FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN PENGARUH PEMAKAIAN FLY ASH SEBAGAICEMENTITIOUS PADA BETON TERHADAP PENETRASI ION KLORIDA MENGGUNAKAN METODE DIPERCEPAT.

(1)

PEMERIKSAAN KANDUNGAN ORGANIK Tanggal Pengujian : 3 Maret 2007

Hasil pengamatan :

NO. JENIS BAHAN VOLUME

(CC)

VOLUME

TOTAL

(CC)

WARNA

LARUTAN

YANG TERJADI

1. 2.

Pasir Larutan NaOH 3%

130 cc Secukupnya

200 cc Nomer 2 Kuning

(Sumber : Hasil Penelitian)

Dari hasil percobaan laboratiom, ternyata setelah didiamkan selama 24 jam campuran NaOH 3% dan pasir di dapat cairan berwarna kuning(tidak lebih gelap dari warna pembanding). Dan menurut Hellige Tester sesuai dengan nomer 2 (kuning).

(2)

Lampiran IV. 2. Pemeriksaan SSD L-2 PEMERIKSAAN SATURATED SURFACE DRY (SSD)

Tanggal Pengujian : 2 Maret 2007 Hasil pengamatan :

Penurunan Tinggi Pasir No. Percobaan Jumlah

Pukulan Sample A Sample B

Rata – Rata Penurunan

1. I 15 3,4 3,5 3,45

2. II 20 3,8 3,7 3,75

3. III 25 4,2 4,0 4,1

Penurunan rata-rata (R) = 3,76

Analisa Data

--- --- 3,76cm 7,8 cm

4 cm

9,4 cm

Gambar 1.2. Sampel Percobaan Saturated Surface Dry

a). Sampel I : 15 pukulan. Penurunan rata-rata =

2 5 , 3 45 ,

3 +

(3)

b). Sampel II : 20 pukulan. Penurunan rata-rata =

2 7 , 3 8 , 3 +

= 3,75 cm c). Sampel III : 25 pukulan.

Penurunan rata-rata = 2

0 , 4 2 , 4 +

= 4,1 cm

Penurunan rata-rata yang terjadi (R) adalah : R =

3

1 , 4 75 , 3 45 ,

3 + +

= 3,76 cm

(4)

Lampiran IV. 4. Pemeriksaan SSD L-4 PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT KASAR

NO. KETERANGAN HASIL (gram)

1. Berat benda uji dalam keadaan jenuh (SSD) (BJ) 1009 gram 2. Berat benda uji dalam air (BA) 617 gram 3. Berat benda uji kering oven (BK) 988 gram 4. Berat Jenis Bulk = BK / (BJ – BA) 2,52 5. Berat Jenis SSD = BJ / (BJ – BA) 2,574 6. Berat Jenis Semu = BK / (BK – BA) 2,663 7. Penyerapan (Absorbsi) = (BJ – BK) / BK x 100% 2,15 %

(Sumber : Hasil Penelitian) Keterangan :

BK = Berat benda uji kering oven (gr)

BJ = Berat benda uji dalam keadaan jenuh (SSD) (gr) BA = Berat benda uji dalam air (gr)

Persyaratan (absorbsi) nilainya telah memenuhi persyaratan, karena ≤5 % dari yang disyaratkan.

(5)

PEMERIKSAAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS

NO. KETERANGAN HASIL (gram)

1. Berat picnometer + air (B) 662 gr 2. Berat picno + air + benda uji (BT) 955 gr 3. Berat benda uji kering oven (BK) 490 gr 4. Berat Jenis Bulk = BK / (B + 500 – BT) 2,367 5. Berat Jenis SSD = 500 / (B + 500 – BT) 2,415 6. Berat Jenis Semu = BK / (B + BK – BT) 2,487 7. Penyerapan (Absorbsi) = (500 – BK) / BK x 100% 2,041 %

(6)

Lampiran IV. 6. Pemeriksaan Kandungan Lumpur L-6 PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR PADA PASIR

