• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MINAT BACA, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MINAT BACA, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR, DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MINAT BACA, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh ELDA FIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

PENGARUH MINAT BACA, KETERSEDIAAN SUMBER BELAJAR DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh ELDA FIYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

DAFTAR ISI

2.1.2 Ketersediaan Sumber Belajar ... 17

(4)

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.5.1 Observasi... ... 39

3.5.2 Interview (Wawancara) ... 40

3.5.3 Dokumentasi. ... 40

3.5.4 Angket ... 40

3.6 Uji Persyaratan Instrumen ... 41

3.6.1 Uji Validitas Angket ... 41

3.6.2 Uji Reliabilitas Angket ... 45

3.7 Uji Persyaratan analisis data ... 47

3.7.1 Uji Normalitas ... 47

3.7.2 Homogenitas ... 48

3.8 Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 49

(5)

4.6 Uji Hipotesis ... 81

4.6.1 Regresi Linier Sederhana ... 81

4.6.1.1 Pengaruh Minat Baca terhadap Hasil Belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 81

4.6.1.2 Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar terhadap Hasil Belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 83

4.6.1.3 Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil Belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 84

4.6.2 Regresi Linier Multiple ... 86

4.6.2.1 Persamaan Regresi ... 86

4.6.2.2 Pengujian Hipotesis ... 87

4.7 Pembahasan... ... 89

4.7.1 Pengaruh Minat BacaTerhadap Hasil Belajar Ekonomi... 89

4.7.2 Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi... 90

4.7.3 Pengaruh Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi... 92

4.7.4 Pengaruh Minat Baca, Ketersediaan Sumber Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar………... 94

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

5.1 Kesimpulan………..………... 97

5.2 Saran ... ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1, X2 dan X3

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Nilai sumatif pelajaran ekonomi Siswa Kelas X

Mid semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 3

2. Daftar Kepemilikan Buku LKS pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas... 7

3. Penelitian yang Relevan ... 27

4. Jumlah siswakelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 32

5. Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas ... 34

6. Definisi Operasional Variabel ... 37

7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1 ... 42

8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2 ... 43

9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3 ... 44

10.Ringkasan Anava keberartian dan kelinieran regresi ... 50

11.Sarana dan Prasarana ... 58

12.Distribusi Frekuensi Minat Baca (X1) di SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 62

13.Kategori Minat Baca (X1) siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 63

(8)

15. Kategori Ketersediaan Sumber Belajar (X2) siswa kelas X

SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 65

16. Distribusi Frekuensi Disiplin Belajar (X3) di SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 66

17. Kategori Disiplin Belajar (X3) siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 67

18. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Y) di SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012... 68

19. Kategori Hasil Belajar (Y) di SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 69

20. Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 72

21. Uji Homogenitas Sampel ... 73

22. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Minat Baca (X1) 74

23. Hasil Uji Kelinieran Regresi untuk Variabel Ketersediaan Sumber Belajar (X2) ... 75

24. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Disiplin Belajar (X3) ... 76

25. Kesimpulan Hasil Uji Linearitas Garis Regresi ... 76

26. Hasil Uji Multikolinearitas... 77

27. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 80

28. Hasil Analisis Dengan Pendekatan Rank Spearman ... 80

29. Korelasi Minat Baca Terhadap Hasil Belajar ... 81

30. Koefisien Regresi Minat Baca Terhadap Hasil Belajar ... 81

(9)

33.Korelasi Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar... 84 34.Koefisien Regresi Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 85 35.Koefisien Regresi Minat Baca, Ketersediaan Sumber Belajar

dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 86 36.Anova untuk Uji Hipotesis Pengaruh Minat Baca, Ketersediaan

Sumber Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 87 37.Korelasi Minat Baca, Ketersediaan Sumber Belajar

(10)

I. PENDAHULUAN

Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari, karena pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar dari masing-masing individu tersebut baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal.

Menurut UU RI Nomor 20 tahun 2003 menjelaskan Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik sacara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

(11)

Sebagian besar masyarakat sudah sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan derajat kehidupan warga masyarakat dan derajat bangsa. Terlebih lagi bila diakui bahwa usaha pembangunan adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, menuju kesejahteraan lahir dan batin baik bagi individu maupun masyarakat. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas pendidikan warga bangsa tersebut. Karena dengan pendidikan yang baik manusia dapat mencapai kesejahteraan hidup, mengembangkan potensi dirinya, mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan berpartisipasi secara lebih efektif dalam pembangunan.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang tercapainya dilakukan dengan terencana, terarah dan sistematis. Upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, terlepas dari masalah prestasi belajar yang baik dan maksimal, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik dan guru sebagai pendidik. Peran guru dalam

membantu meningkatkan mutu pendidikan yaitu dengan melakukan tugasnya sebagai pengajar dalam mengantarkan anak didiknya kea rah yang ditetapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Proses belajar mengajar yang baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila siswa dapat memehami materi yang disampaikan oleh guru.

(12)

diharapkan. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa baik dari dalam diri siswa maupun dari luar.

Hasil belajar yang diperoleh oleh siswa karena adanya aktivitas yang telah dilakukan, hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh setiap siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, apabila hasil belajar siswa tinggi menunjukkan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar, sebaliknya apabila hasil belajar siswa yang rendah menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dapat diketahui hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas pada Tabel berikut.

Tabel 1. Nilai Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012

No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) 1.

Sumber : Guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Banyumas

Kriteria ketuntasan minimum pada mata pelajaran ekonomi ditetapkan adalah 60. Dalam hal ini siswa yang memperoleh nilai lebih dari 60 dapat dikatakan tuntas atau lulus, sedangkan siswa yang memiliki nilai kurang dari 60 dianggap belum tuntas atau belum lulus.

(13)

yang memperoleh nilai lebih dari 60 ke atas , dan sebanyak 136 siswa atau 85% siswa yang memperoleh nilai dibawah 60. Seperti yang dikemukaka oleh

Djamarah (2006: 121), yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa, maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut masih kurang atau rendah.

Banyak faktor yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa , diantaranya sebagai berikut.

1. Faktor internal siswa, adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Faktor internal ini dibagi menjadi tiga faktor yaitu

a. faktor jasmaniah

seperti: kesehatan dan cacat tubuh b. faktor psikologis,

seperti: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. c. faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal adalah faktor yang dating dari luar diri siswa. Faktor eksternal ini juga dibagi menjadi tiga faktor yaitu

a. faktor keluarga,

seperti: cara orang tua mendidik, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b. faktor sekolah

seperti : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat peraga, tugas rumah, keadaan gedung, waktu belajar dan disiplin.

c. faktor masyarakat

seperti: teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, kegiatan siswa dalam masyarakat, dan media massa (Slameto, 2003: 54-72).

