampir pada Lampiran 1.

Kegiatan aspek manajerial dilakukan pada bulan kedua sampai dengan keempat. Mahasiswa melakukan kegiatan sebagai pendamping mandor pada bulan kedua dan sebagai pendamping kepala kebun pada bulan ketiga dan keempat. Kegiatan pendamping mandor adalah membantu pembuatan perencanaan biaya dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan, membantu mengawasi pekerjaan KHL, membantu melakukan persiapan sebelum kegiatan di kebun, membantu membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan mandor. Kegiatan pendamping kepala kebun meliputi membantu dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP), membantu pengawasan dan pengelolaan tenaga kerja, dan melakukan analisa terhadap setiap kegiatan yang dilakukan mulai dari kegiatan budidaya hingga pascapanen digudang. Kagiatan pada aspek manejerial dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mengikuti seluruh kegiatan yang dilakukan di lapangan, dan wawancara langsung dengan pekerja. Data primer meliputi teknik budidaya tanaman di lapangan, panen hingga pasca panen. Data primer produktivitas dikumpulkan pada saat panen. Data sekunder diperoleh dari perusahaan meliputi kondisi kebun seperti jenis tanaman, jenis tanah, kondisi pertanaman, topografi, iklim dan curah hujan, produktivitas, data organisasi, jumlah karyawan, dan status karyawan.

Aspek umum pada magang ini mencakup kegiatan budidaya tanaman di lapangan untuk pembibitan, penanganan pasca panen kentang bibit terutama hama dan penyakit di gudang hingga pemasaran kentang bibit.

Pada aspek khusus dilakukan dua pengamatan yaitu pengaruh suhu dan diameter umbi terhadap masa dormansi umbi (Pengamatan khusus 1) dan pengaruh metode penyimpanan umbi kentang terhadap pertumbuhan tunas (Pengamatan khusus 2).

Pengamatan khusus 1 menggunakan kentang varietas Granola generasi 3 (G3). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak (completely randomized design) dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu dan ukuran umbi. Faktor suhu terdiri atas dua taraf yaitu suhu kamar (180-250C) dan suhu dingin (40C). Faktor ukuran umbi terdiri atas dua taraf yaitu umbi besar (> 55 mm) dan umbi sedang (45 – 55 mm). Jumlah umbi yang diamati adalah 10 umbi setiap perlakuan dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan. Variabel yang diamati adalah penurunan bobot umbi dan waktu muncul tunas.

Pengamatan khusus 2 menggunakan kentang varietas Granola generasi 4 (G4). Pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan rancangan lengkap teracak (completely randomized design) dengan faktor tunggal yaitu perlakukan metode penyimpanan umbi yang terdiri atas 3 taraf yaitu metode simpan I, metode simpan II dan metode simpan III. Metode simpan I adalah penyimpanan umbi selama 4 bulan pada suhu kamar, metode simpan II adalah penyimpanan umbi selama 2 bulan pada suhu kamar dilanjutkan dengan pemberian gas CS2 selama 24 jam dan

metode simpan III adalah penyimpanan umbi selama 2 bulan pada suhu kamar dilanjutkan 3 bulan di suhu dingin. Umbi yang telah mendapat perlakuan tersebut disimpan dalam suhu kamar selama 8 minggu dan setiap minggunya dilakukan pengamatan pertumbuhan tunas dengan variabel pengamatan yaitu waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas dan penurunan bobot umbi kentang. Jumlah sample umbi yang diamati dari setiap perlakuan adalah 10 umbi dimana setiap satu umbi merupakan satu ulangan.

Analisis Data dan Informasi

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus pertama dilakukan menggunakan RAL dua faktor dengan model aditif linier yang digunakan:

Yijk =µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan suhu ke-i βj = pengaruh perlakuan diameter ke-j αβij = pengaruh interaksi perlakuan αi dan βj εijk = galat percobaan

Analisis ragam untuk pengamatan aspek khusus kedua dilakukan menggunakan RAL faktor tunggal dengan model aditif linier sebagai berikut:

Yijk=µ + αi+ βj+ εijk dimana

Yij = pengamatan pada perlakuan ke-i dan ke-j µ = rataan umum

αi = pengaruh perlakuan penyimpanan ke-i εijk = galat percobaan

Uji lanjut terhadap nilai tengah dilakukan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) jika hasil analisis ragam berbeda nyata.

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

Sejarah Perusahaan

Hikmah Farm merupakan salah satu produsen kentang bibit yang didirikan oleh H. Moch. Adung Safei bersama istrinya Hj. Cucun Cunarsih. Awal berdirinya Hikmah Farm dimulai tahun 1962 yang berkonsentrasi pada produk kentang sayur. Pada tahun 1982 H. Adung resmi mendirikan PD. Hikmah sebagai perusahaan kentang sayur segar karena permintaan kentang sayur yang terus meningkat.

