Penilaian untuk Pembelajaran Abad
21
Belajar dari berbagai hasil penilaian
Nizam
Information Age
….creator…knowledge-worker
knowledge society…
21
stCentury
Learning
21
stCentury
Learning
Technology
Technology
So
ci
et
y
So
ci
et
y
Kn
ow
le
dg
e
Kn
ow
le
dg
e
The future
70% urban dweller
Mega cities
Urban farming
Core subjects 21st Century Context Core subjects 21st Century Context Learning and Innovatio n Skills Learning and Innovatio n Skills Digital literacy Digital literacy Life and career skills Life and career skills
Critical thinking
Creativity
Communication
Collaboration
Information
Media, and
ICT literacy
Flexibility
Initiative
Leadership
Social-skills
Cross cultural
Productivity
Accountability
Life-long learner
Kecakapan Hidup Abad 21
Spirit
ual
Sosia
l
Kn
owle
dge
Sk
ills
21
stCentury learning:
•
To know
•
To do
•
To be
Ke-Bhinnekaan
Pancasila
Demokrasi
HAM
SDG
NKRI
Pe
n
d
A
g
a
m
a
–
B
u
d
i
Pe
ke
rt
i
P
P
K
N
B
a
h
a
sa
I
n
d
o
n
e
si
a
B
a
h
a
sa
I
n
g
g
ri
s
Ilm
u
P
e
n
g
e
ta
h
u
a
n
A
la
m
Ilm
u
P
e
n
g
e
ta
h
u
a
n
S
o
si
a
l
M
a
te
m
a
ti
ka
S
e
n
i
–
B
u
d
a
y
a
P
JO
K
Ka
ra
kt
er
Nu
m
er
as
i
Lit
er
as
i
Be
rp
ik
ir
Kr
iti
s
Kr
ea
tif
Ko
m
un
ik
as
i
Ke
rja
sa
m
a
KONTEKS - SOCIAL CONSTRUCT
MATA PELAJARAN – KNOWLEDGE
CONTENT
KO
M
PE
TE
N
SI
Pengayaan Konteks & Kompetensi
Climate change
Bahaya Narkoba Anti Kekerasan
Kesehatan
Reproduksi Gender
mainstreaming Kemaritiman
R
T
Q
P
Problem/Project-based
learning
Query-based learning
Critical thinking
Creativity
S
Communication
Collaboration
Collaborative
learning
Student-centerd
learning
Science
Technology
Pengembangan Kecakapan Abad 21
Questions: about nature/human being Inquiry & discovery Proposed Explanations
Problems: in adapting to the environment
Design & invention strategies Proposed solution
Reasoning
WHAT
HOW
WHY
Prior
knowledge
Course
Climate
Self directed Learners
Knowing & organizin
g
Motivation factors
Develop
Mastery
Assessment
How learning works – membangun kompetensi abad 21
7 Research-based principles for smart teaching
Adapted from: Ambrose, et.al, 2010
Values
expectation
Pre-test
Mind-mapping
Authentic assessment
Comprehensive
assessment
Evaluasi diri
& refleksi
Sekolah
aman
Tahapan mastery
1
1
2
2
3
3
4
4
UNCONSCIOUS Incompetence CONSCIOUS Incompetence CONSCIOUS Competence UNCONSCIOUS Competence Pre-test Prior knowledge Summative Assessments Acquired competency
ACQUIRE
ACQUIRE
PRACTICE
PRACTICE
KNOW
KNOW
MASTERY
MASTERY
Component skills integrating skills When to apply skillsFormative Assessments
Formative Assessments
Assessment for & as learning
siswa
SK
L
21
stcs
siswa
SK
L
21
stcs
Penilaia n Kelas Penilaia n Kelas Penilaia n Sekolah Penilaia n Sekolah Penilaia n eksterna l AKSI/INA P Penilaia n eksterna l AKSI/INA P Ujian Terstand ar Nasional Ujian Terstand ar Nasional Benchmark Internasional • Formatif • Summative
• Semua kelas
• Semesteran
• Akhir tahun
• Akhir jenjang
• Oleh sekolah
• PTK 4,8,11
• Progress monitoring & evaluasi
• Kelas 4,8,11
• Survey atau sensus
• Tahunan
• Oleh pemerintah
• Sumatif
• Kelas 9, 12
• Sensus
• Oleh pemerintah
• Kompetensi dasar
• Kelas 4, 9
• Survei
• PISA, TIMSS
Spirit
ual
So
sial
K
etram
pilan
P
enge
tahu
an
• Formatif – diagnostik• Harian oleh guru
• Penekanan qualitative feedback
PISA Framework
The Content
The PISA 2015 survey focused on science, with
reading, mathematics and collaborative problem
solving as minor areas of assessment. PISA 2015 also
included an assessment of young people’s financial
literacy, which was optional for countries and
economies.
