• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SEBAGAI SEKOLAH LANJUTANNYA DI KABUPATEN GARUT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SEBAGAI SEKOLAH LANJUTANNYA DI KABUPATEN GARUT."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SEBAGAI

SEKOLAH LANJUTANNYA DI KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan teknik bangunan

Oleh

YULIANTI OKTAVIANI

0706918

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SEBAGAI

SEKOLAH LANJUTANNYA DI KABUPATEN GARUT

Oleh Yulianti Oktaviani

Diajukan untuk Memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi pendidikan teknik bangunan

© Yulianti Oktaviani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH SMK BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SEBAGAI

SEKOLAH LANJUTANNYA DI KABUPATEN GARUT

Skripsi Ini Disetujui Dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. E. Kosasih Danasasmita, M.Pd. Dr. Dedi Suryadi, M.Pd. Nip. 19530626 198101 1 001 Nip. 19670726 199703 1 001

Mengetahui:

Ketua Ketua

Jurusan Pendidikan Teknik Sipil Prodi Pendidikan Teknik Bangunan

(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siswa Memilih SMK Bidang

Keahlian Teknik Bangunan Sebagai sekolah Lanjutannya di Kabupaten Garut.

Yulianti Oktaviani 0706918

Terdapat faktor-baktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah, baik dari dalam diri maupun dari luar. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor bakat, minat dan motivasi yang termasuk pada faktor internal dan faktor SMK bidang keahlian teknik bangunan, faktor prospek lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan, faktor keluarga, faktor alumni SMP, faktor teman sebaya, faktor guru SMP dan faktor anggapan mastarakat terhadap lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan yang termasuk pada faktor ekternal. Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutannya; 2) untuk mengetahui faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap siswa dalam memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutannya di kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket. Sampel berjumlan 72 siswa kelas X dari SMK bidang keahlian teknk bangunan SMKN 2 Garut, SMKN 7 Garut dan SMKN 9 Garut. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua faktor yang diungkap memiliki pengaruh yang cukup bervariasi. Faktor teman sebaya termasuk pada kategori rendah, faktor alumni SMP termasuk kategori agak rendah, semantara faktor guru SMP, faktor keluarga, faktor bakat dan faktor Informasi SMK termasuk dalam kategori cukup tinggi. Faktor motivasi, faktor minat, faktor masyarakat dan faktor prospek lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan termasuk dalam kategori tinggi. Sedangkan faktor yang berpengaruh paling besar bagi siswa dalam memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan adalah faktor prospek lulusannya. Oleh karena itu, pihak SMK hendaknya meningkatkan upaya sosialisi tentang prospek lulusannya, baik kepada masyarakat maupun siswa SMP serta menghadirkan alumni SMK bidang keahlian teknik bangunan untuk mengubah persepsi lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan bukan untuk menjadi kuli bangunan. Tak kalah pentingnya kerjasama antara guru BK dan wali kelas SMP agar guru bisa memberikan informasi dan menjadikan SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai salah satu pilihan untuk melanjutkan sekolah

(8)

ABSTRACT

Analysis of Factors Affecting High School Students Choosing Vocational

Expertise Follow-Building Techniques For schools in Garut.

Yulianti Oktaviani 0706918

(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Identifikasi masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.6 Manfaat Penulisan ... Error! Bookmark not defined. BAB II TINJAUAN TEORITIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Pendidikan Kejuruan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Arti dan Tujuan Pendidikan Kejuruan .. Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Fungsi Pendidikan Kejuruan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Kriteria Pendidikan Kejuruan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Tiga Teori Pendidikan Kejuruan ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Kerjasama Pendidikan Kejuruan Dengan Dengan Dunia Usaha Dan Industry Error! Bookmark not defined.

