• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN) pada Siswa SMA Kelas XII di SMA "X" Bekasi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN) pada Siswa SMA Kelas XII di SMA "X" Bekasi."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ii

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif mengenai Self-efficacy belief Untuk Lulus

Ujian Nasional (UN) pada Siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi. Penelitian tersebut

dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran derajat Self-Efficacy belief

pada siswa SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi yang mengikuti Ujian Nasional untuk

lulus Ujian Nasional.

Self-efficacy adalah keyakinan (belief) siswa terhadap kemampuannya dalam

mengorganisir dan melaksanakan arah-arah tindakan yang dibutuhkan untuk dapat lulus

Ujian Nasional. Keyakinan dan kemampuan diri ini akan mempengaruhi bagaimana

mereka bertingkah laku, terlihat melalui pilihannya untuk belajar di kelas, usahanya

yang dikeluarkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, berapa lama waktu yang

dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada hambatan atau rintangan

untuk mencapai nilai yang baik serta bagaimana penghayatan perasaan yang dimiliki

siswa terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapinya.

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian

deskriptif dengan teknik survey. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang Siswa

SMA kelas XII di SMA “X” Bekasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini

berupa kuesioner Self-Efficacy yang terdiri dari 38 item yang disusun oleh peneliti

berdasarkan teori Self-Efficacy dari Bandura (2002). Berdasarkan uji validitas diperoleh

hasil berkisar antara 0,30 –0,71. Sedangkan reliabilitas diperoleh 0,82.

Berdasarkan pengolahan data, maka didapat hasil sebagian besar 70% siswa

(2)

self-Universitas Kristen Maranatha

iii

efficacy yang rendah. Kesimpulan yang diperoleh adalah persentase siswa SMA kelas

XII yang merasa yakin akan kemampuannya untuk lulus ujian nasional lebih besar

daripada persentase siswa yang merasa tidak yakin akan kemempuannya untuk lulus

ujian nasional.

Peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian mengenai Studi

Perbandingan mengenai Self-efficacy belief Untuk Lulus Ujian Nasional (UN)

(3)

Universitas Kristen Maranatha

Daftar Tabel dan Bagan... ... viii

Daftar Lampiran... ...ix

Bab I. PENDAHULUAN ……….………… ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……….………... 1

1.2 Identifikasi Masalah ……….…... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……… ...8

1.3.1 Maksud Penelitian... ... 8

1.3.2 Tujuan Penelitian... ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ………... 9

1.4.1 Kegunaan teoretis...9

1.4.2 Kegunaan praktis... ...9

1.5 Kerangka Pemikiran ……… ...10

1.6 Asumsi ……….…… ... 17

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA ………... 18

2.1 Self-Efficacy ………...18

(4)

Universitas Kristen Maranatha

v

2.1.2 Sumber-Sumber Self-Efficacy belief ………. 20

2.1.3 Pemprosesan Secara Kognitif………... 25

2.1.4 Proses–proses utama Self-Efficacy belief ……..……….. 26

2.1.5 Manfaat Adaptif dari Self-efficacy belief yang Optimistik………… 37

2.1.6 Self-efficacy belief dan Remaja...40

2.2 Masa Remaja ……….………. 41

2.2.1 Pengertian Masa Remaja... 41

2.2.2 Proses Perkembangan Kognitif Remaja... ………. 42

2.2.2 Proses Perkembangan Fisik Remaja... 43

Bab III METODOLOGI PENELITIAN ………... 47

3.1 Rancangan Penelitian ……….…….……….47 3.2 Bagan Rancangan Penelitian………47

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….……… 48

3.3.1 Variabel Penelitian ………..……….48

3.3.2 Definisi Operasional... ………48

3.4 Alat Ukur ………..…...………...49

3.4.1 Alat Ukur Self-Efficacy belief………….……...………..49

3.4.2 Prosedur Pengisian ………...52

3.4.3 Sistem Penilaian ………..………...52

3.4.4 Kriteria Penilaian Self-Efficacy ………... 53

3.4.5 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang ……... 54

3.4.6 Uji Coba Alat Ukur ………... 54

(5)

Universitas Kristen Maranatha

vi

3.4.6.2 Reliabilitas Al at Ukur ………... 55

3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel …………... 56

3.5.1 Popu lasi Sasaran ………..……… ... 56

3.5.2 Karakteristik Populasi ………...…………... 56

3.6 Teknik Anal isis Data ………..………...56

BAB IV HASIL DAN PENELITIAN... 57

4.1 Gambaran responden... 57

4.2 Hasil penelitian... 58

4.3 Pembahasan...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...……... 66

5.1 Kesimpulan... 66

5.2 Saran... ……... 68

5.2.1 Penelitian Lanjutan... ………... 68

5.2.2 Guna Laksana... ……… 69

DAFTAR PUSTAKA……… 70

DAFTAR RUJUKAN………... 71

(6)

Universitas Kristen Maranatha

vii

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Bagan 1.1 Skema kerangka pikir ... 16

Bagan 3.1 Skema rancangan penelitian... 47

Tabel 3.1 Aspek, indikator, item... 49

Tabel 3.4 Skor Jawaban... 53

Tabel 4.1 Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin... 57

Tabel 4.2 Gambaran responden berdasarkan usia...57

Tabel 4.3 Derajat Self-efficacy... 58

Tabel 4.4 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...58

Tabel 4.5 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...59

Tabel 4.6 Tabulasi silang antara derajat Self-efficacy dengan aspek …...59

(7)

Universitas Kristen Maranatha

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil perhitungan validitas dan reliabilitas kuesioner Self-efficacy

Lampiran 2 Alat ukur lengkap

Lampiran 3 Skor untuk kuesioner Self-efficacy

(8)
(9)
(10)

Lampiran 2

Kata Pengantar kuesioner

Kuesioner data Penunjang

(11)

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

sedang melakukan survey mengenai derajat self-efficacy untuk lulus Ujian Nasional pada

siswa SMA kelas XII .

