• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan, penulisan hingga selesainya laporan ini.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan, penulisan hingga selesainya laporan ini."

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon telah mampu melaksanakan kinerjanya melalui program dan kegiatan tahun 2020.

Laporan ini disusun berdasarkan bentuk pertanggungjawaban terhadap kinerja dalam pelaksanaan kegiatan Perkarantinaan sekaligus sebagai alat bantu evaluasi guna penyempurnaan hasil-hasil serta manfaat yang telah dicapai maupun yang belum dicapai. Selain itu laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi kinerja terutama di lingkup Badan Karantina Pertanian maupun instansi terkait lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan, penulisan hingga selesainya laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan tahunan ini dan kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon pada tahun-tahun berikutnya agar menjadi lebih baik.

Akhirnya kami berharap, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Ambon, Januari 2021 Kepala Stasiun,

Aris Hadiyono, SP NIP. 19680416199903101

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 4

BAB II VISI DAN MISISTASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS AMBON ... 5

2.1 Visi ... 5 2.2 Misi ... 5 2.3 Tujuan ... 6 2.4 Sasaran ... 6 2.5 Program ... 6 2.6 Kedudukan ... 8 2.7 Struktur Organisasi ... 9 2.8 Wilayah Kerja ... 10

BAB III KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN ... 11

3.1 Pelayanan Informasi ... 11

3.1.1 Sosialisasi Peraturan Karantina Dengan Penyedia Jasa Kiriman (Ekspedisi) ... 13

3.1.2 Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 ……… ... .. 20

3.1.3 Coffe morning Karantina Pertanian Wilker Pelabuhan Laut Yos Sudarso Tual … ... 22

3.1.4 Peningkatan Pemahaman Kompetensi SDM di Bidang Perkarantinaan 27 3.2 Koordinasi Pengawasan Karantina... 31

(4)

3.3 Peningkatan Pemahaman Kompetensi SDM di Bidang Perkarantinaan ... 32

3.3.1 In House Training Tindakan Karantina Hewan Terhadap Hewan Eksotis, Ruminansia Besar dan Hewan Penular Rabies (HPR) ... 33

3.3.2 In House Training Tindakan Karantina Tumbuhan Metode Pengambilan Sampel, Pemeriksaan dan Perlakuan Karantina Tumbuhan di Lapangan … ... 36

3.3.3 In House Training Kewasdakan "Peningkatan Pemahaman Undang-Undang No. 21 Tahun 2019" ……… 41

3.4 Kegiatan Program Badan Karantina Pertanian Gratieks dan Kostratani ... 46

3.4.1 Program Kerja Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) ... 46

3.4.2 Program Kerja Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kontratani) ... 58

3.5 Penyelidikan Kasus Tindak Pidana Karantina ... 68

3.6 Website SKP Kelas I Ambon ... 68

3.7 Kehumasan SKP Kelas I Ambon ... 68

BAB IV PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KARANTINA PERTANIAN DAN PENGAWASAN KEAMANAN HAYATI ……… 72

4.1 Tindakan Pemeriksaan dan Pengawasan Keamanan Hayati ... 72

4.1.1 Pemeriksaan Impor ... 72

4.1.2 PemeriksaanEkspor ... 73

4.1.3 Pemeriksaan Domestik Keluar ... 73

4.1.4 Pemeriksaan Domestik Masuk ... 76

4.2 Tindakan Penahanan, Penolakan dan Pemusnahan ... 78

4.3 Penggunaan Formulir ... 84

BAB V PENINGKATAN KUALITAS PENYELENGGARAAN LABORATORIUM KARANTINA HEWAN DAN KARANTINA TUMBUHAN ... 86

5.1 Kegiatan Intersepsi HPHK dan OPTK ... 86

5.1.1 Karantina Hewan ... 86

5.1.2 Karantina Tumbuhan ... 88

(5)

5.2.1 Karantina Tumbuhan ... 93

BAB VI DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA ... 94

6.1 Pengembangan SDM ... 94

6.1.1 Keadaan Pegawai ... 94

6.1.2 Jabatan Fungsional ... 97

6.1.3 Kenaikan Gaji Berkala ... 100

6.1.4 Kenaikan Pangkat ... 101

6.1.5 Penanggung Jawab Wilayah Kerja ... 102

6.1.6 Mutasi ... 103

6.1.7 Pensiun ... 104

6.1.8 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) ... 104

6.2 Serapan Anggaran Keuangan ... 105

6.3 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ... 107

6.4 Sarana dan Prasarana ... 108

6.4.1 Gedung dan Bangunan ... 111

6.4.2 Kendaraan Bermotor ... 111

6.5 Penghapusan Barang Milik Negara ... 111

6.6 SOP………. ... 111

6.7 IPNBK ... 111

6.8 IKM ... 130

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 137

7.1 Kesimpulan ... 137

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Struktur Organisasi Organisasi SKP Kelas I Ambon ... 10

Gambar 2 Sosialisasi Peraturan Perkarantinaan ... 13

Gambar 3 Penyampaian Materi Oleh Kepala UPT SKP Kelas I Ambon ... 14

Gambar 4 Peserta Menyimak Materi Yang Disampaikan ... 14

Gambar 5 Pertanyaan Dari PT Pos Indonesia ... 15

Gambar 6 Pertanyaan Dari DBM Cargo ... 16

Gambar 7 Pertanyaan Dari Lion Parcell ... 17

Gambar 8 Penjelasan Dari Pejabat Karantina Tumbuhan ... 17

Gambar 9 Perwakilan APLog ... 18

Gambar 10 Pertanyaan Terkait Pengiriman Via Bagasi ..……….. 18

Gambar 11 Penjelasan Pihak J&T Terkait Koordinasi Dengan Pihaknya ... 19

Gambar 12 Kegiatan Sosialisasi ... 19

Gambar 13 Pembukaan Oleh Kepala UPT ... 20

Gambar 14 Sosialisasi Pemantapan Pemantauan Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 ... 21

Gambar 15 Kegiatan Coffe morning, Pengawasan Bersama di Pelabuhan Laut Tual dan Diskusi Tentang Pengawasan dan Pelayanan Terpadu Karantina Pertanian ... 24

Gambar 16 Kedatangan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup Kementrian Pertanian Ke Provinsi Maluku ... 29

Gambar 17 Kunjungan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup Kementrian Pertanian Ke Desa Grandeng, Kec. Lolongguba, Kab. Buru ... 29

Gambar 18 Kunjungan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup Kementrian Pertanian Ke Kediaman Gubernur Provinsi Maluku . 30 Gambar 19 Pembukaan Oleh KaSubSie Yanops ... 35

Gambar 20 Arahan Ka UPT ... 35

Gambar 21 Zoom Meeting Dengan Seluruh Wilayah Kerja ……….. 36

(7)

Gambar 23 Arahan Ka UPT ... 40

Gambar 24 Diskusi Bersama Ka UPT dan KaSubSie Yanops ... 41

Gambar 25 Arahan Kepada UPT SKP Kelas I Ambon ... 42

Gambar 26 Penyampaian Materi Oleh drh. Asep Sudrajat ... 43

Gambar 27 Peserta Kegiatan IHT Kewasdakan ... 44

Gambar 28 Koordinasi Dengan Dinas Pertanian; a) Penyampaian Program Percepatan Ekspor Kepada Kepala Dinas Pertanian dan b) Pengumpulan Data Pelaku Usaha Di Bidang Pertanian Yang Ada di Provinsi Maluku ... ….48

Gambar 29 Koordinasi Dengan Kepala Dinas Perdagangan Terkait Dengan Percepatan Ekspor ... 48

Gambar 30 Koordinasi Dengan Kepala Dinas Ketahanan Pangan ... 49

Gambar 31 Koordinasi Dengan Kepala Dinas Kehutanan ... 50

Gambar 32 Koordinasi Dengan Kepala Bea & Cukai Maluku ... 50

Gambar 33 Koordinasi Dengan Kepala KEMENKUMHAM Maluku ... 52

Gambar 34 Koordinasi Dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ... 53

Gambar 35 Koordinasi Dengan Pimpinan Bank BRI Cabang Maluku ... 53

Gambar 36 Koordinasi Dengan Pimpinan PT. Sucofinco Maluku ... 54

Gambar 37 Kunjungan & Sosialisasi Program Percepatan Ekspor Kepada Pengusaha Minyak Atsiri ... 54 Gambar 38 Kunjungan & Sosialisasi Program Percepatan Ekspor Kepada Pengusaha Jus Paha ... 55

