KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
Rahmat dan Hidayah yang telah diberikan saya dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Keahlian Auditor Eksternal dalam Penugasan Audit E-Commerce.”
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.
Tak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen
Pembimbing saya yang telah banyak memberikan ilmu dan membimbing saya
serta kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan
skripsi ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini
tidak terlepas dari keterbatasan saya yang tidak dirancang untuk menjadi
sempurna, namun senantiasa berupaya untuk menjadi sempurna. Oleh karena itu,
saya mengharapkan saran serta kritik yang konstruktif dari pembaca guna
kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang. Harapan saya dengan
terselesaikannya skripsi ini, semoga memberikan kontribusi bagi saya khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Akhir kata, semoga pembaca dapat memperoleh inspirasi, gagasan dan
panduan dalam setiap lembaran skripsi ini. Aamiin.
Bandung, Juli 2012
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih sebagai penghargaan yang tulus
penulis ucapkan untuk ibunda dan ayahanda tercinta selaku orang tua penulis
yang telah membesarkan, merawat, dan mendidik serta selalu memberikan
motivasi dan bimbingannya, juga senantiasa menjadi penyemangat bagi penulis
yang tidak bisa terbayar dengan apapun. Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Prof. Dr. Dadang Sadeli., M.Si dan Ibu R. Nelly Nur Apandi,
S.E.,M.Si. selaku pembimbing penulis yang telah memberikan banyak ilmu yang
bermanfaat serta telah meluangkan banyak waktu, pikiran, tenaga dan selalu sabar
dalam memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapakan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia
2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, M.Si, Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia
4. Seluruh dosen program studi akuntansi fakultas pendidikan ekonomi dan
bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia, dan dosen-dosen dari
program studi lain yang telah memberikan materi dan ilmu selama
perkuliahan
5. Kakak penulis yang telah memberikan waktunya untuk bisa saling
bertukar pikiran selama penulisan skripsi serta selalu memberikan
dukungan kepada penulis.
6. Annisa Mulia Octavia, Novi Nur Widayanti, Hidayani, Rahma Nilla Sari
Putri selaku sahabat tercinta yang saling mendukung dan memotivasi sejak
pertama masuk kuliah hingga selesainya masa studi, sahabat yang selalu
ada saat suka maupun duka, semoga persahabatan ini akan selalu terjalin.
7. Lenny Purwanti, sahabat penulis sejak SMA yang telah memberikan
motivasi dan semangat saat penulisan skripsi ini serta selalu menemani
saat penulis butuh refreshing. Sahabat yang selalu mendengarkan keluh
kesah penulis dan berbagi cerita.
8. Ria Wahyuni, yang telah membantu penulis mencari data, teman berbagi
yang senasib.
9. Teman-teman di kelas Akuntansi B dan kelas Akuntansi Bisnis atas
kebersamaannya selama perkuliahan. Idot, Fida, Adit, Afril yang selalu
memberikan motivasi dan tempat bertukar pikiran.
10.Teman-teman KKN Desa Patrolsari, yang telah mengukir cerita untuk
iv
11.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada
penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah SWT yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih senantiasa
memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah
membantu penulis.
Bandung, Juli 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……… i
Ucapan Terima Kasih……….
Daftar Isi………...
ii
v
Daftar Tabel……….…... viii
Daftar Gambar………... ix
Daftar Lampiran………. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang……….…..
1.2Rumusan Masalah………..
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………..
1.3.1 Maksud Penelitian………..
1.3.2 Tujuan Penelitian………....
1.4Kegunaan Penelitian………..
1 7 7 7 7 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka……….
2.1.1Audit……….………….
2.1.1.1 Pengertian Audit………...
2.1.1.2 Jenis-Jenis Audit………..
2.1.1.3 Jenis-Jenis Auditor………...
2.1.2Keahlian Auditor………
vi
2.1.2.1 Pengertian Keahlian………..
2.1.2.2 Standar Profesional Akuntan Publik……….
2.1.3Audit E-Commerce……….………
2.1.3.1 Pengertian E-Commerce……….……….
2.1.3.2 Ruang Lingkup E-Commerce………..
2.1.3.3 Karakteristik E-Commerce……….….
2.1.3.4 Jenis-Jenis E-Commerce………..
2.1.3.5 Infrastruktur E-Commerce………...
2.1.3.6 Pilar-Pilar E-Commerce………...
2.1.3.7 Perbedaan Proses Bisnis E-Commerce dengan
Proses Bisnis Manual………...
2.1.3.8 Manfaat E-Commerce……….
2.1.3.9 Kelemahan E-Commerce………
2.1.3.10 Penghambat E-Commerce………...
2.1.3.11 Pilar dalam Keamanan E-Commerce………..
2.1.3.12 Ancaman Keamanan E-Commerce……….
2.1.3.13 Mekanisme E-Commerce………
2.1.3.14 Pengertian Audit E-Commerce……….…...
2.1.3.15 Konsep Audit E-Commerce………….………
2.1.3.16 Pendekatan Audit E-Commerce………..
2.1.3.17 Perbedaan Financial Audit dengan E-Commerce
Audit………
2.1.3.18 Hubungan Antara Keahlian Auditor Eksternal
terhadap Audit E-Commerce……..……….
