• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT BACA SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 13 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MINAT BACA SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA N 13 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH MINAT BACA SISWA DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TEHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS X SMA N 13 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GENAP TAHUN

PELAJARAN 2011/2012

Oleh

AULIA TRIYAN DINASTI

Pendidikan merupakan standar kemajuan suatu bangsa, dengan standar pendidikan yang tinggi dapat menghasilkan sumber daya manusia yang

berkualitas untuk memajukan bangsa dikancah dunia. Pendidikan di Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah rendahnya atau hasil belajar peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di dalam kelas, antara lain minat baca siswa dan pemanfaatan media

pembelajaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas X SMA N 13 Bandar Lampung yang berjumlah 245 siswa, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 152 siswa yang dihitung denga menggunakan rumus T.Yamane. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji regresi linier.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

(2)

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang ditunjukan. Hal ini ditunjukan dengan t hitung > t tabel yaitu 5,991 > 1,975 dengan koefisien korelasi (r) 0,481 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,207 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh pemanfaatan media pembelajaran sebesar 20,7% dan sisanya 79,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA N 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012 yang ditunjukan. Hal ini

ditunjukan dengan F hitung > F tabel yaitu 30,634 > 3,062 dengan koefisien korelasi (r) 9,005 dan koefisien determinasi (r²) sebesar 0,317 yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran sebesar 31,7% dan sisanya 68,3% dipengaruhi oleh faktor lain.

(3)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan standar kemajuan suatu bangsa, dengan standar pendidikan yang tinggi

dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memajukan bangsa dikancah

dunia. Tingginya tingkat persaingan dengan semakin derasnya arus globalisasi diberbagai bidang

pendidikan, ekonomi, sosial, politik dan teknologi telah memaksa semua negara didunia untuk

ikut andil didalamnya agar tidak tertinggal dari negara-negara lain.

Pendidikan sebagai usaha terencana diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang

berkualitas dan berdaya saing tinggi. Saat ini pendidikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang

sangat penting, karena pada hakekatnya merupakan usaha untuk membimbing kemampuan

invidu untuk mengembangkan minat dan bakatnya secara utuh . Baik yang ditempuh dalam jalur

formal maupun non formal.

Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang dapat ditempuh untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Melalui sekolah, kemampuan individu dapat dikembangkan, dari yang tidak

tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Potensi yang dikembangkan melalui

bangku persekolahan adalah aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor

(4)

Oleh karena itulah, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal harus senantiasa aktif untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi. Akan tetapi,

peningkatan kualitas pendidikan di sekolah menemui berbagai kendala dari pencapaian hasil

belajar siswa.

Hasil belajar menjadi sangat penting sebagai indikator keberhasilan belajar. Baik bagi guru

maupun siswa. Bagi seorang guru, hasil belajar siswa merupakan pedoman evaluasi bagi

keberhasilan belajar siswa. Seorang guru dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari separuh

jumlah siswa (65%) telah mencapai standar ketuntasan yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi

siswa, hasil belajar merupakan sarana informasi yang berguna untuk mengukur tingkat

kemampuan atau keberhasilan belajarnya, apakah mengalami perubahan yang bersifat positif

maupun perubahan yang bersifat negatif.

Hal ini senada dengan pendapat Djamarah dan Zain (2006: 128) yang menyatakan:

“Siswa dinyatakan berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut menguasai bahan pelajaran minimal 65%.”

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 13

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Nilai Jumlah

Siswa

<70 ≥70

1 X.1 23 13 36

2 X.2 13 12 35

3 X.3 19 15 34

(5)

5 X.5 17 17 34

6 X.6 22 15 37

7 X.7 21 15 36

Siswa 135 110 245

% 55,1 44,9 100

Sumber: Guru mata pelajaran ekonomi

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Negeri 13 Bandar Lampung

pada mata pelajaran ekonomi sebesar 70. Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang

diperoleh siswa pada ujian akhir semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 masih belum

optimal. Hal ini dikarenakan hanya 110 siswa (44,9%) dari 245 siswa yang mendapat nilai ≥70,

berarti 135 siswa (55,1%) memperoleh nilai <70. Siswa yang tidak mencapai KKM harus

mengikuti remedial atau perbaikan.

Berhasil atau tidaknya pencapaian hasil belajar yang diperoleh siswa bergantung dari bagaimana

proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, dalam pendidikan sekolah proses pembelajaranlah

yang menjadi faktor cukup penting. Hasil yang baik menunjukkan telah terlaksananya proses

yang baik.

Banyak faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah:

1. Faktor intern (dari dalam diri), meliputi:

a. Faktor jasmaniah: faktor kesehatan, cacat tubuh

b. Faktor psikologis: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan c. Faktor kelelahan

2. Faktor ekstern (dari luar diri), meliputi:

a. Faktor keluarga: cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, latar belakang kebudayaan b. Faktor sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa

dengan guru, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah. Standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah

(6)

(Slameto, 2003: 54-71)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan, belum optimalnya hasil belajar

yang dicapai siswa diduga dipengaruhi oleh rendahnya minat baca siswa dan pemanfaatan media

pembelajaran yang belum optimal.

Buku merupakan jendela dunia, dengan banyak membaca buku dapat memberikan wawasan

seluasnya pada diri individu dan dapat membantu meningkatkan hasil belajar. Hal ini senada

dengan pendapat Djamarah (2002:121): “minat baca melahirkan prestasi dan hasil dalam

belajar”.

Tentu saja hal tersebut terkadang tak berjalan sesuai kenyataan, karena kebanyakan siswa lebih

suka memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain dibandingkan dengan membaca buku.

Minat baca tidak lahir begitu saja, oleh karena itu minat baca dapat dikembangkan melalui

dorongan dari dalam diri individu. Siswa yang tidak pandai, dengan banyak membaca dapat

membantunya untuk mendapat hasil belajar yang baik melalui ilmu pengetahuan yang

didapatnya dari membaca buku.

