• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domba domestikasi termasuk genus Ovis aries. Ada empat jenis spesies domba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. domba domestikasi termasuk genus Ovis aries. Ada empat jenis spesies domba"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domba Jantan

Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dalam pemeliharaan tidak begitu sulit , hal ini disebabkan karena ternak domba badan relatif kecil cepat dewasa sehinga secara otomatis cukup meguntungkan karena dapat menghasilkan wol dan daging (Murtidjo,1993)

Domba dapat diklasifikasikan pada sub famili caprinae dan semua jenis domba domestikasi termasuk genus Ovis aries. Ada empat jenis spesies domba liar yaitu : domba Mouffon (O.musimon) terdapat di Eropa dan Asia Barat, domba Urial (O. orientalis, O. Vignei) terdapat di Asia tengah, dan Domba Bighorn (O.Canadensis ) terdapat di Asia Utara dan Amerika Utara. Tiga jenis yang

pertama diatas merupakan domba yang membentuk genetik dari domba-domba modern sekarang (Williamson and Payne, 1993).

Salah satu jenis domba yang berasal dari Indonesia yaitu domba lokal, domba kampong atau domba kacang. Tubuhnya kecil dan warnanya bermacam macam. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu warna pada seekor hewan (Sumoprastowo, 1993).

Menurut Kartadisastra (1997), Domba mempunyai sistematika sebagai berikut:

Phylum : Chordata Class : Mamalia Ordo : Artiodactyla Familia : Bovidae Genus : Ovis

Spesies : Ovis aries

(2)

6 Domba ekor tipis merupakan domba asli Indonesia. Sekitar 80%, populasinya ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Domba ini mampu hidup di daerah yang gersang.

Domba ini mempunyai tubuh yang kecil sehingga disebut domba kacang atau domba Jawa. Selain badannya kecil, ciri lainnya yaitu ekor relative kecil dan tipis, bulu badan berwarna putih, hanya kadangkadang ada warna lain, misalnya belang- belang hitam di sekitar mata, hidung, atau bagian lainny, domba betina umumnya tidak bertanduk, sedangkan domba jantan bertanduk kecil dan melingkar, berat domba jantan dewasa berkisar 30-40 kg dan berat domba betina dewasa sekitar 15-20 kg. Tubuh domba ini tidak berlemak sehingga daging yang dihasilkannya pun sedikit. Namun, beberapa orang menyatakan bahwa daging domba kacang ini lebih enak dari domba lainnya (Mulyono,1998).Domba yang sedang tumbuh membutuhkan nutrisi dalam jumlah yanglebih banyak dibandingkan dengan domba yang tidak berproduksi.Kebutuhan harian zat makanan untuk ternak domba menurut NRC (2006)bobot badan domba 10-20 pertambahan bobot badan sebesar 200-250 g/hari. Purbowati et al. (2009) melaporkan bahwa domba lokal jantan lepas sapih yang digemukkan secara feedlot membutuhkan protein kasar sekitar 15% dan TDN60% yaitu sebesar 4,86%-5,58% dari bobot badan domba dengan pertambahan bobotbadan harian sebesar 115,33-128,90 g/hari.

2.2 Pakan Ruminansia

Pakan adalah bahan yang dimakan dan dicerna dan mampu menyediakan nutrient yang penting untuk perawatan tubuh, pertumbuhan dan reproduksi (Blakey dan Bade, 1994). Bahan pakan domba dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu bahan pakan sumber protein dan bahan pakan sumber energi. Bahan

(3)

7 pakan sumbe energi berupa biji-bijian, umbi-umbian, dan hijauan. Sumber protein yang diberikan umumnya adalah limbah industri seperti bungkil kedelai, ampas tahu dan amapas kecap atau tepung yang berasal dari hewan. Sumber energi yang diberikan antara lain jagung, gaplek, bekatul, dedak, gandum dan bungkil- bungkilan (Sodiq dan Abidin 2002).

Salah satu macam bahan pakan bagi domba adalah hijauan. Hijauan pakan merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan pakan yang berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput potong serta leguminosa. Hijauan pakan merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi tidak hanya untuk mengisi perut, tetapi juga sumber gizi yaitu protein sumber tenaga, vitamin dan mineral (Murtidjo, 1993). Hijauan segar adalah semua bahan pakan yang diberikan kepada ternak dalam bentuk segar, baik yang dipotong terlebih dahulu (oleh manusia) maupun senggut secara langsung oleh ternak. Hijauan banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk gula sederhanan, pati dan fruktosa yang sangat berperan dalam menghasilkan energi, kandungan berkisar 1 – 3 % dari bahan keringnya (Kartadisastra 1997).

Konsentrat merupakan pakan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya akan karbohidrat dan protein seperti jagung kuning bekatul, dedak gandum dan bungkil-bungkilan. Konsentrat untuk ternak domba umumnya disebut pakan penguat atau bahan pakan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18%

dan mudah dicerna (Murtidjo, 1993). Berdasarkan komposisinya, konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu konsentrat sumber energi dan konsentrat sumber protein (Tillman et al., 1991). Kandungan nutrient yang tinggi dalam konsentrat

(4)

8 berfungsi menutup kekurangan yang ada dalam bahan pakan secara keseluruhan (Siregar, 1994). Konsentrat juga berfungsi sebagai perangsang aktivitas mikrobia rumen, sehingga dapat meningkatkan hijauan (Tillman et al., 1991).

2.3 Ampas Bir Sebagai Pakan

Ampas bir merupakan salah satu limbah industri pembuatan bir yang menggunakan bahan baku barley atau bahan lain berkadar maltosa tinggi sebagai bahan pakan utama.Aritonang dan Silalahi.(1992). Menyatakan bahwa ampas bir adalah sisa ekstraksi malt yang berasal dari biji Barley pada proses pembuatan bir.

Dalam proses pembuatan bir, tepung dan unsur-unsur lain yang terlarut dipisahkan dari biji Barley sehingga meninggalkan ampas yang relatif masih tinggi kandungan protein dan seratnya (Valentine dan Wickes, 1982). Kandungan nutrien ampas bir yaitu PK 33,21%, SK 18,2% dan TDN 9,88% (Andriyani, 2006). Ampas bir dapat digunakan sebagai bahan pakan sampai level 20% untuk menghasilkan pertambahan berat badan sebesar 755; 8,09; 8,31 dan 8,73 g/ekor/hari. Kandungan nutrien ampas bir adalah BK 85,8%, PK 33,7%, SK 19,2%, LK 6,1% dan TDN 74%. Ampas bir dapat digunakan sebagai bahan pakan konsentrat pada ternak ruminansia baik pada sapi potong maupun sapi perah (Siregar 1994).

Ampas bir merupakan salah satu limbah industri pembuatan bir yang menggunakan bahan baku barleybahan lain berkadar maltosa tinggi sebagai bahan pakan utama (Aritonang dan Silalahi, 1992). Hasil penelitian Agus dkk. (2013) bahwa ampas bir dapat digunakan sebagai bahan pakan sampai level 48% untuk menghasilkan kualitas daging secara fisik terhadap bobot karkas sebesar 45,36;

(5)

9 45,40; 41,46; dan 45,75 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa ampas bir dapat digunakan untuk campuran pakan domba tampa menggangu proses fisiologi dan metabolisme didalam tubuh, sehingga kualitas daging yang dihasilkan tetap terjaga.

Ditinjau dari komposisi kimianya ampas bir dapat digunakan sebagai sumber protein. Sedangkan Pulungan dkk. (1985) melaporkan bahwa ampas bir mengandung NDF ADF yang rendah sedangkan presentaseprotein tinggi yang menujukan ampas bir berkualitas tinggi tetapi menggandung bahan kering rendah.

Ampas bir juga mengandung unsur-unsur mineral mikro maupun makro yaitu untuk mikro;Fe 200-500 ppm, Mm 30-100 ppm, Cu 5-15 ppm, Co kurang dari 1 ppm, Zn lebih dari 50 ppm.. Disamping memiliki kandungan zat gizi yang baik ampas bir juga memiliki antinutrisi berupa asam fitat yang akan menggangu penyerapan mineral bervalensi 2 terutama mineral Ca, Zn, Co, Mg, dan Cu sehingga penggunaanya untuk unggas perlu hati hati ( Cullison, 1978).

2.4 Konsumsi Pakan

Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Aktivitas konsumsi meliputi proses mencari pakan, mengenal dan mendekati pakan, proses bekerjanya indra ternak terhadap terhadap pakan,proses memilih pakan dan proses menghentikan makan. (Tillman et al. 1991).

Jumlah konsumsi pakan adalah merupakan faktor penentu paling penting yang menentukan jumlah nutrien yang didapat oleh ternak dan berpengaruh terhadap tingkat produksi. Pengatur konsumsi pakan pada ternak ruminansia

(6)

10 sangat kompleks dan banyak faktor yang terlibat di dalamnya. (Wodzicka et al,1993).Pemberian pakan pada ternak dapat dilakukan secara terbatas dan tidak

terbatas. Pemberian secara terbatas diartikan dengan pemberian pakan yang hanya terbatas pada kebutuhan nutrien saja. Dalam hal ini jumlah ransum yang akan diberikan benar-benar diperhitungkan sesuai dengan nutrien yang diperlukan.

Sedangkan pemberian ransum secara tak terbatas diartikan dengan pemberian pakan yang selalu tersedia setiap waktu (Siregar, 1994).

Bahwa tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor ternak (bobot badan, umur), tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas. Makanan yang berkualitas baik, tingkat konsumsinya lebih tinggi dibandingkan makanan yang berkualitas rendah (Parakkasi 1999).

1.5 Konsumsi TDN

TDN merupakan nilai yang menunjukan jumlah dari zat-zat makanan yang dapat dicerna oleh hewan, yang merupakan jumlah dari semua zat-zat makanan organik yang dapat dicerna protein, lemak, serat kasar, dan bahan ekstran tampa nitrogen (BETN). Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi TDN seperti suhu lingkungan, laju perjalanan melalui alat pencernaan, bentuk fisik bahan makanan, komposisi ransum dan pengaruh terhadap perbandingan dari zat makanan lainnya (Aboenawan 1991). ). Perry et al (2003) menyatakan bahwa nilai TDN suatu bahan pakan dipengaruhi beberapa hal, antara lain persentase bahan kering dari bahan tersebut, bahan kering pakan yang akan dicerna, jumlah bahan mineral dalam kecernaan bahan kering, dan jumlah lemak dalam bahan kering yang dapat dicerna. Semakin tinggi TDN dari suatu pakan tersebut akan semakin baik karena

(7)

11 banyak zat-zat makanan yang dapat digunakan. Pada fase pertumbuhan, salah satu komponen nutrien yang penting dalam pakan adalah energi, kebutuhan energi ini sangat bergantung dari status fisiologis ternak. Tillman et al. (1991) menambahkan bahwa hewan yang sedang tumbuh membutuhkan energi untuk hidup pokok, memenuhi kebutuhan akan energi mekanik untuk gerak otot dansintesa jaringan-jaringan baru. Lallo (1996) melaporkan bahwa konsumsi energi meningkat sejalan dengan peningkatan kandungan energi pakan.

Menurut Pond et al. (1995), secara umum nutrisi yang paling membatasi dalam nutrisi ternak domba adalah energi. Konsumsi energi yang berlebihan oleh ternak akan mengalihkan penggunaan energi untuk memproduksi lemak tubuh yang lebih tinggi. Defisiensi energi pada ternak yang sedang dalam fase pertumbuhan akan menyebabkan penurunan laju peningkatan bobot badan, yang akhirnya akan menghentikan pertumbuhan, bobot badan semakin menurun, dan yang paling buruk adalah dapat menyebabkan kematian. Parakkasi (1999) menyatakan bahwa kebutuhan energi pakan ditentukan oleh lingkungan, umur, bobot badan, bangsa, komposisi pakan, dan pertambahan bobot badan yang dikehendaki. Kondisi lingkungan yang mempengaruhi kebutuhan energi adalah temperatur, kelembaban, dan kecepatan angin (Haryanto dan Djajanegara, 1993).

Rianto et al. (2006), melaporkan bahwa konsumsi TDN domba yaitu sebesar 341,33 g/hari dan lebih rendah juga dari standar kebutuhan TDN menurut NRC (2006) untuk domba dengan bobot badan 10–20 kilogram yaitu sebesar 400–800 gram/hari. Menurut Purbowati et al. (2009) bahwa konsumsi TDN antar perlakuan yang tidak berbeda nyata dapat disebabkan oleh kandungan TDN pakan relatif

(8)

12 sama dan konsumsi BK yang tidak berbeda nyata. Kurangnya konsumsi energi dapat mengakibatkan pertumbuhan lambat atau berhenti, bobot hidup berkurang, fertilitas menjadi rendah, kegagalan reproduksi, rendahnya kualitas wol, daya tahan tubuh terhadap penyakit berkurang dan angka kematian tinggi (Ensminger, 1991).

2.6 Konversi pakan

Konversi pakan mencerminkan kebutuhan pakan yang diperlukan untuk menghasilkan pertambahan berat badan dalam satu-satuan yang sama. Konversi pakan merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu unit produksi ternak (Katongole et al., 2009). Konsumsi pakan atau ransum yang diukur adalah konsumsi bahan kering sehingga efisiensi penggunaan pakan atau ransum dapat ditentukan berdasarkan konsumsi bahan kering untuk mencapai satu kilogram pertambahan bobot badan (Siregar, 1984). Efisiensi penggunaan pakan dapat dilihat dari rasio konversi pakan yaitu jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram pertambahan bobot badan. Secara umum semakin rendah rasio konversi pakan berarti efisiensi penggunaan pakan semakin baik karena jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu kilogram pertambahan bobot badan semakin sedikit (Sianturi et al., 2006).

Handayanta. (2004) menyatakan bahwa semakin rendah nilai konversi pakan, berarti semakin rendah pakan yang diperlukan untuk menghasilkan produk (daging) dalam satuan yang sama. Konversi pakan di pengaruhi laju perjalanan digesta di dalam alat pencernaan, bentuk fisik ransum, komposisi ransum dan pengaruh imbangan nutrisi (Anggorodi, 1990). Konversi pakan digunakan sebagai

(9)

13 tolak ukur efisiensi produksi semakin rendah nilai konversi berarti efisiensi substitusi pakan semakin tinggi. Faktor yang mempengaruhi konversi pakan yaitu lingkungan (suhu, penyakit, pakan dan minuman), kemampuan genetik, nilai giji pakan dan tingkat energi pakan. Konversi pakan diukur dari jumla bahan kering yang dikonsumsi dibagi dengan pertambahan bobot badan dan persatuan waktunya. Konversi pakan khusus pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan. Pertambahan bobot badan dan nilai kecernaan. Memberikan kualitas pakan yang baik ternak akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik konversi pakan. (Martawidjaya, et al,. 1999)

Menurut Gatenby (1986) konversi pakan domba di daerah tropis berkisar antara 7-15, artinya untuk menghasilkan 1 kg pertambahan bobot badan dibutuhkan BK pakansebanyak 7-15 kg. Nilai konversi pakan yang semakin kecil menurut Purbowati et al. (2009) menandakan bahwa ternak tersebut semakin efisien dalam memanfaatkan pakan. NRC (2006) menyatakan konversi pakan domba dengan bobot 10-20 kg sebesar 2,5-4 dan Tomaszewaska et al. (1993), menyatakan domba dengan berat badan 15-25 kg konversinya adalah 7,7.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah diduga substitusi hijauan dengan ampas bir berpengaruh terhadap konsumsi TDN dan konversi pakan ternak domba lokal jantan.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, pemilik industri ini juga mengatakan kalau tidak mudah merubah sikap para pekerja untuk menerapkan penataan tempat kerja yang baik, karena dari diri

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) hubungan self management dengan perilaku prokrastinasi akademik siswa Kelas XI Jurusan Teknik Instalasi Tenaga

Prosedur penerimaan kas merupakan dana yang diterima perusahaan dari sewa kendaraan yang jasanya digunakan oleh Koperasi Karyawan Utama PT PLN (Persero) WS2JB

Hasil dan perhitungan dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan metode EOQ lebih efisien dibandingkan dengan kebijakan yang diterapkan dalam Ukm, dapat dilihat

Disinilah proses NAT dilakukan oleh aplikasi firewall di Gateway, sehingga suatu server di internet yang menerima permintaan dari jaringan lokal akan mengenali paket

Penelitian ini menemukan penyebab terbanyak yang dapat menimbulkan leu- kokoria pada anak adalah retinoblastoma, disusul oleh katarak kongenital.. Kedua pe- nyebab leukokoria

Menjelaskan gambaran umum tentang lokasi penelitian, serta menganalisa proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik untuk menentukan unsur berencana dalam

Dengan analisis sastra bagi pendidikan anak-anak adalah merupakan langkah yang tepat untuk lebih menyempurnakan analisis karya sastra berupa cerita pendekE. Penulis tertarik