2.2 Kerangka Pemikiran……….………...
49
52
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian……….………
3.2 Metode Penelitian……….………..
3.2.1 Desain Penelitian……….……….
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data..………
3.2.3 Instrumen Penelitian……….…
3.2.4 Teknik Analisis Data………...
3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data………. 57
57
57
58
64
66
69
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Keahlian Auditor Eksternal dalam Penugasan Audit E-Commerce... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……….
5.2 Saran………...
115
116
DAFTAR PUSTAKA……… 117
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Audit……….………. 13
Tabel 2.2 Ancaman Keamanan di Internet……..……….………… 34
Tabel 2.3 Standar Keamanan di Internet……….……….………… 36
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu………..……….…………. 50
Tabel 3.1 Daftar Wawancara Partisipan Penelitian………..……… 59
Tabel 3.2 Tabel Pertanyaan terhadap Partisipan……….………. 61
Tabel 4.1 Keahlian yang Harus Dimiliki Auditor dalam Penugasan Audit E-Commerce………..………. 87
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ruang Lingkup E-Commerce.………... 23
Gambar 2.2 Proses Bisnis Manual………. 27
Gambar 2.3 Proses Bisnis dengan E-Commerce……… 27
Gambar 2.4 Proses Enkripsi………... 34
Gambar 2.5 Proses Dekripsi………... 35
Gambar 2.6 Standar Firewall………. 38
Gambar 2.7 Bagan Kerangka Pemikiran……… 55
Gambar 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data: Model Interaktif………… 69
Gambar 3.2 Triangulasi dengan Sumber……… 70
Gambar 3.3 Triangulasi dengan Sumber dan Teori………... 71
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ketetapan Pembimbing Skripsi
Lampiran 2 Frekuensi Bimbingan Skripsi Pembimbing I
Lampiran 3 Frekuensi Bimbingan Skripsi Pembimbing II
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Wawancara
Lampiran 5 Formulir Persetujuan Revisi Skripsi
Lampiran 6 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Partner Auditor
Lampiran 7 Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Senior Auditor
Lampiran 8 Hasil Wawancara dari Partner Auditor
Lampiran 9 Hasil Wawancara dari Senior Auditor
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi merupakan proses interaksi dan saling mempengaruhi
antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara. Dampak globalisasi terjadi di
semua bidang kehidupan. Globalisasi biasanya berlangsung melalui dua dimensi
dalam interaksi bangsa, dimensi tersebut yaitu dimensi ruang dan waktu. Dimensi
ruang akan semakin sempit dan waktu semakin singkat dalam interaksi pada skala
dunia. Faktor pendukung utama globalisasi adalah komunikasi dan teknologi
informasi. Saat ini, perkembangan teknologi terjadi sangat cepat sehingga semua
informasi dapat tersebar luas ke seluruh dunia.
Dampak globalisasi yang sangat terasa yaitu pada sektor bisnis. Dalam
era baru dunia bisnis yang semakin global, bisnis memanfaatkan media elektronik
Internet, sudah pasti merupakan sektor yang utama dan melalui sektor ini
diharapkan dapat memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi para
pelaku bisnis baik kecil, menengah, maupun besar untuk dapat bersaing. Para
pelaku bisnis memanfaatkan kesempatan ini untuk menawarkan produk mereka
melalui internet yang kemudian berkembang menjadi perdagangan elektronik atau
yang biasa disebut dengan e-commerce (electronic commerce). Dalam
penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan
2
Dengan adanya layanan electronic commerce ini, pelanggan dapat
mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dalam era teknologi
yang canggih saat ini, para pelanggan yang ingin mengakses e-commerce tidak
harus berada di suatu tempat, hal itu dikarenakan di kota kota besar di Indonesia
telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya
dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan Personal Digital Assistant
(PDA) dengan menggunakan teknologi wifi. Oleh karena itu,
perusahaan-perusahaan yang menerapkan layanan e-commerce sangat diminati oleh
pelanggan.
E-commerce merupakan sebuah konsep yang belum terdefinisikan,
artinya, e-commerce memiliki arti yang beda bagi orang yang
berbeda-beda pula, tergantung pada sudut pandang yang mereka pergunakan. Setiap sudut
pandang yang kita gunakan akan memberikan definisi yang berbeda-beda. Ding
mendefinisikan e-commerce sebagai berikut:
Electronic commerce, or e-commerce as it is also known, is a commercial transaction between a vendor and a purchaser or parties in similar contractual relationship for the supply of goods, services or
acquisition of “rights”. This commercial transaction is executed or
entered into in an electronic medium (digital medium) where the physical presence of the parties is not required, and the medium exist in a public network or system as opposed to a private network (closed system). The public network or system must be considered an open system (e.g. the internet or world wide web). The transactions are concluded regardless of national boundaries or local requirements.