(10)

2.2 SMK Bidang Keahlian Teknik Bangunan di Kab. Garut .. Error! Bookmark not defined.

2.2.1 SMKNegeri 2 Garut ... Error! Bookmark not defined. 2.2.2 SMKN 7 Garut ... Error! Bookmark not defined. 2.2.3 SMKN 9 Garut ... Error! Bookmark not defined. 2.3 Faktor Internal yang Mempengaruhi Pemilihan Sekolah Lanjutan ... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Motivasi ... Error! Bookmark not defined. 2.3.2 Bakat ... Error! Bookmark not defined. 2.3.3 Minat ... Error! Bookmark not defined. 2.4 Faktor Ekternal yang Melatarbelakangi Pemilihan Sekolah Lanjutan

Error! Bookmark not defined.

2.4.1 Prospek Lulusan SMK ... Error! Bookmark not defined. 2.4.2 Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga ... Error! Bookmark not defined. 2.4.3 Teman Sebaya ... Error! Bookmark not defined. 2.4.4 Alumni SMP ... Error! Bookmark not defined. 2.4.5 Guru ... Error! Bookmark not defined. 2.4.6 Masyarakat ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Pertanyaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

(11)

3.3.2 Paradigma Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Data dan Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.1 Data ... Error! Bookmark not defined. 3.4.2 Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Populasi Dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.5.1 Populasi ... Error! Bookmark not defined. 3.5.2 Sampel ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengumpilan Data dan Instrumen Penelitian .... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined. 3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1 Analisis Data penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

(12)

4.3.2 SMKN 9 Garut ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Seluruh SMK bangunan di Kabupaten Garut... Error! Bookmark not defined.

4.3.5 Perbandingan SMKN 2 Garut dengan SMKN 7 Garut . Error! Bookmark not defined.

4.3.6 Perbandingan SMKN 7 Garut dengan SMKN 9 Garut .. Error! Bookmark not defined.

4.3.7 Perbandingan SMKN 2 Garut dengan SMKN 9 Garut .. Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu faktor yang turut mementukan kualitas sumberdaya suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang bagus tentu didukung olah banyak aspek diantaranya kelengkapan sarana pembelajaran, tenaga pengajar, input siswa dan lain sebagainya. Dalam undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pambelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.”

Jalur pendidikan di Indonesia dibedakan menjadi 3, yaitu pendidikan formal, nonformal dan Informal. Selanjutnya pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan mnengah dan pendidikan tinggi. Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan tingkat menengah formal yang kurikulumnya mengacu pada pendekatan kebutuhan dunia usaha atau industri yang bertujuan untuk mengutamakan pengembangan kemampuan siwa agar terampil dalam melakukan jenis pekerjaan tertentu.

(14)

2

diantaranya Teknik Gambar Bangunan, Teknik konstruksi Baja, Teknik konstruksi Kayu, Teknik Batu dan Beton, Teknik Pekerjaan finishing, Teknik Plambing dan Sanitasi, Menejemen Properti, Teknik furniture dan Interior Dekorator. Dengan demikian, setelah menyelesaikan pendidikan nanti, siswa SMK ini diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah di bidang teknik bangunan.

Sampai sekarang pembangunan terus berlangsung, berbagai gedung baru sedang dibangun. baik di industri jasa properti maupun jasa konstruksi. Tentu membutuhkan banyak tenaga kerja pelaksana, baik tenaga ahli maupun tenaga tingkat menengah. Tenaga kerja tersebut merupakan tenaga terampil yang mendukung sepenuhnya pekerjaan para ahli dalam bidang bangunan. Dan tenaga kerja tingkat menengah tersebut dapat dipenuhi oleh lulusan SMK yang kompeten dibidangnya. Sukmadinata

(Dimyati, 2007:6) mengungkapkan bahwa „pembangunan yang dilaksanakan oleh

pemerintah, suasta maupun masyarakat membutuhkan banyak tenaga pelaksana daripada tenaga pemikir. Tenaga pelaksana yang dibutuhkan minimal berkualifikasi

mahir atau terampil, dan mereka adalah lulusan SMK‟.

