DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTARCT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 11
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Asumsi Penelitian ... 12
E. Hipotesis ... 17
F. Metode Penelitian ... 17
G. Lokasi Penelitian ... 18
H. Sampel Penelitian ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Waktu Luang ... 20
B. Aktivitas Fisik ... 23
1. Pengertian Aktivitas Fisik ... 23
2. Manfaat Aktivitas Fisik ... 26
C. Status Gizi ……… ... 32
1. Body Mass Index (BMI) ... 34
D. Kebugaran Jasmani…………. ... 37
1. Pengertian Kebugaran Jasmani …….. ... 37
2. Komponen Kebugaran Jasmani ... 41
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 44
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian ... 49
B. Sampel Penelitian ... 50
C. Lokasi Penelitian ... 51
D. Variabel Penelitian ... 51
E. Instrumen Penelitian ... 54
F. Langkah-langkah Penelitian ... 55
G. Alur Penelitian ... 62
H. Prosedur Pengolahan Data ... 63
1. Pengujian Instrumen Penelitian ... 63
2. Menguji Normalitas Data ... 65
4. Uji Perbedaan Dua Sampel Bebas ... 66
5. Analisis Regresi sederhana ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 69
1. Gambaran Umum Waktu Luang ... 69
2. Gambaran Umum AKtivitas Fisik ... 75
3. Gambaran Umum Status Gizi ... 90
4. Gambaran Umum Kebugaran Jasmani ... 92
a. Anaerobik Alaktasid ... 93
b. Anaerobik Laktasid ... 94
c. Aerobik ... 95
5. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 97
a. Uji Normalitas Data ... 98
b. Uji Homogenitas ... 99
c. Uji Independent Sampel t Test ... 100
d. Analisis Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kebugaran Jasmani ... 102
1. Identifikasi Persamaan Regresi ... 102
2. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 103
3. Uji Signifikansi Model Regresi ... 104
B. Pembahasan ... 106
1. Pemanfaatan Waktu Luang ... 106
2. Pemanfaatan AktivitasnFisik ... 107
3. Status Gizi ... 109
4. Kebugaran Jasmani ... 111
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 113
B. Rekomendasi ... 113
DAFTAR PUSTAKA ... 115
LAMPIRAN-LAMPIRAN A. Data Mentah (Lampiran 1) ... 118
B. Hasil Pengolahan Data(Lampiran 2) ... 124
C. Item Wawancara (Lampiran 3) ... 135
D. Hasil SPSS (Lampiran 4) ... 141
E. Foto Hasil Penelitian (Lampiran 5) ... 146
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan dalam bidang teknologi
dan informasi pada saat ini sudah hampir merata di semua daerah, baik di
perkampungan dan perkotaan. Pada dasarnya manusia yang hidup pada abad ke
20 bisa dipastikan tidak bisa dipisahkan dari moderenisasi. Sejak digulirkannya
deklarasi Renaisans pada abad pertengahan di Eropa, modernisasi, industrialisasi
dan kemajuan teknologi dengan semangat positivisme telah menjadi arus utama
yang mengglobal. Bangsa yang tidak menyesuaikan diri (conform) dengan arus
utama ini, akan diklaim “ketinggalan zaman”.
Di Indonesia yang merupakan Negara kepulauan serta memiliki
keragaman budaya, adat istiadat, agama yang berbeda telah tersentuh juga oleh
imbas dari masa Renaisans tersebut. Perkembangan jaman yang selalu
berubah-rubah membuat adat istiadat dan kebiasaan yang terbentuk akan berubah
pula dengan sendirinya, walaupun tidak meninggalkan ciri-ciri dari komunitas itu
sendiri. Namun dari sekian banyak suku atau daerah di Indonesia yang telah
menerima masuknya perkembangan jaman, ternyata masih ada suku atau daerah
yang masih tetap mempertahankan budaya tradisionalnya.
Provinsi Banten masih memiliki masyarakat tradisional yang berpegang
teguh adat tradisi yaitu suku Baduy. Suku Baduy tinggal di Desa Kanekes
Kecamatan Leuwidamar terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di
mengasingkan diri dari kehidupan luar dengan tidak terpengaruh oleh masyarakat
lainnya terutama yang bertolak belakang dengan kebudayaannya. Mereka
bagaikan sebuah negara yang diatur oleh tatanan adat istiadat yang kuat. Mereka
sangat tertutup dengan Modernisasi.
