ABSTRAK
PENGARUH MINAT BACA SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS X SMA N 13 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN
PELAJARAN 2011/2012
Oleh
AULIA TRIYAN DINASTI
Pendidikan merupakan standar kemajuan suatu bangsa, dengan standar pendidikan yang tinggi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk memajukan bangsa dikancah dunia. Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah rendahnya atau hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain minat baca siswa dan pemanfaatan media
pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X SMA N 13 Bandar Lampung yang berjumlah 245 siswa, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 152 siswa yang dihitung denga menggunakan rumus T.Yamane. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji regresi linier.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.
2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang ditunjukan. Hal ini ditunjukan dengan t hitung > t tabel yaitu 5,991 > 1,975 dengan koefisien korelasi (r) 0,481 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,207 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh pemanfaatan media pembelajaran sebesar 20,7% dan sisanya 79,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang ditunjukan. Hal ini
ditunjukan dengan F hitung > F tabel yaitu 30,634 > 3,062 dengan koefisien korelasi (r) 9,005 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,317 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran sebesar 31,7% dan sisanya 68,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan standar kemajuan suatu bangsa, dengan standar pendidikan yang tinggi
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memajukan bangsa dikancah
dunia. Tingginya tingkat persaingan dengan semakin derasnya arus globalisasi diberbagai bidang
pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan teknologi telah memaksa semua negara didunia untuk
ikut andil didalamnya agar tidak tertinggal dari negara-negara lain.
Pendidikan sebagai usaha terencana diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang
berkualitas dan berdaya saing tinggi. Saat ini pendidikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang
sangat penting, karena pada hakekatnya merupakan usaha untuk membimbing kemampuan
invidu untuk mengembangkan minat dan bakatnya secara utuh . Baik yang ditempuh dalam jalur
formal maupun non formal.
Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang dapat ditempuh untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Melalui sekolah, kemampuan individu dapat dikembangkan, dari yang tidak
tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Potensi yang dikembangkan melalui
bangku persekolahan adalah aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor
Oleh karena itulah, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus senantiasa aktif untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Akan tetapi,
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah menemui berbagai kendala dari pencapaian hasil
belajar siswa.
Hasil belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar. Baik bagi guru
maupun siswa. Bagi seorang guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi
keberhasilan belajar siswa. Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh
jumlah siswa (65%) telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi
siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat
kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif
maupun perubahan yang bersifat negatif.
Hal ini senada dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006: 128) yang menyatakan:
“Siswa dinyatakan berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut menguasai bahan pelajaran minimal 65%.”
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 13
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
No Kelas Nilai Jumlah
Siswa
<70 ≥70
1 X.1 23 13 36
2 X.2 13 12 35
3 X.3 19 15 34
5 X.5 17 17 34
6 X.6 22 15 37
7 X.7 21 15 36
Siswa 135 110 245
% 55,1 44,9 100
Sumber: Guru mata pelajaran ekonomi
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Negeri 13 Bandar Lampung
pada mata pelajaran ekonomi sebesar 70. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa pada ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 masih belum
optimal. Hal ini dikarenakan hanya 110 siswa (44,9%) dari 245 siswa yang mendapat nilai ≥70,
berarti 135 siswa (55,1%) memperoleh nilai <70. Siswa yang tidak mencapai KKM harus
mengikuti remedial atau perbaikan.
Berhasil atau tidaknya pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa bergantung dari bagaimana
proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dalam pendidikan sekolah proses pembelajaranlah
yang menjadi faktor cukup penting. Hasil yang baik menunjukkan telah terlaksananya proses
yang baik.
Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah:
1. Faktor intern (dari dalam diri), meliputi:
a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan, cacat tubuh
b. Faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan c. Faktor kelelahan
2. Faktor ekstern (dari luar diri), meliputi:
a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa
dengan guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah. Standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah
(Slameto, 2003: 54-71)
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, belum optimalnya hasil belajar
yang dicapai siswa diduga dipengaruhi oleh rendahnya minat baca siswa dan pemanfaatan media
pembelajaran yang belum optimal.
Buku merupakan jendela dunia, dengan banyak membaca buku dapat memberikan wawasan
seluasnya pada diri individu dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Hal ini senada
dengan pendapat Djamarah (2002:121): “minat baca melahirkan prestasi dan hasil dalam
belajar”.
Tentu saja hal tersebut terkadang tak berjalan sesuai kenyataan, karena kebanyakan siswa lebih
suka memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain dibandingkan dengan membaca buku.
Minat baca tidak lahir begitu saja, oleh karena itu minat baca dapat dikembangkan melalui
dorongan dari dalam diri individu. Siswa yang tidak pandai, dengan banyak membaca dapat
membantunya untuk mendapat hasil belajar yang baik melalui ilmu pengetahuan yang
didapatnya dari membaca buku.
Faktor lain yang diduga menyebabkan belum optimalnya hasil belajar siswa adalah pemanfaatan
media pembelajaran. Seperti kita ketahui, media merupakan sarana yang menjembatani
penyampaian materi oleh guru kepada siswa. Media yang baik tentu dapat membantu siswa
untuk dapat memahami materi yang disampaikan.
Persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran merupakan faktor yang dapat
respon siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru sehingga mempengaruhi hasil
belajar yang dicapai.
Media pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology) merupakan
teknologi modern yang dapat dimanfaatkan. Penggunaan laptop/netbook, LCD, atau modem
dapat dipergunakan untuk pembelajaran presentasi, browsing/ mencari artikel bahan
pembelajaran melalui jaringan internet dapat membantu guru dan siswa untuk membuka
wawasan seluas-luasnya.
Penggunaan media tentu saja tidak berbatas. Media sederhana seperti gambar-gambar, artikel
atau berita dari koran/ majalah tentu masih dapat dipergunakan untuk menyampaikan materi
belajar selagi masih dapat dipergunakan dan relevan dengan dunia pendidikan sekarang, karena
yang terpenting tentu saja adalah hasil akhir yang dicapai. Siswa dapat mengerti dan memahami
dengan jelas materi tersebut. Jadi, penggunaan media tentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan
dan keadaan, tergantung dengan bagaimana kondisi yang sedang berlangsung.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Pengaruh Minat Baca Siswa dan Pemanfaatan Media Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 13 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang
1. Sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang tidak mengisi
waktu luang dengan membaca buku pelajaran.
2. Kurangnya pemanfaatan buku-buku pelajaran yang dimiliki siswa kelas X SMA Negeri
13 Bandar Lampung.
3. Minat baca siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung masih rendah.
4. Kurangnya minat siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang mengunjungi
perpustakaan.
5. Pemanfaatan media pembelajaran di sekolah masih belum maksimal.
6. Kurangnya perhatian siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung terhadap media
pembelajaran yang digunakan.
7. Masih banyak siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang mendapatkan nilai
di bawah standar KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran ekonomi.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada pengaruh minat baca siswa () dan pemanfaatan media
pembelajaran () terhadap hasil belajar ekonomi (Y) siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh minat baca siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X
2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap
hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh minat baca siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X
semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2011/2012.
3. Mengetahui pengaruh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap
hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2011/2012.
F. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis, memberikan informasi bagi peneliti dan untuk mengembangkan
pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.
2. Secara praktis, penelitian ini digunakan bagi:
a. Siswa: sebagai salah satu cara untuk mengetahui persentase pengaruh minat baca
b. Guru: sebagai mediasi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dalam rangka
peningkatan mutu pembelajaran mata pelajaran ekonomi di sekolah.
c. Bahan informasi untuk perpustakaan, serta dapat mendukung bagi peneliti lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
1. Objek penelitian
Ruang lingkup objek penelitian yang akan diteliti adalah minat baca siswa (), pemanfaatan media pembelajaran () dan hasil belajar ekonomi (Y).
2. Subjek penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar
Lampung.
3. Tempat penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012.
5. Ilmu penelitian
Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya bidang studi
I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Minat Baca
Minat merupakan rasa ketertarikan orang pada sesuatu yang ia senangi, tanpa ada paksaan. Minat
dapat menjadi daya dorong atau motivasi untuk melakukan sesuatu hal.
Menurut Crow & Crow (dalam Djaali, 2008: 121)
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin besar atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Menurut Slameto (2008:180)
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Oleh karena itu, minat akan mempengaruhi proses belajar seseorang. Apabila minat belajar yang
dibutuhkan tidak dimiliki, maka hasil belajar tidak dapat diharapkan. Sebaliknya, apabila orang
memiliki minat yang cukup tinggi maka harapan akan keberhasilannya cukup besar.
Fryneir (dalam Skripsi Andi Selviana: 2011) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan minat anak sebagai berikut:
1. Pengalaman sebelumnya, siswa tidak akan mengembangkan minatnya terhadap sesuatu
2. Konsepsinya tentang diri, siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.
3. Nilai-nilai, minat siswa akan timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh orang-orang yang berwibawa.
4. Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami oleh anak-anak menarik
minat mereka.
5. Tingkat keterlibatan tekanan, jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi. 6. Kompleksitasan materi pelajaran, siswa yang lebih mampu secara intelektual dan
fleksibel secara psikologi lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks.
Buku adalah jendela dunia, dengan banyak membaca buku dapat dijadikan sebagai alat pengusir
jenuh dan menambah ilmu pengetahuan. Melalui membaca, kita dapat memahami banyak hal-hal
baru yang sebelumnya tidak pernah kita ketahui.