Maksud dari definisi diatas bahwa perdagangan elektronik, atau
sebagaimana juga dikenal dengan e-commerce, adalah suatu transaksi komersil
antara penjual dan pembeli atau para pihak dalam hubungannya sesuai kontrak
dimasukkan ke dalam satu medium elektronik (medium digital) di mana kehadiran
secara fisik dari para pihak itu tidak diperlukan, dan medium ada di suatu jaringan
atau sistem yang umum sebagai lawan suatu jaringan pribadi (sistem tertutup).
Jaringan atau sistem publik yang harus dipertimbangkan satu sistem terbuka (eg.
internet atau world wide web). Transaksi-transaksi itu disimpulkan dengan
mengabaikan batasan-batasan nasional atau persyaratan-persyaratan lokal.
Transaksi komersial elektronik (e-commerce) merupakan salah satu
bentuk bisnis modern yang bersifat non-face dan non-sign (tanpa bertatap muka
dan tanpa ditandatangani). Transaksi komersial elektronik (e-commerce) memiliki
beberapa ciri khusus, diantaranya bahwa transaksi ini bersifat paperless (tanpa
dokumen tertulis), borderless (tanpa batas geografis) dan para pihak yang
melakukan transaksi tidak perlu bertatap muka. Transaksi komersial elektronik
(ecommerce) mengacu kepada semua bentuk transaksi komersial yang didasarkan
pada proses elektronis dan transmisi data melalui media elektronik.
Karena menggunakan jaringan publik, maka masalah keamanan menjadi
suatu hal yang amat rentan dan sangat perlu dicermati. Hal ini memunculkan
polemik dalam masyarakat, sebab di satu sisi transaksi e-commerce mendatangkan
keuntungan, tetapi di sisi lain juga memiliki kelemahan dari segi keamanan karena
penggunaan jaringan publik dan transaksinya bersifat tidak langsung (faceless
nature).
Kenyataan ini dengan adanya fenomena-fenomena yang terjadi dalam
transaksi e-commerce seperti contohnya perusahaan e-commerce yang terkenal
4
pertama (Dari Facebook toko bagus beralamat Facebook.com/tokobagus) korban
membeli BB torch 9800 dan sudah mentransfer sejumlah Rp.800.000,- Ke BRI
dengan NO REK 530601012007534 AN. Ricky Edisyah Putra dengan nomor HP
0857 6086 8349. Setelah uang di transfer, nomor hp pelaku tidak aktif dan barang
pun tidak diterima dan korban pun sangat kecewa setelah belanja online di situs
toko bagus.COM . Kasus yang ke dua (Kasus ini di ambil dari postingan F David
Talalo, di Forum fotografer.net), korban tergiur dengan iklan penawaran kamera
digital SLR di situs tokobagus.com, disitu ditawarkan oleh seorang pengiklan
bernama charles zhang yang berdomisili di Medan, kamera Nikon D200 body
only hanya seharga 2,8jt. Pengiklan menyertakan alamat lengkap beserta nama
toko - Miracle Komputer di Shopping Centre YUKI Suka Ramai Lt.2 no.29 dan
nomor telepon 061-76503903. Tapi setelah uang di tranfer sejumlah 2,8jt ke
rekening milik Bapak Syukran. Baru kemudian setelah itu konfirmasi dari pihak
mall di Medan menyatakan bahwa toko itu sudah tutup. barang tidak sampai, nota
pembelian pun tidak di fax. (Sumber:
http://riangold.wordpress.com/2011/03/13/contoh-beberapa-kasus-penipuan-di-tokobagus-dan-tanggapan-dari-fihak-tokobagus-com/ di akses pada 10 Maret
2012 pukul 22:00). Melihat dua fenomena ini korban selaku konsumen merasa dia
tidak mendapatkan hak-hak dia sebagai konsumen atas pembelian barang atau jasa
dan juga konsumen entah harus menyelesaikan atau mengadu kemana,
dikarenakan banyak perusahaan fiktif dan kurangnya perhatian atas kementerian
Faktor keamanan yang masih minim inilah yang membuat masyarakat
masih memandang skeptis terhadap keamanan bertransaksi via internet. Hal
tersebut menjadi hambatan bagi perkembangan e-commerce. Untuk mengatasi
hambatan tersebut, sebuah perusahaan on-line membutuhkan jasa audit dari kantor
akuntan publik. Jasa audit yang dibutuhkan tidaklah sama dengan jasa audit yang
diberikan oleh akuntan publik kepada perusahaan yang tidak melakukan kegiatan
bisnis e-commerce atau perusahaan pada umumnya. Di luar negeri telah menjadi
hal yang umum suatu kantor publik memberikan jasa audit e-commerce, untuk
memberikan bukti bahwa suatu bisnis berbasis web memang dapat dipercaya,
maka sejumlah organisasi pihak ketiga (Kantor Akuntan Publik) yang “dipercaya”
menawarkan segel keamanan (Seal of Assurance) yang dapat ditampilkan
perusahaan terkait dalam situs Web utamanya, untuk dapat secara sah
menampilkan segel tersebut, perusahaan terkait harus menunjukan bahwa
perusahaan tersebut mentaati berbagai praktik, kemampuan dan pengendalian
bisnis tertentu. Contoh 6 organisasi pemberi segel, yaitu: Better Business Bureau
(BBB), TRUSTe, Veri-Sign, Inc., International Computer Security Association (ICSA), AICPA/CICA Webtrust, dan AICPA/CICA Sys Trust.(James A. Hall dan
Tommie Singleton ,2007:353)
Di Indonesia, fenomena e-commerce sudah dikenal sejak tahun 1996
dengan munculnya situs http://www.sanur.com sebagai toko buku on-line pertama
meskipun tidak begitu populer. Kemudian mulailah bermunculan berbagai situs
yang melakukan transaksi e-commerce. Namun sepanjang tahun 1997-1998
6
Namun mulai tahun 1999 sampai 2006 transaksi e-commerce kembali menjadi
fenomena yang menarik perhatian meskipun masih terbatas pada minoritas
masyarakat Indonesia yang mengenal teknologi.
