• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Tes dan Pemberian Skor Tes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penyelenggaraan Tes dan Pemberian Skor Tes"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Tujuan

Mendeskripsikan tugas penguji sebelum dan

setelah tes.

Memahami strategi peningkatan skor tes, apa

yang dimaksud dengan “testwiseness” dan bagaimana melawannya.

Memahami prinsip dasar dan strategi

pengetesan pada penggunaan khusus.

Memahami pertimbangan dalam pemberian

skor : strategi meminimalkan kesalahan dalam tes esai, strategi pemberian skor tes objektif,

(3)

Tidak peduli seberapa hati-hati tes disusun,

hasilnya tidak berharga kecuali jika

diselenggarakan dan diberi skor dengan tepat.

Buku Standard of Educational dan

Psychological Testing (American Educational Research Association, American Psychological Association & National Council on

Measurement in Education, 1999), kumpulan 264 standard penyusunan, evaluasi,

pengelolaan dan pemberian skor dan instrument psikometrik lain serta

(4)

Prosedur yang diikuti dalam

menyelenggarakan tes atau instrument

psikometri lain tergantung pada jenis

intrumen (individu atau kelompok, dibatasi

waktu atau tidak, kognitif atau afektif) serta

usia kronologis, pendidikan, latar belakang

budaya dan status fsik serta mental para

peserta tes.

Tidak hanya persiapan, testwiseness, dan

motivasi peserta tes tetapi juga penampilan

dan perilaku penguji serta perilaku penguji

serta pengetesan dapat mempengaruhi

(5)

Tugas Penguji sebelum tes Penjadualan

Ketika membuat jadual tes, penguji harus

mempertimbangkan kondisi peserta tes.

Misalnya, evaluasi hukum harus dilaksanakan

sangat dekat dengan penampilan di pengadilan (court appearance) karena kemungkinan

meningkatnya kegelisahan akan berpengaruh pada hasil.

Tidak bijaksana untuk mengetes anak-anak

sekolah selama jam makan siang, jam bermain, ketika aktiftas menyenangkan lainnya yang

biasanya terjadi atau diantisipasi atau bahkan ketika peristiwa menyenangkan atau

(6)

Berkenaan dengan tes di kelas, siswa

harus diberitahu sebelumnya dengan

jelas kapan dan di mana tes akan

berlangsung, apa isi subjek yang

dimasukkan, jenis tes apa (objektif,

esai, lisan) yang akan diujikan dan

berapa lama waktu yang diberikan.

Jika guru merasa bahwa kuis pop

membantu menyakinkan bahwa siswa

menguasai materi pelajaran, kuis

(7)

Persetujuan yang diberikan

Di banyak negara bagian, penyelenggaraan

tes kecerdasan atau instrument

psikodiagnostik lain kepada anak kecil

membutuhkan persetujuan yang diberitahukan oleh orang tua, wali atau orang lain yang

secara legal bertanggung jawab terhadap anak.

Menjadi akrab dengan Tes

Agar mendapatkan keakraban ,

(8)

Ketika anak kecil atau orang dewasa

dirujuk untuk melaksanakan ujian

psikologi individual oleh agensi di

luar atau orang lain, seperti dokter

atau hakim pengadilan , tes dan

prosedur psikodiagnostik lain akan

tergantung pada jenis informasi yang

diminta oleh sumber yang ditunjuk

(9)

Memastikan kondisi pengetesan Memuaskan

• Para penguji harus memastikan bahwa tempat

duduk, pencahayaan, ventilasi, tingkat kegaduhan dan kondisi fsik lain di lingkungan tes harus

memuaskan.

Meminimalkan Menyontek

• Sebelum tes, pengaturan tempat duduk yang nyaman dan meminimalkan menyontek harus disusun. Meskipun lebih disukai, duduk dengan dipisahkan satu kursi bagi para peserta tes tidak selalu memungkinkan mereka menyontek menjadi sulit.

• Kemungkinan lain untuk menggunakan berbagai lembar jawab, yakni lembar jawab yang memiliki

(10)

Meminimalkan Berpura-pura baik atau

Berpura-pura Buruk

Pada konteks hukum dan

ketenagakerjaan tertentu, para peserta

tes berusaha mengubah respons tes.

