Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE
REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana
Oleh:
NURFITRA YANTO 1103427
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA
ii
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE
REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS
Oleh:
Nurfitra Yanto
S.Pd, Universitas Negeri Makassar, 2010
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana
© Nurfitra Yanto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
Nurfitra Yanto, 2013
iv
Nurfitra Yanto, 2013
v
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “penerapan
pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing untuk
meningkatkan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep siswa SMA pada
materi elastisitas” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri,
dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang
tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya
apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan
dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,
ttd
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE REFLECTIVE
JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA DAN
PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS
(Nurfitra Yanto, 1103427)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep siswa SMA sebagai hasil penerapan pembelajaran inkuri dengan science reflective journal writing. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain “nonequivalent control group design” yang dilaksanakan di salah satu SMA di kota Bandung, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk kemampuan bertanya dan penguasaan konsep, lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing dapat lebih meningkatkan kemampuan bertanya siswa tetapi tidak meningkatkan penguasaan konsep siswa secara keseluruhan dibanding pembelajaran inkuiri. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan meningkat dengan N-Gain 0,92 termasuk kategori tinggi. Ditinjau dari level pertanyaan yang diajukan, kemampuan siswa mengajukan pertanyaan level 2 meningkat sebesar 100%. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan level 3 meningkat sebesar 52%. Untuk rerata peningkatan penguasaan konsep siswa dengan skor N-gain 0,47 termasuk kedalam kategori sedang. Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek mengaplikasikan (C3) sebesar 0,68 termasuk
kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing dapat lebih meningkatkan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep khususnya pada aspek mengaplikasikan (C3) secara signifikan dibandingkan pembelajaran
inkuiri.
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN COVER ... i
HALAMAN HAK CIPTA ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
UCAPAN TERIMAKASIH ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C.Tujuan Penelitian ... 5
D.Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Tesis ... 6
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri ... 8
B. Science Reflective Journal Writing ... 16
C. Kemampuan Bertanya ... 19
D. Penguasaan Konsep ... 28
E. Materi Elastisitas ... 30
F. Kerangka Pemikiran... 37
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39
B. Desain Penelitian ... 39
C. Metode Penelitian ... 40
D. Definisi Operasional Variabel ... 40
E. Prosedur Penelitian ... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ... 45
G. Analisis Instrumen ... 46
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 55
1. Kemampuan Bertanya ... 55
2. Penguasaan Konsep... 63
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
b) Pengujian statistik... 66 3. Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri dengan SRJW... 77
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 82 B. Saran ... 82
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Hirarki Pembelajaran Sains Berorientasi Inkuiri Hasil Revisi ... 10
Tabel 2.2. Tujuan Utama Pedagogis dan Keterampilan yang Dilatihkan pada setiap level Pengajaran Berorientasi inkuiri ... 10
Tabel 2.3. Level-Level Keterbukaan Pengajaran Inkuiri ... 12
Tabel 2.4. Dimensi Proses Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah Direvisi ... 26
Tabel 3.1. Quasi eksperimen Design dengan Pretest dan Posttest, Nonequivalent Control Group design... 39
Tabel 3.2. Kategori validitas butir soal ... 47
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 48
Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesukaran ... 48
Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda... 49
Tabel 3.6. Analisis Analisis Instrumen ... 50
Tabel 3.7. Kriteria Gain Normalisasi ... 52
Tabel 3.8. Keterlaksaan Aktivitas ... 54
Tabel 3.9 Interpetasi Keterlaksaan Aktivitas ... 54
Tabel 4.1 Jumlah Pertanyaan siswa pada Pretest dan Posttest ... 56
Tabel 4.2. Klasifikasi Perbandingan Pertanyaan... 58
Tabel 4.3. Persentase Distribusi Pertanyaan ... 59
Tabel 4.4. Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain penguasaan konsep ... 63
Tabel 4.5. Test Normalisasi penguasaan Konsep... 66
Tabel 4.6. Hasil uji Homogenitas Penguasaan konsep ... 66
Tabel 4.7. Hasil Uji –t Penguasaan konsep ... 67
Tabel 4.8. Uji Normalitas setiap Aspek Penguasaan Konsep ... 68
Tabel 4.9. Uji Statistik setiap Aspek Penguasaan Konsep ... 69
Tabel 4.10.Hasil Observasi Keterlaksanaan Model pembelajaran Inkuiri dengan Science reflective Journal Writing ... 72
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Integrated Science Courses structure ... 16
Gambar 2.2. Proses Science reflective Journal writing ... 18
Gambar 2.3. Tiga Jenis Perubahan bentuk ... 31
Gambar 2.4. Karet Mengalami Regangan ... 32
Gambar 2.5. Grafik Regangan terhadap Regangan ... 33
Gambar 2.6. Skema Pertambahan Panjang Pegas ... 35
Gambar 2.7. Grafik Perubahan Panjang Terhadap Gaya ... 35
Gambar 2.8. Grafik Hubungan F Terhadap ∆x ... 35
Gambar 2.9. Susunan Pegas Secara Seri ... 36
Gambar 2.10. Susunan Pegas Secara Paralel ... 37
Gambar 2.11. Bagan Kerangka Berpikir ... 38
Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 44
Gambar 4.1. Cuplikan Teks dan Respon Pertanyaan Siswa ... 55
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Pencapaian Kemampuan Bertanya Pretest dan Posttest ... 56
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Klasifikasi Jumlah Pertanyaan ... 64
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain ... 65
Gambar 4.5. Grafik Rerata N-Gain pada masing-masing Aspek ... 60
Gambar 4.6. Grafik Keterkaitan Penguasaan konsep dan Level Kemampuan Bertanya Siswa Kelas Eksperimen ... 66
Gambar 4.7. Grafik Keterkaitan Penguasaan konsep dan Level Kemampuan Bertanya Siswa Kelas Kontrol ... 66
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A : Jurnal Penelitian ... 87
Lampiran B : Perangkat Pembelajaran ... 96
Lampiran C : Hasil Uji Coba ... 167
Lampiran D : Instrumen Penelitian ... 175
Lampiran E : Judgment Instrumen ... 203
Lampiran F : Hasil Penelitian dan Pengolahan Data ... 247
1
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan sekumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA merupakan salah satu pilar
dalam pendidikan yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, IPA
diajarkan sejak di Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
Fisika merupakan bidang ilmu yang termasuk rumpun IPA. Di sekolah
dasar dan menengah pertama, fisika diajarkan dalam mata pelajaran IPA. Di SMA
fisika diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Fungsi dan tujuan mata
pelajaran fisika di tingkat SMA adalah
“ Sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, v) Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah” (Depdiknas, 2003)
Kemampuan berpikir sangat penting dilatihkan kepada siswa agar dapat
menyelesaikan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi tidak hanya menuntut siswa agar dapat menjawab pertanyaan tetapi
juga menuntut siswa agar dapat mengajukan pertanyaan. Selain itu, kemampuan
mengajukan pertanyaan juga penting dimiliki oleh problem solver. Problem solver
seharusnya dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan yang baik dan tepat yang akan
membantu untuk mengklarifikasi masalah dan menentukan langkah apa yang yang
harus dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Bertanya merupakan
keterampilan yang tidak mudah dan tidak dapat dikuasai dengan sendirinya tanpa
latihan. Peningkatan keterampilan dalam bertanya meliputi aspek isi pertanyaan
dan teknik bertanya. Siswa dapat memunculkan pertanyaan jika siswa menguasai
pengetahuan dasar berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan, dapat melihat
2
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
diketahui, menganalisis hubungan antara yang telah diketahui dengan yang belum
diketahui, mengenali relevansi informasi yang ada, dan melakukan analisis sebab
akibat dan verifikasi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SMA negeri
di Bandung, diperoleh profil pertanyaan yang diajukan oleh siswa berdasarkan
keluasan pertanyaan yang diajukan yaitu 66,67% pertanyaan yang diajukan oleh
siswa merupakan pertanyaan tertutup (konvergen) yaitu pertanyaan yang hanya
memerlukan satu atau beberapa jawaban terbatas dan biasanya langsung tertuju
pada suatu kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa hanya dapat
mengajukan pertanyaan untuk menggali hal-hal yang mereka ingat dan mereka
pahami. Sisanya sebanyak 33,33% yang diajukan oleh siswa merupakan
pernyataan. Sementara berdasarkan level Costa diperoleh, siswa yang mengajukan
pertanyaan yang sifatnya hanya mengumpulkan informasi saja (level 1) sebesar
47,6% dan pertanyaan yang memproses informasi (level 2) sebesar 19,1%. Dari
hasil studi pendahuluan ini diketahui bahwa kemampuan bertanya siswa masih
tergolong rendah.
Berdasarkan observasi ditemukan bahwa rendahnya kemampuan
bertanya siswa disebabkan karena selama proses pembelajaran siswa kurang
memiliki kesempatan untuk melatihkan kemampuan bertanya mereka. Selama
proses pembelajaran yang berlangsung selama 90 menit, pertanyaan hanya
muncul pada 10 menit pertama pembelajaran saja dan pertanyaan tersebut juga
hanya didominasi oleh guru. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran
masih berpusat kepada guru sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam
pembelajaran. padahal pertanyaan dapat dimunculkan oleh siswa ketika terjadi
interaksi multiarah antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Menurut National Science Education Standards USA (NRC, 1996),
3
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
pembelajaran sains dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan, menggambarkan
suatu benda atau fenomena, menguji ide-ide dengan teori yang telah diketahui
sebelumnya, dan mengkomunikasikan hasil temuan mereka. Pembelajaran yang
menerapkan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa seperti yang
dinyatakan dengan yang dipaparkan oleh Lloyd dan Contreras (Ismail et al, 2007),
serta Joyce dan Weil (2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Towndrow (2008) telah berhasil
mempromosikan pembelajaran inkuiri melalui strategi pembelajaran science
reflective journal writing. Strategi ini dapat menjadi kunci dalam mempromosikan inkuiri pada pembelajaran sains tingkat menengah, “….reflection can play a key part in promoting inkuiri in middle-level science students’ learning.” (Towndrow, et al, 2008:279). Pembelajaran inkuiri diawali dengan masalah yang biasanya dimunculkan oleh guru. Akan tetapi menurut Towndrow, dengan strategi science
reflective journal writing siswa akan dapat mengidentifikasi sendiri masalah tersebut. Dengan strategi ini siswa dapat melakukan dua hal: merekam
pengalaman belajar mereka sendiri dan melakukan analisis dengan cara
memikirkan pertanyaan yang ingin ditanyakan berkaitan dengan pengalaman
laboratorium mereka. Dengan demikian kemampuan bertanya siswa akan dapat
lebih meningkat dibandingkan hanya dengan jika hanya pembelajaran inkuiri saja
tanpa science reflective journal writing.
