• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSPEK IDEOLOGI PANCASILA MENGHADAPI ARUS GLOBAL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSPEK IDEOLOGI PANCASILA MENGHADAPI ARUS GLOBAL."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROSPEK

IDEOLOGI

PANCASILA

MENGHADAPI

ARUS GLOBALTSASI

OLEH:

Drs.

A.A

Gde

Arya;nu.,

M.Si

PROGRAM

STUDI

ARI(EOLOGI

FAKULTAS

SASTRA

DAN BUDAYA

UNTVERSITAS

UDAYANA

DEI{PASAR

(2)

L

PENDAHULUAN

Kirri

masyarakat

dunia

telah

masuk

ke

era

pen-iagadan

(glohalisasi).

Seluruh

aspek kehidupan manusia

di

suatu flegara harnpir

tidak

mungkin

lagi

bersifat eksklusif,

karena bagaimanapun uwrya untuk memprertahankan kekha-sannya tetap

tidak

rnungkin

dapat terhindar

dari

pengaruh-pengaruh

luar.

Karena

itu

diperlukan kemampuan prima

untuk mengantisipasi sittrasi dunia yang seakan sudah tanpa batas

ini'

Ancaman

penganrh

luar

juga

r-nenimpa

Pancasila sebagai

ideologi

bangsa

Indonesia.

Majunya

informasi global membuka peluang masyarakat

untuk lebih

leluasa

mempelajari

ideologi

bangsa

lain.

Itu

berarti

bangsa Indonesia

juga

akan

lebih

mudah

dimasuki informasi tentang ideologi bangsa lain.

Mampukan Pancasila sebagai ideclogr bangsa lndonesia tersebut tetap bertahan

menghadapi arus globaiisasi yang

telah

melanda dunia tersebtrt

?

Bagaimana prospek

Pancasila menghadapi globalisasi tersebut ? Mungkinkan negara bangsa Indonesia yang

berideologi

Pancasila

ini

akan

mati,

sebagaimana

yang disimpulkan

Ohmae

melalui

penelitiannya.

Kiranya

permasalah

tersebut

perlu

dibahas

secara

mendalam,

untuk

mendapat j awaban

benar-Tulisan

ini

bcrusaha menjawab pertanyaan tentang bagaimana prospek ideologi

Pancasila mengbadapi

rus

globalisasi.

Analisis dimulai

dari

pmahaman

terhadap

referensi berupa

teori

ilmu politik

dan

beberapa pendapat

yang banyak

diakui

kebenarannya,

kemudian dikorelasikan dengan

kondisi yang ada pada

masyarakat

Indonesia dan kekuatan ideologi Pancasila

itu

sendiri.

.

Analisis

terhadap

prospek

ideologi

Pancasila

ini

dilakukan

menggunakan pendekatan

integralistik,

dengan memandang obyek-obyek

materi

pembahasan secara

fenomenologis. Namun

demikian,

peran analisis

reflektif filsafati

tetap ada, mengingat

obyek analisis

ini

merupakan hal yang bersifat

kualitatif.

Mudah-mudahan hasil analisis

ini tidak

terlalu

jauh

menyimpang dari keadaan yang sebenarnya telah, sedang, dan akan
(3)

IL

PANCASILA SEBAGAI

DASAR DAN

IDEOLOGI NEGARA

Rapat

Badan

Penyelidik

Usaha-usaha

Persiapan

Kemerdekaan

Indonesia

(BPUPKT) tanggal

i6 Juli

1945 memutuskan secara bulat bahrva pancasila adalah

dasar

dari

negara Indonesia

merdeka.

Kesepakatan tersebut lantas

diperkuat

secar forrnal dalam rumusan alinea

IV

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang disahkan

oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia

(PPKI) tanggal 1g Agustus 1945.

Hingga

kini

Pancasila

tetap

diakui

dart

diyakini

sebagai Dasar Negara Kesatuan

Republik

Indonesia

yang merdeka

sejak

17

Agustus 1945.

Masyarakat Indonesia

telah

yakin

bahwa

Pancasila

memiliki nilai

luhur

yang harus

dijunjung

tinggi

dan

dianut

serta

diiadikan

pedoman hidup sehari-hari.

