vii
ABSTRAK
PERANCANGAN BUKU TITIK BALIK DUNIA DEWASA
PERNIKAHAN CHIO THAU CINA BENTENG
TANGERANG
Oleh
Yansen Jaya Pranata 1264148
Pernikahan etnis Tionghoa merupakan pernikahan yang sakral akan budayanya seperti pernikahan Chio Thau yang ada di Tangerang. Pernikahan Chio Thau saat ini masih dilakukan oleh masyarakat Tionghoa Peranakan Cina Benteng. Pada pernikahan Chio Thau yang sakral ini mengandung makna dalam pada setiap tahapan proses pernikahannya. Melalui kuesioner yang disebarkan ke 100 orang remaja juga diketahui masih banyak orang yang tidak mengenal pernikahan Chio Thau ini dan publikasi selama ini hanya lewat youtube, blogger, dan buku yang belum cukup detail membahas tatacara dan makna secara keseluruhan. Oleh sebab itu perlu didokumentasikan melalui media buku karena buku cocok untuk mendokumentasikan tahapan proses pernikahan Chio Thau yang detail, dan juga lebih mudah didistribusikan.
Konsep komunikasi perancangan buku ini yaitu modern, sederhana dan sakral, karena buku ini dirancang untuk target remaja hingga dewasa yang menyukai visualisasi yang lebih sederhana dan berkesan modern, namun kesan sakral harus terus terlihat dalam buku ini karena untuk mempertahankan kesan sakral dari pernikahan Chio Thau.
Kesan sederhana dan modern ditunjukkan lewat layout. kesan sakral diperlihatkan melalui urutan tahapan pernikahan Chio Thau yang ditampilkan lewat foto candid, warna, dan huruf mandarin. Targetnya yaitu remaja hingga dewasa berumur 17-50 tahun khususnya Tionghoa Peranakan di Indonesia. Tujuan dari perancangan buku Titik Balik Dunia Dewasa adalah memberikan wawasan luas dan memberikan inspirasi bagi para desainer, maupun hal yang terkait dengan budaya pernikahan Chio Thau juga melestarikan budaya pernikahan Chio Thau yang sudah langka.
viii
ABSTRACT
THE DESIGN OF THE BOOK ENTITLED THE TURNING POINT
OF THE ADULT WORLD
BENTENG CHINESE CHIO THAU WEDDING
TANGERANG
TionghoaPeranakan in Benteng Chinese nowadays. ChioThau wedding has a very sacred meaning in every process of it. Based on the questionnaires that had been released to 100 teenage respondents, it can be concluded that still so many teenagers who do not know about ChioThau wedding, since the information provided on youtube, blog, and books are not detailed enough. Because of that it still needs to be documented through books because it is a very suitable media to explain the details of this wedding process and also it is easy to be distributed.Communication concepts of this book designation are modern, simple, and sacred, because this book is designed for all generation who like a simple visualization yet modern, but the sacred sense still needs to be seen in this book to maintain the values of ChioThau wedding.
The simplicity and modernity are shown through the layouts. Sacred sense could be seen through the ChioThau wedding steps which is displayed on the candid photos, colors, and mandarin wordings. The targets are all generation with the age range from 17-50 years old especially TionghoaPeranakan in Indonesia. The design
purpose of “The Turning Point of The Adult World” is to give a wider knowledge
and inspiration to all designers, and to preserve the almost-extinct ChioThau wedding tradition.