Misalnya, seseorang berpura-pura

mengalami masalah memori dengan

harapan mereka menerima kompensasi

dalam kasus yang merugikan diri sendiri

(

personal injuri case

). Sebaliknya ,

(11)

Tugas Penguji Selama Tes

Mengikuti Petunjuk Tes

Petunjuk tes yang dipersiapkan dengan

saksama yang dibaca pelan dan jelas ketika disampaikan secara lisan, member informasi pada para peserta tes tujuan tes dan cara

menunjukkan jawaban.

Para penguji pada konteks klinis dan

pendidikan kadangkala berada di luar

(12)

Ini dilakukan dengan menggunakan

prosedur dinamis atau otentik untuk

memperoleh petunjuk tambahan dengan

tujuan interpretasi atau diagnosis.

Ilustrasi pemeriksaan dinamis berupa

pemeriksaan potensial pembelajaran

(

learning potential assessment

) menurut

Feuerstein.

Pemeriksaan potensi pembelajaran ini

(13)

Senantiasa Siap

• Ketika menyelenggarakan tes kelompok, baik yang terstandardisasi ataupun yang tidak,

penguji harus siap akan adanya tindakan

menyontek dan juga berbicara dan suara gaduh tak perlu lainnya.

Membangun Hubungan

• Pada tes individu maupun kelompok, perilaku

penguji memiliki dampak signifkan pada motivasi dan perilaku peserta tes. Kadangkala, senyum

ramah telah memberikan cukup dorongan pada peserta tes yang gelisah atau tidak cukup

(14)

Menyiapkan diri akan adanya Masalah Khusus

• Pada beberapa keadaan, para penguji perlu benar-benar aktif dan termotivasi. Tes pada subjek yang secara tradisional sulit seperti sains atau, terutama, matematika dapat menciptakan sejumlah ketegangan pada hamper semua orang dan kadang-kadang menjadi sangat gelisah.

• Penguji tidak hanya terbiasa dengan materi tes, tetapi juga harus selalu siap, feksibel, hangat dan obyektif. Kualitas tersebut tidak mudah diajarkan tetapi pengalaman pada berbagai situasi tes memainkan peran

(15)

Fleksibilitas

Pada pengetesan dengan ukuran ini,

kepekaan dan kesabaran penguji memberikan kesempatan yang lebih baik bagi individu

cacat dan individu dengan problema khusus untuk menunjukkan kemampuannya.

Prosedur lain yang direkomendasi dan telah diadaptasi dari teknik instruksional terkenal sebagai berikut :

Menyediakan banyak waktu bagi para peserta

tes untuk merespons materi tes.

Memberikan latihan yang cukup pada item

(16)

Menggunakan periode waktu tes yang

relatif pendek.

Memperhatikan kelelahan dan

kegelisahan serta

mempertimbangkannya.

Menyadari dan membuat ketetapan

mengenai kerusakan visual, pendengaran

dan indera perceptual-motorik lain.

Menggunakan banyak dorongan dan

penguatan positif.

Jangan memaksa para peserta tes

merespon ketika mereka secara

(17)
(18)

Pengetesan Lisan

Siswa sering kali memandang ujian

lisan dengan perasaan campur aduk

dan ketakutan yang pantas

dipertimbangkan.

Penguji yang membuat upaya khusus

untuk membangun hubungan

dengan para peserta tes

(19)

Mengikuti Tes

Pada umumnya , kuis pop tidak dianggap

adil. Siswa pantas mendapat kesempatan

untuk menyiapkan diri dalam

menghadapi tes.

Hasil studi di kelas menunjukkan bahwa

mengumumkan di awal bahwa tes

objektif akan diberikan cenderung

menghasilkan skor lebih tinggi pada tes

pilihan ganda, benar-salah dan tes

(20)

Kotak 3.1 merupakan 15 saran yang

dapat meningkatkan testwiseness

dan meningkatkan skor ketika

(21)
(22)
(23)

Testwiseness

Kadangkala tes memilih jawaban benar pada item

pilihan-ganda tanpa harus membaca materi yang menjadi dasar pertanyaan.