PISA assesses not only whether students can
reproduce knowledge, but also whether they can
extrapolate from what they have learned and apply
their knowledge in new situations. It emphasizes the
mastery of processes, the understanding of
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Rerata
Matematika Membaca Sains 350
360 370 380 390 400 410
371
402
383
375
396
382 386
397
403 2009 2012 2015
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Median
Matematika Membaca Sains 250
270 290 310 330 350 370
263
295
275 318
337
327 335
350
359
2009 2012 2015
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0 55.0 60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0 90.0 95.0100.0 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 3.65 1.65 0.810.18
Rerata Nilai UN
% S ek ol ah d en ga n re ra ta U N
Hanya 236 sekolah
dari 90.000
SMP/MTs/SMA/MA/S
MK Indonesia yang
disurvei.
Sekolah Indonesia
dengan capaian
PISA terbaik berada
di percentile 93
berdasarkan hasil
UN, artinya
terdapat
1397
SMA/SMK/MA
yang setara atau
LEBIH baik.
Note: jumlah
secondary school
di singapore hanya
163
Indonesia Singapura Thailand Internasional
300 350 400 450 500 550 600 650 700
Sebaran Rerata Sekolah
Sampel
%
Sains
Matematika
Membaca
SMP
2282
35%
384
362
375
MTs
834
13%
368
348
373
SMA
1581
24%
429
423
434
MA
521
8%
410
400
416
SMK
1295
20%
403
393
404
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas
pendidikan yang inklusif
Kesimpulan
•
Meski peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan, namun capaian secara umum masih
di bawah rerata OECD
•
Bila peningkatan ini terus kita pertahankan,
maka pada
tahun 2030
capaian kita akan
menyamai
OECD
•
Hal yang terpenting adalah bagaimana kita
melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa
yang dihasilkan dari survei diagnostik PISA
•
Siswa harus dibiasakan dengan soal-soal
TIMSS Framework
•
Indonesia mengikuti grade-4 TIMSS
Content Domain
Percentage
Life Science
45%
Physical Science
35%
Earth Science
20%
Cognitive
Domain
Percentage
Knowing
40%
Applying
40%
Reasoning
20%
Content Domain
Percentage
Number
50%
Geometric Shapes & Measures
35%
Data Display
20%
Cognitive Domain
Percentage
Knowing
40%
Applying
40%
Reasoning
20%
Kuwait South Africa (5) Morocco Saudi Arabia Jordan Indonesia Oman Iran, Islamic Rep. of Qatar Bahrain United Arab Emirates Chile Georgia Turkey France New Zealand Slovak Republic TIMSS Scale Centerpoint Croatia Spain Italy Canada Australia Serbia Sweden Slovenia Germany Cyprus Bulgaria Czech Republic Hungary Netherlands Lithuania Finland Poland United States Denmark Portugal Kazakhstan England Belgium (Flemish) Ireland Norway (5) Russian Federation Northern Ireland Japan Chinese Taipei Korea, Rep. of Hong Kong SAR Singapore
300 400 500 600 700 425
Skor Matematika
Kuwait Morocco Saudi Arabia Indonesia Iran, Islamic Rep. of OmanQatar Georgia United Arab Emirates Bahrain
Chile Cyprus Turkey France
TIMSS Scale Centerpoint New Zealand Portugal Belgium (Flemish) Italy Netherlands Spain Slovak Republic Northern Ireland Australia Canada Serbia Denmark Germany Lithuania Ireland Croatia Czech Republic England Bulgaria Norway (5) Sweden Hungary Slovenia United States Poland Kazakhstan Finland Chinese Taipei Hong Kong SAR Russian Federation Japan
Korea, Rep. of Singapore 300 400 500 600 700 421
Skor IPA
TIMSS 2015:
IPA & Matematika kelas
IV SD
Tahun 2015 Indonesia mengikuti TIMSS untuk kelas 4 SD (sebelumnya ikut TIMSS kelas 8)
Terdapat 6% SD/MI yang mutunya setara atau lebih
baik dari best performers
Indonesia dlm TIMSS, yang setara
K
Soal ini sederhana
dan masuk kategori
low benchmark
Siswa diminta untuk
menuliskan
lambang bilangan
dari angka
terbilang.
