• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOKER (JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN) Volume 2 No. 2 Agustus 2021 e-issn: X

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JOKER (JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN) Volume 2 No. 2 Agustus 2021 e-issn: X"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

JOKER

(JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN)

Volume 2 No. 2 Agustus 2021 e-ISSN: 2723-584X

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP JAUH LEMPARAN DALAM PADA PEMAIN SEPAK BOLA

SSB RUNGKUT FC.

Nanda Iswahyudi1, Imam Sugeng2

1Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Kahuripan Kediri.

Email: nandaiswahyudi@kahuripan.ac.id

2Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Universitas Kahuripan Kediri.

Email: imamsugeng@kahuripan.ac.id

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between flexibility and arm muscle strength with SSB Rungkut FC players, Rungkut District, Surabaya City.

This study is a multiple correlation study, using the independent variable arm muscle strength (X1), flexibility (X2), and the dependent variable throwing (Y) using purposive sampling technique. The data collection tool for arm muscle strength is a two-handed medical ball putter test, while flexibility is a BridgeUp test, and the tools used are a flexible measuring box and a throwing test.

The results showed that 1) arm muscle strength (X1) and the player's throwing distance (Y) from Rungkut FC in football school has a significant relationship, the coefficient value r = 0.595 which means that the relationship between the variables is moderate, 2) The relationship between flexibility (X2) and sliding distance (Y) is significant, and the coefficient value is r = 0.384, which indicates that the closeness of the relationship is low. 3) The relationship between arm muscle strength and flexibility with throwing distance is a strong relationship between variables, and the value is R = 0.631.

Keywords: arm muscle strength, flexibility, throw-in distance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelentukan dan kekuatan otot lengan dengan jauh lemparan dalam pemain SSB Rungkut FC Kecamatan Rungkut Kota Surabaya.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi ganda, menggunakan variabel bebas kekuatan otot lengan (X1), kelenturan (X2), dan variabel terikat lemparan (Y) dengan menggunakan teknik purposive sampling. Alat pengumpulan data kekuatan otot lengan adalah tes putter bola medis dua tangan, sedangkan kelenturan adalah tes BridgeUp, dan alat yang digunakan adalah kotak ukur fleksibel dan tes lempar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) kekuatan otot lengan (X1) dan jarak lempar pemain (Y) dari sekolah sepak bola Rungkut FC dalam memiliki hubungan yang signifikan, nilai koefisien r = 0,595 yang berarti bahwa hubungan antara variabel sedang, 2) Hubungan antara kelenturan (X2) dengan jarak luncur (Y) signifikan, dan nilai koefisiennya adalah r = 0,384, yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan tersebut rendah. 3) Hubungan antara kekuatan dan kelenturan otot lengan dengan jarak lempar merupakan hubungan yang kuat antar variabel, dan nilainya adalah R = 0,631.

Kata Kunci: kekuatan otot lengan, kelentukan, jauhnya lemparan ke dalam (Received: tgl-bln-thn; Reviewed: tgl-bln-thn; Accepted: tgl-bln-thn; Published: tgl-bln-thn)

(2)

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat kemajuan di berbagai bidang, salah satunya adalah banyaknya peralatan berteknologi tinggi untuk meningkatkan prestasi olahraga khususnya sepakbola. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam beberapa tahun terakhir sangat mempengaruhi perkembangan sepak bola di pusat dan daerah perkotaan. Tujuan utama pemanfaatan teknologi di bidang olahraga adalah untuk meningkatkan prestasi di bidang olahraga khususnya sepak bola. Untuk mencapai tujuan prestasi olahraga diperlukan upaya-upaya yang tertuang dalam Undang- Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005. Pasal 1 ayat 13 mengatur:

“Olahraga prestasi adalah pembinaan dan pengembangan olahraga atlet secara sistematis, dengan Cara yang berkelanjutan untuk mencapai tujuan melalui kompetisi. Prestasi yang didukung oleh ilmu dan teknologi olahraga".