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mengharapkan bantuan Anda sekalian

untuk mengisi kuesioner ini. Data yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi survey

yang dilakukan. Oleh karena itu, saya harapkan, agar Anda mengisi daftar pertanyaan ini

dengan sungguh-sungguh, sejujur-jujurnya dan sesuai dengan diri Anda. Semua hasil data

bersifat rahasia dan hanya akan dipergunakan untuk keperluan penelitian saja.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi Anda.

Bandung, Juni 2010

(12)

Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan mengenai pengalaman Saudara. Saudara

diharapkan menjawab pertanyaan dengan jujur dan terbuka sesuai dengan kenyataan

yang ada pada diri Saudara.

1. Apakah Saudara pernah mengalami keberhasilan?

a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Seberapa sering Saudara mengalami keberhasilan dalam belajar ?

a. Sering

b. Cukup sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

3. Apakah Saudara pernah mengalami kegagalan?

a. Pernah

b. Tidak pernah

4. Seberapa sering Saudara mengalami kegagalan dalam belajar ?

a. Sering

b. Cukup sering

c. Jarang

d. Tidak pernah

5. Keberhasilan teman membuat Saudara...

a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan ingin

(13)

b. Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang

dimiliki

c. Lain-lain (Tidak berpengaruh)

6. Kegagalan teman membuat Saudara :

a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki dan

tertantang untuk lebih berusaha

b. Menurunkan keyakinan diri dan tidak percaya diri pada kemampuan yang

dimiliki

c. Tidak berpengaruh

7. Apakah Saudara pernah mendapat pujian dari guru, orang tua, atau teman?

a. Pernah

b. Tidak pernah

8. Apakah Saudara pernah mendapat pujian dari guru, orang tua, atau teman?

a. Sering

b. Tidak sering

9. Pujian yang diberikan oleh guru, orang tua, maupun teman membuat Saudara:

a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki

b. Biasa saja dan tidak berpengaruh

10. Apakah Saudara pernah mendapat kritikan dari guru, orang tua, atau teman?

a. Sering

(14)

11. Kritikan yang diberikan oleh guru, orang tua, maupun teman membuat Saudara:

a. Meningkatkan keyakinan diri pada kemampuan yang dimiliki

b. Merasa malas untuk berusaha mencapai keberhasilan

c. Biasa saja dan tidak berpengaruh

12. Bagaimana Saudara menilai kondisi fisik Saudara selama belajar?

a. Cepat lelah dan mudah sakit

b. Segar dan sehat

c. Lain-lain...

12. Apakah suasana hati mempengaruhi keyakinan diri Saudara dalam mengikuti

kegiatan belajar?

a. Ya berpengaruh...

(15)

Petunjuk pengisian

Bacalah baik-baik pernyataan-pernyataan di bawah ini, kemudian tentukanlah

seberapa yakin Saudara mampu melaksanakan tiap tugas dalam pernyataan tersebut

dengan memberi tanda checklist (v) pada setiap kolom yang sesuai dengan derajat

keyakinan Saudara.

a. Pilihlah “SY ” jika Saudara Sangat Yakin mampu melakukan tugas tersebut b. Pilihlah ”Y ” jika Saudara Yakin mampu melakukan tugas tersebut

c. Pilihlah “KY ” jika Saudara Kurang Yakin mampu melakukan tugas tersebut

d. Pilihlah “TY ” jika Saudara Tidak Yakin mampu melakukan tugas tersebut

Contoh:

Pernyataan SY Y KY TY

1. Saya yakin dapat mengerjakan tugas dengan baik walaupun

sangat sulit

(16)

IDENTITAS

dahulu, sehingga dapat menyelesaikan seluruh soal ujian nasional.

2 Saya akan mempelajari soal-soal Ujian Nasional tahun-tahun

sebelumnya sebagai persiapan menghadapi Ujian Nasional.

3 Meskipun soal ujian yang diberikan sulit, saya mampu tetap berusaha

untuk dapat menyelesaikannya dengan baik.

4 Apabila ada soal yang sulit saat ujian nasional, saya tetap berusaha

mengerjakan sendiri, tanpa bekerja sama dengan teman.

5 Saya tetap mampu untuk menyelesaikan soal-soal yang sedang

dikerjakan sampai selesai meskipun sudah mulai merasa lelah.

6 Sebanyak apapun soal yang diberikan dan sulit, saya mampu terus

berusaha untuk menyelesaikan soalnya hingga selesai.

7 Saat mendapat soal yang sulit, saya mampu terus berusaha untuk

menyelesaikan soal-soal tersebut.

8 Saya tertantang untuk mencoba mengerjakan latihan soal-soal Ujian

Nasional tahun lalu.

9 Saya merasa lebih tenang apabila saya telah berlatih mengerjakan

latihan-latihan soal menjelang ujian nasional.

10 Saya dapat menentukan jadwal belajar yang sesuai sebagai persiapan

Ujian Nasional daripada bermain dengan teman-teman.

11 Saya dapat mengulang kembali apa yang telah dipelajari di kelas agar

dapat lebih memahami materi pelajaran buat menghadapi Ujian

Nasional.

12 Saya mampu mempergunakan waktu luang saya semaksimal mungkin

(17)

13 Saya mampu melaksanakan jadwal belajar dengan displin sebagai

persiapan Ujian Nasional.

14 Saya mampu berusaha meminta penjelasan kepada orang yang lebih

mengerti ketika mengalami kesulitan untuk memahami materi yang

sedang dipelajari.

15 Saya mampu belajar lebih giat dari biasanya agar dapat lulus Ujian

Nasional dengan nilai yang baik.

16 Saya berusaha untuk dapat bertahan dengan belajar yang giat,

sekalipun mengetahui bahwa standar kelulusan dinaikkan.

17 Saya mampu berusaha keras mengumpulkan bahan materi untuk ujian

nasional dengan lengkap (misalnya, dengan memfotokopi, atau

meminjam dari teman).