Siswa Indonesia
Unggul dalam mengerjakan soal
matematika yang bersifat eksplisit/langs ung.
Hanya 19% siswa Indonesia yang mampu menjawab benar soal ini.
Soal ini mengukur kompetensi
tentang bangun datar, mengetahui panjang sisi jika diketahui keliling bangun. Tidak adanya ilustrasi gambar
tampaknya menjadi faktor siswa Indonesia kesulitan
ch in es e ta ip ei ja pa n ko re a sin ga po re th ai la nd m al ay sia au str al ia US A fin la nd ia Tu rk ey Ira n so ut h af ric a m or oc co in te rn as io na l In do ne sia 250 300 350 400 450 500 550 600
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
1999 2003 2007 2011
ch in es e ta ip ei ja pa n ko re a sin ga po re th ai la nd m al ay sia au str al ia US A fin la nd ia Tu rk ey Ira n so ut h af ric a m or oc co in te rn as io na l In do ne sia 250 300 350 400 450 500 550 600
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
1999 2003 2007 2011
Level knowing tentang
kesehatan
36% benar,
Peringkat 2
terendah
Dalam jangka panjang, mana dari hal-hal berikut yang
dapat meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap
penyakit?
A. Antibiotika
B. Vitamin
C. Vaksin
D. Sel darah merah
John menderita diabetes.
Mana dari makanan berikut yang harus dihindari John?
A. Daging sapi
Sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari,
namun siswa kesulitan
menjelaskan/menalar alasan
mencabut belukar
Level applying,
mengenai keragaman makhluk
hidup, adaptasi dan seleksi alam.
Beberapa jenis burung makan keong. Suatu
spesies keong yang hidup di hutan memiliki
cangkang warna gelap . Spesies keong yang
sama yang hidup di ladang memiliki warna
cangkang terang. Jelaskan bagaimana
Kategori Low Benchmark
Pada soal
kategori low
benchmark seperti
disamping,
81%
siswa Indonesia
menjawab dengan
benar;
Kategori Low Benchmark
Pada soal kategori
low benchmark
seperti di
samping, 61%
siswa Indonesia
mampu
menjawab benar,
jumlah ini
Kategori Advance Benchmark
Pada soal kategori
Advance
benchmark
yang mengukur
kemampuan
reasoning,
sedikit
sekali siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
dengan benar
Kesimpulan
•
Hasil TIMSS tahun 2015 untuk siswa kelas IV SD masih belum
menggembirakan (meski posisi Indonesia tak lagi juru kunci)
•
Faktor yang berpengaruh pada capaian: kurikulum,
pembelajaran, guru, orang tua/keluarga, sikap siswa, latar
belakang sosek, sarpras
•
Dari sisi
lama pembelajaran
siswa SD dan jam pelajaran
matematika Indonesia termasuk
paling lama
di antara
negara lainnya,
tetapi kualitas
pembelajaran perlu
ditingkatkan
•
Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS
telah
diajarkan
di kelas IV SD (lebih tinggi dibanding Korea
Ujian Nasional
•
Merupakan ujian
terstandar
nasional untuk
mengukur
capaian
pembelajaran
siswa
pada
beberapa mata pelajaran tertentu
•
Penggunaan: beragam, mulai dari laporan capaian
siswa/kredensial (SHUN), pemetaan, pembinaan,
dsb. Mulai 2015
tidak
lagi dipakai untuk kelulusan
•
Laporan tidak hanya capaian tapi juga tingkat