Mungkin itu karena keyakinan masyarakat Baduy yang bersumber dari
Wiwitan atau agama Sunda Wiwitan. Kepercayaan ini meyakini akan adanya
Allah sebagai “Guriang Mangtua” atau disebut pencipta alam semesta dan
melaksanakan kehidupan sesuai ajaran Nabi Adam sebagai leluhur yang mewarisi
kepercayaan turunan ini. Kepercayaan Sunda Wiwitan berorientasi pada
bagaimana menjalani kehidupan yang mengandung ibadah dalam berperilaku,
pola kehidupan sehari-hari, langkah dan ucapan, dengan melalui hidup yang
mengagungkan kesederhanaan (tidak bermewah-mewah) seperti tidak
menggunakan listrik, tembok dan alat transportasi.
Prinsip hidup masyarakat adat Baduy tercermin dari pepatah-petitih adat
Baduy :
• Gunung tak diperkenankan dilebur.
• Lembah tak diperkenankan dirusak.
• Larangan tak boleh di rubah.
• Panjang tak boleh dipotong Pendek tak boleh disambung (Lojor henteu
beunang dipotong, pendek henteu beunang disambung).
• Yang bukan harus ditolak yang jangan harus dilarang yang benar haruslah
Ajaran ini yang melahirkan pikukuh yang dititipkan oleh leluhur. Pikukuh
yang berdasarkan sistem religi Sunda Wiwitan ini yang menyebabkan masyarakat
Baduy memproteksi diri dari pengaruh modernisasi sekaligus menjadi pedoman
perilaku orang-orang Baduy. Sebutan orang Baduy pada awalnya bukanlah berasal
dari warga Baduy sendiri. Penduduk wilayah Banten Selatan yang sudah beragama
Islam, biasa menyebut ’Baduy’ sebagai orang-orang Kanekes yang tidak beralas
kaki, pantang naik kendaraan, pantang sekolah formal, dan suka berpindah-pindah
seperti halnya orang Badawi di Arab.
Menurut Garna (1987:74), hubungan kekerabatan dengan lokasi kampung
dapat mengukur jauh dan dekatnya hubungan kekerabatan seseorang dengan yang
lain serta bagaimana seseorang harus bertingkah laku sesuai dengan aturan-aturan
kekerabatan.
Beberapa peraturan yang dianut suku Baduy antara lain Garna (1987:75) :
1. Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi (khususnya Baduy dalam).
2. Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki.
3. Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah puun). 4. Larangan menggunakan alat elektronik (khususnya Baduy dalam).
5. Menggunakan kain warna hitam/putih sebagai pakaian tenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
6. Tidak diperkenankan menggunakan perabotan mewah. 7. Tidak bersekolah.
8. Tidak memelihara hewan berkaki empat. 9. Tidak boleh berpoligami ataupun poliandri.
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu
tangtu, panamping, dan dangka. Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal
di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Baduy
Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat
kepala putih. Kelompok masyarakat panamping adalah mereka yang dikenal
sebagai Baduy Luar, yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi
wilayah Baduy Dalam, seperti Cikadu, Kaduketuk, Kadukolot, Gajeboh, Cisagu,
dan lain sebagainya. Masyarakat Baduy Luar berciri khas mengenakan pakaian
dan ikat kepala berwarna hitam. Apabila Baduy Dalam dan Baduy Luar tinggal di
wilayah Kanekes, maka Baduy Dangka tinggal di luar wilayah Kanekes, dan pada
saat ini tinggal 2 kampung yang tersisa, yaitu Padawaras (Cibengkung) dan
Sirahdayeuh (Cihandam).
Wilayah Baduy luar sekarang berjumlah 54 kampung, yang sudah banyak
berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya. Baduy luar atau biasa mereka
menyebutnya Urang Panamping. Cirinya, selalu berpakaian hitam dengan ikat
kepala warna hitam bermotif biru. Umumnya orang Baduy luar sudah mengenal
kebudayaan luar, sebagian masyarakatnya sudah bisa membaca dan menulis, bisa
berbahasa Indonesia.
