SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
SARAH NIM 1104395
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
▸ Baca selengkapnya: contoh sk ekstrakurikuler pencak silat
(2)SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Oleh
Sarah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Sarah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
▸ Baca selengkapnya: program latihan ekstrakurikuler pencak silat
(3)SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Drs. Sucipto, M. Kes., AIFO 19610612198703102
Pembimbing II
Alit Rahmat, M.Pd 197208262005011007
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
DAMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TADJIMALELA TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN PERILAKU
SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Pembimbing I : Drs. Sucipto, M.Kes., AIFO Pembimbing II : Alit Rahmat, M.Pd
Sarah* 1104395
Penelitian ini didasarkan untuk mengetahui sejauhmana dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Cileunyi dengan sampel 12 orang siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela dan sebagai kelompok kontrol sampelnya adalah 12 orang yang non ekstrakurikuler. Desain yang digunakan adalah Intact Group Design. Analisis data yang digunakan adalah uji kesamaan dua rata-rata dengan satu pihak. Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dapat diketahui nilai thitung kebugaran jasmani (5.772) dan perilaku sosial (2.471)
lebih besar dari nilai ttabel (1.717) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berdampak secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi.
*
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE IMPACT OF PENCAK SILAT TADJIMALELA
EXTRACURRICULAR ACTIVITY TOWARDS PHYSICAL FITNESS AND SOCIAL BEHAVIOR OF STUDENTS OF SMP NEGERI 1
CILEUNYI
Promotor : Drs. Sucipto, M.Kes, AIFO Co Promotor : Alit Rahmat, M.Pd
Sarah
1104395
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Penelitian... B. Identifikasi Masalah...
F. Struktur Organisasi Penelitian... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 10
A. Hakekat Pendidikan Jasmani... 10
B. Hakekat Ekstrakurikuler...
1. Definisi Kegiatan Ekstrakurikuler...
2. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler...
3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler...
4. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler...
11
D. Hakekat Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela...
1. Sejarah Perguruan Pencak Silat Tadjimalela...
2. Prinsip, Lambang dan Arti Tadjimalela...
15
21
21
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela... 24
E. Hakekat Kebugaran Jasmani...
1. Pengertian Kebugaran Jasmani...
2. Komponen-Komponen Kebugaran Jasmani...
3. Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasamani...
4. Pengukuran Kebugaran Jasmani...
27
1. Pengertian Perilaku Sosial...
2. Bentuk dan Jenis Perilaku Sosial...
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial...
4. Karakteristik Perilaku Sosial SMP... 32
32
33
35
37
G. Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela
Dengan Peningkatan Kebugaran Jasmani...
H. Hubungan Antara Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela
Dengan Perilaku Sosial... 38
39
I. Kerangka Pemikiran... 40
J. Hipotesis Penelitian... 42
BAB III METODE PENELITIAN... 43
1. Instrumen untuk Mengukur Kebugaran Jasmani Siswa...
2. Instrumen untuk Mengukur Perilaku Sosial Siswa... 47
47
51
F. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen...
G. Prosedur Penelitian...
55
62
H. Analisis Data... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 65
A. Hasil Penelitian...
1. Analisis Data...
65
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Deskripsi Data... 65
B. Pembahasan Hasil Analisis Data... 1. Uji Normalitas Data... 2. Uji Homogenitas Data... 3. Uji Hipotesis Data... 66 66 67 68 C. Diskusi Penemuan... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72
A. Kesimpulan... 72
B. Saran... 72
DAFTAR PUSTAKA... 73
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan
seseorang untuk mengembangkan potensi dirinya, untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keteramplan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, ini
berarti setiap manusia berhak untuk mendapatkan pendidikan. Dengan adanya
pendidikan setiap orang dapat mempelajari berbagai ilmu dan hal–hal baru yang
ada di dunia. Pendidikan tidak hanya didapat melalui pendidikan formal dan
informal saja, namun pendidikan bisa didapat melalui pengalaman baik atau buruk
seseorang.
Pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran bagi seseorang untuk
mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi. Pengetahuan tersebut
diperoleh secara formal sehingga seseorang mempunyai pola pikir dan perilaku
yang sesuai dengan pendidikan yang diperolehnya. Seperti yang terkandung
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 2 tahun 1998, pasal 1
mengemukakan: “Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang
akan datang”. Salah satu pendidikan yang diberikan di sekolah berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) adalah mata pelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK).
Pendidikan jasmani merupakan salah satu pendidikan yang berfungsi untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. Menurut (Abduljabar, 2009, hlm.2)
“Pendidikan jasmani adalah semua gerakan badan termasuk: gerak berjalan kaki,
berlari, melempar, menangkap, melompat, berloncat, dan bentuk gerak dasar
lainnya”. Maka dari itu pendidikan jasmani penting untuk dilakukan karena dapat mengembangkan kemampuan gerak, mengenalkan lingkungan dan potensi
maupun emosional. Sejalan dengan pendapat itu menurut Arsyad (dalam Nugraha,
2013, hlm.1) ”Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses
pendidikan secara keseluruhan, sehinga tujuan pendidikan jasmani selaras dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam dunia pendidikan di Indonesia”.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, daya ingat, dan kebiasaan pola hidup
sehat yang memiliki inti untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan
yang seimbang. Tujuan pendidikan jasmani selain untuk menyehatkan dan
kebugaran jasmani, juga dapat membentuk perilaku sosial yang berhubungan
dengan materi pembelajaran yang diberikan kepada anak. Salah satu materi
pembelajaran penjas mengandung banyak unsur nilai kehidupan adalah materi ajar
bela diri pencak silat. Materi pembelajaran pencak silat ini sudah terdapat dalam
kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani.
Menurut (Sucipto, dkk, 2010, hlm. 10) berpendapat bahwa “Pencak silat
merupakan ilmu bela diri warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Untuk
mempertahankan kehidupannya, manusia selalu membela diri dari ancaman alam,
binatang, maupun sesamanya yang dianggap mengancam integrasinya”. Pada
zaman penjajahan Belanda di Indonesia, pencak silat diajarkan secara rahasia dan
sembunyi- sembunyi, karena jika diketahui oleh penjajah akan dilarang. Pada
zaman itu pula pencak silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi
masih banyak para pemuda yang mempelajari dan mendalami melaui guru–guru
dan pendekar pencak silat, atau secara turun temurun di lingkungan keluarga. Jiwa
dan semangat kebangkitan nasional, semenjak Budi Utomo didirikan mencari
unsur–unsur warisan budaya yang dapat dikembangkan sebagai identitas nasional
para pelajar setelah merdeka, terbentuklah wadah nasioanl pencak silat Indonesia
yang didirikan pada tanggal 18 Mei 1984 yang bernama organisasi Ikatan Pencak
Silat Seluruh Indonesia (IPSSI), yang kemudian berganti nama menjadi Ikatan
Pencak Siat Indonesia (IPSI). Persatuan para pendekar dalam organisasi IPSI
tersebut dimaksudkan untuk menggalang kembali semangat juang bangsa
Indonesia dan untuk menempatkan pembinaan pencak silat secara nasional, baik
Pencak Silat Indonesia (PPPSI) maka pada tanggal 1948 Mei di Surakarta oleh
Mr. Wongsonegoro. Program utama disamping mempersatukan seluruh aliran dan
kalangan pencak silat di Indonesia, IPSI mengajukan program kepada pemerintah
pada saat itu, agar pencak silat menjadi mata pelajaran wajib di Sekolah Rendah,
Sekolah Lanjutan Pertama, dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Perkembangan pencak silat di sekolah–sekolah pada masa awal
perkembangan mengalami peningkatan yang baik. Terbukti dari sekolah-sekolah
yang memasukan pencak silat sebagai salah satu mata pelajaran yang ada di
kurikulum. Namun tidak hanya pada kurikulum, pada kenyataannya pencak silat
juga berkembang melalui banyaknya aliran pencak silat melalui kegiatan
ekstakurikuler, salah satunya adalah ekstrakurikuler perguruan pencak silat
Tadjimalela.
Ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi dan bakat yang dimiliki anak diluar jam pelajaran sehingga tidak
mengganggu jam kegiatan belajar mengajar. Adapun ekstrakurikuler dalam kamus
besar bahasa Indonesia mempunyai arti kegiatan yang bersangkutan di luar
kurikulum atau di luar susunan rencana pelajaran (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1989). Secara sederhana istilah kegiatan
ekstrakurikuler mengandung pengertian yang menunjukan segala macam aktifitas
di sekolah atau lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.
Pada hakikatnya kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk membantu
perkembangan siswa sesuai kebutuhan, potensi, sikap, prilaku, bakat dan minat
siswa. Diasumsikan bahwa setiap siswa akan memiliki kebutuhan, potensi, sikap,
prilaku, bakat dan minat yang berbeda. Oleh sebab itu siswa boleh memilih
kegiatan apa yang cocok dengan dirinya. Namun demikian, sekolah telah
melakukan penelusuran dan penjaringan terhadap kebutuhan siswa tersebut
sehingga sekolah bisa menentukan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di
sekolah.
Pencak silat Tadjimalela adalah salah satu aliran pencak silat yang ada di
Perguruan pencak silat Tadjimalela bukan hanya diarahkan untuk olahraga seni
beladiri saja namun diarahkan juga ke dalam mental spiritual. Setelah guru besar
meninggal dunia dan diteruskan oleh R. Iyan Koesoemahdinata, beliau lebih
menitik beratkan pembinaan mental spiritual, sehingga lengkaplah Perguruan Silat
Tadjimalela ini menjadi perguruan Silat yang tidak hanya mengajarkan ilmu gerak
saja (belaraga, olahraga, seni budaya), melainkan juga ilmu batiniah.
Salah satu unit latihan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela adalah SMP
Negeri 1 Cileunyi di Kabupaten Bandung. Kegiatan ekstakurikuler ini berjenjang
dan berkesinambungan lebih terfokus, hal ini disebabkan karena seringnya
diikutsertakan dalam pertandingan-pertandingan antar sekolah, olimpiade maupun
antar perguruan. Oleh karena itu para siswa yang sering mengikuti ekstrakurikuler
ini akan mempunyai tingkat kebugaran jasmani yang baik karena terbiasa untuk
melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang dilakukan dengan betul dan teratur
dapat meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh
(Giriwijoyo, 1984, hlm.4) : “olahraga atau aktivitas tubuh yang dilakukan dengan
intensitas yang tepat akan mempertinggi atau setidak-tidaknya mempertahankan
derajat sehat dinamis yang telah dimiliki oleh pelakunya apabila intensitasnya
dilakukan secara bertahap”.
Ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela ini diarahkan untuk membentuk
gaya hidup yang sehat dan aktif sepanjang hidup. Apalagi sekarang Pemerintah
dan DPR RI sudah berhasil mengundangkan UU N0. 3 Tahun 2005 tentang
“Sistem Keolahragaan Nasional”. Pada intinya, jika tingkat kebugaran jasmani
suatu bangsa meningkat, maka dapat dipastikan bahwa produktivitas bangsa
tersebut akan meningkat juga. Dalam jangka panjang, peningkatan produktivitas
bangsa ini akan berdampak pula terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dalam hal ini bukan hanya pendidikan jasmani saja yang diperlukan akan tetapi
pendidikan kearah sportivitas.
Kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berbeda dengan
ekstrakurikuler yang lain, jika dilihat dari panca darma atau arti dari nama pencak
silat tadjimalela, perguruan ini mengajarkan anggotanya untuk selalu menaklukan
Tuhan, berani dalam kebenaran, selalu rendah hati, selalu menjaga hubungan
dengan sesama, dan tidak sombong. Contohnya sebelum melakukan kegiatan
biasanya pelatih memimpin untuk selalu berdoa, bertukar pikiran, dan
memberikan pengarahan mengenai nilai-nilai sosial yang berkaian dengan
kegiatan yang berlangsung. Kegiatan yang dilakukan menimbulkan interaksi
dengan orang lain yang tanpa disadari akan membentuk perilaku sosial.
Perilaku sosial menurut, Baron, 1991 yang dikutip oleh (Ibrahim 2001, hlm.
4) “Perilaku sosial adalah reaksi seseorang terhadap orang lain. Reaksi tersebut dinyatakan dalam tindakan, perasaan, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat
terhadap orang lain”. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas tentang
perilaku sosial, bahwa perilaku sosial merupakan sebagai suatu sikap seseorang
yang akan ditampilkan dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya seperti
proses saling merespon, saling menghargai dan saling menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosialnya. Di dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai dari
pribadi manusia tidak dapat melakukannya sendiri, tetapi memerlukan bantuan
dari pihak-pihak lain. Ada saling ketergantungan satu sama lain, dalam upaya
memenuhi kebutuhan. Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey, 1982 dalam
(Ibrahim, 2001) mengemukakan bahwa: “Perilaku sosial seseorang tampak dalam
pola respon antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar
pribadi”. Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, bahwa perilaku sosial seseorang bisa timbul atau nampak jika ada respon dari orang lain.
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial akan menampikan
tingkah laku tertentu, akan terjadi peristiwa pengaruh dan mempengaruhi antara
individu yang satu dengan yang lainnya. Hasil dari peristiwa saling
mempengaruhi tersebut maka timbul perilaku sosial tertentu yang akan mewarnai
pola interaksi tingkah laku setiap individu. Begitu pula dengan kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela yang tidak hanya bermanfaat bagi sisiwa
dalam mengisi waktu luang dan kebugaran jasmani tetapi juga ditujukan untuk
pembentukan perilaku sosial seperti kerjasama, kemurahan hati, persaingan,
empati, sikap tidak mementingkan diri seniri, sikap ramah, memimpin dan
lingkungan sekitarnya, kemudian lingkungan tersebut akan turut membentuk
perilaku sosial seseorang. Seorang tokoh bernama Lewin mengemukakan
formulasi mengenai perilaku sosial dengan bentuk B = F (E – O) dengan
pengertian B adalah behavior; E adalah environment; dan O adalah organism. Formulasi tersebut mengandung pengertian bahwa perilaku (behavior) merupakan fungsi atau bergantung kepada lingkungan (environment) dan individu (organism) yang saling berinteraksi. Berdasarkan hal ini jelas bahwa seorang individu atau
siswa membutuhkan kemampuan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.
Kemampuan itu adalah keterampilan sosia (social skills). Keterampian sosial
merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki individu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain dan kemampuan dalam memecahkan masalah. Salah
satu bagian dari keterampilan sosial adalah perilaku sosial. Pembentukan perilaku
tidak dapat terjadi dengan sendirinya atau tanpa adanya proses tetapi
Pembentukannya senantiasa berlangsung dalam interaksi manusia.
Menurut Casare ombroso (dalam Hekmatyar, 2011, hlm. 4), faktor yang
mempengaruhi perilaku yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor
sosiologis. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial (dalam
Khodijah, 2013h, hlm. 19) yaitu:
1. Faktor Internal
a) Harga diri (self esteem) b) Inteligensi
2. Faktor Eksternal a) Teman sebaya b) Sekolah c) Keluarga d) Media masa
Perilaku sosial merupakan sifat yang relatif untuk menanggapi reaksi
penolakan yang keras dari pihak lain. Sementara itu ada pula orang yang
menunjukan perilaku yang tidak bersahabat, baik dalam ucapan yang menyakitkan
perasaan orang atau bahkan tindakan meresahkan orang lain. Semua itu
merupakan contoh perilaku yang melibatkan interaksi antar individu. Proses
sosialisasi yang dilakukan individu tidak terlepas dari satu lingkungan saja
yang termasuk dalam lingkungan sekolah, sosialisasinya juga dilakukan di
lingkungan sekolah karena lembaga pendidikan formal tersebut merupakan salah
satu lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi perilaku sosial siswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pencak silat tadjimalela, nilai-nilai yang terkandung didalamnya secara tidak
langsung akan masuk ke dalam karakteristik siswa melalui perkumpulan, interaksi
dengan sesama anggota, latihan, permainan dan pertandingan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui sampai
sejauhmana dampak kegiatan dari kegiatan ekstrakurikuler pencak silat
tadjimalela terhadap tingkat kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa. Adapun
judul yang penulis ambil adalah “Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat
Tadjimalela terhadap Kebugaran Jasmani dan Perilaku Sosial Siswa SMP Negeri
1 Cileunyi?”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa yang
mengikuti ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela di SMP Negeri 1 Cileunyi
antara lain:
1. Kebugaran jasmani dapat meningkat apabila seseorang melakukan
latihan secara rutin dan berkesinambungan.
2. Kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat
tadjimalela lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti
ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela.
3. Perilaku sosial dapat meningkat apabila seseorang berinteraksi dengan
orang lain.
4. Perilaku sosial dapat meningkat apabila seseorang mengikuti organisasi
seperti kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela yang
mengajarkan anggotanya untuk selalu menaklukan nafsu jahat dalam
dalam kebenaran, selalu rendah hati, sealu menjaga hubungan dengan
sesama, dan tidak sombong.
Adapun permasalahan intinya adalah sejauhmana dampak kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku
sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penelitian merumuskan
rumusan masalah, rumusan masalah dalam melakukan penelitian ini merupakan
bagian yang penting karena hasilnya akan menjadi penuntut bagi langkah –
langkah selanjutnya. Perumusan masalah menurut Arikunto (2002, hlm.44) yaitu
“perumusan masalah merupakan langkah dari suatu problematika, subjek
penelitian, tujuan, sifat, dan merupakan bagian pokok dari kegiatan”. Berdasarkan pernyataan diatas maka secara umum yang menjadi rumusan masalah adalah
“apakah terdapat dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi?”.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian terdapat tujuan penelitian. Agar penelitian terarah dan tidak
menyimpang dari yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sejauhmana dampak kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela
terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa SMP Negeri 1 Cileunyi.
E. Manfaat Penelitan
Manfaat dari hasil penelitian dapat digunakan oleh mereka yang memerlukan
merupakan harapan yang didambakan oleh setiap peneliti.
Manfaat dibagi menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sumbangan
ilmu atau sumbangan informasi untuk pembelajaran di sekolah dan
ekstrakurikuler.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang
ekstrakurikuler di sekolah
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis, dapat menerapkan ekstrakurikuler pencak silat
tadjimalela sebagai suatu wahana dalam meningkatkan tigkat
kebugaran jasmani dan membentuk perilaku sosial siswanya.
b. Bagi Siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat diimplementasikan
pada mata pelajaran penjas di Sekolah.
c. Bagi Sekolah, dari hasil penelitian ini Sekolah lebih memperhatikan
penuh dalam hal penyediaan sarana dan prasarana olahraga khususnya
pencak silat tadjimalela.
F. Stuktur Organisasi Penelitian
Sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini meliputi :
BAB I Pendahuluan
Terdiri latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
BAB II KajianPustaka atau Landasan Teoritis
Terdiri dari landasan teori, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III: Metode Penelitian
Terdiri dari lokasi penelitan, desain penelitian, populasi dan sampel, metode
penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data
BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan
Terdiri dari hasil penelitian, pembahasan dan analisis data.
BAB V Penutup
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian ini dilakukan di salah satu SMP di Kab.
Bandung, yakni SMP Negeri 1 Cileunyi yang bertempat di Jl. Raya Cinunuk,
Cileunyi. Peneliti mengambil SMP Negeri 1 Cileunyi sebagai lokasi penelitian
karena SMP Negeri 1 Cileunyi merupakan salah satu sekolah di Kab. Bandung
yang memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler yang berjalan dengan baik
contohnya kegiatan ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela yang sering
mengikuti berbagai kejuaraan. Oleh karena itu, penulis memilih SMP Negeri 1
Cileunyi sebagai lokasi penelitian karena dinilai tepat untuk meneliti masalah
yang akan diteliti.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian sangat dibutuhkan dalam suatu penelitian, hal ini
mempunyai tujuan untuk memberikan arah dan jalan terhadap keberhasilan suatu
penelitian. Menurut Nasution (dalam Koswara, 2013, hlm. 42) menyatakan bahwa
“...Desain penelitian merupakan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Untuk menentukan suatu desain penelitian biasanya disesuaikan
dengan metode yang akan digunakan. Metode yang akan digunakan adalah
metode ex post facto. Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Intact Group Design. Adapun bentuk dari desain ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Kel. Eksperimen X O1
Kel. Kontrol O2
Gambar 3.1
Desain Penelitian (dalam Puput, 2014, hlm. 37) Keterangan:
O1: Tes Akhir Kelompok Siswa Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimaela
O2: Tes Akhir Kelompok Siswa Non Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Populasi dan Sampel
Menurut Hadjar (dalam Purwanto, 2012, hlm. 241) populasi adalah
“kelompok besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama”.
Sudjana (dalam Purwanto, 2012, hlm.24) mengataka bahwa “populasi adalah
totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung mauun hasil mengukur
baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek
yang lengkap dan jelas”. Sedangkan menurut (Sugiono, 2014, hlm. 117), populasi
adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sesuai dengan pengertian-pengertian di
atas dan permasalahan penelitian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Cileunyi yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela.
Siswa SMP Negeri 1 Cileunyi yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
pencak silat tadjimalela berjumlah siswa-siswi, yaitu:
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Populasi
1 VII 15 siswa
2 VIII 12 siswa
3 IX 3 siswa
Jumlah 30 siswa
Sedangkan sampel menurut Suginono (2014, hlm. 118) adalah “sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Sedangkan menurut Purwanto (2012, hlm. 214) “sampel adalah sebagian dari
populasi yang mempunyai sifat dan ciri yang sama dengan poulasi karena ditarik
dari populasi yang menggunakan teknik sampling tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Soenarto (dalam
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah populasi kurang dari 100,
sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh bagian dari
populasi itu sendiri, yaitu siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. Hal ini sesuai
dengan ketentuan pengambilan sampel menurut Arikunto (2008, Hlm. 16)
“Apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling
menurut Sugiyono (2012, Hlm. 124) “Purposive Sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Sampel yang diambil hanya
kelas 8 yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela adapun kriteria
siswa yang dijadikan sampel sebagai berikut:
1. Hanya siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela
2. Selalu hadir atau aktif mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela
3. Hanya siswa kelas 8
4. Mengikuti ekstrakurikuler minimal satu tahun setengah.
Dengan penjelesan tersebut penulis menetapkan sampel sebanyak 12 siswa
yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela di SMP Negeri 1 Cileunyi
yang telah mengikuti kegiatan latihan selama minimal satu setengah tahun,
sedangkan untuk kelompok kontrol diambil dari siswa yang tidak mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela. Sebagai sampel penelitian
adalah siswa putra maupun putri yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pencak
silat tadjimalela di SMP Negeri 1 Cileunyi.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yakni suatu teknik ataupun cara yang digunakan dalam
sebuah penelitian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode penelitian deskriptif ex post facto dengan pendekatan komparatif. Menurut Sukmadinata (2005, hlm. 54) penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
Menurut Mohammad Ali (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 89) menyebutkan bahwa:
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan klasifikasi dan analisis/pengolahan data serta membuat kesimpulan dan lapora dengan tujua utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.
Menurut Sukmadinata (dalam Riduwan, 2008, hlm. 8) menyatakan bahwa:
Penelitian ex post facto (ex post facto research) yaitu untuk meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Selanjutnya dikatakan bahwa penelitian ex post facto dilakukan terhadap program, kegiatan yang telah berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ex post facto tidak ada pengontrolan variabel dan biasanya tidak ada pra tes.
Sedangkan penelitian komparatif menurut Sugiono (2012, hlm. 92) yakni
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Selain itu “..Variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian...” (Arikunto, 2010, hlm. 161). Sedangkan bahwa “...Variabel penelitian adalah suatu
hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan...” (Arikunto, 2010, hlm. 161).
Adapun variabel yang mempengaruhi (independent) dalam penelitian ini
adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela dan variabel yang
dipengaruhi (dependent) adalah kebugaran jasmani dan perilaku sosial.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas maka dalam penelitia ini, peneliti
menggunakan metode penelitian ex post facto untuk menggambarkan masing-masing variabel yang akan diteliti secara empiris. Permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini yakni “Dampak Kegiatan Ekstrakurikuler Pencak Silat Tadjimalela
terhadap Kebugaran Jasmani dan Perilaku Sosial Siswa”. Persoalan pertama yang
harus diketahui yaitu gambaran tentang kegiatan ekstrakurikuler pencak silat
tadjimalela, gambaran kebugaran jasmani dan gambaran perilaku sosial. Apabila
telah diperoleh hasil gambaran dari masing-masing variabel, maka selanjutya
dipakai untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berikutnya, yakni apakah
kegiatan ekstrakurikuler pencak silat berdampak terhadap kebugaran jasmani dan
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena
sosial maupun alam. Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan
sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang
dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dan
sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. “...instrumen
penelitiaan adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati...” (Sugiyono, 2010, hlm. 46). Untuk memperoleh
data secara objektif, diperlukan instrumen yang tepat sehingga masalah yang
diteliti akan terefleksi dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan instrument kuisioner atau angket dengan menggunakan
Skala Likert dan Tes Kebugaran Jasmani Indonesia.
1. Instrumen untuk Mengukur Kebugaran Jasmani
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini adalah menggunakan
prosedur pelaksanaan tes yang sudah baku yaitu Tes Kebugaran Jasmani
Indonesia untuk tingkat SMP atau sederajat usia 13-15 tahun, instrumen ini terdiri
dari tes lima item, menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 119) sebagai berikut:
a) lari 50 meter, b) baring duduk 60 detik, c) angkat tubuh 60 detik, d) loncat
tegak, e) lari 800 dan 1000 meter. Tes tersebut harus dilaksanakan dalam satu
satuan waktu. Tujuan untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan
tigkat kesegaran jasmani siswa sekolah menengah pertama putra dan putri, serta
remaja yang seusia. Tata cara tes pelaksanaan tes kebugaran jasmani Indonesia
(TKJI)
a. Rangkaian Tes
1) Tes lari cepat 50 meter
2) Tes angkat tubuh (30 detik putri; 60 detik putra)
3) Tes baring duduk 60 detik
4) Tes loncat tegak (vertical jump)
5) Tes lari jauh (800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra)
b. Kegunaan/Fungsi tes
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Menentukan status kondisi fisik siswa
3) Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran
penjaskes
4) Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa
5) Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan
kebugaran jasmaninya.
c. Alat dan Fasilitas
1) Lintasan lari atau lapangan yang datar tidak licin
2) Stop watch
3) Palang tunggal
4) Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap
5) Serbuk kapur
6) Penghapus
7) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis
d. Ketentuan Tes
TKJI merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus
dilaksanakan secara berurutan, terus-menerus dan tidak terputus dengan
memperhatikan kecepatan perpindahan butir tes kebutir tes berikutnya dalam tiga
menit. Perlu dipahami bahwa butir tes dalam TKJI bersifat baku dan tidak boleh
dibolak-balik, dengan urutan pelaksanaan tes sebagai berikut:
1) Pertama : lari cepat 50 meter
2) Kedua : Angkat tubuh (pull up), 30 detik untuk putri, 60 detik untuk
putra.
3) Ketiga : baring duduk (sit up) 60 detik
4) Keempat : loncat tegak (vertical jump)
5) Keenam : lari jauh 800 meter untuk putri; 1000 meter untuk putra
e. Tabel Nilai
Hasil setiap butir tes yang telah dicapai oleh siswa-siswi dapat disebut
sebagai hasil kasar. Hal ini disebabkan satuan ukuran yang digunakan untuk
masing-masing butir tes berbeda, yang, meliputi satuan waktu, ulangan gerak, dan
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk mendapatkan hasil akhir, maka perlu diganti dalam satuan yang sama
yaitu NILAI. Setelah hasil kasar setiap tes diubah menjadi satuan nilai, maka
dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir TKJI. Hasil
penjumlahan tersebut digunakan untuk dasar penentuan klasifikasi kesegaran
jasmani.
Tabel 3.2
Tabel nilai tes lari 50 meter
NO 13-15 Tahun Nilai
Putera Puteri
1 Sd - 6,7" Sd - 7,7" 5
2 6,8" - 7,6" 7,8" - 8,7 4
3 7,7" - 8,7" 8,8" - 9,9 3
4 8,8" - 10,3" 10,0" - 11,9" 2
5 10,4" - dst 12,0" - dst 1
Tabel 3.3
Tabel nilai angkat tubuh 60;30 detik
NO 13-15 Tahun Nilai
Putera Puteri
1 40 ke atas 16 ke atas 5
2 22 - 40 11 – 15 4
3 10 – 21 6 – 10 3
4 3 – 9 2 – 5 2
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4
Tabel nilai tes baring duduk 60 detik
NO 13-15 Tahun Nilai
Putera Puteri
1 38 ke atas 28 ke atas 5
2 28 – 38 19 – 27 4
3 19 – 27 9 – 18 3
4 8 – 18 3 – 8 2
5 0 – 7 0 – 2 1
Tabel 3.5
Tabel nilai tes loncat tegak
NO 13-15 Tahun Nilai
Putera Puteri
1 66 ke atas 50 ke atas 5
2 52 – 65 39 – 49 4
3 42 – 52 30 – 38 3
4 31 – 41 21 – 29 2
5 0 – 30 0 – 20 1
Tabel 3.6
Tabel nilai tes lari jauh 1000;800 M
NO 13-15 Tahun Nilai
Putera Puteri
1 Sd –3’,04” Sd –3’,06” 5
2 3’,05” –3’,53” 3’,07” –3’,55” 4
3 3’,54 –4’,46” 3’,56” –4’,58” 3
4 4’,47” –6’,04” 4’,59” –6’,40” 2
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7
Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia
No Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani
1 22 – 25 Baik Sekali (BS)
2 18 – 21 Baik (B)
3 14 – 17 Sedang (S)
4 10 – 13 Kurang (K)
5 5 – 9 Kurang Sekali (KS)
Untuk menentukan tingkat kebugaran jasmani, ikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Jumlahkan nilai kelima butir tes
2) Cocokkan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan normal tes kebugaran
jasmani diatas
2. Instrumen untuk Mengukur Perilaku Sosial Siswa
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam proses
penelitian, maka diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket dan tes. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 199) angket
adalah:
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien apabila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Angket digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. “Agar
instrumen dapat menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instumen
harus memiliki skala” (Sugiyono, 2014, hlm. 133).
Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Menurut Sugiono (2014, hlm 134) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Angket
yang digunakan ini dengan alternatif respon atau jawaban pernyataan satu sampai
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah (SS) Sangat Setuju,
(S) Setuju, (KS) Kurang Setuju, (TS) Tidak Setuju, dan (STS) Sangat Tidak
Setuju.
Dalam mengidentifikasi perilaku sosial seseorang dalam menjawab setiap
pernyataan dari setiap butir soal yang disajikan, terlebih dahulu diketahui secara
tepat (valid) dan dapat dipercaya (realibel) dari alat pengumpulan datanya. Oleh
karena, kecermatan penilaian dalam mempertimbangkan dan mengambil
keputusan tergantung kepada tingkat ketepatan, kepercayaan, dan keobyektifan.
Kisi-kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli yang
berkaitan dengan perilaku sosial itu sendiri diantaranya adalah:
a. Menurut Mar’at (1981, hlm. 171) menjelaskan bahwa:
Perilaku sosial adalah perilaku yang merupakan tingkah laku yang
bersifat umum. Perilaku sosial ini erat hubungannya dengan kebiasaan
umum, pendapat umum, keyakinan umum, dan penilaian terhadap norma
yang telah disepakati bersama.
b. Menurut Rusli Ibrahim (2001, hlm. 13) menjelaskan bahwa:
Perilaku saling bergantung itu disebut perilaku sosial.
c. Krech, Crutchfield dan Ballachey, 1982 (dalam Ibrahim, 2001) perilaku
sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi, yaitu:
1) Kecenderungan Perilaku Peran
a) Sifat pemberani dan pengecut secara sosial
Orang yang memiliki sifat pemberani secara sosial, biasanya dia suka mempertahankan dan membela haknya, tidak malu-malu atau tidak segan melakukan sesuatu perbuatan yang sesuai norma di masyarakat dalam mengedepankan kepentingan diri sendiri sekuat tenaga. Sedangkan sifat pengecut menunjukkan perilaku atau keadaan sebaliknya, seperti kurang suka mempertahankan haknya, malu dan segan berbuat untuk mengedepankan kepentingannya.
b) Sifat berkuasa dan sifat patuh
Orang yang memiliki sifat berkuasa dalam perilaku sosial biasanya ditunjukkan oleh perilaku seperti bertindak tegas, berorientasi kepada kekuatan, percaya diri, berkemauan keras, suka memberi perintah dan memimpin langsung. Sedangkan sifat yang patuh atau penyerah menunjukkan perilaku sosial yang sebaliknya, misalnya kurang tegas dalam bertindak, tidak suka memberi perintah dan tidak berorientasi kepada kekuatan dan kekerasan.
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Orang yang memiliki sifat inisiatif biasanya ditunjukan dalam perilaku yang lebih dominan dalam kelompok, tidak suka mempersoalkan latar belakang, suka memberi masukan atau saran-saran dalam berbagai pertemuan, dan biasanya suka mengambil alih kepemimpinan. Sedangkan sifat orang yang pasif secara sosial ditunjukkan oleh perilaku yang bertentangan dengan sifat orang yang aktif, misalnya perilakunya yang dominan diam, kurang berinisiatif, tidak suka memberi saran atau masukan.
d) Sifat mandiri dan tergantung
Orang yang memiliki sifat mandiri biasanya membuat segala sesuatunya dilakukan oleh dirinya sendiri, seperti membuat rencana sendiri, melakukan sesuatu dengan cara-cara sendiri, tidak suak berusaha mencari nasihat atau dukungan dari orang lain, dan secara emosiaonal cukup stabil. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung menunjukkan perilaku sosial sebaliknya.
2) Kecenderungan Perilaku Dalam Hubungan Sosial
a) Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya dia tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai kelebihan orang lain. Sementara sifat orang yang ditolak biasanya suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
b) Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya memiliki hubungan sosial yang baik, senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang yang tidak suka bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
c) Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
d) Simpatik dan tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas. Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.
3) Kecenderungan Perilaku Ekspresif
a) Sifat suka bersaing dan tidak suka bersaing
Orang yang suka bersaing biasanya menganggap hubungan sosial sebagai perlombaan, lawan adalah saingan yang harus dikalahkan, memperkaya diri sendiri. Sedangkan orang yang tidak suka bersaing menunjukkan sifat-sifat yang sebaliknya.
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik langsung ataupun tidak langsung, pendendam, menentang atau tidak patuh pada penguasa, suka bertengkar dan suka menyangkal. Sifat orang yang tidak agresif menunjukkan perilaku yang sebaliknya.
c) Sikap kalem atau tenang secara sosial
Orang yang kalem biasanya tidak nyaman jika berbeda dengan orang lain, mengalami kegugupan, malu, ragu-ragu, dan merasa terganggu jika ditonton orang.
d) Suka pamer atau menonjolkan diri
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, suka mencari pengakuan, berperilaku aneh untuk mencari perhatian orang lain.
Dari teori-teori yang dipaparkan diatas, maka peneliti menyimpulkan dan
mengembangkan komponen berdasarkan batasan dari variabel penelitian,
selanjutnya ditentukan ciri umum dan indikator tersebut. Kriterial masing-masing
variabel penelitian dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kisi-Kisi Angket Perilaku Sosial Siswa
KOMPONEN SUB
d. Sikap simpati atau tidak
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemberian skor dari angket ini menggunakan skala likert, mengenai hal ini
Sugiyono menjelaskan (2012, hlm. 134) “skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial.”
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata anatara lain: sangat setuju, setuju, ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. (Sugiyono, hlm.135).
Berdasarkan uraian diatas tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penskoran dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.9
Skor Untuk Soal Positif Negatif
Positif Jawaban Negatif
5 Sangat Setuju (SS) 1
4 Setuju (S) 2
3 Kurang Setuju (KS) 3
2 Tidak Setuju (TS) 4
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5
F. Uji Validitas dan Estimasi Reliabilitas Instrumen
Sebelum angket disebarkan kesemua sampel untuk mendapatkan data, angket
yang telah disusun akan diuji cobakan terlebih dahulu yang bertujuan untuk
mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir-butir atau item-item
pernyataan. Dari uji coba angket tersebut akan diperoleh sebuah angket yang
memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam
penelitian ini. Angket akan diuji cobakan kepada peserta didik yang bukan
termasuk sampel, uji coba angket dilaksanakan terhadap peserta didik di SMP
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
responden yang mengikuti ekstrakurikuler pencak silat Tadjimalela sebagai
responden karena dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan sampel yang
akan dipakai untuk penelitian. Pengolahan data hasil uji coba akan diolah secara
statistik, ada pun pengolahan data hasil uji coba dilakukan dengan menggunakan
program Microsoft Excel 2010.
1. Uji Validitas Instrumen
Untuk menggunakan instrumen dalam penelitian sangat diperlukan
instrumen yang mempunyai validitas yang tinggi agar instrumen tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dalam hal ini alat ukur
tersebut adalah angket. “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur” (Sugiyono, 2009, hlm. 173).
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
instrumen yang ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut:
1) Memberi skor pada masing-masing pernyataan sesuai dengan jawaban
2) Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor total setiap
responden.
3) Setiap skor butir pernyataan dikorelasikan dengan skor total dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment (Arikunto, 2010, hlm. 213) sebagai berikut:
r
xy =
∑ ∑ ∑√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
r
xy = Koefisien korelasi antara variabel dengan variabel N = Banyak subjek / respondenSarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Perhitungan dilakukan dengan bantuan micrscoft excel.
5) Setelah dihasilkan nilai korelasi (rhitung), maka untuk mengetahui
masing-masing butir soal valid atau tidak valid akan dilakukan
perbandingan antara rhitung dengan rtabel, dimana rtabel yang
diperoleh berdasarkan “Tabel Harga dari r Product-Moment”
(Arikunto, 2010, hlm. 402) dengan jumlah sampel (n)=30 dan
besarnya df dapat dihitung 30-2=28. Dengan df=28 dan alpha=0,05
didapat rtabel=0,374 (lihat rtabel pada df=28). Apabila rtabel lebih besar
atau sama dengan rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut
valid, sebaliknya apabila rtabel lebih kecil atau tidak sama dengan
rhitung maka dapat dinyatakan butir soal tersebut tidak valid. Berikut
hasil perhitungan validitas instrumen penelitian.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Angket Perilaku Sosial
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P16 0,588 0,374 VALID
P17 0,495 0,374 VALID
P18 0,528 0,374 VALID
P19 0,691 0,374 VALID
P20 0,695 0,374 VALID
P21 0,355 0,374 TIDAK VALID
P22 0,438 0,374 VALID
P23 0,394 0,374 VALID
P24 0,273 0,374 TIDAK VALID
P25 0,337 0,374 TIDAK VALID
P26 0,453 0,374 VALID
P27 0,345 0,374 TIDAK VALID
P28 0,406 0,374 VALID
P29 0,392 0,374 VALID
P30 0,199 0,374 TIDAK VALID
P31 0,245 0,374 TIDAK VALID
P32 0,458 0,374 VALID
P33 0,449 0,374 VALID
P34 0,177 0,374 TIDAK VALID
P35 0,324 0,374 TIDAK VALID
P36 0,187 0,374 TIDAK VALID
P37 -0,05 0,374 TIDAK VALID
P38 0,451 0,374 VALID
P39 0,327 0,374 TIDAK VALID
P40 0,733 0,374 VALID
P41 -0,059 0,374 TIDAK VALID
P42 -0,041 0,374 TIDAK VALID
P43 0,258 0,374 TIDAK VALID
P44 0,239 0,374 TIDAK VALID
P45 0,477 0,374 VALID
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P47 0,597 0,374 VALID
P48 0,371 0,374 TIDAK VALID
P49 -0,136 0,374 TIDAK VALID
P50 0,602 0,374 VALID
P51 0,448 0,374 VALID
P52 0,347 0,374 TIDAK VALID
P53 0,586 0,374 VALID
P54 -0,342 0,374 TIDAK VALID
P55 0,114 0,374 TIDAK VALID
P56 0,689 0,374 VALID
P57 0,414 0,374 VALID
P58 0,306 0,374 TIDAK VALID
P59 0,769 0,374 VALID
P60 0,798 0,374 VALID
P61 0,06 0,374 TIDAK VALID
P62 0,404 0,374 VALID
P63 0,587 0,374 VALID
P64 -0,075 0,374 TIDAK VALID
P65 0,145 0,374 TIDAK VALID
P66 0,467 0,374 VALID
P67 0,104 0,374 TIDAK VALID
P68 0,657 0,374 VALID
P69 0,482 0,374 VALID
P70 0,247 0,374 TIDAK VALID
P71 0,099 0,374 TIDAK VALID
P72 0,476 0,374 VALID
P73 -0,176 0,374 TIDAK VALID
P74 0,598 0,374 VALID
P75 0,45 0,374 VALID
P76 0,22 0,374 TIDAK VALID
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P78 0,451 0,374 VALID
P79 0,115 0,374 TIDAK VALID
P80 0,598 0,374 VALID
P81 0,494 0,374 VALID
P82 -0,281 0,374 TIDAK VALID
P83 0,349 0,374 TIDAK VALID
P84 0,243 0,374 TIDAK VALID
P85 -0,029 0,374 TIDAK VALID
P86 0,432 0,374 VALID
P87 0,457 0,374 VALID
P88 -0,119 0,374 TIDAK VALID
P89 0,645 0,374 VALID
P90 0,044 0,374 TIDAK VALID
P91 0,542 0,374 VALID
P92 -0,144 0,374 TIDAK VALID
P93 0,194 0,374 TIDAK VALID
P94 0,688 0,374 VALID
P95 0,301 0,374 TIDAK VALID
P96 0,532 0,374 VALID
Sesuai dengan hasil perhitungan pada tabel 3.10 diatas dengan ketentuan
rtabel 0,374 diketahui bahwa jumlah butir soal yang valid adalah 48 butir soal,
sedangkan butir soal yang tidak valid berjumlah 48 butir soal. Selanjutnya butir
soal yang valid akan dijadikan sebagai instrumen pengumpul data dalam
penelitian ini.
