• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN BANYAKNYA WAKTU LUANG, AKTIVITAS FISIK, STATUS GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI, ANTARA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR SUKU BADUY DAN KOTA SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN BANYAKNYA WAKTU LUANG, AKTIVITAS FISIK, STATUS GIZI DAN KEBUGARAN JASMANI, ANTARA ANAK-ANAK USIA SEKOLAH DASAR SUKU BADUY DAN KOTA SERANG."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTARCT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Asumsi Penelitian ... 12

E. Hipotesis ... 17

F. Metode Penelitian ... 17

G. Lokasi Penelitian ... 18

H. Sampel Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Waktu Luang ... 20

B. Aktivitas Fisik ... 23

1. Pengertian Aktivitas Fisik ... 23

2. Manfaat Aktivitas Fisik ... 26

C. Status Gizi ……… ... 32

1. Body Mass Index (BMI) ... 34

D. Kebugaran Jasmani…………. ... 37

1. Pengertian Kebugaran Jasmani …….. ... 37

2. Komponen Kebugaran Jasmani ... 41

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 44

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian ... 49

B. Sampel Penelitian ... 50

C. Lokasi Penelitian ... 51

D. Variabel Penelitian ... 51

E. Instrumen Penelitian ... 54

F. Langkah-langkah Penelitian ... 55

G. Alur Penelitian ... 62

H. Prosedur Pengolahan Data ... 63

1. Pengujian Instrumen Penelitian ... 63

2. Menguji Normalitas Data ... 65

(2)

4. Uji Perbedaan Dua Sampel Bebas ... 66

5. Analisis Regresi sederhana ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 69

1. Gambaran Umum Waktu Luang ... 69

2. Gambaran Umum AKtivitas Fisik ... 75

3. Gambaran Umum Status Gizi ... 90

4. Gambaran Umum Kebugaran Jasmani ... 92

a. Anaerobik Alaktasid ... 93

b. Anaerobik Laktasid ... 94

c. Aerobik ... 95

5. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 97

a. Uji Normalitas Data ... 98

b. Uji Homogenitas ... 99

c. Uji Independent Sampel t Test ... 100

d. Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Jasmani ... 102

1. Identifikasi Persamaan Regresi ... 102

2. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 103

3. Uji Signifikansi Model Regresi ... 104

B. Pembahasan ... 106

1. Pemanfaatan Waktu Luang ... 106

2. Pemanfaatan AktivitasnFisik ... 107

3. Status Gizi ... 109

4. Kebugaran Jasmani ... 111

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 113

B. Rekomendasi ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Data Mentah (Lampiran 1) ... 118

B. Hasil Pengolahan Data(Lampiran 2) ... 124

C. Item Wawancara (Lampiran 3) ... 135

D. Hasil SPSS (Lampiran 4) ... 141

E. Foto Hasil Penelitian (Lampiran 5) ... 146

(3)
(4)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang teknologi

dan informasi pada saat ini sudah hampir merata di semua daerah, baik di

perkampungan dan perkotaan. Pada dasarnya manusia yang hidup pada abad ke

20 bisa dipastikan tidak bisa dipisahkan dari moderenisasi. Sejak digulirkannya

deklarasi Renaisans pada abad pertengahan di Eropa, modernisasi, industrialisasi

dan kemajuan teknologi dengan semangat positivisme telah menjadi arus utama

yang mengglobal. Bangsa yang tidak menyesuaikan diri (conform) dengan arus

utama ini, akan diklaim “ketinggalan zaman”.

Di Indonesia yang merupakan Negara kepulauan serta memiliki

keragaman budaya, adat istiadat, agama yang berbeda telah tersentuh juga oleh

imbas dari masa Renaisans tersebut. Perkembangan jaman yang selalu

berubah-rubah membuat adat istiadat dan kebiasaan yang terbentuk akan berubah

pula dengan sendirinya, walaupun tidak meninggalkan ciri-ciri dari komunitas itu

sendiri. Namun dari sekian banyak suku atau daerah di Indonesia yang telah

menerima masuknya perkembangan jaman, ternyata masih ada suku atau daerah

yang masih tetap mempertahankan budaya tradisionalnya.