Gambar 39 Tampilan Menu Beranda Pada Website Manggurebe Ekspor …56 Gambar 40 Instansi Mendukung Program Percepatan Ekspor ... 57

Gambar 41 Pertemuan di BPP Leihitu ... 59

Gambar 42 Pertemuan di BPP Kairatu ... 59

Gambar 43 Kegiatan Sosialisasi KOSTRATANI dan Pelatihan IT dan Manajemen Data/Informasi Pertanian di Kantor Kate-Kate SKP Kelas I Ambon ... 60

Gambar 44 Kegiatan Sosialisasi KOSTRATANI dan Pelatihan IT dan Manajemen Data/Informasi Pertanian di Kantor BPP Kairatu ... 61 Gambar 45 Pelatihan Updating Simluhtan, eRDKK dan CPCL (Aplikasi

(8)

Gambar 46 Pelatihan Aplikasi Pelaporan Utama Kementan ... 63 Gambar 47 Data ERDKK di BPP Leihitu ... 64 Gambar 48 Implementasi Monitoring Bantuan Saprotan (Benih, Pupuk,

Pestisida, Alsintan, dll) di BPP Leihitu ... 65 Gambar 49 Implementasi Pendampingan Petani Dalam

Mengimplementasikan Program Utama Kementan Anata Lain Pengarahan Kepada Petani Tentang Manajemen Hasil Panen,

Kendala Panen, Pembibitan ... 66 Gambar 50 Implentasi Monev Program Utama Pelaksanaan Pendampingan

BPP Model Kostratani di BPP Leihitu ... 67 Gambar 51 Hasil Pelaporan Kegiatan Program Utama Kementan Secara

Periodik Kepada Kostrada, Kostrawil dan Kostratanas ... 68 Gambar 52 Pemusnahan Media Pembawa HPHK ... 83

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Kegiatan Sosialisasi dan Penyebaran Informasi Karantina Pertanian

Tahun 2020 ... 12

Tabel 2 Agenda Kegiatan Kunjungan Menteri Ke Maluku ... 31

Tabel 3 Daftar Kegiatan Peningkatan SDM Lingkup SKP Kelas I Ambon ... 32

Tabel 4 Hasil Publikasi Media Sosial SKP Kelas I Ambon Tahun 2020 ... 70

Tabel 5 Data Kegiatan Eksport Bibit/Benih Tumbuhan, Hasil Tumbuhan Hidup, Hasil Tumbuhan Mati dan Benda Lain ... 74

Tabel 6 Data Kegiatan Domestik Keluar Media Pembawa Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan dan Benda Lain ... 74

Tabel 7 Data Kegiatan Domestik Keluar Bibit/Benih Tumbuhan, Hasil Tumbuhan Hidup, Tumbuhan Mati dan Benda Lain ... 75

Tabel 8 Data Kegiatan Domestik Masuk Media Pembawa Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan dan Benda Lain ... 78

Tabel 9 Data Kegiatan Domestik Masuk Bibit/Benih Tanaman, Hasil Tanaman Hidup, Hasil Tanaman Mati dan Benda Lain ... 78

Tabel 10 Data Penahanan, Penolakan, Pemusnahan Karantina Hewan 3 (Tiga) Tahun Terakhir ... 79

Tabel 11 Data Penahanan, Penolakan, Pemusnahan Karantina Tumbuhan 3 (Tiga) Tahun Terakhir ... 83

Tabel 12 Penggunaan Sertifikat Karantina Hewan SKP Kelas I Ambon ... 84

Tabel 13 Penggunaan Sertifikat Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Ambon ... 84

Tabel 14 Hasil Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Tahun 2020 ... 87

Tabel 15 Hasil Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Tahun 2020 ... 89

Tabel 16 Data Hasil Pemeriksaan KT Tahun 2020 ... 90

Tabel 17 Daftar Intersepsi dan Koleksi OPTK Karantina Tumbuhan SKP Kelas I Ambon Tahun 2020 ... 93

(10)

Tabel 19 Data Pegawai Berdasarkan Pendidikan, Golongan/Ruang, Jabatan

Pegawai Negeri Sipil ... 94

Tabel 20 Data Pegawai Berdasarkan Penempatan Tugas ... 95

Tabel 21 Daftar Nominatif Pegawai SKP Kelas I Ambon ... 95

Tabel 22 Daftar Pejabat Fungsional ... 97

Tabel 23 Daftar Pegawai Penerima Kenaikan Gaji Berkala ... 100

Tabel 24 Daftar Pegawai Yang Memperoleh Kenaikan Pangkat ... 101

Tabel 25 Daftar Penanggung Jawab Wilker ... 103

Tabel 26 Daftar Pegawai yang Mutasi ... 103

Tabel 27 Daftar CPNS SKP Kelas I Ambon Tahun 2020 ... 105

Tabel 28 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Sumber Dana ... 105

Tabel 29 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja ... 105

Tabel 30 Rincian Realisasi Pengembalian Belanja per Jenis Belanja ... 106

Tabel 31 Rincian Realisasi Belanja Modal ... 106

Tabel 32 Perbandingan antara Target dan Penerimaan (TA. 2018 – 2020) ... 107

Tabel 33 Posisi Barang Milik Negara di Neraca Per Tanggal 31 Desember 2020 .. 108

Tabel 34 Pembelian Sarana dan Prasarana TA. 2020 ... 109

Tabel 35 Perincian Kendaraan Bermotor ... 111

Tabel 36 Hasil Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja Pegawai SKP Kelas I Ambon ... 112

Tabel 37 Nilai Persepsi, Nilai Interval Budaya Kerja, Nilai Interval Konversi Kualitas Budaya Kerja dan Klasifikasi Kualitas Budaya Kerja ... 114

Tabel 38 Nilai Persepsi, Nilai Interval Budaya Kerja, Nilai Interval Konversi Kualitas Budaya Kerja dan Klasifikasi Kualitas Budaya Kerja Pegawai SKP Kelas I Ambon Semester II Tahun 2020 ... 114

Tabel 39 Komponen Profesionalisme Nilai Budaya Kerja ………. 116

Tabel 40 Hasil Rata-rata Resultante dari 5 (Lima) Indikator Tentang Integritas ..118

Tabel 41 Hasil Rata-rata Resultante dari 6 (Enam) Indikator Tentang Keteladanan ... 120

(11)

Tabel 42 Hasil Rata-rata Resultante dari 6 (Enam) Indikator Tentang Komitmen ... 122 Tabel 43 Hasil Analisis Komponen Nilai Budaya Disiplin 4 (Empat) Faktor Indikator ... 124 Tabel 44 Rekapitulasi Hasil Pengukuran Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja

Pegawai SKP Kelas I Ambon Semester II Tahun 2020 ... 125 Tabel 45 Indikator Komponen Nilai Budaya Kerja Yang Menjadi Fokus Perbaikan di

SKP Kelas I Ambon ... 127 Tabel 46 Fokus Tindak Lanjut Perbaikan Indeks Penerapan Nilai Budaya Kerja

Pegawai SKP Kelas I Ambon ... 129 Tabel 47 Grafik Batang IPNBK Tahun 2019 dan 2020 Indeks Penerapan Nilai

Budaya Kerja Pegawai SKP Kelas I Ambon ... 129 Tabel 48 Diagram Garis IPNBK Tahun 2019 dan 2020 Indeks Penerapan Nilai

(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

Globalisasi dalam rangka perdagangan internasional mendorong semakin meningkatnya arus lalu lintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tarif (tarrif barrier) dalam perdagangan hasil pertanian antar negara. Keadaan ini mendorong masing-masing negara memperketat persyaratan jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan antar negara.

Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia memiliki wilayah laut dan garis pantai yang luas, menyebabkan risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalulintas keluar masuk barang atau produk pertanian, baik dari luar negeri maupun antar area di dalam wilayah Republik Indonesia. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah satu UPT memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam mencegah masuk/keluar hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam/dari wilayah Negara Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

Badan Karantina Pertanian melalui Unit Pelaksana Teknisnya di seluruh Indonesia berperan aktif dalam upaya mencegah masuk, tersebar dan keluarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK). Salah satu cara mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) yaitu dengan melaksanakan tindakan karantina (8P).

Selain itu, Badan Karantina Pertanian saat ini juga memiliki program kerja yaitu

1. Gratieks atau Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor merupakan strategi yang mampu menggairahkan potensi agribisnis untuk mempercepat laju ekspor sehingga nilai ekspor komoditas pertanian meningkat. Badan Karantina Pertanian bersama instansi terkait lainnya mempunyai 5 langkah strategis dalam pencapaian gratieks supaya nilai ekspor komoditas pertanian meningkat, yakni 1). Mendorong Pertumbuhan

(13)

Eksportir Baru, 2). Menambah Ragam Komoditas Ekspor, 3). Meningkatkan Frekuensi Pengiriman, 4). Menambah Negara Mitra Dagang, dan 5). Meningkatkan Volume Ekspor.