Tahap pengajuan pertanyaan memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran inkuiri. Dengan lengkapnya kemampuan berinkuiri siswa maka
siswa akan lebih mudah memahami konten sains secara utuh. Setiap pertanyaan
yang diajukan juga akan berdampak nyata terhadap domain kognitif siswa
sebagaimana yang diungkapkan oleh Sund dan Trowbridge (1973:115)
“Questions requiring responses from the higher level of hierarchy are more desirable because answering them involves more critical and creative thinking and indicates a better understanding of the concepts”. Oleh karena itu, penelitian ini memilih model pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing.
4
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
berlangsung maka peneliti terlebih dahulu membiasakan siswa dengan
pembelajaran inkuiri. Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri dilakukan selama
kurang lebih dua bulan sebelum penelitian dimulai. Model pembelajaran inkuiri
yang dilakukan sesuai dengan definisi National Research Council (1996) yaitu
meliputi: (1) mengidentifikasi dan memberikan masalah, (2) mendesain dan
menyusun eksperimen, (3) menganalisis data dan bukti, (4) menggunakan model
dan penjelasan, (5) mengkomunikasikan penemuan.
Selama tahap persiapan, pada setiap pertemuaan siswa terlihat mulai
terbiasa dengan pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat pada pertemuan pertama
pada materi Hukum Gravitasi Newton siswa belum mengenal variabel-variabel
yang diukur pada sebuah simulasi yang ditampilkan oleh guru sehingga siswa
mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah dan membuat hipotesis. Pada
pertemuan berikutnya kesulitan tersebut sudah tidak dialami oleh siswa. Kesulitan
berikutnya yang dialami oleh siswa adalah kesulitan mendesain dan menyusun
eksperimen. Namun pada pertemuan kesulitan ini sudah tidak terlihat lagi.
Demikian seterusnya hingga siswa dianggap terbiasa dengan model pembelajaran
inkuiri.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan
model pembelajaran inkuiri yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
dalam kelas. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian
ini mengangkat judul: “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Science Reflective Journal dapat meningkatkan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep siswa SMA Pada Materi Elastisitas”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah
5
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan
menjadi beberapa pertanyaan penelitian yaitu:
1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan bertanya siswa setelah mengalami
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Science
Reflective Journal writing?
2) Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengalami
pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan science
Reflective Journal writing?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1. Memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan bertanya siswa
setelah mengalami Model Pembelajaran inkuiri dengan science reflective
journal writing.
2. Memperoleh informasi tentang peningkatan penguasaan konsep siswa setelah
mengalami pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran inkuiri
dengan science reflective journal writing.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi siswa, diharapkan akan membantu meningkatkan penguasaan konsep
dan kemampuan bertanya yang akan mendukung prestasi belajar siswa.
2. Bagi guru, diharapkan dapat memperluas wawasan guru tentang cara
meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan bertanya siswa. Dan dapat
menjadikan model pembelajaran inkuiri dengan Scientfic Reflective Journal
writing sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di sekolah.
3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti lain
6
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan Science
Reflective Journal writing.
E. Struktur Organisasi Tesis
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Organisasi Tesis
Bab II Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran
A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Inkuiri
2. Science reflective Journal Writing 3. Kemampuan Bertanya
4. Penguasaan Konsep
5. Materi Elastisitas
B. Kerangka Pemikiran
Bab III Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Desain Penelitian
C. Metode Penelitian
D. Definisi Operasional Variabel
E. Prosedur Penelitian
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Kemampuan Bertanya
2. Tes Penguasaan Konsep
3. Lembar Observasi Keterlaksanaan model pembelajaran
G. Analisis Instrumen
1. Validitas Tes
7
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
3. Tingkat Kesukaran
4. Daya Pembeda
H. Teknik Analisis data
1. Pengolahan data Kemampuan Bertanya
2. Pengolahan data Penguasaan Konsep
3. Keterlaksanaan model Pembelajaran
Bab IV Hasil dan Pembahasan
1. Kemampuan Bertanya
2. Penguasaan Konsep
3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Bab V Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
39
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Atas yang
terdapat di kota Bandung, Jawa Barat.
Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian dipilih
secara tidak random. Hal ini sesuai dengan desain penelitian nonequivalent
Control Group design yang memilih sampel tidak secara random melainkan dengan tujuan tertentu yaitu melihat kesetaraan antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
Subjek penelitian yang digunakan adalah 25 siswa kelas X7 sebagai
kelompok eksperimen dan 28 orang siswa kelas X8 sebagai kelas kontrol di salah
satu SMA Negeri di Bandung pada semester genap di tahun ajaran 2012-2013.
Kelompok siswa kelas eksperimen mengikuti proses pembelajaran inkuiri dengan
science reflective journal writing dan kelompok kelas kontrol mengikuti proses pembelajaran inkuiri. Menurut Sugiyono (2011) jumlah subjek penelitian tidak
harus selalu sama.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain Pretest-posttest, nonequivalent
Control Group design. Pola desain dapat diilustrasikan dalam tabel 3.1, berikut
Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design
Kelas Pretest Treatment posttest
Eksperimen T1, T2 X1 T1, T2
Kontrol T1, T2 X2 T1, T2
40
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
T2 = instrumen penguasaan konsep
X1 = perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri dengan science reflective journal writing.
X2 = perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Hal ini disebabkan
karena pada penelitian ini pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok
kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini digunakan
kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2011)
D. Definisi Operasional Variabel
1) Keterlaksanaan Model Pembelajaran inkuiri dengan Science Reflective
Journal writing adalah keterlaksanaan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan oleh siswa sendiri. Model pembelajaran inkuiri meliputi: (1)
mengidentifikasi dan memberikan masalah, (2) mendesain dan menyusun
eksperimen, (3) menganalisis data dan bukti, (4) menggunakan model dan
penjelasan, (5) mengkomunikasikan penemuan. Keterlaksanaan pembelajaran
inkuiri dengan science reflective journal writing yang diterapkan dalam
penelitian ini akan ditentukan melalui lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran dengan menggunakan persentase keterlaksanaan model pada
pembelajaran.
2) Kemampuan bertanya siswa merupakan kemampuan siswa dalam
mengajukan pertanyaan. Sebagai stimulus, siswa diberikan teks sehingga
41
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
diajukan oleh siswa diklasifikasikan berdasarkan level Costa. Adanya
peningkatan kemampuan bertanya ini diukur dengan melihat peningkatan
level pertanyaan yang diajukan oleh siswa pada pretest dan posttest.
3) Penguasaan konsep yang dimaksudkan adalah kemampuan kognitif
sebagaimana tercakup dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi meliputi
C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan) dan C4 (menganalisis).
Adanya peningkatan penguasaan konsep fisika ini diukur dengan
menggunakan tes penguasaan konsep, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes yang
diberikan berbentuk tes objektif jenis pilihan ganda.
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi
tiga tahapan, yaitu :
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang sesuai dengan
permasalahan yang akan dikaji.
b. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan
untuk mengetahui kompetensi dasar yang harus dicapai siswa setelah
pembelajaran.
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
d. Menghubungi pihak sekolah dan melakukan konsultasi dengan guru
pengajar fisika yang mengajar di tempat penelitian.
e. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keadaan siswa yang akan
dijadikan sampel dalam penelitian serta sarana dan prasarana yang dapat
mendukung kegiatan penelitian.
f. Menentukan sampel penelitian.
g. Menyusun dua jenis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario
pembelajaran dengan materi yang sama untuk tiga pertemuan. Satu jenis
42
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
journal writing pada pembelajaran elastisitas dan RPP jenis lainnya menerapkan model pembelajaran inkuiri.
h. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan
demonstrasi.
i. Menyusun instrumen penelitian (soal pretest dan soal posttest)
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :
a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur penguasaan konsep
elastisitas dankemampuan bertanya siswa sebelum diberikan perlakuan
pada dua kelas.
b. Memberikan perlakuan pada dua kelas dengan menerapkan dua jenis
pendekatan yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri
dengan science reflective journal writing dan kelas kontrol diterapkan
model pembelajaran inkuiri Pada saat bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran dilakukan observasi keterlaksanaan model pembelajaran
inkuiri dengan science reflective journal writing dan model pembelajaran
inkuiri yang dilakukan oleh tiga orang mahasiswa sebagai observer.
Sebelum observasi dilakukan tiga mahasiswa tersebut diberikan
pengarahan atau latihan cara mengobservasi dan mengisi lembar observasi.
c. Memberikan tes akhir (posttest) pada dua kelas eksperimen untuk
mengukur penguasaan konsep elastisitas dan kemampuan bertanya siswa
setelah diberi perlakuan.
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
b. Membandingkan hasil analisis data tes kelas eksperimen dan kelas kontrol
antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk
mengetahui efektivitas masing-masing pendekatan pada kelas eksperimen
43
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
c. Mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan oleh siswa pada pretest dan
posttest pada kedua kelas dan mendeskripsikan peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Menentukan model pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan
44
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
Adapun alur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada
Gambar 3.1 berikut
Studi literatur : Analisis kurikulum dan materi fisika SMA, Analisis jurnal, buku mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran
inquiry dengan science reflective journal writing
Penentuan materi Identifikasi Masalah
Mendesain dan membuat RPP dan LKS Pembuatan perangkat
pembelajaran. Pembuatan instrumen Judgement
Ujicoba instrumen
Analisis data dan pembahasan temuan penelitian
Kesimpulan Lembar observasi
Pembelajaran dengan model pembelajaran
inquiry dengan SRJW pretest
posttest LKS
45
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang
dibutuhkan guna menjawab rumusan masalah penelitian. Sedangkan alat yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi tersebut disebut instrument
penelitian.
Penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes yaitu tes penguasaan
konsep, tes kemampuan bertanya, science reflective journal writing, lembar kerja
siswa, dan lembar observasi.
1. Tes Penguasaan konsep
Tes penguasaan konsep yang berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda
digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa untuk materi elastisitas.
Tes ini mencakup jenjang kognitif mengetahui (C1), memahami (C2),
mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Tes penguasaan konsep
dikonstruksi dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda dengan alternatif
pilihan sebanyak lima buah. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal
(pretest) dan akhir (posttest) perlakuan. Tes awal digunakan untuk melihat kondisi
awal subyek penelitian. Hasil tes ini akan dihitung gain yang dinormalisasi <g>
digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep siswa.
2. Tes Kemampuan bertanya
Tes kemampuan bertanya yang diberikan kepada siswa berbentuk essay.
Dimana siswa diberikan teks dan dari teks tersebut siswa diminta untuk
mengajukan 10 pertanyaan untuk setiap teks. Pertanyaan yang diajukan siswa
akan diklasifikasikan sesuai dengan level Costa sehingga akan diperoleh level
kemampuan bertanya setiap siswa. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di
awal (pretest) dan akhir (posttest) perlakuan. Tes awal digunakan untuk melihat
kondisi awal subyek penelitian. Hasil postest akan dibandingkan dengan hasil
46
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
3. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini lembar observasi meliputi:
observasi aktivitas guru untuk proses keterlaksanaan model pembelajaran inquiry dengan science reflective journal writing
observasi aktivitas siswa untuk keterlaksanaan science reflective journal writing dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.
Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan
menggunakan lembaran daftar cek. Observasi dilakukan terhadap kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran serta aktivitas belajar siswa dalam hal
keterlaksanaan science reflective journal writing saat kegiatan belajar mengajar.
G. Analisis Instrumen
Analisis instrumen mencakup validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan
tingkat kesukaran. Suatu tes yang baik akan memiliki validitas tinggi, reliabilitas
tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran kecil.
1. Validitas tes
Validitas tes bertalian dengan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang dilakukan adalah
validitas isi, yaitu meminta pertimbangan (judgment) dari para ahli tentang
ketepatan suatu instrumen untuk mengukur kemampuan yang hendak dicapai.
Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang sudah dibuat dengan
beberapa pertimbangan: instrumen dapat digunakan tanpa ada perbaikan, ada
perbaikan atau instrumen diperbaiki total. Peneliti melakukan validitas ini pada
dua orang dosen dalam bidang pendidikan fisika dan satu orang guru. Tujuan
validitas ini untuk melihat kesesuaian antara instrumen dengan materi pelajaran
dan indikator yang ingin dicapai. Hasilnya dari tiga orang ahli terhadap validitas
isi instrumen ini memerlukan revisi dalam redaksi, dan setelah diperbaiki oleh
peneliti maka instrumen ini sudah bisa dan layak untuk digunakan. Untuk
mengetahui secara detailnya pada lampiran E.
Setelah tes dijudgment oleh para ahli dan direvisi, maka dilakukan ujicoba
47
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
yang diperoleh dianalisis dan diperoleh validitas butir soal. Validitas butir soal
digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk
menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang
dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas
yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor
total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga
mendapatkan validitas suatu butir soal dalam bentuk rentang nilai yang
dikonversi dalam kategorisasi. Kategori yang berkenaan dengan validitas butir
soal dalam penelitian ini dinyatakan dalam Tabel 3.2 .
Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal
Batasan Kategori
0,80< rxy≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)
xy
r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
Adapun analisis validitas butir soal terhadap hasil uji coba instrumen
ditunjukkan pada Tabel 3.6. Berdasarkan Tabel 3.6, maka diketahui bahwa
terdapat 4 soal (13%) memiliki validitas yang sangat rendah, 0 soal (0 %)
memiliki validitas yang rendah, 20 soal (67 %) memiliki validitas yang cukup, 4
soal (13 %) memiliki validitas yang tinggi, dan 2 soal memiliki validitas sangat
tinggi (7%). Perhitungan besarnya validitas ini dilakukan dengan bantuan program
Anates versi 4.0.7. Rangkuman hasil perhitungan tingkat validitas instrumen tes
penguasaan konsep dan kemampuan bertanya dapat dilihat pada lampiran C.
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan
test-retest yaitu instrumen diuji dengan cara mencobakan beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan
waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara
48
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan sudah reliabel (Sugiyono, 2011).
