• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek teknis

Aspek teknis yang dilakukan dalam budidaya kentang oleh Hikmah Farm meliputi: pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen dan pemasaran.

Pembibitan

Pembibitan kentang yaitu kegiatan yang menghasilkan bahan tanam untuk ditanam kembali pada musim tanam selanjutnya. Tanaman kentang dapat dikembangbiakkan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakkan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek batang, tunas dan umbi, sedangkan secara generatif menggunakan biji. Hikmah Farm melakukan perkembangbiakkan tanaman kentang menggunakan umbi dan stek tunas dari planlet. Planlet tanaman kentang diperoleh dari Balitsa untuk varietas Granola dan IPB untuk Varietas Nadia. Pola perbanyakan kentang bibit disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pola Perbanyakan Kentang Bibit Mother Plant Planlet G0 G1 G2 G3 G4 Petani Di Lapangan Di Screen House Kultur Jaringan Di Green House Stek tunas

Hikmah Farm melakukan perbanyakan kentang bibit dimulai dari aklimatisasi planlet ke green house untuk memperoleh bibit G0 (generasi ke-0), penanaman kentang bibit G0 untuk mendapatkan bibit G1 di screen house,

penanaman kentang bibit G1 untuk memperoleh bibit G2 hingga penanaman kentang bibit G3 untuk memperoleh kentang bibit G4 yang dilakukan di lapangan.

Umbi G0 diperoleh dari aklimatisasi planlet ke media tanam di green house dengan cara stek. Media tanam yang digunakan adalah arang sekam yang bersifat porous, ringan dan dapat menahan air. Tanaman dari aklimatisasi planlet tersebut akan tumbuh dan memiliki beberapa daun setelah 2-3 minggu. Tanaman yang telah memiliki daun dapat dilakukan stek tunas untuk memperbanyak tanaman sampai tanaman telah memiliki daun trifoleat. Jarak tanam yang digunakan adalah 5cm x 5cm. Pembuatan jarak tanam dilakukan menggunakan alat kayu berjari dengan jarak yang sesuai. Umbi kentang G0 yang dihasilkan dari tanaman hasil stek tersebut sebesar telur puyuh. Tanaman kentang hasil penyetekan tunas setelah berumur 2 minggu disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanaman Kentang Hasil Penyetekan Tunas Berumur 2 Minggu.

Umbi G1 diperoleh dari hasil penanaman umbi G0 di screen house.

Penanaman dilakukan dengan cara tugal pada bedengan 1.5 m x 6 m dan jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 30 cm. Penanaman G1 dilakukan di screen house untuk mengurangi tanaman yang terserang hama dan penyakit yang akan mempengaruhi produksi kentang bibit dan mutu kentang bibit. Tanaman kentang G1 di screen house disajikan pada Gambar 3 (a). Umbi G2 diperoleh dari hasil penanaman umbi G1, umbi G3 diperoleh dari hasil penanaman umbi G2 dan G4 diperoleh dari penanaman umbi G3. Penanaman untuk memperoleh kentang bibit

G2, G3 dan G4 dilakukan di lapangan. Contoh tanaman kentang yang di tanam di lapangan disajikan pada Gambar 3 (b).

Gambar 3. Tanaman Kentang. Tanaman Kentang yang Menghasilkan Kentang Bibit G1 di Screen House (a), Tanaman Kentang di Lapangan untuk Menghasilkan Kentang Bibit G2, G3 dan G4.

Pemeriksaan Kentang Bibit oleh BPSBTPH

Hikmah Farm merupakan perusahaan penangkar benih bersertifikat. Penangkar harus mengajukan surat permohonan pemeriksaan kepada BPSBTPH untuk melakukan pemeriksaan benih kentang di lapangan dan di gudang dan akan mendapat sertifikat setelah lulus pemeriksaan. Pemeriksaan di lapangan meliputi pemeriksaan kondisi tanah dan pemeriksaan tanaman pada saat berumur 30-40 HST, 40-50 HST dan 50-70 HST. Kriteria lulus pemeriksaan di lapangan disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Pemeriksaan Tanaman di Lapang

Faktor Jumlah Benih Dasar (G1) Benih Dasar (G2) Benih Pokok (G3) Benih Sebar (G4) Isolasi (min) - 10 m 10 m 10 m Virus (PLRV, PVS, PVX, PVY) (max) 0.0% 0.1% 0.5% 2.0%