anomali/kemungkinan tidak obyektifnya
pelaksanaan ujian, melalui pengukuran Indeks
1.708.367
(19,962
sekolah)
Ringkasan Hasil UN - SMA/MA Tahun
2015/2016
Peserta UN SMA/MA
IPA:
793.938
IPS: 844.910
Lainnya:
55.886
NR >85: 0.91%
70< NR < 85:
19.06%
55< NR < 70:
37.82%
NR < 55:42.20 %
NR >85: 0.04 %
70< NR < 85:
10.61%
55< NR < 70:
35.40%
NR < 55: 53.95%
Persentase yang belumNA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% NA; 12% <=50; 23% >50-70; 31% >70-80; 19% >80; 15% UNBK; 1%
NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% NA; 1% <=50; 10% >50-70; 28% >70-80; 40%
>80; 11%UNBK; 10%
2015
2016
61%
35%
• Tahun lalu jenjang SMA dengan IIUN>70 hanya
35%, tahun ini meningkat
menjadi 61%
• IIUN mendorong sekolah makin berintegritas dalam menyelenggarakan UN
Catatan: IIUN mengukur kejujuran dalam penyelenggaraan UN, TIDAK MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!! Meski hasil kajian lapangan
diperoleh fakta: sekolah dengan IIUN tinggi memiliki budaya
kejujuran yang tinggi pula [UAD, 2016]
Terjadi Peningkatan
IIUN
Direleasenya IIUN pada tahun 2015 mendorong sekolah makin jujur dalam ujian
0 7 0 7
•
Kelompok IPA:
•
36% SMA dengan IIUN 2015
>80
•
52% SMA dengan IIUN
2015 <80
•
12% SMA yang tahun lalu
sudah UNBK
•
Kelompok IPS:
•
30% SMA dengan IIUN
2015>80
•
58% SMA dengan IIUN
2015 <80
•
12% SMA yang tahun lalu
sudah UNBK
Siapa yang ikut UNBK 2016?
>80; 32%
>70-80; 22% >50-70; 20%
<=50; 10% NA; 6%
UNBK 2015; 11%
>80; 27%
>70-80; 22% >50-70; 25%
<=50; 11% NA; 5%
UNBK 2015; 10%
<=50 <=70 <=80 >8040 UNBK 45 50 55 60 65 70 75 80 75.09 67.85 62.53 70.27 69.02 49.24 50.96 54.75 62.93 64.4
Perubahan Capaian 2015-2016 SMA/MA jurusan IPA dari PBT-CBT berdasar IIUN
Nilai 2015 N il a i U N R e ra ta S e k o la h ( 2 0 1 5 & 2 0 1 6 )
IIUN tahun 2015 • Sekolah UNKP dengan IIUN
rendah di tahun 2015 yang mengikuti UNBK tahun 2016 cenderung “terkoreksi” nilainya.
• Semakin rendah IIUN tahun 2015 semakin besar penurunan nilai
setelah menggunakan UNBK
• Terbukti IIUN mengukur tingkat integritas dalam pelaksanaan UN
• UNBK meningkatkan kejujuran ujian
Validasi IIUN
Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian yang lebih benar
61
Keragaman capaian SKL
tak terdeteksi kalau hanya berdasar Nilai Sekolah
Keterangan Pemekaran 6.00 - 7.00 7.00 - 8.00 8.00 - 9.00 9.00 - 10.00
62
Peta
Keragaman
capaian SKL
berdasar Nilai Rerata
UN (murni) SMA
Keterangan Pemekaran < 4.00 4.00 - 5.00 5.00 - 6.00
6.00 - 7.00 7.00 - 8.00 8.00 - 9.00
63
Peta
Indeks Integritas Ujian Nasioal
SMA – IPA
Singapore Hongkong China Korea Jepang Finlandia Thailand Malaysia Qatar Indonesia Peru
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
8.3 8.5 9.1 11.1
12.3
49.7 51.8
69.6 75.7 74.6
share high performer share middle performer share low performer
Validasi: Profil Level Kemampuan Siswa
Indonesia
Hasil PISA 2012
27
27 3838 3232 33
Indonesia (UN) Hasil UN 2015
kurang cukup baik Sangat baik
Validasi: Profil Level Kemampuan Siswa
Indonesia
27
27 3838 3232 33