Selain untuk mencapai prestasi yang optimal, banyak faktor yang mempengaruhinya.

Syafruddin (1999:22) mengemukakan bahwa

“ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi, faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor intrinsik meliputi:

kemampuan fisik, teknik, taktis, dan mental (psikis). Faktor eksternal adalah yang berasal dari luar atlet, seperti pelatih, sarana dan prasarana, guru penjasorkes, keluarga, organisasi, iklim, iklim, makanan bergizi, dan lain-lain.Sepak bola adalah olahraga paling populer, bahkan di Indonesia. Sejak tahun 1930 cabang sepak bola ini juga dikelola oleh induk organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan presiden pertamanya, R.

Suratin (Darwis 1991: 43). Dengan kemajuan sepak bola di banyak negara, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) berusaha menyelesaikan target latihan dengan melakukan berbagai level kompetisi untuk memperbaiki ketertinggalannya.

Di sisi lain Organisasi Pusat, bekerja sama dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas), PSSI untuk membangun pendidikan sepak bola dan pelatihan di beberapa negara bagian atau wilayah untuk fokus pada pembinaan olahraga sepak bola. Selain itu, administrasi cabang PSSI juga dapat mencapai yang terbaik dari daerah, tingkat nasional dan internasional, dan sekolah sepak bola yang ada

di daerah di mana Anda dapat melahirkan klub pemain (SSB). .

Kegiatan pelatihan olahraga sepakbola terbaik dapat lebih fokus dari menekankan latihan dan pelatihan teknik. Syafruddin (1993:

13) menyarankan "sangat penting bagi seseorang ketika mengoptimalkan teknologi properti". Latihan teknis akan mengarah pada kapasitas pemain untuk mempelajari teknik dasar olahraga sepakbola sehingga pemain cukup pas untuk mencapai prestasi. Djezet (1998: 106) mengemukakan “keterampilan dasar sepak bola, antara lain menendang bola dengan kaki bagian dalam, menendang dengan kaki bagian luar, menendang dengan bagian belakang kaki, menerima dan mengontrol bola, sundulan, menggiring bola, keterampilan layanan, dan pertahanan". Teknik dasar merupakan dasar bagi pemain untuk mempelajari banyak teknik, salah satunya adalah teknik dasar melempar bola ke lapangan.

Melempar bola ke dalam lapangan sesuai dengan aturan permainan sepak bola adalah cara untuk memulai kembali permainan setelah meninggalkan lapangan permainan melalui sideline. “Komponen kebugaran adalah daya tahan, kekuatan, daya ledak, kecepatan, kelenturan, kelincahan, keseimbangan dan koordinasi.

Dari uraian teknis model lemparan ke dalam, untuk menghasilkan lemparan sebanyak mungkin, misalkan pinggang digunakan.

Peregangan berarti kelenturan dalam tubuh, selanjutnya kekuatan otot lengan diduga berperan dalam mendorong bola semaksimal mungkin.

Menurut pengamatan awal penulis di SSB Rungkut FC teknik tidak sesuai dengan kehendak yang berarti pemain SSB Rungkut FC masih menyalahi aturan dan belum akurat.

Mulailah dengan pemikiran bahwa kondisi fisik merupakan salah satu faktor yang mendukung performa teknis yang sempurna. Berdasarkan ide tersebut, peneliti mencoba melihat faktor fisik dalam situasi ini, hubungan antara kekuatan dan kelenturan otot lengan serta jarak lemparan ke dalam. Oleh karena itu, direncanakan untuk melakukan survei yang dapat menggambarkan data yang mendekati arah yang benar. Peneliti mengungkapkan masalah ini dalam sebuah penelitian yang berjudul “Hubungan antara kelentukan dan kekuatan otot lengan dengan jauh lemparan dalam SSB pemain Rungkut FC ".

.

(3)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian korelasi ganda, bertujuan untuk melihat bagaimana variabel satu faktor berhubungan dengan variabel lain sebagai fungsi dari besar kecilnya koefisien korelasi.

