• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN QALBU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN : Studi Kasus di Lingkungan Karyawan PT. PLN Persero Jawa Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN QALBU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN : Studi Kasus di Lingkungan Karyawan PT. PLN Persero Jawa Barat."

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

/ / I , f »

EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN QALBU DALAM

MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

'•y / >. ^o^z_

(Studi Kasus di Lingkungan Karyawan PT. PLN Persero Jawa Barat)

TESIS

//M « k*. - a V

>", N J» ,V j£. /

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Bidang Studi

Administrasi Pendidikan

«

OLEH:

Efson Thrismono

999736

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

KETUA PROGRAM STUDI

PROGRAM PASCAS

Prof. Dr. H.

INISTRASI PENDIDIKAN

ANA UPI BANDUNG

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBI

Prof. Dr. H. Tb. in Makmun, M.A.

PEMBIMBING II

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tests dengan judul "Efektivitas Pelatihan Manajemen Qalbu (MQ) dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi kasus di lingkungan karyawan PT. PLN Persero Jawa Barat)" ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan minta dibuatkan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan.

Atas pemyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2002

Pembuat Pernyataan

(5)

Motto Saya

Peganglah dunia dan seisinya ini

dengan tangan, jangan dengan

hati,

karena

apabila

panas

membakar

atau

menyesatkan

maka

dengan

mudah

(6)

EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN QALBU DALAM

MENINGKATKAN KINERJ A KARYAWAN

(Studi Kasus di Lingkungan Karyawan PT. PLN Persero Jawa Barat)

Abstrak

Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis kinerja lulusan

pelatihan manajemen qalbu yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Daarut-Tauhiid Bandung, khusus bagi karyawan yang berasal dari PT. PLN

Persero Jawa Barat. Penelitian ini akan mengetahui apakah karyawan PT.

PLN kinerjanya mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan

manajemen qalbu.

Pelaksanaan penelitian melalui tiga tahap, yaitu 1) tahap orientasi,

tahap ini memperoleh gambaran data yang lengkap sesuai dengan masalah yang hendak diteliti, dimulai dengan penjajagan lapangan untuk

menentukan fokus penelitian; 2) tahap eksplorasi, yaitu mengumpulkan data dari sumber-sumber informasi yang relevan melalui: angket, wawancara, dan studi dokumentasi; 3) tahap member check, yaitu melakukan triangulasi terhadap pihak-pihak yang relevan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Untuk

mendapatkan data yang obyektif digunakan pendekatan triangulasi dengan informasinya dari: 1) lulusan pusdiklat manajemen qalbu, yaitu karyawan dari PT. PLN Persero Jawa Barat; 2) teman sejawat responden

tersebut; 3) atasan responden yang menjadi subjek penelitian. Selurunya

jumlah responden adalah 86 orang, terdiri dari 39 alumni Pusdiklat DT, 22

orang atasan alumni responden dan 25 orang mitra kerja alumni

responden.

Penelitian ini dilandasi oleh teori-teori tentang konsep Manajemen

Sumber Daya Manusia, konsep kinerja, konsep pelatihan, konsep pelatihan manajemen qalbu, dan konsep efektivitas. Berdasarkan konsep-konsep tersebut maka penelitian ini membahas visi dan misi Pusdiklat

DT, kurikulum, sarana dan prasarana, tingkat pengetahuan, kterampilan, motivasi, perilaku dan wawasan alumni, hubungan sosial alumni,

peningkatan produktivitas alumni, dan evaluasi terhadap pengguna pelatihan.

Untuk mendapatkan keabsahan/ kesahihan hasil penelitian maka dilakukan triangulasi, membicarakannya dengan mitra kerja dan atasan

responden, relevansi dengan terori yang tepat serta member check. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan Manajemen Qalbu yang diselenggarakan oleh Pusdiklat DT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan pengetahuan, keterampilan, motivasi, wawasan serta produktivitas kerja dilingkungan karyawan PT. PLN

(7)

DAFTAR ISi

Haiarhan

ABSTRAK '

KATA PENGANTAR "

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 13

C. Tujuan Penelitian 14

D. Manfaat Penelitian 15

E. Kerangka Berpikir 15

BAB II Konsep dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Manajemen Qalbu

A. Manajemen Sumber Daya Manusia 25

1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia 25 2. Fungsi dan Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 27 3. Konsep Pengembangan Sumber Daya Manusia 29 4. Hubungan Pelatihan dan Pengembangan dalam

Kegiatan Sumber Daya Manusia 32

B. Konsep Kinerja dalam Manajemen Sumber Daya Manusia 33 C. Konsep Pelatihan dalam Sumber Daya Manusia 38

1. Pengertian Pelatihan 38

2. Tujuan dan Manfaat Pelatihan 40

3. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja 40

D. Konsep Pelatihan Manajemen Qalbu 42

E. Konsep Efektivitas Pelatihan 50

1. Pengertian Efektivitas 50

2. Konsep Pelatihan yang Efektif 54

F. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan 58

(8)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian 61

B. Populasi dan Sampel

64

C. Teknik Pengumpulan Data

68

D. Teknik Analisis Data 70

E. Pelaksanaan Penelitian 72

1. Tahap Orientasi

72

2. Tahap Eksplorasi

72

3. Tahap Member Check

73

F. Validitas dan Reliabilitas Data 73

1. Kredibilitas (Validitas internal) 7A 2. Transferabilitas (Validitas eksternal) 75

3. Dependabilitas (Reliabilitas)

75

4. Konfirmabilitas (Objektivitas) 76

G. Upaya Mencari Kesahihan Hasil Penelitian 76

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penyelenggaraan Pusdiklat Daarut-Tauhiid .. 81 1. Visi, misi dan tujuan Pusdilat DT 81

2. Kurikulum 84

3. Hubungan Pusdiklat DT terhadap Instansi/ Perusahaan

Terkait 93

4. Unsur Penyelenggara 99

5. Tenaga Pengajar/ Pelatih/ Nara Sumber 101

6. Sarana dan Prasarana 108

7. Strategi Pendekatan Pendidikan dan Pelatihan MQ 111 B. Tingkat Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi, Sikap/Perilaku dan

Wawasan Alumni Pusdiklat Daarut-Tauhiid 124

1. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi dan

Perilaku Menurut Alumni 127

2. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi dan

Perilaku Menurut Atasan 132

3. Peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi dan

Perilaku Menurut Mitra kerja 135

(9)

,1

E. Evaluasi

Pengguna

Terhadap Kriteria Kinerja Lulusan

Pusdiklat 144

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis Pendekatan Pelatihan MQ terhadap Tingkat Usia, Jenis

kelamin, Tingkat pendidikan, Lingkungan (tempat tinggal) dan

Pengalaman kerja

150

1. Analisis Hubungan usia responden alumni terhadap

pengetahuan, keterampilan, motivasi, perilaku, dan produktivitas

kerja

150

2. Analisis Hubungan jenis kelamin responden alumni terhadap

pengetahuan, keterampilan, motivasi, perilaku, dan produktivitas

kerja

152

3. Analisis Hubungan tingkat pendidikan responden alumni

terhadap pengetahuan, keterampilan, motivasi, perilaku, dan

produktivitas kerja 155

4. Analisis Hubungan tempat tinggal responden alumni terhadap

pengetahuan, keterampilan, motivasi, perilaku, dan produktivitas

kerja 157

5. Analisis Hubungan pengalaman kerja responden alumni

terhadap pengetahuan, keterampilan, motivasi, perilaku, dan

produktivitas kerja 16°

B. Analisis Tingkat Pengetahuan, Keterampilan, Motivasi, Sikap/

Perilaku dan Wawasan Alumni Pusdiklat DT 162

1. Analisis Peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi

dan Perilaku Menurut Alumni 163

2. Analisis Peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi

dan Periiaku Menurut Atasan 167

3. Analisis Peningkatan pengetahuan, keterampilan, motivasi

dan Perilaku Menurut Mitra kerja 170

C. Analisis Hubungan Sosial Alumni Pusdiklat Daarut-Tauhiid ....171 D. Analisis Peningkatan Produktivitas Alumni Pusdiklat

Daarut-Tauhiid 176

E. Analisis Evaluasi Pengguna (Perusahaan/ Instansi) Terhadap Kriteria Kinerja Lulusan Pusdiklat 179

(10)

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

185

B. Impiikasi

186

C. Rekomendasi 187

1. Pihak Pusdiklat Daarut-Tauhiid 187

2. Pihak Pengguna (Instansi/Perusahaan)

188

3. Bagi Penelitian Lebih Lanjut

1»8

DAFTAR PUSTAKA 189

LAMPIRAN

- Riwayat hidup penulis

- Surat pengantar PSDM Daarut-Tauhiid - Surat tugas pembimbing Daarut-Tauhiid

- Surat keputusam tentang penetapan pembimbing tesis

- Jawaban kuesioner responden alumni

- Jawaban kuesioner responden mitra kerja

- Jawaban kuesioner responden atasan

- Hasil wawancara atasan dan mitra kerja alumni responden

- Hasil studi dokumentasi - Kisi-kisi peneiitian

- Pedoman dan laporan wawancara

- Kuesioner kinerja

- Pedoman dan laporan studi dokumentasi

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Kurikulum Pusdiklat Daarut-Tauhiid 86

