1 SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Eko Priyambodo 0613010004/FE/EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Motivasi Dan
Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional VETERAN Jatim Untuk Berwirausaha”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan
agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai tahap penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari sepenuhnya
bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Saiful Anwar, Msi Selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional, Veteran Jawa Timur.
4.
Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5.
Bapak Drs. Ec. Sjarief Hidajat, MSi selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak
meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk
kemungkinkan sekali bahwa bentuk maupun isi skripsi ini jauh dari sempurna. Untuk itu peneliti
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang mengarah kepada kebaikan dan
kesempurnaan skripsi ini.
Sebagai penutup peneliti mengharapkan skripsi ini dapat memberikan seadanya yang
berguna bagi masyarakat, almamater, dan ilmu pengetahuan. Amin
Surabaya, Agustus 2010
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
... i
DAFTAR ISI
...iii
DAFTAR TABEL
...vii
DAFTAR GAMBAR
... ix
DAFTAR LAMPIRAN
... x
ABSTRAKSI... xi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil penelitian Terdahulu... 10
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Motivasi
2.2.1.1Pengertian Motivasi... 15
2.2.1.2Perkembangan Teori
Motivasi………18
2.2.1.3Teori Motivasi………19
2.2.2 Mental Kewirausahaan
2.2.2.1 Definisi Kewirausahaan ... 22
2.2.3 Minat ... 27
2.2.4 Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha ... 28
2.2.5 Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Minat
Berwirausaha... 30
Kerangka Pemikiran... 35
2.4 Hipotesis ... 36
BAB III : METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional ... 37
3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel ... 38
3.1.3 Pengukuran Variabel ... 39
3.2 Tehnik Penentuan Populasi dan Sampel ... 41
3.3 Tehnik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis Data dan Sumber Data
3.3.1.1 Jenis Data... 43
3.3.2 Pengumpulan Data ... 44
3.4 Tehnik Analisis Data
3.4.1 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1.1 Uji Validitas ... 45
3.4.1.2 Uji Reliabilitas ... 45
3.4.1.3 Uji Normalitas ... 46
3.4.2 Asumsi Klasik ... 46
3.5 Teknik Analisis ... 49
3.6 Uji Hipotesis
3.6.1 Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (uji t) ... 50
3.6.2 Uji Kesesuaian Model Regresi Linier Berganda (uji f) ... 51
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur ... 53
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa
Timur... 56
4.1.3 Visi, Misi dan Tujuan UPN “Veteran” Jawa Timur ... 57
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskripsi Variabel Motivasi (X
1)... 59
4.2.2 Deskripsi Variabel Mental Kewirausahaan (X
2) ... 60
4.2.3 Deskripsi Variabel Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha ... 62
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji Kualitas Data
4.3.1.1 Uji Validitas ... 63
4.3.1.2 Uji Reliabilitas ... 66
4.3.1.3 Uji Normalitas ... 68
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Autokorelasi ... 70
4.4.2 Uji Multikolinieritas ... 70
4.4.3 Uji Heteroskedasitas ... 71
4.4.4 Koefisien Determinasi... 72
4.5 Uji Hipotesis
4.5.1 Uji Spesifikasi Model F ... 74
4.5.2 Uji t ... 75
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 77
4.7 Keterbatasan Penelitian... 79
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 80
5.2 Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3 Oleh :
EKO PRIYAMBODO
ABSTRAK
Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda. Terkait dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan tersebut, diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha – wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha – wirausaha masa depan.
Peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan cara dipermudah (Convenience Sampling). Sampel ini nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui. Meskipun tidak dapat diandalkan, cara ini bermanfaat, misalnya pada tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk – petunjuk penelitian. Hasilnya dapat menunjukkan bukti – bukti yang cukup berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih canggih tidak diperlukan lagi.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 65 mahasiswa reguler pagi S1 jurusan Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan yang telah mengajukan bimbingan skripsi dan telah menempuh semua SKS yang wajib ditempuh dan tercatat sebagai mahasiswa yang masih aktif pada tahun ajaran 2009/2010. Sumber data yang diperoleh dari penyebaran kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis menggunakan teknik analisis linier berganda dan diuji dengan uji F dan uji t.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa kesesuaian model analisis regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh motivasi, dan mental kewirausahaan terhadap minat mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur angkatan 2006 untuk berwirausaha.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah barang tentu mempunyai harapan dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat selama studi sebagai salah satu pilihan untuk berprofesi. Secara realitas ada tiga pilihan yang kemungkinan akan dialami lulusan Perguruan Tinggi setelah menyelesaikan studinya. Pertama, menjadi pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Badan Usaha Milik Negara atau pegawai negeri. Kedua, kemungkinan menjadi pengangguran intelektual karena sulit atau sengitnya persaingan atau semakin berkurangnya lapangan kerja yang sesuai dengan latar belakang studinya karena banyaknya perusahaan yang bangkrut akibat krisis moneter seperti yang sekarang melanda Negara Indonesia. Ketiga, membuka usaha sendiri (berwirausaha) di bidang usaha yang sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat selama studi di Perguruan Tinggi (Indarti dan Rostiani,2008).
Demikian juga pilihan menjadi pegawai pemerintah terasa semakin kecil peluangnya, karena banyaknya pesaing atau peserta yang mengikutinya sehingga kecil kemungkinannya. Apalagi pilihan kedua, yaitu menjadi pengangguran intelektual pasti tidak akan dipilih oleh lulusan Perguruan Tinggi, sebab resiko psikologis pribadi yang harus ditanggung oleh yang bersangkutan sangat besar. Oleh karena itu, pilihan untuk berwirausaha merupakan pilihan yang sangat tepat dan logis, sebab selain peluang lebih besar untuk berhasil, hal ini sesuai dengan program pemerintah dalam percepatan penciptaan pengusaha kecil dan menengah yang kuat dan bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi sedang digalakkan (Indarti dan Rostiani,2008).
infrastruktur. Disisi lain, devisa yang dihasilkan akan mampu meningkatkan kemandirian dan pertumbuhan perekonomian Negara. Apabila Indonesia mampu melahirkan wirausaha – wirausaha tangguh seperti diatas, bukan pengusaha yang besar karena fasilitas, kolusi, dan korupsi niscaya sebagian permasalahan ekonomi bahkan social dan politik dapat diatasi. Kehadiran pengusaha tangguh, baik sebagai pengusaha besar, sedang maupun kecil dalam pasar yang sehat akan mampu menciptakan nilai tambah barang dan jasa, meningkatkan daya saing, meningkatkan pertumbuhan dan kemandirian ekonomi nasional, meningkatkan produktivitas serta menciptakan efisiensi sumber daya alam (Indarti dan Rostiani,2008).