NO. KETERANGAN HASIL (Gram)

1. Berat cawan (A) 131

2. Berat cawan + pasir kering oven (B) 476 3. Berat cawan + pasir yang telah dicuci lalu

dioven (C)

430

4. Berat pasir kering tungku (D) = B - A 345 5. Kandungan Lumpur dalam pasir

% 100 X D

C

D− 4,347 %

(7)

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT KASAR Tanggal Pengujian : 2 Maret 2007

Hasil pengamatan :

NO. KETERANGAN HASIL (Gram)

1. Berat benda uji mula-mula (A)

Tertahan saringan ukuran 12,5 mm = 2500 gr Tertahan saringan ukuran 9,5 mm = 2500 gr

5000

2. Berat benda uji setelah disaring (B) 3158

3. Persentase keausan = _A x100% B

A− 36,84 %

(8)

Lampiran IV. 8. Pemeriksaan Gradasi Pasir L-8 PEMERIKSAAN GRADASI PADA PASIR

Pasir 500 gram NO. UKURAN AYAKAN (mm) BERAT AYAKAN (Gram)

BERAT AYAKAN + PASIR (Gram)

BERAT PASIR (Gram)

1. 9,5 531 531 0

2. 4,75 448 452 4

3. 2,36 436 482 46

4. 1,18 423 519 96

5. 0,6 308 400 92

6. 0,3 398 473 75

7. 0,15 402 508 107

8. pan 449 491 41

TOTAL 461 (Sumber : Hasil Penelitian)

Analisa Data

Berat pasir mula - mula = 500 gr Berat pasir setelah dioven = 463 gr Berat lolos ayakan = 461 gr

Kesalahan penimbangan = ( 463 – 461 ) = 2 gr Perhitungan koreksi kesalahan x digetarkan setelah pasir Berat ayakan pasir tiap Berat K Rumus = gram 0 461 0 x 2 mm 9,5 Ayakan )

1 = =

gram 0,01 461 4 x 2 mm 4,75 Ayakan )

2 = =

gram 0,199 461 46 x 2 mm 2,36 Ayakan )

3 = =

gram 0,416 461 96 x 2 mm 1,18 Ayakan )

4 = =

0,399gram 461 92 x 2 mm 0,60 Ayakan )

(9)

gram 0,42 461 97 x 2 mm 0,3 Ayakan )

6 = =

gram 0,462 461 107 x 2 0,15mm Ayakan )

7 = =

gram 0,095 461 41 x 2 pan )

8 = =

Perhitungan pasir setelah koreksi

% 100 x Di Setelah Pasir Berat koreksi Ayakan Tiap Pasir Berat Rumus oven + = % 0 % 100 x 463 0 5 mm 9,50 Ayakan )

1 = + =

7% 0,8 % 100 x 463 4 0,01 mm 4,75 Ayakan )

2 = + =

% 7 9,9 % 100 x 463 46 9 0,19 mm 2,36 Ayakan )

3 = + =

% 20,9 % 100 x 4463 96 6 0,41 mm 1,18 Ayakan )

4 = + =

19,878% % 100 x 463 92 9 0,39 mm 0,60 Ayakan )

5 = + =

% 20,4 % 100 x 463 97 0,42 mm 0,30 Ayakan )

6 = + =

% 1 23,2 % 100 x 463 107 0,462 mm 0,15 Ayakan )

7 = + =

% 4,772 % 100 x 463 22 0,095 Pan )

(10)

Lampiran IV. 10. Pemeriksaan Gradasi Pasir L-10

Perhitungan Persentase Komulatif Berat Pasir Lolos

Persentase Kumulatif (%) No Ukuran Ayakan (mm) Berat Ayakan (gr) Berat Ayakan + Pasir (gr) Berat Pasir (gr)

Koreksi Berat Pasir Terkoreksi

(gr)

