• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MIKROBIOLOGI PERTUMBUHAN MIKROBA DAN MEDIUMNYA

N/A
N/A
febrian

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH MIKROBIOLOGI PERTUMBUHAN MIKROBA DAN MEDIUMNYA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MIKROBIOLOGI

PERTUMBUHAN MIKROBA BESERTA MEDIUM DAN NUTRISINYA

Disusun Oleh :

Febrian Nur Romadhony 2021339015

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN KELAS EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mikrobiologi tentang Mikroba Udara. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Mikroba Udara secara meluas.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linda Noviana selaku dosen Mirobiologi kami yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, Desember 2021

Tim Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Tujuan ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1Pengertian Mikrobiologi Lingkungan Udara ... 3

2.2 Distribusi Mikroba di Udara ... 5

2.4 Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui Udara ... 7

2.5Pengendalian penyakit yang terbawa udara ... 9

BAB III ... 11

PENUTUP ... 11

3.1Kesimpulan ... 11

3.2Saran ... 11

DAFTAR PUSTAKA 12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroba merupakan jasad renik yang ada di mana-mana. Baik di tanah, air, maupun udara. Mikroba juga dapat hidup di dalam tubuh kita yang mana dapat membantu metabolisme dan memperlancar pencernaan dalam tubuh kita. Namun ada juga mikroba yang dapat merugikan manusia serta mengganggu kinerja dalam tubuh.

Mikroba seringkali digunakan terutama dalam hal bioteknologi dimana peranan mikroba ini memberikan kontribusi yang positif akan kemashalahatan umat manusia.

Seperti sekarang ini kebanyakan makanan atau minuman yang beredar banyak sekali yang merupakan hasil fermentasi mikroba dan berguna bagi kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu perlu diketahui pola pertumbuhan mikroba sehingga dapat dilakukan pengendalian terhadap pertumbuhan mikroba patogen dan mikroba penyebab kerusakan pangan ataupun mikroba yang berperan pada fermentasi pangan.

Pertumbuhan pada bakteri didefinisikan sebagai pertumbuhan berat sel. Karena berat sel relatif sama pada setiap siklus sel, maka pertumbuhan dapat di definisikan sebagai pertambahan jumlah sel. Mempelajari pertumbuhan bakteri merupakan faktor terpenting dalam mengetahui beberapa aspek fisiologi suatu bakteri (Purwoko, 2007).

Medium adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrisi atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba (Susanti,2012)

Setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na) untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation monovalen yang lain (Sumarsih, 2003).

(5)

1.2 Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah makalah ini adalah sebagai berikut:

1.2.1

Mengetahui pengertian mikroba

1.2.2 Mengetahui pengertian pertumbuhan mikroba

1.2.3 Mengetahui perbedaan antara pertumbuhan individu dan koloni dalam mikroba 1.2.4 Mengetahui fase-fase dalam pertumbuhan mikroba

1.2.5 Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba

1.2.6 Mengetahui apa itu medium dan klasifikasi medium dalam pertumbuhan mikroba

1.2.7 Mengetahui unsur nutrisi yang di butuhkan mikroba

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Mikroba

Mikroba merupakan organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat melakukan aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti bakteri dan virus, dan eukaryot seperti alga, protozoa. Mikroba sangat berperan dalam kehidupan. Mikroba terdiri dari bakteri, jamur, dan virus. Secara umum, tiap mikroba mempunyai morfologi dan struktur anatomi yang berbeda.

(Waluyo, 2004)

2.2. Pertumbuhan Mikroba

Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dan dapat dihubungkan dengan penambahan ukuran, jumlah bobot, masa, dan banyak parameter lainnya dari suatu makhluk hidup.

Penambahan ukuran atau masa suatu sel individual biasanya terjadi pada proses pendewasaan (maturasi) dan perubahan ini pada umumnya bersifat sementara (temporer) untuk kemudian dilanjutkan dengan proses multiplikasi dari sel tersebut. Multiplikasi terjadi dengan cara pembelahan sel. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang relative singkat dan sempurna.

(Irianto, 2007) Istilah pertumbuhan bakteri lebih mengacu kepada pertambahan jumlah sel bukan mengacu kepada perkembangan individu organisme sel. Bakteri memiliki kemampuan untuk menggandakan diri secara eksponensial dikarenakan sistem reproduksinya adalah pembelahan biner melintang, dimana tiap sel membelah diri menjadi dua sel. Bakteri merupakan organisme kosmopolit yang dapat kita jumpai di berbagai tempat dengan berbagai kondisi di alam ini.