Perialarlan sejarah Pancasila sejak proses

identifikasi,

perumusan

formal,

dan pengakuan

seluruh

bangsa

Indonesia menunjukkan bahrva pancasila

telah diyaki,i

I6benarannya oleh bangsa Indonesia. Pendiri negara telah menemukan bahwa

di

dalam

Pancasila terkandung

nilai

intrinsik yang

secara

moral mengikat dan

membirnbing segenap subyek

dari

kehidupan

negara Indonesia.

Nilai-nitai

tersebut

terkandung di

dalam setiap

sila

dari Pancasila yang tersusun berjen-iang

dari

konsep universal hingga

partikular'

Seluruh

nilai

yang terkandung

di

dalam

Pancasila teiah

diyakini

dan

terbukti

kebenaranny4 sehingga

nilai

luhur

dari

Pancasila

tersebut

dijadikan

pedoman

dan

funfunan masyarakat Indonesia daram kehidupan sehari-hari.

Berkait

dengan

keyakinan bahwa

Pancasila mengandung

nilai

intrinsik

yang

diyakini

kebenarannya

oleh

suatu masyaraka!

serta mengikat subyek kehidupan dengan

dijadikan

dasar

untuk

menata

diri

dalam

negara, maka pancasila adalah

merupakan

ideologi

Pancasila

telah dijadikan

dasar menata masyarakat

dalam

menegara yang

benvujud Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mayjen (Purn) Abdulkadir

Besar,

SH

berpendapat

bahwa ideologi

seperti

terungkap

dari

jalan

pikiran

pendiri-negara

Republik

Indonesia

pada

rvaktu mengidentifikasi "apa yang hendak dijadikan
(4)

seperungkal

nilui

intrin.sik

yang

diyul{iri

kebenurannyu

oleh

suatu

nrusyarukal,

dijurtikan

dosar

menata

kehidupan

dirinw,

dulam

ne[<ara,

temyata

sesuai

tJengan

pengeffan ideologi yang dikemukakan Patrick Corbett:

Suatu

struktur kejiwaan

yang terbentuk

oleh:

seperangkal

keyakinan rnengenai penyelenggaraan kehidupan masyarakat beserta pengorganisasiannya; seperangkat keyakinan mengenai

sifat

hakekat manusia dan

alam

semesta yang

ia

hidup

di

dalamnya; suatu pcmyataan pendirian

bahwa kedua

perangkat keyakinan tersebut interdependen; dan suatu dambaan agar keyakinan-keyak-inan tennaksud dihayati, dan pernyataan pendirian tersetrut <iiakui sebagai kebenaran,

oleh

segenap

orang yang menjadi

anggota penuh

dari kelompok

sosial

yang

bersangkutan

(Abdulkadir Besar,

7995,

Suni$ang<ttt

llmu

Sosiul

lerlrudap Konsepsi Kelalzanan Nasir:nal,halaman I 8),

Pancasila

telah

memenuhi sejumlah syarat sebagaimana

terurai

pada

rumusan

Patrick Corbett. Karena

itu,

Pancasila sebagai Dasar Negara

juga

dapat disebut sebagai

ideologi negara.

Sebagai

ideologi,

Pancasila

memiliki

kekuatan mengikat,

baik

secara

moral

maupun secara

politis

bagi

segenap

kehidupan

kemasyarakatan

maupun

kehidupan

kenegaraan.

Sebagai

citctlrukunt'recht.sidee,

Pancasila mengikat secara imperatif

segenap lembaga-negara

untuk

menCasarkan

diri

pada

Pancasila

daiam

membentuk hukum, yang pada

gilirannya

Pancasila

juga

akan

mengikat secara

normatif

segenap

subyek

hukum

untuk

menlaati

hukum

tersebut. Sedang sebagai citanegara/-stoatsidee,

Pancasila

mengikat

secara

imperatif

kepada segenap penyelenggara

negara

dalam

menjalankan

kekuasaan dan

menggunakan kekuasaan,

agar

taat

kepada

sumber-kekuasaan,

yaitu

rakyat,

dengan

tetap

mengingat

tujuan didirikannya

negara,

yaitu

menciptakan masyarakat

adil

dan

makmur.

Secara

moral,

Pancasila

juga

mengikat

seluruh bangsa tndonesia untuk menggunakar:

nilai-nilai

luhur yang

ada pada sila-sila
(5)

PANCASILA

DAN ANCTTMAN

ERA GLOBALISASI

Masalah yang muncul dengan maraknya

arus

erosi ideologi

-yang selarna

ini

dianut

ntasvaraka(. berlaku bagi ideologi pancasila.