(14)

minat baca yang dimiliki siswa akan menentukan berhasil tidaknya siswa yang bersangkutan untuk mencapai tujuan belajarnya.

Minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecendrungan hati) untuk membaca. Perhatian atau kesukaan untuk membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat bagi orang-orang yang melek huruf untuk membaca jendela ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas dan mendalam melalui karya cetak atau karya tulis seperti kata pepatah buku adalah jendela dunia dan perpustakaan adalah pintunya.

Hasil wawancara dengan pustakawan di SMA Negeri 1 Banyumas menjelaskan bahwa minat baca siswa masih rendah karena dari sekian banyak siswa kelas X hanya beberapa siswa yang dapat menggunakan waktu luang untuk membaca buku di perpustakaan. Dan dilihat dari daftar kunjungan siswa ke perpustakaan, rata-rata hanya 40 siswa kelas X yang datang untuk membaca atau meminjam buku di perpustakaan setiap bulannya. Sedangkan jumlah siswa kelas X sebanyak 161 orang, berarti hanya 25 % saja siswa yang menggunakan waktu luang untuk membaca.

Membaca merupakan sarana penting bagi setiap orang yang ingin maju. Begitu pula dengan siswa, membaca merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan tidak hanya pengetahuan tetapi juga hasil belajar. Karena dengan membaca membuat siswa menjadi cerdas, kritis dan mempunyai daya analisa yang tinggi. Dengan membaca selalu tersedia waktu untuk merenung, berfikir dan

(15)

Selain itu, agar proses belajar dapat mencapai keberhasilan yaitu dengan

tersedianya sumber belajar yang memadai. Sebab sumber belajar yang memadai akan mempermudah proses belajar mengajar di kelas oleh guru, sumber belajar merupakan alat pembantu yang dapat mempermudah peserta didik maupun pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran disekolah. Suatu proses belajar mengajar tidak akan pernah terlepas dari sumber belajar karena tanpa adanya sumber belajar maka tidak akan ada kegiatan belajar mengajar sebab bagaimana akan belajar jika sumbernya sendiri tidak tersedia. Sumber belajar merupakan salah satu alat pembantu yang dapat mempermudah peserta didik juga pendidik untuk lebih memahami materi dalam proses pembelajaran di sekolah.

Umumnya siswa di SMA Negeri 1 Banyumas belum memiliki sumber belajar yang maksimal baik di sekolah maupun di rumah. Ketika proses belajar mengajar dimulai siswa hanya mengandalkan guru dan buku catatan saja. Buku-buku terkait dengan pelajaran ekonomi yang ada di perpustakaan sekolah masih sangat

terbatas. Perpustakan menyediakan sumber-sumber bacaan berupa majalah dan koran. Untuk kegiatan belajar siswa menggunakan LKS dengan pembahasan materi yang lebih terperinci dan ringkas.

(16)

Tabel 2. Daftar Kepemilikan Buku LKS pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas

No. Kelas Jumlah

Siswa Memiliki LKS Persentase (%)

1 X.1 41 22 14

2 X.2 40 22 14

3 X.3 40 14 8

4 X.4 40 22 14

161 80 50

Sumber : Guru mata pelajaran SMA Negeri 1 Banyumas

Tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki buku LKS sebanyak 80 orang, sedangkan jumlah seluruh siswa 161 orang. Berarti hanya 50 % siswa yang memiliki buku LKS.

Sedangkan sumber-sumber belajar lainnya masih sangat kurang, misalnya di lihat dari jumlah guru yang mengajar mata pelajaran ekonomi hanya 1 orang, buku-buku pelajaran ekonomi di perpustakaan belum ada, dan belum pernah

mengadakan kunjung lapangan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah disiplin belajar. Disiplin belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

(17)

Realita dalam observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Banyumas menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya yang berasal dari dalam diri karena ketidakdisiplinan mereka dalam mengatur waktu belajarnya. Dalam pemberian tugas rumah pada tiap-tiap kelas rata-rata hanya 40% siswa saja yang mengumpulkan tugas tepat waktu, 50% siswa menunda waktu pengumpulan dan 10 % siswa tidak mengerjakan tugas tersebut. Dan siswa-siswa masih banyak yang melanggar tata tertib sekolah, misalnya terlambat datang ke sekolah, tidak mengerjakan tugas sekolah, tidak memanfaatkan waktu belajar ketika guru tidak dapat hadir di kelas, dan sebagainya. Hal ini berakibat timbulnya permasalahan belajar bagi siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Minat Baca, Ketersediaan Sumber Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas permasalahan ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Kurangnya minat baca siswa kelas X pada SMA N 1 Banyumas semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

(18)

3. Kurangnya disiplin belajar siswa kelas X pada SMA N 1 Banyumas semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas X pada SMA N 1 Banyumas semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012.

5. Sedikitnya siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran ekonomi.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dalam penelitian ini akan dibatasi pada aspek yaitu minat baca (X1), ketersediaan sumber belajar (X2), disiplin belajar (X3), dan hasil belajar (Y). Ketiga aspek ini diduga dapat menumbuhkan

semangat siswa untuk belajar dan sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh minat baca terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012? 2. Apakah ada pengaruh ketersediaan sumber belajar terhadap hasil belajar

ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012?

(19)

4. Apakah ada pengaruh minat baca, ketersediaan sumber belajar, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1

Banyumas semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah dan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengaruh minat baca terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan sumber belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012. 4. Untuk mengetahui pengaruh minat baca, ketersediaan sumber belajar, dan

disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Bagi siswa, dapat digunakan sebagai masukan dalam usaha meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ekonomi dengan memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sehingga siswa dapat

(20)

2. Bagi guru, dapat digunakan sebagai masukan untuk meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi, terutama yang disebabkan oleh faktor sekolah yaitu guru, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

3. Bagi pihak sekolah, dapat digunakan sebagai masukan agar dapat

meminimalisir faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Ekonomi yaitu dengan cara pihak sekolah mengambil

kebijakan yang dapat mendukung terciptanya proses belajar yang efektif. 4. Bagi penulis, dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan

dalam menulis karya ilmiah.

5. Bagi berbagai pihak, digunakan sebagai bahan masukan dalam melakukan penelitian lebih lanjut yang relevan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Subjek Penelitian

Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Banyumas tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Objek Penelitian

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah minat baca siswa(X1), ketersediaan sumber belajar (X2), disiplin belajar (X3), dan hasil belajar ekonomi siswa (Y).

3. Tempat penelitian

(21)

4. Waktu Penelitian

Ruang lingkup waktu penelitian ini adalah pelaksanaan penelitian pada Tahun Pelajaran 2011/2012.

5. Bidang Ilmu

(22)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan

kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

2.1Tinjauan Pustaka

Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang minat baca, ketersediaan sumber belajar, disiplin belajar dan hasil belajar.

2.1.1 Minat Baca

Menurut Slameto, (2003:180) mengemukakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

(23)

Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (450) menjelaskan bahwa minat adalah

keinginan yang kuat atau kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu.

Klein,dkk dalam Rahim, (2008:3) mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup sebagai berikut.

1. Membaca merupakan suatu proses, dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.

2. Membaca adalah strategis, pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengonstruk makna ketika membaca. Stategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca.

3. Membaca merupakan interaktif, keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada kontek. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.

Rahim, (2008:28) mengemukakan bahwa minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkannya dalam kesediaannya untuk mendapat bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri.

Hal ini didukung oleh pendapat Dalyono, (2005:182) minat baca merupakan kecenderungan jiwa yang mendorong seseorang berbuat sesuatu terhadap membaca.

Minat membaca ditujukan dengan keinginan yang kuat untuk melakukan kegiatan membaca. Orang memiliki minat baca yang tinggi senantiasa mengisi waktu luang dengan membaca. Orang yang demikian senantiasa haus terhadap bacaan.

(24)

Frymeir dalam Rahim, (2008:28) mengidentifikasi tujuh faktor yang mempengaruhi perkembangan minat anak. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut.

a. Pengalaman sebelumnya; siswa tidak akan mengembangkan minatnya terhadap sesuatu jika mereka belum pernah mengalami.

b. Konsepsi tentang diri; siswa akan menolak informasi yang dirasa

mengancamnya, sebaliknya siswa akan menerima jika informasi itu dipandang berguna dan membantu meningkatkan dirinya.

c. Nilai-nilai; minat siswa timbul jika sebuah mata pelajaran disajikan oleh orang yang berwibawa.

d. Mata pelajaran yang bermakna; informasi yang mudah dipahami oleh anak akan menarik minat mereka.

e. Tingkat keterlibatan tekanan; jika siswa merasa dirinya mempunyai beberapa tingkat pilihan dan kurang tekanan, minat membaca mereka mungkin lebih tinggi.

f. Kekompleksitasan materi pelajaran; siswa yang mampu sacara intelektual dan fleksibel secara psikologis lebih tertarik kapada hal yang lebih kompleks.

Murdjito, (2003:86-87) menjelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi internal diantaranya.

a. Adanya kebutuhan

Karena adanya kebutuhan, maka seseorang didorong untuk membaca. Misalnya seseorang siswa yang ingin mengetahui isi cerita dari sebuah buku komik. Keinginan untuk mengetahui isi komik tersebut menjadi daya

pendorongbagi siswa tersebut untuk membaca. Dan dengan membaca maka kebutuhannya untuk mengetahui isi cerita komik tersebut dapat terpenuhi. b. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri

Apabila seseorang mengetahui hasil-hasil atau prestasinya dari membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca lebih banyak lagi. Sebagai contoh, anak yang membaca sebuah buku dan ia merasa mendapatkan sesuatu dari buku yang dibacanya, maka akan mendorong baginya untuk membaca lebih banyak lagi.

c. Adanya aspirasi atau cita-cita

Cita-cita akan menjadi pendorong untuk belajar. Karena dengan belajar lebih banyak, ia akan mencapai cita-citanya. Melalui kemauan belajar yang keras ia

(25)

Sementara itu, motivasi eksternal yaitu motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar seseorang. Hal-hal yang menimbulkan motivasi eksternal yaitusebagaiberikut.

a. Hadiah

Hadiah adalah alat yang representatif dan bersifat positif. Hadiah dapat menjadi alat motivasi bagi seseorang untuk melakukan sesuatu lebih giat lagi. Contoh, bagia anak yang mendapatkan hadiah karena nilainya baik, akibat banyak membaca, maka ia akan terdorong untuk membaca agar endapat nilai yang lebih baik lagi.

b. Hukuman

Hukuman dapat juga menjadi alat motivasi bagi seseorang untuk lebih giat membaca. Seseorang yang mendapat hukuman karena kelalaiannya tidak mengerjakan tugas membaca , maka ia akan berusaha untuk memenuhi tugas membacaagar terhindar dari hukuman yang mungkin akan menimpa lagi. c. Persaingan atau kompetisi

Persaingan merupakan dorongan untuk memperoleh kedudukan atau penghargaan. Kompetisi dapat menjadi daya dorong bagi seseorang untuk membaca lebih banyak (Murdjito, 2003:93).

Minat baca disini adalah minat untuk membaca buku-buku berkaitan dengan mata pelajaran ekonomi diantaranya sebagai berikut.

1. Literatur

Literatur sebenarnya merupakan hal yang penting yang harus dimiliki siswa karena dengan adanya literatur maka siswa dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan mengenai pelajaran. Pada dasarnya literatur mengandung hal sebagai bahan bacaan, sumber informasi, dan alat penyebar pengetahuan. Literatur merupakan alat yang dipakai untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu literatur disebut juga sebagai sarana belajar. Dengan adanya literatur yang dimiliki siswa, mereka dapat memperoleh informasi mengenai pelajaran ekonomi sehingga mereka akan lebih mudah untuk mengerjakan tugas-tugas sekaligus mengerti dan menguasai pelajaran ekonomi.

2. Buku catatan

Banyak siswa yang kurang perhatian terhadap pengadaan buku catatan.

(26)

yang dibutuhkan mudah menemukan dan menggunakannya. Mengingat buku catatan itu penting dalam membantu keberhasilan dalam belajar siswa maka diharapkan semua siswa memiliki catatan yang rapi yang lengkap

sehinggamudah dibaca dan dipelajari (Andi, 2011:14).

2.1.2 Ketersediaan Sumber Belajar

Suatu proses belajar mengajar tidak akan pernah terlepas dari sumber belajar karena tanpa adanya sumber belajar maka tidak akan ada kegiatan belajar mengajar sebab bagaimana akan belajar jika sumbernya sendiri tidak tersedia. Dalam pengertian sederhana sumber belajar (learning resources) adalah guru dan bahan-bahan pelajaran/bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau

semacamnya. Pengertian sumber belajar sesungguhnya tidak

sesempit/sesederhana itu. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat

dipergunakan untuk kepentingan proses/aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, di luar dari peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung (Rohani, 2010:185).

Roestiyah dalam Djamarah, (2006:48) mengatakan bahwa sumber-sumber belajar itu sebagai berikut.

a. Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat). b. Buku/perpustakaan.

c. Massa media (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain). d. Dalam lingkungan.

e. Alat pengajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-lain).

f. Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno).