Mulai dari padang pasir yang panas, sampai kutub utara yang beku kita masih dapat menjumpai bakteri. Namun bakteri juga memiliki batasan suhu tertentu dia bisa tetap bertahan hidup, ada tiga jenis bakteri berdasarkan tingkat toleransinya terhadap suhu lingkungannya:

1. Mikroorganisme psikrofil yaitu mikroorganisme yang suka hidup pada suhu yang

dingin, dapat tumbuh paling baik pada suhu optimum dibawah 200C.

(7)

2. Mikroorganisme mesofil, yaitu mikroorganisme yang dapat hidup secara maksimal pada suhu yang sedang, mempunyai suhu optimum di antara 20

0

sampai 50

0

C.

3. Mikroorganisme termofil, yaitu mikroorganisme yang tumbuh optimal atau suka pada suhu yang tinggi, mikroorganisme ini sering tumbuh pada suhu diatas 40

0

C, bakteri jenis ini dapat hidup di tempat-tempat yang panas bahkan di sumber-sumber mata air panas bakteri tipe ini dapat ditemukan, pada tahun 1967 di yellow stone park ditemukan bakteri yang hidup dalam sumber air panas bersuhu 93-94

0

C.

(Herfantini, 2010)

2.3. Pertumbuhan Individu dan Koloni

Pertumbuhan jasad hidup, dapat ditinjau dari dua segi, yaitu pertumbuhan sel secara individu dan pertumbuhan kelompok sebagai satu populasi. Pertumbuhan mikroorganisme dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu: pertumbuhan individu dan pertumbuhan koloni atau pertumbuhan populasi.

Pertumbuhan individu diartikan sebagai bertambahnya ukuran tubuh, sedangkan pertumbuhan populasi diartikan sebagai bertambahnya kuantitas individu dalam suatu populasi atau bertambahnya ukuran koloni. Namun demikian pertumbuhan mikroorganisme unisel (bersel tunggal) sulit diukur dari segi pertambahan panjang, luas, volume, maupun berat, karena pertambahannya sangat sedikit dan berlangsung sangat cepat (lebih cepat dari satuan waktu mengukurnya),sehingga untuk mikroorganisme yang demikian satuan pertumbuhan sama

dengan satuan perkembangan. (Herfantini, 2010)

2.4. Fase-fase Pertumbuhan Mikroba

Fase Pertumbuhan Ciri

Lag (lambat)

Tidak ada pertumbuhan populasi karena sel mengalami perubahan komposisi kimiawi dan ukuran serta bertambahnya substansi intraseluler sehingga siap untuk membelah diri.

Logaritma atau Eksponensial

Sel membelah diri dengan laju yang konstan, massa menjadi dua kali lipat, keadaan pertumbuhan seimbang.

Stationary (Stasioner atau Tetap)

Terjadinya penumpukan racun akibat metabolisme

sel dan kandungan nutrient mulai habis,

akibatnya terjadi kompetisi nutrisi sehingga

beberapa sel mati dan lainnya tetap tumbuh.

(8)

Jumlah sel menjadi konstan.

Death (Kematian)

Sel menjadi mati akibat penumpukan racun dan habisnya nutrisi, menyebabkan jumlah sel yang mati lebih banyak sehingga mengalami penurunan jumlah sel secara eksponensial

Tabel. Ciri dan Fase pada Kurva Pertumbuhan

Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai dengan berakhirnya aktivitas merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan sebagai kurva pertumbuhan.

Adapun 4 fase dalam pertumbuhan mikroba yaitu : 2.4.1 Fase Lag atau Fase Adaptasi

Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula- mula akan mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:

a) Medium dan lingkungan pertumbuhan

Jika medium dan lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.

b) Jumlah inoculum

Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat faseadaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya: (1) kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan nuriennya terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya.

(9)

.

2.4.2 Fase Log atau Pertumbuhan Logaritma

Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti: pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi menurun dikarenakan :

a) Nutrien di dalam medium sudah berkurang.

b) Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat pertumbuhan mikroba.

2.4.3 Fase Stasioner

Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.

2.4.4 Fase Kematian

Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena beberapa sebab yaitu:

a) Nutrien di dalam medium sudah habis.

b) Energi cadangan di dalam sel habis.

(10)

Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan jenis mikroba. Fase ini diawali setelah jumlah mikroorganime yang dihasilkan mencapai jumlah yang konstan, sehingga jumlah akhir mikroorganisme tetapmaksimum pada masa tertentu. Setelah masa dilampaui, maka secara perlahan-lahan jumlah sel yang mati melebihi jumlah sel yang hidup.

Fase ini disebut fase kematian dipercepat. Fase kematian dipercepat mengalami penurunan jumlah sel, karena jumlah sel mikroorganisme mati. Namun penurunan jumlah sel tidak mencapai nol, sebab sebagian kecil sel yang mampu beradaptasi dan tetap hidup dalam beberapa saat waktu tertentu. Pada fase ini merupakan akhir dari suatu kurva dimana jumlah individu secara tajam akan menurun sehingga grafik tampaknya akan kembali ketitik awal lagi.

(Budiyanto, 2005)

Gambar. Grafik Pertumbuhan Mikroba dalam Biakan Sistem Tertutup (Batch Culture)

(11)

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme

2.5.1 Faktor-faktor Fisik a) Pengaruh Temperature

Temperatur merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kehidupan. Beberapa jenis mikroba dapat hidup di daerah temperatur yang luas sedang jenis lainnya pada daerah yang terbatas. Pada umumnya batas daerah tempetur bagi kehidupan mikroba terletak di antara 0oC dan 90oC, sehingga untuk masin –masing mikroba dikenal nilai temperatur minimum, optimum dan maksimum. Temperatur minimum suatu jenis mikroba ialah nilai paling rendah dimana kegiatan mikroba masih berlangsung. Temperatur optimum adalah nilai yang paling sesuai /baik untuk kehidupan mikroba. Temperatur maksimum adalah nilai tertinggi yang masih dapat digunakan untuk aktivitas mikroba tetapi pada tingkatan kegiatan fisiologi yang paling minimal.

Berdasarkan daerah aktivitas temperatur, mikroba di bagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1) Mikroba psirkofilik(kryofilik) adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah temperatur antara 0

o

C sampai 30

o

C, dengan temperatur optimum 15

o

C. kebanyakan golongan ini tumbuh d tempat-tempat dingin, baik di daratan maupun di lauatan.

2) Mikroba mesofilik adalah golongan mikroba yang mempunyai temperature optimum pertumbuhan antara 25

0

C-37

0

C minimum 15

0

C dan maksimum di

sekitar 55oC. umumnya hidup di dalam alat pencernaan, kadang-kadang ada juga yang dapat hidup dengan baik pada temperatur 400C atau lebih.

3) Mikroba termofilik adalah golongan mikroba yang dapat tumbuh pada daerah

temperature tinggi, optimum 55

0

C-60

0

C, minmum 40

0

C, sedangkan

maksimum 75

0

C. golongan ini terutama terdapat di dalam sumber-sumber air

panas dan tempat-tempat lain yang bertemperatur lebih tinggi dari 55

0

C.

(12)

b) Kelembaban dan Pengaruh Kebasahan serta Kekeringan

Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada umumnya untuk pertumbuhan ragi dan bakteri diperlukan kelembaban yang tinggi di atas 85%, sedangkan untuk jamur di perlukan kelembaban yang rendah dibawah 80%. Banyak mikroba yang tahan hidup di dalam keadaan kering untuk waktu yang lama, seperti dalam bentuk spora, konidia, artospora, klamidospora dan kista. Setiap mikroba memerlukan kandungan air bebas tertentu untuk hidupnya, biasanya diukur dengan parameter aw (water activity) atau kelembaban relatif. Mikroba umumnya dapat tumbuh pada aw 0,998-0,6. bakteri umumnya memerlukan aw 0,90- 0,999.

Tabel. Daftar aw yang diperlukan Beberapa Jenis Bakteri dan Jamur c) Pengaruh Perubahan Nilai Osmotik

Tekanan osmose sebenarnya sangat erat hubungannya dengan kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat mengkerutnya sitoplasma. Apabila diletakkan pada larutan hipotonis, maka sel mikroba akan mengalami plasmoptisa, yaitu pecahnya sel karena cairan masuk ke dalam sel, sel membengkak dan akhirnya pecah.

Berdasarkan tekanan osmose yang diperlukan dapat dikelompokkan menjadi (1) mikroba osmofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar gula tinggi, (2) mikroba halofil, adalah mikroba yang dapat tumbuh pada kadar garam halogen yang tinggi, (3) mikroba halodurik, adalah kelompok mikroba yang dapat tahan (tidak mati) tetapi tidak dapat tumbuh pada kadar garam tinggi, kadar garamnya dapat mencapai 30 %.

(13)

d) Kadar Ion Hidrogen (pH)

Berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu (a) mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-5,0, (b) mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 5,5-8,0, dan (c) mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 8,4-9,5. Contoh pH minimum, optimum, dan maksimum untuk beberapa jenis bakteri adalah sebagai berikut :

e) Pengaruh Sinar

Kebanyakan bakteri tidak dapat mengadakan fotosintesis, bahkan setiap radiasi dapat berbahaya bagi kehidupannya. Sinar yang nampak oleh mata kita, yaitu yang bergelombang antara 390 m μ sampai 760 m μ, tidak begitu berbahaya; yang berbahaya ialah sinar yang lebih pendek gelombangnya, yaitu yang bergelombang antara 240 m μ sampai 300 m μ.

2.5.2 Faktor-faktor Kimia

a) Mengubah permeabilitas membran sitoplasma sehingga lalu lintasb zat-zat yang keluar masuk sel mikroorganisme menjadi kacau.

b) Oksidasi,beberapa oksidator kuat dapat mengoksidasi unsur sel tertentu sehingga fungsi unsur terganggu. Misal, mengoksidasi suatu enzim.

c) Terjadinya ikatan kimia, ion-ion logam tertentu dapat megikatkan diri pada beberapa enzim. Sehigga fungsi enzim terganngu.

d) Memblokir beberapa reaksi kimia,misal preparat zulfat memblokir sintesa folic acid di dalam sel mikroorganisme.

e) Hidrolisa, asam atau basa kuat dapat menghidrolisakan struktur sel hingga hancur.

f) Mengubah sifat koloidal protoplasma sehingga menggumpal dan selnya mati.

(14)

2.5.3 Faktor-faktor Biologi a) Netralisme

Netralisme adalah hubungan antara dua populasi yang tidak saling mempengaruhi. Hal ini dapat terjadi pada kepadatan populasi yang sangat rendah atau secara fisik dipisahkan dalam mikrohabitat, serta populasi yang keluar dari habitat alamiahnya. Sebagai contoh interaksi antara mikroba allocthonous (nonindigenous) dengan mikroba autochthonous (indigenous), dan antar mikroba nonindigenous di atmosfer yang kepadatan populasinya sangat rendah.

b) Komensalisme

Hubungan komensalisme antara dua populasi terjadi apabila satu populasi diuntungkan tetapi populasi lain tidak terpengaruh. Contohnya adalah:

1) Bakteri Flavobacterium brevis dapat menghasilkan ekskresi sistein. Sistein dapat digunakan oleh Legionella pneumophila.

2) Desulfovibrio mensuplai asetat dan H2 untuk respirasi anaerobic

Methanobacterium.

c) Sinergisme

Suatu bentuk asosiasi yang menyebabkan terjadinya suatu kemampuan untuk dapat melakukan perubahan kimia tertentu di dalam substrat. Apabila asosiasi melibatkan 2 populasi atau lebih dalam keperluan nutrisi bersama, maka disebut sintropisme.

Sintropisme sangat penting dalam peruraian bahan organic tanah, atau proses pembersihan air secara alami.

d) Mutualisme (Simbiosis)

Mutualisme adalah asosiasi antara dua populasi mikroba yang keduanya saling tergantung dan sama-sama mendapat keuntungan. Mutualisme sering disebut juga simbiosis. Simbiosis bersifat sangat spesifik (khusus) dan salah satu populasi anggota simbiosis tidak dapat digantikan tempatnya oleh spesies lain yang mirip.

e) Kompetisi

Hubungan negatif antara 2 populasi mikroba yang keduanya mengalami kerugian.

Peristiwa ini ditandai dengan menurunnya sel hidup dan pertumbuhannya. Kompetisi terjadi pada 2 populasi mikroba yang menggunakan nutrien / makanan yang sama, atau dalam keadaan nutrien terbatas. Contohnya adalah antara protozoa Paramaecium caudatum dengan Paramaecium aurelia.

(15)

f) Amensalisme (Antagonisme)

Satu bentuk asosiasi antar spesies mikroba yang menyebabkan salah satu pihak dirugikan, pihak lain diuntungkan atau tidak terpengaruh apapun. Umumnya merupakan cara untuk melindungi diri terhadap populasi mikroba lain. Misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, toksin, atau antibiotika.

g) Parasitisme

Parasitisme terjadi antara dua populasi, populasi satu diuntungkan (parasit) dan populasi lain dirugikan (host / inang). Umumnya parasitisme terjadi karena keperluan nutrisi dan bersifat spesifik. Ukuran parasit biasanya lebih kecil dari inangnya. Terjadinya parasitisme memerlukan kontak secara fisik maupun metabolik serta waktu kontak yang relatif lama.

h) Predasi

Hubungan predasi terjadi apabila satu organisme predator memangsa atau memakan dan mencerna organisme lain (prey). Umumnya predator berukuran lebih besar dibandingkan prey, dan peristiwanya berlangsung cepat..

(Herfantini, 2010)

2.6. Mengetahui medium pertumbuhan dan klasifikasinya

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium juga digunakan untuk memperbanyak isolate, pengujian isolate, pengujian sifat – sifat fisiologis dan untuk perhitungan jumlah mikroba

.

2.6.1 Bahan – bahan Media Pertumbuhan

a) Bahan Dasar

1. Air (H

2

O) sebagai pelarut.

2. Agar (dari rumput laut) yang berfungsi sebagai pemadat media.

3. Gelatin, merupakan polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen.

4. Silica gel, yaitu bahan yang megandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat media.silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof obligat.

b) Nutrisi atau Zat Makanan

Medium harus mengandung unsure – unsure yang diperlukan untuk metabolism sel yaitu berupa unsure makro seperti C,H,O,N,P,Mg, dan unsure mikro seperti Fe, Mg, dan unsure pelican/trace element.

(16)

2.6.2 Klasifikasi Medium

a) Medium pertumbuhan mikroba dapat diklasifikasi berdasarkan komposisi/susunan kimianya menjadi 4 jenis, yaitu (anonym, 2008):

1) Medium organic, yaitu medium yang tersusun dari bahan – bahan organic.

2) Medium anorganik yaitu medium yang terdiri dari bahan – bahani anorganic.

3) Medium sintetis yaitu medium yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya glucose agar, mac conkey agar.

4) Medium semi sintetis yaitu medium yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misalnya Potato Dextrose Agar (PDA) yang mengandung dekstrosa dan ekstrak kentang.

5) Medium non sintetis yaitu medium yang dibuat dengan komposisi yang tidak pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnyatomato juice agar, brain heart infusion agar, dan pancreatic extract.

b) Berdasarkan sifat fisik/konsistensinya, medium diklasifikasikan menjadi:

1) Medium padat (solid medium), yaitu medium yang mengandung agar 15%.

Medium ini dapat berupa medium organic atau medium anorganik.

2) Medium setengah padat (semi solid medium) yaitu medium yang mengandung agar 0,3-0,4%. Berdasarkan atas keperluan penggunaannya, medium ini dapat dibuat tegak atau miring dalam tabung reaksi.

3) Medium cair (liquid medium) yaitumedium yang berbentuk cair dan tidak mengandung agar, contohnya medium Tauge Cair.

4) Macam – Macam Medium Pertumbuhan

2.7. Nutrisi Mikroba

Susunan kimia sel mikroba relatif tetap, baik unsur kimia maupun senyawa yang terkandung di dalam sel. Dari hasil analisis kimia diketahui bahwa penyusun utama sel adalah unsur kimia C, H, O, N, dan P, yang jumlahnya + 95 % dari berat kering sel, sedangkan sisanya tersusun dari unsur-unsur lain (Tabel ). Apabila dilihat susunan senyawanya, maka air merupakan bagian terbesar dari sel, sebanyak 80-90 %, dan bagian lain sebanyak 10-20 % terdiri dari protoplasma, dinding sel, lipid untuk cadangan makanan, polisakarida, polifosfat, dan senyawa lain.

Jasad hidup dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe

(17)

holozoik, sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik.

Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat, tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan pertolongan enzim ekstraseluler.

Pencernaan di luar sel ini dikenal sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang digunakan oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen (Schiegel dan Karin, 1994).

a) Air

Air merupakan komponen utama sel mikroba dan medium. Funsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat pengangkut dalam metabolisme.

b) Sumber energi

Ada beberapa sumber energi untuk mikroba yaitu senyawa organik atau anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya terutama cahaya matahari.

c)

Sumber karbon

Sumber karbon untuk mikroba dapat berbentuk senyawa organik maupun anorganik.

Senyawa organik meliputi karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam organik, garam asam organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik misalnya karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk tumbuhan tingkat tinggi.

d)

Sumber aseptor elektron

Proses oksidasi biologi merupakan proses pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. Karena elektron dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron ini disebut aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi

e)

Sumber mineral

Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur penyusun utama sel ialah C, O, N, H, dan P.

unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad. Unsur yang digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah sedang unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro sering terdapat sebagai ikutan

(impurities) pada garam unsur makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya atau lewat partikel debu. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur mineral juga berfungsi untukmengatur tekanan osmose, kadar ion H+ (kemasaman, pH), dan potensial oksidasireduksi(redox potential) medium.

(18)

f)

Faktor tumbuh

Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit.

g)

Sumber nitrogen

Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk amonium, nitrat, asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis senyawa nitrogen yang digunakan tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas) udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat nitrogen (Sumarsih, 2003).

(19)

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Mikroba merupakan organisme yang berukuran kecil (mikro), dapat melakukan aktifitas untuk hidup, dapat tergolong dalam prokaryot seperti bakteri dan virus, dan eukaryot seperti alga, protozoa. Pertumbuhan diartikan sebagai penambahan dan dapat dihubungkan dengan penambahan ukuran, jumlah bobot, masa, dan banyak parameter lainnya dari suatu makhluk hidup. Pertumbuhan mikroorganisme dapat berlangsung tergantung pada nutrien dan lingkungan yang cocok sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dengan waktu yang relative singkat dan sempurna.

Pertumbuhan mikroorganisme dimulai dari awal pertumbuhan sampai dengan berakhirnya aktivitas merupakan proses bertahap yang dapat digambarkan sebagai kurva pertumbuhan. Adapun 4 fase dalam pertumbuhan mikroba yaitu fase lag, log, stationary, dan death.

Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba yaitu faktor fisik, kimia, dan faktor biologi

Mikroba memerlukan beberapa unsure kimia untuk menunjang kehidupannya antara lain : C, O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang digunakan dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni, Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya.

Medium pertumbuhan untuk mikroba diklasifikasikan menjadi berdasarkan susunan kimianya, yaitu medium anorganic, mediun organic, medium sintetis, dan medium nonsintetis serta berdasarkan konsistensinya yaitu medium cair, medium padat, dan medium semi padat

Dan pemenuhan nutrisi untuk mikroba dibagi menjadi 7 sumber golongan

yaitu air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan sumber nitrogen

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Brady, J E . 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur . Binarupa Aksara: Jakarta.

Budiyanto MAK . 2005. Mikrobiologi Umum . Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Herfantini, dkk . 2010 . Pertumbuhan Mikroorganisme . Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi . Bandung: Yrama Widya.

Waluyo . 2004 . Tinjauan Pustaka: Mikroba . digilib.unila.ac.id

Anonim. 2008. Media Pertumbuhan Mikroba. http://ekmon-saurus.blogspot.com

. Diakses

pada 29 Mei 2012.

.2010. Macam

macam Media Pertumbuhan Mikroba.

http://dunia mikro.blogspot.com.

Schegel, H.G dan Karin S. 1994. Mikrobiologi Umum. UGM PRESS: Jogjakarta.

Sumarsih, Sri. 2003. Diktat kuliah Mikrobiologi Dasar. Fakultas Pertanian UPN Veteran :

Jogjakarta

.

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain bahwa nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat di ambil dan di bangun pada upacara adat ngalaksa tarawangsa pada masyarakat sunda, umumnya

Pada era Reformasi, pasca jatuhnya sistem politik Orde Baru sejak tahun 1998, yang diikuti dengan tumbuhnya komitmen baru ke arah perwujudan cita- cita dan nilai

&ada hepatitis fulminan terjadi nekrosis hati masif. &ada a'alnya hati tampak agak besar, tegang dan merah akibat bendungan dan edema. 8emudian setelah berhari)hari,

1) Dewan juri terdiri atas minimal lima orang, antara lain berasal dari perguruan tinggi, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Kemdikbud), Himpunan Sarjana

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa di SMA Negeri Kecamatan Tangerang Kota Tangerang memiliki kebutuhan yang tinggi akan layanan online self-help dengan menampilkan

Diluar dua konsep atau sistem ekonomi yaitu sistem ekonomi klasik, neoklasik yang lebih dikenal dengan konsep ekonomi liberal yang lebih menekankan pada ekonomi

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Mengembangkan perangkat pembelajaran dan memeragakan pemanfaatan gaya

Penelitian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai konversi pirolisis, mendapatkan hasil pengembunan asap cair yang maksimum dengan menggunakan multitube kondensor, serta