18 Saya optimis bahwa akan tetap berhasil mencapai standar kelulusan

Ujian Nasional meskipun ada kenaikan standar kelulusan.

19 Saya merasa tenang jika sudah mampu menguasai materi buat Ujian

Nasional dengan baik.

20 Saya merasa tenang jika sudah mampu menguasai materi untuk Ujian

Nasional dengan baik.

21 Saya dapat datang tepat waktu pada setiap jadwal bimbingan belajar

yang sudah ditetapkan.

22 Meskipun cuaca tidak mendukung, saya tetap mampu menghadiri

bimbingan belajar.

23 Saya dapat menghadiri bimbingan belajar meskipun teman-teman yang

lain bolos.

24 Saya akan berusaha untuk mengikuti bimbingan belajar dengan rutin

untuk membantu persiapan dalam menghadapi Ujian Nasional.

25 Saya dapat selalu memenuhi absensi kehadiran saya dengan tidak

memberi kesempatan kepada diri saya untuk membolos.

26 Walaupun sakit, jika masih dapat ditahan, saya mampu terus berusaha

(18)

belajar.

27 Saya dapat tetap mengikuti bimbingan belajar meskipun teman-teman

mengatakan bahwa pengajar berhalangan hadir.

28 Saya merasa tenang setelah mengikuti bimbingan belajar sejak jauh

hari sebelum ujian.

29 Saya merasa tidak nyaman apabila saya tidak masuk bimbingan

belajar untuk mata pelajaran yang cenderung membosankan

30 Saya mampu menepati rencana belajar dalam persiapan try out

meskipun gagal dalam try out sebelumnya.

31 Saya memilih belajar sejak jauh hari sebelum try out daripada

dekat-dekat hari ujian.

32 Saya akan belajar dengan giat ketika akan mengikuti try out sehingga

mendapatkan hasil yang baik.

33 Saya mampu untuk tetap mengikuti try out meskipun kondisi fisik saya

sedang kurang sehat.

34 Saya tetap belajar lebih giat meskipun tidak lulus dalam try out.

35 Saya tetap belajar dengan giat untuk try out meskipun try out hanya

simulasi dari ujian nasional.

36 Saya tetap bersemangat dalam belajar meskipun gagal dalam try out.

37 Saya merasa cemas jika materi yang dipelajari sulit untuk dipahami.

38 Saya tertantang untuk mengikuti try out yang diadakan karena hal

(19)

Lampiran 3

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)

Lampiran 4

(33)

CROSSTABS

Tabel IV.1 Tabulasi Silang Antara Keberhasilan dengan Derajat Self-efficacy

Tabel IV.2 Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan Derajat Self-efficacy

Tabel IV.3 Tabulasi Silang Antara Kegagalan dengan Derajat Self-efficacy

(34)

Tabel IV..4 Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan Derajat Self-efficay

Tabel IV.5 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Keberhasilan Tokoh yang Signifikan dengan

Derajat Self-efficacy

diri dan tidak percaya diri

(35)

Tabel IV.6 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Kegagalan Tokoh yang Signifikan dengan

Tabel IV.7 Tabulasi Silang Antara Pujian dengan Derajat Self-efficacy

Tabel IV.8 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Pujian dengan Derajat Self-efficacy

(36)

Tabel IV.9 Tabulasi Silang Antara Kritikan/Komentar Negatif dengan Derajat Self-efficacy

Tabel IV.10 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Kritikan dengan Derajat Self-efficacy

Tabel IV.11 Tabulasi Silang Antara Kondisi Fisik dengan Derajat Self-efficacy

(37)

Tabel IV.12 Tabulasi Silang Antara Pengaruh Suasana Hati dengan Derajat Self-efficacy

Derajat self-efficacy

Total

Tinggi Rendah

Suasana hati

Berpengaruh 33 18 51

64.7% 35.3% 100%

Tidak berpengaruh 9 0 9

(38)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu bidang kehidupan yang penting bagi setiap

negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengutamakan pentingnya

pendidikan, sehingga terus berusaha untuk memajukan kualitas pendidikan yang ada.

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa (Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional). Pendidikan

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan

pendidikan non-formal. Pendidikan informal dapat diperoleh seseorang melalui

keluarga dan lingkungan sekitar dan akan terus berlangsung sepanjang hidup. Jalur

pendidikan formal dapat diperoleh dengan mengenyam pendidikan di sekolah,

diantaranya pendidikan dasar, menengah, atas dan tinggi sedangkan pendidikan

non-formal dapat diperoleh individu melalui kursus-kursus seperti kursus bahasa inggris,

komputer, dan sebagainya.

Salah satu jenis pendidikan yang mendapat perhatian pemerintah adalah

pendidikan formal. Di Indonesia terdapat banyak sekolah dengan berbagai tingkatan,

(39)

2

Universitas Kristen Maranatha

Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hingga Perguruan

Tinggi.

Dalam penelitian ini yang ingin diteliti adalah tentang Sekolah Menengah

Atas (SMA) yang merupakan pendidikan tingkat lanjutan yang dimulai sejak kelas X

sampai kelas XII. Dalam menempuh pendidikan di sekolah, siswa mengikuti proses

belajar. Proses belajar merupakan sejumlah perubahan yang diatur dan direncanakan,

supaya tujuan pendidikan sekolah tercapai. Didalam kelas terdapat proses belajar

yang dilakukan siswa meliputi antara lain proses belajar di kelas, proses mengerjakan

tugas yang diberikan oleh guru, ulangan harian serta absensi kehadiran siswa,

kegiatan laboratorium, Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester

(UAS) khusus untuk kelas XII sekolah mengadakan try-out sebelum menghadapi

Ujian Nasional. Dalam satu tahun ajaran, siswa menempuh dua semester. Setelah

siswa melaksanakan proses belajar selama satu semester, siswa akan mengikuti Ujian

Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS), demikian pula pada

semester berikutnya.