Namun, kenyataannya sampai saat ini masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari hasil observasi masih ada anggapan bahwa SMK adalah pilihan kedua, pelarian dari siswa yang tidak diterima disekolah umum. SMK dianggap sekolah keterampilan yang mementingkan kerja tangan dan tidak menuntut siswanya untuk cerdas. Selain itu, SMK juga dianggap sebagai sekolah bagi anak-anak yang secara ekonomi orang tuanya kurang mampu. Masuk SMK harapannya hanyalah cepat lulus, cari kerja dan mendapat penghasilan untuk membantu menopang ekonomi orang tua. Bahkan lulusan SMK dianggap memiliki peluang yang kecil dalam bersaing melanjutkan ke perguruan tinggi, karena mata pelajarannya sudah dijuruskan pada keterampilan tertentu sehingga pilihannya terbatas.

(15)

3

bidang keahlian lain, berdasarkan pengamatan peneliti pada saat melakukan Program Latihan Profesi (PLP) di SMKNegeri 2 Garut, jumlah siswa yang mendaftar lebih sedikit dari daya tampung sekolah pada setiap tahunnya, sehingga sering kali siswa yang tidak diterima pada bidang keahlian yang mereka inginkan dimasukan pada bidang keahlian teknik bangunan. Sedikitnya siswa yang melanjutkan sekolah ke SMK bidang keahlian teknik bangunan bukan terjadi di kota Garut saja, kota-kota lain seperti Tasik, Cianjur bahkan di Pangkalpinang pun mengalami hal yang sama bahkan di sebuah SMK di Kediri bidang keahlian sampai sampai ditutup karena kekurangan siswa.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa jumlah siswa yang mendaftar ke SMK bidang keahlian teknik bangunan sangat sedikit, apakah tidak berminat? apakah karena siswa sendiri merasa bidang keahlian ini tidak menarik dibandingkan dengan bidang keahlian lain? Atau karena peluang kerjanya nanti? atau mungkin karena apresiasi masyarakat terhadap lulusannya rendah, sehingga dianggap sama dengan kuli?

Diduga ada beberapa faktor yang yang melatarbelakangi hal tersebut, dalam hal

ini Abdullah (Dimyati, 2007:9) mengemukakan “ dua faktor yang mempengaruhi

individu dalam memilih jenis sekolah yang akan dimasuki, yaitu keadaan sosial

ekonomi dan jenis pekerjaan yang diinginkan”. Adapun beberapa faktor lain yang

turut mempengaruhi jumlah siswa tersebut, yaitu minat, pengaruh teman, kondisi ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat tempat tinggal, kondisi sekolah SMK, dan jarak antara tempat tinggal dengan SMK.

(16)

4

1.2 Identifikasi masalah

Identifikasi masalah diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek permasalahan yang akan timbul dan diteliti lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

a. Sedikitnya jumlah siswa SMK bidang keahlian teknik bangunan.

b. Adanya persepsi yang keliru tentang prospek lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan di masyarakat

c. Jumlah SMK bidang keahlian teknik bangunan mengalami penurunan yang signifikan

d. Kecenderungan input siswa SMK bidang keahlian teknik bangunan tidak terlalu bagus.

1.3 Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya lingkup permasalahan penelitian dan keterbatasan penulis, agar penelitian dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, pembatasan masalah yang akan diungkapkan oleh penulis sebagaimana berikut ini:

a. Faktor yang akan diungkap adalah faktor-faktor yang mempengaruhi siswa memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutan, baik faktor internal yang menyangkut motivasi, bakat dan minat maupun eksternal yaitu mencakup SMK bidang keahlian teknik bangunan dari sisi kondisi fisik dan lokasi sekolah, prospek lulusan SMK, keluarga dari sisi ekonomi dan profesi orang tua serta saudara, teman sebaya, alumni sekolah SMP, Guru SMP dan pandangan masyarakat terhadap SMK bidang keahlian teknik bangunan dan lulusannya.

(17)

5

c. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMKN 2 Garut, SMKN 7 Garut dan SMKN 9 Garut.

1.4 Perumusan Masalah

Untuk mempermudah penentuan arah, tujuan dan metodologi penelitian yang akan digunakan, perlu adanya perumusan masah terlebih dahulu. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi siswa memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutan pilihannya?

b. Faktor apa yang memberikan kontribusi paling besar bagi siswa untuk memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutan pilihannya?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperolah jawaban masalah yang telah dirumuskan diatas. Sehingga tujuan penelitian ini adalah serbagai berikut:

a. Untuk mendapatkan gambaran besarnya persentase dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi siswa memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutannya

b. Untuk mengetahui faktor yang memberikan kontribusi paling besar bagi siswa dalam pemilihan SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutannya.