Pengertian minat baca menurut Sutarno NS (2003,19):
Minat baca adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu bacaan. Dalam hal ini adalah buku-buku IPS atau buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan sosial yang diperlukan oleh siswa kelas VIII yang mengandung unsur perasaan terhadap bacaan.
Menurut Dalyono (2001,182):
Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk
melakukan kegiatan membaca. Orang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bacaan. Tumbuhnya minat baca yang tinggi, maka timbul kemauan yang besar dan akan mengalahkan pengaruh yang akan merintanginya atau tantangan yang ada.
Baik atau buruknya kegiatan membaca seseorang mempunyai ciri-ciri tersendiri, sebagai berikut
a. Ciri pembaca yang baik
- Tujuan membacanya jelas
Yang dibaca adalah satuan-satuan pikiran kalimat.
- Kecepatan membaca yang diterapkan bervariasi.
- Kritis.
- Bacaan yang dibaca bervariasi.
- Kaya kosakata.
- Tahu cara membaca yang benar.
b. Ciri pembaca yang buruk
- Tujuan membacanya tidak jelas.
- Membaca kata demi kata.
- Kecepatan membacanya rendah dan tetap.
- Pasif.
- Bahan bacaan yang dibacanya itu-itu saja.
- Miskin kosakata.
- Tidak tahu cara membaca yang benar.
Jadi, pembaca yang baik itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yang berbeda dari ciri-ciri pembaca
yang buruk ciri-ciri pembaca yang baik itulah yang harus diketahui, agar dapat dijadikan
pegangan dalam belajar.
Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah suatu dorongan
besar yang berasal dari dalam individu dan dari luar diri individu untuk membaca buku-buku
menarik yang dimilikinya. Minat baca yang tinggi terhadap buku-buku pelajaran dapat
membantu siswa untuk berprestasi dan memberikan pemahaman lebih dalam bagi siswa tersebut.
2. Persepsi
Persepsi dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengamati dan memberikan
penilaian terhadap objek.Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sarwono (dalam Skripsi
Novita Caturria, 2010: 11):
merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah pengindraan. Jika sejumlah pengindraan disatukan dan dikoordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenali dan menilai objek-objek maka keadaan ini dinamakan persepsi.
Menurut Slameto (2003: 102):
Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia . melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan terintegrasi
dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,
perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :
Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh
ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berberbeda-beda.
Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk
memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.
Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak
energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang
Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam
arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.
Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini
menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.
2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :
Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa
semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.
Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan
lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.
Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan
latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.
Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih
bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.
Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek
yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.
(http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/)
Berdasarkan uraian dan pendapat yang telah dikemukakan di atas, pengertian persepsi dalam
penelitian ini menunjukkan pandangan dan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar
Lampung tentang pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru ekonomi. Persepsi
yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang bersifat positif tentang pemanfaatan
media pembelajaran yang diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, demikian
juga dengan persepsi yang negative tentang pemanfaatan media pembelajaran yang diduga akan
3. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat menentukan hasil belajar
siswa. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara atau pengantar pesan
dari pengirim ke penerima pesan.
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika
(Sadiman, 2008:6):
Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru
atau pendidik yang digunakan dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.
Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya
(Danim, 2008:7).
Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar
tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses
komunikasi yang disebut media (Rohani, 2000:1)
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut (Sadiman,
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Obyek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b. Obyek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar; c. Gerak yang terlalu lambat tau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau
high-speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa di masa lau dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e. Obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain; dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi) dapat divisualkan dalam
bentuk film, gambar, dan lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan
dan kenyataan;
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan
kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama;
b. Mempersamakan pengalaman;
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Penggunaan media pembelajaran harus memberikan lebih banyak manfaat dalam dunia
pendidikan. Bagi seorang guru media dapat memberi kemudahan dalam menyampaikan materi
pelajaran, sedangkan bagi siswa adalah media tersebut dapat membantu proses penerimaan
materi pelajaran yang disampaikan sehingga lebih mudah dimengerti oleh siswa.
Djamarah (2000:133) menyatakan keterampilan dasar mengajar guru, metode mengajar yang
tepat dan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan pengajarannya dapat terlihat dari
Beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di
Indonesia:
1. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Jenis dari media grafis antara lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun,
poster, peta dan globe, dan lain-lain.
2. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal.
Beberapa jenis media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan
laboratorium bahasa.
3. Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan
rangsangan visual. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang
hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai, film rangkai,
overhead proyektor (OHP), microfilm, televisi, LCD, dan lain-lain.