2. KUR sektor pertanian

3. Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yaitu simpul koordinasi di tingkat Kecamatan, yang bergerak dalam satu sistem yang terintegrasi berbasis digital. Sehingga akan terjadi sinergi yang harmonis di lapangan dan dapat termonitor dan dikendalikan dari Pusat melalui

Agriculture War Room (AWR).

Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam, ketenteraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan pangan, gangguan terhadap produksi sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, peternakan, serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman yang perlu untuk dicegah masuk dan penyebarannya. Ancaman yangsecara global telah diidentifikasi dapat dikendalikan secara efektif melalui penyelenggaraan perkarantinaan antara lain :

1) Ancaman terhadap kesehatan hewan dantumbuhan; 2) Jenis asinginvasif;

3) Penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism;

5) Pangan yang tidak sehat termasuk Genetically ModifiedOrganism (GMO) yang belum dapat diidentifikasi keamanannya;

6) Kelestarian plasma nutfah/ keanekaragamanhayati; 7) Hambatan teknis perdagangan;dan

8) Ancaman terhadap kestabilan perekonomiannasional.

Peran Barantan dalam perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan hidupnya dalam hubungannya dengan perdagangan internasional, yaitu :

1) Mengoperasikan persyaratan teknis (persyaratan karantina) impor yang

ditetapkan di 3 (tiga) titik sebelum masuk (pre-border), di tempat pemasukan (at-border) dan setelah pemasukan (post-border) dalam upaya tindakan

(14)

perlindungan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan danlingkungan;

2) Memfasilitasi ekspor komoditi pertanian melalui pemeriksaan, audit,

verifikasi dan sertifikasi karantina ekspor agar persyaratan teknis negara pengimpor dapatterpenuhi;

3) Turut serta memverifikasi persyaratan teknis negara tujuan ekspor agar

tetap dalam koridor perjanjian SPS;

4) Sebagai Notification body dan National Enquiry Point SPS, peran tersebut

merupakan salah satu bentuk dari komunikasi persyaratan teknis (dengan organisasi internasional dan negara mitra) yang akan diberlakukan.

Salah satu faktor penting dalam kelancaran arus barang/produk adalah hambatan teknis yaitu keberadaan/status penyakit yang berdasarkan ketentuan internasional berkaitan dengan prevalensi hama dan penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan di suatu area/kawasan, sistem surveilans yang dimiliki dan dilaksanakan, dan sistem pengendalian yang dibangun. Sebagai unit pelaksana teknis Barantan, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun 2020 melaksanakan kegiatan/program yang sejalan dengan program Barantan, yaitu Peningkatan Kualitas Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati. Indikator kinerja utama program adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya efektifitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan

keluarnya HPHK dan OPTK;

2) Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati;

3) Tingkat kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

Dalam upaya mendukung program pembangunan pertanian di Indonesia, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon senantiasa melakukan pembenahan secara internal maupun eksternal dengan kerjasama instansi terkait dalam rangka optimalisasi tupoksi.

Adapun jenis kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan keamanan hayati meliputi:

(15)

1) Pelaksanaan tindakan karantina terhadap hama dan penyakit hewan karantina (HPHK), organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dan keamanan hayati hewani dan nabati;

2) Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK danOPTK;

3) Pelaksanaan dan pembuatan koleksi HPHK danOPTK;

4) Pengelolaan laboratorium karantina hewan dan karantinatumbuhan;

5) Pengelolaan data, informasi dan dokumentasi kegiatan operasional

perkarantinaan hewan, tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

6) Pemberian pelayanan teknis kegiatan operasional perkarantinaan hewan,

tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

1.2 Tujuan

Penyusunan laporan tahunan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon TA. 2020 ini mempunyai tujuan diantaranya:

1) Sebagai bahan informasi pelaksanaan kegiatan Stasiun Karantina Pertanian

kelas I Ambon, yaitu kegiatan yang telah dilakukan di Kantor Induk, Wilker Pelabuhan Laut Yos Sudarso, Wilker Bandara Pattimura, Wilker Pelabuhan Laut Namlea, Wilker Pelabuhan Laut Tual, Wilker Pelabuhan Laut Kobisadar dan Kantor Pos Ambon;

2) Sebagai bahan informasi terhadap tingkatan capaian kinerja Stasiun

Karantina Pertanian Kelas I Ambon Tahun 2020;

3) Untuk mengetahui berbagai permasalahan terkait dengan tupoksi baik di

kantor pusat maupun wilker lingkup Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon;

4) Untuk menjadi bahan penyusunan kebijakan Badan Karantina Pertanian

(16)

BAB II VISI DAN MISI

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS I AMBON

2.1 Visi

Visi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon adalah Mengakselerasi

terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pelayanan karantina pertanian yang modern dan terpercaya.

Sebagai salah satu unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, dituntut untuk “Menjadi Instansi yang Tangguh dan Terpercaya”.

Tangguh :Penyelenggaraan karantina pertanian pada hakekatnya adalah

perwujudan pertahanan negara di bidang kelestarian sumber daya alam hayati

hewan dan tumbuhan. Prinsip pertahanan adalah tangguh

menghadapiserangan.

Terpercaya :Penyelenggaraan karantina pertanian yang dilaksanakan

dengan asas legalitas, sistem dan prosedur yang transparan di dukung kaidah-kaidah lmiah yang objektif dan sumber daya manusia yang profesional dan akuntabel.

2.2 Misi

Untuk mewujudkan visi, maka Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon mengemban misi sejalan misi Barantan yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Peningkatan kemandirian dalam perlindungan sumberdaya alam hayati dan tumbuhan dari serangan HPHK dan OPTK di Pemerintahan Daerah Ambon dan Provinsi Maluku

2. Peningkatan produktivitas melalui dukungan terhadap terwujudnya keamanan pangan di Pemerintah Daerah Ambon dan Provinsi Maluku

(17)

3. Meningkatkan fasilitas tindak karantina untuk mendukung perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan akses pasar komoditas pertanian di Pemerintah Daerah Ambon dan Provinsi Maluku. 4. Meningkatkan profesionalisme guna meningkatkan citra dalam kualitas

layanan public, dalam Perlindungan Kelestarian Sumber Daya Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati serta Keamanan Pangan di Pemerintah Daerah Ambon dan Provinsi Maluku.

2.3 Tujuan

Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian tujuan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Tahun 2017 – 2022 adalah :

a. Melaksanakan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi perkarantinaan

hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati;

b. Meningkatkan kualitas sumber daya dan implementasi prinsip tata

pemerintahan yang baik.

2.4 Sasaran

Dalam rangka pencapaian sasaran Program Badan Karantina Pertanian Tahun 2020, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai Unit Pelaksana Teknis di Daerah mendukung program tersebut dengan sasaran program sebagai berikut :

1) Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan keluarnya

HPHK dan OPTK;

2) Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati;

3) Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

4) Meningkatnya Ekspor hasil Pertanian, Perkebunan, Hortikultura, dan

Peternakan dari Wilayah Maluku, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan Negara (Devisa dari desa).

(18)

2.5 Program

Sesuai sasaran program Barantan, ada 4 (empat) yang harus dicapai sebagai berikut :

1) Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan OPTK.Hal ini diperlukan dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian, mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis HPHK dan OPTK yang dapat masuk dan tersebar ke wilayah RI karena sangat luasnya wilayah yang harus diawasi dan dijaga. Besarnya resiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiap-siagaan seluruh jajaran Badan Karantina Pertanian dalam menjaga wilayah RI sehingga diperlukan implementasi yang konsisten dalam pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina mulai dari tingkat preborder, atborder dan post border; 2) Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan

keamanan hayati terhadap ekspor media pembawa HPHK dan OPTK serta Keamanan Hayati.Hal ini diperlukan dalam rangka pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai dengan standar internasional. Pengembangan sistem pengendalian risiko penyakit hewan secara in-line inspection akan mampu mendukung upaya pengawasan, dan penegakan hukum yang sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan sehingga pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat diterima oleh negara mitra yang sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global;

3) Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.Hal ini diperlukan dalam rangka memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keamanan produk pertanian kepada masyarakat Indonesia dan mitra sesuai tata aturan internasional. Pemerintah dalam hal ini Badan Karantina Pertanian sebagai regulator perkarantinaan memiliki mandat konstiusional untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara Indonesia dalam rangka penyediaan kebutuhan produk pertanian yang bermutu tinggi dan produk yang akan diekspor sesuai persyarataan negara mitra. Oleh karena itu memberika kepastian regulasi yang harus ditaati dan melaksanakannya dengan konsisten dan konsekuan serta perbaikan sistem pelayanan publik dapat memberikan kepuasan kepada pengguna jasa

(19)

karantina dalam kegiatan ekspor dan impor produk pertanian.