ix
COVER DALAM ...i
LEMBAR PENGESAHAN ...ii
LEMBAR ORISINALITAS LAPORAN ...iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ...iv
KATA PENGANTAR ...v
ABSTRAK ...vii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ...xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ...3
1.3 Tujuan Perancangan ...3
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...4
1.5 Skema Perancangan...6
BAB II LANDASAN TEORI ...7
2.1 Tinjauan Umum...7
2.1.1 Teori Buku...7
2.1.2 Book Design ...7
2.1.3 Layout ...8
2.1.4 Fotografi ...9
2.2 Tinjauan Khusus ...11
2.2.1 Sejarah Tionghoa Peranakan di Tangerang ...11
2.2.2 Sebutan Cina Benteng ...11
BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH ...13
x
3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Fakta ...28
3.2.1 Analisis SWOT ...28
3.2.2 Analisis STP ...29
BAB IV PEMECAHAN MASALAH ...31
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Skema Perancangan ...6
Gambar 3.1 Logo Aspertina ...16
Gambar 3.2 Kuesioner Jenis Kelamin Responden ...20
Gambar 3.3 Kuesioner Keturunan Tionghoa Peranakan ...21
Gambar 3.4 Kuesioner Profesi Responden ...21
Gambar 3.5 Kuesioner Jurusan Responden ...22
Gambar 3.6 Kuesioner Ketertarikan Terhadap Budaya Tionghoa Peranakan22 Gambar 3.7 Kuesioner Mengenal Upacara Chio Thau ...23
Gambar 3.8 Kuesioner Membaca Buku Panduan ...23
Gambar 3.9 Kuesioner Ukuran Buku ...24
Gambar 3.10 Kuesioner Mengetahui Adanya Buku Panduan ...24
Gambar 3.11 Kuesioner Gambar Dan Teks Buku Panduan ...25
Gambar 3.12 Kuesioner Mengetahui Isi Buku Panduan ...25
Gambar 3.13 Kuesioner Layout Buku Panduan...26
Gambar 3.14 Buku Perkawinan & Keluarga Tridharma...27
Gambar 3.15 Buku Dentingan Dua Belas Mangkok ...27
Gambar 4.1 Layout ...32
Gambar 4.2 Warna ...33
Gambar 4.3 Foto Candid ...34
Gambar 4.4 Ornament Tusuk Konde ...35
Gambar 4.5 Ikon Penanda Bab ...35
Gambar 4.6 Pengantin Laki-laki Dan Perempuan ...37
Gambar 4.7 Penyalaan Lilin Oleh Orangtua Mempelai ...37
Gambar 4.8 Cover Depan...38
Gambar 4.9 Halaman Penanda Bab ...39
Gambar 4.10 Halaman Daftar Isi ...39
Gambar 4.11 Halaman Aksesori Barang...40
Gambar 4.12 Pembatas Buku ...41
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam buku Dentingan Dua Belas Mangkok menuliskan pada masa Dinasti Sung (907-1127) pedagang-pedagang China mulai melakukan perjalanan ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Dalam sejarah China Kuno disebutkan bahwa para pedagang mulai merantau ke Indonesia pada masa akhir Dinasti Tang. Daerah yang pertama disinggahi adalah Palembang yang saat itu merupakan pusat perdagangan Kerajaan Sriwijaya, kemudian mereka melanjutkan ekspedisinya ke pulau Jawa seperti Tuban, Surabaya, Gresik, Banten atau daerah Tangerang dan Jakarta untuk mencari rempah-rempah. Pedagang-pedagang perantauan dari China tersebut juga datang membawa kebudayaannya termasuk unsur agamanya.
Pedagang-pedagang perantauan dari China yang datang ke Tangerang secara bergelombang pada abad ke-15 dan abad ke-16 kemudian banyak yang menetap berbaur dengan budaya lokal dan ada juga yang menikah dengan lokal pribumi. Orang Peranakan Tionghoa adalah istilah yang digunakan oleh para keturunan imigran Tionghoa yang telah berdomisili di Indonesia. Pada beberapa wilayah di Indonesia sebutan lain juga digunakan untuk menyebut orang Tionghoa Peranakan, seperti "Tionghoa Benteng" (khusus Tionghoa-Manchu di Tangerang), sehingga tata cara adatnya sekarang merupakan pencampuran dengan budaya lokal Indonesia. Salah satunya seperti tata cara adat pernikahan yang dilakukan tentunya akan menjadi sebuah keunikan tersendiri bagi etnis Tionghoa di Indonesia dan menjadi salah satu budaya lokal di Indonesia seperti yang terjadi di wilayah Tangerang. (Gunawan, 2014: 4)
Universitas Kristen Maranatha 2 Ming, Na Ji, Na Zheng, Qing Qi dan Qin Ying. Pada zaman tersebut peranan mak
comblang biasanya kepala keluarga calon mempelai pria mengajukan permintaan menikah kepada kepala keluarga calon mempelai wanita. Di wilayah Tangerang, masyarakat Tionghoa Tangerang secara turun-temurun masih ada yang menerapkan tata cara kebudayaan adat peranakan pada setiap anggota keluarga yang menikah seperti pernikahan Chio Thau. Namun sekarang sudah tidak begitu diwajibkan ketimbang yang dulunya.
Menurut David Kwa (Pengamat Budaya Tionghoa), Chio Thau dilakukan berbeda dari awal kemunculannya. Pada abad ke-19 Cio Tau dilakukan secara umum hampir semua kalangan peranakan Tionghoa, tetapi seiring dengan perkembangan zaman, sekarang hanya dilakukan di beberapa tempat saja seperti di Tangerang. Publikasi mengenai pernikahan Chio Thau saat ini dilakukan seperti cuplikan video tentang pernikahan Chio Thau yang dipasang di media Youtube tanpa ada kejelasan makna dan peralatan yang dipakai. Publikasi dalam bentuk buku mengenai pernikahan Chio Thau yang berjudul “Dentingan Dua Belas Mangkok”, penulis hanya menemukan sedikit makna yang terkandung dalam pernikahan Chio Thau dan belum lengkap secara keseluruhan. Dari segi wawancara sekilas yang dilakukan terhadap anak muda, saat ini lebih memilih menikah dengan menggunakan budaya barat lantaran praktis dan tidak rumit, ungkap Oktavianti salah satu mahasiswa keturunan peranakan Cina Benteng Tangerang yang sekarang sedang melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di Jawa Barat.
Universitas Kristen Maranatha 3 inspirasi untuk peneliti dan para desainer dalam pembuatan karya yang nantinya berhubungan dengan pernikahan Chio Thau.
1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup
Pokok permasalahan dalam topik “Perancangan Buku Tata Cara Pernikahan Adat Tionghoa Peranakan Cina Benteng Tangerang” yaitu :
a.Bagaimana merancang buku tentang tata cara pernikahan Chio Thau Cina Benteng Tangerang yang informatif dan menarik ?
b.Bagaimana merancang media pendukung yang efektif untuk mempromosikan buku tersebut ?
Ruang lingkup dalam perancangan ini dibatasi pada 10 urutan proses pernikahan Chio Thau.
1.3 Tujuan Perancangan
Berdasarkan pada beberapa permasalahan yang telah disampaikan sebelumnya yang terdapat di dalam perancangan ini, ada beberapa tujuan penulis dalam melakukan perancangan ini yaitu:
1. Memberikan wawasan luas dan melestarikan kembali tata cara pernikahan budaya Tionghoa peranakan secara terstruktur dan bermakna sehingga tidak punah.
Universitas Kristen Maranatha 4
1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam mendapatkan setiap data untuk disajikan dan menjadi sumber informasi perancangan buku ini diperoleh sebagai berikut :
1. Observasi
Pengamatan langsung dilakukan proses pernikahan yang sedang berlangsung untuk mengetahui ciri khas dan tata cara pernikahan Tionghoa peranakan di Tangerang.
Pengamatan dilakukan di Museum Benteng Heritage untuk mendapatkan informasi pendukung untuk “Perancangan Buku Titik Balik Dunia Dewasa Pernikahan Adat Chio Thau Cina Benteng Tangerang”.
2. Wawancara
Wawancara dengan Hun Cuan Oh sebagai pengurus Gedung Pertemuan 9 Saudara (Rumah Nikah)
Wawancara dengan Ouw Keng Lie S.Dt.B sebagai pandita vihara.
Wawancara dengan Ko Tjin Eng sebagai mantan dari Humas Kelenteng Bon Tek Bio untuk mengetahui tentang pernikahan Chio Thau.
3. Studi Pustaka
Universitas Kristen Maranatha 5 4. Kuesioner
Universitas Kristen Maranatha 6
1.5. Skema Perancangan
Latar Belakang
Chio Thau merupakan salah satu alkulturasi budaya Indonesia Tionghoa Peranakan yang perlu didokumentasikan karena kaya akan tata cara dan makna dari pernikahan Chio Thau.
Permasalahan
Pernikahan Chio Thau selama ini hanya dipublikasikan lewat youtube, buku, dan media sosial dalam bentuk blogger yang belum cukup detail membahas tata cara dan maknanya secara keseluruhan pernikahan Chio Thau.
Wawancara
Layout : Normal layout, Column layout, Full illustration layout, digunakan juga system Alignment
dilatational, modular dan grid. Isinya menggunakan foto candid,
Memberikan wawasan luas dan melestarikan kembali tata cara pernikahan Chio Thau Tionghoa peranakan Cina Benteng di wilayah Tangerang sehingga tidak punah. Memberikan inspirasi bagi para desainer dalam pembuatan karya yang nantinya berhubungan dengan adat pernikahan Chio Thau.
Kuesioner 1. Wawancara 2. Kuesioner 3. Studi
Universitas Kristen Maranatha 46
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Universitas Kristen Maranatha 47
5.2 Saran
Penulis sangat terbuka terhadap saran yang dikemukakan untuk kemajuan tugas akhir ini, maka saran yang berasal dari dosen penguji berikut sudah penulis coba lakukan:
1) Ketelitian penulisan, meski minor namun sangat menganggu.
2) Dalam buku ini berisi 3 pengantin yang berbeda, lebih baik jelaskan dibagian perkenalan sebagai prolog sebelum masuk ke proses pernikahan Chio Thau agar pembaca tidak bingung.
3) Penulisan laporan diperbaiki.
4) Tuliskan juga pesan moral dari pernikahan Chio Thau.
PERANCANGAN BUKU TITIK BALIK DUNIA DEWASA
PERNIKAHAN CHIO THAU CINA BENTENG
TANGERANG
KG402 | RANCANG GRAFIS IV | SEMESTER GENAP 2016/2017
PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR
Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Strata Satu pada Program Studi Desain Komunikasi Visual
Disusun oleh: Yansen Jaya Pranata
1264148
Dosen Pembimbing: Monica Hartanti, S.Sn, M.Ds.
Dra. Nina Nurviana, M.Ds.
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, maka penulis dapat melakukan dan menyelesaikan perancangan tugas akhir yang berjudul “Perancangan Buku Titik Balik Dunia Dewasa Pernikahan Chio Thau Cina Benteng Tangerang”. Sebagaimana tugas akhir dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan dan mencapai gelar Sarjana Strata Satu pada program studi Desain Komunikasi Visual.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam menyelesaikan perancangan tugas akhir ini, khususnya kepada :
1. RA. Dita Saraswati, M.Ds Ketua Program Studi S-1 DKV UK. Maranatha 2. Ibu Monica Hartanti, S.Sn, M.Ds., selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membantu, dan membimbing proses perancangan tugas akhir ini.
3. Ibu Dra. Nina Nurviana, M.Ds. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah membantu, dan membimbing proses perancangan tugas akhir ini.
4. Bapak, Ibu Dosen dan Tata Usaha FSRD Maranatha yang telah membantu, mendidik serta memfasilitasi penulis selama proses studi di FSRD Universitas Kristen Maranatha.
5. Ko Tjin Eeng yang telah memberikan koleksi buku tentang pernikahan Chio Thau sebagai referensi penulis dalam merancang buku ini.
6. Handryo yang membantu pengambilan foto pernikahan Chio Thau. 7. Bapak Hun Cuan Oh yang telah bersedia diwawancarai mengenai proses
pernikahan Chio Thau.
vi
Dalam perancangan tugas akhir ini bila terdapat hal-hal yang mungkin menyinggung pembaca, maka dari itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan tersebut. Penulis berharap laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu terkait, dan sebagai inspirasi bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas perhatian para pembaca sekalian.
Bandung, 8 Mei 2017
Universitas Kristen Maranatha 48
DAFTAR PUSTAKA
Soplanit. 1988. Pernikahan Tradisional Peranakan Cina di Teluk Naga Tangerang. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kwa. 2001. Ritus Pemurnian dan Inisisasi Menuju Kedewasaan. Jakarta : Tanpa penerbit
Gunawan. 2014. Dentingan Dua Belas Mangkok. Jakarta: Red & White Publishing
Eeng Tjin. 2011. Perkawinan dan Keluarga Tridharma. Jakarta : Marga Singgih
http://yalebooks.com/book/9780300075700/book-design. Diunduh pada 14 Januari 2017, 13.00 WIB
http://dokumen.tips/documents/tata-letak-layout.html. Diunduh pada 14 Januari 2017, 14.00 WIB
http://www.dumetschool.com/blog/Prinsip-Dasar-Layout. Diunduh pada 15 Januari 2017, 09.00 WIB
http://www.idseducation.com/articles/fotografi-menurut-para-ahli/. Diunduh pada 15 Januari 2017, 12.00 WIB
http://www.fotografer.link/2016/10/definisi-fotografi-menurut-para-ahli.html. Diunduh pada 15 Januari 2017, 20.00 WIB
http://www.bitebrands.co/2016/06/jenis-jenis-macam-fotografi.html. Diunduh pada 16 Januari 2017, 16.00 WIB