Pakaian yang digunakan oleh para laki-laki suku Baduy luar adalah Romal
batik, yaitu ikat kepala yang terbuat dari kain yang bermotif batik kupu-kupu
dengan warna dasar hitam dan gambar biru muda. Kampret hideung, yaitu baju
lengan panjang berkerah dengan ukuran bawah, yakni dibawah pinggul berwarna
hitam dan berkantung besar pada bagian bawahnya. Calana pondoh, yaitu celana
pendek dengan tinggi diatas lutut dan berwarna hitam. Sabuk, pengikat celana
kulit kayu atau yang disebut dengan Jarog dan sebilah golok yang terselip
dipinggangnya.
Sedangkan wanita Baduy luar memakai baju Kampret awewe, yaitu baju
lengan panjang berwarna biru, ungu atau hijau. Menggunakan Samping poleng
panjang, yaitu kain panjang untuk menutupi bagian bawah pusar sampai dengan
diatas lutut bermotif batik dengan warna dasar hitam dan bergambar warna biru.
Serta menggunakan Dudukuy, yaitu topi lebar yang terbuat dari anyaman bambu
yang biasanya digunakan pada saat bercocok tanam.
Kebudayaan yang diwarisi oleh nenek moyang masyarakat suku Baduy
sampai saat ini masih tetap dipertahankan. Hal tersebut berdampak langsung
kepada kurangnya informasi tentang semua hal yang masuk dari luar daerahnya
tersebut. Sikap tertutup kepada perubahan yang sebenarnya dapat meningkatkan
taraf hidup secara ekonomi dan kualitas hidup seseorangpun masih kental
dirasakan di daerah Baduy. Jika dibandingkan dengan daerah lain di luar Baduy,
misalnya dengan Kota Serang sebagai Ibu Kota Propinsi Banten, sangat terlihat
jauh perbedaan yang nampak, baik dari segi informasi, teknologi, pendidikan,
sosial dan lain sebaginya.
Bila kita lihat dari peraturan yang ada di Baduy, kemungkinan besar
mereka akan mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap individu
untuk bertahan hidup. Maka tidak menutup kemungkinan kalau dengan adanya
batasan-batasan yang diciptakan dan dilaksanakan oleh suku Baduy justru
Contohnya orang-orang Baduy selalu berpergian tanpa menggunakan
sarana transportasi, kemanapun mereka pergi baik di dalam daerah Baduy sendiri
ataupun ke luar dari daerahnya (baduy dalam) mereka akan menggunakan
kekuatan kedua kakinya saja dan tanpa menggunakan alas kaki. Hal tersebut
berlaku untuk seluruh masyarakat Baduy, baik dewasa maupun anak-anak, baik
laki-laki ataupun wanita.
Pola hidup masyarakat modern yang sarat dengan kesibukan kerap
mengesampingkan kesehatan. Aktivitas padat seringkali tak disertai olahraga dan
pola makan yang benar. Padahal efek global warming atau pemanasan global
dapat membuat daya tahan tubuh manusia cepat menurun. Jika tidak diimbangi
dengan gaya hidup sehat, bukan tak mungkin kita akan merasa kelelahan dan
akhirnya tak mampu lagi menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk. Global
warming disertai dengan tingkat polusi yang tinggi. Kondisi ini juga
mengakibatkan munculnya banyak penyakit baru. Untuk mengantisipasinya, gaya
hidup sehat hendaknya diterapkan.
Ada beberapa hal yang sering dilewatkan dalam menjalani hidup, sehingga
akibat buruk dari kebiasaan ini akan datang mengganggu kesehatan kita. Hal ini
bisa terjadi hanya karena kebiasaan hidup yang tidak teratur. Kebiasaan tersebut
adalah antara lain melewatkan sarapan, kurang minum air putih, kurang gerak
sampai dengan makan snack berkalori tinggi.
Hal tersebut memang terjadi pada anak-anak dengan pola hidup yang
modern. Kita bisa melihat aktivitas sehari-hari mereka yang cenderung
orang tua ketika sekolah. Selain itu, dalam memanfaatkan waktunya, anak-anak
yang hidup di perkotaan akan menggunakannya dengan menonton televisi,
bermain games ataupun hanya duduk di depan monitor komputer.
Secara tidak langsung kejadian-kejadian tersebut akan membuat anak
malas untuk beraktivitas. Ditambah lagi dengan pola makan yang kurang baik,
karena kesibukan orang tua anak-anak akan diberikan makanan instan yang
dianggap lebih efisien namun belum tentu menyehatkan.