Kategorisasi yang berkenaan dengan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini
dinyatakan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir soal
Batasan Kategori
0,80< r11≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)
0,60<r11 ≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< r11≤ 0,60 cukup(sedang)
0,20< r11≤ 0,40 rendah (kurang)
11
r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh reliabilitas butir
soal sebesar 0,46 dengan kategori cukup. Perhitungan besarnya reliabilitas soal uji
coba dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2010. Rangkuman hasil
perhitungan tingkat reliabilitas instrumen tes penguasaan konsep dapat dilihat
pada lampiran C.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau
mudahnya suatu soal. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil tes ujicoba, maka
diperoleh nilai tingkat kesukaran item soal tes. Nilai ini kemudian dikategorikan
sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kategori tingkat Kesukaran
Batasan Kategori
P < 0,30 soal sukar 0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang
0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah
Adapun analisis tingkat kesukaran butir soal terhadap hasil uji coba
instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.6. Berdasarkan Tabel 3.6, diperoleh bahwa
tingkat kesukaran butir soal dari instrumen tes yang diujicobakan ternyata cukup
beragam. Analisis kesukaran butir soal menunjukkan bahwa 19 soal (63 %)
49
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
termasuk kategori sukar. Perhitungan besarnya tingkat kesukaran soal uji coba
dilakukan dengan bantuan program Anates versi 4.0.7. Rangkuman hasil
perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes kemampuan kognitif dan
keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.. Soal tes yang sudah dianalisis dengan menggunakan program Anates
versi 4.0.7 sehingga diperoleh nilai daya pembeda tiap item soal dalam bentuk
angka, kemudian dikategorikan sesuai dengan Tabel 3.5 .
Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori
D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali
Adapun hasil analisis daya pembeda butir soal terhadap hasil uji coba
instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.6. Dari Tabel 3.6, diperoleh informasi bahwa
3 soal (10 %) harus dibuang, 3 soal (10 %) memiliki daya pembeda yang jelek, 6
soal (20 %) memiliki daya pembeda yang cukup, 9 soal (30 %) memiliki daya
pembeda yang baik dan 9 soal (30 %) memiliki daya pembeda yang baik sekali.
Perhitungan besarnya tingkat kesukaran soal uji coba dilakukan dengan bantuan
program Anates versi 4.0.7. Rangkuman hasil perhitungan tingkat kesukaran
instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains dapat dilihat
50
Nurfitra Yanto, 2013
[image:30.595.115.519.139.754.2]Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
Tabel 3.6. Analisis Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal
No soal
Validitas butir soal Tingkat kesukaran Daya Pembeda
Ket Nilai
korelasi Kategori Nilai F Kategori Nilai Kategori 1 0,52 Cukup 0,93 Mudah 0,25 Cukup
2 0,55 Cukup 0,80 Mudah 0,50 Baik
3 0,49 Cukup 0,83 Mudah 0,50 Baik
4 0,06 Sangat
Rendah 0,73 Mudah 0,12 Jelek 5 0,58 Cukup 0,67 Mudah 0,62 Jelek
6 0,49 Cukup 0,70 Mudah 0,75 Baik
sekali 7 0,43 Cukup 0,53 Sedang 0,62 Baik 8 0,45 Cukup 0,93 Mudah 0,25 Cukup
9 0,84 Sangat
Tinggi 0,63 Mudah 1,00
Baik sekali 10 0,58 Cukup 0,67 Sedang 0,62 Baik 11 0,58 Cukup 0,67 Mudah 0,62 Baik
12 -0,31 Sangat
Rendah 0,07 Sukar -0,12 Jelek Dibuang 13 0,46 Cukup 0,97 Mudah 0,12 Jelek
14 0,56 Cukup 0,67 Mudah 0,62 Baik
15 0,64 Tinggi 0,60 Sedang 0,75 Baik sekali 16 0,47 Cukup 0,90 Mudah 0,25 Cukup 17 0,52 Cukup 0,93 Mudah 0,25 Cukup 18 0,55 Cukup 0,53 Sedang 0,62 Baik 19 0,49 Cukup 0,83 Mudah 0,50 Baik 20 0,56 Cukup 0,87 Mudah 0,38 Cukup
21 0,64 Tinggi 0,60 Sedang 0,75 Baik Sekali
22 0,54 Cukup 0,60 Sedang 0,75 Baik sekali 23 0,55 Cukup 0,80 Mudah 0,50 Baik
24 0,69 Tinggi 0,67 Sedang 0,75 Baik sekali
25 0,49 Cukup 0,70 Mudah 0,75 Baik sekali
26 0,84 Sangat
Tinggi 0,63 Sedang 1,00
Baik Sekali
27 -0,48 Sangat
Rendah 0,17 Sukar -0,50 Jelek Dibuang 28 0,51 Cukup 0,83 Mudah 0,37 Cukup
51
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
No soal
Validitas butir soal Tingkat kesukaran Daya Pembeda
Ket Nilai
korelasi Kategori Nilai F Kategori Nilai Kategori Sekali
30 -0,37 Sangat
Rendah 0,13 Sukar -0,38 Jelek Dibuang
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang dianalisis adalah hasil tes kemampuan awal dan kemampuan
akhir serta gain ternormalisasi dari penguasaan konsep. Pengolahan data
dilakukan dengan bantuan software SPSS 17, dan Microsoft Office Excel 2010.