4) Meningkatnya Ekspor hasil Pertanian, Perkebunan, Hortikultura, dan Peternakan dari Wilayah Maluku, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan Negara (Devisa dari desa) melalui kegiatan Gratieks atau Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor untuk mempercepat laju ekspor sehingga nilai ekspor komoditas pertanian meningkat. Serta program Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) yaitu simpul koordinasi di tingkat Kecamatan, yang bergerak dalam satu sistem yang terintegrasi berbasis digital. Sehingga akan terjadi sinergi yang harmonis di lapangan dan dapat termonitor dan dikendalikan dari Pusat melalui

Agriculture War Room (AWR).

2.6 Kedudukan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon adalah Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian Departemen Pertanian yang dipimpin oleh Kepala Stasiun.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor :

22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati hewaninabati.

Dalam melaksanakan tugas pokok di atas, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,

penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);

2. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; 3. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;

4. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

(20)

6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;

7. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan tumbuhan;

8. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati;

9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2.7 Struktur Organisasi

Sebagai unit pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian, Stasiun Karantina Pertanian Kelas IAmbon mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari :

a) Urusan Tata Usaha, mempuyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rencana dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumahtangga;

b) Subseksi Pelayanan Operasional, mempunyai tugas melakukan pemberian

pelayanan operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati, dan sarana teknik serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati hewani dannabati;

c) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional medik veteriner,

jabatan fungsional paramedik veteriner, dan jabatan fungsional pengendali organisme pengganggu tumbuhan serta jabatan fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional berdasarkan bidang keahlian masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

Disamping itu dalam rangka ketertiban dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan/kegiatan maka setiap awal tahun anggaran kepala UPT juga menetapkan Surat Keputusan tentang uraian tugas pegawai Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tahun anggaran yang berjalan. Struktur organisasi

(21)

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon tersaji dalam gambar1 seperti berikut :

STRUKTUR ORGANISASI

STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS IAMBON

Gambar 1Struktur Organisasi SKP Kelas I Ambon

2.8 Wilayah Kerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian

No:44/Permentan/OT.140/3/2014 tanggal 25 Maret 2014 tentang Tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon memiliki 6 (enam) wilayah kerja yaitu :

1. Pelabuhan Laut Yos Sudarso, 2. Bandara Udara Pattimura, 3. Pelabuhan Laut Namlea, 4. Pelabuhan Laut Tual, 5. Pelabuhan Laut Kobisadar 6. Kantor Pos Ambon.

Untuk mendukung pelaksanaan perkarantinaan di wilayah kerja, setiap

Kepala UPT Aris Hadiyono, SP

KaSubSi YanOp

drh Sarah Friska Manalu M. Rizal Husain, SH KaUr Tata Usaha

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

(22)

wilayah kerja yang dinilai frekuensi lalulintas Media Pembawanya tinggi ditugaskan seorang penanggungjawab wilker yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan operasional di wilayah kerja masing-masing.

BAB III

KEPATUHAN, KERJASAMA DAN INFORMASI PERKARANTINAAN

3.1 Pelayanan Informasi

Mendukung era keterbukaan informasi publik, Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai salah satu badan publik dan unit kerja di bawah Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen penuh menyampaikan informasi publik dan telah membuka akses layanan publik secara luas. Sesuai amanah Undang – Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Barantan bersama seluruh jajarannya di tingkat Unit Pelaksana Teknis yang ada di seluruh Indonesia, memberikan informasi publik dan pelayanan perkarantinaan kepada publik secara terbuka, cepat dan mudah.

Transparansi informasi menjadi pilar penting dalam menjalankan tugas perkarantinaan menjaga sumber daya alam hayati dan keamanan pangan. Berbagai akses layanan bagi publik disediakan Barantan guna mendukung komitmen tersebut seperti IQ-Fast, PPK Online dan Sosialisasi.

Sosialisasi memegang kendali dalam mensukseskan pelaksanaan tindakan karantina di suatu wilayah. Dalam pelaksanaan sosialisasi karantina mencakup

implementasi peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

penyelenggaraan karantina pertanian. Karantina merupakan instansi pemerintah yang bekerja berdasarkan peraturan perundang-undangan, seperti yang tertuang dalam UU Nomor 16 tahun 1992 dan peraturan menteri pertanian terkait.

Kesadaran masyarakat (public awareness) tentang penyelenggaraan perkarantinaan pertanian menentukan keberhasilan tindakan pencegahan hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) di Propinsi Maluku. Peran masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan sangat membantu kelancaran tindakan karantina yang

(23)

dilakukan dilapangan.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat, perlu dilaksanakan sosialisasi karantina pertanian. Sosialisasi adalah suatu proses penyampaian informasi karantina pertanian pada masyarakat dan aparatur pemerintah daerah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya penyelenggaraan perkarantinaan pertanian di Propinsi Maluku. Diharapkan setelah sosialisasi ini ada perubahan respon masyarakat terhadap karantina pertanian agar lebih peduli dan melindungi Propinsi Maluku dan wilayah sekitarnya dari ancaman HPHK dan OPTK.

Sosialisasi dilaksanakan secara berkelanjutan, karena membangun kesadaran masyarakat terutama pelaku usaha adalah suatu proses panjang yang membutuhkan dukungan dari aparat pemerintah daerah dan instansi terkait di PropinsiMaluku. Sosialisasi karantina pertanian di Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon Tahun 2019 telah melakukan kegiatan sosialisasi peraturan karantina pertanian, penyakit hewan,hama dan penyakit tumbuhan, serta program peningkatan ekspor komoditas pertanian. Kegiatan tersebut antara lain dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 1 Kegiatan Sosialisasi dan Penyebaran Informasi Karantina Pertanian

Tahun 2020

No. Kegiatan Waktu dan Tempat

1. Sosialisasi Peraturan Karantina Dengan Penyedia Jasa Kiriman (Ekspedisi)

5 Agustus 2020 di Ruang Rapat Jumrin Kantor Induk SKP Kelas I Ambon.

2. Sosialisasi Pemantapan Pemahaman

Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017

12 -13 Agustus 2020 di Ruang Rapat Jumrin Kantor Induk SKP Kelas I Ambon. 3. Coffee Morning Karantina Pertanian

Wilker Pelabuhan laut Yossudarso Tual

19 November 2020 di Ruang Rapat Kantor Unit

Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tual

(24)

3.1.1 Sosialisasi Peraturan Karantina Dengan Penyedia Jasa Kiriman (Ekspedisi)

Pengiriman media pembawa melalui jasa ekspedisi dilakukan setiap hari. Pemasukan/pengeluaran media pembawa melalui jasa ekspedisi sering tidak tertangani oleh pejabat karantina. Hal ini disebabkan karena barang-barang dikemas dalam karung dan sulit untuk dibongkar di gudang cargo Bandara Pattimura. Oleh sebab itu, sosialisasi terkait peraturan karantina penting untuk dilakukan untuk membangun koordinasi dengan pihak-pihak terkait, salah satunya adalah pihak ekspedisi.

Tujuan dari kegiatan ini adalah Koordinasi dengan pihak ekspedisi terkait media pembawa yang tidak tertangani dan menambah pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan. Kegiatan sosialisasi peraturan karantina dengan penyedia jasa kiriman (ekspedisi)dilaksanakan pada tanggal 5 Agustus 2020 di Ruang Rapat Jumrin Kantor Induk SKP Kelas I Ambon.

(25)

Gambar 3 Penyampaian materi oleh Kepala UPT SKP Kelas I Ambon

Materi sosialisasi disampaikan oleh Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, Aris Hadiyono, SP. Materi yang disampaikan terkait dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Kegitan sosialisasi ini dihadiri oleh 44 orang peserta internal dan eksternal SKP Kelas I Ambon.

Undangan berasal dari berbagai pihak ekspedisi dan pengempu. Pihak ekspedisi terdiri dari JNE, J&T express, PT POS Indonesia, TIKI, Lion parcell, 21 express, sedangkan pihak pengempu terdiri dari Angkara Pura logistik dan DBM cargo.

(26)

Selain terkait dengan undang-undang nomor 21 tahun 2019, tarif/biaya jasa karantina juga disampaikan oleh Aris Hadiyono, SP sesuai dengan PP nomor 35 tahun 2016. Beliau juga menekankan terkait kerjasama dengan pihak-pihak terkait termasuk pihak ekspedisi dan pengempu.

Setelah penyampaian materi oleh Ka. UPT SKP Kelas I Ambon, ruang diskusi juga dibuka. Dalam diskusi tersebut beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta. pertanyaan yang disampaikan terkait dengan teknis di lapangan. Salah satu pertanyaan dari PT POS Indonesia yaitu terkait dengan pengiriman media pembawa yang sepenuhnya belum diketahui dengan jelas oleh pihak POS apakah media pembawa tersebut harus disertifikasi ataukah tidak. Contoh media pembawa yang disebutkan adalah minyak kayu putih, sarang burung wallet dan ular.

(27)

Gambar 6 Pertanyaan dari DBM Cargo

Selanjutnya beberapa pihak pengempu juga menyampaikan pertanyaan dan saran terkait teknis di lapangan. Salah satunya dari DBM cargo yaitu terkait dengan barang-barang incoming. Barang-barang incoming dapat dicek melalui data manifest yang ada. Sehingga sebelum barang keluar dari gudang cargo, pejabat karantina sudah dapat melakukan pemeriksaan. Kemudian terkait dengan barang outgoing, pihak pengempu menyarankan agar pengiriman media pembawa yang dikirim 1 jam sebelum atau beberapa menit sebelum agar dapat difasilitasi di cargo Bandara Pattimura.

Selain itu pihak ekspedisi Lion Parcell juga menanyakan terkait dengan pengiriman minyak kayu putih. Minyak kayu putih dikenal sebagai salah satu minyak yang dapat mengobati banyak penyakit. Apakah minyak kayu putih masih perlu disertifikasi? Apakah target pemeriksaan pada media pembawa minyak kayu putih? Hal ini mendapat tanggapan dari pejabat karantina tumbuhan terkait pedoman yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(28)

Gambar 7 Pertanyaan dari Lion Parcell

Gambar 8 Penjelasan dari Pejabat Karantina Tumbuhan

Terkait dengan pelaksanaan tugas di lapangan, berbagai koordinasi telah dilakukan pejabat karantina dengan pihak-pihak terkait. Salah satunya yaitu dengan pihak gudang yang dipegang oleh Angkasa Pura Logistik (APLog). Menurut pihak APLog, koordinasi telah berjalan dalam pelaksanaan kegiatan teknis di lapangan. Dukungan pihak APLog yaitu melalui membantu pengecekan barang-barang incoming dan outgoing yang termasuk media pembawa HPHK dan OPTK di terminal cargo Bandara Pattimura Ambon.

Pengecekan dibantu oleh porter yang bertugas di terminal cargo. Pengecekan dilakukan melalui label yang tertempel di body barang disesuaikan

(29)

dengan manifest. Kemudian pihak APLog juga menanyakan terkait dengan apakah ada batasan pengiriman media pembawa yang dilalulintaskan lewat udara dan apakah jumlah barang harus sesuai dengan yang tertera di sertifikat karantina? Hal ini mendapat tanggapan positif dari Ka.UPT SKP Kelas I Ambon. Pihak SKP Kelas I Ambon juga memberikan apresiasi terkait dengan dukungan pihak APLog terhadap kegiatan teknis karantina di lapangan.

Gambar 9 Perwakilan APLog

Gambar 10 Pertanyaan terkait pengiriman via bagasi

Koordinasi juga sudah berjalan dan dilaksanakan oleh pihak Angkasa Pura yang ada di Terminal keberangkatan/kedatangan. Hal ini terkait dengan

(30)

Namun beberapa kecurangan masih terjadi dalam pengiriman media pembawa melalui bagasi pesawat udara. Diharapkan pengawasan diperketat untuk mengurangi kecurangan yang terjadi.

Selanjutnya, koordinasi juga telah berjalan dengan baik dengan pihak ekspedisi yaitu J&T express. Pihak J&T express menyampaikan bahwa pihaknya siap membantu dalam pengecekan barang-barang yang merupakan media pembawa yang tidak tertangani.

Gambar 11 Penjelasan pihak J&T terkait koordinasi dengan pihaknya

Gambar 12 Kegiatan sosialisasi

Sosialisasi terkait peraturan perkarantinaan kepada pihak-pihak terkait penting untuk dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mendukung lancarnya pelaksanaan tugas di lapangan.

(31)

3.1.2 Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017

Kegiatan Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 dilaksanakan pada hari Rabu hingga Kamis, tanggal 12 -13 Agustus 2020.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala SKP Kelas I Ambon, Aris Sudrajat selaku penanggung jawab kegiatan.

Gambar 13 Pembukaan oleh Kepala UPT

Kegiatan diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari pejabat struktural dan pejabat fungsional karantina. “Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 dilakukan untuk meningkatkan kompetensi pejabat karantina dan pemahaman mengenai sistem manajemen terutama untuk Laboratorium” demikian arahan Aris Hadiyono, SP selaku Kepala UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon. Selanjutnya Ka UPT mengharapkan selesainya kegiatan sosialisasi ini, pejabat karantina dapat memahami dan mengaplikasikannya di lapangan.

(32)

Gambar14 Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI

ISO/IEC 17025:2017

(33)

17025:2017 membahas materi berupa persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian, pedoman penyesuaian dengan ISO/IEC 17025: 2017 dan dokumen sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017. Kegiatan Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 dilakukan secara langsung dan zoom meeting. Dimana zoom meeting untuk wilayah kerja di luar Pulau Ambon seperti Wilker Pelabuhan Namlea, Wilker Pelabuhan Tual, dan Wilker Pelabuhan Kobisadar.

Pelaksanaan Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 dapat dilaksanakan dan diikuti oleh semua pejabat struktural dan pejabat karantina di SKP Kelas I Ambon. Sosialisasi Pemantapan Pemahaman Laboratorium Sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 membahas materi berupa persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian, pedoman penyesuaian dengan ISO/IEC 17025: 2017 dan dokumen sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 .

3.1.3 Coffee Morning Karantina Pertanian Wilker Pelabuhan laut Yossudarso Tual

Dalam rangka peningkatan kerja samadan membangun sinergisitas bersama TNI-POLRI dan instansi terkait, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon menyelenggarakan Coffee “Pengawasan dan Pelayanan Terpadu Karantina Pertanian”.

Kegiatan ini digagas oleh Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dengan maksud membangun kerjasama dengan TNI/POLRI di Maluku Tenggara terutama dalam meningkatkan pengawasan lalulintas komoditas pertanian melalui pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan.

Sejumlahinstansi pemerintah, daerah dan swasta dilibatkan dalam kegiatan Coffee Morning tersebut, antara lain:Komandan Kodim 1503/Tual, DANSUBDENPOM XVI/2-1 Tual, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Tual, Polsek Kawasan Pelabuhan Laut Tual, Direktorat Jenderal Pelabuhan Laut (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tual), Dinas Pertanian Tual, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maluku Tenggara, BKSDA Tual, Kantor

(34)

Kesehatan Pelabuhan Tual, Karantina Perikanan Tual, Bea Cukai Tual, PT Pelni cabang Tual, ASDP Indonesia Ferry. PT Persero Cabang Tual, PT. Tanto Intim Line Tual, PT. Salam Pacific Indonesia Lines Tual, PT. Temas TBK danKoperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat.

Penyelenggaraan Coffee Morning merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon dalam membangun pola komunikasi dan koordinasi antarinstansi untuk meningkatkan kualitas layanan publik. Dari sudut pandang kepentingan internal organisasi, yakni dapat meningkatkan efektivitas dan efisien tindakan karantina oleh petugas di lapangan, sehingga meningkatkan perlindungan kekayaan alam hayati hewan dan tumbuhan dalam rangka mendukung Maluku Tenggara bebas Flue Burung dan Rabies.

