Tujuan
• Mendeskripsikan tugas penguji sebelum dan
setelah tes.
• Memahami strategi peningkatan skor tes, apa
yang dimaksud dengan “testwiseness” dan bagaimana melawannya.
• Memahami prinsip dasar dan strategi
pengetesan pada penggunaan khusus.
• Memahami pertimbangan dalam pemberian
skor : strategi meminimalkan kesalahan dalam tes esai, strategi pemberian skor tes objektif,
• Tidak peduli seberapa hati-hati tes disusun,
hasilnya tidak berharga kecuali jika
diselenggarakan dan diberi skor dengan tepat.
• Buku Standard of Educational dan
Psychological Testing (American Educational Research Association, American Psychological Association & National Council on
Measurement in Education, 1999), kumpulan 264 standard penyusunan, evaluasi,
pengelolaan dan pemberian skor dan instrument psikometrik lain serta
•
Prosedur yang diikuti dalam
menyelenggarakan tes atau instrument
psikometri lain tergantung pada jenis
intrumen (individu atau kelompok, dibatasi
waktu atau tidak, kognitif atau afektif) serta
usia kronologis, pendidikan, latar belakang
budaya dan status fsik serta mental para
peserta tes.
•
Tidak hanya persiapan, testwiseness, dan
motivasi peserta tes tetapi juga penampilan
dan perilaku penguji serta perilaku penguji
serta pengetesan dapat mempengaruhi
Tugas Penguji sebelum tes Penjadualan
• Ketika membuat jadual tes, penguji harus
mempertimbangkan kondisi peserta tes.
• Misalnya, evaluasi hukum harus dilaksanakan
sangat dekat dengan penampilan di pengadilan (court appearance) karena kemungkinan
meningkatnya kegelisahan akan berpengaruh pada hasil.
• Tidak bijaksana untuk mengetes anak-anak
sekolah selama jam makan siang, jam bermain, ketika aktiftas menyenangkan lainnya yang
biasanya terjadi atau diantisipasi atau bahkan ketika peristiwa menyenangkan atau
•
Berkenaan dengan tes di kelas, siswa
harus diberitahu sebelumnya dengan
jelas kapan dan di mana tes akan
berlangsung, apa isi subjek yang
dimasukkan, jenis tes apa (objektif,
esai, lisan) yang akan diujikan dan
berapa lama waktu yang diberikan.
•
Jika guru merasa bahwa kuis pop
membantu menyakinkan bahwa siswa
menguasai materi pelajaran, kuis
Persetujuan yang diberikan
• Di banyak negara bagian, penyelenggaraan
tes kecerdasan atau instrument
psikodiagnostik lain kepada anak kecil
membutuhkan persetujuan yang diberitahukan oleh orang tua, wali atau orang lain yang
secara legal bertanggung jawab terhadap anak.
Menjadi akrab dengan Tes
• Agar mendapatkan keakraban ,
•
Ketika anak kecil atau orang dewasa
dirujuk untuk melaksanakan ujian
psikologi individual oleh agensi di
luar atau orang lain, seperti dokter
atau hakim pengadilan , tes dan
prosedur psikodiagnostik lain akan
tergantung pada jenis informasi yang
diminta oleh sumber yang ditunjuk
Memastikan kondisi pengetesan Memuaskan
• Para penguji harus memastikan bahwa tempat
duduk, pencahayaan, ventilasi, tingkat kegaduhan dan kondisi fsik lain di lingkungan tes harus
memuaskan.
Meminimalkan Menyontek
• Sebelum tes, pengaturan tempat duduk yang nyaman dan meminimalkan menyontek harus disusun. Meskipun lebih disukai, duduk dengan dipisahkan satu kursi bagi para peserta tes tidak selalu memungkinkan mereka menyontek menjadi sulit.
• Kemungkinan lain untuk menggunakan berbagai lembar jawab, yakni lembar jawab yang memiliki
•
Meminimalkan Berpura-pura baik atau
Berpura-pura Buruk
Pada konteks hukum dan
ketenagakerjaan tertentu, para peserta
tes berusaha mengubah respons tes.
Misalnya, seseorang berpura-pura
mengalami masalah memori dengan
harapan mereka menerima kompensasi
dalam kasus yang merugikan diri sendiri
(
personal injuri case
). Sebaliknya ,
Tugas Penguji Selama Tes
Mengikuti Petunjuk Tes
• Petunjuk tes yang dipersiapkan dengan
saksama yang dibaca pelan dan jelas ketika disampaikan secara lisan, member informasi pada para peserta tes tujuan tes dan cara
menunjukkan jawaban.
• Para penguji pada konteks klinis dan
pendidikan kadangkala berada di luar
•
Ini dilakukan dengan menggunakan
prosedur dinamis atau otentik untuk
memperoleh petunjuk tambahan dengan
tujuan interpretasi atau diagnosis.
•
Ilustrasi pemeriksaan dinamis berupa
pemeriksaan potensial pembelajaran
(
learning potential assessment
) menurut
Feuerstein.
•
Pemeriksaan potensi pembelajaran ini
Senantiasa Siap
• Ketika menyelenggarakan tes kelompok, baik yang terstandardisasi ataupun yang tidak,
penguji harus siap akan adanya tindakan
menyontek dan juga berbicara dan suara gaduh tak perlu lainnya.
Membangun Hubungan
• Pada tes individu maupun kelompok, perilaku
penguji memiliki dampak signifkan pada motivasi dan perilaku peserta tes. Kadangkala, senyum
ramah telah memberikan cukup dorongan pada peserta tes yang gelisah atau tidak cukup
Menyiapkan diri akan adanya Masalah Khusus
• Pada beberapa keadaan, para penguji perlu benar-benar aktif dan termotivasi. Tes pada subjek yang secara tradisional sulit seperti sains atau, terutama, matematika dapat menciptakan sejumlah ketegangan pada hamper semua orang dan kadang-kadang menjadi sangat gelisah.
• Penguji tidak hanya terbiasa dengan materi tes, tetapi juga harus selalu siap, feksibel, hangat dan obyektif. Kualitas tersebut tidak mudah diajarkan tetapi pengalaman pada berbagai situasi tes memainkan peran
Fleksibilitas
• Pada pengetesan dengan ukuran ini,
kepekaan dan kesabaran penguji memberikan kesempatan yang lebih baik bagi individu
cacat dan individu dengan problema khusus untuk menunjukkan kemampuannya.
Prosedur lain yang direkomendasi dan telah diadaptasi dari teknik instruksional terkenal sebagai berikut :
• Menyediakan banyak waktu bagi para peserta
tes untuk merespons materi tes.
• Memberikan latihan yang cukup pada item
•
Menggunakan periode waktu tes yang
relatif pendek.
•
Memperhatikan kelelahan dan
kegelisahan serta
mempertimbangkannya.
•
Menyadari dan membuat ketetapan
mengenai kerusakan visual, pendengaran
dan indera perceptual-motorik lain.
•
Menggunakan banyak dorongan dan
penguatan positif.
•
Jangan memaksa para peserta tes
merespon ketika mereka secara
Pengetesan Lisan
•
Siswa sering kali memandang ujian
lisan dengan perasaan campur aduk
dan ketakutan yang pantas
dipertimbangkan.
•
Penguji yang membuat upaya khusus
untuk membangun hubungan
dengan para peserta tes
Mengikuti Tes
•
Pada umumnya , kuis pop tidak dianggap
adil. Siswa pantas mendapat kesempatan
untuk menyiapkan diri dalam
menghadapi tes.
•
Hasil studi di kelas menunjukkan bahwa
mengumumkan di awal bahwa tes
objektif akan diberikan cenderung
menghasilkan skor lebih tinggi pada tes
pilihan ganda, benar-salah dan tes
•
Kotak 3.1 merupakan 15 saran yang
dapat meningkatkan testwiseness
dan meningkatkan skor ketika
Testwiseness
• Kadangkala tes memilih jawaban benar pada item
pilihan-ganda tanpa harus membaca materi yang menjadi dasar pertanyaan.
• Jawaban benar pada item pilihan-ganda juga dapat
terungkap dengan bunyi awal (alliterative associations) sama, opsi nyata sekali tidak bertalian atau tidak relevan, bahasa sudah tercantum (inclusionary language), opsi
kunci lebih tepat daripada opsi lain, kata penunjuk
(determiners) khusus (“semua, tidak seorang pun, setiap orang”) dan pemberian yang dijawab pada item lain.
• Anak laki-laki tampak lebih testwise (bijaksana dalam
tes) daripada anak perempuan dan item bahasa/verbal cenderung lebih peka dari pada item angka pada
Mengubah Jawaban
• Hasil sejumlah investigasi menunjukkan ahwa
para peserta tes cenderung mendapat skor tinggi ketika mereka mempertimbangkan
kembali jawaban mereka dan mengubahnya setelah berpikir dua kali.
Menebak
• Dapat dipahami, para peserta tes hanya
sedikit menebak ketika mereka diberitahu bahwa hukuman karena menebak akan
Tugas Penguji Setelah Tes
• Setelah tes individu diselenggarakan, penguji mengumpulkan dan mengamankan semua materi tes.
• Penguji harus menyakinkan orang yang memberi perhatian dan berjanji mengkomonikasikan hasil dan interpretasi tes kepada
individu atau agensi yang tepat dan merekomendasikan tindakan selanjutnya.
• Dengan mengikuti administrasi tes kelompok, penguji harus mengumpulkan materi tes (buklet, lembar jawab, kertas corat-coret, pensil dan lain-lain).
• Berkaitan dengan tes terstandardisasi, buklet tes dan lembar jawab harus dihitung dan dibandingkan dengan sebelum tes, serta semua materi lain yang dikumpulkan harus dicek untuk memastikan bahwa tak ada yang hilang.
Pengetesan dan Penyesuaian Diri
• Mengadaptasi isi tes dengan tingkat kemampuan peserta tes menghapuskan perlunya mengelola
banyak item yang sangat mudah atau sangat sulit, oleh karena itu menghemat waktu dan tenaga.
• Bank item atau kumpulan item untuk tes penyesuaian diri dapat dirakit dengan computer yang diprogram untuk mengikuti salah satu metodologi respons-item.
• Asumsi tertentu pada item response theory (IRT) yang
harus dipenuhi dalam pengetesan penyesuaian diri , meliputi (1) seluruh item pada kumpulan item
• Tidak seperti prosedur pengetesan tradisional, pada tes penyesuaian diri para peserta tes
biasanya tidak diperbolehkan melompati item atau meninjau ulang atau mengubah respons mereka.
• Keamanan tes lebih mudah dijaga dalam kasus tes penyesuaian diri dengan dibantu komputer (computer-assisted adaptive test).
• Pada tes yang dibuat guru yang terdiri dari berbagai bagian berkaitan dengan isi berbeda atau jenis item berbeda, guru berharap
Pemberian Skor Tes Esai
•
Pertanyaan esai lebih efektif ketika tugas
disusun dengan jelas sehingga
interpretasi pertanyaan dari orang ke
orang tidak bervariasi.
•
Pemberian skor berbasis keahlian menulis
bukan kualitas jawaban, menjadi sangat
umum (
leniency error
) dan member skor
tinggi pada jawaban hanya karena peserta
tes mendapat skor tinggi pada item lain
(
halo efect
) merupakan kesalahan yang
• Penentu skor harus memutuskan apakah memberikan
skor pada pertanyaan secara keseluruhan atau
memberikan bobot terpisah pada komponen terpisah.
• Ketika penunjuk tes menentukan agar jawaban yang
diberikan sepanjang setengah halaman, item itu harus diberi bobot lebih rendah daripada ketika jawaban satu halaman penuh ditentukan.
• Kapan pun bobot skor ditentukan pada pertanyaan
dan jawaban tertentu, disarankan pada perancang tes menyiapkan jawaban ideal atas pertanyaan itu
sebelumnya.
• Nama para peserta tes diblok sebelum meneliti
Rekomendasi lain :
• Beri skor semua jawaban pada satu pertanyaan sebelum melanjutkan ke pertanyaan berikutnya.
• Beri skor semua jawaban pada pertanyaan
khusus selama periode waktu pemberian skor sama.
• Jika gaya (mekanis, kualitas tulisan) dan isi diberi skor, evaluasi keduanya secara terpisah.
• Ada orang kedua yang member skor juga pada setiap kertas dan buatlah skor juga pada setiap kertas dan buatlah skor akhir rata-rata yang
diberikan oleh dua pemberi skor tersebut.
•
Koreksi dan komentar yang ditulis di
lembar jawab merupakan suplemen
sangat berharga pada anka poin atau
nilai yang diberikan.
•
Siswa akan belajar sesuatu jika
respons tes dikoreksi dan diberi
Pemberian Skor pada Tes Obyektif
•
Keunggulan unik tes objektif adalah
efsiensi dan akurasi dalam
pemberian skor.
•
Pemberian skor tes esai lazimnya
menghabiskan banyak waktu
membaca jawaban dan
mengevaluasi koreksi mereka,
namun petugas administrasi dapat
member skor dengan cepat dan
Mesin Pemberi Skor
• Meskipun mayoritas lembar jawab untuk tes
yang didistribusikan secara komersial dapat diberi skor dengan tangan ataupun dengan mesin, tetapi lembar jawab yang
didistribusikan oleh organisasi khusus hanya dapat diberi skor dengan mesin.
• Komputer tidak dibutuhkan oleh pemberi skor
yang cepat dan efsien tetapi komputer
memberikan feksibilitas dan analisis statistik lebih lanjut, interpretasi dan penyimpanan
•
Jumlah pemrograman yang
diperlukan untuk menggunakan
cukup sederhana dan
desktop optical
scanner
meliputi cakupan ftur yang
luas seperti menghitung bobot item,
member skor bagian tes,
menganalisis dan merosotkan
(
fagging
) item; serta cetakan
Kesalahan Pemberian Skor Karena
Manusia
•
Dibandingkan dengan pemberian skor tulis
tangan, angka kesalahan pemberian skor
komputer jumlahnya kecil.
•
Dengan mempertimbangkan kenyataan
bahwa petunjuk pemberian skor pada tes
kecerdasan dan kepribadian individual tidak
selalu jelas dan objektif maka tidak
•
Variabilitas skor barangkali lebih tinggi
karena pemberi skor kurang
berpengalaman, namun pemberi skor
sangat berpengalaman pun membuat
kesalahan juga.
•
Studi lain menemukan bahwa pemberian
skor dipengaruhi oleh rasa suka penguji
atau pemberi skor pada peserta tes.
Persepsi peserta tes sebagai orang yang
hangat atau cerdas atau bodoh juga
Item Pemeringkatan Pemberian
Skor
•
Seperti pada item pilihan-ganda dan
benar salah, maka jawaban-pendek
dan pencocokan dapat diberi skor
dengan memberikan 1 poin atas
respons benar dan 0 poin atas
•
Dengan berdasarkan pada tabel diperoleh c
= 5, d = 10 dan j = 1 sehingga dengan
berdasarkan pada rumus (3.1.a) diperoleh
5[1 – 2(10)/(5
2-1)] = 1
Sedangkan bila digunakan rumus (3.1.b)
diperoleh
5[1 – 3(28)/(5(5
2-1))] = 1,5 = 2.
Hasil tersebut berbeda.
Kedua rumus memuaskan, namun tergantung
pada pemberi skor apakah memilih untuk
memberikan hukuman tambahan pada
•
Pada peristiwa apa pun, tidak ada
metode tunggal dalam pemberian
skor item tes yang paling baik dalam
segala hal : ini tergantung pada
Koreksi karena menebak
• Setelah skor mentah total pada tes objektif
ditentukan , pertanyaan muncul mengenai
apakah skor merupakan indikator akurat peserta tes mengenai pengetahuan bidang
sesungguhnya atau apakah skor tersebut telah ditingkatkan karena menebak dengan benar.
• Menebak jawaban pada banyak item memiliki
dampak yang lebih serius pada skor tes benar-salah daripada skor tes pilihan-ganda.
• Mengoreksi sebagai dampak menebak pada tes
Skor konversi
•
Mengubah skor mentah tes objektif dengan
pembobotan item diferensial atau dengan
rumus koreksi karena menebak biasanya
tidak bermanfaat, namun skor sering diubah
dengan cara berkebalikan untuk membuat
skor tersebut lebih bermakna.
Deteksi dan Pemberian Skor Karena
Menyontek
• Hal ini terjadi di semua negara, baik laki-laki
maupun perempuan dan semua kelompok etnik.
• Siswa yang menyontek sering menemukan
atau menciptakan cara yang banyak akal tetapi tidak layak untuk dilakukan.
• Metode untuk menghalangi menyontek, seperti
pengaturan khusus tempat duduk selama tes, bentuk tes atau lembar jawab alternative
dengan menggunakan jumlah proktor keliling yang cukup selama ujian, dan menjaga
•
Prosedur statistik khusus kadangkala
diterapkan di tes objektif di kelas dan
strategi berbasis komputer untuk
menjiplak (mengkopi) telah digunakan
dalam mendeteksi menyontek.
Pemberian Skor Tes Lisan
•
Meskipun kesalahan sering kali terjadi
dalam memberikan skor pada respons
pertanyaan lisan daripada tertulis,
bentuk khusus dalam membuat
Evaluasi dan Pemberian Urutan Skor
•
Setelah tes diselenggarakan dan diberi
skor, skor tersebut harus dievaluasi
dengan beberapa cara.
•
Pada beberapa kasus tes pencapaian
pretasi yang dibuat oleh guru, evaluasi
skor biasanya menyiratkan pemberian
huruf pengurut atau penanda.
•
Pemberian urutan merupakan proses
yang cukup subjektif, tidak hanya
• Mayoritas guru menggunakan kombinasi kurva dan
pengurutan standard tetap. Pada prosedur pengurutan kombinasi kurva dan pengurutan standard tetap.
• Pada prosedur pengurutan berdasarkan kurva,
Metode Cajori, A ditetapkan pada peringkat 7 % teratas pada tes dengan menggunakan kertas , B 24 % berikutnya, C 38 % berikutnya, D 24 %
berikutnya dan F pada peringkat 7 % paling rendah.
• Skor pengurutan tradisional, yang mana A dianggap
paling baik atau unggul, B di atas rata-rata atau
bagus, C rata-rata, D di bawah rata-rata atau buruk dan F gagal merupakan jenis skor atau evaluasi
•
Hukuman karena menerima evaluasi
negatif terdiri dari pekerjaan remidi,
penurunan pangkat, pengasingan
atau bahkan pemecatan.
•
Penghargaan untuk evaluasi bagus