Sudirman dalam Djamarah, (2006:49) mengemukakan macam-macam sumber belajar sebagai berikut.

a. Manusia (people). b. Bahan (Materials). c. Lingkungan (Setting).

d. Alat dan perlengkapan (tool and equipment). e. Aktivitas (activities).

(27)

2.Simulasi. 3.Karyawisata.

4.Sistem pengajaran modul.

Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya meliputi: a) Tujuan khusus yang harus dicapai oleh siswa. b) Materi (bahan pelajaran) yang harus dipelajari.

c) Aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

Winataputra dan Ardiwinata dalam Djamarah, (2006:49-50) berpendapat bahwa terdapat sekurang-kurangnya lima macam sumber belajar sebagai berikut. a. Manusia.

b. Buku/perpustakaan. c. Media massa. d. Alam lingkungan.

1.Alam lingkungan terbuka.

2.Alam lingkungan sejarah atau peninggalan sejarah. 3.Alam lingkungan manusia.

e. Media pendidikan.

Sadiman dalam Rohani, (2010:186) berpendapat bahwa segala macam sumber belajar yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang

memungkinkan/memudahkan terjadinya proses belajar disebut sumber belajar.

Djamarah, (2006:123) berpendapat bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.

AECT (Association of Education Communication Technology) dalam Rohani, (2010:189) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 macam yakni.

1. Message (pesan), yaitu informasi atau ajaran yang diteruskan oleh komponen lain dalam dalam bentuk gagasan, fakta, arti, dan data. Termasuk dalam

kelompok pesan adalah semua bidang studi/mata kuliah atau bahan pengajaran yang diajarkan kepada peserta didik, dan sebagainya.

2. People (orang), yakni manusia yang bertindak sebagai penyimpanan, pengolahan, dan penyajian pesan. Termasuk kelompok ini misalnya, guru/dosen, tutor, peserta didik, dan sebagainya.

(28)

4. Device (alat), yakni sesuatu (perangkat keras) yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, overhead proyector, slide, video tape/recorder, pesawat radio/TV, dan sebagainya. 5. Technique (teknik), yaitu prosedur atau acuan yang dipersiapkan untuk

penggunaan bahan, peralatan, orang, lingkunan untuk menyampaikan pesan. Misalnya, pengajaran berprogram/modul, simulasi, demontrasi, Tanya jawab,CBSA, dan sebagainya.

6. Setting (lingkungan), yaitu situasi atau suasana sekitar dimana pesan disampaikan. Baik lingkungan fisik, ruang kelas, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, lapangan, dan sebagainya. Juga

lingkungan non fisik, misalnyasuasana belajar itu sendiri, tenang, ramai, lelah, dan sebagainya.

Menurut segi pengembangannya, sumber belajar ada 2 macam, yaitu. a. Learning resources by design (sumber belajar yang dirancang/sengaja

dipergunakan untuk keperluan pengajaran).

b. Learning resources by utilitarian (sumber belajar yang tidak di rancang untuk kepentingan tujuan belajar/pengajaran), yaitu segala sumber belajar

(lingkungan) yang ada disekeliling sekolah digunakan guna memudahkan peserta didik yang sedang belajar. Misalnya, tokoh, pahlawan, masjid, pasar, dan sebagainya (Rohani, 2010:190).

Dalam hal menentukan sumber belajar perlu dipertimbangkan segi-segi berikut. 1. Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber

belajar(yang memerlukan biaya). Misalnya, over head (OHP) beserta transparansinya, video tape/TV beserta cassette-nya dan sebagainya.

2. Teknisi (tenaga), yaitu entah guru atau pihak lain yang mengoperasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar. Adakah tersedia teknisi

khusus/pembantu atau guru-guru itu sendiri, apakah dapat

mengoperasikannya?. Misalnya, cara mengoperasikan slide, video tape/TV, laboratorium, dan sebagainya.

3. Bersifat praktis, dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan, dan tidak sulit/langka.

4. Bersifat fleksibel, maksudnya, sesuatu yang dimanfaatkan sebagai sumber belajar jangan bersifat baku/paten, tapi harus mudah dikembangkan, bias dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi oleh factor lain.

(29)

6. Dapat membantu efisien dan kemudian pencapaian tujuan pengajaran/belajar. 7. Memiliki nilai positif bagi proses/aktivitas pengajaran khususnya peserta

didik.

8. Sesuai dengan interaksi dan strategi dan strategi pengajaran yang telah dirancang/sedang dilaksanakan (Rohani, 2010:190-191).

Menurut Kamus Besar Indonesia, (578) tersedia artinya sudah ada atau disediakan. Sedangkan ketersediaan artinya keadaan tersedia. Tersedianya sumber-sumber belajar (seperti: guru/dosen, buku, film, majalah, laboratorium, peristiwa, dan sebagainya) memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan menjadikan individu dapat membedakan mana yang baik dan tidak baik, mana yang terpuji dan yang tidak terpuji dan seterusnya.

Tersedianya berbagai sumber belajar dalam suatu proses belajar mengajar maka akan lebih efektif dan efisien jika sumber-sumber belajar tersebut dapat

dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga dengan tersedianya sumber belajar siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai-nilai yang menjadi tuntutan pengajaran.

2.1.3 Disiplin Belajar

Untuk membentuk satu sikap hidup, perbuatan dan kebiasaan dalam mengikuti, menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, orang dapat mengembangkannya melalui kesadaran diri dan kebebasan dirinya dalam menaati dan mengikuti aturan yang ada.Disiplin adalah tata tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdisiplin berarti menaati (mematuhi) tata tertib

(30)

Tu’u, (2004:33) menyebutkan unsur-unsur disiplin sebagai berikut. 1) Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku.

2) Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya. 3) Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan

membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4) Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam

rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku. 5) Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu disebabkan di mana pun seseoraang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib. Tu’u,

(2004:37) mengatakan “disiplin berperan penting dalam membentuk individu yang berciri keunggulan”. Disiplin itu penting karena alasan berikut ini. 1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil dalam

pelajarannya. Sebaliknya, siswa yang kerap kali melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terlambat optimalisasi potensi dan prestasinya.

2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif, disiplin member dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran. 3) Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan

norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin.

4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelakketika bekerja. Kesadaran pentingnya norma, aturan kepatuhan dan ketaatan merupakan persyaratan kesuksesan seseorang.

5) Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyaratan bagi pembentuka sikap, perilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika bekerja.

Berikut ini akan dibahas beberapa fungsi disiplin menurut Tu’u, (2004:38) yaitu 1. Menata Kehidupan Bersama

(31)

2. Membangun Kepribadian

Lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadianseseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh

kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, terarut, tenang, tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

3. Melatih Kepribadian

Sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta-merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kpribadian tersebut dilakukan melalui latihan.

4. Pemaksaan

Dari pendapat itu, disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar.

5. Hukuman

Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat member dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi lemah.

6. Menciptakan lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lan yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Dengan demikian, sekolah menjadi lingkungan pendidikan yang aman, tenang, tenteram, tertib dan teratur. Lingkungan seperti ini adalah lingkungan yang kondusif bagi pendidikan.

Menurut Hunter disiplin belajar adalah yang dibentuk atas dasar pembiasaan belajar dengan penggunaan waktu yang teratur, pemberian motivasi diri yang teratur dan positif, menghindari penguasaan diri yang negatif, serta mencatat dan merencanakan kebiasaan belajar dalam kurun waktu yang ditentukan (Astuti, 2009:16).

(32)

ini sangat diperlukan guna tercapainya hasil belajar, sebab berhasil tidaknya siswa dalam usahanya pada dasarnya tergantung pada bagaimana ia melakukan cara-cara belajar yang baik.

Disiplin belajar siswa dilakukan di sekolah ataupun di rumah. Disiplin siswa di sekolah berarti siswa menaati dan mematuhi tata tertib sekolah dengan kesadaran dan tanggung jawab. Disiplin belajar di kelas berarti siswa mengikuti kegiatan belajar dengan tertib, sedangkan bentuk disiplin belajar di rumah adalah ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan belajar di rumah yang dilakukan dengan senang hati dan penuh kesadaran demi tercapainya tujuan belajar.

2.1.4 Hasil Belajar

Salah satu tujuan proses pembelajaran adalah meningkatnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses yang nantinya berpengaruh terhadap hasil belajar.

Belajar itu sendiri mempunyai arti suatu bentuk perubahan terhadap seseorang yang dinyatakan dengan cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 2004:28). Hal senada juga disampaikan oleh Slameto, (2003:2) bahwa proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi

(33)

belajar dapat berupa perubahan-perubahan pengetahuan (Knowladge), kebiasaan (habit), dan kecakapan (skill).

Perubahan yang terjadi pada diri manusia yang telah dijelaskan diatas merupakan bukti bahwa seseorang telah melakukan belajar dan hasil dari belajar itu dapat diketahui pada akhir proses pembelajaran yang diukur dari nilai yang diperoleh siswa setelah evaluasi. Evaluasi tersebut berupa ulangan, pekerjaan rumah, latihan maupun semesteran.

Adapun batasan hasil belajar terdapat berbagai pendapat sesuai dengan sudut pandang masing-masing ahli. Sukmadinata, (2007:102) mendefinisikan hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam penugasan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau perilaku yang memperlihatkan

(34)

Menurut Sudjana (2001:22) mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar sering diwujudkan dalam bentuk perubahan perilaku dan perubahan pribadi seseoran setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam yaitu; (1) keterampilan dan kebiasan,(2) pengetahuan dan pengertian,dan (3) sikap dan cita-cita.

Hasil belajar meliputi 3 aspek yang merupakan garis besar dari

penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan lebih dispesifikasikan lagi oleh Haryati, (2007:22) sebagai berikut.

1) Aspek Kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara girarkis yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pada tingkat pengetahuan, opeserta didik menjawab hanya berdasarkan hapalan. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, membari contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi pesrta didik dituntut untuk menerapkan prinsip dan konsep pada situasi yang baru. Pada tingkat analisis pesrta didik diminta untuk menguraikan informasi ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat serta menemukan hubungan sebab akibat. Pada tingkat sintesis siswa dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis, atau teorinya sendiri. Pada tingkat evaluasi peserta didik menevaluasi informasi seperti bukti, sejarah, editorial, dan lain sebagainya.

2) Aspek Afektif

Ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Artinya ranah afektif sangat menentukan keberhasilan peserta didik untuk mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Peringkat ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada 5 sebagai berikut.

1. Peringkat receiving (menerima)

Pada peringkat ini peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya guru mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerja sama dan sebagainya.

2. Peringkat Responding (tanggapan)

(35)

3. Valuing (menilai)

Hasil belajar pada peringkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil agar nilai dikenal secar jelas. Dalam tujuan

pembelajaran penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi. 4. Peringkat Organization (organisasi)

Hasil belajar pada peringkat ini yaitu berupa konseptualisasi nilai atau organisasi system nilai, misalnya pengembangan filsafat hidup. 5. Characterization (Karakterisasi)

Pada peringkat ini peserta didik memiliki system nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada suatu waktu tertentu terbentuk pola hidup. Hasil belajar pada peringkat ini adalah berkaitan dengan pribadi, emosi dan rasa sosialis.

3) Aspek Psikomotorik

1. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persisdengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.

2. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya, tetapi berdasarkan pada pedoman dan petunjuk saja. 3. Prsesisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat

sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang prsesisi.

4. Artikulasi adalah kegiatan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh.

5. Naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara refleksi yaitu melibatkan fisik saja sehingga efektifitas kerja tinggi.

Sementara itu, penilaian hasil belajar psikomotorik dapat dilakukan dengan 3 cara sebagai berikut.

a) Melalui pengamatan langsung serta penilai tingkah laku siswa selama proses pembelajaran.

b) Setelah tes proses belajar yaitu dengan cara memberikan tes kepad siswa untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap.

c) Beberapa waktu setelah proses selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

(36)

Djamarah dan Zain, (2006:121) menggolongkan tingkat keberhasilan tersebut sebagai berikut.

1 Istimewa/maksimal :Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. 2. Baik sekali/optimal :Apabila sebagian besar (76% s.d 99%)

bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

3. Baik/minimal :Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

4. Kurang :Apabila bahan pelajaran yang

diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa.

2.1.5Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini diungkapkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah ini baik baik sebagai latar belakang atau sebagai bahan bahasan lebih lanjut sebagai berikut.

Tabel 3. Penelitian yang Relevan

Tahun Nama Judul Hasil Penelitian

2011 Andi Selviana Pengaruh minat baca, pemanfaatan

(37)

Tabel 3. (lanjutan)

Tahun Nama Judul Hasil Penelitian

2009 Leny Astuti

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat baca (X1), ketersediaan sumber

belajar (X2), disiplin belajar (X3) sedangkan variabel terikatnya adalah hasil

belajar Ekonomi siswa SMA N 1 Banyumas (Y).

Tujuan yang diharapkan dalam proses belajar adalah selain memperoleh

pengetahuan yang bertambah dan perubahan tingkah laku yang baik juga dituntut untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, karena dengan hasil belajar yang maksimalakan memudahkan proses belajar selanjutnya, karena dinegeri ini hasil belajar merupakan suatu tolak ukur bagi keberhasilan siswa.

(38)

kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri. Minat baca yang dimaksud adalah minat membaca literatur, buku catatan dan buku lainnya yang baik dan sesuai dengan kebutuhan belajar Ekonomi.

Faktor lain yang diduga mempengaruhi hasil belajar adalah ketersediaan sumber belajar baik di rumah maupun di sekolah. Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien jika menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia secara maksimal. Sehingga dengan tersedianya sumber belajar siswa dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai-nilai yang menjadi tuntutan pengajaran.

Selain minat baca, dan ketersediaan sumber belajar faktor lain juga yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa adalah disiplin belajar. Siswa yang

melaksanakan aktivitas belajar sesuai aturan untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dapat meningkatkan hasil belajar yang baik. Keterikatan antara disiplin belajar dengan hasil belajar sangat erat sehingga semakin berdisiplin dalam belajar semakin baik hasil yang dicapai. Seorang siswa dapat dikatakan disiplin belajarnya tinggi berarti siswa itu tunduk pada peratuuran-peraturan yang berlaku.

(39)

Sumber: Sugiyono (2008:40)

Gambar 1. Paradigma teoritis pengaruh peubah bebas X1, X2, dan X3 terhadap Y

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Ada pengaruh minat baca terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas tahun Pelajaran 2011/2012.

2. Ada pengaruh ketersediaan sumber belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas tahun Pelajaran 2011/2012.

3. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas tahun Pelajaran 2011/2012.

4. Ada pengaruh minat baca, ketersediaan sumber belajar, dan disiplin belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas tahun Pelajaran 2011/2012.

Minat Baca (X1)

Ketersediaan Sumber Belajar (X2)

Disiplin Belajar (X3)

(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini akan membahas metodologi penelitian, populasi dan sampel, variabel

penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji persyaratan

instrument, uji persyaratan analisis data, uji persyaratan regresi linier ganda, dan

pengujian hipotesis. Adapun pembahasan akan dijelaskan lebih rinci berikut ini.

3.1Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif

verifikatif kausal atau sebab akibat dengan pendekatan ex post facto dan survey.

Penelitian Verifikatif diartikan sebagai penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah

sebab akibat. Pendekatan ex post facto merupakan suatu pendekatan yang

dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi kemudian merunut

kebelakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian

tersebut(Sugiyono, 2010:7).

Sementara itu pendekatan survey yaitu penelitian yang dilakukan pada besar

maupun populasi kecil, tetapi yang dipelajari adalah data dari sampel yang

(41)

distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis

(Kerlinger dalam Sugiyono, 2010:7).

3.2Populasi dan Sampel

Bagian ini akan mengemukakan secara lebih rinci tentang populasi dan sampel

dalam penelitian ini. Pada pembahasan sampel akan dibagi tentang teknik

penentuan besarnya sampel dan teknik pengambilan sampel tersebut. Adapun

penjelasannya lebih rinci akan dijelaskan berikut ini.

3.2.1Populasi

Menurut Sugiyono, (2011:61) populasi adalah wilayah yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1

BanyumasTahunPelajaran 2011/2012 sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa

keseluruhan 161 orang.

Tabel 4. Jumlah siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012

No Kelas Jumlah siswa yang

menjadi populasi Laki-laki Perempuan

1 X.1 41 siswa 12 29

2 X.2 40 siswa 14 26

3 X.3 40 siswa 10 30

4 X.4 40 siswa 11 29

Jumlah 161 siswa 47 114

(42)

3.2.2Sampel

Sampling atau sampel berarti contoh, yaitu sebagian dari seluruh individu yang

menjadi objek penelitian (Mardalis, 2006:55). Menentukan besarnya sampel dari

populasi digunakan rumus Cochran yang didasarkan pada jenis kelamin sebagai

berikut.

=

. .

1 + ( . . − 1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal N = Ukuran populasi

T = Tingkat kepercayaan (digunakan 0,95 sehingga nilai t = 1,96) d = Taraf kekeliruan (digunakan 0,05)

p = Proporsi dari karakteristik tertentu (golongan) q = 1 – p

1 = Bilangan konstan (Sudarmanto, 2011).

Berdasarkan rumus di atas besarnya sampel dalam penelitian ini sebagai berikut.

= = 0,2919; (Proporsi untuk mahasiswa laki-laki)

q = 1 – 0,2919 = 0,7081; (Proporsi untuk mahasiswa perempuan)

. . = 1,96 x 0,2919 x 0,7081 = 0,7940

= 0,05 = 0,0025

=

, ,

1 + ( ,, − 1)

= 1 + 1,9664 = 317,6 2,9664 = 107,06 317,6 108

Jadi, besarnya sampel dalam penelitian adalah ini 108 siswa. Menggunakan rumus

(43)

memasukkan karakter yang terdapat pada populasi sehingga diharapkan

penentuan besarnya sampel tersebut akan dapat mencerminkan kondisi populasi

yang sebenarnya.

Teknik pengambilan sampel adalah probabilitysampling dengan menggunakan

proportional random sampling.Probability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2011:120). Menentukan

besarnya sampel dari masing-masing kelas dilakukan dengan alokasi proporsional

agar sampel yang diambil lebih proporsional (Nazir, 2000: 82). Hal ini dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

jumlah sampel

Jumlah sampel tiap kelas =jumlah populasi X jumlah tiap kelas

Tabel 5.Perhitungan Jumlah Sampel untuk Masing-Masing Kelas

Kelas Perhitungan Pembulatan Persentase

(44)

3.3Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2).

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini sebagai berikut.

3.3.1 Variabel Independen atau Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu Minat Baca (X1),

Ketersediaan Sumber belajar (X2), dan Disiplin Belajar (X3).

3.3.2 Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

Hasil Belajar (X).

3.4Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel berarti mendefinisikan secara operasional suatu

konsep sehingga dapat diukur, dicapai dengan melihat pada dimensi tingkah laku

atau properti yang ditunjukkan oleh konsep, dan mengkategorikan hal tersebut

menjadi elemen yang dapat diamati dan dapat diukur (Basrowi dan Kasinu, 2007:

(45)

3.4.1 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan

hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku

dalam penugasan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun

keterampilan motorik

3.4.2 Minat Baca

Keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca

buku-buku terkait dengan pelajaran ekonomi.

3.4.3 Ketersediaan Sumber Belajar

Segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses/aktivitas

pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung yang melengkapi

diri mereka pada saat pengajaran berlangsung.

3.4.4 Disiplin Belajar

Disiplin belajar adalah kesadaran yang mendorong siswa untuk melakukan

aktivitas belajar dengan tertib dan teratur sehingga mendapatkan hasil yang

optimal.

Berdasarkan definisi - definisi yang dikemukan di atas maka untuk lebih jelasnya

berikut ini disajikan tabel yang menggambarkan definisi operasianal variabel

tentang variabel-variabel, indikator- indikator, dan sub indikator yang digunakan

(46)

Tabel 6. Indikator Masing-masing Variabel dan Sub Indikatornya

No Variabel Indikator Sub

Indikator Skala

1 2 4 5 6

1 Minat Baca Kecenderungan

dalam membaca

Sumber Belajar Pesan

(47)

Tabel. 6 (lanjutan)

No Variabel Indikator Sub

Indikator Skala

1 2 4 5 6

3 Disiplin Belajar

(48)

Tabel. 6 (lanjutan)

Hasil uji blok pada semester pertama

3.5Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data untuk penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai

berikut.

3.5.1 Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses tersusun dari

berbagai proses biologis maupun psikologis. Teknik ini digunakan apabila

penelitian berkenan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,

dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:310).

Observasi dilakukan untuk mengamati keadaan yang ada dilapangan pada saat

(49)

di dalam kelas, seperti mengamati metode mengajar yang digunakan oleh guru,

media pembelajaran yang digunakan, dan kegiatan yang dilakukan siswa pada

saat proses pembelajaran berlangsung.

3.5.2 Interview (wawancara)

Interview digunakan sebagai teknik pengambilan data, apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang akan diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010:317). Teknik

wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data berupa, jumlah siswa, jumlah

guru dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.5.3Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan

diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan perkiraan (Koestoro dan

Basrowi, 2006:142). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah

tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal

dari dokumentasi lebih banyak digunakam sebagai data pendukung dan pelengkap

bagi data primer yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

3.5.4 Angket (kuisioner)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:199). Apabila ada kesulitan dalam memahami

(50)

digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai minat baca, ketersediaan

sumber belajar, disiplin belajar dan hasil belajar dengan menggunakan skala

interval. Dengan menggunakan Rating Scale, yaitu sebuah instrument atau alat

ukur yang mewajibkan pengamat untuk menetapkan subyek kepada kategori atau

kontinum dengan memberikan nomor atau angka pada kategori tersebut

(Kerlingger dalam Koestoro dan Basrowi, 2006:155).

3.6Uji Persyaratan Instrumen

3.6.1 Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu

instrument. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus korelasi product

moment dengan angka kasar. Karena dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar akan menghasilkan bilangan yang besar dan

bulat, dibandingkan dengan menggunakan rumus simpangan. Rumus korelasi

product moment dengan angka kasar sebagai berikut.

= N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)

{N ∑ X − (∑ X) }{N ∑ Y − (∑ Y) }

Keterangan:

=

=

= ℎ

= ℎ

(51)

= ℎ −

=

= ℎ

(Sudarmanto, 2005:79)

Kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur

tersebut valid. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut

tidak valid (Arikunto, 2009:72).

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variabel X1, X2,

X3, dan Y kepada 30 orang responden, kemudian dihitung menggunakan

perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokan dengan tabel r

Produck Moment dengan

0,05 adalah 0,361, maka diketahui hasil

perhitungan sebagai berikut.

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X1

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 1 0.417 0,361 rhitung>rtabel Valid

2 0.584 0,361 rhitung>rtabel Valid

3 0.397 0,361 rhitung>rtabel Valid

4 0.456 0,361 rhitung>rtabel Valid

5 0.601 0,361 rhitung>rtabel Valid

6 0.666 0,361 rhitung>rtabel Valid

7 0.459 0,361 rhitung>rtabel Valid

8 0.429 0,361 rhitung>rtabel Valid

9 0.457 0,361 rhitung>rtabel Valid

10 0.427 0,361 rhitung>rtabel Valid

11 0.447 0,361 rhitung>rtabel Valid

12 0.246 0,361 rhitung<rtabel TidakValid

(52)

Tabel. 7 (lanjutan)

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung> r tabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut dapat dilihat bahwa 18 soal valid, dan 2

soal tidak valid. Soal-soal yang tidak valid diperbaiki sehingga menghasilkan

soal-soal yang baik dan memenuhi syarat untuk disebar kepada

responden.Sehingga semua soal tersebut dapat digunakan dalam angket penelitian.

Tabel 8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X2

(53)

Tabel. 8 (lanjutan)

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan 19 0.417 0,361 rhitung>rtabel Valid

20 0.604 0,361 rhitung>rtabel Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2012

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung> r tabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut dapat dilihat bahwa 18 soal valid, dan 2

soal tidak valid. Soal-soal yang tidak valid diperbaiki sehingga menghasilkan

soal-soal yang baik dan memenuhi syarat untuk disebar kepada responden.

Sehingga semua soal tersebut dapat digunakan dalam angket penelitian.

Tabel 9. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk Variabel X3

No rhitung rtabel Kesimpulan Keterangan

(54)

Kriteria yang digunakan adalah jika r hitung> r tabel, maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut dapat dilihat bahwa 18 soal valid, dan 2

soal tidak valid. Soal-soal yang tidak valid diperbaiki sehingga menghasilkan

soal-soal yang baik dan memenuhi syarat untuk disebar kepada

responden.Sehingga semua soal tersebut dapat digunakan dalam angket penelitian.

3.6.2 Uji Reliabilitas Angket

Reliabilitas adalah ketelitian dan ketepatan teknik pengukuran. Reliabilitas

digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau

diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan

rumus alpha. Karena data yang akan di ukur berupa data kontinum atau data

berskala sehingga menghendaki gradualisasi penilaian, jadi rumus yang tepat

digunakan adalah rumus alpha, dengan bentuk rumus sebagai berikut.

= ( − 1) 1 −∑

Keterangan:

=

=

= ℎ

(55)

Kriteria pengujian jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka alat ukur

tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut

tidak reliabel (Arikunto, 2009:109).

Jika alat instrumen tersebut reliabel, maka dapat dilihat kriteria penafsiran

mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut.

a. Antara 0,800-1,000 : sangat tinggi

b. Antara 0,600-0,800 : tinggi

c. Antara 0,400-0,600 :sedang

d. Antara 0,200-0,400 :rendah

e. Antara 0,000-0,200 :sangat rendah

(Arikunto, 2009:75)

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS di peroleh hasil bahwa harga koefisien

alpha hitung untuk variabel minat baca(X1) sebesar 0,812, variabel ketersediaan

sumber belajar(X2) sebesar 0,834 danvariabel disiplin belajar (X3) sebesar 0,809.

Kemudian jika dibandingkan dengan criteria tingkat reliabilitas maka dinyatakan

bahwa tingkat reliabilitas dari instrument X1 , X2, danX3 tergolong tinggi maka

dapat disimpulkan bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel.

Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X1, X2, danX3dapat digunakan

(56)

3.7 Uji Persyaratan Analisis Data

3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diproleh berasal

dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas pada

penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Alasannya menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov, karena datanya berbentuk interval yang disusun

berdasarkan distribusi frekuensi komulatif dengan menggunakan kelas-kelas

interval. Dalam uji Kolmogorof-Smirnov diasumsikan bahwa distribusi variabel

yang sedang diuji mempunyai sebaran kontinue. Kelebihan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dibandingkan dengan uji normalitas yang lain adalah

sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat

dengan pengamat yang lain. Jadi uji Kolmogorov-Smirnov, sangat tepat digunakan

untuk uji normalitas pada penelitian ini. Rumus uji Kolmogorov-Smirnov sebagai

berikut.

Syarat Hipotesis yang digunakan :

H0 : Distribusi variabel mengikuti distribusi normal

H1 : Distribusi variabel tidak mengikuti distribusi normal

Statistik Uji yang digunakan :

= ( ) ( ) ; = 1,2,3 …

Dimana :

Fo(Xi) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif relatif dari distribusi teoritis dalam

(57)

Sn (Xi) = Distribusi frekuensi kumulatif dari pengamatan sebanyak n

Dengan cara membandingkan nilai D terhadap nilai D pada tabel Kolmogorof

Smirnov dengan taraf nyata α maka aturan pengambilan keputusan dalam uji ini

sebagai berikut.

Jika D ≤ D tabel maka Terima H0

Jika D > D tabel maka Tolak H0

Keputusan juga dapat diambil dengan berdasarkan nilai Kolmogorof Smirnov Z,

jika KSZ ≤ Zα maka Terima H0, demikian juga sebaliknya. Dalam perhitungan

menggunakan software komputer keputusan atas hipotesis yang diajukan dapat

menggunakan nilai signifikansi (Asymp.significance). Jika nilai signifikansinya

lebih kecil dari α maka Tolak H0 demikian juga sebaliknya (Sugiyono,

2011:156-159).

3.7.2Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi

yang homogen atau tidak. Pengujian Homogenitas data menggunakan uji Barlett,

karena data yang akan di uji berbentuk data interval dan mempunyai jumlah

derajad bebas dengan perlakuan yang sama. Sehingga dalam penilitian ini

menggunakan uji Barlett, melalui beberapa langkah sebagai berikut.

a. Menghitung varians gabungan dari semua sampel dengan rumus:

(58)

b. Menghitung harga satuan B dengan rumus:

= (log ) ( − 1)

c. Uji Barlett menggunakan statistic Chi Kuadrat dengan rumus:

= ( 10) − ( − 1) log 2

Dengan in 10=2,3026 merupakan bilangan tetap yang disebut logaritma asli dari

bilangan 10. Kriteria pengujian adalah jika x2

hitung<x2tabel dan =0,05 dk= (k-1)

maka varians populasi terbesar bersifat homogen (Sudjana, 2005:263).

3.8 Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda

3.8.1 Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi

Uji keberartian dan kelinieran dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi

bentuknya linier atau tidak serta koefisien arahnya berarti atau tidak. Untuk uji

keberartian regresi linier multiple menggunakan statistik F, dengan rumus sebagai

berikut.

=

Keterangan:

= =

Sedangkan untuk uji kelinieran regresi linier multiple menggunakan statistik F

dengan rumus sebagai berikut.

(59)

Keterangan:

=

=

Tabel 10. Ringkasan Anava keberartian dan kelinieran regresi

Sumber: (Sujana, 2005:332)

Kriteria uji keberartian dan kelinieran regresi sebagai berikut.

a. Jika Fhitung ≥ Ftabel (1-)(1,n-2) maka koefisien arah regresi berarti,sebaliknya

apabila Fhitung ≤ Ftabel (1-)(1,n-2) maka koefisien arah regresi tidak berarti.

b. Jika Fhitung ≥ Ftabel (1-)(k-2,n-k-1) maka regresi berpola linier, sebaliknya apabila

Fhitung ≤ Ftabel (1-)(k-2,n-k-1) maka regresi tidak berpola linier (Sudjana, 2005:332).

(60)

3.8.2 Uji Multikolinearitas

Uji asumsi tentang multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan ada

tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu dengan

variabel bebas (independen) yang lain. Mengetahui ada tidaknya hubungan linear

(multikolinearitas) antar variabel independen digunakan korelasi product moment.

Dengan df = N-1-1 dengan tingkat alpha 5%. Kriteria uji adalah apabila rhitung<

rtabel, maka tidak terjadi multikolinearitas antarvariabel independen, dan apabila

rhitung > rtabel, maka terjadi multikolinearitas antarvariabel independen

(Sudarmanto, 2005:141).

3.8.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun

menurut urutan waktu atau urutan tempat/ruang, atau korelasi yang timbul pada

dirinya sendiri. Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah

terjadi korelasi diantara data pengamatan atau tidak. Untuk mengetahui

autokorelasi maka dalam penelitian digunakan uji Durbin-Watson dengan kriteria

uji bila nilai statistik Durbin-Watson mendekati angka 2 maka data pengamatan

tersebut tidak memiliki autokorelasi dan sebaliknya (Sudarmanto, 2005: 143).

3.8.4 Uji Heterokedastisas

Uji asumsi heterokedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi

residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Pendekatan yang

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas rank korelasi dari

Gambar

Tabel 1. Nilai Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X
Tabel 2.  Daftar Kepemilikan Buku LKS pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas
Tabel 3. Penelitian yang Relevan
Tabel 3. (lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam makalah ini diterapkan pemodelan data fuzzy Model Tahani untuk membantu merekomendasikan pemilihan kendaraan bermotor roda dua dengan kriteria linguistik

Berdasarkan Berita Acara Pembukaan Penawaran 01.113/POKJA V/2015 tertanggal 18 September 2015, dan setelah kami laksanakan evaluasi teknis terdapat beberapa hal yang akan

Edy Wahono. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah

Kebutuhan petani ikan hias dalam hal monosex culture secara lebih dini menurut analisis dan survei pendahuluan terhadap praktisi ikan hias dan petani ikan koi adalah besar,

Berkeinginan, dengan semangat kerja sama dan kepentingan bersama, untuk memfasilitasi investigasi dan penegakan hukum terhadap tersangka yang terkait dalam pencucian

Novel adalah prosa rekaan yang panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang secara terstruktur (Sudjiman, 1990: 55). Di

Setelah itu, membuat perencanaan pembelajaran berupa bahan ajar (LKS dan RPP) dan media pembelajaran (software GeoGebra). Melakukan perizinan tempat untuk

Penemuan utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian neuromuskular electrical stimulation (NMES) selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali per minggu