Universitas Kristen Maranatha
ii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Self-efficacy belief Untuk Lulus
Ujian Nasional (UN) pada Siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi. Penelitian tersebut
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran derajat Self-Efficacy belief
pada siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi yang mengikuti Ujian Nasional untuk
lulus Ujian Nasional.
Self-efficacy adalah keyakinan (belief) siswa terhadap kemampuannya dalam
mengorganisir dan melaksanakan arah-arah tindakan yang dibutuhkan untuk dapat lulus
Ujian Nasional. Keyakinan dan kemampuan diri ini akan mempengaruhi bagaimana
mereka bertingkah laku, terlihat melalui pilihannya untuk belajar di kelas, usahanya
yang dikeluarkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada hambatan atau rintangan
untuk mencapai nilai yang baik serta bagaimana penghayatan perasaan yang dimiliki
siswa terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapinya.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian
deskriptif dengan teknik survey. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang Siswa
SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kuesioner Self-Efficacy yang terdiri dari 38 item yang disusun oleh peneliti
berdasarkan teori Self-Efficacy dari Bandura (2002). Berdasarkan uji validitas diperoleh
hasil berkisar antara 0,30 –0,71. Sedangkan reliabilitas diperoleh 0,82.
Berdasarkan pengolahan data, maka didapat hasil sebagian besar 70% siswa
self-Universitas Kristen Maranatha
iii
efficacy yang rendah. Kesimpulan yang diperoleh adalah persentase siswa SMA kelas
XII yang merasa yakin akan kemampuannya untuk lulus ujian nasional lebih besar
daripada persentase siswa yang merasa tidak yakin akan kemempuannya untuk lulus
ujian nasional.
Peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian mengenai Studi
Perbandingan mengenai Self-efficacy belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN)
Universitas Kristen Maranatha
Daftar Tabel dan Bagan... ... viii
Daftar Lampiran... ...ix
Bab I. PENDAHULUAN ……….………… ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……….………... 1
1.2 Identifikasi Masalah ……….…... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……… ...8
1.3.1 Maksud Penelitian... ... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian... ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ………... 9
1.4.1 Kegunaan teoretis...9
1.4.2 Kegunaan praktis... ...9
1.5 Kerangka Pemikiran ……… ...10
1.6 Asumsi ……….…… ... 17
Bab II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 18
2.1 Self-Efficacy ………...18
Universitas Kristen Maranatha
v
2.1.2 Sumber-Sumber Self-Efficacy belief ………. 20
2.1.3 Pemprosesan Secara Kognitif………... 25
2.1.4 Proses–proses utama Self-Efficacy belief ……..……….. 26
2.1.5 Manfaat Adaptif dari Self-efficacy belief yang Optimistik………… 37
2.1.6 Self-efficacy belief dan Remaja...40
2.2 Masa Remaja ……….………. 41
2.2.1 Pengertian Masa Remaja... 41
2.2.2 Proses Perkembangan Kognitif Remaja... ………. 42
2.2.2 Proses Perkembangan Fisik Remaja... 43
Bab III METODOLOGI PENELITIAN ………... 47
3.1 Rancangan Penelitian ……….…….……….47 3.2 Bagan Rancangan Penelitian………47
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….……… 48
3.3.1 Variabel Penelitian ………..……….48
3.3.2 Definisi Operasional... ………48
3.4 Alat Ukur ………..…...………...49
3.4.1 Alat Ukur Self-Efficacy belief………….……...………..49
3.4.2 Prosedur Pengisian ………...52
3.4.3 Sistem Penilaian ………..………...52
3.4.4 Kriteria Penilaian Self-Efficacy ………... 53
3.4.5 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang ……... 54
3.4.6 Uji Coba Alat Ukur ………... 54
Universitas Kristen Maranatha
vi
3.4.6.2 Reliabilitas Al at Ukur ………... 55
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel …………... 56
3.5.1 Popu lasi Sasaran ………..……… ... 56
3.5.2 Karakteristik Populasi ………...…………... 56
3.6 Teknik Anal isis Data ………..………...56
BAB IV HASIL DAN PENELITIAN... 57
4.1 Gambaran responden... 57
4.2 Hasil penelitian... 58
4.3 Pembahasan...60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...……... 66
5.1 Kesimpulan... 66
5.2 Saran... ……... 68
5.2.1 Penelitian Lanjutan... ………... 68
5.2.2 Guna Laksana... ……… 69
DAFTAR PUSTAKA……… 70
DAFTAR RUJUKAN………... 71
Universitas Kristen Maranatha
vii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
Bagan 1.1 Skema kerangka pikir ... 16
Bagan 3.1 Skema rancangan penelitian... 47
Tabel 3.1 Aspek, indikator, item... 49
Tabel 3.4 Skor Jawaban... 53
Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin... 57
Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia...57
Tabel 4.3 Derajat Self-efficacy... 58
Tabel 4.4 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...58
Tabel 4.5 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...59
Tabel 4.6 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...59
Universitas Kristen Maranatha
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner Self-efficacy
Lampiran 2 Alat ukur lengkap
Lampiran 3 Skor untuk kuesioner Self-efficacy
Lampiran 2
Kata Pengantar kuesioner
Kuesioner data Penunjang
Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung
sedang melakukan survey mengenai derajat self-efficacy untuk lulus Ujian Nasional pada
siswa SMA kelas XII .
