• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA BUNTU PEMA KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA BUNTU PEMA KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

DI DESA BUNTU PEMA KECAMATAN CURIO KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Oleh : MARDAN,S 105711101417

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

(2)
(3)

v

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN :

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DESA BUNTU PEMA KECAMATAN

CURIO KABUPATEN ENREKANG

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh :

MARDAN, S NIM :105711101417

Untuk Memenuhi Persayaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Univeraitas Muhammadiya Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR

2022 M/1443

i

(4)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah tidak membebani seseorang melaingkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang dihusahakannya dan ia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang

dikerjakannya.

(Q.S. Al-Baqarah: 286)

PERESEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWA atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga Skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.

Alhammudillah Rabbi’alamin

Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta dan orang- orang yang saya sayangi

PESAN DAN KESAN

Jangan Takut Untuk Gagal, Karna Setelah Gagal Kamu Akan Bertemu Keberhasilan di Masa Depan

ii

(5)
(6)
(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Untuk Meningkatkan Kesejahteran Masyarakat di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang ” dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Strata – 1 (S1) Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapkan terimkasih kepada kedua orang tua penulis, Bapak Sattu dan Ibu Ecce yang senantiasa memberi harapan, perhatian, semangat, cinta, kasih sayang dan do‟a tulus tanpa pamrih.

Teruntuk pula saudara-saudariku beserta keluarga besar yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan do‟a restu untuk keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis dapat menjadi ibadah dan cahaya penerang dikehidupan didunia dan diakhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang sudah memberikan bantuan, dukungan, semangat, bimbingan dan saran-saran

iii

(9)
(10)

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penghargaan yang setinggi- tingginya dan terimakasih banyak ingin penulis sampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Andi Jam'an, SE., M.Si Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Ibu Hj. Naidah, SE, MM. sebagai Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan.

4. Bapak Prof. Dr. Ahkmad, SE, MM. sebagai Pembimbing 1, yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Abdul Muttalib, SE, M.M sebagai Pembimbing 2, yang telah meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan - rekan mahasisswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan (S-1) angkatan 2017, terkhusus Kelas EP17A yang selalu saling menyemati serta memberi bantuan dan dorongan selama aktivitas studi penulis dan penyusunan skripsi.

9. Risky Setiawan, Fanrianzah dan Andi Armin sebagai teman seperjuangan dari awal perkuliahan sampai saat ini.

iv

(11)

10. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah memberikan semangat, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, penulis sangat menyadari hahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang budiman demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammmadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Kahirat, Wassalmualaikum Wr. Wb.

Makassar, 18 November 2021

(Mardan,S)

v

(12)

ABSTRAK

MARDAN,S, 2021. Peran badan usaha milik Desa (BUMDES) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Buntu Pema kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh Dr. Muh. Rusydi, Sebagai pembimbing I dan Muhammad Rusdi, Sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan prinsip pengelolah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan ialah kualitatif degan pendekatan deskriptif dengan sumber data primer dan sekunder yang berasal dari informan yang dipilih secara purposive.

Instrumen pengumpulan data adalah berupa dokumen, observasi, dan wawancara.

Hasil peneliti menunjukan bahwa peran dan penggunaan prinsip pengelolaan BUMDES di Desa Buntu Pema Belum optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci : Badan Usaha, dan Kesejahteraan Masyarakat

vi

(13)

ABSTRACT

MARDAN, S, 2021. The role of village-owned enterprises (BUMDES) to improve community welfare in Buntu Pema Village, Curio sub-district, Enrekang Regency.

Supervised by Dr. Moh. Rusydi, as supervisor I and Muhammad Rusdi, as supervisor II.

This study aims to determine the role and principles of managing Village Owned Enterprises (BUMDES) on the welfare of the community in Buntu Pema Village, Curio District, Enrekang Regency. The type of research used is a qualitative descriptive approach with primary and secondary data sources originating from purposively selected informants. The data collection instruments are in the form of documents, observations, and interviews.

The results of the study show that the role and use of BUMDES management principles in Buntu Pema Village has not been optimal in improving community welfare.

Keywords : Business Entities, and Community Welfare

vii

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penulisan ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Teori ... 7

B. Penelitian Terdahulu ... 27

C. Kerangka Fikir ... 28

BAB III PENUTUP A. JENIS PENELITIAN ... 31

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ... 31

C. JENIS DAN SUMBER DATA ... 31

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ... 32

E. TEKNIK ANALISIS DATA ... 33

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN ... 35

A. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

1. GAMBARAN UMUM ... 35

viii

(15)

2. VISI DAN MISI DESA BUNTU PEMA ... 36

3. MENCIPTAKAN IKLIM KONDUSIF ... 37

B. GAMBARAN UMUM BUMDES BUNTU PEMA ... 44

C. HASIL PENELITIAN D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. KESIMPULAN ... 66

B. IMPLIKASI ... 67

C. SARAN ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70

ix

(16)

DAFTARA TABEL

TABLE 2.1 PENELITIAN TERDAHULU ... 28

TABLE 4.1 SEJARAH PEMBANGUNAN DESA ... 38

TABLE 4.2 KONDISI DOMEGRAFI DAN GEOGRAFI ... 39

TABLE 4.3 PEREKONOMIAN DESA SUMBER DANA DESA ... 40

TABLE 4.4 KONDISI SOSIAL BUDAYA DESA ... 41

TABLE 4.5 PRASARANA DAN SARANA DESA ... 43

x

(17)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 30

xi

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi ... 72

xii

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 mengamanakan pemerintah untuk menerapkan otonomi daerah dengan menganut atas desentralisasi. Otonomi yang memberikan kewenangan sepenuhnya pada daerah untuk menjalankan pemerintah yang mandiri dan kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Konsep otonomi daerah terkait penghargaan terhadap khekasan daerah maka pemerintah memberikan hak otonomi terhadap desa. Hal ini merupakan sebuah konsekuensi logis bagi bangsa indonesia yang memang sebagian penduduknya hidup di daerah pedesaan yang mencapai 70% dari keseluruhan penduduk di indonesia. Sehingga titik sentral pembangunan adalah daerah pedesaan menepatkan desa sebagai sasaran pembangunan, usaha uuntuk mengurangi berbagai kesenjangan pendapatan, kesenjangan kaya dan miskin, kesenjangan desa dan kota akan dapat lebi di wujudkan. Prongram- progran dan kegiatan pembangunan pedesaan secara menyeluruh menyangkut bidang ekonomi, sektor-sektor pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, bidang sosial budaya dan lainnya.

Dalam undang-undang Nomor 6 tahun 2014 bahwa desa disarankan untuk memiliki suatu badan usaha yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa, terutama kebutuhan pokok dan tersedianya sumber daya manusia yang mampu mengelolah badan usaha sebagai aset pergerak perekonomian masyarakat. Dalam era ekonomi juga perlu diberlakukan kebijakan yang memberikan akses dan memberikan kesempatan kepada desa untuk dapat menggali potensi baik sumber daya alam maupun sumber manusia

(20)

yang berada dalam wilaya desa tersebut yang nantinya di gunakan sebagai sumber pendapatan desa.

Pendirian BUMDES merupakan bentuk dari perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktifitas desa yang dilakukan secara komperatif, persitifatif, emanisiatif, transparansi, akuntabel, sustainable, oleh karena itu perlu upaya yang serius untuk menjadikan pengolaan BUMDES tersebut dapat berjalan dengan efektif, efisien, proposional, dan mandiri. Dalam mencapai tujuan BUMDES maka dapat dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan produktifitas dan komsumtif masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang di kelolah oleh masyarakat dan pemerintah desa. Dinyatakan dalam undang- undang No.6 tahun 2014 bahwa BUMDES dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa setempat.

Walaupun desa sudah memiliki Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten, namun diperlukan juga suatu badan yang mengurus kekayaan asli desa demi terjadinya keseimbangan dana pembangunan. Untuk itu perlu suatu lembaga yang dapat mengolah potensi desa dengan maksimal maka didirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang seluru modalnya berasal dari kekayaan desa seperti industri berbasis masyarakat, pertanian, pertambangan, perkebunan, perdagangan, pariwisata dan lain-lain.

Pendirian BUMDes adalah perwujutan dari pengelolaan ekonomi produktifi desa yang dilakukam secara koperatif, parsitifatip, emansifatip, traparansi, akutabel. Dinyatakan dalam Undang-undang No.6 tahun 2014 bahwa BUMDes dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa swebagai berikut:

(21)

1 Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

2 Tersedianya sumber dana desa yang belum dimanfaatkan secara optimal.

3 Tersedianya sumber daya manusia yang mampu menegelolah badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat.

4 Adanya unit-unit yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat.

BUMDes juga didirikan untuk menekan perkembangan sistim usaha kapitalis di pedesaan yang dapat mengakibatkan terganggunya nilai-nilai kehidupan bermasyarakat. BUMDes merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (sosial intitution) dan komersial (comercial institution). BUMDES sebagai lembaga sosisal berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertutujuan mencari keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal (Barang dan Jasa) ke pasar.

Dibeberapa kabupaten telah banyak desa yang mempunyai BUMDes, ada yang secara mandiri mengembangkan potensi ekonomi desa yang ada, ada juga yang didorong pemerintah kabupaten setempat dengan diberikan stimulan permodalan awal dari APBD kabupaten melalui dana hiba dengan status dana milik masyarakat dan menjadi saham milik BUMDES.

Di Kabupaten Enrekang Provingsi Sulawesi Selatan yakni tepatnya di kecamatan Curio. Curio merupakan sebuah kecamatan yang memiliki 11 (Sebelas) desa/keluraha yang sebagian masih berada diwilaya yang memiliki berbagai macam potensi pertanian, perdagangan, dan perternakan yang masih belum dikelolah dengan optimal di kecamatan curio kabupaten Enrekang. Sala satu Desa di Kecamatan Curio yakni di Desa Buntu Pema yang dikenal memiliki sumber daya alam yang banyak dengan sumber pertanian yang baik pula. Badan

(22)

usaha Desa Buntu Pema ini didirikan pada tahun 2005. Kemudian diberi nama Badan Usaha Milik Desa BUNTU PEMA atau bisa disingkat dengan “BUMDES BUNTU PEMA”

Dari hasil survei pengamatan penelitian tentang usaha desa Buntu Pema.

Badan usaha desa disini sudah menjalankan beberapa jenis unit usaha untuk menambah khas atau pendapatan desa yaitu:

1 Usaha Simpan Pinjam

2 Usaha Produksi Minyak Daun Cengkeh 3 Usaha perternakan Sapi dan Kerbau

BUMDES Buntu Pema ini sudah berjalan kurang lebih empat tahun tapi masih terlihat adanya ketimpangan kesejahteraan di desa Buntu Pema tersebut.

Pemerintah desa telah membuat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES BUNTU PEMA) yang beretujuan untuk menambah pendapatan asli desa dan juga mensejahterakan masyarakat tetapai dalam enam tahun berdirinya badan usaha tersebut ternyata belum dapat mensejahterakan masyarakat tetapi mengapa BUMDES BUNTU PEMA di Desa Buntu Pema belum dapat meningkatkan kesejahteraan serta apakah peran dari badan usaha tersebut dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Buntu Pema.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masyarakat Desa Buntu Pema ini merasakan manfaat yang telah di bentuk oleh pemerintah Desa Buntu Pema itu sendiri yakni Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Berdasarkan fenomena di atas untuk itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang”

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka perumus masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Proses pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES BUNTU PEMA) di desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang ?

2. Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES BUNTU PEMA) terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Untuk mengetahui proses pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES BUNTU PEMA) di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang?

2 Untuk mengetahui untuk mengetahui peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES BUNTU PEMA) di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang?

D. Manfaat Penelitian 1 Secara Teoritis

Manfaat diadakanya penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pengetahuan dalam bidang tsudi ekonomi pembangunan khususnya dalam kajian Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) terhadap kesejahteraan masyarakat di desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

(24)

2 Secara Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terutama tentang konsep Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam pembangunan ekonomi desa dan mensejahterakan masyarakat khususnya di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.

(25)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

a. Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat 1. Pembangunan Desa

Berdirinya BUMDES dilandasi dengan undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah pasal 213 ayat (1) disebutkan bahwa “Desa dapat mendirikan badan usaha sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa dan tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 tahun 2005 tentang desa.

Undang-undang nomor 32 tahun 2004 mengamanakan pemerintah untuk menerapkan otonomi daerah dengan menganut asas desentralisasi. Otonomi yang memberikan kewenangan sepenuhnya kepada daerah untuk menjalankan pemerintah yang mandiri dan kreatif dalam meningkatkan kesejahteraan di daerah. Era otonomi telah banyak mendukung daerah untuk lebih memperhatikan nilai-nilai yang berguna untuk mencapai kesejahteraan masyarakat serta menciptakan kemandirian daerah guna meningkatkan pendapatan asli desa dan peningkatan kehidupan yang lebih baik dalam cangkupan pembangunan ekonomi daerah yaitu dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelolah sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilaya tersebut.

(26)

Akar dari seluru proses pembangunan adalah Desa, sehingga desain pembangunan harus mengakomodir seluru aspek yang berkembang dinamis dan berorientasi membangun desa beserta masyarakatnya. Pembangunan desa memang peranan penting yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan pada hakikatnya bersinegri pada pembangungan daerah Nasional.

Wujud pembangunan desa adalah adanya berbagai program dan proyek pembangunan yang bertujuan menciptakan kemajuan desa.