1.6 Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Menjadi acuan bagi sekolah yang bersangkutan, faktor apa yang memberikan pengaruh paling besar dalam proses pemilihan sekolah.

(18)

6

(19)

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, lokasi pengumpulan data dilakukan di beberapa tempat. Lokasi penelitian dilaksanakan di tiga SMK di kabupaten Garut, yaitu SMKN 2 Garut yang beralamat di Jl. Suherman No.90 Tarogong kaler Garut, SMKN 7 Garut yang beralamat di Jalan raya Wado Desa Cisitu Malangbong Garut dan SMKN 9 Garut yang beralamat di Jalan raya Garut-Bayongbong Km.9 Desa Panembong Garut.

Untuk pengujian instrument dilakukan di SMKN 2 Garut, karena lokasinya lebih mudah dijangkau oleh peneliti yang beralamat di kecamatan Banyuresmi. SMKN 2 Garut memiliki 2 kelas untuk kelas X, sehingga satu kelas digunakan untuk uji coba dan kelas yang lain digunakan untuk penelitian. Pelaksanaan uji coba intrumen dilakukan pada hari sabtu, 21 september 2012 pada 20 menit sebelum jam istirahat pukul 10.00 WIB dengan meminta ijin terlebih dahulu pada guru yang bersangkutan dengan pertimbangan barang kali waktu istirahat selama 30 menit tidak cukup untuk mengisi 67 item pertanyaaan.

(20)

49

Garut pada hari jum’at pukul 13.00 peneliti meminta waktu 45 menit pada jam pelajaran, dengan ijin dari guru yang bersangkutan.

3.2 Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian metode merupakan cara untuk mencapai suatu tujuan penelitian, Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang digunakan untuk mengkaji dan menelaah serta memecahkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada masa sekarang atau saat ini. Sementara itu, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan penelitian yang dilakukan dengan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian dengan menggunakan statistik.

Penelitian ini dapat digolongkan pada penelitian survei, yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat mengeneralisasikan terhadap hal yang diteliti. Variabel yang dikumpulkan dapat berupa fisik ataupun sosial, survei untuk penelitian sosial kemasyarakatan biasanya menggunakan teknik wawancara dan kuesioner atau angket.

Pada penelitian ini analisis dilakukan untuk mengetahui besaran persentase dari setiap faktor-faktor yang mempengaruhi siswa memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutannya dan faktor yang paling besar pengaruhnya .

3.3 Variabel dan Paradigma Penelitian

3.3.1 Variabel penelitian

(21)

50

Variabel dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan satu variabel saja (variabel tunggal) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi siswa memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutannya.

3.3.2 Paradigma Penelitian

Menurut Arikunto (1997:49) : “Paradigma adalah suatau kerangka berfikir

yang menggambarkan alur pikiran penelitian” . Dari pengertian diatas, dapat

(22)

51

Keterangan : = Alur penelitian

= Ruang lingkup penelitian

Gambar 3. 1 Paradigma penelitian

Siswa kelas X SMK bidang keahlian teknik

bangunan

Faktor yang melatar belakangi: a. Faktor Internal

 Motivasi

 Bakat

 minat b. Faktor Eksternal

 SMK bidang keahlian teknik bangunan

 prospek lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan

 Keluarga

 Teman SMP

 Alimni sekolah SMP

 Guru

 Masyarakat

Temuan penelitian

(23)

52

3.4 Data dan Sumber Data

3.4.1 Data

Data penelitian ini adalah hasil dari pencatatan peneliti atas pengamatan terhadap objek penelitian. Menurut Arikunto (1997:99) : “data adalah hasil pencatatan penelitian, baik yang berupa fakta maupun angka. Data diperlukan sebagai

bahan yang akan diolah dan dianalisis sebagai bagian dari proses penelitian”. Data

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berupa skor yang diperoleh dari pengisian angket oleh responden.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data menurut Arikunto (1993:102) adalah: “subyek dimana data didapat dan diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam mengumpulkan datanya, maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan”.

Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah siswa kelas X yang ada di SMKN 2 Garut, SMKN 7 Garut dan SMKN 9 Garut.

3.5 Populasi Dan Sampel

3.5.1 Populasi

(24)

53

manusia, gejala, nilai, peristiwa, dan benda-benda” sementara Pengertian lain yang dikemukakan oleh Sudjana (1992:6), bahwa: “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang ada di SMKN 2 Garut, SMKN 7 Garut dan SMKN 9 Garut.

Tabel 3. 1 Jumlah populasi penelitian Tahun ajaran 2012/2013 NO NAMA SEKOLAH JUMLAH KELAS JUMLAH SISWA

1. SMKNegeri 2 Garut 2 Kelas 60 siswa

2. SMKNegeri 7 Garut 1 Kelas 25 siswa

3. SMKNegeri 9 Garut 2 Kelas 66 siswa

Jumlah 5 Kelas 151 siswa

3.5.2 Sampel

Menurut Surya (1979:8) : “sampel adalah cuplikan dari seluruh populasi yang

memiliki ciri-ciri tertentu yang refresentatif terhadap populasi dari sampel itu yang diambil secara teliti dan melalui prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.”

Di dalam suatu penelitian, tidak perlu meneliti semua individu dalam populasi karena selain memakan biaya yang besar juga memerlukan waktu yang tidak sebentar dengan meneliti hanya sebagian dari populasi, diharapkan bahwa hasil yang didapatkan menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan.

(25)

54

Tabel 3. 2 Sampel yang diambil dari jumlah populasi

NO NAMA SEKOLAH JUMLAH SISWA JUMLAH SAMPEL

1. SMKNegeri 2 Garut 60 siswa 0,4801 x 60 = 29 siswa

Jadi sampel yang digunakan adalah 72 siswa.

3.6 Teknik Pengumpilan Data dan Instrumen Penelitian

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pegumpulan data merupakan pekerjaan yang penting, salah satu syarat mutlak dalam penelitian. Oleh karena itu mengumpulkan data harus dilakukan sebaik mungkin agar kesimpulan yang ditarik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau sesuai dengan fakta.

(26)

55

pengumpul data untuk memperoleh data mengenai faktor yang mempengaruhi siswa memilih SMK bidang keahlian teknik bangunan sebagai sekolah lanjutan.

Arikunto (1997:140) mengemukakan bahwa, “angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Atas penjelasan diatas, maka penulis membuat angket dengan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang menjadi sampel penelitian. Tema yang menjadi soal atau bahan pertanyaan tersebut berkaitan dengan SMK bidang keahlian teknik bangunan dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan sekolah lanjutan. Teknik angket digunakan karena memiliki beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:140) adalah sebagai berikut :

1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden.

4. Dapat dibuat anonym sehingga responden bebas, jujur, tidak malu-malu dalam memberikan jawaban.

5. Dapat dibuat dengan standar tertentu, sehingga bagi semua responden dapat diberi pernyataan yang benar-benar sama.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2006:149), “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematik sehingga lebih mudah diolah”.

(27)

56

Tabel 3.3 Tabel kisi-kisi instrument uji coba

Namun sebelum instrument penelitian tersebut disebarkan, terlebih dahulu harus dilakukan beberapa uji coba untuk menguji kelayakan dari instrument penelitian tersebut.

a. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah kriteria tempat kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan prosedur penelitian. Jika suatu instrument penelitian valid, ini berarti instrument tersebut dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Validitas instrument penelitian diperlukan untuk mengetahui apakah penelitian benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.

Variabel Aspek yang Diungkap Indikator No. Item Instrumen Responden

A. FAKTOR INTERNAL

a. keinginan untuk melanjutkan 15,16 b. Peluang kerja 17,18 c. Lokasi Sekolah 19,20 2. Bakat a. Pengenalan potensi dan usaha untuk mengembangkan 12,13,14

a. Perasaan senang 1,2 b. Ketertariakan 3,4,5

c. Perhatian 6,7,8

d. Berusaha untuk terlibat 9,10,11

B. FAKTOR EKSTERNAL

a. prioritas pilihan sekolah 21,22,28

b. Kondisi fisik sekolah 23,24 c. Pola pembelajaran 25,26,27

a. Peluang kerja & jenis pekerjaan yang bisa dilakukan 29,30,31,32,33,34,35 b. peluang berwirausaha 36,37 c. Peluang untuk meneruskan ke perguruan tinggi 38,39 a. profesi orang tua 40,41

b.Saudara 42,43

c. Kondisi ekonomi orang tua 44,45

4. Teman SMP a. Teman sejawat 46,47,48,49

a. Informasi mengenai perbedaan antara SMA dengan SMK dan SMK 55,56,57 b. Rekomendasi pemilihan sekolah lanjutan 58,59 a. anggapan masyarakat terhadap SMK 60,61 b. Kebutuhan masyarakat sekitar 62,63

1. SMK program keahlian teknik bangunan

2. prospek lulusan SMK didang keahlian teknik bangunan

3. keluarga

5. alumni SMP

a. Informasi tentang SMK bidang keahlian teknik bangunan yang diperoleh dari alumni, jumlah alumni SMP yang melanjutkan ke SMK bidang keahlian teknik bangunan dan profesi yang sekarang sedang

50,51,52,53,54

6. Guru

7. Masyarakat

c. Kebutuhan masyarakat industri jasa konstruksi ( PU, konsultan &

(28)

57

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dalam suatu penelitian, serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Untuk mengetahui ketepatan data ini diperlukan teknik uji validitas. Adapun rumus korelasi yang dapat digunakan dalam teknik uji validitas ini adalah rumus korelasi yang dikemukakan oleh Pearson yang disebut rumus korelasi Product Momen.

Dimana :

= kondisi korelasi butir

∑x = jumlah skor tiap item yang diperoleh responden

∑y = jumlah skor total item yang dperoleh responden uji coba N = jumlah responden

( Arikunto, 1997:162)

Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment kemudian disubtitusikan ke dalam rumus uji t, dengan rumus sebagai berikut :

(29)

58

Hasil thitung tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga distribusi ttabel dengan taraf signifikasi () = 0,05 yang artinya peluang membuat kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga thitung > ttabel dengan taraf kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n - 1. Kriteria pengujian item adalah jika thitung lebih besar dari harga ttabel maka item tersebut valid.

Berikut dicontohkan untuk item pertanyaan no 1.

n = 20 ΣY = 4895

Selanjutunya adalah menghitung harga t

116

(30)

59

b. Uji Reabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrument yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Instrument harus reliabel maksudnya bahwa instrument tersebut sudah cukup baik sehingga mampu mnegungkap data yang bisa dipercaya. Adapun untuk menghitung reliabilitas instrumen adalah metode konsistensi internal.

Rumus yang digunakan dalam metode konsistensi internal adalah rumus Alpha Rumus metode alpha digunakan untuk mencari reliabilitas yang skornya bukan 1 dan 0 (Arikunto, 2010: 239).

(Riduwan, 2009: 115) Langkah-langkah untuk menguji reliabilitas instrumen dengan Metode Alpha sebagai berikut:

1) Menghitung Varians Skor tiap-tiap item

(Riduwan, 2009:115)

Dimana :

: Varians skor tiap-tiap item  : Jumlah kuadrat item Xi. (Xi)2 : Jumlah item Xi dikuadratkan N : Jumlah responden

(31)

60

(Riduwan, 2009:116) Dimana :

: Varians item ke-1,2,3,….n : Jumlah Varians semua item 3) Menghitung Varians total

(Riduwan, 2009:116)

Dimana :

: Varians total

 : Jumlah kuadrat X total. (Xi)2 : Jumlah X total dikuadratkan N : Jumlah responden

Kemudian masukkan nilai Varians item dan Varians total ke dalam rumus Alpha di atas. Hasil perhitungan koefisien dinyatakan dengan r11 kemudian dibandingkan dengan derajat reliabilitas sebagai pedoman penafsiran.

Tabel 3. 3 Nilai r Untuk Tingkat Reliabilitas Nilai r Reliabilitas

r11≤ 0,20 Sangat

Rendah 0,21 ≤ r11≤ 0,40 Rendah 0,41 ≤ r11≤ 0,60 Cukup 0,61 ≤ r11≤ 0,80 Tinggi 0,81 ≤ r11≤ 1,00 Sangat Tinggi Berikut dicontohkan untuk item pertanyaan no 1 n = 20

Σ(X)2

(32)

61

(ΣX)2

= 7569

Dengan cara yang sama harga varians seluruh item dihitung. Selanjutnya menghitung harga varians total:

Dengan cara yang sama dihitung harga varian seluruh item

Kemudian dilanjutkan dengan menghitung reliabilitas menggunakan rumus Alpha

(33)

62

3.7 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah semua data dari responden terkumpul.

3.7.1 Analisis Data penelitian

Analisis data merupakan langkah yang dilakukan dalam penelitian untuk menguraikan data-data dan temuan yang didapat dalam penelitian agar hasilnya dapat lebih dipahami para pembaca maupun oleh peneliti sendiri. Langkah-langkah tersebut meliputi:

a. Editing

Dalam mengolah data, pertama kali yang harus dilakukan adalah editing, yaitu melakukan edit, memilih atau meneliti angket satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket, sehingga terhindar dari kekeliruan dan kesalahan. Tujuan pengeditan data adalah untuk menjamin kelengkapan dan kesiapan data penelitian untuk proses analisis.

b. Pemberian Skor

Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor tehadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada lima, yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai.

(34)

63

Tabel 3. 4 Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor

Sangat sesuai 5

Sesuai 4

Cukup sesuai 3

Kurang sesuai 2

Tidak sesuai 1

c. Persentase Data

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi faktor yang paling dominan dalam pemilihan sekolah lanjutan, digunakan perhitungan persentase dengan rumus sebagai berikut :

(Sudjana, 2002 : 209)

Keterangan :

P: Persentase Jawaban fo: jumlah skor yang muncul N: jumlah skor total/skor ideal

Selanjutnya untuk melihat persentase dari setiap faktor, persentase jawaban di interpretasikan melalui interval berikut ini :

0 0

100 x N

(35)

64

Tabel 3. 5 Interpretasi persentase Persentase Kategori 81 % - 100 % Tuinggi

61 % - 80 % Cukup 40 % - 60 % Agak rendah 21 % - 40 % Rendah 0 % - 20 % Tidak berkorelasi

(36)
(37)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan jawaban rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan penelitian dan menganalisis data dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Dari aspek dan sub aspek yang diungkap di SMKN 2 Garut, semuanya memberi pengaruh bagi siswa dalam memilih sekolah lanjutannya. Dengan pengaruh yang bervariasi dari cukup tinggi, agak rendah dan rendah. Adapun faktof-faktor yang termasuk dalam kategori cukup tinggi yaitu, faktor motivasi siswa, faktor minat siswa, faktor keluarga dan faktor Informasi SMK . Sedangkan yang tergolong dalam kategori agak rendah yaitu faktor bakat yang dimiliki siswa, faktor guru SMP dan faktor alumni. Selanjutnya yang tergolong dalam kategori rendah adalah faktor teman. Dan faktor yang paling besar pengaruhnya dalam pemilihan sekolah lanjutan dalah faktor masyarakat. 2. Dari aspek dan sub aspek yang diungkap di SMKN 7 Garut, semuanya

(38)

89

yang dimiliki siswa. Selanjutnya yang termasuk dalam kategori agak rendah adalah faktor guru SMP, faktor Informasi SMK, faktor keluarga dan faktor alumni. selanjutnya faktor yang termasuk dalam kategori rendah adalah faktor teman. Dan faktor yang paling besar pengaruhnya dalam pemilihan seklah lanjutan dalah faktor masyarakat.

3. Dari aspek dan sub aspek yang diungkap di SMKN 9 Garut, semuanya memberi pengaruh bagi siswa dalam memilih sekolah lanjutannya. Dengan pengaruh yang bervariasi mulai dari kategori cukup tinggi, agak rendah dan rendah. Adapun yang masuk dalam kategori kategori cukup tinggi adalah faktor prospek lulusan SMK, faktor minat, faktor masyarakat, faktor motivasi, faktor Informasi SMK, faktor guru SMP, faktor bakat yang dimiliki siswa dan faktor keluarga. sedangkan yang termasuk dalam kategori agak rendah adalah faktor alumni. selanjutnya faktor yang termasuk dalam kategori rendah adalah faktor teman. Dan yang paling besar pengaruhnya dalam pemilihan seoklah lanjutan adalah faktor prospek lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan.

(39)

90

keluarga, dan faktor bakat yang dimiliki siswa. Sedangkan yang termasuk dalam kategori agak rendah adalah faktor guru SMPdan alumni SMP. selanjutnya faktor yang termasuk dalam kategori rendah adalah faktor teman. Dan yang paling besar pengaruhnya dalam pemilihan seklah lanjutan adalah faktor prospek lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan.

5.2 Saran

Setelah menarik kesimpulan, peneliti memiliki bebarapa saran yang diharapkan bisa menjadi masukan yang bermanfaat bagi semua pihak. Adapun saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak SMK

 Mengingat besarnya pengaruh dari faktor prospek kerja lulusan SMK, hendaknya meningkatkan upaya sosialisi tentang prospek lulusannya, baik kepada masyarakat maupun siswa SMP sekaligus menghadirkan alumni SMK bidang keahlian teknik bangunan untuk mengubah persepsi lulusan SMK bidang keahlian teknik bangunan bukan untuk menjadi kuli bangunan.

(40)

91

2. Bagi siswa SMK, tak perlu merasa rendah diri ataupun menyesal masuk SMK bidang keahlian teknik bangunan sehingga sekolah menjadi asal hadir dan asal mengumpilkan tugas, justru harus bangga karena jika ingin bekerja, industri jasa konstruksi membangun tanpa henti dan tentu membutuhkan tenaga kerja tingkat menegah yaitu lulusan SMK. Selanjutnya jika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, luluisan SMK mempunyai peluang yang sama dengan lulusan SMA. Begitupun bila ingin berwirausaha peluang untuk membuka usaha jasa perancangan gambar rumah sederhana masih terbuka.

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Aprihatin, Ria (2010). Hubungan Persepsi dengan Minat Siswa SMP Melanjutkan Pendidikan ke SMK Program Studi Keahlian Teknik Bangunan di Cirebon. Skripsi pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

---(2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Direktorat Dikmenjur. (2002). Sejarah Pendidikan Teknik dan Kejuruan di Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Hanif M. L. (2012) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi siswa jurusan teknik gambar bangunan di SMKN 2 Garut dalam Mengikuti Pembelajaran didalam Kelas. Skripsi FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Hidayati. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP) untuk Melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Komalasari, D. (2011). Pengaruh Pencitraan Minat Peserta Didik Kelas 3 SMP Memasuki Program Studi Keahlian Teknik Bangunan di Kota Bandung. Skripsi FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Menteri Pendidikan. (2003). Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003. Jakarta: Depdikbud.

Pratama P.A (2011). Studi tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan program studi pada mahasiswa jurusan pendidikan teknik sipil FPTK UPI. Skripsi FPTK UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Riduwan. (2010). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru – Karyawan Dan Peneliti Pemula (cetakan Ke-Enam). Bandung: Alfabeta.

Sardiman, A. M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Gambar

Gambar 3. 1 Paradigma penelitian
Tabel 3. 1 Jumlah populasi penelitian Tahun ajaran 2012/2013
Tabel 3. 2 Sampel yang diambil dari jumlah populasi
Tabel 3.3 Tabel kisi-kisi instrument uji coba
+5

Referensi

Dokumen terkait

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Aplikasi yang dihasilkan pada penelitian ini sudah menerapkan perancangan yang telah dilakukan seperti: (1) aplikasi ini dapat mengidentifikasi kondisi anak dan remaja

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

[r]

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga