HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI
DI SMP NEGERI 3 LEMBANG
(Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 3 Lembang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh :
FREDDY RACHMADAN
0901620
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hubungan Antara Kegiatan
Ekstrakurikuler Futsal Terhadap
Perilaku Sosial dan Kebugaran
Jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Oleh Freddy Rachmadan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Freddy Rachmadan 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
FREDDY RACHMADAN 0901620
HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER FUTSAL TERHADAP PERILAKU SOSIAL DAN KEBUGARAN JASMANI
DI SMP NEGERI 3 LEMBANG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001
Pembimbing II
Didin Budiman, M.Pd NIP. 197706292002121002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal Dengan Perilaku Sosial Dan Kebugaran Jasmani Siswa di SMP Negeri 3 Lembang.
Freddy Rachmadan 0901620
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal dengan perilaku sosial dan kebugaran jasmani siswa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3 Lembang yang mengikuti ekstrakurikuler futsal, sedangkan sampel yang digunakan adalah 25 siswa, terdiri atas kelas VIII dan kelas IX yang dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling, alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur
perilaku sosial menggunakan tes dari Krech, Cruchtfield and Ballachey yang indikatornya adalah kerjasama, menghormati, jujur, perkelahian permusuhan, dan persaingan. Untuk mengumpulkan data perilaku sosial penulis menggunakan angket. Sedangkan untuk mengukur kebugaran jasamani penulis menggunakan tes kebugaran jasamani Indonesia (TKJI). Dari hasil pengujian analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut, terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial siswa dan terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap kebugaran jasmani siswa.
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
CORRELATION OF FUTSAL EXTRACURRICULAR WITH SOCIAL BEHAVIOR AND PHYSICAL FITNESS IN 3 JUNIOR HIGH SCHOOL
LEMBANG
Freddy Rachmadan 0901620
The study aims to determine correlation between futsal extracurricular and social behavior and physical fitness. This research is determined by descriptive method.
Population that used are student in 3 Junior High School Lembang who’s enroll
futsal extracurricular, whereas the sample are 25 students consist of grade VIII
and IX which is elected by purposive sampling technique, data’s collection instrument is used by Krech, Cruchtfield, and Ballachey’s test. This indicators of
this measurement are cooperation, respect, fair, fight, enmity, and competition. Social behavior aspect is determined by using questionnaire. Whereas physical fitness aspect is measured by Indonesian Physical Fitness Test (TKJI). The result
obtained that there’s significant correlation between futsal extracurricular and
student’s social behavior, significant correlation between futsal extracurricular
and physical fitness.
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR BAGAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTSIS PENELITIAN ... 8
A. Hakikat Kegiatan Ekstrakurikuler ... 8
1. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 8
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 9
3. Ciri-ciri Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10
4. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10
5. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ... 10
B. Hakikat Perilaku Sosial ... 11
1. Pengertian Perilaku Sosial ... 11
2. Bentuk dan Jenis perilaku Sosial... 14
3. Faktor-faktor Pembentuk Perilaku Sosial ... 19
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii
5. Karakteristik Perilaku Sosial Siswa SMP ... 24
C. Hubungan Perilaku Sosial dengan Ekstrakurikuler Olahraga ... 25
D. Hakikat Kebugaran Jasmani ... 25
1. Pengertian kebugaran Jasmani... 25
2. Pengelompokkan Kebugaran Jasmani ... 27
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani ... 28
4. Jenis Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI)... 29
E. Kerangka Pemikiran ... 30
F. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Lokasi Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
C. Metode Penelitian ... 34
D. Desain Penelitian ... 35
E. Langkah-Langkah Penelitian ... 36
F. Instrumen Penelitian ... 37
1. Instrumen Untuk Mengukur Perilaku Sosial ... 37
2. Instrumen Untuk Mengukur Kebugaran Jasmani ... 40
G. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen ... 44
1. Uji Validitas Instrumen ... 45
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 49
H. Pengolahan Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Pengolahan dan Analisis Data ... 55
1. Hasil Penelitian ... 55
2. Analisis Data Hasil Penelitian ... 60
B. Pembahasan ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Kesimpulan ... 68
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Tahapan dan Ciri-ciri Perkembangan Perilaku Sosial Individu ... 13
3.1 Kisi-Kisi Keikutsertaan Ekstrakurikuler ... 38
3.2 Kisi-Kisi Perilaku Sosial ... 39
3.3 Skor Untuk Soal Positif dan Negatif ... 40
3.4 Nilai Tes Lari 50 meter ... 42
3.5 Nilai Tes Angkat Tubuh 60;30 detik ... 43
3.6 Nilai Tes Baring Duduk 60 detik ... 43
3.7 Nilai Tes Loncat Tegak ... 43
3.8 Nilai Tes Lari Jauh 1000;800 meter ... 44
3.9 Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia... 44
3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Keikutsertaan Ekastrakurikuler Futsal ... 46
3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Perilaku Sosial ... 48
3.12 Interpretasi Nilai... 50
3.13 Hasil Uji Reliabilitas Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal ... 50
3.14 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Sosial ... 51
3.15 Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 54
4.1 Kriteria Penilaian ... 55
4.2 Statistik Deskriptif Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal ... 56
4.3 Persentase Sub Komponen Keikutsertaan ekstrakurikuler Futsal ... 57
4.4 Statistik Deskriptif Perilaku Sosial ... 58
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
4.6 Statistik Deskriptif Tingkat Kebugaran Jasmani ... 59
4.7 Hasil Penilaian Tiap Item Tes Kebugaran Jasmani ... 60
4.8 Hasil Uji Normalitas ... 61
4.9 Hasil Perhitungan Korelasi ... 61
4.10 Hasil Perhitungan Korelasi ... 62
4.11 Hasil Uji t ... 63
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
3.1 Desain Penelitian ... 35
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara umum merupakan sesuatu yang mempunyai pengaruh
dalam pembentukan seseorang, akalnya dan akhlaknya. Dengan adanya
pendidikan di dunia ini maka setiap orang bisa mempelajari segala macam ilmu
dan hal-hal lain, sedangkan orang yang tidak berpendidikan maka tidak akan
mengenal suatu benda ataupun hal-hal lain dikarenakan tidak mengenal ilmu. Ilmu
yang kita dapat bisa berasal dari mana saja, tidak hanya pendidikan formal
maupun informal, akan tetapi bisa melalui pengalaman maupun faktor lain.
