Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BIDAK (BANTUAN INDIVIDUAL DALAM KELOMPOK)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh
Disusun Oleh:
RAHMI FAUJIAH HAYATI NIM: 1103409
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH PASCASARJANA
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BIDAK (BANTUAN INDIVIDUAL DALAM KELOMPOK)
Oleh
Rahmi Faujiah Hayati
S.Pd. Universitas Siliwangi, 2007
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Rahmi Faujiah Hayati, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BIDAK (BANTUAN INDIVIDUAL DALAM KELOMPOK)
Oleh:
RAHMI FAUJIAH HAYATI NIM. 1103409
Disetujui oleh:
Pembimbing I,
Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed.
Pembimbing II,
Dr. Elah Nurlaelah, M. Si.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Peningkatan
Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan
Individual dalam Kelompok” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap
keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2013
Yang Membuat Pernyataan
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Rahmi Faujiah Hayati (1103409)
Abstrak
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen yang dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa yang diketahui dari hasil studi beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penanganan kecakapan pemahaman dan berpikir kritis sangat penting dilakukan dalam pembelajaran di sekolah. Untuk memaksimalkan proses belajar mengajar yang baik ini diantaranya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Bidak (Bantuan Individual dalam Kelompok). Pembelajaran Bidak ini menekankan pemberian bantuan secara individual dari siswa yang pandai kepada siswa yang kesulitan dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Bidak dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Bidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Bidak lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Bidak lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya serta kekuatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa
terlimpah curah kepada baginda Rasul, Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Tesis ini berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan
Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual dalam Kelompok” disusun dalam
rangka memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UPI Bandung.
Pada penelitian ini penulis menelaah peningkatan kemampuan pemahaman dan
berpikir kritis matematik siswa di kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya tahun
ajaran 2012/2013. Penulisan tesis ini terdiri atas lima bab, yang terdiri dari
pendahuluan, studi kepustakaan, metode penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan, serta kesimpulan dan saran.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih da
penghargaan kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya tesis
ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi guru, siswa, para pembaca dan dunia
pendidikan.
Bandung, Agustus 2013
Penulis
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PERSEMBAHAN
“ … Allah akan meninggikan orang
-orang yang beriman diantaramu
dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”
(Q.S. al-mujadillah, 58 : 11)
Tidak ada sesuatu yang lebih baik dari akal yang diperindah dengan ilmu, dan ilmu
yang diperindah dengan kebenaran, dan kebenaran yang diperindah dengan
kebaikan, dan kebaikan yang diperindah dengan taqwa
Tesis ini kupersembahkan untuk
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Terima kasih atas doa, motivasi, dan kasih sayangnya yang selalu mengiringi setiap derap langkahku dalam menggapai cita dan cinta-Nya
Semoga kita senantiasa berada dalam keridhaan-Nya Aamiin Ya Rabb
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, arahan, doa, motivasi dan dorongan dari berbagai pihak. Ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini, terutama kepada
yang terhormat:
1. Prof. Dr. Tatang Herman, M.Ed., selaku pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu di tengah kesibukannya, untuk memberikan motivasi,
inspirasi, arahan, ide, pendapat, semangat dan dukungannya kepada penulis
dalam menghadapi penyelesaian tesis ini.
2. Ibu Dr. Elah Nurlaelah, M. Si., sebagai Pembimbing II, sekaligus pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi, ide,
pendapat, semangat dan dukungannya dengan penuh perhatian serta
pengertian mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian tesis ini.
3. Bapak Drs. Turmudi, M.Sc., M.Ed., Ph.D., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Indonesia yang telah membantu memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan
dalam menyelesaikan masa studi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu memberi fasilitas bagi
kelancaran penulisan dalam menyelesaikan masa studi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat terhadap pengembangan
wawasan dalam dunia pendidikan selama penulis mengikuti studi di Sekolah
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6. Bapak Saripudin, M.Pd., selaku kepala sekolah MA Negeri Awipari Kota
Tasikmalaya yang telah memberikan izin penelitian.
7. Bapak Agus Subhan, S.Pd., guru matematika di MAN Awipari yang telah
membimbing, mendukung, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
8. Teristimewa, penulis sampaikan kepada Ayahanda tercinta Anang Rahmat dan
Ibunda tercinta Heryati, dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan
dukungan moril, materil, dan spiritual, serta kepercayaan selama penulis
menjalani pendidikan. Terima kasih atas doa, pengorbanan, cinta dan kasih
sayangnya.
9. Siswa-siswi MAN Awipari Kota Tasikmalaya kelas X-2 dan X-3 yang telah
membantu proses penelitian.
10.Rekan-rekan seperjuangan, anggota laskar violet dan semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan, doa, motivasi, masukan,
saran, kritik, keceriaan, persahabatan serta kerjasama yang indah dan
menyenangkan.
Semoga apa yang telah dilakukan menjadi catatan amal yang baik serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan senantiasa
mencurahkan Rahman dan Rahim-Nya atas kalian.
Tak ada satupun hasil karya manusia yang sempurna karena pemilik
kesempurnaan hanyalah Allah SWT. Yang Maha Sempurna. Begitupun dengan
tesis ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan kerendahan hati
menerima saran dan kritik yang membangun untuk penulis karya berikutnya.
Harapan penulis semoga tesis ini diridhai oleh Allah SWT. dan bermanfaat
bagi penulis khususnya dan umumnya bagi dunia pendidikan Matematika.
Semoga Rahmat dan Hidayah-Nya senantiasa tercurah kepada kita semua. Aamiin.