Jawaban benar pada item pilihan-ganda juga dapat

terungkap dengan bunyi awal (alliterative associations) sama, opsi nyata sekali tidak bertalian atau tidak relevan, bahasa sudah tercantum (inclusionary language), opsi

kunci lebih tepat daripada opsi lain, kata penunjuk

(determiners) khusus (“semua, tidak seorang pun, setiap orang”) dan pemberian yang dijawab pada item lain.

Anak laki-laki tampak lebih testwise (bijaksana dalam

tes) daripada anak perempuan dan item bahasa/verbal cenderung lebih peka dari pada item angka pada

(24)

Mengubah Jawaban

Hasil sejumlah investigasi menunjukkan ahwa

para peserta tes cenderung mendapat skor tinggi ketika mereka mempertimbangkan

kembali jawaban mereka dan mengubahnya setelah berpikir dua kali.

Menebak

Dapat dipahami, para peserta tes hanya

sedikit menebak ketika mereka diberitahu bahwa hukuman karena menebak akan

(25)
(26)

Tugas Penguji Setelah Tes

• Setelah tes individu diselenggarakan, penguji mengumpulkan dan mengamankan semua materi tes.

• Penguji harus menyakinkan orang yang memberi perhatian dan berjanji mengkomonikasikan hasil dan interpretasi tes kepada

individu atau agensi yang tepat dan merekomendasikan tindakan selanjutnya.

• Dengan mengikuti administrasi tes kelompok, penguji harus mengumpulkan materi tes (buklet, lembar jawab, kertas corat-coret, pensil dan lain-lain).

• Berkaitan dengan tes terstandardisasi, buklet tes dan lembar jawab harus dihitung dan dibandingkan dengan sebelum tes, serta semua materi lain yang dikumpulkan harus dicek untuk memastikan bahwa tak ada yang hilang.

(27)

Pengetesan dan Penyesuaian Diri

• Mengadaptasi isi tes dengan tingkat kemampuan peserta tes menghapuskan perlunya mengelola

banyak item yang sangat mudah atau sangat sulit, oleh karena itu menghemat waktu dan tenaga.

• Bank item atau kumpulan item untuk tes penyesuaian diri dapat dirakit dengan computer yang diprogram untuk mengikuti salah satu metodologi respons-item.

Asumsi tertentu pada item response theory (IRT) yang

harus dipenuhi dalam pengetesan penyesuaian diri , meliputi (1) seluruh item pada kumpulan item

(28)

• Tidak seperti prosedur pengetesan tradisional, pada tes penyesuaian diri para peserta tes

biasanya tidak diperbolehkan melompati item atau meninjau ulang atau mengubah respons mereka.

• Keamanan tes lebih mudah dijaga dalam kasus tes penyesuaian diri dengan dibantu komputer (computer-assisted adaptive test).

• Pada tes yang dibuat guru yang terdiri dari berbagai bagian berkaitan dengan isi berbeda atau jenis item berbeda, guru berharap

(29)

Pemberian Skor Tes Esai

Pertanyaan esai lebih efektif ketika tugas

disusun dengan jelas sehingga

interpretasi pertanyaan dari orang ke

orang tidak bervariasi.

Pemberian skor berbasis keahlian menulis

bukan kualitas jawaban, menjadi sangat

umum (

leniency error

) dan member skor

tinggi pada jawaban hanya karena peserta

tes mendapat skor tinggi pada item lain

(

halo efect

) merupakan kesalahan yang

(30)

Penentu skor harus memutuskan apakah memberikan

skor pada pertanyaan secara keseluruhan atau

memberikan bobot terpisah pada komponen terpisah.

Ketika penunjuk tes menentukan agar jawaban yang

diberikan sepanjang setengah halaman, item itu harus diberi bobot lebih rendah daripada ketika jawaban satu halaman penuh ditentukan.

Kapan pun bobot skor ditentukan pada pertanyaan

dan jawaban tertentu, disarankan pada perancang tes menyiapkan jawaban ideal atas pertanyaan itu

sebelumnya.

