• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. JUDUL : ANALISIS NILAI SASTRA DALAM CERITA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. JUDUL : ANALISIS NILAI SASTRA DALAM CERITA ANAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. JUDUL : ANALISIS NILAI SASTRA DALAM CERITA ANAK /Aẑ-ẑI`BU L -KHᾹ / SERIGALA PENGKHIANAT/ KARYA ῑMᾹN ṬAHA

B. BIDANG ILMU : SASTRA

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Kata Sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta. Akar kata sas- berarti “mengarahkan”, “mengajarkan”, memberi petunjuk atau memberi instruksi’. Akhiran – tra berarti “alat”, “sarana”. Maka kata sastra diartikan“alat untuk mengajar, buku petunjuk, untuk instruksi atau pengajaran” Teeuw (dalam Sutiasumarga, 2000 : 3).

Sedangkan dalam bahasa Arab kata sastra bermakna ./al-adabu/sastra yang artinya bermacam–macam sesuai dengan zamannya seperti yang dikemukakan oleh wahiba bahwa pada zaman permulaan Islam, adab berarti pendidikan, pengajaran dan budi pekerti. Pada zaman bani Umayyah, kata adab mempunyai arti pengajaran, sementara pada zaman Abbasyiah, adab pendidikan sekaligus pengajaran (Sutiasumarga, 2002:1)

Menurut Mahmud memberi gambaran tentang adab sebagai berikut :

// al- adābu huwa al-kalāmu al- insānu al-balῑgi al-lazῑ yaqṣadu bihi ila ta siri fῑ ‘awatifi al-qurra’ I was as- sami ‘ina sawa ‘un akana syi’rān am nasran//

‘Sastra merupakan ungkapan manusia yang mengena yang dimaksudkan untuk memberikan kepada pembaca dan pendengar, baik itu yang berupa syair ataupun prosa (Mahmud, 1999 : 10).

Sastra berfungsi sebagai penghibur sehingga nilai moral dan sosial yang tersampaikan bisa meresap dalam pikiran manusia secara tidak disadari sebagai karya

▸ Baca selengkapnya: anak judul dalam skripsi

(2)

cipta manusia yang dapat juga dikategorikan sebagai media hiburan (Wellek, 1989 :30).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sastra memiliki sifat otonom, yakni tidak mengacu pada sesuatu yang lain, ia bebas. Kebebasan yang begitu luas bagi pengarang atau penulis dalam memilih aliran apa yang akan ia gunakan, atau diungkapkannya, atau bagaimana gaya bahasa dan pengucapannya. Namun pengarang atau penulis tersebut harus mampu membentuk ekspresinya yang mengandung ajaran moral ataupun kultural.

Secara umum karya sastra dalam bahasa Arab, diklasifikasikan menjadi dua 2 (dua) bagian, yaitu prosa dan puisi. Prosa dalam bahasa Arab disebut dengan / al-nastru / dan puisi disebut dengan - ru/

(Yunus, 1989:178,123) atau / /al-naẓmu /(munawir, 1984:724)

Menurut Sutiasumarga (2000:3-4) Prosa dapat di bagi kedalam beberapa bagian diantaranya:

1. Khutbah (pidato)

Yaitu sekumpulan cara yang harus diikuti oleh seorang orator pada saat berpidato didepan orang, seperti bagaimana meninggikan atau merendahkan bahasa dan lain-lain.khutbah terdiri dari beberapa alinea. Kalimat khutbah biasanya pendek-pendek, kata-katanya jelas, mempunyai arti yang dalam, setiap dua kalimat atau lebih kadang-kadang diakhiri dengan huruf yang sama (berirama), ringkas, dan didalamnya terdapat kata-kata hikmah, peribahasa dan bait-bait puisi.

(3)

2. Wasiyyat

Yaitu nasehat dari seseorang yang ditujukan kepada orang lain yang ia muliakan, seperti anaknya atau saudaranya, agar mereka mau menuruti apa yang dikatakannya. Prosa ini biasanya dilakukan pada seseorang yang akan mati, saat akan bepergian, atau saat akan berpisah, ciri-ciri wasiat hamper sama dengan pidato: kalimatnya pendek-pendek, ada rima di akhir setiap dua kalimat atau lebih, ada hikmah dan peribahasa di dalamnya, tapi biasanya lebih pendek dari khutbah.

3. Hikmat (kata-kata hikmah)

Yaitu ungkapan pendek yang menggambarkan pengalaman tertentu. Biasanya, menggambarkan adat istiadat suatu bangsa, kata-katanya ringkas, maknanya jelas, berisi pemikiran yang baik dan mendalam.

4. Matsal ( peribahasa)

Yaitu ungkapan pendek yang beredar di masyarakat yang berisi tentang pikiran yang bijak tentang aspek kehidupan manusia yang berubah-ubah. Biasanya, berbentuk kata-kata majaz yang cenderung imajinatif dan mudah dihafal.

Ciri matsal hampir sama dengan hikmah. Bedanya, adalah kalau hikmah hanya berisi petunjuk untuk melakukan jalan yang baik dan melarang pada jalan yang salah, sedangkan peribahasa tidak harus seperti itu. Hikmah tidak terikat pada suatu cerita atau kejadian, sedangkan matsal teriakat. Hikmah tidak harus dikenal oleh masyarakat, sedangkan matsal harus. Kalau tidak, ungkapan itu tidak akan disebut sebagai matsal.

(4)

5. Qishah ( cerita)

Cerita panjang tentang kejadian-kejadian masa lalu, yang diceritakan secara lisan pada masyarakat yang belum pernah mengalami kejadian semacam itu, misalnya tentang kejadian-kejadian yang menegangkan, perang, atau petualangan.

Objek cerita binatang yang penulis analisis termasuk bagian karya sastra bahasa arab yaitu qishah (cerita), karena cerita binatang tersebut merupakan kisah masa lalu, kehidupan bintang di hutan yaitu binatang serigala, rubah, anjing, keledai dan binatang lainnya.cerita tersebut menggurutkan kejadian hingga akhir peristiwa persahabatan binatang yang tinggal di hutan.

Sebagaimana dikatakan oleh Ma’luf (1997 : 5) sebagai berikut :

//‘ilmu yahtaziru bihi min al-khilali fῑ al-kalami al-‘a rabi lafzān wa kitabatan/

‘Sastra adalah ilmu yang memelihara keindahan bahasa arab baik secara lisan maupun tulisan’.

Berdasarkan pendapat diatas dipahami sastra mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan sebuah karya berupa syair, prosa dalam bentuk fiksi, novel,dan cerpen. Pengkajian terhadap karya sastra seperti pengkajian terhadap karya fiksi berarti penelahan, penyelidikan atau mengkaji, dengan menyelidiki karya fiksi tersebut. Untuk melakukan pengkajian terhadap unsur-unsur pembentuk karya sastra, khususnya fiksi, pada umumnya disebut sebagai upaya menganalisis.

Fiksi dapat diartikan cerita rekaan namun penyebutan karya fiksi lebih ditujukan terhadap karya yang berbentuk prosa yaitu novel dan cerita pendek

(5)

(Nurgiyantoro, 1995:8).Untuk menganalisis karya fiksi Nurgiyantoro (1995:30) menyarankan pada pengertian mengurai karya itu atas unsur-unsur pembentuknya, yaitu berupa unsur instrinsik dan ekstrinsik.Unsur instrinsik adalah unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian, dan ikut membentuk kategori ini misalnya adalah tokoh dan penokohan, alur, pengaluran, latar,dan sudut pandang. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar teks fiksi yang bersangkutan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap bangun kisah yang diceritakan, langsung atau tidak langsung misalnya jati diri pengarang, pandangan hidup, dan kondisi sosial budaya masyarakat (Nurgiyantoro, 2005 : 222).

Karya sastra tidak hanya di tujukan untuk orang dewasa saja, pada saat ini ada juga sastra untuk anak-anak. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat di lihat dan di pahami melalui mata anak-anak (Tarigan, 1995:5).

Bahasa yang digunakan dalam sastra anak adalah bahasa yang dipahami oleh anak, yaitu bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak. Pesan yang disampaikan berupa nilai-nilai, moral,dan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak-anak. Dengan demikian, sastra anak adalah sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Sastra anak dapat berkisah tentang apa saja, bahkan yang menurut ukuran dewasa tidak wajar. Misalnya, kisah tentang binatang yang dapat berbicara, bertingkah laku, berpikir dan berperasaan seperti layaknya manusia (Nurgiyantoro, 2005 : 7).

Sastra anak terdiri dari berbagai genre dan dapat berwujud lisan dan tulisan. Ia membentang dari lagu-lagu ninabobo, puisi lagu, tembang-tembang dolanan, huruf-huruf, buku-buku bergambar, sampai cerita petualangan yang khas anak dan berbagai cerita tradisional. Selain itu, sastra hadir di tengah masyarakat antara lain difungsikan sebagai sarana untuk memberikan dan atau memperoleh hiburan. Maka, melihat lingkup dan fungsi sastra anak tersebut tidaklah berlebihan jika sastra sudah dapat diperkenalkan kepada anak sejak mereka dilahirkan, sejak mereka tidak tahu apa-apa dan sedang belajar mengenal dunia di sekelilingnya. Untuk keperluan ini tentu saja sastra lisan yang tepat diberikan, dan kita belum perlu berpikir tentang sastra tulis. Sastra lisan dapat diberikan kepada bayi, misalnya, oleh ibu hamil menggendong, menyusui,atau menimang-nimangnya (Nurgiyantoro, 2005 : 99).

(6)

Dalam mengkaji sastra anak yang tidak terlepas dari kajian mengenai cerita fiksi anak. Sebagai sebuah karya sastra, cerita fiksi mesti menampilkan cerita, isi cerita tersebut di jalin dalam sebuah rangkaian alur yang menampilkan berbagai peristiwa dan tokoh yang jalin-menjalin secara serasi yang dikemas dalam bahasa narasi dan dial. Cerita fiksi anak dapat dikelompokkan kedalam fiksi realistis, fiksi fantasi, fiksi formula, fiksi sejarah, fiksi sains, dan fiksi biografis.

Cerita binatang / aẑ-ẑI`bu l-khā / serigala pengkhianat/ karya imān

Ṭaha terdiri dari 15 halaman. Dan penulis menterjemahkan sendiri cerita tersebut. Cerita binatang / aẑ-ẑI`bu l-khā / serigala pengkhianat/ karya imān

Ṭaha merupakan salah satu cerita dari kumpulan hikayatu ummi, yang menceritakan tentang persahabatan antara dua binatang yaitu serigala dan rubah, mereka berdua bersahabat erat dan saling membantu satu sama lain. Akan tetapi pada suatu hari serigala iri hati kepada rubah karena rubah telah mencari makanan.

Dengan analisis sastra bagi pendidikan anak-anak adalah merupakan langkah yang tepat untuk lebih menyempurnakan analisis karya sastra berupa cerita pendek.

Penulis tertarik dengan cerita // aẑ-ẑI`bu l-khā / serigala pengkhianat/ karya ῑmānṭaha sebagai objek penelitian dikarenakan belum pernah

diteliti sebelumnya di Program Studi Bahasa Arab (USU). Cerita ini dalam bahasa Arab dan memiliki terjemahan dalam bahasa Indonesia berkisah tentang binatang yang disukai oleh anak-anak dan dekat dengan dunia anak-anak.

(7)

Dengan demikian judul proposal yang diambil adalah / serigala

pengkhianat/ karya ῑmān Ṭaha. Cerita ini sangat bermakna dengan mengajarkan

pendidikan moral, tentang persahabatan,kerjasama, dan kerukunan. Dalam cerita ini juga di jumpai nilai sastra yang menjadi judul yang akan peneliti bahas. Cerita tersebut sangat bemanfaat khusunya dalam mendidik anak-anak, Dalam memahami arti dari sebuah kesetiaan kepada teman dan mengajarkan kepada kita tentang kejujuran, bahasa yang digunakan dalam cerita ini mudah dipahami oleh anak-anak sehingga mereka bisa mengetahui maksud dari cerita tersebut. Selain bahasa yang mudah di pahami cerita ini juga mencantumkan gambar tentang bagaimana kejadian itu dari awal hingga akhir cerita yang dipaparkan secara jelas dan teratur.

Adapun teori yang penulis pakai untuk nilai sastra bagi pendidikan anak-anak, pesan yang terdapat dalam cerita tersebut, dan tokoh utama di dalam cerita

/ aẑ-ẑibu l-khāinu/ serigala penngkhianat/ karya ῑmān Ṭaha adalah teori nilai sastra

dari buku sastra anak karya menggunakan buku Nurgiyantoro.

D. BATASAN MASALAH

Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari pembahasan yang dikehendaki, maka penulis membuat batasan masalah yang meliputi :

1. Bagaimana pesan dalam sastra anak pada cerita anak / aẑ-ẑibu l-khāinu/ serigala pengkhianat/ karya ῑman Ṭaha

2. Bagaimana tokoh utama dalam cerita anak / / aẑ-ẑibu l- khāinu / Serigala Pengkhianat/ karya ῑmān Ṭaha

(8)

3. Bagaimana nilai sastra bagi pendidikan anak-anak dalam cerita aẑ-ẑibu l-khāinu/ Serigala Pengkhianat karya ῑmān Ṭaha

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pesan dalam sastra anak dalam cerita anak / aẑ-

- / ῑmān Ṭaha

2. Untuk mengetahui tokoh utama dalam cerita anak / aẑ- ẑ - / Serigala Pengkhianat/ karya ῑmān Ṭaha

3. Untuk mengetahui nilai sastra bagi pendidikan anak-anak dalam cerita anak / aẑ- ẑ - / Serigala Pengkhianat karya ῑmān Ṭaha

F. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

Dengan penelitian ini diharapakan dapat memberi manfaat dalam memperkaya pengetahuan kesusastraan kita, antara lain :

1. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang sastra anak di Program Studi Fakultas Sastra USU.

2. Untuk memotivasi masyarakat pembaca sastra khususnya anak-anak dalam memahami nilai pendidikan pada cerita anak.

3. Untuk menjadi referensi bagi peneliti-peneliti berikutnya yang ingin meneliti aspek yang sama dalam penerapan teori sastra untuk penelitian berikutnya

(9)

H. METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, dan mendeskripsikan data dalam fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya untuk kemudian dianalisis.

Dalam memindahkan tulisan Arab ke dalam tulisan latin peneliti memakai pedoman transliterasi Arab-latin yang diterbitkan olem Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Menteri Agama yang tertuang dalam SK No. 158 tahun 1987 dan No.0543b/ U/1987 pada tanggal 22 Januari 1988.

Adapun tahap- tahap pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan mengidentifikasikan data-data serta literatur yang dianggap berhubungan dengan analisis nilai sastra anak pada cerita anak/ / aẑ- - / serigala pengkhianat/ karya ῑmān Ṭaha

2. Melakukan pembacaan dan pencatatan berulang-ulang terhadap data yang sudah dikumpulkan dan diidentifikasi sebagai bahan rujukan

3. Mendeskripsikan data-data dan literatur serta menyusunnya secara sistematis dalam bentuk laporan awal.

4. Menganalisis data-data dalam cerita anak/ / aẑ- ẑ - / serigala pengkhianat/ karya ῑmān Ṭaha dan menyusunnya dalam bentuk skripsi.

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dapat digunakan untuk evaluasi suatu program studi adalah balanced scorecard dan untuk validasi AUN menggunakan data tersebut dan

yang baik ditentukan oleh kualitas pemahamaan dari anak dan orang tua untuk.. mencapai kebutuhan keluarga

Akan tetapi dari hasil pengujian massa jenis untuk sponge iron atau pellet yang telah mengalami pemanasan (reduksi) pada suhu 1200 o C, sponge iron berbahan

pencacah (increment state) dan pengambilan instruksi dari memori (memory state) disebut juga dengan siklus fetch.  Berikut adalah gambar komponen-komponen

Kesimpulan: Guided imagery lebih efektif dibandingkan dengan relaksasi nafas dalam terhadap penuurunan persepsi nyeri pada pasien post ORIF di di RSUD Dr.. R Goeteng

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan unsure tokoh dan penokohan yang lebih ditekankan terhadap tokoh Bratasena dalam cerita pewayangan Bale Sigala-gala untuk

cara sebagai berikut: (1) Pemasangan spanduk yang telah dilakukan sebanyak kurang lebih 801 buah spanduk, dipasang di daerah rawan geng motor, sekolah-sekolah,

Untuk membuka (decrypt) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key cryptography) atau dengan kunci