BAB I V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini terlaksana dalam tiga pertemuan. Pertemuan I, pelaksanaan penyampaian materi menggunakan metode pembelajaran ceramah bervariasi, Pertemuan II menggunakan metode pembelajaran kooperatif model STAD, Pertemuan III menggunakan pembelajaran kooperatif diskusi model STAD dilanjutkan Turnamen, sedangkan pada pertemuan berikutnya berupa evaluasi.
1. Perencanaan Pembelajaran.
Pada Tahap Perencanaan Penelitian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan pada kelas IX Semester Genap Mapel IPS.
2. Kegiatan Belajar Mengajar Pra Siklus.
Kegiatan pembelajaran sebelumnya dari hasil wawancara menurut persepsi siswa masih bersifat monoton sehingga kurang menyenangkan. Metode-metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dan kegiatannya hanya sebatas memperhatikan penjelasan guru, mencatat dan latihan soal. Kegiatan ini cenderung membuat siswa menjadi bosan terhadap pelajaran IPS, sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan.
Gambar 1. Siswa mengikuti pembelajaran pada Pra Siklus 3. Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I.
Pada Tahap Siklus I Penelitian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan pada kelas IX Semester Genap. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan model Diskusi (STAD), Inquiry dan Pengamatan, alat pembelajaran dapat digunakan langsung oleh siswa sebagai media presentasi dalam diskusi untuk menjawab bahan diskusi dengan cara mengamati Peta dan Atlas.
Gambar 2. Guru sebagai fasilitator dalam diskusi
1. Guru menyajikan materi pelajaran.
2. Membentuk kelas menjadi 5 kelompok yang anggotanya 5 orang. 3. Guru menyajikan materi pelajaran.
4. Guru memberi tugas untuk dikerjakan dengan memanfaatkan media Peta Dunia, anggota kelompok yang mengetahui memberikan penjelasan. 5. Guru memberi pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan, tidak saling
membantu.
6. Pembahasan soal dan jawaban siswa. 7. Kesimpulan.
Gambar 3. Siswa bekerja langsung pada kelompoknya
Pada pertemuan berikut diadakan evaluasi berupa ulangan harian tentang materi yang telah didiskusikan pada kegiatan belajar mengajar sebelumnya dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi STAD.
4. Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan metode kooperatif model STAD dilanjutkan Turnamen, media pembelajaran berupa Peta Dunia pada LCD dan komputer dapat digunakan langsung oleh siswa sebagai media presentasi dalam diskusi untuk menjawab bahan diskusi. Pada akhir kegiatan diadakan Turnamen, siswa dalam kelompok memanfaatkan media Peta Dunia pada LCD dan komputer untuk mencoba memahami dan menguasai tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan bermain pada komputer yang tersedia, kemudian dipresentasikan di depan kelas.
Gambar 4. Siswa mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompoknya
bagi kelompok yang dapat mengerjakan soal-soal dengan benar dan waktu mengerjakannya pun cepat akan mendapatkan skor tertinggi.
Bagi kelompok yang dinilai baik, diberi penghargaan. Hal ini untuk memberikan applaus dan reward, sehingga pada kegiatan pembelajaran berikutnya ada peningkatan.
Gambar 5. Salah satu kelompok mencoba mempertahankan hasil kelompoknya Dalam turnamen ini kelompok IV mendapat skor paling tinggi yaitu 27, dimana dari ketujuh pertanyaan semuanya dikerjakan dengan benar meskipun waktunya masih kalah dengan kelompok I, sedangkan kelompok I mendapat skor 24 dengan perolehan skor waktu paling baik namun dari tiga soal masih ada satu jawaban yang salah, sehingga turnamen pada siklus II ini dimenangkan oleh kelompok IV.
Gambar 7. Siswa sedang melaksanakan Ulangan Harian Evaluasi pada Siklus II
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
yaitu sebesar 72,06, karena mereka cenderung responsif dan menyimak ketika temannya berpendapat.
Tabel 1 . Aktivitas Siswa saat pembelajaran siklus I
No Aspek yang diamati Mean
%
skor Kriteria 1
Memperhatikan penjelasan guru atau
siswa lainnya 3.76 94.12 Sangat Tinggi
2 Bekerjasama dalam kelompok 3.68 91.91 Sangat Tinggi 3
Mengemukakan pendapatnya secara
lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi
4
Siswa mengemukakan pendapatnya
secara lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi
5
Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam
kelompok 2.88 72.06 Tinggi
6
Siswa mendengarkan dengan baik
ketika teman berpendapat 3.74 93.38 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.15 78.68 Tinggi
8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.38 84.56 Sangat Tinggi
9
Keputusan berdasarkan pertimbangan
anggota yang lain 3.41 85.29 Sangat Tinggi
10
Memanfaatkan potensi anggota
kelompok 3.35 83.82 Sangat Tinggi
11
Saling membantu dan menyelesaikan
masalah 3.32 83.09 Sangat Tinggi
Mean 37.09 84.29 Sangat Tinggi
Sumber : Data primer yang diolah
Pada siklus I ini ada beberapa kelemahan yang diprediksi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar. Kelemahan tersebut adalah kurang optimalnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran STAD. Mereka masih terbawa oleh suasana pembelajaran sebelumnya. Hal ini terlihat dari masih belum jelasnya siswa ketika menyampaikan hasil jawaban kepada temannya dalam satu kelompok.
bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada teman-temannya secara lebih jelas serta menjaga kekompakan dengan cara memvariasikannya. Namun secara umum ada respon positif dari siswa dengan adanya pembelajaran dengan model STAD ini, karena mereka lebih menyenangi kegiatan yang dilakukan.
Tabel 2. Aktivitas Siswa saat pembelajaran Siklus II
No Aspek yang diamati Mean % skor Kriteria
1
Memperhatikan penjelasan guru atau
siswa lainnya 4.00 100.00 Sangat Tinggi
2 Bekerjasama dalam kelompok 3.88 97.06 Sangat Tinggi
3
Mengemukakan pendapatnya secara
lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi
4
Siswa mengemukakan pendapatnya
secara lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi
5
Siswa memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam
kelompok 3.00 75.00 Tinggi
6
Siswa mendengarkan dengan baik
ketika teman berpendapat 3.32 83.09 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.03 75.74 Tinggi
8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.41 85.29 Sangat Tinggi 9 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 3.26 81.62 Sangat Tinggi
10
Memanfaatkan potensi anggota
kelompok 3.06 76.47 Tinggi
11
Saling membantu dan menyelesaikan
masalah 3.15 78.68 Tinggi
Mean 36,18 82,22 Sangat tinggi
Sumber : Data primer yang diolah
Meskipun secara umum respon siswa terhadap pembelajaran pada siklus II
materi dan tidak jelas dalam menyampaikan dan menjelaskan pada rekan-rekan dalam kelompoknya, maka hal ini akan membuat teman-teman yang lain menjadi bingung dan tidak jelas.
2. Penilaian Hasil Belajar
Sebelumnya, pada indikator keberhasilan diharapkan pada akhir siklus I, hasil ketuntasan klasikal minimal 50 % peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak mampu memahami dan menguasai materi tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 64 dan pada akhir siklus II, hasil ketuntasan klasikal minimal 85%.
Hasil evaluasi pada kegiatan pra siklus, siswa secara klasikal hanya memiliki ketuntasan 35,29 % dengan rata-rata nilai = 52,65 dan masih di bawah KKM 64. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus I, penyampaian materi menggunakan metode diskusi (STAD) dengan Peta Dunia diperoleh rata-rata nilai = 63,97 dengan KKM = 64 didapat ketuntasan klasikal sebesar 62,86 %.
Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus II dengan penyampaian materi implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia diperoleh rata-rata Nilai = 71,17 dengan KKM = 64 didapat Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 %.
diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 31,43 % dari ketuntasan klasikal pada siklus I = 62,86 % dan siklus II = 94,29 %.
Tabel 3. Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Tiap Siklus PENILAIAN HASIL BELAJAR
PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Rata-rata
Nilai Ketuntasan
Rata-rata
Nilai Ketuntasan
Rata-rata
Nilai Ketuntasan
52,65 35,29% 63,97 62,86 % 71,17 94,29 %
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil analisis validitas instrumen test menunjukkan bahwa item-item test yang akan digunakan untuk mengambil data tergolong valid karena memiliki koefisien korelasi melebihi nilai rtabel = 0,349.
Test itemNo rxy rtabel Kriteria
Siklus I 1 0,717 0,349 Valid
2 0,468 0,349 Valid
3 0,672 0,349 Valid
4 0,821 0,349 Valid
5 0,574 0,349 Valid
Siklus II 1 0,759 0,349 Valid
2 0,726 0,349 Valid
3 0,849 0,349 Valid
4 0,834 0,349 Valid
Hasil analisis reliabilitas test tersebut diperoleh koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,713 untuk siklus I, sebesar 0,812 untuk siklus II. Kedua siklus melebihi nilai rtabel = 0,349, yang berarti bahwa kedua instrumen tergolong reliabel.
Hasil analisis tingkat kesukaran menunjukkan bahwa item-item soal tersebut dalam kategori mudah dan sedang.
Tabel 5. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Test
Test No
Soal Tingkat kesukaran Kriteria
Siklus I
1 63,02 Sedang
2 54,69 Sedang
3 81,77 Mudah
4 58,75 Sedang
5 66,67 Sedang
Siklus II
1 87,29 Mudah
2 86,67 Mudah
3 77,60 Mudah
4 58,59 Sedang
Tabel 6. Hasil Analisis Daya Pembeda
Test SoalNo Daya pembeda
thitung ttabel Kriteria
Siklus I
1 5,429 1,746 Signifikan
2 3,051 1,746 Signifikan
3 6,414 1,746 Signifikan
4 4,175 1,746 Signifikan
5 3,346 1,746 Signifikan
Siklus II 1 3,402 1,746 Signifikan
3 4,523 1,746 Signifikan
4 10,096 1,746 Signifikan
Hasil analisis daya pembeda menunjukkan bahwa setiap soal dari kedua test memiliki nilai thitung > ttabel yang berarti bahwa soal-soal tersebut mampu membedakan dengan nyata antara siswa yang berkemampuan baik dan berkemampuan kurang baik. Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal-soal dari kedua test menunjukkan bahwa kedua test layak untuk digunakan sebagai alat pengambil data.