Faktor lain yang diduga menyebabkan belum optimalnya hasil belajar siswa adalah pemanfaatan

media pembelajaran. Seperti kita ketahui, media merupakan sarana yang menjembatani

penyampaian materi oleh guru kepada siswa. Media yang baik tentu dapat membantu siswa

untuk dapat memahami materi yang disampaikan.

Persepsi siswa tentang pemanfaatan media pembelajaran merupakan faktor yang dapat

(7)

respon siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan oleh guru sehingga mempengaruhi hasil

belajar yang dicapai.

Media pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology) merupakan

teknologi modern yang dapat dimanfaatkan. Penggunaan laptop/netbook, LCD, atau modem

dapat dipergunakan untuk pembelajaran presentasi, browsing/ mencari artikel bahan

pembelajaran melalui jaringan internet dapat membantu guru dan siswa untuk membuka

wawasan seluas-luasnya.

Penggunaan media tentu saja tidak berbatas. Media sederhana seperti gambar-gambar, artikel

atau berita dari koran/ majalah tentu masih dapat dipergunakan untuk menyampaikan materi

belajar selagi masih dapat dipergunakan dan relevan dengan dunia pendidikan sekarang, karena

yang terpenting tentu saja adalah hasil akhir yang dicapai. Siswa dapat mengerti dan memahami

dengan jelas materi tersebut. Jadi, penggunaan media tentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan

dan keadaan, tergantung dengan bagaimana kondisi yang sedang berlangsung.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Minat Baca Siswa dan Pemanfaatan Media Pembelajaran

terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Genap SMAN 13 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang

(8)

1. Sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang tidak mengisi

waktu luang dengan membaca buku pelajaran.

2. Kurangnya pemanfaatan buku-buku pelajaran yang dimiliki siswa kelas X SMA Negeri

13 Bandar Lampung.

3. Minat baca siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung masih rendah.

4. Kurangnya minat siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang mengunjungi

perpustakaan.

5. Pemanfaatan media pembelajaran di sekolah masih belum maksimal.

6. Kurangnya perhatian siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung terhadap media

pembelajaran yang digunakan.

7. Masih banyak siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang mendapatkan nilai

di bawah standar KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran ekonomi.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dibatasi pada pengaruh minat baca siswa () dan pemanfaatan media

pembelajaran () terhadap hasil belajar ekonomi (Y) siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh minat baca siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X

(9)

2. Apakah ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi

siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap

hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh minat baca siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X

semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Mengetahui pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi

siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2011/2012.

3. Mengetahui pengaruh minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap

hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester genap SMA Negeri 13 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2011/2012.

F. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis, memberikan informasi bagi peneliti dan untuk mengembangkan

pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Secara praktis, penelitian ini digunakan bagi:

a. Siswa: sebagai salah satu cara untuk mengetahui persentase pengaruh minat baca

(10)

b. Guru: sebagai mediasi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dalam rangka

peningkatan mutu pembelajaran mata pelajaran ekonomi di sekolah.

c. Bahan informasi untuk perpustakaan, serta dapat mendukung bagi peneliti lain yang

berkaitan dengan penelitian ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Objek penelitian

Ruang lingkup objek penelitian yang akan diteliti adalah minat baca siswa (), pemanfaatan media pembelajaran () dan hasil belajar ekonomi (Y).

2. Subjek penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

Lampung.

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

4. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012.

5. Ilmu penelitian

Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah ilmu pendidikan, khususnya bidang studi

(11)

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Minat Baca

Minat merupakan rasa ketertarikan orang pada sesuatu yang ia senangi, tanpa ada paksaan. Minat

dapat menjadi daya dorong atau motivasi untuk melakukan sesuatu hal.

Menurut Crow & Crow (dalam Djaali, 2008: 121)

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin besar atau semakin dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Menurut Slameto (2008:180)

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Oleh karena itu, minat akan mempengaruhi proses belajar seseorang. Apabila minat belajar yang

dibutuhkan tidak dimiliki, maka hasil belajar tidak dapat diharapkan. Sebaliknya, apabila orang

memiliki minat yang cukup tinggi maka harapan akan keberhasilannya cukup besar.

Fryneir (dalam Skripsi Andi Selviana: 2011) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan minat anak sebagai berikut:

1. Pengalaman sebelumnya, siswa tidak akan mengembangkan minatnya terhadap sesuatu

(12)

2. Konsepsinya tentang diri, siswa akan menolak informasi yang dirasa mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.

3. Nilai-nilai, minat siswa akan timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh orang-orang yang berwibawa.

4. Mata pelajaran yang bermakna, informasi yang mudah dipahami oleh anak-anak menarik

minat mereka.

5. Tingkat keterlibatan tekanan, jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin akan lebih tinggi. 6. Kompleksitasan materi pelajaran, siswa yang lebih mampu secara intelektual dan

fleksibel secara psikologi lebih tertarik kepada hal yang lebih kompleks.

Buku adalah jendela dunia, dengan banyak membaca buku dapat dijadikan sebagai alat pengusir

jenuh dan menambah ilmu pengetahuan. Melalui membaca, kita dapat memahami banyak hal-hal

baru yang sebelumnya tidak pernah kita ketahui.

Pengertian minat baca menurut Sutarno NS (2003,19):

Minat baca adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu bacaan. Dalam hal ini adalah buku-buku IPS atau buku-buku yang berkaitan dengan pengetahuan sosial yang diperlukan oleh siswa kelas VIII yang mengandung unsur perasaan terhadap bacaan.

Menurut Dalyono (2001,182):

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Minat baca ditunjukkan dengan keinginan yang kuat untuk

melakukan kegiatan membaca. Orang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bacaan. Tumbuhnya minat baca yang tinggi, maka timbul kemauan yang besar dan akan mengalahkan pengaruh yang akan merintanginya atau tantangan yang ada.