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan bantuan Anda sekalian
untuk mengisi kuesioner ini. Data yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi survey
yang dilakukan. Oleh karena itu, saya harapkan, agar Anda mengisi daftar pertanyaan ini
dengan sungguh-sungguh, sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri Anda. Semua hasil data
bersifat rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian saja.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi Anda.
Bandung, Juni 2010
Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai pengalaman Saudara. Saudara
diharapkan menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka sesuai dengan kenyataan
yang ada pada diri Saudara.
1. Apakah Saudara pernah mengalami keberhasilan?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Seberapa sering Saudara mengalami keberhasilan dalam belajar ?
a. Sering
b. Cukup sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
3. Apakah Saudara pernah mengalami kegagalan?
a. Pernah
b. Tidak pernah
4. Seberapa sering Saudara mengalami kegagalan dalam belajar ?
a. Sering
b. Cukup sering
c. Jarang
d. Tidak pernah
5. Keberhasilan teman membuat Saudara...
a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan ingin
b. Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki
c. Lain-lain (Tidak berpengaruh)
6. Kegagalan teman membuat Saudara :
a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan
tertantang untuk lebih berusaha
b. Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki
c. Tidak berpengaruh
7. Apakah Saudara pernah mendapat pujian dari guru, orang tua, atau teman?
a. Pernah
b. Tidak pernah
8. Apakah Saudara pernah mendapat pujian dari guru, orang tua, atau teman?
a. Sering
b. Tidak sering
9. Pujian yang diberikan oleh guru, orang tua, maupun teman membuat Saudara:
a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki
b. Biasa saja dan tidak berpengaruh
10. Apakah Saudara pernah mendapat kritikan dari guru, orang tua, atau teman?
a. Sering
11. Kritikan yang diberikan oleh guru, orang tua, maupun teman membuat Saudara:
a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki
b. Merasa malas untuk berusaha mencapai keberhasilan
c. Biasa saja dan tidak berpengaruh
12. Bagaimana Saudara menilai kondisi fisik Saudara selama belajar?
a. Cepat lelah dan mudah sakit
b. Segar dan sehat
c. Lain-lain...
12. Apakah suasana hati mempengaruhi keyakinan diri Saudara dalam mengikuti
kegiatan belajar?
a. Ya berpengaruh...
Petunjuk pengisian
Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, kemudian tentukanlah
seberapa yakin Saudara mampu melaksanakan tiap tugas dalam pernyataan tersebut
dengan memberi tanda checklist (v) pada setiap kolom yang sesuai dengan derajat
keyakinan Saudara.
a. Pilihlah “SY ” jika Saudara Sangat Yakin mampu melakukan tugas tersebut b. Pilihlah ”Y ” jika Saudara Yakin mampu melakukan tugas tersebut
c. Pilihlah “KY ” jika Saudara Kurang Yakin mampu melakukan tugas tersebut
d. Pilihlah “TY ” jika Saudara Tidak Yakin mampu melakukan tugas tersebut
Contoh:
Pernyataan SY Y KY TY
1. Saya yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik walaupun
sangat sulit
√
IDENTITAS
dahulu, sehingga dapat menyelesaikan seluruh soal ujian nasional.
2 Saya akan mempelajari soal-soal Ujian Nasional tahun-tahun
sebelumnya sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional.
3 Meskipun soal ujian yang diberikan sulit, saya mampu tetap berusaha
untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.
4 Apabila ada soal yang sulit saat ujian nasional, saya tetap berusaha
mengerjakan sendiri, tanpa bekerja sama dengan teman.
5 Saya tetap mampu untuk menyelesaikan soal-soal yang sedang
dikerjakan sampai selesai meskipun sudah mulai merasa lelah.
6 Sebanyak apapun soal yang diberikan dan sulit, saya mampu terus
berusaha untuk menyelesaikan soalnya hingga selesai.
7 Saat mendapat soal yang sulit, saya mampu terus berusaha untuk
menyelesaikan soal-soal tersebut.
8 Saya tertantang untuk mencoba mengerjakan latihan soal-soal Ujian
Nasional tahun lalu.
9 Saya merasa lebih tenang apabila saya telah berlatih mengerjakan
latihan-latihan soal menjelang ujian nasional.
10 Saya dapat menentukan jadwal belajar yang sesuai sebagai persiapan
Ujian Nasional daripada bermain dengan teman-teman.
11 Saya dapat mengulang kembali apa yang telah dipelajari di kelas agar
dapat lebih memahami materi pelajaran buat menghadapi Ujian
Nasional.
12 Saya mampu mempergunakan waktu luang saya semaksimal mungkin
13 Saya mampu melaksanakan jadwal belajar dengan displin sebagai
persiapan Ujian Nasional.
14 Saya mampu berusaha meminta penjelasan kepada orang yang lebih
mengerti ketika mengalami kesulitan untuk memahami materi yang
sedang dipelajari.
15 Saya mampu belajar lebih giat dari biasanya agar dapat lulus Ujian
Nasional dengan nilai yang baik.
16 Saya berusaha untuk dapat bertahan dengan belajar yang giat,
sekalipun mengetahui bahwa standar kelulusan dinaikkan.