Berkembangnya perusahaan e-commerce di Indonesia ini belum
diimbangi dengan kebutuhan akan jasa audit e-commerce. Hal ini terbukti dengan
masih sedikitnya orang ahli yang mampu melaksanakan audit e-commerce di
Indonesia. Selain itu implementasi undang-undang transaksi elektronik di
Indonesia belum diterapkan secara maksimal terbukti dengan masih banyaknya
penipuan yang terjadi oleh perusahaan e-commerce yang merugikan pihak
konsumen. Salah satu faktor penghambat berkembangnya audit e-commerce di
Indonesia yaitu kesadaran akan kebutuhan audit yang masih belum masuk dalam
kategori wajib. Sampai saat ini, perusahaan melakukan audit bukan karena
peraturan, tetapi lebih kepada untuk mendapatkan advice (sumber: Isnaeni
Achdiat).
Namun belum lama ini, para akuntan publik telah memperluas jenis jasa
assurance yang mereka lakukan hingga mencakup jenis-jenis informasi yang
berpandangan ke depan serta jenis informasi lainnya, seperti perkiraan keuangan
perusahaan dan pengendalian situs Internet. Sebagai contoh, perusahaan dan
konsumen yang menggunakan jaringan komunikasi, seperti Internet, dalam
melakukan bisnis dan membuat keputusan memerlukan kepastian yang
independen mengenai reliabilitas dan keamanan informasi elektronik tersebut.
akan informasi juga meningkat dan karena makin banyak informasi real-time
yang tersedia melalui Internet.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui kondisi
perkembangan audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang dibutuhkan
dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce. Oleh karena itu, peneliti
merumuskan judul penelitian sebagai berikut: “KEAHLIAN AUDITOR
EKSTERNAL DALAM PENUGASAN AUDIT E-COMMERCE.”
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu apa saja keahlian
yang harus dimiliki auditor eksternal dalam penugasan audit e-commerce?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan
informasi yang diperlukan untuk mengetahui keahlian auditor eksternal yang
harus dimiliki dalam melakukan penugasan audit e-commerce.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui keahlian apa saja yang harus dimiliki auditor eksternal dalam
8
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan Teoritis :
Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini hendaknya dapat mengetahui bagaimana kondisi
eksisting audit e-commerce di Indonesia.
2. Bagi pengembangan Ilmu Akuntansi khususnya auditing
Hasil penelitian ini hendaknya memberikan pengetahuan dan teori yang
berkaitan tentang audit e-commerce di Indonesia.
3. Bagi Peneliti lain
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji bidang
yang sama sehingga menjadikan hasil penelitian ini sebagai
pembanding.
Kegunaan Praktisi :
Kegunaan praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Auditor Eksternal pada Kantor Akuntan Publik
Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang bagaimana kondisi
eksisting audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang diperlukan
auditor dalam proses audit e-commerce, sehingga auditor dapat
2. Bagi Kantor Akuntan Publik
Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang kondisi eksisting
audit e-commerce di Indonesia. sehingga dapat digunakan sebagai
masukan bagi auditor eksternal dalam meningkatkan pemahaman dalam
Teknologi Informasi.
3. Bagi masyarakat umum
Memberikan gambaran tentang kondisi eksisting audit e-commerce di
Indonesia, sehingga memberikan informasi dan pengetahuan bagi
57
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Husein Umar
(2005:303), objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi
objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap
perlu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
merupakan sasaran ilmiah yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran
semua data yang diperlukan. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian
adalah keahlian auditor eksternal dan penugasan audit e-commerce. Penelitian ini
dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada narasumber mengenai
kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia dan keahlian apa saja yang
dibutuhkan auditor dalam melakukan penugasan audit e-commerce.
3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Memilih dan menentukan suatu metode tertentu dalam suatu penelitian
mempunyai dampak yang besar terhadap keberhasilan penelitian. Adapun yang
dimaksud dengan metode adalah “… adalah cara kerja yang utama untuk menguji
cara utama ini digunakan setelah penyelidikan serta dari situasi penyelidikan”
(Winarno Surakhmad, 1982:131).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
deskriptif kualitatif dengan tujuan memberikan penjelasan tentang fenomena yang
terjadi dimasa sekarang, serta untuk menggambarkan secara sistematis mengenai
fakta-fakta dan hubungan antara fenomena yang diteliti.
Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, peneliti ingin
mencari pemahaman lebih dalam mengenai fakta yang ada dilapangan dari
perspektif orang-orang yang ahli dalam bidangnya. Penelitian ini difokuskan pada
kondisi eksisting audit e-commerce di Indonesia, serta keahlian yang dibutuhkan
auditor dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce.
3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2010:157)
„sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain‟. Oleh karena itu,
jenis data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari data primer
dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data. Data
primer pada penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam (in depth
interview) terhadap para informan berupa kata-kata maupun tindakan. Sumber
59
wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari
kegiatan melihat, mendengar, dan bertanya (Lexy J. Moleong, 2002:112).
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang
digunakan untuk mendukung penulisan pada penelitian ini adalah dokumen atau
kajian literatur dari buku-buku, artikel, jurnal, serta situs di internet yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Penentuan sumber data dalam penelitian kualitatif menggunakan
nonprobability sampling dengan metode purposive sampling. Non-probability
sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel
(Sugiyono, 2008:60). Purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006:96).
Individu-individu yang akan menjadi informan dalam penelitian ini
terdiri atas auditor yang dalam penugasannya terjun langsung dalam mengaudit
teknologi informasi. Auditor ini merupakan auditor ahli yang memiliki sertifikat
audit sistem informasi dan telah lebih dari 5 tahun bekerja sebagai auditor IT.
Nama partisipan dalam penelitian ini disamarkan.
Tabel 3.1
Daftar Partisipan Wawancara Penelitian
No Partisipan Lokasi Wawancara Dasar Pemilihan
1 Partner Indonesia Stock
Exchange Building
Tower 1, 13th Floor
Jl. Jend. Sudirman
Kav. 52-53 Jakarta
Aktif sebagai pembicara dalam seminar tentang audit sistem
informasi,
Memiliki sertifikasi CISA,
Memiliki pengalaman kerja 20 tahun sebagai auditor.
2 Senior
Auditor
E-Mail Senior auditor Technology and
Security Risk Services (TSRS) of
Ernst & Young
Memiliki lebih dari 8 tahun pengalaman kerja dalam bidang
Internal controls, financial
auditing, Key Performance
Indicator Assessment, IT risks
management and IT advisory
dengan berbagai tipe dari
lingkungan IT dalam institusi
financial, Consumer & Industrial
Products, dan transportation
services,
Memiliki keahlian dan
keterampilan:
1. CISA
2. Internal Audit
3. Internal Controls
4. COBIT
5. Risk Assessment
Memiliki sertifikasi CISA
Sumber: data diolah
Pemilihan para informan dilakukan secara sengaja. Bungin (2003:54)
menjelaskan „bahwa informan merupakan individu yang telah cukup lama dan
61
penelitian. Mereka tidak hanya sekedar tahu dan dapat memberikan informasi,
tetapi telah menghayati secara sungguh-sungguh sebagai akibat dari
keterlibatannya yang cukup lama dengan lingkungan atau kegiatan yang
bersangkutan‟.
Peneliti telah menyiapkan pertanyaan dalam mencari data yang
berhubungan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Peneliti akan
meminta kesediaan dari partisipan untuk dapat melakukan wawancara. Adapun
daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam proses wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dengan partisipan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Tabel Pertanyaan terhadap Partisipan
No Pertanyaan Hal yang ingin di dapat dari
pertanyaan
1 Bagaimana perkembangan audit
e-commerce di Indonesia?
Peneliti ingin mengetahui
perkembangan audit e-commerce di
Indonesia
2 Faktor apa saja yang menghambat
perkembangan audit
e-commerce?
Peneliti ingin mengetahui faktor yang
menghambat perkembangan audit
e-commerce di Indonesia
3 Bagaimana prediksi
perkembangan audit e-commerce
di Indonesia kedepannya?
Peneliti ingin mengetahui prediksi
perkembangan audit e-commerce di
Indonesia kedepannya.
4 Tipe perusahaan yang bagaimana
yang ingin mengajukan
pelaksanaan audit e-commerce?
Peneliti ingin mengetahui tipe
perusahaan yang ingin mengajukan
pelaksanaan audit e-commerce
5 Tujuan atau motivasi apa yang
mendorong perusahaan tersebut
Peneliti ingin mengetahui motivasi
untuk melakukan audit
e-commerce?
melakukan audit e-commerce
6 Keahlian apa saja yang
diperlukan seorang auditor dalam
melakukan audit e-commerce?
Penulis ingin mengetahui keahlian
yang diperlukan auditor dalam
melakukan penugasan audit
e-commerce.
7 Bagaimana prosedur dalam audit
e-commerce?
Penulis ingin mengetahui prosedur
dalam audit e-commerce.
8 Program apa saja yang dilakukan
dalam melaksanakan penugasan
audit e-commerce?
Peneliti ingin mengetahui program
yang dilakukan dalam penugasan
e-commerce.
