PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH
TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL
SMA NEGERI 1 BANYUMAS TAHUN PELAJARAN
2011/2012
(Skripsi)
Oleh :
Andrea Rizki Destriyanti
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR
EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
Andrea Rizki Destriyanti
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar dan ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar Ekonomi siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Kelas X SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 161 orang dengan sampel 108 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Untuk menguji hipotesis pertama, kedua, dan ketiga menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan hipotesis keempat menggunakan regresi linier multiple. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 sebesar 21,3%; (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar Ekonomi kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 sebesar 25,2%; (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar Ekonomi kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 sebesar 20,4%; (4) Ada pengaruh yang positif dan signifikan cara belajar, motivasi belajar dan ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil belajar Ekonomi kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012 sebesar 49,4%.
PENGARUH CARA
KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR
Sebagai Salah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR
KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI
SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL SMA NEGERI 1 BANYUMAS
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
ANDREA RIZKI DESTRIYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
LAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH
Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Judul Skripsi :
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi
Jurusan Fakultas
Pembimbing I,
Dr. R. Gunawan S., S. E, M. M. NIP 19600818 198603 1 005
Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si NIP 19560108 198503 1
Judul Skripsi : PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012
: Andrea Rizki Destriyanti
ahasiswa : 0853031001
: Pendidikan Ekonomi : Pendidikan IPS
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing II
. R. Gunawan S., S. E, M. M. Drs. Nurdin, M. Si
19600818 198603 1 005 NIP 19600826
2. Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Ekonomi
Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Hi. Nurdin, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600817 198603
PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN KETERSEDIAAN SARANA RHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN
Pembimbing II,
, M. Si.
19600826 198031 1 001
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi,
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua : Dr. R. Gunawan S., S. E, M. M. ...
Sekertaris : Drs. Nurdin, M. Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Yon Rizal, M. Si. ...
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, adalah:
1. Nama : Andrea Rizki Destriyanti 2. NPM : 0853031001
3. Program Studi : Pendidikan Ekonomi
4. Jurusan/Fakultas : Pendidikan IPS/ FKIP Unila
5. Alamat : Jl. Kiwi gg. Kiwi VI Kedaton, Bandar Lampung, 35147
Telp. 0819695620
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Juni 2012
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Andrea Rizki Destriyanti dilahirkan di
Bandar Lampung pada tanggal 10 Desember 1989, merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara pasangan Bapak YB. Suradjianto dan Ibu Yustina Suwarni
(almh).
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah Sekolah Dasar
(SD) Fransiskus1 Pasir Gintung selesai pada tahun 2002, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Xaverius 1 Bandar Lampung selesai pada tahun 2005 dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Xaverius Bandar Lampung selesai pada tahun 2008
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Mandiri
atau Non-SNMPTN.
Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat
mengaplikasikan matakuliah teori yang didapat selama diperkuliahan. Penulis
telah mengikuti dan melaksanakan program-program wajib perkuliahan yang
1. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding dengan tujuan Solo –
Yogyakarta – Semarang – Bandung – Jakarta yang dilaksanakan pada
tanggal 23 Januari 2011 sampai 29 Januari 2011.
2. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik yang telah dilaksanakan di Pekon
Sriwungu Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu selama 40 hari,
terhitung tanggal 30 Juni 2011 sampai 11 Agustus 2011.
3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Banyumas Kab.
Pringsewu. Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini berintegrasi dengan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga waktu pelaksanaan bersamaan selama
MOTTO
Sama seperti lilin yang tidak bisa bersinar tanpa api,
manusia pun tidak bisa benar-benar hidup tanpa doa.
*Merry Riana*
“I keep doing my best and let God do the rest”
*Alitt Susanto*
Don”t ever give up on something you can’t go
a day without thinking.
*Ihateqoutes*
Setiap usaha akan benar-benar memberikan hasil
setelah seseorang menolak untuk berhenti.
*Napoleon Hill*
Masa depan adalah milik mereka yang percaya
akan keindahan impian-impian mereka.
*Eleanor Roosevelt*
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Bapa Yang Mahakasih karena atas berkat
dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi,
bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.Si., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;
4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila;
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila;
6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan
Pembimbing II dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas
bimbingan, nasehat serta motivasi yang telah diberikan kepada penulis;
7. Bapak Dr. R. Gunawan S., S.E, M.M., selaku Pembimbing I dan Pembimbing
Akademik yang telah memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam
meyelesaikan skripsi ini;
8. Bapak Drs. Yon Rizal, M. Si., selaku penguji yang telah membantu
mengarahkan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih kepada ilmu yang telah
diberikan kepada penulis;
10. Bapak YB. Suradjianto dan Ibu Yustina Suwarni (almh) atas cinta kasih serta
doa yang selalu menyertaiku, yang senantiasa menyayangi dan mendoakanku
serta menantikan keberhasilanku;
11. Kakak-kakakku tercinta Mbak Pipin, Mbak Rizka serta adikku Bertin terima
kasih atas doa dan semangat yang kalian berikan;
12. Kepala SMA Negeri 1 Banyumas, Bapak Aris Wiranto, S. Pd., M. M. Bapak
Yon Wahyudi, S. Pd., selaku Wakil Kepala SMA Negeri 1 Banyumas dan
Seluruh Bapak dan Ibu Guru SMA Negeri 1 Banyumas yang telah
mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;
13. Untuk teman-teman seperjuangan ECOUTION 2008 Mandiri dan Reguler,
teman-teman MAHO ECOUTION 2008 (Citra, Endriyan, Fani, Gika, Yana,
Ewa, Anggia, Ratih), sahabat-sahabatku (Ney, Mithul, Ika Bong, Selvina,
Chintya, Nuy, Desi A, Ony, Angga, Joko, Dini, Ela, Osie, Ika Ojek) terima
14. Teman-teman KKN Tematik 2008 Hesti, Ria, Dewi, Mandala dan Aji serta
teman-teman PPL Melio, Anis, Nova, Metong, Arief, Eko, Arum, Rendi,
Emy dan Yuyun serta murid-muridku di SMA Negeri 1 Banyumas;
15. Kakak tingkat 2006, 2007 yang telah memberikan masukan dan informasi
dalam penyelesaian skripsi ini serta adik tingkat angkatan 2009, 2010, dan
2011 semoga sukses untuk kalian;
16. Untuk Nyo-Nyo yang selalu menemani dan menjadi temapt berkeluh kesah
terima kasih atas cinta dan dukungan yang selalu diberikan untukku;.
17. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan doa yang diberikan kepada
penulis mendapat balasan dari Bapa Yang Mahakasih. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN 1
1.1Latar Belakang... 1
1.2Identifikasi Masalah... 8
1.3 Pembatasan Masalah... 8
1.4Rumusan Masalah... 9
1.5Tujuan Penelitian... 9
1.6Kegunaan Penelitian... 10
1.7 Ruang Lingkup Penelitian... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 12
2.1 TinjauanPustaka... 12
2.1.1 Cara Belajar... 12
2.1.2 Motivasi Belajar... 17
2.1.3 Sarana Belajar... 22
2.1.4 Hasil Belajar... 26
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan... . 33
2.3 Kerangka Pikir... 33
2.4 Hipotesis... 35
III. METODE PENELITIAN 37
3.1 Metode Penelitian... 37
3.2 Populasi dan Sampel... 38
3.2.1 Populasi... 38
3.2.2 Sampel... . 39
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel... 40
Halaman
3.4 Definisi Operasional Variabel... 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data... 44
3.5.1 Observasi... 44
3.5.2 Wawancara... 45
3.5.3 Dokumentasi... 45
3.5.4 Angket... 45
3.6 Uji PersyaratanInstrumen... 46
3.6.1 Uji Validitas... 46
3.6.2 Uji Reliabilitas... . 49
3.7 Uji Persyaratan Statistik Parametrik... 52
3.7.1 Uji Normalitas... 52
3.7.2 Uji Homogenitas... 53
3.8 Uji Asumsi Klasik... 54
3.8.1 Uji Kelinearan... 54
3.8.2 Uji Multikolinieritas... 56
3.8.3 Uji Autokorelasi... . 56
3.8.4 Uji Heteroskedastisitas... . 56
3.9 Pengujian Hipotesis... 58
3.9.1 Regresi Linier Sederhana... 58
3.9.2 Regresi Linier Multiple... 59
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 62
4.1 Hasil Penelitian... 62
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 62
4.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 1 Banyumas... 62
4.1.1.2 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Banyumas... 64
4.1.1.3 Upaya Peningkatan Mutu... 65
4.1.1.4 Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Banyumas... 66
4.1.1.5 Tugas dan Peranan Kepala dan Wakil Kepala Sekolah... 67
4.1.1.6 Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1 Banyumas... 71
4.1.1.7 Kondisi Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Banyumas... 71
4.1.1.8 Kondisi Siswa... 72
4.1.2 Gambaran Umum Responden... 72
4.2 Deskripsi Data... 72
4.2.1 Data Cara Belajar (X1)... 73
Halaman 4.2.3 Data Ketersediaan Sarana Belajar
di Rumah(X3)... 77
4.2.4 Data Hasil Belajar Ekonomi (Y)... 79
4.3 Uji Persyaratan Statistik Parametrik... 81
4.3.1 Uji Normalitas... 81
4.3.2 Uji Homogenitas... 85
4.4 Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 86
4.4.1 Uji Kelinearan Regresi... 87
4.4.2 Uji Multikolinieritas... . 89
4.4.3 Uji Autokorelasi... . 91
4.4.4 Uji Heteroskedastisitas... . 92
4.5 Pengujian Hipotesis... . 94
4.5.1 Uji Hipotesis Pertama (X1)... 94
4.5.2 Uji Hipotesis Kedua (X2)... 96
4.5.3 Uji Hipotesis Ketiga (X3)... 98
4.5.4 Uji Hipotesis Keempat (Y) ... 100
4.6 Pembahasan... ... 103
4.6.1 Pengaruh Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar ... 103
4.6.2 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi... 105
4.6.3 Pengaruh Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi... 108
4.6.4 Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012... ... 110
V. SIMPULAN DAN SARAN 114
5.1 Kesimpulan .. ... 114
5.2 Saran ... ... 115
DAFTAR PUSTAKA... 117
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Belajar Mid Semester Siswa Kelas X
Semester Ganjil SMA Negeri 1Banyumas
Tahun Pelajaran 2011/2012... 5
2. Hasil Penelitian Yang Relevan... 23
3. Jumlah Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1
Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012... 38
4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk
Masing-Masing Kelas... 40
5. Indikator dan Sub Indikator Variabel... 43
6. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk
Variabel X1... 47
7. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk
Variabel X2... 48
8. Hasil Analisis Uji Validitas Angket Untuk
Variabel X3... 49
9. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk
Variabel X1... 50
10. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk
Variabel X2... 51
11. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk
Variabel X3... 52
12. Daftar analisis varians (ANOVA) untuk
Uji kelinearan regresi... 55
13. Daftar Sarana dan Prasarana SMA
Halaman
14. Distribusi Frekuensi Variabel Cara Belajar... . 73
15. Kategori Variabel Cara Belajar... 74
16. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar... 75
17. Kategori Variabel Motivasi Belajar... 76
18. Distribusi Frekuensi Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah... 77
19. Kategori Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah... 78
20. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Ekonomi... 79
21. Kategori Hasil Belajar Ekonomi... 80
22. Hasil Pengujian Normalitas Variabel X1, X2, X3 dan Y Dengan Menggunakan SPSS... 82
23. Hasil Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Dengan Menggunakan SPSS... . 85
24. Hasil Pengujian HomogenitasDengan Menggunakan SPSS... 86
25. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Cara Belajar (X1)... . 87
26. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Motivasi Belajar(X2)... 88
27. Hasil Uji Kelinearan Regresi untuk Variabel Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah (X3) ... 89
28. Hasil Uji Multikolinearitas... 90
29. Hasil Uji Autokorelasi... 92
30. Hasil Uji Heteroskedastisitas... 93
31. Kesimpulan Hasil Uji Heteroskedastisitas... 93
32. Hasil Uji Hipotesis Pertama... 94
33. Hasil Uji Hipotesis Kedua... . 96
Halaman 35. Korelasi Regresi Cara Belajar (X1), Motivasi Belajar (X2)
dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah (X3) Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi (Y)... 100
36. ANOVA Untuk Uji Hipotesis Pengaruh Cara Belajar (X1),
Motivasi Belajar (X2) dan Ketersediaan Sarana Belajar di
Rumah (X3) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi (Y) ... 100
37. Koefisien Regresi Cara Belajar (X1), Motivasi Belajar (X2) dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah (X3) Terhadap
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi... 35
2. Kurva Normal Q-Q Plot Cara Belajar (X1)... 83
3. Kurva Normal Q-Q Plot Motivasi Belajar (X2)... 83
4. Kurva Normal Q-Q Plot Ketersediaan Sarana
Belajar di Rumah (X3)... 84
I. PENDAHULUAN
Bagian pertama ini akan membahas hal mengenai latar belakang masalah,
identifikasi masalah dan pembahasan masalah. Adapun hal lain yang perlu juga
dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian dan ruang lingkup penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci
ditunjukkan pada bagian-bagian berikut ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Dengan adanya pendidikan, martabat dan suatu bangsa dapat
ditingkatkan. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup
bangsa yang bersangkutan.
