• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI :Studi Pada Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI :Studi Pada Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Bandung."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMENUHI

TUNTUTAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

(Studi Pada Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Bandung)

DISERTASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Doktor Ilmu Pendidikan

Dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

Promovendus :

NURUDIN

NIM 1006998

PROGRAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

ABSTRAK

Promovendus : Nurudin (1006998).

Implementasi Kurikulum Untuk Memenuhi Tuntutan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (Studi Pada Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Bandung)-2013

Promotor : Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd

Idealnya lulusan SMK Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dapat terserap secara maksimal ke dunia kerja yaitu DUDI, untuk itu pembelajaran di SMK TKR dirancang dengan memberikan porsi lebih pada praktek kerja, sehingga terjadi Link and Match antara kurikulum dengan tuntutan DUDI. Tetapi kenyataannya hasil uji kompetensi tidak sepenuhnya diakui DUDI, karena DUDI lebih memilih menilai kompetensi berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri. Hal ini terjadi karena pihak DUDI belum sepenuhnya terlibat mulai dari, perencanaan, pengorganisasian, implementasi dan evaluasi kegiatan pembelajaran TKR. Berangkat dari permasalahan tersebut, penelitian ini mencoba mengetahui tentang implementasi kurikulum SMK untuk memenuhi tuntutan DUDI pada kompetensi keahlian TKR, dengan menjawab empat rumusan masalah, yaitu tentang; desain kurikulum TKR, proses implementasi kurikulum TKR, penguasaan kompetensi keahlian TKR. dan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum TKR. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan Concurrent Mixed Methods (metode kombinasi model campuran) dengan Concurrent Triangulation Strategy. Subjek penelitian adalah 90 guru TKR pada enam SMK keahlian TKR di Bandung. Teknik pengumpulan data yang pelaksanaan, dan evaluasi guru sudah melaksanakan dengan baik. Keterlibatan DUDI hanya terbatas pada prakerin, kecuali SMK yang bermitra dengan DUDI. 3) Hasil penguasaan Kompetensi Keahlian TKR yang dimiliki siswa belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan DUDI, dan 4) Faktor sarana dan prasarana praktek merupakan faktor yang sangat vital mempengaruhi implementasi kurikulum TKR. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka implikasi dari penelitian ini sekolah harus bermitra dengan DUDI dan melengkapi sarana prasarana praktek TKR, serta pihak DUDI harus terlibat mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendidikan.

(4)

ABSTRACT

Promovendus : Nurudin (1006998). The Implementation of Curriculum to Meet the Demands of Business World and the World of Industries (Studies on Automotive Engineering Skills Program, Skill Competency of Light Vehicle Engineering in Bandung SMK) -2013Promotor : Prof. Dr. H. As’ari Djohar, M.Pd

Ideally the graduations of Vocational School (SMK) on Skill Competency of Light Vehicle Engineering (TKR) or Light Vehicle Engineering Skill can be optimally absorbed into the work world or DUDI, therefore learning in Vocational School (SMK) on TKR program is designed to focus on practice, so that it can produce Link and Match between curriculum and the demands of DUDI. But the fact shows that the test results are not fully recognized by DUDI, because DUDI prefer assessing the competency based on the criteria determined. This happens because the DUDI has not fully involved yet in planning, organizing, implementation and evaluation of learning activities on TKR program. Because of these problems, this study try to know about the implementation of the vocational curriculum to meet the demands of the DUDI on competency skills of TKR, by answering four formulations of the research problem about TKR curriculum design, the process of TKR curriculum implementation, the mastery of TKR skills competency and some factors that influence TKR curriculum implementation. The approach used in this research is Concurrent Mixed Methods (metode kombinasi model campuran) with Concurrent Triangulation Strategy. The subjects of the research are 90 TKR teachers of six vocational school (SMK) with TKR program in Bandung. Data collection techniques used in this research are observation, questionnaires, interviews, and document analysis. The results of this study shows that: 1) In general the design of TKR curriculum of vocational school (SMK) is almost the same for all vocational school being researched, what makes it different is the design of TKR curriculum of vocational school (SMK) that involves DUDI in it like SMK A and SMK B. 2) In the process of TKR curriculum implementation which start from planning, implementation, and evaluation has already been done well by teachers. The Involvement DUDI is confined only on prakerin (apprentice program), except the vocational school (SMK) which has a partnership with DUDI. 3) The results of TKR Skills Competency mastery of the student has not fully complied with the demands

(5)

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

BAB. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 19

C. Rumusan Masalah ... 20

D. Pertanyaan Penelitian ... 21

D. Tujuan Penelitian ... 21

E. Manfaat Penelitian ... 22

(6)

BAB. II. IMPLEMENTASI KURIKULUM UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI

A. Konsep Kurikulum ... 24

B. Desain Kurikulum ... 30

1. Pengertian Desain Kurikulum ... 30

2. Prinsip-prinsip Desain Kurikulum ... 34

3. Model-model Desain Kurikulum ... 35

4. Model Desain Kurikulum SMK TKR ... 43

C. Pendidikan Vokasional dan Kurikulum Vokasional ... 44

1. Pendidikan Vokasional ... 44

2. Kurikulum Vokasional ... 46

D. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ... 52

1. Karakteristik SMK ... 52

a. Hakikat Praktek Kerja Industri ... 63

b. Dasar-dasar Pelaksanaan Praktek Kerja Industri ... 65

c. Tujuan Praktik Kerja Industri ... 66

4. Kurikulum SMK Program Keahlian Teknik Otomotif ... 67

(7)

2. Pendekatan dalam Implementasi Kurikulum ... 76

3. Model-model Implementasi Kurikulum ... 78

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum .. 79

5. Komponen-komponen Implementasi Kurikulum ... 83

6. Karakteristik Implementasi Kurikulum SMK ... 88 A. Pendekatan Penelitian ... 105

B. Desain Penelitian ... 108

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 112

D. Metode Pengumpulan Data ... 114

1. Prosedur Sampling ... 115

a. Penelitian Kualitatif ... 115

b. Penelitian Kuantitatif ... 116

2. Peruntukan ... 117

3. Informasi Yang Akan Dikumpulkan ... 118

a. Penelitian Kualitatif ... 118

b. Penelitian Kuantitatif ... 120

4. Merekam Data ... 121

a. Penelitian Kualitatif ... 121

b. Penelitian Kuantitatif ... 122

(8)

E. Prosedur Analisis Data ... 123

1. Mempersiapkan Data Untuk Analisis ... 124

2. Mengeksplorasi Data ... 125

3. Menganalisis Data ... 126

4. Merepresentasikan Analisis Data ... 127

5. Memvalidasi Data ... 127

a. Validasi Penelitian Kualitatif ... 127

b. Validasi Penelitian Kuantitatif ... 134

6. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 135

F. Meta Analisis ... 140

1. Uji Normalitas Data ... 140

2. Uji Homogenitas ... 141

3. Analisis Korelasi ... 142

4. Pengujian Hipotesis ... 144

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK-SMK Yang Diteliti ... 146

B. Hasil Penelitian Kualitatif ... 152

1. Desain Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR ... 152

a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Penyusunan Visi dan Misi Sekolah Kompetensi TKR di SMK yang diteliti ... 152

b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Penyusunan KTSP Kompetensi TKR di SMK yang diteliti ... 153

c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Rumusan Kompetensi Lulusan Keahlian TKR di SMK yang diteliti ... 154

d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang RPP dan Silabus Kompetensi Keahlian TKR di SMK yang diteliti ... 156

e. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Sebaran Mata Pelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK yang diteliti . 157 f. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Beban Belajar Kompetensi Keahlian TKR di SMK yang diteliti ... 159