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan metode kualitatif dimana menurut Sugiyono (2009: 1),
Metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut Moleong (2010:9), “penelitian kualitatif menggunakan metode
kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.” Dalam
rangka pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan sejumlah teknik
pengumpulan data, yaitu:
1. Wawancara
Moleong (2010:186) menjelaskan “wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
63
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara terbuka. Wawancara terbuka adalah wawancara yang para
subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula
apa maksud dan tujuan wawancara itu” (Lexy J.Moleong, 2010:189).
Sedangkan penelaahan dokumen dilakukan dengan cara mempelajari
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan objek dan masalah penelitian.
Dalam melakukan wawancara terbuka dengan informan, penulis
membatasi waktu selama 1 jam, sampai data yang ditemukan sudah jenuh.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data sekunder,
yaitu sumber informasi dari para ahli yang sifatnya teoritis yang ada
hubungannya dengan penelitian ini dan dapat dipergunakan sebagai dasar
perbandingan yang mendukung dalam pembahasan. Data sekunder
diperoleh melalui kajian literatur dari buku-buku, artikel, jurnal, serta situs
di internet yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Data yang akan digunakan dalam studi pustaka ini berupa
buku-buku yang membahas tentang audit teknologi informasi (termasuk
e-commerce di dalamnya) secara teoritis sehingga dapat dilakukan
pembandingan antara hasil penelitian di lapangan dengan konsep audit
e-commerce yang ada, selain itu untuk memberikan argumentasi tentang
permasalahan yang muncul dalam penelitian sehingga bisa dijadikan
Dalam penelitian ini juga menggunakan artikel dan jurnal yang
berkaitan dengan audit e-commerce dan keahlian yang dibutuhkan dalam
melakukan penugasan audit e-commerce. Artikel dan jurnal ini digunakan
untuk mengetahui pendapat para praktisi tentang bagaimana kondisi
eksisting audit e-commerce di Indonesia dan keahlian yang dibutuhkan
dalam menjalankan penugasan audit e-commerce. Penggunaan artikel dan
jurnal ini berguna untuk memperkuat hasil wawancara yang berkaitan
dengan pertanyaan tersebut.
3.2.3 Instrumen Penelitian
Hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas
instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh
karena itu, peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh
peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian
belum jelas dan pasti masalahnya, sumber data, dan hasil yang diharapkan
semuanya belum jelas. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key instrument.” Jadi peneliti adalah merupakan instrument kunci dalam
penelitian kualitatif. (sumber: http://skripsimahasiswa.blogspot.com 14 Maret
2012 pukul 23:24.)
Nasution (dalam Sugiyono,2010:223) menyatakan:
65
ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah,fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Selain peneliti sebagai instrument utama penelitian, instrumen penelitian lain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara. Pedoman wawancara
digunakan untuk menjaring data tentang audit e-commerce di Indonesia dan
keahlian yang dibutuhkan dalam melaksanakan penugasan audit e-commerce.
Pedoman wawancara disusun dalam bentuk rangkaian pertanyaan terhadap
masing-masing partisipan secara terpisah.
Pedoman/petunjuk wawancara secara garis besar, sebagai berikut
menurut Bimo Walgito (2005):
1. Persiapan.
a) Menentukan tujuan.
b) Menetapkan bentuk pertanyaan ( pertanyaan bebas atau terpimpin ).
c) Menetapkan responden yang diperkirakan sebagai sumber informasi.
d) Menetapkan jumlah responden yang akan diwawancarai
e) Menetapkan jadwal pelaksanaan wawancara
2. Pelaksanaan
a) Memilih pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar terarah dan dibutuhkan
dalam rangka mengumpulkan informasi.
b) Mengadakan wawancara.
3. Penutup.
a) Menyusun laporan wawancara secara sistematis
b) Mengadakan evaluasi tentang pelaksanaan wawancara
c) Mengadakan diskusi tentang hal-hal yang dianggap penting dari
pelaksanaan wawancara itu.
3.2.4 Teknik Analisis Data
„Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk
menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan
oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis
kerja itu.‟ (Robert Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2010:280))
Dari definisi diatas, Lexy J. Meoleong (2010:280) menyimpulkan bahwa
analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori, dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Miles and Huberman (1984) menyatakan bahwa “the most serious and
67
adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Susan Stainback
menyatakan hal yang serupa bahwa “there are no guidelines in qualitative research for determining how much data and data analysis are necessary to
support and assertion, conclusion, or theory”. Artinya, belum ada panduan dalam
penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan dan teori.
Teknik analisis data penelitian kualitatif menurut Matthew B.Miles dan
A. Michael Hubermandilakukan dalam tiga alur, yaitu pengumpulan data reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan kesimpulan atau
verifikasi (conclution drawing & verifying).
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Kegiatan ini berlangsung
terus menerus selama kegiatan penelitian kualitatif ini berlangsung.
Mereduksi artinya merangkum. Data yang telah diperoleh disederhanakan
dan diseleksi relevansinya dengan masalah penelitian, sedangkan data
yang tidak diperlukan dibuang.
2. Penyajian Data
Suatu penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan.
Melalui penyajian tersebut dapat dipahami apa yang terjadi, merencanakan
bisa dengan matrik, grafik, atau bagan yang dirancang untuk
menggabungkan informasi.
3. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan ketiga menurut Miles dan Huberman adalah penyimpulan dan
verifikasi. Kegiatan ini merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan disajikan
secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh
pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya
akan semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat. Simpulan-simpulan
juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Makna-makna yang
muncul dari data harus “diuji” kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Teknik yang dapat
digunakan untuk memverifikasi adalah triangulasi dengan sumber dan
triangulasi dengan teori.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
69
Gambar 3.1
Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
3.2.5 Pengujian Kredibilitas Data
Dalam teknik pemeriksaan keabsahan data, peneliti menggunakan teknik
triangulasi dengan teori. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moleong, 2004:330).
Menurut Lincoln dan Guba dalam buku Lexy. J. Moleong, Metode
Penelitian Kualitatif triangulasi dengan teori adalah berdasarkan anggapan bahwa
fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajad kepercayaannya dengan satu atau lebih
teori. Dalam mengecek keabsahan atau validitas data menggunakan teknik
triangulasi. data atau informasi dari satu pihak harus dichek kebenarannya dengan
cara memperoleh data itu dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan
seterusnya dengan menggunakan metode yang berbeda-beda. Tujuannya ialah
Pengumpulan Data Penyajian Data
Reduksi Data
membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai
pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti saat
menggunakan teknik ini ialah sebagai berikut:
1. Setelah peneliti selesai melakukan penelitian, peneliti akan mensortir data
yang dianggap penting dari hasil wawancara dengan partisipan auditor ahli
yang mempunyai gelar CISA.
2. Peneliti membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen-dokumen
ataupun artikel-artikel yang berkaitan.
Berikut ini adalah gambaran dari teknik triangulasi dengan sumber yang
[image:33.595.115.513.228.659.2]dilakukan oleh peneliti:
Gambar 3.2
Triangulasi dengan sumber
71
Triangulasi dengan Sumber
Triangulasi dengan Teori
3. Pembandingan di atas dilakukan untuk memastikan tidak ada informasi
yang bertentangan antara hasil wawancara dan isi dokumen yang berkaitan
satu sama lainnya.
4. Apabila ternyata antara hasil wawancara dan isi dokumen yang terkait
tidak relevan, maka peneliti akan mengkonfirmasikan perbedaan itu
kepada informan/subjek penelitian yang bersangkutan. Pengkonfirmasian
informasi tersebut dilakukan dengan mengadakan pertemuan kembali
dengan informan dan memperlihatkan kutipan hasil wawancara yang telah
peneliti catat, dengan tujuan untuk mendapatkan koreksi dari informan
apabila terdapat kesalahan pemahaman peneliti terhadap hasil wawancara
tersebut atau untuk mendapatkan informasi lebih lanjut yang dapat lebih
memperjelas informasi/hasil wawancara sebelumnya, serta untuk mengkaji
kembali dokumen-dokumen yang berkaitan.
5. Selain itu juga peneliti membandingkan hasil penelitian/wawancara
dengan teori-teori yang ada untuk mencari hubungannya dan membantu
[image:34.595.130.516.185.693.2]dalam menginterpretasikan data yang diperoleh (triangulasi dengan teori).
Gambar 3.3
6. Setelah mendapatkan kesimpulan, kecocokan, dan kepastiannya (baik
dengan teori maupun dengan hasil konfirmasi), maka peneliti akan
mendeskripsikan atau menginterpretasikan data tersebut dengan kata-kata
peneliti sendiri yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan dalam sebuah
115
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan mengenai “keahlian
auditor eksternal dalam penugasan audit e-commerce”, maka peneliti menarik
kesimpulan bahwa audit e-commerce adalah audit yang dilakukan untuk menilai
kewajaran dalam hal keamanan transaksi pada sistem commerce. Perusahaan
e-commerce meminta auditor eksternal untuk mengaudit e-e-commerce pada
perusahaannya dengan tujuan untuk mendapatkan kepercayaan dari calon
konsumen kepada perusahaan e-commercenya. Audit e-commerce dilakukan oleh
auditor eksternal. Dalam melaksanakan audit e-commerce, auditor eksternal harus
memiliki keahlian khusus. Keahlian tersebut antara lain:
1. pemahaman mengenai dasar audit
2. pemahaman mengenai audit teknologi informasi
3. pemahaman mengenai audit TI khusus security
4. pemahaman mengenai audit dan manajemen resiko
5. pemahaman mengenai audit pengendalian
Keahlian tersebut dapat dimiliki oleh auditor dari pengalaman selama ia
bekerja menjadi auditor dan didapat dengan mengikuti pendidikan berkelanjutan
5.2 Saran
Diharapkan dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyumbangkan
kontribusinya kepada pihak auditor eksternal, perusahaan e-commerce, dan
masyarakat pada umumnya, berupa saran-saran berikut ini:
1. Saran bagi auditor eksternal, dengan memperbanyak pengalaman dan
meningkatkan pemahaman mengenai teknologi informasi akan menunjang
auditor eksternal dalam melakukan penugasan audit e-commerce.
2. Saran bagi perusahaan e-commerce, sebaiknya audit dilakukan pada
perusahaan e-commerce, hal ini dikarenakan audit e-commerce dapat
memberikan manfaat kepada perusahaan seperti meningkatnya tingkat
kepercayaan calon konsumen kepada perusahaan tersebut.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya dengan metode kualitatif, akan lebih baik
apabila tidak hanya dengan melakukan wawancara, tetapi dengan
melakukan observasi dan peneliti benar-benar masuk ke dalam lingkungan
objek penelitian tanpa mengganggu suasana objek penelitian maupun
117
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 2007. Auditing dan Sistem Informasi (isu-isu Dampak Teknologi
Informasi). Yogyakarta : UUP AMP YKPN.
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan
Publik Edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke. (1996). Auditing (Pendekatan Terpadu).
(Penerjemah: Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat)
Anonymous 1. http://niaas8.wordpress.com/2012/03/16/perkembangan-ti/ diakses pada 7 Juni 2012 pukul 13:20 WIB
Anonymous 2. http://www.scribd.com/doc/45334977/20091121-E-COMMERCE-1 diakses pada 21 Juni 2012 pukul 23:24 WIB
Anonymous 3. http://indrabexs.wordpress.com/2010/01/07/tujuan-dan-manfaat-audit/ diakses pada 15 September 2012 pukul 13:20 WIB
Anonymous 4. http://ambarwijaksono.blogspot.com/2010/05/ringkasan-mata-kuliah-bab-2-langkah.html diakses pada 15 September 2012 pukul 14:30 WIB
Anonymous 5. http://muhammad-ikhsan74.blogspot.com/2012/05/pengertian-kriptografi.html diakses pada 14 september 2012 pukul 20.30 WIB
Anonymous 7. http://blog-arul.blogspot.com/2011/11/manfaat-database-dalam-bidang-bisnis.html#ixzz26SNC3MCu diakses pada 14 september 2012 pukul 21.30 WIB
Bimo Walgito.2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta:
Andi Offset
Boynton, William C., et.al. 2001. Modern Auditing Seven Edition. New York:
Juhn Willey and Sons Inc
Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Ding, Julian. 1999. E-Commerce Law and Practice. Selangor, Malaysia: Sweet
and Maxwell Asia.
Greeaone Zone. 2010. E-Commerce dan Perkembangannya di Indonesia. Diakses
pada tanggal 7 Juni 2012.
http://greeaone.wordpress.com/2010/10/22/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta
:Salemba Empat.
Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia. 2006. Standar Audit Sistem Informasi.
Diakses pada tanggal 7 Juni 2012. http://iasii.or.id/?p=13
Irfansyah Noor. 2006. Sikap Auditor Terhadap Jasa Audit E-Commerce.
Universitas Widyatama.
Islahuzzaman. 2006. Sikap Auditor Terhadap Jasa Audit E-Commerce.
Universitas Widyatama.
119
James A. Hall dan Tommie Singleton. 2007 . Audit Teknologi Informasi dan
Assurance. Jakarta: Salemba Empat.
Jayanti Octavia. 2010. Pengaruh Keahlian Auditor Eksternal Terhadap Audit
E-Commerce. UNIKOM
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Moleong, Lexy J.. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya
M. Suyanto. 2003. Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia.
Yogyakarta: Andi
Mariza Arfina dan Robert Marpaung. 2005. Konsep Pelaksana E-Commerce.
Maulanar. Contoh Beberapa kasus Penipuan Di Tokobagus, Dan Tanggapan Dari
Fihak Tokobagus.com. 2011. Diakses pada tanggal 10 Maret 2012.
http://riangold.wordpress.com/2011/03/13/contoh-beberapa-kasus-penipuan-di-tokobagus-dan-tanggapan-dari-fihak-tokobagus-com/
Milles, M.B. and Huberman, M.A. 1984. Qualitative Data Analysis. London:
Sage Publication
Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6, Buku I. Jakarta: Salemba Empat
Noor Ifada. Pengantar E-Bussines dan E-Commerce. Universitas Trunojoyo.
Diakses pada tanggal 7 Juni 2012.
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tADKQ5gC1JoJ:noorifada.f
iles.wordpress.com/2010/03/pee_09-html-dan-hmtl-lanjut1.pdf+&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgalZHbHBlmoUh6O5
xvCn9z5cyTpao7dE2UOg_Nm5T17wk-
Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi. 2001. Mengenal E-Commerce. Jakarta:
Elex Media Komputindo
Robert E. Johnson, III. (http://www.cimcor.com)
Roger Clarke. 2004. Electronic Commerce Definitions.
Ron Weber. 2000. Information System Controls and Audit. USA: Prentice-Hall
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Transito
Bandung.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Analis_sistem diakses pada 14 September
2012 pukul 12.00 WIB
Wikipedia. http://id.wikipedia.org/wiki/Programmer diakses pada 14 september