Memperoleh data dengan menguji dan mengukur semua variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah kekuatan dan kelenturan otot lengan sebagai variabel bebas, dan melempar sebagai variabel terikat. Lokasi dan waktu penelitian ini dilakukan di lapangan sepak bola SSB Rungkut FC Periode pelaksanaan dari bulan April 2021 sampai dengan Juni 2021.

Populasi penelitian adalah seluruh objek penelitian” (Arikunto, 1986: 25). Populasi dalam penelitian ini adalah para pemain SSB Rungkut FC yang terdiri dari 3 (tiga) kelompok umur, antara lain pemain 12, 15 dan 18 tahun yang berjumlah 51 orang. Lihat tabel di bawah untuk detailnya dibawah ini :

Tabel 1.PopulasiPenelitian

Sumber: Administrasi SSB Rungkut FC tahun 2020

Berdasarkan populasi diatas maka sampel dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan umur. Pengambilan sampel berdasarkan umur disebut intensional sampling dan berdasarkan peraturan tertentu. Karena umur SSB Rungkut FC, 15 tahun- anggota lama adalah yang paling banyak Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah maksimal 20 orang (berusia di bawah 15 tahun). Jadi sampel untuk penelitian ini adalah 20 orang.

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam mengartikan istilah-istilah yang digunakan, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Menurut (Syafruddin, 1996), semua prestasi olahraga memerlukan kekuatan otot dan juga unsur-unsur lain. kebutuhan untuk mengontraksikan otot-otot terkait (kecepatan serat kedutan lambat dan cepat), ukuran beban yang dipindahkan, kontraksi

masuk dan keluar otot, panjang otot selama kontraksi, dan sudut kode.

2. Kelentukan mengacu pada kelembutan atau elastisitas otot dan kemampuan mereka untuk meregangkan cukup untuk memungkinkan sendi di mana mereka berada untuk merespon sepenuhnya dalam kisaran normal dan gerakan tidak menyebabkan cedera.

3. Lemparan kedalam di sini adalah berbalik setelah bola meninggalkan garis sisi terakhir yang disentuh lawan.Teknik lemparan ini sesuai dengan peraturan yang berlaku (Pasal 15 Peraturan PSSI).

Jenis data primer adalah hasil tes pemain SSB Rungkut FC yang terpilih sebagai sampel sedangkan Data Sekunder Data ini berasal dari tim pelatih SSB Rungkut FC Untuk Sumber Data yang diperlukan dalam penelitian ini berasal dari tes kekuatan otot lengan, tes kelentukan dan tes lempar pemain sepak bola SSB Rungkut FC yang digunakan sebagai sampel.

Teknik Pengumpulan Data dan Alat yang digunakan adalah 1). Tes Kekuatan Otot Lengan, tes yang digunakan adalah alat tes dengan cara melempar bola padat dengan kedua tangan.Nelson (1986:46) “Kekuatan yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah kemampuan mengarahkan unsur kesehatan jasmani, tenaga cepat selama kegiatan”. a.

Peralatan seperti 1) Bola obat, 2) Kursi, 3) Meja tes, 4) Meteran kecil dan 5) Stopwatch

Pada Pelaksanaan Peserta duduk di kursi tegak lurus dengan punggung, menghadap ke depan, dan memegang medicine ball dengan keduanya, letakkan di dada sampai medicine ball menyentuh dada. Kemudian dorong bola ke jarak terjauh. Saat mendorong bola, tubuh harus tetap di tempatnya agar asisten penguji lain dapat menggunakan tali untuk menopang dada.

Peserta memiliki kesempatan untuk melakukan 3 tes dan memberikan suara terjauh. Setiap kali Anda mengikuti ujian, Anda memiliki waktu istirahat 30 detik sebelum mengikuti ujian berikutnya.

Untuk evaluasi skor yang dicatat adalah jarak dari bola di kaki depan sampai jatuhnya medicine ball yang diukur sejauh satu meter.

Menggabungkan pengukuran, yang terbaik adalah menerapkan kapur pada bola pertama yang dilempar sehingga titik jatuh bola muncul di tanah.

