• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMP NEGERI 3 LEMBANG(Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 3 Lembang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI DI SMP NEGERI 3 LEMBANG(Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 3 Lembang)."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI

DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

(Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 3 Lembang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh :

FREDDY RACHMADAN

0901620

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hubungan Antara Kegiatan

Ekstrakurikuler Futsal Terhadap

Perilaku Sosial dan Kebugaran

Jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Oleh Freddy Rachmadan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Freddy Rachmadan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

FREDDY RACHMADAN 0901620

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI

DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Didin Budiman, M.Pd NIP. 197706292002121002

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal Dengan Perilaku Sosial Dan Kebugaran Jasmani Siswa di SMP Negeri 3 Lembang.

Freddy Rachmadan 0901620

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal dengan perilaku sosial dan kebugaran jasmani siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Lembang yang mengikuti ekstrakurikuler futsal, sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 siswa, terdiri atas kelas VIII dan kelas IX yang dipilih dengan menggunakan teknik

purposive sampling, alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur

perilaku sosial menggunakan tes dari Krech, Cruchtfield and Ballachey yang indikatornya adalah kerjasama, menghormati, jujur, perkelahian permusuhan, dan persaingan. Untuk mengumpulkan data perilaku sosial penulis menggunakan angket. Sedangkan untuk mengukur kebugaran jasamani penulis menggunakan tes kebugaran jasamani Indonesia (TKJI). Dari hasil pengujian analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut, terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial siswa dan terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap kebugaran jasmani siswa.

(5)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

CORRELATION OF FUTSAL EXTRACURRICULAR WITH SOCIAL BEHAVIOR AND PHYSICAL FITNESS IN 3 JUNIOR HIGH SCHOOL

LEMBANG

Freddy Rachmadan 0901620

The study aims to determine correlation between futsal extracurricular and social behavior and physical fitness. This research is determined by descriptive method.

Population that used are student in 3 Junior High School Lembang who’s enroll

futsal extracurricular, whereas the sample are 25 students consist of grade VIII

and IX which is elected by purposive sampling technique, data’s collection instrument is used by Krech, Cruchtfield, and Ballachey’s test. This indicators of

this measurement are cooperation, respect, fair, fight, enmity, and competition. Social behavior aspect is determined by using questionnaire. Whereas physical fitness aspect is measured by Indonesian Physical Fitness Test (TKJI). The result

obtained that there’s significant correlation between futsal extracurricular and

student’s social behavior, significant correlation between futsal extracurricular

and physical fitness.

(6)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTSIS PENELITIAN ... 8

A. Hakikat Kegiatan Ekstrakurikuler ... 8

1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 8

2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 9

3. Ciri-ciri Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

4. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

5. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10

B. Hakikat Perilaku Sosial ... 11

1. Pengertian Perilaku Sosial ... 11

2. Bentuk dan Jenis perilaku Sosial... 14

3. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Sosial ... 19

(7)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

5. Karakteristik Perilaku Sosial Siswa SMP ... 24

C. Hubungan Perilaku Sosial dengan Ekstrakurikuler Olahraga ... 25

D. Hakikat Kebugaran Jasmani ... 25

1. Pengertian kebugaran Jasmani... 25

2. Pengelompokkan Kebugaran Jasmani ... 27

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 28

4. Jenis Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)... 29

E. Kerangka Pemikiran ... 30

F. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Lokasi Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel ... 33

C. Metode Penelitian ... 34

D. Desain Penelitian ... 35

E. Langkah-Langkah Penelitian ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 37

1. Instrumen Untuk Mengukur Perilaku Sosial ... 37

2. Instrumen Untuk Mengukur Kebugaran Jasmani ... 40

G. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen ... 44

1. Uji Validitas Instrumen ... 45

2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 49

H. Pengolahan Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Pengolahan dan Analisis Data ... 55

1. Hasil Penelitian ... 55

2. Analisis Data Hasil Penelitian ... 60

B. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

(8)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Tahapan dan Ciri-ciri Perkembangan Perilaku Sosial Individu ... 13

3.1 Kisi-Kisi Keikutsertaan Ekstrakurikuler ... 38

3.2 Kisi-Kisi Perilaku Sosial ... 39

3.3 Skor Untuk Soal Positif dan Negatif ... 40

3.4 Nilai Tes Lari 50 meter ... 42

3.5 Nilai Tes Angkat Tubuh 60;30 detik ... 43

3.6 Nilai Tes Baring Duduk 60 detik ... 43

3.7 Nilai Tes Loncat Tegak ... 43

3.8 Nilai Tes Lari Jauh 1000;800 meter ... 44

3.9 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia... 44

3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Keikutsertaan Ekastrakurikuler Futsal ... 46