Layu bakteri (max) 0.1% 0.5% 1.0% 1.0% Busuk daun, dan

penyakit lain serangan berat

(max) 2.0% 10.0% 10.0% 10.0% Nematoda sista kentang

(NSK) 0.0% 0.0% 0.0% 0.0%

Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5% Sumber: BPSBTPH, 2011

Pemeriksaan umbi di gudang dilakukan setelah umbi di sortasi dan di grading. Kriteria lulus pemeriksaan di gudang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Pemeriksaan Umbi di Gudang

Faktor Jumlah Benih Dasar (G1) Benih Dasar (G2) Benih Pokok (G3) Benih Sebar (G4) Busuk coklat dan busuk

lunak (max) 0.0% 0.3% 0.5% 0.5%

kudis, powdery scab,

kudis lak, dan hawar ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0% busuk kering (max) 00.1% 1.0% 3.0% 3.0% Kerusakan oleh

penggerek ubi (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0% Nematoda bintil akar (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0% Nematoda sista kuning (max) 0.0% 0.0% 0.0% Campuran varietas lain (max) 0.0% 0.0% 0.1% 0.5% Kerusakan Mekanis dan

serangga (max) 0.5% 3.0% 5.0% 5.0%

Sumber BPSBTPH, 2011

BPSBTPH akan memberikan satu kali kesempatan untuk pemeriksaan ulang jika pemeriksaan di lapangan atau digudang tidak lulus. Pemeriksaan dilakukan dengan cara mengambil sampel 1 000 tanaman di lapangan dan 1 000 umbi di gudang secara acak.

Umbi yang telah lulus pemeriksaan diberi label sertifikasi untuk memperjelas identitas kentang bibit yang akan dijual ke petani. Label yang digunakan yaitu label berwarna putih untuk kentang bibit G2, label berwarna ungu untuk kentang bibit G3 dan label berwarna biru untuk kentang bibit G4. Kentang bibit yang telah mendapat sertifikat disimpan di gudang penyimpanan bersuhu dingin atau bersuhu ruang. Kentang bibit tersebut akan dilakukan penyortiran kembali saat akan dijual dan akan di tanam.

Persiapan lahan a. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan bertujuan untuk menggemburkan tanah, memutuskan dan memusnahkan siklus hama dan penyakit tanaman yang berada didalam tanah, dan melancarkan sirkulasi udara didalam tanah. Tanah yang gembur akan

membantu dalam penyerapan air. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh Hikmah Farm menggunakan sistem pengolahan tanah minimum untuk umbi G2-G4 dan pengolahan tanah sempurna untuk umbi G1.

Sistem pengolahan tanah minimum yang dilakukan adalah sistem ngalaci

pada bedengan bekas jagung atau kubis. Sistem ngalaci yaitu membersihkan bedengan dari gulma dan bekas tanaman untuk penanaman kentang G2 sampai dengan G4. Pengolahan lahan dengan sistem ngalaci lebih mudah dilakukan daripada mengolah tanah dengan sistem pengolahan sempurna dan dapat menghemat waktu dalam pengerjaannya. Sistem ngalaci dapat menjaga kelembaban tanah pada musim kemarau karena pengolahan tanah yang minimum.

Sistem pengolahan tanah sempurna menggunakan alat garu dan cangkul yang dilakukan di screen house untuk penanaman bibit G1. Tanah yang telah diolah diberi basamid dengan bahan aktif dazomet 98% yang berfungsi sebagai fumigan untuk mengendalikan nematoda dan penyakit kemudian ditutupi mulsa selama satu minggu. Penutupan mulsa bertujuan agar hama dan penyakit yang ada didalam tanah mati. Tanah tersebut dapat ditanami tanaman kentang setelah mulsa dibuka selama dua minggu agar gas yang ditimbulkan dapat menguap dan tidak menyebabkan tanaman mati.

b. Pembuatan bedengan

Bedengan pada tanaman kentang bertujuan untuk melindungi akar dan umbi dari genangan air, memudahkan dalam penyiangan gulma, pemanenan, pemupukan, penyemprotan pestisida dan pengairan. Akar dan umbi kentang sangat peka terhadap genangan air sehingga mudah busuk dan mengganggu pertumbuhan (Samadi, 2007).