Sasaran pembangunan desa meliputi perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat Desa, serta penumbuhan kemampuan untuk berkembang secara mandiri yang mengandung makna kemampuan masyarakat (empowerment) untuk dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi serta dapat menuyusun perencanaan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah, sehingga dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Makna pembangunan desa adalah partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Partisipasi itu diartikan tidak saja sebagai keikutsertaan dalam pembangunan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh pihak luar Desa (outsider stakeholder) atau keterlibatan dalam upaya menyukseskan program pembangunan yang masuk kedesanya, akan tetapi lebih dari sekedar itu. Dalam partisipasi yang terpenting adalah bagaimana pembangunan Desa itu berjalan atas inisiatif dan prakarsa dari warga setempat (lokal) sehingga dalam pelaksanaannya dapat menggunakan kekuatan sumber daya dan pengetahuan yang mereka miliki. Sejalan dengan itu, segala potensi loaksl walaupun kecil tetap

(27)

tidak dapat diabaikan karana itu akan menjadi sumber sebuah pembangunan.

Pembangunan pedesaan harus di lihat sebagai upaya mempercepat pembangunan pedesaan melalaui penyediaan sarana dan prasarana serta upaya mempercepat pembangunan perekonomian daerah yang efektif dan kokoh. Tujuan pembangunan yaitu untuk mempercepat terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang menjadi alasan utama diproklamasikan kemerdrkaan indonesia.

Konsep pembangunan desa telah menepatkan perlakuan terhadap masyarakat dalam pembangunan pada posisi yang begitu berarti dan sentral. Sehingga keterlibatanya dalam proses pembangunan menjadi titik penentu apakah proses pembangunan berjalan dengan baik, pembangunan desa terdapat dua aspek penting yang menjadi objek pembangunan. Secara umum, pembangunan Desa meliputi dua aspek utama yaitu:

a. Pembangunan desa dalam aspek fisik, yaitu pembangunan uang objek utama dalam aspek fisik (sarana, prasarana dan manusia) dipedesaan seperti jalan desa, banguna rumah, pemukiman, jembatan, bendungan, irigasi, sarana ibadah, pendidikan dan lain sebagainya.

b. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insan, yaitu pembangunan yang objek utamanya aspek pembangunan dan peningkatan kemampuan, skill dan memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan seperti warga Negara, seperti pendidikan dan pelatihan, pembinaan usaha ekonomi, kesehatan, spiritual dan

(28)

sebagainya. Pembangunan dalam aspek pemberdayaan insani ini selanjutnya disebut sebagai pemberdayaan masyarakat Desa.

2. Otonomi Desa

Gagasan utama desentralisasi pembangunan adalah menempatkan Desa sebagai entitas yang otonom dalam pegelolaan pembangunan. Dengan demikian, perencanaan Desa dari bawah keatas,(bottom up) jugaharus diwujudkan menjadi village self planning, sesuai dengan batas-batas kwenangan yang dimiliki oleh Desa. Kemudian peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut dengan nama lain, sebagai lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. BPD inilah yang harus menjadi roda penggerak otonomi Desa.

Otonomi desa atau disebut dengan nama lain berdasarkan amanat pasal 18B ayat (2) Undang-undang dasar 1945 setidaknya harus melingkupi pada titik hak asal usul yaitu pengakuan terhadap susunan asli, pengakuan terdahap basis- basis material yakni ases kekayaan desa ( property right). Dengan demikian otonomi desa ini bisa di implementasikan dengan baik dalam kerangka desa adat, bukan desa administratif. Tujuan dari otonomi desa salasatunya adalah memperkuat posisi desa sebagai objek pembangunan menggerakan ekonomi lokal dan meransang partisipasi masyarakat.

Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang desa pasal 18 di sebutkan bahwa “ Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan

(29)

Desa pembidaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, asal usul, dan adat istiadat Desa.

Dalam UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah disinggung pula perihal pemerintah desa, yang kemudian secara spesifis diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 72 tahun 2005 tentang Desa sebagai slah satu aturan pelaksana dari UU No 32 tahun 2004.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Secara umum pemberdayaan dalam pembangunan meliputi proses pemberian kekuasaan untuk meningkatkan posisi sosial, ekonomi, budan dan politik dari masyarakat yang bersifat lokal, sehingga masyarakat mampu memainkan peranan yang signifikan dalam pembangunan.

Dari pemahaman tentang pentingnya mengedepankan proses pembangunan yang memberdayakan masyarakat, maka partisipasi masyarakat menjadi penting guna kelangsungan proses pembangunan itu sendiri, sebagaimana Uphoff (dalam Cernea) menyatakan:

Bahwa penting menyesuaikan perencanaan dan pelaksanaan program dengan kebutuhan dan kemampuan penduduk yang diharapkan untuk meraih manfaat darrinya, sehingga mereka tidak lagi harus diidentifikasikan sebagai “kelompok sasaran”. Harus memandang mereka sebagai “pemanfaat yang diharapkan”.

(30)

Merekalah yang akan diuntungkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Pembederdayaan sebagai proses ataupun sebagai tujuan pada dasarnya akan memunculkan keberanian pada individu ataupun kelompok. Sebagai sesuatu yang baru dalam pembangunan, pemberdayaan masyarakat tidak luput dari berbagai akibat, seperti:

a. Bahawa pemberdayaan masyarakat banyak dilakukan ditingkat bahwa yang lebih memerlukan bantuan internal daripada keterampilan teknis dan manajerial.

b. Anggapan bahwa teknologi yang diperlukan jauh lebih ampu daripada teknologi masyarakat itu sendiri.

Terkait dengan bentuk-bentuk kegiatan produktif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat miskin, ada tiga hal pokok yang menjadi sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat yang oleh Sumadoyo disebut sebagai Tri Bina, yaitu bina manusia, bina usaha dan bina lingkungan sementara itu Mardikanto menambahkan satu lagi yaitu bina kelembagaan.

a. Bina Manusia

Bina Manusia merupakan upaya yang pertama dan paling utama untuk dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat.

b. Bina Usaha

Bina Usaha merupakan upaya penting dalam setiap pemberdayaan masyarakat yang berkaitan tentang usaha.

(31)

c. Bina Lingkungan

Setiap berkembangnya model pembangunan berkelanjutan malah lingkungan dipandang sangat penting dalam pembangunan.

d. Bina Kelembagaan

Menurut Hayani dan Khikuchi mengatakan kelembagaan dapat diartikan sebagai suatu perangkat umum yang ditaati oleh anggota suatu komunitas (masyarakat).

b. Badan Usaha Milik Desa 1. Pengertian BUMDES

Pengertian BUMDES atau Badan Usaha Milik Desa menurut pemendagri No. 39 tahun 2010 tentang BUMDES adalah usaha desa yang dibentuk/didirikan oleh pemerintah Desa dengan kepentingan modal dan pengelolaan dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) adalah lembaga usaha desa yang dikelolah oleh masyarakat dan pemerintah desa dalam upaya memeperkuat perekonomian Desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhana dan potensi Desa.

BUMDES lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.

Pengelolaan BUMDES sepenuhnya dilaksanakan oleh masyarakat Desa, oleh Desa, dan untu Desa.