Provinsi Banten masih memiliki masyarakat tradisional yang berpegang

teguh adat tradisi yaitu suku Baduy. Suku Baduy tinggal di Desa Kanekes

Kecamatan Leuwidamar terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di

(5)

mengasingkan diri dari kehidupan luar dengan tidak terpengaruh oleh masyarakat

lainnya terutama yang bertolak belakang dengan kebudayaannya. Mereka

bagaikan sebuah negara yang diatur oleh tatanan adat istiadat yang kuat. Mereka

sangat tertutup dengan Modernisasi.

Mungkin itu karena keyakinan masyarakat Baduy yang bersumber dari

Wiwitan atau agama Sunda Wiwitan. Kepercayaan ini meyakini akan adanya

Allah sebagai “Guriang Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan

melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi

kepercayaan turunan ini. Kepercayaan Sunda Wiwitan berorientasi pada

bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku,

pola kehidupan sehari-hari, langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang

mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak

menggunakan listrik, tembok dan alat transportasi.

Prinsip hidup masyarakat adat Baduy tercermin dari pepatah-petitih adat

Baduy :

• Gunung tak diperkenankan dilebur.

• Lembah tak diperkenankan dirusak.

• Larangan tak boleh di rubah.

• Panjang tak boleh dipotong Pendek tak boleh disambung (Lojor henteu

beunang dipotong, pendek henteu beunang disambung).

• Yang bukan harus ditolak yang jangan harus dilarang yang benar haruslah

(6)

Ajaran ini yang melahirkan pikukuh yang dititipkan oleh leluhur. Pikukuh

yang berdasarkan sistem religi Sunda Wiwitan ini yang menyebabkan masyarakat

Baduy memproteksi diri dari pengaruh modernisasi sekaligus menjadi pedoman

perilaku orang-orang Baduy. Sebutan orang Baduy pada awalnya bukanlah berasal

dari warga Baduy sendiri. Penduduk wilayah Banten Selatan yang sudah beragama

Islam, biasa menyebut ’Baduy’ sebagai orang-orang Kanekes yang tidak beralas

kaki, pantang naik kendaraan, pantang sekolah formal, dan suka berpindah-pindah

seperti halnya orang Badawi di Arab.

Menurut Garna (1987:74), hubungan kekerabatan dengan lokasi kampung

dapat mengukur jauh dan dekatnya hubungan kekerabatan seseorang dengan yang

lain serta bagaimana seseorang harus bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan

kekerabatan.

Beberapa peraturan yang dianut suku Baduy antara lain Garna (1987:75) :

1. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi (khususnya Baduy dalam).

2. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki.

3. Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah puun). 4. Larangan menggunakan alat elektronik (khususnya Baduy dalam).

5. Menggunakan kain warna hitam/putih sebagai pakaian tenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

6. Tidak diperkenankan menggunakan perabotan mewah. 7. Tidak bersekolah.

8. Tidak memelihara hewan berkaki empat. 9. Tidak boleh berpoligami ataupun poliandri.

Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu

tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal

(7)

di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Baduy

Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat

kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal

sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi

wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu,

dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian

dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di

wilayah Kanekes, maka Baduy Dangka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada

saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan

Sirahdayeuh (Cihandam).

Wilayah Baduy luar sekarang berjumlah 54 kampung, yang sudah banyak

berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. Baduy luar atau biasa mereka

menyebutnya Urang Panamping. Cirinya, selalu berpakaian hitam dengan ikat

kepala warna hitam bermotif biru. Umumnya orang Baduy luar sudah mengenal

kebudayaan luar, sebagian masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis, bisa

berbahasa Indonesia.

Pakaian yang digunakan oleh para laki-laki suku Baduy luar adalah Romal

batik, yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain yang bermotif batik kupu-kupu

dengan warna dasar hitam dan gambar biru muda. Kampret hideung, yaitu baju

lengan panjang berkerah dengan ukuran bawah, yakni dibawah pinggul berwarna

hitam dan berkantung besar pada bagian bawahnya. Calana pondoh, yaitu celana

pendek dengan tinggi diatas lutut dan berwarna hitam. Sabuk, pengikat celana

(8)

kulit kayu atau yang disebut dengan Jarog dan sebilah golok yang terselip

dipinggangnya.