Pendidikan merupakan pula salah satu komponen dalam pembangunan nasional
suatu bangsa. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan berdasarkan
kemampuan untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
tantangan pendidikan di dalam era globalisasi saat ini. Upaya yang harus
dilakukan untuk menghadapi era globalisasi dalam dunia pendidikan adalah
Lembaga pendidikan merupakan salah satu tempat untuk menciptakan
manusia-manusia yang berkualitas. Setiap lembaga pendidikan dituntut untuk
melaksanakan proses belajar-mengajar secara efektif untuk mencapai keberhasilan
dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan serta untuk mencapai tujuan dari
pendidikan itu sendiri. Tanpa adanya pendidikan suatu negara tidak akan pernah
maju dan berkembang. Pendidikan mampu merubah seseorang menjadi lebih baik.
Hal inilah yang menarik perhatian pemerintah dan masyarakat untuk lebih
mengutamakan pendidikan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas adalah dengan belajar. Belajar adalah proses kompleks yang terjadi
pada setiap individu sepanjang hidupnya. Belajar pula merupakan kegiatan yang
berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam penyelengaraan setiap jenis
dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung dalam proses belajar yang dialami siswa sebagai
anak didik. Salah satu cara untuk melihat tingkat pencapaian kualitas dapat dilihat
dari keberhasilan belajar siswa di sekolah. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat
keterampilan yang telah dimiliki siswa biasanya diukur dari tingkat pencapaian
hasil belajarnya.
Secara umum, keberhasilan proses belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi, kecerdasan, bakat,
minat, perhatian orang tua, motivasi, kesehatan jasmani, dan cara belajar siswa itu
sendiri. Faktor eksternal meliputi keluarga, lingkungan, guru, masyarakat, sekolah
3 SMA Negeri 1 Banyumas merupakan sekolah menengah atas (SMA) pertama
yang terdapat di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Pringsewu. Meskipun
tergolong sekolah yang baru berdiri, namun SMA Negeri 1 Banyumas memiliki
misi untuk dapat menciptakan siswa sebagai sumber daya manusia yang
berkualitas dan dapat bersaing dengan sekolah-sekolah lain. Untuk dapat
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tentu halnya para siswa dapat
menguasai semua mata pelajaran yang diberikan di sekolah dengan baik. Salah
satu mata pelajaran yang harus dikuasai adalah Ekonomi.
Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMA Negeri 1
Banyumas dengan melakukan metode observasi dan wawancara menunjukkan
bahwa kurang efektifnya cara belajar siswa, rendahnya motivasi belajar siswa
serta ketersediaan sarana belajar di rumah yang kurang memadai. Hal tersebut
diperoleh berdasarkan wawancara kepada 20 siswa kelas X SMA Negeri 1
Banyumas, dimana dari 20 siswa tersebut 15 siswa mengatakan bahwa mereka
tidak mempunyai catatan yang lengkap untuk mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa catatan yang kurang
lengkap merupakan cerminan dari cara belajar yang kurang efektif. Selain catatan
yang tidak lengkap terdapat pula beberapa siswa yang mengatakan tidak
mempunyai waktu belajar yang rutin di rumah. Hal ini pun menunjukkan kurang
efektifnya cara belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Banyumas. Sebab dalam
Djamarah (2008 : 61) kiat belajar yang efektif antara lain; mempunyai fasilitas
menghafal bahan pelajaran, membaca buku, membuat ringkasan atau ikhtisar,
mengerjakan tugas dan memanfaatkan perpustakaan.
Sedangkan untuk rendahnya motivasi belajar data yang diperoleh berdasarkan
observasi. Menurut observasi yang telah dilakukan terdapat 3 orang siswa setiap
harinya yang datang terlambat datang ke sekolah. Tidak hanya terlambat saat
datang sekolah saat waktu istirahat berakhir pun terdapat banyak siswa yang tidak
tepat waktu masuk ke dalam kelas untuk segera mengikuti pelajaran kembali.
Dilihat dari kedua fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMA
Negeri 1 Banyumas kurang memiliki di dalam diri mereka motivasi untuk belajar.
Rendahnya motivasi belajar siswa pun didukung dengan banyaknya siswa yang
tidak mengerjakan tugas serta mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.
Kurangnya sarana belajar di rumah dapat dilihat berdasarkan wawancara dan
observsi yang dilakukan kepada 20 siswa. Sebanyak 3 orang siswa kelas X SMA
Negeri 1 Banyumas tidak mempunyai buku referensi ekonomi atau buku paket
sebagai sarana penunjang belajar. Siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas hanya
mempunyai LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai buku pegangan mereka dan tidak
semua siswa mempunyai LKS tersebut. Selain hal itu, berdasarkan observasi yang
telah dilakukan, hampir 50% siswa dari setiap kelas X SMA Negeri 1 Banyumas
tidak mempunyai alat tulis atau alat perlengkapan belajar yang lengkap. Banyak
siswa yang tidak mempunyai pena, pensil, penghapus, penggaris dan kalkulator
untuk dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Para siswa kelas X SMA
Negeri 1 Banyumas berdasarkan hasil wawancara tidak ada yang memiliki ruang
5 tersebut tentu akan berdampak pada hasil belajar siswa di sekolah. Berdasarkan
wawancara terhadap guru bidang studi ekonomi, diperoleh hasil belajar yang
dicapai siswa di SMA Negeri 1 Banyumas umumnya kurang optimal, khususnya
bidang studi ekonomi. Berdasarkan observasi awal diperoleh data hasil mid
semester sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Mid Semester Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012
No. Kelas Interval Nilai Jumlah Siswa < 6,5 > 6,5
1. X1 34 7 41
2. X2 30 10 40
3. X3 32 8 40
4. X4 35 5 40
Jumlah Siswa 131 30 161
Persentase 81,36% 18,64% 100%
Sumber : Daftar nilai siswa pada guru bidang studi kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012.