Karena ilmu tidak hanya didapat dari hal yang baik, bahkan dari hal yang kurang
baik pun kita bisa jadikan pembelajaran dan dapat dijadikan ilmu baru. Serta ilmu
juga tidak didapat dengan hanya belajar saja, dari kehidupan sehari-hari kita juga
bisa mendapatkan ilmu dan pengalaman baru, baik disengaja seperti pendidikan
dalam lingkungan keluarga (rumah) dan pendidikan di sekolah, atau yang tidak
disengaja seperti pendidikan yang datang kebetulan dari pengaruh lingkungan
sosial dalam pergaulan.
Proses pendidikan dapat dilakukan oleh semua kalangan masyarakat melalui
jalur pendidikan formal, non formal, dan informal, dimana jalur pendidikan ini
dijadikan wadah untuk mengembangkan potensi-potensi diri bagi setiap
individunya. Pada umumnya proses pendidikan ini banyak dilakukan di sekolah
melalui jalur pendidikan formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan
formal berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta
kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan
secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi diri yang dimilikinya.
Didalam proses pendidikan di sekolah terbagi 3 kegiatan pembelajaran,
2
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekstrakurikuler dijelaskan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada,
http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/ [diakses 4 Februari 2014] yakni,
Program ekstrakurikuler merupakan bagian integral dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra dan ekstra kedua-duanya tak dapat dipisahkan. Bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan, pelengkap atau penguat kegiatan intra untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi didik hingga mencapai taraf maksimum.
Kebutuhan belajar siswa diharapkan terpenuhi melalui kegiatan
ekstrakurikuler selain juga belajar dalam intrakurikuler. Bakat dan minat terhadap
suatu kegiatan yang diprogramkan dalam kegiatan ekstrakurikuler diharapkan
pula dapat tersalurkan, sehingga potensi siswa dapat berkembang secara
maksimal. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dapat memberikan
nilai-nilai positif bagi siswa dalam pemanfaatan waktu luang sehingga siswa
selalu mengisi waktu luang dengan melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi
dirinya.
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga selain bermanfaat bagi siswa dalam
mengisi waktu luang, olahraga itu sendiri juga ditujukan untuk pembentukan
perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan, empati, sikap tidak
mementingkan diri sendiri, sikap ramah, memimpin dan mempertahankan diri.
Pembentukan perilaku sosial terbentuk seirama dengan proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Selain pembentukan perilaku sosial juga bermanfaat untuk
membentuk kebugaran jasmaninya karena dengan mengikuti kegiatan olahraga
yang terdapat di ekstrakurikuler melakukan banyak gerakan-gerakan yang melatih
badan agar badan tetap menjadi bugar dengan proses latihan yang cukup panjang.
