• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE

REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan IPA Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan Sekolah Pascasarjana

Oleh:

NURFITRA YANTO 1103427

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

ii

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE

REFLECTIVE JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERTANYA DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

Oleh:

Nurfitra Yanto

S.Pd, Universitas Negeri Makassar, 2010

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam Konsentrasi Fisika Sekolah Pasca Sarjana

© Nurfitra Yanto 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

iii

Nurfitra Yanto, 2013

(4)

iv

Nurfitra Yanto, 2013

(5)

v

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “penerapan

pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing untuk

meningkatkan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep siswa SMA pada

materi elastisitas” ini dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri,

dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang

tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya

apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Juni 2013 Yang membuat pernyataan,

ttd

(6)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan Kemampuan PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN SCIENCE REFLECTIVE

JOURNAL WRITING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA DAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

(Nurfitra Yanto, 1103427)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peningkatan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep siswa SMA sebagai hasil penerapan pembelajaran inkuri dengan science reflective journal writing. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain “nonequivalent control group design” yang dilaksanakan di salah satu SMA di kota Bandung, Jawa Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk kemampuan bertanya dan penguasaan konsep, lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing dapat lebih meningkatkan kemampuan bertanya siswa tetapi tidak meningkatkan penguasaan konsep siswa secara keseluruhan dibanding pembelajaran inkuiri. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan meningkat dengan N-Gain 0,92 termasuk kategori tinggi. Ditinjau dari level pertanyaan yang diajukan, kemampuan siswa mengajukan pertanyaan level 2 meningkat sebesar 100%. Kemampuan siswa mengajukan pertanyaan level 3 meningkat sebesar 52%. Untuk rerata peningkatan penguasaan konsep siswa dengan skor N-gain 0,47 termasuk kedalam kategori sedang. Peningkatan tertinggi terjadi pada aspek mengaplikasikan (C3) sebesar 0,68 termasuk

kategori sedang. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing dapat lebih meningkatkan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep khususnya pada aspek mengaplikasikan (C3) secara signifikan dibandingkan pembelajaran

inkuiri.

(7)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN COVER ... i

HALAMAN HAK CIPTA ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMAKASIH ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Tesis ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri ... 8

B. Science Reflective Journal Writing ... 16

C. Kemampuan Bertanya ... 19

D. Penguasaan Konsep ... 28

E. Materi Elastisitas ... 30

F. Kerangka Pemikiran... 37

BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 39

C. Metode Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional Variabel ... 40

E. Prosedur Penelitian ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Analisis Instrumen ... 46

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 55

1. Kemampuan Bertanya ... 55

2. Penguasaan Konsep... 63

(8)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

b) Pengujian statistik... 66 3. Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri dengan SRJW... 77

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 82 B. Saran ... 82

(9)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Hirarki Pembelajaran Sains Berorientasi Inkuiri Hasil Revisi ... 10

Tabel 2.2. Tujuan Utama Pedagogis dan Keterampilan yang Dilatihkan pada setiap level Pengajaran Berorientasi inkuiri ... 10

Tabel 2.3. Level-Level Keterbukaan Pengajaran Inkuiri ... 12

Tabel 2.4. Dimensi Proses Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah Direvisi ... 26

Tabel 3.1. Quasi eksperimen Design dengan Pretest dan Posttest, Nonequivalent Control Group design... 39

Tabel 3.2. Kategori validitas butir soal ... 47

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 48

Tabel 3.4. Kategori Tingkat Kesukaran ... 48

Tabel 3.5. Kategori Daya Pembeda... 49

Tabel 3.6. Analisis Analisis Instrumen ... 50

Tabel 3.7. Kriteria Gain Normalisasi ... 52

Tabel 3.8. Keterlaksaan Aktivitas ... 54

Tabel 3.9 Interpetasi Keterlaksaan Aktivitas ... 54

Tabel 4.1 Jumlah Pertanyaan siswa pada Pretest dan Posttest ... 56

Tabel 4.2. Klasifikasi Perbandingan Pertanyaan... 58

Tabel 4.3. Persentase Distribusi Pertanyaan ... 59

Tabel 4.4. Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain penguasaan konsep ... 63

Tabel 4.5. Test Normalisasi penguasaan Konsep... 66

Tabel 4.6. Hasil uji Homogenitas Penguasaan konsep ... 66

Tabel 4.7. Hasil Uji –t Penguasaan konsep ... 67

Tabel 4.8. Uji Normalitas setiap Aspek Penguasaan Konsep ... 68

Tabel 4.9. Uji Statistik setiap Aspek Penguasaan Konsep ... 69

Tabel 4.10.Hasil Observasi Keterlaksanaan Model pembelajaran Inkuiri dengan Science reflective Journal Writing ... 72

(10)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Integrated Science Courses structure ... 16

Gambar 2.2. Proses Science reflective Journal writing ... 18

Gambar 2.3. Tiga Jenis Perubahan bentuk ... 31

Gambar 2.4. Karet Mengalami Regangan ... 32

Gambar 2.5. Grafik Regangan terhadap Regangan ... 33

Gambar 2.6. Skema Pertambahan Panjang Pegas ... 35

Gambar 2.7. Grafik Perubahan Panjang Terhadap Gaya ... 35

Gambar 2.8. Grafik Hubungan F Terhadap ∆x ... 35

Gambar 2.9. Susunan Pegas Secara Seri ... 36

Gambar 2.10. Susunan Pegas Secara Paralel ... 37

Gambar 2.11. Bagan Kerangka Berpikir ... 38

Gambar 3.1. Alur Penelitian ... 44

Gambar 4.1. Cuplikan Teks dan Respon Pertanyaan Siswa ... 55

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Pencapaian Kemampuan Bertanya Pretest dan Posttest ... 56

Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Klasifikasi Jumlah Pertanyaan ... 64

Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain ... 65

Gambar 4.5. Grafik Rerata N-Gain pada masing-masing Aspek ... 60

Gambar 4.6. Grafik Keterkaitan Penguasaan konsep dan Level Kemampuan Bertanya Siswa Kelas Eksperimen ... 66

Gambar 4.7. Grafik Keterkaitan Penguasaan konsep dan Level Kemampuan Bertanya Siswa Kelas Kontrol ... 66

(11)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A : Jurnal Penelitian ... 87

Lampiran B : Perangkat Pembelajaran ... 96

Lampiran C : Hasil Uji Coba ... 167

Lampiran D : Instrumen Penelitian ... 175

Lampiran E : Judgment Instrumen ... 203

Lampiran F : Hasil Penelitian dan Pengolahan Data ... 247

(12)

1

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan sekumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja,

tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA merupakan salah satu pilar

dalam pendidikan yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, IPA

diajarkan sejak di Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.

Fisika merupakan bidang ilmu yang termasuk rumpun IPA. Di sekolah

dasar dan menengah pertama, fisika diajarkan dalam mata pelajaran IPA. Di SMA

fisika diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri. Fungsi dan tujuan mata

pelajaran fisika di tingkat SMA adalah

“ Sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif, v) Menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah” (Depdiknas, 2003)

Kemampuan berpikir sangat penting dilatihkan kepada siswa agar dapat

menyelesaikan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir

tingkat tinggi tidak hanya menuntut siswa agar dapat menjawab pertanyaan tetapi

juga menuntut siswa agar dapat mengajukan pertanyaan. Selain itu, kemampuan

mengajukan pertanyaan juga penting dimiliki oleh problem solver. Problem solver

seharusnya dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan yang baik dan tepat yang akan

membantu untuk mengklarifikasi masalah dan menentukan langkah apa yang yang

harus dilakukan untuk menyelesaikan masalahnya. Bertanya merupakan

keterampilan yang tidak mudah dan tidak dapat dikuasai dengan sendirinya tanpa

latihan. Peningkatan keterampilan dalam bertanya meliputi aspek isi pertanyaan

dan teknik bertanya. Siswa dapat memunculkan pertanyaan jika siswa menguasai

pengetahuan dasar berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan, dapat melihat

(13)

2

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

diketahui, menganalisis hubungan antara yang telah diketahui dengan yang belum

diketahui, mengenali relevansi informasi yang ada, dan melakukan analisis sebab

akibat dan verifikasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SMA negeri

di Bandung, diperoleh profil pertanyaan yang diajukan oleh siswa berdasarkan

keluasan pertanyaan yang diajukan yaitu 66,67% pertanyaan yang diajukan oleh

siswa merupakan pertanyaan tertutup (konvergen) yaitu pertanyaan yang hanya

memerlukan satu atau beberapa jawaban terbatas dan biasanya langsung tertuju

pada suatu kesimpulan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa hanya dapat

mengajukan pertanyaan untuk menggali hal-hal yang mereka ingat dan mereka

pahami. Sisanya sebanyak 33,33% yang diajukan oleh siswa merupakan

pernyataan. Sementara berdasarkan level Costa diperoleh, siswa yang mengajukan

pertanyaan yang sifatnya hanya mengumpulkan informasi saja (level 1) sebesar

47,6% dan pertanyaan yang memproses informasi (level 2) sebesar 19,1%. Dari

hasil studi pendahuluan ini diketahui bahwa kemampuan bertanya siswa masih

tergolong rendah.

Berdasarkan observasi ditemukan bahwa rendahnya kemampuan

bertanya siswa disebabkan karena selama proses pembelajaran siswa kurang

memiliki kesempatan untuk melatihkan kemampuan bertanya mereka. Selama

proses pembelajaran yang berlangsung selama 90 menit, pertanyaan hanya

muncul pada 10 menit pertama pembelajaran saja dan pertanyaan tersebut juga

hanya didominasi oleh guru. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran

masih berpusat kepada guru sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam

pembelajaran. padahal pertanyaan dapat dimunculkan oleh siswa ketika terjadi

interaksi multiarah antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.

Menurut National Science Education Standards USA (NRC, 1996),

(14)

3

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

pembelajaran sains dimana siswa dapat mengajukan pertanyaan, menggambarkan

suatu benda atau fenomena, menguji ide-ide dengan teori yang telah diketahui

sebelumnya, dan mengkomunikasikan hasil temuan mereka. Pembelajaran yang

menerapkan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa seperti yang

dinyatakan dengan yang dipaparkan oleh Lloyd dan Contreras (Ismail et al, 2007),

serta Joyce dan Weil (2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Towndrow (2008) telah berhasil

mempromosikan pembelajaran inkuiri melalui strategi pembelajaran science

reflective journal writing. Strategi ini dapat menjadi kunci dalam mempromosikan inkuiri pada pembelajaran sains tingkat menengah, “….reflection can play a key part in promoting inkuiri in middle-level science students’ learning.” (Towndrow, et al, 2008:279). Pembelajaran inkuiri diawali dengan masalah yang biasanya dimunculkan oleh guru. Akan tetapi menurut Towndrow, dengan strategi science

reflective journal writing siswa akan dapat mengidentifikasi sendiri masalah tersebut. Dengan strategi ini siswa dapat melakukan dua hal: merekam

pengalaman belajar mereka sendiri dan melakukan analisis dengan cara

memikirkan pertanyaan yang ingin ditanyakan berkaitan dengan pengalaman

laboratorium mereka. Dengan demikian kemampuan bertanya siswa akan dapat

lebih meningkat dibandingkan hanya dengan jika hanya pembelajaran inkuiri saja

tanpa science reflective journal writing.