1. Pengolahan Data Kemampuan Bertanya
Dalam melakukan pengolahan data hasil tes kemampuan bertanya siswa
digunakan Microsoft Office Excel. Hasil tes kemampuan bertanya siswa dianalisis
secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum
peningkatan jumlah pertanyaan yang diberikan oleh siswa. Peningkatan
pertanyaan yang dimunculkan oleh siswa diukur berdasarkan kuantitas dan
kualitasnya. Kualitas pertanyaan yang diberikan oleh siswa diklasifikasikan sesuai
dengan level costa.
2. Pengolahan Data penguasaan konsep.
Dalam melakukan pengolahan data hasil tes penguasaan konsep siswa
digunakan Microsoft Office Excel dan software SPSS 17. Hal pertama yang
dilakukan adalah melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk melihat
gambaran umum pencapaian siswa yang terdiri dari rerata dan simpangan baku.
Kemudian dilakukan analisis inferensial untuk melihat perbedaan dua rerata gain,
interaksi beberapa faktor yang mempengaruhi pada kelas eksperimen sehingga
hasil dari penelitian dapat digeneralisasikan.
Sebelum data hasil penelitian diolah, terlebih dahulu dipersiapkan
beberapa hal, antara lain:
a) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan
52
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
b) Membuat tabel skor tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
c) Perhitungan Gain yang dinormalisasi
d) Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi yaitu 5% ( ).
Pengolahan data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan
bantuan pendekatan secara hierarkhi statistik. Data primer hasil tes siswa sebelum
dan sesudah perlakuan, dianalisis dengan cara membandingkan skor tes awal dan
tes akhir. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung
dengan rumus faktor gain <g> yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan
rumus: pre maks pre post S S S S g Keterangan :
Spost = skor tes akhir
Spre = skor tes awal
Smaks = skor maksimum
[image:32.595.114.513.240.566.2]Kriteria:
Tabel 3.7. Kriteria Gain Normalisasi <g> Kriteria
g ≥ 0,7
0,3 g < 0,7 g < 0,3
Tinggi Sedang Rendah
Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis secara
statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi
data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan
uji homogenitas variansi data sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya
distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang
digunakan dalam analisis selanjutnya. Sampel pada penelitian berjumlah 25 pada
53
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
menggunakan Kormogorov-Smirnov. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi >
maka data berdsitribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas antara dua kelas data dilakukan untuk
mengetahui apakah varians kedua kelas homogen atau tidak homogen.
Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene. Kriteria
pengujian: data dikatakan homogen jika nilai signifikansi lebih besar dari α= 0,05
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik inferensial. Adapun uji
statistik yang digunakan pada pengolahan data penelitian yang berupa data tes
sebagai berikut:
1. Uji-perbedaan dua rerata denga satu pihak (Uji-t Satu Pihak)
Uji perbandingan dua rerata pada penelitian ini dilakukan menggunakan
uji t dua sampel independen melalui program SPSS 17 dengan taraf signifikansi α
= 0,05. Uji t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan selisih dua
rerata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi
normal. Berdasarkan beberapa teori yang peneliti baca dan pahami tentang
pembelajaran inkuiri, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran inkuiri
mampu meningkatkan penguasaan konsep, sehingga peneliti menggunakan uji t-
satu pihak.
3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru dan Siswa
Untuk data observasi aktivitas guru untuk proses keterlaksanaan model
pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing, observasi aktivitas
guru untuk proses keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri, observasi aktivitas
siswa untuk keterlaksanaan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan
54
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
Tabel.3.8. Keterlaksanaan Aktivitas
No Aspek/ Indikator
Keterlaksanaan
Keterangan
Ya Tidak
4 3 2 1 0
Dari lembar hasil observasi dapat diinterpretasikan jika aspek sangat baik
mendapat skor 4, baik mendapat skor 3, cukup mendapat skor 2, kurang mendapat
skor 1, dan tidak terlaksana mendapat skor 0. Pengolahan data diambil dari
banyaknya skor yang diperoleh dari setiap point keterlaksanaan aktivitas guru atau
siswa kemudian diambil presentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan
dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Cahyo Priyanto, 2006:46).
% 100 x SkorTotal bservasi SkorHasilO tas naanAktivi Keterlaksa Persentase
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan aktivitas lihat Tabel 3.11
berikut ini.
Tabel.3.9. Interpretasi keterlaksanaan Aktivitas
Persentase (%) Kategori
sangat baik baik cukup kurang sangat kurang (Priyanto, 2006)
Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri melalui
Science Reflective Journal Writing pada siswa merupakan data yang diperoleh dari observasi. Data tersebut dianalisis dengan menghitung persentase dengan cara
yang sama dengan yang digunakan untuk menganalisis data hasil keterlaksanaan
model pembelajaran pada guru. Kriteria penilaian keterlaksanaan model
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan:
1. Kemampuan bertanya pada siswa yang menerapkan pembelajaran inkuiri dengan
Science Reflective Journal Writing jauh lebih meningkat dibandingkan kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri. Peningkatan ini terlihat dari jumlah pertanyaan
yang diajukan oleh siswa pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri dengan
science reflective journal writing mengalami peningkatan sebesar 92% dan pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan 55%. Selain itu
peningkatan jumlah pertanyaan yang memproses informasi dapat berpengaruh positif
terhadap penguasaan konsep khusunya aspek mengaplikasikan (C3).
2. Peningkatan penguasaan konsep pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri
dengan science reflective journal writing dan kelas yang menerapkan pembelajaran
inkuiri tidak berbeda jauh. Pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri dengan
science reflective journal writing sebesar 46,8% sedangkan pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri sebesar 43,2%. Penerapan pembelajaran inkuiri
dengan science reflective journal writing meningkatkan penguasaan konsep
khususnya untuk aspek mengaplikasikan (C3) lebih signifikan dibandingkan
pembelajaran inkuiri.
B. Saran
Selama pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kelemahan diantaranya
yaitu (1) guru tidak maksimal dalam menggunakan science reflective journal yang
dibuat oleh siswa, (2) fenomena elastisitas dalamn kehidupan sehari-hari yang dibahas
dalam proses pembelajaran kurang menantang oleh siswa yang mengakibatkan siswa
kurang tertarik ikut serta dalam proses diskusi pada tahap apersepsi. Untuk itu peneliti
83
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
1. Perangkat pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing harus
dibuat dengan memperhitungkan waktu pembelajaran karena dalam pembelajaran
siswa diharapkan mengajukan pertanyaannya sendiri untuk berinkuiri sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam pembelajaran juga sangat perlu
ditekankan agar guru memperhatikan setiap poin yang terdapat pada jurnal yang
dibuat siswa agar selain melatihkan kemampuan bertanya SRJ juga menguatkan
penguasaan konsep siswa.
2. Proses pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing harus
memunculkan fenomena-fenomena yang betul-betul baru untuk menstimulus rasa
84
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
Anderson dan Krathwhol. (2001). A taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: Arevision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Newyork: Addison Wesley Longman, Inc.
Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Avid, Decade of College Dreams. Three Story House (Costa’s Levels of
questioning). [Online].
Tersedia:https://www.google.com/search?q=costa%27s+level+of+thinking+
and+questioning&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a [20 Mei 2013]
Arifin, M, Sudja, W.A, Ismail, A.K, Mulyono & Wahyu, W. (2003). Strategi Belajar mengajar Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edidi Revisi VI. Jakarta: Bumi Aksara.
Bell, G.L. (2001). “Reflective Journal writing in an inquiry-Based Science Course for Elementary Preservice Teachers”. International Meeting of the National Association for research in Science Teaching. 1-18.
Bloom, Benjamin S., Madaus, George F., & Hastings, J Thomas. (1981). Evaluation to Improve Learning. United State of America: McGraw-Hill Book Company.
Bloom, Benjamin S.et al. (1979). Taxonomi of Educational Objective Book I Cognitive Domain. London: Longman Group LTD
Carin, Arthur A. 1997. Teaching Science Through Discovery, 8th Ed. Newjersey: Prentice-Hall.
Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
85
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
Ginting, A. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humainora.
Hake, R, Richard. (2002). “Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization.”Journal of Physics Education Research Conference.
Ismail, Z., Idros, S.N.S., Samsudin, Ali. (2007). Kaedah Mengajar Sains. Kuala Lumpur: PTS Profesional Publishing.
Mannoia, James. (1980). What is Science?. United State of America: University Press of America.
Mahjardi (2000). Analisis Kesulitan Siswa Kelas 1 MAN dalam Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.
National academy of Science. (2005). Doing Science: The Process of Scientific Inquiry. Colorado: National Institute of Health.
National Research Council. (1996). Nation Science education Standards. Wshington DC: The National Academic Press.
Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.
Rahardjo, B. (2006). Mengembankan kemampuan Bertanya [online]. Tersedia http://budi.insan.co.id [14 Desember 2012].
Robert, J.Y. dan Christopher, M.C. (1981). “ Reflective Journal Writing: Theori and Practice”. The Institute for research on Teaching Ericson Hall Michigan State University. 1-34
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
86
Nurfitra Yanto, 2013
Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan
Secondary School (second edition). USA: bell & Howell Company.
Supriyono, Koes. (2006). Strategi Pembelajaran Fisika. . Malang: Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang.
Towndrow, P.A,Ling, T.A. dan Venthan, A.M. (2008). Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal writing”. Eurasia Journal Of Mathematics, Science & Technology Education. 4, (3), 279-283.
Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.
Wenning, C.J. (2004). Levels of inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry processes”. Journal Of Physics Teacher Education. 1-14.
Wenning, C.J. (2005). Minimizing resistance to inquiry-Oriented Science Instruction: The Importance of Climate Setting”. Journal Of Physics Teacher Education. 3, (2), 1-5.
Wenning, C.J. (2010). Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning sequences to teach science. Journal Of Physics Teacher Education Online. 5 (3), 11-19
Wenning, Carl J (2011). Levels of Inquiry Model of Science Teaching: Learning sequences to lesson plans. Journal Of Physics Teacher Education Online. 6 (2), 17-20.
Wenning, Carl J (2011). The Levels of Inquiry Model of Science Teaching. Journal Of Physics Teacher Education Online. 6 (2), 9-16.