Sedangkan wanita Baduy luar memakai baju Kampret awewe, yaitu baju

lengan panjang berwarna biru, ungu atau hijau. Menggunakan Samping poleng

panjang, yaitu kain panjang untuk menutupi bagian bawah pusar sampai dengan

diatas lutut bermotif batik dengan warna dasar hitam dan bergambar warna biru.

Serta menggunakan Dudukuy, yaitu topi lebar yang terbuat dari anyaman bambu

yang biasanya digunakan pada saat bercocok tanam.

Kebudayaan yang diwarisi oleh nenek moyang masyarakat suku Baduy

sampai saat ini masih tetap dipertahankan. Hal tersebut berdampak langsung

kepada kurangnya informasi tentang semua hal yang masuk dari luar daerahnya

tersebut. Sikap tertutup kepada perubahan yang sebenarnya dapat meningkatkan

taraf hidup secara ekonomi dan kualitas hidup seseorangpun masih kental

dirasakan di daerah Baduy. Jika dibandingkan dengan daerah lain di luar Baduy,

misalnya dengan Kota Serang sebagai Ibu Kota Propinsi Banten, sangat terlihat

jauh perbedaan yang nampak, baik dari segi informasi, teknologi, pendidikan,

sosial dan lain sebaginya.

Bila kita lihat dari peraturan yang ada di Baduy, kemungkinan besar

mereka akan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap individu

untuk bertahan hidup. Maka tidak menutup kemungkinan kalau dengan adanya

batasan-batasan yang diciptakan dan dilaksanakan oleh suku Baduy justru

(9)

Contohnya orang-orang Baduy selalu berpergian tanpa menggunakan

sarana transportasi, kemanapun mereka pergi baik di dalam daerah Baduy sendiri

ataupun ke luar dari daerahnya (baduy dalam) mereka akan menggunakan

kekuatan kedua kakinya saja dan tanpa menggunakan alas kaki. Hal tersebut

berlaku untuk seluruh masyarakat Baduy, baik dewasa maupun anak-anak, baik

laki-laki ataupun wanita.

Pola hidup masyarakat modern yang sarat dengan kesibukan kerap

mengesampingkan kesehatan. Aktivitas padat seringkali tak disertai olahraga dan

pola makan yang benar. Padahal efek global warming atau pemanasan global

dapat membuat daya tahan tubuh manusia cepat menurun. Jika tidak diimbangi

dengan gaya hidup sehat, bukan tak mungkin kita akan merasa kelelahan dan

akhirnya tak mampu lagi menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Global

warming disertai dengan tingkat polusi yang tinggi. Kondisi ini juga

mengakibatkan munculnya banyak penyakit baru. Untuk mengantisipasinya, gaya

hidup sehat hendaknya diterapkan.

Ada beberapa hal yang sering dilewatkan dalam menjalani hidup, sehingga

akibat buruk dari kebiasaan ini akan datang mengganggu kesehatan kita. Hal ini

bisa terjadi hanya karena kebiasaan hidup yang tidak teratur. Kebiasaan tersebut

adalah antara lain melewatkan sarapan, kurang minum air putih, kurang gerak

sampai dengan makan snack berkalori tinggi.

Hal tersebut memang terjadi pada anak-anak dengan pola hidup yang

modern. Kita bisa melihat aktivitas sehari-hari mereka yang cenderung

(10)

orang tua ketika sekolah. Selain itu, dalam memanfaatkan waktunya, anak-anak

yang hidup di perkotaan akan menggunakannya dengan menonton televisi,

bermain games ataupun hanya duduk di depan monitor komputer.

Secara tidak langsung kejadian-kejadian tersebut akan membuat anak

malas untuk beraktivitas. Ditambah lagi dengan pola makan yang kurang baik,

karena kesibukan orang tua anak-anak akan diberikan makanan instan yang

dianggap lebih efisien namun belum tentu menyehatkan.

Bagi kebanyakan dari kita, kesehatan kita terutama tergantung pada dua

faktor yang lain yaitu apa yang kita masukkan ke dalam tubuh, dan apa yang kita

buat dengan tubuh kita. Konsep ini dapat dipadukan dalam satu kata majemuk

yaitu "pola-hidup”.

Anak usia sekolah biasanya menghadapi problem memilih-milih makanan.

Ada yang maunya makan yang itu-itu saja, ada yang suka ngemil, tidak suka

makan sayur, dan tentunya, hanya mau makan fast food. Ada banyak faktor yang

menjadi penyebab, di antaranya:

1. Rasanya gurih. Tak bisa dipungkiri makanan cepat saji umumnya bercita

rasa gurih yang sesuai dengan selera anak. Ini tidak terjadi secara

kebetulan, produsen tentu saja sudah melakukan riset mendalam akan cita

rasa yang paling disukai. Tapi sayangnya makanan ini umumnya tinggi

garam dan lemak namun tidak bergizi seimbang.

2. Praktis. Makanan ini dianggap praktis dan bisa menjawab kebutuhan

masyarakat modern. Jam berapa pun perlu makan tinggal angkat telepon,

(11)

hal ini tentu meringankan, ditambah lagi anak memang suka dengan

rasanya.

Pengaruh yang bisa membuat kebugaran jasmani seseorang berbeda adalah

kebiasan melakukan aktivitas gerak. Obesitas adalah penyakit yang diakibatkan

oleh kurangnya gerak seseorang, dimana asupan kalori tidak sesuai dengan

pengeluarannya. Obesitas terjadi karena terlalu banyak lemak yang menumpuk

dalam tubuh.

Santosa Giriwijoyo ( 2007: 16), mengatakan :

Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu :

“bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup”.

Kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak Baduy ataupun Kota Serang

sebenarnya selalu berhubungan dengan aktivitas fisik. Dimana pengertian

aktivitas adalah “any bodily movement produced by of skeletal muscle that

substantially increases energy expenditure”. (Hardman dan Stensel 2003 :14).

Atau dalam arti lain aktivitas fisik adalah suatu perilaku yang dihubungkan

dengan peningkatan dalam penggunaan energi, terutama perbandingan antara

penggunaan energi saat istirahat dan beraktivitas dengan mengerahkan tenaga

yang dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan jasmani, khususnya

anak-anak usia sekolah dasar.

Pada saat melakukan aktivitas fisik, maka akan terjadi perubahan dalam

tubuh, karena tubuh akan menyesuaikan dengan kondisi kegiatan tersebut. Denyut

(12)

meningkat dan suhu tubuh juga akan meningkat. Semua gejala tersebut

merupakan penyesuaian atau adaptasi tubuh terhadap beban kerja yang dilakukan.

Aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dan anak-anak

kota Serang memang terlihat sangat jauh berbeda. Untuk itu dibutuhkan ilmu yang

bisa digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik fisik seseorang, seperti

membandingkan fisik orang yang satu dengan yang lainnya berdasarkan besar

otot, proporsi tubuh dan kandungan lemak.

Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk

anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga

didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara

kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran

yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.(Beck,

2000)

Pengukuran staus gizi dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali

secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran

kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan

status gizi pada bayi dan anak. Atau dengan menggunakan Body Mass Index

(BMI), yaitu dalam bahasa Indonesia disebut dengan Index Masa Tubuh (IMT)

adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk

menggolongkan orang kedalam kategori Underweight (kekurangan berat badan)

atau Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus yang

(13)

berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter

(kg/m2).

Dengan mengetahui BMI, kita bisa mengetahui apakah kita masuk ke

dalam kategori kurang berat badan, kelebihan berat badan atau kegemukan.

Resiko penyakit yang berhubungan dengan kegemukan seperti penyakit jantung,

kencing manis bahkan stroke dapat kita cegah di antaranya adalah dengan

meningkatkan aktivitas fisik kita yang tentunya akan berhubungan dengan

kebugaran jasmani kita sendiri.

Kebugaran jasmani itu sendiri menurut Santosa Giriwijoyo, 2007 :43

Adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari dan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.

Banyak sekali istilah yang digunakan untuk maksud yang sama dengan

kebugaran jasmani, di antaranya :

• Kesegaran jasmani

• Kesanggupan jasmani

• Kesamaptaan jasmani

Bila kita lihat dari pengertian tentang kebugaran jasmani di atas, maka

sudah sepantasnya orang-orang baduy akan memiliki kebugaran yang relatif lebih

baik dibandingkan dengan orang-orang di luar Baduy yang menganut budaya

(14)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka

dirumuskan masalah penelitiannya, yaitu:

1. Adakah perbedaan waktu luang pada anak-anak suku Baduy dan kota

Serang?

2. Adakah perbedaan intensitas aktivitas fisik pada anak-anak suku Baduy

dan kota Serang?

3. Adakah perbedaan status gizi pada anak-anak suku Baduy dan kota

Serang?

4. Adakah perbedaan kebugaran jasmani pada anak-anak suku Baduy dan

kota Serang?

C.Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah adanya

keinginan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara lamanya pemanfaatan

waktu luang, aktivitas fisik, status gizi, kebugaran jasmani dan hubungan antara

aktivitas fisik ringan, sedang dan berat terhadap kebugaran jasmani (anaerobik

laktasid, anaerobik alaktasid dan aerobik) anak-anak usia sekolah dasar di suku

Baduy dan di kota Serang.

Berdasarkan tujuan tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan konstribusi teoretis terhadap pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya dilihat dari segi lamanya pemanfaatan waktu luang, aktivitas fisik,

(15)

D.Asumsi

Asumsi adalah sebagai titik awal dimulainya penelitian, dan merupakan

landasan untuk perumusan hipotesis. Dengan kata lain tanpa asumsi tersebut,

penelitian tidak dapat dilaksanakan.

Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang

masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang

mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang

sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan berlawanan.

Aktivitas fisik secara nyata akan mempengaruhi kebugaran jasmani

seseorang. Apabila seseorang rutin melakukan aktivitas fisik, maka secara

teoripun akan lebih bugar dibandingkan dengan orang yang pasif. Hal ini di

kemukakan oleh Lutan, (2000: 89) bahwa remaja yang secara berkelanjutan

mengikuti latihan jasmani sejak kanak-kanak memperoleh keuntungan yaitu

berkurangnya resiko mengalami sakit setelah mereka dewasa. Latihan jasmani

penting untuk pembinaan karakter dan juga untuk mencegah kegemukan.

Angka kejadian obesitas pada masa kanak-kanak meningkat secara cepat

di seluruh dunia. Rata-rata penyebabnya adalah karena anak-anak di perkotaan

menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV, komputer atau perangkat video

game daripada bermain di luar ruangan.

Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang selalu dilakukan

oleh anak-anak suku Baduy dalam kesehariannya. Mereka tidak pernah

(16)

menghabiskan waktunya di depan televisi dan bermain video game. Keseharian

anak-anak suku baduy dihabiskan untuk bermain dan bekerja membantu kedua

orang tuanya, baik itu anak laki-laki dan perempuan melakukan hal yang sama.

Jika dilihat dari pemaparan tersebut, maka sangat jelas terlihat perbedaan

tentang gaya hidup dan pemanfaatan waktu luang antara anak-anak suku Baduy

dan anak-anak kota Serang. Hal tersebut sudah tentu akan mempengaruhi

kebugaran jasmani anak-anak suku Baduy dan anak-anak kota Serang.

Belum lagi ditambah dengan kecenderungan apa yang mereka makan, tipe

keluarga masa kini yang sangat sibuk dan biasanya hanya punya sedikit waktu

untuk menyiapkan makanan sehari-hari. Sehingga cenderung menyiapkan

makanan instan atau bahkan membiarkan anaknya sendiri untuk membeli

makanan. Bahan pengawet dan pewarna yang sekarang banyak digunakan untuk

makanan secara tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada kesehatan dan

kebugaran jasmani anak-anak.

Keluarga suku Baduy sama sekali tidak mengenal penyedap rasa dan

pewarna makanan, sehingga ketika memasak pada dasarnya mereka hanya

menggunakan apa yang dihasilkan oleh alam di sekitarnya. Sehingga untuk

memasakpun mereka harus menggunakan kekuatan fisiknya, karena untuk

mencari bahan untuk memasak mereka harus naik turun gunung untuk

mendapatkannya, berbeda dengan di kota yang tinggal membeli di warung atau di

pasar terdekat.

Cara hidup sehat alami harus kita lakukan agar kita mendapatkan kondisi

(17)

pola hidup yang serba mahal. Karena semua itu dapat dilakukan tanpa harus

mengeluarkan biaya yang mahal. Semua dapat diperoleh dengan mudah dan

murah. Hidup sehat harus diawali dengan perubahan yang kecil terlebih dahulu.