Kegiatan Coffee Morning diawali dengan sambutan oleh Ibu Indra selaku Plh Kepala Direktorat Jenderal Pelabuhan Laut (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tual), dimana Ibu Indra menyatakan bahwa siap membantu dan bersinergi dalam menjaga Maluku Tenggara bebas dari penyakit HPHK/OPTK yang dilalulintaskan melalui pelabuhan laut Yossudarso Tual. Sambutan yang ke-dua disampaikan oleh Bapak Aris Hadiyono, SP selaku Kepala Karantina Pertanian Ambon. Bapak Aris Hadiyono, SP menyampaikan secara singkat mengenai UU no 21 tahun 2019 tentang Karantina Pertanian serta permohonan dukungan penuh kepada seluruh instansi dalam rangka upaya bersama pengawasan lalulintas media pembawa HPHK/OPTK di Wilayah Maluku Tenggara. Sambutan yang ke-tiga disampaikan oleh TNI angkatan Laut terkait UU no 34 tahun 2004, pasal 7 tentang tugas TNI poin b14 yaitu siap membantu pemerintah dibidang pelayanan, hal-hal terkait kerjasama untuk penyelenggaraan pelayanan operasional dilapangan. Sambutan ke-empat disampaikan oleh Polsek Kawasan Pelabuhan Laut Tual siap bersinergi dan membantu dalam hal penyelenggaraan pelayanan operasional di lapangan, apabila terjadi hal-hal yang berkaitan dengan tindak pidana.

(35)

Gambar 15 Kegiatan Coffee morning, Pengawasan Bersama di Pelabuhan Laut

(36)

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan pengawasan bersama lalu lintas media pembawa OPTK dan HPHK di pelabuhan laut Yos sudarso Tual dengan alat angkut KM Tidar. Pada saat dilapangan para peserta kegiatan dapat melihat langsung jenis media pembawa yang dapat membawa OPTK dan HPHK yang dilalulintaskan serta bagaimana karantina pertanian melakukan pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan fisik media pembawa dilapangan.

Kegiatan selanjutnya yaitu Pemaparan Undang-undang No 21 tahun 2019 tentang karantiana hewan, ikan dan tumbuhan, Permentan No 25 tahun 2020 tentang jenis OPTK, dan Permentan No. 28 tahun 2018 tentang jenis HPHK yang disampaikan oleh drh. Sarah Friska Manalu. Pada kesempatan ini, Direktorat Jenderal Pelabuhan Laut (Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas II Tual) juga menyampaikan pelaporan data operasional periode Januari hingga Oktober 2020, dimana terdapat lalu lintas media pembawa HPH/HPHK berupa kambing dan sapi serta media pembawa OPT/OPTK berupa sayuran, buah-buahan, bawang merah, bawang putih, dan umbi-umbian yang masuk ke Maluku Tenggara.

Setelah pemaparan materi, Acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab pesertaCoffe Morning. Berikut hasil diskusi, tanya jawab, tanggapan, saran dan masukkan untuk mendukung pelaksanaan Pengawasan Karantina Pertanian di pelabuhan laut Yos sudarso Tual:

1. Dinas Pertanian Kota Tual

Dinas Pertanian Kota Tual mengapresiasi acara Coffee Morning SKP Kelas I Ambon dengan instansi terkait lingkup pelabuhan laut Tual, sehingga bisa saling bersinergis dan bekerjasama dalam menjalankan tupoksi Karantina Pertanian dalam melindungi Maluku tenggara dari OPTK dan HPHK. Hal ini juga berkaitan dengan pelayanan dinas pertanian dalam penerbitan surat keterangan kesehatan hewan (SKKH).

2. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Maluku Tenggara menyatakan hingga saat ini Maluku tenggara masih bebas Flu burung dan Rabies. Sehingga kita perlu bersama-sama saling bekerjasama untuk tetap menjaga Maluku Tenggara bebas Flu burung dan Rabies, khususnya para

(37)

petugas karantina pertanian Tual sebagai garda terdepan dalam melindungi Maluku tenggara.

3. PT. Salam Pacific Indonesia Lines Tual

SPIL selaku penyedia jasa angkutan barang melalui kontainer sangat mendukung kegiatan ini serta memberlakukan peraturan yang tidak melayani atau tidak memberikan izin pemuatan komoditas tersebut yang tidak dilengkapi sertifikat kesehatan dari karantina pertanian.

4. Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Tual

Tupoksi BKSDA terkait pengamanan eksitu dan insitu. Semua jenis burung paruh bengkok dilindungi. Terkait lalulintas tanaman angrek kedepannya akan diberikan izin budidaya, hanya tanaman yang dibudidayakan yang dapat dilalulintaskan. Hal ini mengingat jumlah kuota tanaman dan hewan yang diambil dari alam liar. BKSDA juga menyampaikan kerjasama yang baik bersama TNI/POLRI dapat meningkatkan pengawasan dan menjaga Maluku Tenggara bebas OPTK, HPHK dan terjaga sumber daya alam.

5. Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat

Petugas TKBM sering menemukan ayam, kucing dan anjing yang dilalulintaskan keluar dari Maluku Tenggara. TKBM menanyakan tingkat bahaya jika melakukan lalu lintas ketiga hewan tersebut. Menyikapi pertanyaan tersebut, petugas karantina dan dari dinas pertanian menanggapi bahwa jika telah dilengkapi surat kesehatan karantina pertanian dan SKKH maka tidak berbahaya, mengingat Maluku Tenggara juga bebas Flu Burung dan Rabies.

6. PT Pelayaran indonesia cabang Tual

Karantina pertanian, BKSDA, Kantor pelayanan pelabuhan, TNI, POLRI, PELNI, ASDP dan penyedia jasa angkutan memiliki keterbatasan SDM. Sehingga perlunya kerjasama terkait pelayanan dipelabuhan laut Tual. Jika dilihat, SDM yang tidak terbatas adalah TKBM. Peran TKBM sangat penting dalam membantu dalam pelayanan oprasional dilapangan.

7. PT. Tanto Intim Line Tual, ASDP Indonesia Ferry PT Persero dan Beacukai Tual

(38)

Maluku Tenggara bebas OPTK dan HPHK khususnya Flu burung dan Rabies. PT Tanto dan ASDP tidak memberikan izin kepada pengguna jasa yang melalulintaskan komoditas pertanian yang tidak dilengkapi sertifikasi kesehatan dari karantina pertanian Tual. Selain itu, Beacukai juga mengharapkan agar Karantina Pertanian Ambon dan Instanti Terkait lainnya dapat bekerjasama untuk meningkatkan ekspor dari Maluku Tenggara.

Dengan terselenggaranya acara ini, semua instansi yang terlibat langsung dalam pelayanan karantina pertanian di pelabuhan laut Yossudarso Tual siap mendukung, membantu, dan bersinergi untuk menjaga Maluku Tenggara bebas OPTK dan HPHK khususnya bebas Flu Burung dan Rabies serta meningkatkan kembali kejayaan rempah-rempah Maluku secara Internasional melalui gerakan tiga kali ekspor dari Kementerian Pertanian.

3.1.4 Kunjungan Kerja Menteri Pertanian

Dalam rangka mendukung pertanian di Indonesia Timur, Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian melakukan kunjungan ke Provinsi Maluku. Kegiatan dilaksanakan di beberapa tempat yaitu Toko Tani Trikora, Kota Ambon dan Desa Grandeng, Kec. Lolongguba, Kab. Buru. Kunjungan Menteri Pertanian dilaksanakan untuk meninjau ulang wilayah Indonesia Timur yang memiliki potensi sebagai salah satu daerah kekuatan ketahanan pangan Indonesia.

(39)

Gambar 16 Kedatangan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup

Kementerian Pertanian ke Provinsi Maluku.

Selain meninjau Wilayah Indonesia Timur, Menteri Pertanian turut serta menghadiri kegiatan panen raya padi hasil penangkaran varietas INPARI 42 Agritan GSR serta meninjau dan mendukung peternakan di Pulau Buru dengan memberikan bantuan anakan sapi hasil inseminasi buatan (IB) dari pejantan jenis Brahman, Simental, Madura, Ongole dan Limousin dengan sapi betina lokal Bali, di Sentra Produksi pangan dan ternak di Desa Grandeng, Kecamatan Lolong Quba, Kabupaten Buru.

Gambar 17 Kunjungan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup

(40)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memaparkan bahwa letak Pulau Buru yang berada di tengah sejumlah pulau Kawasan Indonesia Timur, dinilai sangat strategis untuk dikembangkan menjadi sentral kekuatan pangan di kawasan Indonesia Timur. Saat ini, pulau Buru telah menerapkan pola budidaya beragam komoditas, yaitu holtikultura, perkebunan, padi, jagung, peternakan dan sebagainya. Namun demikian, Menteri Pertanian juga menghimbau bahwa tidak hanya budidaya yang menjadi prioritas, akan tetapi proses pasca panen juga perlu diperhatikan sehingga dapat menghasilkan kualitas yang baik dan harga yang sesuai.

