• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN 1 (MODEL) BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN 1 (MODEL) BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE UTILIZATION OF SCHOOL LIBRARY AND READING INTEREST TOWARD LEARNING OUTCOMES OF GEOGRAPHY SUBJECT AT THE FIRST GRADE OF MAN 1 (MODEL)

BANDAR LAMPUNG ACADEMIC YEAR 2013/2014

By

YESI ELVIYANI

This research was intended to know the effect of the utilization of school library and reading interest toward learning outcomes of geography subject at the first grade of MAN 1 (Model) Bandar Lampung academic year2013/2014.

The research used survey design. The population of this research were all first grades of MAN 1 (Model) Bandar Lampung, that was 444 students. The sample were 210 students taken by using proportionate random sampling. The data were collected through questionnaire and documentation, and analyzed through simple linear regression and multiple linear regression.

The results showed the effect of the utilization of school library and reading interest toward learning outcomes, the effect of the utilization of school library toward learning outcomes, and the effect of reading interest toward learning outcomes. The low utilization of school library and reading interest made the student learning outcomes were also low.

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS X MAN 1 (MODEL) BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Oleh

YESI ELVIYANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca terhadap hasil belajar geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/ 2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survai. Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung yang berjumlah 444 siswa, dengan jumlah sampel sebanyak 210 siswa yang diperoleh menggunakan teknik proportionate random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi, sedangkan untuk teknik analisis datanya menggunakan analisis regresi linier sederhana dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian diperoleh ada pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca secara bersama terhadap hasil belajar, ada pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar dan ada pengaruh minat baca terhadap hasil belajar. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca yang rendah, menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa pun rendah.

(3)
(4)

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI

SISWA KELAS X MAN 1 (MODEL) BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

(Skripsi)

Oleh : YESI ELVIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Bagan Kerangka Pikir ... 36 2 Peta Lokasi MAN 1 (Model) Bandar Lampung ... 68

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Perpustakaan Sekolah... 11

2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ... 14

3. Minat Baca ... 20

4. Hasil Belajar ... 28

5. Penelitian Yang Relevan ... 32

B. Kerangka Pikir ... 34

C. Hipotesis ... 37

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38

B. Populasi dan Sampel... 39

(7)

ii

G. Teknik Analisis Data ... 59

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

1. Sejarah Berdiri MAN 1 (Model) Bandar Lampung ... 64

2. Keadaan Siswa ... 65

3. Keadaan Perpustakaan Sekolah MAN 1 Bandar Lampung ... 65

4. Peta Lokasi Sekolah ... 68

5. Denah Ruang Belajar ... 69

B. Deskripsi Data ... 70

C. Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi ... 96

D. Pengujian Hipotesis ... 98

E. Pembahasan ... 104

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 115

B. Saran ... 116

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I Definisi Operasional Variabel ... 121

II Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ... 123

III Daftar Pertanyaan Instrumen Angket ... 124

IV Daftar Rekapitulasi Data Angket Uji Coba ... 129

V Hasil Uji Coba Angket ... 131

VI Daftar Rekapituasi Data Angket Penelitian ... 133

VII Rekapitulasi Skor X1, X2 dan X3 ... 160

VIII Sebaran Sampel Pada Masing-masing Kelas ... 165

IX Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi ... 166

X Hasil Analisis Regresi ... 169

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Kelas X Tahun Pelajaran

2013/2014 ... 2 2 Daftar Rekapitulasi Data Pengunjung Perpustakaan MAN 1 .

(Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 5 3 Sebaran Sampel Untuk Masing-masing Kelas ... 40 4 Hasil Validitas Item Soal Angket Penelitian Tentang

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah ... 57 5 Hasil Validitas Item Soal Angket Penelitian Tentang Minat

Baca ... 58 6 Rekapitulasi Koleksi Buku MAN 1 Bandar Lampung ... 66 7 Rekapitulasi Koleksi Buku Geografi Berdasarkan Kelas

(10)
(11)
(12)

MOTO

Kesabaran dan kepercayaan diri adalah langkah awal untuk

mencapai kesuksesan.

Kesuksesan tanpa adanya dorongan dan motivasi dari orang

yang dikasihi terasa tiada berarti.

Kesuksesan yang kita peroleh nantinya menunjukkan

seberapa berguna dan berartinya kita untuk orang lain.

(13)
(14)

PERSEMBAHAN

Kehidupan

memberikan

makna

tersendiri

bagi

yang

menjalaninya. Mereka yang kuat akan mampu bertahan menjalani

kerasnya kehidupan dan mereka yang lemah akan kesulitan

menjalani

kerasnya

kehidupan.

Keberhasilan

menjalani

kehidupan tidak terlepas dari peran oranng-orang yang sangat

berharga. Seperti layaknya penyelesaian skripsi ini yang tidak

lepas dari peran Ayah dan ibu tercinta. Bersamaan ini akan ku

persembahkan karya kecil dan sederhana ini untuk ayah dan

ibuku.

Ayah Ibu...

Kini sambutlah aku anakmu di depan pintu tempat dimana dulu

anakmu mencium tanganmu dan terimalah keberhasilan berwujud

gelar persembahanku sebagai bukti cinta dan tanda baktiku

kepadamu....

Semoga ilmu yang telah Aku dapatkan dapat bermanfaat bagi

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Srimulyo yang berada di Kecamatan Belitang Mulya, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan pada 10 Oktober 1992. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Sukamto, S.Pd. dan Ibu Karijem.

Pendidikan yang pernah dilalui adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Srimulyo diselesaikan pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama di SMPN 02 Purwodadi diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Belitang diselesaikan pada tahun 2010. Tahun ajaran 2010 terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Geografi melalui jalur SNMPTN.

(16)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam,

atas rahmat dan hidayah-Nya dapat terselesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dan Minat Baca Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014”. Shalawat teriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan umat manusia.

Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(17)

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Pembantu Dekan II, Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Hi Buchori Asyik, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terimakasih atas saran yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini;

5. Bapak Antoni Iswantoro, selaku kepala MAN 1 (Model) Bandar Lampung atas izin dan bantuan yang diberikan selama melakukan penelitian;

6. Ibu Sri Lisdayeni, S.Pd. dan Ibu Desty Yusniarti SA, S.Pd., selaku guru geografi MAN 1 (Model) Bandar Lampung atas izin dan bantuan yang diberikan selama melakukan penelitian;

(18)

doa dan dukungannya selama ini;

8. Sahabat-sahabatku pentol korek (Tiara, Rauda, Porong, Arum, Mpok, Tante, Mbok, Ilma, Asem), dan sahabat kosan (Alien, Bom-bom, Atik, Dj) yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini;

9. Teman-teman seperjuangan Geografi 2010 yang selalu menjadi semangat dalam pengerjaan skripsi ini;

10. Teman-teman KKN-PPL desa Gunung Sari (Dian, Ivana, Rika, Viola, Alex, Arif, Dewi, Fandan, Anggi) terimakasih atas dukungannya selama in;.