Ada beberapa hal yang harus kita lakukan, ini cukup sederhana. Anda

hanya perlu melakukan tiga langkah pokok sebagai berikut:

1. Olahraga. Ini adalah hal termudah untuk dilakukan agar tubuh kita tetap sehat.

Jenis olahraga yang kita lakukan untuk membantu pembakaran metabolisme

didalam tubuh. Adapun manfaat dari olahraga yaitu:

• Mengurangi resiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.

• Meningkatkan kemampuan untuk bergerak.

• Tetap menjaga fleksibilitas tubuh seiring dengan pertambahan usia.

• Menjaga kepadatan tulang.

• Mencegah osteoporsis.

• Meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi.

• Meningkatkan kemampuan otak pada orang usia lanjut.

2. Melakukan gerakan ringan. Anda dapat mengurangi berat tubuh, tanpa harus

melakukan olahraga yang berat. Jika anda belum siap untuk melakukan

program yang terjadwal, lakukan gerakan ringan terlebih dahulu. Berikut ini

adalah kegiatan untuk melakukan gerakan ringan.

• Matikan televisi anda. Bermainlah bersama teman, keluarga. Aktifitas apa

saja daripada duduk terdiam sambil menonton televisi.

• Berjalan-jalan. Cobalah untuk menyempatkan diri untuk berjalan kaki.

(18)

• Lakukan kegiatan rumah. Melakukan kegiatan dirumah seperti

membersihkan lantai rumah, merapikan dan menyapu dihalaman rumah.

• Berjalanlah sedikit ketika anda berbicara. Misalkan anda sedang menelpon

seseorang atau berbicara dengan orang lain, lakukan sambil berjalan kecil.

• Buatlah jadwal untuk bergerak ringan daripada anda menghabiskan waktu

duduk berdiam diri.

3. Makan yang cukup. Makan dengan gizi seimbang dan cukup adalah salah satu

penunjang untuk hidup sehat. Adapun makanan yang harus ada dalam daftar

menu anda sebagai berikut:

• Makan lebih banyak buah-buahan.

• Lebih banyak untuk mengkonsumsi sayur-mayur.

• Makanlah makanan yang rendah lemak. Seperti mengganti yang

manis-manis dengan menggunakan gula rendah kalori. Mengganti susu yang

rendah lemak.

• Menyiapkan makanan pengganti.

Untuk membuat hidup kita menjadi lebih sehat, lakukan perubahan kecil terlebih

dahulu.

Kebugaran adalah potensi besar yang harus dimiliki oleh setiap manusia

agar dapat beraktivitas dengan maksimal sehingga pencapaian lebih optimal.

Bagaimana mungkin bisa sukses, jika pada saat bekerja kita diselimuti rasa kantuk

yang hebat. Bagaimana mungkin akan dicapai hasil maksimal jika kita hanya

bekerja setengah hari karena mudah capek, sedangkan orang yang bugar mampu

(19)

maksimal. Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan

sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan, serta masih memiliki

cadangan tenaga untuk mengisi waktu luang dan kegiatan-kegiatan yang bersifat

mendadak.

Salah satu cara untuk menjaga kebugaran adalah dengan olahraga.

Olahraga adalah cara yang paling ampuh untuk menjaga kebugaran jasmani. Pada

zaman modern saat ini, manusia dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi

dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Dengan berolahraga, maka

stamina daya tahan tubuh akan meningkat.

Stamina dan daya tahan tubuh yang tinggi merupakan modal awal untuk

melakukan aktivitas sehari-hari. Jika tidak, maka aktivitas akan terganggu dan

membuat kita jadi gampang sakit. Dengan stamina dan daya tahan tubuh yang

maksimal, kita dapat melakukan banyak hal yang positif. Para pebisnis akan

memiliki banyak waktu untuk menjalankan bisnisnya, para mahasiswa akan

memiliki banyak tenaga untuk menyelesaikan tugas kuliahnya, para blogger akan

memiliki semangat yang maksimal untuk terus online dan berkreasi menghasilkan

tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.

Dengan penjelasan tersebut di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa

kebugaran jasmani, aktivitas fisik dan kebiasaan hidup dalam memanfaatkan

waktu luang serta pola makan yang dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dan

kota Serang ini jelas berbeda. Hal tersebut didasari oleh kebiasaan dan aturan

(20)

E. Hipotesis

1. Hipotesis Penelitian

a. Lamanya waktu luang masyarakat suku Baduy lebih banyak yang

menggunakan aktivitas fisik dibandingkan anak-anak kota Serang.

b. Intensitas aktivitas fisik masyarakat suku Baduy lebih besar porsinya

dibandingkan anak-anak kota Serang.

c. Aktivitas fisik yang terus menerus dilakukan akan mempengaruhi status

gizi (BMI), sehingga status gizi anak-anak suku Baduy lebih banyak

yang normal dibandingkan dengan anak-anak kota Serang.

d. Kebugaran jasmani anak suku Baduy lebih baik dibandingkan

anak-anak kota Serang.

F. Metode Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan penelitian Kuantitatif yaitu,

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. (Sugiyono, 2008:14)

Untuk mendukung pendekatan kuantitatif, maka digunakan metode

penelitian bersifat Deskriptif, yaitu

(21)

G.Lokasi Penelitian

1. Tempat, jenis dan waktu penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar-

Banten, terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan

Kendeng dan di Sekolah Dasar Negeri 13 Kota Serang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang akan dilakukan adalah dengan tes, teknik wawancara

terbuka dan observasi.

3. Waktu Penelitian

Proses penelitian diharapkan dapat selesai dalam 6 bulan, mulai dari

seminar usulan penelitian sampai menyelesaikan laporan tesis.

H.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian

(Riduwan 2004:55). Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi sasaran

dalam penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) yang ada

di daerah Baduy dan di Sekolah Dasar Negeri 13 kota Serang.

2. Sampel

Sampel merupakan penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili

(22)

telah diuraikan tersebut, maka objek dari penelitian ini adalah anak-anak usia

sekolah dasar suku Baduy dan anak-anak usia sekolah dasar masyarakat

modern, dalam hal ini anak kelas 5 di kota Serang 10 orang dan

anak-anak usia sekolah suku Baduy 10 orang, dengan jumlah total 20 orang.

3. Teknik pengambilan sampel (random sampling)

Menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan

anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

(23)
(24)

113 BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Pola hidup modern terbukti menyebabkan kurangnya aktivitas fisik dalam

kehidupan sehari-hari. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

sebagai berikut :

1. Lamanya waktu luang yang tersedia untuk anak-anak kota Serang lebih

banyak daripada suku Baduy.

2. Aktivitas fisik anak-anak suku Baduy lebih intensif daripada aktivitas fisik

anak-anak kota Serang di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam

mengisi waktu luang.

3. Status gizi anak-anak suku Baduy relatif lebih proposional atau normal

dibandingkan dengan anak-anak kota Serang yang cenderung overweight.

4. Kemampuan kebugaran jasmani anak-anak suku Baduy lebih baik

dibandingkan dengan kebugaran jasmani anak-anak kota Serang.

B. Rekomendasi

1. Untuk dinas pendidikan khususnya kota Serang, diharapkan memberikan

dukungan agar kegiatan Penjas dan olahraga di SD dapat ditata dengan baik

sehingga dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya

2. Untuk kepala sekolah diharapkan mendukung penuh program pengajaran

Penjas dan olahraga dengan melengkapi sarana dan prasarana kegiatan

(25)

3. Untuk guru olahraga, lebih memahami visi dan misi pengajaran Penjas dan

olahraga untuk meningkatkan kemampuan fisik anak didik dengan

memaksimalkan jam pelajaran Penjas dan olahraga.

4. Untuk orang tua diharapkan untuk lebih memahami prinsip bergerak agar

(26)

115

DAFTAR PUSTAKA

Agus Mahendra. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Bahan Kuliah FPOK UPI Bandung.

Agustini Utari (2007) http://eprints.undip.ac.id/16285/1/Agustini_Utari.Pdf

Ahmad Yani. (2008), Etnografi Suku Baduy. Banten: Panduan Pariwisata Indonesia.

Akbar.M (2001). Kesehatan keluarga. [on line]. Tersedia di http://kesulitanmakan.bravehost.com.

Amung Ma’mun dan Rusli Ibrahim (2003). Pembinaan Karakter, Moral dan Perilaku Sosial Melalui Penjas dan Olahraga. Jakarta : Kerjasama FPOK UPI dengan Panitian Kerja Tetap Nasional POSPENAS.