Berpedoman pada pendapat Djamarah (2001: 97), bahwa setiap interaksi edukatif
selalu menghasilkan pretasi belajar. Keberhasilan proses interaksi edukatif dibagi
atas beberapa kriteria, yaitu.
1. Istimewa/maksimal, apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.
2. Baik sekali/optimal, apabila sebagian besar (76% - 90%) bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.
3. Baik/minimal, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik hanya 66% - 75% saja.
4. Kurang, apabila bahan pelajaran dikuasai oleh anak didik kurang 60%.
Berdasarkan Tabel 1 dan kriteria di atas, maka diketahui bahwa secara
keseluruhan hasil belajar siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Banyumas
pada mata pelajaran ekonomi masih tergolong sangat rendah, yaitu dari sebanyak
KKM (Kriterian Ketuntasan Minimum) 65 dan sisanya sebanyak 81,36% masih di
bawah KKM yang telah ditentukan.
Keberhasilan siswa dapat diketahui dari hasil belajar yaitu nilai-nilai yang
diperoleh pada mata pelajaran yang ditempuh. Kemampuan anak didik dalam
menguasai pelajaran tersebut dapat dilihat dari hasil belajar, akan tetapi tidak
semua keberhasilan siswa dalam hasil belajar dapat berjalan tanpa kendala karena
prestasi belajar banyak dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam penelitian ini,
faktor yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa adalah cara belajar, motivasi
belajar dan ketersediaan sarana belajar di rumah.
Cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus dilalui dalam belajar untuk
mencapai suatu tujuan tertentu (Slameto, 2003: 32). Untuk dapat mengembangkan
cara belajar yang baik, maka siswa perlu mengenal dan memahami serta
mempraktekan cara belajar yang efektif yang dapat menunjang keberhasilan
belajarnya. Penyebab siswa tidak belajar secara teratur adalah tidak displin, dan
kurang bersemangat, tidak tahu cara berkonsentrasi dalam belajar, dan istirahat
yang tidak cukup sehingga kurang tidur. Untuk melakukan cara belajar yang
efektif tentu saja diperlukan motivasi belajar dalam diri siswa.
Faktor motivasi memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
7 Cara belajar dan motivasi belajar tidak akan berjalan apabila kedua hal tersebut
tidak ditunjang oleh ketersediaan sarana belajar di rumah. Ketersediaan sarana di
rumah merupakan salah satu penunjang dalam kegiatan belajar mengajar. Sarana
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan, alat, media (Kartika, 2008: 329). Pendapat tersebut pun sesuai dengan
pendapat menurut Slameto (2003: 28) bahwa salah satu syarat keberhasilan
belajar adalah memerlukan sarana belajar yang cukup. Alat bantu belajar
merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam
melakukan kegiatan belajar.
Ketersediaan sarana belajar di rumah seperti, ruang belajar, meja, kursi, alat tulis,
buku panduan, buku catatan, dan buku-buku lainnya yang merupakan faktor
utama di dalam melancarkan kegiatan belajar di rumah, karena dengan terbatasnya
sarana belajar di rumah dapat mengurangi motivasi siswa dalam belajar. Tanpa
disadari akan terjadi penurunan terhadap hasil belajar siswa itu sendiri
dikarenakan berkurangnya motivasi belajar dalam diri siswa dan kurang
efektifnya cara belajar yang selama ini dilakukan oleh siswa. Akhirnya siswa
tidak mampu mengikuti proses pembelajaran secara maksimal baik di sekolah
maupun di rumah serta siswa tidak mampu mencapai hasil belajar yang maksimal
sesuai dengan standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah
ditetapkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas dan penelitian pendahuluan yang
“Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 1 Banyumas Tahun Ajaran 2011/2012.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut.
1. Kurang efektifnya cara belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas
yang selama ini dilakukan.
2. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Banyumas.
3. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Kurangnya sarana belajar di rumah yang dapat membantu siswa dalam
belajar serta untuk meningkatkan hasil belajar.
5. Siswa masih banyak yang belum memiliki ruangan belajar sendiri di
rumah.
6. Masih rendahnya hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1
Banyumas.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh cara belajar siswa (X1), motivasi
belajar siswa (X2), ketersediaan sarana belajar di rumah (X3), dan hasil belajar (Y)
pada mata pelajaran Ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas
9
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan di atas maka
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas?
2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas?
3. Apakah ada pengaruh ketersediaan sarana belajar di rumah terhadap hasil
belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas?
4. Apakah ada pengaruh cara belajar, motivasi belajar, dan ketersediaan sarana
belajar di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil
SMAN 1 Banyumas tahun pelajaran 2011/2012?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan di atas maka tujuan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Mengetahui pengaruh cara belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi siswa
kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas tahun pelajaran 2011/2012.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar ekonomi
siswa kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas tahun pelajaran 2011/2012.
3. Mengetahui pengaruh ketersediaan sarana di rumah terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas X semester ganjil SMAN 1 Banyumas tahun pelajaran
4. Mengetahui pengaruh cara belajar, motivasi belajar, dan ketersediaan sarana
belajar di rumah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X semester ganjil
SMAN 1 Banyumas tahun pelajaran 2011/2012.
1.6 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pejelasan secara terperinci
dan sistematis mengenai pengaruh positif cara belajar, motivasi belajar dan
ketersediaan sarana belajar terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X
semester ganjil SMA Negeri 1 Banyumas tahun ajaran 2011/2012.