Pembuatan bedengan memperhatikan topografi lahan dan arah aliran air. Bedengan dengan topografi datar dibuat searah dengan aliran air dan memanjang kearah barat-timur untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal. Bedengan untuk topografi berbukit dibuat searah dengan kemiringan tanah atau dengan pembuatan teras. Bedengan yang dibuat dengan menggunakan teras atau mengikuti kemiringan tanah dapat dilihat pada Gambar 4. Penanaman kentang pada bedengan yang dibuat menggunakan teras menghasilkan produksi yang lebih baik daripada penanaman pada bedengan yang searah dengan topografi. Hal ini

karena bedeng yang searah dengan topografi akan lebih mudah kehilangan top soil daripada bedeng yang dibuat dengan pembuatan teras sehingga tanah menjadi keras yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang.

Faktor yang perlu diperhatikan selama pembuatan bedeng selain arah aliran air yaitu arah jalan untuk penyemprotan pestisida. Arah jalan tersebut akan mempengaruhi kemudahan penyemprot untuk melakukan penyemprotan tanaman kentang selama pemeliharaan.

Gambar 4. Bedengan. Bedengan dengan Pembuatan Teras (a) dan Bedengan

dengan Mengikuti Topografi Lahan (b)

Ukuran bedengan tergantung musim tanam dan topografi lahan. Panjang bedengan untuk penanaman pada musim hujan lebih pendek daripada musim kemarau karena pada musim hujan tanaman rentan terhadap penyakit. Bedengan yang panjang dapat menyebabkan jamur dan cendawan berkembang dengan baik karena jumlah tanaman akan lebih banyak sehingga menyebabkan tanah menjadi lebih lembab.

Penanaman

a. Pengaturan waktu tanam

Pengaturan waktu tanam sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kentang. Indonesia memiliki dua musim yang memiliki kondisi agroklimat yang berbeda dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman kentang. Menurut Samadi (2007), waktu yang tepat untuk menanam kentang adalah pada akhir musim hujan sekitar bulan April-Juni. Penanaman pada musim kemarau akan mengalami kurangnya ketersediaan air sehingga diperlukan pengaturan irigasi yang baik sedangkan pada musim hujan akan menyebabkan

berkembangnya pertumbuhan cendawan patogen yang dapat menurunkan produktivitas tanaman.

Hikmah Farm melakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan dan awal musim kemarau. Kebun-kebun yang sulit air biasanya penanaman kentang dilakukan pada musim hujan dengan pengendalian hama dan penyakit yang lebih intensif dan pembuatan selokan yang lebih tinggi agar umbi tidak busuk sedangkan pada musim kemarau akan ditanami tanaman rotasi seperti jagung atau diberakan selama 4-6 bulan. Kebun yang mempunyai sistem irigasi dilakukan penanaman kentang pada akhir musim hujan.

b. Pembuatan jarak tanam

Tujuan pembuatan jarak tanam untuk mengurangi persaingan antar tanaman dalam mendapatkan cahaya matahari, unsur hara, air, mengurangi timbulnya penyakit dan akan mempengaruhi umbi yang dihasilkan. Penanaman kentang untuk kentang bibit menggunakan jarak tanam yang rapat agar menghasilkan umbi yang kecil dan banyak sedangkan untuk kentang konsumsi menggunakan jarak tanam yang lebih lebar agar umbi yang dihasilkan berukuran besar (Rubatzky, 1998). Jarak tanam yang digunakan Hikmah Farm untuk penanaman G0 yaitu 5cm x 5cm, penanaman G1 dengan jarak 30cm x 20cm dan penanaman G2-G4 menggunakan jarak tanam tergantung pada ukuran bibit yang digunakan dan tujuan penanaman. Jarak tanam untuk penanaman G2-G4 dapat dilihat pada Lampiran 9.

c. Pemupukan Dasar

Pupuk dasar adalah pupuk yang diberikan sebelum penanaman dilakukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemberian pupuk kandang bertujuan untuk menambah bahan organik tanah, memperbaiki struktur tanah, dan mengikat serta menyimpan air tanah (Sutedjo, 2008). Pupuk kandang yang digunakan untuk menanam kentang di Hikmah Farm adalah kotoran sapi atau ayam dengan dosis 16-20 ton/ha.