Menurut Seels dan Richey (dalam Arsyad, 2007:29-32) media pembelajaran dibagi dalam empat
kelompok:
1. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan
2. Teknologi audio visual, adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan eletronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Media ini meliputi proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.
3. Teknologi berbasis komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan
materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam cetakan atau visual.
4. Teknologi gabungan, adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi
yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Terdapat beberapa bentuk dan jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dan
penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dari media yang paling
sederhana yaitu media cetak (dapat berupa buku pelajaran, lembar kerja siswa, lembar kegiatan,
handout, dan lain-lain) hingga media yang canggih (OHP, slide power point, LCD, internet, dan
lain-lain).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media
pembelajaran merupakan sarana yang menguntungkan bagi siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. Teknologi-teknologi tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan
zaman dan menghasilkan teknologi modern yang berguna bagi dunia pendidikan.
Beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media menurut Rohani (2000:28-29): 1. Tujuan
Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)
Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari. 3. Keadaan peserta didik
Kemampuan daya piker dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.
4. Ketersediaan
Pemilihan perlu memperlihatkan ada/ tidak ada media tersedia di perpustakaan/ di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.,
5. Mutu teknis
6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.
4. Hasil Belajar Ekonomi
Hasil belajar merupakan merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari
proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan diakhiri dengan evaluasi. Belajar sendiri
merupakan proses yang berkesinambungan.
Menurut Slameto (2003:2):
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut teori conditioning yang dikemukakan John B. Watson (dalam Djaali, 2008: 86):
Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (condition) yang kemudian menimbulkan reaksi.
Beberapa definisi belajar menurut para ahli:
1. Cronbach
Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar adalah menampilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).
2. Harold Spears
Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves , to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu mereka sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk)
Learning is a change in performance as a result of practice (belajar adalah perubahan dari penampilan sebagai pencarian dari latihan)
(Suryabrata, 2007: 231)
Hal-hal pokok dari definisi di atas:
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun
potensial).
b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku yang baru pada diri individu secara keseluruhan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.
Prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting menurut Rogers dalam bukunya “Freedom to
Learn” (dalam Dalyono, 2007:47):
1. Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.
2. Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri, dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
3. Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
sendiri, dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan
berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar itu.
8. Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
10. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus-menerus terhadap
pengalaman dan penyatuaannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.
Belajar mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai
dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan.
Belajar dapat didefinisikan, “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di
dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.” (Dalyono, 2007: 48-49)
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan:
1. Belajar adalah suatu usaha.
2. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri, antara lain tingkah laku.
3. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik.
4. Belajar bertujuan mengubah sikap , dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi
hormat, dan sebagainya.
5. Belajar dapat merubah keterampilan.
6. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk skor setelah mengikuti evaluasi.
Menurut Suharsimi Arikunto (2001:63) hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai
seseorang setelah mengikuti proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari
proses belajar yang dilakukan.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Ada faktor yang dapat diubah (seperti:
diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain)
Suhardjono dalam Arikunto (2006:55)
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain (Djaali, 2008:
99):
1. Faktor internal (dari dalam diri individu)
a. Kesehatan
b. Intelegensi
c. Minat dan motivasi
d. Cara belajar
2. Faktor eksternal (dari luar diri individu):
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat
d. Lingkungan
Keberhasilan proses pembelajaran dibagi menjadi beberapa tingkat atau taraf, yaitu:
1. Istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.
2. Baik sekali/ optimal, apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran
dapat dikusai anak didik.
3. Baik/ maksimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 60% sampai
dengan 75%.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai anak didik kurang dari 60%. (Djamarah, 2000: 97)
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari evaluasi
pembelajaran, yang mana keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
siswa. Hasil belajar tersebut dapat dikatakan kurang baik apabila pencapaian bahan pelajaran
kurang dari 60%.
a. Tentukan tujuan belajar b. Kenali sistem ingatan c. Kenali tentang konsentrasi d. Kenali tipe belajar sendiri e. Kenali sifat buku
f. Jauhi sifat malas
g. Penuhi keinginan sesaat
h. Catat keinginan mendatang
i. Catat tugas yang belum selesai j. Belum siap jangan belajar k. Jaga kondisi tubuh
l. Istirahat jika lelah
m.Kosongkan pikiran dari kesan lainnya n. Kuasai bahasa
(Djamarah, 2002: 24-38)
Kiat belajar sendiri:
a. Mempunyai fasilitas dan perabot belajar b. Mengatur waktu belajar
c. Mengulangi bahan pelajaran
d. Menghafal bahan pelajaran
e. Menghafal buku
f. Membuat ringkasan dan ikhtisar
g. Mengerjakan tugas
h. Memanfaatkan perpustakaan
(Djamarah, 2002: 40-92)
Kiat belajar di sekolah:
a. Masuk kelas tepat waktu
b. Memperhatikan penjelasan guru
c. Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dikuasai
d. Mencatata hal-hal yang dianggap penting e. Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok f. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas g. Pergunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya
h. Membentuk kelompok belajar
i. Memanfaatkan perpustakaan sekolah
(Djamarah, 2002:97-106)
Tabel 2. Penelitian yang Relevan
Nama Judul Hasil Penelitian
1. Tamrin Jaya
(2010) Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Belajar dan Sumber Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010
Ada pengaruh minat baca,
pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa
> yaitu 51,913>2,864
yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca, pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar.