Dalam hubungannya dengan alasan dan pertimbangan di atas, mahasiswa sebagai salah satu golongan elit masyarakat yang diharapkan menjadi pemimpin – pemimpin bangsa masa depan, sudah sepantasnya menjadi pelopor dalam mengembangkan semangat kewirausahaan. Dengan bekal pendidikan tinggi yang diperoleh di bangku kuliah dan idelisme yang terbentuk, lulusan Perguruan Tinggi diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi seorang wirausahawan dan bukan sebaliknya lulusan Perguruan Tinggi hanya bisa menunngu lowongan kerja bahkan menjadi pengangguran yang pada hakekatnya merupakan beban pembangunan (Indarti dan Rostiani,2008).
diperlukan adanya pemahaman tentang bagaimana mengembangkan dan mendorong lahirnya wirausaha – wirausaha muda yang potensial sementara mereka berada di bangku sekolah. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa keinginan berwirausaha para mahasiswa merupakan sumber bagi lahirnya wirausaha – wirausaha masa depan ( Indarti dan Rostiani,2008).
Menurut Bahaudin, seorang konsultan manajemen dalam ruang lingkup Manajemen sumberdaya manusia dan pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, seorang wirausahawan adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Perbedaan seorang wiraswastawan dengan seorang wirausahawan adalah wirausahawan cenderung bermain dengan resiko dan tantangan. Artinya, wirausahawan lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang – peluang tersebut. Sedangkan wiraswastawan lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seseorang wirausahawan bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu wirausaha. Wirausahawan mungkin adalah seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya. Namun wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri (Bahaudin, 2006 : 1).
kepada konsumen, dan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah (Sisnuhadi dan Wijaya,2008).
Di Indonesia, kesadaran warga Negara untuk berwirausaha tumbuh dengan cepat. Sejumlah alasan seseorang untuk menjadi wirausaha, diantaranya adalah dorongan untuk mandiri, keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk berwirausaha, korban PHK, sulitnya mencari pekerjaan dan banyaknya pengangguran, faktor orang tua atau keluarga. (Sisnuhadi dan Wijaya,2008).
Pemerintah saat ini memberikan porsi yang cukup besar untuk pengembangan kewirausahaan, baik untuk menumbuhkan perekonomian suatu daerah tertentu, maupun mendorong universitas untuk memberikan bekal kepada para mahasiswanya supaya memiliki jiwa kewirausahaan, sehingga diharapkan setelah mahasiswa ini lulus, maka mereka tidak hanya berkonsentrasi menjadi tenaga kerja namun juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain karena mereka menjadi seorang wirausaha yang kemungkinan akan membutuhkan tenaga kerja untuk membantu kerja mereka (Sisnuhadi dan Wijaya,2008).
aktivitas itu semua, diharapkan dapat membuat para mahasiswa mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda.
Masalah pengangguran khususnya pengangguran tamatan dari perguruan tinggi di Indonesia dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Data 15 tahun terakhir Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan dari data tahun 1989-1995 laju peningkatan jumlah penganggur lulusan perguruan tinggi 22,73%. Setelah krisis tahun 1997 menunjukkan jumlah penganggur lulusan unversitas cenderung turun naik tetapi angka absolutnya tetap lebih tinggi dari penganggur diploma dan tahun 2000-2005 jumlah penganggur lulusan unversitas berkisar antara 245.000 sampai dengan 385.418 orang. Bahkan menurut Data Survei Angkatan Kerja Nasional per Februari 2007 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik menunjukkan pada Agustus 2006 penganggur dari kalangan terdidik ini mencapai 673.628 orang dan setengah tahun kemudian jumlah ini naik menjadi 740.206 (Asandimitra dan Widyastuti,2008).
Hal ini mencerminkan tidak adanya konsep pemerintah untuk mengelola dan memberdayakan potensi kolektif sumber daya manusia terdidik. Ada missing link antara proses pembelajaran dan kebijakan pengelolaan unversitas dengan proyeksi pemanfaatan output pendidikan tinggi bagi pembangunan masyarakat. Sehingga diperlukan perubahan pola pikir dari pencari kerja menjadi menjadi menciptakan lapangan kerja. Oleh karena itu sangat diperlukan pendidikan kewirausahaan sejak dini (Asandimitra dan Widyastuti,2008).
tinggi, kini mulai menyerap pendidikan kewirausahaan. Pendidikan ini diyakini mampu mendorong siswa untuk kreatif, inovatif dan komunikatif. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan sangat penting. Manfaat pentingnya pendidikan kewirausahaan sudah disadari Amerika Serikat yang terkandung dalam Resolusi No. 699 Tahun 2006 tentang perlunya pendidikan kewirausahaan bagi generasi muda. Menurut pendapat sosiolog McClelland (1971), suatu Negara bisa makmur bila memiliki 400.000 wirausahawan atau 0,18% dari jumlah penduduk (Asandimitra dan Widyastuti,2008).
Berdasarkan penelitian dan analisis yang penulis lakukan yang diaplikasikan dengan studi pendahuluan kuesioner pada mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim tentang minat mahasiswa terhadap kewirausahaan terjadi karena sejumlah aktivitas yang telah dilakukan pada mata kuliah ini, yaitu tentang teori – teori kewirausahaan, praktek lapangan kewirausahaan. Dengan melakukan aktivitas itu semua, diharapkan dapat membuat para mahasiswa mendorong untuk menjadi wirausaha yang sesungguhnya setelah mereka diwisuda.
Sehubungan dengan adanya latar belakang permasalahan di atas, maka penulis mencoba untuk mengamati dan mencermati motivasi dan mental kewirausahaan dan minat mahasiswa terhadap kewirausahaan, yang dituangkan dalam skripsi dengan judul : “PENGARUH MOTIVASI DAN MENTAL KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK
BERWIRAUSAHA”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalaan ini sebagai berikut:
a.Apakah Motivasi dan Mental Kewirausahaan berpengaruh terhadap Minat untuk Berwirausaha?
b.Diantara variabel Motivasi dan Mental Kewirausahaan manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap Minat untuk Berwirausaha?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh motivasi dan mental kewirausahaan untuk Berwirausaha
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a.Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian yang sama, sehingga hasil penelitian tersebut akan menjadi lebih sempurna. b.Bagi peneliti
Dapat dipakai sebagai tambahan pengetahuan yaitu dengan tujuan langsung pada perusahaan yang bersangkutan, sehingga dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh serta untuk mengetahui sampai seberapa jauh hubungan antara teori yang diterima dengan prakteknya.
c.Bagi UPN “VETERAN” Jawa Timur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai bahan pengkajian dengan penelitian adalah sebagai
berikut :
1.Sri Wahyuni (2009)
“Pengaruh Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan Terhadap
Keberhasilan Industri Kecil Sandal/ Sepatu Wedoro Waru Sidoarjo”
Rumusan Masalah :
- Apakah pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan berpengaruh
keberhasilan industri kecil sandal/sepatu di Wedoro Waru Sidoarjo.
- Diantara variabel pengalaman, motivasi, dan mental kewirausahaan
manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap keberhasilan industri
kecil sandal/sepatu Wedoro Waru Sidoarjo.
Hipotesis :
- Diduga Pengalaman, Motivasi, dan Mental Kewirausahaan berpengaruh
terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu di Wedoro Waru
- Diduga Pengalaman merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya
terhadap keberhasilan industri kecil sandal/sepatu di Wedoro Waru
Sidoarjo?
Kesimpulan :
- Mental kewirausahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan industri kecil sandal/sepatu Wedoro, sedangkan pengalaman
dan motivasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keberhasilan industri kecil sandal/sepatu Wedoro.