Tahap pengajuan pertanyaan memiliki peranan penting dalam proses

pembelajaran inkuiri. Dengan lengkapnya kemampuan berinkuiri siswa maka

siswa akan lebih mudah memahami konten sains secara utuh. Setiap pertanyaan

yang diajukan juga akan berdampak nyata terhadap domain kognitif siswa

sebagaimana yang diungkapkan oleh Sund dan Trowbridge (1973:115)

Questions requiring responses from the higher level of hierarchy are more desirable because answering them involves more critical and creative thinking and indicates a better understanding of the concepts”. Oleh karena itu, penelitian ini memilih model pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing.

(15)

4

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

berlangsung maka peneliti terlebih dahulu membiasakan siswa dengan

pembelajaran inkuiri. Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri dilakukan selama

kurang lebih dua bulan sebelum penelitian dimulai. Model pembelajaran inkuiri

yang dilakukan sesuai dengan definisi National Research Council (1996) yaitu

meliputi: (1) mengidentifikasi dan memberikan masalah, (2) mendesain dan

menyusun eksperimen, (3) menganalisis data dan bukti, (4) menggunakan model

dan penjelasan, (5) mengkomunikasikan penemuan.

Selama tahap persiapan, pada setiap pertemuaan siswa terlihat mulai

terbiasa dengan pembelajaran inkuiri. Hal ini terlihat pada pertemuan pertama

pada materi Hukum Gravitasi Newton siswa belum mengenal variabel-variabel

yang diukur pada sebuah simulasi yang ditampilkan oleh guru sehingga siswa

mengalami kesulitan untuk merumuskan masalah dan membuat hipotesis. Pada

pertemuan berikutnya kesulitan tersebut sudah tidak dialami oleh siswa. Kesulitan

berikutnya yang dialami oleh siswa adalah kesulitan mendesain dan menyusun

eksperimen. Namun pada pertemuan kesulitan ini sudah tidak terlihat lagi.

Demikian seterusnya hingga siswa dianggap terbiasa dengan model pembelajaran

inkuiri.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait dengan

model pembelajaran inkuiri yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

dalam kelas. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka penelitian

ini mengangkat judul: “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Science Reflective Journal dapat meningkatkan kemampuan bertanya dan penguasaan konsep siswa SMA Pada Materi Elastisitas”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah

(16)

5

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan

menjadi beberapa pertanyaan penelitian yaitu:

1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan bertanya siswa setelah mengalami

pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Science

Reflective Journal writing?

2) Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep siswa setelah mengalami

pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dengan science

Reflective Journal writing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka

yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan bertanya siswa

setelah mengalami Model Pembelajaran inkuiri dengan science reflective

journal writing.

2. Memperoleh informasi tentang peningkatan penguasaan konsep siswa setelah

mengalami pembelajaran yang menggunakan Model Pembelajaran inkuiri

dengan science reflective journal writing.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Bagi siswa, diharapkan akan membantu meningkatkan penguasaan konsep

dan kemampuan bertanya yang akan mendukung prestasi belajar siswa.

2. Bagi guru, diharapkan dapat memperluas wawasan guru tentang cara

meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan bertanya siswa. Dan dapat

menjadikan model pembelajaran inkuiri dengan Scientfic Reflective Journal

writing sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan di sekolah.

3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti lain

(17)

6

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran inkuiri dengan Science

Reflective Journal writing.

E. Struktur Organisasi Tesis

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Tesis

Bab II Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran

A. Kajian Pustaka

1. Model Pembelajaran Inkuiri

2. Science reflective Journal Writing 3. Kemampuan Bertanya

4. Penguasaan Konsep

5. Materi Elastisitas

B. Kerangka Pemikiran

Bab III Metodologi Penelitian

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

D. Definisi Operasional Variabel

E. Prosedur Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes Kemampuan Bertanya

2. Tes Penguasaan Konsep

3. Lembar Observasi Keterlaksanaan model pembelajaran

G. Analisis Instrumen

1. Validitas Tes

(18)

7

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

3. Tingkat Kesukaran

4. Daya Pembeda

H. Teknik Analisis data

1. Pengolahan data Kemampuan Bertanya

2. Pengolahan data Penguasaan Konsep

3. Keterlaksanaan model Pembelajaran

Bab IV Hasil dan Pembahasan

1. Kemampuan Bertanya

2. Penguasaan Konsep

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Bab V Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

(19)

39

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu Sekolah Menengah Atas yang

terdapat di kota Bandung, Jawa Barat.

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada penelitian dipilih

secara tidak random. Hal ini sesuai dengan desain penelitian nonequivalent

Control Group design yang memilih sampel tidak secara random melainkan dengan tujuan tertentu yaitu melihat kesetaraan antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

Subjek penelitian yang digunakan adalah 25 siswa kelas X7 sebagai

kelompok eksperimen dan 28 orang siswa kelas X8 sebagai kelas kontrol di salah

satu SMA Negeri di Bandung pada semester genap di tahun ajaran 2012-2013.

Kelompok siswa kelas eksperimen mengikuti proses pembelajaran inkuiri dengan

science reflective journal writing dan kelompok kelas kontrol mengikuti proses pembelajaran inkuiri. Menurut Sugiyono (2011) jumlah subjek penelitian tidak

harus selalu sama.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Pretest-posttest, nonequivalent

Control Group design. Pola desain dapat diilustrasikan dalam tabel 3.1, berikut

Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design

Kelas Pretest Treatment posttest

Eksperimen T1, T2 X1 T1, T2

Kontrol T1, T2 X2 T1, T2

(20)

40

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

T2 = instrumen penguasaan konsep

X1 = perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri dengan science reflective journal writing.