Lanjutan Tabel 2 2. Andi Selviana
(2011) Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Sumber Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011
Ada pengaruh minat baca,
pemanfaatan sumber belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu, hal ini ditunjukkan dengan Uji F
bahwa > yaitu 31,244>
2,671 yang berarti hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca, pemanfaatan sumber belajar dan lingkungan belajar di sekolah.
3. Dwi Jayanti
(2010) Pengaruh Question, Iklim Sekolah dan Intelligence Budaya Membaca terhadap Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010
Ada pengaruh intelligence question, iklim sekolah dan budaya membaca terhadap hasil belajar ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa
> yaitu 57,488>2,69
yang berarti hasi; belajar ekonomi dipengaruhi oleh intelligence question, iklim sekolah dan budaya membaca.
4. Novita Caturria (2010)
Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas dan Pemanfaatan Media
Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah
Ada pengaruh persepsi siswa tentang
keterampilan guru dalam mengelola kelas dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar Ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan
Uji F bahwa > yaitu
Tahun Pelajaran 2009/2010 guru dalam mengelola kelas dan pemanfaatan media pembelajaran.
5. Anju Perdana
Putrifani (2011)
Hubungan antara Cara Belajar dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar Ekonomi Sisw Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2011
Ada hubungan yang positif dan
signifikan antara cara belajar pemanfaatan media berbasis ICT dengan hasil belajar ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa
> yaitu 50,412>3,077
yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran.
C. Kerangka Pikir
Hasil belajar siswa merupakan tolak ukur yang menggambarkan keberhasilan dari proses
pembelajarn yang dilakukan oleh sekolah, guru dan para peserta didik. Tingkat keberhasilan
dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan bergantung dengan bagaimana proses pembelajaran
yang telah berlangsung.
Banyak faktor yang memepengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar seorang siswa. Faktor-faktor
tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (internal) ataupun dari luar siswa (eksternal).
Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari
dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi,
minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun
minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal
tersebut, asumsi umum mengatakan bahwa minat akan membantu seseorang untuk
mempelajarinya (Slameto, 2003:180)
Buku merupakan jendela dunia, dengan membaca buku diharapakan ilmu pengetahuan siswa
Sebaliknya, rendahnya minat baca seseorang dapat menjadi batu sandungan bagi ketercapaian
hasil belajar. Hal ini dikarenakan dengan minimnya ilmu pengetahuan yang didapat.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat
bagaimana hubungan antara materi yang diharapakan untuk dipelajarinya dengan dirinya sebagai
invidu. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan alat yang penting untuk berbgai tujuan,
kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.
Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar
tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses
komunikasi yang disebut media, dalam proses belajar mengajar media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi belajar mengajar disebut Media Instruksional Edukatif (Rohani, 2000:1).
Kehadiran media dapat membantu siswa dapat membantu siswa dalam menyerap materi yang
diajarkan, seperti pendapat Djamarah (2000: 133) yang menyatakan keterampilan dasar mengajar
guru, metode mengajar yang tepat dan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan
pengajarannya dapatt dilihar dari pemahaman siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar yang
diraihnya.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka dugaan adanya pengaruh minat baca dan pemanfaatan
media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut.
Sumber: Sugiyono (2011:68)
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh minat baca terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13
Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.
2. Ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.
3. Ada pengaruh minat baca dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun
Pelajaran 2009/2010. Pemanfaatan Media
Pembelajaran ()
1
I. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptifverifikatif dengan pendekatan
ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atausubjek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya.
Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yang menunjukkan tingkat pengaruh
antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam suatu populasi.
Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area penelitian
yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan sebelum
dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan
pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara
terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).
2
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 297).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluuh siswa kelas X Semester Genap SMA
[image:30.612.110.493.336.519.2]Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
Tabel 3. Data Jumlah Siswa Kelas X di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
No Kelas Jumlah Siswa (Populasi)
1 X.1 36
2 X.2 35
3 X.3 34
4 X.4 33
5 X.5 34
6 X.6 37
7 X.7 36
Jumlah 245
Sumber : Tata usaha SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
3
T.Yamane, yaitu:
= ( ) + 1
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
= tingkat signifikansi (0,05)
(dalam Ridwan, 2005 :65)
Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah:
=245(0,05) + 1 = 151,9379 = 152 (245 )
Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 152 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probabilitas sampling dengan menggunakan
simple random sampling. Teknik ini dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 120).
Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi
proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:
Jumlah sampel tiap kelas = Xjumlah tiap kelas
4
No Kelas Perhitungan Jumlah Sampel Persentase %
1 X.1 152
245 × 36 = 22,33
22 14,56
2 X.2 152
245× 35 = 21,71
22 14,56
3 X.3 152
245 × 34 = 21,09
21 13,90
4 X.4 152
245 × 33 = 20,47
21 13,90
5 X.5 152
245 × 34 = 21,09
21 13,90
6 X.6 152
245× 37 = 22,95
23 15,23
7 X.7 152
245 × 36 = 22,33
22 13,90
Jumlah 152 100
Persentase siswa yang dijadikan sampel tiap kelas dilakukan dengan cara undian.
Cara undian merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel
dengan menggunakan simple random sampling.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono,2010: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini
5
1. Variabel bebas (Independent Variable).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat baca(X1) dan pemanfaatan
media pembelajaran (X2).
2. Variabel terikat (Dependent Variable).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi (Y).
D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel
Menurut Sugiyono (2011:60) variabel penelitian adalah “ segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.
a) Minat baca merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan membaca.
b) Pemanfaatan media pembelajaran, media adalah seperangkat alat bantu yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima.
c) Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian
tujuan dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan diakhiri
dengan evaluasi.
6
Untuk memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
mendefinisikan objek penelitian, maka variabel yang diuji dalam penelitian ini perlu
dioperasionalkan. Definisi operasional adalah pendefinisian secara operasional suatu
konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau
property yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi
elemen yang diamati dan dapat diukur. Definisi operasional dalam penelitian ini
terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
1. Minat Baca ( )
Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang
berbuat sesuatu terhadap membaca (Darmono, 2001: 182)
2. Pemanfaatan Media Pembelajaran ( )
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siwa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi (Sadiman, 2008:7)
3. Hasil Belajar Ekonomi (Y)
[image:34.612.106.545.633.713.2]Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. (Arikunto, 2001: 63)
Tabel 5. Variabel, Definisi Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala
Variabel Definisi Variabel Indikator Sub Indikator Skala Minat Baca
( )
Minat baca merupakan
kecenderungan jiwa
Memperhatikan
Frekuensi
Memperhatikan guru mengajar Menyimpan
7 yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca (Darmono, 2001: 182) Mengingat kegiatan terus menerus hasil ujian Membaca buku
ekonomi Memiliki
buku-buku ekonomi Memiliki artikel atau majalah yang berkaitan dengan ekonomi Tanya jawab
materi ekonomi Menanyakan istilah-istilah dalam ilmu ekonomi Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran ( )
8
belajar terjadi (Sadiman, 2008:7) Hasil Belajar
Ekonomi (Y)
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. (Arikunto, 2001: 63)
Hasil ujian siswa kelas X
Hasil ujian akhir semester ganjil pada mata pelajaran ekonomi
Interval
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencataatan
secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu
atau kelompok secara langsung (Purwanto dalam Basrowi dan Kasinu,2007: 166).
Teknik ini dilakukan pada saat melakukan penelitian pendahuluan.
2. Teknik Dokumentasi
TeknikDokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat,
dan sebagainya (Arikunto, 2006: 154). Teknik dokumentasi digunakan untuk
9
kelas X semester ganjil SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran
2011/2012.
3. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono,2010: 142). Angket digunakan untuk memperoleh
informasi mengenai minat baca, pemanfaatan media pembelajaran dan hasil
belajar Ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 13 Bandar Lampung
tahun 2011/2012.
F. Uji Persyaratan Instrumen
Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan
data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan
untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji hipotesis penelitian. Ada
dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik,
yaitu uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat validitas atau kesahihan suatu
instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data
dari variabel Untuk mengukur tingkat validitas angket yang yang diteliti secara tepat
10
Untuk mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product moment
dengan rumus:
2 2
2
2
Y N X -X N X -XY N r
Y Y xyKeterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : Jumlah sampel X : Skor butir soal Y : Skor total
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung< r tabel maka alat ukur
tersebut adalah tidak valid (Arikunto,2009: 72).
Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α= 0,05 maka alat ukur tersebut
dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut adalah
tidak valid(Arikunto, 2009:72).
Data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel , danY kepada 30
orang responden, kemudian dihitung menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil
perhitungan kemudian dicocokan dengan tabel r Product Moment dengan α = 0,05
[image:38.612.117.505.646.719.2]adalah 0,361 maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas ( )
No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan
1 0.492 0.311 rhitung>rtabel Valid
2 0.452 0.311 rhitung>rtabel Valid
3 0.500 0.311 rhitung>rtabel Valid
11
5 0.203 0.311 rhitung>rtabel Tidak Valid
6 0.346 0.311 rhitung>rtabel Valid
7 0.429 0.311 rhitung<rtabel Valid
8 0.348 0.311 rhitung>rtabel Valid
9 0.628 0.311 rhitung>rtabel Valid
10 0.571 0.311 rhitung>rtabel Valid
11 0.508 0.311 rhitung>rtabel Valid
12 0.386 0.311 rhitung>rtabel Valid
13 0.446 0.311 rhitung>rtabel Valid
14 0.377 0.311 rhitung>rtabel Valid
15 0.436 0.311 rhitung>rtabel Valid
16 0.453 0.311 rhitung>rtabel Valid
17 0.524 0.311 rhitung>rtabel Valid
18 0.322 0.311 rhitung>rtabel Valid
19 0.398 0.311 rhitung>rtabel Valid
20 0.346 0.311 rhitung>rtabel Valid
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 20 item angket minat
baca siswa terdapat 2 item angket yang tidak valid, yaitu item 4 dan 5. Dimana item
tersebut bernilai 0,226 dan 0,203 < 0,361 yang berarti rhitung<rtabel dan item tersebut
dinyatakan tidak valid. Setelah persetujuan pembimbing maka soal tersebut
diperbaiki. Dengan demikian angket yang digunakan dalam penelitian ini tetap
[image:39.612.120.502.673.716.2]berjumlah 20item.
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Angket Media Pembelajaran ( )
No rhitung rtabel Kesimpulan keterangan
1 0.363 0.311 rhitung>rtabel Valid
12
3 0.411 0.311 rhitung>rtabel Valid
4 0.491 0.311 rhitung>rtabel Valid
5 0.515 0.311 rhitung>rtabel Valid
6 -0.038 0.311 rhitung<rtabel Tidak Valid
7 0.366 0.311 rhitung>rtabel Valid
8 0.363 0.311 rhitung>rtabel Valid
9 0.434 0.311 rhitung>rtabel Valid
10 0.422 0.311 rhitung>rtabel Valid
11 0.656 0.311 rhitung>rtabel Valid
12 0.344 0.311 rhitung>rtabel Valid
13 0.481 0.311 rhitung>rtabel Valid
14 0.402 0.311 rhitung>rtabel Valid
15 0.450 0.311 rhitung>rtabel Valid
16 0.368 0.311 rhitung>rtabel Valid
17 0.394 0.311 rhitung>rtabel Valid
18 0.042 0.311 rhitung>rtabel Tidak Valid
19 0.449 0.311 rhitung>rtabel Valid
20 0.328 0.311 rhitung>rtabel Valid
Berdasarkan data pada tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa dari 20 item angket
pemanfaatan media pembelajaranterdapat 2 item angket yang tidak valid, yaitu item
6 dan 18. Dimana item tersebut bernilai -0,038 dan 0,042 < 0,361 yang berarti
rhitung<rtabel dan item tersebut dinyatakan tidak valid. Setelah persetujuan pembimbing
maka soal tersebut dieliminasi. Hal ini dikarenakan hasil pengolahan data pada kedua
item tersebut bernilai sangat jauh dari rtabel . Dengan demikian angket yang digunakan
dalam penelitian iniberjumlah 18item.
2. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas tes adalah ketetapan hasil tes atau
seandainya hasilnya berubah-berubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak
13
Sedangkan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus
Alpha sebagai berikut :
2211 nn-1 1
-r t i Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
2i
: Skor tiap-tiap item n : Banyaknya butir soal
2
t
: Varians total
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung> rtabel, maka alat ukur
tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung< rtabel maka alat ukur tidak reliabel.
Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai
berikut :
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup
Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang
[image:41.612.136.327.168.325.2]Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah (Arikunto,2009: 109).
Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas X1 Reliability Statistics
Cronbach's
14
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .739 20
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas X2 Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items .679 20
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 16, tingkat realibel
masing-masing variabel setelah diuji coba sebagai berikut.
a. Minat Baca Siswa
Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 16, diperoleh hasil r hitung > r tabel, yaitu
0,739>0,361. Hal ini berarti, alat instrument yang digunakan adalah realiabel. Jika
dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,739 maka
memiliki tingkat reliabilitastinggi.
b. Pemanfaatan Media Pembelajaran
Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 16, diperoleh hasil r hitung > r tabel, yaitu
0,679> 0,361. Hal ini berarti, alat instrument yang digunakan adalah realiabel. Jika
dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,679 maka
memiliki tingkat reliabilitastinggi.
15
Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data yang
interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik
yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui
apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal
atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan
menggunakan ststistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji
K-S.
Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.
Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian sebagai berikut.
Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini maka
harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya. Karena α yang
ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), tidak maka kriteria pengujian yaitu.
1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel normal.
2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi sampel
16
2. Uji Homogenitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik
yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak.
Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai
berikut.
Ho : Data populasi bervarians homogen
Ha : Data populasi tidak bervarians homogen
Kriteria pengujian sebagai berikut.
Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus
dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α yang
ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.
1. Terima Ho apabila nilai significancy> 0,05
2. Tolak Ho apabila nilai significancy< 0,05 (Sudarmanto, 2005 : 123)
H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) 1. Uji Kelinieran Regresi
Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya
linier atau tidak. Menurut Hadi (2004 : 2) mengemukakan bahwa uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F dengan rumus :
F = G S
TC S
17
Keterangan:
S2TC = Varian Tuna Cocok
S2G = Varian Galat
Kriteria pengujian :
1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig). dengan cara membandingkan nilai
Sig. dari Deviation from linearity pada tabel ANOVA dengan α = 0,05 dengan
kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity> α maka H0 diterima.
Sebaliknya H0 tidak diterima.
2. Menggunakan harga koefisien F pada baris Deviation from linearity atau F Tuna
Cocok (TC) pada tabel ANOVA dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria
pengujiannya adalah H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dengan dk pembilang = 1
dan dk penyebut = k – 2. Sebaliknya H0 ditolak (Sudjana. 2001).
[image:45.612.111.503.528.689.2]Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai berikut.
Tabel 10. Tabel Analisis Varians Anova
Sumber DK JK KT F keterangan
Total 1 N
Y2Koefisien(a) Regresi(a/b) Residu 1 1 n-2 JK(a)
JKReg(b/a)
JK (S)
JK(a)
S2reg=JK b/a)
S2sis= 2 ) ( n s
JK S sis
18 Tuna cocok Galat/Error k-2 n-k JK (TC) JK (G)
S2TC
2 ) ( K TC JK
S2G =
k n E JK )
( SS2TCE 2
Untuk
menguji
kelinearan
Keterangan:
JK (a) =
nY 2
JK (b/a) =
XY
Xn
Yb
JK (G) =
1 2 2 n Y YJK (T) = JK (a) – JK (b/a) JK (T) = 2
JK (TC) = JK (S) – JK (G) S2reg = Varians Regresi
S2
sis = Varians Sisa
n = Banyaknya Responden
Kriteria pengujian
1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 – α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dan sebaliknya
jika Fhitng ≥ F (1 – α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidak linier.
2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dk
19
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi untuk membuktikan
ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel bebas
yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, maka akan terdapat dua atau
lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel terikatnya. Pendugaan
tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan
yang linear (multikolinearitas) di antara varaibel-variabel independen. Adanya
hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam
memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel
terikatnya.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi hubungan yang linier
(multikolinieritas) maka akan mengakibatkan (Sudarmanto, 2005:137):
1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan
demikian menjadi kurang akurat.
2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya
sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat
berarti.
3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara individu
20
Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan dengan
tingkat alpha.
2. Menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga
koefisien sebagai berikut.
r = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2
2 X n Y Y
X n Y X XY n Keterangan :
r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor butir soal
Y = Skor total
n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72)
Rumusan hipotesis yaitu:
H0 : tidak terdapat hubungan antarvariabel independen.
Hi : terdapat hubungan antar variabel independen.
Kriteria pengujian sebagai berikut.
1. Apabila koefisien signifikansi < α maka terjadi multikolinearitasdi antara
variabel independennya.
2. Apabila rhitung< rtabel dengan dk = n dan α = 0,05 maka H0 ditolak sebaliknya jika
rhitung> rtabel maka H0 diterima.
xy
21
3. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data
pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir
mempunyai varians minimum (Gujarati dalam Sudarmanto. 2005 : 142 - 143).
Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik d
Durbin- Waston.
Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin- Waston sebagai berikut.
i. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS (Ordinary Least Square) dari persamaan
yang akan diuji dan hitung statistik d dengan menggunakan persamaan
t ut ut tut
d 2 2 1 2
1 /
ii. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian lihat
Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai
Durbin-Waston Upper, du dan nilai Durbin-Waston, dl
iii. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada otokorelasi
positif dan Hipotesis Alternatif:
Ho : ρ< 0 (tidak ada autokorelasi positif)
Ha : ρ< 0 (ada autokorelasi positif)
Dalam keadaan tertentu, terutama untuk mrnguji persamaan beda pertama, uji d dua
sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas sedangkan langkah
3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada otokorelasi.
22
Ho : ρ = 0
Rumus hipotesis