PD. Hikmah mulai mengembangkan bisnis untuk memproduksi kentang bibit skala besar pada tahun 1995 setelah menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan PTPN VIII dalam penggunaan lahan. PD Hikmah terdaftar sebagai produsen dan pedagang bibit kentang bersertifikat sesuai dengan Surat Keputusan Pendaftaran Pedagang Bibit Nomor : 074 / BPSBTPH / HAT / Prod / H / II / 2003. PD. Hikmah menjadi Hikmah Farm pada tahun 2005 sebagai bentuk pengembangan perusahaan untuk membangun reputasi didalam usaha agribisnis. Kebun Hikmah Farm saat ini seluas 204 ha dengan sepertiga bagian milik perusahaan dan dua pertiga bagian milik mitra. Hikmah Farm memperluas kegiatan produksi dengan memasuki industri makanan berbasis kentang yang dipasarkan di super market dengan merk dagang ”Balados” dan memulai mengembangkan tanaman perkebunan yaitu teh dan kopi. Saat ini Hikmah Farm menuju perusahaan komersial yang dikelola dengan manajemen modern dan tenaga professional.

Lokasi Perusahaan dan Letak Wilayah Administratif

Hikmah Farm berada 43 km kearah Selatan Bandung, Jawa Barat. Kantor Hikmah Farm terletak di Jalan PT. Perkebunan VIII Kertamanah Km 1, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat 40378. Akses transportasi dan jaringan telekomunikasi yang baik memudahkan untuk menemukan lokasi perusahaan.

Hikmah Farm terletak pada 07011’ LS dan 107035’ LB. Lokasi Hikmah Farm di kelilingi oleh pegunungan. Gunung Tilu, Lamajang, dan Panglima membatasi di sebelah Barat, gunung Nini, Kaharu dan Puncak Gede di sebelah Timur dan Gunung Waring di sebelah Selatan. Wilayah administratif Hikmah Farm berbatasan dengan Kecamatan Cimaung di sebelah Utara, kecamatan Kertasari di sebelah Timur, kebupaten Garut di sebelah Selatan dan Kecamatan Pasir Jambu di sebelah Barat. Lokasi perusahaan dan wilayah administratif Hikmah Farm disajikan pada Lampiran 4.

Sarana dan Prasarana Perusahaan

Hikmah farm dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan produksi perusahaan. Sarana dan prasarana Hikmah Farm disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Sarana dan Prasarana di Hikmah Farm Fasilitas Jumlah

(Unit)

Fungsi Kantor 1 Sebagai pusat kegiatan administrasi Gudang permanen 2

- Gudang biru Tempat pemeriksaan dan penyimpanan kentang bibit bersertifikat

- Gudang konsumsi

Tempat penyimpanan kentang sayur, pencucian, dan pengepakan kentang konsumsi yang akan dipasarkan

Gudang semi permanen

5

- Gudang hitam Tempat penyimpanan kentang bibit di cool storage

- Gudang kuning Tempat penyimpanan kentang sebelum disortasi dan di grading.

- Gudang wetan Tempat penyimpanan kentang bibit dari lapangan - Gudang kidul Tempat penyimpanan kentang konsumsi

- Gudang pupuk Tempat penyimpanan pupuk

Screen house 6 Lahan produksi kentang bibit dari generasi ke-0 (G0) menjadi generasi ke-1 (G1)

Green House 4 Lahan aklimatisasi planlet menjadi kentang bibit G0

Irigasi sprinkler Tidak terdata

Untuk memudahkan penyiraman tanaman Pabrik 1 Tempat pengolahan kentang

Radio monitor Tidak terdata

Untuk memudahkan komunikasi di kebun antar mandor

Fasilitas Jumlah (unit)

Fungsi

Komputer 5 Untuk memudahkan pembukuan kegiatan dan administrasi

Truk 6 Untuk pengangkutan hasil panen ke gudang atau bahan tanam ke lahan

Mobil jeep 3 Untuk mengangkut peralatan penyemprotan hama dan penyakit

Mobil box 1 Untuk pengangkutan kentang konsumsi yang akan dipasarkan

Sumber : Hikmah Farm, 2011

Kemitraan Perusahaan

Hikmah Farm melakukan kemitraan dengan beberapa pihak dalam penggunaan lahan dan penelitian dan pengembagan tanaman kentang. Hikmah Farm melakukan kerjasama operasi (KSO) dalam penggunaan lahan produksi dengan PTPN VIII, BPPTK (Badan Pusat Penelitian Teh dan Kina), dan pemerintah desa. Hikmah Farm juga melakukan kerjasama dengan petani Pangalengan mencakup penyediaan lahan, peminjaman modal untuk produksi dan pemasaran hasil panen. Hasil yang diperoleh akan dibagi menggunakan sistem bagi hasil antara petani dan Hikmah Farm.

