• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA BELADIRI SYUFU TAESYUKHAN DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SANTRI ALIYAH DAN TSANAWIYAH DI PESANTREN PERSATUAN ISLAM 67 BENDA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA BELADIRI SYUFU TAESYUKHAN DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SANTRI ALIYAH DAN TSANAWIYAH DI PESANTREN PERSATUAN ISLAM 67 BENDA TASIKMALAYA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA BELADIRI SYUFU TEASYUKHAN DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SANTRI ALIYAH DAN TSANAWIYAH DI PESANTREN PERSATUAN

ISLAM 67 BENDA TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh SUKMAYADI

0807707

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

Hak Cipta

HUBUNGAN ANTARA BELADIRI SYUFU TEASYUKHAN DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SANTRI ALIYAH DAN TSANAWIYAH DI PESANTREN PERSATUAN

ISLAM 67 BENDA TASIKMALAYA

Oleh

Sukmayadi

0807707

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

© Sukmayadi 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SUKMAYADI 0807707

HUBUNGAN ANTARA BELADIRI SYUFU TAESYUKHAN DAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SANTRI ALIYAH DAN TSANAWIYAH DI PESANTREN PERSATUAN

ISLAM 67 BENDA TASIKMALAYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

dr. Lucky Angkawidjaja Roring, M.Pd., AIFO NIP. 197103282000121001

Pembimbing II

Jajat Darajat KN., S.Pd., M.Kes., AIFO NIP. 1976106121987031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sukmayadi. Judul: Hubungan antara Beladiri Syufu Taesyukhan dan Perilaku Hidup Sehat dengan Kebugaran Jasmani pada Santri Aliyah dan Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya. Skripsi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK-UPI. Pembimbing I: dr. Lucky Angkawidjaja R., M.Pd., AIFO. Pembimbing II: Jajat Darajat KN., M.Kes., AIFO.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat pada santri Aliyah dan Tsanawiyah dengan kebugaran jasmaninya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Populasi penelitian adalah santri Aliyah dan Tsanawiyah yang mengikuti ektrakurikuler beladiri Syufu Taesyukhan dengan sampel 22 santri Aliyah dan 18 santri Tsanawiyah. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi pada variabel beladiri Syufu Taesyukhan (X1), angket pada variabel perilaku hidup sehat (X2) dan tes pada variabel kebugaran jasmani (Y).

Dari hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani, besar hubungan (R) pada santri Aliyah adalah 0,224 (tidak signifikan) akan tetapi memiliki kontribusi sebesar 5,0%, sedangkan pada santri Tsanawiyah adalah 0,52 (tidak signifikan) akan tetapi memiliki kontribusi sebesar 27,55%.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

E. Batasan Penelitian ... 6

F. Pengertian Istilah ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 8

A.Kajian Pustaka ... 8

1. Beladiri Syufu Taesyukhan ... 8

2. Perilaku ... 15

3. Perilaku Hidup Sehat ... 18

4. Hakikat Kebugaran Jasmani ... 29

5. Karakteristik Fisik dan Psikologi ... 37

B.Kerangka Pemikiran ... 42

C.Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A.Populasi dan Sampel ... 48

(6)

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

B.Desain Penelitian dan Langkah-langkah Penelitian ... 49

1. Desain Penelitian ... 49

2. Langkah-langkah Penelitian ... 50

C.Metode Penelitian ... 52

D.Definisi Operasional ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 54

1. Tes ... 55

2. Observasi ... 55

3. Kuesioner atau Angket ... 56

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Tes Kebugaran Jasmani ... 57

2. Observasi Beladiri Syufu Taesyukhan ... 59

3. Angket Perilaku Hidup Sehat ... 62

G.Pemantapan Instrumen ... 63

1. Uji Validitas ... 63

2. Uji Reliabilitas ... 64

H.Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 66

A.Hasil Penelitian ... 66

1. Deskripsi Data ... 66

2. Uji Normalitas Data ... 67

3. Uji Homogenitas ... 67

4. Uji Hipotesis ... 68

B.Diskusi Penemuan ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A.Kesimpulan ... 77

B.Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 82

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Lembaga pendidikan khususnya di Indonesia sangat beranekaragam, akan

tetapi walaupun beranekaragam coraknya baik itu lembaga pendidikan formal,

in-formal dan non-in-formal tetap memiliki tujuan umum yang sama yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa seperti tertuang dalam pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang ada di Indonesia yang berlandaskan Islam. Dikatakan berlandaskan Islam

karena ilmu yang disampaikannya merupakan ilmu agama Islam secara detail,

dimana mata pelajaran yang disampaikan didominasi oleh mata pelajaran agama

Islam dengan persentase 60 persen mata pelajaran Agama Islam dan 40 persen

mata pelajaran umum termasuk Pendidikan Jasmani. Seiring dengan berjalannya

waktu dan perjalanan panjang yang ditempuh, Pesantren banyak mengalami

perubahan dan perkembangan, yang dipengaruhi oleh lembaga pendidikan formal,

akan tetapi pada dasarnya sama Pesantren merupakan tempat berlangsungnya

proses pendidikan.

Melalui proses pendidikan seseorang akan mengalami pengalaman yang

akan mengakibatkan adanya perubahan perilaku, dan proses mendapatkan

pengalaman ini disebut dengan belajar. Belajar merupakan suatu proses dimana

terjadi perubahan perilaku (Ruhimat, dkk., 2009:116), dari tidak tahu menjadi

tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan dari yang awalnya tidak biasa menjadi

terbiasa. Pada hakikatnya, itu merupakan tujuan dari semua mata pelajaran yang

diajarkan di Pesantren termasuk penjas. Pendidikan jasmani merupakan

pembelajaran yang memanfaatkan aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan

pendidikan, karena pemahaman inilah, penjas memiliki ruang lingkup yang cukup

luas sehingga menimbulkan beberapa tujuan yang harus dicapai.

Salah satu tujuan yang harus dicapai setelah aktivitas pembelajaran mata

(8)

2

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan

motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan

kecerdasan emosi, hal ini diungkapkan oleh Syamsudin (2008:2). Yang menjadi

permasalahannya yaitu tidak semua Pesantren mengajarkan mata pelajaran

pendidikan jasmani kepada santrinya terutama Pesantren tradisional dan biasanya

walaupun ada, jumlah jam pelajaran penjas ini tidak sesuai dengan yang telah

ditentukan dalam kurikulum atau berada di luar jam reguler sekolah. Hal ini

disebabkan terlalu banyaknya mata pelajaran yang dianggap penting diajarkan

kepada santri, mulai dari mata pelajaran umum sampai mata pelajaran agamanya

yang dianggap sebagai mata pelajaran yang wajib diberikan.

Santri yang menuntut ilmu di Pesantren biasanya akan tinggal di asrama.

Asrama merupakan tempat tinggal sementara santri yang menuntut ilmu di

Pesantren. Santri yang tinggal di asrama harus bisa beradaptasi dan mengikuti

aturan yang ada di asrama. Dalam kehidupan sehari-harinya di asrama, tentunya

tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas yang mungkin dilakukan sebagai

rutinitas santri, dan salah satu aktivitasnya adalah beladiri Syufu Taesyukhan.

Beladiri ini merupakan beladiri Islam yang terdapat dalam kitab Zhodam, dimana

dalam kitab Zhodam terdapat dua jenis beladiri yaitu Thifan Phokan dan Syufu

Taesyukhan yang berasal dari daerah jajahan Cina yaitu Thurkistan. Karena

beladiri ini berasal dari daerah jajahan Cina sehingga banyak orang yang

mengatakan bahwa thifan merupakan kungfu Islam. Beladiri Thifan Phokan dan

Syufu Taesyukhan ini merupakan pecahan dari Tae Kumfu kemudian pecah

menjadi dua jenis yaitu kungfu Shaolin yang beragama Budha, Thifan Po Khan

dan Syufu Taesyukhan yang beragama Islam. Hal ini menjadi satu hal yang unik

dan khas yang dimiliki oleh Pesantren dan tidak dimiliki lembaga pendidikan lain,

dan menjadi daya tarik bagi penulis untuk diteliti lebih jauh karena di Pesantren

yang akan penulis teliti banyak santri yang mempelajari beladiri Syufu

Taesyukhan terutama santri laki-laki dari tingkat Aliyah dan Tsanawiyah, disini

penulis merasa perlu membedakan hubungannya dengan kebubagaran jasmani

(9)

yang berbeda karena mereka berada pada periodisasi pertumbuhan dan

perkembangan yang berbeda dimana santri tingkat Aliyah keterampilan geraknya

lebih mantap dan dari psikologis lebih bertanggung jawab terhadap setiap

kebutuhan yang mereka perlukan termasuk dalam menjaga kebersihan dan

kesehatan pribadinya sendiri. Sedangkan santri tingkat Tsanawiyah dari segi

motoriknya masih aktif dalam berbagai jenis cabang permainan yang di coba

sehingga gerakannya masih relatif kasar dan masih belum bisa bertanggung jawab

terhadap kebutuhannya sendiri termasuk dalam menjaga kebersihan dan kesehatan

pribadinya sendiri. Karena alasan inilah maka perlu dibedakan bagaimana

hubungan terhadap kebugaran jasmani antara santri Aliyah dan Tsanawiyah.

Selain ke-khasan yang dimilki, Pesantren juga memiliki permasalahan

klasik. Dari yang penulis ketahui, masyarakat masih memiliki pandangan yang

kurang baik terhadap perilaku hidup sehat santri di Pesantren. Masyarakat

menganggap bahwa santri yang menuntut ilmu di Pesantren memiliki pola makan

yang tidak teratur, tidak dapat mengurus tempat tinggalnya sendiri (kumuh),

jarang berolahraga karena sibuk dengan aktivitasnya yang fokus mengkaji

ilmu-ilmu agama sehingga kebanyakan santri memiliki kebugaran jasmani yang kurang

baik. Masalah kesehatan merupakan satu permasalahan yang tidak henti-hentinya

menjadi pembahasan baik dikalangan peneliti kesehatan, pemerintah serta

masyarakat. Karena dewasa ini banyak faktor yang dapat mempengaruhi derajat

kesehatan, terutama pada kesehatan remaja usia sekolah termasuk santri yang

menuntut ilmu di Pesantren.

Sehat merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dengan sehat orang akan dapat merasakan nikmatnya makan, tidur yang

merupakan fase istirahat setelah kita beraktivitas. Selain itu sehat juga merupakan

penunjang agar aktivitas bergerak, bekerja dan berfikir seseorang. Sehat itu ada

yang disebut dengan sehat jasmani dan sehat rohani, tetapi yang akan penulis

bahas dalam penelitian ini yaitu mengenai hubungan perilaku hidup sehat jasmani

dengan kebugaran jasmani santri. Menurut organisasi kesehatan dunia yaitu WHO

(10)

4

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

adalah sejahtera jasmani, rohani dan sosial bukan hanya bebas dari penyakit, cacat

ataupun kelemahan. Sedangkan Tarigan (2009:7) berpendapat bahwa sehat

jasmani terbagi pada dua macam, ada yang disebut dengan sehat statis dan juga

sehat dinamis. Sehat statis adalah dimana seseorang sehat pada saat diam atau

ketika melaksanakan aktivitas yang ringan seperti menulis, sedangkan sehat

dinamis yaitu sehat ketika seseorang melakukan aktivitas jasmani seperti halnya

olahraga termasuk aktivitas beladiri.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka penulis ingin

mengetahui bagaimana hubungan aktivitas beladiri Syufu Taesyukhan dan

perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani yang penulis tuangkan ke dalam

judul Hubungan antara Beladiri Syufu Taesyukhan dan Perilaku Hidup Sehat

dengan Kebugaran Jasmani pada Santri Aliyah dan Tsanawiyah di Pesantren

Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya.

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan di atas, maka

rumusan masalahnya yaitu :

1. Seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dengan kebugaran

jasmani pada santri Aliyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda

Tasikmalaya?

2. Seberapa besar hubungan perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani pada

santri Aliyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya?

3. Seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat

dengan kebugaran jasmani pada santri Aliyah di Pesantren Persatuan Islam 67

Benda Tasikmalaya?

4. Seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dengan kebugaran

jasmani pada santri Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda

Tasikmalaya?

5. Seberapa besar hubungan perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani pada

(11)

6. Seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat

dengan kebugaran jasmani pada santri Tsanawiyah di Pesantren Persatuan

Islam 67 Benda Tasikmalaya?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu hal yang ingin dicapai setelah

melakukan penelitian, sehingga dapat menghasilkan informasi dan hasil-hasil

penelitian yang benar. Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis kemukakan,

maka tujuan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dengan

kebugaran jasmani pada santri Aliyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda

Tasikmalaya.

2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan perilaku hidup sehat dengan

kebugaran jasmani pada santri Aliyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda

Tasikmalaya.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dan

perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani pada santri Aliyah di Pesantren

Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya.

4. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dengan

kebugaran jasmani pada santri Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam 67

Benda Tasikmalaya.

5. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan perilaku hidup sehat dengan

kebugaran jasmani pada santri Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam 67

Benda Tasikmalaya.

6. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan beladiri Syufu Taesyukhan dan

perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani pada santri Tsanawiyah di

Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya.

D.Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, maka manfaat yang dapat dirasakan dari

(12)

6

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

1. Bagi santri (siswa di pesantren), hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan

bahan masukan dan informasi bagi para santri mengenai hubungan antara

aktivitas beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dengan

kebugaran jasmaninya.

2. Bagi pihak Pesantren dan institusi pendidikan lainnya, hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi informasi guna dijadikan pertimbangan untuk dapat

lebih meningkatkan kualitas ekstrakurikuler beladiri khususnya Syufu

Taesyukhan dan menciptakan perilaku hidup sehat sehingga kebugaran santri

dapat terjaga dan meningkat.

3. Bagi pembaca, yaitu sebagai sumbangan keilmuan mengenai hubungan antara

aktivitas beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dengan

kebugaran jasamni.

E.Batasan Penelitian

Berpedoman dari latar belakang diatas, serta untuk menghindari penafsiran

yang terlalu luas dan untuk memperoleh gambaran yang jelas, maka perlu adanya

pembatasan ruang lingkup penelitian sehingga pelaksanaan dapat lebih terarah dan

tertuju pada obyek masalah yang akan diteliti. Batasan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Pesantren Persatuan Islam No. 67 Benda Tasikmalaya.

2. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana hubungan aktivitas beladiri Syufu

Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani santri pada

santri Aliyah dan Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda

Tasikmalaya.

3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah aktivitas beladiri Syufu

Taesyukhan dan perilaku hidup sehat, sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kebugaran jasmani pada santri Aliyah dan Tsanawiyah di

(13)

4. Populasi dalam penelitian ini adalah santri Pesantren Persatuan Islam 67 Benda

Tasikmalaya yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri Syufu Taesyukhan dan

sampelnya adalah Santri Aliyah dan Tsanawiyah Pesantren Persatuan Islam 67

Benda yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri Syufu Taesyukhan.

F. Pengertian Istilah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu diketahui

pengertiannya terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalah

pahaman dalam penafsirannya, maka penulis mencoba memberikan penjelasan

mengenai istilah sebagai berikut :

1. Beladiri Syufu Taesyukhan

Syufu Taesyukan merupakan beladiri yang berasal dari Negara Thurkistan

tepatnya daerah Thurfan yang merupakan daerah jajahan Cina yang terdapat

dalam kitab Zhodam. Syufu Taesyukan berarti gerakan bangsawan raja syufu

(kasygar). Beladiri Syufu Taesyukhan mengutamakan kekuatan dan teknik

sederhana namun efektif seperti bantingan dan cengkraman, sehingga cocok

digunakan oleh orang bertubuh besar (uighur, turki, arab).

2. Perilaku Hidup Sehat

Perilaku hidup sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, termasuk pencegahan penyakit,

perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan

bergizi. (Soejoeti, 2008:17)

3. Kebugaran Jasmani

Menurut Giriwijoyo yang dikutip oleh Sudrajat (2008:11) kebugaran jasmani

adalah keadaan kemampuan jasmani untuk dapat menyesuaikan fungsi alat-alat

tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu dan/atau terhadap lingkungan yang

harus diatasi dengan cara yang efisien tanpa kelelahan yang berlebihan dan

(14)

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari obyek atau subyek yang akan

diteliti oleh penulis, menurut Sugiyono (2009:117) “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Sudjana (1992:6) “populasi

adalah totalitas semua nilai mungkin, baik hasil menghitung maupun

pengukuran kuantitatif atau kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas”.

Maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah santri Pesantren

Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya yang tergabung dalam ekstrakurikuler

beladiri Syufu Taesyukhan yang berjumlah 80 orang yang terdiri dari 42 orang

santri tingkat Aliyah dan 38 orang santri tingkat Tsanawiyah dan kesemuanya

berjenis kelamin laki-laki.

2. Sampel

Dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan dana maka dalam penelitian

ini penulis merasa perlu untuk mengambil sampel dari populasi yang telah

ditentukan. Menurut Arikunto (2010:174) jika kita hanya akan meneliti

sebagian populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sifat

dari sampel sendiri harus representatif yaitu dapat mewakili populasi yang

diteliti. Sudjana (1992:167) mengungkapkan bahwa pengambilan sebagian dari

populasi berdasarkan seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data

tanpa perhitungan kerepresentatifannya, dapat digolongkan ke dalam sampling

seadanya.

Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan teknik

(15)

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:124). Sedangkan menurut Arikunto

(2010:183) sampel bertujuan atau purposive sampel dilakukan dengan cara

mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi

didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Pengambilan sampel dengan teknik ini

cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan penelitian sendiri sehingga

dapat mewakili populasi. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil

sampel berjumlah 40 orang yang terdiri dari 22 orang santri tingkat Aliyah dan

18 orang santri Tsanawiyah.

B.Desain Penelitian dan Langkah-Langkah Penelitian 1. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu bentuk gambaran mengenai penelitian

yang akan dilakukan di mana pemilihan desain ini harus sesuai dengan tujuan

yang diharapkan. Selain itu desain juga disesuaikan dengan variabel dan

hipotesis yang diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah suatu

penelitian sehingga akan membantu peneliti dalam upaya memecahkan

masalah penelitian yang telah dirumuskan. Penggunaan desain tersebut,

disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin

diungkapkan. Adapun bentuk paradigma penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bentuk paradigma penelitian pada santri Aliyah

Gambar 3.1

Paradigma Penelitian pada Santri Aliyah Keterangan :

(16)

50

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

Y1a : Kebugaran Jasmani pada Santri Aliyah (Variabel terikat)

b. Bentuk paradigma penelitian pada santri Tsanawiyah

Gambar 3.2

Paradigma Penelitian pada Santri Tsanawiyah

Keterangan :

X1b : Beladiri Syufu Taesyukhan pada Santri Tsanawiyah (Variabel

bebas)

X2b : Perilaku Hidup Sehat pada Santri Tsanawiyah (Variabel bebas)

Y1b : Kebugaran Jasmani pada Santri Tsanawiyah (Variabel terikat)

2. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian ini diperlukan agar dalam proses penelitian

dapat dilaksanakan lebih terstruktur dan sistematis, sehingga dalam

pelaksanaannya sesuai dengan alur yang telah ditentukan. Menurut Gay (1996)

yang dikutip oleh Herdiana (2009:38) menjelaskan, bahwa „..umumnya

langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran

data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan metode penelitian, analisis dan

interpretasi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran‟. Karena hal

tersebut maka penulis merasa perlu untuk membuat langkah-langkah

penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian yang akan penulis lakukan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Menentukan masalah

b. Merumuskan dan mengidentifikasi masalah sebagai langkah awal penelitian

(17)

c. Menentukan tujuan penelitian

d. Merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

e. Memberikan batasan penelitian dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian

tidak terlalu luas

f. Merumuskan kerangka teori untuk memudahkan mencari sumber-sumber

kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.

g. Pengambilan data dan menganalisis secara ilmiah

h. Pengambilan kesimpulan

i. Menyusun laporan penelitian

Apabila digambarkan maka langkah-langkah penelitian yang penulis lakukan

adalah sebagai berikut :

Gambar 3.3

Langkah-Langkah Penelitian

Menentukan Masalah

Merumuskan Masalah

Populasi

Sampel

Pengumpulan Data

Tes Angket

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Hipotesis

(18)

52

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti perlu menetapkan satu metode

yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan permasalahan yang akan

diteliti. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak terlepas dari metode yang

digunakan dalam penelitian tersebut. Masalah yang akan diteliti serta tujuan

yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan

metode penelitian yang cocok untuk digunakan. Metode penelitian merupakan

satu cara mengumpulkan, mengorganisasikan, menganalisis dan

menginterpretasi data. Dengan demikian, peneliti dituntut untuk terampil

menentukan metode yang tepat dan sesuai dengan permasalahan yang sedang

diteliti, seperti halnya yang diungkapkan oleh Surakhmad (1990:131) yaitu:

”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidik serta situasi penyelidikan”.

Menurut Sugiyono (2009:3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Kembali lagi bahwa penggunaan metode penelitian tergantung kepada

permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitas,

efisien dan relevansi metode penelitian tersebut. Suatu metode dikatakan

efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif

menuju tujuan yang diharapkan, suatu metode dapat dikatakan efisien apabila

penggunaan waktu, fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat

mungkin serta dapat mencapai hasil yang maksimal dan metode dikatakan

relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang

hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan.

Berdasarkan pemaparan mengenai metode penelitian, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan bentuk penelitian deskriptif dengan pola

korelasi. Menurut Arikunto (2010:4) “penelitian korelasi atau penelitian

(19)

tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa melakukan perubahan,

tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada”. Dan dalam hal ini

penulis menggunakan jenis korelasi sebab-akibat, yaitu peneliti bermaksud

mengetahui apakah ada hubungan (korelasi) antara beladiri Syufu Taesyukhan

dan perilaku hidup sehat (variabel bebas) dengan kebugaran jasmani (variabel

terikat) pada santri Aliyah dan Tsanawiyah di Pesantren Persatuan Islam 67

Benda Tasikmalaya. Disebut korelasi sebab akibat karena penulis memiliki

asumsi bahwa santri Aliyah dan Tsanawiyah yang mengikuti beladiri Syufu

Taesyukhan dan memiliki perilaku hidup sehat yang baik maka tingkat

kebugaran jasmaninya akan baik.

D.Definisi Operasional

Dalam penelitian, terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas

(independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas merupakan

variabel yang menjadi penyebab perubahan atau timbulnya varaibel terikat.

Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini yang menjadi

variabel bebas (independent) yaitu beladiri Syufu Taesyukan (X1) dan perilaku

hidup sehat (X2) sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent) yaitu

kebugaran jasmani (Y1). Dan definisi dari variabel yang akan penulis teliti

adalah sebagai berikut :

1. Beladiri Syufu Taesyukhan merupakan beladiri yang berasal dari Negara

Thurkistan tepatnya daerah Thurfan yang merupakan daerah jajahan Cina

yang terdapat dalam kitab Zhodam. Syufu Taesyukan berarti gerakan

bangsawan raja syufu (kasygar). Beladiri Syufu Taesyukhan mengutamakan

kekuatan dan teknik sederhana namun efektif seperti bantingan dan

cengkraman, sehingga cocok digunakan oleh orang bertubuh besar (uighur,

turki, arab).

2. Perlaku hidup sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk

(20)

54

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olahraga dan

makanan bergizi. (Soejoeti, 2008:17)

3. Kebugara Jasmani menurut Giriwijoyo yang dikutip oleh Sudrajat (2008:11)

kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani untuk dapat

menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas jasmani tertentu

dan/atau terhadap lingkungan yang harus diatasi dengan cara yang efisien

tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna sebelum datang

tugas yang sama pada esok harinya.

Bentuk paradigma antara variabel bebas (independent) yaitu beladiri

Syufu Taesyukan (X1) dan perilaku hidup sehat (X2) serta variabel terikat

(dependent) yaitu kebugaran jasmani (Y1) adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4 Keterkaitan variabel

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau alat ukur merupakan salah satu hal yang sangat

penting dalam pelaksanaan penelitian, karena tanpa instrument penelitian atau

alat ukur penulis tidak akan bisa mendapatkan data yang diharapkan dari suatu

obyek atau subyek yang akan diteliti. Sugiyono (2009:148) mengungkapkan

bahwa ”...alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian”. Sedangkan menurut Arikunto (2010:192), “instrumen adalah alat

pada waktu peneliti menggunakan metode”. Jadi ketika seorang peneliti ingin

mendapatkan data yang diperlukan dari obyek atau subyek yang akan diteliti

maka diperlukan instrumen penelitian.

r x 2y

X

1

X

2

Y

1 R x x y1 2 1

r x y

(21)

Seperti yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa

dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yang terdiri dari dua

variabel bebas yaitu beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dan

satu variabel terikat yaitu kebugaran jasmani, sehingga dalam penelitian ini

penulis menggunakan tiga macam instrument sekaligus untuk mendapatkan

data yaitu tes, observasi dan kuesioner atau angket.

1. Tes

Tes merupakan salah satu cara untuk mendapatkan data yang diperlukan

dari subyek atau obyek dalam sebuah penelitian. Menurut Arikunto (2010:193)

“tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Kembali lagi seperti halnya

yang dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini

terdiri dari tiga variabel, dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Semua

variabel tersebut memerlukan instrument penelitian atau alat ukur untuk

mendapatkan data dari sampel yang telah ditentukan. Maka tes ini merupakan

salah satu instrument yang akan penulis gunakan untuk mendapatkan data dari

variabel kebugaran jasmani.

2. Observasi

Observasi sebagai cara pengumpulan data atau sebagi sebuah instrument

penelitian memiliki ciri yang spesifik dan berbeda dengan instrument yang

lainnya, bahkan Nasution (1988) yang dikutip oleh (Sugiyono, 2009:310)

menyatakan bahwa „observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh melalui observasi‟. Sedangkan menurut Sutrisno

Hadi (Sugiyono, 2009:203) mengemukakan bahwa „observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis. Dua yang penting adalah proses-proses pengamatan dan

(22)

56

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

Dalam observasi ini diperlukan item serta blangko pengamatan untuk

memudahkan dalam pengambilan data yang diperlukan seperti halnya Arikunto

(2010:272) yang memberikan arahan bahwa “…dalam menggunakan metode

observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau

blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item

tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi”. Maka

berdasarkan hal ini penulis merasa perlu untuk menentukan item dan blangko

pengamatan berdasarkan arahan para ahli di bidangnya, dalam hal ini orang

yang ahli dalam beladiri Syufu Taesyukhan.

3. Kuesioner atau Angket

Selain tes dan obeservasi, dalam penelitian ini penulis juga menggunakan

instrument penelitian berupa angket atau kuesioner sebagai instrument

penelitian atau alat ukur dalam memperoleh data untuk varibel perilaku hidup

sehat. Penulis menggunakan instrument penelitian kuesioner atau angket pada

variabel perilaku hidup sehat ini didasari oleh pengertian kuesioner atau angket

itu sendiri yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:194) yang mengungkapkan

bahwa “kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner atau angket tertutup

yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Di

mana dalam angket yang penulis susun terdapat lima pilihan jawaban yaitu SS

= Sangat Setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju dan STS =

Sangat Tidak Setuju.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan penulis dalam

pengumpulan data yang diperlukan untuk diolah sehingga masalah yang telah

dirumuskan dapat terjawab sesuai dengan fakta yang ada dilapangan. Dalam

(23)

digunakan di mana dalam pembahasan sebelumnya yang menjadi instrument

penelitian ada tiga macam instrument yang digunakan yaitu tes, observasi dan

kuesioner atau angket sehingga dalam pengumpulan data pun menggunakan

tiga cara yaitu tes kebugaran jasmani untuk mengukur tingkat kebugaran

jasmani, observasi untuk beladiri Syufu Taesyukhan dan angket perilaku hidup

sehat.

1. Tes Kebugaran Jasmani

Untuk tes kebugaran jasmani ini instrument penelitian atau alat ukurnya

sudah baku sehingga tidak perlu diukur validitas dan reliabilitasnya. Adapun

butir tes yang akan digunakan pada tes kebugaran jasmani untuk tingkat

SMA/Aliyah yang dikemukakan oleh Nurhasan (2007:120) yang terdiri dari :

1) Tes lari cepat 60 meter

2) Angkat tubuh/pull up (30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera)

3) Berbaring duduk/sit up (60 detik)

4) Loncat tegak/vertical jump

5) Lari jarak jauh (800 meter puteri dan 1000 meter putera)

Sedangkan untuk tingkat SMP/Tsanawiyah butir tes kebugaran jasmani yang

berdasarkan yang dikemukakan oleh Nurhasan, yang terdiri dari :

1) Tes lari cepat 50 meter

2) Angkat tubuh/pull up (30 detik untuk puteri dan 60 detik untuk putera)

3) Berbaring duduk/sit up (60 detik)

4) Loncat tegak/vertical jump

5) Lari jarak jauh (800 meter puteri dan 1000 meter putera)

Dan untuk ketentuan tesnya adalah sebagai berikut :

1) Tes lari cepat (60 meter untuk Aliyah dan 50 meter untuk Tsanawiyah)

Tes lari cepat ini bertujuan untuk mengukur kecepatan lari seseorang,

agar kecepatan lari seseorang tersebut dapat diketahui secara obyektif maka

(24)

58

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

waktunya dalam pelaksanaan penelitian penulis menggunakan stopwatch.

Untuk skala penilaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Skala Penilaian Tes Lari Cepat

Tingkat

2) Angkat tubuh/pull up (60 detik)

Tes angkat tubuh/pull up ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan

daya tahan otot lengan. Tes ini dilakukan dengan cara menggantungkan badan

dengan tangan pada palang tunggal kemudian dihitung berapa kali mampu

mengangkat badannya ke atas dengan kepala melewati palang dalam waktu

yang ditentukan. Untuk skala penilaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skala Penilaian Angkat Badan/Pull up

Tingkat

3) Berbaring duduk/sit up (60 detik)

Tes berbaring duduk/sit up ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan

daya tahan otot perut. Tes ini dilakukan dengan cara berbaring duduk tanpa

istirahat dan dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang ditentukan. Untuk

skala penilaian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Skala Penilaian Berbaring Duduk/Sit up

Tingkat

Skor

(25)

41 ke atas 38 ke atas 5

Tes loncat tegak ini dilakukan bertujuan untuk mengukur daya ledak otot

tungkai. Tes ini dilakukan dengan cara melioncat setinggi-tingginya dan raihan

loncatan diukur untuk mendapatkan tinggi loncatan caranya raihan tertinggi

loncatan dikurangi raihan tertinggi tanpa loncatan. Untuk skala penilaian

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Skala Penilaian Loncat Tegak/Vertical Jump

Tingkat

5) Lari jarak jauh (1000 meter untuk Aliyah dan meter untu Tsanawiyah)

Tes lari jauh ini bertujuan untuk mengukur gaya tahan, dilakukan dengan

cara lari sejauh jarak yang telah ditentukan dan diambil jumlah waktunya.

Untuk menghitung waktunya dalam pelaksanaan penelitian penulis

menggunakan stopwatch. Untuk skala penilaiannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Skala Penilaian Lari Jarak Jauh

Tingkat

(26)

60

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

Teknik observasi merupakan cara yang digunakan penulis pada

pengambilan data untuk variabel beladiri Syufu Taesyukhan di mana menurut

para ahli dibidangnya terdiri dari lima item dan masing-masing item terdiri dari

tiga indikator, yaitu :

1) Kelincahan

-Dapat menyelsaikan jurus tanpa ada jeda

-Dapat menghindari serangan dengan cepat

-Mampu berpindah tempat dengan cepat dan gerakan kaki yang ringan

2) Kekuatan

-Kekuatan pukulan dapat terlihat dari bentuk kepalan tangan

-Kekuatan kuda-kuda, tidak mudah jatuh ketika diserang di bagian kaki

-Daya tahan yang baik yaitu dapat melakukan jurus secara marathon

3) Cara bertarung/Turgul

-Ketepatan menggunakan jurus pada saat bertarung

-Dapat mengalahkan lawan dengan waktu yang singkat (efektif dan efisien)

-Mengikuti aturan turgul diantaranya tidak menyerang kepala dan kemaluan

4) Jurus

-Penggunaan waktu yang efektif

-Kehalusan gerakan

-Urutan gerakan yang tepat

5) Cara menggunakan senjata

-Berapa banyak jenis senjata yang dapat digunakan

-Kehalusan gerakan

-Kemampuan penerapan senjata pada jurus

Setelah memaparkan item dan indikator yang akan diteliti, maka penulis

merasa perlu untuk membuat blangko pengamatan supaya memudahkan untuk

pengambilan data yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penulis dan

kebutuhan dalam penelitian ini karena Arikunto (2010:272) juga memberikan

arahan bahwa „dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

(27)

instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah

laku yang digambarkan akan terjadi‟. Maka berdasarkan hal tersebut penulis

membuat blangko pengamatan untu beladiri Syufu Taesyukan sebagai berikut :

Tabel 3.6

Blangko Pengamatan Beladiri Syufu Taesyukhan

Nama :

-Dapat menyelsaikan jurus tanpa

ada jeda

-Dapat menghindari serangan

dengan cepat

-Mampu berpindah tempat

dengan cepat dan gerakan kaki yang ringan

2 Kekuatan

-Kekuatan pukulan dapat terlihat

dari bentuk kepalan tangan

-Kekuatan kuda-kuda, tidak

mudah jatuh ketika diserang di bagian kaki

-Daya tahan yang baik yaitu

dapat melakukan jurus secara

-Penggunaan waktu yang efektif

-Kehalusan gerakan

-Urutan gerakan yang tepat

5 Penggunaan

Senjata

-Berapa banyak jenis senjata

yang dapat digunakan

- Kehalusan gerakan

-Kemampuan penerapan senjata

pada jurus

Adapun cara penilainnya yaitu seorang observer dalam hal ini orang yang

(28)

62

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

kolom nilai yang telah disediakan dengan ketentuan setiap indikator dari

masing-masing kriteria penilaian, diberi nilai maksimal 5 (lima) dan nilai

minimalnya yaitu 1 (satu) di mana setiap kriteria penilaian memiliki 3 (tiga)

indikator. Nilai maksimal yang dapat diperoleh adalah 75 (tujuh puluh lima).

3. Angket Perilaku Hidup Sehat

Sebelum menyusun satu instrument penelitian berupa kuesioner atau

angket maka diperlukan penyusunan kisi-kisi yang sesuai dengan variabel yang

akan diteliti dan berdasarkan pendapat para ahli. Adapun kisi-kisi yang penulis

susun untuk variabel perilaku hidup sehat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian untuk Angket Perilaku Hidup Sehat

Var Sub Variabel Indikator No. Soal

-Pola makan yang baik /teratur

-Mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin dan protein seperti sayuran, buah-buahan, telur, ikan dan daging secara teratur

-Mengkonsumsi makanan yang

mengandung karbohidrat sebagai suatu kebutuhan setiap hari

-Memperhatikan keadaan makanan yang

dikonsumsi baik dari jenis makanannya atau asal makanan tersebut

1, 13,

-Keberadaan kegiatan aktivitas olahraga

dalam kehidupan sehari-hari (diluar jam sekolah)

-Menyadari pentingnya melakukan

aktivitas olahraga atau aktivitas fisik lainnya

-Terbiasa dengan aktifitas fisik walaupun

aktifitas fisik yang berat

-Menerapkan prinsif FITT dalam

aktivitas fisik sehari-hari

- Usaha mencegah kebiasaan merokok,

minum-minuman keras dan narkoba

- Tidak terbiasa dengan rokok dan

minuman keras

-Istirahat (tidur) tidak kurang dari 8 jam

sehari

-Menghindari kebiasaan bergadang

-Menyempatkan istirahat (tidur) siang

(29)

manajemen stres

-Mengisi waktu luang dengan hiburan

-Menghindari hal yang tidak disukai

30, 42,

-Menjaga kebersihan badan, pakaian dan

lingkungan tempat tinggal

Instrument penelitian untuk variabel perilaku hidup sehat ini belum baku

sehingga perlu diukur validitas dan realibilitasnya. Karena untuk menggunakan

instrumen dalam penelitian sangat diperlukan instrumen yang mempunyai

validiitas dan reliabilitas tinggi agar instrumen tersebut dapat mengukur apa

yang hendak diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Nurhasan (2007:23)

bahwa “…suatu tes dikatakan sahih apabila tes itu dapat mengukur apa yang

hendak diukur”. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.

b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.

c. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total masing-masing item

pernyataan.

d. Menghitung harga korelasi setiap butir dengan rumus Pearson Product

Moment.

G.Pemantapan Instrumen

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa dalam

penelitian yang penulis lakukan terdapat dua variabel yang belum memiliki

instrumen atau alat ukur yang baku yaitu variabel beladiri Syufu Taesyukhan

dan perilaku hidup sehat sehingga perlu dilakukan pengujian sebelum

melakukan pengambilan data. Hal ini bertujuan supaya instrumen yang

digunakan merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Dalam uji coba

instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pada variabel beladiri

Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat dengan jumlah responden

(30)

64

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

0,05 dengan uji satu pihak maka diperoleh t-tabel = 1,70. Adapun hasil

perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas item instrumen ini penulis menggunakan metode

perhitungan korelasi product-moment, dengan rekapitulasi hasil uji coba

instrumen dengan tujuan untuk mengetahui validitas item untuk variabel

beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari hasil uji coba instrumen

berupa blangko observasi pada variabel beladiri Syufu Taesyukhan terdapat

satu item yang tidak valid dari 15 item sehingga indikator observasi yang valid

berjumlah 14 item indikator. Sedangkan untuk hasil uji coba berupa angket

atau kuesioner pada variabel perilaku hidup sehat terdapat 37 item pernyataan

yang tidak valid dari jumlah keseluruhan 86 item sehingga item pernyataan

yang dapat digunakan untuk pengambilan data pada saat penelitian adalah 49

item pernyataan. Karena dalam sebuah penelitian jumlah item yang tidak valid

harus dibuang dan item yang valid digunakan sebagai instrumen penelitian

yang sebenarnya. (Data uji coba instrumen terlampir)

2. Uji Reliabilitas

Selain uji validitas, instrumen atau alat ukur perlu dilihat tingkat

reliabilitasnya. Untuk mengetahui kereliabelan suatu instrumen penelitian yaitu

dengan membandingkan antara rtabel dengan rhitung, yaitu jika rhitung lebih besar

dari rtabel ini berarti nilai instrumen tersebut memiliki tingkat keterandalan yang

baik (Arikunto, 2010:276). Dan hasil uji reliabilitas instrumen dari variabel

(31)

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung Keterangan

1 Beladiri Syufu Taesyukhan (X) 0,86 Reliabel

2 Perilaku Hidup Sehat (X) 0,82 Reliabel

Berdasarkan tabel 4.2 kita dapat melihat bahwa nilai untuk uji reliabilitas

variabel beladiri Syufu Taesyukhan dan perilaku hidup sehat adalah reliabel.

Untuk tingkat validitas dan reliabilitas instrument secara keseluruhan adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.10

Tingkat Validitas dan Reliabilitas Instrumen

No Instrumen Variabel Validitas Reliabilitas

1 Beladiri Syufu Taesyukan (X) 0,554 0,86

2 Perilaku Hidup Sehat (X) 0,298 0,82

H.Analisis Data

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, pada

saat data sudah terkumpul maka langkah selanjutnya yang penulis lakukan

yaitu dengan menganalisis data tersebut menggunakan software Spss v.20.

Adapun urutan langkah-langkah dalam pengolahan data pada penelitian ini,

sebagai berikut:

1. Uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan

p-value ≥ 0,05 yang berfungsi untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak, hal ini berhubungan dengan uji hipotesis

karena apabila data berdistribusi normal maka uji hipotesis menggunakan

perhitungan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi

normal maka uji hipotesis dilakukan dengan perhitungan statistik

non-parametrik.

2. Uji homogenitas menggunakan Uji Levene-Test dengan p-value ≥ 0,05, uji

(32)

66

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

3. Uji hipotesis menggunakan korelasi Pearson Product Moment untuk

mendapatkan nilai hubungan semua variabel baik variabel bebas

(independen) ataupun variabel terikat (dependen).

4. Menggunakan uji Linier Regresi untuk mendapatkan skor dugaan mengenai

variabel terikat (Kebugaran Jasmani) dan untuk menguji ke-linieran antara

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis yang penulis lakukan, pada

penelitian ini penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beladiri Syufu Taesyukhan

dengan kebugaran jasmani pada santri Aliyah.

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku hidup sehat dengan

kebugaran jasmani pada santri Aliyah.

3. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beladiri Syufu Taesyukhan dan

perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani pada santri aliyah.

4. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beladiri Syufu Taesyukhan

dengan kebugaran jasmani pada santri Tsanawiyah.

5. Tidak terdapat hubungan antara perilaku hidup sehat dengan kebugaran

jasmani pada santri Tsanawiyah.

6. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara beladiri Syufu Taesyukhan dan

perilaku hidup sehat dengan kebugaran jasmani pada santri Tsanawiyah.

B.Saran

Pada penelitian yang penulis lakukan, di mana hasil penelitian tidak sesuai

dengan harapan dan teori yang penulis paparkan dikarenakan beberapa hal yang

penulis temukan di lapangan, sehingga penulis bermaksud menyampaikan

beberapa saran di antaranya yaitu :

1. Untuk pihak Pesantren supaya lebih memperhatikan ekstrakurikuler beladiri

Syufu Taesyukhan karena yang penulis lihat cukup banyak santri yang

memiliki minat untuk mengikuti ekstrakurikuler ini.

2. Menambah intensitas latihan supaya dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap peningkatan kebugaran jasmani santri karena dengan

(34)

78

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

kontribusi beladiri Syufu Taesyukhan terhadap kebugaran jasmani tidak akan

maksimal atau dapat dikatakan sangat minim.

3. Kepada Guru/Ustadz supaya lebih memberikan pemahaman tentang

pendidikan kesehatan bagi santri yang tinggal diasrama dengan keadaan satu

ruangan diisi oleh 10-15 orang dengan pemahaman dan kebiasaan yang

berbeda-beda terhadap kesehatan sehingga ini sangat berpengaruh terhadap

kebiasaan yang lainnya, apalagi pada santri Tsanawiyah yang masih sangat

labil. Akan tetapi walaupun demikian penulis berharap pihak pengelola

pesantren dapat memaksimalkan pendidikan kesehatan dan menyediakan

perlengkapan kebersihan yang memadai.

4. Untuk santri Aliyah supaya supaya dapat menjadi contoh bagi adik-adik

kelasnya dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan pribadi maupun

lingkungan sehingga santri Tsanawiyah lebih memahami dan mengikuti akan

pentingnya kebersihan dan kesehatan dalam hal ini perilaku hidup sehat.

5. Diperlukan penelitian lebih dalam mengenai aktivitas kepesantrenan yang

berhubungan dengan perilaku hidup sehat atau beladiri Syufu Taesyukhan yang

memperhatikan lebih dalam dari aktivitas sehari-harinya, kecukupan gizi dan

istirahat yang dapat menunjang pada peningkatan kebugaran jasmani santri itu

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi II. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Gibney, J. M., et. al. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Giriwijoyo, H. Y. S. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia.

Giriwijoyo, H. Y. S. (2007). Sport Medicine. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hartono, L. A. (2007). Stres & Stroke. Yogyakarta : Kanisius.

Herdiana, S. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Tactical Games Terhadap

Kemampuan Bermain Bola Voli. Skripsi pada FPOK Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Komariyah, L. (2010). Pendidikan Kesehatan. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia.

Kusmaedi, N., et. al. (2008). Modul Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik. Bandung : BW Design.

Lutan, R., et. al. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung : Fakultas Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.

Mauludin, R. (2011). Hubungan Tingkat Kebugaran Jasmani dengan Sikap

Kepemimpinan Siswa SMPN 3 Margahayu Kab. Bandung. Skripsi pada

FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhasan dan Cholil-Hasanudin, D. (2007). Modul Tes dan Pengukuran

Keolahragaan, Bandung: FPOK UPI.

Nurihsan, A. J. dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan

(36)

80

Sukmayadi, 2013

Hubungan Antara Beladiri Syufu Taesyukhan Dan Perilaku Hidup Sehat Dengan Kebugaran Jasmani Pada Santri Aliyah Dan Tsanawiyah Di Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Tasikmalaya

Nursanyoto, H., et. al. (1992). Ilmu Gizi, Zat Gizi Utama. Jakarta : Golden Terayon Press.

Ruhimat, T., et. al. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Subagja, R. Y. (2011). Hubungan Pendidikan Kesehatan Sekolah dengan

Perilaku Sehat Siswa di SMA Negeri 11 Bandung. Skripsi pada FPOK

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung : tidak diterbitkan.

Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung : Tarsito Bandung.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode,

Teknik. Bandung : Tarsito.

Syamsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Litera

Tarigan, B. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga (Sebuah Analisis Kritis). Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI Press.

______________________________________________________________

Abduldaem. (2011). Narkoba dan Zat Berbahaya lainnya. [online]. Tersedia : http://

Abdurrohman, Z. (2011). Sejarah Singkat Syufu Taesyukhan. [online]. Tersedia : http://zubairabdurrohman.blogspot.com/2011/09/sejarah-singkat-syufu-taesyukhan.html?spref=bl (14 Maret 2013)

Anonim. (2008). Latar Belakang Berdirinya Syufu Taesyukan. [online]. Tersedia : http://syufu-taesyukhan.blogspot.com/ (21 Maret 2013)

Anonim. (2010). Istirahat yang Cukup. [online]. Tersedia : http://usadhaxamthone.com/istirahat-yang-cukup/ (18 Maret 2013)

(37)

Nugroho, S. (2012). Beladiri Sepuluh Abad. [online]. Tersedia :

http://www.facebook.com/notes/setiawan-nugroho/bela-diri-sepuluh-abad/10150567714027795 (21 Maret 2013)

Nugroho dan Ali, A. R. (2010) Perilaku Kesehatan dan Proses Perubahannya. [online]. Tersedia : http://www.google.com/ perubahan-perilaku-dan-proses-perubahannya.pdf. (14 Maret 2013)

Permathic. (2012). Zat Berbahaya pada Rokok. [online]. Tersedia : http://

Soejoeti, S. Z. (2008). Pembangunan Kesehatan. Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI, Jakarta . [online]. Tersedia : http://www.sehatsakityuniawan.blog.unair.ac.id (14 Maret 2013).

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian pada Santri Aliyah
Gambar 3.2 Paradigma Penelitian pada Santri Tsanawiyah
Gambar 3.3 Langkah-Langkah Penelitian
Gambar 3.4 Keterkaitan variabel
+6

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengujian secara parsial, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Locus of Control (LOC) dengan Perilaku Hidup Sehat setelah

Terdapat hubungan yang signifikan antara ekstrakurikuler usaha kesehatan sekolah dengan pola perilaku hidup sehat siswa, dimana setelah dilakukan pengujian korelasi dalam

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah

Dalam hasil penelitian yang telah dijabarkan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku hidup sehat yang signifikan antara siswa MI

Hasil pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santriwati Pondok Pesantren Assalafiyyah

Hasil pada penelitian ini adalah terdapat hubungan antara perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian skabies pada santriwati Pondok Pesantren Assalafiyyah

Kesimpulan: Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti,dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku hidup bersih sehat dengan kejadian