PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS
1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Sejarah
Oleh :
ANA SUPRIHATNA 0704375
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS
1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)
Oleh Ana Suprihatna
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Ana Suprihatna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ANA SUPRIHATNA 0704375
PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 19660113 199001 2 002
Pembimbing II
Drs. Tarunasena NIP.19680828 199802 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI
ABSTRAK
ABSTRACT
The background of this research is the low of expression ability of students in teaching history in class XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang. This is due to the activity of students during the learning process historical low, due to the lack of interesting history lesson, teachers lack of creativity in developing the learning process in the classroom, teachers rarely use teaching methods that can attract students learning, and teachers have not developed the ability to express opinions of students in the teaching of history. This led the researchers felt the need to improve conditions for learning in class XI IPS 1 through the application of learning methods starts with a question of teaching history in an effort to improve students' ability to express opinions. The method used in this study is the method of Classroom Action Research (CAR). CAR through issues of education and learning can be assessed, improved and completed. The procedures performed in this study refers to the model of Kemmis and Mc.Taggart, which started with planning, action, observation, and reflection. Data were obtained through an open observation, interviews, documentation, reports questioning students, and student journals impression. The study consisted of four cycles and four acts. Problem formulation used in this study is how history teachers plan learning development method starts with a question in the teaching of history in class XI IPS 1 to enhance the students ability to express an opinion?; how are teachers of history to implement learning method starts with a question of teaching history in the class XI IPS 1 to enhance the students ability to express opinions; what constraints faced by teachers of history in developing learning method starts with a question in class XI IPS 1 to enhance the students ability to express their opinions, and how do teachers and students towards learning method starts with a question in the teaching of history in class XI IPS 1 to enhance students ability to express an opinion?. The results obtained indicate that the authors of learning history by applying the learning method starts with a question, can improve students ability to express opinions. The application of learning methods can create fun learning, dynamic, and focused, with students actively involved through questions and answers in solving the problems. This is evident from the research results obtained, showed a significant increase in each cycle, whether of the observation sheets during the learning process, active students who indicated to have had a good ability to express opinions and responses of students who show interest in general and enjoys teaching history through the use of such methods. Results from this study is not a perfect study, so the need for further research on the application of learning methods starts with a question of teaching history in a different class in order to get a more perfect results.
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah .. 8
1. Metode Pembelajaran ... 8
2. Metode Learning Starts with a Question ... 9
a. Pengertian Metode Learning Starts with a Question ... 9
b. Karakteristik Metode Learning Starts with a Question ... 10
c. Kelebihan dan kelemahan Metode Learning Starts with a Question ... 11
d. Tahapan-tahapan Pelaksanaan Metode Learning Starts with a Question ... 12
B. Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 14
1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 14
2. Kemampuan Mengemukakan Pendapat dalam Pembelajaran Sejarah ... 15
C. Penerapan Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 20
B. Metode Penelitian... 25
C. Desain Penelitian ... 26
D. Definisi Operasional... 34
E. Instrumen Penelitian... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ... 38
G. Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Deskripsi Hasil Temuan Pra tindakan ... 43
B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 45
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 45
2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 45
3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus I... 51
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 56
2. Deskripsi PelaksanaanTindakan Siklus II ... 57
3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 64
4. Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus II ... 68
D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 70
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 70
2. Deskripsi PelaksanaanTindakan Siklus III... 70
3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 78
4. Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus III ... 82
E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 83
1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 83
2. Deskripsi PelaksanaanTindakan Siklus IV ... 84
3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 93
4. Refleksi Tindakan Pembelajaran Sikus IV ... 96
F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 97
1. Data Hasil Wawancara ... . 97
2. Data Hasil Pengolahan Laporan Tanya Jawab Siswa ... 101
3. Data Hasil Pengolahan Jurnal Kesan Siswa ... 103
G. Analisis Hasil Penelitian ... 112
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 122
A. Kesimpulan ... 122
B. Saran ... 124
DAFTAR PUSTAKA ... 126
Tabel 3.1. Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tanjungsiang... 22
Tabel 4.1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 51
Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 53
Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian Laporan Tanya Jawab Siswa ... 54
Tabel 4.4. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 64
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 66
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian terhadap Laporan Tanya Jawab Siswa ... 67
Tabel 4.7. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 79
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 80
Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian Laporan Tanya Jawab Siswa ... 81
Tabel 4.10. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 93
Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 94
Tabel 4.12. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian terhadap Laporan Tanya Jawab Siswa ... 95
Tabel 4.13. Skor Laporan Tanya Jawab Siswa ... 101
Tabel 4.14. Persentase Laporan Tanya Jawab Siswa ... 103
Tabel 4.15. Komentar Siswa pada Jurnal Kesan Siswa ... 104
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Denah SMA Negeri 1 Tanjungsiang ... 21
Gambar 3.2. Denah Kelas XI IPS 1 ... 38
Gambar 3.3. Adopsi Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart ... 27
Gambar 4.1. Siswa melakukan tahap pencarian dan perumusan pendapat ... 48
Gambar 4.2. Siswa melakukan tahap pencarian dan perumusan pendapat ... 60
Gambar 4.3. Siswa melakukan tahap mengamati video berjudul “Propaganda Jepang tahun 1942” ... 71
Gambar 4.4. Siswa melakukan tahap pencarian dan perumusan pendapat ... 87
Gambar 4.5. Diagram Persentase Laporan Tanya Jawab Siswa ... 103
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1
SMA Negeri 1 Tanjungsiang ini memfokuskan kajian pada upaya guru untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam mata pelajaran
sejarah. Fokus kajian ini diambil berdasarkan data hasil pengamatan yang
dilakukan oleh peneliti selama pra penelitian terhadap siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 1 Tanjungsiang dalam proses pembelajaran di kelas. Dari hasil
pengamatan di kelas, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang berkaitan
dengan aktivitas belajar di kelas, yaitu sebagai berikut: pertama, pada saat siswa
diberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan pernyataan dan tanggapannya
terhadap suatu peristiwa hanya ada satu siswa saja yang mengajukan pertanyaan,
sedangkan siswa lainnya hanya diam dan memperhatikan saja. Padahal bertanya
merupakan salah satu cara untuk mendapatkan suatu informasi, bahkan menurut Hasyimi (2001: 247) menyatakan bahwa “bertanya adalah kunci ilmu pengetahuan karena bertanya merupakan bentuk dari usaha menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dirinya sendiri”. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa, sulitnya siswa mengajukan pertanyaan, memberikan pernyataan dan
tanggapannya dikarenakan siswa merasa malu dan canggung. Selain itu siswa juga
kurang dilatih untuk bertanya, memberikan pernyataan ataupun memberikan
tanggapannya, sehingga keterampilan siswa dalam bertanya, memberikan
pernyataan ataupun tanggapannya sangat kurang.