Pupuk buatan yang digunakan adalah pupuk kimia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman yang kurang tersedia di dalam tanah. Dosis penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan kondisi ketersediaanya didalam tanah sehingga kebutuhan pupuk setiap kebun berbeda.

Tanaman kentang membutuhkan sekitar 100-150 kg/ha unsur N, 250 kg/ha untuk P2O5 dan 200 kg/ha untuk K2O. Pupuk kimia berupa pupuk hayati emas (PHE) juga diberikan saat tanam dengan dosis 200 kg/ha. PHE mengandung bakteri penambat nitrogen yang bukan pensimbiosis mikroba pelarut hara fosfat dan kalium serta menyediakan mikroba pemantap agregat.

Pemberian pupuk dilakukan dengan cara di alur dilarikan. Pemberian pupuk secara alur dapat dilihat pada Gambar 5. Pemupukan dengan cara alur memudahkan pekerjaan pemupukan dan mengurangi tenaga kerja sehingga dapat menekan biaya produksi. Menurut Suriatna (1991) pemupukan dengan cara alur baik dilakukan pada tanaman dengan jarak tanam yang lebar dan jumlah akar tanaman yang sedikit.

Gambar 5. Pemberian Pupuk. Pupuk Kandang (a) dan Pupuk buatan (b) d. Penanaman

Penanaman kentang di Hikmah Farm dilakukan dengan dua cara yaitu membuat lubang tanam dan menanam secara langsung. Penanaman pada lubang tanam dilakukan untuk ukuran umbi yang sangat kecil (diameter < 35 mm). Penanaman umbi yang berukuran kecil di butuhkan ajir agar tanaman tidak rebah. Penanaman bibit dengan cara alur di bedengan dilakukan untuk bibit G1-G4 dengan ukuran bibit yang lebih besar dengan diameter 45 mm-55 mm. Ukuran bedengan untuk penanaman bibit G1-G4 lebih kecil yaitu 6m x 0.75m sehingga pada satu bedengan hanya ditanam satu alur tanaman kentang. Bibit kentang diletakkan pada alur tanam dengan jarak tertentu sesuai ukuran bibit yang digunakan. Bibit yang yang telah diletakkan di alur, ditutup dengan tanah sehingga akan terbentuk bedengan. Untuk mencegah rebahnya tanaman, dilakukan beberapa tahap pembumbunan.

Bibit yang baik di tanam adalah bibit yang telah bertunas. Ada tiga kriteria bibit yang siap tanam yaitu:

a. Bibit muda yaitu bibit yang hanya bertunas pada tunas apikal. Bibit akan memiliki jumlah batang yang sedikit dengan ukuran umbi yang besar dan jumlah yang sedikit. Bibit ini akan lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit karena banyak cadangan bibit. Bibit muda biasanya ditanam dengan tujuan tanam untuk kentang konsumsi.

b. Bibit normal yaitu bibit yang memiliki beberapa tunas selain tunas apical. Bibit ini akan memiliki jumlah batang yang lebih banyak dengan ukuran umbi yang lebih kecil. Bibit ini sering digunakan untuk menghasilkan tanaman kentang untuk menghasilkan bibit.

c. Bibit tua yaitu bibit yang kadaluwarsa. Bibit ini memiliki tunas yang telah bercabang, lemah dan akan menghasilkan tanaman yang rentan terhadap serangan penyakit karena cadangan makanan telah berkurang dan bibit mengkerut.

Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memperoleh tanaman yang sehat dan berproduksi baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman adalah keadaan bibit sebelum tanam dan pemeliharaan selama fase pertumbuhan. Kegiatan yang dilakukan selama pemeliharaan tanaman adalah pemupukan susulan, pembumbunan, penyiangan gulma, pengairan, pengendalian hama dan penyakit, dan rouging.