Baik atau buruknya kegiatan membaca seseorang mempunyai ciri-ciri tersendiri, sebagai berikut

(13)

a. Ciri pembaca yang baik

- Tujuan membacanya jelas

Yang dibaca adalah satuan-satuan pikiran kalimat.

- Kecepatan membaca yang diterapkan bervariasi.

- Kritis.

- Bacaan yang dibaca bervariasi.

- Kaya kosakata.

- Tahu cara membaca yang benar.

b. Ciri pembaca yang buruk

- Tujuan membacanya tidak jelas.

- Membaca kata demi kata.

- Kecepatan membacanya rendah dan tetap.

- Pasif.

- Bahan bacaan yang dibacanya itu-itu saja.

- Miskin kosakata.

- Tidak tahu cara membaca yang benar.

Jadi, pembaca yang baik itu mempunyai ciri-ciri tersendiri, yang berbeda dari ciri-ciri pembaca

yang buruk ciri-ciri pembaca yang baik itulah yang harus diketahui, agar dapat dijadikan

pegangan dalam belajar.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat baca adalah suatu dorongan

besar yang berasal dari dalam individu dan dari luar diri individu untuk membaca buku-buku

menarik yang dimilikinya. Minat baca yang tinggi terhadap buku-buku pelajaran dapat

membantu siswa untuk berprestasi dan memberikan pemahaman lebih dalam bagi siswa tersebut.

2. Persepsi

Persepsi dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk mengamati dan memberikan

penilaian terhadap objek.Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sarwono (dalam Skripsi

Novita Caturria, 2010: 11):

(14)

merangsang sel-sel reseptor maka terjadilah pengindraan. Jika sejumlah pengindraan disatukan dan dikoordinasikan di dalam pusat syaraf yang lebih tinggi (otak) sehingga manusia bisa mengenali dan menilai objek-objek maka keadaan ini dinamakan persepsi.

Menurut Slameto (2003: 102):

Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia . melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan

lingkungannya. Hubungan ini dilakukan dengan indera penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan terintegrasi

dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran,

perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya dibagi menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

 Fisiologis. Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh

ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berberbeda-beda.

 Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

 Minat. Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak

energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

 Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang

(15)

 Pengalaman dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam

arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini

menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor Eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah :

 Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa

semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi.

 Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan

lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

 Keunikan dan kekontrasan stimulus. Stimulus luar yang penampilannya dengan

latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian.

 Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi makna lebih

bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi.

 Motion atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek

yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek yang diam.

(http://www.duniapsikologi.com/persepsi-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-mempengaruhi/)

Berdasarkan uraian dan pendapat yang telah dikemukakan di atas, pengertian persepsi dalam

penelitian ini menunjukkan pandangan dan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar

Lampung tentang pemanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh guru ekonomi. Persepsi

yang dibahas dalam penelitian ini berupa persepsi yang bersifat positif tentang pemanfaatan

media pembelajaran yang diduga akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, demikian

juga dengan persepsi yang negative tentang pemanfaatan media pembelajaran yang diduga akan

(16)

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat menentukan hasil belajar

siswa. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medòë adalah perantara atau pengantar pesan

dari pengirim ke penerima pesan.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi

Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/ AECT) di Amerika

(Sadiman, 2008:6):

Media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru

atau pendidik yang digunakan dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik.

Alat bantu itu disebut media pendidikan, sedangkan komunikasi adalah sistem penyampaiannya

(Danim, 2008:7).

Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar

tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses

komunikasi yang disebut media (Rohani, 2000:1)

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut (Sadiman,

(17)

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:

a. Obyek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;

b. Obyek yang kecil – dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film atau gambar; c. Gerak yang terlalu lambat tau terlalu cepat dapat dibantu dengan timelapse atau

high-speed photography;

d. Kejadian atau peristiwa di masa lau dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e. Obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,

diagram, dan lain-lain; dan

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi) dapat divisualkan dalam

bentuk film, gambar, dan lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan

dan kenyataan;

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan

kemampuannya dalam:

a. Memberikan perangsang yang sama;

b. Mempersamakan pengalaman;

c. Menimbulkan persepsi yang sama.

Penggunaan media pembelajaran harus memberikan lebih banyak manfaat dalam dunia

pendidikan. Bagi seorang guru media dapat memberi kemudahan dalam menyampaikan materi

pelajaran, sedangkan bagi siswa adalah media tersebut dapat membantu proses penerimaan

materi pelajaran yang disampaikan sehingga lebih mudah dimengerti oleh siswa.

Djamarah (2000:133) menyatakan keterampilan dasar mengajar guru, metode mengajar yang

tepat dan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan pengajarannya dapat terlihat dari

(18)

Beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di

Indonesia:

1. Media Grafis

Media grafis termasuk media visual. Media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber

ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan

disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Jenis dari media grafis antara lain: gambar/foto, sketsa, diagram, bagan/chart, grafik, kartun,

poster, peta dan globe, dan lain-lain.

2. Media Audio

Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang

disampaikan dituangkan ke dalam lambing-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal.

Beberapa jenis media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan

laboratorium bahasa.

3. Media Proyeksi Diam

Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan

rangsangan visual. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang

hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai, film rangkai,

overhead proyektor (OHP), microfilm, televisi, LCD, dan lain-lain.

Menurut Seels dan Richey (dalam Arsyad, 2007:29-32) media pembelajaran dibagi dalam empat

kelompok:

1. Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan

(19)

2. Teknologi audio visual, adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan eletronik untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Media ini meliputi proyektor film, tape recorder dan proyektor visual yang lebar.

3. Teknologi berbasis komputer, merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan

materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor. Informasi atau materi disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam cetakan atau visual.

4. Teknologi gabungan, adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi

yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.

Terdapat beberapa bentuk dan jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dan

penggunaannya dapat disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, dari media yang paling

sederhana yaitu media cetak (dapat berupa buku pelajaran, lembar kerja siswa, lembar kegiatan,

handout, dan lain-lain) hingga media yang canggih (OHP, slide power point, LCD, internet, dan

lain-lain).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media

pembelajaran merupakan sarana yang menguntungkan bagi siswa dan guru dalam proses

pembelajaran. Teknologi-teknologi tersebut terus berkembang seiring dengan perkembangan

zaman dan menghasilkan teknologi modern yang berguna bagi dunia pendidikan.

Beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media menurut Rohani (2000:28-29): 1. Tujuan

Media hendaknya menunjang tujuan instruksional yang telah dirumuskan. 2. Ketepatgunaan (validitas)

Tepat dan berguna bagi pemahaman bahan yang dipelajari. 3. Keadaan peserta didik

Kemampuan daya piker dan daya tangkap peserta didik, dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu pertimbangan.

4. Ketersediaan

Pemilihan perlu memperlihatkan ada/ tidak ada media tersedia di perpustakaan/ di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.,

5. Mutu teknis

(20)

6. Biaya, hal ini merupakan pertimbangan bahwa biaya yang dikeluarkan apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.

4. Hasil Belajar Ekonomi

Hasil belajar merupakan merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari

proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan diakhiri dengan evaluasi. Belajar sendiri

merupakan proses yang berkesinambungan.

Menurut Slameto (2003:2):

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut teori conditioning yang dikemukakan John B. Watson (dalam Djaali, 2008: 86):

Belajar merupakan suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (condition) yang kemudian menimbulkan reaksi.

Beberapa definisi belajar menurut para ahli:

1. Cronbach

Learning is shown by a change in behavior as a result of experience (belajar adalah menampilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman).

2. Harold Spears

Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves , to listen, to follow direction (belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu mereka sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk)

(21)

Learning is a change in performance as a result of practice (belajar adalah perubahan dari penampilan sebagai pencarian dari latihan)

(Suryabrata, 2007: 231)

Hal-hal pokok dari definisi di atas:

a. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes, aktual maupun

potensial).

b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.

c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan

tingkah laku yang baru pada diri individu secara keseluruhan yang terjadi karena adanya

syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.

Prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting menurut Rogers dalam bukunya “Freedom to

Learn” (dalam Dalyono, 2007:47):

1. Manusia itu mempunyai kemampuan untuk belajar secara alami.

2. Belajar yang signifikan terjadi apabila subject matter dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksudnya sendiri, dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

3. Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya

sendiri, dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

4. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri adalah lebih mudah dirasakan dan

diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

5. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan

berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.

6. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

7. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar itu.

8. Belajar atas inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.

(22)

10. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus-menerus terhadap

pengalaman dan penyatuaannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.

Belajar mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Belajar adalah syarat mutlak untuk menjadi pandai

dalam segala hal, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun keterampilan atau kecakapan.

Belajar dapat didefinisikan, “suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di

dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,

keterampilan dan sebagainya.” (Dalyono, 2007: 48-49)

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan:

1. Belajar adalah suatu usaha.

2. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri, antara lain tingkah laku.

3. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik.

4. Belajar bertujuan mengubah sikap , dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi

hormat, dan sebagainya.

5. Belajar dapat merubah keterampilan.

6. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dalam bentuk skor setelah mengikuti evaluasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2001:63) hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai

seseorang setelah mengikuti proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari

proses belajar yang dilakukan.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Ada faktor yang dapat diubah (seperti:

(23)

diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji, lingkungan sekolah, dan lain-lain)

Suhardjono dalam Arikunto (2006:55)

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar antara lain (Djaali, 2008:

99):

1. Faktor internal (dari dalam diri individu)

a. Kesehatan

b. Intelegensi

c. Minat dan motivasi

d. Cara belajar

2. Faktor eksternal (dari luar diri individu):

a. Keluarga

b. Sekolah

c. Masyarakat

d. Lingkungan

Keberhasilan proses pembelajaran dibagi menjadi beberapa tingkat atau taraf, yaitu:

1. Istimewa/ maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.

2. Baik sekali/ optimal, apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%) bahan pelajaran

dapat dikusai anak didik.

3. Baik/ maksimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 60% sampai

dengan 75%.

4. Kurang, apabila bahan pelajaran yang dikuasai anak didik kurang dari 60%. (Djamarah, 2000: 97)

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari evaluasi

pembelajaran, yang mana keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

siswa. Hasil belajar tersebut dapat dikatakan kurang baik apabila pencapaian bahan pelajaran

kurang dari 60%.

(24)

a. Tentukan tujuan belajar b. Kenali sistem ingatan c. Kenali tentang konsentrasi d. Kenali tipe belajar sendiri e. Kenali sifat buku

f. Jauhi sifat malas

g. Penuhi keinginan sesaat

h. Catat keinginan mendatang

i. Catat tugas yang belum selesai j. Belum siap jangan belajar k. Jaga kondisi tubuh

l. Istirahat jika lelah

m.Kosongkan pikiran dari kesan lainnya n. Kuasai bahasa

(Djamarah, 2002: 24-38)

Kiat belajar sendiri:

a. Mempunyai fasilitas dan perabot belajar b. Mengatur waktu belajar

c. Mengulangi bahan pelajaran

d. Menghafal bahan pelajaran

e. Menghafal buku

f. Membuat ringkasan dan ikhtisar

g. Mengerjakan tugas

h. Memanfaatkan perpustakaan

(Djamarah, 2002: 40-92)

Kiat belajar di sekolah:

a. Masuk kelas tepat waktu

b. Memperhatikan penjelasan guru

c. Menghubungkan pelajaran yang sedang diterima dengan bahan yang sudah dikuasai

d. Mencatata hal-hal yang dianggap penting e. Aktif dan kreatif dalam kerja kelompok f. Bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas g. Pergunakan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya

h. Membentuk kelompok belajar

i. Memanfaatkan perpustakaan sekolah

(Djamarah, 2002:97-106)

(25)

Tabel 2. Penelitian yang Relevan

Nama Judul Hasil Penelitian

1. Tamrin Jaya

(2010) Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas Belajar dan Sumber Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

 Ada pengaruh minat baca,

pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa

> yaitu 51,913>2,864

yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca, pemanfaatan fasilitas belajar dan sumber belajar.

Lanjutan Tabel 2 2. Andi Selviana

(2011) Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Sumber Belajar dan Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

 Ada pengaruh minat baca,

pemanfaatan sumber belajar dan lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu, hal ini ditunjukkan dengan Uji F

bahwa > yaitu 31,244>

2,671 yang berarti hasil belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh minat baca, pemanfaatan sumber belajar dan lingkungan belajar di sekolah.

3. Dwi Jayanti

(2010) Pengaruh Question, Iklim Sekolah dan Intelligence Budaya Membaca terhadap Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010

 Ada pengaruh intelligence question, iklim sekolah dan budaya membaca terhadap hasil belajar ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa

> yaitu 57,488>2,69

yang berarti hasi; belajar ekonomi dipengaruhi oleh intelligence question, iklim sekolah dan budaya membaca.

4. Novita Caturria (2010)

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru dalam Mengelola Kelas dan Pemanfaatan Media

Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah

 Ada pengaruh persepsi siswa tentang

keterampilan guru dalam mengelola kelas dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar Ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan

Uji F bahwa > yaitu

(26)

Tahun Pelajaran 2009/2010 guru dalam mengelola kelas dan pemanfaatan media pembelajaran.

5. Anju Perdana

Putrifani (2011)

Hubungan antara Cara Belajar dan Pemanfaatan Media Pembelajaran dengan Hasil Belajar Ekonomi Sisw Kelas XI IPS Semester Ganjil SMA YP Unila Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2011

Ada hubungan yang positif dan

signifikan antara cara belajar pemanfaatan media berbasis ICT dengan hasil belajar ekonomi, hal ini ditunjukkan dengan Uji F bahwa

> yaitu 50,412>3,077

yang berarti hasil belajar ekonomi dipengaruhi oleh cara belajar dan pemanfaatan media pembelajaran.

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa merupakan tolak ukur yang menggambarkan keberhasilan dari proses

pembelajarn yang dilakukan oleh sekolah, guru dan para peserta didik. Tingkat keberhasilan

dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan bergantung dengan bagaimana proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

Banyak faktor yang memepengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar seorang siswa. Faktor-faktor

tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa (internal) ataupun dari luar siswa (eksternal).

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari

dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi,

minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun

minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal

tersebut, asumsi umum mengatakan bahwa minat akan membantu seseorang untuk

mempelajarinya (Slameto, 2003:180)

Buku merupakan jendela dunia, dengan membaca buku diharapakan ilmu pengetahuan siswa

(27)

Sebaliknya, rendahnya minat baca seseorang dapat menjadi batu sandungan bagi ketercapaian

hasil belajar. Hal ini dikarenakan dengan minimnya ilmu pengetahuan yang didapat.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat

bagaimana hubungan antara materi yang diharapakan untuk dipelajarinya dengan dirinya sebagai

invidu. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan alat yang penting untuk berbgai tujuan,

kemungkinan besar ia akan berminat untuk mempelajarinya.

Melalui proses komunikasi, pesan atau informasi dapat diserap dan dihayati orang lain. Agar

tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi perlu digunakan sarana yang membantu proses

komunikasi yang disebut media, dalam proses belajar mengajar media yang digunakan untuk memperlancar komunikasi belajar mengajar disebut Media Instruksional Edukatif (Rohani, 2000:1).

Kehadiran media dapat membantu siswa dapat membantu siswa dalam menyerap materi yang

diajarkan, seperti pendapat Djamarah (2000: 133) yang menyatakan keterampilan dasar mengajar

guru, metode mengajar yang tepat dan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan

pengajarannya dapatt dilihar dari pemahaman siswa yang ditunjukkan dari hasil belajar yang

diraihnya.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka dugaan adanya pengaruh minat baca dan pemanfaatan

media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi dapat digambarkan sebagai berikut.

(28)

Sumber: Sugiyono (2011:68)

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh minat baca terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13

Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Ada pengaruh pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar ekonomi siswa

kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010.

3. Ada pengaruh minat baca dan pemanfaatan media pembelajaran terhadap hasil belajar

ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Semester Genap Tahun

Pelajaran 2009/2010. Pemanfaatan Media

Pembelajaran ()

(29)

1

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptifverifikatif dengan pendekatan

ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan atau melukiskan keadaan objek atausubjek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

tampak atau sebagaimana adanya.

Tujuan penelitian ini merupakan verifikatif yang menunjukkan tingkat pengaruh

antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam suatu populasi.

Pendekatan ex post facto adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan cara mengambil data secara langsung di area penelitian

yang dapat menggambarkan data-data masa lalu dan kondisi lapangan sebelum

dilaksanakannya penelitian lebih lanjut. Sedangkan yang dimaksud dengan

pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari

tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan

dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara

terstruktur, dan sebagainya (Sugiyono, 2010 : 12).

(30)

2

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2010: 297).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluuh siswa kelas X Semester Genap SMA

[image:30.612.110.493.336.519.2]

Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 3. Data Jumlah Siswa Kelas X di SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah Siswa (Populasi)

1 X.1 36

2 X.2 35

3 X.3 34

4 X.4 33

5 X.5 34

6 X.6 37

7 X.7 36

Jumlah 245

Sumber : Tata usaha SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2011/2012

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 81), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

(31)

3

T.Yamane, yaitu:

= ( ) + 1

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

= tingkat signifikansi (0,05)

(dalam Ridwan, 2005 :65)

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini adalah:

=245(0,05) + 1 = 151,9379 = 152 (245 )

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 152 siswa.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah probabilitas sampling dengan menggunakan

simple random sampling. Teknik ini dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 120).

Untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi

proporsional agar sampel yang diambil lebih proporsional dengan cara:

Jumlah sampel tiap kelas = Xjumlah tiap kelas

(32)

4

No Kelas Perhitungan Jumlah Sampel Persentase %

1 X.1 152

245 × 36 = 22,33

22 14,56

2 X.2 152

245× 35 = 21,71

22 14,56

3 X.3 152

245 × 34 = 21,09

21 13,90

4 X.4 152

245 × 33 = 20,47

21 13,90

5 X.5 152

245 × 34 = 21,09

21 13,90

6 X.6 152

245× 37 = 22,95

23 15,23

7 X.7 152

245 × 36 = 22,33

22 13,90

Jumlah 152 100

Persentase siswa yang dijadikan sampel tiap kelas dilakukan dengan cara undian.

Cara undian merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menarik sampel

dengan menggunakan simple random sampling.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,2010: 38). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini

(33)

5

1. Variabel bebas (Independent Variable).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat baca(X1) dan pemanfaatan

media pembelajaran (X2).

2. Variabel terikat (Dependent Variable).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi (Y).

D. Definisi Konseptual Variabel dan Definisi Operasional Variabel 1. Definisi Konseptual Variabel

Menurut Sugiyono (2011:60) variabel penelitian adalah “ segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari dua variable bebas dan satu variable terikat. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah minat baca siswa dan pemanfaatan media pembelajaran.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.

a) Minat baca merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan membaca.

b) Pemanfaatan media pembelajaran, media adalah seperangkat alat bantu yang

dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari pengirim ke penerima.

c) Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian

tujuan dari proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan dan diakhiri

dengan evaluasi.

(34)

6

Untuk memudahkan pengumpulan data agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam

mendefinisikan objek penelitian, maka variabel yang diuji dalam penelitian ini perlu

dioperasionalkan. Definisi operasional adalah pendefinisian secara operasional suatu

konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku atau

property yang ditunjukkan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi

elemen yang diamati dan dapat diukur. Definisi operasional dalam penelitian ini

terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Minat Baca ( )

Minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang

berbuat sesuatu terhadap membaca (Darmono, 2001: 182)

2. Pemanfaatan Media Pembelajaran ( )

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan

dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat serta perhatian siwa sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi (Sadiman, 2008:7)

3. Hasil Belajar Ekonomi (Y)

[image:34.612.106.545.633.713.2]

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. (Arikunto, 2001: 63)

Tabel 5. Variabel, Definisi Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala

Variabel Definisi Variabel Indikator Sub Indikator Skala Minat Baca

( )

Minat baca merupakan

kecenderungan jiwa

Memperhatikan

Frekuensi

Memperhatikan guru mengajar Menyimpan

(35)

7 yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca (Darmono, 2001: 182) Mengingat kegiatan terus menerus hasil ujian Membaca buku

ekonomi Memiliki

buku-buku ekonomi Memiliki artikel atau majalah yang berkaitan dengan ekonomi Tanya jawab

materi ekonomi Menanyakan istilah-istilah dalam ilmu ekonomi Persepsi Siswa tentang Pemanfaatan Media Pembelajaran ( )

(36)

8

belajar terjadi (Sadiman, 2008:7) Hasil Belajar

Ekonomi (Y)

Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. (Arikunto, 2001: 63)

Hasil ujian siswa kelas X

Hasil ujian akhir semester ganjil pada mata pelajaran ekonomi

Interval

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencataatan

secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu

atau kelompok secara langsung (Purwanto dalam Basrowi dan Kasinu,2007: 166).

Teknik ini dilakukan pada saat melakukan penelitian pendahuluan.

2. Teknik Dokumentasi

TeknikDokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat,

dan sebagainya (Arikunto, 2006: 154). Teknik dokumentasi digunakan untuk

(37)

9

kelas X semester ganjil SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran

2011/2012.

3. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono,2010: 142). Angket digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai minat baca, pemanfaatan media pembelajaran dan hasil

belajar Ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 13 Bandar Lampung

tahun 2011/2012.

F. Uji Persyaratan Instrumen

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan

data penelitian. Sedangkan pengumpulan data yang baik akan dapat dipergunakan

untuk pengumpulan data yang obyektif dan mampu menguji hipotesis penelitian. Ada

dua syarat pokok untuk dapat dikatakan sebagai alat pengumpulan data yang baik,

yaitu uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjang tingkat validitas atau kesahihan suatu

instrumen, sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

hendak diukur, sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data

dari variabel Untuk mengukur tingkat validitas angket yang yang diteliti secara tepat

(38)

10

Untuk mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product moment

dengan rumus:

  

 

2 2

2

 

2

Y N X -X N X -XY N r

 

Y Y xy

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Jumlah sampel X : Skor butir soal Y : Skor total

Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan  0,05 maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung< r tabel maka alat ukur

tersebut adalah tidak valid (Arikunto,2009: 72).

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabel dengan α= 0,05 maka alat ukur tersebut

dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut adalah

tidak valid(Arikunto, 2009:72).