Gambar 18 Kunjungan Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup

(41)

Berdasarkan kegiatan kunjungan ini, Menteri Pertanian berharap Kabupaten Buru dapat dikembangkan dan dioptimalkan menjadi salah satu daerah kekuatan ketahanan pangan kawasan Indonesia Timur.

Dewasa ini, Kementerian Pertanian memiliki program gerakan tiga kali ekspor (Gratieks), dimana seluruh lingkup eselon I turut serta dalam mendukung program tersebut. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian dan Kepala Badan Karantina Pertanian, agar seluruh instansi pemerintah dan masyarakat turut mendorong ekspor melalui kegiatan gratieks dan dukung Web Manggurebe Ekspor. Selanjutnya, Kepala SKP Kelas I Ambon Aris Hadiyono, SP. juga menyampaikan bahwa SKP Kelas I Ambon telah mendukung kegiatan ekspor dengan memberikan pendampingan langsung kepada beberapa UMKM di Provinsi Maluku, pendampingan BPP di Kairatu dan Leihitu melalui Program Kostratani, bekerjasama dengan beberapa instansi terkait, serta membantu pemasaran komoditas hasil tani dan produk olahannya melalui website

www.manggurebeekspor.online. Kegiatan ini telah diapresiasi oleh Kepala Badan Karantina Pertanian, dan diharapkan seluruh Instansi Pemerintah Provinsi Maluku dapat mendukung kegiatan tersebut.

Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil memaparkan terkait Potensi Peningkatan Sumber Daya Manusia di UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon, dimana setiap UPT KP wajib memfasilitasi kegiatan peningkatan kompetensi SDM melalui In House Training, Forum Group Discussion, Bimbingan Teknis, magang maupun kegiatan lainnya yang dapat menunjang peningkatan kompetensi SDM pejabat fungsional teknis Karantina Hewan dan Tumbuhan di SKP Kelas I Ambon. Selain itu, Kepala Badan Karantina Pertanian menyampaikan bahwa setiap UPT KP agar memperhatikan organisasi perkarantinaan dan peta jabatan fungsional di masing-masing UPT KP, serta diharapkan agar setiap jenjang jabatan di seluruh wilayah kerja UPT SKP Kelas I Ambon terpenuhi sesuai kebutuhan dan peta jabatan.

Pada kesempatan ini, Menteri Pertanian dan Pejabat Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian juga menghimbau agar seluruh masyarakat menerapkan Protokol Covid, meningkatkan daya tahan tubuh, konsumsi vitamin dan

(42)

makanan bergizi, olahraga teratur, selalu bahagia serta mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

Kegiatan kunjungan Menteri dilakukan di Pulau Buru. Kegiatan dilaksanakan dengan menghadiri panen raya padi dan pedet di Desa Grandeng, Kec. Lolongguba, Kab. Buru. Pada kegiatan ini, Menteri meninjau kembali hasil tani Pulau Buru dan mendukung kegiatan Pertanian di Provinsi Maluku dengan memberikan bantuan anakan sapi hasil inseminasi buatan (IB) dari pejantan unggul jenis Brahman, Simental, Madura, Ongole, Limousine dan sapi bali betina di sentra Produksi pangan dan ternak desa Grandeng.

3.2 Koordinasi PengawasanKarantina

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Karantina oleh petugas Karantina di lapangan sangat memerlukan partisipasi aktif dan dukungan dari instansi-instansi terkait di setiap lingkungan wilayah kerja. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Karantina Pertanian yang terletak di Propinsi Maluku senantiasa menjalin hubungan dan koordinasi yang baik dengan instansi-instansi terkait di Kota Ambon pada khususnya dan koordinasi ditempat pemasukan dan pengeluaran di luar kota Ambon serta pengawasan di tempat pemasukan dan pengeluaran yang belum ditetapkan.

Tabel 2 Agenda Kegiatan Kunjungan Menteri ke Maluku

No. Kegiatan Waktu dan Tempat

1. Kunjungan Kerja Menteri Pertanian 03 s.d 04 Oktober 2020 di

Kediaman Gubernur Provinsi Maluku,Toko Tani Trikora, Ambon, Desa Grandeng, Kec. Lolongguba, Kab. Buru

2. Pengawasan Bersama TNI – POLRI di Perbatasan Dobo, Kepulauaun Aru, Maluku Tenggara

26 – 27 November 2020 di Dobo, Kepulauan Aru, Maluku Tenggara

(43)

Koordinasi inidapat menggali informasi dan masukanterhadap lalulintas komoditi hewan dan tumbuhan serta frekuensinya. Khsusunya di tempat pemasukan dan pengeluaran yang belum ditetapkan, jika dari hasil koordinasi yang didapatkan menunjukkan bahwa lalulintas dan frekuensikomiditi hewan dan tumbuhan lebih banyak setiap bulan dan komoditi tersebut media pembawa HPHK dan OPTK, maka tempat pemasukan dan pengeluaran tersebut bisa diusulkan untuk ditetapkan dan di tambah petugaskarantina.

3.3 Peningkatan pemahaman kompetensi SDM di Bidang Perkarantinaan

Badan Karantina Pertanian selalu berupaya meningkatkan pemahaman dan kualitas SDM Pejabat Karantina Pertanian. Kegiatan ini dilakukan agar Pejabat Karantina Pertanian mampu menjadi Pejabat yang modern, maju, mengikuti perkembangan jaman serta dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Berikut kegiatan peningkatan pemahaman SDM yang dilaksanakan di SKP Kelas I Ambon pada tahun 2020.

Tabel 3 Daftar Kegiatan Peningkatan SDM Lingkup SKP Kelas I Ambon

No. Kegiatan Waktu dan Tempat

1. In House Training Tindakan Karantina Hewan Terhadap Hewan Eksotis,

Ruminansia Besar Dan Hewan Penular Rabies (HPR)

02 Juni 2020 di Ruang Rapat Jumrin Kantor Induk SKP Kelas I Ambon.

2. In House Training Tindakan Karantina Tumbuhan Metode Pengambilan

Sampel, Pemeriksaan Dan Perlakuan Karantina Tumbuhan Di Lapangan

04 Juni 2020 di Ruang Rapat Jumrin Kantor Induk SKP Kelas I Ambon.

3. In House Training Kewasdakan “Peningkatan Pemahaman Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019”

18 Juni 2020 di Ruang Rapat Jumrin Kantor Induk SKP Kelas I Ambon.

(44)

3.3.1 In House Training Tindakan Karantina Hewan Terhadap Hewan Eksotis, Ruminansia Besar Dan Hewan Penular Rabies (HPR)

Pemasukan dan pengeluaran Media Pembawa (MP) Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) terus berjalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Pencegahan terhadap risiko pemasukan dan pengeluaran Media Pembawa ini harus sejalan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, pemasukan adalah kegiatan memasukan media pembawa dari luar ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau ke suatu area dari area lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan pengeluaran adalah kegiatan mengeluarkan media pembawa keluar dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pencegahan terhadap resiko pemasukan dan pengeluaran media pembawa HPHK dilaksanakan melalui suatu tindakan yang dikenal dengan Tindakan Karantina Hewan (TKH). Menurut Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 2205/KPTS/KR.120/K/12/2017 tentang Pedoman Tindakan Karantina Hewan terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Produk Hewan di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, tindakan karantina hewan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Menurut pasal 5 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 422/Kpts/LB.720/6/1988 tentang Peraturan Karantina Hewan, tindakan karantina hewan dilaksanakan oleh Dokter Hewan Karantina dan dibantu Pemeriksa. Oleh sebab itu, Pejabat Karantina perlu memiliki kompetensi dalam melakukan tindakan karantina hewan.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan In House Training (IHT) Tindakan Karantina Hewan adalah :

(45)

1. Menambah informasi terkait Tindakan Karantina Hewan pada Hewan Eksotis, Ruminansia besar dan Hewan Penular Rabies (HPR);

2. Meningkatkan kemampuan Pejabat Karantina terkait Tindakan Karantina Hewan di lapangan.

Menurut pasal 16 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Pejabat Karantina bertugas melakukan tindakan Karantina meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan.

a. Tindakan karantina hewan terhadap hewan eksotis

Hewan eksotis adalah hewan yang sengaja atau tidak sengaja diangkut dan dilepaskan oleh manusia ke lingkungan luar dari daerah asalnya (McGinley 2009). Hewan eksotis yang umumnya ditemukan di Indonesia adalah komodo (Varanus komodoensis), orang utan (Pongo), maleo (Macrocephalon maleo), rangkong gading (Helmeted hornbill), babirusa (Babyrousa), anoa (Bubalus

depressicornis), cendrawasih (Paradisaeidae), harimau sumatera (Panthera tigris sondaica) dan berbagai jenis reptil lainnya.

b. Tindakan karantina hewan terhadap hewan ruminansia besar

Ruminansia adalah hewan pemamah biak dengan jumlah lambung lebih dari satu. Contoh ruminansia besar adalah sapi dan kerbau. Ternak ruminansia besar terdiri dari bakalan, indukan dan jantan produktif. Ruminansia besar bakalan memiliki berat badan kurang lebih 450 kilogram dengan umur maksimal 48 bulan. Ruminansia besar indukan berumur 18 bulan sampai 36 bulan untuk sapi sedangkan kerbau berumur 36-60 bulan. Ruminansia besar jantan produktif berumur 24-36 bulan untuk sapi dan 24-48 bulan untuk kerbau.

c. Tindakan karantina hewan terhadap hewan penular rabies (HPR)

Hewan penular rabies (HPR) adalah semua hewan berdarah panas contohnya anjing, kucing kera, kelelawar dan hewan berdarah panas lainnya. Hewan-hewan ini berpotensi menularkan virus rabies melalui gigitan, cakaran dan air liur hewan/penderita yang mengenai luka.