Nama para peserta tes diblok sebelum meneliti

(31)

Rekomendasi lain :

• Beri skor semua jawaban pada satu pertanyaan sebelum melanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

• Beri skor semua jawaban pada pertanyaan

khusus selama periode waktu pemberian skor sama.

• Jika gaya (mekanis, kualitas tulisan) dan isi diberi skor, evaluasi keduanya secara terpisah.

• Ada orang kedua yang member skor juga pada setiap kertas dan buatlah skor juga pada setiap kertas dan buatlah skor akhir rata-rata yang

diberikan oleh dua pemberi skor tersebut.

(32)

Koreksi dan komentar yang ditulis di

lembar jawab merupakan suplemen

sangat berharga pada anka poin atau

nilai yang diberikan.

Siswa akan belajar sesuatu jika

respons tes dikoreksi dan diberi

(33)
(34)

Pemberian Skor pada Tes Obyektif

Keunggulan unik tes objektif adalah

efsiensi dan akurasi dalam

pemberian skor.

Pemberian skor tes esai lazimnya

menghabiskan banyak waktu

membaca jawaban dan

mengevaluasi koreksi mereka,

namun petugas administrasi dapat

member skor dengan cepat dan

(35)

Mesin Pemberi Skor

Meskipun mayoritas lembar jawab untuk tes

yang didistribusikan secara komersial dapat diberi skor dengan tangan ataupun dengan mesin, tetapi lembar jawab yang

didistribusikan oleh organisasi khusus hanya dapat diberi skor dengan mesin.

Komputer tidak dibutuhkan oleh pemberi skor

yang cepat dan efsien tetapi komputer

memberikan feksibilitas dan analisis statistik lebih lanjut, interpretasi dan penyimpanan

(36)

Jumlah pemrograman yang

diperlukan untuk menggunakan

cukup sederhana dan

desktop optical

scanner

meliputi cakupan ftur yang

luas seperti menghitung bobot item,

member skor bagian tes,

menganalisis dan merosotkan

(

fagging

) item; serta cetakan

(37)

Kesalahan Pemberian Skor Karena

Manusia

Dibandingkan dengan pemberian skor tulis

tangan, angka kesalahan pemberian skor

komputer jumlahnya kecil.

Dengan mempertimbangkan kenyataan

bahwa petunjuk pemberian skor pada tes

kecerdasan dan kepribadian individual tidak

selalu jelas dan objektif maka tidak

(38)

Variabilitas skor barangkali lebih tinggi

karena pemberi skor kurang

berpengalaman, namun pemberi skor

sangat berpengalaman pun membuat

kesalahan juga.

Studi lain menemukan bahwa pemberian

skor dipengaruhi oleh rasa suka penguji

atau pemberi skor pada peserta tes.

Persepsi peserta tes sebagai orang yang

hangat atau cerdas atau bodoh juga

(39)
(40)

Item Pemeringkatan Pemberian

Skor

Seperti pada item pilihan-ganda dan

benar salah, maka jawaban-pendek

dan pencocokan dapat diberi skor

dengan memberikan 1 poin atas

respons benar dan 0 poin atas

(41)
(42)
(43)

Dengan berdasarkan pada tabel diperoleh c

= 5, d = 10 dan j = 1 sehingga dengan

berdasarkan pada rumus (3.1.a) diperoleh

5[1 – 2(10)/(5

2

-1)] = 1

Sedangkan bila digunakan rumus (3.1.b)

diperoleh

5[1 – 3(28)/(5(5

2

-1))] = 1,5 = 2.

Hasil tersebut berbeda.

Kedua rumus memuaskan, namun tergantung

pada pemberi skor apakah memilih untuk

memberikan hukuman tambahan pada

(44)

Pada peristiwa apa pun, tidak ada

metode tunggal dalam pemberian

skor item tes yang paling baik dalam

segala hal : ini tergantung pada

(45)

Koreksi karena menebak

• Setelah skor mentah total pada tes objektif

ditentukan , pertanyaan muncul mengenai

apakah skor merupakan indikator akurat peserta tes mengenai pengetahuan bidang

sesungguhnya atau apakah skor tersebut telah ditingkatkan karena menebak dengan benar.  