Hal tersebut berarti pembentukan BUMDES didasarkan pada kebutuhan, potensi, dan kapasitas Desa, sebagai upaya peningkatan

(32)

kesejahteraan masyarakat. Permendagri juga mengandung substansi yang inivatif diantaranya yaitu :

a. Pembentukan BUMDES bersifat kondisional, yang membutuhkan sejumlah prasyarat, yang menjadi dasar khalayak pembentukan.

b. BUMDES merupakan usaha Desa yang bercirikan kepemilikan kolektif , bukan hanya dimiliki oleh pemerintah Desa, bukan hanya dimiliki masyarakat, bukan juga hanya dimiliki oleh individu Melainkam menjadi milik pemerintah Desa dan masyarakat.

Berbeda dengan koperasi yang dimiliki dan bermanfaat hanya untuk anggotanya, BUMDES dimiliki dan dimanfaatkan baik oleh pemerintah Desa dan masyarakat secera keseluruhan.

c. Mekanisme pembentukan BUMDES beesifat inklusif, deliberatif dan partisipation. Artinya BUMDES tidak cukup dibentuk oleh pemerintah Desa, tetapi dibentuk melalui musyawara Desa yang melibatkan berbagai komponen masyarakat. Secara organisasional musyawarah Desa juga dilembagakan sebagai institusi tertinggi dalam BUMDES, seperti halnya rapat anggota dalam koperasi.

d. Pengelolaan BUMDES bersifat demokratis BUMDES adalah sebuah lembaga perekonomian yang berperan dalam kehiatan ekonomi masyarakat Desa. Peran kelembagaan sangat penting dalam mengatus sumber daya dan distribusi manfaat, untuk itu unsur kelembagaan perlu diperhatikan dalam upaya meningkatkan potensi Desa guna menunjang pembangunan Desa. dengan adanya kelembagaan petani dan eonomi Desa sangat terbantu dalam hal mengatur hilang hubungan antar pemilik input dalam

(33)

menghasilkan output ekonomi Desa dan dalam mengatur distribusi dari output tersebut.

2. Landasan Hukum BUMDES

Dasar pembentukan BUMDES adalah UU No. 32 tahun 2004 pasal 213 yaitu berbunyi :

a. Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa.

b. Badan Usaha Milik Desa sebegaiman dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perudang-undangan.

c. Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) itu dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan Perundang- Undangan.

Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa Pemerintah bahkan membuat satu bab khusus mengenai BUMDES yaitu pada BAB X BADAN USAHA MILIK DESA dalam pasal 87 yang berbunyi.

a. Desa dapat mendirikan Badah Usaha Milik Desa yang disebut b. BUMDES dikelolah dengan semangat kekeluargaan dan kegotong

royongan.

c. BUMDES dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005, dan diatur lebih rinci melalui Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang BUMDES.

(34)

3. Tujuan BUMDES

Tujuan utama dari pendirian BUMDES yaitu : a. Mendorong perkembangan perekonomian Desa b. Meningkatkan pendapatan asli Desa.

c. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha ekonomi produktif masyarakat Desa yang berpenghasilan rendah.

d. Mendorong berkembangnya usaha mikro sektor informal.

Didalam Pasal 3 Permen Desa PDTT Nomor 4 Tahun 2015 BUMDES didirikan dengan tujuan meningkatkan pendapatan Desa, meningkatkan pendapatan masyarakat, meningkatkan potensi Desa serta dapat mensejahterakan masyarakat.

4. Pendirian BUMDES

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) adalah merupakan perwujutan dari pengelolaan ekonomi produktif Desa yang dilakukan dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. BUMDES didirikan berdasarkan kebutuhan dan potensi Desa yang merupakan prakarsa masyarakat desa. Artinya usaha yang kelak akan diwujudkan adalah digali dari keinginan dan hasrat untuk menciptakan sebuah kemajuan di dalam masyarakat Desa. berkaitan dengan alasan ini maka seharusnya BUMDES mampu untuk memberikan kontribusi secara signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(35)

5. Pengurusan dan Pengelolaan BUMDES

Organisasi pengelolaan BUMDES hendaklah dilakukan terpisah dari organisasi pemerintahan Desa. Susunan kepengurusan organisasi pengelolaan BUMDES terdiri dari:

a. Penasihat

b. Pelaksana Operasional; dan c. Pengawas

Susunan kepengurusan BUMDES dipilih oleh masyarakat Desa melalui musyawarah Desa sesuai dengan ketentuan dalam peraturan menteri tentang Pedoman tata tertib dan mekanisme pengambilan keputusan musyawarah Desa.

Prinsip-prinsip pengawalan bumdes penting untuk diuraikan agar paham dan dipersiapkan dengan cara yang sama oleh pemerintah Desa. Dalam buku panduan pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa terdapat enam prinsip dalam pengelolaan BUMDES yaitu:

a. Koperatif

Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDES harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi mengemban dan kelangsungan hidup usahanya. BUMDES Buntu Pema memiliki beberapa komponen yang terlibat yaitu pemerintah Desa, pengelolaan BUMDES, BPD, dan pemerintah kabupaten melalui kecamatan yang harus saling berkoordinasi dan bekerja sama untuk meningkatkan perkembangan dari pengelolaan BUMDES

(36)

b. Parsitifatif

Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDES harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDES.

c. Transparan

Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapaisan masyarakat dengan muda dan terbuka.

d. Kesetaraan

Semua pihak yang terlibat dalam BUMDES harus diperlakukan sama tampa memandang golongan, suku, dan agama mempunyai hak dan kedudukan yang sama.

e. Akuntabel

Seluru kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun administratif.

f. Berkelanjutan (sutinable)

Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyrakat dalam wadah BUMDES. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha, BUMDES harus terus berinovasi dan mempertahankan kualitas usahanya yang dibantu oleh seluruh komponen BUMDES.

6. Keuangan BUMDES

Masalah keuangan dalam BUMDES secara umum diatur dalam Permendagri nomor 39 tahun 2010 dan PP Nomor 72 Tahun 2005 titik berikut ini adalah sumber-sumber permodalan BUMDES yaitu

(37)

pemerintah Desa, tabungan masyarakat, bantuan pemerintah, Pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten/kota, pinjaman, penyertaan modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan.

Modal BUMDES yang berasal dari Pemerintah Desa adalah merupakan kekayaan Desa yang dipisahkan titik dana bantuan yang diberikan oleh pemerintah,, Pemkab atau Pemkot dapat berupa dana untuk tugas pembantuan kerja sama usaha dapat dilakukan BUMDES dengan pihak swasta dan masyarakat. Dapat melakukan pinjaman keuangan yang sah atau kepada pemerintah daerah. Persentase modal BUMDES 51% adalah berasal dari Desa, sementara sisanya berasal dari penyertaan modal dari pihak lain.

7. Klasifikasi Jenis Usaha BUMDES a. BUMDES Banking

BUMDES yang bertype Banking atau semacam lembaga keuangan mikro sebenarnya hadir paling awal sebelum hadir BUMDES tipe-tipe lain, bahkan sebelum istilah BUMDES itu sendiri lahir.

b. BUMDES Serving

BUMDES serving mulai tumbuh secara inkremental di banyak Desa. Keterbatasan air bersih dan ketidakmampuan sebagian besar warga mengakses air bersih mendorong banyak Desa mengelola dan melayani air bersih dengan wadah BUMDES atau Pandes.

(38)

c. BUMDES Brokering dan Renting

Sebelum ada BUMDES sebenarnya sudah ada banyak Desa yang menjalankan usaha Desa dalam bentuk jasa pelayanan atau jasa perantara seperti pelayanan pembayaran traktor, dan juga pasar Desa. Ini adalah bisnis sederhana, bahkan bisa melakukan monopoli komat dengan captive market yang jelas meskipun hanya beroperasi di dalam Desa sendiri. Namun dalam banyak kasus penyewaan traktor juga menjadi bentuk proteksi Desa terhadap petani. Dikala musim tanam, permintaan akan traktor pasti tinggi dengan harga sewa tinggi yang dimainkan oleh swasta. Dalam kondisi ini Desa hadir menyewakan traktor kepada petani dengan harga yang yang sangat terjangkau, bahkan bisa dibayar setelah panen.

d. BUMDES Trading

BUMDES yanga berdagang kebutuhan pokok dan saran produksi pertanian mulai tumbuh di banyak Desa. Ini adalah bisnis sederhana, berskala lokal dan berlingkup internal Desa.

Yakni melelui kebutuhan warga setempat. Sejauh ini belum ada contoh terkemuka BUMDES trading yang besar dan sukses. BUMDES berjenis treding ini tidak mampu mengimbangai capaiian bisnis yang digerakan oleh borjius lokal yang memberi ciri khas satu Desa nsatu produk. Dalam kalimat ini tampaknya belum ada BUMDES yang secara Gemilang tampil sebagai penanda suatu Desa satu produk.

(39)

8. Peran BUMDES

Peran berasal dari kata peran, peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan dimasyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Makna dari kata peran adalah suatu penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial. Sedangkan pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah : Peran (Role ) merupakan aspek dinamis kedudukan (status) , apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.

BUMDES sebagai lembaga berbentuk badan hukum yang menaungi berbagai unit usaha dalam Desa dan juga memiliki peranan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Adapun peran BUMDES terhadap peningkatan perekonomian Desa, menurut seyadii yaitu :

a. Pembangunan dan pengembangan potesi dan kemampuan ekonomi masyarakat Desa pada umumnya untuk meningkatkan kesejateraan ekonomi dan sosialnya.

b. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan BUMDES sebagai pondasinya.

(40)

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian masyarakaat Desa.

e. Membantu para masyarakat untuk meningkatkan penghasilan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan tindakan dan perilaku oleh seseorang yang menempati suatu posisi didalam status sosial, sedangkan peran Bumdes dalam sebuah desa berperan secara aktif dalam upaya mewujudkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat desa serta meningkatkan penghasilan sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

9. Tahapan-Tahapan Dalam Membangun BUMDES

Ketika desa memiliki Bumdes banyak hal yang bisa dibangun guna meningkatkan perekonomian Desa. Keberadaan usaha-usaha dalam wadah BUMDES akan menyerap tenaga kerja, terserapnya tenaga kerja akan memberikan pendapatan yang meningkat dimasyarakat. Guna mencapai hal tersebut, berikut adalah tahapan tahapan yang dapat dilakukan dalam membangun BUMDES.

1) Tahap Perencanaan.

Dalam pembentukan BUMDES tahapan pertama yang dapat dilakukan adalah perencanaan, dalam tahap perencanaan yang harus dikerjakan adalah pembentukan organisasi, menentukan jenis usaha, membuat kerangka usahaa. Ketiga hal tersebut

(41)

direnacanakan dengan matang dan detail agar bedan usaha dapat terwujud dan berkembang dengan baik.

2) Tahap Pengamatan

Pemerintah desa perlu mengamati potensi dan aset Desa yang dapat dijadikan usaha BUMDES. Dalam tahapan pengamatan inisangat penting untuk benar-benar memahami potensi perkembangan usaha yang dijalankan melalui BUMDES tersebut.

3) Tahap Penataan dan Seleksi

Selanjutnya BUMDES perlu melakukan penataan. Hal ini penting karena dalam tahap pengamatan biasanya akan banyak jenis usaha yang di usulkan oleh masyarakat pada saat rapat penetapan dan seleksi yang akan dijalankan oleh pengelolah Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), maka kemudian harus dilakukan seleksi dan penataan yang tepat, sehingga dapat diperoleh usaha mana yang paling memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian dan dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4) Tahap Pemeliharaan

Usaha BUMDES yang telah berjalan harus memiliki pemeliharaan yang baik, hal ini wajib hukumnya karena dana desa yang menjadi modal penggerak harus benar-benar tersalurkan sesuai peruntukannya dan memberikan keuntungan. Pemeliharaan ini meliputi unit usaha simpn pinjam, usaha perternakan dan usaha bidang produksi.

(42)

5) Tahap Pelaporan

Dalam melakukan pelaporan harus teliti dan adanya transparansi untuk evaluasi dan pertanggung jawaban kepada masyarakat Desa untuk mengetahui pengeluaran dan keuntungan selama berjalan usaha yang sudah ditetapkan.

c. Kesejahteraan Masyarakat 1. Kesejahteraan

Istilah kesejateraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa dan makmur dan dapat berarti selamat terlepas dari gangguan. Istilah kesejateraan bukanlah hal yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional. Dalam membahas analisis tingkat kesejateraan, tentu kita harus mengetahui pengertian sejahtera terlebih dahuu. Kesejahteraan ini meliputi keamanan, keselamatan, dan kemakmuran.pengertian sejahtera menurut W.J.S Poerwadarminta adalah suatu keadaan yang aman , sentosa, dan makmur. Dalam arti lainjika kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan terciptalah kesejahteraan.,

2. Masyarakat

Secara umum Pengertian Masyarakat adalah sekumpulan individu- individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang memiliki tatanan kehidupan,norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu “society”

(43)

yang berarti „masyarakat”. Lalu kata society berasal berasal daru bahasa latin yaitu “societas” yang berarti “ kawan”

Pengertian masyarakat dalam arti luas adalah keseruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan pengertian masyarakat dalam arti sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa , teritorial, dan lain sebagainya.

3. Kesejahteraan Masyarakat Secara Umum

Secara umum, istilah Kesejahteraan Sosial sering diartikan sebagai kondisi Sejahtera dalam kurung konsepsi pertama tutup kurung, yaitu suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan, pakaian, Perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan titik berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial Pasal 1 Ayat 1, Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material spiritual dan sosial warga negara agar bisa hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Upaya untuk mewujudkan suatu kesejahteraan sosial, meliputi rehabilitasi sosial, perlindungan sosial pemberdayaan sosial dan jaminan sosial. Tujuan dari kesejahteraan berdasarkan Undang- Undang Nomor 11 Pasal 3 Tahun 2009 adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup.

b. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian.

(44)

c. Meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial.

d. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam menyelenggarakan Kesejahteraan Sosial secara melembaga dan berkelanjutan.

e. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial

Ada beberapa definisi kesejahteraan sosial menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Walter A. Friedlander, 1961 dalam Pengantar Kesejahteraan sosial oleh Drs. Syarif Muhidin, Msc. "

Kesejahteraan Sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan pelayanan sosial dan lembaga lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat."

b. Menurut Dwi Heru Sukoco, 1995 dari buku Introducation to Social Work Practice oleh Max Siporin.

" Kesejahteraan Sosial mencakup semua bentuk intervensi sosial yang secara pokok dalam Sung untuk meningkatkan keadaan yang baik antar individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Kesejahteraan Sosial mencakup semua tindakan dan proses

(45)

secara langsung yang mencakup tindakan dan pencegahan masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kualitas hidup."

c. Sebagaimana batasan PBB, Kesejahteraan Sosial adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasarnya dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat.

(46)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kumpulan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan dengan kaitannya peran BUMDES terhadap kesejahteraan masyarakat.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama/Tahun Judul Metode Hasil

1. Anger Sekar Manikam (2010)

Implementasi program

Badan Usaha milik di Desa Ngeposari Kecamatan Semanu Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2009

Pengumpulan data dengan wawancara serta literature.

Mnunjukan bahwa implementasi program bada usaha milik Desa ini belum berjalan dengan baik.

Kenyetaan tersebut dapat dilihat dari tingkat partisipasi masyarakat desa masih renda serta program-program badan usaha milik desa yang belum berjalan secara keseluruhan serta

belum dapat

mengakomodir

kepentingan, potensi serta kebutuhan petani sebagaimana tujuan utama pendirian BUMDES tersebut.

(47)

2. Abdul Qadir (2001)

Analisis Kelembagaan dalam upaya pembangunan kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus Peran

Koperasi Jasa keuangan dalam pelaksanaan program pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan Kebon Kosong Kecamatan kemayoran Kota Madya.

Metode kualitatif

Dimaksudkan untuk mempelajari peran lembaga local dalam upaya mewujudkan ketahanan Ekonomi Masyarakat sebagai

bagian dari

pembangunan kesejahteraan

masyarakat. Koperasi jasa keuangan merupakan organisasi lokal yang dibentuk oleh masyarakat dan berada ditengah komunitas

Masyarakat.

3. Agung Septian Wijanarto (2012)

Peran Badan Usaha Milik Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa

Pandakraja Kecamatan kemilangi Kabupaten Mojokerto tahun 2012

Metode Deskripsi kualitatif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengurus dan anggota BUMDES telah berperan baik, baik itu Dalam segi permodalan maupun dalam membantu meningkatkan

perekonomian masyarakat.

4. Dantika Ovi Era Tama dan

Yamuardi (2013)

Dampak

Badan Usaha Milik Desa bagi Kesejahteraan masyarakat di Desa

Karangrejek kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul 2013

Metode kualitatif

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa BUMDES telah berhasil memberi dampak positif bagi peningkatan

perekonomian desa dengan kesejahteraan masyarakat meskipun unit-unit dari BUMDES belum berjalan dengan keseluruhan.

(48)

5. Herlina (2012)

Kontribusi Badan Usaha Milik desa Dalam

Meningkatkan Ekonomi Masyarakat di Tinjau Menurut Ekonomi Islam (Studi di Desa Pekan Tua kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir.

Metode Kualitatif

Hasil penelitian menyatakan bahwa BUMDES telah memberi

kontribusinya kepada masyarakat melalui dana pinjaman dan konsultasi dalam mengelolah usaha.

Kontribusi BUMDES kepada masyarakat

telah mampu

meningkatkan

perekonomian dan usaha mereka, dibandingkan

sebelum mendapat pinjaman, konsultasi dan bimbingan BUMDES.

(49)

D. Kerangka Fikir

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) merupakan perwujutan dari pengelolaan ekonomi produktif yang dilakukan secara koperatif semua komponen yang terlibat didalam

BUMDES harus mampu melakukan kerjasama baik dalam

pengembangan dan kelangsungan hidup usahany, parsitifatif semua komponen yang terlihat harus bersedia secara sukarela memberikan dukungan dan kontribusi, emensitifatif semua komponen harus dipandang sama rata, traparansi aktifitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum dapat diketahui oleh semua masyarakat, akuntabel semua kegiatan harus dipertanggung jawabkan dan sutainable kegiatan uasaha harus dapat dikembangakan oleh masyarakat dalam wadah BUMDES. Oleh karna itu perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secacara efektif, efektif, professional dan mandiri.

BUMDES diharap mampu memberikan kesejahteraan terhadap

masyarakat Desa. Masyarakat yang sejahtera merupakan kondisi ideal bagi setiap warga masyarakat sehingga berbagi upaya harus dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari indkator kesejahteraan yaitu: pendapat, kesehatan masyarakat, pengeluaran masyarakat, dan tingkat pendididkan masyarakat.

(50)

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang Kesejahteraan

Masyarakat 1.Pendapatan Msyarakat 2. Pengeluaran

3. Tingkat Pendidikan 4. Tingkat Kesehatan

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) 1.Tahap Perencanaan 2. Tahap Pengamatan 3. Penataan dan Seleksi 4.Pemeliharaan

5. Pelaporan

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, kelebihannya dari pendekatan ini adalah sebagai alat ukur untuk menguji hipotesis dari hasil observasi/interview, serta memberikan justifikasi signifikan terhadap temuan penelitian berdasarkan uji statistik. Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belkang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat. Penelitian ini menggali data yang bersumber dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDES BUNTU PEMA) di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Menurut tujuan bidangnya bahwa penelitian ini termasuk kedalam penelitian tentang pembangunan ekonomi mengenai kesejahteraan masyarakaat, karena kesejahteraaan merupakan salah satu indikator dalam mengukur tingkat pembangunan disuatu negara maupun daerah.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tepatnya di Desa Buntu Pema Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Adapun waktu yang kami rencanakan dalam penelitian ini kurang lebih (dua) bulan 2021.

C. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut:

1. Data Primer, yaitu berbagai informasi dan keterangan yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang dijadikan informan

33

(52)

penelitian. Data primer merupakan data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan studi kepustakaan yaitu penelitian bahan pustaka, yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan referensi untuk menujang keberhasilan penelitian. Data ini dapat diperoleh dari berbagai buku yang berisi teori kebijakan publik, teori implementasi kebijakan publik serta berbagai dokumen dan tulisan, dan juga data lainnya yang relevan dengan kebutuhan dan tujuan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu:

1. Teknik Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan percakapan kepada informan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam (in-depth interview). Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

2. Teknik Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya

(53)

selain pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit.

Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dokumentasi dapat dibantu dengan pancaindera lainnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi partisipasi dalam melakukan penelitian.

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu pengumpulan data sekunder.

Studi diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, foto atau dokumen elektronik (rekaman).

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Verifikasi dapat dilakukan dengan singkat yaitu dengan cara mengumpulkan data baru. Dalam pengambilan keputusan, didasarkan pada reduksi data dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu mulai dari lapangan atau fakta empiris dengan cara terjun ke lapangan, mempelajari, menganalisis menafsir dan menarik kesimpulan dari fenomena yang ada di lapangan. Analisis data di dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah model interaktif, yang terdiri dari komponen pokok berupa:

(54)

1. Pengumpulan Data

Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.

2. Reduksi Data

Yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.

Dimana reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mennggolongkan, mengarahkan membuang yang tidak perlu menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi.

3. Penyajian Data

Penyajian data berupa sekumpulan informasi yang telah tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan..

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

1 . Gambaran Umum Desa Butu Pema

Desa Butu Pema orang menyebutnya Desa bersahaja atau Desa bersih, aman, sehat dan sejahtera dengan jarak kurang lebih 50km dari ibu kota Kabupaten Enrekang dan kurang lebih 5 km kearah timur dari kota Kecamatan Curio. Konon Desa ini merupakan pemekaran dari Desa Sanglepongan dan sampai saat ini letaknya berada di sebelah timur dari Desa Buntu Pema

Desa Butu Pema dulunya dikenal hanya sebuah dusun yang namanya Dusun Pelali yang terkenal sebagai kampung yang sangat miskin karena pada saat itu sebagian besar masyarakatnya hanya menanam singkong dan jagung sebagai makanan utama, dan sawah yang ada adalah sawah tadah hujam yang sekarang sudah berubah menjadi kebun serta masyarakat Desa Buntu Pema setelah tahun 1975 masyarakat pada saat itu mulai diperkenalkan suatu jenis tanaman baru yaitu tanaman cengkeh dan beberapa tahun kemudian tanaman tersebut berhasil dan setelah itu muncul lagi tanaman baru yaitu lada atau merica dan tanaman tersebut dikembangkan lagi masyarakat kemudian berhasil lagi pada tahun 1980an masuklah tanaman kakao kopi dan lain-lain dari situlah penghidupan masyarakat Desa Buntu Pema mulai berubah dan sampai dikenal sebagai Desa hijau dan Desa makmur

37

(56)

2. Visi Dan Misi Desa Buntu Pema A. Visi

Visi pembangunan Desa Buntu Pema merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai dalam 6 tahun kedepan yang disusun dengan memperhatikan visi rencana pembangunan jangkah mengengah desa Kabupaten Enrekang, substansi rencana pembangunan jangkah menengah. kabupaten enrekang, untuk itu visi pembangunan Desa Buntu Pema untuk 6 (enam) tahun pertama rencana pembangunan jangkah menengah Desa 2016-2021 adalah :“ Menjadikan Desa Buntu Pema sebagai Desa yang memiliki harkat dan martabat serta wibawa, sebagai Desa yang berswasimbada pangan, pertanian, perikanan dan sumber daya manusia yang berkualitas, sejahtera pada tahun 2020”

B. Misi

Desa Buntu Pema mempunyai misi pembangunan dalam jangka waktu 2016-2021 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat

Pelayaan diarahkan untuk memenuhi hak dasar masyarakat yang meliputi ketersediaan pangan, pendidikan, kesehatan dan lapangan usaha.

2. Penguatan Ekonomi Berbasis Masyarakat

Membangun sruktur ekonomi yang kompetatif dan berbasis masyarakat berbasis peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan yang menjamin terciptanya peningkatan pendapatan masyarakat terkait dengan sektor pertanian, perternakan dan kewirahusahaan yang mengambarkan sumber daya lokal.

(57)

3. Menciptakan Iklim Kondusif

Menciptakan iklim kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Terbangunnya kelembagaan pemerintah yang beribawa dan bebas KKN, sehingga terbangun kehidupan masyarakat yang mampu menciptakan inovasi dalam meningkatkan kemampuan secara berkesinambungan.

Selain itu dalam rangka untuk menjaga sinegri dengan visi pada dokumen perencanaan pembangunan pemerintah daerah kabupaten Enrekang, penyusunan misi pembangunan Desa Buntu Pema tahun 2016-2021 juga memperhatikan visi pada perencanaan pembangunan jangka menengah daerah (RPMJD) Kabupaten Enrekang tahun 2014- 2018 ( peraturan daerah Kabupaten Enrekang nomor 7 tahun 2014) yaitu: Terwujudnya Enrekang maju, aman, sejatera, menuju daerah agropolitan berwawasan lingkungan. Dengan misi-misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrasturktur pelanan publik

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dan aplikasi tekologi

3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa diskriminasi laki laki perempuan

4. Meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat berbasis agribisnis dan agro industri

(58)

5. Meningkatkan pengelolaan sumber daya alam secara optimaldan

berwawasan lingkungan.

Table 4.1

Sejarah Pembangunan Desa

No Tahun Kegiatan Pembangunan Keterangan

1 1988 Pembangunan Kantor Desa DPD/K

2 2000 Pembangunan Pustu DPD/K

3 1980 Pembangunan Masjid Pelali Swadaya

4 1986 PembangunanMasjidNurul Zaman Karuru Swadaya 5 2005 Pembangunan Masjid Babul Jannah Swadaya

6 1987 Pembangunan Jalan Sudu Pelali APBD Kabupaten 7 1988 Pembangunan Jalan Pelali Mekkala APBD Kabupaten 8 1981 Pembangunan Jalan Lingkar Pelali Swadaya

9 2006 Pembangunan Jalan Dusun Pelali Swadaya 10 2007 Pembangunan Jalan Rebu Malele Swadaya 11 2008 PembangunanJalan Mamullu Sangtempe Swadaya 12 2005 Pengaspalan Jalan Tondok Bangla Swadaya.

13 2005 Pengaspalan Jalan Lingkar Pelali APBD Kabupaten 14 2007 Pengerasan Jalan Sangtempe APBD Kabupaten 15 2008 Pengecoran Jalan Rebu Malele APBD Kabupaten

16 2007 Pembangunan Poskesdes APBD Kabupaten

17 2011 Pengecoran Jalan Dusun Pelali PNPM pisew 18 2012 Pengecoran Jalan Dusun Rebu PNPM pisew 19 2011 Pengerasan Jalan Dusun Buntu Lengkua APBD Kabupaten

20 2015 Pengecoran Dusun Rebu Dana Desa

21 2015 Pengecoran Dusun Buntu Lengkua Dana Desa

22 2015 Pengecoran Dusun Karuru Dana Desa

23 2015 Talud Dusun Pelali Dana Desa

24 2015 Deuiker Dusun Buntu Lengkua Dana Desa

25 2015 Deuiker Dusun Pelali Dana Desa

24 2015 Pembangunan Posyandu Dana Desa

(59)

Table 4.2

Kondisi Domegrafi Dan Geografi

No Uraian Keterangan

1 Luas wilayah : 2224 Ha

2

Jumlah Dusun : 6 (Enam) 1) Dusun Pelali

2) Dusun Buntu Langda 3) Dusun Rebu

4) Dusun Buntu Lengkua 5) Dusun Karuru

6) Dusun Tondok Bangla

3

Batas wilayah :

a. Utara : Desa Mandalan b. Selatan : Desa Sumbang c. Barat : Desa Mekkala d. Timur : Desa Salassa

4

Topografi

a. Luas kemiringan lahan (rata-rata) 1. Datar 2223 Ha

b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata- rata) 750 m

5 Hidrologi :

Irigasi berpengairan tehnis Klimatologi :

a. Suhu 27 – 30 °C

b. Curah Hujan 2000/3000 mm c. Kelembaban udara

d. Kecepatan angina 7 Luas lahan pertanian

a. Tanaman Cengeh tahun 2014 : 128 Ha b. Tanaman Lada : 285 Ha

C. Tanaman Kopi : 85 Ha

8 Luas lahan pemukiman : 50 Ha

9 Kawasan rawan bencana : a.Banjir : - Ha

(60)

Table 4.3 Perekonomian Desa

Sumber Dana Desa No Sumber Penerimaan

Desa

Tahun

2013 2014 2015

1 Pajak 17.971.268 20.928.339 24.293.347.00

4 DPDK / ADD 112.309.187 129.170.470 141.779.997 Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerimaan Pajak, mulai tahun 2012 s/d 2015 mengalami peningkatan.

Peningkatan dari tahun 2012 ke tahun 2013 adalah sebesar 25 %, sedangkan dari tahun 2013 ke tahun 2014 adalah sebesar 25.%. Adapun penyebab dari peningkatan penerimaan pajak selama tahun 2012 s/d 2015 adalah sebagia berikut:

a. Bangunan baru / rumah bertambah b. Kenaikan tarif

2. Tanah Kas Desa disewakan kepada Masyarakat untuk ditanami Tanaman pangan, harga sewa tiap tahun meningkat untuk menyesuaikan terhadap perkembarigan ekonomi.

3. Dana pembangunan Desa yang bersumber dari pemerintah, besaran Dana

tiap tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten,

Alokasi Dana Desa adalah Dana APBD Kabupaten besaran Dana tiap

tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten

(61)

Table 4.4

Kondisi Sosial Budaya Desa No

.

Uraian Jumlah Keterangan

1 Kependudukan

A. Jumlah Penduduk (Jiwa) 2222 B. Jumlah Kepala Keluarga 535 C. Jumlah laki-laki

a. 0 – 15 tahun 213

b. 16 – 55 tahun 613 c. Diatas 55 tahun 174 D. Jumlah perempuan

a. 0 – 15 tahun 230

b. 16 – 55 tahun 665 c. Diatas 55 tahun 189 2 Kesejahteraan Sosial

A. Jumlah KK Prasejahtera 138 B. Jumlah KK Sejahtera 103

C. Jumlah KK Kaya 94

D. Jumlah KK Sedang 168 E. Jumlah KK Miskin 72 3 Tingkat Pendidikan

A. Tidak tamat SD 567

B. Tamat SD 627

C. Tamat SLTP 305

D. Tamat SLTA 115

E. Diploma/Sarjana F. Mata pencaharian

70 338 4 Mata Pencaharian

A. Buruh Tani

B. Petani 487

C. Peternak

D. Pedagang 13

E. Tukang Kayu 12

F. Tukang Batu 15

G. Penjahit 3

H. PNS 5

I. Pensiunan

J. TNI/Polri 1

K. Perangkat Desa 11

L. Pengrajin 1

M.Industri kecil Pembuatan krupuk

N. Buruh Industri O. Lain-lain 5 Agama

(62)

A. Islam 2222

B. Kristen -

C. Protestan -

D. Katolik -

E. Hindu -

F. Budha -

Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kependudukan.

Jumlah usia produktif lebih banyak dibanding dengan usia anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah sebagai berikut: 21% : 61% : 18%. Dari 2084 jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama / seimbang.

2. Kesejahteraan

Jumlah KK Sedang mendominasi yaitu 29,2 % dari total KK, KK pra sejahtera 24 %, KK sejahtera 17,9 % KK Kaya 16,3 %. dan KK Miskin 12,5 %. Dengan banyaknya KK prasejahtera inilah maka Desa Buntu Pema termasuk dalam DESA TERTINGGAL

3. Tingkat Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru terjadi beberapa tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkat Pertama.

4. Mata Pencaharian

Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah petani dan buruh tani. hal ini disebabkan karena sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat adalah petani dan juga minimnya tingkat pendidikan menyebabkan

(63)

masyarakat tidak punya keahlian lain dan akhirnya tidak punya pilihan lain selain menjadi buruh tani dan buruh Pabrik.

5. Agama

Seluruh warga masyarakat Desa Buntu Pema adalah Muslim ( Islam ) 4.5 Prasarana dan Sarana Desa

No Jenis Prasarana dan Sarana Desa Jumlah Keterangan

1 Kantor Desa 1 Belum lengkap

2 Gedung SLTA -

3 Gedung SLTP -

4 Gedung SD 1

5 Posyandu 1

6 Gedung TK 3

7 Masjid 3

8 Musholla 3 Perlu Perbaikan.

9 Pasar Desa -

10 Poskesdes 1

11 Panti PKK 1 Baru Pondasi

12 Poskamling 5

13 Jembatan

14 Gedung TPQ 1

Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Gedung SLTP dan SLTA tidak diperlukan di Desa BUNTU PEMA karena jumlah siswa yang hanya sedikit sudah terakomodasi dalam SLTP dan SLTA terdekat.

2. Pasar Desa tidak ada, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat biasanya mereka datang ke pasar tradisional yang ada di kecamatan Alla

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian paparan data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) penerapan program PHBS di SDLB-B YPTB dilakukan melalui

6/2014 tentang Desa, sebagai: “Badan Usaha Milik Desa, selanjutya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui

Patih jeung Murayung tèa seug dibendian ku patih papatong jeung ratu Sari nu ngusirna patih Badul Raja Nur Sewan ngandika kami mah patih pandeuri. Raden patih mecut kuda

Terlihat pula bahwa dari hasil plot Grafik Adomian call option sama persis dengan grafik dari Difusi, sehingga dapat disimpulkan bahwa Adomian decomposition method merupakan

Pendekatan kualitatif pada penelitian ini akan memaparkan tahap-tahap pendirian BUMDes, strategi dalam pengelolaan BUMDes, dan manfaat BUMDes terhadap kesejahteraan

Perkembangan Fungsi Kardiorespirasi pada Anak Usia 10-13 Tahun VO2max pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kadar lemak tubuh, usia, jenis kelamin, penyakit

Sedangkan dari pihak Dinsos juga baru menggulirkan 2 program utama ataupun pilihan yaitu RS-RTLH dan Rehabilitasi Pengemis dikarenakan program ini memang sangat

Badan Usaha Milik Desa selanjutnya disingkat BUMDES adalah badan Usaha Yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah Desa melalui Penyertaan secara