(9)

Penyusunan KTSP Kompetensi Keahlian TKR

di SMK yang diteliti ... 160

2. Proses Implementasi Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR .. 161 a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Perencanaan

Pembelajaran Produktif TKR di SMK yang diteliti ... 161 b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran Produktif TKR

di SMK yang diteliti ... 162 c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Yang Diharapkan

Setelah Siswa Menempuh Proses Pembelajaran

TKR di SMK yang diteliti ... 167 d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Perlu Tidaknya

Pembelajaran TKR Diajarkan di DUDI ... 168 3. Penguasaan Kompetensi Keahlian TKR

Terhadap Keterpakaian Oleh DUDI ... 169 a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Uji Kompetensi

Keahlian TKR di SMK ... 169 b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Tujuan Kompetensi

Keahlian TKR di SMK ... 171 c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Hasil Penguasaan

Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 172 d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Kompetensi Lain

Selain Dari Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 173 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR Dalam Memenuhi

Tuntutan DUDI ... 174 a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Faktor Pendukung

Dalam Penerapan Strategi Pembelajaran

Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 174 b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Faktor Vital

Dalam Melaksanakan Pembelajaran Kompetensi

Keahlian TKR di SMK ... 175 c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Kesulitan

(10)

Keahlian TKR di SMK ... 175 d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Hambatan

Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 176

C. Hasil Penelitian Kuantitatif ... 177 1. Desain Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR ... 177

a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Penyusunan Visi dan Misi Sekolah Kompetensi TKR

di SMK yang diteliti ... 177 b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Penyusunan KTSP

Kompetensi TKR di SMK yang diteliti ... 179 c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Rumusan Kompetensi Lulusan Keahlian TKR di SMK yang diteliti ... 181

d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang RPP dan Silabus

Kompetensi Keahlian TKR di SMK yang diteliti ... 185 e. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Sebaran Mata

Pelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK yang diteliti . 192 f. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Beban Belajar

Kompetensi Keahlian TKR di SMK yang diteliti ... 195 g. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Hambatan Dalam

Penyusunan KTSP Kompetensi Keahlian TKR

di SMK yang diteliti ... 197 2. Proses Implementasi Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR .. 200

a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Perencanaan

Pembelajaran Produktif TKR di SMK yang diteliti ... 200 b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran Produktif TKR

di SMK yang diteliti ... 204 c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Yang Diharapkan

Setelah Siswa Menempuh Proses Pembelajaran

TKR di SMK yang diteliti ... 218 d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Perlu Tidaknya

(11)

3. Penguasaan Kompetensi Keahlian TKR

Terhadap Keterpakaian Oleh DUDI... 223

a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Uji Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 223

b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Tujuan Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 225

c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Hasil Penguasaan Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 228

d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Kompetensi Lain Selain Dari Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 231

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR Dalam Memenuhi Tuntutan DUDI ... 236

a. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Faktor Pendukung Dalam Penerapan Strategi Pembelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 236

b. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Faktor Vital Dalam Melaksanakan Pembelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 238

c. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Kesulitan Dalam Melaksanakan Pembelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 241

d. Deskripsi Pandangan Guru Tentang Hambatan Dalam Mengimplementasikan Pembelajaran Kompetensi Keahlian TKR di SMK ... 243

5. Meta Analisis ... 257

a. Uji Normalitas Data... 258

b. Uji Homogenitas ... 272

c. Analisis Korelasi ... 278

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 289

1. Desain Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR ... 289

2. Proses Implementasi Kurikulum Kompetensi Keahlian TKR .. 294

3. Penguasaan Kompetensi Keahlian TKR Terhadap Keterpakaian Oleh DUDI... 300

(12)

5. Hasil Analisis Dengan Menerapkan Prosedur

Statistik Memakai SPSS 20 ... 318

BAB. V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 320

B. Implikasi Hasil Penelitian ... 323

C. Rekomendasi ... 324

DAFTAR PUSTAKA ... xxvii

RIWAYAT HIDUP PENELITI ... xxxv

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan seperti dimuat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di dalamnya mencakup dasar, fungsi, tujuan pendidikan, prinsif penyelenggaraan pendidikan, penjamin kualitas pendidikan serta peran serta masyarakat dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan tersebut dibuat untuk menghasilkan pendidikan Indonesia yang baik dan lulusan berkualitas disemua jenjang pendidikan.

(14)

Dijelaskan pula dalam Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK, bahwa tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, SMK merupakan jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu, melihat peluang kerja, kemampuan beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan diri dikemudian hari. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, kurikulum SMK disusun dengan memperhatikan tahap perkembangan siswa dan kesesuaian dengan jenis pekerjaan, lingkungan sosial, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian.

Kurikulum SMK dikembangkan dengan memperhatikan berbagai dinamika kebutuhan masyarakat, tidak meninggalkan akar budaya Indonesia, tata nilai dan opini sosiologis masyarakat. Kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip deversifikasi, memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi daerah maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(15)

menengah, sesuai dengan kompetensi dalam program keahliannya. 2) Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya. 3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahliannya.

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah yang mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh BSNP, bahwa setiap satuan pendidikan dalam hal ini SMK diharapkan dapat menyiapkan kurikulum yang akan digunakan sebagai kurikulum operasional sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi lulusan.

Kurikulum SMK menurut konsepsi kurikulum termasuk ke dalam Technology

and the Curriculum, sebagaimana diungkapkan McNeil. John D (1984:45) tentang

karakteristik kurikulum teknologis sebagai berikut:

“Objectives have a behavioral or empirical emphasis. They specify learning

(16)

as psychomotor and cognitive objectives. Indeed, some technological systems do feature affective objectives. Typically, however, teh objectives are detailed, specific, and skill-oriented. ...”

Pada konsepsi kurikulum ini, tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus yang disebut tujuan instruksional. Tujuan ini menggambarkan perilaku, perbuatan atau kecakapan (keterampilan) yang dapat diamati atau diukur.

(17)

waktunya disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK) disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi keahlian untuk memenuhi standar kompetensi di dunia kerja.

Standar kompetensi program produktif ditetapkan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku di dunia kerja. Direktorat Pembinaan SMK telah menyiapkan standar kompetensi dimaksud dalam bentuk SK dan KD. Mata pelajaran DKK dan KK yang dimuat dalam spektrum keahlian meliputi : 1) Standar kompetensi mata pelajaran kompetensi kejuruan, diambil dari SKK atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja untuk level kualifikasi lulusan SMK; dan 2) Standar kompetensi mata pelajaran dasar kejuruan, diambil dari SKK atau standar kompetensi kerja lain yang berlaku di dunia kerja yang merupakan kompetensi prasyarat untuk kompetensi keahlian tertentu, atau berdasarkan akar keilmuan yang disusun oleh SMK bersama komite sekolah berdasarkan tuntutan kebutuhan mata pelajaran kompetensi kejuruan untuk kompetensi keahlian tertentu.

