PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP ENERGI
(PTK Di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SITI LATHIFAH 0909116
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI
(PTK Di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang)
Oleh
Siti Lathifah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Siti Lathifah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI ABSTRAK
Siti Lathifah (2013) Penerapan Model Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Energi (PTK di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang).
Penelitian ini berawal dari permasalahan mengenai proses pembelajaran siswa di kelas, yaitu: siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, siswa malas berpikir secara mandiri dan malas bekerjasama dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah. Ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di kelas, sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di kelas yaitu dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya pada konsep energi. Secara spesifik rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi?. 2) Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi?. Sedangkan tujuan penelitian yang ingin dicapai secara umum adalah mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep energi. Adapun tujuan penelitian secara spesifik adalah: 1) Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi. 2) Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK ini dilakukan melalui beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Sehingga dapat diketahui perkembangannnya dan dapat diperbaiki pada siklus berikutnya jika masih ada permasalahan yang belum teratasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 56,3 dan persentase 38,8% dengan kategori rendah, pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 65,2 dan persentase 55,5% dengan kategori cukup, selanjutnya pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 80,2 dan persentase 86,1% dengan kategori baik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran konstruktivisme pada pembelajaran IPA pada konsep energi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat direkomendasikan kepada guru dan kepala sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan yang diharapkan.
Kata Kunci: Penerapan Model Pembelajaran, Model Pembelajaran
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI DAFTAR ISI
Hal
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ...ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GRAFIK ...vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN IPA PADA KONSEP ENERGI ... 6
A. Model Pembelajaran Konstruktivisme ... 6
B. Hakekat Pembelajaran IPA di SD ... 14
D. Hasil Belajar ... 19
E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 20
F. Kerangka Berpikir ... 21
G. Hipotesis ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Metode Penelitian Tindakan Kelas... 23
B. Prosedur Penelitian ... 24
C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 32
D. Definisi Operasional ... 32
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Persiapan Penelitian ... 42
B. Pelaksanaan Penelitian ... 42
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 75
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79
E. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 84
A. Kesimpulan ... 84
B. Rekomendasi ... 86
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Siti Latifah, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia anak adalah dunia nyata. Tingkat perkembangan mental anak
selalu dimulai dengan tahap berpikir nyata. Mereka selalu melihat objek atau
peristiwa yang di dalamnya memuat sejumlah konsep atau materi beberapa
mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memuat sejumlah konsep atau
materi tersebut adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
„IPA adalah ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis, berlaku
umum (universal) dan merupakan kumpulan data hasil observasi dan
eksperimen‟(Carin dan Sund, dalam Trianto, 2007:100). Hal tersebut sejalan
dengan kurikulum KTSP bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan” (Depdiknas, 2006).
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Salah satu tujuan kurikuler mata pelajaran
IPA di Sekolah Dasar (SD) adalah “mengembangkan keterampilan proses
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI keputusan” (Depdiknas, 2006:48). Oleh karena itu pembelajaran IPA
ditekankan agar berorientasi pada siswa.
Sedangkan pada kenyataannya, berdasarkan hasil pengamatan
mengenai proses pembelajaran IPA di kelas IV SDN Cisangku Kecamatan
Curug Kota Serang, kebanyakan siswa malas berpikir secara mandiri dan
malas bekerjasama dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah. Hal
tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di
dalam kelas.
Berdasarkan permasalahan di atas diperlukan suatu model pembelajaran
yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara aktif,
dapat memahami dan menerapkan pengetahuan, dan bekerjasama dalam
kelompok diskusi.
Model pembelajaran konstruktivisme merupakan model pembelajaran
yang mengatakan bahwa belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan
melalui keterlibatan fisik dan mental siswa secara aktif. Slavin (Trianto,
2007:27) mengemukakan bahwa konstruktivisme adalah „teori perkembangan
kognitif yang menekankan peran aktif siswa dalam membangun pemahaman
mereka dalam realita.‟ Dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme proses pembelajaran beralih menuju student-centered yang
menekankan bahwa dalam proses pembelajaran siswa sendirilah yang akan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Syahriani (2010)
membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.
Maka atas dasar itulah, peneliti mencoba mengembangkan model
pembelajaran konstruktivisme dalam studi Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Kunandar (2011:45) mengatakan bahwa “PTK adalah penelitian tindakan
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
kelas.”
PTK ini akan dilaksanakan di kelas IV SDN Cisangku Kecamatan
Curug Kota Serang, dengan judul penelitian “Penerapan Model
Pembelajaran Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Konsep Energi (PTK di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug
Kota Serang).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu adanya pembatasan
masalah agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan masalah-masalah
yang ada, maka secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah
bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran konstruktivisme
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA khususnya
pada konsep energi?.
Secara spesifik rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI 2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai secara umum adalah:
mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model pembelajaran
konstruktivisme dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep energi.
Adapun tujuan penelitian secara spesifik adalah:
1. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi.
2. Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme pada konsep energi.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi Siswa:
a. Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunkan
model pembelajaran konstruktivisme khususnya pada konsep energi.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan belajar secara
aktif membangun pengetahuannya sendiri dan bekerjasama dalam
kelompok diskusi.
2. Bagi Guru:
b. Menyediakan deskripsi atau contoh model pembelajaran yang tepat dan
bersifat inovatif khususnya pada mata pelajaran IPA.
3. Bagi Peneliti:
a. Menyediakan temuan atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
b. Sebagai bahan untuk diskusi dan kajian bersama tentang model
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Tindakan Kelas
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK memiliki tiga unsur atau
konsep, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah aktivitas
mencermati suatu objek tertentu dengan menggunakan metode ilmiah
untuk menyelesaikan suatu masalah. Tindakan adalah aktivitas yang
sengaja dilakukan dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar. Kelas adalah sekelompok siswa yang menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru dalam waktu yang sama (Kunandar,
2011:45).
“PTK adalah penelitian yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan” (Kunandar, 2011:45).
Dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. PTK termasuk
penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat
kuantitatif, meskipun uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata.
Peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data dan proses
sama pentingnya dengan produk.
Perhatian penelitian diarahkan kepada pemahaman bagaimana
berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati,
dalam Kunandar, 2011:46). Penelitian dapat dilakukan secara mandiri,
tetapi lebih baik jika dilaksanakan secara kolaboratif, baik dengan teman
sejawat, kepala sekolah, pengawas, widyaiswara, dosen, dan pihak lain
yang relevan dengan PTK. Dalam penelitian ini peneliti akan
berkolaboratif dengan guru kelas.
PTK memiliki beberapa karakteristik, diantaranya yaitu: berorientasi
pada pemecahan masalah; masalah yang diteliti adalah masalah riil;
dilakukan melalui beberapa siklus (perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi); dan berorientasi pada peningkatan mutu (Kunandar,
2011:58). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PTK
adalah penlitian yang dilaksanakan berdasarkan permasalahan nyata yang
terjadi di kelas dan bertujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelas.
Adapun tujuan dari PTK adalah memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di kelas; meningkatan kualitas praktik pembelajran di kelas
secara terus menerus; alat untuk memasukan pendekatan tambahan atau
inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan; dan
meningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran di kelas (Kunandar, 2011:63).
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan melalui proses
yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat “momentum”
esensial, yaitu penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi
(Kemmis dan Mc.Taggart, dalam Kunandar, 2011:70).
Prosedur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah model spiral dari Kemmis dan Mc.Taggart (Arikunto, 2010:16).
Adapun siklus model Kemmis dan Mc.Taggart ini dilakukan secara
berulang dan berkelanjutan seperti pada gambar di bawah ini:
Gambar 3.1
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
SIKLUS I
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
SIKLUS II
Perencanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi SIKLUS III
Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
(Kemmis dan Mc.Taggart, dalam Arikunto, 2010:16)
1. Pra Siklus
a. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPA sesuai dengan kondisi nyata. Kegiatan ini
dilakukan untuk menentukan permasalahan yang dialami oleh siswa,
dan mengumpulkan data awal tentang aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPA.
b. Refleksi
Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan analisis
dan diskusi terhadap hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPA. Selanjutnya peneliti bersama guru mitra sepakat
untuk menggunakan model pembelajaran konstruktivisme pada
siklus I.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme dalam pembelajaran IPA pada konsep energi panas,
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI belajar siswa, dan membuat alat evaluasi berupa tes objektif jenis
pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sesuai
dengan RPP yang telah dibuat, yaitu sebagai berikut:
1. Bagian awal guru melakukan apersepsi dengan mengenali
konsepsi awal yang dimiliki siswa dengan melakukan tanya
jawab dengan menghubungkan pengalaman sebelumnya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Guru menyediakan alat dan bahan dalam kehidupan sehari-hari
yang mampu menghasilkan energi panas.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
eksperimen dan diskusi.
4. Siswa melaporkan hasil eksperimen dan diskusinya pada lembar
kerja siswa.
5. Siswa mengaplikasikan pemahaman konseptualnya melalui
kegiatan menarik kesimpulan tentang konsep energi panas yang
dan mempresentasikannya.
6. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan
7. Guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada konsep energi panas dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme dari awal sampai akhir
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas
belajar siswa sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar
observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada
siklus berikutnya.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra menganalisis data dan
melakukan evaluasi terhadap data yang telah terkumpul dalam
tahapan observasi yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya.
3. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada siklus I, maka peneliti dan guru mitra
merencanakan penelitian pada siklus II sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA pada
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI observasi aktivitas belajar siswa, dan membuat alat evaluasi berupa
tes objektif jenis pilihan ganda untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses pembelajar
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sesuai
dengan RPP yang telah dibuat, yaitu sebagai berikut:
1. Pada bagian awal guru melakukan apersepsi dengan mengenali
konsepsi awal yang dimiliki siswa dengan melakukan tanya
jawab dengan menghubungkan pengalaman sebelumnya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Guru menyediakan alat dan bahan dalam kehidupan sehari-hari
yang mampu menghasilkan energi bunyi.
3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
eksperimen dan diskusi.
4. Siswa melaporkan hasil eksperimen dan diskusinya pada lembar
kerja siswa.
5. Siswa mengaplikasikan pemahaman konseptualnya melalui
kegiatan menarik kesimpulan tentang konsep energi bunyi yang
dan mempresentasikannya.
6. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan
7. Guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran.
c. Observasi
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada konsep energi bunyi dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme dari awal sampai akhir
pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah aktivitas
belajar siswa sudah sesuai dengan lembar observasi atau tidak,
sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra menganalisis data dan
mengevaluasi data yang telah terkumpul dalam tahapan observasi
yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sebagai
bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam
siklus berikutnya.
4. Siklus III
Berdasarkan refleksi pada siklus II, maka peneliti dan guru mitra
merencanakan penelitian pada siklus III sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan menggunakan
model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA pada
konsep energi alternatif, membuat lembar kerja siswa, membuat
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI berupa tes objektif jenis pilihan ganda untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
b. Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan proses belajar mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme sesuai
dengan RPP yang telah dibuat, yaitu sebagai berikut:
1. Pada bagian awal guru melakukan apersepsi dengan mengenali
konsepsi awal yang dimiliki siswa dengan melakukan tanya jawab
dengan menghubungkan pengalaman sebelumnya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
diskusi tentang manfaat energi alternatif dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Siswa melaporkan hasil diskusinya pada lembar kerja siswa.
4. Siswa mengaplikasikan pemahaman konseptualnya melalui
kegiatan menarik kesimpulan tentang konsep energi alternatif dan
mempresentasikannya.
5. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan latihan
soal tentang konsep energi alternatif.
6. Guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran.
Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada konsep energi alternatif dengan
menggunakan model pembelajaran konstruktivisme dari awal sampai
akhir pembelajaran.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra menganalisis data dan
mengevaluasi data yang telah terkumpul dalam tahapan observasi
yaitu aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme.
C. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa
kelas IV SDN Cisangku Kecamatan Curug Kota Serang pada
pembelajaran IPA khususnya pada konsep energi dengan menggunakan
model pembelajaran Konstruktivisme.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cisangku Kecamatan Curug
Kota Serang, dan dengan berbagai pertimbangan peneliti memilih kelas
IV sebagai kelas tempat melakukan penelitian. Dalam penelitian ini,
peneliti bertindak sebagai observer yang mengamati dan sekaligus
sebagai model (guru) dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan Guru
kelas IV bertindak sebagai observer yang mengamati jalanya kegiatan
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah-istilah
dalam penelitian ini, maka di bawah ini dijelaskan beberapa istilah yang
terdapat dalam penelitian dengan tujuan untuk menyamakan persepsi.
1. Model Pembelajaran Konstruktivisme
Model pembelajaran konstruktivisme adalah suatu model
pembelajaran yang mengatakan bahwa dalam suatu proses belajar
mengajar siswa sendiri aktif secara mental membangun pengetahuannya
yang dilandasi oleh struktur kognitif yang dimilikinya. Dalam hal ini
pendidik hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam
pembelajaran. Penekanan tentang belajar mengajar lebih berfokus pada
suksesnya siswa mengorganisasi pengalaman mereka, bukan pada
ketepatan siswa dalam melakukan replikasi atas apa yang dilakukan
pendidik.
Adapun tahap-tahap pembelajaran model pembelajaran
konstruktivisme dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Tahap apersepsi: Siswa diberi motivasi untuk mengemukakan
pengetahuan yang dimilikinya tentang energi yang akan dipelajari.
b. Tahap eksplorasi: Siswa diberi kesempatan untuk menemukan
sendiri energi yang akan dipelajari melalui kegiatan yang dirancang
c. Tahap diskusi dan penjelasan energi: Siswa memberi penjelasan
tentang energi yang ditemukannya, dan diperkuat dengan keterangan
guru.
d. Tahap pengembangan aplikasi: Guru memberikan kegiatan yang
memungkinkan siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya
tentang energi.
Berdasarkan hal tersebut dalam proses pembelajaran dibutuhkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, buku
panduan belajar siswa, dan media pembelajaran yang dapat menunjang
proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat perkembangan mental yang lebih baik
jika dibandingkan pada saat sebelum belajar. “Hasil belajar adalah hasil
yang diperoleh setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata
pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif” (Kunandar,
2011:276). Dalam penelitian ini, yang dimaksud hasil belajar adalah
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya pada konsep
energi dan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran berdasarkan
lembar observasi.
3. Konsep Energi
Konsep energi yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI deskripsi energi panas dan energi bunyi yang terdapat di lingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya, dan penjelasan bebagai energi alternatif dan
penggunaannya.
Semua yang dapat menghasilkan panas disebut sumber energi
panas. Lilin yang menyala merupakan salah satu sumber energi panas.
Energi panas dapat berpindah dari sumbernya ke tempat lain. Seperti
panas dari matahari berpindah ke bumi sehingga permukaan bumi
menjadi hangat. Energi bunyi adalah semua getaran benda yang dapat
menghasilkan bunyi. Bunyi dapat merambat dari sumber bunyi ke
tempat lain melalui media. Media perambatan bunyi adalah benda gas,
cair dan benda padat. Sedangkan matahari, air, angin dan panas bumi
merupakan sumber dari energi alternatif. Energi alternatif sangat
menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan energi yang makin besar.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan “alat yang digunakan dalam melakukan
penilaian/pengukuran/evaluasi terhadap pencapaian kompetensi peserta
didik” (Trianto, 2007:93). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan tes.
1. Observasi
Observasi adalah “kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”
(Kunandar, 2011:143). Observasi dapat dilaksanakan dengan pedoman
observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, alat
perekam elektronik atau pemetaan kelas (Mill, dalam Kunandar,
2011:143).
Dalam peneliti ini peneliti menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa di kelas yang terdiri dari beberapa aspek. Hal ini
dimaksudkan agar tindakan berjalan sesuai perencanaan dan sistematis.
[image:27.595.119.510.243.749.2]Berikut format lembar observasi yang digunakan peneliti:
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Konstruktivisme
No
Aspek Yang
Diamati Aspek Yang Dinilai
1 Apersepsi a. Mengajukan pertanyaan
b. Menjawab pertanyaan / tanggapan
2 Eksplorasi
a. Keberanian dalam mengungkapkan pengetahuan
b. Mau berpikir untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang diberikan guru
3
Diskusi dan
penjelasan
konsep
a. Dapat menyampaikan ide/pendapat dalam diskusi
kelompok
b. Berperan aktif dalam diskusi kelompok
4 Aplikasi
a. Dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya
b. Dapat menyelesaikan soal dengan benar
Penjelasan tambahan:
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI Peneliti
2. Tes
Tes adalah „pengambilan data yang berupa informasi mengenai
penegetahuan, sikap, bakat dan lainnya‟ (Tim PGSM et al., dalam
Kunandar, 2011:186).
Kunandar (2011:186) menyatakan “sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologi di dalam dirinya.”
Dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang. Dalam penelitian
ini tes yang dimaksud adalah tes hasil belajar siswa pada proses belajar
mengajar. Tes tersebut merupakan penentu keberhasilan penerapan
model pembelajaran konstruktivisme dalam pembelajaran IPA di kelas
IV khususnya pada konsep energi.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif. Tes
objektif merupakan alat pengukur yang tidak dipengaruhi oleh
subjektivitas tester atau penilai. Tes objektif terdiri dari beberapa jenis
yaitu: benar-salah; isian singkat; menjodohkan; hubungan antar hal; dan
pilihan ganda. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pilihan ganda
sebagai tes hasil belajar siswa. Pilihan ganda merupakan bentuk soal tes
objektif yang luwes karena dapat digunakan untuk mengukur berbagai
tataran pengetahuan.
Berikut adalah kisi-kisi soal yang akan digunakan dalam
Standar Kompetensi :
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar:
a. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di
lingkungan sekitar dan sifat-sifatnya.
[image:29.595.119.532.241.745.2]b. Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Soal
Siklus Pokok Bahasan
Tingkat
Kesukaran
Tingkatan kognitif
Jumlah
C1 C2 C3
1.
Energi Panas
Mudah *1,2,3,4
10
Sedang *5,6,7
Sukar *8,9,10
Jumlah 10
2. Energi Bunyi
Mudah *1,2,3,4
10
Sedang *5,6,7
Sukar *8,9,10
Jumlah 10
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI
*nomor soal.
F. Analisis Data
1. Persiapan
Pada tahap ini peneliti mengecek kelengkapan data, tujuannya
adalah untuk memeriksa lembar observasi hasil temuan observer,
mengecek data siswa sampai kelengkapan identitas pengisi instrumen,
dan hasil tes siswa.
2. Pengolahan data
Alternatif Sedang *5,6,7
Sukar *8,9,10
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan klasifikasi dan
analisis data berdasarkan tujuan untuk memudahkan pengolahan dan
pengambilan persentase keberhasilan.
a. Lembar Observasi
Untuk memperoleh data kualitatif yang relevan, dan sesuai
dengan format lembar observasi yang telah disediakan, maka untuk
mengetahui tingkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran
IPA pada konsep energi dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme yang dilakukan oleh peneliti (guru model), guru
mitra (observer) menuliskan hasil temuan dari pengamatannya pada
lembar observasi yang telah disediakan, dan hasilnya dideskripsikan
ulang oleh peneliti.
b. Tes Hasil Belajar Siswa
Untuk memperoleh data yang reliabel dengan tes yang akan
diberikan yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir
soal. Maka pemberian skor tehadap tes hasil belajar siswa dilakukan
dengan cara penskoran tanpa dikomentari, yaitu penskoran dengan
cara setiap butir soal yang dijawab benar mendapat nilai satu
(bergantung pada bobot butir soal). Skor peserta didik diperoleh
dengan cara menghitung banyaknya butir soal yang di jawab benar.
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI S adalah skor yang diperoleh
B adalah jumlah jawaban benar
N adalah jumlah soal
(Ainur Rofieq, dalam Zainal Arifin, 2012:229)
Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:
X = ∑ x N
X adalah rata-rata
x adalah simbol skor
N adalah jumlah peserta tes
(Uyu Wahyudin, 2006:22)
Dan persentase ketuntasan belajar, ditentukan dengan rumus:
P= Siswa Yang Tuntas Belajar X 100 % Siswa
Berdasarkan rumus di atas, maka disesuaikan dengan kriteria
penilaian sebagai berikut:
Skor nilai 90 – 100 = A (baik sekali)
Skor nilai 80 – 89 = B (baik)
Skor nilai 65 – 79 = C (cukup)
Skor nilai 55 – 64 = D (kurang)
Skor nilai 55 = E (buruk)
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian tindakan kelas yang
telah dilakukan oleh peneliti pada penerapan model pembelajaran
konstruktivisme pada pembelajaran IPA pada konsep energi, maka berikut
ini adalah beberapa kesimpulan mengenai pelaksanaan penelitian mulai
dari siklus I sampai dengan siklus III:
1. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme dilaksanakan melalui tahap apersepsi,
eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep serta tahap aplikasi. Dalam
tahap apersepsi peneliti memancing pertanyaan untuk mengetahui
konsepsi awal siswa. Pada tahap eksplorasi peneliti meminta siswa
untuk menjelaskan konsep energi melalui kegiatan tanya jawab dan
eksperimen. Pada tahap diskusi siswa membahas tentang konsep
energi. Kemudian pada tahap aplikasi, berdasrkan pemahaman
konseptualnya siswa menarik kesimpulan mengenai konsep energi dan
mempresentasikannya. Dengan kegiatan pembelajaran semacam itu
secara langsung siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga peneliti (guru model) hanya bertindak sebagai mediator dan
fasilitator saja.
2. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra
aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan penelitian mulai dari siklus
I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan yang lebih
baik. Hal tersebut terlihat dari antusias siswa selama pembelajaran.
Dalam hal ini siswa dapat mengeksplorasi pengetahuann yang
dimilikinya, dapat berpikir secara mandiri, dapat bekerjasama dalam
kelompok diskusi dan pemecahan masalah.
3. Hasil belajar siswa pada pembelajran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan yang sangat
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh
mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I nilai rata-rata
kelas yang diperoleh adalah 56,3 dan persentase 38,8% dengan
kategori rendah, pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh
adalah 65,2 dan persentase 55,5% dengan kategori cukup, selanjutnya
pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 80,2 dan
persentase 86,1% dengan kategori baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran
IPA pada konsep energi dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme.
Maka berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penelitian penerapan model pembelajaran konstruktivisme pada
pembelajaran IPA pada konsep energi telah berhasil. Hal itu terbukti
dengan meningkatnya skor hasil belajar siswa serta terlaksananya
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI dengan baik sehingga telah tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif,
yaitu pembelajaran yang dapat menjadikan siswa berpikir secara
mandiri, memahami dan menerapkan pengetahun serta dapat
bekerjasama dalam kelompok diskusi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian penerapan model
pembelajaran konstruktivimse pada pembelajaran IPA pada konsep energi
di kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang, maka peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Dalam kegiatan pembelajaran sebaikanya guru dapat mengawali
kegiatan pembelajaran dengan mengenali pengetahuan awal yang
dimiliki siswa melalui kegiatan apersepsi baik itu melalui kegiatan
tanya jawab maupun demonstrasi, sehingga siswa dapat termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran.
b. Guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator dan mediator saja,
karena dengan demikian siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya secara aktif.
c. Guru sebaiknya menggunakan benda-benda kongkrit karena tahap
perkembangan kognitif siswa SD berada pada tahap operasional
kongkrit.
d. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kesulitan belajar yang dialami siswa, karena model pembelajaran
konstruktivisme dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir secara aktif, dapat memahami dan menerapkan
pengetahuan serta dapat bekerjasama dalam kelompok diskusi.
2. Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah dapat mengawasi kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di kelas sehingga kepala sekolah dapat
memberikan saran kepada guru guna mewujudkan tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dikarenakan dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan
maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi dan referensi
untuk penelitian selanjutnya sebagai upaya memperbaiki mutu
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap penelitian tindakan kelas yang
telah dilakukan oleh peneliti pada penerapan model pembelajaran
konstruktivisme pada pembelajaran IPA pada konsep energi, maka berikut
ini adalah beberapa kesimpulan mengenai pelaksanaan penelitian mulai
dari siklus I sampai dengan siklus III:
1. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme dilaksanakan melalui tahap apersepsi,
eksplorasi, diskusi dan penjelasan konsep serta tahap aplikasi. Dalam
tahap apersepsi peneliti memancing pertanyaan untuk mengetahui
konsepsi awal siswa. Pada tahap eksplorasi peneliti meminta siswa
untuk menjelaskan konsep energi melalui kegiatan tanya jawab dan
eksperimen. Pada tahap diskusi siswa membahas tentang konsep
energi. Kemudian pada tahap aplikasi, berdasrkan pemahaman
konseptualnya siswa menarik kesimpulan mengenai konsep energi dan
mempresentasikannya. Dengan kegiatan pembelajaran semacam itu
secara langsung siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran
sehingga peneliti (guru model) hanya bertindak sebagai mediator dan
fasilitator saja.
2. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru mitra
aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan penelitian mulai dari siklus
I sampai dengan siklus III selalu mengalami peningkatan yang lebih
baik. Hal tersebut terlihat dari antusias siswa selama pembelajaran.
Dalam hal ini siswa dapat mengeksplorasi pengetahuann yang
dimilikinya, dapat berpikir secara mandiri, dapat bekerjasama dalam
kelompok diskusi dan pemecahan masalah.
3. Hasil belajar siswa pada pembelajran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran konstruktivisme mengalami peningkatan yang sangat
baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang diperoleh
mulai dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I nilai rata-rata
kelas yang diperoleh adalah 56,3 dan persentase 38,8% dengan
kategori rendah, pada siklus II nilai rata-rata kelas yang diperoleh
adalah 65,2 dan persentase 55,5% dengan kategori cukup, selanjutnya
pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 80,2 dan
persentase 86,1% dengan kategori baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada pembelajaran
IPA pada konsep energi dengan menggunakan model pembelajaran
konstruktivisme.
Maka berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penelitian penerapan model pembelajaran konstruktivisme pada
pembelajaran IPA pada konsep energi telah berhasil. Hal itu terbukti
dengan meningkatnya skor hasil belajar siswa serta terlaksananya
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWAPADA KONSEP ENERGI dengan baik sehingga telah tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif,
yaitu pembelajaran yang dapat menjadikan siswa berpikir secara
mandiri, memahami dan menerapkan pengetahun serta dapat
bekerjasama dalam kelompok diskusi.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian penerapan model
pembelajaran konstruktivimse pada pembelajaran IPA pada konsep energi
di kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang, maka peneliti
mengajukan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Dalam kegiatan pembelajaran sebaikanya guru dapat mengawali
kegiatan pembelajaran dengan mengenali pengetahuan awal yang
dimiliki siswa melalui kegiatan apersepsi baik itu melalui kegiatan
tanya jawab maupun demonstrasi, sehingga siswa dapat termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran.
b. Guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator dan mediator saja,
karena dengan demikian siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya secara aktif.
c. Guru sebaiknya menggunakan benda-benda kongkrit karena tahap
perkembangan kognitif siswa SD berada pada tahap operasional
kongkrit.
d. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kesulitan belajar yang dialami siswa, karena model pembelajaran
konstruktivisme dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berpikir secara aktif, dapat memahami dan menerapkan
pengetahuan serta dapat bekerjasama dalam kelompok diskusi.
2. Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah dapat mengawasi kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan guru di kelas sehingga kepala sekolah dapat
memberikan saran kepada guru guna mewujudkan tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dikarenakan dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan
maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan diskusi dan referensi
untuk penelitian selanjutnya sebagai upaya memperbaiki mutu
88
Siti Latifah, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA KONSEP ENERGI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Kunandar.(2011).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.Jakarta:Rajawali Pres
Aunurrahman.(2007).Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta
Trianto.(2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:Prestasi Pustaka Publisher
Karli,H dan Sriyuliartiningsih,M.(2004).Model-model Pembelajaran. Bandung:CV. Bina Media Informasi
Purwanto,N.(2007).Psikologi Pendidikan.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Haryanto. (2004). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Erlangga
Arifin,Z. 2012.Evaluasi Pembelajaran.Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Wahyudin,U.2006.Evaluasi Pembelajaran. Bandung:PT.Remaja Rosdakarya
Rakhmat C & Solehuddin M.2006.Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung:CV Andira
Sujana,A.(2009).“Peta Konsep (Concept Maps) dalam pembelajaran Sains:Studi Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar (SD)”.Jurnal Pendidikan Dasar.12,(1),3-5.
Arisetyawan,A.(2010).“Penggunaan Model Konstruktivisme dalam Upaya Meningkatkan Pembelajaran Matematika (Studi Kasus pada Program S1 PGSD UPI Serang)”.Jurnal Pendidikan Dasar. 14,(4),17-21
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1997).Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,Jakarta:Depdikbud
Syah,M.(2009). Psikologi Belajar. Jakarta:Rajawali Press
Tn.(2011).Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah.[Online].Tersedia: http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-di- sekolah.html#ixzz2JdIt6INAu[01 Februari 2013]
89