Tanpa disadari setiap kita melakukan aktivitas, kita selalu berinteraksi
dengan orang lain. Tegur sapa dan saling membantu selalu menghiasi kehidupan
kita. Dari seringnya interaksi ini akan membentuk suatu perilaku sosial. Jika
berada dalam lingkungan sekolah maka setiap siswa akan melakukan selalu
berinteraksi baik itu kepada temannya maupun kepada gurunya, faktor guru dan
3
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun perilaku sosial menurut, Baron (1991) yang dikutip oleh Ibrahim
(2001, hlm. 4) ‘perilaku sosial adalah reaksi seseorang terhadap orang lain. Reaksi
tersebut dinyatakan dalam tindakan, perasaan, keyakinan, kenangan, atau rasa
hormat terhadap orang lain’. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas
tentang perilaku sosial, bahwa perilaku sosial merupakan sebagai suatu sikap
seseorang yang akan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan
sosialnya. Dalam interaksi tersebut terdapat proses saling merespon, saling
menghargai dan saling menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Di dalam
upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai dari pribadi manusia tidak dapat
melakukannya sendiri, tetapi memerlukan bantuan dari pihak-pihak lain. Ada
saling ketergantungan satu sama lain, dalam upaya memenuhi kebutuhan. Dengan
kata lain, kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling
mendukung kebersamaan. Suasana ketergantungan ini merupakan keharusan
untuk menjamin keberadaan manusia.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Ibrahim (2001)
mengemukakan bahwa: ‘Perilaku sosial seseorang tampak dalam pola respon
antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi’.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, bahwa perilaku sosial
seseorang bisa timbul atau nampak jika ada respon dari orang lain. Perlu diketahui
perilaku sosial merupakan sifat yang relatif untuk menanggapi reaksi penolakan
yang keras dari pihak lain. Sementara itu ada pula orang yang menunjukan
perilaku bermusuhan, baik dalam ucapan yang menyakitkan perasaan orang atau
bahkan tindakan meresahkan orang lain. Semua itu merupakan contoh perilaku
yang melibatkan interaksi antar individu. Proses sosialisasi yang dilakukan
individu tidak terlepas dari satu lingkungan saja melainkan dapat terjadi dalam
lingkungan yang beraneka ragam. Bagi individu yang termasuk dalam lingkungan
sekolah, sosialisasinya juga dilakukan di lingkungan sekolah karena lembaga
pendidikan formal tersebut merupakan salah satu lingkungan sosial yang dapat
4
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain mempengaruhi perilaku sosial, ekstrakurikuler juga mempengaruhi
kebugaran jasmani siswa-siswinya. Kebugaran jasmani merupakan kemampuan
sehat jasmani yang menjadi dasar keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus
dilaksanakan. Oleh karena itu diperlukan pembinaan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani seseorang.
Semua bentuk kegiatan selalu memerlukan dukungan fisik atau jasmani,
sehingga masalah kemampuan fisik merupakan faktor dasar bagi setiap aktivitas
kita semua. Oleh karena itu untuk setiap aktivitas kita sehari-hari, minimal kita
harus mempunyai kemampuan yang selalu mendukung tuntutan aktivitas itu dan
tentu saja lebih baik lagi bila kita memiliki pula cadangannya. Dengan mengikuti
ekstrakurikuler maka aktivitas siswa-siswi ini akan lebih bertambah lagi sehingga
fisik atau jasmani mereka dilatih untuk bisa melakukan aktivitas lebih lama.
Menurut Mooren dan Volker dalam Tarigan (2009, hlm. 28) menyatakan
bahwa:
Kebugaran Jasmani adalah kesanggupan untuk melakukan kegaitan sehari-hari dengan semangat dan penuh kesadaran yang dilakukan tanpa kelelahan yang berarti dengan energi lebih untuk dapat menikmati waktu bersenang-senang serta masih memiliki tenaga cadangan untuk menghadapi keadaan darurat yang mungkin timbu.
Berdasarkan yang dikemukakan diatas berarti kebugaran jasmani
merupakan cermin dari kemampuan fungsi sistem-sistem dalam tubuh yang dapat
mewujudkan suatu peningkatan kualitas hidup dalam setiap aktifitas fisik.
Kebugaran jasmani sangat dibutuhkan oleh setiap siswa untuk memperoleh
ketangkasan, kesanggupan serta kemampuan belajar yang tinggi. Salah satu jalan
untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran jasmani dengan melakukan
olahraga secara teratur dan aktifitas fisik sehari-hari yang bermanfaat untuk
kesehatan. Sehubungan dengan itu, maka tidak akan terpenuhi kebugaran jasmani
yang hanya mengikuti pelajaran pendidikan jasmani saja, dengan mengikuti
ekstrakurikuler menjadi wadah bagi siswa untuk menambah lagi kegiatan fisik
5
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan hasil pengalaman penulis ketika melakukan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Lembang, ada yang memikat
perhatian untuk dijadikan bahan penelitian atau masalah untuk skripsi, yaitu
mengenai perilaku sosial siswa yang merasa dirinya merasa hebat dan angkuh
keteman-temannya dikarenakan siswa tersebut mempunyai keahlian yang
dimilikinya sedangkan temannya tidak memilliki keahlian seperti dirinya terutama
ketika dikelas seolah-olah dia adalah pemimpin di kelas itu sendiri, selain
mengenai perilaku sosial adapun masalah tentang kebugaran jasmani karena
tingkat kebugaran jasmaninya sangat kurang walaupun mengikuti ekstrakurikuler
olahraga dan ternyata kebugaran jasmaninya tidak jauh berbeda dengan siswa lain
yang tidak mengikuti ekstrakurikuler olahraga. Pada saat siswa melakukan
aktivitas olahraga selalu cepat mengalami kelelahan dan juga setelah siswa
melakukan aktivitas olahraga pada saat proses belajar di kelas siswa selalu lesu
dan cenderung tidak semangat mengikuti proses pembelajaran. Kemudian waktu
yang digunakan untuk mengajarkan pendidikan jasmani SMP Negeri 3 Lembang
belum terealisasi dengan baik, sedangkan kebugaran jasmani siswa sangat
menentukan kesuksesan dalam mengikuti belajar dan mengajar pendidikan
jasmani dan olahraga tersebut.