Bandung, Agustus 2013
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A. Latar Belakang Penelitian ………..……. B. Rumusan Masalah ………….………..…… C. Tujuan Penenlitian ……….……. D. Manfaat Penelitian ……….……. E. Definisi Operasional ………..…….
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif ……….. B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak ………... C. Kemampuan Pemahaman Matematis ……….. D. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ……….. E. Pembelajaran Konvensional ………..…….. F. Penelitian yang Relevan ……….. G. Hipotesis Penelitian ………...……..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ………. B. Populasi dan Sampel ……….……... C. Variabel Penelitian ………...
D. Instrumen Penelitian ………
1.Lembar Observasi ……….…….. 2.Tes Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.Silabus ………
4.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….…….. 5.Bahan Ajar ……….. 6.Lembar Kerja Siswa (LKS) ………. 7.Skala Sikap ………...…….. E. Prosedur Penelitian ……….. 1.Tahap Persiapan ………...……... 2.Tahap Pelaksanaan ………. 3.Tahap Pengumpulan Data ………..……. F. Teknik Analisis Data ………...
1.Analisis Data Pretes dan Postes ……….. 2.Pengolahan Data Hasil Non Tes ……….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……… 1.Kemampuan Pemahaman Matematis ………. 2.Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ……….……… 3.Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe
Bidak ………... B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan ……….. 1.Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ……….. 2.Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... …… 3.Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika …………... C. Keterbatasan Penelitian ………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ……….. Tabel 2.2 Penentuan dan Penghargaan Skor Tim/ Kelompok ……….. Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Korelasi validitas …………...……… Tabel 3.2 Interpretasi Uji Validitas Tes Pemahaman Matematis …………. Tabel 3.3 Interpretasi Uji Validitas Tes berpikir Kritis Matematis ………. Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ……… Tabel 3.5 Kriteria Klasifikasi Tingkat Kesukaran ……… Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal Pemahaman Matematis …….…... Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Butir Soal Berpikir Kritis Matematis ……… Tabel 3.8 Klasifikasi Nilai Daya Pembeda ……….…….. Tabel 3.9 Daya Pembeda Tes Pemahaman Matematis ………….………… Tabel 3.10 Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis Matematis ………. Tabel 3.11 Rekapitulasi Tes Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis ... Tabel 3.12 Kriteria N-Gain………. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kemampuan Pemahaman Matematis ……… Tabel 4.2 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.3 Uji Homogenitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.4 Uji Kesamaan Dua Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.5 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.6 Uji Mann-Whitney U Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.7 Rerata dan Klasifikasi N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.8 Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematis ………. Tabel 4.9 Uji Homogenitas Varians Skor N-Gain Kemampuan
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Kemampuan Berpikir Kritis Matematik …… Tabel 4.12 Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………. Tabel 4.13 Uji Homogenitas Varians Skor Pretes Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ……...……… Tabel 4.14 Uji Kesamaan Rerata Skor Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………. Tabel 4.15 Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ……….
Tabel 4.16 Uji Homogenitas Varians Skor Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ………..………. Tabel 4.17 Uji Perbedaan Rerata Skor Postes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………. Tabel 4.18 Rerata dan Klasifikasi N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………. Tabel 4.19 Uji Normalitas Skor N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………. Tabel 4.20 Uji Homogenitas Varians Skor N-Gain Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ………...……….. Tabel 4.21 Uji Perbedaan Rerata Skor N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis ………. Tabel 4.22 Sikap Siswa Terhadap Pelajaran Matematika ………... Tabel 4.23 Sikap Siswa Terhadap Model Pembelajaran ………...…………. Tabel 4.24 Sikap Siswa Terhadap Penggunaan Bahan Ajar dan LKS ……... Tabel 4.25 Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika …….….…….
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Proses Pembelajaran Kelas Bidak ………...…………. Gambar 4.2 Proses Pembelajaran Kelas Konvensional ...……...… ……… Gambar 4.3 Hasil Penyelesaian Soal Pemahaman Kelas Bidak …...……... Gambar 4.4 Hasil Penyelesaian Soal Pemahaman Kelas Konvensional …. Gambar 4.5 Hasil Penyelesaian Soal Berpikir Kritis Kelas Bidak ... …….. Gambar 4.6 Hasil Penyelesaian Soal Berpikir Kritis Kelas Konvensional .
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Silabus Pembelajaran ………. Lampiran A.2 RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak …………. Lampiran A.3 Bahan Ajar ………..………... Lampiran A.4 Lembar Kerja Siswa ………..………..….. Lampiran A.5 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan berpikir
Kritis ……….. Lampiran A.6 Soal Tes Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis …… Lampiran A.7 Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika …... Lampiran A.8 Lembar Observasi Kegiatan Siswa ……… Lampiran A.9 Lembar Observasi Kegiatan Guru ………. Lampiran B.1 Data Laporan Hasil Uji Coba Terbatas Pada Instrumen
Tes ………..
Lampiran B.2 Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman dan
Berpikir Kritis ………...………. Lampiran B.3 Reliabilitas Uji Coba Instrumen Tes Pemahaman dan
Berpikir Kritis ………...………. Lampiran B.4 Uji Validitas Soal ………...……… Lampiran C.1 Data Hasil Pretes Pemahaman Matematis Kelas Bidak …… Lampiran C.2 Data Hasil Pretes Pemahaman Matematis Kelas
Konvensional ………. Lampiran C.3 Hasil Uji Statistik Skor Pretes Pemahaman Matematis …… Lampiran C.4 Data Hasil Pretes Berpikir Kritis Matematis Kelas Bidak .... Lampiran C.5 Data Hasil Pretes berpikir Kritis Matematis Kelas
Konvensional ………. Lampiran C.6 Hasil Uji Statistik Skor Pretes Berpikir Kritis Matematis …. Lampiran D.1 Data Hasil Postes Pemahaman Matematis Kelas Bidak …… Lampiran D.2 Data Hasil Postes Pemahaman Matematis Kelas
Konvensional ………. Lampiran D.3 Hasil Uji Statistik Skor Postes Pemahaman Matematis ….... Lampiran D.4 Data Hasil Postes Berpikir Kritis Matematis Kelas Bidak …
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lampiran D.5 Data Hasil Postes berpikir Kritis Matematis Kelas
Konvensional ………. Lampiran D.6 Hasil Uji Statistik Skor Postes Berpikir Kritis Matematis … Lampiran E.1 Data Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematis Kelas Bidak ………. Lampiran E.2 Data Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematis Kelas Konvensional ………. Lampiran E.3 Data Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Bidak ………. Lampiran E.4 Data Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Konvensional ………. Lampiran E.5 Hasil Uji Statistik N-Gain Kemampuan Pemahaman
Matematis Kelas Bidak dan Kelas Konvensional …………. Lampiran E.6 Hasil Uji Statistik N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Bidak dan Kelas Konvensional …………. Lampiran F.1 Kisi-kisi Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran
Matematika ……… Lampiran F.2 Hasil Skala Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran
Matematika ……… Lampiran G.1 Surat Izin Melakukan Penelitian ……… Lampiran G.2 Surat Izin Telah Melakukan penelitian ……….
174 175
177
178
179
180
181
183
185
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Rahmi Faujiah Hayati (1103409)
Abstrak
Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen yang dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa yang diketahui dari hasil studi beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Penanganan kecakapan pemahaman dan berpikir kritis sangat penting dilakukan dalam pembelajaran di sekolah. Untuk memaksimalkan proses belajar mengajar yang baik ini diantaranya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Bidak (Bantuan Individual dalam Kelompok). Pembelajaran Bidak ini menekankan pemberian bantuan secara individual dari siswa yang pandai kepada siswa yang kesulitan dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Bidak dan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, serta untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Bidak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Bidak lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional dan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang memperoleh pembelajaran kooperatif tipe Bidak lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
A. Latar Belakang Penelitian ………..……. B. Rumusan Masalah ………….………..……
C. Tujuan Penenlitian ……….…….
D. Manfaat Penelitian ……….…….
E. Definisi Operasional ………..…….
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif ……….. B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak ………... C. Kemampuan Pemahaman Matematis ……….. D. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ……….. E. Pembelajaran Konvensional ………..……..
F. Penelitian yang Relevan ………..
G. Hipotesis Penelitian ………...……..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ………. B. Populasi dan Sampel ……….……... C. Variabel Penelitian ………...
D. Instrumen Penelitian ………
1.Lembar Observasi ……….…….. 2.Tes Kemampuan Pemahaman dan Berpikir Kritis
Matematis ………...………...
3.Silabus ………
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2.Tahap Pelaksanaan ………. 3.Tahap Pengumpulan Data ………..……. F. Teknik Analisis Data ………...
1.Analisis Data Pretes dan Postes ……….. 2.Pengolahan Data Hasil Non Tes ……….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……… 1.Kemampuan Pemahaman Matematis ………. 2.Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ……….……… 3.Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Kooperatif Tipe
Bidak ………... B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Temuan ……….. 1.Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis ……….. 2.Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ... …… 3.Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika …………... C. Keterbatasan Penelitian ………
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan
negara. Dalam rumusan UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ditegaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini menjadikan
pendidikan sebagai tonggak utama meningkatkan kualitas sumber daya manusia
di Indonesia.
Pendidikan matematika saat ini, dijadikan sebagai salah satu alternatif
dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Alasan tentang pentingnya
mempelajari matematika dikemukakan oleh NCTM (2000: 4) bahwa: 1)
Matematika untuk kehidupan: mengetahui secara pribadi bahwa matematika dapat
memuaskan dan memberdayakan; 2) Matematika sebagai bagian dari warisan
budaya: matematika adalah salah satu pencapaian kultural dan intelektual manusia
yang terbesar; 3) Matematika untuk dunia kerja: diperlukan dalam mencerdaskan
warga untuk berpikir dan pemecahan masalah matematis dalam dunia kerja; dan
4) Matematika untuk komunitas keilmuan dan teknik: meskipun digunakan untuk
semua karir, harus juga disiapkan untuk menjadi matematikawan dan
statistikawan.
Dari pemaparan di atas, matematika sangat perlu dipelajari sedini mungkin
mengingat siswa merupakan aset nasional yang kelak akan menentukan kualitas
suatu bangsa. Dalam hal ini potensi siswa dapat digali dan dikembangkan melalui
pembelajaran yang mengakibatkan siswa dapat berperan aktif dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Pernyataan ini dipertegas oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan/ BSNP (Depdiknas, 2006: 145) yang menyatakan bahwa:
2
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut Depdiknas (2006)
adalah: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti,
atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4)
mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai
kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Pemahaman dikatakan sebagai aspek fundamental karena seorang siswa
tidak akan mampu memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasan jika
pemahaman yang benar tentang konsep dan prosedur yang mendasari masalah
tersebut tidak dikuasai. Pentingnya pemahaman matematik siswa, memerlukan
perencanaan pembelajaran matematika yang baik sehingga pada akhir
pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. Tanpa
memahami permasalahan dan konsep/ materi maka tahapan selanjutnya untuk
menyelesaikan masalah akan mengalami kesulitan. Pada prinsip-prinsip
pembelajaran, Turmudi (2009: 4) mengemukakan:
3
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Russeffendi (2006) menyatakan bahwa terdapat banyak anak yang setelah
belajar matematika untuk bagian yang sederhanapun banyak yang tidak
dipahaminya, bahkan banyak konsep yang dipahami secara keliru. Hal ini
menunjukkan bahwa masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam belajar
matematika, karena kebanyakan dari mereka hanya sekedar menghapal konsepnya
bukan memahaminya.
Rendahnya siswa pada kemampuan pemahaman matematis akan
mempengaruhi kemampuan lainnya dalam mempelajari matematika itu sendiri.
Pernyataan lainnya dikemukakan oleh Wahyudin (1999) bahwa salah satu
penyebab siswa lemah dalam matematika adalah kurangnya siswa tersebut
memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali konsep-konsep dasar
matematika (aksioma, definisi, kaidah, dan teorema) yang berkaitan ddengan
pokok bahasan yang sedang dibahas (dipelajari). Hal ini diperkuat dengan hasil
penelitian Prabawati (2011) yang mencoba menggunakan pembelajaran
kontekstual dengan teknik SQ3R dalam meningkatkan kemampuan pemahaman
dan berpikir kritis, diperoleh kesimpulan bahwa meskipun hasil penelitian
mengalami peningkatan yang lebih baik, namun karena adanya beberapa
keterbatasan yang diantaranya materi yang diberikan hanya pada Trigonometri
sehingga dirasa masih perlu melakukan penelitian mengenai kemampuan
pemahaman pada materi matematika lainnya.
Selain kemampuan pemahaman matematis, aspek lain yang ditekankan
dalam pembelajaran matematika adalah aspek kemampuan berpikir kritis matematis. “Berpikir kritis seringkali dibicarakan sebagai suatu kemampuan manusia yang sangat umum sehingga menyentuh hampir setiap aktivitas berpikir
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari” (Suryadi, 2012: 16). Hal ini banyak kita temukan bahwa matematika bisa diaplikasikan dalam dunia nyata. Fisher
(2009: 13) menyatakan bahwa Berpikir kritis adalah aktivitas terampil, yang bisa
dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikir kritis yang baik akan
memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan,
4
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perlu kita ketahui dalam Permendiknas tahun 2006 Nomor 23 tertulis
bahwa Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) untuk tingkat
SMA/ MA/ SMALB*/ Paket C diantaranya adalah (1) membangun dan
menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
(2) menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam
pengambilan keputusan. Pernyataan di atas dikembangkan berdasarkan tujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Lemahnya kemampuan berpikir kritis telah menjadi perhatian para
pendidik dan peneliti pendidikan matematika. Sejumlah studi (Tata, 2009; Kartini,
2012; dan Hikmah, 2012) dengan sampel siswa SMP dan SMA serta Mahasiswa
PGSD, telah mencobakan beragam pembelajaran matematika yang inovatif dalam
rangka meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis, dapat disimpulkan
bahwa hasil postes penelitian mereka menunjukkan terjadinya peningkatan yang
lebih baik dari pretes yang telah dilakukan sebelumnya, namun hasil penelitian
tersebut masih terbatas pada materi yang diberikan sehingga untuk melengkapi
hasil yang ada perlu dilakukan penelitian pada materi matematika lainnya.
Berdasarkan uraian di atas, kemampuan pemahaman dan berpikir kritis
harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika. Kemampuan ini sangat
dibutuhkan siswa dalam menghadapi permasalahan yang ada baik dalam
pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga peneliti dalam studi
ini mengambil dua kemampuan tersebut dalam pembelajaran yang dilakukan.
Pada kenyataannya, matematika adalah salah satu mata pelajaran yang
tetap saja sulit dipahami siswa, sehingga tidak heran kalau banyak siswa yang
tidak senang terhadap matematika. Saat pembelajaran berlangsung, beragam
aktivitas dapat terjadi karena setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda.
Selain siswa yang memiliki gaya belajar masing-masing, guru juga memiliki gaya
mengajar yang beragam. “Pada dasarnya, orang datang mengajar dengan tingkat kehangatan, kemampuan sosial, pembelajaran akademik, dan pengembangan
5
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tim MKPBM (2001: 9) menyatakan “Pola interaksi antara guru dengan siswa pada hakekatnya adalah hubungan antar dua pihak yang setara, yaitu
interaksi antara dua manusia yang tengah mendewasakan diri, meskipun yang satu
telah ada pada tahap yang seharusnya lebih maju dalam aspek akal, moral, maupun emosional”. Dalam hal ini pola interaksi yang tidak seimbang tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal, meskipun bahan yang disampaikan
tersusun secara sistematis. Proses belajar mengajar akan terjalin dengan baik
apabila terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa. Guru sebagai salah satu
komponen dalam proses pembelajaran sangat besar pengaruhnya. Guru tidak
hanya bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas,
melainkan bertanggung jawab terhadap keberhasilan seluruh proses yang
dilakukannya.
Pembelajaran efektif dikatakan dapat terlaksana, jika setiap pengajar
mampu mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan model pembelajaran
yang sesuai sehingga dapat menciptakan suasana kelas dengan proses
pembelajaran yang optimal. Pembelajaran matematika yang perlu dikembangkan
diantaranya dapat menciptakan peran aktif siswa dengan memunculkan
kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematiknya. Yakni, pembelajaran
matematika yang memberikan keleluasaan berpikir kepada siswa. Pembelajaran
tersebut tentu harus berpusat pada siswa, sedangkan peran guru dalam
pembelajaran ini tidak hanya sebagai penyampai informasi saja melainkan sebagai
fasilitator, motivator, dan pembimbing yang akan memberikan kesempatan siswa
untuk belajar aktif dan mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Pembelajaran yang diduga dapat diterapkan untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa adalah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model ini diharapkan dapat
membantu siswa meningkatkan sikap positif dan menumbuhkan keterampilan
proses dalam belajar matematika. Selain itu, siswa dalam kelompok kecil yang
telah dibentuk dapat menyelesaikan permasalahan dalam matematika dengan
kepercayaan dan solidaritas antar siswa yang tinggi. Salah satu tipe dari model
6
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bidak merupakan terjemahan dari Team-Assisted Individualization (TAI). Bidak menekankan pemberian bantuan secara individual dari siswa yang pandai kepada
siswa yang kesulitan dalam belajar. Pembelajaran ini diduga dapat menumbuhkan
sikap saling menghargai, saling berbagi, saling membantu dan dapat
membiasakan siswa untuk bersosialisasi dengan teman-temannya.
Penelitian ini dilakukakan pada kelas X karena berdasarkan waktu belajar
yang digunakan tidak terganggu dengan kegiatan lainnya, dan dianggap memiliki
cukup banyak waktu saat pembelajaran berlangsung. Materi yang digunakan
adalah geometri dimensi tiga, karena kemampuan yang diuji pada penelitian ini
belum sesuai harapan jika dilihat dari nilai KKM. Hal ini ditegaskan Soemadi
(dalam Hanief, 2011) agar dapat belajar geometri dengan baik dan benar, siswa
dituntut untuk menguasai kemampuan dasar geometri, keterampilan dalam
pembuktian, keterampilan membuat lukisan dasar geometri dan mempunyai
pandang ruang yang memadai.
Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman
dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual dalam
Kelompok)”. Penelitian difokuskan pada salah satu SMA/ MA Kelas X di Kota
Tasikmalaya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Bidak lebih baik dari pada siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe Bidak lebih baik dari pada siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran model kooperatif tipe Bidak
7
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan pemahaman
matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Bidak dan
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Bidak dan
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
3. Mendeskripsikan aktivitas antara siswa yang menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe Bidak dengan siswa yang menggunakan pembelajaran
konvensional
4. Mengetahui respon siswa terhadap matematika, pembelajaran, dan soal-soal
pemahaman dan berpikir kritis matematis pada siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Bidak.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka hasil penelitian
ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Memberikan gambaran hasil belajar antara siswa yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Bidak dengan siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional
2. Memberikan informasi kepada guru atau calon guru matematika tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Bidak dalam usaha
meningkatkan kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat lebih aktif, kreatif, dan
dapat menciptakan suasana belajar kelompok yang kondusif, efektif serta
menumbuhkan sikap tolong-menolong dan bersaing sehat antar siswa dalam
pembelajaran matematika yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Bidak.
4. Menambah wawasan bagi praktisi pendidikan dalam perkembangan inovasi
8
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu E. Definisi Operasional
Penjelasan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Bidak (Bantuan Individual dalam
Kelompok) merupakan model pembelajaran yang diberikan kepada
kelompok-kelompok kecil, terdiri dari 5 hingga 6 siswa pada suatu kelas,
yang mengutamakan pemberian bantuan secara individual baik dari teman
maupun guru kepada siswa yang mengalami kesulitan. Pembelajaran ini
terdiri dari tahap individual dimana siswa mengerjakan tugas mempelajari
materi pembelajaran yang disiapkan oleh guru secara individual dan diberikan
kesempatan untuk menemukan ide dan strateginya sendiri dalam mengerjakan
tugas, serta tahap kelompok dimana siswa mendiskusikan dan membahas
hasil pekerjaannya masing-masing dengan teman satu kelompoknya dengan
cara saling mengoreksi jawaban masing-masing, saling tukar pendapat
(sharing), saling tanya jawab.
2. Kemampuan pemahaman matematis dalam penelitian ini adalah kemampuan
pemahaman seseorang terhadap suatu konsep dan mampu menerapkan dalam
berbagai situasi serta dapat mengaitkan satu konsep dengan konsep yang
lainnya. Kemampuan ini terdiri dari: (a) Pemahaman instrumental, yang
mencakup kemampuan pemahaman konsep tanpa kaitan dengan konsep yang
lainnya dan dapat melakukan perhitungan sederhana. (b) Pemahaman
relasional, yang mencakup kemampuan menyusun strategi penyelesaian yang
dapat mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya.
3. Kemampuan berpikir kritis matematis adalah kemampuan berpikir secara
beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuat keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Kemampuan berpikir kritis pada
penelitian ini, terdiri dari lima indikator, yaitu: (1) Kemampuan interpretasi,
yaitu kemampuan menjelaskan dari suatu masalah dengan jelas serta mampu
memberikan alasannya; (2) Kemampuan analisis argumen, yaitu kemampuan
untuk membuat model matematis dari suatu masalah berdasarkan informasi
9
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kemampuan untuk mengidentifikasi relevansi mengenai keterkaitan sebuah
konsep dengan konsep lainnya; (4) Kemampuan menarik kesimpulan, yaitu
kemampuan membuat kesimpulan dan hipotesis dari informasi yang
diketahui; (5) Kemampuan memecahkan masalah, yaitu kemampuan untuk
memutuskan suatu tindakan dalam mencari penyelesaian masalah.
4. Pembelajaran konvensional adalah kegiatan pembelajaran yang biasa
dilakukan dengan menggunakan metode ceramah, penugasan, atau ekspositori
yang berlangsung lebih didominasi oleh guru sedangkan siswa menerima
28
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pembelajaran dengan model
kooperatif tipe Bidak terhadap peningkatan kualitas kemampuan pemahaman dan
berpikir kritis matematis, sehingga ada suatu perlakuan yang ingin diuji. Artinya
penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Bidak dengan penelitian dalam bentuk
randomized pretest-posttest Control Group Design, yaitu desain kelompok
kontrol pretes-postes yang melibatkan dua kelompok. Dalam prosesnya peneliti
mengalami keterbatasan dalam memilih subjek secara langsung untuk
dikelompokkan menjadi kelas-kelas penelitian karena dapat mengganggu proses
pembelajaran sehingga subjek penelitian yang dipilih adalah kelas-kelas yang
sudah ada. Dengan demikian penelitian ini menggunakan metode quasi
experimental.
Bentuk desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
A O X O
A O O (Ruseffendi, 2003: 45)
Keterangan:
A = Pengambilan sampel secara acak (random) dari kelas yang ada
pada sekolah yang ditetapkan
X = Pembelajaran matematika yang menggunakan model kooperatif
tipe Bidak (Bantuan Individual dalam Kelompok)
O = Pretes dan postes kemampuan pemahaman & berpikir kritis siswa
B. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan pada jenjang pendidikan SMA/ MA di Kota
Tasikmalaya pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 dengan kualifikasi
sedang berdasarkan data dari dinas pendidikan setempat. Namun, besarnya ukuran
data dan adanya berbagai keterbatasan peneliti menjadikan penelitian tidak lagi
29
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN Awipari Kota Tasikmalaya.
Pemilihan sampel dalam penelitian ini berdasarkan pertimbangan biasanya
pembagian kelas di sekolah pada awal tahun pelajaran sudah dibagi secara merata
menurut prestasi akademis, oleh karena itu, penulis menggunakan dua kelas yang
sudah terbentuk sebagai kelompok sampel penelitian. Sehingga dilakukan
pengundian pada kelas yang sudah ada di sekolah tersebut secara acak, dan
diambil kelas X-3 sebagai kelompok eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Bidak, sedangkan kelas X-2
sebagai kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah pembelajaran model
kooperatif tipe Bidak (sebagai variabel bebas) yang akan mempengaruhi
kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa (sebagai variabel
terikat).
D. Instrumen Penelitian
Arikunto, Suharsimi. (2006: 160) menyatakan bahwa “Instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi yang bermanfaat untuk menjawab
permasalahan penelitian. Dalam penyusunan instrumen penelitian, harus
disesuaikan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Instrumen sangat penting
dalam kegiatan penelitian karena perolehan suatu informasi dengan kata lain, data
relevan atau tidaknya tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu alat ukur
penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai.
Dalam penelitian ini, instrumen penelitian yang digunakan adalah :
1. Lembar Observasi
Data aktifitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dikumpulkan
30
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengamatan tentang proses pembelajaran yang berlangsung sehingga, dapat
diketahui fase-fase dalam penelitian apakah sesuai dengan skenario pembelajaran
atau tidak. Juga untuk mengetahui aktifitas yang terjadi selama kegiatan
belajar-mengajar berlangsung.
2. Tes Kemampuan Pemahamam dan Berpikir Kritis Matematis
Instrumen tes kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis
dikembangkan dari materi atau bahan ajar. Tes yang digunakan untuk mengukur
kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematis siswa yaitu soal yang
berbentuk uraian. Dalam penyusunan soal tes, diawali dengan penyusunan
kisi-kisi soal yang dilanjutkan dengan menyusun soal beserta alternatif kunci jawaban
dari masing-masing butir soal.
Sebelum melakukan uji coba soal instrumen, peneliti melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing, guru bidang studi matematika di sekolah tempat
penelitian serta rekan-rekan mahasiswa Sekolah Pascasarjana Program Studi
Pendidikan Matematika UPI. Selanjutnya, peneliti melakukan uji coba terbatas
kepada 3 orang siswa di tempat penelitian dan melakukan konsultasi dengan guru
bidang studi matematika serta menyerahkan laporannya untuk melakukan
konsultasi kembali dengan dosen pembimbing. Setelah hasil uji coba terbatas
dirasakan sudah cukup, selanjutnya peneliti melakukan uji coba soal isntrumen
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap
butir soal tes yang akan digunakan dalam penelitian.
Uji coba soal instrumen dilaksanakan pada kelas XI IPS 1 MAN Awipari
Kota Tasikmalaya. Alasan dilakukannya uji coba terhadap siswa kelas XI ini,
karena mereka pernah mempelajari materi tentang dimensi tiga.
Langkah-langkah menganalisis instrumen yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
a. Analisis Validitas
Arikunto (2006: 168-169) mengatakan bahwa sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan
31
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
rendahnya instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
1) Validitas Muka dan Validitas Isi
Validitas muka atau sering disebut pula validitas tampilan suatu alat
evaluasi, yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata serta kejelasan gambar
dalam soal sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan multi tafsir.
Sedangkan validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau
dari segi materi yang dievaluasikan yaitu materi (bahan) yang dipakai sebagai alat
evaluasi (instrumen) tersebut merupakan sampel representatif dari pengetahuan
harus yang dikuasai.
Suatu tes matematika dikatakan memiliki validitas isi apabila dapat
mengukur kompetensi dasar (KD), standar kompetensi (SK) serta indikator yang
telah ditentukan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pertimbangan para pakar
(dosen pembimbing, guru pamong yang sesuai latar belakang pendidikannya)
sangat berperan dalam menyusun validitas isi suatu instrumen dalam hal yang
berkaitan dengan konsep-konsep matematikanya.
2) Validitas Butir Soal
Ruseffensi (2003) dalam bukunya menyatakan bahwa suatu instrumen
dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu,
mengukur apa yang mestinya diukur, derajat ketetapannya besar, validitasnya
tinggi. Untuk mencari koefisien validitas penulis menggunakan rumus korelasi
product moment Pearson memakai angka kasar (Suherman, 2003: 120). Sebuah
r = Korelasi antara variabel x dan variabel y
x = Skor masing-masing butir soal.
y = Skor total
32
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Klasifikasi interpretasi untuk validitas soal yang digunakan menurut
Suherman dan Sukjaya (1990: 147), dengan taraf signifikasi 0,05 adalah:
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah 0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah
rxy ≤ 0,00 Tidak valid
Berdasarkan hasil uji coba di MAN Awipari Kelas XI IPS 1, maka
dilakukan uji validitas dengan bantuan Program Anates 4.0, hasil uji validitas
dalam penelitian ini dapat diinterpretasikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2
Interpretasi Uji Validitas Tes Pemahaman Matematis
Nomor
Soal Korelasi
Interpretasi
Validitas Signifiansi
1 0,804 Sangat Tinggi Sangat Signifikan 7 0,957 Sangat Tinggi Sangat Siginifikan
Pada Tabel 3.2 terlihat dari dua butir soal yang digunakan untuk menguji
kemampuan pemahaman matematis tersebut berdasarkan kriteria validitas tes,
diperoleh soal nomor 1 mempunyai validitas sangat tinggi dan soal nomor 7
memiliki validitas sangat tinggi. Dari tabel di atas, korelasi kedua butir soal
terlihat sangat signifikan. Untuk tes pemahaman matematis diperoleh nilai
korelasi XY sebesar 0,60. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria maka
koefisien korelasi tes pemahaman matematik memiliki validates yang sedang.
Tabel 3.3
Interpretasi Uji Validitas Tes Berpikir Kritis Matematis
Nomor
Soal Korelasi
Interpretasi
Validitas Signifiansi
2 0,707 Tinggi Signifikan
3 0,831 Sangat Tinggi Sangat Siginifikan
4 0,611 Tinggi Signifikan
5 0,710 Tinggi Signifikan
33
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pada Tabel 3.3 terlihat bahwa dari lima butir soal yang digunakan untuk
menguji kemampuan berpikir kritis matematis seperti terlihat pada tabel,
berdasarkan kriteria validitas tes, diperoleh 2 butir soal memiliki validitas tinggi
dan signifikan serta 3 butir soal memiliki validitas sangat tinggi dan sangat
signifikan. Secara keseluruhan tes berpikir kritis matematis memiliki korelasi XY
sebesar 0,71. Apabila diinterpretasikan berdasarkan kriteria validitas maka
koefisien korelasi tes berpikir kritis matematik memiliki validatas yang tinggi.
b. Reliabilitas Butir Soal
Suherman & Sukjaya (1990) menyatakan bahwa suatu alat evaluasi (tes dan
non tes) disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan
untuk subjek yang sama. Reliabilitas suatu instrumen menunjukkan keajegan
suatu instrumen yang digunakan. Untuk pengukuran reliabilitas tes berbentuk
uraian digunakan rumus alpha (Suherman, 2003:154) yaitu :
11
= Jumlah varians skor item
2 t
S = Varians skor total
Interpretasi koefisien reliabilitas soal uji coba menggunakan klasifikasi
menurut Guilford (Suherman & Sukjaya, 1990: 175) yaitu:
Tabel 3.4
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r Tingkat Reliabilitas
34
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen (Lampiran B.3),
diperoleh tingkat reliabilitas untuk soal tes pemahaman matematis sebesar 0,75,
sehingga dapat diinterpretasikan bahwa soal tes pemahaman mempunyai
reliabilitas yang tinggi. Sedangkan untuk tes berpikir kritis matematis diperoleh
nilai tingkat reliabilitas sebesar 0,83 dengan interpretasi bahwa soal tes berpikir
kritis matematik mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi.
c. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. Soal tes
hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir soal yang baik, apabila
butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa kesulitan dan berputus asa untuk mencoba
menyelesaikannya, sedangkan soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
dalam memecahkan soal.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran (difficulty index) (Suherman & Sukjaya, 1990) yang diukur berdasarkan rumus berikut:
Keterangan :
= indeks kesukaran
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar,
atau jumlah benar untuk kelompok kelas atas
= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar, atau jumlah benar untuk kelompok kelas bawah
= jumlah siswa kelompok atas (diambil 25% dari skor tertinggi)
= jumlah siswa kelompok bawah (diambil 25% dari skor terendah)
Kriteria interpretasi indeks kesukaran yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada kriteria menurut Suherman & Sukjaya (1990: 182) yang dapat
35
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.5
Kriteria Interpretasi Tingkat Kesukaran
Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 0, 00 Soal terlalu sukar
0, 00 < IK ≤ 0, 30 Soal sukar
0, 30 < IK ≤ 0, 70 Soal sedang
0, 70 ≤ IK < 1, 00 Soal mudah
IK = 1, 00 Soal terlalu mudah
Dari hasil uji coba dalam penelitian ini, dilakukan uji taraf kesukaran tes
dengan bantuan program Anates 4.0 (Lampiran B.4). Hasil perhitungan taraf
kesukaran untuk tes kemampuan pemahaman matematis dapat diinterpretasikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.6
Tingkat Kesukaran Butir Soal Pemahaman Matematis
Nomor
Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,73 Mudah
7 0,31 Sedang
Dari Tabel 3.6 dapat dilihat untuk soal tes pemahaman matematis yang
terdiri dari dua butir soal, yaitu soal nomor 1 memiliki kriteria mudah dan soal
nomor 7 memiliki kriteria sedang. Sedangkan untuk soal tes berpikir kritis
matematik yang terdiri dari lima butir soal, yakni soal nomor 2, 3, 4 dan 6
memiliki kriteria sedang dan soal nomor 5 memiliki kriteria sukar. Interpretasi
dari perhitungan taraf kesukaran untuk tes kemampuan berpikir kritis matematis
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Tingkat Kesukaran Butir Soal Berpikir Kritis Matematis
Nomor
Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
2 0,68 Sedang
3 0,39 Sedang
4 0,46 Sedang
5 0,28 Sukar
36
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dari kedua tabel di atas dapat dilihat bahwa soal tes pemahaman matematis
yang terdiri dari dua butir soal memiliki kriteria mudah dan sedang, sedangkan
soal tes berpikir kritis matematis yang terdiri dari lima butir soal memiliki kriteria
tingkat kesukaran dengan empat butir soal sedang dan satu soal sukar.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda (DP) dari butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan
butir soal tersebut mampu membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya
dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab
salah) (Suherman & Sukjaya, 1990: 195-196). Dalam hal ini, daya pembeda suatu
soal menyatakan kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi (kelompok unggul) dengan siswa yang brkemampuan
kurang (kelompok asor).
Untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal tes digunakan rumus
berikut:
Keterangan:
DP = daya pembeda setiap skor soal
= jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu benar
= jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
= jumlah siswa kelompok atas
Klasifikasi interpretasi nilai daya pembeda menurut Suherman dan Sukjaya
(1990: 198) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Klasifikasi Nilai Daya Pembeda
DP Interpretasi
DP ≤ 0, 00 Sangat jelek
0, 00 < DP ≤ 0, 20 Jelek
0, 20 < DP ≤ 0, 40 Cukup
0, 40 < DP ≤ 0, 70 Baik
37
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Proses penentuan kelompok unggul dan kelompok asor adalah dengan cara
mengurutkan skor total setiap siswa mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor
terendah. Penentuan daya pembeda ini dilakukan dengan bantuan program
Anantes 4.0 (Lampiran B.4). Hasil perhitungan daya pembeda untuk tes
pemahaman disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.9
Daya Pembeda Tes Pemahaman Matematis
Nomor Soal
Indeks Daya
Pembeda Interpretasi
1 0,49 Baik
7 0,58 Baik
Dari Tabel 3.9 di atas disimpulkan bahwa untuk soal tes pemahaman
matematis yang terdiri dari dua butir soal yaitu soal nomor 1 dan 7 memiliki daya
pembeda masing-masing soal baik.
Hasil perhitungan daya pembeda untuk tes berpikir kritis disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.10
Daya Pembeda Tes Berpikir Kritis Matematis
Nomor Soal
Indeks Daya
Pembeda Interpretasi
2 0,41 Baik
3 0,51 Baik
4 0,28 Cukup
5 0,27 Cukup
6 0,64 Baik
Dari Tabel 3.10 di atas disimpulkan bahwa untuk soal tes berpikir kritis
matematis terdapat tiga soal yaitu soal nomor 2, 3 dan 6 memiliki daya pembeda
baik serta dua soal yaitu soal nomor 4 dan 5 dengan daya pembeda cukup
sehingga dilakukan revisi terhadap soal tersebut.
e. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Matematika
Rekapitulasi dari semua perhitungan analisis hasil uji coba tes kemampuan
38
Rahmi Faujiah Hayati , 2013
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMA Menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bidak (Bantuan Individual Dalam Kelompok)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.11
Rekapitulasi Tes Pemahaman dan Berpikir Kritis Matematis
Nomor
Berdasarkan hasil analisis keseluruhan terhadap hasil uji coba tes
kemampuan pemahaman dan berpikir kritis matematik yang dilakukan di MAN
Awipari Kota Tasikmalaya pada kelas XI IPS 1, dapat disimpulkan bahwa soal tes
tersebut layak dipakai sebagai acuan untuk mengukur kemampuan pemahaman
dan berpikir kritis matematis siswa SMA/ MA kelas X yang merupakan
responden dalam penelitian ini dengan terlebih dahulu merevisi salah satu soal
yang memiliki daya pembeda cukup.
3. Silabus
Silabus adalah implementasi dari standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Tujuan digunakannya silabus agar peneliti memiliki acuan yang jelas dalam
melakukan penelitian, dan disusun berdasarkan prinsip yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi. Dilihat dari prinsip tersebut, maka silabus mata pelajaran
matematika memuat identitas sekolah, standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, bentuk penilaian,
contoh instrumen, serta alokasi waktu dan sumber belajar.
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran bertujuan membantu peneliti dalam
mengarahkan jalannya proses pembelajaran agar terlaksana dengan baik. RPP
disusun secara sistematis memuat standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, model dan metode pembelajaran,