17 Saya mampu berusaha keras mengumpulkan bahan materi untuk ujian
nasional dengan lengkap (misalnya, dengan memfotokopi, atau
meminjam dari teman).
18 Saya optimis bahwa akan tetap berhasil mencapai standar kelulusan
Ujian Nasional meskipun ada kenaikan standar kelulusan.
19 Saya merasa tenang jika sudah mampu menguasai materi buat Ujian
Nasional dengan baik.
20 Saya merasa tenang jika sudah mampu menguasai materi untuk Ujian
Nasional dengan baik.
21 Saya dapat datang tepat waktu pada setiap jadwal bimbingan belajar
yang sudah ditetapkan.
22 Meskipun cuaca tidak mendukung, saya tetap mampu menghadiri
bimbingan belajar.
23 Saya dapat menghadiri bimbingan belajar meskipun teman-teman yang
lain bolos.
24 Saya akan berusaha untuk mengikuti bimbingan belajar dengan rutin
untuk membantu persiapan dalam menghadapi Ujian Nasional.
25 Saya dapat selalu memenuhi absensi kehadiran saya dengan tidak
memberi kesempatan kepada diri saya untuk membolos.
26 Walaupun sakit, jika masih dapat ditahan, saya mampu terus berusaha
belajar.
27 Saya dapat tetap mengikuti bimbingan belajar meskipun teman-teman
mengatakan bahwa pengajar berhalangan hadir.
28 Saya merasa tenang setelah mengikuti bimbingan belajar sejak jauh
hari sebelum ujian.
29 Saya merasa tidak nyaman apabila saya tidak masuk bimbingan
belajar untuk mata pelajaran yang cenderung membosankan
30 Saya mampu menepati rencana belajar dalam persiapan try out
meskipun gagal dalam try out sebelumnya.
31 Saya memilih belajar sejak jauh hari sebelum try out daripada
dekat-dekat hari ujian.
32 Saya akan belajar dengan giat ketika akan mengikuti try out sehingga
mendapatkan hasil yang baik.
33 Saya mampu untuk tetap mengikuti try out meskipun kondisi fisik saya
sedang kurang sehat.
34 Saya tetap belajar lebih giat meskipun tidak lulus dalam try out.
35 Saya tetap belajar dengan giat untuk try out meskipun try out hanya
simulasi dari ujian nasional.
36 Saya tetap bersemangat dalam belajar meskipun gagal dalam try out.
37 Saya merasa cemas jika materi yang dipelajari sulit untuk dipahami.
38 Saya tertantang untuk mengikuti try out yang diadakan karena hal
Lampiran 3
Lampiran 4
CROSSTABS
Tabel IV.1 Tabulasi Silang Antara Keberhasilan dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.2 Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.3 Tabulasi Silang Antara Kegagalan dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV..4 Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan Derajat Self-efficay
Tabel IV.5 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Keberhasilan Tokoh yang Signifikan dengan
Derajat Self-efficacy
diri dan tidak percaya diri
Tabel IV.6 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Kegagalan Tokoh yang Signifikan dengan
Tabel IV.7 Tabulasi Silang Antara Pujian dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.8 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Pujian dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.9 Tabulasi Silang Antara Kritikan/Komentar Negatif dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.10 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Kritikan dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.11 Tabulasi Silang Antara Kondisi Fisik dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.12 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Suasana Hati dengan Derajat Self-efficacy
Derajat self-efficacy
Total
Tinggi Rendah
Suasana hati
Berpengaruh 33 18 51
64.7% 35.3% 100%
Tidak berpengaruh 9 0 9
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang penting bagi setiap
negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengutamakan pentingnya
pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional). Pendidikan
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan
pendidikan non-formal. Pendidikan informal dapat diperoleh seseorang melalui
keluarga dan lingkungan sekitar dan akan terus berlangsung sepanjang hidup. Jalur
pendidikan formal dapat diperoleh dengan mengenyam pendidikan di sekolah,
diantaranya pendidikan dasar, menengah, atas dan tinggi sedangkan pendidikan
non-formal dapat diperoleh individu melalui kursus-kursus seperti kursus bahasa inggris,
komputer, dan sebagainya.
Salah satu jenis pendidikan yang mendapat perhatian pemerintah adalah
pendidikan formal. Di Indonesia terdapat banyak sekolah dengan berbagai tingkatan,
2
Universitas Kristen Maranatha
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga Perguruan
Tinggi.
Dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah tentang Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang merupakan pendidikan tingkat lanjutan yang dimulai sejak kelas X
sampai kelas XII. Dalam menempuh pendidikan di sekolah, siswa mengikuti proses
belajar. Proses belajar merupakan sejumlah perubahan yang diatur dan direncanakan,
supaya tujuan pendidikan sekolah tercapai. Didalam kelas terdapat proses belajar
yang dilakukan siswa meliputi antara lain proses belajar di kelas, proses mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru, ulangan harian serta absensi kehadiran siswa,
kegiatan laboratorium, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester
(UAS) khusus untuk kelas XII sekolah mengadakan try-out sebelum menghadapi
Ujian Nasional. Dalam satu tahun ajaran, siswa menempuh dua semester. Setelah
siswa melaksanakan proses belajar selama satu semester, siswa akan mengikuti Ujian
Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), demikian pula pada
semester berikutnya.
Apabila siswa telah mengikuti proses belajar selama dua tahun, maka pada
akhir semester 2 kelas XI, siswa akan dipisahkan ke dalam kejurusan yang berbeda,
ada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dengan beberapa mata pelajaran yang berbeda, diantaranya untuk bidang jurusan IPA
terdapat mata pelajaran biologi, fisika, dan kimia sedangkan untuk bidang jurusan
IPS terdapat mata pelajaran ekonomi, sosiologi, dan tata negara. Kriteria penentuan
3
Universitas Kristen Maranatha
ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam buku Panduan
Penyusunan Laporan Hasil Belajar Perserta Didik berdasarkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2007 (Pikiran Rakyat, 15 September 2008).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling (BK) SMA”X”, penentuan program studi dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat belajar pada
program studi yang sesuai dengan minat dan potensinya, sehingga diharapkan siswa
dapat lebih mengembangkan potensinya untuk mencapai prestasi yang optimal.
Ketika siswa memasuki akhir tahun ketiga (kelas XII SMA), siswa tersebut
akan dihadapkan dengan Ujian Nasional (UN) yang harus mereka hadapi jika ingin
lulus dari sekolah dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Soal-soal yang akan
diujikan tergantung dengan materi yang diajarkan pada bidang kejurusannya
masing-masing yang digabungkan dengan pelajaran dari kelas X dan XI. Berdasarkan artikel
yang diperoleh dari www.surya.co.id, Ujian Nasional dilaksanakan oleh pemerintah
khususnya Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dengan tujuan untuk
mengevaluasi sejauh mana kualitas siswa dalam memahami pelajaran yang telah
diajarkan selama bersekolah di suatu tingkatan pendidikan. Ujian Nasional
merupakan ujian yang rutin diadakan secara serentak di seluruh Indonesia, yang akan
menentukan apakah siswa yang bersangkutan dinyatakan lulus dari bangku sekolah
atau tidak serta untuk dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Ujian Nasional yang diselenggarakan dapat berubah-ubah sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah, baik dalam soal-soalnya, jumlah pelajaran yang
4
Universitas Kristen Maranatha
Penyelenggara Ujian Nasional dan perumusan standar kelulusan diatur oleh
Badan Sensor Nasional Pendidikan (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional, yang
merupakan lembaga mandiri, independen, dan profesional yang ditugaskan untuk
mengembangkan standar pendidikan nasional demi perbaikan mutu pendidikan
nasional, terutama untuk meningkatkan kemampuan teknologi siswa. Pada tahun
akademik 2009/2010 ini, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui
Permendiknas no 33 tahun 2007 pasal 5 menetapkan bahwa Ujian Nasional yang
diselenggarakan ditambah menjadi enam mata pelajaran, berbeda dari tahun-tahun
sebelumnya yang hanya tiga mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika atau Ekonomi. Namun Ujian Nasional tahun 2009/2010 ini untuk jurusan
IPA akan ditambah Fisika, Biologi dan Kimia sedangkan untuk jurusan IPS akan
ditambah dengan Matematika dasar, Geografi dan Sosiologi.
Dalam kebijakan pemerintahan yang baru ditetapkan bahwa siswa akan
dinyatakan lulus jika memenuhi kriteria memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk
seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 serta
memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata pelajaran
lainnya minimal 6,00 (BSNP). Penambahan mata pelajaran ini diakui oleh ketua
BSNP dan wakil ketua komisi X (Komisi Pendidikan) akan memperberat siswa, dan
dikhawatirkan akan menambah jumlah siswa yang tidak lulus. Dari data yang
diperoleh, pada Ujian Nasional tahun ajaran 2009/2010 diketahui sebanyak persen
20,96 % untuk siswa SMA yang tidak lulus Ujian Nasional dan 22,58% dari Sekolah
5
Universitas Kristen Maranatha
Siswa juga dibebankan dengan semakin padatnya kegiatan belajar mengajar
seperti penambahan waktu belajar di sekolah dan diberikan bimbingan belajar untuk
semua mata pelajaran yang akan diujiankan. Siswa menjalankan bimbingan belajar
yang diadakan oleh sekolah selama 4-5 bulan dengan tujuan agar siswa terlatih dalam
menyelesaikan berbagai bentuk soal. Tak hanya mengikuti bimbingan belajar di
sekolah, siswa pun mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah untuk lebih
mempersiapkan diri siswa untuk menghadapi Ujian Nasional, bertambah banyaknya
ulangan harian dan tugas yang diberikan guru, dan try-out.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa-siswa
diperoleh pula informasi mengenai kesulitan dan hambatan dalam menghadapi ujian
nasional, yaitu seluruh siswa mengatakan bahwa dengan bertambahnya mata
pelajaran yang diujiankan dan standar kelulusan yang semakin naik membuat mereka
merasa takut dan kurang yakin dengan kemampuannya untuk bisa lulus ujian,
banyaknya materi yang harus dihafalkan serta membahas soal-soal ujian setiap
harinya, selain itu juga waktu belajar mereka juga dipadatkan dikarenakan jadwal
ujian dimajukan dari rencana sebelumnya. Mereka juga merasa kurang yakin dengan
pelajaran tambahan yang diberikan oleh sekolah agar dapat meningkatkan
kemampuannya menghadapi ujian dengan mudah. Siswa merasa bahwa pelajaran
tambahan yang diberikan justru membebani dirinya dan membuatnya merasa cemas
karena harus menghafalkan lebih banyak materi pelajaran sehingga merasa
kewalahan dengan pelajaran tambahan tersebut, serta merasa bahwa dengan ada atau
6
Universitas Kristen Maranatha
bertambah baik justru malah membebani dirinya dan menjadi tidak yakin dapat
menghadapi ujian.
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa SMA yang akan
menghadapi Ujian Nasional mengalami cukup hambatan, sehingga selain dibutuhkan
usaha untuk mempersiapkan diri juga dibutuhkan keyakinan akan kemampuan yang
dimiliki. Keyakinan (belief) seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki dalam
mengatur sumber–sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang (Bandura,2002). Keyakinan dan
kemampuan diri ini akan mempengaruhi bagaimana mereka bertingkah laku dalam
menjalani proses belajarnya dalam menghadapi ujian nasional. keyakinan ini terlihat
melalui beberapa hal yaitu pilihannya untuk belajar di kelas, usahanya yang
dikeluarkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, berapa lama waktu yang
dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada hambatan atau
rintangan untuk mencapai nilai yang baik serta bagaimana penghayatan perasaan
yang dimiliki siswa terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapinya.
Siswa dengan self-efficacy belief yang tinggi memandang ujian nasional
sebagai suatu tantangan yang harus dikuasai dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu
yang harus dihindari. Mereka memilih untuk menetapkan target yang tinggi dalam
menghadapi ujian dan berkomitmen dalam mencapainya. Mereka akan yakin dapat
mempertahankan dan mengerahkan usaha yang lebih besar ketika menghadapi
kegagalan, memandang kegagalan sebagai kurangnya usaha yang dilakukan atau
7
Universitas Kristen Maranatha
keyakinan itu memungkinkan siswa untuk mendapat hasil yang optimal dan yakin
dapat mengendalikan stres dan depresi ketika menghadapi kegagalan.
Sebaliknya siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah memandang
ujian nasional sebagai sesuatu yang menakutkan dan merupakan ancaman terhadap
diri mereka. Ketika mereka berhadapan dengan kesulitan maka mereka terpaku pada
kelemahan-kelemahan mereka. Siswa menurukan usahanya dan cepat menyerah
dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat bangkit dari kegagalan karena mereka
melihat performa yang kurang sebagai kemampuan yang tidak mencukupi, hanya
dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan keyakinan mengenai
kemampuannya, dan juga kurang yakin dapat mengendalikan stres dan depresi ketika
menghadapi kegagalan sehingga hasil yang dicapai tidak optimal.
Berdasarkan hasil survey awal terhadap 20 orang siswa kelas XII di SMA
“X”, diperoleh 65% siswa yang meyakini kemampuannya untuk dapat lulus ujian
nasional. Mereka yakin lulus ujian dengan nilai yang tinggi, untuk mencapai tujuan
tersebut mereka yakin mampu menentukan cara atau metode belajar yang efektif bagi
mereka. Dengan demikian, mereka berhasil menyelesaikan soal-soal dalam ujian.
Siswa juga mengakui bahwa keberhasilan akan mereka dapatkan jika mereka
mengerahkan usaha yang lebih besar dan tidak mudah putus asa. Selain itu mereka
juga memiliki prestasi yang baik saat dikelas satu dan dua, tidak jarang mereka
memenangkan kompetensi baik yang bersifat akademis maupun non akademis.
Pengalaman keberhasilan ini menumbuhkan keyakinan dirinya untuk dapat mencapai
8
Universitas Kristen Maranatha
kesulitan dalam pencapaian tujuannya lulus ujian nasional, serta mereka juga dapat
menghayati secara positif setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapinya sebagai
sesuatu yang harus diselesaikan.
Sedangkan 35% siswa kurang meyakini kemampuannya untuk dapat lulus
ujian nasional. Mereka kurang yakin dapat lulus ujian dengan nilai yang tinggi, untuk
mencapai tujuan tersebut mereka kurang mampu dapat menentukan cara atau metode
belajar yang efektif bagi mereka, terkadang mereka belajar dekat-dekat ujian. Jika
siswa memperoleh nilai yang rendah mereka akan mudah putus asa dan kurang
mampu mengerahkan usaha yang lebih besar, mereka kurang mampu mengerjakan
soal-soal ujian tahun lalu yang dapat membuat mereka akan dapat lulus. Mereka juga
kurang yakin dapat bertahan jika mengalami kesulitan dalam pencapaian tujuannya
untuk lulus ujian nasional, begitu juga dalam hal penghayatan perasaan siswa juga
kurang yakin dapat mengatasi kecemasan pada dirinya saat mengalami hambatan.
Berdasarkan hasil data tampak bahwa terdapat derajat self-efficacy belief yang
berbeda-beda pada siswa kelas XII maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA
“X” Bekasi.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti seberapa besar
9
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA “X” Bekasi.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui derajat Sef-Efficacy belief
siswa kelas XII SMA “X” di Bekasi untuk lulus Ujian Nasional berdasarkan aspek-aspek self-efficacy belief, yaitu aspek-aspek menentukan pilihan, seberapa besar usaha
dikerahkan untuk mencapai goal, lamanya daya tahan ketika menghadapi hambatan
dan kegagalan, dan penghayatan perasaan pada siswa.
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoretis
1. Sebagai masukan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan dalam
hal self-efficacy belief pada siswa SMA.
2. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian
10
Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan praktis
Sebagai masukan bagi Siswa SMA kelas XII SMA”X” Bekasi mengenai
derajat self-efficacy mereka, sehingga dapat menjadi bahan untuk pengenalan
diri, dan bagi siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah agar dapat
meningkatkan self-efficacy-nya.
2. Sebagai masukan bagi staf pengajar di SMA “X” Bekasi mengenai
efficacy pada siswa serta faktor-faktor yang menunjang peningkatan
self-efficacy sehingga dapat membantu siswa untuk persiapan diri yang lebih
matang sehubung dengan Ujian Nasional.
3. Sebagai masukan bagi orang tua siswa yang memiliki anak yang akan
menghadapi Ujian Nasional agar dapat membantu mereka meningkatkan
self-efficacynya.
1.5 Kerangka pemikiran
Siswa SMA”X” di kota Bekasi berada pada masa remaja, yang tugas-tugas
perkembangannya adalah membentuk identitas diri, mengambil keputusan tentang
hal-hal yang berkaitan dengan masa depannya, melakukan penalaran deduktif
hipotesis, yaitu siswa memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis
atau dugaan terbaik mengenai pola mana yang diterapkan dalam pemecahan masalah.
Mereka juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah atau tantangan yang mereka
11
Universitas Kristen Maranatha
hambatan atau tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bidang pendidikan adalah
Ujian Nasional, yang harus mereka hadapi setiap tingkat akhir sekolah sebagai sarana
untuk lulus dari bangku sekolah. Mereka juga dihadapkan pada berbagai kesulitan
dalam mengatasi tantangan tersebut, seperti kondisi fisik siswa yang kurang baik,
perasaan malas, perasaan tidak yakin, kurangnya pemahaman pada materi, kurangnya
persiapan belajar, kenaikan standar kelulusan, dan berbagai hambatan lainnya. Salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengatasi hambatan dan
kesulitan tersebut adalah self-efficacy belief (Bandura,2002).
Menurut Bandura (2002), self-efficacy belief dapat mempengaruhi academic
performance seseorang. Keyakinan siswa mengenai kemampuannya dalam
menguasai aktivitas akademis akan mempengaruhi aspirasi mereka, tingkat
ketertarikan terhadap bidang akademis dan performace akademis siswa. Self-efficacy
belief yang dihayati siswa tidak berkaitan dengan seberapa banyak keterampilan yang
dimiliki untuk menyelesaikan suatu kegiatan, namun berkaitan dengan keyakinan
siswa bahwa dengan keterampilan yang mereka miliki, mereka mampu berhasil
mencapai prestasi akademis yang optimal. Self-efficacy belief merupakan keyakinan
seseorang terhadap kemampuan untuk mengintegrasi dan melaksanakan arah-arah
tindakannya yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif
(Bandura, 2002). Self-efficacy belief siswa dibentuk melalui empat sumber informasi
yang relevan dalam menilai kemampuan siswa (personal capability). Empat sumber
12
Universitas Kristen Maranatha physiological and affective states (Bandura, 2002) dan diproses melalui proses
kognitif.
Mastery experiences, yaitu pengalaman keberhasilan maupun kegagalan
dalam menguasai keterampilan atau mata pelajaran tertentu. Siswa yang sering
mengalami keberhasilan akan mempunyai self-efficacy belief tinggi, sedangkan siswa
yang sering mengalami kegagalan akan mempunyai self-efficacy belief yang rendah.
Misalnya siswa sering berhasil dalam mata pelajaran matematika (mendapatkan nilai
yang tinggi) maka siswa akan memiliki keyakinan pada dirinya bahwa ia akan
berhasil juga pada ujian nasional. Pada siswa yang sering mengalami kegagalan,
seperti mendapatkan nilai yang rendah pada salah satu mata pelajaran, maka siswa
tersebut akan memiliki self-efficacy belief rendah terutama jika kegagalan terjadi
sebelum siswa membentuk self-efficacy belief-nya dengan mantap sehingga mereka
kurang yakin pada kemampuan yang dimilikinya. Semakin sering siswa mengalami
pengalaman keberhasilan maka siswa akan memiliki self-efficacy belief
tinggi,sedangkan semakin sering siswa mengalami pengalaman kegagalan maka
siswa memiliki self-efficacy belief yang rendah.
Vicarious experiences, yaitu pengalaman keberhasilan maupun kegagalan
yang diamati siswa dari orang lain sebagai model, misalnya teman sebaya. Jika siswa
yang mengamati teman dengan latar belakang kemampuan yang kurang lebih serupa
dengannya sering berhasil mendapatkan nilai yang tinggi, maka siswa akan juga
yakin mampu berhasil, sedangkan bila mengamati teman yang memiliki kompetensi
13
Universitas Kristen Maranatha
besar, akan membuat siswa kurang yakin terhadap kemampuan yang dimiliki untuk
dapat mencapai nilai yang tinggi saat ujian. Semakin sering siswa mengamati
pengalaman keberhasilan dari orang-orang yang signifikan akan memiliki
self-efficacy belief tinggi, sedangkan semakin sering siswa mengamati pengalaman
kegagalan dari orang-orang yang signifikan maka siswa tersebut akan memiliki
self-efficacy belief rendah.
Verbal persuasions, yaitu ucapan berupa pujian, kritik, dorongan dari teman,
guru, dan anggota keluarga, yang dapat menguatkan maupun melemahkan keyakinan
bahwa siswa memiliki hal–hal yang dibutuhkan untuk berhasil. Misalnya guru ataupun orang tua sering memberikan dorongan atau pujian jika mereka mempunyai
kemampuan untuk mendapat nilai yang tinggi pada saat ulangan atau try-out UN,
maka siswa tersebut akan meningkat self-efficacy belief sehingga siswa merasa yakin
akan kemampuannya untuk dapat lulus ujian. Sebaliknya, jika persuasi yang
diberikan adalah berupa kritikan, maka siswa akan merasa kurang yakin terhadap
kemampuan yang dimilikinya untuk dapat lulus ujian nasional dengan nilai yang
tinggi. Semakin sering siswa dipersuasi positif secara verbal atas keberhasilan yang
dialaminya maka siswa akan memiliki self-efficacy belief tinggi sedangkan semakin
sering dipersuasi negatif secara verbal atas kegagalan yang dialaminya dapat
menurunkan self-efficacy belief.
Physiological and affective states, yaitu penghayatan siswa tentang keadaan
fisik, reaksi stres dan kondisi emosional. Siswa yang menghayati bahwa dalam
14
Universitas Kristen Maranatha
negatif (lelah dan mengantuk) dan emosional yang negatif (cemas,stres) dan tidak
mampu mengatasinya maka siswa tersebut memiliki self-efficacy belief yang rendah
daripada siswa yang mengerjakan soal-soal try out UN tidak mengalami reaksi
fisiologis dan emosional yang negatif. Semakin sering siswa mengalami kondisi fisik
yang positif (tenang) dan reaksi emosional yang positif (optimistik) pada saat
mengerjakan suatu tugas akademik, maka akan memiliki self-efficacy belief yang
tinggi dan semakin sering siswa mengalami kondisi fisik yang negatif
(lelah,mengantuk) dan reaksi emosional yang negatif (cemas,kecewa,stres) pada saat
mengerjakan suatu tugas akademik maka akan memiliki self-efficacy belief yang
rendah.
Keempat sumber efficacy belief ini akan mempengaruhi derajat
self-efficacy belief yang bervariasi di antara siswa. Derajat self-self-efficacy belief ini
ditunjukkan melalui keyakinan siswa terhadap kemampuan menentukan goal,
kemampuan mengeluarkan usaha mencapai goal, kemampuan bertahan ketika
menghadapi hambatan dan kegagalan, dan kemampuan dalam mengatasi rasa stres
dan depresi ketika menghadapi kesulitan. Aspek yang pertama yaitu menentukan
pilihan, siswa yang menunjukkan self-efficacy belief yang tinggi yakin dapat
menentukan pilihan yang menantang dan yakin untuk berkomitmen terhadap
pilihannya tersebut. Siswa merasa yakin dapat menentukan jadwal belajar yang sesuai
sebagai persiapan ujian, dan ketika menghadapi ujian mereka yakin dapat
mengerjakannya sendiri tanpa harus melihat hasil temannya. Sebaliknya siswa yang
15
Universitas Kristen Maranatha
menentukan pilihan yang menantang dan komitmen yang lemah terhadap pilihan
yang telah mereka tetapkan.
Aspek yang kedua yaitu keyakinan dalam usaha yang dikerahkan untuk
mencapai tujuan, dan saat mengalami kegagalan. Jika siswa yang self-efficacy belief
tinggi mendapatkan tugas yang sulit, maka mereka yakin dapat tetap berusaha untuk
bisa menyelesaikannya dengan baik, sebaliknya siswa yang memiliki self-efficacy
belief yang rendah kurang yakin mampu menyelesaikannya dan terpaku pada
kelemahan-kelemahannya. Mereka kurang yakin dapat bangkit dari kegagalan karena
melihat hasil belajar yang diperolehnya kurang memuaskan sebagai kemampuan yang
tidak mencukupi, hanya dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan
keyakinan mengenai kemampuannya.
Aspek yang ketiga yaitu keyakinan akan daya tahan saat menghadapi
hambatan, siswa yang memiliki self-efficacy belief yang tinggi akan yakin dapat
bertahan menghadapi kesulitan dan menyelesaikannya hingga selesai. Ketika mereka
mendapat tugas yang sulit atau soal ujian yang sulit maka siswa tersebut akan yakin
tetap mampu bertahan menyelesaikan dan menghadapi kesulitan tersebut, mereka
yakin mampu tetap hadir di sekolah atau bimbingan belajar meskipun dalam keadaan
sakit. Sedangkan siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah menjadikan
kesulitan sebagai hambatan yang melemahkan, dan kurang yakin dapat bertahan lama
saat menghadapi kesulitan. Ketika seorang siswa mendapat soal yang sulit maka
siswa tersebut akan cenderung tidak yakin dapat bertahan untuk tetap
16
Universitas Kristen Maranatha
Sehubungan dengan aspek terakhir yaitu penghayatan perasaan, siswa kelas
XII yang yakin akan kemampuannya dalam mengatasi stres ketika mengalami
hambatan, yakin tidak akan mudah merasa cemas, perasaan muram, dan stres. Jika
siswa yakin dapat berhasil mengatur perasaannya dalam mengatasi stres ketika
mengalami hambatan, maka di kemudian hari siswa membentuk keyakinan bahwa
dirinya dapat mengatur perasaannya sehingga dapat meningkatkan self-efficacy
belief-nya. Sebaliknya, siswa kelas XII yang kurang yakin akan kemampuannya
mengatasi stres ketika mengalami hambatan, akan mudah merasa stres karena
berpikir bahwa dirinya kurang yakin mampu mengatasi kesulitan tersebut. Dengan
demikian siswa menjadi gagal mengatasi stres sehingga di kemudian hari akan
menurunkan self-efficacy belief siswa. Keempat aspek self-efficacy belief ini akan
membentuk derajat self-efficacy belief yang bervariasi di antara siswa. Untuk lebih
17
Universitas Kristen Maranatha
Bagan 1.1 Skema kerangka pikir
18
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi
1. Derajat Self Efficacy belief yang dihayati setiap siswa kelas XII SMA “X”
Bekasi mencakup 4 aspek, yaitu pilihan yang dibuat, besarnya usaha yang
dikeluarkan, berapa lama dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan dan
kegagalan serta penghayatan perasaannya.
2. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy tinggi jika siswa yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang, yakin
dapat mengerahkankan usaha yang optimal, yakin dapat bertahan ketika
menghadapi hambatan, dan kegagalan serta yakin dapat mengatasi stres serta
kecemasan.
3. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy rendah jika siswa tidak yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang,
tidak yakin dapat mengerahkan usaha yang optimal, tidak yakin dapat
bertahan ketika menghadapi hambatan dan kegagalan serta tidak yakin dapat
mengatasi stres serta kecemasa.
4. Mastery experiences, vicarious experience, verbal persuasion, dan
physiological and affective states merupakan sumber-sumber yang
66 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sebagian besar (70%) Siswa kelas XII SMA yang menghadapi ujian nasional
mempunyai Self-efficacy pada derajat tinggi dan sisanya (30%) siswa kelas XII
SMA memiliki self-efficacy rendah.
2. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy tinggi memiliki keyakinan yang
tinggi dalam menentukan pilihan, usaha untuk mencapai goal, daya tahan dalam
menghadapi rintangan dan kemampuan mengendalikan stres dan depresi.
3. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy rendah memiliki keyakinan
yang rendah terkait dengan kemampuan menetukan pilihan, usaha, daya tahan
saat menghadapi rintangan dan keyakinan yang rendah dalam penghayatan.
4. Sumber-sumber self-efficacy yang menunjukan adanya kecenderungan keterkaitan
dengan self-efficacy
yaitu :
- Mastery experience ( pengalaman keberhasilan dan pengalaman kegagalan )
- Vicarious experience (penghayatan keberhasilan tokoh yang signifikan bagi
siswa)
67
Universitas Kristen Maranatha
5. Sumber self-efficacy belief yang kurang memiliki keterkaitan dengan self-efficacy
belief yaitu:
- Vicarious experience (penghayatan kegagalan panutan bagi siswa)
- Verbal persuation (pengaruh kritikan terhadap siswa)
- Physiological and affective states ( kondisi fisik dan suasana hati).
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran
yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini:
5.2.1. Penelitian Lanjutan
Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai
perbandingan mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa
SMA kelas XII berdasarkan gender di SMA “X” Bekasi.
5.2.2. Guna Laksana
1. Bagi siswa SMA kelas XII di Bekasi diharapkan dapat menyadari pentingnya
memiliki self-efficacy belief yang tinggi dalam menghadapi Ujian Nasional. Oleh
karena itu diharapkan siswa dapat meningkatkan self-efficacy belief melalui
keempat sumber self-efficacy belief agar mencapai prestasi yang optimal.
2. Bagi guru pengajar kelas XII di SMA “X” Bekasi diharapkan dapat menyadari
68
Universitas Kristen Maranatha
dapat memberikan dorongan atau pujian kepada siswa dalam rangka
meningkatkan self-efficacy belief.
3. Bagi Sekolah bekerja sama dengan institusi tertentu agar dapat memberikan
70 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, Albert. 1997. Self-efficacy - The Exercise of Control, New York: W.H.
Freeman and Company.
Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo.
Santrock, John W.2003. Adolescence : Perkembangan Remaja, edisi keenam,
Jakarta: Erlangga.
______________,2002. Life Span Development – Perkembangan Masa Hidup
Jilid2, terjemahan Juda Damanik, Ahmad Chusairi, Jakarta : Erlangga.
Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta :
PT. Gramedia Utama.
Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology, edisi keenam. The
71 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR RUJUKAN
Aryamanda, Anindita. 2001. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat
Self-Efficacy Pada Mahasiswa/I Psikologi yang sedang Menyusun Skripsi Pada Universitas “X ”di Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Dian, Permata. 2010. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat SelfEfficacy
-Pada Mahasiswa Dual Degree di Universitas”X” kota Bandung.
Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
Pikiran Rakyat, 15 September 2008.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.75 Pasal 20 tahun
2009. Standar Kelulusan Ujian Nasional SMA 2009/2010.
Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional.
http://www.des.emory.edu?mfp/self-efficacy.html#info.
http://www.google.com/UN2010/Ujian Nasional.htm.
http://www.indonesia.go.id/daftar kelulusan..htm