Dalam penelitian ini penulis memilih kegiatan ekstrakurikuler olahraga
sebagai variabel penelitian. Karena memiliki tujuan tertentu diantaranya adalah
untuk mengubah perilaku sosial siswa, selain itu juga agar siswa mempunyai
kebugaran jasmani yang lebih baik diantara siswa yang lainnya. Ekstrakurikuler
olahraga yang bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan aspek yang
menjadi tujuan dari pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga. Seperti
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, berfikir kritis, keterampilan sosial,
penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih. Selain aspek-aspek diatas kegiatan ekstrakurikuler
olahraga juga sebagai alat pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan
yang dilaksanakan dengan memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat
6
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkesinambungan dengan memperhatikan taraf pertumbuhan dan perkembangan
siswa.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Terhadap Perilaku Sosial
Dan Kebugaran Jasmani di SMP Negeri 3 Lembang”.
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasi
masalah yang akan penulis teliti dan fakta yang terjadi di lapangan yaitu banyak
siswa-siswi yang mengikuti ekstrakurikuler memiliki perilaku sosial yang lebih
angkuh dan memiliki kebugaran jasmani yang seimbang dengan temannya yang
tidak mengikuti ekstrakurikuler.
Maka dari itu kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang berada di sekolah
sangatlah diperlukan untuk mengembangkan nilai perilaku sosial dan kebugaran
jasmani. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki jumlah jam yang cukup banyak
dibandingkan kegiatan pembelajaran intrakulikuler.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku
sosial siswa di SMP Negeri 3 Lembang?
2. Apakah ada hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap
kebugaran jasmani siswa di SMP Negeri 3 Lembang?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan oleh penulis diatas,
maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap
7
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap
kebugaran jasmani siswa di SMP Negeri 3 Lembang.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif
bagi kemajuan dunia pendidikan khususnya pendidikan jasmani, tentunya juga
bagi penulis, pihak sekolah dan guru-guru pendidikan jasmani khususnya.
Berdasarkan gambaran umum diatas maka hasil penelitian ini diharapkan:
1. Dapat menjadi masukan kepada sekolah berkenaan dengan hubungan
kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran
jasmani siswa.
2. Memberi masukan kepada guru, khususnya guru pendidikan jasmani untuk
mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler.
3. Sebagai informasi kepada orang tua siswa supaya mengikut sertakan anaknya
dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya meningkatkan perilaku sosial
dan kebugaran jasmani.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur penulisan skripsi ini terdiri dari BAB I Pendahuluan yang terdiri
dari latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat/signifikasi penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II Kajian
Pustaka, kerangka pemikiran. BAB III: Metode Penelitian yang terdiri dari
populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, definisi operasional, instrument
penelitian, langkah-langkah penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV Hasil
penelitian dan Pembahasan yang memaparkan hasil penelitian serta pembahasan.
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMP Negeri 3 Lembang, yang beralamat di Jalan
Raya Lembang no. 29. Lokasi penelitian merupakan tempat wilayah dimana
penelitian tersebut akan dilakukan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi atau yang biasa disebut dengan universe atau universum merupakan
sekelompok individu atau obyek yang memiliki karakteristik yang sama, yang
mungkin diselidiki atau diamati. Menurut Sugiyono (2012, Hlm. 117) yang dimaksud
dengan populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 3 Lembang yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola futsal.
Sedangkan yang dimaksud sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang
dari 100, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian
dari populasi itu sendiri, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bola futsal. Hal
ini sesuai dengan ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008, Hlm. 16) “Apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling
menurut Sugiyono (2012, Hlm. 124) “Purposive Sampling adalah teknik penentuan
34
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9 yang mengikuti ekstrakurikuler bola futsal, adapun kriteria siswa yang dijadikan
sampel sebagai berikut:
1. Hanya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal
2. Selalu hadir atau aktif mengikuti ekstrakurikuler futsal
3. Hanya siswa kelas 8 dan kelas 9 saja
4. Mengikuti ekstrakurikuler minimal satu tahun
C. Metode Penelitian
Metode merupakan cara untuk mengungkapkan kebenaran yang objektif.
Kebenaran tersebut merupakan tujuan, sementara metode itu adalah cara. Penggunaan
metode dimaksudkan agar kebenaran yang diungkapkan benar-benar berdasarkan
bukti ilmiah yang kuat. Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm. 6),
bahwa:
Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, dan mengantisipasi masalah dalam penelitian.
Dengan kata lain, metode penelitian merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mencari jawaban atau kebenaran dari masalah dan pernyataan-pernyataan
dalam penelitian tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian deskriptif. Seperti yang dijelaskan Arikunto ( 2007, hlm. 234) “Penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian.”
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriptif adalah cara untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi
35
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggambarkan dan menjelaskan keadaan atau situasi yang sebenarnya. Penggunaan
metode deskriptif dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kontribusi
kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani siswa
SMPN 3 Lembang.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian memiliki kedudukan yang sangat penting di dalam proses
penelitian, dengan adanya desain penelitian maka penelitian akan terarah dan
terencana sehingga dapat memberikan efisiensi dan keakuratan terhadap tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Nasution yang
dikutip oleh Sumantri dalam Irwansyah (2011, hlm. 46) bahwa:
Tiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang suatu pengumpulan dan menganalisa data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian.
Adapaun desain penelitian yang dibuat untuk lebih memudahkan proses
penelitian dalam mencapai tujuan secara optimal, yaitu sebagai berikut:
Bagan 3.1
Desain Penelitian
(Menurut Sugiyono, 2009, hlm. 70)
Keterangan:
X
Y
236
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = Ekstrakurikuler Futsal
Y1 = Perilaku sosial
Y2 = Kebugaran Jasmani
Terdapat tiga variabel dalam proses penelitian ini yaitu, variabel bebas (X)
adalah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler futsal dan dua variabel terikat yaitu
perilaku sosial (Y1), serta kebugaran jasmani (Y2). Dimana variabel bebas sebagai
variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
E. Langkah-langkah Penelitan
Berdasarkan desain penelitian diatas, maka penulis menentukan
langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Menentukan populasi dan sampel
2. Memberikan angket keikutsertaan ekstrakurikuler dan perilaku sosial
3. Melakukan tes menggunakan TKJI
4. Melakukan analisis data
5. Kesimpulan
Bagan 3.2
Langkah-langkah Penelitian
POPULASI
TKJI SAMPEL
TES
37
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Instrumen Penelitian
Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan
sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai
akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dan sejumlah
populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan.
1. Instrumen untuk Mengukur Perilaku Sosial Siswa
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses
penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dan tes. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 199) angket
adalah:
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti, karena
penelitian ini terdiri dari tiga variabel, maka dalam penelitian ini terdapat satu jenis
tes dan dua jenis angket, yaitu (1) untuk mengukur kegiatan ekstrakurikuler penulis
menggunakan kisi-kisi dari Krathwohl dalam Suhendar (2011: 41) yang terdiri dari
penerimaan, penanggapan dan penilaian, (2) untuk mengukur perilaku sosial penulis
menggunakan kisi-kisi dari Krech, Cruchtfield dan Ballachey dalam Rusli Ibrahim
ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
38
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2001) yang terdiri dari kerjasama, menghormati atau menghargai, jujur, perkelahian,
permusuhan, dan persaingan, dan (3) untuk mengukur kebugaran jasmani
menggunaka tes TKJI yang terdiri dari lari sprint 50 meter, vertical jump, pull up, sit
up dan lari 800 meter serta 1000 meter “Agar instrumen dapat menghasilkan data
kuantitatif yang akurat, maka setiap instumen harus memiliki skala” (Sugiyono, 2009, hlm. 133).
Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Menurut Sugiono (2012, hlm 134) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Angket yang digunakan ini dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu sampai lima.
Kelima alternatif jawaban tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi
sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (R)
Ragu, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak Setuju
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Angket Keikutsertaan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal
(Menurut Krathwohl dalam Suhendar 2011: 41)
KOMPONEN SUB.
KOMPONEN INDIKATOR
ITEM SOAL (+) (-) 1. Penerimaan 1) Kesadaran. a. Kesadaran akan manfaat.
b. Kesadaran akan kebutuhan. c. Kesadaran akan
a. Pilihan yang tepat. b. Terdapat dampak yang
positif. 2. Penanggapan 1) Menerima
Tanggapan.
a. Mau melakukan karena ada saran.
b. Tertarik setelah
39
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui bentuk
a. Adanya Kesadaran Sendiri. b. Menyadari pentingnya
a. Merasa yakin akan manfaat.
b. Merasa puas melakukan kegiatan.
c. Merasa puas karena menyehatkan. 3. Penilaian 1) Menerima
Suatu Nilai.
Kisi-Kisi Angket Perilaku Sosial
(Menurut Krech, Cruchtfield dan Ballachey dalam Rusli Ibrahim 2001)
KOMPONEN SUB KOMPONEN INDIKATOR ITEM SOAL
(+) (-) Perilaku Sosial 1. Kerjasama 1.Saling membantu
2.Saling tolong-menolong
1.Sopan kepada yang lebih tua
2.Menghargai
kemampuan orang lain 3.Tidak merendahkan
orang lain
40
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.Menyatakan kebenaran 3.Tidak berbohong
12
16 19, 31
4. Perkelahian 1.Antar siswa
2.Antar gank sekolah 3.Antar tim olahraga
18 5. Permusuhan 1.Saling merendahkan
2.Saling mengolok-olok
10
2 21, 37
6. Persaingan 1. Memperoleh dukungan 2. Orang yang dikenal
5, 38 6,29 35
Pemberian skor dari angket ini menggunakan skala likert, mengenai hal ini
Sugiyono menjelaskan (2012, hlm. 134) “skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.”
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata anatara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. (Sugiyono, hlm.135)
Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penskoran dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Skor Untuk Soal Positif dan Negatif
Positif Jawaban Negatif
5 Sangat Setuju (SS) 1
4 Setuju (S) 2
3 Ragu-ragu (R) 3
2 Tidak Setuju (TS) 4
41
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Instrumen untuk Mengukur Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa SMP
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan
beberapa tes yang digunakan dengan komponen kebugaran jasmani Indonesia tingkat
menengah pertama.
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan prosedur pelaksanaan
tes yang sudah baku yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia untuk tingkat SMP atau
sederajat usia 13-15 tahun, instrumen ini terdiri dari tes lima item, menurut Nurhasan
dan Cholil (2007, hlm. 119) sebagai berikut: a) lari 50 meter, b) baring duduk 60
detik, c) angkat tubuh 60 detik, d) loncat tegak, e) lari 800 dan 1000 meter. Tes
tersebut harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu.
Tujuan untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tigkat
kesegaran jasmani siswa sekolah menengah pertama putra dan putrid, serta remaja
yang seusia. Tata cara tes pelaksanaan tes kebugaran jasmani Indonesia (TKJI)
a. Rangkaian Tes
1) Tes lari cepat 50 meter
2) Tes angkat tubuh (30 detik putri; 60 detik putra)
3) Tes baring duduk 60 detik
4) Tes loncat tegak (vertical jump)
5) Tes lari jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra
b. Kegunaan/Fungsi tes
1) Mengukur kemampuan fisik siswa
2) Menentukan status kondisi fisik siswa
3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran penjaskes
42
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran
jasmaninya.
c. Alat dan Fasilitas
1) Lintasan lari atau lapangan yang datar tidak licin
2) Stop watch
3) Palang tunggal
4) Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap
5) Serbuk kapur
6) Penghapus
7) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
d. Ketentuan Tes
TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus
dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan
memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes kebutir tes berikutnya dalam tiga
menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh
dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut:
1) Pertama : lari cepat 50 meter
2) Kedua : Angkat tubuh (pull up), 30 detik untuk putri, 60 detik untuk putra.
3) Ketiga : baring duduk (sit up) 60 detik
4) Keempat : loncat tegak (vertical jump)
5) Keenam : lari jauh 800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra
e. Tabel nilai
Hasil setiap butir tesyang telah dicapai oleh siswa-siswi dapat disebut sebagai
hasil kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk masing-masing
43
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama yaitu
NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka dilanjutkan
dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil penjumlahan tersebut
digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran jasmani.
Tabel 3.4
Tabel nilai tes lari 50 meter
No 13-15 tahun Nilai
Putera Puteri
1 Sd –6.7” Sd –7.7” 5
2 6,8” –7,6” 7,8” –8,7” 4
3 7,7” –8,7” 8,8” –9,9” 3
4 8,8” –10,3” 10,0” –11,9” 2
5 10,4” – dst 12,0” – dst 1
Tabel 3.5
Tabel nilai tes angkat tubuh 60;30 detik
No 13-15 tahun Nilai
Putera Puteri
1 16 ke atas 41 keatas 5
2 11 – 15 22 - 40 4
3 6 – 10 10 – 21 3
4 2 – 5 3 – 9 2
5 0 -1 0 - 2 1
Tabel 3.6
Tabel nilai tes baring duduk 60 detik
No 13-15 tahun Nilai
Putera Puteri
1 38 ke atas 28 ke atas 5
2 28 – 37 19 – 27 4
3 19 – 27 9 – 18 3
44
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5 0 - 7 0 – 2 1
Tabel 3.7
Tabel nilai tes loncat tegak
No 13-15 tahun Nilai
Putera Puteri
1 66 ke atas 50 ke atas 5
2 53 – 65 39 – 49 4
3 42 – 52 30 – 38 3
4 31 – 41 21 – 29 2
5 0 – 30 0 - 20 1
Tabel 3.8
Tabel nilai tes lari jauh 1000;800 meter
No 13-15 tahun Nilai
Putera Putri
1 Sd –3’,04” Sd –3’,06” 5
2 3’,05” –3’,53” 3’,07” –3’,55” 4
3 3’,54 –4’,46” 3’,56” –4’,58” 3
4 4’,47” –6’,04” 4’,59” –6’,40” 2
5 6’,05” – dst 6’,41” - dst 1
Tabel 3.9
Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani
1 22 – 25 Baik sekali (BS)
2 18 – 21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
4 10 – 13 Kurang (K)
45
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, ikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
(1) Jumlahkan nilai kelima butir tes
(2) Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan normal tes kebugaran jasmani
diatas
G. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen
Sebelum skala disebarkan kesemua sampel untuk mendapatkan data, skala yang
telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk mengukur
tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item pernyataan. Dari
uji coba skala tersebut akan diperoleh sebuah skala yang memenuhi syarat dan dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
Skala akan diuji cobakan kepada peserta didik yang bukan termasuk sampel, uji
coba skala dilaksanakan terhadap peserta didik di SMP PGRI Cimahi yang berjumlah
22 responden yang mengikuti ekstrakurikuler futsal sebagai responden karena
dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang akan dipakai untuk
penelitian.