{-rlobalisasi adalah adanya ancaman "i'entu

sa.ja zincaman tcrscbut

_juga

Hasil

penelitian

Kenichi

ohmae

yang dituangkan

daram

buku .r,he

tin<i

of

r.rta

Nation Slcre

menyebutkan

bahrva eksistensi negara

pada akhirnya akan

berakhir, digantikan dengan

himpunan ekonomi regicnar (regionar

econornies), sebagai akibat

dari

hasil

interaksi

antar_lembaga

bisnis

swasta

vang

berlangsung secara

spontan mengikuti hukum-hukum pasar bebas.

Itu terjadi

karena sistem informasi

grobar sudah tidak mungkin lagi dibendung oreh

siapapun.

Menurut

ohmae,

ada empat faktor yang

menenfukan semakin meleburnya eksistensi

negara-bangsa,

yaitu

inve.stmen, industr_v, in{ormation technoroggt,

dan

indivicruar consumers

(Kenichi ohmae, rgg5, p.

2

_ 4). .Keempat faktor yang oreh

ohmae disebut

Trrc 4

,,J,r,,

tersebut akan memprengaruhi

intensitas individu

daram nenentukan sikap menghadapi gejorak dunia. Analisis ohmae tersebut didasarkan pada pandangan

bahwa nariortsrore sebagai subyek pergaulan internasional

adalah padananJogik

dari individu manusia

yang

bebas-Een?Purna' s'e*ringga

nation

state menyandang

kedauratan maksimurn

sebagai padanan

keb e b

asan-setpurna

tadi'

ohmae

mengacu

pandangr"

J.h;

;'

;;#

*daur

atan maksimum bereda

pada

kebebasan-sempurna

yang

dimiliki

individu.

pandangan

ini

berakibat pada

prinsip

bahwa

segala perkembangan

dunia

akan

bergantung kepada pelaksanaan kebebasan

individu'

Paham tersebut banyak dianut masyarakat

dunia barat, terutama

dapt dilihat

dengan adanya pengutamaan aspek ekonomi daram penyeresaian masalah

politik.

Ancaman-ancaman terhadap ideorogi nasionar yang

berpangkar pada penajarnan

sektor ekonomi regionar

untuk menyeresaikan

masarah

poritik

sebagaimana

-yang

dikernukakan

ohmae

suclah

terlihat dari

berbagai keputusan

dunia

tentang kebiiakan ekonomi, scperti pada

ApEC, WTO,

GATT.
(6)

Pengalaman negara-negara federasi

Uni

Soviet

juga

dapat

dijadikan

contoh betapa ekonomi mirmpu memaksa suatu negara untuk menganut ideologi

lain

dari yang

selama

ini

dianut-

Usai

perang

dingin,

negara-negara

bekas

tbderasi

Uni

Soviet

mengalami

kerusakan

ekonomi yang cukup parah.

Tidak

ada gara

lain

untuk

menyelesaikan masalah negara tersebut,

keculali

mengharapkan bantuan

dari

negara-fiegata Barat.

Namun, ternyata

negara-negara

Barat

mengajukan svarat khusus untuk

mau

membantq

yaitu

negara-negara bekas federasi

Uni

Soviet yang menganut

faham

sosialis tersebui

harus mau

memberlakukan

"hak

azasi

manusia"

ala

Barat

vang

menganut

versi

Jolin

Locke

dan mau

menganut

sistem

ekonorni

"pasar

bebas'. di

lingkungan

nasional

mereka.

Padahal, sebagaimana

kita

ketahui,

konsep

..hak

arasi

manusia"

ala

Barat

dan

sistem ekonomi "pasar

bebas"

secara

intrinsik

merupakan

pelaksanaan konsep ideologi Liberalisme Kapitalisme. Dengan demikian dapat

diartikan bahwa flegara-negara bekas federasi

Uni

Soviet kalau

ingin

bangkit dari kehancurannya

harus mau menganut i deol o gi I iberal i sme_kapital i sme,

Namun demikian,

bagi

bangsa Indonesia ancaman

berup

orientasi

ekonomi

liberal

dan pola

berpikir

individualis

di

era globalisasi

ini

bukan merupakan ancaman

bagi ideologi

Pancasila,

karena

Pancasila

memiliki

kekhasan

tersendiri

yang

sulit

diserang

oleh pola-pcia

lain.

Svaratnlra,

Pancasila

lrarus bcnarbc;ar

dimengerti, dihayati, dan diamalkan secara murni dan konsekuen,

Seperti dikemukakan

AMulkadir

Besar dalam makalah

berjtrdul

poncasila

dan Alam Pemikiran

Integralistik,

Kedudukzn dan Peranannya dalam

Era Globalisasi yang

disampaikan

pda

Seminar Nasional

di

Yoryakarta

16

-

17 November

1994,

globalisasi dunia pada hakekatnya kelahiran kembali peradaban integralistik. padahal

alam

pikiran

ideologi Pancasila adalah alam

pikiran

integralistik. Karena

itu

ideologi pancasila tidak saja berketahanan terhadap arus dahsyatnya gerak globalisasi dunia, melainkan

lustru

mengarahkan dinamika globalisasi ke arah yang seharusnya

(Abdulkadir Besa

r,

1994,p.

35)'

selarna

ini,

negara-negara berkembang diranda penyeragaman budaya

Barat

yang dipaksakan oleh negara-negara Barat. Karena

itu

strategi yang perlu ditempuh- menurut

Abdulkadir

Besar adalah strategi dialog antar budaya, artinya
(7)

yang

individualistik

herdampingan dengan budaya

integraiistik yang mulai

tumbuh

bersama arus globalisasi.

Melalui

interaksi yang terus menerus, maka

tiap

budaya akan

memperoleh pela-faran

yang

sangat

berharga,

yang pada akhirnya akan

diperoleh

diferensiasi

kultural

yang

sekaligus

akan

tertangkal adanya penyeragaman iniversal'

Dalam

keadaan semacam

ini,

pancasila berperan sebagai

piranti konkrit

yang

akan

mengantar manusia kepada peradaban

dunia

yang

berkualifikasi Ketertiban

Dunia

berelasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pancasila

tidak

memandang

individu

manusia sebagai pemegang kedaulatan

maksimum secara

mutlat,

melainkan memandang manusia sebagai bagian dari

individu

yang

lain.

Dengan demikian ada saling

ketergantungan

antara

manusia

dengan

lingkungannya.

Dalam

memandang negara-bangsa, Pancasila menganggap

bahwa

di

dalam

negara-bangsa terdapat manusia

yang saline

ketergantungan, sehingga antara

manusia yang safu dengan lainnya terdapat relasi saiing memberi. Warga negara, sebagai

bagian dari negara

rnemiliki

kewajiban untuk menjaga negara

dan

segala ancaman serta

gangguan

pihak lain.

Demikian

juga

negara

memiliki

kewajiban melindungi

segenap

bangsanya dari segala marabahaya yang servaktu-waltu bisa datang.

Relasi salinq-tergontung juga

berlaku

antar negara, sehingga

di

antara

negara-negara akan

tumbuh sifat dinamik

pada keclaulatan

negara'

Di

satu

pihak'

negara

itu

memiliki

kedaulatan maksimum,

tetapi

di

pihak

lain

harus merelakan dengan kadar

tertentu

untuk

melayani

negara

lain

demi

terpeliharanya

eksistensi

diri

dalam

kebersamaannya dengan negam 1ain. Besar kecilnya berian

dalam

suatu negara dalam

interaksi

sesaat menunjukkan

kadar

kedaulatan

yang secaia suka

rela

terkurangkan

dalarn relasi saling memberi.

Berangkat

dari

pemahaman

tentang

kervajiba;i

saling

memberi,

maka

dapat

diambil

pengertian bahwa pemaksaan terhadap negara

lain

bukanlah

suatu tindakan

yang

dibenarkan

oleh ideologi

Pancasila. Sebuah negara,

seperti dikemukakan

Jean

Bodin (1576) memiliki

kedaulatan

yang tinggi.

yang

tidak

bisa ditandingi

<iengan

kekuatan apapun. karena itu iuga

tidak

ada yang dibenarkan untuk memaksa kedaulatan
(8)

Di

dalam ideologi

Pancasila terkandung semangat kebersamaan,

yang

berarti menentang penindasan, menentang liberalisasi yang akan menghancurkan

pihak

lemah

hanya

untuk

menambah keuntungan

pihak

yang

kuat.

Pancasila

menghendaki

diwujudkannya prinsip kebersamaan dengan menjunjung

tinggi

keadilan.

prinsipprinsip

tersebut akan selalu dibutuhkan manusia selamanya.

Dari

pengertian

di

atas, dapat

diambil

kesimpulan bahwa matinya negara-bangsa

sebagaimana

dikemukakan Ohmae

tidak

akan terjadi

di

negara

Indonesia

yalg

berideologr Pancasila. Indonesia

memang

tidak

mungkin dapat

menghindar

dari

pengaruh globalisasi dan tidak mungkin pula untuk menolak berlakunya sistem ekonomi

pasar bebas. Namun, pengaruh globalisasi dan sistem pasar bebas

tidak

akan mematikan

ideologi

Pancasila, sepanjang penanaman

nilai-nilai luhur ideologi

pancasila

tetap

berlangsung secara tepat dan

proporsional.

Bahkan sebaliknya, globalisasi dunia

justru

akan menempatkan pancasila sebagai

..pemimpin

ideologi,,, karena

globalisasi pada

hakekatnya

merupakan

wujud

dari

konsep

integralistik yang telah tennuat

dalam

Fancasila- Berbagai kebijakan

ekonomi

global

dan

regional

menunjukkan bahwa

kini

inasyarakat dunia telah menyadari akan saling ketergantungannya, dan oleh karena

itu

(9)

s..

IV.

KETAHANAN NASIONAL

Kendati

secara

teoritis

ideologi

Pancasila

tidak

akan

mati

oreh arus grobarisasi * -dunia'

namun

hasil akhir dari

idealisasi

tersebut sangat bergantung kepada kondisi

-

manusia sebagai

subvek pelaku

bagi ideologi.

Sebagai

ideorogi yang dapat

disebut lengkap' Pancasila memang telah

memiliki

kekuatan rebih

untuk tetap bertahan menjadi

milik

manusia Indonesia, bahkan sebagian unsurnya

terah menfadi

mirik

dunia.

Namun,

tidak tertutup

kennungkinan

ideologi

yang

sudah

baik

tersebut

justru diingkari

oreh

oemiliknya'

-Yaitu bangsa Indonesia-

oleh

karena

itu

dibutrrhkan kekuatan

untuk

tetap mempertahankan

ideologi

tersebut

secara nasionar.

Kekuatan

itu

kemudian

disebut

sebagai Ketahanan Nasional.

Ketahanan Nasionar menurut definisi Lemhannas adarah:

Kondisi dinamik

suaru.

!u:g.l

yang

meriputi

se,uruh aspek kehidupan

-

nasionar yang terintegrasi,

berisi

t*r"t""

iu"'r."qnsq,.!ran,

yang mengandung

=*,.

kemampuan mengembangkan

kekuatan

,*ionut,

daram

menghadapi

dan

-

mengatasi

segala

tantangan, ancainarf, hambata

-

datang

dari-ruar maupui

a""

a"i_*,,v"";;g:]fi",irifiTffi,Jill_ff;

membahayakan integritas,

identitas,,kelangsinfiri

r,iaup bangsa dan negara serta

pe4' uangan mengej ai

tu3 uan nasr onal nya.

Ketahanan

Nasional

ini

mengandung

arti

yang iniegiar, yaitu

terjarinqva

jnteraksi seluruh aspek kehidupan yang berupa astagatra (gatra

geografi, demografi, sumber daya

ala,n

ideorogi,

poritik,

ekonomi,

sosiar-budaya,

dan

hankam) dengan

seruruh kemampuan dan upaya

maksimal suatu bangsa.

Di

dalam konsep Ketahanan

Nasional ini terkandungpemahaman

akan periunya memPertahankan

negara beserta ideoroginya. Ketahanan Nasionar harus

diciptakan

merarui upa_ya

yang

keras, karena tanpa adanya Ketahanan Nasionar niscaya

negara

dan

bangsa

akan

mudah diguncang oreh berbagai

situasi

dunia.

Dengan ketahanan

yang

mantap,

suatu

bangsa

akan

mampu bertahan menghadapi

segara ancaman, tantangan. gangguan, dan hambatan,

baik

vang

datang dari

daram maupun dari

luar.

'

o-'--ot>tss
(10)

V.

KESII\,TPt]I,AN

Berdasar

hasil

analisis

di

muka-

maka dapat

diambil

beberapa kcsimpulan

tentang prospek

ideologi

Pancasila menghadapi arus

globalisasi yang

kian

deras

ini.