2. Uji Reabilitas Instrumen
Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau
konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel
jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian instrumen ini dilakukan dengan metode belah dua (split half metod). Berikut langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan reliabilitas angket
tersebut.
1) Membagi butir soal menjadi dua bagian soal bernomor ganjil dan
genap.
2) Skor dari butir-butir pernyataan bernomor ganjil dikelompokkan
menjadi variabel X dan skor dari butir-butir soal yang bernomor genap
menjadi variabel Y.
3) Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal valid yang bernomor
ganjil dengan genap, dengan menggunakan formula correlation
pearson product moment dalam microsoft excel.
4) Setelah koefisien korelasi diperoleh, kemudian disesuaikan dengan
tabel interpretasi nilai.
Tabel 3.11 Interpretasi Nilai (Arikunto, 2010, hlm. 319) Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Tinggi
Cukup Tinggi Agak Rendah Rendah
Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi)
Hasil uji reliabilitas akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabiitas Instrumen Angket Perilaku Sosial
Ganjil Genap
Ganjil 1
Genap 0,917098 1
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0,917098, nilai
tersebut menunjukan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi.
G. Prosedur Penelitian
Berdasarkan desain penelitian diatas, maka penulis menentukan
langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Menentukan populasi
2. Menentukan sampel
3. Melakukan tes kebugaran jasmani dengan menggunakan TKJI
4. Memberikan angket perilaku sosial
5. Melakukan analisis dan pengolahan data
6. Kesimpulan
Tabel 3.13
Langkah-langkah Penelitian SAMPEL
EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT
TADJIMALELA
NON EKSTRAKURIKULER
TES AKHIR: TKJI DAN ANGKET TES AKHIR: TKJI DAN ANGKET
ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H. Analisis Data
Menurut Sugiono (2013, hlm. 147) “Analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”. Adapun kegiatan
dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis
yang telah diajukan. Berikut ini langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok
X =
∑
Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah: X = Skor rata-rata yang dicari
Xi = Nilai data = Jumlah n = Jumlah sample
2. Mencari Simpangan Baku
Standard deviation (simpangan baku) adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar penyimpangan reratanya.
S =
∑√
2
√
Keterangan:
S : simpangan baku yang dicari n : jumlah sampel
∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan mengetahui apakah data dari hasil pengukuran
normal atau tidak dan juga untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan
selanjutnya. Uji normalitas yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
uji normalitas Liliefors. Prosedur yang digunakan menurut Bambang Abduljabar
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Membuat tabel penolong untuk mengurutkan data terkecil sampai terbesar, kemudian mencari nilai rata-rata dan simpangan baku.
b) Mencari Z skor dan tempatkan pada kolom Zi. Dengan rumus : h) Membuat kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:
1) Jika L0 ≥ Ltabel tolak H0 dan H1 diterima artinya data tidak
berdistribusi normal.
2) Jika L0≤ Ltabel terima H0 artinya data berdistribusi normal
4. Menguji Homogenitas
Peneliti menggunakan uji homogenitas untuk mengasumsikan bahwa skor
setiap variabel memiliki yang homogen dengan menggunakan rumus:
2
Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil
dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05
5. Pengujian Signifikan
Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan dua rata-rata
dengan satu pihak atau uji t dengan dengan rumus:
Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan
(dk) = n1+n2-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05.
Kriteria:
a. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak.
Sarah, 2015
D AMPAK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT TAD JIMALELA TERHAD AP KEBUGARAN JASMANI D AN PERILAKU SOSIAL SISWA SMP NEGERI 1 CILEUNYI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela berdampak
secara signifikan terhadap kebugaran jasmani dan perilaku sosial siswa. Hal ini
ditunjukkan dengan nilai distribusi tabel pada taraf signifikansi α=0.05 dengan
(n1+n2-2) = 22, niai t pada tabel distribusi adalah 1.717, sedangkan thitung dari
hasil pengujian tingkat kebugaran jasmani diperoleh 4.840 dan hasil pengujian
perilaku sosial diperoleh 2.471. Maka nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel.
B. Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan berkaitan dengan hasil penelitian ini
adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat tadjimalela sebaiknya dipertahankan
dan dikembangkan, karena sudah terbukti nyata dampaknya yaitu meningkatkan