a. Penyiangan gulma

Gulma merupakan tanaman pengganggu yang akan melakukan persaingan dengan tanaman utama dalam memperoleh unsur hara dan sinar matahari. Penyiangan gulma sangat diperlukan terutama pada fase kritis yaitu fase awal pertumbuhan vegetatif dan fase pembentukan umbi. Penyiangan gulma dilakukan pada umur tanaman 20-30 HST sebelum pemberian pupuk susulan. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman kentang termasuk kelompok teki-tekian. Penyiangan gulma dilakukan secara manual menggunakan tangan dan cangkul dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Penyiangan gulma. Secara manual (a) dan Menggunakan Cangkul (b)

b. Pemupukan susulan

Pemupukan susulan diberikan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman kentang saat fase pertumbuhan agar tanaman dapat tumbuh dengan maksimal. Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 30 HST bersamaan dengan pembumbunan pertama tanaman. Pupuk yang digunakan Hikmah Farm adalah Phonska dengan dosis 200-250 kg/ha. Pemupukan susulan dilakukan oleh Hikmah Farm dengan cara sebar diantara dua bedengan yang telah bersih dari gulma atau meletakkan pupuk diantara dua tanaman kemudian di timbun dengan tanah. Pemberian pupuk susulan dengan cara sebar di antara dua bedengan dapat dilihat pada Gambar 7. Cara sebar lebih sering dilakukan karena lebih efisien dalam tenaga kerja dan waktu daripada cara meletakkan pupuk diantara dua tanaman. Kekurangan pemupukan dengan cara sebar yaitu penggunaan pupuk lebih banyak dan kurang efektif terhadap tanaman.

Gambar 7. Pemupukan Susulan

a. b

c. Pembumbunan

Pembumbunan yaitu kegiatan untuk mempertinggi permukaan tanah di sekitar tanaman. Pembumbunan bertujuan untuk merangsang pembentukan akar yang akan mempengaruhi jumlah umbi, membantu pembesaran umbi, menjaga umbi agar terhindar dari sinar matahari, menjaga tanaman agar tidak rebah dan mencegah tanaman tergenang air. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST dan 40-45 HST bersamaan dengan penyiangan gulma. Pembumbunan yang terlambat akan mengakibatkan tanaman rebah, umbi berwarna hijau dan mudah terserang hama dan penyakit yang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Akibat Pembumbunan yang terlambat. Tanaman Kentang Rebah (a), Umbi Kentang yang Berwarna Hijau (b), Tanaman Layu Bakteri (c) d. Pengairan

Air selain berfungsi sebagai zat makanan, juga dapat mengatur temperatur dan kelembapan tanah. Pemberian air yang kurang dari kebutuhan tanaman menyebabkan tidak seimbangnya antara penguapan dan air yang diserap oleh tanaman. Tanaman kentang sangat peka terhadap kekurangan air, terutama pada fase stolonisasi dan inisiasi umbi. Kekurangan air pada awal pembentukan umbi dapat meningkatkan terjadinya spindled tuber dan dapat menyebabkan umbi pecah (Samadi, 2007). Kelebihan air akan menyebabkan tanah terlalu lembab dan akan memicu busuk umbi pada kentang. Pengaturan pengairan sangat diperlukan oleh tanaman kentang.

Pengairan yang dilakukan Hikmah Farm menggunakan sistem sprinkler dan sistem irigasi alur (furrow). Sistem sprinkler digunakan di kebun milik

perusahaan yang memiliki sumber air. Sistem sprinkler digunakan pada musim kemarau. Irigasi sprinkler juga digunakan pada tanaman G0 dan G1. Sistem

furrow digunakan di kebun yang jauh dari sumber air untuk tanaman G2, G3 dan G4. Pengairan sistem furrow dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit ke lahan yang berasal dari air yang di tampung pada bak saat hujan. Pengairan sistem furrow disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Pengairan Sistem Furrow

e. Pengendalian hama dan penyakit

Hama dan penyakit akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman kentang. Pengendalian hama dan penyakit lebih bersifat mencegah sebelum hama dan penyakit menyerang dan menyebar ke tanaman kentang yang lain. Pengendalian tersebut bersifat memutuskan daur hidup hama dan vektor pembawa penaykit.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman akan berbeda pada musim hujan dan musim kemarau. Hama lebih dominan menyerang tanaman pada musim kemarau dan penyakit lebih dominan menyerang tanaman pada musim hujan. Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dipengaruhi oleh sifat hama dan penyakit yang menyerang dan musim ketika penanaman. Pestisida sistemik digunakan pada musim hujan sedangkan pestisida kontak digunakan pada musim kemarau.