Bagi kebanyakan dari kita, kesehatan kita terutama tergantung pada dua
faktor yang lain yaitu apa yang kita masukkan ke dalam tubuh, dan apa yang kita
buat dengan tubuh kita. Konsep ini dapat dipadukan dalam satu kata majemuk
yaitu "pola-hidup”.
Anak usia sekolah biasanya menghadapi problem memilih-milih makanan.
Ada yang maunya makan yang itu-itu saja, ada yang suka ngemil, tidak suka
makan sayur, dan tentunya, hanya mau makan fast food. Ada banyak faktor yang
menjadi penyebab, di antaranya:
1. Rasanya gurih. Tak bisa dipungkiri makanan cepat saji umumnya bercita
rasa gurih yang sesuai dengan selera anak. Ini tidak terjadi secara
kebetulan, produsen tentu saja sudah melakukan riset mendalam akan cita
rasa yang paling disukai. Tapi sayangnya makanan ini umumnya tinggi
garam dan lemak namun tidak bergizi seimbang.
2. Praktis. Makanan ini dianggap praktis dan bisa menjawab kebutuhan
masyarakat modern. Jam berapa pun perlu makan tinggal angkat telepon,
hal ini tentu meringankan, ditambah lagi anak memang suka dengan
rasanya.
Pengaruh yang bisa membuat kebugaran jasmani seseorang berbeda adalah
kebiasan melakukan aktivitas gerak. Obesitas adalah penyakit yang diakibatkan
oleh kurangnya gerak seseorang, dimana asupan kalori tidak sesuai dengan
pengeluarannya. Obesitas terjadi karena terlalu banyak lemak yang menumpuk
dalam tubuh.
Santosa Giriwijoyo ( 2007: 16), mengatakan :
Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak dan apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu :
“bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup”.
Kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak Baduy ataupun Kota Serang
sebenarnya selalu berhubungan dengan aktivitas fisik. Dimana pengertian
aktivitas adalah “any bodily movement produced by of skeletal muscle that
substantially increases energy expenditure”. (Hardman dan Stensel 2003 :14).
Atau dalam arti lain aktivitas fisik adalah suatu perilaku yang dihubungkan
dengan peningkatan dalam penggunaan energi, terutama perbandingan antara
penggunaan energi saat istirahat dan beraktivitas dengan mengerahkan tenaga
yang dapat memberikan keuntungan bagi kesehatan jasmani, khususnya
anak-anak usia sekolah dasar.
Pada saat melakukan aktivitas fisik, maka akan terjadi perubahan dalam
tubuh, karena tubuh akan menyesuaikan dengan kondisi kegiatan tersebut. Denyut
meningkat dan suhu tubuh juga akan meningkat. Semua gejala tersebut
merupakan penyesuaian atau adaptasi tubuh terhadap beban kerja yang dilakukan.
Aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dan anak-anak
kota Serang memang terlihat sangat jauh berbeda. Untuk itu dibutuhkan ilmu yang
bisa digunakan untuk mengidentifikasikan karakteristik fisik seseorang, seperti
membandingkan fisik orang yang satu dengan yang lainnya berdasarkan besar
otot, proporsi tubuh dan kandungan lemak.
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran
yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit.(Beck,
2000)
Pengukuran staus gizi dengan cara-cara yang baku dilakukan beberapa kali
secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas, lingkaran
kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan
status gizi pada bayi dan anak. Atau dengan menggunakan Body Mass Index
(BMI), yaitu dalam bahasa Indonesia disebut dengan Index Masa Tubuh (IMT)
adalah sebuah ukuran berat terhadap tinggi badan yang umum digunakan untuk
menggolongkan orang kedalam kategori Underweight (kekurangan berat badan)
atau Overweight (kelebihan berat badan) dan Obesitas (kegemukan). Rumus yang
berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter
(kg/m2).
Dengan mengetahui BMI, kita bisa mengetahui apakah kita masuk ke
dalam kategori kurang berat badan, kelebihan berat badan atau kegemukan.
Resiko penyakit yang berhubungan dengan kegemukan seperti penyakit jantung,
kencing manis bahkan stroke dapat kita cegah di antaranya adalah dengan
meningkatkan aktivitas fisik kita yang tentunya akan berhubungan dengan
kebugaran jasmani kita sendiri.