Pengolahan data hasil uji coba akan diolah secara statistic, ada pun pengolahan
data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007.
1. Uji Validitas Instrumen
Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan
instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
46
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
instrumen yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:
(1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban.
(2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap responden.
(3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010: 213)
sebagai berikut:
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel
N = Banyak subjek / responden
X = Jumlah skor butir
Y = Jumlah skor total
(4) Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.
(5) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui
masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan perbandingan antara
rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang diperoleh berdasarkan “Tabel Harga dari r
Product-Moment” (Arikunto, 2010: 402) dengan jumlah responden (n)
sebanyak 30 responden adalah 0,361. Apabila rtabel lebih besar atau sama
dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut valid, sebaliknya
apabila rtabel lebih kecil atau tidak sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan
butir soal tersebut tidak valid. Berikut hasil perhitungan validitas instrumen
47
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji Validitas Instrumen Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan formula pearson
product-moment dalam microsoft excel diperoleh data sebagai berikut yang akan disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 3.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian
Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal
Lanjutan Tabel 3.10 No Soal Thitung Keterangan
1 0.485 Valid
No Soal Thitung Keterangan
47
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.10 diatas dengan ketentuan rtabel
0,361 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 61 butir soal, sedangkan
butir soal yang tidak valid berjumlah 23 butir soal. Selanjutnya butir soal yang valid
akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini.
b. Uji Validitas Instrumen Perilaku Sosial
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan microscoft excel dengan
menggunakan formula pearson product-moment dihasilkan data sebagai berikut.
Tabel 3.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Perilaku Sosial
No Soal Thitung Keterangan
1 0,454 Valid
No Soal Thitung Keterangan
50
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lanjutan tabel 3.11
13 0,684 Valid 14 0,429 Valid 15 -0,552 Tidak Valid 16 -0,428 Tidak valid 17 0,197 Tidak Valid 18 0,792 Valid 19 0,639 Valid 20 0,469 Valid 21 0,741 Valid 22 0,317 Tidak Valid 23 0,219 Tidak Valid 24 0,299 Tidak Valid 25 0,08 Tidak Valid
49
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data dalam tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah butir soal
yang valid adalah 44 butir soal, sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 32
butir soal.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau
konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel
jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya
dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya.
Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod).
Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket
tersebut.
(1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan genap.
(2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan menjadi
variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap menjadi variabel
Y.
(3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor ganjil dengan
genap, dengan menggunakan formula correlation pearson product moment
dalam microsoft excel.
(4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian di sesuaikan dengan tabel interpretasi nilai.
Tabel 3.12 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2010: 319)
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi Cukup Tinggi Agak Rendah
Rendah
50
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Keikutsertaan Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal
Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.13
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Keikutsertaan Ekstrakurikuler Futsal
ganjil genap
ganjil 1
genap 0,937 1
Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0,937, nilai tersebut
menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional
Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kecerdasan emosional
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.14
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Perilaku Sosial
ganjil genap
ganjil 1
genap 0,736 1
Koefisien korelasi dalam tabel tersebut adalah 0,736 menunjukkan bahwa
instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang cukup tinggi.
51
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah memperoleh hasil uji coba angket dan mengumpulkan data dari hasil
penyebaran angket yang sebenarnya selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan
cara-cara sebagai berikut:
Adapun rumus-statistik yang dapat digunakan untuk mengolah data hasil tes
skala dalam hermanto &Nurjammil (2010, hlm. 46) sebagai berikut:
1. Mencari rata-rata dari setiap variabel data, yaitu dengan rumus:
X =
Keterangan:
X = rata-rata yang dicari x = jumlah seluruh skor n = jumlah sampel
2. Menghitung Simpangan Baku
Keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari
= jumlah sampel dikali jumlah skor kuadrat dikurangi jumlah skor yang dikuadratkan
n(n – 1) = jumlah sampel dikurangi satu
3. Menghitung Presentase
52
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P = jumlah presntase yang dicari
x1 = banyaknya skor (berdasarkan banyaknya frekuensi seluruh jawaban
responden
xn = jumlah skor ideal
4. Uji Normalitas Data
Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran
normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan
selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji
normalitas Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Bambang Abduljabar dan
Jajat Sudrajat (2010:256) adalah sebagai berikut:
a) Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari nilai rata-rata dan simpangan baku.
b) Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. Dengan rumus :
c) Mencari luas Zi padatabel Z.
d) Pada kolom F(Zi), untuk luas daerah yang bertanda negatif maka 0,5 - luas
daerah, sedangkan untuk luas daerah bertanda positif maka 0,5 + luas daerah.
e) S(Zi) adalah urutan n dibagi jumlah n.
f) Hasil pengurangan F(Zi) - S(Zi) ditempatkan pada kolom F(Zi) - S(Zi).
g) Mencari data atau niai tertinggi, tanpa melihat (-) atau (+) sebagai nilai L0.
h) Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:
1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak berdistribusi
normal.