- Variabel pengalaman tidak mempunyai pengaruh yang dominan terhadap
keberhasilan industri sandal/sepatu Wedoro. Akan tetapi mental
kewirausahaan yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan
industri sandal/sepatu Wedoro.
2.Nurul Indarti dan Rokhima Rostiani (2008)
“Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia,
Jepang, Dan Norwegia”
Rumusan Masalah :
- Apakah faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri, faktor
lingkungan, dan faktor demografis : gender, umur, latar belakang
pendidikan ?
- Diantara variabel faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi
pendidikan manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap faktor
penentu intensi kewirausahaan?
Hipotesis :
- Diduga faktor kepribadian: kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri, faktor
lingkungan, dan faktor demografis : gender, umur, latar belakang
pendidikan berpengaruh terhadap faktor penentu intensi kewirausahaan.
- Diduga faktor kepribadian : kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri
merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap faktor
penentu intensi kewirausahaan.
Kesimpulan :
- Tingkat kebutuhan akan prestasi, efikasi diri, dan kesiapan instrument
mahasiswa Indonesia signifikan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa
Jepang dan Norwegia.
3. Sisnuhadi dan Petra Surya Mega Wijaya (2008)
“Karakteristik Kewirausahaan dan Pengaruhnya Terhadap Keinginan
Berwirausaha”.
Rumusan Masalah :
- Apakah pengalaman masa lalu, jiwa kemandirian, semangat bersaing, suka
tantangan, berorientasi pada masa depan, dan motivasi berpengaruh
terhadap keinginan berwirausaha.
- Diantara variabel pengalaman masa lalu, jiwa kemandirian, semangat
manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap keinginan
berwirausaha.
Hipotesis :
- Diduga pengalaman masa lalu, jiwa kemaandirian, semangat bersaing,suka
tantangan, berorientasi pada masa depan, dan motivasi berpengaruh
terhadap keinginan untuk berwirausaha?
- Diduga pengalaman masa lau merupakan variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap keinginan untuk berwirausaha?
Kesimpulan :
- Karakteristik kewirausahaan yang dimiliki oleh para mahasiswa Universitas
Kristen Duta Wacana adalah (1). Belajar dari pengalaman masa lalu, (2).
Jiwa kemandirian, (3). Semangat bersaing, (4). Suka tantangan, (5).
Berorientasi pada masa depan, (6). Motivasi.
- Dari enam karakteristik yang dimiliki oleh para mahasiswa Universitas
Kristen Duta Wacana tersebut yang memiliki pengaruh pada minat untuk
berwirausaha adalah Suka Tantangan.
4. Nadia Asandimitra dan Widyastuti (2008)
“Analisis Penentu Minat Berwirausaha Mahasiswa”
Rumusan Masalah :
- Apakah pemahaman dan pengalaman : karakteristik demografi seperti
umur, gender, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa
- Diantara variabel pemahaman dan pengalaman : karakteristik demografi
seperti umur, gender, dan pengalaman kerja manakah yang paling dominan
berpengaruh terhadap minat mahasiswa UNESA untuk berwirausaha
Hipotesis :
- Diduga pemahaman dan pengalaman : karakteristik demografi seperti umur,
gender, dan pengalaman kerja berpengaruh terhadap keinginan untuk
berwirausaha ?
- Diduga pemahaman merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya
terhadap keinginan untuk berwirausaha ?
Kesimpulan :
- Minat berwirausaha mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Surabaya cukup tinggi tetapi masih tetap perlu dikembangkan.
- Melibatkan mahasiswa ke dalam beberapa aktivitas workshop, pelatihan dan
magang kewirausahaan.
5. Helmi Yuli Yanto (2009)
“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa, Untuk Mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA)”.
Rumusan Masalah :
- Apakah motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas berpengaruh
terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi
- Diantara variabel motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas
manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap minatý asiswa
untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPA).
Hipotesis :
Diduga motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas berpengaruh
terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi
(PPA).
Kesimpulan :
Bahwa diduga motivasi karier, motivasi ekonomi, motivasi kualitas
berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi
akuntansi (PPA) telah terbukti kebenarannya.
2.2 Landasan Teori
Dalam bab ini disajikan beberapa teori atau konsep yang
merupakan dasar utama dari kerangka pikir dalam usaha pencarian cara
ilmiah untuk pemecahan masalah yang diajukan dalam penelitian.
2.2.1 Motivasi
2.2.1.1. Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari akar data “motive” atau “motiwum”
yang berarti ‘a moving cause’ yang berhubungan dengan ‘inner drive,
impulse, intension’. Kata “motive” atau motif ini bila berkembang
digerakkan oleh sesuatu, dan apa yang menggerakkan itu terwujud dalam
tindakan, menurut Eviriyanti (2007) di penelitian (Wahyuni 2009 :18).
Istilah motivasi (Motivation) berasal dari perkataan bahasa latin,
yakni Movere, yang berarti “menggerakkan”. Ada macam – macam
rumusan untuk motivasi, yaitu :
Motivasi merupakan hasil sejumlah proses, yang bersifat internal
atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap entusiasme dan persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan –
kegiatan tertentu menurut Gray 1984 : 69 di penelitian (Winardi,2001 : 2).
Setelah kita mengikuti uraian tentang salah satu macam rumusan
tentang konsep motivasi, maka ingin kami menyampaikan pandangan
berikut. Kami berpendapat bahwa motivasi adalah : “Suatu kekuatan
potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat
dikembangkannya sendiri, atau dikembangkan oleh sejumlah kekuatan
luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan non moneter,
yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal
mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang
bersangkutan (Winardi,2001: 6).
Menurut (Martoyo,1990:138) Motivasi atau “motivation” berarti:
pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan.
Dapat juga dikatakan bahwa motivation adalah “faktor yang mendorong
orang untuk bertindak dengan cara tertentu” di dalam penelitian
Dilihat dari segi etika, motif didefinisikan sebagai pikiran – pikiran
dan perasaan – perasaan yang menjadi penyebab seseorang melakukan
suatu tindakan. Motivasi disini berarti dorongan yang menggerakkan serta
mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan apa
yang dikehendakinya, tertuju kepada tujuan yang diinginkannya, menurut
Evriyanti (2007) di penelitian (Wahyuni, 2009 : 18).
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau
dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar. Motivasi jelas
datang dari berbagai macam sumber. Motivasi dapat digerakkan oleh
kebutuhan (yang kompleks) seseorang, ataupun dorongan dari seorang
motivator yang memberi pengaruh motivasi kepada orang lain, menurut
Evriyanti (2007) di dalam penelitian (Wahyuni, 2009 : 18).
Demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah
“kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan dan
memberikan kekuatan yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan,
memberi ataupun mengurangi ketidakseimbangan” di dalam penelitian
(Yanto,2009 : 24).
Karena itu tidak akan ada motivasi, jika tidak dirasakan adanya
kebutuhan dan kepuasan serta ketidakseimbangan tersebut. Rangsangan
terhadap hal semacam di ataslah yang akan menumbuhkan motivasi, dan
motivasi yang telah tumbuh memang dapat menjadikan moto dan
dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan atau pencapaian
2.2.1.2. Perkembangan Teori Motivasi
Perkembangan ini dapat dikatakan timbul karena semakin disadari
bahwa manusia adalah makhluk yang sangat kompleks, termasuk dilihat
dari sudut kebutuhannya. Artinya, konsep dasar yang terkandung pada
hedonisme tidak hilang sama sekali akan tetapi telah dilengkapi dengan
berbagai pandangan lain (Siagian,2004 : 142).
Karena itulah dapat dikatakan bahwa bagaimanapun motivasi
didefinisikan, terdapat tiga komponen utamanya, yaitu : kebutuhan,
dorongan, dan tujuan. Kebutuhan, yang merupakan segi pertama dari
motivasi, timbul dalam diri seseorang apabila ia merasa adanya
kekurangan dalam dirinya. Dorongan, sebagai segi kedua motivasi,
berorientasi pada tindakan tertentu yang sadar dilakukan oleh seseorang.
Dorongan dapat bersumber dari dalam diri seseorang dan dapat pula
bersumber dari luar diri orang tersebut. Tujuan, sebagai segi ke tiga dari
motivasi. Dalam teori motivasi, tujuan adalah segala sesuatu yang
menghilangkan kebutuhan dan mengurangi dorongan. Dengan perkataan
lain, mencapai tujuan berarti mengembalikan keseimbangan dalam diri
2.2.1.3. Teori Motivasi
Teori motivasi pertama kali dikemukakan oleh Maslow (1934). Ia
mengemukakan tentang hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi.
Menurutnya, kebutuhan bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya,
yaitu kebutuhan fisik, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial,
kebutuhan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Suryana (2006 :
52).
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tetentu. Suatu
kebutuhan akan menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tingkat
intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong
seseorang untuk bertindak menurut (Sunarto,2003:132) di penelitian
(Yanto,2009 : 24).
Model motivasi Kebutuhan – Tujuan dimulai dengan perasaan
kebutuhan individu. Kebutuhan ini kemudian ditransformasikan menjadi
perilaku yang diarahkan untuk mendukung pelaksanaan perilaku tujuan.
Tujuan dari perilaku tujuan adalah untuk mengurangi kebutuhan yang
dirasakan. Secara teoritis, perilaku mendukung tujuan dan perilaku tujuan
berkelanjutan sampai kebutuhan yang dirasakan telah sangat berkurang
(Wiratmo,1996 : 204)
Model Ekspektasi Motivasi Vroom, pada kenyataan proses
motivasi adalah situasi yang lebih rumit dibandingkan yang digambarkan
mengatasi beberapa kerumitan tambahan. Disamping itu, model ekspektasi
Vroom mengungkapkan isu kekuatan motivasi. Kekuatan motivasi adalah
tingkatan keinginan individu untuk menjalankan suatu perilaku. Ketika
keinginan meningkat atau menurun, kekuatan motivasi dikatakan
berfluktuasi. Menurut model motivasi Vroom ini kekuatan motivasi
ditetukan oleh (1). nilai dari hasil menjalankan suatu suatu perilaku yang
dirasakan dan, (2). kemungkinan yang dirasakan bahwa perilaku yang
dijalankan oleh individudan menyebabkan diperolehnya hasil. Ketika
kedua faktor tersebut meningkat, kekuatan motivasi atau keinginan
individu untuk menjalankan perilaku akan meningkat. Pada umumnya,
individu cenderung untuk menjalankan perilaku – perilaku yang
memaksimumkan balas jasa pribadi dalam jangka panjang (Wiratmo,1996
: 205).
Model Motivasi Porter – Lawler ini telah mengembangkan suatu
model motivasi yang menggambarkan uraian proses motivasi yang lebih
lengkap dibandingkan model kebutuhan – tujuan atau model ekspektasi
Vroom. Model motivasi Porter – Lawler ini konsisten dengan dua model
sebelumnya di mana model ini menerima premis bahwa (1) kebutuhan
yang dirasakan akan menyebabkan perilaku kemanusiaan; dan (2) usaha
yang dilakukan untuk mencapai suatu tugas ditentukan oleh nilai balas jasa
yang dirasakan yang dihasilkan dari suatu tugas dan probabilitas bahwa
Teori Federick Herzberg mengembangkan teori motivasi dua faktor
yang membedakan, yaitu: faktor yang menyebabkan ketidakpuasan atau
dissatisfier dan faktor yang menyebabkan kepuasan atau satisfier.
Keberadaan dissatisfier tidaklah cukup, sebaliknya satisfier harus ada
secara aktif untuk memotivasi suatu pembelian. Teori motivasi Herzberg
memiliki dua implikasi. Pertama, penjual harus berusaha sebaik – baiknya
untuk menghindari dissatisfier. Walaupun hal itu tidak menyebabkan
lakunya sebuah produk, hal itu bisa dengan mudah menyebabkan produk
tidak terjual. Kedua, produsen harus mengidentifikasi satisfier atau
motivator terutama pembelian di pasar dan kemudian menyediakan faktor
satisfier itu di dalam penelitian (Yanto,2009 : 26).
2.2.2 Mental Kewirausahaan
Mental kewirausahaan adalah jiwa atau mental yang dimiliki oleh
para wirausahawan. Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator
atau organisator penting. Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang
memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola – pola tingkah laku
sebagai berikut :
1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide
– ide baru.
2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang
dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi – fungsi manajemen, meliputi :
a. Perencanaan
b. Koordinasi
c. Menjaga kelancaran usaha
d. Mengawasi dan mengevaluasi usaha
4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan
mengarahkan tujuan usaha. (Suryana,2006 : 50).
2.2.2.1 Definisi Kewirausahaan
Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi
kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam
mengejar tujuannya. Menurut Meridith (2002 : 5) profil dari wirausaha
mempunyai ciri – ciri dan sifat mental sebagai berikut: percaya diri,
berorientasi tugas dan hasil, pengambilan resiko, kepemimpinan,
keorisinilan dan berorientasi ke masa depan.
Beberapa ciri – ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh para
ahli seperti yang dikemukakan oleh Musselman (1989 : 155), Sumanto
(1989), dan Meridith (1989 : 5) dalam bentuk sebagai berikut:
a. Memiliki keinginan kuat untuk berdiri sendiri.
b. Memiliki kemauan untuk mengambil resiko
d. Mampu memotivasi diri sendiri
e. Memiliki semangat untuk bersaing
f. Memiliki orientasi terhadap kerja keras
g. Memiliki kepercayaan diri yang besar
h. Memiliki dorongan untuk berprestasi
i. Tingkat energi yang tinggi
j. Tegas
k. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri (Suryana,2006 : 26).
Para wirausaha memiliki pandangan hidup sehat. Mereka
merupakan individu – individu yang matang yang telah mengembangkan
suatu cara menilai pengalaman – pengalaman secara sehat. Saran – saran
berikut ini akan membantu anda untuk mengembangkan sikap dan mental
yang baik:
Para wirausaha adalah orang – orang yang mengetahui bagaimana
menentukan kepuasan dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya.
Tunjukkan sikap mental yang positif terhadap pekerjaan anda, karena
sikap inilah yang akan ikut menentukan keberhasilan anda.
Otak anda merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu
beberapa saat setiap hari untuk renungan pikiran anda yang akan
memungkinkan anda terarah pada kegiatan – kegiatan yang berarti.