Penulis berharap kiranya Allah SWT senantiasa memberikan karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua dan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua, amin.

Bandar Lampung, November 2014 Penulis,

(19)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam arti yang sempit dapat diartikan sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga individu-individu memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Menurut Crow dan Crow dalam Islamuddin (2012: 16), bahwa pendidikan terbagi atas dua, yaitu: (1) pendidikan formal yaitu, pendidikan yang didapat dari belajar yang mempergunakan program terencana, biasanya disebut pendidikan sekolah, (2) pendidikan informal yaitu, pendidikan yang didapat dari belajar yang secara relatif kurang atau tanpa disadari, yang berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-hari.

(20)

Salah satu keberhasilan kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diperoleh setelah proses pembelajaran. Tidak semua siswa mencapai hasil belajar yang memuaskan seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hasil belajar di MAN 1 (Model) Bandar Lampung berdasarkan nilai Ujian Tengah Semester dalam mata pelajaran Geografi tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Kelas X Tahun Pelajaran 2013/2014.

No Kelas Nilai Jumlah Siswa Sumber: Dokumentasi Guru Mata Pelajaran Geografi Kelas X.

(21)

besar dari atau sama dengan 76 dikatakan telah memenuhi KKM sedangkan sebaliknya jika siswa mendapatkan prestasi kurang dari 76 dikatakan belum memenuhi KKM.

Penentuan KKM di MAN 1 (Model) Bandar Lampung sama untuk semua mata pelajaran dan ditetapkan berdasarkan musyawarah guru mata pelajaran yang bersangkutan. Ini senada dengan Depdiknas dalam Sumiati dan Astra (2008: 210) bahwa KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) adalah batas minimal pencapaian kompetensi pada setiap aspek penilaian mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa yang idealnya adalah 75 persen. Namun demikian KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) ini bisa saja lebih rendah atau lebih tinggi dari 75 persen, bergantung dari sekolahnya. Pertimbangan menentukan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) ini disesuaikan dengan analisis terhadap tiga hal, yaitu tingkat kerumitan (kompleksitas), tingkat kemampuan rata-rata siswa, dan tingkat kemampuan daya dukung sekolah.

Djamarah (2000: 175) mengemukakan banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu, faktor lingkungan meliputi (lingkungan alami dan lingkungan sosial-budaya), faktor instrumental meliputi (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, serta guru), kondisi fisiologis yaitu kondisi fisik seseorang. Orang yang berkeadaan segar akan berbeda belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan, dan kondisi psikologis siswa meliputi (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif).

(22)

yang termasuk ke dalam faktor instrumental. Keberadaan perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas yang mempengaruhi hasil belajar. Perpustakaan MAN 1 (Model) Bandar Lampung sebelumnya tempatnya berpindah-pindah mulai dari menempati ruang laboratorium, lalu ruang koperasi. Pada tahun 2007 telah memiliki gedung sendiri pengalihan fungsi dari gedung serba guna berlantai satu yang terletak diantara bangunan sekolah dan asrama.

Sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan sekolah MAN 1 (Model) Bandar Lampung terdiri atas: rak buku, almari buku, almari katalog, meja sirkulasi, meja baca, rak majalah, mesin tik, komputer, rak sepatu, televisi, lemari loker, rak koran, tape recorder, AC. Koleksi buku yang ada di MAN 1 (Model) Bandar Lampung terdiri atas: karya umum, filsafat dan psikologi, agama islam, ilmu-ilmu sosial, bahasa, ilmu-ilmu murni, ilmu terapan, kesenian dan olahraga, serta geografi dan sejarah umum. Buku geografi yang tersedia untuk kelas X adalah 19 judul buku yang terdiri dari 528 eksemplar yang berupa buku paket dengan pengarang yang berbeda-beda. Selain itu, sistem pelayanan perpustakaan bersifat terbuka artinya para pengguna perpustakaan mengambil sendiri koleksi buku yang dibutuhkan sehingga dapat langsung melihat semua koleksi perpustakaan (Kepala Pengelola Perpustakaan MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun 2013).

(23)

Tabel 2. Daftar Rekapitulasi Data Pengunjung Perpustakaan MAN 1(Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Bulan Jumlah Siswa Total

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11

Oktober - - - 13 39 14 - - 2 68 November - - - 85 16 54 - 4 7 166 Jumlah - - - - - 98 55 68 - 4 9 234 Sumber: Data Kunjungan Siswa Ke Perpustakaan Tahun 2013 dalam Buku Panduan Kunjungan Perpustakaan MAN 1 Bandar Lampung.

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengunjungi perpustakaan masih rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang berkunjung hanya berjumlah 234 orang. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah keseluruhan siswa kelas X yang totalnya adalah 444 siswa. Dan berdasarkan data kunjungan perpustakaan bulan Oktober dan November siswa yang berkunjung hanya kelas X6, X7, X8, X10, dan X11 sedangkan kelas yang lainnya tidak pernah mengunjungi perpustakaan. Hal ini berarti pemanfaatan perpustakaan sekolah di MAN 1 (Model) Bandar Lampung masih rendah karena hanya sedikit siswa yang berkunjung ke perpustakaan.

(24)

Selain pemanfaatan perpustakaan sekolah, faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar yaitu minat yang termasuk ke dalam kondisi psikologis. Minat yang dimaksud disini adalah minat baca. Adanya perhatian atau kesukaan (kecenderungan) untuk membaca akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan pengelola perpustakaan sekolah diketahui bahwa minat baca siswa di sekolah masih sangat rendah, siswa belajar di perpustakaan dikarenakan ada tugas. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang hanya meminjam buku, mengembalikan buku dan diskusi karena dipandu. Selain itu, aktivitas yang sering dilakukan siswa MAN 1 (Model) Bandar Lampung di dalam perpustakaan yaitu ada yang belajar, membaca buku, merangkum, mengetik, diskusi, bahkan ada juga yang bersantai. Minat baca juga tidak hanya bisa diukur dari banyaknya siswa yang membaca di perpustakaan, tetapi juga bisa dilihat dari kebiasaan membaca siswa di luar kegiatan pembelajaran.

(25)

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Hasil Belajar Geografi Siswa belum optimal, karena masih terdapat siswa yang belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.

2. Perpustakaan sekolah juga dapat dijadikan sebagai ruang belajar pengganti bagi para guru.

3. Pemanfaatan perpustakaan sekolah masih rendah karena sedikitnya kunjungan siswa ke perpustakaan.

4. Minat baca siswa di sekolah masih sangat rendah, siswa belajar di perpustakaan karena ada tugas.

5. Penyebab lain dari rendahnya minat baca kemungkinan karena sedikit dan kurang beragam buku yang disediakan di sekolah.

C. Batasan Masalah

(26)

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

2. Apakah pemanfaatan perpustakaan sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

3. Apakah minat baca berpengaruh terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:

1. Pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Pengaruh minat baca terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1

(27)

F. Manfaat Penelitian

Bagi Guru:

1. Dapat menambah pengetahuan di bidang pendidikan mengenai minat membaca dan pemanfaatan perpustakan sekolah dalam mencapai hasil belajar yang maksimal.

2. Menjadi bahan pertimbangan bagi guru untuk lebih meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca siswa agar hasil belajar meningkat.

Bagi Siswa:

1. Siswa dapat lebih mengetahui seberapa penting kegiatan membaca dalam usaha meningkatkan hasil belajar di sekolah.

2. Siswa akan lebih memanfaatkan perpustakaan yang ada di sekolah setelah siswa tersebut mengetahui manfaat yang besar dari perpustakaan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek penelitian adalah Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah, Minat Baca, Hasil Belajar.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X.

3. Tempat penelitian yaitu MAN 1 (Model) Bandar Lampung.

(28)

Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah ilmu pendidikan khususnya pada mata pelajaran Geografi. Menurut Rohman (2009: 11), ilmu pendidikan dipahami sebagai seni mendidik, atau seni mengajar. Pengertian ini menganggap ilmu pendidikan berisi sederetan kiat-kiat jitu dalam mendidik yang efektif, sebagaimana telah dikaji dan diteliti oleh para ahi. Ilmu pendidikan juga dipahami sebagai disiplin ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip-prinsip ilmiah.

Pakar-pakar geografi pada Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, telah merumuskan konsep geografi sebagai berikut:

Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Sumaatmadja, 2001: 11).

Jadi, pendidikan geografi adalah disiplin ilmu yang mempelajari fenomena pendidikan dengan prinsip-prinsip ilmiah mengenai persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. Di pilihnya ilmu pendidikan sebagai ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini karena ilmu pendidikan mengkaji segala permasalahan manusia di bidang pendidikan, salah satunya adalah masalah keberhasilan belajar siswa yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca.

(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Perpustakaan Sekolah

Depdikbud dalam Suryosubroto (2002: 1) mengemukakan dengan semakin meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, ruang lingkup pengetahuan menjadi terlalu luas untuk dapat mencakup secara ekstensif dalam batas-batas pelajaran di dalam kelas, bagaimanapun baiknya pelajaran itu diselenggarakan. Oleh karena itu, didalam pendidikan modern, adanya perpustakaan di setiap sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum.

(30)

Menurut Undang-Undang No 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, pasal 23 menyatakan bahwa setiap sekolah dan madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional pendidikan. Pada pasal ini juga dinyatakan, sekolah paling sedikit mengalokasikan anggaran 5 persen untuk perpustakaan (Musfah, 2011: 105 ).

Perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dapat dijadikan sebagai sarana untuk memenuhi dan mendorong berbagai perhatian dan keingintahuan para siswa, sehingga dengan demikian perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi.

Dian Sinaga dalam Prastowo (2012: 44) menyatakan perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu komponen yang turut menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan begitu, perpustakaan harus diciptakan sedemikian rupa supaya bisa benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses belajar mengajar. Secara sederhana, Yusuf dan Suhendar dalam Prastowo (2012: 45) menegaskan bahwa perpustakaan sekolah itu adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah.

(31)

perpustakaan, memberikan informasi pada anak didik, memperkaya pengetahuan melalui bacaan dan memberian bacaan yang sehat”

Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah, dan berfungsi untuk sarana kegiatan belajar-mengajar, penelitian yang sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus tempat berekreasi yang sehat, diantara kegiatan rutin dalam belajar. Menurut penjelasan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 dalam Sutarno (2008: 49) tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) perpustakaan tersebut merupakan sarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah. Keberadaannya sebagai salah satu komponen pendidikan merupakan suatu keharusan. Perpustakaan sekolah diselenggarakan oleh sekolah, dan pemanfaatannya sangat bergantung kepada upaya kepala sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para pelajar. Sementara pengembangannya selain menjadi tanggung jawab kepala sekolah, juga dapat melibatkan komite sekolah.

Perpustakaan sekolah akan sangat bermanfaat dalam menunjang penyelenggaraan dan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu pada prinsipnya setiap sekolah diwajibkan untuk menyediakan perpustakaan, dan perpustakaan merupakan bagian dari kegiatan sekolah.

(32)

menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada upaya kepala sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para pelajar.

2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

Pemanfaatan diartikan sebagai suatu proses, cara atau perbuatan memanfaatkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 821). Jadi pemanfaatan perpustakaan sekolah berdasarkan pengertian diatas adalah memanfaatkan sarana pendidikan dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material), yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada upaya kepala sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para pelajar.

(33)

Mudjito (1999: 34) menyatakan keadaan gedung dan ruang perpustakaan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan berhasil tidaknya penyelenggaraan perpustakaan. Misalnya bagaimana bagian-bagian dari ruang perpustakaan itu, perbandingan luas satu dengan yang lainnya, letaknya, kondisinya dan sebagainya.

2.1 Pembinaan Koleksi Bahan Pustaka

Pembinaan dan pengembangan koleksi adalah kegiatan yang dilakukan setelah koleksi awal atau dasar terbentuk. Kegiatan-kegiatan ini meliputi pengembangan koleksi yang mencakup diantaranya pengembangan koleksi yaitu awal dari pembinaan koleksi perpustakaan, bertujuan agar koleksi tetap sesuai dengan kebutuhan siswa, dan jumlah perpustakaan selalu mencukupi. Mutu koleksi pepustakaan ditentukan oleh kegiatan pengembangan koleksi ini (Sutarno, 2006: 102).

Mudjito (1999: 38) juga menyatakan pada dasarnya bahan pustaka yang dilayankan kepada pemakai jasa perpustakaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga macam:

1. Bahan pustaka tercetak

(34)

2. Bahan pustaka terekam

Yang termasuk kelompok ini adalah slide, filmsti, kaset-audio, kaset video dan film. Untuk perpustakaan yang sudah berkembang sudah memiliki bahan pustaka yang terekam dalam bentuk mikro, seperti micrifilm dan microfiche.

3. Bahan pustaka yang tidak tercetak maupun tidak terekam

Mengingat perpustakaan melayani segala lapisan masyarakat, termasuk melayani anak-anak, maka ada perpustakaan yang menyediakan koleksi-koleksi berupa: kumpulan model, globe, mainan anak-anak, berbagai jenis batu-batuan, manik-manik, herbarium, insektarium dan akuarium.

Perbandingan antara jumlah buku-buku cerita dan buku-buku pengetahuan sebaiknya diatur 40 persen : 60 persen. Kira-kira 40 persen koleksi haruslah buku fiksi, buku cerita (novel) yang bernilai, asli terjemahan dan saduran, dongeng-dongeng, mitos, epik sesuai dengan tingkatan sekolahnya. Kira- kira 60 persen dari koleksi haruslah buku-buku nonfiksi termasuk buku-buku referensi (Mudjito, 1999: 39).

Disamping itu Soedibyo (1988: 101) menyatakan sebaiknya perpustakaan mempunyai peraturan tentang peminjaman yang mencakup hal-hal di bawah ini: a. Hari peminjaman

Menentukan hari-hari peminjaman diserahkan kepada kebijaksanaan masing-masing sekolah. Sebaiknya hari peminjaman diberikan pada setiap hari kerja. Jika tidak mungkin sebaiknya paling sedikit 2x seminggu.

(35)

Setiap sekolah dapat menentukan lamanya waktu peminjaman. Yang biasa berlaku ialah dua minggu, tetapi karena buku kita kebanyakan tipis, seminggu pun agaknya terlalu memadai.

c. Jumlah buku yang boleh dipinjam sekaligus

Bila buku perpustakaan banyak jumlahnya, seorang murid dapat diberi izin meminjam dua atau lebih buku-buku sekaligus.

d. Sanksi perpustakaan

Jika terlambat mengembalikan buku berdasarkan tanggal pengembalian, maka harus dikenakan denda. Misal 1 hari Rp. 25,00. Penentuan besar denda bergantung kebijaksanaan atau peraturan masing-masing sekolah.

2.2 Pembinaan Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung/tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Pembinaan layanan perpustakaan adalah upaya untuk mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka dan sarana prasarana perpustakaan untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pemakai. Harus diusahakan agar semua anggota di sekitar perpustakaan dapat menggunakan perpustakaan dan bahan pustaka yang disediakan (Sutarno, 2006: 110).

(36)

Jenis-jenis pelayanan dalam perpustakaan:

a. Pelayanan sirkulasi atau peminjaman. Yaitu kegiatan peminjaman bahan

pustaka kepada anggota perpustakaan yang memang sudah diizinkan meminjam b. Pelayanan referensi. Merupakan satu sisi dari pelayanan perpustakaan.

c. Layanan membaca di perpustakaan. Bagi pengunjung yang tidak bermaksud meminjam buku, namun ingin membaca, maka disediakan layanan membaca. d. Layanan bercerita. Layanan ini bermaksud memperkenalkan bahan pustaka yang ada di perpustakaan dengan menyajikan cerita.

e. Layanan pemutaran film. f. Layanan jasa dokumentasi. g. Layanan jasa informasi. h. Layanan jasa terjemahan.

i. Layanan pembuatan sari karangan, dan lain-lain. j. Layanan silang layan.

k. Layanan bentuk paket.

2.3 Pembinaan Sarana dan Prasarana

(37)

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan perpustakaan sekolah adalah memanfaatkan sarana pendidikan dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku-buku (non book material), yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana, dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi. Dalam pelaksanaanya perlu dilakukan pembinaan perpustakaan yang meliputi: pembinaan koleksi bahan pustaka, pembinaan layanan perpustakaan, serta pembinaan sarana dan prasarana perpustakaan.

Berdasarkan pengertian di atas, pemanfaatan perpustakaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

1. Kehadiran siswa ke perpustakaan sekolah.

Di sini maksudnya adalah frekuensi (keseringan) dan waktu yang digunakan seseorang untuk membaca, seseorang yang mempunyai minat baca sering kali akan banyak melalukan kegiatan membaca, juga sebaliknya (Halman, 2013: 145).

2. Jenis buku yang dipinjam.

(38)

3. Jumlah buku yang dipinjam.

Bila buku perpustakaan banyak jumlahnya, seorang murid dapat diberi izin meminjam dua atau lebih buku-buku sekaligus (Soedibyo, 1988: 101).

4. Aktivitas yang dilakukan di perpustakaan.

Pengajaran yang direncanakan dengan baik dalam pemanfaatan bahan-bahan yang ada di dalam perpustakaan penting sekali kalau para siswa memanfaatkan perpustakaan secara tepat guna bagi kegiatan-kegiatan sekolah. Jumlah, bobot, serta jenis pengajaran tergantung pada fasilitas-fasilitas perpustakaan yang tersedia (Tarigan, Henry Guntur, 2011: 43).

3. Minat Baca

3.1 Pengertian Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa sesuai dengan bidang-bidang studi tertentu (Islamuddin, 2012: 20). Sedangkan menurut Djaali (2008: 121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

(39)

suatu aktivitas yang dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

3.2 Pengertian Minat Baca

Dalam pengertian yang sempit membaca adalah proses melisankan lambang-lambang yang tertulis. Membaca juga dapat diartikan sebagai proses perbuatan yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan untuk mengenal lambang yang disampaikan penulis untuk menyampaikan makna. Membaca juga merupakan metode yang digunakan untuk berkomunikasi atau untuk mengkomunikasikan makna yang terkandung pada lambang-lambang tertulis (Nina Sulistiani dkk dalam Tarigan dkk., 2011: 108).

Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu. Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu. Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca adalah ketertarikan, kegemaran, dan hobi membaca (Sutarno, 2006: 27).

Mudjito (1999: 61) menyatakan membaca adalah alat untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yan telah disimpan dalam bentuk tulisan. Selanjutnya menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwodarminto dalam Mudjito (1999: 61), yang dimaksud dengan minat

adalah “perhatian, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu”. Mengacu

(40)

kesukaan (kecenderungan) untuk membaca. Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungan (Slameto, 2003: 105) sedangkan kesukaan adalah kegirangan, kegemaran, yang disukai, yang dicintai, kemauan, kesudian (KBBI, 2005: 1098).

Perhatian atau kesukaan untuk membaca ini perlu dibina sejak kecil, karena membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membuka jendela ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam dalam bentuk karya cetak atau karya tulis (Mudjito, 1999: 61).

Darmono (2001: 182) menyatakan minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca. Tujuan umum orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

a. Membaca untuk tujuan kesenangan, seperti membaca novel, komik, dll.

b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran, buku ilmu pengetahuan.

(41)

Sekurang-kurangnya ada tiga dimensi pengembangan minat dan kegemaran membaca yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

a. Dimensi edukatif pedagogik

Dimensi ini menekankan tindak-tindak motivasional apa yang dilakukan guru di kelas, untuk semua bidang studi yang akhirnya para siswa tertarik dan memiliki minat terhadap kegiatan membaca untuk tujuan apa saja.

b. Dimensi sosio kultural

Dimensi ini mengandung makna bahwa minat baca siswa dapat digalakkan berdasarkan hubungan-hubungan sosial dan kebiasaan anak didik sebagai anggota masyarakat.

c. Dimensi perkembangan psikologis

Anak usia sekolah pada jenjang SLTP merupakan usia anak menjelang remaja (praadolesen). Tahap akhir masa anak-anak didominasi oleh fungsi pengamatan, sementara pada masa praadolesen didominasi oleh fungsi penalaran secara intelektual. Pada masa ini perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh dalam upaya memotivasi kegemaran membaca siswa Darmono (2001: 182).

(42)

3.2.1 Meningkatkan Minat Baca

Ratna Dewi H. dan Shandra Rini dalam Tarigan, dkk., (2011: 94) keluarga sebagai pihak pertama peletak pendidikan harus dapat menjadi lembaga yang dapat memberikan motivasi kepada setiap anggota keluarganya agar mau membaca. Menginjak usia sekolah, sekolah dapat menciptakan kondisi sebaik mungkin bagi perkembangan yang seoptimal mungkin. Sekolah harus dapat menyediakan bacaan yang baik bagi siswanya, yang tentu saja disesuaikan dengan minatnya. Peningkatan minat baca dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu menyediakan bahan bacaan, pemilihan bahan yang baik, memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca dan penyediaan waktu untuk membaca.

1. Menyediakan bahan bacaan

Materi bacaan untuk studi pada umumnya adalah bahan-bahan yang berupa nonfiksi yang terdiri dari berbagai jenis. Selanjutnya, materi bacaan untuk usaha pada umunya adalah surat-surat, dokumen-dokumen, dan lain-lain. Selain itu, materi bacaan untuk kesenangan pada umunya adalah bahan-bahan berupa fiksi, artikel ringan, dan lain-lain (Tampubolon dalam Halman, 2013: 24 ).

2. Pemilihan bahan yang baik

Tahapan ini menekankan pada siswa untuk menentukan buku-buku yang sesuai atau serasi dengan tahap-tahap membaca. Seorang anak akan berusaha mencari bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya, dengan minatnya dan dengan tingkat bacanya saat itu (Tarigan, Henry Guntur, 2011: 19).

3. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca

(43)

4. Penyediaan waktu untuk membaca

Kesempatan dan peluang untuk membaca banyak dimiliki oleh setiap orang, namun sedikit yang dapat memanfaatkan setiap peluang tersebut untuk membaca. Membaca adalah satu hal yang kurang diminati oleh masyarakat umum bahkan cendrung ditakuti karena dianggap membosankan dan menjemukan. Hanya kalangan tertentu yang mempunyai minat baca yang tinggi sajalah yang akan menggunakan setiap peluang waktu untuk membaca (Zaencaem.http://nenengdotme.wordpress.com/2012/01/01/tiori-minat-membaca/. Diakses pada Minggu 8 Juni 2014, pukul 08.44 WIB).

3.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Minat Baca

Perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Selain itu, juga banyak faktor yang mendukung dan menghambat pengembangan minat baca anak (Mudjito, 1999: 85). Adapun faktor tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

a. Faktor-faktor internal

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi pembinaan minat baca di dalam perpustakaan, antara lain meliputi:

1. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan. 2. Kurangnya dana pembinaan minat baca. 3. Terbatasnya bahan pustaka.

4. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan. 5. Terbatasnya ruang perpustakaan.

6. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan. 7. Kurang sentralnya lokasi perpustakaan.

(44)

b. Faktor-faktor Eksternal

Faktor-faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar perpustakaan, namun mempengaruhi pembinaan minat baca yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan. Faktor-faktor eksternal tersebut antara lain:

1. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca. 2. Kurang terbinanya jaringan kerjasama pembinaan minat baca antarperpustakaan 3. Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca.

4. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca. 5. Belum semua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca.

c. Faktor Pendukung

Faktor pendukung adalah faktor-faktor yang ikut memperlancar pelaksanaan pembinaan minat baca. Faktor-faktor pendukung tersebut antara lain:

1. Adanya lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan tingkat tinggi tempat membina dan mengembangkan minat baca anak didik secara berhasil guna.

2. Adanya berbagai jenis perpustakaan di setiap kota dan wilayah di Indonesia yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan dalam jumlah dan mutu perpustakaan, koleksi, dan sistem pelayanannya.

3. Adanya lembaga-lembaga media massa yang senantiasa ikut mendorong minat baca dari berbagai lapisan masyarakat melalui penerbitan surat kabar dan majalah.

(45)

5. Adanya penulis atau pengarang yang memiliki daya cipta, idealisme, dan kemampuan menyampaikan pengalaman atau gagasan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

6. Adanya kebijaksanaan pemerintah yang secara langsung atau tidak langsung mendorong atau merangsang pertumbuhan dan pengembangan minat baca masyarakat.

7. Adanya usaha-usaha perseoranagn, organisasi, dan lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang memiliki prakarsa untuk berperan serta melakukan kegiatan yang berkaitan dengan minat baca masyarakat.

d. Faktor Penghambat

Faktor penghambat adalah faktor yang dapat menghambat pelaksanan pembinaan minat baca. Faktor-faktor yang menghambat tersebut antara lain:

1. Derasnya arus hiburan melalui peralatan pandang dengar, misalnya televisi

dalam taraf tertentu merupakan “pesaing keras” terhadap minat baca

masyarakat.

2. Kurangnya tindakan hukum yang tegas meskipun sudah ada undang-undang hak cipta terhadap pembajakan buku yang merajalela dapat memberi akibat secara tidak langsung terhadap minat baca.

3. Kurangnya penghargaan yang memadai dan adil terhadap kegiatan atau kreativitas yang berkaitan dengan perbukuan dapat mengurangi minat dalam masalah perbukuan.

(46)

5. Dalam beberapa taraf kemampuan masyarakat berbahasa Indonesia masih dipermasalahkan.

6. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan.

7. Lingkungan keluarga, misalnya kurangnya keteladanan orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat memberi dampak terhadap minat baca sejak masa anak-anak.

Berdasarkan pengertian di atas, perkembangan minat baca anak tidak hanya ditentukan oleh keinginan dan sikapnya terhadap bahan-bahan bacaan. Ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan minat baca yang meliputi: faktor internal, faktor eksternal, faktor pendukung, dan faktor penghambat.

4. Hasil Belajar

(47)

Berdasarkan dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif.

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap, tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel dalam Purwanto 2008: 45).

Purwanto (2008: 45) juga menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar timbul dalam berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku peserta didik.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai diatas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur (Syah, 1999: 216 ).

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan (Jihad, Asep & Abdul Haris, 2012: 15).

(48)

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh melalui garis-garis besar indikator yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur.

4. 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Djamarah (2000: 175) menyatakan berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya. Interaksi dari kedua lingkungan yang berbeda ini selalu terjadi dalam mengisi kehidupan anak didik dan mempunyai pengaruh cukup signifikan terhadap belajar anak didik di sekolah.

1. Lingkungan alami yaitu lingkungan tempat tinggal anak didik, hidup dan berusaha di dalamnya. Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang di dalamnya dihiasi dengan tanaman yang terpelihara dengan baik. Sejumlah kursi dan meja belajar teratur rapi yang ditempatkan di bawah pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri di luar kelas dan berinteraksi dengan lingkungan.

(49)

sekolah. Pembangunan gedung sekolah yang tak jauh dari hiruk pikuk lalu lintas menimbulkan kegaduhan suasana kelas.

b. Faktor Instrumental

Setiap sekolah mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sarana dan prasarana harus dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berhasil guna bagi kemajuan belajar anak didik di sekolah.

1. Kurikulum. Muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak didik. Seorang guru terpaksa menjejalkan sejumlah bahan pelajaran kepada anak didik dalam waktu yang masih sedikit tersisa, akan memaksa anak didik belajar dengan keras tanpa mengenal lelah. Tentu saja hasil belajar yang demikian kurang memuaskan dan cenderung mengecewakan. 2. Program. Program pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung. Gaya belajar anak didik digiring ke suatu aktivitas belajar yang menunjang keberhasilan program belajar yang dibuat oleh guru. Penyimpangan perilaku anak didik dari aktivitas belajar dapat menghambat keberhasilan program pengajaran.

3. Sarana dan fasilitas. Salah satu persyaratan untuk membuat sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang didalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan dan lain-lain. Lengkap tidaknya buku-buku di perpustakaan ikut menentukan kualitas suatu sekolah. 4. Guru. Menjadi guru bukan hanya tampil di kelas, lalu memberikan pelajaran

(50)

disampaikan. Mengerti tidaknya anak didik tidak menjadi soal. Inilah sikap yang tidak profesional yang membodohi anak didik.

c. Kondisi Fisiologis

Noehi Nasution dalam Djamarah (2000: 176) menyatakan kondisi fisiologis pada umumnya berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang berkeadaan segar akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kurang gizi; mereka mudah lelah, mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran.

d. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah: minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.

Berdasarkan pengertian di atas, faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar meliputi: faktor lingkungan, faktor instrumental, faktor fisiologis dan faktor psikologis.

5. Penelitian Yang Relevan

(51)

No Penulis Judul Tujuan Metode Hasil 1 Heni Parida Pengaruh pemanfaatan

(52)

B. Kerangka Pikir

Perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah dan dikelola oleh sekolah. Perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik dapat dijadikan sarana untuk memenuhi dan mendorong berbagai perhatian dan keingintahuan para siswa, sehingga dengan demikian perpustakaan sekolah dapat berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana, dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi. Tujuan umum perpustakaan sekolah untuk memberikan kelengkapan sarana belajar-mengajar yang berupa bahan tercetak dan bahan terekam untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Sedangkan tugas perpustakaan sekolah adalah memberikan layanan informasi menunjang kegiatan belajar-mengajar di sekolah dalam rangka pelaksananan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Pemanfaatan perpustakaan ditunjukkan dengan kehadiran siswa ke perpustakaan sekolah, jenis buku yang dipinjam, jumlah buku yang dipinjam, dan aktivitas yang dilakukan di perpustakaan. Jika jumlah buku yang disedikan beragam dan jenis bukunya selalu diperbaharui dengan buku-buku keluaran baru, tempat membaca nyaman, dan layanan yang disediakan di perpustakaan memuaskan akan menarik kunjungan siswa ke perpustakaan tersebut.

(53)

demikian senantiasa haus terhadap bahan bacaan. Minat membaca sangat berpengaruh terhadap keterampilan membaca.

Minat membaca seorang anak perlu sekali dikembangkan. Prosedur belajar mengajar yang telah dirancang oleh pendidik dapat digunakan seefektif mungkin untuk memahami minat. Pendidik juga dapat memilih bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan begitu minat baca siswa akan terus meningkat.

(54)

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan sekolah Dan Minat Baca Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah (X1):

- kehadiran siswa ke perpustakaan sekolah

- jenis buku yang dipinjam - jumlah buku yag dipinjam - aktivitas yang dilakukan di

perpustakaan

-Minat Baca (X2):

- menyediakan bahan bacaan - pemilihan bahan yang baik - memiliki kesadaran dan minat

yang tinggi terhadap membaca - penyediaan waktu untuk

membaca

(55)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya, atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertannyaan penelitian (Prasetio, B. & Lina M. J., 2005: 76). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh signifikan pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Ada pengaruh signifikan pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap hasil belajar Geografi siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014.

(56)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif yang artinya semua informasi atau data yang diperoleh diwujudkan dengan angka dan analisis yang digunakan adalah analisis statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survai. Metode survai digunakan dalam evaluasi dengan mengumpulkan data dari sampel dengan menggunakan instrumen pengumpul data, yaitu angket dan wawancara sehingga hasil pengolahan data mewakili populasi yang relatif besar jumlahnya. Survai adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif dan hubungan antar variabel (Riduwan 2003: 49).

Penelitian ini termasuk kategori penelitian asosiatif yaitu suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dilihat dari bentuk hubungannya penelitian ini termasuk tipe penelitian hubungan kausal artinya hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi disini ada variabel

(57)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut maka populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung yang berjumlah 444 siswa.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik sampling pada tataran populasi menggunakan populasi sasaran karena yang teliti hanya kelas X dari kelas XI dan XII (Singarimbun, Masri & Sofian Effendi, 2008: 152). Alasan meneliti kelas X adalah berdasarkan data penelitian pendahuluan ternyata jumlah siswa yang banyak berkunjung ke perpustakaan sekolah adalah kelas X. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate random sampling. Menurut Sugiyono (2013: 82), “teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen secara proporsional”.

Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Rumus Slovin sebagai berikut:

(58)

keterangan:

n = jumlah anggota sampel N= jumlah anggota populasi e = tingkat kesalahan (Noor, 2012: 158).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini yaitu:

n=

= 210,426 dibulatkan menjadi 210 siswa.

Nazir (2008: 82) menyatakan untuk menentukan besarnya sampel pada setiap kelas dilakukan dengan alokasi proporsional agar sampel yang di ambil lebih proporsional. Hal ini dilakukan dengan cara:

Jumlah sampel setiap kelas = x jumlah siswa tiap kelas

Tabel 3. Sebaran Sampel Untuk Masing-Masing Kelas.

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

1 X1 19

(59)

terlebih dahulu semua unit penelitian disusun dalam daftar kerangka sampling, kemudian dari kerangka sampling ditarik sebagai sampel beberapa unsur atau satuan yang akan diteliti (Singarimbun, Masri & Sofian Effendi, 2008: 156). Dalam hal ini pengambilannya dilakukan dengan cara undian, langkahnya yaitu: 1. Menyiapkan kertas dan kaleng sebagai tempat mengocok,

2. Memotong kertas sebanyak 41 potongan (sesuai banyaknya siswa kelas X1), 3. Mencatat nomor populasi pada kertas yang dipotong kecil-kecil mulai dari

nomor 1-41,

4. Menggulung kertas sebanyak 41 potongan dan dimasukkan ke dalam kaleng, 5. Memberi pengarahan kepada siswa bahwa siswa akan diberi kesempatan

mengisi angket sesuai dengan daftar absensi, sehingga nomor yang nantinya keluar merujuk kepada siswa yang akan menjadi sampel,

6. Mengeluarkan kertas gulungan yang berisikan nomor populasi dari dalam kaleng dengan cara mengocok,

7. Dikocok lagi hingga dilakukan sebanyak 19 kali (sesuai besarnya sampel siswa kelas X1),

8. Setelah selesai proses pengocokan petugas membagikan angket penelitian, dan siswa diberi waktu secara bersama untuk mulai mengisi angket,

9. Setelah selesai angket diserahkan kepada petugas,

10. Kemudian berpindah ke kelas selanjutnya yaitu kelas X2-X11 dengan prosedur yang sama.

(60)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Suryabrata (2012: 25), variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperanan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau

independent variabel (x). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah dan minat baca.

b. Variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variabel (y). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar geografi.

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suryabrata (2012: 29), definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati atau diobservasi.

a. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah

(61)

buku (non book material), yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang menaunginya yang berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian sederhana dan pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi dan pemanfaatannya sangat tergantung kepada upaya kepala sekolah, para guru, petugas perpustakaan dan para pelajar. Hasil jawaban pada angket dapat menentukan tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah. Adapun pertanyaan pada angket berjumlah 17 item pertanyaan. Angket yang digunakan dengan alternatif jawaban yang telah ditentukan menggunakan model skala likert. Setiap item pertanyaan pada variabel tersebut menggunakan skala pengukuran antara rentang skor 5 sampai dengan 1 (Sugiyono 2013:135). Pemanfaatan perpustakaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

(62)

perpustakaan 2 kali/jam, (5) skor 1 berarti kehadiran siswa beragam ada yang 1 kali/jam dan ada juga siswa yang tidak pernah ke perpustakaan.

Kehadiran siswa ke perpustakaan sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. siswa dikatakan rajin berkunjung ke perpustakaan jika berkunjung 3-5 kali dalam seminggu, siswa dikatakan tidak rajin berkunjung ke perpustakaan jika berkunjung 1-2 kali dalam seminggu.

b. siswa dikatakan lama berkunjung ke perpustakaan jika berkunjung 3-5 jam dalam seminggu, siswa dikatakan tidak lama berkunjung ke perpustakaan jika berkunjung 1-2 jam dalam seminggu

(63)

berarti memilih buku pelajaran untuk dipinjam untuk mengisi waktu luang, (3) skor 3 berarti memilih buku pelajaran untuk dipinjam karena diperintah oleh guru, (4) skor 2 berarti memilih buku pelajaran untuk dipinjam untuk mengerjakan tugas, (5) skor 1 memilih buku pelajaran untuk dipinjam karena alasan lainya kecuali yang telah disebut di atas.

3. Jumlah buku yang dipinjam. Bila buku perpustakaan banyak jumlahnya, seorang murid dapat diberi izin meminjam dua atau lebih buku-buku sekaligus. Ada satu pertanyaaan yang digunakan untuk mengukur jumlah buku yang dipinjam. Skor jumlah buku yang dipinjam dipresentasikan berdasarkan data hasil penelitian dengan kategori banyak dan tidak banyak.

Jumlah buku yang dipinjam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: siswa dikatakan banyak meminjam buku jika buku yang dipinjam lebih dari 1, siswa dikatakan tidak banyak meminjam buku jika buku yang dipinjam sama dengan 1.

(64)

berarti siswa merangkum ketika berada di perpustakaan, (3) skor 3 berarti siswa mengerjakan tugas ketika berada di perpustakaan, (4) skor 2 berarti siswa meminjam buku ketika berada di perpustakaan, (5) skor 1 berarti siswa istirahat ketika berada di perpustakaan.

(65)

Untuk pertanyaan no 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17 dengan bentuk data ordinal, skor dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu (1) skor 5 berarti siswa selalu melakukan aktivitas di perpustakaan sekolah, (2) skor 4 berarti siswa sering melakukan aktivitas di perpustakaan sekolah, (3) skor 3 berarti siswa terkadang melakukan aktivitas di perpustakaan sekolah, (4) skor 2 berarti siswa jarang sekali melakukan aktivitas di perpustakaan sekolah, dan (5) skor 1 berarti siswa tidak pernah melakukan aktivitas di perpustakaan sekolah.

Aktivitas yang dilakukan di perpustakaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: jika siswa melakukan akivitas di perpustakaan maka dikategorikan “ya”,

jika siswa tidak melakukan aktivitas di perpustakaan maka dikategorikan “tidak”.

Setelah diperoleh jawaban dari masing-masing responden yang telah dipilih. Langkah berikutnya menggolongkan tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah menurut kategori tinggi, sedang dan rendah.

Rumus interval yang digunakan untuk menentukan kategori pemanfaatan perpustakaan sekolah menurut Mangkuatmodjo, (1997:37) adalah sebagai berikut:

Keterangan: I = Interval

(66)

Setelah dilakukan perhitungan data diperoleh nilai terendah untuk pemanfaatan perpustakaan sekolah yaitu 17 dan nilai tertinggi 53. Selanjutnya menggolongkan tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah menurut kategori tinggi, sedang dan rendah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dikatakan tinggi jika nilai yang diperoleh 41-53. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dikatakan sedang jika nilai yang diperoleh 29-40. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dikatakan rendah jika nilai yang diperoleh 17-28.

b. Minat Baca

Minat baca adalah adanya perhatian atau kesukaan (kecenderungan) untuk membaca. Hasil jawaban pada angket dapat menentukan tingkat minat baca siswa. Adapun pertanyaan pada angket berjumlah 18 item pertanyaan. Angket yang digunakan dengan alternatif jawaban yang telah ditentukan menggunakan model

skala likert. Setiap item pertanyaan pada variabel tersebut menggunakan skala pengukuran antara rentang skor 5 sampai dengan 1 (Sugiyono 2013:135). Minat baca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

(67)

setuju dalam menyediakan bahan bacaan, (3) skor 3 berarti siswa ragu-ragu dalam menyediakan bahan bacaan, (4) skor 2 berarti siswa tidak setuju dalam menyediakan bahan bacaan, dan (5) skor 1 berarti siswa sangat tidak setuju dalam menyediakan bahan bacaan.

Menyediakan bahan bacaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: jika siswa

menyediakan bahan bacaan maka dikategorikan “ya”, jika siswa tidak menyediakan bahan bacaan maka dikategorikan “tidak”.

2. Pemilihan bahan yang baik. Tahapan ini menekankan pada siswa untuk menentukan buku-buku yang sesuai atau serasi dengan tahap-tahap membaca. Ada tiga pertanyaaan berbentuk data ordinal yang digunakan untuk mengukur pemilihan bahan yang baik. Setiap pertanyaan mempunyai 5 alternatif jawaban yang setiap alternatif jawaban diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Dengan demikian, skor terendah untuk pemilihan bahan yang baik 3 adalah dan skor tertinggi 15. Skor tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu (1) skor 5 berarti siswa sangat setuju dalam pemilihan bahan yang baik, (2) skor 4 berarti siswa setuju dalam pemilihan bahan yang baik, (3) skor 3 berarti siswa ragu-ragu dalam pemilihan bahan yang baik, (4) skor 2 berarti siswa tidak setuju dalam pemilihan bahan yang baik, dan (5) skor 1 berarti siswa sangat tidak setuju dalam pemilihan bahan yang baik.

Pemilihan bahan yang baik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: jika siswa

(68)

3. Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca. Minat siswa sering ditimbulkan oleh karena inginnya siswa memahami bacaaan atau menerima informasi dari lingkungannya. Ada empat pertanyaaan berupa data ordinal yang digunakan untuk mengukur memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca. Setiap pertanyaan mempunyai 5 alternatif jawaban yang setiap alternatif jawaban diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Dengan demikian, skor terendah untuk memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca adalah 4 dan skor tertinggi 20. Skor tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu (1) skor 5 berarti siswa sangat setuju dalam memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca, (2) skor 4 berarti siswa setuju dalam memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca, (3) skor 3 berarti siswa ragu-ragu dalam memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca, (4) skor 2 berarti siswa tidak setuju dalam memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca, dan (5) skor 1 berarti siswa sangat tidak setuju dalam memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca.

Memiliki kesadaran dan minat yang tinggi terhadap membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: jika siswa memiliki kesadaran dan minat yang tinggi

terhadap membaca maka dikategorikan “ya”, jika siswa tidak memiliki kesadaran

dan minat yang tinggi terhadap membaca dikategorikan “tidak”.

(69)

ordinal yang digunakan untuk mengukur penyediaan waktu untuk membaca. Setiap pertanyaan mempunyai 5 alternatif jawaban yang setiap alternatif jawaban diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1. Dengan demikian, skor terendah untuk penyediaan waktu untuk membaca adalah 5 dan skor tertingg 25. Skor tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu (1) skor 5 berarti siswa sangat setuju dalam penyediaan waktu untuk membaca, (2) skor 4 berarti siswa setuju dalam penyediaan waktu untuk membaca, (3) skor 3 berarti siswa ragu-ragu dalam penyediaan waktu untuk membaca, (4) skor 2 berarti siswa tidak setuju dalam penyediaan waktu untuk membaca, dan (5) skor 1 berarti siswa sangat tidak setuju dalam penyediaan waktu untuk membaca.

Penyediaan waktu untuk membaca yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:

jika siswa mampu menyediakan waktu untuk membaca maka dikategorikan “ya”,

jika siswa tidak mampu menyediakan waktu untuk membaca maka dikategorikan

“tidak”.

Setelah diperoleh jawaban dari masing-masing responden yang telah dipilih. Langkah berikutnya menggolongkan tingkat minat baca siswa menurut kategori tinggi, sedang dan rendah.

(70)

Keterangan: I = Interval

NT= Nilai Variabel Tertinggi NR= Nilai Variabel Terendah K = Kategori

Setelah dilakukan perhitungan data diperoleh nilai terendah untuk minat baca yaitu 22 dan nilai tertinggi 68. Selanjutnya menggolongkan tingkat minat baca siswa menurut kategori tinggi, sedang dan rendah. Minat baca dikatakan tinggi jika nilai yang diperoleh 53-68. Minat Baca dikatakan sedang jika nilai yang diperoleh 37-52. Minat baca dikatakan rendah jika nilai yang diperoleh 22-36.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar geografi adalah ukuran keberhasilan ditimbulkan atau dirubah melalui latihan atau pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran geografi. Hasil belajar siswa dinyatakan dengan skor yang dicapai siswa dari hasil Ujian Tengah Semester siswa semester genap yang diperoleh dari guru mata pelajaran geografi.

Setelah diperoleh data mengenai hasil belajar siswa melalui Ujian Tengah Semester. Langkah berikutnya menggolongkan tingkat hasil belajar siswa menurut kategori tinggi, sedang dan rendah.

Gambar

Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Tengah Semester Siswa Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Kelas X Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 2. Daftar Rekapitulasi Data Pengunjung Perpustakaan MAN 1(Model)                Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan sekolah Dan Minat Baca Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X MAN 1 (Model) Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014
Tabel 3. Sebaran Sampel Untuk Masing-Masing Kelas.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Juduk Skripsi : Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas X SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran

Dengan teknik analisa rasio profitabilitas pihak manajemen dapat mengetahui kenaikan atau penurunan laba yang diperoleh suatu perusahaan, pihak manajemen membutuhkan

Optimasi media regenerasi kalus PA 117 dan PSJT 94-33 dilakukan meng- gunakan Rancangan Faktorial Petak Terbagi dengan 10 ulangan. Pengamatan variabel respon terjadi berulang

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki kekhasan jika dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain, karena Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut membawa sebuah

Cara pengamatan Reduviidae dilakukan dengan pengamatan langsung Reduviidae pada tiga lokasi sampel (Cikarawang, Dramaga, dan Petir), pada masing-masing sampel

Yield of dry grain of corn was higher (+41.8%) by application of 75% standard dosage and 1 gram EMAS biofertilizer/plant (53.3 kg/ha) than by standard dosage of

I hereby declare that the dissertation entitled “Comprehensive Study on the Chromosome of Hylobatidae Genus Hylobates and Symphalangus” is my own research as part of the

Meskipun kita ada band baru trus mereka jadi membernya myspace.com trus dari band baru yang tidak terkenal sekalipun itu musiknya bisa diperkenalkan gitu loh … jadi