2) Jika L0 ≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal
5. Uji Korelasi
Uji korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan variabel yang satu
dengan yang lainnya, dinyatakan dengan koefisien korelasi (-1, 0, -1) ≈ -1 ≤ n ≤ 1,
53
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini bertujuan untuk membuktikan dugaan sementara yang
dibuat oleh peneliti sebelumnya. Uji hipotesis dengan ketentuan yang telah disahkan
pada saat pengajuan penelitian bahwa untuk menguji hipotesis menggunakan uji
hipotesis kesamaan dua rata-rata atau hubungan dari kedua variabel adalah sebagai
berikut:
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika harga r hitung lebih besar dari harga r tabel, sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang
tertera pada tabel 3.11 sebagai berikut:
Tabel 3.15
Pedoman untuk memberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
54
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari hasil
penelitian dengan judul hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal dengan
perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang adalah:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal
terhadap perilaku sosial siswa.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal
terhadap kebugaran jasmani siswa.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan mengenai penelitian
hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan perilaku sosial dan kebugaran
jasmani siswa, yaitu:
1. Pentingnya kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah pengembangan bakat dan
memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah perkembangan suatu nilai
perilaku sosial siswa itu sendiri dan kebugaran jasmaninya, yang telah
dibuktikan dalam penelitian ini dan diharapkan untuk pihak-pihak terkait agar
lebih memaksimalkan program kegiatan ekstrakurikuler.
2. Penulis menyarankan kepada pihak sekolah untuk mengadakan dan
mendukung ekstrakurikuler karena kegiatan tersebut berdampak positif bagi
siswa-siswi terutama dalam meningkatkan nilai perilaku sosial dan kebugaran
jasmani siswa itu sendiri.
3. Kepada orang tua hendaknya lebih memotivasi anak-anaknya untuk aktif
dalam berbagai kegiatan yang positif seperti kegiatan ekstrakurikuler agar
69
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Kepada para siswa-siswa hendaknya lebih dapat memanfaatkan waktu luang
dengan kegiatan yang positif dan bermanfaat seperti mengikuti kegaitan
ekstrakurikuler.
5. Untuk penelitian selanjutnya apabila akan meneliti permasalahan yang sama
hendaknya lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang lebih bervariasi
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B, dan Jajat Drajat K. (2010). Modul Aplikasi Statistika Dalam
Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Giriwijoyo, S. (2010). Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga) (Sport
Physiologi). Bandung. FPOK
Ibrahim, Rusli. (2001). Pembinaan Perlaku Sosial Melalui Pendidikan Jasmani
Prinsi-prinsip Dan Metode. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga
Depdiknas.
Lutan, Rusli. (2001). Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode.
Jakarta: P2LPTK.
Nurhasan. (2008). Tes Kemampuan Fisik Dasar Cabang-cabang Olahraga.
Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Pranata, B (2013). Perbandingan Perilaku Sosial Siswa Yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Olahraga Dengan Siswa Yang Mengikuti Ekstrakurikuler
PMR Pada Siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Cirebon Barat. Skripsi.
FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Pratama, A. (2012). Dampak Ekstrakurikuler Bulutangkis Dan Karate Terhadap
Disiplin Siswa Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di
SMAN 5 Cimahi. Skripsi. FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rohmah, Oom. (2010). Hubungan Pembelajaran Dengan Perilaku Sosial Siswa.
Bandung: Tesis S-2 FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.
Rustandi (2009). Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Pendaki Gunung
PAMOR dan Pendaki Gunung Bramatala. Skripsi. FPOK UPI Bandung.
Tidak diterbitkan
Sudjana dan Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru.
Sudjana. (1989). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudrajat. (1986). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Jemmars.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sunarto, Kamanto. (2004). Pengantar Sosiolagi. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Tarigan, Beltasar (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani Dan Olahraga
Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia
Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
[online]. Tersedia: http//www.menkokesra.go.id/node/337, [diakses 5
Februari 2014]
Yusuf, Maulana (2013). Perbandingan Profil Tingkat Kebugaran Jasmani Dan
Perilaku Sosial Antara Siswa Di Daerah Pedesaan Dengan Siswa Di
Perkotaan. Skripsi. FPOK UPI Bandung. Tidak diterbitkan
Freddy Rachmadan, 2014
Hubungan antara kegiatan ekstrakurikuler futsal terhadap perilaku sosial dan kebugaran jasmani di SMP Negeri 3 Lembang
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://dendibatinova.wordpress.com// [diakses 21 Januari 2014]
http://file.upi.edu/direktori/fpok/jur._pend.olahraga [diakses 23 Januari 2014]
http://blog.uin-malang.ac.id [diakses 5 Februari 2014]
http://mustofamp2.wordpress.com [diakses 5 Februari 2014]