Kebanyakan orang membatasi pikiran – pikirannya pada problem dan
meluaskan pikiran – pikiran anda dan cobalah berpikir yang “besar –
besar”. Orang – orang yang dapat melihat “gambaran besar” adalah
orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon – calon pemimpin
bisnis maupun masyarakat.
Rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu
serius dapat merugikan pekerjaan anda dan tidak sehat. Menunjukkan
rasa humor berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan
optimism dan suasana santai.
Pikiran anda haruslah terorganisasi dengan baik sekali dan mampu
memfokuskan pada berbagai problem. Anda haruslah mampu
memindahkan perhatian anda dari satu problem ke problem lain dengan
upaya yang minim.
Kebanyakan orang membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap
mereka, sedang para wirausaha menggunakan sikap mereka untuk
mengendalikan keadaan. Sikap mental positif memudahkan anda untuk
memfakuskan pada kegiatan – kegiatan dan kejadian – kejadian dan atas
hasil – hasil yang ingin anda capai malahan pengalaman – pengalaman
negative mempunyai segi – segi yang positif terhadap suatu peristiwa dan
mencari hikmah dari setiap pengalaman (Meredith,2002)
Sikap mental positif dapat dikembangkan setelah jangka waktu
yang lama. Faktor – faktor yang berikut ini berguna bagi wirausaha dalam
Pusatkan perhatian anda sedemikian rupa dan gunakanlah pikiran anda
secara produktif.
Pilihannya sasaran – sasaran positif dalam pekerjaan anda.
Bergaulah dengan orang – orang yang berfikir dan bertindak secara
wirausaha.
Cara berpikir, cara dan ciri – ciri dari orang yang di sekitar anda mungkin
berimbas pada diri anda :
Jauhilah pikiran dan ide – ide negatif.
Sadarlah bahwa andalah yang mengendalikan pikira anda dan
gunakanlah pikiran anda secara produktif.
Anda haruslah selalu awas terhadap peluang – peluang untuk
meningkatkan situasi anda, baik dalam keidupan pribadi, kehidupan
kerja maupun dalam kehidupan masyarakat.
Jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak menghasilkan yang
benar. Lebih baik mengubah arah dari pada mengajar suatu ide yang
tidak akan berhasil sevara memuaskan.
Lingkungan anda akan mempengaruhi prestasi anda. Jika lingkungan
anda tidak memenuhi kebutuhan – kebutuhan anda, ubahlah lingkungan
itu, atau pindah ke ligkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan
Percayalah pada diri anda dan bakat – bakat anda. Sukses akan datang
kepada mereka yang percaya pada kemampuan mereka dan
menggunakan kemampuan itu sepenuhnya.
Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan. Pusatkan pikiran
anda pada problem tertentu. Sekali anda mencapai keputusan, ambillah
tindakan untuk memecahkan persoalan itu. Agar konflik – konflik
mental diselesaikan secepat mungkin.
Dalam hubungan dengan yang terakhir ini, riset mutakhir telat.
Menunjukkan bahwa ciri pokok dari wirausaha yang berhasil adalah
kemampuan mereka untuk mengambil keputusan dalam suasana stress.
Mengelola dalam situasi stress yang terus – menerus menhendaki keadaan
fisik dan mental yang baik. Telah banyak yang ditulis mengenai hal ini.
Yang penting dalam menangani stress meliputi: tiap hari dalam makan dan
minum, tidur, dan istirahat yang cukup, tidak merokok, memisahkan yang
penting dari yang “mendesak” dan dari yang “lain – lain” yang harus
dibuat dan lalu menangani hal – hal yang penting dulu dengan mengambil
tindakan tidak hanya berhenti pada rasa cemas. Caranya, dengan
menyiapkan rencana – rencana darurat untuk menangani sekitarnya terjadi
yang paling buruk yang tebaik ataupun yang harus diingat adalah
menyediakan cukup waktu dan kemudian berusaha untuk bekerja sesuai
Kewirausahaan berkembang melalui 3 proses, yaitu:
a. Tahap imitasi dan duplikasi,
b. Tahap duplikasi dan pengembangan, dan
c. Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda
(Suryana,2008 : 64).
2.2.3 Minat
Minat menurut Widyastuti (2004) dalam penelitian
(Yanto,2009:26) adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan
setelah melihat, mengamati, dan membandingkan serta
mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Demikian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada minat ini, yaitu (Yanto,2009 : 27) :
1. Minat dianggap sebagai perantara faktor – faktor motivasional yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku.
2. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba
melakukan sesuatu.
3. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan
2.2.4. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Berwirausaha
Menurut Robbins (2001 :166) motivasi merupakan kesediaan
untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan – tujuan
organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi
sesuatu kebutuhan individual sedangkan minat adalah sebagai keinginan
untuk memperlihatkan atau melakukan sesuatu (Yanto,2009 : 27).
Salah satu hasil usaha para ilmuwan yang mendalami teori
motivasi ialah dikembangkannya apa yang dikenal dengan teori harapan.
Teori harapan, inti teori ini terletak pada pendapat yang mengatakan
bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu
tergantung pada kekuatan harapan, bahwa tindakan tersebut akan diikuti
oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang yang
bersangkutan (Siagian,2004 : 179).
Teori ini mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik, hubungan
antara prestasi kerja dengan imbalan serta hubungan (kaitan) antara usaha
dan prestasi kerja. Yang dimaksud dengan daya tarik ialah sampai sejauh
mana seseorang merasa pentingnya hasil atau imbalan yang diperoleh
dalam penyelesaian tugasnya. Yang dimaksud dengan kaitan antara
prestasi kerja dan imbalan ialah tingkat keyakinan seseorang tentang
hubungan antara tingkat prestasi kerjanya dengan pencapaian hasil
adalah persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan
menjurus kepada prestasi kerja (Siagian,2004 : 179 - 180).
Pendalaman teori harapan akan menunjukkan hal – hal sebagai berikut
(Siagian,2004 : 180) :
1. Kuatnya motivasi eseorang berprestasi (usahanya) tergantung pada
pandangannya tentang betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam
dirinya bahwa ia akan dapat mencapai apa yang diusahakan untuk
dicapai.
2. Jika tujuan ini tercapai (prestasi kerja), timbul pertanyaan apakah ia
akan memperoleh imbalan yang memadai dan, apabila imbalan itu
diberikan oleh organisasi, apakah imbalan itu akan memuaskan
tujuannya atau kepentingannya.
Minat adalah suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya. Minat juga bisa diartikan dengan kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya kamus umum bahasa Indonesia
mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperlihatkan atau
melakukan sesuatu (Yanto,2009:26).
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatifitas dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi
kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam
Berdasarkan paparan diatas bisa disimpulkan bahwa pengaruh
motivasi terhadap minat berwirausaha adalah suatu dorongan untuk
memperlihatkan atau melakukan sesuatu yang diinginkan yang
berorientasi kepada kemampuan kreatifitas, inovatif, dan berani
mengambil resiko dalam mencapai tujuannya.
2.2.5 Pengaruh Mental Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha
Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan oleh orang – orang
yang memiliki kepribadian kreatif dan inovatif, yaitu orang yang memiliki
jiwa, sikap, dan perilaku kewirausahaan (Suryana, 2006 : 3). Dalam
perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau organisator penting.
Menurut Dusselman (1989:16), seseorang yang memiliki jiwa
kewirausahaan ditandai oleh pola – pola tingkah laku sebagai berikut :
1. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima ide
– ide baru.
2. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang
dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi
ketidak pastian.
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi – fungsi manajemen, meliputi :
a. Perencanaan
b. Koordinasi
d. Mengawasi dan mengevaluasi usaha
4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan
mengarahkan tujuan usaha. (Suryana,2006 : 50).
Berbagai metode dan konsep pembentukan kewirausahaan
diperkenalkan pada masyarakat dunia dan ini diajarkan sebagai mata
kuliah di berbagai universitas terkenal dunia. Berbagai macam pola dan
metode pula dilakukan oleh lembaga – lembaga di Indonesia untuk
memajukan kewirausahaan di negeri ini, dari lembaga pemerintah maupun
swasta berlomba dalam mencanangkan program kewirausahaan.
Contohnya : perguruan tinggi, diberlakukannya mata kuliah
kewirausahaan sebagai matakuliah wajib yang diikuti oleh mahasiswa dan
dimulai tahun 1997; Depnaker, dengan program yang dikenal “Tenaga
Kerja Pemuda Mandiri” dimulai pada tahun 1994; Departemen
Pendidikan, program pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan
tinggi telah berjalan sejak tahun 1997. Secara umum program ini bertujuan
antara lain untuk “Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan
didalam lingkungan perguruan tinggi untuk mendorong terciptanya
wirausaha baru”. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, program
pengembangan budaya kewirausahaan di perguruan tinggi dirancang
meliputi lima kegiatan yang saling terkait sebagai wahana diwujudkannya
wirausaha baru lulusan perguruan tinggi, yaitu (Mudjiarto dan Wahid,
1. Kuliah Kewirausahaan
mahasiswa pemula dalam wirausaha, keikutsertaan dalam
kewirausahaan akan merupakan inisiasi penumbuhan dan pemahaman
jiwa wirausaha.
2. Magang Kewirausahaan
pada kegiatan ini, mahasiswa dapat mempelajari kewirausahaan secara
nyata dimitra industri/pengusaha.
3. Kuliah Kerja Nyata
kegiatan dilaksanakan untuk mendalami kewirausahaan sambil berperan
serta membantu mitra usaha rumah tangga, baik dalam proses produksi
maupun dalam pemasaran dan penjualan.
4. Konsultasi Bisnis dan Penempatan Kerja
kegiatan ini dilaksanakan untuk membantu masyarakat pengusaha kecil
dan menengah serta alumni dalam berwirausaha dan memperoleh akses
pasar dan modal.
5. Inkubator Wirausaha Baru
kegiatan ini merupakan ajang terakhir pembentukan jiwa
kewirausahaan mahasiswa dan lulusan baru, sebelum terjun kedalam
kedunia nyata berwirausaha sebagai wirausaha mandiri.
6. Monitoring dan Evaluasi
kegiatan ini merupakan pengkajian dan penelitian evaluasi program
dievaluasi melalui ukuran yang telah ditetapkan. Tiga tahap kegiatan
monitoring dan evaluasi yang dilakukan :
a. Tahap Pembentukan jati diri usaha
merupakan tahap untuk melihat jati diri wirausaha baru didalam
menekuni serta keseriusan usaha yang dijalankan, apaka dalam kurun
waktu 1 – 2 tahun usaha yang dilakukan ada tanda – tanda
perkembangan? Atau dalam kurun waktu tersebut telah berganti jenis
usaha? Atau tidak ada usaha?.
b. Tahap Pertumbuhan Usaha
dalam tahap ini melihat perkembangan usaha, apakah dalam kurun
waktu 3 – 5 tahun perkembangan usahanya tumbuh berdasarkan
rencana usaha awal yang dibuat? Apakah pertubuhan usaha awal
menggunakan 100% modal sendiri dari hasil usaha yang ditanamkan
kembali? Atau ada sebagian modal pinjaman? Atau juga sebagian
besar berasal dari pinjaman? Kondisi – kondisi tersebut dimonitoring
dan dievaluasi yang merupakan dasar penelitian keberhasilan
program.
c. Tahap Pendewasaan Usaha
pendewasaan usaha merupakan tahap kematangan didalam usaha
yang ditekuninya. Dalam kurun waktu 6 – 10 tahun pada tahap
pendewasaan ini seorang wirausaha mempunyai suatu kematangan
usaha yang ditunjukkan dengan pendelegasian wewenang atas
usahanya, dan ia mulai mencari peluang usaha yang lain dan
membuka usaha yang baru dengan sumber dana berasal dari laba
usaha yang pertama (Mudjiarto dan Wahid, 2006: 21).
Minat adalah suatu keinginan setelah melihat, mengamati, dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya. Minat juga bisa diartikan dengan kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya kamus umum bahasa Indonesia
mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperlihatkan atau
melakukan sesuatu (Yanto,2009:26).
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatifitas dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju
sukses. Para wirausahawan adalah individu – individu yang berorientasi
kepada tindakan, dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam
mengejar tujuannya (Suryana, 2006 : 2).
Berdasarkan paparan diatas bisa disimpulkan bahwa pengaruh
mental kewirausahaan terhadap minat berwirausaha adalah orang yang
memliki kepribadian kreatif dan inovatif dengan keinginan yang kuat
2.3 Kerangka Pikir
Penelitian ini dilakukan pada dasarnya merupakan pengembangan
terhadap teori – teori dan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya.
Adapun premis yang digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam
melakukan penelitian dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Premis 1
Adanya Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa, untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) (Yanto,2009).
Premis 2
Adanya Pengaruh Pengalaman, Motivasi, Dan Mental
Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Industri Kecil
Kerangka Konseptual
Regresi Linier Berganda
2.4 Hipotesis
1. Diduga Motivasi dan Mental Kewirausahaan berpengaruh terhadap
Minat Untuk Berwirausaha?
2. Diduga Motivasi merupakan variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap Minat Untuk Berwirausaha?
Motivasi
(X1)
Mental Kewirausahaan
(X2)
Minat Untuk Berwirausaha
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu definisi sebuah ide dalam istilah yang
dapat diukur dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui
penggambaran dimensi dan elemennya.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain atau variabel yang diduga sebagai sebab
dari variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah motivasi dan mental kewirausahaan, yang terdiri dari :
1. Motivasi (X1), yaitu:
Merupakan kekuatan yang mendorong untuk bertindak atau
dorongan oleh kekuatan dari dalam ataupun dari luar yang muncul,
terarah, dan mempertahankan untuk berbuat atau berperilaku sesuai
2. Mental Kewirausahaan (X2), yaitu:
Merupakan jiwa seseorang yang memiliki kemampuan
sebagai innovator, dan mempunyai kemampuan naluriah.
b. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel yang diduga sebagai
akibat dari variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah minat untuk berwirausaha (Y). Minat berwirausaha
adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan
kreatifitas, inovatif dan berani mengambil resiko dalam mengejar
tujuannya.
3.1.2 Teknik Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah
skala interval. Sedangkan teknik pengukurannya dengan menggunakan
semantik deferensial yang mempunyai skala point 1 sampai dengan 7.
Skala yang akan memberikan petunjuk kepada responden untuk
memberikan penilaian terhadap sejumlah pertanyaan terlampir sebagai
penelitian yang akan diteliti dan diukur dengan tujuh skala yang
Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung
memilih poin 1 sangat tidak setuju sekali berarti kurang bagus, tetapi apabila
responden cenderung memilih poin 7 sangat setuju sekali maka dinilai sudah
sangat bagus.
3.1.3 Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel (kualifikasi) variabel yang sangat diperlukan
dan teknik untuk melakukan pengukuran variabel dikenal dengan teknik
penyusunan skala. Pada hakekatnya teknik penyusunan skala adalah
sebuah teknik untuk mencantumkan bobot terhadap suatu objek
psikologikal. Teknik penyusunan skala digunakan untuk mengukur
variabel konseptual dan di dalam teknik penyusunan skala yang di ukur
adalah indikator dari variabel tersebut (Sumarsono, 2004 : 17).
Adapun rincian pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Motivasi (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari
Yanto (2006) dan dikembangkan oleh peneliti, dengan 5 item pertanyaan.
Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung
memilih poin 1 maka motivasi dinilai kurang bagus, tetapi apabila responden
cenderung memilih poin 7 maka motivasi dinilai sudah sangat bagus.
b. Mental Kewirausahaan (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari
Yanto (2006) dan dikembangkan oleh peneliti, dengan 5 item pertanyaan.
Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.
Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung
memilih poin 1 maka mental kewirausahaan dinilai kurang bagus, tetapi apabila
responden cenderung memilih poin 7 maka mental kewirausahaan dinilai sudah
sangat bagus.
1 2 3 4 5 6 7
c. Minat untuk Berwirausaha (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument yang diadopsi dari
Yanto (2006) dan dikembangkan oleh peneliti, dengan 5 item pertanyaan.
Teknik pengukuran variabel menggunakan semantic differential.
Sangat tidak setuju sekali Sangat setuju sekali
Penilaian diatas berdasarkan asumsi bahwa apabila responden cenderung
memilih poin 1 sangat tidak setuju sekali maka minat untuk berwirausaha dinilai
kurang bagus, tetapi apabila responden cenderung memilih poin 7 sangat setuju
sekali maka minat untuk berwirausaha dinilai sudah sangat bagus.
3.2 Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Obyek pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang ada di
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim angkatan 2006 dan
data yang diperoleh adalah dari biro admik.
a. Populasi
Adalah kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri – ciri atau
karakteristik yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang
lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil
penelitian (Sumarsono, 2004 : 44).
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi
angkatan 2006 sebanyak 182 orang yang telah mengikuti mata kuliah
kewirausahaan dan praktek kewirausahaan (sumber : biro admik).
b. Sampel
Adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah
sampel harus representatif dari sebuah populasi (Sumarsono,2004 :
44). Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik non
probability sampling atau non acak. Pengambilan sampel secara non
acak adalah dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu
memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel
karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak dimasukkan
dalam pemilihan untuk mewakili populasi (Umar, 1997 : 83). Peneliti
dalam pengambilan sampel menggunakan cara dipermudah
(Convenience Sampling). Sampel ini nyaris tidak dapat diandalkan,
tetapi biasanya paling murah dan cepat dilakukan karena peneliti
memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang mereka temui.
Meskipun tidak dapat diandalkan, cara ini bermanfaat, misalnya pada
tahap awal penelitian eksploratif saat mencari petunjuk – petunjuk
penelitian. Hasilnya dapat menunjukkan bukti – bukti yang cukup
berlimpah, sehingga prosedur pengambilan sampel yang lebih
n = N 1 + Ne2 n = 182
1 + 182 (10%)2
n = 65
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.
Jadi sampel yang minimal yang diperoleh 65 Orang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Jenis dan Sumber data
3.3.1.1 Jenis Data
Data yang akan digunakan untuk mendukung
analisis dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini
adalah Data primer. Data primer dapat didefinisikan
sebagai sumber data yang langsung memberikan data
kepada peneliti. Pengumpulan data primer dilakukan
melalui survei lapangan dan wawancara mendalam
3.3.1.2 Sumber Data
Sumber data dalam peneliti ini berupa :
a. Sumber data intern data primer dan sekunder yang
diperoleh dari Biro Admik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jatim.
b. Sumber data ektern yaitu berupa buku atau literature yang
diperlukan untuk penelitian.
3.3.2 Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung
dengan mahasiswa akuntansi angkatan 2006 degan cara Tanya jawab
antara peneliti dengan responden (Nazir,2005 : 194).
b. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
pertanyaan tentang fakta – fakta atau masalah yang ingin dipecahkan
kepada responden untuk dijawab (Nazir, 2005 : 203).
c. Kepustakaan
Kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan buku – buku, literature,
serta tulisan ilmiah yang digunakan sebagai landasan teori yang
3.4 Teknik Analisis data
3.4.1 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau
tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor
yang diperoleh pada masing – masing butir pertanyaan dengan skor total
yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi
antara skor total dengan skor masing – masing pertanyaan signifikan
(ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa
alat pengukur tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2004 : 31).
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005: 41).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas
yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha , yaitu suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
3.4.1.3 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai
metode diantaranya adalah metode Kolmogrov Smirnov (Sumarsono,2004
: 40) yang merupakan pedoman dalam mengambil keputusan apakah
sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal, berikut ini adalah
pedomannya :
1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 %,
maka distribusi adalah tidak normal.
2. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 %,
maka distribusi adalah normal (Sumarsono,2004 : 43).
3.4.1 Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji f dan uji t tidak
boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier
berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heterokedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,
maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga
pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.
1. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi
yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series) atau data yang
diambil pada waktu tertentu (Gujarati,1995 : 201).
Autokorelasi menunjukkan model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas
dari autokorelasi. Adanya autokorelasi dalam regresi dapat diketahui
dengan menilai besaran (Durbin Watson), tidak terjadi autokorelasi jika
nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 (Santoso, 2001 : 219).
2. Multikolinieritas
Sebelum melakukan analisis regresi berganda, perlu diperiksa
beberapa aspek, salah satunya adalah tidak terdapat multikolinieritas atas
data dari variabel – variabel independen, maksudnya, “tidak adanya
korelasi yang sempurna atau korelasi yang tidak sempurna tetapi relatif
tinggi pada variabel – variabel bebas”. Multikolinieritas sempurna akan
mengakibatkan koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta standart
deviasi akan menjadi tak terhingga. Jika multikolinieritas kurang
sempurna, maka koefisien regresi meskipun sehingga akan mempunyai
standar deviasi yang besar, yang berarti pula koefisien – koefisiennya tidak
dapat ditaksir dengan mudah.
Beberapa cara untuk memeriksa multikolinieritas, yaitu:
Korelasi yang tinggi memberikan petunjuk adanya kolinieritas,
tetapi tidak sebaliknya. Kolinieritas dapat saja terjadi walaupun korelasi
dalam keadaan rendah.
Dianjurkan untuk melihat koefisien korelasi parsial. Jika R2 sangat
tinggi tetapi masing – masing r2 parsialnya rendah, berarti variabel –
variabel bebas mempunyai korelasi yang tinggi dan paling tidak satu
diantaranya berlebihan. Tetapi, dapat saja R2 tinggi dan masing – masing
r2 juga tinggi sehingga tak ada jaminan terjadinya multikolinieritas (Umar,
3. Heteroskedastisitas
Salah satu syarat lain regresi linier adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Yang diharapkan adalah terjadinya homoskedastisitas.
Penting untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi
“ketidaksamaan varian dari residual” atas suatu pengamatan ke
pengamatan lainnya. Jika yang terjadi variannya tetap, maka disebut
berada pada kondisi homoskedastitas (Umar,2003 : 155).
3.5 Teknik Analisis
Data yang diperoleh kemudian disusun kembali, dikelompokkan
dengan tujuan analisis. Setelah dikelompokkan kemudian diolah sesuai
dengan diagram kerangka pikir. Analisis regresi dihasilkan dengan cara
memasukkan input data variabel kedalam fungsi regresi. Analisis regresi
linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap satu variabel terikat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka model
persamaan yang digunakan adalah :
Regresi Linier Berganda :
Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + e ……… (Anonim,2009 :
Keterangan :
Y = Minat mahasiswa akuntansi untuk berwirausaha
β0 = Konstanta
X1 = Motivasi
X2 = Mental Kewirausahaan
β1 – β2 = koefisien regresi
e = kesalahan baku
3.6 Uji Hipotesis
3.6.1 Uji kesesuaian model regresi linier berganda (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji sesuatu atau tindakannya model
regresi yang dihasilkan untuk melihat pengaruh dari motivasi (X1), dan
mental kewirausahaan (X2) terhadap variabel minat mahasiswa akuntansi
untuk berwirausaha (Y).
Adapun langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut (Anonim,2009 :
L-21) :
a. Hipotesis statistik :
H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh X1, X2, atau X3 terhadap Y)
H1 : βj ≠ 0 (terdapat pengaruh X1, X2, atau X3 terhadap Y)
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan
derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah
variabel.
c. Dengan nilai t hitung :
t
hit=
bj
se(
bj)
Keterangan :
t
hit = t hasil perhitunganb
j =
koefisien regresise
= Standart error
3.6.2 Uji kesesuaian model regresi linier berganda (Uji F)
Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh simultan variabel
X1 bersama X2 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai
berikut :
a. Ho : β1= β2= … = βj≠ 0 (X1, X2, X3 bersama Xj tidak
berpengaruh terhadap Y)
Ha : salah satu dari βj ≠ 0 (X1, X2, X3 bersama Xj
b. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,05
dengan derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan,
dan k : jumlah variabel.
c. Dengan F hitung sebesar :
Fhit = R2 /(k – 1)
(1 – R2) /(n – k)
Keterangan :
Fhit = F hasil perhitungan
R2 = koefisien regresi
k = jumlahn variabel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
salah satu lembaga pendidikan swasta di Indonesia yang didirikan oleh
pejuang kemerdekaan RI pada tanggal 5 Juli 1959, dengan nama Akademi
Administrasi Perusahaan “Veteran” (AAPV) Surabaya.
Mulai tanggal 1 April 1966 oleh Kementrian Transmigrasi, Urusan
Veteran dan Demobilisasi disatukan dalam Perguruan Tinggi Pembangunan
Nasional (PTPN) “Veteran” Cabang Jawa Timur melakukan pemekaran
menjadi tiga Fakultas yaitu Ekonomi, Pertanian dan Teknik Kimia.
Berdasarkan Surat Keputusan Kementrian Transmigrasi, Urusan Veteran
dan Demobilisasi No.062/KPTS/MENTRANVED/68 status PTPN
“Veteran” Cabang Jawa Timur menjadi Perguruan Tinggi Kedinasan di
bawah Departemen Pertahanan Keamanan RI berlangsung pada tahun 1976,
yang selanjutnyapada tanggal 31 Juni 1978 terjadi perubahan nama menjadi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang Jawa Timur.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Keamanan Nomor :
KEP/01/11/1993 tanggal 27 Februari 1993 tentang Penataan UPN “Veteran”
menjadi mandiri dan dipimpin oleh seorang Rektor sehingga namanya
berubah menjadi UPN “Veteran” Jawa Timur.
Berdasarkan Keputusan Bersama Mendikbud dan Menhankam Nomor
: Kep/0307/U/1994-10/XI/1994 tanggal 29 November 1994 tentang
Peningkatan Pengabdian Universitas Pembangunan Nasional melalui
Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan telah dialihkan statusnya dari
Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. UPN
“Veteran” Jawa Timur sejak tahun 1993 memiliki 5 Fakultas dengan 16
Program Studi (Progdi), yang telah terakreditasi BAN-PT.
Sesuai dengan Intruksi Menteri Pertahanan dan Keamanan Nomor :
Inst/01/II/1996 tanggal 6 Februari 1996 tentang pelaksanaan Pelimpahan
Wewenang dan Tanggung Jawab pembinaan Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” telah diserahkan pembinaannya kepada Yayasan
Kejuangan Panglima Besar Sudirman (YKPBS) yang berkedudukan di
bawah Departemen Pertahanan Jl. Wachid Hasyim No. 7 Jakarta, yang juga
membina SMU Unggulan Taruna Nusantara di Magelang.
Berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor : 390/DIKTI/KEP/1999 telah
dibuka Program Magister Manajemen Agribisnis (MMA) dan disusul
kemudian dengan program Magister Manajemen Ekonomi (MM) dan
Magister Akuntansi (MAk) dengan ijin penyelenggaraan No.
2307/JD/T/2001 tanggal 4 Juli 2001. Mulai TA 2003/2004 menambah satu
program studi baru, yaitu Teknik Informatika dibawah Fakultas Teknologi
program studi Ilmu Hukum dengan ijin operasinal Nomor : 183/D/T/2007
tanggal 30 Januari 2007.
Saat ini UPN “Veteran” Jawa Timur telah memiliki lima (5) Fakultas
dan Program Pascasarjana dengan delapan belas (18) Program Studi/Jurusan
sebagai berikut :
1. Fakultas Ekonomi, dengan 3 program studi, sebagai berikut:
a. Ekonomi Pembangunan (Akreditasi B).
b. Manajemen (Akreditasi B).
c. Akuntansi (Akreditasi A).
2. Fakultas Pertanian, dengan 2 program studi, sebagai berikut:
a. Agriteknologi (Akreditasi B).
b. Agribisnis (Akreditasi B).
3. Fakultas Teknologi, dengan 2 program studi, sebagai berikut:
a. Teknik Kimia (Akreditasi B).
b. Teknik Industri (Akreditasi A).
c. Teknik Pangan (Akreditasi A).
d. Teknik Informatika (Akreditasi B).
4. Fakultas Ilmu Sosial Politik, dengan 3 program studi, sebagai
berikut:
a. Administrasi Publik (Akreditasi B).
b. Administrasi Bisnis (Akreditasi A).
5. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, dengan 3 program
studi, sebagai berikut:
a. Teknik Arsitektur (Akreditasi B).
b. Tekn