Data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel , danY kepada 30

orang responden, kemudian dihitung menggunakan perangkat lunak SPSS. Hasil

perhitungan kemudian dicocokan dengan tabel r Product Moment dengan α = 0,05

[image:38.612.117.505.646.719.2]

adalah 0,361 maka diketahui hasil perhitungan sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Coba Validitas ( )

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

1 0.492 0.311 rhitung>rtabel Valid

2 0.452 0.311 rhitung>rtabel Valid

3 0.500 0.311 rhitung>rtabel Valid

(39)

11

5 0.203 0.311 rhitung>rtabel Tidak Valid

6 0.346 0.311 rhitung>rtabel Valid

7 0.429 0.311 rhitung<rtabel Valid

8 0.348 0.311 rhitung>rtabel Valid

9 0.628 0.311 rhitung>rtabel Valid

10 0.571 0.311 rhitung>rtabel Valid

11 0.508 0.311 rhitung>rtabel Valid

12 0.386 0.311 rhitung>rtabel Valid

13 0.446 0.311 rhitung>rtabel Valid

14 0.377 0.311 rhitung>rtabel Valid

15 0.436 0.311 rhitung>rtabel Valid

16 0.453 0.311 rhitung>rtabel Valid

17 0.524 0.311 rhitung>rtabel Valid

18 0.322 0.311 rhitung>rtabel Valid

19 0.398 0.311 rhitung>rtabel Valid

20 0.346 0.311 rhitung>rtabel Valid

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 20 item angket minat

baca siswa terdapat 2 item angket yang tidak valid, yaitu item 4 dan 5. Dimana item

tersebut bernilai 0,226 dan 0,203 < 0,361 yang berarti rhitung<rtabel dan item tersebut

dinyatakan tidak valid. Setelah persetujuan pembimbing maka soal tersebut

diperbaiki. Dengan demikian angket yang digunakan dalam penelitian ini tetap

[image:39.612.120.502.673.716.2]

berjumlah 20item.

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Angket Media Pembelajaran ( )

No rhitung rtabel Kesimpulan keterangan

1 0.363 0.311 rhitung>rtabel Valid

(40)

12

3 0.411 0.311 rhitung>rtabel Valid

4 0.491 0.311 rhitung>rtabel Valid

5 0.515 0.311 rhitung>rtabel Valid

6 -0.038 0.311 rhitung<rtabel Tidak Valid

7 0.366 0.311 rhitung>rtabel Valid

8 0.363 0.311 rhitung>rtabel Valid

9 0.434 0.311 rhitung>rtabel Valid

10 0.422 0.311 rhitung>rtabel Valid

11 0.656 0.311 rhitung>rtabel Valid

12 0.344 0.311 rhitung>rtabel Valid

13 0.481 0.311 rhitung>rtabel Valid

14 0.402 0.311 rhitung>rtabel Valid

15 0.450 0.311 rhitung>rtabel Valid

16 0.368 0.311 rhitung>rtabel Valid

17 0.394 0.311 rhitung>rtabel Valid

18 0.042 0.311 rhitung>rtabel Tidak Valid

19 0.449 0.311 rhitung>rtabel Valid

20 0.328 0.311 rhitung>rtabel Valid

Berdasarkan data pada tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa dari 20 item angket

pemanfaatan media pembelajaranterdapat 2 item angket yang tidak valid, yaitu item

6 dan 18. Dimana item tersebut bernilai -0,038 dan 0,042 < 0,361 yang berarti

rhitung<rtabel dan item tersebut dinyatakan tidak valid. Setelah persetujuan pembimbing

maka soal tersebut dieliminasi. Hal ini dikarenakan hasil pengolahan data pada kedua

item tersebut bernilai sangat jauh dari rtabel . Dengan demikian angket yang digunakan

dalam penelitian iniberjumlah 18item.

2. Uji Reliabilitas

Suatu tes dapat dikatakan reliabel (taraf kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas tes adalah ketetapan hasil tes atau

seandainya hasilnya berubah-berubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak

(41)

13

Sedangkan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus

Alpha sebagai berikut :

 

          

22

11 nn-1 1

-r t i   Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

2

i

: Skor tiap-tiap item n : Banyaknya butir soal

2

t

 : Varians total

Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila rhitung> rtabel, maka alat ukur

tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika rhitung< rtabel maka alat ukur tidak reliabel.

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks r11 sebagai

berikut :

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang

[image:41.612.136.327.168.325.2]

Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah (Arikunto,2009: 109).

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas X1 Reliability Statistics

Cronbach's

(42)

14

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .739 20

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas X2 Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .679 20

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 16, tingkat realibel

masing-masing variabel setelah diuji coba sebagai berikut.

a. Minat Baca Siswa

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 16, diperoleh hasil r hitung > r tabel, yaitu

0,739>0,361. Hal ini berarti, alat instrument yang digunakan adalah realiabel. Jika

dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,739 maka

memiliki tingkat reliabilitastinggi.

b. Pemanfaatan Media Pembelajaran

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS 16, diperoleh hasil r hitung > r tabel, yaitu

0,679> 0,361. Hal ini berarti, alat instrument yang digunakan adalah realiabel. Jika

dilihat pada kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya r = 0,679 maka

memiliki tingkat reliabilitastinggi.

(43)

15

Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data yang

interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik

yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data berdistribusi normal

atau tidak. Pengujian normalitas distribusi data populasi dilakukan dengan

menggunakan ststistik Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji

K-S.

Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran ini maka

harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan sebelumnya. Karena α yang

ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), tidak maka kriteria pengujian yaitu.

1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel normal.

2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi sampel

(44)

16

2. Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik parametrik

yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang bervarians homogen atau tidak.

Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi diperlukan hipotesis sebagai

berikut.

Ho : Data populasi bervarians homogen

Ha : Data populasi tidak bervarians homogen

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus

dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α yang

ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.