Apabila siswa telah mengikuti proses belajar selama dua tahun, maka pada

akhir semester 2 kelas XI, siswa akan dipisahkan ke dalam kejurusan yang berbeda,

ada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

dengan beberapa mata pelajaran yang berbeda, diantaranya untuk bidang jurusan IPA

terdapat mata pelajaran biologi, fisika, dan kimia sedangkan untuk bidang jurusan

IPS terdapat mata pelajaran ekonomi, sosiologi, dan tata negara. Kriteria penentuan

(40)

3

Universitas Kristen Maranatha

ditetapkan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam buku Panduan

Penyusunan Laporan Hasil Belajar Perserta Didik berdasarkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) SMA 2007 (Pikiran Rakyat, 15 September 2008).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Bimbingan Konseling (BK) SMA”X”, penentuan program studi dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat belajar pada

program studi yang sesuai dengan minat dan potensinya, sehingga diharapkan siswa

dapat lebih mengembangkan potensinya untuk mencapai prestasi yang optimal.

Ketika siswa memasuki akhir tahun ketiga (kelas XII SMA), siswa tersebut

akan dihadapkan dengan Ujian Nasional (UN) yang harus mereka hadapi jika ingin

lulus dari sekolah dan melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Soal-soal yang akan

diujikan tergantung dengan materi yang diajarkan pada bidang kejurusannya

masing-masing yang digabungkan dengan pelajaran dari kelas X dan XI. Berdasarkan artikel

yang diperoleh dari www.surya.co.id, Ujian Nasional dilaksanakan oleh pemerintah

khususnya Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dengan tujuan untuk

mengevaluasi sejauh mana kualitas siswa dalam memahami pelajaran yang telah

diajarkan selama bersekolah di suatu tingkatan pendidikan. Ujian Nasional

merupakan ujian yang rutin diadakan secara serentak di seluruh Indonesia, yang akan

menentukan apakah siswa yang bersangkutan dinyatakan lulus dari bangku sekolah

atau tidak serta untuk dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Ujian Nasional yang diselenggarakan dapat berubah-ubah sesuai dengan kebijakan

yang ditetapkan oleh pemerintah, baik dalam soal-soalnya, jumlah pelajaran yang

(41)

4

Universitas Kristen Maranatha

Penyelenggara Ujian Nasional dan perumusan standar kelulusan diatur oleh

Badan Sensor Nasional Pendidikan (BSNP) Departemen Pendidikan Nasional, yang

merupakan lembaga mandiri, independen, dan profesional yang ditugaskan untuk

mengembangkan standar pendidikan nasional demi perbaikan mutu pendidikan

nasional, terutama untuk meningkatkan kemampuan teknologi siswa. Pada tahun

akademik 2009/2010 ini, Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui

Permendiknas no 33 tahun 2007 pasal 5 menetapkan bahwa Ujian Nasional yang

diselenggarakan ditambah menjadi enam mata pelajaran, berbeda dari tahun-tahun

sebelumnya yang hanya tiga mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,

Matematika atau Ekonomi. Namun Ujian Nasional tahun 2009/2010 ini untuk jurusan

IPA akan ditambah Fisika, Biologi dan Kimia sedangkan untuk jurusan IPS akan

ditambah dengan Matematika dasar, Geografi dan Sosiologi.

Dalam kebijakan pemerintahan yang baru ditetapkan bahwa siswa akan

dinyatakan lulus jika memenuhi kriteria memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk

seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan tidak ada nilai dibawah 4,25 serta

memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dan nilai mata pelajaran

lainnya minimal 6,00 (BSNP). Penambahan mata pelajaran ini diakui oleh ketua

BSNP dan wakil ketua komisi X (Komisi Pendidikan) akan memperberat siswa, dan

dikhawatirkan akan menambah jumlah siswa yang tidak lulus. Dari data yang

diperoleh, pada Ujian Nasional tahun ajaran 2009/2010 diketahui sebanyak persen

20,96 % untuk siswa SMA yang tidak lulus Ujian Nasional dan 22,58% dari Sekolah

(42)

5

Universitas Kristen Maranatha

Siswa juga dibebankan dengan semakin padatnya kegiatan belajar mengajar

seperti penambahan waktu belajar di sekolah dan diberikan bimbingan belajar untuk

semua mata pelajaran yang akan diujiankan. Siswa menjalankan bimbingan belajar

yang diadakan oleh sekolah selama 4-5 bulan dengan tujuan agar siswa terlatih dalam

menyelesaikan berbagai bentuk soal. Tak hanya mengikuti bimbingan belajar di

sekolah, siswa pun mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah untuk lebih

mempersiapkan diri siswa untuk menghadapi Ujian Nasional, bertambah banyaknya

ulangan harian dan tugas yang diberikan guru, dan try-out.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada siswa-siswa

diperoleh pula informasi mengenai kesulitan dan hambatan dalam menghadapi ujian

nasional, yaitu seluruh siswa mengatakan bahwa dengan bertambahnya mata

pelajaran yang diujiankan dan standar kelulusan yang semakin naik membuat mereka

merasa takut dan kurang yakin dengan kemampuannya untuk bisa lulus ujian,

banyaknya materi yang harus dihafalkan serta membahas soal-soal ujian setiap

harinya, selain itu juga waktu belajar mereka juga dipadatkan dikarenakan jadwal

ujian dimajukan dari rencana sebelumnya. Mereka juga merasa kurang yakin dengan

pelajaran tambahan yang diberikan oleh sekolah agar dapat meningkatkan

kemampuannya menghadapi ujian dengan mudah. Siswa merasa bahwa pelajaran

tambahan yang diberikan justru membebani dirinya dan membuatnya merasa cemas

karena harus menghafalkan lebih banyak materi pelajaran sehingga merasa

kewalahan dengan pelajaran tambahan tersebut, serta merasa bahwa dengan ada atau

(43)

6

Universitas Kristen Maranatha

bertambah baik justru malah membebani dirinya dan menjadi tidak yakin dapat

menghadapi ujian.

Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa SMA yang akan

menghadapi Ujian Nasional mengalami cukup hambatan, sehingga selain dibutuhkan

usaha untuk mempersiapkan diri juga dibutuhkan keyakinan akan kemampuan yang

dimiliki. Keyakinan (belief) seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki dalam

mengatur sumber–sumber dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang (Bandura,2002). Keyakinan dan

kemampuan diri ini akan mempengaruhi bagaimana mereka bertingkah laku dalam

menjalani proses belajarnya dalam menghadapi ujian nasional. keyakinan ini terlihat

melalui beberapa hal yaitu pilihannya untuk belajar di kelas, usahanya yang

dikeluarkannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan, berapa lama waktu yang

dibutuhkan siswa untuk dapat bertahan saat dihadapkan pada hambatan atau

rintangan untuk mencapai nilai yang baik serta bagaimana penghayatan perasaan

yang dimiliki siswa terhadap hambatan atau rintangan yang dihadapinya.

Siswa dengan self-efficacy belief yang tinggi memandang ujian nasional

sebagai suatu tantangan yang harus dikuasai dan bukan sebagai ancaman atau sesuatu

yang harus dihindari. Mereka memilih untuk menetapkan target yang tinggi dalam

menghadapi ujian dan berkomitmen dalam mencapainya. Mereka akan yakin dapat

mempertahankan dan mengerahkan usaha yang lebih besar ketika menghadapi

kegagalan, memandang kegagalan sebagai kurangnya usaha yang dilakukan atau

(44)

7

Universitas Kristen Maranatha

keyakinan itu memungkinkan siswa untuk mendapat hasil yang optimal dan yakin

dapat mengendalikan stres dan depresi ketika menghadapi kegagalan.

Sebaliknya siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah memandang

ujian nasional sebagai sesuatu yang menakutkan dan merupakan ancaman terhadap

diri mereka. Ketika mereka berhadapan dengan kesulitan maka mereka terpaku pada

kelemahan-kelemahan mereka. Siswa menurukan usahanya dan cepat menyerah

dalam menghadapi kesulitan. Mereka lambat bangkit dari kegagalan karena mereka

melihat performa yang kurang sebagai kemampuan yang tidak mencukupi, hanya

dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan keyakinan mengenai

kemampuannya, dan juga kurang yakin dapat mengendalikan stres dan depresi ketika

menghadapi kegagalan sehingga hasil yang dicapai tidak optimal.

Berdasarkan hasil survey awal terhadap 20 orang siswa kelas XII di SMA

“X”, diperoleh 65% siswa yang meyakini kemampuannya untuk dapat lulus ujian

nasional. Mereka yakin lulus ujian dengan nilai yang tinggi, untuk mencapai tujuan

tersebut mereka yakin mampu menentukan cara atau metode belajar yang efektif bagi

mereka. Dengan demikian, mereka berhasil menyelesaikan soal-soal dalam ujian.

Siswa juga mengakui bahwa keberhasilan akan mereka dapatkan jika mereka

mengerahkan usaha yang lebih besar dan tidak mudah putus asa. Selain itu mereka

juga memiliki prestasi yang baik saat dikelas satu dan dua, tidak jarang mereka

memenangkan kompetensi baik yang bersifat akademis maupun non akademis.

Pengalaman keberhasilan ini menumbuhkan keyakinan dirinya untuk dapat mencapai

(45)

8

Universitas Kristen Maranatha

kesulitan dalam pencapaian tujuannya lulus ujian nasional, serta mereka juga dapat

menghayati secara positif setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapinya sebagai

sesuatu yang harus diselesaikan.

Sedangkan 35% siswa kurang meyakini kemampuannya untuk dapat lulus

ujian nasional. Mereka kurang yakin dapat lulus ujian dengan nilai yang tinggi, untuk

mencapai tujuan tersebut mereka kurang mampu dapat menentukan cara atau metode

belajar yang efektif bagi mereka, terkadang mereka belajar dekat-dekat ujian. Jika

siswa memperoleh nilai yang rendah mereka akan mudah putus asa dan kurang

mampu mengerahkan usaha yang lebih besar, mereka kurang mampu mengerjakan

soal-soal ujian tahun lalu yang dapat membuat mereka akan dapat lulus. Mereka juga

kurang yakin dapat bertahan jika mengalami kesulitan dalam pencapaian tujuannya

untuk lulus ujian nasional, begitu juga dalam hal penghayatan perasaan siswa juga

kurang yakin dapat mengatasi kecemasan pada dirinya saat mengalami hambatan.

Berdasarkan hasil data tampak bahwa terdapat derajat self-efficacy belief yang

berbeda-beda pada siswa kelas XII maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA

“X” Bekasi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti seberapa besar

(46)

9

Universitas Kristen Maranatha 1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa kelas XII SMA “X” Bekasi.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui derajat Sef-Efficacy belief

siswa kelas XII SMA “X” di Bekasi untuk lulus Ujian Nasional berdasarkan aspek-aspek self-efficacy belief, yaitu aspek-aspek menentukan pilihan, seberapa besar usaha

dikerahkan untuk mencapai goal, lamanya daya tahan ketika menghadapi hambatan

dan kegagalan, dan penghayatan perasaan pada siswa.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan teoretis

1. Sebagai masukan bagi ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Pendidikan dalam

hal self-efficacy belief pada siswa SMA.

2. Sebagai masukan bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian

(47)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan praktis

Sebagai masukan bagi Siswa SMA kelas XII SMA”X” Bekasi mengenai

derajat self-efficacy mereka, sehingga dapat menjadi bahan untuk pengenalan

diri, dan bagi siswa yang memiliki self-efficacy yang rendah agar dapat

meningkatkan self-efficacy-nya.