No Kelompok Umur Jumlah 1

2 3

U-12 U-15 U-18

18 orang 20 orang 13 orang Jumlah 51 orang

(4)

Tes yang digunakan untuk mengukur kelenturan otot punggung adalah tes BridgeUp Peralatan seperti :1) Kotak pengukur fleksibel, jika tidak tersedia, gunakan penggaris panjang. 2) Pena dan kertas.

Pada pelaksanaannya tidur dengan telentang dengan telapak tangan di samping telinga (siap menghadap langit). Dorong ke atas sebanyak mungkin saat berjalan dekat dengan tangan Anda, dan kepala Anda tidak boleh diangkat (postur tubuh melengkung).

Pasang pengukur lengkung atau skala nol di lantai. Geser permukaan atau jendela pengukur lengkung ke atas hingga mencapai busur tertinggi. Baca angka di bawah garis C-D. Jika Anda menggunakan penggaris, baca angka pada kurva terdalam. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.

sebelum melakukan tes pemanasan.

Penilaian catat angkanya sampai mendekati sentimeter. Nilai terbaik dari ketiga tes tersebut dikurangi tinggi berdirinya testis (diukur dari lantai hingga pusar). Testi tidak memakai sepatu.

Alat yang digunakan dalam uji luncur seperti :1) Bola, 2) Meteran, 3) Pena dan kertas, Untuk pelaksanaan tes peserta berdiri di pinggir lapangan sepak bola dengan membawa bola, kemudian peserta melempar bola sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Setelah melempar bola, gunakan meteran untuk mengukur dari ujung kaki sampai tempat jatuhnya bola.Peserta berkesempatan untuk menguji 3 kali, bola terjauh.

Prosedur Penelitian dalam penelitian ini, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1). Memperoleh izin dari Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan untuk melakukan penelitian.

2).Mempersiapkan supervisor dan asisten.

Agar penelitian dapat berjalan dengan lancar, peneliti membutuhkan pembimbing dan asisten yang berhasil mengumpulkan data di SSB Rungkut FC

Untuk teknik analisis data hipotesis dalam penelitian ini, maka data terlebih dahulu data dianalisis dengan korelasi ganda.

HASIL PENELITIAN

Setelah penelitian dilakukan para pemain sekolah sepak bola Rungkut FC, dapat digambarkan data pada tabel berikut ini:

Tabel 2.

Diskripsi data penelitian pemain SSB Rungkut FC

Variabel Kekuatan Otot Lengan

Kelent ukan

Jauhnya Lemparan

Kedalam Nilai

Tertinggi 4,30 0,575 18,10 Nilai

Terendah 2,00 0,275 9,00 Rata-

Rata 3,158 0,424 12,388 Simpang

an Baku 0,598 0,075 2,212 1. Variabel Kekuatan Otot Lengan (X1)

Berdasarkan hasil penelitian, pemain SSB Rungkut FC (X1) dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Rungkut FCmemiliki kekuatan otot lengan rata-rata antara 2,00 m hingga 4,30 m, 3,158 m , dengan standar deviasi 3,158 m 0,598 m. Distribusi frekuensi

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 3.

Distribusi frekuensi kekuatan otot lengan (X

1

)

Interval Kelas Frekuensi Absolute Relatif

2,00 – 2,49 3 15

2,50 – 2,99 6 30

3,00 – 3,49 5 25

3,50 – 3,99 4 20

4,00 – 4,49 2 10

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, dibandingkan dengan nilai rata-rata, terlihat bahwa mereka yang memiliki bagian atas rata-rata 6 orang (30%) dan di bawah rata-rata adalah 9 orang (45%), sedangkan yang memiliki nilai rendah rata-rata 5 orang. (25%). Berikutnya diagram variabel kekuatan otot lengan pemian SS Rungkut FC ditunjukkan pada Gambar di bawah ini.