Kebugaran jasmani itu sendiri menurut Santosa Giriwijoyo, 2007 :43
Adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas hidup sehari-hari dan selalu masih mempunyai cadangan kemampuan (tidak lelah berlebihan) untuk melakukan kegiatan fisik extra serta telah pulih kembali esok harinya menjelang tugas sehari-harinya.
Banyak sekali istilah yang digunakan untuk maksud yang sama dengan
kebugaran jasmani, di antaranya :
• Kesegaran jasmani
• Kesanggupan jasmani
• Kesamaptaan jasmani
Bila kita lihat dari pengertian tentang kebugaran jasmani di atas, maka
sudah sepantasnya orang-orang baduy akan memiliki kebugaran yang relatif lebih
baik dibandingkan dengan orang-orang di luar Baduy yang menganut budaya
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dirumuskan masalah penelitiannya, yaitu:
1. Adakah perbedaan waktu luang pada anak-anak suku Baduy dan kota
Serang?
2. Adakah perbedaan intensitas aktivitas fisik pada anak-anak suku Baduy
dan kota Serang?
3. Adakah perbedaan status gizi pada anak-anak suku Baduy dan kota
Serang?
4. Adakah perbedaan kebugaran jasmani pada anak-anak suku Baduy dan
kota Serang?
C.Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah adanya
keinginan untuk mengetahui sejauh mana perbedaan antara lamanya pemanfaatan
waktu luang, aktivitas fisik, status gizi, kebugaran jasmani dan hubungan antara
aktivitas fisik ringan, sedang dan berat terhadap kebugaran jasmani (anaerobik
laktasid, anaerobik alaktasid dan aerobik) anak-anak usia sekolah dasar di suku
Baduy dan di kota Serang.
Berdasarkan tujuan tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan konstribusi teoretis terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dilihat dari segi lamanya pemanfaatan waktu luang, aktivitas fisik,
D.Asumsi
Asumsi adalah sebagai titik awal dimulainya penelitian, dan merupakan
landasan untuk perumusan hipotesis. Dengan kata lain tanpa asumsi tersebut,
penelitian tidak dapat dilaksanakan.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang
mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang
sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan berlawanan.
Aktivitas fisik secara nyata akan mempengaruhi kebugaran jasmani
seseorang. Apabila seseorang rutin melakukan aktivitas fisik, maka secara
teoripun akan lebih bugar dibandingkan dengan orang yang pasif. Hal ini di
kemukakan oleh Lutan, (2000: 89) bahwa remaja yang secara berkelanjutan
mengikuti latihan jasmani sejak kanak-kanak memperoleh keuntungan yaitu
berkurangnya resiko mengalami sakit setelah mereka dewasa. Latihan jasmani
penting untuk pembinaan karakter dan juga untuk mencegah kegemukan.
Angka kejadian obesitas pada masa kanak-kanak meningkat secara cepat
di seluruh dunia. Rata-rata penyebabnya adalah karena anak-anak di perkotaan
menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV, komputer atau perangkat video
game daripada bermain di luar ruangan.
Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang selalu dilakukan
oleh anak-anak suku Baduy dalam kesehariannya. Mereka tidak pernah
menghabiskan waktunya di depan televisi dan bermain video game. Keseharian
anak-anak suku baduy dihabiskan untuk bermain dan bekerja membantu kedua
orang tuanya, baik itu anak laki-laki dan perempuan melakukan hal yang sama.
Jika dilihat dari pemaparan tersebut, maka sangat jelas terlihat perbedaan
tentang gaya hidup dan pemanfaatan waktu luang antara anak-anak suku Baduy
dan anak-anak kota Serang. Hal tersebut sudah tentu akan mempengaruhi
kebugaran jasmani anak-anak suku Baduy dan anak-anak kota Serang.
Belum lagi ditambah dengan kecenderungan apa yang mereka makan, tipe
keluarga masa kini yang sangat sibuk dan biasanya hanya punya sedikit waktu
untuk menyiapkan makanan sehari-hari. Sehingga cenderung menyiapkan
makanan instan atau bahkan membiarkan anaknya sendiri untuk membeli
makanan. Bahan pengawet dan pewarna yang sekarang banyak digunakan untuk
makanan secara tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada kesehatan dan
kebugaran jasmani anak-anak.
