• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wanprestasi Anggota Koperasi Kredit Cu Sondang Nauli Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Wanprestasi Anggota Koperasi Kredit Cu Sondang Nauli Terhadap Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Berupa Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PENUNTUTAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL TINDAK

PIDANA KORUPSI

(STUDI PUTUSAN NO : 10/PID.SUS/TPK/2014/PN.JKT.PST ATAS NAMA TERDAKWA AKIL MOCHTAR)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

OLEH ;

ANGGIE RIZKY NIM ; 120200044

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

(2)

KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM PENUNTUTAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG HASIL

TINDAK PIDANA KORUPSI

(studi putusan nomor 10/Pid.sus/TPK/2014/PN.JKT.PST atas nama Terdakwa Akil Mochtar)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dalam memenuhi syarat untuk memperoleh gerlar Sarjana Hukum

OLEH : Anggie Rizky NIM : 120200044

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

Disetujui oleh:

Ketua Departemen Hukum Pidana

Dr. M. Hamdan, S.H., M.Hum NIP: 195703261986011001

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Edi Yunara, S.H., M.Hum Rafiqoh Lubis, SH., M.Hum NIP :196012221986031003 NIP : 197407252002122002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyusun skripsi ini dengan

baik. Penulisan skripsi ini merupakan tugas wajib mahasiswa dalam rangka

melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini diberi judul “Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam Penuntutan Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Nomor : 10/Pid.Sus/TPK/2014/PN.JKT.PST. Atas Nama Terdakwa Akil Mochtar).”

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran.

Oleh sebab itu, penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang memberikan bantuan,

yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara, dan Sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Syafruddin S. Hasibuan, SH., DFM., M.Hum, selaku Wakil Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Dr. OK. Saidin, SH., M.Hum selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum

(4)

5. Bapak Dr. M. Hamdan, SH., M.Hum selaku ketua Departemen Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang selalu memberikan

inspirasi beserta dorongan kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Edi Yunara, SH., M.Hum selaku Staf Pengajar Hukum Pidana

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Pembimbing

I penulis, yan telah sabar dan ikhlas memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis untuk menyusun skripsi ini

7. Ibu Rafiqoh Lubis, SH., M.Hum selaku Staf Pengajar Hukum Pidana Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara dan sebagai Dosen Pembimbing II

penulis, yang telah sabar dan ikhlas memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

8. Bapak Boy Laksmana, SH., M.Hum sebagai Penasehat Akademik yang telah

banyak membantu Penulis selama ini dalam menyelesaikan studi di Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara

9. Seluruh Staf Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara yang telah memberikan pembelajaran dan membimbing

Penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara.

10.Kepada Ayahanda Herryman Harahap, SH. dan Ibunda Yuniar, yang selalu

memberikan motivasi, bimbingan moril, serta inspirasi kepada penulis, dan

yang telah sabar dan ikhlas membesarkan penulis, sehingga penulis dapat

menjadi seperti sekarang ini, dan orang yang selalu menjadi penyemangat bagi

(5)

11.Kepada adik-adikku tercinta Arie Nugraha Dwi. K dan Adhitya Tri Putra yang

menjadi penyemangat penulis.

12.Kepada Dianita Pratiwi, orang yang telah menjadi penyemangat bagi penulis,

dan orang yang selalu mendorong dan memberikan motivasi kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

13.Kepada kakakku tercinta dr. Desri Wahyuni, yang bersusah payah untuk

mengambil putusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang merupakan bahan

kajian bagi skripsi penulis

14.Kepada Sahabat-sahabat terbaik saya Susilo Raharjo, Iqbal Fauzan, Auzy

Arifin, Sabrina, Siti Fathia, Rafhika Fazal, Satria Luthfi, Reza, Putra, Wiliam,

Rhamadani, Rapik, Bowo, Akbar dan teman-teman lain yang selalu

memberikan dorongan kepada penulis.

15.Kepada sahabat terbaik penulis di Grup G Stambuk 2012, yang sebagai teman

seperjuangan dan grup terhebat sepanjang masa.

16.Kepada Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Komisariat Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara (HMI Komisariat FH USU).

17.Kepada Kawan-kawan Dari KAM MADANI FH USU

18.Kepada Keluarga Besar Meriam Debating Club (MDC) Fakultas Hukum USU

19.Kepada Keluarga Besar Ikatan Mahasiswa Hukum Pidana (IMADANA).

20.Kepada Keluarga Besar AMPI Fakultas Hukum USU.

21.Kepada seluruh teman-teman stambuk 2012 dan teman-teman Jurusan Hukum

(6)

Akhir kata Penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak terutama bagi kemajuan ilmu pengetahuan ilmu hukum.

Medan, Februari 2016 Hormat Penulis

(7)

ABSTRAK Anggie Rizky*

Edi Yunara** Rafiqoh Lubis***

Tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang merupakan tindak pidana yang dikategorikan sebagai kejahatan luar biasa (extra ordiniory crime). Sehingga, perlu upaya serius untuk mengatasi tindak pidana tersebut. Tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang memiliki hubungan yang sangat erat. Sehingga, Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 dalam Pasal 2 ayat (1) menyebutkan salah satu tindak pidana asal (predicate crime) tindak pidana pencucian uang adalah tindak pidana korupsi. Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) berdasarkan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi, melegitimasi bahwa KPK memiliki kewenangan dalam penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana korupsi. Dewasa ini, banyak kasus tindak pidana pencucian uang hasil tindak pidana korupsi, yang mana KPK bertindak sebagai Penuntut Umum. Berdasarkan Pasal 74 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010,KPK memiliki kewenangan melakukan penyidikan tindak pidana pencucian uang hasil tindak pidana korupsi. Namun, tidak satu pasalpun dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 dan Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 memberikan kewenangan kepada KPK untuk melakukan Penuntutan tindak pidana pencucian uang.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer seperti menganalisis peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi ini. Dan bahan hukum sekunder seperti buku-buku , putusan-putusan pengadilan, serta berbagai majalah, literatur, artikel, dan internet yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini

Hasil penelitian ini menujukan bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki kewenangan dalam Penuntutan tindak pidana pencucian uang hasil tindak pidana korupsi. Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77/PUU-XII/ 2014, dalam Amar Putusannya Mahkamah Konstitusi berpendapat Penuntut Umum yang berada di Kejaksaan Republik Indonesia dan di Komisi Pemberantasan Korupsi adalah satu kesatuan yang sama.

* Mahasiswa Fakultas Hukum Sumatera Utara.

** Staf Pengajar Hukum Pidana, Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……….. i

Abstraksi………. v

Daftar Isi……… vi

BAB I : PENDAHULUAN……….……….. 1

A. Latar Belakang……...……….………... 1

B. Perumusan Masalah………..………... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………... 7

D. Keaslian Penulisan………...………...……. 7

E. Tinjauan Pustaka………..…………... 8

1. Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang...………... 8

2. Penuntutan Dalam Sistem Peradilan Pidana……..………...19

3. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Latar Belakang dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)….….. 24

F. Metode Penelitian………... 33

G. Sistematika Penulisan………..…...….36

BAB II : HUBUNGAN ANTARA TINDAK PIDANA KORUPSI DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG………... 38

A.Perkembangan Pengaturan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia……….. 38

B.Tindak Pidana Pencucian Uang dan Modus-Modus Pencucian Uang……… 59

(9)

BAB III : KEWENANGAN KPK DALAM MELAKUKAN PENUNTUTAN TERHADAP KASUS TINDAK PIDANA PENCUCIAN

UANG……… 78

A. Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam Tindak Pidana Korupsi……… 78

B. Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam Penuntutan Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Korupsi……...…86

C. Analisis Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat nomor : 10/Pid.sus/TPK/2014/PN.JKT.PST Atas Nama Terdawa Akil Mochtar……….………... 91

1. Kasus……….………..……... 91

a. Kasus Posisi..………..………...…….. 91

b. Dakwaan…….………....…...……….. 96

c. Fakta Hukum………... 98

d. Tuntutan Pidana…..……….. 106

e. Putusan………... 107

2. Analisis Putusan…..………...…… 110

a. Perbedaan Pendapat Hakim (Dissenting Opinion) Dalam Perkara Pidana Dengan Nomor 10/Pid.sus/TPK/2014/PN.JKT.PST Atas Nama Terdakwa Akil Mochtar………. 110

b. Pro kontra Terhadap Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dalam Penuntutan Tindak Pidana Pencucian Uang Hasil Tindak Pidana Korups……….. .118

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN………. .128

A. Kesimpulan………... .128

B. Saran……….. .130

Referensi

Dokumen terkait

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, memberikan kewenangan KPK antara lain melakukan supervisi terhadap Instansi

1) Tindak Pidana Penggelapan (Pasal 372 KUHP). Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kredit kendaraan bermotor dengan jaminan

Komisi Pemberantasan Korupsi berdasarkan Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 84/PID.SUS/TPK/2013/PN.JKT.PST tanggal 29 April 2014

BAB II :KETENTUAN HUKUM ACARA PIDANA TENTANG KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM MEMBERANTAS TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KAITANNYA DENGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Skripsi yang berjudul: “KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM TAHAP PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI PASCA KELUARNYA PUTUSAN MAHKAMAH

Adapun pengaturan Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) dan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi eksistensinya masih tetap diakui dan kewenangannya tidak didegradasi

KPK sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh UU no 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dapat menjadi motivator, fasilitator

30/2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, KPK berwenang a melakukan penyadapan dan merekam