(5)

Gambar 1. Diagram Histogram Kekuatan Otot Lengan

2. Variabel Kelentukan (X2)

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan kelentukan pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Rungkut FC (X2), adalah antara 0,275 m sampai dengan 0,575 m rata-rata 0,424 m dan simpangan baku 0,075 m Distribusi frekuensi kelentukan dapat dilihat pada tebel 4.3 berikut :

Tabel 4.

distribusi frekuensi kelentukan (X

2

)

Interval Kelas Frekuensi Absolute Relatif

0,275 – 0,334 2 10

0,335 – 0,394 3 15

0,395 – 0,454 7 35

0,455 – 0,514 6 30

0,515 – 0,574 1 5

0,575 – 0,634 1 5

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel diatas dibandingkan dengan nilai rata-rata terlihat testee yang berada di atas rata-rata sebanyak 8 orang (40 %) berada di bawah rata-rata sebanyak 5 orang (25

%) dan sedangkan testee yang berada kelas di atas rata-rata 7 orang (35%) Selanjutnya histogram kekuatan otot tungkai pemain sekolah sepak bola (SSB) Rungkut FC dapat dilihat pada gambar 10 di bawah.

Gambar 2. Diagram Histogram Kelentukan

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan lemparan ke dalam pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Rungkut FC (Y), adalah antara 9,00 m sampai dengan 18,10 m rata- rata 12,388 m dan simpang baku 2,212 m.

Distribusi frekuensi lemparan ke dalam dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 5.

Distribusi frekuensi lemparan ke dalam (Y)

Interval Kelas Frekuensi Absolute Relatif

9,00 – 10,99 7 35

11,00 – 12,99 4 20

13,00 – 14,99 6 30

15,00 – 16,99 2 10

17,00 – 18,99 1 5

Jumlah 20 100%

Berdasarkan tabel dibandingkan dengan nilai rata-rata terlihat testee yang berada di atas rata-rata sebanyak 4 orang (35%) berada di bawah rata-rata sebanyak 7 orang (35%) dan sedangkan testee yang berada kelas rata- rata sebanyak 10 orang (45 %) selanjutnya histogram variabel kekuatan otot tungkai pemain sekolah sepak bola (SSB) Rungkut FC dapat dilihat pada gambar 10 di bawah

Gambar 3. Diagram Histogram Lemparan ke Dalam

Pada pengujian persyaratan analisis Hipotesis penelitian ini diuji dengan korelasi parsial ,dilanjutkan dengan uji korelasi ganda dan dilanjutkan dengan uji F. Untuk menggunakan teknik ini, beberapa syarat harus dipenuhi.

Respon inklusi menurut Sudjana (1989) adalah

“data yang dapat diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal”. Untuk itu dilakukan uji normalitas dan uji liliefors.

Untuk Uji Normalitas, Uji standar untuk variabel kekuatan lengan (X1), kelentukan (X2) dan lemparan (Y) dianalisis menggunakan uji

(6)

Liliefors, dimana Ho : jika Lo < Lt maka distribusi normal dan Ha jika Lo > Lt maka data tidak berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya, hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6.

Hasil uji normalitas daya pemain SSB Rungkut FC

Dari tabel terlihat bahwa variabel lemparan ke dalam (Y) pada penelitian berdistribusi tidak normal, maka uji statistik yang berikutnya digunakan adalah statistik non parametik, dimana dalam hal ini pembuktian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis korelasi rank spearman.

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi parsial antara variabel X1 dengan variabel Y, jika dianggap X2 tetap, dengan analisa korelasinya adalah sebagai berikut: Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan jauhnya lemparan ke dalam. Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan jauhnya lemparan ke dalam

Dari analisa korelasi parsial yang dilanjutkan dengan uji t di dapatkanlah hasil seperti tabel berikut

Tabel 7.

Hasil Analisa Korelasi Parsial Kekuatan Otot Lengan Dengan Lemparan Ke Dalam

Hubunga n

Lambang Nilai koofisien

korelasi

Uji keberarti

an koef.