Keluarga suku Baduy sama sekali tidak mengenal penyedap rasa dan
pewarna makanan, sehingga ketika memasak pada dasarnya mereka hanya
menggunakan apa yang dihasilkan oleh alam di sekitarnya. Sehingga untuk
memasakpun mereka harus menggunakan kekuatan fisiknya, karena untuk
mencari bahan untuk memasak mereka harus naik turun gunung untuk
mendapatkannya, berbeda dengan di kota yang tinggal membeli di warung atau di
pasar terdekat.
Cara hidup sehat alami harus kita lakukan agar kita mendapatkan kondisi
pola hidup yang serba mahal. Karena semua itu dapat dilakukan tanpa harus
mengeluarkan biaya yang mahal. Semua dapat diperoleh dengan mudah dan
murah. Hidup sehat harus diawali dengan perubahan yang kecil terlebih dahulu.
Ada beberapa hal yang harus kita lakukan, ini cukup sederhana. Anda
hanya perlu melakukan tiga langkah pokok sebagai berikut:
1. Olahraga. Ini adalah hal termudah untuk dilakukan agar tubuh kita tetap sehat.
Jenis olahraga yang kita lakukan untuk membantu pembakaran metabolisme
didalam tubuh. Adapun manfaat dari olahraga yaitu:
• Mengurangi resiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.
• Meningkatkan kemampuan untuk bergerak.
• Tetap menjaga fleksibilitas tubuh seiring dengan pertambahan usia.
• Menjaga kepadatan tulang.
• Mencegah osteoporsis.
• Meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi.
• Meningkatkan kemampuan otak pada orang usia lanjut.
2. Melakukan gerakan ringan. Anda dapat mengurangi berat tubuh, tanpa harus
melakukan olahraga yang berat. Jika anda belum siap untuk melakukan
program yang terjadwal, lakukan gerakan ringan terlebih dahulu. Berikut ini
adalah kegiatan untuk melakukan gerakan ringan.
• Matikan televisi anda. Bermainlah bersama teman, keluarga. Aktifitas apa
saja daripada duduk terdiam sambil menonton televisi.
• Berjalan-jalan. Cobalah untuk menyempatkan diri untuk berjalan kaki.
• Lakukan kegiatan rumah. Melakukan kegiatan dirumah seperti
membersihkan lantai rumah, merapikan dan menyapu dihalaman rumah.
• Berjalanlah sedikit ketika anda berbicara. Misalkan anda sedang menelpon
seseorang atau berbicara dengan orang lain, lakukan sambil berjalan kecil.
• Buatlah jadwal untuk bergerak ringan daripada anda menghabiskan waktu
duduk berdiam diri.
3. Makan yang cukup. Makan dengan gizi seimbang dan cukup adalah salah satu
penunjang untuk hidup sehat. Adapun makanan yang harus ada dalam daftar
menu anda sebagai berikut:
• Makan lebih banyak buah-buahan.
• Lebih banyak untuk mengkonsumsi sayur-mayur.
• Makanlah makanan yang rendah lemak. Seperti mengganti yang
manis-manis dengan menggunakan gula rendah kalori. Mengganti susu yang
rendah lemak.
• Menyiapkan makanan pengganti.
Untuk membuat hidup kita menjadi lebih sehat, lakukan perubahan kecil terlebih
dahulu.
Kebugaran adalah potensi besar yang harus dimiliki oleh setiap manusia
agar dapat beraktivitas dengan maksimal sehingga pencapaian lebih optimal.
Bagaimana mungkin bisa sukses, jika pada saat bekerja kita diselimuti rasa kantuk
yang hebat. Bagaimana mungkin akan dicapai hasil maksimal jika kita hanya
bekerja setengah hari karena mudah capek, sedangkan orang yang bugar mampu
maksimal. Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan
sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan, serta masih memiliki
cadangan tenaga untuk mengisi waktu luang dan kegiatan-kegiatan yang bersifat
mendadak.
Salah satu cara untuk menjaga kebugaran adalah dengan olahraga.
Olahraga adalah cara yang paling ampuh untuk menjaga kebugaran jasmani. Pada
zaman modern saat ini, manusia dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi
dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupan. Dengan berolahraga, maka
stamina daya tahan tubuh akan meningkat.
Stamina dan daya tahan tubuh yang tinggi merupakan modal awal untuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Jika tidak, maka aktivitas akan terganggu dan
membuat kita jadi gampang sakit. Dengan stamina dan daya tahan tubuh yang
maksimal, kita dapat melakukan banyak hal yang positif. Para pebisnis akan
memiliki banyak waktu untuk menjalankan bisnisnya, para mahasiswa akan
memiliki banyak tenaga untuk menyelesaikan tugas kuliahnya, para blogger akan
memiliki semangat yang maksimal untuk terus online dan berkreasi menghasilkan
tulisan-tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.
Dengan penjelasan tersebut di atas, maka bisa kita simpulkan bahwa
kebugaran jasmani, aktivitas fisik dan kebiasaan hidup dalam memanfaatkan
waktu luang serta pola makan yang dilakukan oleh anak-anak suku Baduy dan
kota Serang ini jelas berbeda. Hal tersebut didasari oleh kebiasaan dan aturan
E. Hipotesis
1. Hipotesis Penelitian
a. Lamanya waktu luang masyarakat suku Baduy lebih banyak yang
menggunakan aktivitas fisik dibandingkan anak-anak kota Serang.
b. Intensitas aktivitas fisik masyarakat suku Baduy lebih besar porsinya
dibandingkan anak-anak kota Serang.
c. Aktivitas fisik yang terus menerus dilakukan akan mempengaruhi status
gizi (BMI), sehingga status gizi anak-anak suku Baduy lebih banyak
yang normal dibandingkan dengan anak-anak kota Serang.
d. Kebugaran jasmani anak suku Baduy lebih baik dibandingkan
anak-anak kota Serang.
F. Metode Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan penelitian Kuantitatif yaitu,
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan. (Sugiyono, 2008:14)
Untuk mendukung pendekatan kuantitatif, maka digunakan metode
penelitian bersifat Deskriptif, yaitu
G.Lokasi Penelitian
1. Tempat, jenis dan waktu penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar-
Banten, terletak pada daerah aliran sungai Ciujung di Pegunungan
Kendeng dan di Sekolah Dasar Negeri 13 Kota Serang.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang akan dilakukan adalah dengan tes, teknik wawancara
terbuka dan observasi.
3. Waktu Penelitian
Proses penelitian diharapkan dapat selesai dalam 6 bulan, mulai dari
seminar usulan penelitian sampai menyelesaikan laporan tesis.
H.Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian
(Riduwan 2004:55). Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi sasaran
dalam penelitian ini adalah anak-anak usia sekolah dasar (7-12 tahun) yang ada
di daerah Baduy dan di Sekolah Dasar Negeri 13 kota Serang.
2. Sampel
Sampel merupakan penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili
telah diuraikan tersebut, maka objek dari penelitian ini adalah anak-anak usia
sekolah dasar suku Baduy dan anak-anak usia sekolah dasar masyarakat
modern, dalam hal ini anak kelas 5 di kota Serang 10 orang dan
anak-anak usia sekolah suku Baduy 10 orang, dengan jumlah total 20 orang.
3. Teknik pengambilan sampel (random sampling)
Menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu teknik pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
113 BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Pola hidup modern terbukti menyebabkan kurangnya aktivitas fisik dalam
kehidupan sehari-hari. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan
sebagai berikut :
1. Lamanya waktu luang yang tersedia untuk anak-anak kota Serang lebih
banyak daripada suku Baduy.
2. Aktivitas fisik anak-anak suku Baduy lebih intensif daripada aktivitas fisik
anak-anak kota Serang di dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam
mengisi waktu luang.
3. Status gizi anak-anak suku Baduy relatif lebih proposional atau normal
dibandingkan dengan anak-anak kota Serang yang cenderung overweight.
4. Kemampuan kebugaran jasmani anak-anak suku Baduy lebih baik
dibandingkan dengan kebugaran jasmani anak-anak kota Serang.
B. Rekomendasi
1. Untuk dinas pendidikan khususnya kota Serang, diharapkan memberikan
dukungan agar kegiatan Penjas dan olahraga di SD dapat ditata dengan baik
sehingga dapat memperoleh manfaat sebesar-besarnya
2. Untuk kepala sekolah diharapkan mendukung penuh program pengajaran
Penjas dan olahraga dengan melengkapi sarana dan prasarana kegiatan
3. Untuk guru olahraga, lebih memahami visi dan misi pengajaran Penjas dan
olahraga untuk meningkatkan kemampuan fisik anak didik dengan
memaksimalkan jam pelajaran Penjas dan olahraga.