Kedua, pada saat siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru, sebagian besar siswa hanya diam saja dan sebagian lagi
membuka buku namun tidak ada yang memberikan jawaban sehingga guru harus
menjawab pertanyaannya sendiri. Padahal siswa telah memiliki buku sumber yaitu
buku paket yang dipinjam dari perpustakaan dan buku pegangan siswa, namun
buku sumber tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa. Hal
dengan memanfaatkan buku sumber dengan baik, siswa akan dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
dan siswa, alasan siswa enggan untuk menjawab pertanyaan karena tiga faktor.
Pertama, siswa malu pada teman dan guru apabila jawaban yang diberikan salah.
Kedua, siswa takut dimarahi oleh guru jika jawaban yang diberikan salah. Alasan
yang ketiga adalah siswa kurang memanfaatkan buku sumber yang tersedia.
Permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut lebih mengarah pada
rendahnya kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat yang ditunjukkan
dengan rendahnya kemampuan bertanya, menjawab, memberikan pernyataan dan
tangapan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diperlukan suatu pemecahan
yang dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
Kemampuan ini merupakan suatu keterampilan yang perlu dikembangkan dalam
diri siswa agar bermanfaat untuk dirinya di masa yang akan datang. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Hasan (1999):
Tujuan pendidikan sejarah di masa mendatang hendaklah berkenaan dengan: Keterampilan sejarah yang dapat digunakan siswa dalam mengkaji berbagai informasi yang sampai kepadanya untuk menentukan kesahihan informasi, memahami dan mengkaji setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat di sekitarnya, dan digunakan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Kemampuan mengemukakan pendapat merupakan suatu keterampilan
yang perlu dimiliki oleh siswa, karena kemampuan ini merupakan salah satu
aspek dari keterampilan berpikir. Siswa perlu dilatih agar dapat mengemukakan
pendapat supaya bisa memunculkan daya kritis dan memberikan pemahaman
mengenai informasi yang didapatnya. Siswa juga perlu dilatih untuk
menggunakan kata-kata yang tepat dan menyusunnya menjadi kalimat yang jelas
agar pendapatnya tersebut dapat dimengerti oleh orang lain. Hal tersebut senada
dengan pendapat yang disampaikan Parera (1984: 156) yaitu:
Pemaparan di atas menegaskan bahwa kemampuan mengemukakan
pendapat sangat penting diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya
dalam pembelajaran sejarah, karena pembelajaran sejarah kaya akan informasi
mengenai peristiwa-peristiwa penting dan fakta-fakta masa lalu yang dapat
melatih daya kritis siswa sehingga dengan banyaknya informasi dan fakta-fakta
tersebut, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat akan dapat dilatih.
Salah satu tujuan pendidikan sejarah yang dikemukakan oleh Hasan (1999: 9) juga
menjelaskan pentingnya suatu keterampilan yang dapat digunakan siswa dalam
menentukan kesahihan informasi, mengkaji dan memahami perubahan yang
terjadi dalam masyarakat. Keterampilan tersebut peneliti kaitkan dengan
kemampuan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran sejarah, namun pada
kenyataannya siswa sulit untuk mengemukakan pendapatnya padahal melalui
kemampuan ini, siswa akan dapat mengkaji berbagai informasi yang sampai
kepadanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, kemampuan mengemukakan pendapat
merupakan keterampilan yang dapat digunakan dalam mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan analitis karena berkaitan dengan cara berpikir yang
dilakukan oleh siswa dalam mengkaji informasi yang diperolehnya. Keterampilan
mengemukakan pendapat inilah yang harus dikembangkan untuk memperbaiki
permasalahan di kelas XI IPS 1. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat pada siswa tersebut adalah
menerapkan metode learning starts with a question. Metode ini merupakan
metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat
pertanyaan berdasarkan hal-hal yang tidak dipahami oleh siswa atau suatu
informasi yang ingin diketahui oleh siswa. Hal tersebut diperjelas oleh Zaini
(2008: 44) yang menyebutkan bahwa learning starts with a question merupakan
salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yaitu dengan
membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum adanya penjelasan
dari pengajar. Selain itu, dalam metode learning starts with a question, siswa juga
diharapkan dapat menjawab pertanyaan mereka sendiri (Silberman, 2009: 146).
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dan
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam proses belajar
mengajar. Metode learning starts with a question merupakan suatu metode
pembelajaran yang merupakan bagian dari Active Learning yang dikembangkan
oleh Melvin L. Silberman (2009). Active Learning merupakan suatu strategi
belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental,
intelektual, dan emosional, sehingga keterampilan yang dibentuk tersebut
diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang kondusif untuk meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa kelas XI IPS 1.
Peneliti juga melihat hasil dari penelitian yang dilakukan Samsiah (2010)
bahwa penggunaan metode learning starts with a question dapat meningkatkan
kemampuan dan aktivitas siswa. Hal inilah yang menjadi landasan berpikir
peneliti untuk mencoba menerapkan metode learning starts with a question dalam
pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Tanjungsiang dengan harapan dapat
memperbaiki permasalahan yang terjadi di kelas XI IPS 1.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk lebih memperdalam kajian mengenai “Penerapan Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengemukakan Pendapat Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)“.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian dilakukan dengan perumusan masalah yaitu “Bagaimana menerapkan metode learning Starts with a question dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan
mengemukakan pendapat siswa di kelas XI IPS 1?”. Masalah pokok penelitian ini
dirumuskan dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana guru sejarah merencanakan pengembangan metode learning
starts with a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk
2. Bagaimana guru sejarah menerapkan metode learning starts with a
question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa?
3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam
mengembangkan metode learning starts with a question di kelas XI IPS 1
untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa?
4. Bagaimana pendapat guru dan siswa terhadap metode learning starts with
a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa?
C. Tujuan Penelitian
Secara garis besar yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkaji usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan
pendapat siswa pada mata pelajaran sejarah. Adapun yang menjadi tujuan khusus
dari penelitian ini adalah:
1. Mengkaji dan mendeskripsikan desain perencanaan metode learning starts
with a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
2. Mendeskripsikan penerapkan metode learning starts with a Question
dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS untuk meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
3. Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam
mengembangkan metode learning starts with a question di kelas XI IPS 1
untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
4. Mengkaji dan mendeskripsikan pendapat guru dan siswa terhadap metode
learning starts with a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS
1 untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
pendidikan, khususnya pada pendidikan SMA dalam mata pelajaran sejarah.
Adapun beberapa manfaat yang akan didapatkan dari penerapan metode learning
starts with a question adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru Sejarah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif dalam mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.
Metode learning starts with a question ini dapat dijadikan salah satu alternatif
yang dimaksud. Selain itu metode ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas, sehingga dapat pula meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk
mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Tanjungsiang.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir, terutama meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis
sebagai calon pendidik dalam meningkatkan peranan siswa di dalam kelas
serta dapat memantapkan usaha diri peneliti sebagai calon guru sejarah. selain
itu, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam
mengembangkan Metode Learning Starts with a Question pada pembelajaran
sejarah.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Selain itu, hasil penelitian
ini dapat pula digunakan sebagai alternatif dalam mengembangkan
E.Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama merupakan pendahuluan sebagai pengantar untuk menuju
bab-bab selanjutnya. Dalam bab ini dibicarakan tentang latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi
skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab dua berisi konsep-konsep utama dan turunan yang berkaitan dengan
judul skripsi tentang Penerapan Metode Learning Starts with a Question pada
Mata Pelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan
Pendapat Siswa yang diambil dari berbagai literatur. Selain itu juga berisi sedikit
gambaran mengenai penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini terbagi dalam beberapa sub bab, yaitu: metode penelitian, desain
penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, definisi operasional, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil-hasil penelitian dan pembahasannya yang
didasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian dilakukan. Pada bab empat
ini terbagi ke dalam sub-sub bab sebagai berikut : deskripsi sekolah, deskripsi
kelas/tempat dilaksanakan tindakan, deskripsi perencanaan penelitian,
pengembangan program tindakan, evaluasi, kendala-kendala pada pelaksanaan
penelitian, hasil Penelitian, Analisis pembelajaran sejarah dengan metode learning
starts with a question.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan pembahasan kesimpulan yang terbagi-bagi ke dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian
yang digunakan untuk mengaplikasikan penerapan metode learning starts with a
question pada mata pelajaran sejarah. Adapun sub-sub yang akan dijabarkan
dalam bab ini, yaitu: A. Lokasi dan subjek penelitian; B. Metode penelitian; C.
Desain penelitian; D. Definisi operasional; E. Instrumen penelitian; F. Teknik
pengumpulan data; dan G. Analisis data.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjungsiang
yang beralamat di Jl Sindanglaya, kec Tanjungsiang, kab Subang. Subjek yang
dijadikan kelas penelitian adalah kelas XI IPS 1 yang memiliki jumlah siswa 35
orang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.
Pemilihan subjek tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata
pelajaran sejarah dan berdasarkan pengamatan terhadap kelas tersebut. Alasan
dipilihnya kelas ini sebagai subjek penelitian adalah karena kurangnya
kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya.
1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Tanjungsiang
SMA Negeri 1 Tanjungsiang didirikan pada tahun 2001 yang pada saat itu
merupakan bagian dari SMA Negeri 1 Jalan Cagak. Kemudian tahun 2002 SMA
Negeri 1 Tanjungsiang berdiri sendiri dan terpisah dari SMA Negeri 1 Jalan
Cagak dengan kepala sekolah pertama yaitu Drs. Anton Imam M.As. Selama
kurun waktu yang masih baru tersebut, terdapat beberapa nama Kepala
Sekolah yang memimpin SMA Negeri 1 Tanjungsiang yakni sebagai berikut :
a. Drs. Anton Imam, M.As (Februari 2002 – Desember 2005)
b. Drs. H. EHJ. Marbun (Desember 2005 – Juni 2007)
c. Drs. Sis Djalaludin (Juni 2007 – Agustus 2008)
A
A A A
N N
A A A
A
O
A
H
H
J
P
I
B
C
D E
F
G
A A
M
L
K K
N
N
A
B
SMA Negeri 1 Tanjungsiang berlokasi di Jl. Sindanglaya-Tanjungsiang,
Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa
Barat.
2. Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 1 Tanjungsiang
Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMA Negeri 1
Tanjungsiang, upaya pengembangan prasarana dan sarana terus ditingkatkan
sebagai pendukung proses belajar dan mengajar. Secara umum sarana dan
prasarana di SMA Negeri 1 Tanjungsiang sudah lengkap yang ditunjukkan
dengan adanya ruangan-ruangan kelas yang cukup memadai untuk proses belajar
mengajar. Selain itu juga terdapat lapangan upacara yang cukup luas, yang dapat
Gambar 3.1. Denah SMA Negeri 1 Tanjungsiang
Pada saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1
Tanjungsiang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1. Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tanjungsiang
Tahun Pelajaran 2012/2013
a.Jenis sarana yang dimiliki sekolah
Ruang Jumlah
Keadaan Ruangan
Baik Rusak
Ringan Sedang Berat
Ruang Belajar 11 - - -
Lab. IPA 1 - - -
Lab. Bahasa 1 - - -
Lab. Komputer 1 - - -
R. Guru 1 - - -
R. Perpustakaan 1 - - -
Ruang BP / BK 1 - - -
RuangTata Usaha 1 - - -
R.Kepala Sekolah 1 - - -
Mushola 1 - - -
Keterangan :
A. Ruang Kelas I. Ruang OSIS
B. Laboratorium Komputer J. Laboratorium IPA
C. Ruang Tamu K. Kantin
D. Ruang Kepala Sekolah L. Perpustakaan
E. Ruang TU M. Mushola
F. Ruang Koperasi Sekolah N. WC
G. Ruang Guru O. Lapangan Basket
Gudang 1 - - -
Ruang WC 16 - - -
b. Sarana dan Prasarana
Ruang Jumlah Luas (M2) Buku Jumlah
Teori/Kelas 11 870 Judul Buku 550
Laboratorim 3 Jmlh Buku 9.200
Perpustakaan 1 - - -
Keterampilan Belum - - -
3. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 1 Tanjungsiang
Guru-guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Tanjungsiang sebagian
besar strata I (S-I) dan ada beberapa orang guru yang jenjang pendidikannya
sudah Strata II (S-II). SMA Negeri 1 Tanjungsiang pada Tahun Pelajaran
2010/2011 dapat menampung peserta didik sebanyak 484 orang, dengan jumlah
rombongan belajar sebanyak 12 kelas. Sebagian besar siswa-siswi SMA Negeri 1
Tanjungsiang berasal dari daerah-daerah yang berada di sekitar kampus SMA
Negeri 1 Tanjungsiang.
a. Kondisi Kelas Penelitian
Kondisi ruang belajar di kelas XII IPS 1 cukup baik dan memadai
untuk dapat berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Hal ini dapat
dilihat dari ruang kelas yang cukup bersih dan luas. Ventilasi udara dan
pencahayaan cukup, letak jendela yang berada 1,5 meter di atas lantai,
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu oleh aktivitas di luar
ruangan. Jumlah meja belajar siswa lebih banyak dari jumlah siswa, sehingga
beberapa siswa cenderung berpindah-pindah meja. Terdapat meja guru yang
terletak di pojok depan kelas. Selain itu di bagian depan kelas tersebut juga
dilengkapi dengan papan tulis, white board, foto presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Wapres Budiono, gambar pancasila, papan absensi, papan tata
tertib, struktur organigram, jadwal piket siswa, dan jadwal pelajaran. Sebelah
A B C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
D D
E
Sebelah timur terdapat pintu tertutup yang menghubungkan dengan kelas XI IPS
2. Adapun denah kelas penelitian sebagai berikut:
Gambar 3.2. Denah Kelas XI IPS 1
Keterangan:
A. Papan Tulis (Black Board) B. Meja Guru
C. Meja Siswa D. Kursi Siswa
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Classroom Action Research
atau yang lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini
dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap tindakan
yang dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran
tersebut dilakukan. Hal tersebut senada dengan pengertian PTK yang dijabarkan
Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009:11) yaitu penelitian yang mengkombinasikan
prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Wiriaatmadja (2009:124) sendiri menjabarkan PTK sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh guru atau pendidik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
mengajarnya atau mengajar sejawatnya, atau untuk menguji asumsi-asumsi dalam
teori-teori pendidikan dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk
mengimplementasikan atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.
Ada juga beberapa pendapat dari para ahli yang turut melengkapi pendapat
di atas, seperti pendapat Sugiyono (2007) menyatakan bahwa PTK adalah
penelitian tindakan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan sebuah
kelas tempat guru melaksanakan tugasnya, yang bertujuan memperbaiki
pembelajaran di kelas. Kemudian Arikunto (2002) menjelaskan PTK melalui
paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu: penelitian, tindakan dan kelas yang
dijelaskan sebagai berikut :
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
PTK merupakan studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara
berkesinambungan dengan melakukan tindakan tertentu.
Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki berbagai persoalan dalam
peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang di alami langsung dalam interaksi
antara guru dengan siswa. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain :
(Permatasari, 2009:51)
1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
3. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
PTK yang akan peneliti lakukan bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran sejarah secara berkesinambungan dan
diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam proses
pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1. Berdasarkan tujuan tersebut maka
peneliti melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan
pembelajaran di kelas. Tindakan-tindakan alternatif tersebut telah dirancang
sebelumnya oleh peneliti dan mitra dengan mengacu kepada upaya pemecahan
masalah yang dihadapi oleh guru.
C. Desain Penelitian
Desain atau model penelitian yang akan penulis gunakan dalam PTK ini
yaitu model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam suatu sistem
spiral atau dalam bentuk pengkajian berdaur siklus. Model ini penulis pilih karena
dianggap sebagai model yang paling sederhana dan paling cocok digunakan
yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation),
Refleksi (Reflection). Secara rinci tahapan-tahapan yang terdapat dalam penelitian
tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3. Adopsi Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart
(Wiriaatmadja, 2009)
Dari gambar 3.3 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan penelitian yaitu melakukan identifikasi masalah kemudian
membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisa masalah yang
didapatkan. Perencanaan dalam penelitian ini adalah melakukan identifikasi
masalah, kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan
analisis masalah yang didapatkan, mulai dari penetapan waktu, materi, metode,
penyampaian materi. Rencana tindakan disusun secara reflektif, partisipatif dan
kolaboratif antara peneliti dan kolaborator dengan cara melakukan kesepakatan
bersama mengenai fokus observasi meliputi alat pengumpul data berupa lembar
Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:
a. Menentukan kelas penelitian dan melakukan pengamatan ke kelas yang
akan digunakan sebagai subjek penelitian dalam penerapan metode
learning starts with a question untuk meningkatkan kemampuan
mengemukakan pendapat siswa.
b. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator untuk menentukan kapan
penelitian akan dimulai dan meminta kesediaan kolaborator untuk
mengamati proses belajar mengajar.
c. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
akan dilaksanakan pada saat penelitian.
d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan sebagai
stimulus dalam penerapan metode learning starts with a question untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa tersebut.
e. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung pelaksanaan metode learning
starts with a question.
f. Menyusun alat ukur yang dapat melihat tingkat keberhasilan belajar siswa
dalam hal meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa
dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode learning
starts with a question.
g. Menyusun alat observasi yang akan digunakan dalam penelitian untuk
melihat aktivitas siswa dalam penerapan metode learning starts with a
question yang digunakan dalam penelitian.
h. Menyusun jurnal kesan siswa yang akan disebarkan kepada siswa.
i. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan
hasil pengamatannya berkaitan dengan penerapan metode learning starts
with a question untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan
pendapat siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.
k. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian
Perencanaan yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk dua
pertemuan. Adapun rincian perencanaan untuk kedua pertemuan tersebut
meliputi:
a. Alokasi waktu yang akan digunakan untuk pertemuan pertama yaitu satu
jam pelajaran. Sedangkan untuk pertemuan kedua yaitu dua jam pelajaran.
b. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada pertemuan pertama yaitu
menampilkan media pembelajaran yang akan digunakan sebagai stimulus
dalam penerapan metode learning starts with a question dan meminta
siswa untuk mengajukan pertanyaan. Sedangkan pada pertemuan kedua
yaitu siswa mencari informasi dari berbagai sumber dalam upaya
menjawab pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan dan
mengengemukakan pendapatnya, kemudian siswa mengisi jurnal kesan
siswa.
c. Alat ukur yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu penilaian
terhadap kegiatan metode learning starts with a question yang berfokus
pada aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan. Sedangkan pada
pertemuan kedua yaitu penilaian terhadap kegiatan metode learning starts
with a question yang berfokus pada aktivitas mengemukakan pendapat,
penilaian terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa dan
penilaian terhadap laporan tanya jawab siswa.
2. Tindakan (Action)
Tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari berbagai rencana yang telah
dirancang pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan
perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator.
Pelaksanaan tindakan ditentukan di SMA Negeri 1 Tanjungsiang yang dilakukan
di kelas yang telah ditentukan yaitu kelas XI IPS 1. Pelaksanaan tindakan yang
akan dilaksanakan yaitu penerapan metode learning starts with a question dalam
Tindakan yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk dua pertemuan,
artinya dalam satu tindakan terdiri dari dua pertemuan. Adapun rincian tindakan
untuk kedua pertemuan tersebut yaitu:
a. Pertemuan pertama meliputi:
1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan
materi, silabus, rencana pembelajaran, serta metode dan
langkah-langkah yang telah direncanakan.
2) Mengoptimalkan penggunaan metode learning starts with a question
dalam kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada aktivitas
siswa dalam mengajukan pertanyaan.
3) Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat aktivitas
siswa dalam penerapan metode learning starts with a question yaitu
penilaian terhadap kegiatan metode learning starts with a question
yang berfokus pada aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan.
b. Pertemuan kedua meliputi:
1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan
materi, silabus, rencana pembelajaran, serta metode dan
langkah-langkah yang telah direncanakan.
2) Mengoptimalkan penggunaan metode learning starts with a question
dalam kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada aktivitas
siswa dalam mengemukakan pendapat.
3) Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat aktivitas
siswa dalam penerapan metode learning starts with a question yaitu
penilaian terhadap kegiatan metode learning starts with a question
yang berfokus pada aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat,
penilaian terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa dan
penilaian terhadap laporan tanya jawab siswa.
4) Melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk melihat peningkatan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa setelah kegiatan belajar
mengajar dengan menggunakan metode learning starts with a
5) Menyebarkan jurnal kesan siswa kepada siswa.
6) Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil
pengamatannya berkaitan dengan penerapan metode learning starts
with a question dalam kegiatan belajar mengajar.
7) Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap
kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan
kolaborator.
8) Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian
selesai dilaksanakan.
3. Pengamatan (Observation)
Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaan
pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini,
peneliti dan kolaborator mengumpulkan berbagai informasi di kelas dan mencatat
semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi yang
telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario
tindakan dari waktu ke waktu.
Seperti yang telah di jelaskan di atas, dalam satu tindakan terdapat dua
kali pertemuan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua kali
pengamatan. Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan
berikut :
a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas
penelitian.
b. Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a question
dengan pokok bahasan.
c. Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a question
dengan kaidah-kaidah teoritis.
d. Mengamati apakah metode learning starts with a question yang digunakan
Adapun rincian pengamatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
yaitu:
a. Pertemuan pertama meliputi:
1) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai
kelas penelitian dengan memfokuskan pada aktivitas siswa melakukan
tahap mengamati media pembelajaran.
2) Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a
question dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam
mengajukan pertanyaan.
3) Mengamati apakah media pembelajaran yang ditampilkan dapat
menstimulus siswa dalam mengajukan pertanyaan.
b. Pertemuan kedua meliputi:
1) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai
kelas penelitian dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam
mencari informasi dari berbagai sumber dan aktivitas siswa dalam
mengengemukakan pendapatnya.
2) Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a
question dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam
mengengemukakan pendapatnya.
3) Mengamati apakah metode learning starts with a question yang
digunakan dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat
siswa.
4. Refleksi (Reflection)
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi merupakan sarana
untuk melakukan pengkajian kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh
peneliti terhadap subjek penelitian yang telah dicatat dalam pengamatan. Pada
tahap ini guru dan kolaborator melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh
Dalam refleksi juga dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk melaksanakan
tindakan pada siklus berikutnya.
Seperti yang telah di jelaskan di atas, dalam satu tindakan terdapat dua
kali pertemuan. Sehingga peneliti melakukan dua kali refleksi untuk mendapatkan
data hasil penelitian yang lebih maksimal.
Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:
a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan
dilakukan.
b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau
dilanjutkan ke siklus selajutnya.
Adapun rincian refleksi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu:
a. Pertemuan pertama, yaitu melakukan diskusi dengan kolaborator dan
siswa setelah tindakan dilakukan dengan fokus refleksi berkenaan dengan
media pembelajaran yang ditampilkan dan penerapan metode learning
starts with a question dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam
mengajukan pertanyaan.
b. Pertemuan kedua, yaitu melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa
setelah tindakan dilakukan dengan fokus refleksi berkenaan dengan
penerapan metode learning starts with a question dengan memfokuskan
pada aktivitas siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber dan
aktivitas siswa dalam mengengemukakan pendapatnya. Kemudian
menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau
C. Definisi Operasional
Di bawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan
menjelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
1. Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Metode Learning Starts with
a Question
Metode learning starts with a question merupakan suatu metode
pembelajaran yang mengharuskan siswa mengajukan pertanyaan di awal pelajaran
sebelum ada penjelasan dari guru. Penggunaan metode ini lebih diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Metode ini
merupakan bagian dari strategi pembelajaran aktif atau lebih dikenal dengan
Active Learning. Active Learning lebih dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik sehingga semua anak
didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik
pribadi yang mereka miliki (Mahmudah dan Abdul Wahab, 2008: 63). Active
Learning merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan keaktifan
siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional, sehingga keterampilan yang
dibentuk tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang kondusif
untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas XI IPS 1.
Metode learning starts with a question lebih menekankan kepada aktivitas yang
dilakukan oleh siswa.
Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada metode learning starts with a
question dalam penelitian ini yaitu:
a. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini guru menyiapkan berbagai macam bahan yang dapat
menstimulus siswa untuk mengajukan pertanyaan. Bahan yang dapat
menstimulus siswa tersebut salah satunya adalah media pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus siswa
dalam mengajukan pertanyaan yaitu berupa gambar tokoh, benda-benda di
sekitar siswa yang dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran, ataupun
b. Tahap Pelaksanaan
1) Menampilkan media pembelajaran di dalam kelas.
Pada tahapan ini, guru menampilkan media pembelajaran yang telah
dipersiapkan tersebut agar dapat menstimulus siswa untuk mengajukan
pertanyaan sedangkan siswa mengamati media pembelajaran yang
telah ditampilkan oleh guru tersebut.
2) Pengajuan pertanyaan.
Pada tahapan ini, beberapa orang siswa diminta untuk mengajukan
pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa tersebut disampaikan
secara lisan. Pada tahapan ini tugas guru adalah membimbing serta
mengarahkan siswa dalam mengajukan pertanyaan.
3) Menjawab pertanyaan.
Pada tahapan ini, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan. Siswa
yang menjawab pertanyaan adalah semua siswa termasuk siswa yang
mengajukan pertanyaan. Pada tahapan ini semua siswa diberi
kesempatan yang sama dalam menjawab pertanyaan dan tugas guru
adalah membimbing serta mengarahkan siswa dalam menjawab
pertanyaan.
2. Kemampuan Mengemukakan Pendapat
Menurut Effendi (Setyani, 2008:9) pendapat merupakan respon yang
diberikan seseorang yaitu komunikan kepada komunikator yang sebelumnya telah
memberikan pertanyaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, pendapat merupakan
suatu respon yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam menjawab suatu
pertanyaan. Kemampuan mengemukakan pendapat yang dimaksudkan dalam
penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam menyampaikan pandangan, ide dan
gagasan yang disampaikan secara lisan. Kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat tersebut ditandai dengan pemberian jawaban, pernyataan dan tanggapan.
Keterampilan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran sejarah di
kelas XI IPS 1 ini berdasarkan definisi di atas kemudian disusun menjadi
a. Mengidentifikasi pertanyaan
Pada tahapan ini siswa diarahkan untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan.
Tahapan dari mengidentifikasi pertanyaan tersebut meliputi, siswa mengamati
pertanyaan yang diajukan temannya, kemudian siswa mencari maksud/tujuan
dari pertanyaan yang diajukan temannya tersebut, kemudian setelah siswa
menemukan maksud/tujuan dari pertanyaan yang diajukan tersebut siswa
diharapkan mampu mengemukakan pendapatnya dengan menjawab
pertanyaan tersebut.
b. Mencari ide atau gagasan
Pada tahapan ini siswa mencari ide atau gagasan untuk dijadikan pendapat.
Tahap pencarian ide atau gagasan tersebut diperoleh dari berbagai sumber
referensi sepert buku, artikel ataupun media lain yang dapat dijadikan sumber
rujukan.
c. Menemukan ide atau gagasan
Pada tahapan ini siswa diarahkan agar mampu menemukan ide atau gagasan
dari berbagai sumber tersebut yang nantinya akan digunakan siswa dalam
berpendapat.
d. Merumuskan Pendapat
Pada tahapan ini siswa diarahkan untuk menyusun atau merumuskan suatu
pendapat berdasarkan ide atau gagasan yang diperoleh dari berbagai sumber.
e. Menyampaikan Pendapat
Pada tahapan ini siswa mengemukakan pendapatnya berdasarkan ide atau
gagasan yang diperolehnya dari berbagai sumber.
Indikator-indikator kemampuan mengemukakan pendapat tersebut
selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan lembar observasi,
sehingga setelah diolah dan dianalisis maka akan diperoleh tingkat keberhasilan
yang terkait dengan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
Pengukuran berhasil atau tidaknya kemampuan mengemukakan pendapat siswa di
kelas XI IPS 1 yaitu dapat dilihat pada saat mejawab pertanyaan. Setelah terlihat
hasil pengolahan lembar aktivitas siswa menunjukan tingkat keberhasilan terkait
sejarah di kelas XI IPS 1, diharapkan berpengaruh juga terhadap peningkatan
hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 dalam bentuk angka keberhasilan. Adapun
penilaian tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat dari kriteria penilaian atau
rubrik yang berdasarkan interval skala angka menjadi 1, 2, dan 3. Penjelasan
untuk skala angka tersebut dimulai dari 1 sebagai penilaian kurang baik, 2 sebagai
cukup baik, dan 3 sebagai penilaian baik.
E. Instrumen Penelitian
Data penelitian yang dibutuhkan adalah kemampuan mengemukakan
pendapat siswa pada pra-penelitian maupun pada saat tindakan dilakukan. Oleh
karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada di lapangan diperlukan
beberapa perangkat penelitian. Adapun perangkat-perangkat yang digunakan
penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:
1. Lembar Panduan Observasi
Menurut Kurniawati dalam Wawan (2011: 46) bahwa lembar panduan
observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra penelitian maupun selama
pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran sejarah. Data yang ingin diperoleh
adalah data yang berupa perkataan dan aktivitas yaitu komunikasi interaktif antara
guru dan siswa, maupun siswa dengan siswa secara langsung pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dipergunakan untuk memperoleh data berkenaan
dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa
untuk mengetahui lebih mendalam terhadap penerapan metode learning starts
with a question yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, baik sebelum
maupun sesudah dilakukan tindakan. Pedoman wawancara ini merupakan kisi-kisi
pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti sebelum melakukan wawancara. Jawaban
dari siswa atau guru yang diwawancarai dengan wawancara semi terstruktur ini
3.LembarDokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat dokumen
resmi yang digunakan selama proses belajar menajar berlangsung seperti silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, dokumen penunjang seperti
tugas-tugas siswa, catatan tentang kehadiran, dan aktivitas siswa di kelas
juga digunakan sebagai dokumentasi.
4. Jurnal Kesan Siswa
Jurnal kesan merupakan jurnal harian yang harus diisi oleh setiap siswa
berkenaan dengan pembelajaran sejarah. Data yang diperoleh dari jurnal kesan
siswa dikelompokan ke dalam tiga kategori yakni: positif, negatif dan tidak
berkomentar. Jurnal harian yang dipakai dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui sikap, perasaan dan respons siswa terhadap pembelajaran sejarah
melalui metode learning starts with a question terhadap kemampuan
mengemukakan pendapat siswa.
Selain keempat instrumen di atas, maka untuk memperoleh data lain
yang berkembang selama pelaksanaan tindakan dan sebagai bahan perbandingan
untuk validasi data peneliti juga mempergunakan catatan lapangan (field note).
F.Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa metode
untuk memperoleh data penelitian. Adapun metode-metode yang digunakan
penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:
1. Observasi
Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data
tentang pelaksaan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas guru
dan siswa ketika tindakan dilakukan. Metode observasi yang dilakukan adalah
observasi terbuka, dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara
utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang
dimaksud dalam diskusi balikan (Sukidin, 2002: 114-115). Observasi dalam
penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan
2.Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara atau penanya
dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
atau panduan wawancara (Moh. Nasir, 1999: 234). Wawancara dalam penelitian
ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terutama mengenai
penerapan metode learning starts with a question terhadap kemampuan
mengemukakan pendapat siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk
mendapatkan data secara kualitatif yang diperoleh untuk bahan analisis pada
tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas siswa dan tanggapan siswa
terhadap proses belajar mengajar.
Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang
dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang memiliki
kemampuan baik, cukup dan kurang. Pedoman wawancara untuk siswa disusun
oleh peneliti sendiri, untuk memperoleh pandangannya mengenai metode learning
starts with a question terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Oleh
karena itu, bentuk wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur. Data wawancara tersebut direkam dengan
menggunakan tape rekaman, untuk membantu peneliti mengingat kembali hasil
wawancara yang telah dilakukan. Hasil wawancara itu dimaksudkan agar guru
melaksanakan perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah
direncanakan bersama peneliti, peneliti mitra, dan guru dalam proses
pembelajaran selanjutnya.
3.Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam
penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di
kelas pada waktu pembelajaran pada saat penelitian tindakan kelas ini
dilaksanakan. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tape rekaman
untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang
pelaksanaan pembelajaran.
4. Jurnal Kesan Siswa
Menurut Tamam dalam Wawan (2011: 47), jurnal kesan adalah catatan
harian yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang kesan
siswa setelah pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran dalam upaya perbaikan pada
pembelajaran berikutnya.
G. Analisis Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan peneliti pada penelitian ini
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul dari penelitian ini yaitu
data hasil observasi siswa baik pada saat pra-penelitian maupun pelaksanaan
tindakan, data observasi guru baik pada saat pra-penelitian maupun pelaksanaan
tindakan, dan data tes hasil lembar kerja siswa pada saat pelaksanaan tindakan.
Data-data temuan kemudian diolah dan dianalisis. Analisis data merupakan
bagian yang penting dalam penelitian ini, sebab data mentah yang telah
dikumpulkan oleh peneliti tidak ada gunanya jika tidak dilakukan analisis.
Melalui analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan
secara terus menerus dari awal sampai berakhirnya pelaksanaan penelitian.
Adapun prosedur pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan, Kodifikasi dan Kategorisasi Data
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh
berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberikan kode-kode
tertentu menurut jenis dan sumbernya. Selanjutnya, peneliti melakukan
interpretasi terhadap keseluruhan data untuk memudahkan penyusunan
kategorisasi data, sehingga dapat memberi penjelasan dan makna terhadap isi
temuan penelitian. Kategorisasi data dilakukan terhadap empat aspek, yaitu:
strategi belajar mengajar, proses belajar mengajar, aktivitas berupa tindakan guru
b. Validasi Data
Data yang baik adalah data yang valid. Suatu data dikatakan valid jika
data tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan
salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk
dalam PTK. Kegiatan yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas yaitu :
1) Trianggulasi
Dalam proses ini, peneliti mencek kebenaran data atau informasi
yang diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra, guru
dan siswa, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah
dipilih dan disepakati bersama. Dari peneliti utama, data atau informasi
tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar hasil observasi
tentang aktivitas guru dalam bentuk catatan dan jurnal pelaksanaan
tindakan. Dari peneliti mitra, data atau informasi tentang pelaksanaan
tindakan diperoleh melalui lembar hasil observasi tentang aktivitas siswa.
Guru berperan memberikan data atau informasi tentang
pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melakukan refleksi-kolaboratif
pada saat diskusi balikan di setiap akhir siklus tindakan. Siswa berperan
dalam memberikan data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan
dilakukan dengan memberikan lembar refleksi siswa kepada seluruh siswa
kelas XI IPS 1 pada setiap akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui
wawancara terhadap beberapa orang siswa yang dianggap dapat
memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya keseluruhan
tindakan.
2) Members Check
Members Check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data
temuan dengan cara mengkonfirmasikan dengan sumber data. Dalam
proses ini, data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang
diperoleh peneliti dan mitra peneliti dikonfirmasikan kebenarannya
kepada guru kelas melalui diskusi balikan (refeksi kolaboratif) pada setiap
tindakan.
3) Audit Trail
Audit trail yaitu mencek kebenaran hasil penelitian sementara
beserta prosedur dan pengumpulan datanya, dengan mengkonfirmasikan
pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa, dan dicek kesahihannya
pada sumber data tangan pertama. Proses ini juga dilakukan dengan
mengkonfirmasikan atau mendiskusikan dengan rekan-rekan mahasiswa
jurusan pendidikan sejarah FPIPS UPI yang melakukan PTK.
4) Expert Opinion
Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan
temuan penelitian kepada para pakar yang professional di bidang ini, yaitu
para pembimbing penelitian ini.
c. Interpretasi
Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan
penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Hasil interpretasi ini
diharapkan dapat memperoleh makna yang cukup berarti sebagai bahan untuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan hasi penelitian terhadap penerapan metode
learning starts with a question dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Data-data penelitian tindakan kelas
ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, lembar pendapat siswa dan tugas
siswa. Kesimpulan adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat
dalam bab pendahuluan yang akan diuraikan secara singkat di bab ini. Selain
kesimpulan, vab V juga berisi rekomendarsi dari peneliti terhadap beberapa pihak
yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk lebih
mengembangkan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode learning
starts with a question.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan
pada Bab IV, penelitian yang dilakukan terhadap kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1
Tanjungsiang dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pertama, perencanaan penerapan metode learning starts with a question
dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan
pendapat siswa di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang meliputi
penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar
penilaian siswa dan media pembelajaran yang digunakan untuk menstimulus
siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Kedua, perubahan setelah diterapkannya metode learning starts with a
question dalam proses pembelajaran sejarah, mengalami peningkatan terkait
dengan kemampuan mengemukakan pendapat siswa di kelas XI IPS 1 di SMA
Negeri 1 Tanjungsiang dari tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari data yang peneliti
dapatkan, menunjukkan peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Baik
dari hasil lembar observasi pada saat proses pembelajaran, keaktifan siswa yang
diindikasikan telah memiliki kemampuan mengemukakan pendapat siswa, laporan
dari jurnal kesan siswa, yang pada umumnya menunjukkan ketertarikan dan
menyenangi proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode learning
starts with a question tersebut.
Penerapan metode learning starts with a question dalam pembelajaran
sejarah tidak hanya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa di
kelas XI IPS 1 yang memang menjadi fokus penelitian, ternyata penerapan
metode learning starts with a question ini dapat memberikan dampak ganda yang
cukup baik, yakni dalam hal peningkatan keaktifan siswa dan minat belajar siswa
terhadap pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari data hasil pengolahan lembar
observasi terkait dengan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung,
keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan peningkatan dari tiap siklusnya.
Ketiga, dalam penerapan metode learning starts with a question sebagai
upaya untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam
pembelajaran sejarah memang menemui banyak kendala. Kendala yang dialami
sebagian besar disebabkan karena keterbatasan waktu untuk mengeksplorasi
pertanyaan dan materi pelajaran lebih mendalam dengan menggunakan metode
learning starts with a question dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, pemilihan
media pembelajaran yang sesuai untuk menstimulus siswa dalam mengajukan
pertanyaan juga menjadi kendala dalam penerapan metode learning starts with a
question dalam pembelajaran sejarah ini karena pemilihan media harus
disesuaikan dengan materi pembelajaran dan harus dapat merangsang siswa untuk
mengajukan pertanyaan. Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi melalui
upaya-upaya perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan revisi yang
dilakukan peneliti dan mitra peneliti dari setiap tindakan siklus pembelajarannya.
Keempat, berdasarkan data hasil wawancara terkait dengan pendapat guru
dan siswa terhadap metode learning starts with a question dalam pembelajaran
sejarah di kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa metode tersebut dapat
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Selain itu,
pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode learning starts with a
question menjadi lebih menyenangkan. Siswa lebih berperan secara aktif dalam
lebih leluasa sehingga kemampuan siswa dalam menyampaikan suatu pendapat
dapat terlihat.
B. Saran
Setelah peneliti melaksanakan penelitian di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1
Tanjungsiang dengan menerapkan metode learning starts with a question dalam
pembelajaran sejarah, pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk membantu dalam
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa sehingga dapat
dijadikan alternatif metode pembelajaran sejarah di sekolah. Melalui pembelajaran
sejarah dengan menerapkan metode learning starts with a question, siswa