2 Pembobotan Materi Pelatihan 91

3 Data Jawaban Alumni Pusdiklat DT terhadap kurikulum 92

4 Tim Asatidz / instruktur Dept. Pendidikan Pnpes DT 103

5 Instruktur / Pelatih tetap Pusdiklat DT 105

6 Jawaban Alumni Pusdiklat DT terhadap Instruktur 106

7 Rincian Sarana & Prasarana Pusdiklat DT 109

8 Hubungan Usia Responden terhadap Pengetahuan 111 9 Hubungan Usia Responden terhadap Keterampilan 112 10 Hubungan Usia Responden terhadap Motivasi 112 11 Hubungan Usia Responden terhadap Perilaku 113 12 Hubungan Usia Responden terhadap Produktivitas Kerja .... 113 13 Hubungan Jenis kelamin terhadap Pengetahuan 114

14 Hubungan Jenis kelamin terhadap Keterampilan 115 15 Hubungan Jenis kelamin terhadap Motivasi 115 16 Hubungan Jenis kelamin terhadap Perilaku 115 17 Hubungan Jenis kelamin terhadap Produktivitas 116 18 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Pengetahuan 116 19 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Keterampilan 117 20 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Motivasi 118 21 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Perilaku 118 22 Hubungan Tingkat Pendidikan terhadap Produktivitas kerja .. 119 23 Hubungan Tempat tinggal terhadap Pengetahuan 119

(12)

24 Hubungan Tempat tinggal terhadap Keterampilan 120

25 Hubungan Tempat tinggal terhadap Motivasi 120

26 Hubungan Tempat tinggal terhadap Perilaku 121

27 Hubungan Tempat tinggal terhadap Produktivitas kerja 121

28 Hubungan Pengalaman kerja terhadap Pengetahuan 122 29 Hubungan Pengalaman kerja terhadap Keterampilan 122 30 Hubungan Pengalaman kerja terhadap Motivasi 123 31 Hubungan Pengalaman kerja terhadap Perilaku 123 32 Hubungan Pengalaman kerja terhadap Produktivitas kerja ... 124

33 Jawaban Responden Alumni tentang Pengaruh Pelatihan MQ terhadap pengetahuan, keterampilan, motivasi, sikap dan

wawasan 128

34 Jawaban Responden Atasan Alumni Pelatihan MQ terhadap

pengetahuan, keterampilan dan perilaku 133 35 Jawaban Responden Mitra kerja Alumni Pelatihan MQ terhadap

pengetahuan, keterampilan dan perilaku 135 36 Jawaban Responden Alumni Pelatihan MQ terhadap Faktor-faktor

yang mempengaruhi Kinerja 137

37 Jawaban Responden Atasan Alumni Pelatihan MQ terhadap

Kinerja Pelayanan 139

38 Jawaban Responden Mitra kerja Alumni Pelatihan MQ terhadap

Kinerja Pelayanan 140

39 Jawaban Responden Alumni Pelatihan MQ terhadap Peningkatan

Produktivitas 142

40 Jawaban Responden Alumni Pelatihan MQ terhadap Peningkatan

Produktivitas 142

41 Jawaban Responden Alumni Pelatihan MQ terhadap Peningkatan

Produktivitas 143

42 Data Komulatif Jawaban Responden Atasan Alumni Pelayanan

MQ 146

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Wilayah Penelitian 12

2 Proses Pengembangan Pelatihan di Instansi 95

3 Alur Target Pelatihan Manajemen Qalbu 98

4 Keseimbangan Manusia dan Tuhannya 132

5 Hubungan Upaya, Kemampuan, dan Keterampilan terhadap

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan pendidikan di pondok pesantren yang selama ini

merupakan lembaga pendidikan non-formal, dewasa ini telah mengalami

percepatan-percepatan

untuk

menunjukan

peran

sertanya

dalam

meningkat sumber daya manusia yang unggul.

Peran pesantren tidak hanya terbatas pada pengembangan yang

sifatnya spiritual saja, tetapi juga dapat meningkatkan pengetahuan,

teknologi serta pruktivitas peserta didik. Perkembangan demikian seiring

dengan tuntutan kemajuan teknologi dan pengetahuan. Pesantren yang

selama ini begerak pada ruang lingkup spiritual saja telah dapat

mengambil posisi dalam pembangunan dan peningkatan sumber daya

manusia.

Pesantren secara umum merupakan lembaga pendidikan yang

bertujuan untuk membina kepribadian muslim secara utuh agar

menjalankan syariat yang telah diajarkan dalam kitab sucinya. Hal ini

sejalan dengan Kafrawi (1984:21), yang menjelaskan bahwa tujuan ideal

dari pendidikan pesantren, sebagai berikut:

Pendidikan pesantren bertujuan untuk membina kepribadian

para santri agar menjadi pribadi muslim yang utuh dengan

(15)

Sedangkan menurut Kafrawi, 1984:21 lebih jauh lagi bahwa

pendidikan pesantren memiliki tujuan khusus sebagai berikut:

Menyiapkan insan-insan yang tafaquh fiddin, yaitu suatu kelompok muslim yang memiliki pengetahuan agama yang luas serta memiliki semangat pengabdian yang tinggi sebagai pencerminan pribadi yang utuh pendukung utama

ajaran islam.

Tujuan pesantren baik tujuan secara ideal dan khusus searah

dengan apa yang menjadi tujuan pendidikan nasional yang telah

disepakati bersama, yaitu mewujudkan manusia indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, cinta tanah air, berkreativitas tinggi dan memiliki kemandirian yang tinggi.

Pernyataan demikian pada akhirnya adalah untuk membentuk

sumber daya manusia yang berkualitas. Baik itu tingkat pengetahuannya,

keterampilannya dan kepribadian serta sikap yang luhur. Sehingga

kebutuhan sumber daya manusia yang unggul akan dapat terpenuhi. Kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas seringkali

masih diartikan dalam bentuk tradisional. Peningkatan sumberdaya

manusia masih tertuju kepada tingkat keterampilan dan kemampuan

seseorang. Namun, moralitas, kejujuran dan kebersihan hati tidak menjadi

(16)

Upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

diantaranya melalui pelatihan. Secara umum bahwa pelatihan dapat

diartikan upaya pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia

yang merupakan kebutuhan setiap manusia, lembaga dan instansi.

Pelatihan ini berguna untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

agar dapat tumbuh dan berkembang menuju kesempurnaan.

Sejalan dengan hal di atas Randall (1997:323, I) mendefinisikan

pelatihan sebagai berikut:

Sosialisasi, latihan, dan pengembangan pegawai merupakan

usaha organisasi yang sengaja dilakukan untuk meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang

dengan meningkatkan kemampuan.

Tujuan dari pelatihan yang dikemukakan oleh Randall (1997:325),

sebagai berikut:

Tujuan utama dari latihan adalah menghilangkan kekurangan, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang (diantisipasi), yang menyebabkan pegawai bekerja di bawah tingkat yang diinginkan. Latihan untuk meningkatkan performansi sangat penting bagi organisasi-organisasi dengan tingkat produktivitas yang tetap atau menurun.

Upaya yang dilakukan baik itu dari pihak organisasi pemerintah

maupun organisasi suasta sangat membutuhkan pelatihan, dalam upaya

pengembangan karyawannya. Sehingga karyawan dapat membantu

(17)

digunakan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan agar

kinerja individu atau organisasi akan meningkat.

Dari beberapa konsep di atas maka dapat dikatakan bahwa

pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar yang terencana dan

sistematis untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan individu maupun organisasi sehingga kinerjanya meningkat. Pelatihan manajemen qalbu merupakan bagian dari sistem yang

ada dalam Pondok Pesantren Daarut-Tauhiid yang berperan untuk

peningkatan kualitas kinerja karyawan. Dimana pelatihan ini sama seperti

halnya dengan jenis pelatihan secara umum lainnya, namun lebih menitikberatkan kepada peningkatan kepribadian yang luhur dan

kebersihan hati.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pesantren Daarut-Tauhiid seperti halnya lembaga pelatihan lainnya, selain dapat mengembangkan keterampilan dan kemampuan profesional, juga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki moralitas tinggi, jujur, taat kepada agama serta memiliki hati yang bersih (qalbun salim).

Pelatihan manajemen qalbu diharapkan memiliki tingkat pelatihan

yang efektif. Efektivitas pelatihan manajemen qalbu diharapkan dapat meningkatkan kinerja bagi peserta yang telah mengikutinya. Pelatihan manajemen qalbu merupakan pelatihan unggulan yang kajian materinya cukup menentukan arah dasar individu (qalbun salim, jujur, moral) serta

(18)

Pelatihan manajemen qalbu yang bersifat religius dapat

mempersembahkan yang terbaik bagi organisasi dan perusahaan, dalam

artian bahwa baik di dunia maupun di akhirat. Pelatihan ini memiliki

perbedaan yang cukup mendasar dengan jenis pelatihan selainnya dilihat

dari visi dan misi yang berlandaskan religius. Namun, pelatihan ini tidak

mengabaikan apa yang menjadi tujuan pelatihan secara umum, yaitu

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan untuk menuju kinerja yang

lebih baik.

Pelatihan manajemen qalbu merupakan sebuah metode pelatihan

yang mengkolaborasikan suasana pelatihan dengan kehidupan sehari-hari

dimana proses belajar dan pengalaman (Experiental learning) dipercepat,

sehingga peserta pelatihan dapat menyadari kekurangan dan kelebihan

dirinya serta dapat memahami makna hidup dan kehidupan yang

sebenamya.

Menurut Sa'dun Akbar dalam tesisnya Hidayat (2000:46),

Manajemen qalbu dalam Pelatihan manajemen qalbu mengatakan

sebagai berikut:

Manajemen Qalbu adalah proses pendayagunaan qalbu,

dalam kerangka menyembuhkan hati yang sakit,

menghidupkan hati yang mati dan mendapat hati yang

jernih, agar terjadi optimalisasi pengembangan kepribadian manusia, menjadi manusia seutuhnya yang dekat dengan Tuhan.

Hati (qalbu) merupakan inti dari bagian diri manusia. Oleh

(19)

6

oleh Pesantren Daarut-Tauhiid adalah hati (qalbu). Hati inilah yang dapat

memberikan motivasi, semangat dan kepercayaan diri setiap manusia.

Hati merupakan inti dari bagian tubuh manusia. Baik suatu hati

maka baiklah aspek-aspek yang lainnya. Hati inilah yang menjadi sasaran

pelatihan manajemen qalbu yang merupakan produk dari Pusdiklat

Pondok Pesantren Daarut-Tauhiid Bandung. Sehingga pelatihan ini

menjadi nuansa baru bagi perkembangan pelatihan yang sedang

berkembang.

Hati sebagai salah satu organ tubuh manusia di dalam

pengertiannya memiliki dua dimensi yaitu: dimensi jasmani dan rohani.

Dalam dimensi rohani hati merupakan wadah yang dapat dimasuki cahaya

ilahi (tuhan). Nabi Muhammad SAW pernah bersabdayang artinya bahwa:

"Sesungguhnya Allah punya wadah di bumi dan wadah tersebut adalah

hati. Maka sesungguhnya hati yang dicintaiAllah adalah hatiyang lembut,

yang bersih dan kokoh, hati yang penuh kesempurnaan."

Hati pun merupakan kekuatan rohani yang mampu melakukan

pengindraan, yaitu proses memahami, mempersepsi dan menyerapi

sesuatu menjadi hikmah.

Hakekat hati yang menuju kesempurnaan (Pusdiklat

Daarut-Tauhiid, 2001), adalah:

- Hati yang tidak terkena penyakit hati dan sifat-sifat tercela, yang

diterangi oleh cahaya ilahi dan sedikit pun tidak ada keraguan dan

kesyirikan didalamnya.

(20)

7

- Hati yang meyakini bahwa semua yang ada di alam ini tidak sia-sia

dan setiap kebajikan tidak akan hilang dan dibiarkan tanpa pahala, yang tidak ada kezaliman dan kejahatan yang dilupakan dan dibiarkan

tanpa balasan.

- Hati yang dipenuhi ilahi dan niat yang tulus akan mempertemukan

kebahagiaan dunia dengan kebahagiaan akhirat.

Dari berbagai konsep di atas manajemen qalbu dapat diartikan

dengan upaya bagaimana menata qalbu sebagai sarana pendekatan kepada Tuhan selaku pengatur qalbu itu sendiri. Dengan hati yang bersih (qalbu salim) maka akan lebih langgeng dalam mempertahankan jati diri.

Pelatihan manajemen qalbu yang diselenggarakan oleh Pusat

Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pondok Pesantren Daarut-Tauhiid

memiliki peserta dari berbagai instansi pemerintah maupun swasta,

seperti: Badan Pendidikan dan Latihan Keuangan (BPLK), PT. TELKOM,

CV. Damri, PT. Kereta Api Indonesia, PT. Astra, BMI cabang Bandung,

Bappeda Kota Tanggerang, PT. Rekatama, Pemda Dati I Jawa Barat, PT.

PLN Jawa Barat dan lain sebagainya.

Pelatihan yang dilakukan tersebut diharapkan dapat

(21)

7 .-= U J

mengerti tentang arti hidup dan kehidupan baik kehidupan dunia maupun;.,.

-.•the?

kehidupan akhirat. ^

Berdasarkan penelitian Tim Peneliti Fakultas Psikologi Universitas

Islam Bandung tentang Implementasi Pelatihan Manajemen Qalbu di

Pusdiklat Daarut-Tauhiid Bandung terhadap kinerja Karyawan PT. Telkom

Divre III Jawa Barat (1999:112), terungkap bahwa: pengaruh pelatihan

manajemen qalbu terhadap dunia kerja, digambarkan sebagai suatu faktor

penguat atau menghadirkan paradigma baru dalam dunia kerja.

Sebagai salah satu upaya meningkatkan kinerja karyawannya,

selama ini PT. PLN Jawa Barat, PT. Kereta Api Indonesia, PT. Telkom,

CV. Damri, Pemda Propinsi Jawa Barat dan lain sebagainya telah dan

sedang bekerjasama dengan Pusdiklat Pesantren Daarut-Tauhiid untuk

bekerjasama mengadakan pelatihan manajemen qalbu secara periodik.

Anggapan dasar pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

tim peneliti Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung (UNISBA)

bagaimana Pelatihan Manajemen Qalbu Meningkatkan Kinerja PT.

Telkom Divre III Jawa Barat. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

manajemen qalbu telah menghadirkan makna baru bagi dunia kerja

karyawan PT. Telkom Divre III Jawa Barat. Pengaruh pelatihan

manajemen qalbu terhadap dunia kerja digambarkan sebagai suatu faktor

penguat atau menghadirkan paradigma baru dalam dunia kerja. (sumber

(22)

Berdasarkan pengamatan awal (studi pendahuluan) diketahui

bahwa permintaan (proposal) awal perusahaan/ instansi yang ditujukan

kepada pihak Pusdiklat DT untuk memberikan pelatihan terhadap

karyawan-karyawan mereka tersebut, disebabkan masih rendahnya

tingkat kemampuan pengetahuan, keterampilan, sikap/ perilaku, wawasan

dan produktivitas kerja mereka. Diharapkan dengan adanya pelatihan

manajemen qalbu dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan pengetahuan, wawasan, keterampilan serta produktivitas kerja karyawan.

Rendahnya tingkat kualitas pekerjaan, manajemen kerja yang kurang baik, kreativitas kerja yang rendah, kepercayaan diri yang menurun, sehingga pihak instansi dan perusahaan mengirim karyawan mereka untuk dididik pada Pelatihan Manajemen Qalbu yang

diselenggarakan oleh Pusdiklat Daarut-Tauhiid Bandung Jawa Barat.

Kontrak antara PT. PLN Persero Jawa Barat juga menunjukkan

bahwa sampai saat ini masih dilaksanakan. Kontrak tersebut berlanjut

terus dengan tujuan untuk meningkat kekurangan-kekurangan tersebut.

Sehingga tingkat kemampuan pengetahuan, keterampilan, wawasan dan

produktivitas kerja karyawan menjadi lebih baik.

Pada penelitian ini berupaya meneliti bagaimanakah tingkat efektivitas pelatihan manajemen qalbu yang diselenggarakan Pusdiklat

Pesantren Daarut-Tauhiid terhadap kinerja karyawan pada organisasi dan

perusahaan. Khusus peningkatan kinerja dilingkungan karyawan PT. PLN

(23)

Adapun sistematika alur metode pelatihan manajemen qalbu y^itu. , j/j

X-^ IT. '°

/npi/f, proses dan output terhadap lulusan. Input peserta pelatiha'rf^MQ^

awalnya memiliki aspek-aspek: demotivasi, ream work yang kurang terbentuk, terjadinya konflik internal yang tinggi, serta tidak memahami apa makna hidup (pengetahuan, wawasan, sikap/ perilaku. Aspek-aspek tersebut merupakan alat ukur yang harus dirubah menjadi lebih baik

setelah mengikuti pelatihan MQ.

Aspek output pelatihan MQ diharapkan: memahami makna hidup, mengenal diri sendiri (kepercayaan diri, kreativitas diri, manajemen diri), dan mengenal sang pencipta. Pada aspek ini diharapkan lulusan pelatihan MQ menjadi: tumbuh motivasi, tumbuh rasa kebersamaan dan kerjasama,

tim, konflik internal berkurang, tumbuh kesadaran mendalami

pengetahuan (moralitas, spiritualitas, profesi, saling menghargai), saling percaya, berani berkorban, dan memiliki komitmen terhadap perusahaan

(kerja keras dan kesungguhan).

Gambar

Sistematika Metoda Alur Pelatihan MQ

INPUT

Aspek-aspek standar

masukan

PELATIHAN

MQ OUTPUT

Aspek-aspek

(24)

11

Tabel

Sistematika Metoda Alur Pelatihan MQ

Aspek-aspek Input (masukan)

Demotivasi

Team work kurang terbentuk

(antar karyawan, atasan, dan

bawahan)

Konflik internal yang tinggi

(saling percaya yang menurun,

karakter diri lemah, manajemen

kerja kurang baik).

Kurang/ tidak paham makna

hidup (pemahaman, wawasan,

pengetahuan, perilaku dan

moralitas).

Menurunnya kepercayaan diri

dan karakter diri.

Kurangnya kesadaran untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan keilmuan.

Aspek-aspek Output (keluaran)

Tumbuh motivasi

Tumbuh rasa kebersamaan dan

kerjasama tim (kepercayaan

antara karyawan, atasan dan

bawahan meningkat).

Konflik internal berkurang.

Tumbuh kesadaran untuk

mendalami pengetahuan (moral,

spiritual, profesi).

Saling menghargai antar

karyawan, atasan, dan

bawahan, sehingga timbul

manajemen tim yang baik.

Berani berkorban.

Memiliki komitmen terhadap

perusahaan.

Mengenal diri sendiri (kepercayaan diri membaik,

karakter diri membaik).

(25)

12

Adapun wilayah penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai

berikut:

N. Bidang Garapan

Manajemen x.

Pelatihan \^

SDM SB SFD

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengawasan

Gambar 1

Wilayah Penelitian

Keterangan:

SDM = Sumber daya manusia

SB = sumber belajar

SFD = sumber fasilitas dan dana

Sehubungan dengan hal tersebut maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian empirik terhadap efektivitas pelatihan manajemen

qalbu yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Pesantren Daarut-Tauhiid

dalam hubungannya dengan peningkatan kinerja karyawan, dengan

formulasi judul penelitian sebagai berikut:

EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN QALBU DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN

(26)

13

B. Perumusan Masalah

Secara umum masalah utama dari penelitian ini adalah

bagaimana efektivitas pelatihan manajemen qalbu yang diselenggarakan

oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pondok Pesantren

Daarut-Tauhiid dalam meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara rinci dapat

dirumuskan dalam pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum penyelenggaraan pelatihan manajemen qalbu yang dillaksanakan Pusdiklat Daarut-Tauhiid,

menyangkut:

a. Visi, misi dan tujuan Pusdiklat Daarut-Tauhiid ?

b. Struktur kurikulum, koordinasi dengan instansi/perusahaan

terkait, unsur penyelenggara, peserta dan sarana/prasarana

pelatihan ?

c. Strategi pendekatan pendidikan dan pelatihan manajemen qalbu?

2. Bagaimana tingkat kemampuan pengetahuan, keterampilan,

motivasi, perilaku dan wawasan dari lulusan Pusdiklat Daarut

Tauhiid?

3. Bagaimana hubungan sosial lulusan Pusdiklat Daarut Tauhiid, baik dengan atasan dan mitra kerjanya ?

4. Apakah lulusan Pusdiklat Daarut Tauhiid telah menunjukkan

(27)

14 '' \

5.

Apakah kriteria kinerja lulusan yang dihasilkan Pusdiklat)

daarut-Tauhiid sudah sesuai dengan tuntutan pengguna (perusahaan/

instansi) ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

pelatihan manajemen qalbu yang diselenggarakan oleh Pusdiklat

Pesantren Daarut-Tauhiid dalam hubungannya dengan peningkatan

kinerja karyawan. Kinerja karyawan yang dimaksud adalah karyawan

yang sudah mengikuti pelatihan tersebut

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan secara khusus pada penelitian ini, sebagai

berikut:

a. Mengetahui gambaran umum penyelenggaraan pelatihan

manajemen qalbu yang dillaksanakan Pusdiklat Daarut-Tauhiid,

menyangkut visi, misi, tujuan Pusdiklat DT, kurikulum,

penyelenggara, peserta, sarana dan prasarana pelatihan.

b. Mengetahui tingkat kemampuan pengetahuan, keterampilan, motivasi, perilaku dan wawasan dari lulusan Pusdiklat Daarut

Tauhiid.

c. Mengetahui hubungan sosial lulusan Pusdiklat Daarut Tauhiid, baik

(28)

15

d. Mengetahui

apakah

lulusan

Pusdiklat

Daarut

Tauhiid

telah

menunjukkan peningkatan kinerja (produktivitas).

e. Mengetahui kriteria kinerja lulusan yang dihasilkan Pusdiklat DT

sudah sesuai dengan tuntutan pengguna (perusahaan/instansi).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian setelah menjawab seluruh

permasalahan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagi ilmu administrasi pendidikan: hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pelatihan manajemen qalbu bagi

peningkatan kinerja karyawan.

2. Bagi perusahaan atau instansi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empirik tentang kondisi obyektif kinerja

karyawan perusahaan atau instansi tersebut. Di samping itu dapat

dijadikan sebagai bahan feedback bagi perencanaan terhadap

perbaikan, pengembangan dan peningkatan kinerja karyawan bagi

perusahaan atau instansi lainnya dimasa mendatang.

3. Bagi Daarut-Tauhiid: Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan feedback bagi efektivitas pelatihan manajemen qolbu,

sehingga menjadi lebih berkualitas di masa mendatang.

E. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan cara berpikir peneliti dalam

(29)

16

memberikan kerangka pemikiran yang akan dimmuskannya. Kerangka

berpikir inilah yang akan menjadi pijakan bagi peneliti untuk menjelaskan

aspek-aspek dari efektivitas pelatihan manajemen qalbu dalam

meningkatkan kinerja karyawan dari berbagai organisasi dan perusahaan

yang telah mengikutinya.

Pesantren Daarut-Tauhiid merupakan lembaga pendidikan

non-formal yang bertujuan untuk mewujudkan manusia yang memiliki

kepribadian yang jujur dan beriman kepada Allah SWT selaku pencipta

alam semesta. Sesuai dengan apa yang menjadi tujuan nasional dalam

pendidikan kita, yaitu untuk mewujudkan manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab,

mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, cinta tanah

air, percaya pada diri sendiri, bersikap dan berperilaku inovatif dan

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Pesantren Daarut-Tauhiid selaku pengelola pelatihan manajemen

qalbu memiliki misi pelayanan kepada organisasi dan perusahaan yang ada di masyarakat. Misi tersebut yaitu: (1) menjadikan Pusdiklat DT sebagai institusi pendidikan unggulan terpadu, terkemuka dan mendapat pengakuan serta dukungan masyarakat dalam penyebaran spiritualitas; (2) memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan berperan

(30)

17

Pusdiklat Daarut-Tauhiid (pelatihan manajemen qalbu) berupaya

untuk membantu organisasi dan perusahaan dalam meningkat

produktivitas / kinerja sumber daya manusianya. Sumber daya manusia

(SDM) merupakan sasaran pelatihan manajemen qalbu dalam fungsinya

untuk bekerja sama dengan organisasi dan perusahaan dalam

meningkatkan kualitasnya.

Pelatihan merupakan sarana manajemen untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan produktivitas kinerja sesuai yang

diharapkan perusahaan atau organisasi. Sehingga pelatihan yang efektif

sangat menunjang tercapainya tujuan diinginkan serta perlu adanya

perencanaan pelatihan yang terpadu.

Menurut Randall (1997:328) dalam suatu model pelatihan dalam

meningkat kemampuan angkatan kerja terdapat enam kegiatan yang

saling terintegrasi satu sama lainnya. Keenam model pelatihan dalam

upaya untuk meningkatkan kinerja tersebut meliputi: penentuan

kebutuhan pelatihan; penyusunan sistem pelatihan; pengembangan isi

program pelatihan; pemilihan lokasi program pelatihan; peningkatan

belajar; dan evaluasi efektivitas pelatihan.

Melaksanakan analisis kebutuhan organisasi atau perusahaan

harus merupakan langkah pertama dalam penilaian kebutuhan pelatihan

yang efektif. Ada beberapa kecenderungan yang mempengaruhi tujuan

dari organisasi yang meliputi analisis sumber daya manusia, analisis
(31)

18

bahwa analisis kebutuhan organisasi atau perusahaan dapat

diterjemahkan dalam tujuan organisasi ke dalam estimasi yang tepat dari

permintaan akan kualitas sumberdaya manusianya.

Pada analisis kebutuhan pelatihan ini, menganalisis apa-apa yang

menjadi kebutuhan bagi karyawan. Analisis ini menyangkut: tugas-tugas

yang harus dilakukan oleh karyawan; tugas-tugas yang telah dilakukan;

keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh karyawan; dan

tugas-tugas yang mesti dilakukan tetapi belum terlaksana. Sehingga dari

analisis tersebut dapat dibuat tujuan atau sasaran pelatihan bagi

pengembangan sumberdaya manusia.

Penyusunan sistem pelatihan manajemen qalbu menyangkut pelaksanaan program pelatihan. Pelaksanaan program tersebut menyangkut siapa yang ikut/ peserta dalam pelatihan, para instruktur pelatihan, fasilitas belajar yang mendukung, sistem nilai/ tata nilai selama proses pelatihan dan metode pengajaran yang sesuai dengan harapan

peserta pelatihan.

Ada tiga jenis tujuan belajar yang harus diperhatikan organisasi

adalah pengetahuan kognitif, hasil yang berdasarkan keahlian, dan hasil

yang berpengaruh.

Pengetahuan kognitif menyangkut perubahan penting dalam visi,

misi, strategi dan nilai serta norma dalam organisasi atau perusahaan.

Hasil yang berdasarkan keahlian menyangkut keterampilan teknologi

(32)

19

menyangkut perubahan perilaku, motivasi, norma, nilai, sehingga itu

semua akan mempengaruhi hasil dari belajar.

Memilih suatu lokasi pelatihan yang tepat merupakan upaya

untuk mencapai keberhasilan. Seperti pelaksanaan program pelatihan di

Pusdiklat DT, di organisasi/ perusahaan yang bekerja sama atau

pengambilan tempat di lokasi alam terbuka, pegunungan, vila dan lain

sebagainya. Kesemua lokasi tersebut tergantung pada waktu dan kondisi

serta biaya yang direncanakan sebelumnya. Tempat atau lokasi pelatihan

merupakan bagian dari unsur pelatihan yang sangat menentukan

keberhasilan pelatihan tersebut.

Pelatihan manajemen qalbu merupakan produk dari Pusdiklat Pesantren Daarut-tauhiid yang merupakan bagian dari program lembaga

pendidikan yang melaksanakan tugas untuk pengembangan sumber daya

manusia pada karyawan perusahaan atau organisasi yang telah dan sedang melaksanakan kerja sama dengan Pusdiklat Pondok Pesantren

Daarut-Tauhiid.

Visi, dan misi sangat mempengaruhi penentuan kebutuhan

(33)

20

pada peserta pelatihan (karyawan). Sehingga penentuan sasaran dan

tujuan harus selaras visi dan misi dari lembaga pelatihan itu sendiri.

Sehingga akan menghasilkan strategi pengembangan sumber daya

manusia (SDM) pada Pusdiklat Pondok Pesantren Daarut-Tauhiid

Bandung.

Metoda yang tepat, materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta

pelatihan (karyawan), kurikulum yang diberikan pelatihan, proses dan

bentuk pengajaran, fasilitas belajar, sarana dan prasarana merupakan

unsur-unsur yang sangat berperan dalam upaya mencapai keberhasilan

tujuan dan sasaran pelatihan.

Tahap demi tahap yang dilakukan dalam pelatihan tersebut

sangat mempengaruhi tercapainya tujuan dan sasaran pelatihan. Baik

dari tingkat perencanaan, penetapan sasaran dan tujuan, pengkajian

kebutuhan pelatihan yang telah dijelaskan di atas, pelaksanaan dan

evaluasi merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan saling

memberikan dukungan untuk keberhasilan pelatihan.

Pada tahap pelaksanaan pelatihan manajemen qalbu akan sangat mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pelatihan itu sendiri serta

bagaimana pengawasan dari proses pelaksanaan pelatihan yang

dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai

pelatihan.

Unsur akhir adalah tahap evaluasi pelatihan yang tidak kalah

(34)

',7 \ ? v - \

akhir yang harus dilakukan dalam suatu proses pelatihan. Karena evaluasi

adalah unsur akhir yang dapat memberikan kontribusi terhadap perbaikan

lembaga. Evaluasi yang tepat akan memberikan perbaikan kepada

pelatihan

selanjut.

Namun

bila

evaluasi

yang

dilakukan

salah

penafsirannya akan membawa dampak yang besar terhadap keberhasilan

pelatihan tersebut.

Kesemua unsur yang dikembangkan di atas sangat besar

pengaruhnya terhadap peningkatan produktivitas atau kinerja karyawan

yang mengikuti pelatihan tersebut. Sehingga unsur-unsur tersebut

merupakan indikator keberhasilan dari efektif atau tidaknya pelatihan bagi

peningkatan produktivitas atau kinerja karyawan. Tentu saja akan

berlanjut pada kebutuhan masyarakat, organisasi atau perusahaan

menjadi lebih puas.

Pelatihan yang efektif tentu saja dipengaruhi oleh suatu proses

tahapan pelatihan yang baik pula. Sehingga tahapan proses pelatihan

yang benar maka akan menghasilkan kinerja bagi karyawan, instansi dan

perusahaan. Dengan demikian pihak konsumen dan masyarakat akan

mendapat kepuasan, yang akan memberikan tanggapan positif kepada

pihak Pusdiklat pondok pesantren Daarut-Tauhiid Bandung.

Paradigma pada penelitian ini memberikan gambaran yang jelas

bagaimana pelatihan yang efektif

sangat besar kontribusi untuk

meningkat sumber daya manusia. Pelatihan manajemen qalbu yang
(35)

Daarut-22

Tauhiid yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja/ produktivitas. sumber

daya manusia pada perusahaan dan organisasi yang ada. Dimana

peserta pelatihan yang mengikuti pelatihan ini adalah para karyawan dari

instansi pemerintah/ non pemerintah dan perusahaan-perusahaan baik itu

suwasta maupun BUMN. Dengan harapan bahwa pelatihan ini akan dapat

memberikan nuansa baru dalam dunia pelatihan. Diharapkan pelatihan

manajemen qalbu dapat memberikan yang terbaik kepada masyarakat,

perusahaan dan konsumennya.

Masukan (input) suatu penyelenggaraan pelatihan Pusdiklat

Daarut-Tauhiid menyangkut unsur peserta pelatihan, perangkat kurikulum, pelatih/ nara sumber dan unsur sumber daya yang

kesemuanya tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling kuat

hubungannya untuk keberhasilan dan kesuksesan pelatihan.

Unsur-unsur pada input tersebut merupakan bagian dari proses

pembelajaran. Dimana dalam proses pembelajaran pelatih/ nara sumber/

tenaga pengajar sangat penting posisinya dalam upaya meningkatkan

atau menghasilkan lulusan yang berkualitas. Pelayanan administrasi juga

bagian dari proses untuk menunjang proses pembelajaran agar dapat

memuaskan. Sehingga nantinya diharapkan dapat menghasilkan lulusan

(output)

yang

memperoleh

tambahan

pengetahuan,

keahlian/

keterampilan, wawasan serta peningkatan motivasi kerja peserta.

(36)

23

dapat memenuhi harapan-harapan yang sesuai dengan tuntutan standar

yang diinginkan.

Di samping hal-hal tersebut di atas, juga perlu

peningkatan hubungan sosial yaitu kerjasama dengan atasan, mitra kerja

(rekan sejawat) dan masyarakat serta peningkatan kinerjanya.

Dengan cara membandingkan fenomena lulusan dengan tuntutan

indikator standar kerja yang diinginkan pengguna (perusahaan/ instansi

pemerintah &suwasta), maka diharapkan adanya umpan balik (feed back)

bagi penyelenggaraan pelatihan manajemen qalbu yang merupakan

(37)

24

PARADIGMA PENELITIAN

Visi, misi, tujuan

dan Strategi

PUSDIKLAT DT

r c i N v a u r u i N / A .

LULUSAN k

* (Perusahaan/ Instansi)

I P 0 ^ w

1 1 jk

^r

Fenomena:

1. pengetahuan 2. keterampilan

v

Indikator peningkatan kinerja:

3. motivasi

4. perilaku 1. pengetahuan,

keterampilan, dan

5. wawasan

pengalaman

2. hubungan sosial dengan atasan dan

mitra kerja

iL '

3. produktivitas/ kinerja

la

i i.

(38)
(39)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam pendekatan penelitian kualitatif

dengan metode deskriptif. Penggunaan penelitian dengan metode

deskriptif ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu

untuk

mendeskripsikan dan menganalisa efektivitas pelatihan manajemen

qalbu yang dilaksanakan oleh Pusdiklat Pondok Pesantren

Daarut-Tauhiid Bandung, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Adapun penelitian kualitatif akan menghasilkan grounded theory

dimana teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis-hipotesis

seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar demikian itulah penelitian

bersifat generating theory bukan hypotesis testing, sehingga teori yang

dihasilkan berupa teori substantif (Hadi & Haryono, 1998 :14).

Dalam penelitian kuantitatif diupayakan agar analisis ini

menggunakan pengukuran frekuensi simbol atau atribut, atau

menggunakan bilangan (numerik) agar mengandung makna yang lebih

tepat dari pada menggunakan kata-kata, lebih, kurang, lebih kurang,

bertambah, berkurang, dan Iain-Iain. Sedangkan dalam metode

kualitatif, ada atau tidak adanya suatu atribut dalam analisis isi lebih

penting daripada frekuensi atau bilangan yang diberikan kepada atribut

tersebut (Hadi & Haryono, 1998:14).

(40)

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif axmm^

yang bertujuan mendeskripsikan dan menganalisa data yang diperoleh,

sehingga diharapkan dapat menemukan keefektifan pelatihan

manajemen qalbu, sehingga dapat memperoleh peningkatan kinerja

karyawan dari perusahaan atau organisasi yang mengirimkannya.

Ada beberapa alasan mengenai dilakukannya penelitian kualitatif

menurut Hadi & Haryono (1998:56-57), yaitu: (1) menanggulangi

banyaknya informasi yang hilang, seperti yang dialami oleh penelitian

kuantitatif, sehingga intisari konsep yang ada dalam data dapat

diungkapkan; (2) menanggulangi kecenderungan menggali data empiris

dengan tujuan membuktikan kebenaran hipotesis, akibat dari adanya

hipotesis yang disusun sebelumnya berdasarkan berpikir deduktif

seperti dalam penelitian kuantitatif; (3) menanggulangi kecenderungan

pembatasan variabel, yang diungkapkan sesuai dengan masalah

hipotesis yang disusun sebelumnya seperti dalam penelitian kuantitatif

padahal permasalahan dan variabel dalam penelitian kuantitatif padahal

permasalahan dan variabel dalam masalah sosial sangat kompleks; (4)

menanggulangi adanya indeks-indeks kasar seperti dalam penelitian

kuantitatif yang menggunakan pengukuran enumerasi (perhitungan)

empiris, padahal inti sebenarnya berada pada konsep-konsep yang

timbul dari data.

Selanjutnya Hadi & Haryono (1998: 64-65) mengemukakan

(41)

63

berbeda dengan situasi yang wajar (natural setting), tidak dimanipulasi

oleh angket dan tidak dibuat-buat sebagai kelompok eksperimen; (2)

laporannya sangat deskriptif; (3) mengutamakan proses dan produk; (4)

peneliti sebagai instrumen peneliti (key instrumen); (5) mencari makna,

dipandang dari pikiran dan perasaan responden; (6) mementingkan

data langsung (tangan pertama). Oleh sebab itu, pengumpulan datanya

mengutamakan observasi, partisipasi, wawancara dan dokumentasi; (7)

menggunakan triangulasi, yaitu memeriksakan kebenaran data yang

diperoleh kepada pihak yang lain; (8) menonjolkan rincian yang

kontekstual, yaitu menguraikan sesuatu secara rinci dan tidak

berkotak-kotak; (9) subjek yang diteliti dianggap berkedudukan sama dengan

peneliti,

bahkan

peneliti

belajar kepada

respondennya;

(10)

mengutamakan perspektif emic, yaitu pendapat responden, daripada

pendapat peneliti sendiri (etic); (11) mengadakan verifikasi melalui

kasus yang bertentangan; (12) sampel dipilih secara purposif; (13)

menggunakan audit trail, yaitu memeriksa data mentah, analsis dan

kesimpulan kepada pihak lain, biasanya pembimbing; (14) partisipasi

peneliti tidak mengganggu natural setting; (15) analisis data dilakukan

sejak awal sampai penelitian berakhir; (16) detail penelitian tampil

selama proses penelitian (emergent).

Berdasarkan karakteristik penelitian kualitatif di atas, maka

penelitian ini peneliti langsung berhubungan dengan sumber data dan

(42)

64

tersebut untuk mendapatkan data yang lebih rinci, banyak dan

mendalam.

Penelitian kualitatif juga bersifat menonjolkan proses bukan hasil

yang dicapai dalam penelitian. Penelitian ini berkenaan dengan

pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Pertanyaan tersebut

mengungkapkan suatu proses bukan hasil dari suatu kegiatan.

Penelitian ini dilaksanakan untuk memahami dan menafsirkan

makna suatu interaksi kerja dan perilaku karyawan dari situasi tertentu

menurut pengamatan peneliti.

Menurut Nasution (1996:8-9) menyebut penelitian kualitatif

dengan penelitian naturalistik kualitatif, yang juga menyebutkan bahwa

ada 14 kriteria, antara sebagai berikut: (1) data langsung diambil dari

setting alami; (2) penentuan sampel ditentukan secara purposive; (3)

peneliti sebagai instrumen pokok; (4) lebih menekankan padar proses

dari pada hasil, sehingga bersifat deskriptif analitik; (5) analisa data

secara induktif; (6) mengutamakan makna dibalik data.

B. Populasi dan Sampel

Penelitian yang dilakukan akan pasti memerlukan data dan

informasi dari pihak yang terkait dengan masalah yang perlu

diungkapkan melalui suatu teknik dan alat pengumpul data yang tepat.

Populasi atau sampel merupakan sumber data yang dapat memberikan

(43)

//^ <°,65' '- -.

Pada umumnya bahwa populasi

merupakan resporitiefiry atatt .,*

\ ~ ^

-orang yang sedang diteliti atau sekelompok -orang yang sedang

melakukan aktifitas dalam suatu kondisi. Selain itu populasi/ sampel

dapat juga berupa bukan manusia seperti waktu dan lingkungan

tertentu. Sehingga peneliti seringkali tidak berhadapan dengan

populasi, akan tetapi dipilih sampel dengan teknik sampling.

Menurut Nasution (1982:64) teknik sampling dapat dibagi dua,

yaitu probability dan non probability sampling. Probability sampling

adalah random sampling proportionate, stratified random sampling,

disproportionate stratified random sampling dan area sampling.

Sedangkan yang termasuk dengan non probability sampling ialah

sampling sistematis, sampling quota, sampling aksidental, purposive

sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

Penelitian kualitatif menggunakan teknik "purposive sampling"

dan "snowball sampling", yakni meminta kepada responden dan

menunjukkan orang lain yang dapat memberikan informasi. Dalam

purposive sampling anggota sampel

yang dipilih secara khusus

berdasarkan tujuan penelitiannya, dan ini diharapkan bergulir kepada

responden lain yang sejenis dengan tujuan penelitian (snowball

sampling). Tujuan penggunaan purposive sampling adalah untuk

mendapatkan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian (Lincoln

&Gubs, 1985:202).

(44)

66

Subjek penelitian diambil dari karyawan perusahaan yang telah

mengikuti pelatihan manajemen qalbu yang dilaksanakan oleh

Pusdiklat Pesantren Daarut-Tauhiid. Karyawan yang telah mengikuti

pelatihan yaitu dari berbagai instansi dan perusahaan. Subjek

penelitian yaitu kepada karyawan yang dianggap referesentatif untuk

mewakili karyawan yang lainnya, kemudian para pimpinan, pihak

manajemen, pihak Pusdiklat DT dan yang lainnya.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I bahwa penelitian

ini akan meneliti tentang efektivitas pelatihan manajemen qalbu dalam

meningkatkan kinerja karyawan di PT PLN Jawa Barat. Lokasi

penelitian yaitu di Pusdiklat Pondok Pesantren Daarut-Tauhiid yang

terletak di Kota Bandung. Adapun penelitian yang dilakukan meliputi bidang dan sub-sub bidang yang berkaitan dengan perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan kinerja yang dihasilkan dari pelatihan

manajemen qalbu, yang meliputi bidang-bidang sebagai berikut:

1. Pondok pesantren Daarut-Tauhiid secara menyeluruh.

2. Bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia

3. Pusdiklat pesantren Daarut-Tauhiid

4. Bidang akademik Pusdiklat

5. Bidang administrasi umum

6. Bidang media dan produk

(45)

67

8. Para pimpinan instansi terkait (PT PLN)

9. Dll.

Jumlah populasi alumni Pusdiklat DT di lingkungan PT PLN

Jawa Barat

sampai dengan 2001 telah meluluskan sebanyak 8

angkatan. Dimana setiap angkatan Pusdiklat DT telah menghasilkan

lulusan 110 orang karyawan PT PLN Jawa Barat. Keseluruhan dari

karyawan PT PLN Jawa Barat yang telah mengikuti pelatihan Pudiklat

DT berjumlah 880 orang karyawan. Dengan prinsip purposive dan

snowball sampling, penulis memilih responden sebagai sampel yang

diperkirakan akan mewakili populasi tersebut. Kemudian penulis juga

menetapkan mitra kerja dan atasan alumni sebagai responden

pelengkap. Adapun untuk melihat lebih jelasnya sumber data

(46)
[image:46.595.91.485.82.561.2]

68

Tabel : Responden Penelitian Kinerja Karyawan

No Unit Kerja Responden Jumlah

1 UPP Cab. Bandung 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

7 orang 3 orang 4 orang

2 UPP Cab. Cimahi 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

7 orang

3 orang

4 orang

3 UPP Bale Endah 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang

2 orang 2 orang

4 UPP Bandung Utara 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang

j

2 orang

2 orang

5 UPP Bandung Barat 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang 2 orang 2 orang

6 UPP Ujung Berung 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang

2 orang 2 orang

7 UPP Bandung Timur 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

4 orang 2 orang

3 orang

8 UPP Majalaya 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang 2 orang 2 orang

9 UPP Bandung selatan 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang 2 orang 2 orang

10 UPP Cicalengka 1. Alumni

2. Atasan

3. Mitra kerja

3 orang 2 orang 2 orang

JUMLAH 86 orang

C. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan penelitian lapangan dan studi kepustakaan. Kedua cara

tersebut adalah untuk saling melengkapi dan mendukung atas

(47)

Cara yang berkaitan dengan studi kepustakaan adalah dengan

melakukan pengumpulan data melalui buku-buku literatur,

Catalan--kuliah, surat kabar, koran, majalah, jurnal dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan masalah yang diambil.

Adapun teknik pengumpulan data dengan penelitian lapangan

dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada obyek yang diteliti

untuk memperoleh data yang tepat dalam penelitian ini.

Penelitian

dilakukan langsung pada obyek yang ingin diteliti dalam hal ini adalah

lembaga pelatihan pondok pesantren daarut-tauhiid Bandung.

Adapun teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

tersebut, maka dipergunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1) Angket, pengumpulan data dengan mempergunakan angket yang

tersebar kepada seluruh responden. Pernyampaiannya dapat

dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Peneliti akan

mengajukan secara langsung kepada alumni pelatihan manajemen

qalbu Pusdiklat Daarut-Tauhiid. Penjaringan data dilakukan dengan

pertanyaan-pertanyaan

yang

menyangkut

pemanfaatan

pengetahuan, keterampilan, sikap/ perilaku, kompetensi karyawan,

profesionalisme

penyelenggara,

serta

faktor

lain

yang

mempengaruhi kinerja lulusan Pusdiklat Daarut-Tauhiid.

2) Dokumentasi, pengumpulan data dengan didasarkan pada

(48)

70

dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Berdasarkan pendapat

Lincoln dan Guba (Maleong 2000:161) penggunaan dokumen

antara lain dengan alasan: a) dokumen merupakan sumber yang

stabil, kaya dan mendorong; b) berguna sebagai 'bukti' untuk suatu

pengujian; c) sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya

yang alamiah, sesuai dengan konteks; d) tidak reaktif sehingga

tidak sukar ditemukan dengan teknik kajian isi; e) hasil pengkajian

isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh

pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki.

Studi dokumentasi dilkukan untuk menjaring data tentang kriteria

akademik peserta pelatihan dan penyelenggara Pusdiklat DT.

3) Wawancara, dengan melakukan penyebaran daftar pertanyaan

melalui teknik wawancara langsung kepada responden yang terdiri

dari alumni, atasannya alumni, dan mitra kerja alumni.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

terutama menekankan khususnya terhadap makna dari suatu peristiwa

yang diamati dan informasi yang terjaring, hal ini disebabkan data

kualitatif lebih merupakan deskripsi kenyal (thick description) (Bogdan &

Biklen, 1982 : 36) serta tampil lebih menekankan dalam bentuk

kata-kata dari pada angka-anngka (Miles dan Huberman, 1984 : 1). Dalam

(49)

71

atau pembahasannya yang juga dilakukan secara kualitatif dalam

bentuk narasi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini,

sebagaimana dianjurkan oleh Miles dan Huberman (1984 : 23) yaitu

menyangkut beberapa hal:

1. Pengumpulan

data

melalui

berbagai

cara

seperti

studi

dokumentasi, pengamatan, wawancara dan angket (kuesioner).

2. Data mentah yang terkkumpul kemudian direduksi melalui proses

pemilihan dan pemilahan, pemusatan, penyederhanaan, abstraksi

dan transformasi.

Beberapa teknik yang

membentu

dalam

pereduksian data antara lain : membuat ringkasan data, catatan

lapangan, pembuatan kode (coding), pembuatan tema, katagori,

klaster partisi atau penulisan memo.

3. Tampilan data dilakukan dalam bnetuk kata-kata yang dikenal

sebagai teks naratif atas informasi atau kejadian yang diamati.

Tampilan data hanya sebagai pembantu dan acuan dalam proses

pereduksian dan pemahamannya.

4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan. Sebagai tahap akhir dalam

penelitian ini dilakukan verifikasi dan pembahasan untuk

meningkatkan obyektivitas hasil penelitian yang selanjutnya ditarik

(50)

72

E. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan untuk menjaring

berbagai informasi menyangkut: 1) tahap orientasi; 2) tahap eksplorasi;

dan 3) tahap member check (Nasution, 1996:33-34).

1. Tahap Orientasi

Tahap pertama ini bertujuan untuk memperoleh gambaran data

yang lengkap dan jelas sesuai dengan masalah yang hendak di teliti.

Kegiatannya dimulai dengan penjajagan lapangan untuk menentukan

fokus penelitian. Setelah itu dimatangkan dalam suatu seminar desain

sesuai dengan Program Pasca Sarjana dengan pembimbing yang telah

ditentukan.

2. Tahap Eksplorasi

Tahap eksplorasi yaitu dengan cara mengumpulkan data dari

sumber-sumber informasi yang dianggap relevan. Pengumpulan

informasi ini dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan studi

dokumentasi.

Pengumpulan data dilakukan untuk menggali data secara

empirik dengan cara lebih mendalam dan komprehensif dengan upaya

mendapatkan data yang akurat, lengkap dan terpercaya. Upaya ini

melalui pendekatan yang dinamis, kekeluargaan, penuh dengan

kaidah-kaidah, memiliki tatakrama, dan penuh dengan rasa keakraban

(51)

Untuk mengetahui data yang masuk maka pada tahap ini juga

dilakukan analisis dengan cara mereduksi catatan lapangan yang

terkumpul serta merangkum

permasalahan yang dianggap penting

secara lebih sistematis.

3. Tahap Member Check

Tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran data dan

informasi yang telah dikumpulkan agar hasil temuan penelitian lebih

dapat dipercaya. Pengecekan data dan informasi ini dilakukan dengan

cara: (a) mengkonfirmasikan kembali hasil data kepada semua sumber

data baik itu alumni, atasan alumni, dan mitra kerjanya; (b) meminta

koreksi hasil yang telah dicatat dari observasi kepada sumber data

tertentu; (c) melakukan triangulasi dengan pihak-pihak yang relevan.

Pada akhir tahap penelitian ini dilakukan pengujian kredibilitas

terhadap hasil penelitian dengan mendiskusikan kembali dengan

semua sumber data yaitu manajernya, pelaksananya,

supervisor,

pimpinan pondok pesantren daarut-tauhiid secara keseluruhan,

karyawan perusahaan/ organisasi serta pihak-pihak yang terkait

lainnya.

F. Validitas dan Reliabilitas Data

Pada penelitian kuantitatif untuk mengukur keabsahan atau

tingkat kepercayaan data hasil temuan penelitian, digunakan uji

validitas dan reliabilitas, yaitu mencari derajat keajegan dan ketepatan

(52)

74

kualitatif, validitas eksternal dinyatakan dalam transferability; sedang

reliabilitas dinyatakan dalam dependability; dan objektivitas dinyatakan

confirmability (Lincoln and Cuba, 1985: 288).

Cara-cara memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal),

transferabilitas (validitas eksternal), dependabilitas (reliabilitas), dan

konfirmabilitas/ obketivitas (Nasution, 1996:114), sebagai berikut:

1. Kredibilitas (Validitas internal)

Untuk mencapai kredibilitas atau kebenaran data yang

diperoleh dan mencari kecocokan antara konsep peneliti dengan

konsep responden dilakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Triangulasi, yaitu mengecek kebenaran data dengan cara

membandingkan dengan data atau informasi yang didapat dari

sumber lain, pada berbagai fase lapangan dengan menggunakan

metode yang berlainan.

b. Membicarakannya dengan orang lain/ kolega (peer debriefing).

Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan catatan lapangan, baik

dengan kolega maupun sesama profesi, misalnya dengan sesama

karyawan. Kemudian juga membicarakannya dengan atasan alumni

sehingga mendapatkan data yang sebenarnya. Dari kegiatan ini

diharapkan ada masukan-masukan dan pandangan obyektif dan

netral, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil

(53)

75

c. Penggunaan bahan referensi. Bahan referensi yang dimaksud

adalah hasil rekaman untuk mendapatkan gambaran lengkap

tentang informasi yang diberikan oleh narasumber dan diupayakan

untuk memahami apa yang disampaikan, agar kemungkinan

kesalahan sangat kecil.

d. Melakukan member check. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mendapatkan keyakinan terhadap data/ informasi yang diberikan

oleh narasumber, perlu selalu dikonfirmasikan sehingga tidak terjadi

kekeliruan yang berarti. Data /informasi yang didapat apabila ada

kekurangan akan ditambah dan diperbaiki bersama dengan

narasumber.

2. Transferabilitas (Validitas eksternal)

Transferabilitas yaitu melihat sampai sejauh mana hasil

penelitian dapat digunakan dalam situasi yang lain. Bagi peneliti

naturalistic, transferability tergantung pada si pemakai, yakni hingga

manakah hasil penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dan

situasi tertentu (Nasution, 1996:118-119)

3. Dependabilitas (Reliabilitas)

Hasil penelitian ini memiliki dependabilitas atau reliabilitas

tergantung pada kemungkinan orang lain mengulangi penelitian yang

sama dengan memperoleh hasil yang sama pula. Oleh karena itu perlu

(54)

76

(2).pilihan informan; (3) situasi dan kondisi sosial; (4) definisi konsep;

(5).metode pengumpulan dan analisis data.

4. Konfirmabilitas (Objektivitas)

Untuk memperoleh keyakinan terhadap kebenaran data maka

penelitian ini harus memiliki persyaratan objektivitas.

Hasil temuan

penelitian yang telah diuji objektivitas sebelumnya, dilakukan

pemeriksaan ulang untuk meyakinkan pokok-pokok hasil temuan

penelitian yang dilaporkan (audit trail). Pemeriksaan ulang tersebut

menyangkut: (1). Data mentah berupa catatan lapangan atau laporan

lapangan; (2). hasil analisis data berupa rangkuman dan

konseo-konsep; dan (3). Catatan mengenai proses penelitian secara utuh.

G. Upaya Mencari Kesahihan Hasil Penelitian

Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian kualitatif dapat

dilakukan dengan berbagai cara. Kebenaran/ kesahihan hasil penelitian

naratif dapat diukur dengan dengan kredibilitas (validitas internal). Hal ini

senada dengan yang diungkapkan oleh Lincoln dan Guba (1985:301-304),

bahwa tingkat kepercayaan atau kesahihan suatu penelitian naturalistik

dapat diukur melalui kriteria yaitu kredibilitas (validitas internal) dalam

penelitian. Ukuran dari kriteria kebenaran data penelitian naturalistik yaitu

melalui validitas internal. Hal ini maksudnya adalah bahwa kecocokan

konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden maupun pada

sumber literatur. Kebenaran/ kesahihan penelitian ini dapat dipercaya

(55)

77

kredibilitas yang dimaksud adalah mengungkapkan hasil penelitian yang

sesungguhnya nyata terjadi.

Adapun upaya mewujudkan hasil demikian, maka dilakukan

proses penelitian sebagai berikut:

a. Triangulasi,

yaitu mengecek kebenaran data dengan cara

membandingkan dengan data atau informasi yang didapat dari

sumber lain, pada berbagai fase lapangan dengan menggunakan

metode yang berlainan.

b. Membicarakannya dengan orang lain/ mitra kerja/ kolega (peer

debriefing). Kegiatan ini dilakukan untuk membicarakan catatan

lapangan, baik dengan kolega maupun sesama profesi, misalnya

dengan sesama karyawan. Kemudian juga membicarakannya

dengan

atasan alumni

sehingga

mendapatkan

data yang

sebenarnya. Dari kegiatan ini diharapkan ada masukan-masukan

dan pandangan obyektif dan netral, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kualitas hasil penelitian.

c. Penggunaan bahan referensi. Bahan referensi yang dimaksud

adalah hasil rekaman untuk mendapatkan gambaran lengkap

tentang informasi yang diberikan oleh narasumber dan diupayakan

untuk memahami apa yang disampaikan, agar kemungkinan

kesalahan sangat kecil.

d. Melakukan member check. Kegiatan ini dimaksudkan untuk

(56)

78

oleh narasumber, perlu selalu dikonfirmasikan sehingga tidak

terjadi kekeliruan yang berarti. Data /informasi yang didapat apabila

ada kekurangan akan ditambah dan diperbaiki bersama dengan

narasumber.

Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat memberikan

kesahihan/ kebenaran yang kuat. Melalui triangulasi, member check,

referensi yang tepat serta mewawacarai dan sekaligus menyebarkan

angket kepada mitra kerja dan atasan responden. Hal demikian akan

memberikan tingkat kesahihan yang kuat bagi penelitian ini. Metodologi di

atas merupakan salah satu metode yang digunakan dalam penelitian

kualitatif dimana antara kondisi lapangan yang terjadi sebenarnya,

relevansi penelitian serta kesesuaian dengan tujuan penelitian yang

(57)
(58)

BABVi

KESIMPULAN, 1MPLIKASI DAN REKOMENDASI

Bab ini mengemukakan kesimpulan dan rekomendasi yang

didasarkan atas hasil penelitian yang dilaksanakan. Kesimpulan di sini

adalah lebih merupakan pemaknaan secara terpadu terhadap seluruh

hasil penelitian, yaitu efektivitas pelatihan manajemen qalbu dalam upaya

meningkatkan kinerja karyawan melalui kajian data empirik dari kuesioner,

wawancara dan studi dokumentasi.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan

pada bab IV, maka dapat disajikan kesimpulan, sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pelatihan MQ yang diselenggarakan oleh Pusdiklat

Daarut-Tauhiid

merupakan bentuk karya nyata dari umat Islam

umumnya dan kalangan pesantren khususnya yang disumbangkan

kepada umat manusia umumnya dan kepada instansi/ perusahaan

khususnya. Pusdiklat DT telah menunjukkan jati dirinya bahwa

pesantren tidak lagi identik dengan kegiatan-kegiatan yang sifatnya

klasik dan ritual belaka, bahkan pesantren memberikan sumbangsinya kepada kemajuan dunia modern.

2. Penyelenggaraan

Pusdiklat

DT

sudah

menunjukkan

tingkat

profesionalitas yang cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya

(59)

186

instansi pemerintah maupun suasta, baik itu untuk wilayah Bandung

maupun nasional untuk bekerja sama dengan Pusdiklat DT dalam

periodik tertentu. Instansi-instansi tersebut telah melakukan kontrak

pertriwulan, persemester dan pertahunan untuk mendidik karyawannya

pada Pusdiklat Daarut-Tauhiid.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan manajemen qalbu yang

diselenggarakan Pusdiklat DT sangat signifikan pengaruhnya terhadap

kinerja (produktivitas kerja) karyawan.

B. Implikasi

Implikasinya bagi Pusdiklat Daarut-Tauhiid adalah harus dapat

mempersiapkan diri lagi terhadap kemajuan-kemajuan di masa

mendatang, karena alur informasi dan modernisasi akan pasti

mempengaruhi perkembangan Pusdiklat DT. Oleh karenanya proses

pengkaderan pengelola Pusdiklat DT terus dilakukan untuk menyongsong

hari yang lebih menantang.

Pelatihan manajemen qalbu memberikan nuansa baru bagi

perkembangan lembaga pelatihan yang ada. Pelatihan yang menitik

beratkan kepada pembersihan hati (qalbun salim) akan dapatmemberikan

kontribusi yang terbaik bagi umat dan negara ini

Gambar

Tabel : Responden Penelitian Kinerja Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

Tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian dari Nugroho (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

Penyelesaian Sengketa antara PT.Inecda Plantation dengan Masyarakat Adat Sungai Parit dilakukan dengan mediasi pertama kali pada Tanggal 15 Januari 2013 dimediasi

• Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang mengurutkan dan menuliskan urutan peristiwa pada teks (Bahasa Indonesia KD 3.8 dan 4.8) serta

Dari definisi teori-teori diatas dapat kita disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem kerja yang terdiri dari hardware, software, jaringan, komputer, sumber daya

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

Peraturan Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik dan Dokumentasi di Lingkungan Komisi Aparatur

Sebagai wahana advokasi lingkungan hidup, WALHI merupakan alat untuk memperjuangkan pemenuhan keadilan, pemerataan, pengawasan rakyat atas kebijakan pengelolaan sumber daya

Hal ini dikarenakan secara garis besar, industri hulu Minyak Kelapa Sawit sudah terintegrasi dengan perkebunan Kelapa Sawit yang siap memberikan supply Tandan Buah Segar setiap