X2 = perlakukan dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Hal ini disebabkan

karena pada penelitian ini pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok

kontrol yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini digunakan

kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variable-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. (Sugiyono, 2011)

D. Definisi Operasional Variabel

1) Keterlaksanaan Model Pembelajaran inkuiri dengan Science Reflective

Journal writing adalah keterlaksanaan serangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

dipertanyakan oleh siswa sendiri. Model pembelajaran inkuiri meliputi: (1)

mengidentifikasi dan memberikan masalah, (2) mendesain dan menyusun

eksperimen, (3) menganalisis data dan bukti, (4) menggunakan model dan

penjelasan, (5) mengkomunikasikan penemuan. Keterlaksanaan pembelajaran

inkuiri dengan science reflective journal writing yang diterapkan dalam

penelitian ini akan ditentukan melalui lembar observasi keterlaksanaan model

pembelajaran dengan menggunakan persentase keterlaksanaan model pada

pembelajaran.

2) Kemampuan bertanya siswa merupakan kemampuan siswa dalam

mengajukan pertanyaan. Sebagai stimulus, siswa diberikan teks sehingga

(21)

41

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

diajukan oleh siswa diklasifikasikan berdasarkan level Costa. Adanya

peningkatan kemampuan bertanya ini diukur dengan melihat peningkatan

level pertanyaan yang diajukan oleh siswa pada pretest dan posttest.

3) Penguasaan konsep yang dimaksudkan adalah kemampuan kognitif

sebagaimana tercakup dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi meliputi

C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan) dan C4 (menganalisis).

Adanya peningkatan penguasaan konsep fisika ini diukur dengan

menggunakan tes penguasaan konsep, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes yang

diberikan berbentuk tes objektif jenis pilihan ganda.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi

tiga tahapan, yaitu :

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

a. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang sesuai dengan

permasalahan yang akan dikaji.

b. Telaah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilakukan

untuk mengetahui kompetensi dasar yang harus dicapai siswa setelah

pembelajaran.

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.

d. Menghubungi pihak sekolah dan melakukan konsultasi dengan guru

pengajar fisika yang mengajar di tempat penelitian.

e. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keadaan siswa yang akan

dijadikan sampel dalam penelitian serta sarana dan prasarana yang dapat

mendukung kegiatan penelitian.

f. Menentukan sampel penelitian.

g. Menyusun dua jenis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan skenario

pembelajaran dengan materi yang sama untuk tiga pertemuan. Satu jenis

(22)

42

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

journal writing pada pembelajaran elastisitas dan RPP jenis lainnya menerapkan model pembelajaran inkuiri.

h. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan

demonstrasi.

i. Menyusun instrumen penelitian (soal pretest dan soal posttest)

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :

a. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur penguasaan konsep

elastisitas dankemampuan bertanya siswa sebelum diberikan perlakuan

pada dua kelas.

b. Memberikan perlakuan pada dua kelas dengan menerapkan dua jenis

pendekatan yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran inkuiri

dengan science reflective journal writing dan kelas kontrol diterapkan

model pembelajaran inkuiri Pada saat bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran dilakukan observasi keterlaksanaan model pembelajaran

inkuiri dengan science reflective journal writing dan model pembelajaran

inkuiri yang dilakukan oleh tiga orang mahasiswa sebagai observer.

Sebelum observasi dilakukan tiga mahasiswa tersebut diberikan

pengarahan atau latihan cara mengobservasi dan mengisi lembar observasi.

c. Memberikan tes akhir (posttest) pada dua kelas eksperimen untuk

mengukur penguasaan konsep elastisitas dan kemampuan bertanya siswa

setelah diberi perlakuan.

3. Tahap Akhir

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain:

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

b. Membandingkan hasil analisis data tes kelas eksperimen dan kelas kontrol

antara sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk

mengetahui efektivitas masing-masing pendekatan pada kelas eksperimen

(23)

43

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

c. Mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan oleh siswa pada pretest dan

posttest pada kedua kelas dan mendeskripsikan peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Menentukan model pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan

(24)

44

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

Adapun alur penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada

Gambar 3.1 berikut

Studi literatur : Analisis kurikulum dan materi fisika SMA, Analisis jurnal, buku mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran

inquiry dengan science reflective journal writing

Penentuan materi Identifikasi Masalah

Mendesain dan membuat RPP dan LKS Pembuatan perangkat

pembelajaran. Pembuatan instrumen Judgement

Ujicoba instrumen

Analisis data dan pembahasan temuan penelitian

Kesimpulan Lembar observasi

Pembelajaran dengan model pembelajaran

inquiry dengan SRJW pretest

posttest LKS

(25)

45

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang

dibutuhkan guna menjawab rumusan masalah penelitian. Sedangkan alat yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi tersebut disebut instrument

penelitian.

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes yaitu tes penguasaan

konsep, tes kemampuan bertanya, science reflective journal writing, lembar kerja

siswa, dan lembar observasi.

1. Tes Penguasaan konsep

Tes penguasaan konsep yang berbentuk tes tertulis jenis pilihan ganda

digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa untuk materi elastisitas.

Tes ini mencakup jenjang kognitif mengetahui (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), dan menganalisis (C4). Tes penguasaan konsep

dikonstruksi dalam bentuk tes objektif jenis pilihan ganda dengan alternatif

pilihan sebanyak lima buah. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di awal

(pretest) dan akhir (posttest) perlakuan. Tes awal digunakan untuk melihat kondisi

awal subyek penelitian. Hasil tes ini akan dihitung gain yang dinormalisasi <g>

digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep siswa.