Persentase Pasir Tertinggal

(%) Tertinggal Lolos

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9,50 4,75 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15 Pan 531 448 436 323 408 398 402 449 531 452 482 519 400 473 509 491 0 4 46 96 92 94 107 22 0 0,01 0,199 0,416 0,399 0,42 0,462 0,095 0 4,01 46,199 96,416 92,399 94,42 107,462 22,095 0 0,87 9,97 20,9 19,878 20,4 23,21 4,772 100 0,87 10,84 31,74 51,618 72,018 95,228 100 100 99,13 89,16 68,26 48,388 27,982 4,772 0

∑= 463 ∑=100 ∑=462,314 437,692

Modulus halus butir = Persentase kumulatif tertinggal 100

= 462,314 100 = 4,623

Kandungan Lumpur pada pasir = 22,095 x 100% = 4,7 % 463

Kandungan lumpur 4,623 % maka pasir tersebut memenuhi persaratan, karena kurang dari 5 %.

(11)

PEMERIKSAAN GRADASI PADA KERIKIL

Pasir 1000 gram NO. UKURAN

AYAKAN (mm)

BERAT AYAKAN (Gram)

BERAT AYAKAN + KERIKIL (Gram)

BERAT KERIKIR (Gram)

1 19 486 486 0

2 9,5 531 1154 623

3 4,75 448 710 262

4 2,36 436 494 58

5 1,18 423 466 43

6 0,6 308 308 0

7 0,3 398 398 0

8 0,15 402 402 0

9 pan 449 449 0

TOTAL 986 (Sumber : Hasil Penelitian)

Analisa Data

Berat kerikil = 1000 gram. Berat setelah oven = 987 gram. Berat lolos ayakan = 986 gram

Kesalahan penimbangan = ( 987 – 986) gram = 1 gram

Perhitungan koreksi :

Berat Kerikil

K = x Berat yang tertinggal

(12)

Lampiran IV. 12. Pemeriksaan Gradasi Pada Kerikil L-12

1

Ayakan 19,0 mm = x 0 = 0 gram.

986

1

Ayakan 9,50 mm = x 623 = 0,63 gram

986

1

Ayakan 4,75 mm = x 262 = 0,265 gram.

986

1

Ayakan 2,36 mm = x 58 = 0,06 gram.

986

1

Ayakan 1,18 mm = x 43 = 0,045 gram.

986

1

986

1

986

1

986

1

Pan = x 0 = 0 gram.

986

Persentase kerikil setelah dikoreksi :

Koreksi + Berat kerikil tiap ayakan

Rumus = x 100 %

(13)

0 + 0

Ayakan 19,0 mm = x 100 %= 0 %

986

653 + 0,63

Ayakan 9,50 mm = x 100 %= 66, 2% 986

232 + 0,265

Ayakan 4,75 mm = x 100 %= 23,5%

986

58+ 0,06

Ayakan 2,36 mm = x 100 %= 5,9%

986

43+ 0,045

Ayakan 1,18 mm = x 100 %= 4,4% 986

0+ 0

Ayakan 0,6 mm = x 100 %= 0 % 986

0 + 0

Ayakan 0,3 mm = x 100 %= 0 %

986

0 + 0,002

Ayakan 0,15mm = x 100 %= 0 % 986

0 + 0

(14)

Lampiran IV. 14. Pemeriksaan Gradasi Pada Kerikil L-14

Perhitungan Persentase Berat Komulatif Kerikil Yang Lolos Ayakan kerikil 1000 gr

Persentase Komulatif No. Ukuran ayakan (mm) Berat ayakan + kerikil (gr) Berat ayakan (gr) Berat kerikil (gr)

Koreksi Berat kerikil ter koreksi (gr) Persentase kerikil ter tinggal (%) ter tinggal (%) Lolos (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 19,00 9,50 4,75 2,36 1,18 0,60 0,30 0,15 Pan 486 1154 710 494 466 308 398 402 449 486 531 448 436 423 308 398 402 449 0 623 262 58 43 0 0 0 0 0 0,63 0,265 0,06 0,045 0 0 0 0 0 623,63 262,265 58,06 43,045 0 0 0 0 0 66,2 23,5 5,9 4,4 0 0 0 0 0 66,2 89,7 95,6 100 100 100 100 100 100 33,8 10,3 4,4 0 0 0 0 0

∑ 986 1,000 987 100 751,5 148,5

(Sumber : Hasil penelitian)

Σ Persentase Komulatif tertinggal Modulus Halus Butir (MHB) =

100

751,5

=

100

= 7,515

(15)

Kandungan lumpur yang tertahan pada pan = 0 % kurang dari 1 %, jadi memenuhi syarat kandungan lumpur pada agregat kasar.

Modulus halus butir 7,515 % termasuk jenis kerikil yang baik untuk campuran adukan beton.

(16)

Lampiran IV. 16. Pengujian Pelapukan Agregat L-16 PENGUJIAN PELAPUKAN AGREGAT (SOUNDNESS TETS)

Agregat halus

No Berat Benda Uji (gr)

(a)

Berat dioven

(gr)

Berat Tertahan (gr)

(b)

% Xi % Yi % Wi

1 100 98 95 2 20 0,4

2 100 96 93 7 20 1,4

3 100 97 94 6 20 1,2

4 100 95 91 9 20 1,8

5 100 98 95 5 20 1

Jumlah 5,8 (Sumber : Hasil penelitian)

Agregat kasar

No Berat Benda Uji (gr)

(a)

Berat dioven

(gr)

Berat Tertahan (gr)

(b)

% Xi % Yi % Wi

1 350 305 301 14 11,66 1,63

2 575 530 516 10,26 19,16 1,965

3 625 586 577 7,68 20,83 1,59

4 450 411 383 8,66 15 1,29

5 1000 974 943 5,7 33,3 1,89

(17)

(18)

Lampiran IV. 18. Pengujian Sand equivalent. L-18 PENGUJIAN SAND EQUIVALENT

No Uraian Hasil

1. Tes tinggi penunjuk beban ke dalam gelas ukur

(gelas dalam keadan kosong) 6,7 2. Baca skala liumpur (pembacaan skala permukaan

lumpur lihat pada dinding gelas ukur) 3,0 3. Memasukkan beban, baca skala beban pada tangki

penunjuk 8,85

4. Baca skala pasir.

Pembacaan (3) – pembacaan (1) 2,15 5. Nilai SE =

) 2 (

) 4 ( lumpur pasir

x 100% 71,66 %

(Sumber : Hasil penelitian)

(19)

PENGUJIAN IKATAN AWAL SEMEN SEMEN + AIR

Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Waktu (menit) 0 15 30 45 60 75 90 105 120 Sampel 1 (mm) 14 11 10 8 7 7 6 4 3 Sampel 2 (mm) 12 9 8 6 6 5 4 2 2 Penurunan Rata-rata (mm) 13 10 9 7 6,5 6 5 3 2

PENGUJIAN IKATAN AWAL SEMEN SEMEN + AIR +Fly Ash

Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(20)

Lampiran IV. 20. Pembuatan Mix design L-20 1. Perhitungan campuran beton

Perhitungan campuran beton menggunakan batas-batas campuran beton sebagai berikut :

Faktor air semen = 0,4

Nilai slump rencana = 7,5 – 15,0 cm Ukuran maksimum agregat = 20 mm Modulus halus butir = 4,623 Berat jenis pasir = 2,415 Berat jenis batu pecah = 2,574

Perhitungan kebutuhan bahan untuk 1 m3 beton dengan nilai faktor air semen 0,4 adalah sebagai berikut:

1.Hitung kuat tekan beton (f’c) yang disyaratkan dengan nilai faktor air semen yang telah ditetapkan (fas = 0,4), berdasar kuat tekan rata-rata beton pada umur 28 hari.

Kuat tekan rata-rata (f’cr) = 40 MPa

2.Hitung nilai tambah (m), dimana m = 1,64.s. Jika data deviasi standar tidak ada, ambil m = 12 MPa.

f’cr = fc’ + 1,64 x s 40 = 12 MPa Fc’= 28 MPa

3.Menentukan nilai slump sebesar 75 – 150 mm (Tabel) dan ukuran maksimum agregat batu pecah 20 mm (Tabel) berdasar jenis strukturnya.

4.Tetapkan jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton, berdasarkan ukuran maksimum agregat, jenis agregat dan slump yang diinginkan.

A = 0,67.Ah + 0,33.Ak = 0,67.195 + 0,33.225 = 205 liter

(21)

Jumlah semen (Wsemen) = fas Air

= 4 , 0 205

= 512 kg 6.Menentukan berat jenis agregat campuran

Bj camp = 100

P

x bj agregat hls + 100

K

x bj agregat ksr

= 100

42

x 2,415 + 100

58

x 2,574 = 2,5

Menentukan berat jenis beton dengan data langkah (5) dan kebutuhan air tiap meter kubik betonnya maka dengan grafik pada gr.13 (SK SNI T-15-1990-03) Dapat diperkirakan berat jenis betonnya. Berat beton : 2275 kg/m3.

7.Menetukan kebutuhan agregat campuran W psr + krl = Wbeton – air – Semen

= 2275 – 205 – 512 = 1558 kg.

8.Menentukan kebutuhan agregat halus (pasir) yang diperlukan Wpsr = (P/100) . Wpsr + krl

= (42/100) x 1558 = 654,36 kg. = 654 kg

9. Menentukan kebutuhan agregat kasar (kerikil) yang diperlukan Wkrkl = Wpsr + krl – Wpsr

= 1558 – 654 = 904 kg.

(22)

Lampiran IV. 22. Pembuatan Mix design L-22 Tabel V.4. Perencanaan campuran beton per m3

Semen (kg) Air (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Fly Ash (kg)

Beton normal 512 205 654 904

Beton + bahan tambah

fly ash

[image:22.595.103.528.78.462.2]

448 205 654 904 64

Tabel V.5. Perencanaan campuran beton per @ silinder D 15 cm, T 30 cm

Beton normal 2,7 1,08 3,46 4,79

fly ash

2,3 1,08 3,46 4,79 0,33

Tabel V.6. Perencanaan campuran beton per @ silinder D 10 cm, T 5 cm

Beton normal 0,19 0,07 0,25 0,35

fly ash

(23)

HASIL PENGUJIAN SL MP ADUKAN BETONU

asil pengamatan : Fas Mineral

A

Sam el

Ukuran Benda Nilai S

Slump rata – rata H

dmixture

p Uji

(cm)

lump

(cm) (cm)

0,4 Beton Normal

Adukan ke 1

= 15 H =30 10,5 Adukan ke 2

Adukan ke 3 Adukan ke 4 Adukan ke 5

D

D = 10 H = 5

10,5 9,7 11,2 10,3 10,8

0,4

Beton dengan

Bahan Tambah D = 15 H =30 10,58

fly ash

Adukan ke 6 Adukan ke 7 Adukan ke 8 Adukan ke 9 Adukan ke 10

D = 10 H = 5

(24)

HASIL PENGUJIAN KUAT TEK N SILINDER BETON NORMAL al L-24 HASIL PENGUJIAN KUAT TEK N SILINDER BETON NORMAL Lampiran IV. 24. Pengujian Kuat Tekan Beton Normal L-24

A A anggal Pengujian : 12 April 2007

Dari hasil pengujian didapatkan besarnya beban (P) dan untuk mengetahui kekua

f’c =

T

Hasil pengamatan :

tannya, maka diadakan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

A P

dengan :

Kuat tekan beton (N/mm2)

uji (mm2) Hasi

da uji yang digunakan mempunyai luas permukaan sebagai berik

1 /4 x f’c=

P = Beban maksimum (N) A = Luas permukaan benda l pengujian :

Cetakan ben ut :

A = π d2 = 1/ x 4 π 1502

, m2

adi kuat tekan beton sampel 1 beton normal perawatan 3 hari (KT-BN 3-1) adala

f’c =

= 17671 459 m

J h :

A P

459 , 17671

1000 266x N =

(25)

HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON NORMAL HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER BETON NORMAL

anggal Pengujian : 12 April 2007

Fas Perawatan Sam el Pm x Luas Bidang

Kuat Tekan M

Kuat Tekan r

T

Hasil pengamatan :

Benda Uji (Hari)

p a

(N)

Tekan (mm2)

aksimal(f;c) (Mpa)

ata-rata(f;cr) (Mpa)

KT-BN 3-1 266 15,052

KT-BN 3-2 365 20,655*

0,4 3 17671,459 15,731

KT-BN 3-3 290 16,411

KT-BN 7-1 350 19,806

KT-BN 7-2 360 20,372

0,4 7 17671,459 20,089

KT-BN 7-3 335 18,957* KT-BN 14-1 450 25,465*

KT-BN 14-2 360 20,372

0,4 14 17671,459 20,089

KT-BN 14-3 350 19,806 KT-BN 21-1 450 25,465*

KT-BN 21-2 360 22,372

0,4 21 17671,459 22,786

KT-BN 21-3 410 23,201

KT-BN 28-1 470 26,596

KT-BN 28-2 465 26,313

0,4 28

28-3

17671,459 26,69

KT-BN 480 27,162

(26)

HASIL PENGUJIAN KUAT TEK N SILINDER BETON DENGAN L-26 HASIL PENGUJIAN KUAT TEK N SILINDER BETON DENGAN Lampiran IV. 26. Pengujian Kuat Tekan Beton Dengan Fly ash L-26

A A

BAHAN TAMBAH FLY ASH

Fas Pera Sam el Pm Luas Bidang Kuat Tekan

M

Kuat Tekan

T

Hasil pengamatan :

watan Benda Uji

(Hari)

p ax

(N) Tekan

(mm2)

aksimal(f;c) (Mpa)

rata-rata(f;cr) (Mpa)

KT-FA 3-1 260 14,713

KT- FA 3-2 200 11,317*

0,4 3 17671,459 14,798

KT- FA 3-3 210 14,884

KT- FA 7-1 270 15,278

KT- FA 7-2 330 18,674

0,4 7 17671,459 16,976

KT- FA 7-3 300 16,976

KT- FA14-1 370 20,937

KT- FA14-2 390 22,069

0,4 14 17671,459 21,503

KT- FA14-3 380 21,504

KT- FA21-1 470 26,596

KT- FA21-2 490 27,728*

0,4 21 17671,459 26,313

KT- FA21-3 460 26,031

KT- FA28-1 480 27,162

KT- FA28-2 510 28,860

0,4 28

28-3

17671,459 28,011

KT- FA 495 28,011

(27)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

BETON NORMAL PERAWATAN 3 HARI anggal Pengujian : 12 April 2007

WAKTU Sampel1 (A )

Sampel 2 (A ) T

Hasil pengamatan :

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,09 0,08

I30 0,15 0,15

I60 0,17 0,17

I90 0,20 0,21

I120 0,22 0,21

I150 0,18 0,17

I180 0,15 0,14

I210 0,12 0,11

I240 0,10 0,09

I270 0,09 0,08

I300 0,08 0,08

I330 0,07 0,07

(28)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

al L-28 HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

Lampiran IV. 28. Pengujian Penetrasi Beton Normal L-28

(A )

Sampel 2 (A ) T

Hasil pengamatan : WAKTU Sampel1

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,08 0,07

I30 0,08 0,07

I60 0,10 0,11

I90 0,11 0,14

I120 0,11 0,14

I150 0,15 0,14

I180 0,15 0,16

I210 0,13 0,16

I240 0,11 0,13

I270 0,10 0,10

I300 0,08 0,09

I330 0,07 0,07

(29)

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,05 0,06

I30 0,08 0,07

I60 0,08 0,09

I90 0,10 0,10

I120 0,11 0,11

I150 0,12 0,14

I180 0,13 0,14

I210 0,11 0,13

I240 0,10 0,11

I270 0,07 0,09

I300 0,05 0,06

I330 0,05 0,05

(30)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

al L-30 HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

Lampiran IV. 30. Pengujian Penetrasi Beton Normal L-30

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,05 0,05

I30 0,08 0,07

I60 0,08 0,07

I90 0,10 0,11

I120 0,12 0,11

I150 0,10 0,11

I180 0,10 0,08

I210 0,09 0,08

I240 0,07 0,07

I270 0,06 0,06

I300 0,04 0,05

I330 0,04 0,04

(31)

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,04 0,04

I30 0,07 0,07

I60 0,07 0,08

I90 0,09 0,09

I120 0,07 0,09

I150 0,07 0,07

I180 0,05 0,07

I210 0,05 0,06

I240 0,05 0,06

I270 0,05 0,05

I300 0,05 0,05

I330 0,04 0,04

(32)

HASIL PERHITUNGAN PENETRASI ION KLORIDA

al L-32 HASIL PERHITUNGAN PENETRASI ION KLORIDA

Lampiran IV. 32. Perhitungan Penetrasi Beton Normal L-32

BETON NORMAL anggal Pengujian :

Pera Sam el Charge passed Rata -rata Penetrasi Ion

T

Hasil Hitungan :

watan p

(coulomb) (coulomb) klorida

PE-BN 3-1 2835

3 S

PE- BN 3-2 2736

2785,5 edang PE- BN 7-1 2214

7 2317,5 Sedang

PE- BN 7-2 2421 PE- BN 14-1 1845

14 1930,5 Rendah

PE- BN 14-2 2016 PE- BN 21-1 1629

21 1602 Rendah

PE- BN 21-2 1575 PE- BN 28-1 1224

28 1287 Rendah

(33)

BETON DENGAN BAHAN TAMBAH FLY ASH PERAWATAN 3 HARI anggal Pengujian : 18 April 2007

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,05 0,05

I30 0,06 0,07

I60 0,07 0,08

I90 0,10 0,10

I120 0,12 0,11

I150 0,12 0,12

I180 0,11 0,12

I210 0,06 0,13

I240 0,07 0,11

I270 0,08 0,09

I300 0,05 0,05

I330 0,07 0,05

(34)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

L-34 HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

Lampiran IV. 34. Pengujian Penetrasi Beton Dengan fly ash L-34

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,02 0,03

I30 0,04 0,04

I60 0,04 0,05

I90 0,08 0,08

I120 0,08 0,08

I150 0,08 0,08

I180 0,08 0,08

I210 0,09 0,09

I240 0,09 0,11

I270 0,10 0,10

I300 0,06 0,09

I330 0,06 0,06

(35)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,06 0,07

I30 0,06 0,11

I60 0,13 0,10

I90 0,10 0,09

I120 0,08 0,07

I150 0,08 0,04

I180 0,08 0,04

I210 0,03 0,03

I240 0,03 0,03

I270 0,05 0,05

I300 0,03 0,03

I330 0,03 0,02

(36)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

L-36 HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

Lampiran IV. 36. Pengujian Penetrasi Beton Dengan fly ash L-36

BETON DENGAN BAHAN TAMBAH FLY ASH PERAWATAN 21HARI anggal Pengujian : 21 April 2007

(A )

Sampel 2 (A ) T

(Menit) Arus mper

Arus mper

I0 0,04 0,03

I30 0,04 0,04

I60 0,04 0,04

I90 0,05 0,05

I120 0,05 0,05

I150 0,06 0,05

I180 0,05 0,05

I210 0,05 0,05

I240 0,05 0,04

I270 0,04 0,04

I300 0,04 0,03

I330 0,03 0,02

(37)

HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA HASIL PENGUJIAN PENETRASI ION KLORIDA

(A ) (A )

T

Hasil pengamatan :

WAKTU Sampel1 Sampel 2 (Menit) Arus

mper

Arus mper

I0 0,03 0,03

I30 0,03 0,03

I60 0,03 0,04

I90 0,04 0,04

I120 0,04 0,04

I150 0,04 0,05

I180 0,04 0,04

I210 0,04 0,04

I240 0,04 0,03

I270 0,04 0,03

I300 0,03 0,02

I330 0,03 0,02

(38)

HASIL PERHITUNGAN PENETRASI ION KLORIDA

L-38 HASIL PERHITUNGAN PENETRASI ION KLORIDA

Lampiran IV. 38. Perhitungan Penetrasi Beton Dengan fly ash L-38

BETON DENGAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

anggal Pengujian :

Perawatan Sam el

Char

(c

Rata -rata Penetrasi Ion

T

Hasil pengamatan :

ge

p passed

oulombs) (coulomb) klorida

PE-FA 3-1 1683

3 1791 Rendah

PE-FA 3-2 1899 PE-FA 7-1 1458

7 1516,5 Rendah

PE-FA 7-2 1575 PE-FA 14-1 1314

14 1237,5 Rendah

PE-FA 14-2 1161 PE-FA 21-1 936

21 895,5

PE-FA 21-2 855

Sangat Rendah PE-FA 28-1 621

28 666

PE-FA 28-2 711

(39)

PERHITUNGAN POROSITAS BETON NORMAL PERHITUNGAN POROSITAS BETON NORMAL

Pe erat Benda Berat

Benda Uji

Berat Benda Porositas rata-rata T

Hasil pengamatan : rawatan Sampel B Benda Uji

(Hari)

Uji Setelah di Vacuum

(gr)

Dalam Air(gr)

Uji Setelah di Oven (gr)

(%) (%)

PO-BT 3-1 938 622 841 30,69

PO-BT 3-2 913 607 818 31,05 30,87 3

PO-BT 3-3 897 540 806 25,49* PO-BT 7-1 968 666 867 33,44*

PO-BT 7-2 882 502 774 28,42

5

27,635 7

PO-BT 7-3 914 56,5 818 26,85

PO-BT 14-1 901 607,5 816 28,96*

PO-BT 14-2 898 518 799 26,05

14 26,185

PO-BT 14-3 917 537 817 26,32

PO-BT 21-1 953 565,5 853 25,81

PO-BT 21-2 1030 608 930 23,70

21 24,755

PO-BT 21-3 926 624 837 29,47* PO-BT 28-1 881 499,5 780 26,47*

PO-BT 28-2 945 561 850 24,74

28 24,723

PO-BT 28-3 873 481 783 22,96

(40)

PERHITUNGAN POROSITAS BETON

L-40 PERHITUNGAN POROSITAS BETON

Lampiran IV. 40. Perhitungan Porositas Beton Dengan fly ash L-40

DENGAN BAHAN TAMBAH FLA ASH

Pe erat Benda Berat

Benda Uji

Berat Benda Porositas rata-rata T

Hasil pengamatan : rawatan Sampel B Benda Uji

(Hari)

Uji Setelah di Vacuum

(gr)

Dalam Air(gr)

Uji Setelah di Oven (gr)

(%) (%)

PO-FA 3-1 896 556,5 809 25,63

PO- FA 3-2 883 545 786 28,70* 5

26,03 3

PO- FA 3-3 904 63,5 814 26,43

PO- FA 7-1 911 565 822 25,72

PO- FA 7-2 918 567 826 26,21

5

25,965 7

PO- FA 7-3 894 51,1 810 24,50* PO- FA14-1 951 501 845 23,56*

PO- FA14-2 904 520,5 807 25,29

14 25,115

PO- FA14-3 918 505 815 24,94

PO- FA21-1 901 555 821 23,12

PO- FA21-2 929 559,5 853 20,57*

21 23,12

PO- FA21-3 901 555 821 23,12

PO- FA28-1 911 505 810 24,88

PO- FA28-2 942 519 849 21,99*

28 24,22

PO- FA28-3 889 490 795 23,56