Indonesia (UN) Hasil UN 2015
kurang cukup baik Sangat baik
Hasil PISA 2015
Hongkong China Jepang Singapura Finlandia Korea Malaysia Thailand Qatar Indonesia Peru
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
9.4 9.6 9.6 11.5
14.4
33.7 46.7
49.8 56 58.8
Korelasi PISA dan UN
Strata PISA
Math
Read
Science
UN
IIUN
Good
470.05
477.29
455.88
71.95
72.61
Moderate
377.15
403.06
398.32
62.30
64.34
Poor
367.62
383.66
390.47
52.05
73.34
Perubahan Kisi-kisi UN 2015 dan 2016
Aspek Kisi-kisi 2015 Kisi-kisi 2016 Masa
berlaku 2011-2015 Mulai 2016 Komponen Terdiri dari 2 komponen:
kompetensi & indikator soal (apa yang akan
ditanyakan)
Dua dimensi: cakupan
materi dan level kognitif yang diukur
Bentuk Indikator spesifik merujuk
soal yang akan diujikan Tidak ada indikator soal Leveling Belum secara eksplisit
mencerminkan leveling kognitif, yang ada tingkat kesukaran:
40% mudah, 40% sedang, 20% sulit. Ada 10% soal HOTS
Dengan leveling yang lebih eksplisit:
40% memahami
40% mengaplikasikan 20% menalar (reasoning)
Mengapa Kisi-kisi Diubah?
1 3 1 3
•
Tujuan perubahan adalah agar guru-guru mengajar berdasar
kurikulum, siswa belajar berdasar kurikulum, bukan berdasar
indikator soal UN
•
Orientasi pembelajaran pada ketuntasan belajar (
mastery
learning
)
•
Mendorong kompetensi abad 21 seperti kemampuan
menyelesaikan masalah (
problem solving
), berpikir kritis (
critical
thinking
)
UN 2015
UN 2016
Proporsi soal High Order of Thinking
pada Ujian Nasional 2016 ditingkatkan...
Contoh Matematika – Materi Kesebangunan
Perhatikan gambar sketsa kebun berikut!
Sebidang kebun berbentuk jajaran genjang. Bagian dalam kebun dibuat taman dengan panjang AB = 20 m, dan panjang DE = 15 m. Di sekeliling taman akan dibuat jalan. Jika
kebun dan taman sebangun, luas jalan adalah …
Panjang bayangan
sebuah menara 15 m dan pada saat yang sama sebuah tiang pancang memiliki panjang
bayangan 3 m. Jika tinggi tiang pancang 7 m, maka tinggi menara adalah .... A. 19 meter
B. 22 meter C. 25 meter D. 35 meter
A B
C D
2m 2m
E
A. 66 m
2B. 132 m
2Kesimpulan
•
Pengukuran capaian siswa berdasar UN
ternyata selaras dengan capaian PISA maupun
TIMSS
•
Siswa-siswa masih lemah dalam kecakapan
kognitif order tinggi (seperti
menalar/menganalisa/mengevaluasi)
•
Penilaian kelas sehari-hari harus dibiasakan
dengan soal-soal HOTS agar anak terdorong
kemampuan berpikir kritisnya
•
Peningkatan mutu pendidikan
dapat didorong
Kebijakan tentang Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah
•
Tahun 2017 Ujian Nasional
tetap dilaksanakan
seperti tahun
2016, sesuai PP 19/2005, PP 32/2013, dan PP 13/2015.
•
Hasil UN
digunakan
untuk pemetaan mutu, pertimbangan
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan pembinaan
satuan pendidikan.
•
UN tahun 2017
dilaksanakan dengan UNBK
sebagai moda
utamanya.
•
Pada tahun 2017 Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN)
untuk
beberapa
mata pelajaran
.
•
Soal USBN
dibuat oleh guru
melalui
KKG/MGMP
dengan
mengacu pada
kisi-kisi
yang dikeluarkan oleh BSNP.