2. Secara praktis
a) Bagi siswa dapat dijadikan sebagai informasi, yang diharapkan dengan
membaca skripsi ini siswa dapat termotivasi sehingga dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
b) Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan ilmu pengetahuan
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
siswa.
c) Bagi sekolah dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dan buku bacaan.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terlalu melebar maka penulis memberi batasan ruang lingkup
11 1. Objek Penelitian
Ruang lingkup objek yang akan diteliti adalah cara belajar (X1), motivasi
belajar (X2), ketersediaan fasilitas di rumah (X3), dan hasil belajar siswa (Y).
2. Subjek Penelitian
Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1
Banyumas.
3. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Banyumas.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian sampai dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Bagian kedua akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang
relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Sebelum analisis kritis dan komparatif
terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang
diteliti, selanjutnya penelitian dapat melakukan kesimpulan sementara. Perpaduan
sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan
kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.
2.1 Tinjauan Pustaka
Bagian tinjauan pustaka akan membahas teori-teori yang mendasari tentang cara
belajar, motivasi belajar, ketersediaan sarana belajar di rumah dan hasil belajar.
Bagian ini juga menjelaskan teori-teori yang mempengaruhi antara cara belajar
terhadap hasil belajar, motivasi belajar terhadap hasil belajar, ketersediaan sarana
di rumah belajar terhadap hasil belajar.
2.1.1 Cara Belajar
Siswa dalam proses belajar sering mengalami hambatan dan kesulitan-kesulitan.
Hambatan itu menyebabkan siswa tersebut mengalami kesulitan dalam
13 belajar. Dalam hal ini telah terjadi ketidakseimbangan antara tenaga dan pikiran
yang dikerahkan untuk belajar dengan hasil belajar yang didapat.
Cara belajar dapat dilihat dari sisi orang yang belajar, merupakan upaya belajar
yang efektif sehingga dapat menyerap semua materi pelajaran, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Hasil belajar dipengaruhi dari cara
belajar seseorang dan berbagai faktor kecakapan serta ketangkasan belajar
seseorang.
Slameto (2003: 2) berpendapat dalam bahwa belajar merupakan usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Menurut Slameto (2003: 32), cara belajar adalah langkah atau jalan yang harus
dilalui dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan
untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Banyak
anak didik gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam pelajarannya karena
mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif.
Masih menurut Slameto (2003: 32), cara belajar merupakan suatu cara bagaimana
siswa melaksanakan kegiatan belajar, misalnya bagaimana mereka
mempersiapkan belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang
dilakukan, pola belajar mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan
menentukan kualitas hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan
menyebabkan berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan
Sardiman (2007: 21) berpendapat belajar akan membawa suatu perubahan pada
individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut
segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Menurut Hamalik
dalam Nurbayanti (2008: 23), cara belajar adalah kegiatan-kegiatan belajar yang
dilakukan dalam mempelajari sesuatu. Artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya
dilakukan dalam situasi belajar tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (2006: 44), cara belajar adalah cara yang
dilakukan dalam kegiatan belajar, atau cara yang digunakan dalam memberikan
pelajaran (mengajar) kepada orang yang mempelajarinya (belajar). Penentuan cara
belajar memiliki andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh
relevansi penggunaan suatu cara atau metode yang tepat sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, cara belajar yang efektif adalah suatu cara
atau metode yang harus dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar
sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga, siswa dalam belajar harus
mempunyai metode atau cara belajar yang efektif agar siswa tidak mengalami
kesulitan dalam belajar dan dapat meningkatkan kemampuan siswa.
Banyak siswa gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajarannya
karena mereka tidak mengetahui cara-cara belajar yang efektif. Mereka hanya
15 efektif untuk dapat meningkatkan hasil belajar, seperti yang dikemukan oleh
Slameto (2003: 82) yang meliputi sebagai berikut.
1) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya
Jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang
dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal sangat berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlulah seorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan
melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Namun, dalam belajar tidak hanya diperlukan jadwal untuk belajar tetapi juga diperlukan sikap
konsistensi untuk melaksanakannya setiap hari.
2) Membaca dan membuat catatan
Membaca besar pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca. Agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Selain membaca, membuat catatan juga memiliki pengaruh yang besar terhadap belajar. Membaca dan membuat catatan merupakan satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena siswa akan membaca dari apa yang telah mereka catat. Jika siswa tidak memiliki catatan maka tentu saja ia tidak dapat membaca dan proses belajarnya akan terganggu.
3) Mengulangi bahan pelajaran
Mengulangi besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan adanya pengulangan terhadap bahan yang belum begitu dikuasai dengan
mengulangi materi tersebut akan tertanam dalam otak siswa. Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting adalah mempelajari kembali pelajaran yang telah dipelajari.
4) Konsentrasi
Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan
menyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap suatu hal atau pelajaran itu pada dasarnya ada pada setiap orang, hanya besar atau kecilnya kemampuan itu berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan orang tersebut, lingkungan dan latihan/pengalaman.
5) Mengerjakan tugas
Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes/ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat/mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal-soal buatan sendiri.
Belajar yang efesien dapat tercapai apabila dapat menggunakan strategi belajar
mungkin. Selain Slameto terdapat pula kiat belajar yang efektif yang
dikemukakan oleh Djamarah (2008: 61), kiat belajar sendiri, yaitu.
1) Mempunyai fasilitas dan perabot belajar
Fasilitas dan perabot belajar yang dimaksud tentu saja berhubungan
dengan masalah keperluan belajar berupa kertas, pensil, buku catatan, meja dan kursi belajaar, mesin tik/komputer (untuk mahasiswa), kertas karbon dan sebagainya. Semua fasilitas dan perabot belajar sangat membantu pelajar atau mahasiswa dalam belajar. Paling tidak akan memperkecil kesulitan belajar.
2) Mengatur waktu belajar
Pengaturan waktu belajar mempunyai arti penting dalam cara belajar sendiri. Siswa atau mahasiswa yang tidak bisa membagi waktu belajar akan menghadapi masalah yang serius.
3) Mengulangi bahan pelajaran
Belajar dengan cara mengulangi bisa dibantu dengan membandingkan bahan pelajaran yang baru saja diserap dengan buku paket bagi pelajar dan literatur wajib atau penunjang bagi siswa atau mahasiswa, sangat
membantu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan tingkat pemahaman.
4) Menghafal bahan pelajaran
Dalam belajar, menghafal merupakan salah satu kegiatan dalam rangka penguasaan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang harus dikuasai tidak hanya dengan cara mengambil inti sarinya (pokok pikirannya), tetapi ada juga bahan pelajaran yang harus dikuasai dengan cara menghafalnya. Masalah menghafal pelajaran ini berkaitan langsung dengan masalah kemampuan mengingat. Tanpa kemampuan mengingat sangat mustahil untuk dapat menghafal pelajaran.
5) Membaca buku
Kegiatan membaca adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan selama menuntut ilmu di sekolah atau perguruan tinggi. Masalah membaca merupakan keharusan bagi pelajar atau mahasiswa, memang tidak diragukan lagi, tetapi persoalan cara membaca yang baik dan efisien merupakan masalah bagi pelajar atau mahasiswa.
6) Membuat ringkasan dan ikhtisar
17
7) Mengerjakan tugas
Selama menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal, baik pelajar atau mahasiswa, tidak akan dapat melepaskan diri dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi. Semua tugas itu tidak bisa diabaikan dan jika menunda pengerjaannya hingga menjelang tentamen (ujian) akan menghadapi masalah yang serius. Inilah sikap yang tidak baik. Bermalas-malasan mengerjakan tugas sama halnya menumpuk persoalan di dalam diri.
8) Memanfaatkan perpustakaan
Perpustakaan adalah suatu istilah yang tidak asing bagi setiap orang, terutama bagi pelajar atau mahasiswa. Perpustakaan sebagai wadah berhimpunnya sejumlah literatur (buku) yang diperuntukkan bagi mereka yang kehausan ilmu. Jika pelajar atau mahasiswa ingin memanfaatkan perpustakaan untuk menunjang studi, sebaiknya kenalilah dulu sistem yang ada di dalamnya. Dengan pengenalan sistem itu akan lebih mudah mencari pustaka (literatur) yang dibutuhkan.
2.1.2 Motivasi belajar
Menurut Whittaker dalam Darsono (2001: 61), motivasi adalah suatu istilah yang
sifatnya luas yang digunakan dalam psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau
keadaan internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan pada organisme dan
mengarahkan tingkah laku organisme mencapai tujuan. Menurut Ahmadi dan
Supriyono (2004: 83), motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi
menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar.
Sedangkan menurut Sardiman (2006: 75) dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan
yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar itu tercapai.
Sedangkan menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2006: 73) motivasi adalah
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi juga dapat
dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
Menurut Latief (2005: 65) motivasi adalah suatu proses untuk menggerakan
motif-motif menjadi perilaku yang mengatur perilaku untuk memuaskan
kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan. Menurut Hamalik (2001: 158),
motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Menurut Uno (2008: 23), hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator dan unsur yang
mendukung. Sedangkan menurut Djaali (2007: 101), motivasi adalah kondisi
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan (kebutuhan).
Menurut Hamalik (2009: 108), fungsi motivasi, yaitu.
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka
tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai penggerak bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Motivasi sangat penting manfaatnya untuk mencapai hasil belajar atau presatsi
belajar sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut pun sesuai dengan pendapat
19 kegiatan belajar, serta untuk mencapai tujuan belajar siswa. Menurut Sardiman
(2006: 83) bahwa motivasi yang ada dalam diri seseorang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
a. Tekan menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk
sukses).
d. Mempunyai orientasi ke masa depan.
e. Lebih senang bekerja mandiri.
f. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
g. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
h. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
i. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Masih menurut Sardiman (2005: 85), seseorang melakukan suatu usaha yang baik
akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan usaha yang
tekun dan terutama didasarkan pada motivasi, maka seseorang yang belajar akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Menurut Hakim (2000: 30-31), motivasi
belajar seorang siswa dapat dibangkitkan dengan mengusahakan agar siswa
memiliki motif intrinsik dan entrinsik dalam belajar.
Adapun cara menimbulkan motif intrinsik adalah.
a.Memahami manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari setiap pelajaran atau kuliah.
b.Memilih bidang studi yang paling disenangi dan paling sesuai dengan minat. c.Memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan pengetahuan. d.Memilih bidang studi yang paling menunjang masa depan.
Untuk membangkitkan motif ekstrinsik dapat dilakukan dengan memiliki berbagai
keinginan untuk membangkitkan motivasi belajar adalah.
4.Keinginan menjaga harga diri atau gengsi, misalnya untuk dianggap sebagai orang pandai
5.Keinginan untuk menang bersaing dengan orang lain 6.Keinginan menjadi siswa atau mahasiswa teladan
7.Keinginan untuk dapat memenuhi persyaratan dalam memasuki pendidikan
lanjutan
8.Keinginan untuk menjadi sarjana
9.Keinginan untuk dikagumi sebagai orang yang berprestasi
10.Keinginan untuk menutupi atau mengimbangi kekurangan tertentu yang ada dalam diri siswa.
11.Keinginan untuk melaksanakan anjuran atau dorongan dari orang lain seperti orang tua, kakak, teman akrab, guru dan orang lain yang disegani serta mempunyai hubungan erat.
Menurut Sardiman (2006: 92-95), ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam belajar di sekolah.
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport
angka-angkanya baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat dalam pekerjaan tersebut.
3. Saingan atau kompetitor
Saingan atau kompetitor dapat dijadikan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalh sebagai salah sau bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.
6. Mengetahui hasil
21 belajar semakin meningkat maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
7. Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang positif dn sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian yang tepat yang
menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan baik.
10. Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
Menurut Sardiman (2001: 88), bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi.
1. Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Berdasarkan uraian di atas, maka motif intrinsik dan ekstrinsik sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran, karena peranan motivasi bagi siswa atau mahasiswa
adalah mengarahkan serta menjaga ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar
2.1.3 Sarana Belajar
Sarana belajar adalah peralatan belajar siswa yang dibutuhkan dalam proses
belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien. Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat diperlukan oleh
siswa untuk belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja, kursi, lemari/rak
buku, ruangan alat-alat tulis dan gambar serta penerangan.
Nasution (2005: 76) mengemukakan bahwa untuk memperbaiki mutu pengajaran
harus didukung oleh berbagai fasilitas, sumber, dan tenaga pembantu. Antara lain
yang diperlukan adalah sumber-sumber dan alat-alat yang cukup untuk
memungkinkan murid belajar secara individual. Kekurangan sarana belajar dapat
membawa akibat negatif bagi siswa, misalnya siswa tidak bisa belajar secara baik,
sehingga hasil belajar yang tinggi akan sulit dicapai.
Hal ini didukung oleh pendapat Suryosubroto (2004: 292) bahwa proses belajar
akan berjalan dengan lancar jika ditunjang dengan sarana yang memadai, baik
jumlah, keadaan maupun kelengkapannya. Kemudian sarana belajar disini
dimaksudkan sebagai sebuah fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar
mengajar, baik yang bergerak, maupun yang tidak bergerak demi pencapaian
tujuan.
Menurut Imron (1996: 35), sarana belajar adalah alat bantu yang termasuk unsur
dinamis dalam belajar kedudukannya juga penting, dapat membantu kegiatan
belajar anak. Hal ini didukung oleh Hamalik (2004: 196) yang menguraikan
fungsi instruksional yaitu program intruksional yang merupakan suatu lingkungan
23 Menurut Bafadal (2003: 2), sarana belajar adalah semua perangkat peralatan,
bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses belajar.
Selanjutnya Bafadal dan Syaodih dalam Pardede (2008) berpendapat bahwa,
sarana dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai
aktivitas belajar siswa. Sarana belajar penting sekali diperlukan oleh siswa dalam
pencapaian belajar yang maksimal. Belajar akan timbul dalam diri anak apabila
disediakan tempat atau ruang khusus serta dilengkapi dengan sarana belajar yang
diperlukan.
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima materi yang telah disampaikan. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat
akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Hal ini sesuai dengan pendapat Dimiyati dan Mujiono dalam Pardede (2008)
bahwa lengkapnya sarana pembelajaran menentukan kondisi pembelajaran yang
baik, meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas di laboratorium di
sekolah.
Adapun sarana belajar dapat dikelompokkan menjadi dua bagian..
1. Ruang tempat belajar siswa
Ruang tempat belajar yang memungkinkan untuk belajar dengan baik adalah
ruang khusus untuk belajar, dengan perlengkapan seperti meja, kursi dan
lampu penerangan. Slameto (2003: 76) mengungkapkan bahwa, untuk dapat
belajar efektif diperlukan lingkungan fisik yang baik dan teratur misalnya:
b. Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat menggangu mata pelajaran.
c. Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya pelajaran,
buku-buku dan sebagainya. Dengan perlengkapan belajar seperti adanya ruang
belajar khusus, meja tulis, rak buku, dan kondisi belajar yang
memungkinkan seseorang untuk dapat belajar dengan tenang sangat
diperlukan, hal ini karena keberadaan siswa lebih banyak di rumah
dibandingkan di sekolah.
2. Alat perlengkapan belajar
Yang termasuk perlengkapan belajar diantaranya adalah buku tulis, buku
bacaan, pena, pensil, penggaris, karet penghapus dan kalkulator. Hamalik
(2001: 51) berpendapat bahwa, alat bantu belajar merupakan semua alat yang
dapat digunakan untuk membantu siswa melakukan perbuatan belajar
sehingga kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien.
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran
yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika
siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajar akan menjadi
lebih giat dan lebih maju.
Sarana belajar sangatlah penting dalam menunjang dan memperlancar proses
belajar siswa, karena dengan tersedianya sarana belajar di rumah yang lengkap
atau memadai maka siswa akan dapat belajar dengan lebih baik. Sebaliknya bila
25 Hamalik (2004: 48) berpendapat bahwa, tersedianya cukup bahan dan alat-alat
yang diperlukan, bahan dan alat-alat itu menjadi sumber belajar dan alat-alat
sebagai pembantu belajar, kekurangan dalam hal ini setidak-tidaknya akan
menghambat kelancaran belajar anak.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa ketersediaan sarana belajar di rumah sangat
diperlukan dalam kegiatan belajar, sebab bila tidak ada menyebabkan siswa akan
terhambat dan juga terganggu dalam kegiatan belajar, sehingga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa yang diperoleh.
Adapun indikator-indikator sarana belajar yang dapat dirumuskan berdasarkan
pendapat di atas, yaitu.
1. Memiliki ruangan belajar
2. Memiliki penerangan yang baik
3. Memiliki sumber buku (buku panduan dan buku penunjang)
4. Memiliki perlengkapan sekolah
Tersedianya sarana belajar di rumah dan pemanfaatan yang baik, akan
menghasilkan prestasi yang baik pula. Slameto (2003: 28) mengatakan salah satu
syarat keberhasilan belajar adalah bahwa “Belajar memerlukan sarana yang
cukup. Dengan tersedianya sarana belajar yang cukup akan membuat belajar lebih
bersemangat.”
Secara garis besar sarana belajar yang seharusnya dimiliki oleh siswa di rumah
1. Benda yang berhubungan dengan keperluan belajar misalnya meja belajar,
ruang belajar, penerangan dalam belajar, buku-buku acuan, buku untuk
mencatat, mistar, pena, kalkulator, pensil, tas, dan penghapus.
2. Benda yang dilihat dan disentuh berdasarkan kontak dengan lingkungan
kehidupan siswa antara lain dengan melihat dan mendengar, merasakan benda
yang berbunyi, benda yang mengalami pemanasan dan pendinginan.
Upaya orang tua untuk mendorong semangat belajar siswa sangatlah diperlukan.
Dalam hal ini orang tua kiranya dapat melengkapi sarana dan fasilitas belajar
siswa, sebab akan membantu siswa dalam proses belajar. Kelengkapan fasilitas
belajar akan membantu siswa dalam belajar, dan kurangnya alat-alat atau fasilitas
belajar akan menghambat kemajuan belajarnya.
Selain itu, tersedianya sarana belajar yang lengkap di rumah dan pemanfaatan
sarana belajar yang baik akan memperlancar kegiatan belajar dan menjadikan
suasana belajar menjadi lebih menarik dan efektif, siswa juga menjadi lebih giat
dan bersemangat sehingga akan mencapai prestasi yang baik pula.
2.1.4 Hasil Belajar
Setelah belajar individu mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Setelah belajar maka memperoleh hasil belajar yang berupa kapabilitas untuk
mengetahui dan mengerti konsep. Timbulnya kapabilitas tersebut karena adanya
stimulus yang berasal dari lingkungan dan dari memproses kognitif yang
dilakukan oleh siswa. Belajar merupakan suatu proses usaha yang seseorang
27 sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto,
2003: 3).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku
yang baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Hamalik (1995: 48) hasil belajar adalah “Perubahan tingkah laku subjek yang
meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu berkat
pengalamannya berulang-ulang”. Pendapat tersebut didukung oleh Sudjana
(2005:3) “hasil belajar ialah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajarnya.”
Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa
motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa
rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terhadap besarnya
usaha yang dicurahkan oleh siswa unutk mencapai tujuan belajar (Keller dalam
Nashar 2004: 77). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam
dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang
terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar
sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.
latihan. Sedangkan dampak pengiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 4).
Sesuai dengan pendapatnya Dimyati dan Mudjiono, Paul Suparno dalam
Sardiman (2006: 38) mengatakan dalam ciri-ciri belajar bahwa.
“Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui, si subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.”
Selanjutnya didukung oleh pendapat Sagala (2003: 38) mengatakan bahwa agar
peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain
seperti dikemukakan berikut ini.
1. Kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berfikir kritis, logis, sistematis, dan objektif (Scolastic Aptitude Test). 2. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran (Interest
Inventory).
3. Bakat dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya (Differential Aptitude Test).
4. Menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran
di sekolah yang menjadi lanjutannya (Achievement Test), dan sebagainya.
Menurut Dalyono (1997: 55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam mengajar
disebabkan oleh dua faktor, yaitu.
a) Faktor Intern (berasal dari dalam diri orang yang belajar) 1. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk, dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
2. Intelegensi dan Bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap
29 dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegensi tinggi saja atau bakat saja.
3. Minat dan motivasi
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau
memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong.
4. Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
b) Faktor Ekstern (berasal dari luar diri orang yang belajar)
1. Keluarga
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.
2. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau
perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar.
3. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang
berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar.
4. Lingkungan sekitar
2.1.5 Pengaruh Cara Belajar, Motivasi Belajar, dan Ketersediaan Sarana Belajar di Rumah Terhadap Hasil Belajar
Keberhasilan dalam proses pembelajarandapat dilihat dari hasil belajar dan
prestasi belajar yang diperoleh para peserta didik. Secara umum hal-hal yang
mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar terbagi atas dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal berupa faktor biologis (kondisi umum
jasmani) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi).
Sedangkan faktor eksternal dapat berupa faktor lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, salah
satu yang merupakan dari faktor eksternal adalah cara belajar yang termasuk
dalam lingkungan keluarga atau lingkungan rumah. Cara belajar dapat diartikan
sebagai suatu cara dalam kegiatan belajar untuk mempelajari sesuatu. Cara belajar
dapat dilihat dari sisi orang yang belajar, merupakan upaya belajar yang efektif
sehingga dapat menyerap semua materi pelajaran, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang sangat kompleks. Hasil belajar dipengaruhi dari cara belajar
seseorang dan berbagai faktor kecakapan serta ketangkasan belajar seseorang.
Menurut Slameto (2003: 32), cara belajar merupakan suatu cara bagaimana siswa
melaksanakan kegiatan belajar, misalnya bagaimana mereka mempersiapkan
belajar, mengikuti pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang dilakukan, pola belajar
mereka, cara mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan menentukan kualitas
hasil belajar yang diperoleh. Cara belajar yang baik akan menyebabkan
berhasilnya belajar, sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang
31 Cara belajar yang efektif dapat terlaksana oleh para peserta didik apabila dalam
diri siswa terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar merupakan salah satu faktor
dari faktor internal yang berasal dari dalam diri siswa. Motivasi dapat diartikan
sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan entuasiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari
luar individu (motivasi ekstrinsik). Menurut Sardiman (2006: 75) dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
kegiatan belajar dan yang memberikan arah kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh subyek belajar itu tercapai.
Cara belajar dan motivasi belajar dapat berhasil dan meningkatkan hasil belajar
peserta didik apabila kedua faktor tersebut ditunjang oleh ketersediaan sarana
belajar di rumah. Sarana belajar adalah peralatan belajar siswa yang dibutuhkan
dalam proses belajar agar pencapaian tujuan belajar dapat berjalan dengan lancar,
teratur, efektif dan efisien. Kelengkapan fasilitas belajar di rumah sangat
diperlukan oleh siswa untuk belajar, misalnya: sarana belajar yang meliputi meja,
kursi, lemari/rak buku, ruangan alat-alat tulis dan gambar serta penerangan.
Menurut Imron (1996: 35), sarana belajar adalah alat bantu yang termasuk unsur
dinamis dalam belajar kedudukannya juga penting, dapat membantu kegiatan
belajar anak. Sarana belajar penting sekali diperlukan oleh siswa dalam
pencapaian belajar yang maksimal. Belajar akan timbul dalam diri anak apabila
diperlukan. Keterbatasan sarana belajar di rumah dapat mengurangi motivasi
belajar dalam diri siswa. Tanpa disadari akan terjadi penurunan terhadap hasil
belajar peserta didik itu sendiri dikarenakan berkurangnya motivasi belajar siswa
yang kemudian akan berpengaruh pada kurang efektifnya cara belajar siswa.
Setelah peserta didik menerapkan cara belajar efektif, memiliki motivasi belajar
serta ketersediaan sarana belajar di rumah maka hasil belajar yang ingin diperoleh
akan maksimal. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses belajar mengajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku yang baik mengenai pengetahuan, pemahaman, sikap dan
keterampilan siswa menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Menurut Hamalik (1995: 48) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku subjek
yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalam situasi tertentu
berkat pengalamannya berulang-ulang. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan
dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil. Seseorang
dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu
perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan terjadi. Jadi hasil belajar
merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses
33
[image:53.595.116.525.153.616.2]2.2 Penelitian Yang Relevan
Tabel 2. Penelitian yang relevan
No. Nama Judul Hasil
1. Agus Mulyanto (2011)
Pengaruh Disiplin Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Ekonomi