4. Untuk orang tua diharapkan untuk lebih memahami prinsip bergerak agar
115
DAFTAR PUSTAKA
Agus Mahendra. (2009). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung : Bahan Kuliah FPOK UPI Bandung.
Agustini Utari (2007) http://eprints.undip.ac.id/16285/1/Agustini_Utari.Pdf
Ahmad Yani. (2008), Etnografi Suku Baduy. Banten: Panduan Pariwisata Indonesia.
Akbar.M (2001). Kesehatan keluarga. [on line]. Tersedia di http://kesulitanmakan.bravehost.com.
Amung Ma’mun dan Rusli Ibrahim (2003). Pembinaan Karakter, Moral dan Perilaku Sosial Melalui Penjas dan Olahraga. Jakarta : Kerjasama FPOK UPI dengan Panitian Kerja Tetap Nasional POSPENAS.
Ariyanti.G (2007) [on line]. Tersedia di http://id.shvoong.com/tags/obesitas/
Arief Furchan. (1982). Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Arikunto Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Cetakan ke-8, Rineka Cipta.
Beck (2000) on line].Tersedia di http://creasoft.wordpress.com/2008/05/01/status-gizi-versi-kms/
Cooper and Kenneth. (1977). The Aerobics Way. New York : M. Evans and
Company, Inc.
Cobin C.B dan Pangrazi (2003) Guidelines for appropriate physical activity for
elementary school children Arizona state university, (on line) tersedia di :
http://www.aahperd.org/naspe/pdf files/input activity.pdf./28-7-2010
Cosmopolitan. (20 Maret 2002). Jakarta: Hidup sehat ?...tidak susah koq!!
Dian. W (2008) [on line]. Tersedia di http://www.dianweb.org/Sehat/ADI5.HTM
Dinas Informasi, Komunikasi, Seni Budaya dan Pariwisata. (2004). Tradisi Budaya Masyarakat Baduy dan Cisungsang Serta Peninggalan Situs Lebak Sibedug. Lebak: Dinas Informasi, Komunikasi, Seni Budaya dan Pariwisata.
Djudju sudjana (2007). Metodologi Penelitian. Bandung: Bahan Kuliah UPI Bandung.
Healty Family (2002) [on line]. Tersedia di http://www.indofamily.net/health
Moersintowarti B.Narendra. Pengukuran Antropometri Pada Penyimpangan Tumbuh Kembang Anak. (Anthropometric Measurement of eviationin Child Growth and Development). Surabaya: Divisi Tumbuh kembang Anak dan Remaja FK Unair /RSU Dr. Soetomo Surabaya
Nurhasan dan Hasanudin. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Bahan Kuliah FPOK UPI. Bandung
Pangrazi, Robert P. (2004). Dynamic Physical Education for Elementary School
Children. San Fransisco: Benjamin Cummings.
Purwoko(2001) [online]. Tersedia di http://rudyct.com/PPS702- ipb/08234/diffah_hanim.htm
Riduwan. (2004). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Rusli Lutan (2001a). Azas-Azas Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Bekerja sama dengan Direktoral Jendral Olahraga.
Rusli Lutan (2001b), Mengajar Pendidikan Jasmani, Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional, Direktoral Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Bekerja sama dengan Direktoral Jendral Olahraga.
Rusli lutan, dkk. (2000), Pendidikan Kesehatan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Santosa Giriwijoyo. (2007). Ilmu faal Olahraga. Bandung: Bahan Kuliah FPOK UPI Bandung.
Santosa Giriwijoyo (2003). Olahraga Pada Anak. Bandung: FPOK UPI Bandung.
Santosa Giriwijoyo (2010). Jurnal Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI Bandung
Santosa Giriwijoyo dan Dikdik Zafar Sidiq. Konsep dan Cara Penilaian Kebugaran Jasmani Menurut Sudut Pandang Ilmu Faal Olahraga. Bandung.
Satiadarma, M. P. (2000). Dasar-Dasar Psikologi Olahraga. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suyatno (2009) [online]. Pengantar Penentuan Status Status Tersedia di
http://suyatno.blog.undip.ac.id/files/2009/11/pengertian-penentuan-status-gizi.pdf