Persiapan Pelaksanaan UN 2017
•
Untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, integritas, dan
kehematan UN dilaksanakan dengan moda
UNBK
•
Jadwal UN jenjang SMK, SMA, dan SMP
tidak bersamaan
sehingga
komputer dapat
digunakan bersama (
resource sharing
)
•
Sekolah dengan jumlah komputer lebih dari
20 buah
dan memiliki
server
dapat
ditetapkan menjadi penyelenggara USBN
•
Siswa SMA dari sekolah yang belum memiliki infrastruktur UNBK
mengikuti ujian di SMK atau SMP penyelenggara UNBK, demikian
pula sebaliknya
•
Dinas Provinsi menetapkan tempat ujian bagi siswa dari sekolah yang
belum memiliki fasilitas berdasar kedekatan jarak antar sekolah
•
Sudah terdata
12.058 sekolah/madrasah
siap menjadi
Pelaksanaan USBN
•
Mata pelajaran USBN:
– SMP: Agama, PPKN, IPS
– SMA: Agama, PPKN, Sejarah Umum
– SMK: Agama, PPKN, Keterampilan Komputer
•
Pelaksanaan USBN:
– Guru inti diberikan pelatihan penulisan kisi-kisi/indikator soal,
penulisan soal, dan penskoran soal baik pilihan ganda maupun yang bukan pilihan ganda
– Penulisan soal oleh guru yang tergabung dalam KKG/MGMP di Kabupaten/Kota/Gugus dengan mengacu pada kisi-kisi USBN
– Master soal disimpan Kepala Sekolah
– Buku soal ujian dicetak dan disimpan di sekolah masing-masing
– Pelaksanaan USBN sepenuhnya menjadi tanggung jawab mutlak Kepala Sekolah
– Penskoran hasil USBN dilakukan oleh guru secara silang antar sekolah
Meny usun
soal bersa
ma
1
3
Digunakan untuk ujian sekolah
berstandar nasional
25% soal standar
Paket soal
BSNP Standar &
Kisi-kisi
KKG/MGMP
Puspendik
4
1
1
2
ALUR PENYUSUNAN SOAL USBN
Catatan:
Kemendik bud Kemendik bud BSNP BSNP Balitbang & Dikdasm en Balitbang & Dikdasm en Kebijakan
• Standar UN
• POS UN
• Kisi-kisi UN
• Penyelengg
ara UN
• Monev UN
• Pelaksana UN
• Bank Soal UN
• Instrumen UN
• Manajemen
UN
• Olah hasil UN
• Pelaksa na UN di Daerah • Koordin asi Pelaksa naan UN Kab/Kot a • Pengaw asan UN Sekolah
Sekolah •• Pelaksana UNPengawas ujian secara silang
• Pelaksana US
• Penyusunan soal US
LPMP LPMP
Pengawasan UN
Skema Proses Ujian
Ujian Nasional danUjian Sekolah Dinas Provinsi Dinas Provinsi Dinas Kab/Kota Dinas Kab/Kota Dewan Pend. Provinsi Dewan Pend. Provinsi Pengawasan UN Pergurua n Tinggi Pergurua n Tinggi
• Memindai LJUN
Sumber:
• Peraturan BSNP No. 0034/P/BSNP/XII/2015
• Peraturan Kabalitbang Kemendikbud No. 045/H/HK/2015 Kemendikbu d Kemendikbu d BSN P BSN P Balitbang, GTK, Dikdasmen, PAUD Dikmas Balitbang, GTK, Dikdasmen, PAUD Dikmas Kebijakan Standar POS Kisi-kisi Ujian/ Kompetensi Dasar Monev
•Bank Soal 20-25% soal sebagai anchor •Fasilitasi
instrumen/sistem
•Pembinaan
•Konsolidasi hasil
• Koordinasi USBN
• Pengawasan
Sekola h
Sekola h
•Pelaksana USBN
•Pengawas USBN secara silang LPM P LPM P Dewan Pend. Provinsi Dewan Pend. Provinsi KKG/ MGM P KKG/ MGM P Pengawasan Pe m b in a a n
•Mengembangkan soal
•Pengolahan hasil
A
K
SI
77
APAKAH
AKSI/INAP
?