(18)

dan Standar Kompetensi Lulusan (Permendiknas No.23 tahun 2006) yang telah ditetapkan dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk mata pelajaran produktif mengikuti SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja. Untuk bidang manufaktur yaitu sektor otomotif dengan Kep. 116/MEN/VII/2004 (sub sektor Kendaraan Ringan) dan Kep. 95/MEN/IV/2005 (sub sektor Sepeda Motor).

SMK Bidang Keahlian Teknik Mekanik Otomotif bertujuan menyiapkan siswa/tamatan untuk : 1) Menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif; 2) Menjadi tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini dan masa yang akan datang dalam lingkup keahlian Teknik Mesin khususnya Teknik Mekanik Otomotif; 3) Mampu berkompetisi dan mengembangkan diri dalam lingkup keahlian Teknik Mesin khususnya Teknik Mekanik Otomotif; dan 4) mampu mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahlian Teknik Mesin, khususnya Teknik Mekanik Otomotif.

(19)

Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran berbasis kompetensi menganut prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) untuk dapat menguasai sikap (attitude), ilmu pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skills) agar dapat bekerja sesuai profesinya. Untuk dapat belajar secara tuntas, dikembangkan prinsip pembelajaran: 1) Learning by doing (belajar melalui aktivitas/kegiatan nyata, yang memberikan pengalaman belajar bermakna), dikembangkan menjadi pemelajaran berbasis produksi. 2) Individualized learning (pembelajaran dengan memperhatikan keunikan setiap individu) dilaksanakan dengan sistem modular.(Kurikulum SMK Edisi 2004)

Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tersebut, dilakukan melalui alternatif : 1) Jalur kelas industri/employed, dimana peserta didik belajar di sekolah dan di industri. 2) Jalur kelas wiraswasta/mandiri/self-employed, dimana peserta didik belajar dan berlatih berwiraswasta di sekolah dan berusaha secara mandiri. Pemilihan jalur itu dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan peserta didik, kondisi sekolah, industri serta dunia kerja..

(20)

mengikuti pendidikan secara paruh waktu karena sambil bekerja atau mengambil program/kompetensi diberbagai institusi pendidikan lain, dan 3) Pendidikan jarak jauh; peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya tanpa perlu hadir secara fisik di sekolah, diterapkan secara terbatas hanya bagi mata diklat atau kompetensi yang memungkinkan.

SMK sangat erat kaitannya dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), maka diharapkan siswa SMK disiapkan untuk langsung bekerja setelah lulus, program pembelajaran di SMK dirancang dengan memberikan porsi lebih pada praktek kerja. Dengan pola kemitraan tersebut siswa SMK dapat mengikuti program magang, praktek kerja lapangan ataupun Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) pada DUDI, sehingga terjadi link and match antara kurikulum dengan kemajuan DUDI. Dalam program magang tersebut yang ditekankan kepada siswa adalah sikap disiplin. Siswa harus melihat program magang sebagai suatu kesempatan untuk benar-benar membekali diri dengan keterampilan yang dibutuhkan di dalam dunia kerja, sehingga siswa harus berdisiplin diri dan memanfaatkan kesempatan tersebut semaksimal mungkin dan tidak bisa bersikap menganggap enteng.

Kenyataan yang terjadi bahwa kompetensi lulusan SMK yang dihasilkan tidak sepenuhnya diakui DUDI, hal ini terungkap dalam Suara Merdeka Cybernews minggu ke-3 Juli 2010 :

(21)

kompetensi sendiri secara langsung. Tuntutan dunia usaha/industri cenderung memilih jalan sendiri, artinya tidak memilih ukuran kompetensi lulusan SMK menurut versi Kemendiknas dan juga menurut versi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) atau LSP”.

Untuk menjawab tuntutan DUDI di atas, maka orientasi yang utama di SMK adalah pembekalan keterampilan untuk anak didik agar dapat survival dalam kehidupannya. Sehingga program pembelajaran di SMK diarahkan sebagai kegiatan pembekalan kepada anak didik, khususnya aspek keterampilan produktif yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai sarana menghadapi kehidupan di masyarakat. Selain itu proses pembelajaran di SMK diarahkan sebagai jawaban atas kondisi di masyarakat yang menuntut anak-anak siap melakukan kegiatan produktif dalam kehidupannya.

(22)

bekerja. Hal ini agar tidak menimbulkan gejala mismatch yang pada akhirnya melahirkan lulusan underqualified.

Salah satu bentuk kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengantisipasi gejala mismatch adalah kebijakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). PSG yang diselenggarakan SMK ini, merupakan salah satu bentuk implementasi kebijakan

link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Bentuk penyelenggaraan

PSG menekankan pada pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sitematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dengan program keahlian yang diperoleh langsung di perusahaan. Sistem ini berusaha mengintegrasikan kepentingan dunia pendidikan dengan DUDI. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan relevansi lulusan SMK, baik pengetahuan, keterampilan maupun etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja, sehingga siap masuk kepasaran kerja. Melalui PSG ini diharapkan ada kesesuaian antara mutu dan relevansi yang dimiliki lulusan, dengan tuntutan dunia kerja.

(23)

kompetensi yang mampu didemonstrasikan oleh siswa setelah mengikuti proses pendidikan dan pelatihan, sedangkan relevan berarti adanya kesesuaian antara kompetensi yang diajarkan oleh SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh DUDI.

Dalam rangka menghasilkan lulusan yang relevan itu, maka keterlibatan sektor DUDI dalam proses pendidikan merupakan keniscayaan. Sehingga tidak hanya ditangani oleh SMK saja, tetapi harus melibatkan pihak-pihak yang terkait dengan dunia kerja, khususnya DUDI. Untuk mencapai keterkaitan dan kesesuaian antara SMK dengan DUDI, maka pihak DUDI harus terlibat mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pendidikan. Keterlibatan pihak DUDI ini tidak hanya pada kegiatan praktek kerja industri saja tetapi seluruh kegiatan pendidikan, seperti penerimaan siswa baru, penyusunan kurikulum, penyelenggaraan pembelajaran di sekolah, penyelenggaraan prakerin, ujian kompetensi sampai dengan pemasaran alumni ke dunia kerja.

(24)

Hal ini tergambar dalam laporan BPS sebagaimana disampaikan Arizal Ahnaf (Tribun Jabar, 6 Januari 2009) menyatakan :

“Angka pengangguran pada Agustus 2008 berdasarkan pendidikan didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Data Badan Pusat Statistik atau BPS menyebutkan, lulusan SMK tertinggi yakni 17,26 persen, disusul tamatan SMA (Sekolah Menengah Atas) 14,31 persen, lulusan universitas 12,59 persen, serta Diploma I/II/III 11,21 persen. Tamatan SD ke bawah justru paling sedikit menganggur yakni 4,57 persen dan SMP 9,39 persen.”

Data tersebut menunjukkan bahwa SMK sebagai sekolah yang tujuan utamanya mencetak lulusannya sebagai tenaga kerja tingkat menengah, tidak terserap oleh DUDI. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi yang dihasilkan lulusan SMK, tidak semuanya relevan dengan tuntutan harapan DUDI.

Berkaitan dengan keterserapan SMK di dunia kerja, menurut (Samsudi, 2008:1) dalam pidato Dies Natalis ke-43 Unnes mengatakan,

“...idealnya secara nasional lulusan SMK yang bisa langsung memasuki dunia kerja sekitar 80-85%, sedang selama ini yang terserap baru 61%. Pada tahun 2006 lulusan SMK di Indonesia mencapai 628.285 orang, sedangkan proyeksi penyerapan atau kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK tahun 2007 hanya 385.986 atau sekitar

61,43%”.

(25)

Dijelaskan juga oleh Joko Sutrisno pada Kompas (27 Januari 2012), tentang keterserapan lulusan SMK di dunia kerja sebagai berikut :

“Pendidikan siswa di sekolah menengah kejuruan tak bisa lagi hanya menyiapkan tenaga kerja siap pakai di dunia usaha dan industri. Para siswa yang telah ditingkatkan kompetensinya sesuai kebutuhan dunia kerja perlu juga dibekali kemampuan berwirausaha agar bisa mandiri. Kajian Bank Dunia, keterserapan lulusan SMK di dunia kerja berkisar 70 persen. Bekal kemampuan berwirausaha membuat lulusan SMK yang tidak terserap dunia kerja bisa mandiri”.

Pemberdayaan di SMK harus menjadi target supaya tidak sekadar menyiapkan tenaga kerja siap pakai, demikian pula dengan potensi di SMK yang bisa dipakai untuk mendorong lahirnya industri lokal secara kerja sama dengan industri. Untuk itu SMK harus mampu mengembangkan kewirausahaan kepada para siswanya, selain kompetensi keahlian yang dimilikinya.

Dari pernyataan-pernyataan di atas, maka reformasi pendidikan menengah kejuruan dalam hal ini SMK harus segera digulirkan agar membawa perubahan khususnya pada orientasi paradigma pengembangan SMK yang market driven, mengacu pada standar kompetensi kerja yang berlaku di industri, dan tamatan atau

drop out yang mampu bekerja secara mandiri atau mengisi formasi pekerjaan di

(26)
(27)

Faktor lain yang sangat berpengaruh agar dapat menghasilkan lulusan yang bermutu dan siap kerja, memiliki kompetensi sesuai dengan pekerjaannya, memiliki daya adaptasi, adalah masalah implementasi kurikulum SMK dan pendekatan pembelajaran yang belum dilaksanakan secara maksimal. Implementasi kurikulum SMK diyakini belum optimal diterapkan dalam proses belajar mengajar di SMK, sehingga siswa tidak bisa langsung bekerja setelah lulus. Tentang implementasi kurikulum SMK program produktif, hasil penelitian Purwana (2009 : 326) menyimpulkan bahwa:

“Simpulan hasil implementasi kurikulum melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan melalui kegiatan ujicoba pembelajaran di sekolah sesuai dengan agenda pembelajaran guru. Hasil ujicoba menunjukkan, bahwa untuk mendapatkan proses pembelajaran yang baik, siswa harus berada pada kondisi benar-benar siap untuk belajar. Berdasarkan uji statistik menunjukkan, bahwa desain pembelajaran yang diimplementasikan terbukti efektif untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar siswa. Hasil ujicoba pada pembelajaran praktik dapat dinyatakan bahwa siswa mampu mengerjakan tugas-tugas praktik sesuai dengan petunjuk pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru”

Sehingga hasil penelitian ini berimplikasi bahwa implementasi kurikulum SMK program produktif akan efektif apabila siswa berada pada kondisi benar-benar siap untuk belajar. Selain itu harus didukung dengan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran serta dukungan sarana prasarana pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran.

(28)

yang mempengaruhi implementasi kurikulum secara eksternal adalah: politis, sosial, ekonomi, teknologi, lingkungan, dan psikologi anak. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi secara internal adalah: guru, siswa, sumber daya, fasilitas, kemandirian kepala sekolah, lingkungan yang kondusif, serta evaluasi.

Kebijakan yang di buat oleh pemerintah mengenai koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat, penetapan kerangka dasar dan struktur kurikulum yang dibuat oleh pengembang kurikulum, perencanaan kebutuhan dan pengadaan pendidik, pengalokasian dana pendidikan oleh pemerintah merupakan faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum secara eksternal

Mengenai faktor guru diungkapkan Nana Syaodih dalam Rusman (2009:75), bahwa untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana. Sebagus apapun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki, tetapi keberhasilannya sangat tergantung pada guru. Kurikulum yang sederhanapun apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik daripada desain kurikulum yang hebat tetapi kemampuan, semangat dan dedikasi gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi kurikulum.

(29)

“ Guru-guru terlihat masih mengalami kesulitan menerapkan standar kompetensi industri dalam pembelajaran, terutama mengaitkan kegiatan di sekolah dengan aplikasinya di industri. Kegiatan pembelajaran yang ditampilkan guru di sekolah masih seperti sebelumnya, sedikit yang berubah sesuai dengan tuntutan PSG. Keadaan ini, sejalan dengan masih dangkalnya pemahaman guru-guru tentang konsep inovasi yang melekat di dalam PSG dan konsep penerapannya”

Nampak jelas bahwa peranan guru, dalam hal ini kompetensi yang dimilikinya sangat besar pengaruhnya untuk mengimplementasikan kurikulum SMK yang ada. Sehingga apabila gurunya memiliki kemampuan, semangat, dan dedikasi yang tinggi, apalagi dapat berinovasi dalam mengimplementasikan kurikulum SMK akan berujung kepada mutu lulusan yang dapat diterima di DUDI.

Implementasi kurikulum seharusnya juga menempatkan pengembangan kreatifitas siswa lebih dari penguasaan materi. Dalam kaitan ini, siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Komunikasi dalam pembelajaran yang multiarah seyogianya dikembangkan sehingga pembelajaran kognitif dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa tidak hanya penguasaan materi (Rusman. 2009:75).

(30)

belajar tersebut perlu didayagunakan seoptimal mungkin, dipelihara, dan disimpan dengan sebaik-baiknya.

Profesionalisme dan kemandirian kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah agar dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Untuk menyukseskan implementasi kurikulum tersebut, diperlukan kepala sekolah yang profesional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa yang tepat untuk meningkatkan mutu sekolah. Kemandirian kepala sekolah diperlukan, untuk memobilisasi sumber daya sekolah kaitannya dengan perencanaan dan evaluasi program sekolah, pengembangan silabus, pembelajaran, pengelolaan ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat, dan penciptaan iklim sekolah.

(31)

Evaluasi dalam bentuk pengujian mempunyai pengaruh yang besar terhadap implementasi kurikulum. Pengujian dimaksud meliputi pengujian teori dan pengujian praktek yang dituangkan dalam uji kompetensi, yang dilaksanakan atas kerjasama sekolah dengan pihak DUDI, hal itu perlu dilakukan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki siswa. Sehingga hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan dasar untuk perbaikan implementasi kurikulum berikutnya.

Berdasarkan pemaparan di atas tentang kurikulum SMK, implementasi kurikulum SMK, dan beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam implementasi kurikulum SMK untuk memenuhi tuntutan DUDI, kiranya perlu memfokuskan permasalahan di dalam penelitian ini. Adapun fokus masalah lebih dalam penelitian ini ditekankan kepada bagaimana proses implementasi kurikulum yang sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), pada SMK Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

(32)

implementasi kurikulum yang sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), pada SMK Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, sebagai berikut :

1. Dalam penyusunan Desain Kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan belum sepenuhnya melibatkan Tim Pengembang Kurikulum dan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).

2. Desain Kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan belum memperhatikan analisis konteks dan analisis keunggulan lokal.

3. Proses implementasi kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan pelaksanaannya belum optimal.

4. Proses implementasi kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan belum sepenuhnya melibatkan fihak DUDI.

5. Hasil penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan terhadap keterpakaian oleh DUDI belum sepenuhnya terserap.

6. Beberapa hasil penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan belum sesuai dengan kompetensi yang diharapkan DUDI

7. Banyak faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dalam memenuhi tuntutan DUDI.

(33)

Berdasarkan beberapa identifikasi masalah tersebut, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah proses implementasi kurikulum yang sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), pada SMK Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan

Ringan.?”

Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan pada gambar 1.1. kerangka konseptual fokus penelitian berikut:

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Fokus Penelitian

KOMPETENSI

(34)

D. PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dikemukakan beberapa pertanyaan penelitian, antara lain :

1. Bagaimanakah desain kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ?

2. Bagaimanakah proses implementasi kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan ?

3. Bagaimanakah hasil penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, terhadap keterpakaian oleh DUDI ?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dalam memenuhi tuntutan DUDI ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap informasi yang berkaitan dengan :

1. Mengetahui desain kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

(35)

3. Mengetahui sejauhmana hasil penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, terhadap keterpakaian oleh DUDI

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dalam memenuhi tuntutan DUDI

F. MANFAAT PENELITIAN

Apabila tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka hasil penelitian akan memiliki manfaat teoritis dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan beberapa dalil terutama pada implementasi kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Studi Teknik Otomotif, Keahlian teknik Kendaraan Ringan yang relevan untuk memenuhi tuntutan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah ; guna pengembangan lebih lanjut dari kurikulum SMK Program Studi Teknik Otomotif, Keahlian Teknik Kendaraan Ringan agar lebih inovatif. b. Bagi Guru ; sebagai acuan dalam proses implementasi kurikulum dalam

(36)

c. Bagi DUDI : sebagai pegangan dalam perekrutan tenaga kerja mekanik, khususnya kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

G. DEFINISI OPERASIONAL

Terdapat dua variabel yang sangat penting untuk didefinisikan secara operasional agar dapat memberikan gambaran yang jelas terhadap pelaksanaan penelitian ini. Kedua variabel tersebut adalah:

1. Implementasi Kurikulum Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

Implementasi kurikulum Keahlian Teknik Kendaraan Ringan adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional serta fisiknya. Proses Implementasi kurikulum teknik kendaraan ringan meliputi: Teori Dasar Kejuruan (TDK), Praktek Dasar Kejuruan (PDK), Praktek Kejuruan (PK), dan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN).

2. Kurikulum SMK Keahlian Teknik Kendaraan Ringan

(37)
(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. PENDEKATAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dalam rangka berupaya memperoleh informasi tentang implementasi kurikulum yang sesuai dengan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), pada SMK Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Untuk kepentingan tersebut, peneliti membutuhkan data-data yang berhubungan dengan; 1) Desain Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, 2) Proses Implementasi Kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, 3) Hasil Penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, terhadap keterpakaian oleh DUDI, dan 4) Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dalam memenuhi tuntutan DUDI. Bahan informasi tersebut berupa data-data kualitatif dan kuantitatif yang kemudian menjadi bahan analisis dari objek yang diteliti untuk menghasilkan proses implementasi kurikulum di SMK yang sesuai dengan tuntutan DUDI.

(39)

“Mixed methods research is a research design with philosophical assumptions as well as methods of inquiry. As a methodology , it involves philosophical assumptions that guide the direction of the collection and analysis of data and the mixture of qualitative and quantitative approaches in many phases in the research process. As a method , it focuses on collecting, analizing, and mixing both quantitative and qualitative data in a single study in series of studies. Its central premise is that the use of quantitative and qualitative approaches in combination

provides a better understanding of research problems that either approach alone”

Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal itu mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian.

Berdasarkan data yang ingin diperoleh pada penelitian ini, maka peneliti menggunakan pendekatan Concurrent Mixed Methods (metode kombinasi model campuran). Metode penelitian kombinasi model ini, merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggabungkan data kualitatif dan kuantitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah penelitian sebagaimana disebutkan dalam pertanyaan penelitian.

(40)

fenomena-fenomena kegiatan pendidikan, pembelajaran, implementasi kurikulum pada berbagai jenis, jenjang dan satuan pendidikan”. Penelitian deskriptif pada penelitian ini berlaku untuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Fokus penggabungan lebih pada teknik pengumpulan data dan analisis data, sehingga peneliti dapat membandingkan seluruh data yang diperoleh dari kedua metode tersebut.

Berdasarkan data yang ingin diperoleh tersebut, maka peneliti menggunakan pendekatan Concurrent Triangulation Strategy sebagaimana disebutkan Creswell dalam Sugiyono (2011:411) :

“Concurren Triangulation: strategy in mixed methods is an approach in which the researcher collects both quantitative and qualitative data concurrently and then compares the two databases to determine if there is convergence, different or some combination”

Dalam model ini peneliti menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh untuk kemudian dapat ditemukaan data yang dapat digabungkan dan yang dibedakan.

(41)

penelitian ini disajikan secara sekuen atau berurutan, dengan menyajikan hasil penelitian kualitatif dan selanjutnya hasil penelitian kuantitatif.

Dalam penelitian ini, pencampuran (mixing) terjadi pada saat peneliti sampai pada tahap interpretasi dan pembahasan. Pencampuran tersebut dilakukan dengan membahas hasil penelitian kualitatif dengan hasil penelitian kuantitatif dengan membandingkan beberapa dokumen yang berlaku, serta beberapa kajian teori yang relevan.

B. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dengan menggunakan desain Concurrent

Triangulation Strategy: Convergence Model, sebagaimana digambarkan Creswell

(42)

Gambar 3.1. Desain Penelitian Concurrent Triangulation Strateg

(43)
(44)

Tahapan Penelitian

1. Tahap Pertama

Pada tahap pertama peneliti mengidentifikasi masalah-masalah, baik masalah kualitatif maupun masalah kuantitatif. Selanjutnya peneliti memilah masalah-masalah yang sejenis berdasarkan fokus penelitian. Pada saat menggunakan metode kualitatif peneliti mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, focus group discussion, dan studi dokumentasi, dengan sendirinya peneliti harus memperkuat diri menjadi

human instrument. Dari informasi-informasi yang didapat peneliti menentukan

(45)

2. Tahap Kedua

Pada tahap kedua merupakan kegiatan peneliti untuk mengumpulkan data-data yang ada di lapangan, baik data-data kualitatif maupun data-data kuantitatif. Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu peneliti membuat instrumen penelitian, baik instrumen penelitian untuk kualitatif ataupun instrument penelitian untuk kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan beberapa teknik, diantaranya: a) observasi, b) wawancara, c) dokumentasi, dan d) triangulasi/ gabungan. Sedangkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan ; a) wawancara, baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur, b) kuesioner/angket, dan c) observasi. Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif secara konkuren (dalam satu waktu). Data yang telah terkumpul dianalisis, baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis secara kualitatif, sedangkan data kuantitatif yang telah selesai dikumpulkan dibahas dan dianalisis dengan statistik,

3. Tahap Ketiga

(46)

satu jenis data penelitian menjadi jenis data lain sehingga keduanya dapat mudah diperbandingkan, dan 2) Mengintegrasikan atau menkomparasikan hasil-hasil dari dua data tersebut secara berdampingan dalam pembahasan. Hasil dari pembahsan secara konkaren tersebut dibuat kesimpulan juga rekomendasi sebagai tindak lanjut penelitian selanjutya.

C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SMK di Bandung, khususnya yang membuka Program Studi Keahlian Teknik Otomotif, Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Masing-masing SMK melibatkan sejumlah subjek, yaitu ketua program studi, guru/instruktur program produktif, pembimbing lapangan/industri, asesor eksternal, dan siswa. Dengan demikian lokasi dan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, dengan mempertimbangkan tahap-tahap penelitian serta tujuan khusus penelitian.

Penelitian ini mengambil beberapa tempat penelitian di SMK di Bandung dan beberapa Industri Otomotif rekanan dari sekolah tersebut. Untuk penelitian di SMK dengan tiga kategori, yaitu;

1) Dua SMK dengan katagori sekolah unggul (RSBI), yaitu SMKN 6 dan SMKN 8 Bandung

(47)

3) Dua SMK katagori sekolah bawah, yaitu SMK Medina Bandung dan SMK Widya Dirgantara Bandung.

Pemilihan SMK kategori unggul berdasarkan status sekolah negeri dengan kriteria nilai akreditasi “A”, sarana prasarana praktek lengkap, bersertifikat ISO 9001, dan telah bermitra secara permanen dengan DUDI. Pemilihan SMK kategori menengah berdasarkan status sekolah swasta dengan nilai akreditasi “A”, dan sarana prasarana

praktek cukup lengkap. Sedangkan pemilihan SMK katagori bawah berdasarkan status sekolah swasta dengan nilai akreditasi dibawah “A”, dan sarana prasarana

kurang lengkap.

Di bawah ini digambarkan tentang keadaaan objek penelitian, berupa gambaran keadaan guru-guru tempat penelitian dilakukan sebagaimana digambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1. Daftar Keadaan Guru-guru SMK Tempat Penelitian DAFTAR KEADAAN GURU SMK-SMK TEMPAT PENELITIAN

(48)

D. METODE PENGUMPULAN DATA

Tahapan proses pengumpulan data untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif (Mixed

Methods) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3.2. Tahapan Proses Pengumpulan Data

● Pengamatan protokol Perekaman Data

(49)

●Menghadirkan masalah/isu lapangan ●Menghadirkan masalah/

isu etika di lapangan

Pelaksanaan pengumpulan data

●Standarisasi prosedur ●Menghadirkan masalah/

isu etika di lapangan

Tahapan proses pengumpulan data pada penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Prosedur Sampling

a. Penelitian Kualitatif

1) Purposif Sampling

Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil. Pada penelitian ini pengambilan sampel informan ditujukan kepada beberapa stakeholders yang berperan penting dalam penyusunan dokumen kurikulum Teknik Kendaraan Ringan (TKR), seperti tersebut menurut Permendiknas No. 6 tahun 2007, tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan SMK terdiri atas; a) guru, b) konselor, c) kepala sekolah, d) komite sekolah (sebagai wadah keterlibatan pihak DUDI, asosiasi, dunia kerja, dan anggota institusi pasangan lainnya), dan e) nara sumber.

2) Jumlah sampel kecil dan terbatas.

(50)

dimiliki oleh responden. Berdasarkan pertimbangan tersebut peneliti mengambil sampel untuk penelitian kulitatif ini adalah responden yang erat kaitannya dengan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, seperti; guru-guru TKR, Ketua Program TKR, dan siswa-siswa TKR.

b. Peneliitian Kuantitatif

1) Random Sampling

Sejalan dengan permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu Implementasi Kurikulum Untuk Memenuhi Tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri. Sehingga di dalam pengambilan sampelnya peneliti mencampur subyek-subyek di dalam populasinya sehingga semua subyek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subyek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.

2) Jumlah sampel besar dan memadai

(51)

demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini semua populasi yang ada, sebagaimana dijelaskan pada tabel 3.1. di atas.

2. Peruntukan

Sebelum mengumpulkan informasi-informasi penelitian, peneliti melakukan penetuan parameter peruntukan penelitian ini, diantaranya dari akses individu ke daerah terbatas, tinjauan kelembagaan, dan individual. Hal ini sejalan seperti yang dikemukakan Huberman (1984:38), yaitu : konteks (suasana, keadaan atau latar), perilaku, peristiwa dan proses. Sumber informasi pada keempat parameter dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Sumber Informasi Pada Keempat Parameter

Parameter Situs SMK

Konteks SMK, Kantor jurusan, Kelas belajar, Bengkel laboratorium, Ruang alat

Pelaku Kepala sekolah, Wakasek bidang kurikulum, Ketua program studi, Guru-guru, Siswa, Aspiran, Komite sekolah

(52)

Pembelajaran di bengkel, Kasus-kasus pada setiap proses pembelajaran

Proses Perencanaan mengajar, Proses belajar mengajar di kelas dan bengkel, Penilaian

3. Informasi Yang Akan Dikumpulkan

a. Penelitian Kualitatif

1) Wawancara Terbuka

Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan acuan dan instrument wawancara yang dilakukan bersifat terbuka, terstruktur dengan pedoman. Contoh format pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel, berikut :

Tabel 3.4. Pedoman Wawancara Terbuka

No Kategori Pertanyaan

1 Desain kurikulum TKR Pertanyaan-pertanyaan berkisar seputar hal-hal sebagai berikut, seperti:

a. Rumusan visi &misi kompetensi keahlian b. Tujuan kompetensi keahlian

c. Kompetensi lulusan d. Sebaran mata pelajaran e. Beban belajar

(53)

2 Implementasi kurikulum

b. Ketercapaian standar kompetensi lulusan c. Standar kompetensi yang ada di industry 4 Faktor-faktor yang

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok individu dan perilaku mereka melalui suatu keterlibatan yang intensif dengan orang di lingkungan alamiah mereka (Satori .2009 : 117). Observasi partisipatif diambil peneliti karena peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari objek yang sedang ia teliti. Dalam hal ini peneliti mengamati apa yang dikerjakan guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas maupun di bengkel, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.

3) Dokumentasi

(54)

teknik dokumentasi, peneliti dapat memperoleh informasi bukan dari orang sebagai nara sumber, tetapi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan. Sekaitan dengan itu, peneliti mencatat, dan mendokumentasikan kegiatan-kegiatan pembelajaran, aktivitas praktek baik di sekolah maupun di industri, juga meneliti beberapa dokumen yang berhubungan dengan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

4) Bahan Audiovisual

Informasi yang dikumpulkan melalui audiovisual dalam penelitian ini, salah satunya adalah lewat foto. Foto dapat menangkap suatu situasi pada detik tertentu dan dengan demikian memberikan bahan deskriptif. Dengan foto juga dapat menggambarkan kondisi riil dari apa yang menjadi fokus penelitian.

b. Penelitian Kuantitatif

1) Instrumen

(55)

yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden melalui pertanyaan yang sengaja diajukan oleh peneliti. (Sudjana. 1989:102). Kuisioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tentang: a) desain kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang sesuai dengan tuntutan DUDI, b) proses implementasi kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, c) hasil penguasaan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan, terhadap keterpakaian oleh DUDI, dan d) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kurikulum Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dalam memenuhi tuntutan DUDI. 2) Checklist

Selain kuisioner/angket, dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan daftar

checklist dimana responden tinggal membubuhkan tanda check (ѵ) pada kolom yang sesuai. Daftar checklist dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui faktor-faktor implementasi kurikulum kompetensi keahlian TKR

3) Dokumen publik

(56)

sumber dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan standar kualitatif, tidak reaktif.

4. Merekam Data

a. Penelitian Kualitatif

1) Wawancawa Protokol

Wawancara protokol dilakukan peneliti sebagai teknik pengumpulan data, berupa sebuah wawancara kepada beberapa responden tentang pelaksanaan atau implementasi dari beberapa dokumen yang ada di sekolah masing-masing.

2) Pengamatan Protokol

Pengamatan protokol dilakukan peneliti untuk mengetahui implementasi dari dokumen yang ada pada SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi di sekolah, baik di ruang kelas ataupun di ruang bengkel.

b. Penelitian Kuantitatif

(57)

dan memasukkan kedalam program SPSS agar data-data yang diperoleh lebih handal dan valid.

5. Penyelenggara Pengumpulan Data

Pada penelitian kualitatif proses pengumpulan data di lapangan dengan melihat dan mencatat beberapa masalah yang berhubungan dengan implementasi kurikulum TKR SMK dalam pembelajaran, juga beberapa hal yang berhubungan dengan DUDI yaitu tentang kompetensi, keterserapan lulusan. Pada penelitian kuantitatif masalah yang ada di lapangan dibandingkan dengan data-data yang normatif, dan standarisasi prosedur yang ada.

E. PROSEDUR ANALISIS DATA

Analisis data penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif hasil penelitian kuantitatif dengan data kualitatif hasil penelitian kualitatif. Melalui analisis data ini diperoleh informasi tentang kedua data tersebut, sehingga kedua data tersebut saling melengkapi, memperluas, dan juga bertentangan. Selanjutnya prosedur analisis data penelitian ini digambarkan pada tabel berikut:

Tabel. 3.5. Tahapan Prosedur Analisis Data

(58)
(59)

eksternal

Dalam penelitian deskriptif ini, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen ataupun variabel berjalan sebagaimana adanya. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan atau kejadian-kejadian yang biasa berjalan, dalam hal ini mencatat data, mentabulasi data yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. Data-data yang dipersiapkan antara lain:

1) Data keadaan guru-guru TKR berdasarkan latar belakang pendidikan dan kriteria umur.

2) Data keadaan siswa-siswa yang ada di kelas TKR Tahun pelajaran 2011-2012. 3) Data profil singkat SMK-SMK yang diteliti

(60)

5) Data hasil wawancara

6) Data KTSP tiap SMK yang diteliti

7) Data dokumen kurikulum lain (silabus, RPP) 8) Data sebaran kompetensi keahlian

9) Data Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) dan Kompetensi Kejuruan (KK)

2. Mengekplorasi Data

Mengeksplorasi data berarti: a) memeriksa data untuk dikelompokkan menurut katagori pertanyaan penelitian, dan b) membaca melalui data, membuat catatan, serta mengembangkan pemahaman awal dari database.

Dalam analisis kuantitatif penelitian ini, menjelajahi data diantaranya memeriksa data visual, melakukan analisis deskriptif (deviasi, rata-rata standar, dan varians dari respons untuk setiap item pada instrumen atau checklist) untuk menentukan kecenderungan umum dalam data. Peneliti mengeksplorasi data untuk melihat distribusi data dan menentukan uji normalitas data untuk selanjutnya menentukan korelasi antara variabel bebas dengan variable terikat.

(61)

lapangan, mencatat hasil wawancara, dan berbagai data yang mendukung penelitian ini.

3. Menganalisis Data

Menganalisis data terdiri dari memeriksa database untuk menjawab pertanyaan penelitian atau hipotesis. Dalam analisis kuantitatif dan kualitatif, kita melihat berbagai tingkat analisis. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menganalisis database pada jenis pertanyaan atau hipotesis dan menggunakan uji statistik yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau hipotesis, dengan menggunakan program software statistik kuantitatif.

Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan.

4. Merepresentasikan Analisis Data

(62)

dan angka. Sedangkan pada penelitian kualitatif merepresentasikan temuan dalam diskusi tentang berbagai hal dalam implementasi kurikulum TKR SMK, dan menyajikannya dalam desain, gambar, grafik dan tabel.

5. Memvalidasi Data

Komponen lain dari semua penelitian yang baik adalah laporan mengenai validitas data dan hasil. Validitas dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif berbeda, tetapi kedua pendekatan tersebut sama, yaitu memeriksa kualitas data dan hasil. Pada penelitian quantitatif memvalidasi data menggunakan standar eksternal, dan memeriksa keandalan dari penggunaan instrumen.

a. Validasi Penelitian Kuantitatif

Agar kuisioner/angket yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel, maka sebelum disebarkan kuisioner/angket harus melalui pengujian. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengolahan data statistik dengan program SPSS.20 dengan panduan dari Juanim (2004 : 94-103). Adapun tahapan-tahapannya adalah, sebagai berikut :

(63)

 Memasukkan data yang ada untuk kemudian menguji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 20, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

 Data hasil penelitian dimasukkan dalam data editor  Pilih menu Analyze klik Scale, klik Relibility Analysis

 Setelah muncul tampilan blok semua item untuk dimensi variabel X1

(untuk tahap berikutnya X2, X3 dan Y), klik tanda panah sehingga item

berpindah pada kolom item

Pilih Split Half pada model sesuai metode yang digunakan Klik Statistics

Klik Scale If item pada Descriptive for Klik Continue

Klik OK

 Menginterpretasikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas setelah diprint hasilnya.