Kerjasama untuk penelitian dan pengembangan tanaman kentang dilakukan dengan IPB (Institut Pertanian Bogor), Balitsa (Balai Penelitian Sayur), Balai Pengembangan Benih Kentang (BPBK) Pangalengan, dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPSBTPH). Mitra utama Hikmah Farm dalam pemasaran kentang konsumsi adalah Yogya Toserba, PT. Lion Superindo, Hero, Lottemart, Setia Budi, Circle-K Bali dan Siantar top.

Keadaan Iklim dan Tanah

Hikmah Farm terletak pada daerah Pangalengan dengan curah hujan 2 555 mm/tahun dengan ketinggian tempat antara 1 200-1 700 m di atas permukaan laut (mdpl). Data Curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 5. Suhu udara berkisar antara 110C sampai dengan 270C. Pertumbuhan umbi kentang akan terhambat apabila suhu tanah kurang dari 100C dan lebih dari 300C. Pangalengan memiliki topografi lahan datar sampai berombak antara 80-450. Jenis tanah di Pangalengan

sebagian besar adalah andosol dengan struktur tanah lempung berliat sampai lempung berdebu. pH tanah andosol berkisar antara 5.0-6.5 yang cocok untuk budidaya tanaman kentang.

Luas Areal Produksi dan Tata Guna Lahan

Hikmah Farm memiliki luas areal produksi 204 ha yang terletak di beberapa lokasi. Luas areal produksi tersebut dapat mengalami perubahan setiap tahun karena penggunaan lahan sebagian besar bersifat kemitraan dengan perkebunan dan desa. Pada saat pihak mitra akan menggunakan areal kebun, maka Hikmah Farm tidak dapat menggunakan lahan tersebut. Luas areal kebun dan komoditas yang ditanam di Hikmah Farm dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas Areal Kebun dan Komoditas yang ditanam di Hikmah Farm Areal Kebun Luas

(ha) Komoditas yang ditanam

1 Legok Bako 2 Kentang, kubis, jagung dan wortel Pasir Angin 3 Kentang, kubis, jagung dan wortel Cikole 11 Kentang, kubis, jagung dan wortel Kiara Jeuntas 20 Kentang, kubis, jagung dan wortel

Sukamenak 7 Kentang, kubis, jagung, dan rumput gajah Ciarileu 17 Kentang, kubis dan jagung

Gunung

Cupu 25 Kentang

2 Purbasari 1 25 Kentang, kubis, wortel, jagung

3 Gambung 27 Kentang, kubis, sawi, wortel, cabai dan jagung 4 Purbasari 2 27 Kentang, kubis, wortel, jagung

5 Cibercek 40 Kopi, teh

Total 204

Sumber: Hikmah Farm, 2011

Keadaan Tanaman dan Produksi

Hikmah Farm memproduksi tanaman kentang sebagai komoditas utama. Produksi kentang di Hikmah Farm pada tahun 2007 untuk kentang konsumsi sebesar 1 412 075 kg dan untuk kentang bibit sebesar 746 883 kg. Produksi tersebut mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 607 579 kg untuk kentang konsumsi dan meningkat untuk kentang bibit menjadi 1 080 096 kg (Hikmah Farm, 2011). Data produksi kentang konsumsi dan kentang bibit di

Hikmah Farm dari tahun 2007-2009 disajikan pada Lampiran 6. Varietas kentang yang diproduksi yaitu Granola sebanyak 75%, Nadia sebanyak 20% dan varietas lain sebanyak 5%. Hikmah Farm juga memproduksi komoditas lain sebagai tanaman rotasi terhadap tanaman kentang yaitu jagung, kubis, wortel, cabai dan sawi.

Hikmah Farm memproduksi kentang bibit bersertifikat dimulai dari benih sumber (G0) sampai dengan benih sebar (G4). Kelas benih yang diproduksi yaitu benih sumber (Breeder Seed-G0), benih dasar-1 (Foundation Seed 1-G1), benih dasar-2 (Foundation Seed 2-G2), benih pokok (Stock Seed-G3) dan benih sebar (Extention seed-G4). Pengkelasan benih tersebut berasal dari turunan generasi. Benih sumber (G0) diperoleh dari bahan tanam yang dihasilkan dari kultur jaringan dengan cara aklimatisasi. Penanaman G0 akan menghasilkan G1,

Dokumen terkait