Kompetensi yang diukur: Literasi Numerasi Sains Diikuti oleh siswa seluruh Provinsi (sampling) Dilakukan pada kelas 4, 8, 11
Tidak ada Lulus/Gagal Mengukur kompetensi kognitif Dilengkapi survei guru, siswa, ortu Tidak ada Lulus/Gagal Mengukur kompetensi kognitif Dilengkapi survei guru, siswa, ortu
SURVEI JENJANG SIFAT
AKSI/INAP adalah program pemetaan capaian pendidikan untuk memantau mutu pendidikan secara nasional/daerah yang menggambarkan pencapaian kemampuan siswa yang dilakukan melalui survei yang sifatnya “longitudinal”.
Sifat:
Sampling
Low stake
Diagnostik untuk
perbaikan
MANFAAT
AKSI/INAP
1. NERACA
Ketercapaian, kekuatan, dan kelemahan pendidikan sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat
2. DIAGNOSA
Aspek kompetensi yang perlu perbaikan faktor
penunjang/penghambat keberhasilan
3. KOMPETENSI
Mendorong ketercapaian
kompetensi, terutama literasi dan numerasi
4. STANDAR PENDIDIKAN
Hasil A
K
SI – Asesmen Kompetensi Siswa
Indonesia
/INAP
•
http://puspendik.kemdikbud.go.id/ina
79
HASIL A
K
SI/
INAP 2016
DAN
PISA
2012
INDONESIA
INAP 2016
Indonesia
PISA
2012
Programme for International Student Assessment
75,7%
Low
Performer
24%
Middle performer
AKSI/IN
AP 2016
Indonesia National Assessment Programme
73,61%
Low
Performer
25,38 %
80
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
81
NASIONAL
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
NTB
NTT
PAPUA
HASIL AKSI/
INAP 2016
Contoh Perbandingan Capaian
Literasi Membaca
Antardaerah
82
HASIL AKSI/
INAP SD 2016
Meruju
k Interpretasi
Evaluasi Integrasi
Highlight:
• Dalam
numerasi
: Kemampuan menalar perlu
ditingkatkan
• Dalam
literasi
: kemampuan integrasi dan evaluasi
83
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan
Kemampuan Literasi
84
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan
Kemampuan Numerasi/Literasi
85
PETA WILAYAH
86
PETA JALAN
INAP
2016
2017
2018
2019
2020
INAP
SD
INAP
SMP
INAP
SMA/K
INAP
SD
INAP
SMP
Gerakan Literasi Nasional (GLN) dicanang kan Pembin aan SD Pembina an SD dan SMP Tren capaian SD Pembinaan SMP Pembinaan SMA Tren capaian
Seberapa efektifkah umpan balik hasil penilaian terhadap peningkatan mutu?
Penilaian akan mampu
meningkatkan mutu, hanya jika
informasi hasil penilaian
dijadikan umpan balik.
Penilaian Kelas
• Membentuk siswa sbg pembelajar sejati (Q & P)
• Assessment for & as learning
• Formatif dan diqgnostik
• Pengembangan panduan penilaian
• Pengembangan modul pelatihan
• Pelatihan IN, IP, guru
• Penulisan soal HOTS
• Sumber informasi penilaian (rumah penilaian) [bersama program inovasi]
• Pengembangan model [bersama program inovasi]
• Uji coba/piloting [bersama program inovasi]
meaningful assessment &
feedback for learning
improvement
Rich & sound
assessments
Research &
evidence
based
Classroom-based assessment
School-based assessment
Assessment as learning
Assessment for learning
Assessment of learning
Penilaian kelas & umpan balik
• Penilaian kelas untuk menumbuhkembangkan kompetensi dan daya nalar (critical thinking)
• Authentic assessment untuk menguatkan
problem solving
• Project-based assessment –lintas mapel- untuk integrasi pengetahuan, collaboration skills
• Ilmu sosial: project dengan debat dan
argumentasi (communication skills)
• Peer tutoring: menguatkan pemahaman, communication skills, collaboration skills
• ICT enhanced learning: ICT literasi • Positive feedback
–
Membangun attitude siswa
–
Belajar dari kesalahan
–
Membantu siswa menyadari kesalahan
dan menguasai pengetahuan
•
Kecakapan guru
untuk merancang
dan menggunakan
berbagai
model/bentuk
penilaian
•
Rubrik penilaian
•
Umpan balik
KI1-KI4
•
Pada
siswa/ortu
•
Pada