1). Pengujian Validitas Instrumen

(64)

dengan mengoperasikan program SPSS.20 didapat hasil, seperti terlihat pada tabel 3.6, 3.7, 3.8, dan 3.9 berikut :

Tabel 3.6. Analisis Validitas Variabel Desain Kurikulum TKR (X1)

Item-Total Statistics

Dari uji validitas variabel Desain Kurikulum TKR (X1),dilihat dari Corrected

Item-Total Correlation, dibandingkan dengan nilai r kritis (pada tabel nilai-nilai r

Product Moment). Untuk nilai r kritis dengan df (90) dengan ά = 0,05, didapat nilai r

= 0,207 pada tabel nilai-nilai r Product Moment (lihat lampiran), hasil r hitung

dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation didapat; (Item1=0,423;

Item2=0,405; Item3=0,393; Item4=0,480; Item5=0,506; Item6=0,241; Item7=0,496;

Item8=0,523; Item9=0,267; Item10=0,410) ternyata semua item hasil r hitung lebih

besar dari r tabel = 0,207, sehingga untuk variabel Desain Kurikulum TKR (X1)

(65)

Tabel 3.7. Analisis Validitas Implementasi Kurikulum TKR (X2)

Corrected Item-Total Correlation, dibandingkan dengan nilai r kritis (pada tabel

nilai-nilai r Product Moment). Untuk nilai r kritis dengan df (90) dengan ά = 0,05, didapat nilai r = 0,207 pada tabel nilai-nilai r Product Moment (lihat lampiran), hasil r hitung dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation didapat; (Item1=0,267;

Item2=0,307; Item3=0,435; Item4=0,250; Item5=0,282 Item6=0,491; Item7=0,229;

Item8=0,483; Item9=0,394; Item10=0,280) ternyata semua item hasil r hitung lebih

besar dari r tabel = 0,207, sehingga untuk variabel Implementasi Kurikulum TKR (X2)semua item Valid.

(66)

Item-Total Statistics

Dari uji validitas variabel Penguasan Kompetensi Keahlian TKR (X3),dilihat

dari Corrected Item-Total Correlation, dibandingkan dengan nilai r kritis (pada tabel nilai-nilai r Product Moment). Untuk nilai r kritis dengan df (90) dengan ά = 0,05, didapat nilai r = 0,207 pada tabel nilai-nilai r Product Moment (lihat lampiran), hasil r hitung dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation didapat; (Item1=0,429;

Item2=0,507; Item3=0,325; Item4=0,330; Item5=0,285 Item6=0,240; Item7=0,479;

Item8=0,263; Item9=0,509; Item10=0,299) ternyata semua item hasil r hitung lebih

(67)

Tabel 3.9. Analisis Validitas Tuntutan DUDI (Y)

Dari uji validitas variabel Tuntutan DUDI (Y), dilihat dari Corrected

Item-Total Correlation, dibandingkan dengan nilai r kritis (pada tabel nilai-nilai r Product

Moment). Untuk nilai r kritis dengan df (90) dengan ά = 0,05, didapat nilai r = 0,207

pada tabel nilai-nilai r Product Moment (lihat lampiran), hasil r hitung dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation didapat; (Item1=0,399; Item2=0,393;

Item3=0,461 Item4=0,528; Item5=0,385 Item6=0,493; Item7=0,224; Item8=0,505;

Item9=0,353; Item10=0,235) ternyata semua item hasil r hitung lebih besar dari r

(68)

Dari uji validitas beberapa variabel (X1, X2, X3, dan Y),dilihat dari Corrected

Item-Total Correlation, dibandingkan dengan nilai r kritis (pada tabel nilai-nilai r

Product Moment). Untuk nilai r kritis dengan df (90) dengan ά = 0,05, didapat nilai r

= 0,207 pada tabel nilai-nilai r Product Moment (lihat lampiran), hasil r hitung

beberapa variabel dilihat dari kolom Corrected Item-Total Correlation didapat seperti pada tabel 4.46. Ternyata semua item hasil r hitung lebih besar dari r tabel = 0,207, sehingga untuk semua variabel pada semua item Valid.

Tabel 3.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Beberapa Variabel

(69)

b. Validasi Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif objektivitas observasi merupakan hal yang sangat penting, validasi dan reliabilitas dilakukan untuk menjaga bias dan asumsi yang dimiliki tidak menginterperensi data. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh dalam pengamatan bersifat valid dan reliabel.

Untuk menjaga validitas dan reliabilitas observasi, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut sebagaimana diungkapkan Prodait, dalam Satori D (2009:129); yaitu

1) Peneliti selalu siaga dengan catatan lapangan sehingga setiap tambahan atau kejadian tak biasa bias dicatat.

2) Catatan lapangan ditulis setelah observasi dan saran dibuat sedini mungkin karena ingatan mengenai kejadian masih sangat segar

3) Mengobservasi dengan menggunakan suatu jadwal sehingga peneliti dapat menekan ketidakpastian.

4) Reliabilitas observasi berasal dari konsistensi peneliti, sehingga peneliti sebagai pengamat harus yakin akan keputusan yang dibuat mengenai kejafian yang sama di tempat berbeda.

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Fokus Penelitian
Gambar 3.1. Desain Penelitian Concurrent Triangulation Strateg
Gambar 3.2. Tahapan Penelitian
gambaran keadaan guru-guru tempat penelitian dilakukan sebagaimana digambarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Seperti pada ruang galen penjualan, ruang peragaan juga menggunakan penghawaan alami yang melalui bukaan yang ada, yaitu pintu

Artikel ini membahas tentang upaya penegakan hukum terhadap peredaran minuman beralkohol tanpa label edar yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Jumlah data (n) pada penelitian ini adalah 39 yakni data konsentrasi infusa biji buah langsat (Lansium domesticum Cor.) dan jumlah koloni Salmonella typhi yang

Dapatan kajian mendapati sistem SLAI memudahkan para pelajar untuk memohon agensi yang mereka mahu bersetuju dengan kenyataan ini sebanyak 48.57% responden.Walau bagaimanapun,

 Children who display mastery motivation are task- oriented; instead of focusing on their ability, they concentrate on learning strategies and the process of achievement rather

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui faktor- faktor perilaku hubungan pengaruh heat input yang mempengaruhi terjadinya distorsi, dapat

Sedangakn latar belakang yuridis yang digunakan dalam kemuculan Pasal 4 ayat (3) PKPU Nomor 20 Tahun 2018 memiliki kekuatan yang lemah, yakni Pasal 169 huruf d

6.3 Sumber pembiayaan bagi imbuhan penerbitan ini adalah dari dana penyelidikan (sumber dalaman/UTHM) di bawah RMC atau lain- lain sumber yang diluluskan oleh