Peiluma. Pancasiia selain sebagar dasar negara -1uga rnerupakan

ideologi

hangsa vang

secara

intrinsik

mensandung

nilai

vang

diyakini

kebenarannya

oleh

bangset Incjonesia,

serta

diiadikan

dasar

menata

kehidupan

berbangsa

dan

hernegara.

Pancasiia telah

mernenuhi syarat

ilmiah

baqi suatu rdeoiogi.

Keduu,

ideologi

Pancasila

akiin

tetap bertahan

kentiati

menghadapi berbagai

pengaflih

globalisasi,

karena Pancasila merupakan

das

sollen,

merupakan keinginan

ideai bangsa yans mengandung

nilai

rnaterial dan

spiritual

secara seimbang, utuh- dan

integral.

Pancasila

di

era giobalisasi

ini

Pancasila

justru

akan men_iadi pendukung bagi

penvelesaian perscalan dunia vang semakin integral.

Kettgu,

agr

Pancastia tctap berlahan secara utuh

di bumi

Indonesia, diperlukait

upat'a peningkatan Ketahanan

Nasion,rl Upaya tersebut

melalui

pembinaan

dan

pendidikan wawasan kebangsaan dr berbagai lembaga yang ada, dengan sasaran seluruh lapisan masyarakat indonesia.

(11)

DAF'TAR I,USTAK,I

Amal,

Ichsanul

dan

Armarvi. ArmaicJv

-

lqg5.

.\unthangttrt

!lmtr

Stxiul

terhu4up '(tttr'tt'Jt'si

Kcluluttttttt

Nu.;rottul.Cad.iah Mada Llnr',,ersi1y i?ress, yogyakarta.

Besar,

Abdulkadir,

Ma1'ien (Purn), SH., I 991-

Barfikir

Inte grali.r./ift, Lemhannas. Jakarta

-

1992. Kpvui16G, tlan Hak i\,lunusttt

-t,ung'l'crultr

tluri

I;rl.su/ut lrurtcusilu. Makalah Diskusi paner

il

Asuslus

i9q2-

L]Gt\4- l,ogyakarta

'

I992'

l-\rtmat dun

l)arart!

lJcrdusur l'unc'usi!a

{l',!c:rtrt/rtgi

lntlt;na'iu),

Lemhannas, Jakarta.

,1994'

l)uncrtsi{a tlun Alorn

l'ikirun

/ntegrali.stik, Makalah Seminar Nasional

16-17 Nopernber 1994,

UGM-

yogivakarta.

Bell,

Daniel,1969,

T'ou,a*r

|he

year

2000-Beacon press- Boston.

Locke. .Tohn,

'l'trc

f 'ygrTises :;{'(,:avern?(n{-The

hleg,American

t,ibran,

Volume I}.

Ohmae.

Kenichi..

1995.'l'he J..'nd o.f

i'ht

\irstiorz Stgte,-I.he Free press, Nerv

york.

Referensi

Dokumen terkait

16 Desmita, Op.Cit, hlm. Santrock, Op.Cit ,hlm.. Attachment adalah suatau hubungan yang psikologis yang diskriminatif dan spesifik serta mengikat seseorang dengan

Pada penelitian ini akan dilakukan penganalisaan dan pemodelan objek yang abnormal pada video digital dengan metode Spektral Residual, yaitu dengan menganalisa

Variabel bebas adalah faktor pasien mencakup usia dan jenis kelamin, intervensi yang diberikan meliputi tindakan pembedahan dan terapi obat, dan faktor pembedahan

Menu unit usaha jabon dapat memberikan informasi potensi kayu hasil budidaya jabon yang akan dikembangkan oleh KPH serta informasi volume kayu yang dapat dipanen sesuai

Namun pada kenyataannya perusahaan leasing termasuk FIF Finance kota Palangka Raya, demi alasan keamanan perusahaan dan perjanjian kontrak, FIF Finance melakukan

Berdasarkan hasil penelitian, telah dilakukan identifikasi tingkat kepentingan penumpang terkait dengan pengembangan digitalisasi fasilitas dalam peningkatan passanger

kendaraan yang menyebabkan terjadinya kemacetan pada jalan Sultan Alauddin pada pagi, siang, maupun malam hari adalah.

 Peserta didik dalam kelompok mengamati benda-benda yang ada di kelompok masing- masing dan memilih benda yang akan dibeli sesuai dengan uang yang tersedia.  Peserta