• Menebak jawaban pada banyak item memiliki

dampak yang lebih serius pada skor tes benar-salah daripada skor tes pilihan-ganda.

• Mengoreksi sebagai dampak menebak pada tes

(46)
(47)

Skor konversi

Mengubah skor mentah tes objektif dengan

pembobotan item diferensial atau dengan

rumus koreksi karena menebak biasanya

tidak bermanfaat, namun skor sering diubah

dengan cara berkebalikan untuk membuat

skor tersebut lebih bermakna.

Deteksi dan Pemberian Skor Karena

Menyontek

(48)

Hal ini terjadi di semua negara, baik laki-laki

maupun perempuan dan semua kelompok etnik.

Siswa yang menyontek sering menemukan

atau menciptakan cara yang banyak akal tetapi tidak layak untuk dilakukan.

Metode untuk menghalangi menyontek, seperti

pengaturan khusus tempat duduk selama tes, bentuk tes atau lembar jawab alternative

dengan menggunakan jumlah proktor keliling yang cukup selama ujian, dan menjaga

(49)

Prosedur statistik khusus kadangkala

diterapkan di tes objektif di kelas dan

strategi berbasis komputer untuk

menjiplak (mengkopi) telah digunakan

dalam mendeteksi menyontek.

Pemberian Skor Tes Lisan

Meskipun kesalahan sering kali terjadi

dalam memberikan skor pada respons

pertanyaan lisan daripada tertulis,

bentuk khusus dalam membuat

(50)
(51)

Evaluasi dan Pemberian Urutan Skor

Setelah tes diselenggarakan dan diberi

skor, skor tersebut harus dievaluasi

dengan beberapa cara.

Pada beberapa kasus tes pencapaian

pretasi yang dibuat oleh guru, evaluasi

skor biasanya menyiratkan pemberian

huruf pengurut atau penanda.

Pemberian urutan merupakan proses

yang cukup subjektif, tidak hanya

(52)
(53)

Mayoritas guru menggunakan kombinasi kurva dan

pengurutan standard tetap. Pada prosedur pengurutan kombinasi kurva dan pengurutan standard tetap.

Pada prosedur pengurutan berdasarkan kurva,

Metode Cajori, A ditetapkan pada peringkat 7 % teratas pada tes dengan menggunakan kertas , B 24 % berikutnya, C 38 % berikutnya, D 24 %

berikutnya dan F pada peringkat 7 % paling rendah.

Skor pengurutan tradisional, yang mana A dianggap

paling baik atau unggul, B di atas rata-rata atau

bagus, C rata-rata, D di bawah rata-rata atau buruk dan F gagal merupakan jenis skor atau evaluasi

(54)

Hukuman karena menerima evaluasi

negatif terdiri dari pekerjaan remidi,

penurunan pangkat, pengasingan

atau bahkan pemecatan.

Penghargaan untuk evaluasi bagus

(55)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus pertama ini ada aktivitas guru yang belum dikuasai sepenuhnya karena guru masih baru dalam menggunakan

Bimbingan Konseling Kelompok secara umum Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan materi tentang gambaran umum bimbingan dan konseling kelompok Diskusi dan Tanya Jawab

Pada pasien dengan dermatitis stasis, dapat kita perhatikan pada bagian betis, karena cedera pada sistem vena karena trauma atau pembedahan adalah faktor umum yang

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM KEGIATAN MENULIS TEKS EKSPLANASI (Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX- 2 Bandung)” ini beserta

serta siswa yang diajar model konvensional dalam menyelesaikan soal cerita sub pokok bahasan volume bangun ruang sisi datar kelas VIII SMPN 1 rambipuji semester 2

Rata-rata motivasi siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) yaitu 80,08 yang tergolong kategori tinggi dan rata-rata motivasi siswa

Berdasarkan hasil analisis data terhadap nilai-nilai kehidupan sosial yang terdapat dalam syair lagu H.Rhoma Irama, dapat disimpulkan bahwa syair lagu tersebut

Akan tetapi pada umumya mereka hanya mengetahui Nirvana secara garis besar saja layaknya kita mengetahui band-band rock lainnya yang terbatas hanya mengetahui nama personilnya,