1. Terima Ho apabila nilai significancy> 0,05

2. Tolak Ho apabila nilai significancy< 0,05 (Sudarmanto, 2005 : 123)

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik) 1. Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi bentuknya

linier atau tidak. Menurut Hadi (2004 : 2) mengemukakan bahwa uji ini dimaksudkan

untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Uji kelinieran regresi linier multiple dengan menggunakan statistik F dengan rumus :

F = G S

TC S

(45)

17

Keterangan:

S2TC = Varian Tuna Cocok

S2G = Varian Galat

Kriteria pengujian :

1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig). dengan cara membandingkan nilai

Sig. dari Deviation from linearity pada tabel ANOVA dengan α = 0,05 dengan

kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity> α maka H0 diterima.

Sebaliknya H0 tidak diterima.

2. Menggunakan harga koefisien F pada baris Deviation from linearity atau F Tuna

Cocok (TC) pada tabel ANOVA dibandingkan dengan Ftabel. Kriteria

pengujiannya adalah H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel dengan dk pembilang = 1

dan dk penyebut = k – 2. Sebaliknya H0 ditolak (Sudjana. 2001).

[image:45.612.111.503.528.689.2]

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai berikut.

Tabel 10. Tabel Analisis Varians Anova

Sumber DK JK KT F keterangan

Total 1 N

Y2

Koefisien(a) Regresi(a/b) Residu 1 1 n-2 JK(a)

JKReg(b/a)

JK (S)

JK(a)

S2reg=JK b/a)

S2sis= 2 ) (  n s

JK S sis

(46)

18 Tuna cocok Galat/Error k-2 n-k JK (TC) JK (G)

S2TC

2 ) (  K TC JK

S2G =

k n E JK  )

( SS2TCE 2

Untuk

menguji

kelinearan

Keterangan:

JK (a) =

 

n

Y 2

JK (b/a) =

 

      

XY

Xn

Y

b

JK (G) =

 

 

         1 2 2 n Y Y

JK (T) = JK (a) – JK (b/a) JK (T) = 2

JK (TC) = JK (S) – JK (G) S2reg = Varians Regresi

S2

sis = Varians Sisa

n = Banyaknya Responden

Kriteria pengujian

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 – α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dan sebaliknya

jika Fhitng ≥ F (1 – α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidak linier.

2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dk

(47)

19

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian untuk asumsi untuk membuktikan

ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel bebas

yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, maka akan terdapat dua atau

lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel terikatnya. Pendugaan

tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila tidak terjadi adanya hubungan

yang linear (multikolinearitas) di antara varaibel-variabel independen. Adanya

hubungan yang linear antar variabel bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam

memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebasnya terhadap variabel

terikatnya.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi hubungan yang linier

(multikolinieritas) maka akan mengakibatkan (Sudarmanto, 2005:137):

1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengan

demikian menjadi kurang akurat.

2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanya

sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangat

berarti.

3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secara individu

(48)

20

Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :

1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan dengan

tingkat alpha.

2. Menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga

koefisien sebagai berikut.

r = } ) ( }{ ) ( { ) )( ( . 2 2 2

2 X n Y Y

X n Y X XY n          Keterangan :

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor butir soal

Y = Skor total

n = Jumlah sampel (Arikunto, 2007: 72)

Rumusan hipotesis yaitu:

H0 : tidak terdapat hubungan antarvariabel independen.

Hi : terdapat hubungan antar variabel independen.

Kriteria pengujian sebagai berikut.

1. Apabila koefisien signifikansi < α maka terjadi multikolinearitasdi antara

variabel independennya.

2. Apabila rhitung< rtabel dengan dk = n dan α = 0,05 maka H0 ditolak sebaliknya jika

rhitung> rtabel maka H0 diterima.

xy

(49)

21

3. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di antara data

pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir

mempunyai varians minimum (Gujarati dalam Sudarmanto. 2005 : 142 - 143).

Metode uji autokorelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik d

Durbin- Waston.

Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin- Waston sebagai berikut.

i. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS (Ordinary Least Square) dari persamaan

yang akan diuji dan hitung statistik d dengan menggunakan persamaan

 

t ut ut tut

d 2 2 1 2

1 /

ii. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian lihat

Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis d yaitu nilai

Durbin-Waston Upper, du dan nilai Durbin-Waston, dl

iii. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada otokorelasi

positif dan Hipotesis Alternatif:

Ho : ρ< 0 (tidak ada autokorelasi positif)

Ha : ρ< 0 (ada autokorelasi positif)

Dalam keadaan tertentu, terutama untuk mrnguji persamaan beda pertama, uji d dua

sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas sedangkan langkah

3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada otokorelasi.

(50)

22

Ho : ρ = 0

Rumus hipotesis

Gambar

Tabel 1. Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Siswa Kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 2. Penelitian yang Relevan
Tabel 3.   Data Jumlah Siswa Kelas X di SMA Negeri 13 Bandar Lampung  Tahun Pelajaran 2011/2012
Tabel 5. Variabel, Definisi Variabel, Indikator, Sub Indikator dan Skala
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan teknik analisa rasio profitabilitas pihak manajemen dapat mengetahui kenaikan atau penurunan laba yang diperoleh suatu perusahaan, pihak manajemen membutuhkan

Two English sessions applied the two techniques; the first one is session for Burst the Balloon activity and two weeks after that Talking Chips was implemented in the class..

PENGUMPULAN DATA &amp; INFORMASI PENDUKUNG AKREDITASI. SDIT

prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. tertentu (Suryabrata,

Mengetahui interval waktu penggantian komponen kritis kendaraan mikro. bus sesuai dengan batas

Manajemen nyeri pinggang bawah berdasarkan Evidence-based Healthcare, Dalam: Simposium Diagnosis dan Manajemen mutakhir nyeri neuroosteomuskular, Yogyakarta:

Novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang secara terstruktur (Sudjiman, 1990: 55). Di

SYARIAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN AL-MUDHARABAH ( Studi Kasus di Koperasi Syariah “Insan Sejahtera Madani” Karanganyar ).