3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku Sosial ... 48

3.12 Interpretasi Nilai... 50

3.13 Hasil Uji Reliabilitas Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal ... 50

3.14 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Sosial ... 51

3.15 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 54

4.1 Kriteria Penilaian ... 55

4.2 Statistik Deskriptif Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal ... 56

4.3 Persentase Sub Komponen Keikutsertaan ekstrakurikuler Futsal ... 57

4.4 Statistik Deskriptif Perilaku Sosial ... 58

(9)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

4.6 Statistik Deskriptif Tingkat Kebugaran Jasmani ... 59

4.7 Hasil Penilaian Tiap Item Tes Kebugaran Jasmani ... 60

4.8 Hasil Uji Normalitas ... 61

4.9 Hasil Perhitungan Korelasi ... 61

4.10 Hasil Perhitungan Korelasi ... 62

4.11 Hasil Uji t ... 63

(10)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(11)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi

DAFTAR BAGAN

Halaman

3.1 Desain Penelitian ... 35

(12)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan secara umum merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh

dalam pembentukan seseorang, akalnya dan akhlaknya. Dengan adanya

pendidikan di dunia ini maka setiap orang bisa mempelajari segala macam ilmu

dan hal-hal lain, sedangkan orang yang tidak berpendidikan maka tidak akan

mengenal suatu benda ataupun hal-hal lain dikarenakan tidak mengenal ilmu. Ilmu

yang kita dapat bisa berasal dari mana saja, tidak hanya pendidikan formal

maupun informal, akan tetapi bisa melalui pengalaman maupun faktor lain.

Karena ilmu tidak hanya didapat dari hal yang baik, bahkan dari hal yang kurang

baik pun kita bisa jadikan pembelajaran dan dapat dijadikan ilmu baru. Serta ilmu

juga tidak didapat dengan hanya belajar saja, dari kehidupan sehari-hari kita juga

bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru, baik disengaja seperti pendidikan

dalam lingkungan keluarga (rumah) dan pendidikan di sekolah, atau yang tidak

disengaja seperti pendidikan yang datang kebetulan dari pengaruh lingkungan

sosial dalam pergaulan.

Proses pendidikan dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat melalui

jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, dimana jalur pendidikan ini

dijadikan wadah untuk mengembangkan potensi-potensi diri bagi setiap

individunya. Pada umumnya proses pendidikan ini banyak dilakukan di sekolah

melalui jalur pendidikan formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan

formal berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta

kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan

secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi diri yang dimilikinya.

Didalam proses pendidikan di sekolah terbagi 3 kegiatan pembelajaran,

(13)

2

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekstrakurikuler dijelaskan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada,

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/ [diakses 4 Februari 2014] yakni,

Program ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra dan ekstra kedua-duanya tak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi didik hingga mencapai taraf maksimum.

Kebutuhan belajar siswa diharapkan terpenuhi melalui kegiatan

ekstrakurikuler selain juga belajar dalam intrakurikuler. Bakat dan minat terhadap

suatu kegiatan yang diprogramkan dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan

pula dapat tersalurkan, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara

maksimal. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dapat memberikan

nilai-nilai positif bagi siswa dalam pemanfaatan waktu luang sehingga siswa

selalu mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi

dirinya.

Kegiatan ekstrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam

mengisi waktu luang, olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan

perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak

mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri.

Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan

perkembangannya. Selain pembentukan perilaku sosial juga bermanfaat untuk

membentuk kebugaran jasmaninya karena dengan mengikuti kegiatan olahraga

yang terdapat di ekstrakurikuler melakukan banyak gerakan-gerakan yang melatih

badan agar badan tetap menjadi bugar dengan proses latihan yang cukup panjang.

Tanpa disadari setiap kita melakukan aktivitas, kita selalu berinteraksi

dengan orang lain. Tegur sapa dan saling membantu selalu menghiasi kehidupan

kita. Dari seringnya interaksi ini akan membentuk suatu perilaku sosial. Jika

berada dalam lingkungan sekolah maka setiap siswa akan melakukan selalu

berinteraksi baik itu kepada temannya maupun kepada gurunya, faktor guru dan

(14)

3

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun perilaku sosial menurut, Baron (1991) yang dikutip oleh Ibrahim

(2001, hlm. 4) ‘perilaku sosial adalah reaksi seseorang terhadap orang lain. Reaksi

tersebut dinyatakan dalam tindakan, perasaan, keyakinan, kenangan, atau rasa

hormat terhadap orang lain’. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas

tentang perilaku sosial, bahwa perilaku sosial merupakan sebagai suatu sikap

seseorang yang akan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan

sosialnya. Dalam interaksi tersebut terdapat proses saling merespon, saling

menghargai dan saling menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Di dalam

upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai dari pribadi manusia tidak dapat

melakukannya sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari pihak-pihak lain. Ada

saling ketergantungan satu sama lain, dalam upaya memenuhi kebutuhan. Dengan

kata lain, kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling

mendukung kebersamaan. Suasana ketergantungan ini merupakan keharusan

untuk menjamin keberadaan manusia.

Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Ibrahim (2001)

mengemukakan bahwa: ‘Perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respon

antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi’.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, bahwa perilaku sosial

seseorang bisa timbul atau nampak jika ada respon dari orang lain. Perlu diketahui

perilaku sosial merupakan sifat yang relatif untuk menanggapi reaksi penolakan

yang keras dari pihak lain. Sementara itu ada pula orang yang menunjukan

perilaku bermusuhan, baik dalam ucapan yang menyakitkan perasaan orang atau

bahkan tindakan meresahkan orang lain. Semua itu merupakan contoh perilaku

yang melibatkan interaksi antar individu. Proses sosialisasi yang dilakukan

individu tidak terlepas dari satu lingkungan saja melainkan dapat terjadi dalam

lingkungan yang beraneka ragam. Bagi individu yang termasuk dalam lingkungan

sekolah, sosialisasinya juga dilakukan di lingkungan sekolah karena lembaga

pendidikan formal tersebut merupakan salah satu lingkungan sosial yang dapat

(15)

4

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain mempengaruhi perilaku sosial, ekstrakurikuler juga mempengaruhi

kebugaran jasmani siswa-siswinya. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan

sehat jasmani yang menjadi dasar keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus

dilaksanakan. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kebugaran

jasmani seseorang.

Semua bentuk kegiatan selalu memerlukan dukungan fisik atau jasmani,

sehingga masalah kemampuan fisik merupakan faktor dasar bagi setiap aktivitas

kita semua. Oleh karena itu untuk setiap aktivitas kita sehari-hari, minimal kita

harus mempunyai kemampuan yang selalu mendukung tuntutan aktivitas itu dan

tentu saja lebih baik lagi bila kita memiliki pula cadangannya. Dengan mengikuti

ekstrakurikuler maka aktivitas siswa-siswi ini akan lebih bertambah lagi sehingga

fisik atau jasmani mereka dilatih untuk bisa melakukan aktivitas lebih lama.

Menurut Mooren dan Volker dalam Tarigan (2009, hlm. 28) menyatakan

bahwa:

Kebugaran Jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegaitan sehari-hari dengan semangat dan penuh kesadaran yang dilakukan tanpa kelelahan yang berarti dengan energi lebih untuk dapat menikmati waktu bersenang-senang serta masih memiliki tenaga cadangan untuk menghadapi keadaan darurat yang mungkin timbu.

Berdasarkan yang dikemukakan diatas berarti kebugaran jasmani

merupakan cermin dari kemampuan fungsi sistem-sistem dalam tubuh yang dapat

mewujudkan suatu peningkatan kualitas hidup dalam setiap aktifitas fisik.

Kebugaran jasmani sangat dibutuhkan oleh setiap siswa untuk memperoleh

ketangkasan, kesanggupan serta kemampuan belajar yang tinggi. Salah satu jalan

untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran jasmani dengan melakukan

olahraga secara teratur dan aktifitas fisik sehari-hari yang bermanfaat untuk

kesehatan. Sehubungan dengan itu, maka tidak akan terpenuhi kebugaran jasmani

yang hanya mengikuti pelajaran pendidikan jasmani saja, dengan mengikuti

ekstrakurikuler menjadi wadah bagi siswa untuk menambah lagi kegiatan fisik

(16)

5

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pengalaman penulis ketika melakukan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Lembang, ada yang memikat

perhatian untuk dijadikan bahan penelitian atau masalah untuk skripsi, yaitu

mengenai perilaku sosial siswa yang merasa dirinya merasa hebat dan angkuh

keteman-temannya dikarenakan siswa tersebut mempunyai keahlian yang

dimilikinya sedangkan temannya tidak memilliki keahlian seperti dirinya terutama

ketika dikelas seolah-olah dia adalah pemimpin di kelas itu sendiri, selain

mengenai perilaku sosial adapun masalah tentang kebugaran jasmani karena

tingkat kebugaran jasmaninya sangat kurang walaupun mengikuti ekstrakurikuler

olahraga dan ternyata kebugaran jasmaninya tidak jauh berbeda dengan siswa lain

yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Pada saat siswa melakukan

aktivitas olahraga selalu cepat mengalami kelelahan dan juga setelah siswa

melakukan aktivitas olahraga pada saat proses belajar di kelas siswa selalu lesu

dan cenderung tidak semangat mengikuti proses pembelajaran. Kemudian waktu

yang digunakan untuk mengajarkan pendidikan jasmani SMP Negeri 3 Lembang

belum terealisasi dengan baik, sedangkan kebugaran jasmani siswa sangat

menentukan kesuksesan dalam mengikuti belajar dan mengajar pendidikan

jasmani dan olahraga tersebut.

Dalam penelitian ini penulis memilih kegiatan ekstrakurikuler olahraga

sebagai variabel penelitian. Karena memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah

untuk mengubah perilaku sosial siswa, selain itu juga agar siswa mempunyai

kebugaran jasmani yang lebih baik diantara siswa yang lainnya. Ekstrakurikuler

olahraga yang bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan aspek yang

menjadi tujuan dari pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga. Seperti

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berfikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih. Selain aspek-aspek diatas kegiatan ekstrakurikuler

olahraga juga sebagai alat pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan

yang dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat

(17)

6

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan

siswa.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Perilaku Sosial

Dan Kebugaran Jasmani di SMP Negeri 3 Lembang”.

B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi

masalah yang akan penulis teliti dan fakta yang terjadi di lapangan yaitu banyak

siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler memiliki perilaku sosial yang lebih

angkuh dan memiliki kebugaran jasmani yang seimbang dengan temannya yang

tidak mengikuti ekstrakurikuler.

Maka dari itu kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang berada di sekolah

sangatlah diperlukan untuk mengembangkan nilai perilaku sosial dan kebugaran

jasmani. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki jumlah jam yang cukup banyak

dibandingkan kegiatan pembelajaran intrakulikuler.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat ditarik rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku

sosial siswa di SMP Negeri 3 Lembang?

2. Apakah ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap

kebugaran jasmani siswa di SMP Negeri 3 Lembang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis diatas,

maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap

(18)

7

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap

kebugaran jasmani siswa di SMP Negeri 3 Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif

bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani, tentunya juga

bagi penulis, pihak sekolah dan guru-guru pendidikan jasmani khususnya.

Berdasarkan gambaran umum diatas maka hasil penelitian ini diharapkan:

1. Dapat menjadi masukan kepada sekolah berkenaan dengan hubungan

kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran

jasmani siswa.

2. Memberi masukan kepada guru, khususnya guru pendidikan jasmani untuk

mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.

3. Sebagai informasi kepada orang tua siswa supaya mengikut sertakan anaknya

dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya meningkatkan perilaku sosial

dan kebugaran jasmani.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang terdiri

dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian

Pustaka, kerangka pemikiran. BAB III: Metode Penelitian yang terdiri dari

populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrument

penelitian, langkah-langkah penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil

penelitian dan Pembahasan yang memaparkan hasil penelitian serta pembahasan.

(19)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 3 Lembang, yang beralamat di Jalan

Raya Lembang no. 29. Lokasi penelitian merupakan tempat wilayah dimana

penelitian tersebut akan dilakukan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi atau yang biasa disebut dengan universe atau universum merupakan

sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama, yang

mungkin diselidiki atau diamati. Menurut Sugiyono (2012, Hlm. 117) yang dimaksud

dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 3 Lembang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola futsal.

Sedangkan yang dimaksud sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang

dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian

dari populasi itu sendiri, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola futsal. Hal

ini sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008, Hlm. 16) “Apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling

menurut Sugiyono (2012, Hlm. 124) “Purposive Sampling adalah teknik penentuan

(20)

34

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9 yang mengikuti ekstrakurikuler bola futsal, adapun kriteria siswa yang dijadikan

sampel sebagai berikut:

1. Hanya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal

2. Selalu hadir atau aktif mengikuti ekstrakurikuler futsal

3. Hanya siswa kelas 8 dan kelas 9 saja

4. Mengikuti ekstrakurikuler minimal satu tahun

C. Metode Penelitian

Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif.

Kebenaran tersebut merupakan tujuan, sementara metode itu adalah cara. Penggunaan

metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan

bukti ilmiah yang kuat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 6),

bahwa:

Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, dan mengantisipasi masalah dalam penelitian.

Dengan kata lain, metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti

untuk mencari jawaban atau kebenaran dari masalah dan pernyataan-pernyataan

dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif. Seperti yang dijelaskan Arikunto ( 2007, hlm. 234) “Penelitian

deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian.”

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian deskriptif adalah cara untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi

(21)

35

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau situasi yang sebenarnya. Penggunaan

metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi

kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani siswa

SMPN 3 Lembang.

D. Desain Penelitian

Desain penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam proses

penelitian, dengan adanya desain penelitian maka penelitian akan terarah dan

terencana sehingga dapat memberikan efisiensi dan keakuratan terhadap tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nasution yang

dikutip oleh Sumantri dalam Irwansyah (2011, hlm. 46) bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang suatu pengumpulan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.

Adapaun desain penelitian yang dibuat untuk lebih memudahkan proses

penelitian dalam mencapai tujuan secara optimal, yaitu sebagai berikut:

Bagan 3.1

Desain Penelitian

(Menurut Sugiyono, 2009, hlm. 70)

Keterangan:

X

Y

2

(22)

36

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = Ekstrakurikuler Futsal

Y1 = Perilaku sosial

Y2 = Kebugaran Jasmani

Terdapat tiga variabel dalam proses penelitian ini yaitu, variabel bebas (X)

adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dan dua variabel terikat yaitu

perilaku sosial (Y1), serta kebugaran jasmani (Y2). Dimana variabel bebas sebagai

variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

E. Langkah-langkah Penelitan

Berdasarkan desain penelitian diatas, maka penulis menentukan

langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

1. Menentukan populasi dan sampel

2. Memberikan angket keikutsertaan ekstrakurikuler dan perilaku sosial

3. Melakukan tes menggunakan TKJI

4. Melakukan analisis data

5. Kesimpulan

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian

POPULASI

TKJI SAMPEL

TES

(23)

37

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena

sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan

sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai

akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dan sejumlah

populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan.

1. Instrumen untuk Mengukur Perilaku Sosial Siswa

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses

penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket dan tes. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 199) angket

adalah:

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, karena

penelitian ini terdiri dari tiga variabel, maka dalam penelitian ini terdapat satu jenis

tes dan dua jenis angket, yaitu (1) untuk mengukur kegiatan ekstrakurikuler penulis

menggunakan kisi-kisi dari Krathwohl dalam Suhendar (2011: 41) yang terdiri dari

penerimaan, penanggapan dan penilaian, (2) untuk mengukur perilaku sosial penulis

menggunakan kisi-kisi dari Krech, Cruchtfield dan Ballachey dalam Rusli Ibrahim

ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

(24)

38

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2001) yang terdiri dari kerjasama, menghormati atau menghargai, jujur, perkelahian,

permusuhan, dan persaingan, dan (3) untuk mengukur kebugaran jasmani

menggunaka tes TKJI yang terdiri dari lari sprint 50 meter, vertical jump, pull up, sit

up dan lari 800 meter serta 1000 meter “Agar instrumen dapat menghasilkan data

kuantitatif yang akurat, maka setiap instumen harus memiliki skala” (Sugiyono, 2009, hlm. 133).

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Menurut Sugiono (2012, hlm 134) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Angket yang digunakan ini dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima.

Kelima alternatif jawaban tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi

sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (R)

Ragu, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Angket Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal

(Menurut Krathwohl dalam Suhendar 2011: 41)

KOMPONEN SUB.

KOMPONEN INDIKATOR

ITEM SOAL (+) (-) 1. Penerimaan 1) Kesadaran. a. Kesadaran akan manfaat.

b. Kesadaran akan kebutuhan. c. Kesadaran akan

a. Pilihan yang tepat. b. Terdapat dampak yang

positif. 2. Penanggapan 1) Menerima

Tanggapan.

a. Mau melakukan karena ada saran.

b. Tertarik setelah

(25)

39

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui bentuk

a. Adanya Kesadaran Sendiri. b. Menyadari pentingnya

a. Merasa yakin akan manfaat.

b. Merasa puas melakukan kegiatan.

c. Merasa puas karena menyehatkan. 3. Penilaian 1) Menerima

Suatu Nilai.

Kisi-Kisi Angket Perilaku Sosial

(Menurut Krech, Cruchtfield dan Ballachey dalam Rusli Ibrahim 2001)

KOMPONEN SUB KOMPONEN INDIKATOR ITEM SOAL

(+) (-) Perilaku Sosial 1. Kerjasama 1.Saling membantu

2.Saling tolong-menolong

1.Sopan kepada yang lebih tua

2.Menghargai

kemampuan orang lain 3.Tidak merendahkan

orang lain

(26)

40

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Menyatakan kebenaran 3.Tidak berbohong

12

16 19, 31

4. Perkelahian 1.Antar siswa

2.Antar gank sekolah 3.Antar tim olahraga

18 5. Permusuhan 1.Saling merendahkan

2.Saling mengolok-olok

10

2 21, 37

6. Persaingan 1. Memperoleh dukungan 2. Orang yang dikenal

5, 38 6,29 35

Pemberian skor dari angket ini menggunakan skala likert, mengenai hal ini

Sugiyono menjelaskan (2012, hlm. 134) “skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.”

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata anatara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. (Sugiyono, hlm.135)

Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis

menetapkan kategori penskoran dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3

Skor Untuk Soal Positif dan Negatif

Positif Jawaban Negatif

5 Sangat Setuju (SS) 1

4 Setuju (S) 2

3 Ragu-ragu (R) 3

2 Tidak Setuju (TS) 4

(27)

41

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen untuk Mengukur Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP

Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan

beberapa tes yang digunakan dengan komponen kebugaran jasmani Indonesia tingkat

menengah pertama.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan prosedur pelaksanaan

tes yang sudah baku yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk tingkat SMP atau

sederajat usia 13-15 tahun, instrumen ini terdiri dari tes lima item, menurut Nurhasan

dan Cholil (2007, hlm. 119) sebagai berikut: a) lari 50 meter, b) baring duduk 60

detik, c) angkat tubuh 60 detik, d) loncat tegak, e) lari 800 dan 1000 meter. Tes

tersebut harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu.

Tujuan untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tigkat

kesegaran jasmani siswa sekolah menengah pertama putra dan putrid, serta remaja

yang seusia. Tata cara tes pelaksanaan tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI)

a. Rangkaian Tes

1) Tes lari cepat 50 meter

2) Tes angkat tubuh (30 detik putri; 60 detik putra)

3) Tes baring duduk 60 detik

4) Tes loncat tegak (vertical jump)

5) Tes lari jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra

b. Kegunaan/Fungsi tes

1) Mengukur kemampuan fisik siswa

2) Menentukan status kondisi fisik siswa

3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran penjaskes

(28)

42

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran

jasmaninya.

c. Alat dan Fasilitas

1) Lintasan lari atau lapangan yang datar tidak licin

2) Stop watch

3) Palang tunggal

4) Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap

5) Serbuk kapur

6) Penghapus

7) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis

d. Ketentuan Tes

TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus

dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan

memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes kebutir tes berikutnya dalam tiga

menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh

dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut:

1) Pertama : lari cepat 50 meter

2) Kedua : Angkat tubuh (pull up), 30 detik untuk putri, 60 detik untuk putra.

3) Ketiga : baring duduk (sit up) 60 detik

4) Keempat : loncat tegak (vertical jump)

5) Keenam : lari jauh 800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra

e. Tabel nilai

Hasil setiap butir tesyang telah dicapai oleh siswa-siswi dapat disebut sebagai

hasil kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing

(29)

43

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu

NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan

dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut

digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani.

Tabel 3.4

Tabel nilai tes lari 50 meter

No 13-15 tahun Nilai

Putera Puteri

1 Sd –6.7” Sd –7.7” 5

2 6,8” –7,6” 7,8” –8,7” 4

3 7,7” –8,7” 8,8” –9,9” 3

4 8,8” –10,3” 10,0” –11,9” 2

5 10,4” – dst 12,0” – dst 1

Tabel 3.5

Tabel nilai tes angkat tubuh 60;30 detik

No 13-15 tahun Nilai

Putera Puteri

1 16 ke atas 41 keatas 5

2 11 – 15 22 - 40 4

3 6 – 10 10 – 21 3

4 2 – 5 3 – 9 2

5 0 -1 0 - 2 1

Tabel 3.6

Tabel nilai tes baring duduk 60 detik

No 13-15 tahun Nilai

Putera Puteri

1 38 ke atas 28 ke atas 5

2 28 – 37 19 – 27 4

3 19 – 27 9 – 18 3

(30)

44

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5 0 - 7 0 – 2 1

Tabel 3.7

Tabel nilai tes loncat tegak

No 13-15 tahun Nilai

Putera Puteri

1 66 ke atas 50 ke atas 5

2 53 – 65 39 – 49 4

3 42 – 52 30 – 38 3

4 31 – 41 21 – 29 2

5 0 – 30 0 - 20 1

Tabel 3.8

Tabel nilai tes lari jauh 1000;800 meter

No 13-15 tahun Nilai

Putera Putri

1 Sd –3’,04” Sd –3’,06” 5

2 3’,05” –3’,53” 3’,07” –3’,55” 4

3 3’,54 –4’,46” 3’,56” –4’,58” 3

4 4’,47” –6’,04” 4’,59” –6’,40” 2

5 6’,05” – dst 6’,41” - dst 1

Tabel 3.9

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

No Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani

1 22 – 25 Baik sekali (BS)

2 18 – 21 Baik (B)

3 14 – 17 Sedang (S)

4 10 – 13 Kurang (K)

(31)

45

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, ikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

(1) Jumlahkan nilai kelima butir tes

(2) Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan normal tes kebugaran jasmani

diatas

G. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen

Sebelum skala disebarkan kesemua sampel untuk mendapatkan data, skala yang

telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur

tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item pernyataan. Dari

uji coba skala tersebut akan diperoleh sebuah skala yang memenuhi syarat dan dapat

digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Skala akan diuji cobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel, uji

coba skala dilaksanakan terhadap peserta didik di SMP PGRI Cimahi yang berjumlah

22 responden yang mengikuti ekstrakurikuler futsal sebagai responden karena

dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk

penelitian.

Pengolahan data hasil uji coba akan diolah secara statistic, ada pun pengolahan

data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007.

1. Uji Validitas Instrumen

Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan

instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang

(32)

46

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas

instrumen yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:

(1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.

(2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.

(3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010: 213)

sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel

N = Banyak subjek / responden

X = Jumlah skor butir

Y = Jumlah skor total

(4) Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.

(5) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui

masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara

rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh berdasarkan “Tabel Harga dari r

Product-Moment” (Arikunto, 2010: 402) dengan jumlah responden (n)

sebanyak 30 responden adalah 0,361. Apabila rtabel lebih besar atau sama

dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya

apabila rtabel lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan

butir soal tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen

(33)

47

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji Validitas Instrumen Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan formula pearson

product-moment dalam microsoft excel diperoleh data sebagai berikut yang akan disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal

Lanjutan Tabel 3.10 No Soal Thitung Keterangan

1 0.485 Valid

No Soal Thitung Keterangan

(34)

47

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.10 diatas dengan ketentuan rtabel

0,361 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 61 butir soal, sedangkan

butir soal yang tidak valid berjumlah 23 butir soal. Selanjutnya butir soal yang valid

akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini.

b. Uji Validitas Instrumen Perilaku Sosial

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan microscoft excel dengan

menggunakan formula pearson product-moment dihasilkan data sebagai berikut.

Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Perilaku Sosial

No Soal Thitung Keterangan

1 0,454 Valid

No Soal Thitung Keterangan

(35)

50

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lanjutan tabel 3.11

13 0,684 Valid 14 0,429 Valid 15 -0,552 Tidak Valid 16 -0,428 Tidak valid 17 0,197 Tidak Valid 18 0,792 Valid 19 0,639 Valid 20 0,469 Valid 21 0,741 Valid 22 0,317 Tidak Valid 23 0,219 Tidak Valid 24 0,299 Tidak Valid 25 0,08 Tidak Valid

(36)

49

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan data dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah butir soal

yang valid adalah 44 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 32

butir soal.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau

konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel

jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya

dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.

Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod).

Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket

tersebut.

(1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap.

(2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi

variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variabel

Y.

(3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan

genap, dengan menggunakan formula correlation pearson product moment

dalam microsoft excel.

(4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian di sesuaikan dengan tabel interpretasi nilai.

Tabel 3.12 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2010: 319)

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah

Rendah

(37)

50

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Keikutsertaan Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal

Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.13

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Variabel Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal

ganjil genap

ganjil 1

genap 0,937 1

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0,937, nilai tersebut

menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional

Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kecerdasan emosional

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.14

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Perilaku Sosial

ganjil genap

ganjil 1

genap 0,736 1

Koefisien korelasi dalam tabel tersebut adalah 0,736 menunjukkan bahwa

instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi.

(38)

51

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah memperoleh hasil uji coba angket dan mengumpulkan data dari hasil

penyebaran angket yang sebenarnya selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

cara-cara sebagai berikut:

Adapun rumus-statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes

skala dalam hermanto &Nurjammil (2010, hlm. 46) sebagai berikut:

1. Mencari rata-rata dari setiap variabel data, yaitu dengan rumus:

X =

Keterangan:

X = rata-rata yang dicari x = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel

2. Menghitung Simpangan Baku

Keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari

= jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan

n(n – 1) = jumlah sampel dikurangi satu

3. Menghitung Presentase

(39)

52

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P = jumlah presntase yang dicari

x1 = banyaknya skor (berdasarkan banyaknya frekuensi seluruh jawaban

responden

xn = jumlah skor ideal

4. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran

normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan

selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji

normalitas Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Bambang Abduljabar dan

Jajat Sudrajat (2010:256) adalah sebagai berikut:

a) Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari nilai rata-rata dan simpangan baku.

b) Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. Dengan rumus :

c) Mencari luas Zi padatabel Z.

d) Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 - luas

daerah, sedangkan untuk luas daerah bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.

e) S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.

f) Hasil pengurangan F(Zi) - S(Zi) ditempatkan pada kolom F(Zi) - S(Zi).

g) Mencari data atau niai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai L0.

h) Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi

normal.

2) Jika L0 ≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal

5. Uji Korelasi

Uji korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel yang satu

dengan yang lainnya, dinyatakan dengan koefisien korelasi (-1, 0, -1) ≈ -1 ≤ n ≤ 1,

(40)

53

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan dugaan sementara yang

dibuat oleh peneliti sebelumnya. Uji hipotesis dengan ketentuan yang telah disahkan

pada saat pengajuan penelitian bahwa untuk menguji hipotesis menggunakan uji

hipotesis kesamaan dua rata-rata atau hubungan dari kedua variabel adalah sebagai

berikut:

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Jika harga r hitung lebih besar dari harga r tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang

ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang

tertera pada tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.15

Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

(41)

54

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(42)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil

penelitian dengan judul hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal dengan

perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang adalah:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal

terhadap perilaku sosial siswa.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal

terhadap kebugaran jasmani siswa.

B. Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan mengenai penelitian

hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan perilaku sosial dan kebugaran

jasmani siswa, yaitu:

1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan

memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah perkembangan suatu nilai

perilaku sosial siswa itu sendiri dan kebugaran jasmaninya, yang telah

dibuktikan dalam penelitian ini dan diharapkan untuk pihak-pihak terkait agar

lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler.

2. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan dan

mendukung ekstrakurikuler karena kegiatan tersebut berdampak positif bagi

siswa-siswi terutama dalam meningkatkan nilai perilaku sosial dan kebugaran

jasmani siswa itu sendiri.

3. Kepada orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif

dalam berbagai kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler agar

(43)

69

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Kepada para siswa-siswa hendaknya lebih dapat memanfaatkan waktu luang

dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti mengikuti kegaitan

ekstrakurikuler.

5. Untuk penelitian selanjutnya apabila akan meneliti permasalahan yang sama

hendaknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang lebih bervariasi

(44)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B, dan Jajat Drajat K. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam

Penjas. Bandung: FPOK UPI.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Giriwijoyo, S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) (Sport

Physiologi). Bandung. FPOK

Ibrahim, Rusli. (2001). Pembinaan Perlaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani

Prinsi-prinsip Dan Metode. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga

Depdiknas.

Lutan, Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.

Jakarta: P2LPTK.

Nurhasan. (2008). Tes Kemampuan Fisik Dasar Cabang-cabang Olahraga.

Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Pranata, B (2013). Perbandingan Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti

Ekstrakurikuler Olahraga Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler

PMR Pada Siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Cirebon Barat. Skripsi.

FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Pratama, A. (2012). Dampak Ekstrakurikuler Bulutangkis Dan Karate Terhadap

Disiplin Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di

SMAN 5 Cimahi. Skripsi. FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

(45)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rohmah, Oom. (2010). Hubungan Pembelajaran Dengan Perilaku Sosial Siswa.

Bandung: Tesis S-2 FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Rustandi (2009). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung

PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi. FPOK UPI Bandung.

Tidak diterbitkan

Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.

Bandung: Sinar Baru.

Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudrajat. (1986). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Jemmars.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiolagi. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Tarigan, Beltasar (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia

Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

[online]. Tersedia: http//www.menkokesra.go.id/node/337, [diakses 5

Februari 2014]

Yusuf, Maulana (2013). Perbandingan Profil Tingkat Kebugaran Jasmani Dan

Perilaku Sosial Antara Siswa Di Daerah Pedesaan Dengan Siswa Di

Perkotaan. Skripsi. FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan

(46)

Freddy Rachmadan, 2014

Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://dendibatinova.wordpress.com// [diakses 21 Januari 2014]

http://file.upi.edu/direktori/fpok/jur._pend.olahraga [diakses 23 Januari 2014]

http://blog.uin-malang.ac.id [diakses 5 Februari 2014]

http://mustofamp2.wordpress.com [diakses 5 Februari 2014]

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-Kisi Angket Keikutsertaan dalam
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Perilaku Sosial
Tabel 3.3 Skor Untuk Soal Positif dan Negatif
Tabel nilai tes lari 50 meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Cileunyi dengan sampel 12 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela dan

Berdasarkan analisa data, serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat dimbil kesimpulan bahwa tingkat keterampilan teknik dasar bermain futsal peserta

Berdasarkan analisa data, serta pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Terdapat hubungan yang signifikan antara kebugaran jasmani dengan

Berdasarkan hasil analisis kegiatan ekstrakurikuler di SMP Muhamamdiyah 4 Palembang peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kegiatan

Dari hasil analisis data dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat keterampilan teknik dasar siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SD Negeri Gebang Raya

HUBUNGAN KETERAMPILAN MOTORIK, TEKNIK DASAR FUTSAL DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA EKSTRAKURIKULER FUTSAL DI SMP NEGERI 4 SAMARINDA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan