• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI ASAHAN

PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN

NOMOR 57 TAHUN 2019 TENTANG

KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBANGUNAN

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ASAHAN,

Menimbang : a. bahwa dalam perencanaan pembangunan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di daerah perlu dirumuskan dalam Kebijakan Strategis Pembangunan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Daerah;

b. bahwa kebijakan strategis daerah ilmu pengetahuan dan teknologi ini merupakan pedoman dalam menyusun agenda riset daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kebijakan Strategis Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Kabupaten Asahan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten- Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

SALINAN

(2)

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Dewan Riset Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor ...);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBANGUNAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DI KABUPATEN ASAHAN.

Pasal 1 1. Daerah adalah Kabupaten Asahan.

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi

(3)

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah otonom.

4. Bupati adalah Bupati Asahan.

5. Kebijakan Strategis Pembangunan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Daerah selanjutnya disebut Jakstrapem-IPTEK adalah dokumen yang menggambarkan upaya untuk mendorong percepatan pelaksanaan pembangunan secara tuntas sesuai dengan Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah.

Pasal 2

Maksud penyusunan Jakstrapem-IPTEK di Daerah sebagai dokumen yang berisi arah dan kerangka kebijakan strategis pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi Daerah.

Pasal 3

Tujuan penyusunan dokumen Jakstrapem-IPTEK di Daerah untuk pedoman penyusunan Agenda Riset Daerah dalam percepatan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Asahan Periode Tahun 2016-2021.

Pasal 4

Dokumen Jaktrapem-IPTEK di Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.

Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

(4)

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Asahan.

Ditetapkan di Kisaran

Pada tanggal 31 Desember 2019 BUPATI ASAHAN,

ttd

SURYA

Diundangkan di Kisaran

pada tanggal 31 Desember 2019

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ASAHAN,

ttd

TAUFIK ZAINAL ABIDIN

BERITA DAERAH KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2019 NOMOR 57

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang dengan pesatnya dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berperan dalam kemajuan suatu bangsa. Ilmu pengetahuan yang dimiliki jika tidak diterapkan dalam aplikasi teknologi yang canggih tidak akan membawa perubahan seperti yang diharapkan. Sebaliknya teknologi yang canggihjuga tidak akan menjadi pemicu kemajuan dan kesejahteraan bila salah dalam penggunaan dilihat dari segi waktu, ketersediaan SDM, dan dinamika masyarakat yang ada. Disadari atau tidak teknologi telah mewarnai kehidupan masyarakat di hampir seantero bumi ini, khususnya penggunaan teknologi informasi pada hampir semua lapisan masyarakat, tanpa batas umur, pekerjaan, dan suku bangsa.

Informasi dan komunikasi begitu cepat mengalir dan memenuhi ruang-ruang kehidupan, apakah itu informasi yang benar, baik, dan jelas atau pun sebaliknya. Untuk siapa dan keperluan apa pemanfaatan teknologi itu adalah hal yang penting dirumuskan, sehingga pola pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat akan dengan mudah dan cepat untuk diwujudkan.

Keinginan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dan maju mendorong orang untuk melakukan penelitian dan mengembangkan teknologi. Kebijakan pengembangan IPTEK tidak hanya bermanfaat untuk mengejar ketertinggalan, tetapi harus juga menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mampu menciptakan teknologi yang mampu menjawab tantangan masa depan. Kebijakan pembangunan IPTEK harus mempunyai arah yang dapat merangsang terbentuknya sistem industri nasional dan berorientasi pada pemberdayaan otonomi daerah. Industri nasional yang akan dibangun selayaknya berpangkal pada potensi daerah, meliputi potensi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Sumber Daya Alam (SDA), seperti yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 bahwa “penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia merupakan bagian yang sangat penting dan tidak terpisahkan”.

Pasal 31 ayat 5 UUD 1945 menyebutkan bahwa “Pemerintah memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan

(6)

persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.Untuk menumbuhkan penguasaan, pemanfaatan, dan kemajuan IPTEK maka diperlukan kerjasama antara unsur-unsur kelembagaan, sumberdaya, serta jaringan IPTEKdalam suatu kerangka yang utuh. Untuk itu telah disusun suatu Undang-Undang tentang Sistem Nasional Penelitian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002. Salah satu amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 adalah “Pemerintah wajib merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan Pemerintah di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dituangkan sebagai Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”.

Dalam skala yang lebih kecil Pasal 20 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 menjelaskan mengenai kewajiban Pemerintah Daerah untuk merumuskan prioritas serta kerangka kebijakan Pembangunan Daerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dituangkan dalam Kebijakan Strategis Pembangunan Daerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Seperti halnya di tingkat Nasional, Pemerintah Daerah dalam merumuskan kebijakan strategisnya harus mempertimbangkan masukan dan pandangan yang diberikan oleh unsur kelembagaan IPTEK.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002tentang Sistem Nasional Penelitian dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pasal 18 ayat (2) menyebutkan

“Pemerintah wajib merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan Pemerintah di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang dituangkan sebagai Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”.

Sedangkan dalam Pasal 20 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah perlu menetapkan Kebijakan Strategis Pembangunan Daerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di daerahnya. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Asahan melalui Bappeda Kabupaten Asahan bekerjasama dengan Dewan Riset Daerah (DRD) Asahan menyusun Kebijakan Strategis Pembangunan Daerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstrada-IPTEK) Kabupaten Asahan 2019-2021 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD) Kabupaten Asahan dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Asahan dengan tetap memperhatikan Kebijakan Strategis Pembangunan Daerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sumatera Utara Tahun 2018-2022 sebagai landasan dan dokumen perencanaan Provinsi Sumatera Utara secara menyeluruh dan disesuaikan dengan kondisi Daerah Kabupaten Asahan demi tercapainya visi Kabupaten Asahan.

(7)

ke dalam suatu kebijakan yang dinamakan Agenda Riset Daerah (ARD). Agenda Riset Daerah merupakan pedoman, sekaligus ukuran capaian dari seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK, yang dilakukan oleh para peneliti pemerintahan daerah dan akademisi di Kabupaten Asahan. Peran ini di samping memberikan penekanan pada tahapan capaian jangka menengah, juga meletakkan dasar-dasar agenda riset jangka menengah yang diperlukan untuk mengembangkan IPTEK di Kabupaten Asahan.

Sesuai dengan Peraturan Bupati Asahan Nomor 48Tahun 2017 tentang Pembentukan Dewan Riset Daerah Kabupaten Asahan, menyatakan bahwa Tugas Pokok dari Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Asahan adalah:

a. Membantu Bupati dalam merumuskan arah dan prioritas utama pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

b. Memberikan berbagai pertimbangan kepada Bupati dalam penyusunan kebijakan strategis pembangunan daerah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendukung Pemerintah Daerah melakukan koordinasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Berdasarkan hal tersebut maka DRD Asahan berkewajiban untuk menyusun ARD Kabupaten Asahan periode tahun 2019-2021. Agenda Riset Daerah ini disusun dengan memperhatikan masukan dari para ilmuwan, teknokrat yang ada di Kabupaten Asahan, serta rumusan yang tertera dalam RPJMD Asahan. Sedangkan RPJMD Asahan merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati Asahan dengan tetap mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Utara danRPJM Nasional sebagai landasan dan dokumen perencanaan secara menyeluruh berdasarkan kondisi daerah Kabupaten Asahan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan Jakstrapem-IPTEK Kabupaten Asahan Periode tahun 2019-2021 ini adalah:

1. Sebagai upaya memenuhi isi Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 terutama Pasal 20, yaitu mengenai kewajiban Pemerintah Daerah untuk merumuskan arah, prioritas utama, dan kerangka kebijakan Pembangunan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Daerah Kabupaten Asahan.

2. Memenuhi Tugas Pokok dari Pembentukan Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Asahan.

3. Memberikan arah dan kerangka kebijakan bagi pembangunan IPTEKdi daerah

(8)

Kabupaten Asahan yang dilaksanakan oleh berbagai unsur kelembagaanIPTEK.

4. Sebagai pedoman sekaligus ukuran capaian dari seluruh kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEKyang dilakukan oleh para peneliti dan akademisi di Kabupaten Asahan.

1.3. Landasan Hukum

Sebagai landasan hukum penyusunan Jakstrapem Iptek Kabupaten Asahan 2019- 2021 adalah beberapa peraturan perundangan ataupun keputusan Bupati tentang hal terkait seperti disampaikan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

4. PP Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan;

5. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 05 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2005-2025;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Tahun 2016 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Asahan Nomor 3);

1.4. Sistematika Penulisan

Penyusunan Jakstrapem IPTEKDA dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang logis dan utuh tentang keseluruhan isi dokumen Kebijakan Strategis Pembangunan Daerah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Jakstrapem IPTEKDA) Kabupaten Asahan Tahun 2019-2021. Sistematika penyusunan Jakstrada- IPTEKKabupaten Asahan adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang memberikan uraian tentang Latar Belakang, Tujuan,

(9)

Landasan Hukum, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kondisi Umum Pembangunan IPTEKdi Kabupaten Asahan, yang memberikan uraian tentang Kondisi Umum Kabupaten Asahan, pembangunan IPTEKdi Kabupaten Asahan, Lingkungan Strategis, dan Isu Kebijakan.

BAB III Visi dan Misi Pembangunan IPTEKKabupaten Asahan, yang memberikan uraian tentang Visi, Misi, Prinsip Dasar, dan Nilai (Value).

BAB IV Kebijakan Strategis Pembangunan IPTEKKabupaten Asahan, yang memberikan uraian tentang Arah Kebijakan Pembangunan IPTEKDaerah, prioritas utama dan fokus pembangunan IPTEKDA, strategi operasional (kerangka kebijakan), instrumen kebijakan, dan indikator kinerja kebijakan.

BAB V Penutup, yang memberikan uraian tentang Beberapa aspek penting yang menjadi perhatian pemerintah daerah.

(10)

BAB II

KONDISI UMUM PEMBANGUNAN IPTEK KABUPATEN ASAHAN

2.1 Kondisi Umum Kabupaten Asahan

Kabupaten Asahan menempati area seluas 3.732,97 km2 yang terdiridari 25 kecamatan, 177 Desa dan 27 Kelurahan, dan 1538 Dusun/Lingkungan. Kecamatan Bandar PasirMandoge menjadi daerah terluas dengan persentase 19,11% (713,63 km2) dariseluruh luas wilayah Kabupaten Asahan. Sementara Kecamatan Kota KisaranTimur dengan persentase 0,80% (30,17 km2) menjadi daerah dengan luas terkecil diKabupaten Asahan.Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten dari 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara yang berada di Kawasan Pantai Timur. Secara geografis Kabupaten Asahan terletak pada posisi 02°30’00’’- 03°10’00’ Lintang Utara dan 99°01’

- 100°00’ Bujur Timur.

Gambar 2.1 Wilayah Kabupaten Asahan

Secara administratif, wilayah Kabupaten Asahan berbatasan dengan:

 Sebelah Utara : Kabupaten Batu Bara

 Sebelah Selatan : Kabupaten Labuhan Batu Utara dan Kabupaten Toba Samosir

 Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun

 Sebelah Timur : Selat Malaka

 Secara Geografi : Kabupaten Asahan mengelilingi Kota Tanjung Balai

(11)

Tabel 1.

Luas dan Persentase Wilayah Kabupaten Asahan menurut Kecamatan 2017

No Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)

1 Bandar Pasir Mandoge 713,63 19,11

2 Bandar Pulau 268,41 7,19

3 Aek Songsongan 282,21 7,55

4 Rahuning 195,80 5,24

5 Pulau Rakyat 213,65 5,72

6 Aek Kuasan 143,13 3,83

7 Aek Ledong 85,12 2,27

8 Sei Kepayang 370,69 9,93

9 Sei Kepayang Barat 49,19 1,31

10 Sei Kepayang Timur 100,65 2,69

11 Tanjung Balai 88,68 2,37

12 Simpang Empat 135,77 3,63

13 Teluk Dalam 117,01 3,13

14 Air Batu 117,15 3,13

15 Sei Dadap 82,78 2,21

16 Buntu Pane 153,40 4,11

17 Tinggi Raja 107,90 2,89

18 Setia Janji 62,37 1,67

19 Meranti 45,33 1,21

20 Pulo Bandring 86,99 2,33

21 Rawang Panca Arga 67,37 1,80

22 Air Joman 98,09 2,62

23 Silau Laut 84,68 2,26

24 Kota Kisaran Barat 32,81 0,87

25 Kota Kisaran Timur 30,17 0,80

Asahan 3.732,97 100,00

Wilayah Kabupaten Asahan sebagian besar berada di kawasandengan dataran rendah antara 0-1000 meter di atas permukaan laut (mdpl) sehingga terdapat desa pesisir

(12)

atau desa pantai sebanyak 15 (lima belas) desa yang berada di Kecamatan Sei Kepayang sebanyak 4 (empat) desa, di Kecamatan Sei Kepayang Timur sebanyak 5 (lima) desa dan Kecamatan Tanjung Balai sebanyak 6 (enam) desa.Kondisi topografi di Kabupaten Asahan sebagian besar berupa dataran rendah dengan ketinggian yang relatif bervariasi berkisar antara 0–1000 mdpl. Wilayah Kecamatan Bandar Pasir Mandoge merupakan daerah tertinggi di Kabupaten Asahan dengan ketinggian mencapai 173 mdpl sedangkan wilayah kecamatan Sei. Kepayang Barat merupakan daerah terendah dengan ketinggian sekitar 2 mdpl.Kabupaten Asahan memiliki 3 (tiga) DAS yaitu DAS Sungai Asahan dengan panjang 1.498 Km2, Sei Silau dengan panjang 118,8 Km2dan Sei Bunut dengan panjang 164,5 Km2. Kabupaten Asahan beriklim tropis dan mengalami musim hujan dan musim kemarau, relatif sama seperti daerah-daerah lainnya di Sumatera Utara.

Selama 2015, rata-rata curah hujan Kabupaten Asahan mencapai 187,17mm/bulan.

Penggunaan lahan pertanian terdiri dari persawahan, perkebunan, tegal/kebun, ladang/huma, hutan rakyat, dan empang/tambak/kolamsebesar 91,90%. Sedangkan penggunaan lahan bukan pertanian terdiri dari rumah/bangunan/huniansebesar 8,10%.

Penggunaan lahan terbesar adalahperkebunan sebesar 69,49% kemudian diikuti lahan hutan negara sebesar13,45% dan lahan peruntukan Jalan, Pemukiman, Perkantoran, Sungaisebesar 8,10%. Sedangkan penggunaan lahan terkecil adalah Hutan Rakyatsebesar 0,27% diikuti oleh lahan yang belum dimanfaatkan sebesar 0,30%

danladang/huma sebesar 0,45%.

Penduduk Kabupaten Asahan mengalami kecenderungan (trend)laju pertumbuhan penduduk menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2017 jumlah penduduk Kabupaten Asahan mencapai 718.718 jiwa, mengalami kenaikan dibanding pada tahun 2014 yang berjumlah 699.720 jiwa.Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Asahan pada tahun 2015 sebesar 1,11% menurun pada tahun 2016 menjadi 1,08%, dan pada tahun 2017 menurun menjadi sebesar 1,05%.

Dari sisi usia, penduduk Kabupaten Asahan didominasi oleh penduduk berusia 5-9 tahun. Pada tahun 2017, penduduk usia 5-9 tahun telah mencapai 77.414 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 39.233 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 38.181 jiwa. Sedangkan penduduk berusia 70-74 tahun menjadi kelompok penduduk dengan jumlah terkecil secara usia dengan jumlah 9.225 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 4.042 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 5.183 jiwa.Pada tahun 2017, jumlah penduduk Kecamatan Kota Kisaran Timur mencapai

(13)

74.245 jiwa dengan kepadatan 2.461,07 jiwa/km2. Kecamatan Sei Kepayang Timur dengan jumlah penduduk 9.231 jiwa dengan tingkat kepadatanhanya 91,72 jiwa/km2.

2.2 Pembangunan IPTEK di Kabupaten Asahan

Perkembangan dunia ilmu pengetahuan yang mengagumkan telah membawa manfaat yang luar biasa bagikemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnyamenuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah biasdigantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, demikian jugaditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudahmampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidangilmu dan aktivitas manusia.

Perkembangan teknologi sudah ada sejak zaman dahulu kala, sejakmanusiamulai mengenal peradaban. Manusia sudah menggunakanteknologi untuk menjalankan kehidupan dengan menggunakan teknologiberdasarkan hasil proses akal dan pikiran.

Dengan pemikiran, manusia inginkeluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman, dan sebagainya.

Intinya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telahmencapai perkembangan yang pesat dan telah diakui serta dirasakanmemberikan banyak manfaat, kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan. Sumbangsih ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan perubahan terhadap peradaban dankesejahteraan manusia tentunya tidak dapat dipungkiri.

Riset atau penelitian serta penerapan IPTEK yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Asahan masih sangat dibutuhkan.Merujuk pada isu-isu strategis dan permasalahan serta program-program pembangunan yang tertuang dalam RPJMD, harus lebih banyak melakukan penelitian-penelitian terkait dengan isu- isu strategis dan permasalahan-permasalahan agar arah kegiatan dari program yang sudah ditetapkan dapat membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan.

Kondisi pembangunan IPTEK di Kabupaten Asahan sejauh ini masih perlu ditingkatkan, hal ini didasarkan pada pertimbangan:

1. Masih minimnya sumberdaya IPTEK

Sumberdaya IPTEK seperti sarana dan prasarana Litbang dan sarana IPTEK lainnya masih belum banyak ditemui di wilayah Kabupaten Asahan.Akses masyarakat terhadap IPTEK hanya bisa dilakukan secara insidentil melalui aktivitas yang dilakukan oleh lembaga penghasil IPTEK seperti Litbang yang ada di

(14)

Perguruan Tinggi.Padahal masyarakat membutuhkan akses informasi hasil penelitian bidang IPTEK yang berkelanjutan dan tersedia setiap saat.

2. Belum berkembangnya budayaIPTEK di Kabupaten Asahan

Ketertarikan masyarakat terhadap IPTEK masih didominasi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa, dikarenakan belum optimalnya mekanisme intermediasi IPTEK di KabupatenAsahan dan belum terkait kegiatan riset dengan kebutuhan masyarakat.

3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia

Jumlah sumber daya IPTEK di Kabupaten Asahan masih perlu ditingkatkan baik dari sisi kualitas SDMdan kuantitasnya serta kesenjangan pendidikan di bidang IPTEK.KomponenLitbang IPTEK yang terdiri dari peneliti, teknisi, dan staf pendukung diKabupaten Asahan jumlahnya masih tergolong minim.Kecilnya anggaran IPTEK berakibat pada terbatasnya fasilitas riset, kurangnya pembiayaan untuk operasional IPTEK dan dukungan peningkatan kemampuan SDM serta pemanfaatan hasil IPTEK.

4. Lemahnya Sinergi Kebijakan IPTEK

Adanya kelemahan sinergi kebijakan IPTEK menyebabkan kegiatan IPTEK belumsanggup memberikan hasil yang signifikandi samping kebijakan fiskal yang masih belum kondusif untuk mendorongpembangunan kemampuan IPTEK.Sinergi riset akan mengurangi potensi tumpang tindihyang berlebihan, atau pengulangan yang tidak proporsional dan memberikan masukan untuk rasionalisasi risetyang belum merupakan prioritas utama. Prinsipnya seluruh riset yang dilakukan dengan benar harusdidukungkarena berpotensi menghasilkan invensi dan kontribusi di masamendatang, akan tetapi penetapan prioritas menjadi petunjuk untuk memberikanpersentase dukungan yang lebih besar bagi riset prioritas.

5. Masih Rendahnya Aktivitas Riset di Perguruan Tinggi

Trend minat periset dan akademisi perlu diubah dari hanya rasa keingintahuan terhadap ragam permasalahan ke arah menghasilkan solusi teknis pemecahan masalah. Hal inibermakna bahwa riset akademik walaupun hasilnya belum berupa solusipersoalan tetapi perlu lebih diarahkan untuk menyediakan landasan bagipengembangan teknologi yang secara nyata dibutuhkan.Aktivitas riset untukpengembangan ilmu pengetahuan tak harus secara dikotomis dipisahkandengan riset untuk menyediakan solusi bagi persoalan nyata.Akan tetapi ilmu pengetahuan yangberhasil dikembangkan dapat dijadikan modal dasar untuk

(15)

dihadapi.Perguruan tinggi yang diharapkan menjadi pusat keunggulan jugabelum berhasil mengarusutamakan IPTEK disebabkan oleh dua halyakni pertama, tidak adanya fokus antara tugas risetdan tugas lainnya; kedua, lemahnya sistem insentif bagi peneliti di Perguruan Tinggi.

Untuk meningkatkan kontribusi IPTEK dalam pembangunan daerah diperlukan sinergi antara penghasil dan pengguna IPTEK, baik secara horizontal di daerah maupun secara vertikal antara pusat dan daerah.Untuk itu perlu dibangun suatu jaringan yang saling memperkuat antara institusi penghasil IPTEK dan institusi pengguna IPTEK sehingga terjadi aliran sumberdaya IPTEK secara optimal.Jaringan yang demikian dapat diwujudkan melalui pembentukan suatu Sistem Inovasi Daerah (SIDa) yang merupakan bagian dari Sistem Inovasi Nasional (SINas) yang telah terlebih dahulu diluncurkan.

Salah satu wujud dari inovasi daerah, di Kabupaten Asahan telah dibentuk Dewan Riset Daerah (DRD) Kabupaten Asahan yang beranggotakan dari unsur akademisi dan praktisi yang memiliki basis di masyarakat. Oleh karena itu sudah saatnya rancangan riset, proses, dan hasil penelitian menyatu dalam rangka pembangunan Kabupaten Asahan.DRD diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi tema riset yang berguna sebagai bahan acuan dalam melaksanakan program- program pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD.

2.3 Lingkungan Strategis

Lingkungan strategis di Kabupaten Asahan menunjukkan gambaran adanya kondisi fisik maupun nonfisik yang keduanya memberikan gambaran arah pembangunan IPTEK daerah. Lingkungan strategis adalah situasi internal dan eksternal baik yang strategis (trigatra) maupun dinamis (pancagatra) yang memberikan pengaruh pada pencapaian tujuan pembangunan nasional.Aspek Trigatra merupakan aspek alamiah seperti posisi dan lokasi geografi negara, keadaan dan kekayaan alam, keadaan dan kemampuan penduduk.Sedangkan aspek Pancagatra atau sosial kemasyarakatan yang meliputi aspek Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Pertahanan Keamanan (Ipoleksosbudhankam).

1. Pembangunan IPTEK menghadapi tantangan global

Globalisasi merupakan era yang tidak bisa dihindari oleh negara manapun dan akan membawa dampak ke daerah dan IPTEK merupakan salah satunya. Globalisasi

(16)

telah membuat dunia ini menyatu, tidak ada lagi batas antarnegara. Pengembangan IPTEK yang mencakup akumulasi, tranfer, difusi, dan aplikasi IPTEK diyakini merupakan kunci dalam meningkatkan peradaban suatu bangsa di abad ke-21 ini.

Melalui penerapan IPTEK, diharapkan Kabupaten Asahan akan mengikuti arus globalisasi yang positif dalam pembangunan di berbagai bidang pembangunan yang merujuk pada RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021. Dengan arah dan fokus pembangunan yang ditetapkan maka IPTEK dibutuhkan dalam menunjang terwujudnya pelaksanaan program-program pembangunan di Kabupaten Asahan mengingat Kabupaten Asahan memiliki banyak potensi, baik potensi alam maupun potensi sosial.

Dengan melakukan sinkronisasi penelitian serta pengembangan yang dikoordinasikan oleh Bidang Litbang diharapkan akan dapat meningkatkan manfaat bagi pembangunan daerah di Kabupaten Asahan.

2. Potensi pembangunan IPTEK

Bertolak dari potensi-potensi yang dimiliki Kabupaten Asahan maka sangat besar potensi pembangunan IPTEK yang bisa dikembangkan di berbagai bidang. Perlu disadari bahwa Kabupaten Asahan memiliki potensi alam yang besar, mulai dari potensi wisata, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan, dan pengembangan kawasan industri. Dari beragam potensi itu, maka pemanfaatan IPTEK di Kabupaten Asahan sangat terbuka lebar dan menjadi kebutuhan.

Mekanisme pembangunanIPTEKperlu melibatkan unsur kelembagaan, sarana dan prasarana yang dimiliki, sumber daya manusia penyelenggara, jaringan IPTEK dan pengguna hasil IPTEK. Kelembagaan IPTEK yang meliputi perguruan tinggi (lembaga penelitian dan pengabdian pada masyarakat), bidang litbang, dan lembaga litbang swasta serta lembaga penunjang yang telah ada di Kabupaten Asahan.

3. Bidang Litbang

Bidang Penelitian Pengembangan (Litbang) merupakan bidang di lingkup Bappeda Kabupaten Asahan yang melakukan koordinasi penelitian dan pengembangan di Kabupaten Asahan. Bidang litbang telah melakukan koordinasi aktivitas riset dan bekerjasama dengan berbagai Perguruan Tinggi untuk membantu memecahkan permasalahan yang bersifat lokal ataupun regional selain kegiatan riset yang dilakukan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

(17)

Dewan Riset Daerah (DRD) merupakan salah satu lembaga penunjang riset di daerah yang kegiatannya adalah membangun iklim riset dalam pembangunan daerah, memberi dukungan tentang arah dan kebijakan riset di Kabupaten Asahan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, untuk merumuskan arah dan prioritas serta berbagai aspek kebijakan penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. DRD diharapkan dapat menghasilkan luaran (output) yang berbentuk kekayaan intelektual maupun informasi yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan IPTEK untuk mendukung pembangunan bidang- bidang lain sesuai RPJPD dan RPJMD Kabupaten Asahan.

4. Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan salah satu unsur pembangun IPTEK, banyak penelitian yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi yang berbasis IPTEK yang kemudian menjadi dasar pembangunan daerah. Kabupaten Asahan melalui Badan Litbang yang mengkoordinasikan kegiatan riset yang berbasis IPTEK bekerja sama dengan Perguruan Tinggi. Potensi Kabupaten Asahan yang demikian besar merupakan salah satu faktor daya tarik perguruan tinggi untuk melakukan riset dan pengembangan IPTEK. Riset- riset serta pengembangan yang dilakukan perguruan tinggi tersebut sudah seharusnya tidak saja untuk kepentingan akademisi perguruan tinggi tetapi juga untuk pemba- ngunan IPTEK yang dapat diterapkan untuk kemajuan Kabupaten Asahan. Diharapkan pula bagi lulusan Perguruan Tinggi dapat mengaplikasikan keilmuannya untuk pembangunan dan pengembangan IPTEK di Kabupaten Asahan melalui pemberdayaan sumber daya lulusan Perguruan Tinggi yang kompeten dalam disiplin keilmuannya.

2.4 Isu Kebijakan

RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021 telah memuat isu-isu strategis di berbagai bidang kebijakan. Isu strategis adalah kondisi atau hal yang perlu diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dan masyarakat di masa mendatang. Apabila isu-isu ini tidak diantisipasi akan menimbulkan dampak dan kerugian yang lebih besar atau mengganggu jalannya pembangunan. Dampak negatif yang tidak terkendali akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

(18)

Peningkatan pendapatan dan lapangan kerja menjadi program yang tidak dapat dikesampingkan, bahkan program ini telah menjadi isu secara nasional. Pertumbuhan ekonomi merupakan isu penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah mengingat laju pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan bahwa pemerintah daerah melakukan secara sungguh-sungguh berbagai usaha peningkatan kemampuan perekonomian daerah. Laju perekonomian di daerah juga dapat menunjukkan keberhasilan kepemimpinan kepala daerah dalam meningkatkan perekonomian daerah.

Kemiskinan merupakan permasalahan nasional yang juga harus diperhatikan oleh Pemerintah Daerah. Riset mengenai kemiskinan dan pengentasan kemiskinan mencakup banyak bidang, seperti trend kemiskinan, bantuan sosial, jaminan sosial, program berbasis masyarakat, serta penciptaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik. Kumpulan penelitian tersebut berfungsi sebagai dasar memberikan rekomendasi kebijakan untuk pengentasan kemiskinan di daerah.Semua ini akan dapat terealisasi jika inovasi teknologi yang spesifik bagi daerah dan sesuai dengan kondisi daerah dapat berperan dan terlaksana dengan baik.

Globalisasi memerlukan kualitas sumber daya manusia yang handal dan memiliki intelektualitas yang tinggi. Sementara itu, penilaian yang berkenaan dengan kualitas sumber daya manusia suatu daerah lazim digunakan indikator yaitu indeks pembangunan manusia (IPM) dan komponen yang terkait dengan indeks ini, antara lain:

indeks pendidikan, indeks kesehatan, dan indeks daya beli masyarakat.

Kegiatan IPTEK sangat berperan dalam: (1) menumbuhkan aset dan kapabilitas masyarakat agar secara pribadi maupun kolektif dapat menjadi sumber keunggulan daerah; (2) memperkuat rantai pertambahan nilai produksi agar citra dan pangsa pasar produk domestik di dalam dan di luar negeri meningkat dan mendapatkan apresiasi dari seluruh masyarakat terutama di era pasar global; dan (3) meningkatkan pendapatan daerah serta mampu mengatasi berbagai bentuk persaingan yang melemahkan sehingga secara berkelanjutan dapat memperbaharui sumber keunggulan daerah.

Kelembagaan IPTEK jumlahnya sangat banyak tetapi masih menonjolkan ego sektoral masing-masing. Hasil riset yang bersifat sektoral seharusnya hanya pada bagian riset dasar, sedang riset berikutnya adalah riset yang secara wilayah mampu mengembangkan daerah dengan keunggulan tertentu. Untuk itu perlu dilakukan integrasi riset yang bersifat menyeluruh dan menjadikan kawasan sebagai media, area, dan kawasan riset terpadu.

(19)

BAB III

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN IPTEK KABUPATEN ASAHAN

3.1 Visi

Visi pembangunan IPTEK Kabupaten Asahan tahun 2019-2021 adalah

“Terwujudnya Integrasi IPTEK dalam Percepatan Pembangunan Asahan yang Religius, Sehat, Cerdas, dan Mandiri”.

3.2 Misi

Perwujudan visi pembangunan IPTEK akan dicapai melalui misi sebagai berikut:

1. Membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Asahan dalam penyelenggaraan RPJMD Kabupaten Asahan Tahun 2016-2021 berdasarkan IPTEK.

2. Membangun jejaring keunggulan pengembangan IPTEK Lembaga Riset, Lembaga Pemerintah, Lembaga Pendidikan dan Masyarakat, terselenggaranya koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi riset dalam rangka mendukung program pembangunan daerah.

3. Menumbuhkan budaya dan membangun sistem riset di semua lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, maupun warga masyarakat dalam upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat kabupaten Asahan.

3.3 Prinsip Dasar

Pembangunan IPTEK dilaksanakan berlandaskan pada prinsip dasar sebagai berikut:

1. IPTEK berlandaskan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai luhur bangsa dan negara serta agama.

2. IPTEK berlandaskan nilai religius, sehat, cerdas dan mandiri.

3. IPTEK berlandaskan pada hukum yang menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran serta menghormati hak kekayaan intelektual (HKI).

4. IPTEK berlandaskan pada pendekatan sistem pada penguatan partisipasi aktif dan potensi masyarakat yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

(20)

5. IPTEK berlandaskan budaya inovasi berbasis keilmuan, kebebasan ilmiah, professional, dan bertanggungjawab ilmiah yang tinggi.

3.4 Nilai (Value)

Nilai luhur yang menjadi acuan dalam pembangunan IPTEK adalah sebagai berikut:

1. Berpandangan jauh ke depan (Visionary)

Pembangunan IPTEK diupayakan untuk memberikan solusi taktis di masa kini sekaligus sebagai bagian integral dari solusi permasalahan di masa depan.

Pembangunan IPTEK dimaksudkan untuk memberikan solusi yang bersifat strategis atau jangka panjang, menyeluruh, dan holistik.

2. Inovatif (Innovative)

Pembangunan IPTEK dimaksudkan untuk memberikan apresiasi yang tinggi pada segala bentuk upaya untuk menghasilkan inovasi baru serta segala aktivitas inovatif untuk meningkatkan produktivitas. Pembangunan IPTEK senantiasa berorientasi pada upaya menghasilkan sesuatu yang baru, mulai dari konteks upaya perolehan temuan-temuan baru sampai dengan upaya untuk menginduksikan proses pembaharuan dalam dinamika kehidupan masyarakat secara bertanggung jawab.

3. Terbaik/prima (Excellent)

Pembangunan IPTEK dalam keseluruhan tahapannya mulai dari fase inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan implikasinya pada masyarakat maupun bangsa ini harus yang terbaik.

4. Dapat dipertanggungjawabkan (Accountable)

Pertanggungjawaban tidak hanya terbatas pada aspek finansial tetapi mencakup aspek moralitas, dampak lingkungan, dampak budaya, dampak sosio- kemasyarakatan, dampak politis, dan dampak ekonomis pada pembangunan daerah dan nasional. Pembangunan IPTEK beserta seluruh aspek di dalamnya harus dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.

(21)

BAB IV

KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBANGUNAN IPTEK KABUPATEN ASAHAN UNTUK MENDUKUNG PENGUATAN

SISTEM INOVASI DAERAH

4. 1 Arah Kebijakan Pembangunan IPTEK Daerah Kabupaten Asahan

Isu utama dari globalisasi adalah terjadinya perubahan yang lebih terbuka dalam segala hal dan harus sesuai dengan standar internasional yang berlaku saat ini. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Asahan khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya harus berusaha melakukan perubahan-perubahan di segala sektor kehidupan dengan memperhatikan perkembangan ilmu dan teknologi untuk memberikan nilai tambah bagi kehidupan rakyatnya.

Inovasi merupakan proses berdimensi dua, yaitu di satu sisi mensyaratkan terlebih dahulu adanya simpanan pengetahuan (knowledge stock) untuk terjadinya inovasi yang khas. Di sisi lain inovasi yang kontinyu akan menghasilkan akumulasi temuan yang semakin besar. Akumulasi temuan yang khas inilah yang membedakan satu wilayah dari wilayah yang lain dan menentukan daya saing wilayah tersebut relatif dibanding wilayah lain.

Banyak penjelasan mengapa inovasi di suatu daerah menjadi demikian penting.

Salah satunya adalah kenyataan bahwa dengan terintegrasinya perekonomian dunia, hampir seluruh wilayah atau daerah berhadapan dengan apa yang disebut sebagai potensi pembeli atau pasar yang kritis dan komunitas yang membutuhkan (demanding buyer/market). Pembeli atau pasar selalu menuntut mutu yang bagus, harga yang murah,

pasokan yang tepat waktu dan layanan yang prima. Ini memicu dan memacu persaingan yang ketat (severe competition) antarwilayah atau institusi untuk menghasilkan produk atau karya bermutu, bernilai jual, efesien, dan inovatif yang mampu bertahan bahkan memimpin persaingan. Situasi ini dapat digambarkan sebagai creative destruction. Di satu sisi bermunculan inovasi produk baru (new product model) yang inovatif dan efesien di sisi lain terjadi persaingan bisnis di mana produk lama yang tidak memiliki karakter inovasi seperti itu.

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Penerapan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas P3 IPTEK) bahwa inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau

(22)

perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan kontak ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.Sistem inovasi merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur aktor, kelembagaan, jaringan, hubungan, interaksi, dan proses produksi yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusi, serta proses pembelajaran. Pelaksanaan kompetisi dan kerjasama untuk mendorong inovasi dilakukan dengan cara mengelola interaksi serta sinergi antarlembaga. Selain interaksi antarlembaga penghasil teknologi untuk meningkatkan produktivitas, interaksi ke luar dengan dunia usaha juga penting agar inovasi yang telah dihasilkan oleh lembaga Litbang dapat diimplementasikan untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing. Berkaitan dengan hal ini, maka di Kabupaten Asahan sangat diperlukan terbentuknya Sistem Inovasi Daerah (SIDa).

Setiap daerah mempunyai konsep SIDa dengan corak yang berbeda dan khas, yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Kabupaten Asahan juga perlu mengembangkan sistem inovasi daerah, yang didasarkan pada suatu kemitraan antara pemerintah daerah, komunitas ilmuan dan swasta, dan dengan berkolaborasi dengan dunia internasional.

Kunci keberhasilan implementasi SIDa di suatu daerah adalah koherensi kebijakan inovasi dalam dimensi antarsektor dan lintas sektor, intertemporal (antarwaktu), nasional-daerah (inter territorial), daerah-daerah, dan internasional. Dalam perspektif hubungan nasional-daerah, koherensi kebijakan inovasi dalam penguatan SIDa di Indonesia perlu dibangun melalui kerangka kebijakan inovasi (innovation policy framework) yang sejalan, dengan sasaran dan milestonesyang terukur, serta komitmen sumberdaya yang memadai pada tataran nasional maupun daerah sebagai common platform.

Kunci keberhasilan lainnya adalah mengubah mindset karena innovation is a state of mind. Inovasi ini adalah suatu semangat, energi, dan etos. Semua fenomena

sejarah dimulai dengan suatu semangat dan terbangunnya mindset baru, yang kemudian menghasilkan berbagai inovasi baru dan yang akhirnya mengakibatkan transformasi besar-besaran. Inovasi juga menuntut sikap open mind dan risk-taking, bukan sikap yang kaku dan dogmatis. Komunitas IPTEK harus berwawasan jauh lebih terbuka dan lebih progresif dari masanya dan dari masyarakat untuk mengembangkan IPTEK.

Selain didukung mindset yang tepat, inovasi juga memerlukan investasi dan

(23)

dana penelitian dan pengembangan diharapkan tidak hanya berasal dari APBD, tetapi juga mesti dianggarkan oleh dunia usaha yang juga memerlukan inovasi di institusinya masing-masing. Pendanaan dari kerjasama internasional juga merupakan alternatif yang makin terbuka.

Untuk itu, kebijakan pembangunan IPTEK daerah Kabupaten Asahan diarahkan untuk mencapai sasaran sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kelembagaan Litbang dan lembaga penunjang untuk mendukung proses peralihan dari ide menuju prototipe laboratorium, prototipe industri, sampai dengan produk komersial. Untuk mencapai sasaran ini upaya yang dilakukan meliputi:

a. Mengembangkan pusat-pusat keunggulan IPTEK (Center of excellence) pada bidang yang spesifik yang bertaraf nasional dan internasional melalui restrukturisasi program, kelembagaan, dan manajemen. Optimalisasi lembaga Litbang yang ada dan pendirian lembagaLitbang yang baru didasarkan pada studi kelayakan yang valid dan memadai;

b. Mengembangkan dan menerapkan manajemen profesional untuk meningkatkan produktivitas dan pendayagunaan hasil Litbang yang responsif dalam mendukung industri melalui revitalisasi dan reformasi birokrasi lembaga Litbang;

c. Mengembangkan lembaga-lembaga intermediasi yang profesional untuk memfasilitasi proses transfer hasil Litbang dari laboratorium ke sarana produksi;

d. Mengembangkan sarana dan prasarana inkubator, mekanisme pendanaan dan lembaga penunjang lainnya untuk mendorong terciptanya kluster industri baru berbasis hasil teknologi;

e. Mengembangkan dan menguatkan sentra HKI, melindungi serta mendorong komersialisasi HKI;

f. Mengembangkan budaya inovasi dan kreativitas melalui pengembangan kawasan percontohan budaya masyarakat yang kreatif dan inovatif dan berbagai upaya mendorong berkembangnya budaya inovasi dan kreaktivitas pemuda dan pelajar.

2. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya IPTEK untuk menghasilkan produk Litbang yang berdayaguna bagi sektor produksi daerah. Untuk mencapai sasaran ini upaya yang dilakukan meliputi:

(24)

a. Menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya investasi Litbang terutama investasi Litbangsektor swasta;

b. Mendorong berkembangnya lembaga independen yang menyediakan dana Litbangseperti Technology Fund Foundation;

c. Meningkatkan efektivitas investasi untuk Litbang IPTEK pada bidang fokus unggulan Kabupaten Asahan;

d. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia IPTEK yang profesional untuk menghasilkan kekayaan intektual melalui peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian dan perekayasa;

e. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sarana dan prasarana Litbang sesuai dengan kemajuan teknologi melalui revitalisasi laboratorium, standarisasi/

akreditasi pranata Litbang, dan peningkatan sarana akses terhadap informasi ilmiah.

3. Mengembangkan dan memperkuat jaringan kelembagaan dan penelitian baik di lingkungan daerah, nasional maupun internasional untuk mendukung peningkatan produktivitas Litbangdan peningkatan pendayagunaan Litbang di Kabupaten Asahan. Untuk mencapai sasaran ini upaya yang dilakukan meliputi:

a. Meningkatkan kerjasama Litbang melalui sinergi program lintas lembaga dan insentif riset;

b. Mendorong tumbuhkembangnya forum jaringan antarpeneliti dan lembaga Litbang;

c. Membangun jaringan kerjasama lembaga Litbang pemerintah, perguruan tinggi dengan industri. Sinergi dapat diciptakan melalui penajaman fokus pada bidang-bidang yang dikerjasamakan sehingga sebagian besar sumber daya dapat didesikasikan pada fokus yang spesifik dan merupakan kompetensi inti lembaga;

d. Meningkatkan kerjasama Litbangpada skala internasional melalui program kerjasama antarpemerintah maupun antarinstitusi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian yang terlibat dalam penelitian internasional;

e. Meningkatkan kerjasama lembaga Litbang, perguruan tinggi dengan industri melalui kemitraan lembaga pemerintah dan swasta (public-private partnership). Sinergi ketiga komponen ini dapat diciptakan (synergy by design) salah satunya dengan menciptakan pasar yang dapat memicu kebutuhan

(25)

f. Mengembangkan dan memperkuat Science and Techology Park (STP).

4. Meningkatkan produktivitas Litbang daerah Kabupaten Asahan untuk memenuhi kebutuhan teknologi di sektor produksi dan meningkatkan daya saing produk- produk daerah dan budaya inovasi. Untuk mencapai sasaran ini upaya yang dilakukan meliputi:

a. Menajamkan fokus Litbang dan memperkuat kompetensi pada masing-masing bidang;

b. Memperkuat Litbang IPTEK dasar dan terapan untuk menghasilkan kekayaan intelektual seperti publikasi nasional dan internasional, jumlah paten, serta mengembangkan potensi untuk lisensi;

c. Memperkuat Litbang IPTEK untuk mendukung pasar (sektor produksi) masa kini dan masa depan;

d. Memperkuat sinergi dengan klaster industri unggulan dan strategis.

5. Meningkatkan pendayagunaan IPTEK daerah untuk pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja baru, dan mengurangi kemiskinan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya IPTEK. Untuk mencapai sasaran ini upaya yang dilakukan meliputi:

a. Meningkatkan efektivitas pengolaan dan pemanfaatan atau komersialisasi aset intelektual (Hak Kekayaaan Intelektual)

b. Optimalisasi difusi dan diseminasi hasil Litbang, termasuk perolehan paten (patent granted);

c. Mendorong tumbuhnya industri baru berbasis IPTEK melalui spin-off;

d. Memperkuat kapasitas adopsi teknologi di sektor produksi melalui penguatan technology clearing house, audit teknologi, dan lain-lain;

e. Optimalisasi proses alih teknologi melalui lisensi, foreign direct investment, akuisisi dan lain-lain.

4.2. Prioritas Utama dan Fokus Pembangunan IPTEK

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Asahan Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 difokuskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Asahan baik pada tingkat aparatur pemerintah maupun anggota masyarakat. Pembangunan IPTEK di Daerah Kabupaten

(26)

Asahan untuk periode tahun 2019-2021 ditujukan untuk mendukung pencapaian bidang- bidang sebagai berikut:

1. Religius 2. Kesehatan

3. Cerdas, yang terkait dengan mutu pendidikan 4. Mandiri, yang terkait dengan:

a. Tata kelola pemerintahan yang profesional b. Infrastruktur

c. Penegakan hukum d. Daya saing pertanian

e. Pembangunan perekonomian

Adapun fokus pembangunan IPTEK Daerah Kabupaten Asahan pada masing- masing bidang dapat dirincikan sebagai berikut:

1. Religius/Agama, fokus pembangunan IPTEK dibidang religius meliputi:

a. Pengembangan pembinaan keagamaan di lingkungan masyarakat dan pemerintah.

b. Pengembangan pembinaan keagamaan di lingkungan sekolah.

c. Meningkatkan dukungan pembinaan kerukunan umat beragama dan kegiatan keagamaan.

d. Meningkatkan dukungan pelaksanaan kegiatan keagamaan bagi umat beragama di Kabupaten Asahan.

e. Peningkatan kualitas dan kuantitas pembinaan dan kegiatan keagamaan dari lingkungan terkecil.

2. Kesehatan, fokus pembangunan IPTEK dibidang kesehatan meliputi:

a. Peningkatan pembangunan dan pengembangan Puskesmas menjadi Puskesmas Rawat Inap, dan memberdayakan Puskesmas Pembantu.

b. Peningkatan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin dan usia lanjut.

c. Pemberdayaan peningkatan jumlah masyarakat untuk mendapatkan jaminan kesehatan.

d. Peningkatan membangun kerja sama dengan pihak terkait dalam memenuhi kebutuhan tenaga dokter spesialis.

(27)

e. Peningkatan Rumah Sakit Umum H. Abdul Manan Simatupang Kisaran menjadi rumah sakit modern dengan keunggulan spesifik.

f. Peningkatan pemerataan distribusi tenaga medis.

g. Pemberdayaan peranan kader Posyandu dan bidan desa melalui kegiatan promotif dan preventif.

h. Pemberdayaan kerja sama dengan lembaga-lembaga kesehatan.

i. Peningkatan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dan memelihara kesehatan intelegensia dengan meningkatkan akses komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat.

j. Peningkatan dan pemberdayaan Posyandu.

k. Penguatan peran lintas sektor dalam penyusunan dan pelaksanaan kegiatan promosi kesehatan.

l. Memaksimalkan peran bidang keolahragaan yang mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan peningkatan prestasi olahraga.

m. Peningkatan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat termasuk lingkungan sekolah, perkantoran dengan ruang yang memadai.

n. Peningkatan pelayanan kesehatan dalam pencegahan dan pemberantas penyakit.

o. Mendorong penanggulangan gizi kurang dan menekan kejadian gizi buruk.

p. Peningkatan pemberian makanan tambahan bagi siswa SD, SMP dan PAUD.

3. Cerdas/Pendidikan, fokus pembangunan IPTEK di bidang pendidikan, meliputi:

a. Peningkatan fasilitas Pendidik Anak Usia Dini (PAUD) melalui peningkatan kapasitas pengelolaan dan kualitas guru.

b. Peningkatan fasilitas dan rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sokolah.

c. Pengembangan SD dan SMP Unggulan berbasis teknologi informasi dan kemampuan bahasa asing disetiap kecamatan.

d. Peningkatan dukungan kepada sekolah/madrasah swasta di pedesaan yang berperan aktif dalam perluasan akses pendidikan dasar tetapi memiliki keterbatasan pembiayaan.

(28)

e. Peningkatan pemahaman masyarakat di wilayah tertentu utamanya desa pantai tentang pentingnya pendidikan untuk mendorong partisipasi orang tua dalam memotivasi anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.

f. Penyelenggaraan kegiatan pemberantasan buta aksara melalui program keaksaraan fungsional dan meningkatkan dukungan pada penyelenggaraan pendidikan nonformal.

g. Peningkatan dukungan kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk menyelenggarakan pendidikan khusus secara berkualitas.

h. Pemberian dukungan dan mendorong pemerintah provinsi untuk menyelenggarakan pendidikan menengah yang merata dan berkualitas.

i. Peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang pendidikan.

j. Peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan melalui program pendidikan dan pelatihan guru yang berkualitas.

k. Peningkatan sistem kepengawasan akademik dan manajerial kepada setiap sekolah, serta memperkuat dukungan kepada pengawas sekolah untuk melaksanakan tugasnya secara berkualitas.

l. Peningkatan penguatan muatan Iman dan Taqwa pada proses belajar mengajar di kelas dan lingkungan sekolah dalam bentuk pengembangan kurikulum muatan lokal.

m. Pengembangan penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pencapaian Standar Pelayanan Publik (SPP), Standar Pelayanan Minimal ( SPM), Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan masukan dari masyarakat (orang tua murid).

n. Perkuatan kemandirian atau otonomi sekolah melalui program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dengan menempatkan Kepala Sekolah yang memiliki standar kemampuan manajeril yang profesional.

o. Penguatan lembaga Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan dalam melaksanakan fungsi-fungsinya untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas.

p. Peningkatan peran lembaga-lembaga masyarakat baik formal maupun non- formal dalam menampung aspirasi masyarakat melalui serangkaian kegiatan forum musyawarah dalam penyusunan kegiatan perencanaan pembangunan.

q. Pengembangan sentra pemberdayaan pemuda dengan memfasilitasi pengembangan kelembagaan pemuda.

(29)

r. Peningkatan upaya preventif yang dapat menjauhkan pemuda dari masalah sosial antara lain, narkoba, miras, prostitusi, HIV/AIDS, dan kriminalitas.

s. Peningkatan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pembangunan guna mengetahui perkembangan kegiatan pembangunan, sekaligus memberikan motivasi kepada pelaku dan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan sasaran pembangunan yang diinginkan.

t. Peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja.

u. Pengembangan kesempatan kerja, meningkatkan perlindungan tenaga kerja dan hubungan industrial.

v. Peningkatan keahlian calon tenaga kerja.

w. Peningkatan Program Pendidikan dan Latihan (Diklat) secara intensif melalui kerjasama Pemerintah Daerah dengan Perusahaan.

x. Penguatan fungsi pengawasan dan meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap relugasi ketenagakerjaan.

y. Peningkatan akses pekerja kepada sumber daya produktif dan informasi ketenagakerjaan.

z. Peningkatan kerjasama dengan lembaga pendidikan yang ada dalam memanfaatkan perpustakaan daerah sebagai wadah bagi anak didik guna menumbuhkembangkan kegiatan gemar membaca, dengan sasaran yang lebih spesifik yakni:

1) Tersedianya dalam jumlah yang cukup buku-buku dan bahan bacaan yang dibutuhkan bagi anak-anak peserta didik dan masyarakat umum.

2) Tercipta suasana yang tertib dan nyaman untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di perpustakaan.

3) Tersedia sarana yang memadai bagi pengembangan, pendalaman, dan pagelaran karya budaya.

4) Pengembangan produk unggulan daerah dalam bidang pertanian bedasarkan kearifan lokal.

5) Pelestarian dan revitalitas objek-objek yang memiliki nilai budaya dan seni.

6) Peningkatan toleransi dengan mengoptimalkan peringatan hari besar nasional.

7) Terwujud lembaga budaya untuk melestarikan adat istiadat dalam profesi kegiatan tertentu.

(30)

8) Tergali dan meningkatkan potensi budaya daerah.

9) Peningkatan aktivitas budaya yang diinisiasi oleh masyarakat dan mendorong berkembangnya apresiasi terhadap kemajemukan keluarga.

4. Mandiri, fokus pembangunan IPTEK di bidang mandiri difokuskan ke dalam empat aspek meliputi:

a. Tata kelola pemerintahan yang profesional, dengan sasaran:

1) Peningkatan kualitas aparatur pemerintah bidang perizinan yang berorientasi pada kualitas pelayanan publik yang prima.

2) Peningkatkan promosi potensi daerah untuk menarik investor baik melalui bahan-bahan cetakan,video, maupun melalui kegiatan pameran atau expo.

3) Terbentuk regulasi daerah yang mengatur tentang sistem perizinan dan iklim investasi sesuai dengan kewenangan daerah.

4) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk taat pada peraturan yang berkenaan dengan kewajiban pengurusan perizinan seperti izin Mendirikan Bangunan (IMB), izin usaha, dan perizinan lain.

5) Peningkatan pengawasan terhadap penerima izin usaha untuk menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan memberikan tindakan atas pelanggaran yang dilakukan.

6) Peningkatan kualitas pelayanan perizinan dengan menciptakan sistem yang efektif dan efisien, mudah, cepat, dan tepat waktu.

7) Mempersiapkan APBD dan P-APBD tepat waktu.

8) Ketersediaan data-data Statistik Daerah dan publikasi dokumen perencanaan pembangunan daerah.

9) Penyediaan standar pelayanan diseluruh OPD.

10) Penerapan keterbukaan informasi publik.

11) Penerapan good governance.

12) Pertahanan opini BPK WTP terhadap laporan keuangan daerah.

13) Peningkatan nilai akuntabilitas kinerja pemerintah daerah (LAKIP) dan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

14) Peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintah.

15) Peningkatan tertib administrasi surat menyurat.

16) Penertiban asset-aset daerah.

(31)

18) Tertata databasekependudukan berskala kabupaten.

19) Peningkatan pelayanan dalam pembuatan dokumen kependudukan.

20) Peningkatan frekuensi/volume kegiatan penyuluhan KB/KR di tengah- tengah masyarakat.

21) Peningkatan kualitas pelayanan KB/KR di tengah-tengah masyarakat.

22) Peningkatan koordinasi atau kerjasama dengan instansi pemerintah dan nonpemerintah dalam rangka kegiatan KB/KR untuk kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga.

23) Peningkatan kemampuan teknis maupun professional kader KB dan KS dalam rangka penyuluhan dan pelayanan KB di tengah-tengah masyarakat.

24) Peningkatan pembinaan dan pelestarian terhadap peserta KB untuk meningkatkan jumlah peserta KB, dan menurunkan ketidakberlangsungan berKB, serta meningkatkan penggunaan alat dan obat kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

25) Terwujud sarana dan prasarana sertaalat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas pelayanan kesehatan/klinik pelayanan KB dengan target tercapainya pelayanan KB gratis bagi masyarakat miskin.

26) Peningkatan pemahaman remaja tentang kependudukan, KB, kesehatan reproduksi, dan Pembangunan Keluarga melalui pembinaan Generasi Berencana (genre).

27) Pemberian kesempatan yang sama bagi perempuan untuk menduduki jabatan di lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan kemampuan dan kompetensi.

28) Peningkatan produktivitas perempuan, selain peran sebagai ibu rumah tangga juga peran sebagai pencari nafkah tambahan bagikeluarga.

29) Terbentuk kelembagaan khusus mengenai pengarusutamaan gender dalam penanganan masalah-masalah gender.

30) Terbentuk instansi terkaituntuk meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari berbagai tindak kekerasan dan eksploitasi.

b. Infrastruktur, dengan sasaran:

1) Penuntasan program pembangunan jalan mantap tahun 2016-2021.

2) Peningkatan aksesibilitas jalan dan jembatan menuju kawasan-kawasan strategis.

(32)

3) Peningkatan f ungsi dan pelayanan jaringan irigasi.

4) Peningkatan peran serta masyarakat petani dalam pengelolaan irigasi.

5) Terbentuk sumur air dalam atau sumur bor untuk menyediakan air baku bagi kebutuhan masyarakat pesisir pantai maupun masyarakat pedesaaan.

6) Pemenuhan kebutuhan masyarakat serta dukungan terhadap kegiatan perekonomian yang memerlukan air.

7) Penyediaan sanitasi lingkungan.

8) Peningkatan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH)Perkotaan.

9) Peningkatan jumlah publikasi dokumen status lingkungan.

10) Pengaturan sistem pembuangan limbah industri yang tidak mencemari lingkungan.

11) Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.

12) Penurunan luas kawasan pemukiman kumuh.

13) Peningkatan jumlah rehabilitas rumah tidak layak huni.

14) Penambahan jumlah peserta penerima bantuan listrik bagi warga tidak mampu.

15) Peningkatan pelayanan penanganan persampahan.

16) Peningkatan sarana dan prasarana sosial.

17) Penyusunan, peninjauan kembali dan pendayagunaan rencana tata ruang di kawasan strategis untuk menjamin keterpaduan pembangunan antarwilayah dan sektor.

18) Penyediaan sarana dan prasarana fasilitas perhubungan.

19) Peningkatan keselamatan transportasi.

20) Peningkatan layanan transportasi.

21) Penyediaan hasil kajian bidang telekomunikasi.

22) Peningkatan pengawasan dan pengendalian telekomunikasi.

c. Penegakan hukum, dengan sasaran:

1) Pembentukan peraturan daerah.

2) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.

3) Penguatan aparatur penegakan Perda dan Perkada.

(33)

5) Terbentuk MoU dengan pihak berwajib untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.

6) Bantuan penyelesaian sengketa/aduan masyarakat.

7) Melakukan validasi data tentang masyarakat yang rentan mengalami masalah sosial.

8) Tersusun langkah-langkah penanganan masalah sosial yang terintegrasi.

9) Melakukan penguatan dan penataan bantuan serta layanan sosial lanjut usia dan penyandang disabilitas.

10) Mendorong penguatan rasa solidaritas sosial dan gotong royong masyarakat.

11) Melakukan peningkatan kemampuan bagi petugas dan pendamping pemberdayaan sosial Keluarga Kurang Mampu, dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) lainnya.

12) Melakukan pemberdayaan sosial keluarga miskin, melalui bimbingan motivasi, pelatihan keterampilan usaha, dan pemberian modal usaha.

13) Terwujud panti asuhan, panti jompo, dan panti rehabilitasi yang representatif.

14) Peningkatan sarana dan prasarana keamanan dan kenyamanan.

d. Daya saing bidang pertanian, dengan sasaran:

1) Pemanfaatan sumberdaya air.

2) Penerapan teknologi pertanian.

3) Dukungan sarana produksi pertanian.

4) Perlindungan lahan pertanian.

5) Terdorong masyarakat untuk menjadikan usaha peternakan sebagai usaha utama.

6) Termotivasi untuk pengembangan usaha peternakan.

7) Melakukan pembatasan pemotongan hewan betina produktif.

8) Peningkatan teknologi pengembangbiakan peternakan.

9) Memfasilitasi kemitraan usaha peternakan melalui pola integrasi dengan usaha perkebunan.

10) Peningkatan pengembangan teknologi pakan ternak.

11) Peningkatan upaya pencegahan penyakit hewan.

12) Peningkatan kemampuan peternak dalam penerapan teknologi usaha peternakan.

(34)

13) Pemberdayaan kelompok peternak dalam pengembangan usaha peternakan yang bermutu.

14) Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai usaha peternakan.

15) Pengembangan rekayasa habitat.

16) Pengembangan teknologi tangkap.

17) Peningkatan pemberdayaan petani ikan dan masyarakat pesisir dalam pengelolaan dan penataan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan.

18) Pengupayaan tumbuhnya usaha tani organik bagi tanaman pangan dan hortikultura guna menghasilkan komoditas unggulan yang kompetitif di pasar domestik dan regional serta pada sentra-sentra komoditas tanaman pangan di Kabupaten Asahan maupun sekitarnya.

19) Pengembangan tanaman hortikultura dengan sistem kawasan.

20) Pengembangan jaringan usaha tani untuk pemasaran hasil pertanian.

21) Mendorong tumbuhnya Badan Usaha Milik Desa untuk menampung hasil pertanian dalam rangka pengendalian harga.

22) Peningkatan pembangunan jalan usaha tani dalam rangka memperlancar distribusi hasil pertanian.

23) Peningkatan produksi dan produktivitas produk perkebunan rakyat.

24) Peningkatan pengembangan teknologi inseminasi buatan.

25) Mendorong tumbuhnya diversifikasi produksi hasil peternakan.

26) Mendorong tumbuhnya industri olahan hasil peternakan.

27) Penumbuhan sentra pemasaran produksi dan industri olahan hasil peternakan.

28) Peningkatan penyuluhan perkebunan guna merubah sikap, prilaku dan pengetahuan petani dalam mengelola usaha tani tanaman perkebunan.

29) Melakukan kajian pengembangan tanaman perkebunan.

30) Penyusunan rencana strategis pengelolaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu.

e. Pembangunan perekonomian, dengan sasaran:

1) Evaluasi penerimaan pendapatan asli daerah yang dicapai dan penetapan strategi pengelolaan sumber pendapatan daerah melalui manajemen dan

(35)

2) Peningkatan sumberdaya manusia/aparatur yang proporsional dalam pemberdayaan potensi daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah.

3) Peningkatan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kesadaran wajib pajakdan retribusi sebagai sumber pendapatan.

4) Intensifikasi dan ekstensifikasi baik terhadapsumber-sumber pendapatan asli daerah maupun bagi hasil pajak/bukan hasil pajak dengan mengupayakan adanya sumber-sumber pajak/retribusi baru dan mengaktifkan pungutan- pungutannya untuk memberikan kontribusi yang efektif bagi PAD.

5) Peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi agar mampu tumbuh dan berkembang secara sehat dan meningkatkan kemampuan ekonomi koperasi sebagai wadah kepentingan bersama bagi anggotanya, untuk memperoleh keuntungan kolektif dan meningkatkan citra koperasi sebagai lembaga yang mampu menyerap aspirasi anggotanya.

6) Peningkatan pembinaan usaha mikro agar mampu tumbuh dan berkembang secara sehat dan meningkatkan kemampuan ekonomi sosial anggota dan masyarakat.

7) Peningkatan kemampuan para pengelola usaha koperasi dan usaha mikro dalam pengelolaan usahanya, sehingga mampu bersaing dengan produk impor.

8) Peningkatan efektivitas promosi dan pengembangan potensi wisata daerah.

9) Mendorong tumbuhnya objek wisata baru selain objek wisata alam.

10) Peningkatan sinergi jasa pelayanan pariwisata.

11) Peningkatan jumlah wisatawan lokaldan mancanegara.

12) Terbangun sarana dan prasarana pasar tradisional perdesaan.

13) Peningkatan perekonomian masyarakat melalui sektor perdagangan.

14) Menjadikan sektor industri sebagai motor penggerak perekonomian yang didukung oleh kegiatan pertanian dalam arti luas, kelautan, dan pertambahan yang menghasilkan produk-produk secara efisien, modern, dan berkelanjutan serta jasa-jasa pelayanan yang efektif, serta menerapkan tata kelola yang baik agar terwujud ketahanan ekonomi yang tangguh.

15) Promosi untuk membangun citra Kabupaten Asahan sebagai tujuan investasi yang menarik.

16) Peningkatan kualitas pelayanan perusahaan daerah.

(36)

4.3 Strategi Operasional (Kerangka Kebijakan)

Strategi pencapai tujuan pembangunan IPTEK daerah Kabupaten Asahan adalah penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) melalui penguatan elemen-elemen SIDa serta proses sinergi dan engagement (pelibatan/kemitraan) yaitu:

1. Penguatan elemen-elemen SIDa seperti sumber daya, kelembagaan dan jejaring serta melalukan pendekatan sinergi dan kemitraan program untuk peningkatan produktivitas dan penggunaan Litbang.

2. Pendekatan top-down untuk memperkuat riset keunggulan daerah yang secara spesifik dapat menjawab kebutuhan daerah dan kualitas nasional bahkan internasional.

3. Pendektan big few dan small many, dengan memilih sebagian kecil bidang Litbanguntuk dijadikan fokus Litbangdi antara bidang-bidang Litbangyang ada.

4. Mendorong kegiatan riset bersama (konsorsium riset) antarlembaga Litbang.

5. Meningkatkan efektivitas proses alih teknologi melalui reverse engineering, outsourcing, lisensi, akuisisi, dan lain-lain.

6. Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang didasarkan pada kebutuhan (Demand Driven Public-Provite Partnership).

7. Mempercepat implimentasi peraturan perundangan yang terkait dengan insentif pajak dan investasi.

4.4 Instrumen Kebijakan

Untuk menghindari kendala dan hambatan dalam tahap implementasinya, agar kebijakan tersebut dapat dijalankan dengan baik diperlukan instrumen sebagai bentuk intervensi pemerintah. Instrumen kebijakan yang diperlukan antara lain:

1. Regulasi 2. Insentif pajak 3. Sistem insentif riset

4. Kegiatan riset unggulan daerah Kabupaten Asahan yang merupakan kemitraan lembaga Litbang, industri, dan pemerintah.

5. SDM Litbangyang berkualitas 6. Peralatan laboratorium yang modern 7. Modal Ventura

(37)

4.5 Indikator Kinerja Kebijakan

Untuk mengukur dan menentukan keberhasilan dari kebijakan yang dikeluarkan, digunakan indikator kinerja. Indikator kinerja kebijakan ini terdiri dari dua kelompok indikator, yaitu indikator input (masukan) dan indikator output (luaran). Adapun uraian masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Indikator Input

Indikator input dari pelaksanaan kebijakan IPTEK dapat diukur melalui:

a. Peningkatan jumlah kualitas fungsional penelitian,

b. Peningkatan investasi Litbangterutama investasi dari badan usaha/swasta.

c. Modernisasi peralatan labolaratorium yang ditentukan berdasarkan kinerja dan tuntutan pasar.

d. Peningkatan jumlah proyek konsorsium riset.

e. Jumlah pusat-pusat keunggulan IPTEK yang terbentuk baik dari spinoflembaga Bappeda maupun clustering dari kebutuhan stategis.

2. Indikator Output

Indikator luaran dalam pelaksanaan kebijakan IPTEK dapat diukur baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang. Dalam jangka pendek dan menengah, keberhasilan kebijakan IPTEK dapat diukur melalui keunggulan ilmiah (scientific excellence) yang dicapai, yaitu jumlah publikasi yang diterbitkan pada jurnal nasional,

internasional, dan jumlah paten.

Sedangkan untuk jangka panjang, benefit dan impact yang diharapkan dapat diukur melalui:

a. Nilai ekonomi (economic value) yang diukur dari banyaknya lisensi yang dihasilkan, spin off yang terjadi, baik secara terencana maupun spontan di universitas maupun di industri, serta jumlah start-up companies yang terbentuk.

b. Manfaat sosial (social impact) yang dapat diukur melalui munculnya kreativitas masyarakat dan individu, meningkatan kesadaran akan pentingnya IPTEK bagi pembangunan daerah.

Gambar

Gambar 2.1 Wilayah Kabupaten Asahan
Tabel 1. Luas  dan  Persentase  Wilayah  Kabupaten  Asahan  menurut  Kecamatan 2017

Referensi

Dokumen terkait

TWK TIU TKP Total Hari, Tanggal Sesi Hasil SKD Jadwal

Mengingat data statistik merupakan sesuatu yang sangat penting, maka penerbitan buku ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan akan data yang lebih terinci, lengkap, akurat

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Proses analisis ditunjukkan dengan eksplorasi gambar yang dibuat pada untuk melihat hubungan antara bilangan Menyajikan kembali informasi secara matematis Berpikir aljabar

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil analisis dalam penelitian pergeseran bentuk dan makna dalam

Dalam penelitian ini, Algoritma Genetika dengan sistem Logika Samar (Fuzzy Logic) pada sistem motor arus searah dipergunakan untuk mendapatkan parameter pengendali PID

Penerimaan bahan baku di rumah sakit X didasarkan pada standar spesifikasi yang telah ditetapkan. Bahan baku makanan cair diperoleh dari gudang bahan baku yang juga

Ada enam ciri-ciri nilai sosial dalam kehidupan sehari-hari yaitu: (1) Diterapkan melalui proses interaksi antar manusia yang terjadi secara intensif dan bukan perilaku yang