Korelasi

Nilai kritis pada tabel 0,5%

Hubungan kekuatan

otot lengan

(X1) dengan lemparan ke dalam

rX2(X1Y) 0,595 thit = 3.847

ttabel = 1,7033

(Y), jika kelentuka

n (X2) tetap

Dari tabel terlihat bahwa untuk pemain SSB Rungkut FC nilai r=0,595 di lanjutkan dengan uji t ternyata thit: 3,847 > t tabel: 1,7033. Hasil ini mengindikasikan bahwa hubungan antara kekuatan otot lengan dengan lemparan ke dalam adalah signifikan (Ho ditolak: H diterima). Nilai koofisien korelasi 0,595 menyatakan tingkat keeratan hubungan antara kekuatan otot lengan (X1) dengan lemparan ke dalam (Y) adalah sedang.

2.Hubungan antara kelentukan (X2) dengan jauhnya lemparan ke dalam (Y) pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Rungkut FC.

Untuk menguji hipotesis ini dilakukan analisis korelasi parsial antara X2 dengan variabel Y, jika dianggap X1 tetap, dengan analisa korelasinya adalah sebagai berikut:

Ho =Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan jauhnya lemparan ke dalam

Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara kelentukan dengan jauhnya lemparan ke dalam.

Dari analisa korelasi parsial yang dilanjutkan dengan uji t didapatkan hasil pada tabel berikut

Tabel 8.

Hasil Analisa Korelasi Parsial Kelentukan (X

2

) dengan jauhnya lemparan ke dalam (Y)

Hubunga n

Lambang Nilai koofisien

korelasi

Uji keberarti

an koef.

Korelasi

Nilai kritis pada tabel 0,5%

Hubungan kelentuka

n (X2) dengan lemparan ke dalam (Y), jika kekuatan

otot lengan (X1) tetap

rX1(X2Y) 0,384 thit = 2,161

Ttabel=1,70 33 No Variabel Lo Lt Keterangan

1 Kekuatan Otot Lengan

(X1)

0.0776 0.1610 Normal

2 Kelentuka n (X2)

0.0543 0.1610 Normal

3 Lemparan Ke

dalam (Y) 0.1826 0.1610 Tidak Normal

(7)

Dari tabel terlihat bahwa untuk pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Rungkut FC r=0,384 dilanjutkan dengan uji t ternyata thit = 2,161 ttabel 1,7033. Hasil ini berarti hubungan antara kelentukan dengan jauhnya lemparan ke dalam adalah signifikan (Ho ditolak: Ha diterima) nilai koofisien korelasi 0,384 menyatakan tingkat keeratan hubungan rendah.

Untuk menguji hipotesis ini dapat dianalisa dengan korelasi ganda (multiplied correlation), dimana sebelumnya dilakukan dulu analisa korelasi parsial antar variabel.

Korelasi parsial adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya hubungan dua atau lebih variabel X dengan Y, yang salah satu variabel bebasnya dianggap konstan atau dibuat tetap.

Setelah didapatkan nilai koofisien korelasi parsial maka baru dilanjutkan dengan analisa korelasi berganda yaitu suatu nilai yang memberikan kuatnya.

Hubungan dua atau lebih variabel bebas X secara bersama-sama dengan variabel tidak bebas Y. Hipotesis untuk korelasi berganda dalam penelitian adalah:

1. Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan secara bersamaan dengan jauhnya lemparan ke dalam

2. Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dan kelentukan secara bersamaan dengan jauhnya lemparan ke dalam

Tabel 9.

Hasil Korelasi Ganda Variabel X

1

, X

2

, dan Y

Hubung an

Lamban g

Nilai koofisie n korelasi

Uji keberart ian koef.