Penyemprotan pada musim hujan akan lebih sering daripada musim kemarau. Jadwal penyemprotan pada musim hujan yaitu antara 01-03 yang artinya penyemprotan bisa dilakukan setiap hari sampai tiga hari sekali sedangkan pada

musim kemarau dilakukan pada 04-05 yaitu 4-5 hari sekali. Penyemprotan dilakukan pada tanaman dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Dosis pestisida yang digunakan setiap kebun akan berbeda tergantung hama dan penyakit yang menyerang. Salah satu contoh dosis yang digunakan di kebun Pasir Angin pada tanggal 18 Februari 2011disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Dosis Pestisida di Kebun Pasir Angin. Umur

Tanaman Merk Dagang Fungsi

Konsentrasi per 20 L Sangat Muda

(10-40 HST)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc Rotanil Fungisida kontak 400 gram Muda

(40-65 hari)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc Rotanil Fungisida kontak 400 gram Tua

(70 HST-panen)

Apsa Bahan perata dan perekat 50 cc Imidor Insektisida sistemik, racun

kontak dan perut

250 cc Revus Fungisida sistemik dan

kontak

125 cc Rotanil Fungisida kontak 400 gram Sumber : mandor pestisida

Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman kentang di Hikmah Farm yaitu:

1. Penyakit busuk daun

Penyakit busuk daun disebabkan oleh Phytophthora infestans. Gejala awal penyakit ini yaitu bercak pada bagian tepi dan ujung daun, bercak melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara menanam bibit yang sehat, tidak menanam tanaman di bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis, menjaga kebersihan dan sanitasi lahan, serta melakukan penyemprotan dengan fungisida.

2. Penyakit layu

Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum dan cendawan Fusarium ocysporum. Gejala yang disebabkan oleh bakteri akan mengalami kelayuan pada tanaman. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu menggunakan bibit yang sehat, menjaga sanitasi kebun, mengatur drainase air, dan melakukan rotasi tanaman.

3. Penyakit kanker batang (Damping off)

Penyakit kanker batang disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani yang menyerang tunas umbi kentang yang baru muncul dan tanaman muda. Pengendalian dapat dilakukan dengan tidak menanam bibit terlalu dalam, menggunakan umbi yang sehat, menjaga kelembaban tanah, melakukan rotasi tanaman dan menggunakan fungisida.

4. Penyakit kudis (Scab)

Penyakit kudis disebabkan oleh cendawan Streptomyces scabies yang menyerang kulit umbi dan menular melalui tanah. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat, dan melakukan rotasi tanaman.

5. Penyakit busuk lunak (Soft rot)

Penyakit busuk lunak disebabkan oleh Erwinia carotovora dan menular melalui tanah. Gejala dapat dilihat pada umbi di gudang penyimpanan yaitu warna umbi berubah menjadi cokelat keabu-abuan dan lunak berair. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara tidak menanam ketika tanah basah, menggunakan umbi yang sehat dan umbi disimpan di ruang penyimpanan dengan ventilasi yang baik.

6. Penyakit mosaik

Penyakit mosaik disebabkan oleh virus. PLRV (Potato Leaf Roll Virus) menyebabkan daun menggulung, PVX (Potato Virus X) menyebabkan penyakit mosaik laten pada daun, dan PVY (Potato Virus Y) menyebabkan penyakit mosaik atau nekrosis lokal. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu memangkas atau mencabut tanaman yang terkena virus, melakukan rotasi tanaman, menggunakan bibit yang sehat dan mengendalikan serangga atau binatang yang dapat menjadi vektor penularan virus.

7. Ulat grayak

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama dari larva ngengat berwarna abu-abu. Gejala yang ditimbulkan adalah tidak ada daun yang tersisa kecuali tulang-tulang daun. Pemberantasan hama ini dapat dilakukan dengan cara penyemprotan insektisida atau memangkas daun yang sudah tertempeli telur.

8. Kutu daun

Hama kutu daun yang menyerang adalah Aphidsgossypii, Aphids spiraecola

dan Myzus persicae. Kutu-kutu tersebut menginfeksi daun sehingga daun berkerut atau keriting dan akhirnya layu. Hama Myzus persicae dapat menularkan penyakit virus PLRV dan PVY. Pemberantasan dapat dilakukan dengan memangkas tanaman atau penyemprotan pestisida.

9. Orong-orong

Orong-orong (Gryllotalpa sp.) lebih sering menyerang umbi pada musim kemarau. Pengendalian dapat dilakukan dengan memberikan insektisida berbentuk tepung bersamaan dengan pemberian pupuk dasar.

Dokumen terkait