2. Tes Kemampuan bertanya

Tes kemampuan bertanya yang diberikan kepada siswa berbentuk essay.

Dimana siswa diberikan teks dan dari teks tersebut siswa diminta untuk

mengajukan 10 pertanyaan untuk setiap teks. Pertanyaan yang diajukan siswa

akan diklasifikasikan sesuai dengan level Costa sehingga akan diperoleh level

kemampuan bertanya setiap siswa. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu di

awal (pretest) dan akhir (posttest) perlakuan. Tes awal digunakan untuk melihat

kondisi awal subyek penelitian. Hasil postest akan dibandingkan dengan hasil

(26)

46

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

3. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini lembar observasi meliputi:

 observasi aktivitas guru untuk proses keterlaksanaan model pembelajaran inquiry dengan science reflective journal writing

observasi aktivitas siswa untuk keterlaksanaan science reflective journal writing dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri.

Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan

menggunakan lembaran daftar cek. Observasi dilakukan terhadap kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran serta aktivitas belajar siswa dalam hal

keterlaksanaan science reflective journal writing saat kegiatan belajar mengajar.

G. Analisis Instrumen

Analisis instrumen mencakup validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan

tingkat kesukaran. Suatu tes yang baik akan memiliki validitas tinggi, reliabilitas

tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran kecil.

1. Validitas tes

Validitas tes bertalian dengan tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes

dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang dilakukan adalah

validitas isi, yaitu meminta pertimbangan (judgment) dari para ahli tentang

ketepatan suatu instrumen untuk mengukur kemampuan yang hendak dicapai.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang sudah dibuat dengan

beberapa pertimbangan: instrumen dapat digunakan tanpa ada perbaikan, ada

perbaikan atau instrumen diperbaiki total. Peneliti melakukan validitas ini pada

dua orang dosen dalam bidang pendidikan fisika dan satu orang guru. Tujuan

validitas ini untuk melihat kesesuaian antara instrumen dengan materi pelajaran

dan indikator yang ingin dicapai. Hasilnya dari tiga orang ahli terhadap validitas

isi instrumen ini memerlukan revisi dalam redaksi, dan setelah diperbaiki oleh

peneliti maka instrumen ini sudah bisa dan layak untuk digunakan. Untuk

mengetahui secara detailnya pada lampiran E.

Setelah tes dijudgment oleh para ahli dan direvisi, maka dilakukan ujicoba

(27)

47

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

yang diperoleh dianalisis dan diperoleh validitas butir soal. Validitas butir soal

digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk

menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang

dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas

yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor

total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga

mendapatkan validitas suatu butir soal dalam bentuk rentang nilai yang

dikonversi dalam kategorisasi. Kategori yang berkenaan dengan validitas butir

soal dalam penelitian ini dinyatakan dalam Tabel 3.2 .

Tabel 3.2. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< rxy≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)

0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang)

0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)

xy

r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Adapun analisis validitas butir soal terhadap hasil uji coba instrumen

ditunjukkan pada Tabel 3.6. Berdasarkan Tabel 3.6, maka diketahui bahwa

terdapat 4 soal (13%) memiliki validitas yang sangat rendah, 0 soal (0 %)

memiliki validitas yang rendah, 20 soal (67 %) memiliki validitas yang cukup, 4

soal (13 %) memiliki validitas yang tinggi, dan 2 soal memiliki validitas sangat

tinggi (7%). Perhitungan besarnya validitas ini dilakukan dengan bantuan program

Anates versi 4.0.7. Rangkuman hasil perhitungan tingkat validitas instrumen tes

penguasaan konsep dan kemampuan bertanya dapat dilihat pada lampiran C.

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan

test-retest yaitu instrumen diuji dengan cara mencobakan beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan

waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara

(28)

48

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

signifikan maka instrumen tersebut dinyatakan sudah reliabel (Sugiyono, 2011).

Kategorisasi yang berkenaan dengan reliabilitas butir soal dalam penelitian ini

dinyatakan dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategori Reliabilitas Butir soal

Batasan Kategori

0,80< r11≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)

0,60<r11 ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< r11≤ 0,60 cukup(sedang)

0,20< r11≤ 0,40 rendah (kurang)

11

r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh reliabilitas butir

soal sebesar 0,46 dengan kategori cukup. Perhitungan besarnya reliabilitas soal uji

coba dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel 2010. Rangkuman hasil

perhitungan tingkat reliabilitas instrumen tes penguasaan konsep dapat dilihat

pada lampiran C.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau

mudahnya suatu soal. Setelah dilakukan analisis terhadap hasil tes ujicoba, maka

diperoleh nilai tingkat kesukaran item soal tes. Nilai ini kemudian dikategorikan

sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kategori tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

P < 0,30 soal sukar 0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang

0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah

Adapun analisis tingkat kesukaran butir soal terhadap hasil uji coba

instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.6. Berdasarkan Tabel 3.6, diperoleh bahwa

tingkat kesukaran butir soal dari instrumen tes yang diujicobakan ternyata cukup

beragam. Analisis kesukaran butir soal menunjukkan bahwa 19 soal (63 %)

(29)

49

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

termasuk kategori sukar. Perhitungan besarnya tingkat kesukaran soal uji coba

dilakukan dengan bantuan program Anates versi 4.0.7. Rangkuman hasil

perhitungan tingkat kesukaran instrumen tes kemampuan kognitif dan

keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan

rendah.. Soal tes yang sudah dianalisis dengan menggunakan program Anates

versi 4.0.7 sehingga diperoleh nilai daya pembeda tiap item soal dalam bentuk

angka, kemudian dikategorikan sesuai dengan Tabel 3.5 .