Korelasi Nilai kritis pada tabel

0,5%

Hubunga n kekuatan

otot lengan (X1) dab kelentuk

an (X2) secara bersamaa

n dengan jauhnya lemparan

kedalam (Y)

Rx1x2y 0,631 14,154 3,35

Dari tabel dapat dilihat bahwa hubungan antara variabel kekuatan otot lengan secara bersama-sama dengan jauhnya lemparan ke dalam merupakan hubungan yang kuat antara variabel tidak bebas. Dengan nilai koofisien korelasi ganda untuk pemain SSB Rungkut FC R=0,631 dan hasil uji keberartian koofisien korelasi ganda dengan uji F yaitu Fhit: 14,154 > Ftabel: 3,35 dimana angka ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan (X1) dan kelentukan (X2) secara bersama-sama dengan jauhnya lemparan ke dalam (Y), di mana keeratan hubungan antar variabel sangat kuat.

PEMBAHASAN

Kelentukan membantu menempatkan tubuh pada sudut yang tepat untuk melempar bola dengan benar, sehingga bola dapat bergerak dalam area yang dibutuhkan secara akurat dalam jarak jauh Jansen dkk (1977:

243) mengemukakan: gaya ke gerakan tetap akhir. Sudut proyeksi optimal kemudian menghasilkan jarak 45° dari permukaan.

Dalam hal ini, kelentukan dicapai dengan memposisikan tubuh pada sudut mendekati 45°. Selain itu, Jansen et al (1977: 231) juga mengemukakan bahwa “ketika kecepatan sudut pada akhir gerakan rotasi konstan, kecepatan gerakan sebanding dengan jarak”.

Prinsip ini berarti bahwa ketika tubuh meregang saat tubuh meregang, kecepatannya juga meningkat. Jadi dalam hal ini, kelenturan disini juga berperan dalam memberikan jarak sebaik mungkin, sehingga meningkatkan kecepatan, memberikan momentum maksimal pada bola. Dan prinsip ini merupakan kelanjutan dari kekuatan otot lengan, yang menyebabkan gerakan rotasi berakhir berupa gerakan peregangan berbentuk bola yang bergerak ke area yang diinginkan.

Rommy Muchtar (1992) mencatat bahwa “melempar bola membutuhkan penggunaan kekuatan pinggang selain kekuatan lengan. Melalui analisis dan pengujian lebih lanjut, diketahui bahwa kekuatan dan kelenturan otot lengan dan partisipasi pemain sepak bola jarak jauh Rungkut FC memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan variabel kelenturan dan jarak ke pemain dari sekolah sepakbola (SSB) Rungkut FC adalah hubungan yang sangat kuat, dan korelasi ganda Nilai koefisiennya adalah R = 0,631. Selain itu, jarak lemparan

(8)

kedalam juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti teknik lempar, rencana latihan, sarana dan prasarana latihan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data penelitian kontribusi kekuatan dan kelenturan otot bisep terhadap jarak lempar pada pemain sepak bola sekolah (SSB) Rungkut FC. Maka dapat disimpulkan:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kekuatan tangan dengan jarak lemparan ke dalam pemain Rungkut FC dengan nilai koefisien r = 0,595 dimana hubungan ini benar.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan jarak lempar pada pemain SSB Rungkut FC dengan nilai koefisien r = 0,384 dimana kedekatan hubungan tersebut lemah.

3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan tangan dengan fleksi sendi jarak lempar pemain SSB Rungkut FC dengan nilai koefisien korelasi ganda R = 0,631 dimana kekuatan hubungannya sedang.

SARAN

Kepada para pemain Sekolah Sepak Bola (SSB) Rungkut FC agar meningkatkan kekuatan otot dan kelenturan lengan dalam latihan untuk dapat melakukan lemparan sejauh mungkin. Untuk bersama para pelatih SSB Rungkut FC untuk melaksanakan program latihan peningkatan kekuatan dan kelenturan lengan terkait dengan jarak lemparan ke dalam yang cukup besar ]. Diharapkan peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan meneliti variabel lain yang terkait dengan upaya peningkatan jarak lemparan ke dalam.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemungkinan agar penelitian ini dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Terima kasih yang tulus kepada M. Syamsul selaku Manager dan Soegito sebagai pepelatih tim SSB Rungkut FC yang telah memberikan saran dan masukan kepada peneliti untuk kepentingan penelitian. Serta semua pihak yang telibat dan tidak bisa saya sampaikan satu persatu.

Terima kasih dan penghargaan kepada kedua orang tua saya tercinta, atas kasih

sayang yang tiada henti, doa yang tiada hentinya, dukungan dan motivasi yang tiada hentinya, dorongan semangat dan materi yang tulus dan material serta dengan segala keikhlasan yang dapat dikenali oleh penulis.

dan mewujudkan pendidikan yang baik sampai sekarang..

DAFTAR PUSTAKA

Arsil. 1999. Pembinaan Kondisi Fisik.

Padang:Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang

Burke, E. J. 1978. an Analysis of Physical Fitnes (ed). Kent Sciber and Edmund j.

Burke. Relevant Topics in Athtletic Training, New York: PT Gramedia Bustami.

1995. Kemampuan Daya Ledak.

Jakarta:Aneka Cipta

Dyson. G. 1985. The Mechanics of Athletics, di kutip oleh: Pengurus Besar PASI.

Latihan Mobilitas, Jakarta: PT Temprint Harsono. 1993. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta:

Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat Pendidikan dan Pendaftaran Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga

Cetakan ke-2.Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.

Luxbacher, Josheph. 1998. Sepakbola:

Langkah-langkah Menuju Sukses.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Muchtar, Remmy. 1992. Olahraga Pilihan Sepakbola. Padang: Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Padang.

Nurhasan. 1999. Manusia dan Olahraga.

Institut Teknologi Bandung dan Fakultas Pendidikan Olahraga Kesehatan Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Bandung.

Pearce. C Evelyn. 1990. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum.

(9)

Poerwadarminto. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka PSSI.

2008. Law Of The Game. Jakarta: FIFA.

Sahara, Sayuti. (1993) Pembinaan Kondisi Fisik. Fakultas Pendidikan dan Kesehatan Institute keguruan ilmu pendidikan Padang.

Sudjana. 1989. Metode Statistik: Tarsito bandung

Sukarma. R. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlit. Jakarta: Inti Ida Ayu Press

Tortora. G.J and S.R. Grabowski.

(1993).Principles of anatomi and physiology. 7 th edition. Harper collins college publisher. New York

Gambar

Tabel 3.  Distribusi frekuensi kekuatan otot  lengan (X 1 )
Tabel 4.  distribusi frekuensi kelentukan  (X 2 )
Tabel 8. Hasil Analisa Korelasi Parsial  Kelentukan (X 2 ) dengan jauhnya lemparan  ke dalam (Y)  Hubunga n  Lambang  Nilai  koofisien korelasi  Uji    keberartian  koef
Tabel  9.  Hasil Korelasi Ganda Variabel  X 1 , X 2 , dan Y Hubung an  Lambang  Nilai  koofisien  korelasi  Uji  keberart ian koef

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, untuk menghindari kesenjangan yang lebih dalam di tingkat publik, strategi komunikasi publik dalam penanganan COVID-19 harus semakin kuat dan dapat

Fokus dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu; X1 (kekuatan otot lengan), X2 (kekuatan otot tungkai), X3 (power lengan), dan X4 (power

Matriks perbandingan Sistem penentuan prioritas tanam periode 2 (Gambar 6) kategori kebutuhan pasar dan harga jual memiliki skala tertinggi dan memiliki kepentingan yang

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengentikan bola adalah teknik dasar lanjutan dari teknik menendang, jika pemain mampu menghentikan bola dengan baik maka

 Drive device : berupa alat yang digunakan untuk menekan simbol dalam bentuk yang hanya dapat dibaca oleh mesin pada media seperti mislanya disk magnetik atau tape magnetik,

Berdasarkan data pada tabel 3 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai Probabilitas dari masing- masing pengujian yaitu 0.017 &gt; 0.05 yang berarti hubungan antara

Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh latihan senam aerobik low impact terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Klub Jantung Sehat

3) Dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan strategis akibat bencana yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, rencana induk simpul transportasi