• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS

1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh :

ANA SUPRIHATNA 0704375

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS

1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)

Oleh Ana Suprihatna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ana Suprihatna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ANA SUPRIHATNA 0704375

PENERAPAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

MENGEMUKAKAN PENDAPAT SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dra. Yani Kusmarni, M.Pd NIP. 19660113 199001 2 002

Pembimbing II

Drs. Tarunasena NIP.19680828 199802 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI

(4)

ABSTRAK

(5)

ABSTRACT

The background of this research is the low of expression ability of students in teaching history in class XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang. This is due to the activity of students during the learning process historical low, due to the lack of interesting history lesson, teachers lack of creativity in developing the learning process in the classroom, teachers rarely use teaching methods that can attract students learning, and teachers have not developed the ability to express opinions of students in the teaching of history. This led the researchers felt the need to improve conditions for learning in class XI IPS 1 through the application of learning methods starts with a question of teaching history in an effort to improve students' ability to express opinions. The method used in this study is the method of Classroom Action Research (CAR). CAR through issues of education and learning can be assessed, improved and completed. The procedures performed in this study refers to the model of Kemmis and Mc.Taggart, which started with planning, action, observation, and reflection. Data were obtained through an open observation, interviews, documentation, reports questioning students, and student journals impression. The study consisted of four cycles and four acts. Problem formulation used in this study is how history teachers plan learning development method starts with a question in the teaching of history in class XI IPS 1 to enhance the students ability to express an opinion?; how are teachers of history to implement learning method starts with a question of teaching history in the class XI IPS 1 to enhance the students ability to express opinions; what constraints faced by teachers of history in developing learning method starts with a question in class XI IPS 1 to enhance the students ability to express their opinions, and how do teachers and students towards learning method starts with a question in the teaching of history in class XI IPS 1 to enhance students ability to express an opinion?. The results obtained indicate that the authors of learning history by applying the learning method starts with a question, can improve students ability to express opinions. The application of learning methods can create fun learning, dynamic, and focused, with students actively involved through questions and answers in solving the problems. This is evident from the research results obtained, showed a significant increase in each cycle, whether of the observation sheets during the learning process, active students who indicated to have had a good ability to express opinions and responses of students who show interest in general and enjoys teaching history through the use of such methods. Results from this study is not a perfect study, so the need for further research on the application of learning methods starts with a question of teaching history in a different class in order to get a more perfect results.

(6)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah .. 8

1. Metode Pembelajaran ... 8

2. Metode Learning Starts with a Question ... 9

a. Pengertian Metode Learning Starts with a Question ... 9

b. Karakteristik Metode Learning Starts with a Question ... 10

c. Kelebihan dan kelemahan Metode Learning Starts with a Question ... 11

d. Tahapan-tahapan Pelaksanaan Metode Learning Starts with a Question ... 12

B. Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 14

1. Pengertian Kemampuan Mengemukakan Pendapat ... 14

2. Kemampuan Mengemukakan Pendapat dalam Pembelajaran Sejarah ... 15

C. Penerapan Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 20

B. Metode Penelitian... 25

C. Desain Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional... 34

E. Instrumen Penelitian... 37

F. Teknik Pengumpulan Data ... 38

G. Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Hasil Temuan Pra tindakan ... 43

B. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 45

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 45

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 45

3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus I... 51

(7)

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 56

2. Deskripsi PelaksanaanTindakan Siklus II ... 57

3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 64

4. Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus II ... 68

D. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 70

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 70

2. Deskripsi PelaksanaanTindakan Siklus III... 70

3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus III ... 78

4. Refleksi dan Revisi Tindakan Pembelajaran Sikus III ... 82

E. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 83

1. Perencanaan Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 83

2. Deskripsi PelaksanaanTindakan Siklus IV ... 84

3. Observasi Tindakan Pembelajaran Siklus IV ... 93

4. Refleksi Tindakan Pembelajaran Sikus IV ... 96

F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 97

1. Data Hasil Wawancara ... . 97

2. Data Hasil Pengolahan Laporan Tanya Jawab Siswa ... 101

3. Data Hasil Pengolahan Jurnal Kesan Siswa ... 103

G. Analisis Hasil Penelitian ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 126

(8)

Tabel 3.1. Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tanjungsiang... 22

Tabel 4.1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 51

Tabel 4.2. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 53

Tabel 4.3. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian Laporan Tanya Jawab Siswa ... 54

Tabel 4.4. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 64

Tabel 4.5. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 66

Tabel 4.6. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian terhadap Laporan Tanya Jawab Siswa ... 67

Tabel 4.7. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 79

Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 80

Tabel 4.9. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian Laporan Tanya Jawab Siswa ... 81

Tabel 4.10. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Terhadap Kegiatan Metode Learning Starts with a Question ... 93

Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa ... 94

Tabel 4.12. Hasil Pengamatan Terhadap Penilaian terhadap Laporan Tanya Jawab Siswa ... 95

Tabel 4.13. Skor Laporan Tanya Jawab Siswa ... 101

Tabel 4.14. Persentase Laporan Tanya Jawab Siswa ... 103

Tabel 4.15. Komentar Siswa pada Jurnal Kesan Siswa ... 104

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Denah SMA Negeri 1 Tanjungsiang ... 21

Gambar 3.2. Denah Kelas XI IPS 1 ... 38

Gambar 3.3. Adopsi Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart ... 27

Gambar 4.1. Siswa melakukan tahap pencarian dan perumusan pendapat ... 48

Gambar 4.2. Siswa melakukan tahap pencarian dan perumusan pendapat ... 60

Gambar 4.3. Siswa melakukan tahap mengamati video berjudul “Propaganda Jepang tahun 1942” ... 71

Gambar 4.4. Siswa melakukan tahap pencarian dan perumusan pendapat ... 87

Gambar 4.5. Diagram Persentase Laporan Tanya Jawab Siswa ... 103

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1

SMA Negeri 1 Tanjungsiang ini memfokuskan kajian pada upaya guru untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam mata pelajaran

sejarah. Fokus kajian ini diambil berdasarkan data hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti selama pra penelitian terhadap siswa kelas XI IPS 1 SMA

Negeri 1 Tanjungsiang dalam proses pembelajaran di kelas. Dari hasil

pengamatan di kelas, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang berkaitan

dengan aktivitas belajar di kelas, yaitu sebagai berikut: pertama, pada saat siswa

diberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan pernyataan dan tanggapannya

terhadap suatu peristiwa hanya ada satu siswa saja yang mengajukan pertanyaan,

sedangkan siswa lainnya hanya diam dan memperhatikan saja. Padahal bertanya

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan suatu informasi, bahkan menurut Hasyimi (2001: 247) menyatakan bahwa “bertanya adalah kunci ilmu pengetahuan karena bertanya merupakan bentuk dari usaha menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dirinya sendiri”. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa, sulitnya siswa mengajukan pertanyaan, memberikan pernyataan dan

tanggapannya dikarenakan siswa merasa malu dan canggung. Selain itu siswa juga

kurang dilatih untuk bertanya, memberikan pernyataan ataupun memberikan

tanggapannya, sehingga keterampilan siswa dalam bertanya, memberikan

pernyataan ataupun tanggapannya sangat kurang.

Kedua, pada saat siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang

diberikan oleh guru, sebagian besar siswa hanya diam saja dan sebagian lagi

membuka buku namun tidak ada yang memberikan jawaban sehingga guru harus

menjawab pertanyaannya sendiri. Padahal siswa telah memiliki buku sumber yaitu

buku paket yang dipinjam dari perpustakaan dan buku pegangan siswa, namun

buku sumber tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa. Hal

(11)

dengan memanfaatkan buku sumber dengan baik, siswa akan dapat menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

dan siswa, alasan siswa enggan untuk menjawab pertanyaan karena tiga faktor.

Pertama, siswa malu pada teman dan guru apabila jawaban yang diberikan salah.

Kedua, siswa takut dimarahi oleh guru jika jawaban yang diberikan salah. Alasan

yang ketiga adalah siswa kurang memanfaatkan buku sumber yang tersedia.

Permasalahan-permasalahan pembelajaran tersebut lebih mengarah pada

rendahnya kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat yang ditunjukkan

dengan rendahnya kemampuan bertanya, menjawab, memberikan pernyataan dan

tangapan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diperlukan suatu pemecahan

yang dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

Kemampuan ini merupakan suatu keterampilan yang perlu dikembangkan dalam

diri siswa agar bermanfaat untuk dirinya di masa yang akan datang. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Hasan (1999):

Tujuan pendidikan sejarah di masa mendatang hendaklah berkenaan dengan: Keterampilan sejarah yang dapat digunakan siswa dalam mengkaji berbagai informasi yang sampai kepadanya untuk menentukan kesahihan informasi, memahami dan mengkaji setiap perubahan yang terjadi dalam masyarakat di sekitarnya, dan digunakan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.

Kemampuan mengemukakan pendapat merupakan suatu keterampilan

yang perlu dimiliki oleh siswa, karena kemampuan ini merupakan salah satu

aspek dari keterampilan berpikir. Siswa perlu dilatih agar dapat mengemukakan

pendapat supaya bisa memunculkan daya kritis dan memberikan pemahaman

mengenai informasi yang didapatnya. Siswa juga perlu dilatih untuk

menggunakan kata-kata yang tepat dan menyusunnya menjadi kalimat yang jelas

agar pendapatnya tersebut dapat dimengerti oleh orang lain. Hal tersebut senada

dengan pendapat yang disampaikan Parera (1984: 156) yaitu:

(12)

Pemaparan di atas menegaskan bahwa kemampuan mengemukakan

pendapat sangat penting diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya

dalam pembelajaran sejarah, karena pembelajaran sejarah kaya akan informasi

mengenai peristiwa-peristiwa penting dan fakta-fakta masa lalu yang dapat

melatih daya kritis siswa sehingga dengan banyaknya informasi dan fakta-fakta

tersebut, kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat akan dapat dilatih.

Salah satu tujuan pendidikan sejarah yang dikemukakan oleh Hasan (1999: 9) juga

menjelaskan pentingnya suatu keterampilan yang dapat digunakan siswa dalam

menentukan kesahihan informasi, mengkaji dan memahami perubahan yang

terjadi dalam masyarakat. Keterampilan tersebut peneliti kaitkan dengan

kemampuan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran sejarah, namun pada

kenyataannya siswa sulit untuk mengemukakan pendapatnya padahal melalui

kemampuan ini, siswa akan dapat mengkaji berbagai informasi yang sampai

kepadanya.

Berdasarkan penjelasan di atas, kemampuan mengemukakan pendapat

merupakan keterampilan yang dapat digunakan dalam mengembangkan

kemampuan berpikir kritis dan analitis karena berkaitan dengan cara berpikir yang

dilakukan oleh siswa dalam mengkaji informasi yang diperolehnya. Keterampilan

mengemukakan pendapat inilah yang harus dikembangkan untuk memperbaiki

permasalahan di kelas XI IPS 1. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat pada siswa tersebut adalah

menerapkan metode learning starts with a question. Metode ini merupakan

metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat

pertanyaan berdasarkan hal-hal yang tidak dipahami oleh siswa atau suatu

informasi yang ingin diketahui oleh siswa. Hal tersebut diperjelas oleh Zaini

(2008: 44) yang menyebutkan bahwa learning starts with a question merupakan

salah satu cara untuk membuat peserta didik belajar secara aktif yaitu dengan

membuat mereka bertanya tentang materi pelajaran sebelum adanya penjelasan

dari pengajar. Selain itu, dalam metode learning starts with a question, siswa juga

diharapkan dapat menjawab pertanyaan mereka sendiri (Silberman, 2009: 146).

(13)

pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dan

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam proses belajar

mengajar. Metode learning starts with a question merupakan suatu metode

pembelajaran yang merupakan bagian dari Active Learning yang dikembangkan

oleh Melvin L. Silberman (2009). Active Learning merupakan suatu strategi

belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental,

intelektual, dan emosional, sehingga keterampilan yang dibentuk tersebut

diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang kondusif untuk meningkatkan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa kelas XI IPS 1.

Peneliti juga melihat hasil dari penelitian yang dilakukan Samsiah (2010)

bahwa penggunaan metode learning starts with a question dapat meningkatkan

kemampuan dan aktivitas siswa. Hal inilah yang menjadi landasan berpikir

peneliti untuk mencoba menerapkan metode learning starts with a question dalam

pembelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Tanjungsiang dengan harapan dapat

memperbaiki permasalahan yang terjadi di kelas XI IPS 1.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk lebih memperdalam kajian mengenai “Penerapan Metode Learning Starts with a Question dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan

Mengemukakan Pendapat Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang)“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian dilakukan dengan perumusan masalah yaitu “Bagaimana menerapkan metode learning Starts with a question dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan

mengemukakan pendapat siswa di kelas XI IPS 1?”. Masalah pokok penelitian ini

dirumuskan dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana guru sejarah merencanakan pengembangan metode learning

starts with a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk

(14)

2. Bagaimana guru sejarah menerapkan metode learning starts with a

question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa?

3. Apa kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam

mengembangkan metode learning starts with a question di kelas XI IPS 1

untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa?

4. Bagaimana pendapat guru dan siswa terhadap metode learning starts with

a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa?

C. Tujuan Penelitian

Secara garis besar yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk

mengkaji usaha yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan mengemukakan

pendapat siswa pada mata pelajaran sejarah. Adapun yang menjadi tujuan khusus

dari penelitian ini adalah:

1. Mengkaji dan mendeskripsikan desain perencanaan metode learning starts

with a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1 untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

2. Mendeskripsikan penerapkan metode learning starts with a Question

dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS untuk meningkatkan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

3. Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam

mengembangkan metode learning starts with a question di kelas XI IPS 1

untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

4. Mengkaji dan mendeskripsikan pendapat guru dan siswa terhadap metode

learning starts with a question dalam pembelajaran sejarah di kelas XI IPS

1 untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak

(15)

pendidikan, khususnya pada pendidikan SMA dalam mata pelajaran sejarah.

Adapun beberapa manfaat yang akan didapatkan dari penerapan metode learning

starts with a question adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru Sejarah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

alternatif dalam mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Metode learning starts with a question ini dapat dijadikan salah satu alternatif

yang dimaksud. Selain itu metode ini diharapkan dapat membantu

meningkatkan kualitas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di

kelas, sehingga dapat pula meningkatkan mutu pendidikan terutama untuk

mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Tanjungsiang.

2. Bagi Siswa

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan siswa dapat

mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir, terutama meningkatkan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan bagi penulis

sebagai calon pendidik dalam meningkatkan peranan siswa di dalam kelas

serta dapat memantapkan usaha diri peneliti sebagai calon guru sejarah. selain

itu, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dalam

mengembangkan Metode Learning Starts with a Question pada pembelajaran

sejarah.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah. Selain itu, hasil penelitian

ini dapat pula digunakan sebagai alternatif dalam mengembangkan

(16)

E.Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama merupakan pendahuluan sebagai pengantar untuk menuju

bab-bab selanjutnya. Dalam bab ini dibicarakan tentang latar belakang penelitian,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi

skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab dua berisi konsep-konsep utama dan turunan yang berkaitan dengan

judul skripsi tentang Penerapan Metode Learning Starts with a Question pada

Mata Pelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan

Pendapat Siswa yang diambil dari berbagai literatur. Selain itu juga berisi sedikit

gambaran mengenai penelitian terdahulu yang relevan dengan judul skripsi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terbagi dalam beberapa sub bab, yaitu: metode penelitian, desain

penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, definisi operasional, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas hasil-hasil penelitian dan pembahasannya yang

didasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian dilakukan. Pada bab empat

ini terbagi ke dalam sub-sub bab sebagai berikut : deskripsi sekolah, deskripsi

kelas/tempat dilaksanakan tindakan, deskripsi perencanaan penelitian,

pengembangan program tindakan, evaluasi, kendala-kendala pada pelaksanaan

penelitian, hasil Penelitian, Analisis pembelajaran sejarah dengan metode learning

starts with a question.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan pembahasan kesimpulan yang terbagi-bagi ke dalam

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini peneliti akan memaparkan tentang metode penelitian

yang digunakan untuk mengaplikasikan penerapan metode learning starts with a

question pada mata pelajaran sejarah. Adapun sub-sub yang akan dijabarkan

dalam bab ini, yaitu: A. Lokasi dan subjek penelitian; B. Metode penelitian; C.

Desain penelitian; D. Definisi operasional; E. Instrumen penelitian; F. Teknik

pengumpulan data; dan G. Analisis data.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjungsiang

yang beralamat di Jl Sindanglaya, kec Tanjungsiang, kab Subang. Subjek yang

dijadikan kelas penelitian adalah kelas XI IPS 1 yang memiliki jumlah siswa 35

orang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

Pemilihan subjek tersebut berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata

pelajaran sejarah dan berdasarkan pengamatan terhadap kelas tersebut. Alasan

dipilihnya kelas ini sebagai subjek penelitian adalah karena kurangnya

kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapatnya.

1. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Tanjungsiang

SMA Negeri 1 Tanjungsiang didirikan pada tahun 2001 yang pada saat itu

merupakan bagian dari SMA Negeri 1 Jalan Cagak. Kemudian tahun 2002 SMA

Negeri 1 Tanjungsiang berdiri sendiri dan terpisah dari SMA Negeri 1 Jalan

Cagak dengan kepala sekolah pertama yaitu Drs. Anton Imam M.As. Selama

kurun waktu yang masih baru tersebut, terdapat beberapa nama Kepala

Sekolah yang memimpin SMA Negeri 1 Tanjungsiang yakni sebagai berikut :

a. Drs. Anton Imam, M.As (Februari 2002 – Desember 2005)

b. Drs. H. EHJ. Marbun (Desember 2005 – Juni 2007)

c. Drs. Sis Djalaludin (Juni 2007 – Agustus 2008)

(18)

A

A A A

N N

A A A

A

O

A

H

H

J

P

I

B

C

D E

F

G

A A

M

L

K K

N

N

A

B

SMA Negeri 1 Tanjungsiang berlokasi di Jl. Sindanglaya-Tanjungsiang,

Desa Sindanglaya, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa

Barat.

2. Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 1 Tanjungsiang

Sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan di SMA Negeri 1

Tanjungsiang, upaya pengembangan prasarana dan sarana terus ditingkatkan

sebagai pendukung proses belajar dan mengajar. Secara umum sarana dan

prasarana di SMA Negeri 1 Tanjungsiang sudah lengkap yang ditunjukkan

dengan adanya ruangan-ruangan kelas yang cukup memadai untuk proses belajar

mengajar. Selain itu juga terdapat lapangan upacara yang cukup luas, yang dapat

(19)

Gambar 3.1. Denah SMA Negeri 1 Tanjungsiang

Pada saat ini sarana dan prasarana yang dimiliki SMA Negeri 1

Tanjungsiang dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1. Data Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Tanjungsiang

Tahun Pelajaran 2012/2013

a.Jenis sarana yang dimiliki sekolah

Ruang Jumlah

Keadaan Ruangan

Baik Rusak

Ringan Sedang Berat

Ruang Belajar 11  - - -

Lab. IPA 1  - - -

Lab. Bahasa 1  - - -

Lab. Komputer 1  - - -

R. Guru 1  - - -

R. Perpustakaan 1  - - -

Ruang BP / BK 1  - - -

RuangTata Usaha 1  - - -

R.Kepala Sekolah 1  - - -

Mushola 1  - - -

Keterangan :

A. Ruang Kelas I. Ruang OSIS

B. Laboratorium Komputer J. Laboratorium IPA

C. Ruang Tamu K. Kantin

D. Ruang Kepala Sekolah L. Perpustakaan

E. Ruang TU M. Mushola

F. Ruang Koperasi Sekolah N. WC

G. Ruang Guru O. Lapangan Basket

(20)

Gudang 1  - - -

Ruang WC 16  - - -

b. Sarana dan Prasarana

Ruang Jumlah Luas (M2) Buku Jumlah

Teori/Kelas 11 870 Judul Buku 550

Laboratorim 3 Jmlh Buku 9.200

Perpustakaan 1 - - -

Keterampilan Belum - - -

3. Kondisi Guru dan Siswa di SMA Negeri 1 Tanjungsiang

Guru-guru yang ada di sekolah SMA Negeri 1 Tanjungsiang sebagian

besar strata I (S-I) dan ada beberapa orang guru yang jenjang pendidikannya

sudah Strata II (S-II). SMA Negeri 1 Tanjungsiang pada Tahun Pelajaran

2010/2011 dapat menampung peserta didik sebanyak 484 orang, dengan jumlah

rombongan belajar sebanyak 12 kelas. Sebagian besar siswa-siswi SMA Negeri 1

Tanjungsiang berasal dari daerah-daerah yang berada di sekitar kampus SMA

Negeri 1 Tanjungsiang.

a. Kondisi Kelas Penelitian

Kondisi ruang belajar di kelas XII IPS 1 cukup baik dan memadai

untuk dapat berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Hal ini dapat

dilihat dari ruang kelas yang cukup bersih dan luas. Ventilasi udara dan

pencahayaan cukup, letak jendela yang berada 1,5 meter di atas lantai,

sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu oleh aktivitas di luar

ruangan. Jumlah meja belajar siswa lebih banyak dari jumlah siswa, sehingga

beberapa siswa cenderung berpindah-pindah meja. Terdapat meja guru yang

terletak di pojok depan kelas. Selain itu di bagian depan kelas tersebut juga

dilengkapi dengan papan tulis, white board, foto presiden Susilo Bambang

Yudhoyono dan Wapres Budiono, gambar pancasila, papan absensi, papan tata

tertib, struktur organigram, jadwal piket siswa, dan jadwal pelajaran. Sebelah

(21)

A B C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

D D

E

Sebelah timur terdapat pintu tertutup yang menghubungkan dengan kelas XI IPS

2. Adapun denah kelas penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.2. Denah Kelas XI IPS 1

Keterangan:

A. Papan Tulis (Black Board) B. Meja Guru

C. Meja Siswa D. Kursi Siswa

(22)

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh peneliti adalah Classroom Action Research

atau yang lebih dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini

dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap tindakan

yang dilakukan serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran

tersebut dilakukan. Hal tersebut senada dengan pengertian PTK yang dijabarkan

Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009:11) yaitu penelitian yang mengkombinasikan

prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan

dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang

terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Wiriaatmadja (2009:124) sendiri menjabarkan PTK sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh guru atau pendidik dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas

mengajarnya atau mengajar sejawatnya, atau untuk menguji asumsi-asumsi dalam

teori-teori pendidikan dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk

mengimplementasikan atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.

Ada juga beberapa pendapat dari para ahli yang turut melengkapi pendapat

di atas, seperti pendapat Sugiyono (2007) menyatakan bahwa PTK adalah

penelitian tindakan bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan sebuah

kelas tempat guru melaksanakan tugasnya, yang bertujuan memperbaiki

pembelajaran di kelas. Kemudian Arikunto (2002) menjelaskan PTK melalui

paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu: penelitian, tindakan dan kelas yang

dijelaskan sebagai berikut :

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat

untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi

peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan

tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

(23)

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa

PTK merupakan studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas untuk

memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara

berkesinambungan dengan melakukan tindakan tertentu.

Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki berbagai persoalan dalam

peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang di alami langsung dalam interaksi

antara guru dengan siswa. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain :

(Permatasari, 2009:51)

1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.

3. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan

pembelajaran secara berkelanjutan.

PTK yang akan peneliti lakukan bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran sejarah secara berkesinambungan dan

diharapkan dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada dalam proses

pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 1. Berdasarkan tujuan tersebut maka

peneliti melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan persoalan

pembelajaran di kelas. Tindakan-tindakan alternatif tersebut telah dirancang

sebelumnya oleh peneliti dan mitra dengan mengacu kepada upaya pemecahan

masalah yang dihadapi oleh guru.

C. Desain Penelitian

Desain atau model penelitian yang akan penulis gunakan dalam PTK ini

yaitu model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart dalam suatu sistem

spiral atau dalam bentuk pengkajian berdaur siklus. Model ini penulis pilih karena

dianggap sebagai model yang paling sederhana dan paling cocok digunakan

(24)

yaitu: Perencanaan (Planning), Tindakan (Action), Pengamatan (Observation),

Refleksi (Reflection). Secara rinci tahapan-tahapan yang terdapat dalam penelitian

tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.3. Adopsi Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart

(Wiriaatmadja, 2009)

Dari gambar 3.3 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan penelitian yaitu melakukan identifikasi masalah kemudian

membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan analisa masalah yang

didapatkan. Perencanaan dalam penelitian ini adalah melakukan identifikasi

masalah, kemudian membuat rencana suatu kegiatan pembelajaran berdasarkan

analisis masalah yang didapatkan, mulai dari penetapan waktu, materi, metode,

penyampaian materi. Rencana tindakan disusun secara reflektif, partisipatif dan

kolaboratif antara peneliti dan kolaborator dengan cara melakukan kesepakatan

bersama mengenai fokus observasi meliputi alat pengumpul data berupa lembar

(25)

Pada tahap ini, perencanaan yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

a. Menentukan kelas penelitian dan melakukan pengamatan ke kelas yang

akan digunakan sebagai subjek penelitian dalam penerapan metode

learning starts with a question untuk meningkatkan kemampuan

mengemukakan pendapat siswa.

b. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator untuk menentukan kapan

penelitian akan dimulai dan meminta kesediaan kolaborator untuk

mengamati proses belajar mengajar.

c. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

akan dilaksanakan pada saat penelitian.

d. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan sebagai

stimulus dalam penerapan metode learning starts with a question untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa tersebut.

e. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung pelaksanaan metode learning

starts with a question.

f. Menyusun alat ukur yang dapat melihat tingkat keberhasilan belajar siswa

dalam hal meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa

dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode learning

starts with a question.

g. Menyusun alat observasi yang akan digunakan dalam penelitian untuk

melihat aktivitas siswa dalam penerapan metode learning starts with a

question yang digunakan dalam penelitian.

h. Menyusun jurnal kesan siswa yang akan disebarkan kepada siswa.

i. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan

hasil pengamatannya berkaitan dengan penerapan metode learning starts

with a question untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan

pendapat siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap

kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan kolaborator.

k. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian

(26)

Perencanaan yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk dua

pertemuan. Adapun rincian perencanaan untuk kedua pertemuan tersebut

meliputi:

a. Alokasi waktu yang akan digunakan untuk pertemuan pertama yaitu satu

jam pelajaran. Sedangkan untuk pertemuan kedua yaitu dua jam pelajaran.

b. Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada pertemuan pertama yaitu

menampilkan media pembelajaran yang akan digunakan sebagai stimulus

dalam penerapan metode learning starts with a question dan meminta

siswa untuk mengajukan pertanyaan. Sedangkan pada pertemuan kedua

yaitu siswa mencari informasi dari berbagai sumber dalam upaya

menjawab pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan dan

mengengemukakan pendapatnya, kemudian siswa mengisi jurnal kesan

siswa.

c. Alat ukur yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu penilaian

terhadap kegiatan metode learning starts with a question yang berfokus

pada aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan. Sedangkan pada

pertemuan kedua yaitu penilaian terhadap kegiatan metode learning starts

with a question yang berfokus pada aktivitas mengemukakan pendapat,

penilaian terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa dan

penilaian terhadap laporan tanya jawab siswa.

2. Tindakan (Action)

Tindakan merupakan tahap pelaksanaan dari berbagai rencana yang telah

dirancang pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan tindakan harus sesuai dengan

perencanaan yang telah disepakati dan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator.

Pelaksanaan tindakan ditentukan di SMA Negeri 1 Tanjungsiang yang dilakukan

di kelas yang telah ditentukan yaitu kelas XI IPS 1. Pelaksanaan tindakan yang

akan dilaksanakan yaitu penerapan metode learning starts with a question dalam

(27)

Tindakan yang akan digunakan dalam penelitian ini untuk dua pertemuan,

artinya dalam satu tindakan terdiri dari dua pertemuan. Adapun rincian tindakan

untuk kedua pertemuan tersebut yaitu:

a. Pertemuan pertama meliputi:

1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan

materi, silabus, rencana pembelajaran, serta metode dan

langkah-langkah yang telah direncanakan.

2) Mengoptimalkan penggunaan metode learning starts with a question

dalam kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada aktivitas

siswa dalam mengajukan pertanyaan.

3) Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat aktivitas

siswa dalam penerapan metode learning starts with a question yaitu

penilaian terhadap kegiatan metode learning starts with a question

yang berfokus pada aktivitas siswa dalam mengajukan pertanyaan.

b. Pertemuan kedua meliputi:

1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan

materi, silabus, rencana pembelajaran, serta metode dan

langkah-langkah yang telah direncanakan.

2) Mengoptimalkan penggunaan metode learning starts with a question

dalam kegiatan belajar mengajar yang memfokuskan pada aktivitas

siswa dalam mengemukakan pendapat.

3) Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat aktivitas

siswa dalam penerapan metode learning starts with a question yaitu

penilaian terhadap kegiatan metode learning starts with a question

yang berfokus pada aktivitas siswa dalam mengemukakan pendapat,

penilaian terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa dan

penilaian terhadap laporan tanya jawab siswa.

4) Melaksanakan evaluasi hasil belajar untuk melihat peningkatan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa setelah kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan metode learning starts with a

(28)

5) Menyebarkan jurnal kesan siswa kepada siswa.

6) Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil

pengamatannya berkaitan dengan penerapan metode learning starts

with a question dalam kegiatan belajar mengajar.

7) Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap

kekurangan-kekurangan yang ditemukan setelah melakukan dialog dengan

kolaborator.

8) Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian

selesai dilaksanakan.

3. Pengamatan (Observation)

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai

aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Pelaksanaan

pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini,

peneliti dan kolaborator mengumpulkan berbagai informasi di kelas dan mencatat

semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi yang

telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario

tindakan dari waktu ke waktu.

Seperti yang telah di jelaskan di atas, dalam satu tindakan terdapat dua

kali pertemuan. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti melakukan dua kali

pengamatan. Pada tahap ini, pengamatan yang dilakukan meliputi kegiatan

berikut :

a. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai kelas

penelitian.

b. Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a question

dengan pokok bahasan.

c. Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a question

dengan kaidah-kaidah teoritis.

d. Mengamati apakah metode learning starts with a question yang digunakan

(29)

Adapun rincian pengamatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini

yaitu:

a. Pertemuan pertama meliputi:

1) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai

kelas penelitian dengan memfokuskan pada aktivitas siswa melakukan

tahap mengamati media pembelajaran.

2) Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a

question dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam

mengajukan pertanyaan.

3) Mengamati apakah media pembelajaran yang ditampilkan dapat

menstimulus siswa dalam mengajukan pertanyaan.

b. Pertemuan kedua meliputi:

1) Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan digunakan sebagai

kelas penelitian dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam

mencari informasi dari berbagai sumber dan aktivitas siswa dalam

mengengemukakan pendapatnya.

2) Mengamati kesesuaian penerapan metode learning starts with a

question dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam

mengengemukakan pendapatnya.

3) Mengamati apakah metode learning starts with a question yang

digunakan dapat meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat

siswa.

4. Refleksi (Reflection)

Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang

telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan

evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Refleksi merupakan sarana

untuk melakukan pengkajian kembali terhadap tindakan yang telah dilakukan oleh

peneliti terhadap subjek penelitian yang telah dicatat dalam pengamatan. Pada

tahap ini guru dan kolaborator melakukan evaluasi dan revisi terhadap seluruh

(30)

Dalam refleksi juga dilakukan perbaikan dan pengembangan untuk melaksanakan

tindakan pada siklus berikutnya.

Seperti yang telah di jelaskan di atas, dalam satu tindakan terdapat dua

kali pertemuan. Sehingga peneliti melakukan dua kali refleksi untuk mendapatkan

data hasil penelitian yang lebih maksimal.

Pada tahap ini, refleksi yang dilakukan meliputi kegiatan berikut:

a. Melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa setelah tindakan

dilakukan.

b. Menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau

dilanjutkan ke siklus selajutnya.

Adapun rincian refleksi yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu:

a. Pertemuan pertama, yaitu melakukan diskusi dengan kolaborator dan

siswa setelah tindakan dilakukan dengan fokus refleksi berkenaan dengan

media pembelajaran yang ditampilkan dan penerapan metode learning

starts with a question dengan memfokuskan pada aktivitas siswa dalam

mengajukan pertanyaan.

b. Pertemuan kedua, yaitu melakukan diskusi dengan kolaborator dan siswa

setelah tindakan dilakukan dengan fokus refleksi berkenaan dengan

penerapan metode learning starts with a question dengan memfokuskan

pada aktivitas siswa dalam mencari informasi dari berbagai sumber dan

aktivitas siswa dalam mengengemukakan pendapatnya. Kemudian

menyimpulkan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau

(31)

C. Definisi Operasional

Di bawah ini terdapat beberapa definisi operasional yang akan

menjelaskan mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

antara lain:

1. Pembelajaran Sejarah dengan Menggunakan Metode Learning Starts with

a Question

Metode learning starts with a question merupakan suatu metode

pembelajaran yang mengharuskan siswa mengajukan pertanyaan di awal pelajaran

sebelum ada penjelasan dari guru. Penggunaan metode ini lebih diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Metode ini

merupakan bagian dari strategi pembelajaran aktif atau lebih dikenal dengan

Active Learning. Active Learning lebih dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik sehingga semua anak

didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik

pribadi yang mereka miliki (Mahmudah dan Abdul Wahab, 2008: 63). Active

Learning merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan keaktifan

siswa secara fisik, mental, intelektual, dan emosional, sehingga keterampilan yang

dibentuk tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu kondisi yang kondusif

untuk meningkatkan keterampilan mengemukakan pendapat siswa kelas XI IPS 1.

Metode learning starts with a question lebih menekankan kepada aktivitas yang

dilakukan oleh siswa.

Tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada metode learning starts with a

question dalam penelitian ini yaitu:

a. Tahap Persiapan

Pada tahapan ini guru menyiapkan berbagai macam bahan yang dapat

menstimulus siswa untuk mengajukan pertanyaan. Bahan yang dapat

menstimulus siswa tersebut salah satunya adalah media pembelajaran.

Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menstimulus siswa

dalam mengajukan pertanyaan yaitu berupa gambar tokoh, benda-benda di

sekitar siswa yang dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran, ataupun

(32)

b. Tahap Pelaksanaan

1) Menampilkan media pembelajaran di dalam kelas.

Pada tahapan ini, guru menampilkan media pembelajaran yang telah

dipersiapkan tersebut agar dapat menstimulus siswa untuk mengajukan

pertanyaan sedangkan siswa mengamati media pembelajaran yang

telah ditampilkan oleh guru tersebut.

2) Pengajuan pertanyaan.

Pada tahapan ini, beberapa orang siswa diminta untuk mengajukan

pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh siswa tersebut disampaikan

secara lisan. Pada tahapan ini tugas guru adalah membimbing serta

mengarahkan siswa dalam mengajukan pertanyaan.

3) Menjawab pertanyaan.

Pada tahapan ini, siswa diminta untuk menjawab pertanyaan. Siswa

yang menjawab pertanyaan adalah semua siswa termasuk siswa yang

mengajukan pertanyaan. Pada tahapan ini semua siswa diberi

kesempatan yang sama dalam menjawab pertanyaan dan tugas guru

adalah membimbing serta mengarahkan siswa dalam menjawab

pertanyaan.

2. Kemampuan Mengemukakan Pendapat

Menurut Effendi (Setyani, 2008:9) pendapat merupakan respon yang

diberikan seseorang yaitu komunikan kepada komunikator yang sebelumnya telah

memberikan pertanyaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, pendapat merupakan

suatu respon yang diberikan seseorang kepada orang lain dalam menjawab suatu

pertanyaan. Kemampuan mengemukakan pendapat yang dimaksudkan dalam

penelitian ini yaitu kemampuan siswa dalam menyampaikan pandangan, ide dan

gagasan yang disampaikan secara lisan. Kemampuan siswa dalam mengemukakan

pendapat tersebut ditandai dengan pemberian jawaban, pernyataan dan tanggapan.

Keterampilan mengemukakan pendapat dalam pembelajaran sejarah di

kelas XI IPS 1 ini berdasarkan definisi di atas kemudian disusun menjadi

(33)

a. Mengidentifikasi pertanyaan

Pada tahapan ini siswa diarahkan untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan.

Tahapan dari mengidentifikasi pertanyaan tersebut meliputi, siswa mengamati

pertanyaan yang diajukan temannya, kemudian siswa mencari maksud/tujuan

dari pertanyaan yang diajukan temannya tersebut, kemudian setelah siswa

menemukan maksud/tujuan dari pertanyaan yang diajukan tersebut siswa

diharapkan mampu mengemukakan pendapatnya dengan menjawab

pertanyaan tersebut.

b. Mencari ide atau gagasan

Pada tahapan ini siswa mencari ide atau gagasan untuk dijadikan pendapat.

Tahap pencarian ide atau gagasan tersebut diperoleh dari berbagai sumber

referensi sepert buku, artikel ataupun media lain yang dapat dijadikan sumber

rujukan.

c. Menemukan ide atau gagasan

Pada tahapan ini siswa diarahkan agar mampu menemukan ide atau gagasan

dari berbagai sumber tersebut yang nantinya akan digunakan siswa dalam

berpendapat.

d. Merumuskan Pendapat

Pada tahapan ini siswa diarahkan untuk menyusun atau merumuskan suatu

pendapat berdasarkan ide atau gagasan yang diperoleh dari berbagai sumber.

e. Menyampaikan Pendapat

Pada tahapan ini siswa mengemukakan pendapatnya berdasarkan ide atau

gagasan yang diperolehnya dari berbagai sumber.

Indikator-indikator kemampuan mengemukakan pendapat tersebut

selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan lembar observasi,

sehingga setelah diolah dan dianalisis maka akan diperoleh tingkat keberhasilan

yang terkait dengan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.

Pengukuran berhasil atau tidaknya kemampuan mengemukakan pendapat siswa di

kelas XI IPS 1 yaitu dapat dilihat pada saat mejawab pertanyaan. Setelah terlihat

hasil pengolahan lembar aktivitas siswa menunjukan tingkat keberhasilan terkait

(34)

sejarah di kelas XI IPS 1, diharapkan berpengaruh juga terhadap peningkatan

hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 dalam bentuk angka keberhasilan. Adapun

penilaian tingkat keberhasilan siswa dapat dilihat dari kriteria penilaian atau

rubrik yang berdasarkan interval skala angka menjadi 1, 2, dan 3. Penjelasan

untuk skala angka tersebut dimulai dari 1 sebagai penilaian kurang baik, 2 sebagai

cukup baik, dan 3 sebagai penilaian baik.

E. Instrumen Penelitian

Data penelitian yang dibutuhkan adalah kemampuan mengemukakan

pendapat siswa pada pra-penelitian maupun pada saat tindakan dilakukan. Oleh

karena itu dalam mengumpulkan semua data yang ada di lapangan diperlukan

beberapa perangkat penelitian. Adapun perangkat-perangkat yang digunakan

penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

1. Lembar Panduan Observasi

Menurut Kurniawati dalam Wawan (2011: 46) bahwa lembar panduan

observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra penelitian maupun selama

pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran sejarah. Data yang ingin diperoleh

adalah data yang berupa perkataan dan aktivitas yaitu komunikasi interaktif antara

guru dan siswa, maupun siswa dengan siswa secara langsung pada saat

pembelajaran sejarah berlangsung.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dipergunakan untuk memperoleh data berkenaan

dengan rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa

untuk mengetahui lebih mendalam terhadap penerapan metode learning starts

with a question yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, baik sebelum

maupun sesudah dilakukan tindakan. Pedoman wawancara ini merupakan kisi-kisi

pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti sebelum melakukan wawancara. Jawaban

dari siswa atau guru yang diwawancarai dengan wawancara semi terstruktur ini

(35)

3.LembarDokumentasi

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat dokumen

resmi yang digunakan selama proses belajar menajar berlangsung seperti silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, dokumen penunjang seperti

tugas-tugas siswa, catatan tentang kehadiran, dan aktivitas siswa di kelas

juga digunakan sebagai dokumentasi.

4. Jurnal Kesan Siswa

Jurnal kesan merupakan jurnal harian yang harus diisi oleh setiap siswa

berkenaan dengan pembelajaran sejarah. Data yang diperoleh dari jurnal kesan

siswa dikelompokan ke dalam tiga kategori yakni: positif, negatif dan tidak

berkomentar. Jurnal harian yang dipakai dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui sikap, perasaan dan respons siswa terhadap pembelajaran sejarah

melalui metode learning starts with a question terhadap kemampuan

mengemukakan pendapat siswa.

Selain keempat instrumen di atas, maka untuk memperoleh data lain

yang berkembang selama pelaksanaan tindakan dan sebagai bahan perbandingan

untuk validasi data peneliti juga mempergunakan catatan lapangan (field note).

F.Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini didapat dengan menggunakan beberapa metode

untuk memperoleh data penelitian. Adapun metode-metode yang digunakan

penulis dalam mengumpulkan data diantaranya yaitu:

1. Observasi

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan untuk memperoleh data

tentang pelaksaan proses belajar mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas guru

dan siswa ketika tindakan dilakukan. Metode observasi yang dilakukan adalah

observasi terbuka, dengan tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara

utuh atau mampu merekonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang

dimaksud dalam diskusi balikan (Sukidin, 2002: 114-115). Observasi dalam

penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan

(36)

2.Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara atau penanya

dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

atau panduan wawancara (Moh. Nasir, 1999: 234). Wawancara dalam penelitian

ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terutama mengenai

penerapan metode learning starts with a question terhadap kemampuan

mengemukakan pendapat siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk

mendapatkan data secara kualitatif yang diperoleh untuk bahan analisis pada

tahap selanjutnya terutama untuk mengetahui aktivitas siswa dan tanggapan siswa

terhadap proses belajar mengajar.

Peneliti hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang

dianggap dapat mewakili seluruh siswa, mulai dari siswa yang memiliki

kemampuan baik, cukup dan kurang. Pedoman wawancara untuk siswa disusun

oleh peneliti sendiri, untuk memperoleh pandangannya mengenai metode learning

starts with a question terhadap kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Oleh

karena itu, bentuk wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah

wawancara semi terstruktur. Data wawancara tersebut direkam dengan

menggunakan tape rekaman, untuk membantu peneliti mengingat kembali hasil

wawancara yang telah dilakukan. Hasil wawancara itu dimaksudkan agar guru

melaksanakan perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah

direncanakan bersama peneliti, peneliti mitra, dan guru dalam proses

pembelajaran selanjutnya.

3.Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam

penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi di

kelas pada waktu pembelajaran pada saat penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tape rekaman

untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang

(37)

pelaksanaan pembelajaran.

4. Jurnal Kesan Siswa

Menurut Tamam dalam Wawan (2011: 47), jurnal kesan adalah catatan

harian yang diisi oleh siswa pada akhir pembelajaran, yang berisi tentang kesan

siswa setelah pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran dalam upaya perbaikan pada

pembelajaran berikutnya.

G. Analisis Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan peneliti pada penelitian ini

bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul dari penelitian ini yaitu

data hasil observasi siswa baik pada saat pra-penelitian maupun pelaksanaan

tindakan, data observasi guru baik pada saat pra-penelitian maupun pelaksanaan

tindakan, dan data tes hasil lembar kerja siswa pada saat pelaksanaan tindakan.

Data-data temuan kemudian diolah dan dianalisis. Analisis data merupakan

bagian yang penting dalam penelitian ini, sebab data mentah yang telah

dikumpulkan oleh peneliti tidak ada gunanya jika tidak dilakukan analisis.

Melalui analisis, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan

secara terus menerus dari awal sampai berakhirnya pelaksanaan penelitian.

Adapun prosedur pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan, Kodifikasi dan Kategorisasi Data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan seluruh data yang telah diperoleh

berdasarkan instrumen penelitian, kemudian data tersebut diberikan kode-kode

tertentu menurut jenis dan sumbernya. Selanjutnya, peneliti melakukan

interpretasi terhadap keseluruhan data untuk memudahkan penyusunan

kategorisasi data, sehingga dapat memberi penjelasan dan makna terhadap isi

temuan penelitian. Kategorisasi data dilakukan terhadap empat aspek, yaitu:

strategi belajar mengajar, proses belajar mengajar, aktivitas berupa tindakan guru

(38)

b. Validasi Data

Data yang baik adalah data yang valid. Suatu data dikatakan valid jika

data tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas merupakan

salah satu syarat penting dalam pelaksanaan seluruh jenis penelitian termasuk

dalam PTK. Kegiatan yang bisa digunakan dalam meningkatkan validitas yaitu :

1) Trianggulasi

Dalam proses ini, peneliti mencek kebenaran data atau informasi

yang diperoleh dari sumber data, yaitu peneliti utama, peneliti mitra, guru

dan siswa, dengan menggunakan metode pengumpulan data yang telah

dipilih dan disepakati bersama. Dari peneliti utama, data atau informasi

tentang pelaksanaan tindakan diperoleh melalui lembar hasil observasi

tentang aktivitas guru dalam bentuk catatan dan jurnal pelaksanaan

tindakan. Dari peneliti mitra, data atau informasi tentang pelaksanaan

tindakan diperoleh melalui lembar hasil observasi tentang aktivitas siswa.

Guru berperan memberikan data atau informasi tentang

pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melakukan refleksi-kolaboratif

pada saat diskusi balikan di setiap akhir siklus tindakan. Siswa berperan

dalam memberikan data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan

dilakukan dengan memberikan lembar refleksi siswa kepada seluruh siswa

kelas XI IPS 1 pada setiap akhir pelaksanaan tindakan, serta melalui

wawancara terhadap beberapa orang siswa yang dianggap dapat

memberikan informasi yang tepat setelah berakhirnya keseluruhan

tindakan.

2) Members Check

Members Check yaitu mencek kebenaran dan kesahihan data

temuan dengan cara mengkonfirmasikan dengan sumber data. Dalam

proses ini, data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang

diperoleh peneliti dan mitra peneliti dikonfirmasikan kebenarannya

kepada guru kelas melalui diskusi balikan (refeksi kolaboratif) pada setiap

(39)

tindakan.

3) Audit Trail

Audit trail yaitu mencek kebenaran hasil penelitian sementara

beserta prosedur dan pengumpulan datanya, dengan mengkonfirmasikan

pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa, dan dicek kesahihannya

pada sumber data tangan pertama. Proses ini juga dilakukan dengan

mengkonfirmasikan atau mendiskusikan dengan rekan-rekan mahasiswa

jurusan pendidikan sejarah FPIPS UPI yang melakukan PTK.

4) Expert Opinion

Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan

temuan penelitian kepada para pakar yang professional di bidang ini, yaitu

para pembimbing penelitian ini.

c. Interpretasi

Pada tahap ini peneliti berusaha menginterpretasikan temuan-temuan

penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Hasil interpretasi ini

diharapkan dapat memperoleh makna yang cukup berarti sebagai bahan untuk

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan hasi penelitian terhadap penerapan metode

learning starts with a question dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan

kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Data-data penelitian tindakan kelas

ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, lembar pendapat siswa dan tugas

siswa. Kesimpulan adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat

dalam bab pendahuluan yang akan diuraikan secara singkat di bab ini. Selain

kesimpulan, vab V juga berisi rekomendarsi dari peneliti terhadap beberapa pihak

yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk lebih

mengembangkan pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode learning

starts with a question.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan hasil pengolahan

pada Bab IV, penelitian yang dilakukan terhadap kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1

Tanjungsiang dapat disimpulkan sebagai berikut :

Pertama, perencanaan penerapan metode learning starts with a question

dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan

pendapat siswa di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Tanjungsiang meliputi

penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi, lembar

penilaian siswa dan media pembelajaran yang digunakan untuk menstimulus

siswa dalam mengajukan pertanyaan.

Kedua, perubahan setelah diterapkannya metode learning starts with a

question dalam proses pembelajaran sejarah, mengalami peningkatan terkait

dengan kemampuan mengemukakan pendapat siswa di kelas XI IPS 1 di SMA

Negeri 1 Tanjungsiang dari tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari data yang peneliti

dapatkan, menunjukkan peningkatan yang signifikan pada setiap siklusnya. Baik

dari hasil lembar observasi pada saat proses pembelajaran, keaktifan siswa yang

diindikasikan telah memiliki kemampuan mengemukakan pendapat siswa, laporan

(41)

dari jurnal kesan siswa, yang pada umumnya menunjukkan ketertarikan dan

menyenangi proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode learning

starts with a question tersebut.

Penerapan metode learning starts with a question dalam pembelajaran

sejarah tidak hanya meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa di

kelas XI IPS 1 yang memang menjadi fokus penelitian, ternyata penerapan

metode learning starts with a question ini dapat memberikan dampak ganda yang

cukup baik, yakni dalam hal peningkatan keaktifan siswa dan minat belajar siswa

terhadap pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari data hasil pengolahan lembar

observasi terkait dengan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung,

keterlibatan dan keaktifan siswa menunjukkan peningkatan dari tiap siklusnya.

Ketiga, dalam penerapan metode learning starts with a question sebagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam

pembelajaran sejarah memang menemui banyak kendala. Kendala yang dialami

sebagian besar disebabkan karena keterbatasan waktu untuk mengeksplorasi

pertanyaan dan materi pelajaran lebih mendalam dengan menggunakan metode

learning starts with a question dalam pembelajaran sejarah. Selain itu, pemilihan

media pembelajaran yang sesuai untuk menstimulus siswa dalam mengajukan

pertanyaan juga menjadi kendala dalam penerapan metode learning starts with a

question dalam pembelajaran sejarah ini karena pemilihan media harus

disesuaikan dengan materi pembelajaran dan harus dapat merangsang siswa untuk

mengajukan pertanyaan. Namun kendala-kendala tersebut dapat diatasi melalui

upaya-upaya perbaikan yang dilakukan berdasarkan hasil refleksi dan revisi yang

dilakukan peneliti dan mitra peneliti dari setiap tindakan siklus pembelajarannya.

Keempat, berdasarkan data hasil wawancara terkait dengan pendapat guru

dan siswa terhadap metode learning starts with a question dalam pembelajaran

sejarah di kelas XI IPS 1 menunjukkan bahwa metode tersebut dapat

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Selain itu,

pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode learning starts with a

question menjadi lebih menyenangkan. Siswa lebih berperan secara aktif dalam

(42)

lebih leluasa sehingga kemampuan siswa dalam menyampaikan suatu pendapat

dapat terlihat.

B. Saran

Setelah peneliti melaksanakan penelitian di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1

Tanjungsiang dengan menerapkan metode learning starts with a question dalam

pembelajaran sejarah, pembelajaran ini sangat bermanfaat untuk membantu dalam

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa sehingga dapat

dijadikan alternatif metode pembelajaran sejarah di sekolah. Melalui pembelajaran

sejarah dengan menerapkan metode learning starts with a question, siswa

Gambar

Gambar 3.1. Denah SMA Negeri 1 Tanjungsiang .....................................................
Gambar 3.1. Denah SMA Negeri 1 Tanjungsiang
Gambar 3.2. Denah Kelas XI IPS 1
Gambar 3.3. Adopsi Desain PTK Model Kemis dan Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Based on result of the analysis, it was found that there was insignificant influence between the control treatment and reduced micronutrients of B, Fe, and Zn on the

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat terselesaikannya Skripsi dengan judul ” HUBUNGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK

McCormack, Jack C., 2003, “Desain Beton Bertulang”, Penerbit Erlangga, Jakarta.. Unnikhrisna and Menon, Devdas, 2003, “Reinforced

A large number of practical situations can be described by the repeated per- formance of a random experiment of the following basic nature: a sequence of trials is performed so that

Kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dan Kepala Kantor Pertanahan Kotamadya Tangerang yang wilayah kerjanya menjadi lokasi uji coba pelaksanaan pendaftaran tanah

Mangkunegara, Anwar Prabu, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan , Cetakan Kedua, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.. Mathis dan Jackson, (2002), Manajemen

(1) Dalam hal langkah-langkah penertiban dan pendayagunaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, 16, 17, 18 dan Pasal 19, Pemegang Hak Atas Tanah atau pihak yang telah

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN EFIKASI DIRI SISWA SMA PADA KONSEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN.. Universitas