Ariyanti.G (2007) [on line]. Tersedia di http://id.shvoong.com/tags/obesitas/

Arief Furchan. (1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Arikunto Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Cetakan ke-8, Rineka Cipta.

Beck (2000) on line].Tersedia di http://creasoft.wordpress.com/2008/05/01/status-gizi-versi-kms/

Cooper and Kenneth. (1977). The Aerobics Way. New York : M. Evans and

Company, Inc.

Cobin C.B dan Pangrazi (2003) Guidelines for appropriate physical activity for

elementary school children Arizona state university, (on line) tersedia di :

http://www.aahperd.org/naspe/pdf files/input activity.pdf./28-7-2010

Cosmopolitan. (20 Maret 2002). Jakarta: Hidup sehat ?...tidak susah koq!!

(27)

Dian. W (2008) [on line]. Tersedia di http://www.dianweb.org/Sehat/ADI5.HTM

Dinas Informasi, Komunikasi, Seni Budaya dan Pariwisata. (2004). Tradisi Budaya Masyarakat Baduy dan Cisungsang Serta Peninggalan Situs Lebak Sibedug. Lebak: Dinas Informasi, Komunikasi, Seni Budaya dan Pariwisata.

Djudju sudjana (2007). Metodologi Penelitian. Bandung: Bahan Kuliah UPI Bandung.

Healty Family (2002) [on line]. Tersedia di http://www.indofamily.net/health

Moersintowarti B.Narendra. Pengukuran Antropometri Pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. (Anthropometric Measurement of eviationin Child Growth and Development). Surabaya: Divisi Tumbuh kembang Anak dan Remaja FK Unair /RSU Dr. Soetomo Surabaya

Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Bahan Kuliah FPOK UPI. Bandung

Pangrazi, Robert P. (2004). Dynamic Physical Education for Elementary School

Children. San Fransisco: Benjamin Cummings.

Purwoko(2001) [online]. Tersedia di http://rudyct.com/PPS702- ipb/08234/diffah_hanim.htm

Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rusli Lutan (2001a). Azas-Azas Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Bekerja sama dengan Direktoral Jendral Olahraga.

Rusli Lutan (2001b), Mengajar Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Bekerja sama dengan Direktoral Jendral Olahraga.

Rusli lutan, dkk. (2000), Pendidikan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(28)

Santosa Giriwijoyo. (2007). Ilmu faal Olahraga. Bandung: Bahan Kuliah FPOK UPI Bandung.

Santosa Giriwijoyo (2003). Olahraga Pada Anak. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Santosa Giriwijoyo (2010). Jurnal Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung

Santosa Giriwijoyo dan Dikdik Zafar Sidiq. Konsep dan Cara Penilaian Kebugaran Jasmani Menurut Sudut Pandang Ilmu Faal Olahraga. Bandung.

Satiadarma, M. P. (2000). Dasar-Dasar Psikologi Olahraga. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Sugiyono (2008). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suyatno (2009) [online]. Pengantar Penentuan Status Status Tersedia di

http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/11/pengertian-penentuan-status-gizi.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Kalau dalam Sistem Pemerintahan Presidensil penguatan eksekutif lebih menonjol dimana kepala negara dan kepala pemerintahannya dipegang oleh satu tangan yaitu

Dana bantuan penyelenggaraan kegiatan pendidikan masyarakat tahun 2013 tidak diberikan kepada lembaga penerima dana TBM Ruang Publik tahun 2012 yang tidak menyampaikan laporan

dalam kondisi mengenaskan tanpa fasilitas pokok termasuk makanan, air dan obat-obatan, serta hidup di lingkungan terbuka tanpa atap. Krisis kemanusiaan tragis di Yaman

data latih biasanya diambil lebih dari satu tetangga terdekat dengan data uji kemudian algoritma ini digunakan untuk menentukan kelasnya.. Gambar 3.1 adalah sistematika alur

cairan serebrospinal (CSS) secara aktif yang menyebabkan dilatasi sistem ventrikel otak ( 2 ) dimana terjadi akumulasi CSS yang berlebihan pada satu atau

Dampak negatif diantaranya adalah tidak realitas dalam memandang kehidupan, membayangi gaya kehidupan yang ada dalam dram korea, dapat membaut ambisi remaja

Title: Experience of an upper limb training program with a non-immersive virtual reality system in patients after stroke: a qualitative study.. Authors: Isabelle Lehmann, Gillian