2. Sebagai masukan bagi staf pengajar di SMA “X” Bekasi mengenai

efficacy pada siswa serta faktor-faktor yang menunjang peningkatan

self-efficacy sehingga dapat membantu siswa untuk persiapan diri yang lebih

matang sehubung dengan Ujian Nasional.

3. Sebagai masukan bagi orang tua siswa yang memiliki anak yang akan

menghadapi Ujian Nasional agar dapat membantu mereka meningkatkan

self-efficacynya.

1.5 Kerangka pemikiran

Siswa SMA”X” di kota Bekasi berada pada masa remaja, yang tugas-tugas

perkembangannya adalah membentuk identitas diri, mengambil keputusan tentang

hal-hal yang berkaitan dengan masa depannya, melakukan penalaran deduktif

hipotesis, yaitu siswa memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan hipotesis

atau dugaan terbaik mengenai pola mana yang diterapkan dalam pemecahan masalah.

Mereka juga diharapkan dapat menyelesaikan masalah atau tantangan yang mereka

(48)

11

Universitas Kristen Maranatha

hambatan atau tantangan yang dihadapi oleh siswa dalam bidang pendidikan adalah

Ujian Nasional, yang harus mereka hadapi setiap tingkat akhir sekolah sebagai sarana

untuk lulus dari bangku sekolah. Mereka juga dihadapkan pada berbagai kesulitan

dalam mengatasi tantangan tersebut, seperti kondisi fisik siswa yang kurang baik,

perasaan malas, perasaan tidak yakin, kurangnya pemahaman pada materi, kurangnya

persiapan belajar, kenaikan standar kelulusan, dan berbagai hambatan lainnya. Salah

satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengatasi hambatan dan

kesulitan tersebut adalah self-efficacy belief (Bandura,2002).

Menurut Bandura (2002), self-efficacy belief dapat mempengaruhi academic

performance seseorang. Keyakinan siswa mengenai kemampuannya dalam

menguasai aktivitas akademis akan mempengaruhi aspirasi mereka, tingkat

ketertarikan terhadap bidang akademis dan performace akademis siswa. Self-efficacy

belief yang dihayati siswa tidak berkaitan dengan seberapa banyak keterampilan yang

dimiliki untuk menyelesaikan suatu kegiatan, namun berkaitan dengan keyakinan

siswa bahwa dengan keterampilan yang mereka miliki, mereka mampu berhasil

mencapai prestasi akademis yang optimal. Self-efficacy belief merupakan keyakinan

seseorang terhadap kemampuan untuk mengintegrasi dan melaksanakan arah-arah

tindakannya yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang prospektif

(Bandura, 2002). Self-efficacy belief siswa dibentuk melalui empat sumber informasi

yang relevan dalam menilai kemampuan siswa (personal capability). Empat sumber

(49)

12

Universitas Kristen Maranatha physiological and affective states (Bandura, 2002) dan diproses melalui proses

kognitif.

Mastery experiences, yaitu pengalaman keberhasilan maupun kegagalan

dalam menguasai keterampilan atau mata pelajaran tertentu. Siswa yang sering

mengalami keberhasilan akan mempunyai self-efficacy belief tinggi, sedangkan siswa

yang sering mengalami kegagalan akan mempunyai self-efficacy belief yang rendah.

Misalnya siswa sering berhasil dalam mata pelajaran matematika (mendapatkan nilai

yang tinggi) maka siswa akan memiliki keyakinan pada dirinya bahwa ia akan

berhasil juga pada ujian nasional. Pada siswa yang sering mengalami kegagalan,

seperti mendapatkan nilai yang rendah pada salah satu mata pelajaran, maka siswa

tersebut akan memiliki self-efficacy belief rendah terutama jika kegagalan terjadi

sebelum siswa membentuk self-efficacy belief-nya dengan mantap sehingga mereka

kurang yakin pada kemampuan yang dimilikinya. Semakin sering siswa mengalami

pengalaman keberhasilan maka siswa akan memiliki self-efficacy belief

tinggi,sedangkan semakin sering siswa mengalami pengalaman kegagalan maka

siswa memiliki self-efficacy belief yang rendah.

Vicarious experiences, yaitu pengalaman keberhasilan maupun kegagalan

yang diamati siswa dari orang lain sebagai model, misalnya teman sebaya. Jika siswa

yang mengamati teman dengan latar belakang kemampuan yang kurang lebih serupa

dengannya sering berhasil mendapatkan nilai yang tinggi, maka siswa akan juga

yakin mampu berhasil, sedangkan bila mengamati teman yang memiliki kompetensi

(50)

13

Universitas Kristen Maranatha

besar, akan membuat siswa kurang yakin terhadap kemampuan yang dimiliki untuk

dapat mencapai nilai yang tinggi saat ujian. Semakin sering siswa mengamati

pengalaman keberhasilan dari orang-orang yang signifikan akan memiliki

self-efficacy belief tinggi, sedangkan semakin sering siswa mengamati pengalaman

kegagalan dari orang-orang yang signifikan maka siswa tersebut akan memiliki

self-efficacy belief rendah.

Verbal persuasions, yaitu ucapan berupa pujian, kritik, dorongan dari teman,

guru, dan anggota keluarga, yang dapat menguatkan maupun melemahkan keyakinan

bahwa siswa memiliki hal–hal yang dibutuhkan untuk berhasil. Misalnya guru ataupun orang tua sering memberikan dorongan atau pujian jika mereka mempunyai

kemampuan untuk mendapat nilai yang tinggi pada saat ulangan atau try-out UN,

maka siswa tersebut akan meningkat self-efficacy belief sehingga siswa merasa yakin

akan kemampuannya untuk dapat lulus ujian. Sebaliknya, jika persuasi yang

diberikan adalah berupa kritikan, maka siswa akan merasa kurang yakin terhadap

kemampuan yang dimilikinya untuk dapat lulus ujian nasional dengan nilai yang

tinggi. Semakin sering siswa dipersuasi positif secara verbal atas keberhasilan yang

dialaminya maka siswa akan memiliki self-efficacy belief tinggi sedangkan semakin

sering dipersuasi negatif secara verbal atas kegagalan yang dialaminya dapat

menurunkan self-efficacy belief.

Physiological and affective states, yaitu penghayatan siswa tentang keadaan

fisik, reaksi stres dan kondisi emosional. Siswa yang menghayati bahwa dalam

(51)

14

Universitas Kristen Maranatha

negatif (lelah dan mengantuk) dan emosional yang negatif (cemas,stres) dan tidak

mampu mengatasinya maka siswa tersebut memiliki self-efficacy belief yang rendah

daripada siswa yang mengerjakan soal-soal try out UN tidak mengalami reaksi

fisiologis dan emosional yang negatif. Semakin sering siswa mengalami kondisi fisik

yang positif (tenang) dan reaksi emosional yang positif (optimistik) pada saat

mengerjakan suatu tugas akademik, maka akan memiliki self-efficacy belief yang

tinggi dan semakin sering siswa mengalami kondisi fisik yang negatif

(lelah,mengantuk) dan reaksi emosional yang negatif (cemas,kecewa,stres) pada saat

mengerjakan suatu tugas akademik maka akan memiliki self-efficacy belief yang

rendah.

Keempat sumber efficacy belief ini akan mempengaruhi derajat

self-efficacy belief yang bervariasi di antara siswa. Derajat self-self-efficacy belief ini

ditunjukkan melalui keyakinan siswa terhadap kemampuan menentukan goal,

kemampuan mengeluarkan usaha mencapai goal, kemampuan bertahan ketika

menghadapi hambatan dan kegagalan, dan kemampuan dalam mengatasi rasa stres

dan depresi ketika menghadapi kesulitan. Aspek yang pertama yaitu menentukan

pilihan, siswa yang menunjukkan self-efficacy belief yang tinggi yakin dapat

menentukan pilihan yang menantang dan yakin untuk berkomitmen terhadap

pilihannya tersebut. Siswa merasa yakin dapat menentukan jadwal belajar yang sesuai

sebagai persiapan ujian, dan ketika menghadapi ujian mereka yakin dapat

mengerjakannya sendiri tanpa harus melihat hasil temannya. Sebaliknya siswa yang

(52)

15

Universitas Kristen Maranatha

menentukan pilihan yang menantang dan komitmen yang lemah terhadap pilihan

yang telah mereka tetapkan.

Aspek yang kedua yaitu keyakinan dalam usaha yang dikerahkan untuk

mencapai tujuan, dan saat mengalami kegagalan. Jika siswa yang self-efficacy belief

tinggi mendapatkan tugas yang sulit, maka mereka yakin dapat tetap berusaha untuk

bisa menyelesaikannya dengan baik, sebaliknya siswa yang memiliki self-efficacy

belief yang rendah kurang yakin mampu menyelesaikannya dan terpaku pada

kelemahan-kelemahannya. Mereka kurang yakin dapat bangkit dari kegagalan karena

melihat hasil belajar yang diperolehnya kurang memuaskan sebagai kemampuan yang

tidak mencukupi, hanya dengan sedikit kegagalan saja mereka bisa kehilangan

keyakinan mengenai kemampuannya.

Aspek yang ketiga yaitu keyakinan akan daya tahan saat menghadapi

hambatan, siswa yang memiliki self-efficacy belief yang tinggi akan yakin dapat

bertahan menghadapi kesulitan dan menyelesaikannya hingga selesai. Ketika mereka

mendapat tugas yang sulit atau soal ujian yang sulit maka siswa tersebut akan yakin

tetap mampu bertahan menyelesaikan dan menghadapi kesulitan tersebut, mereka

yakin mampu tetap hadir di sekolah atau bimbingan belajar meskipun dalam keadaan

sakit. Sedangkan siswa yang memiliki self-efficacy belief yang rendah menjadikan

kesulitan sebagai hambatan yang melemahkan, dan kurang yakin dapat bertahan lama

saat menghadapi kesulitan. Ketika seorang siswa mendapat soal yang sulit maka

siswa tersebut akan cenderung tidak yakin dapat bertahan untuk tetap

(53)

16

Universitas Kristen Maranatha

Sehubungan dengan aspek terakhir yaitu penghayatan perasaan, siswa kelas

XII yang yakin akan kemampuannya dalam mengatasi stres ketika mengalami

hambatan, yakin tidak akan mudah merasa cemas, perasaan muram, dan stres. Jika

siswa yakin dapat berhasil mengatur perasaannya dalam mengatasi stres ketika

mengalami hambatan, maka di kemudian hari siswa membentuk keyakinan bahwa

dirinya dapat mengatur perasaannya sehingga dapat meningkatkan self-efficacy

belief-nya. Sebaliknya, siswa kelas XII yang kurang yakin akan kemampuannya

mengatasi stres ketika mengalami hambatan, akan mudah merasa stres karena

berpikir bahwa dirinya kurang yakin mampu mengatasi kesulitan tersebut. Dengan

demikian siswa menjadi gagal mengatasi stres sehingga di kemudian hari akan

menurunkan self-efficacy belief siswa. Keempat aspek self-efficacy belief ini akan

membentuk derajat self-efficacy belief yang bervariasi di antara siswa. Untuk lebih

(54)

17

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Skema kerangka pikir

(55)

18

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

1. Derajat Self Efficacy belief yang dihayati setiap siswa kelas XII SMA “X”

Bekasi mencakup 4 aspek, yaitu pilihan yang dibuat, besarnya usaha yang

dikeluarkan, berapa lama dapat bertahan saat dihadapkan pada rintangan dan

kegagalan serta penghayatan perasaannya.

2. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy tinggi jika siswa yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang, yakin

dapat mengerahkankan usaha yang optimal, yakin dapat bertahan ketika

menghadapi hambatan, dan kegagalan serta yakin dapat mengatasi stres serta

kecemasan.

3. Siswa kelas XII SMA “X” Bekasi tergolong memiliki self-efficacy rendah jika siswa tidak yakin terhadap kemampuan menentukan pilihan yang menantang,

tidak yakin dapat mengerahkan usaha yang optimal, tidak yakin dapat

bertahan ketika menghadapi hambatan dan kegagalan serta tidak yakin dapat

mengatasi stres serta kecemasa.

4. Mastery experiences, vicarious experience, verbal persuasion, dan

physiological and affective states merupakan sumber-sumber yang

(56)

66 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sebagian besar (70%) Siswa kelas XII SMA yang menghadapi ujian nasional

mempunyai Self-efficacy pada derajat tinggi dan sisanya (30%) siswa kelas XII

SMA memiliki self-efficacy rendah.

2. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy tinggi memiliki keyakinan yang

tinggi dalam menentukan pilihan, usaha untuk mencapai goal, daya tahan dalam

menghadapi rintangan dan kemampuan mengendalikan stres dan depresi.

3. Siswa kelas XII SMA dengan derajat Self-efficacy rendah memiliki keyakinan

yang rendah terkait dengan kemampuan menetukan pilihan, usaha, daya tahan

saat menghadapi rintangan dan keyakinan yang rendah dalam penghayatan.

4. Sumber-sumber self-efficacy yang menunjukan adanya kecenderungan keterkaitan

dengan self-efficacy

yaitu :

- Mastery experience ( pengalaman keberhasilan dan pengalaman kegagalan )

- Vicarious experience (penghayatan keberhasilan tokoh yang signifikan bagi

siswa)

(57)

67

Universitas Kristen Maranatha

5. Sumber self-efficacy belief yang kurang memiliki keterkaitan dengan self-efficacy

belief yaitu:

- Vicarious experience (penghayatan kegagalan panutan bagi siswa)

- Verbal persuation (pengaruh kritikan terhadap siswa)

- Physiological and affective states ( kondisi fisik dan suasana hati).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran

yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang membaca penelitian ini:

5.2.1. Penelitian Lanjutan

Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian mengenai

perbandingan mengenai self-efficacy belief untuk lulus ujian nasional pada siswa

SMA kelas XII berdasarkan gender di SMA “X” Bekasi.

5.2.2. Guna Laksana

1. Bagi siswa SMA kelas XII di Bekasi diharapkan dapat menyadari pentingnya

memiliki self-efficacy belief yang tinggi dalam menghadapi Ujian Nasional. Oleh

karena itu diharapkan siswa dapat meningkatkan self-efficacy belief melalui

keempat sumber self-efficacy belief agar mencapai prestasi yang optimal.

2. Bagi guru pengajar kelas XII di SMA “X” Bekasi diharapkan dapat menyadari

(58)

68

Universitas Kristen Maranatha

dapat memberikan dorongan atau pujian kepada siswa dalam rangka

meningkatkan self-efficacy belief.

3. Bagi Sekolah bekerja sama dengan institusi tertentu agar dapat memberikan

(59)

70 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, Albert. 1997. Self-efficacy - The Exercise of Control, New York: W.H.

Freeman and Company.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo.

Santrock, John W.2003. Adolescence : Perkembangan Remaja, edisi keenam,

Jakarta: Erlangga.

______________,2002. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup

Jilid2, terjemahan Juda Damanik, Ahmad Chusairi, Jakarta : Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik untuk ilmu-ilmu sosial, Jakarta :

PT. Gramedia Utama.

Steinberg, Laurence. 2002. Adolescence Psychology, edisi keenam. The

(60)

71 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Aryamanda, Anindita. 2001. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat

Self-Efficacy Pada Mahasiswa/I Psikologi yang sedang Menyusun Skripsi Pada Universitas “X ”di Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Dian, Permata. 2010. Skripsi Studi Deskriptif Mengenai Derajat SelfEfficacy

-Pada Mahasiswa Dual Degree di Universitas”X” kota Bandung.

Bandung : Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Pikiran Rakyat, 15 September 2008.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.75 Pasal 20 tahun

2009. Standar Kelulusan Ujian Nasional SMA 2009/2010.

Undang-undang No.20 tahun 2005 tentang Pendidikan Nasional.

http://www.des.emory.edu?mfp/self-efficacy.html#info.

http://www.google.com/UN2010/Ujian Nasional.htm.

http://www.indonesia.go.id/daftar kelulusan..htm

Gambar

Tabel  IV.1 Tabulasi Silang Antara Keberhasilan dengan  Derajat Self-efficacy
Tabel IV..4  Tabulasi Silang Antara Frekuensi Keberhasilan dengan  Derajat Self-efficay
Tabel IV.8  Tabulasi Silang Antara Pengaruh Pujian dengan Derajat Self-efficacy
Tabel IV.9  Tabulasi Silang Antara Kritikan/Komentar Negatif dengan Derajat Self-efficacy
+2

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Pemberian penjelasan selesai sesuai dengan waktu, maka kegiatan ini dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (aanwijing), selanjutnya Berita Acara

Salah satu jenis frase baku dalam bahasa Mandarin yaitu peribahasa ( 成语 ).. 2) tidak sedikit yang masih menggunakan makna kata atau struktur gramatikal bahasa

setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat.. pasang

Pendidikan jasmani adaptif pada dasarnya merupakan suatu program kegiatan belajar mengajar olahraga yang dirancang khusus untuk anak kebutuhan khusus yang memiliki

1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Propinsi dan daerah-daerah Propinsi dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Propinsi,

Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa variabel harga diri memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif dengan nilai R sebesar

Akan tetapi, pemarjinalan terhadap pekerja migran perempuan Indonesia (PMPI) dapat juga ditentukan dengan melihat penggunaan majas atau pun diksi yang mengarah pada

Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem Informasi Penjadwalan Dokter Berbasis Web dengan menggunakan Framework Codeigniter