(46)

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Sub Seksi Pelayanan dan Operasional SKP Kelas I Ambon, drh Asep Sudrajat selaku penanggung jawab kegiatan.

Gambar 29 Pembukaan oleh KaSubSie YanOp

Kegiatan diikuti oleh 25 orang peserta yang terdiri dari pejabat struktural dan pejabat fungsional karantina hewan. Pentingnya kegiatan In House Training (IHT) ini demi meningkatkan kompetensi pejabat karantina” demikian arahan Aris Hadiyono, SP selaku Kepala UPT Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Ambon.

Gambar 30 Arahan Ka UPT

Selanjutnya Ka UPT mengharapkan selesainya kegiatan IHT ini, pejabat karantina dapat mengaplikasikannya di lapangan. Kegiatan In House Training

(47)

(IHT) Tindakan Karantina Hewan membahas tiga materi yaitu Tindakan Karantina Hewan terhadap hewan eksotis, ruminansia besar dan hewan penular rabies (HPR). Tiga materi ini disampaikan oleh drh Nur Rahmahtri Rahayu, drh Nisma Adhani Diah AC dan drh Sarah Friska Manalu.

Kegiatan In House Training (IHT) Tindakan Karantina Hewan dilakukan secara langsung dan via daring (zoom meeting).

Gambar 21 Zoom meeting dengan seluruh wilayah kerja

Diskusi terkait materi yang diberikan dikaitkan dengan kondisi di lapangan.

Kegiatan In House Training (IHT) Tindakan Karantina Hewan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi pejabat karantina hewan di lapangan. Dengan peningkatan kompetensi, pejabat karantina dapat melaksanakan Tindakan Karantina Hewan dengan tepat.

3.3.2 In House Training Tindakan Karantina Tumbuhan Metode Pengambilan Sampel, Pemeriksaan Dan Perlakuan Karantina Tumbuhan Di Lapangan

Pemasukan dan pengeluaran Media Pembawa (MP) Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) terus berjalan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Pencegahan terhadap risiko pemasukan dan

(48)

pengeluaran Media Pembawa ini harus sejalan dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, pemasukan adalah kegiatan memasukkan media pembawa dari luar ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau ke suatu area dari area lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan pengeluaran memiliki pengertian kegiatan mengeluarkan media pembawa keluar dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pencegahan terhadap resiko pemasukan dan pengeluaran media pembawa OPTK dilaksanakan melalui suatu tindakan yang dikenal dengan Tindakan Karantina Tumbuhan (TKT). Menurut Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 05/PERMENTAN/KR.020/3/2017 tentang Tindakan Karantina Hewan dan Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina di Tempat Pemeriksaan Karantina, tindakan karantina tumbuhan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencegah tersebarnya organisme pengganggu tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

09/Permentan/OT.140/2/2009 tentang Persyaratan dan Tatacara Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Pemasukan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia tentang tindakan karantina tumbuhan dilaksanakan oleh pejabat karantina tumbuhan. Oleh sebab itu, Pejabat Karantina perlu memiliki kompetensi dalam melakukan tindakan karantina tumbuhan.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan In House Training (IHT) Tindakan Karantina Tumbuhan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman informasi terkait metode pemeriksaan karantina tumbuhan di lapangan.

2. Meningkatkan pemahaman informasi terkait teknik pengambilan sampel media pembawa tumbuhan.

(49)

3. Meningkatan pemahaman informasi terkait perlakuan karantina untuk

Sanitary dan Phytosanitary di lapangan.

4. Meningkatkan kemampuan Pejabat Karantina terkait Tindakan Karantina Tumbuhan di lapangan.

Menurut pasal 16 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan, Pejabat Karantina bertugas melakukan tindakan Karantina meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan.

a. Metode pemeriksaan karantina tumbuhan dilapangan

Tindakan pemeriksaan tumbuhan berupa serangkaian kegiatan yang dilakukan terhadap media pembawa untuk mendeteksi dan mengidentifikasi adanya OPTK dan/ atau OPTP pada media pembawa yang dilakukan secara visual dan laboratoris. Tindakan Pemeriksaan dilakukan oleh petugas karantina tumbuhan. Tindakan pemeriksaan meliputi pemeriksaan administratif dan pemeriksaan kesehatan. Prosedur karantina untuk pemasukan dan pengeluaran tumbuhan di wilayah RI yaitu Sertifikat Karantina (PC), melalui tempat pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan dan melaporkan ke petugas KT. Pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya atau tidaknya penyakit dan gejala pada tanaman. Penyakit tumbuhan disebabkan oleh virus, bakteri dan cendawan sedangkan hama tumbuhan disebabkan oleh serangga, nematoda dan cendawan.

b. Teknik pengambilan sampel media pembawa tumbuhan

Pengambilan sampel media pembawa tumbuhan untuk mencegah adanya organisme pengganggu tumbuhan berupa cendawan, virus, serangga dan bakteri. Penangan sampel untuk bakteri dan cendawan dilakukan dengan menggunakan kantong kertas, penggunaan herbarium dan penggunaan larutan

buffer / air steril. Penanganan sampel untuk virus dapat menggunakan

desicator sementara dan disimpan dalam kantong. Penanganan sampel untuk nematoda dapat menggunakan handling sampel akar dan tanah.

c. Meningkatan pemahaman informasi terkait perlakuan karantina untuk

Gambar

Gambar 3 Penyampaian materi oleh Kepala UPT SKP Kelas I Ambon
Gambar 11 Penjelasan pihak J&T terkait koordinasi dengan pihaknya
Gambar  15  Kegiatan  Coffee  morning,  Pengawasan  Bersama  di  Pelabuhan  Laut  Tual  dan  Diskusi  tentang  pengawasan  dan  pelayanan  terpadu
Gambar  16  Kedatangan  Menteri  Pertanian  dan  Pejabat  Eselon  I  Lingkup  Kementerian Pertanian ke Provinsi Maluku
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian kombinasi pupuk hayati dengan pupuk organik cair memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter yang diamati (persentase bobot pucuk peko, rasio

Jika suka, silahkan ubah tulisan yang ada pada jendela dokumentasi ini dengan : Diagram ini menggambarkan hubungan antar paket (model) yang terdapat dalam Use Case View, yaitu Use

Selain itu, dampak positif authoritative parenting practices yang dilakukan orangtua pada proses pencapaian prestasi belajarnya sesuai dengan hasil penelitian

BIDANG ARSIP DAN MUSEUM.. Itu saya rasa hal yang perlu kita pertimbangkan bersama, barns kita bahas. Yang kedua, dari Pak Mitro tidak. perlu ada penegasan penjaminan. Karena

Pengaruh Penyerapan Cd (kadmium) Oleh Fraksi Terlarut , Fraksi Tidak Terlarut , dan Total Jumlah Cd Yang Terserap Dalam Ketan Hitam Yang Ditinjau Dari Ukuran Partikel (Mesh)

berikut adalah penjelasan dari Kepala Seksi Registrasi dan Tata Bangunan DKPT Kota Magelang mengenai sumber daya yang digunakan dalam implementasi kebijakan retribusi IMB

Etika bisnis perlu ada untuk memastikan hubungan para pihak terjadi dengan fair, tidak saling merugikan, dan bahkan saling menguntungkan serta tidak merugikan masyarakat,

mentalitas, kokoh sipritualitas, kuat kompetensi, menjadi motivator, dinamisator dan pengerak terdepan dalam perubahan menuju kehidupan yang lebih bermartabat. Pemuda santri