Tabel 3.5 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup 0,40 < D ≤ 0,70 Baik 0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali

Adapun hasil analisis daya pembeda butir soal terhadap hasil uji coba

instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.6. Dari Tabel 3.6, diperoleh informasi bahwa

3 soal (10 %) harus dibuang, 3 soal (10 %) memiliki daya pembeda yang jelek, 6

soal (20 %) memiliki daya pembeda yang cukup, 9 soal (30 %) memiliki daya

pembeda yang baik dan 9 soal (30 %) memiliki daya pembeda yang baik sekali.

Perhitungan besarnya tingkat kesukaran soal uji coba dilakukan dengan bantuan

program Anates versi 4.0.7. Rangkuman hasil perhitungan tingkat kesukaran

instrumen tes kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains dapat dilihat

(30)

50

Nurfitra Yanto, 2013

[image:30.595.115.519.139.754.2]

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

Tabel 3.6. Analisis Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Butir Soal

No soal

Validitas butir soal Tingkat kesukaran Daya Pembeda

Ket Nilai

korelasi Kategori Nilai F Kategori Nilai Kategori 1 0,52 Cukup 0,93 Mudah 0,25 Cukup

2 0,55 Cukup 0,80 Mudah 0,50 Baik

3 0,49 Cukup 0,83 Mudah 0,50 Baik

4 0,06 Sangat

Rendah 0,73 Mudah 0,12 Jelek 5 0,58 Cukup 0,67 Mudah 0,62 Jelek

6 0,49 Cukup 0,70 Mudah 0,75 Baik

sekali 7 0,43 Cukup 0,53 Sedang 0,62 Baik 8 0,45 Cukup 0,93 Mudah 0,25 Cukup

9 0,84 Sangat

Tinggi 0,63 Mudah 1,00

Baik sekali 10 0,58 Cukup 0,67 Sedang 0,62 Baik 11 0,58 Cukup 0,67 Mudah 0,62 Baik

12 -0,31 Sangat

Rendah 0,07 Sukar -0,12 Jelek Dibuang 13 0,46 Cukup 0,97 Mudah 0,12 Jelek

14 0,56 Cukup 0,67 Mudah 0,62 Baik

15 0,64 Tinggi 0,60 Sedang 0,75 Baik sekali 16 0,47 Cukup 0,90 Mudah 0,25 Cukup 17 0,52 Cukup 0,93 Mudah 0,25 Cukup 18 0,55 Cukup 0,53 Sedang 0,62 Baik 19 0,49 Cukup 0,83 Mudah 0,50 Baik 20 0,56 Cukup 0,87 Mudah 0,38 Cukup

21 0,64 Tinggi 0,60 Sedang 0,75 Baik Sekali

22 0,54 Cukup 0,60 Sedang 0,75 Baik sekali 23 0,55 Cukup 0,80 Mudah 0,50 Baik

24 0,69 Tinggi 0,67 Sedang 0,75 Baik sekali

25 0,49 Cukup 0,70 Mudah 0,75 Baik sekali

26 0,84 Sangat

Tinggi 0,63 Sedang 1,00

Baik Sekali

27 -0,48 Sangat

Rendah 0,17 Sukar -0,50 Jelek Dibuang 28 0,51 Cukup 0,83 Mudah 0,37 Cukup

(31)

51

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

No soal

Validitas butir soal Tingkat kesukaran Daya Pembeda

Ket Nilai

korelasi Kategori Nilai F Kategori Nilai Kategori Sekali

30 -0,37 Sangat

Rendah 0,13 Sukar -0,38 Jelek Dibuang

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dianalisis adalah hasil tes kemampuan awal dan kemampuan

akhir serta gain ternormalisasi dari penguasaan konsep. Pengolahan data

dilakukan dengan bantuan software SPSS 17, dan Microsoft Office Excel 2010.

1. Pengolahan Data Kemampuan Bertanya

Dalam melakukan pengolahan data hasil tes kemampuan bertanya siswa

digunakan Microsoft Office Excel. Hasil tes kemampuan bertanya siswa dianalisis

secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum

peningkatan jumlah pertanyaan yang diberikan oleh siswa. Peningkatan

pertanyaan yang dimunculkan oleh siswa diukur berdasarkan kuantitas dan

kualitasnya. Kualitas pertanyaan yang diberikan oleh siswa diklasifikasikan sesuai

dengan level costa.

2. Pengolahan Data penguasaan konsep.

Dalam melakukan pengolahan data hasil tes penguasaan konsep siswa

digunakan Microsoft Office Excel dan software SPSS 17. Hal pertama yang

dilakukan adalah melakukan analisis deskriptif yang bertujuan untuk melihat

gambaran umum pencapaian siswa yang terdiri dari rerata dan simpangan baku.

Kemudian dilakukan analisis inferensial untuk melihat perbedaan dua rerata gain,

interaksi beberapa faktor yang mempengaruhi pada kelas eksperimen sehingga

hasil dari penelitian dapat digeneralisasikan.

Sebelum data hasil penelitian diolah, terlebih dahulu dipersiapkan

beberapa hal, antara lain:

a) Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan alternatif jawaban dan

(32)

52

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

b) Membuat tabel skor tes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

c) Perhitungan Gain yang dinormalisasi

d) Menetapkan tingkat kesalahan atau tingkat signifikansi yaitu 5% ( ).

Pengolahan data secara garis besar dilakukan dengan menggunakan

bantuan pendekatan secara hierarkhi statistik. Data primer hasil tes siswa sebelum

dan sesudah perlakuan, dianalisis dengan cara membandingkan skor tes awal dan

tes akhir. Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung

dengan rumus faktor gain <g> yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan

rumus: pre maks pre post S S S S g    Keterangan :

Spost = skor tes akhir

Spre = skor tes awal

Smaks = skor maksimum

[image:32.595.114.513.240.566.2]

Kriteria:

Tabel 3.7. Kriteria Gain Normalisasi <g> Kriteria

g ≥ 0,7

0,3  g < 0,7 g < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis secara

statistik dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.

Sebelum dilakukan uji hipotesis, perlu dilakukan uji normalitas distribusi

data dan uji homogenitas variansi data. Uraian uji normalitas distribusi data dan

uji homogenitas variansi data sebagai berikut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam analisis selanjutnya. Sampel pada penelitian berjumlah 25 pada

(33)

53

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

menggunakan Kormogorov-Smirnov. Kriteria pengujian, jika nilai signifikansi >

maka data berdsitribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas antara dua kelas data dilakukan untuk

mengetahui apakah varians kedua kelas homogen atau tidak homogen.

Uji homogenitas ini menggunakan statistik uji Levene. Kriteria

pengujian: data dikatakan homogen jika nilai signifikansi lebih besar dari α= 0,05

c. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik inferensial. Adapun uji

statistik yang digunakan pada pengolahan data penelitian yang berupa data tes

sebagai berikut:

1. Uji-perbedaan dua rerata denga satu pihak (Uji-t Satu Pihak)

Uji perbandingan dua rerata pada penelitian ini dilakukan menggunakan

uji t dua sampel independen melalui program SPSS 17 dengan taraf signifikansi α

= 0,05. Uji t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan selisih dua

rerata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi

normal. Berdasarkan beberapa teori yang peneliti baca dan pahami tentang

pembelajaran inkuiri, maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran inkuiri

mampu meningkatkan penguasaan konsep, sehingga peneliti menggunakan uji t-

satu pihak.

3. Keterlaksanaan Model Pembelajaran oleh Guru dan Siswa

Untuk data observasi aktivitas guru untuk proses keterlaksanaan model

pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing, observasi aktivitas

guru untuk proses keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri, observasi aktivitas

siswa untuk keterlaksanaan menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan

(34)

54

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

Tabel.3.8. Keterlaksanaan Aktivitas

No Aspek/ Indikator

Keterlaksanaan

Keterangan

Ya Tidak

4 3 2 1 0

Dari lembar hasil observasi dapat diinterpretasikan jika aspek sangat baik

mendapat skor 4, baik mendapat skor 3, cukup mendapat skor 2, kurang mendapat

skor 1, dan tidak terlaksana mendapat skor 0. Pengolahan data diambil dari

banyaknya skor yang diperoleh dari setiap point keterlaksanaan aktivitas guru atau

siswa kemudian diambil presentase keterlaksanaan aktivitas secara keseluruhan

dengan menggunakan perhitungan dibawah ini (Cahyo Priyanto, 2006:46).

% 100 x SkorTotal bservasi SkorHasilO tas naanAktivi Keterlaksa Persentase

Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan aktivitas lihat Tabel 3.11

berikut ini.

Tabel.3.9. Interpretasi keterlaksanaan Aktivitas

Persentase (%) Kategori

sangat baik baik cukup kurang sangat kurang (Priyanto, 2006)

Data mengenai keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri melalui

Science Reflective Journal Writing pada siswa merupakan data yang diperoleh dari observasi. Data tersebut dianalisis dengan menghitung persentase dengan cara

yang sama dengan yang digunakan untuk menganalisis data hasil keterlaksanaan

model pembelajaran pada guru. Kriteria penilaian keterlaksanaan model

(35)

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan:

1. Kemampuan bertanya pada siswa yang menerapkan pembelajaran inkuiri dengan

Science Reflective Journal Writing jauh lebih meningkat dibandingkan kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri. Peningkatan ini terlihat dari jumlah pertanyaan

yang diajukan oleh siswa pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri dengan

science reflective journal writing mengalami peningkatan sebesar 92% dan pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan 55%. Selain itu

peningkatan jumlah pertanyaan yang memproses informasi dapat berpengaruh positif

terhadap penguasaan konsep khusunya aspek mengaplikasikan (C3).

2. Peningkatan penguasaan konsep pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri

dengan science reflective journal writing dan kelas yang menerapkan pembelajaran

inkuiri tidak berbeda jauh. Pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri dengan

science reflective journal writing sebesar 46,8% sedangkan pada kelas yang menerapkan pembelajaran inkuiri sebesar 43,2%. Penerapan pembelajaran inkuiri

dengan science reflective journal writing meningkatkan penguasaan konsep

khususnya untuk aspek mengaplikasikan (C3) lebih signifikan dibandingkan

pembelajaran inkuiri.

B. Saran

Selama pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa kelemahan diantaranya

yaitu (1) guru tidak maksimal dalam menggunakan science reflective journal yang

dibuat oleh siswa, (2) fenomena elastisitas dalamn kehidupan sehari-hari yang dibahas

dalam proses pembelajaran kurang menantang oleh siswa yang mengakibatkan siswa

kurang tertarik ikut serta dalam proses diskusi pada tahap apersepsi. Untuk itu peneliti

(36)

83

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

1. Perangkat pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing harus

dibuat dengan memperhitungkan waktu pembelajaran karena dalam pembelajaran

siswa diharapkan mengajukan pertanyaannya sendiri untuk berinkuiri sehingga

membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam pembelajaran juga sangat perlu

ditekankan agar guru memperhatikan setiap poin yang terdapat pada jurnal yang

dibuat siswa agar selain melatihkan kemampuan bertanya SRJ juga menguatkan

penguasaan konsep siswa.

2. Proses pembelajaran inkuiri dengan science reflective journal writing harus

memunculkan fenomena-fenomena yang betul-betul baru untuk menstimulus rasa

(37)

84

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan DAFTAR PUSTAKA

Anderson dan Krathwhol. (2001). A taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: Arevision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. Newyork: Addison Wesley Longman, Inc.

Anderson. L. W. (2010). Pembelajaran Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Avid, Decade of College Dreams. Three Story House (Costa’s Levels of

questioning). [Online].

Tersedia:https://www.google.com/search?q=costa%27s+level+of+thinking+

and+questioning&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a [20 Mei 2013]

Arifin, M, Sudja, W.A, Ismail, A.K, Mulyono & Wahyu, W. (2003). Strategi Belajar mengajar Kimia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edidi Revisi VI. Jakarta: Bumi Aksara.

Bell, G.L. (2001). “Reflective Journal writing in an inquiry-Based Science Course for Elementary Preservice Teachers”. International Meeting of the National Association for research in Science Teaching. 1-18.

Bloom, Benjamin S., Madaus, George F., & Hastings, J Thomas. (1981). Evaluation to Improve Learning. United State of America: McGraw-Hill Book Company.

Bloom, Benjamin S.et al. (1979). Taxonomi of Educational Objective Book I Cognitive Domain. London: Longman Group LTD

Carin, Arthur A. 1997. Teaching Science Through Discovery, 8th Ed. Newjersey: Prentice-Hall.

Dahar, Ratna Wilis. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

(38)

85

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

Ginting, A. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humainora.

Hake, R, Richard. (2002). “Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization.”Journal of Physics Education Research Conference.

Ismail, Z., Idros, S.N.S., Samsudin, Ali. (2007). Kaedah Mengajar Sains. Kuala Lumpur: PTS Profesional Publishing.

Mannoia, James. (1980). What is Science?. United State of America: University Press of America.

Mahjardi (2000). Analisis Kesulitan Siswa Kelas 1 MAN dalam Pemahaman Konsep Fisika Pokok Bahasan Suhu dan Kalor. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

National academy of Science. (2005). Doing Science: The Process of Scientific Inquiry. Colorado: National Institute of Health.

National Research Council. (1996). Nation Science education Standards. Wshington DC: The National Academic Press.

Panggabean, Luhut P. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahardjo, B. (2006). Mengembankan kemampuan Bertanya [online]. Tersedia http://budi.insan.co.id [14 Desember 2012].

Robert, J.Y. dan Christopher, M.C. (1981). “ Reflective Journal Writing: Theori and Practice”. The Institute for research on Teaching Ericson Hall Michigan State University. 1-34

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

(39)

86

Nurfitra Yanto, 2013

Penerapan Pembelajaran Inkuiri Dengan Science Reflective Journal Writing Untuk Meningkatkan

Secondary School (second edition). USA: bell & Howell Company.

Supriyono, Koes. (2006). Strategi Pembelajaran Fisika. . Malang: Jurusan Fisika Universitas Negeri Malang.

Towndrow, P.A,Ling, T.A. dan Venthan, A.M. (2008). Promoting Inquiry Through Science Reflective Journal writing”. Eurasia Journal Of Mathematics, Science & Technology Education. 4, (3), 279-283.

Uyanto, Stanislaus. (2009). Pedoman Analisis Data Dengan SPSS. Jakarta : Graha Ilmu.

Wenning, C.J. (2004). Levels of inquiry: Hierarchies of Pedagogical Practices and Inquiry processes”. Journal Of Physics Teacher Education. 1-14.

Wenning, C.J. (2005). Minimizing resistance to inquiry-Oriented Science Instruction: The Importance of Climate Setting”. Journal Of Physics Teacher Education. 3, (2), 1-5.

Wenning, C.J. (2010). Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning sequences to teach science. Journal Of Physics Teacher Education Online. 5 (3), 11-19

Wenning, Carl J (2011). Levels of Inquiry Model of Science Teaching: Learning sequences to lesson plans. Journal Of Physics Teacher Education Online. 6 (2), 17-20.

Wenning, Carl J (2011). The Levels of Inquiry Model of Science Teaching. Journal Of Physics Teacher Education Online. 6 (2), 9-16.

Gambar

Tabel 3.1. Quasi Eksperimen Design Dengan Pretest-Posttes, Nonequivalent Control Group Design
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.2.  Kategori Validitas Butir Soal  Kategori Sangat tinggi (sangat baik)
Tabel 3.4 Kategori tingkat Kesukaran
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan analisis statistik yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi pada program strata satu (S1) di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

(2) Tingkat ketercukupan jalur hijau jalan di Kecamatan Depok adalah sebagai berikut; Jalan arteri memiliki tingkat ketercukupan dalam kategori kelas “tidak

bukan kualitas jawaban, menjadi sangat umum ( leniency error ) dan member skor tinggi pada jawaban hanya karena peserta tes mendapat skor tinggi pada item lain. ( halo efect

Senyawa kom pleks/ senyawa koordinasi dibent uk dari gabungan antara asam Lew is yang berupa logam/ ion logam dengan basa lew is yang berupa molekul netral atau ion negatif (

[r]

Untuk itu, perlu pengenalan robotika untuk anak dalam dunia pendidikan baik disajikan dalam kurikulum ataupun ekstrakulikuler dengan pembelajaran secara bertahap yaitu