• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK KLASIFIKASI GOLONGAN DARAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK KLASIFIKASI GOLONGAN DARAH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK KLASIFIKASI GOLONGAN DARAH

Tomy Arianto¹, -²

¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Abstrak

Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam antigen golongan darah yang disebut aglutinogen. Terdapat dua golongan antigen yang sering menimbulkan reaksi transfusi darah yaitu sistem ABO dan sistem Rh. Untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi (hemolisis dan aglutinasi) antara darah donor dan resipien pada proses transfusi darah maka dilakukan pemeriksaan golongan darah pada donor maupun pada resipien. Proses aglutinasi dapat diamati secara visual melalui mikroskop. Pada bidang kedokteran forensik dan penanganan basisdata rumah sakit secara massal, diperlukan suatu pemeriksaan golongan darah yang akurat.

Dalam tugas akhir ini dibuat suatu program yang dapat mengenali citra pola penggumpalan golongan darah dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan perambatan-balik. Pola

penggumpalan golongan darah didapatkan dari beberapa tetes darah yang ditetesi dengan reagen. Pola penggumpalan golongan darah ini diambil citranya sehingga bisa dianalisis. Citra tersebut akan diproses menjadi citra aras keabuan yang kemudian dilakukan proses deteksi tepi.

Citra hasil deteksi tepi tersebut digunakan sebagai masukan program pendeteksi golongan darah.

Jaringan syaraf tiruan perambatan-balik digunakan sebagai metode pengenalan parameter pola penggumpalan golongan darah, sehingga bisa diperoleh kesimpulan dari citra golongan darah tersebut.

Analisis dilakukan menggunakan inputan dari berbagai deteksi tepi dan jaringan syaraf tiruan perambatan-balik dengan metode pembelajaran penurunan gradien dengan jumlah neuron lapisan tersembunyi 20 dan jumlah neuron lapisan keluaran 1 serta laju pembelajaran 0,1.

Dengan analisis tersebut diperoleh kinerja keberhasilan sebesar 100%. Kinerja keberhasilan tersebut didapatkan dari proses pembelajaran jaringan sehingga didapatkan jaringan dengan kinerja jaringan yang terbaik, yaitu dengan nilai MSE terkecil.

Kata Kunci : golongan darah, aglutinogen, jaringan syaraf tiruan perambatan-balik.

Abstract

Human’s blood cell membrane have any blood type antigen called aglutinogen. There are two types of antigen that may cause reaction of blood transfussion, that is ABO and Rh system. To prevent transfusion reaction (haemolysis and aglutination) between donor and recepient on blood transfusion, hence we should do blood type inspection between donor and recipient. Aglutination process can be perceived visually through microscope. On medical of forensic and to handling hospital database, it is needed an accurate blood type inspection.

On this project, it had been made an application program which can recognize the image of blood type clotting pattern by backpropagation artificial neural network. Blood type clotting pattern had been gotten from some blood drip dropped by reagen. This blood type clotting pattern could be taken its image so that it can be analyzed. This image will be processed to gray scale image, then it can be processed by edge detection. The image result of the edge detection process was used as input of blood type detection application program. Backpropagation artificial neural network was used as recognized method of blood type clotting parameter. So that it could be obtained some conclusions of that blood type image.

Analysis was held by various edge detection input and using backpropagation neural network with gradien descent learning method that have 20 neuron hidden layer and 1 neuron output layer with 0,1 of learning rate. With that analysis had been gotten 100% performance to recognize the new blood type clotting pattern which did not include on network learning processes. That performance got from network learning process, so that got network with best network performance, that is with smallest value of MSE.

Keywords : blood type, aglutinogen, backpropagation artificial neural network.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2006

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

provided by Open Library

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran dikenal sistem penggolongan darah ABO, dan rhesus. Penggolongan ini berdasarkan jenis antigen yang terkandung pada membran sel darah merah manusia yang disebut juga aglutinogen. Sistem penggolongan darah ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi (hemolisis dan aglutinasi) ketika dilakukan transfusi darah antara donor dan resipien.

Pada sistem golongan darah ABO dikenal dua macam antigen yaitu antigen A dan antigen B. Pada sistem golongan darah rhesus dikenal antigen C, D, dan E, akan tetapi antigen D merupakan komponen yang paling antigenik. Pemeriksaan golongan darah dilakukan dengan mencampurkan aglutinin tipe tertentu dengan setetes darah yang ingin diketahui golongan darahnya, sehingga diketahui reaksi yang terjadi yaitu terjadinya proses aglutinasi (penggumpalan).

Proses aglutinasi dapat diamati secara visual melalui mikroskop, akan tetapi pengamatan secara konvensional terkadang tidak akurat dan kurang bisa dipertanggungjawabkan, untuk itu diperlukan pembacaan secara digital sebagai pembanding keakurasiannya. Hal ini akan sangat penting dalam bidang kedokteran forensik dan penanganan basis-data rumah sakit secara massal.

Jaringan Syaraf Tiruan (JST) perambatan-balik merupakan salah satu bentuk JST yang mampu mengenali pola aglutinasi dari hasil proses pemeriksaan golongan darah. Hasil pencitraan dari proses pemeriksaan golongan darah akan diolah dengan deteksi tepi dengan program bantu MATLAB 6.5 sehingga bisa diperoleh citra aras keabuan yang diinginkan, kemudian dilakukan pembelajaran dari citra hasil deteksi tepi dengan JST perambatan-balik sehingga diperoleh golongan dari citra yang sedang diolah.

1.2 Tujuan

Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah :

1. Untuk menghasilkan akurasi yang tinggi dalam pengklasifikasian golongan darah manusia dengan menggunakan Jaringan syaraf tiruan Backpropagation.

(3)

2. Merancang dan melakukan implementasi perangkat lunak yang mudah dimengerti bagi orang awam guna mendeteksi dan mengklasifikasikan golongan darah.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalan tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan deteksi tepi dan jaringan syaraf tiruan Backpropagation untuk mengklasifikasikan golongan darah seseorang.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan tugas akhir ini terdapat pembatasan masalah sebagai berikut.

1. Citra yang akan diolah adalah hasil pemotretan sel darah dengan menggunakan kamera, dan mikroskop khusus dengan resolusi 512x128 pixel, memiliki 256 derajat keabuan, tanpa membahas proses pemotretannya dan pemrosesan citra sebelum digunakan.

2. Deteksi tepi yang digunakan adalah metode Sobel, Roberts, Prewitt, Laplacian of Gaussian, dan Canny.

3. Jaringan syaraf tiruan yang digunakan adalah metode perambatan-balik (Backpropagation) penurunan gradien (gradient descent).

4. Pemrograman dilakukan dengan program bantu MATLAB 6.5.

5. Golongan darah yang dideteksi adalah sistem golongan darah manusia ABO dan Rhesus.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Studi literatur/pustaka

Pada tahapan ini dilakukan studi literatur tentang jaringan syaraf tiruan, khususnya algoritma perambatan-balik sehingga didapatkan kerangka sistem secara menyeluruh. Disamping itu dilakukan studi literatur tentang darah dan pola pembekuan darah oleh antigen masing-masing.

2. Pengumpulan data

Bertujuan untuk mendapatkan data citra golongan darah yang akan digunakan sebagai masukan dari perangkat lunak.

2

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(4)

3. Perancangan dan pembuatan perangkat lunak

Tahapan ketiga adalah tahapan perancangan sistem perangkat lunak yang dipergunakan dalam pengenalan pola pembekuan darah. Implementasi algoritma program menggunakan bantuan perangkat lunak MATLAB 6.5.

4. Pengujian sistem

Tahapan ini merupakan tahapan pengujian sistem untuk menguji apakah sistem telah sesuai dengan yang diharapkan, yakni melakukan pelatihan pengenalan pola pembekuan darah serta melakukan pembacaan pola pembekuan darah.

1.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan laporan untuk memberikan kajian secara sistematis, terstruktur, dan mudah dipahami sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memberikan penjelasan umum mengenai latar belakang masalah, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II DASAR TEORI

Bab ini memberikan penjelasan tentang golongan darah, pengolahan citra digital dan kelima metode deteksi tepi (Sobel, Roberts, Prewitt, Laplacian of Gaussian, Canny) serta tentang jaringan syaraf tiruan perambatan-balik.

BAB III DESKRIPSI SISTEM

Berisi tentang uraian proses perancangan dalam mengimplementasikan perangkat lunak untuk mengklasifikasikan golongan darah

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang analisis dan pengujian program pelatihan dan pengenalan pola citra pembekuan darah tiap golongan darah dan rhesus serta analisis unjuk-kerja dari jaringan syaraf tiruan perambatan-balik dengan metode pelatihan penurunan gradien (gradient descent).

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas hasil penelitian yang telah dicapai dan saran-saran untuk pengembangan dan penelitian selanjutnya.

(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari tahapan perancangan hingga pengujian program klasifikasi golongan darah manusia adalah sebagai berikut.

1. Jaringan syaraf tiruan perambatan-balik dapat digunakan untuk pengenalan pola penggumpalan golongan darah manusia sebagai parameter klasifikasi golongan darah manusia.

2. Penentuan arsitektur jaringan dan parameter-parameter yang tepat dalam proses pelatihan jaringan berpengaruh pada kemampuan jaringan dalam pengenalan pola data latih maupun data uji.

3. Pada penggunaan jumlah neuron hidden layer pertama berjumlah 5, Learning Rate 0.1, Momentum 0.5, serta Epoch 1000 akurasi pengenalan tertinggi diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Prewitt yaitu sebesar 98.15%, sedangkan akurasi terendah diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Canny yaitu sebesar 24.07%.

4. Pada penggunaan jumlah neuron hidden layer pertama berjumlah 10, Learning Rate 0.1, Momentum 0.5, serta Epoch 1000 akurasi pengenalan tertinggi diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi LoG yaitu sebesar 96.29%, sedangkan akurasi terendah diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Canny yaitu sebesar 9.26%.

5. Pada penggunaan jumlah neuron hidden layer pertama berjumlah 15, Learning Rate 0.1, Momentum 0.5, serta Epoch 1000 akurasi pengenalan tertinggi diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Prewitt yaitu sebesar 98.15%, sedangkan akurasi terendah diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Canny yaitu sebesar 22.22%.

6. Pada penggunaan jumlah neuron hidden layer pertama berjumlah 20, Learning Rate 0.1, Momentum 0.5, serta Epoch 1000 akurasi pengenalan tertinggi diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Sobel yaitu sebesar 100%, sedangkan akurasi terendah diperoleh pada inputan menggunakan deteksi tepi Canny yaitu sebesar 35.18%.

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

(6)

7. Rata-rata persentase pengenalan tertinggi terhadap citra latih diperoleh dengan menggunakan metode deteksi Prewitt (97.2225%), Sobel (92.1275%), LoG (91.6625%), Roberts (91.2025%) dan Canny (37.495%).

8. Pada penggunaan deteksi Prewitt sebagai inputan diperoleh persentase pengenalan tertinggi terhadap citra pelatihan pada jumlah neuron hidden layer 1=10 yaitu sebesar 100%, sedangkan pengenalan pada citra uji dihasilkan akurasi sebesar 88.88%.

9. Pada penggunaan deteksi Prewitt sebagai inputan diperoleh persentase pengenalan tertinggi terhadap citra pelatihan pada besar Learning Rate 0.01 dan 0.05, yaitu sebesar 100%, sedangkan pengenalan pada citra uji dihasilkan akurasi sebesar 85.19% dan 88.88%.

10. Pada penggunaan deteksi Prewitt sebagai inputan diperoleh persentase pengenalan tertinggi terhadap citra pelatihan pada besar momentum 0, 0.5, dan 0.75 yaitu sebesar 100%, sedangkan pengenalan pada citra uji dihasilkan akurasi sebesar 88.88%, 75.93%, dan 72.22%.

11. Waktu yang dibutuhkan dalam proses antara 50.752 – 74.036 s.

5.2 Saran

Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang ada dan meningkatkan tingkat pengenalan jaringan terhadap pola penggumpalan golongan darah manusia yang lebih tinggi. Untuk itu disarankan sebagai berikut.

1. Dapat digunakan algoritma pelatihan maupun pembelajaran yang lain yang lebih tepat untuk pengenalan pola penggumpalan golongan darah manusia.

2. Dapat dilakukan penambahan pola data latihan dan penambahan jenis citra penggumpalan golongan darah yang lain sesuai dengan kebutuhan dalam bidang kedokteran.

3. Perlu pengembangan lanjutan untuk menambahkan sistem basis-data yang bisa menyimpan hasil klasifikasi golongan darah manusia.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Gonzalez, Rafael C. and Woods, Richard E., 1993. Digital Image Signal Processing, Addison-Wesley Publishing Company, USA.

[2] Green, Bill, 2002. Canny Edge Detection Tutorial

[3] Handayani, Irma, 2002. Identifikasi Iris Mata Menggunakan Filter Gabor Wavelet dan Jaringan Syaraf Tiruan, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung.

[4] Haykin, S., 1994. Neural Networks: A Comprehensive Foundation, Macmillan, New Jersey.

[5] Hudson. Donna L, Cohen.Maurice E, 2000 Neural Networks And Artificial Intelligance For Biomedical Engineering, IEEE Press Series in Biomedical Engineering Metin Akay, New York.

[6] Jong, J.S. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Andi, Yogyakarta.

[7] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha Ilmu, Yogyakarta.

[8] Kusumadewi, Sri. 2004. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan menggunakan Mathlab dan EXEL LINK. Graha Ilmu, Yogyakarta.

[9] Munir, Rinaldi. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritnik.

Informatika, Bandung.

[10] Ratmayanti, Dessy. 2005. Pendeteksian Kelainan Otak Fisiologis Menggunakan Komputerisasi Iridologi. Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung.

[11] Triwijayanti, Anna. 2004. Deteksi Kelainan Paru-paru Menggunakan Komputerisasi Iridologi. Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Fakultas Teknik Elektro Program Studi S1 Teknik Telekomunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan metode kerja kelompok pada siswa kelas V (lima) Sekolah Dasar Negeri14 Puaje

Menurut Sadjad (1997), dengan adanya pasal 8 tersebut maka yang dikatakan sebagai produsen benih bermutu adalah produsen yang menghasilkan benih melalui penemuan varietas

Menurut Schmidth (2002), dormansi benih menunjukkan suatu keadaan benih sehat (viable) gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk

Mockler (1972) dalam Soeharto (1977) memberikan pengertian tentang pengendalian yaitu adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan

Sedangkan refluks untuk memisahkan senyawa dari komponen kimia, yang dilarutkan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan,

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan omotenashi bentuk penampilan, perilaku dan tutur kata yang terdapat dalam komik Hanasaku Iroha

Pada karya ini penulis tidak hanya melakukan gerak-gerak yang telah ditata saja, namun penulis juga memberikan kebebasan kepada penari untuk mencari gerak yang

Uji daya hambat ekstrak daun, batang, buah, dan bunga dilakukan untuk menentukan bagian dari tumbuhan yang paling baik dan efektif daya hambatnya terhadap V.. Secara