• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL SANITASI SAAT INI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL SANITASI SAAT INI"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-1

BAB II

PROFIL SANITASI SAAT INI

2.1. Gambaran Wilayah Kabupaten Rohil 2.1.1 Geografis dan Administratif

Kabupaten Rokan Hilir merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, sesuai dengan Undang-undang nomor 53 tahun 1999. Wilayah Kabupaten Rokan Hilir terletak pada bagian pesisir timur Pulau Sumatera antara 101o4’ - 2030’ LU dan 100016’ – 101021’ BT.Luas wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah 8.881,59 Km2(888.159 Ha), Adapun batas-batas wilayah administrasi kabupaten rokan hilir sebagai berikut :

- Sebelah utara : Propinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka - Sebelah selatan : Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu - Sebelah Timur : Kota Dumai

- Sebelah Barat : Propinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Rokan Hilir terdiri dari 18 Kecamatan, 178 Desa dan 16 Kelurahan yang memiliki Luas wilayah terbesar adalah kecamatan Tanah Putih yaitu 1.915,23 Km2 dan kecamatan yang terkecil adalah Kecamatan Balai Jaya dengan luas wilayah 106,32 Untuk Lebih jelasnya peta kondisi administratif kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 2.1 Nama dan Luas Wilayah per-Kecamatan serta jumlah Kelurahan

Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan

/Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha)

(%) thd Total administrasi

(Ha) (%) thd Luas Administrasi

Kecamatan tanah Putih 3 Kelurahan, 15 Desa

191.523 21,56

2.312 1,21

Kecamatan Pujud 1 Kelurahan,

15 Desa

98.490 11,09

1.327 1,35

Kecamatan Tanah Putih Tjg

Melawan 5 Desa

19.839 2,23

467 2,35

(2)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-2

Nama Kecamatan

Jumlah Kelurahan

/Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha)

(%) thd Total administrasi

(Ha) (%) thd Luas Administrasi

Kecamatan Rantau kopar 4 Desa

33.833 3,81

372 1,10

Kecamatan Tanjung Medan 13 Desa

25.810 2,91

1.544 5,98

Kecamatan Bagan Sinembah 2 Kelurahan, 15 Desa

25.760 2,90

1.954 7,59

Kecamatan Simpang Kanan 6 Desa

44.555 5,02

1.183 2,66

Kecamatan Kubu 1 Kelurahan,

9 Desa

38.468 4,33

1.040 2,70

Kecamatan Pasir Limau Kapas 7 Desa

66.963 7,54

1.675 2,50

kecamatan Kubu Babussalam 11 Desa

72.844 8,20

1.217 1,67

Kecamatan Bangko 5 Kelurahan,

10 Desa

47.526 5,35

2.461 5,18

Kecamatan Sinaboi 5 Desa

34.255 3,86

632 1,84

Kecamatan Batu kampar 5 Desa

11.525 1,30

283 2,46

Kecamatan Pekaitan 10 Desa

42.092 4,74

567 1,35

Kecamatan Rimba Melintang 1 Kelurahan, 11 Desa

23.548 2,65

1.243 5,28

Kecamatan Bagan Sinembah Raya

1 kelurahan, 12 Desa

27.245 3,07

1.003 3,68

Kecamatan Balai Jaya 2 Kelurahan, 9 Desa

10.632 1,20

1.689 15,89

Kecamatan Bangko Pusako 16 Desa

73.251 8,25

1.697 2,32

Total

16 Kelurahan, 178 Desa

888.159

100

22.666 67 Sumber : Kecamatan Dalam Angka tahun 2015

Kabupaten Rokan Hilir terletak disebelah utara Provinsi Riau yang hampir mendekati perbatasan Sumatera Utara, dengan Ibukota Bagansiapiapi yang dijuluki kota seribu Kubah. Jarak tempuh Kota bagansiapiapi dari pekanbaru sekitar 6 jam . Untuk

(3)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-3

cakupan wilayah Kajian pemutahiran SSK ini adalah 100% dari wilayah yang ada dikabupaten Rokan Hilir yaitu 18 Kecamatan dengan 178 Desa dan 16 Kelurahan.

2.1.2. Demografi

Penduduk Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2014 adalah 627.233 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 – 2010 sebesar 4,58 persen per tahun. Sedangkan rasio jenis kelaminnya adalah 106,41 yang artinya dari setiap 100 penduduk perempuan rata-rata terdapat 107 penduduk laki-laki.

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk dari tahun 2016 hingga 2020 (lima tahun kedepan) digunakan Metoda Berganda (Geometri) sebagai berikut :

Pt = P0 (1+r) t

Dimana :

Pt = Jumlah penduduk pada tahun periode.

Po = Jumlah penduduk pada awal proyeksi.

r = Rata-rata pertambahan penduduk t = Kurun waktu proyeksi

(4)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-4

Peta 2.1 Peta Wilayah Kajian SSK

Sumber : Hasil Analisa pokja sanitasi 2016

(5)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-5

TABEL 2.2.a JUMLAH PENDUDUK SAAT INI DAN PROYEKSINYA UNTUK 5 TAHUN

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

Kecamatan tanah Putih 21.022 21.722 22.445 23.192 23.964 48.886 50.514 52.196 53.934 55.730 69.908 72.236 74.641 77.127 79.694

Kecamatan Pujud 25.528 21.911 18.807 16.143 13.856 25.528 21.911 18.807 16.143 13.856

Kecamatan Tanah Putih Tjg Melawan 17.109 18.134 19.221 20.373 21.594 17.109 18.134 19.221 20.373 21.594 Kecamatan Rantau kopar 7.428 7.778 8.144 8.528 8.930 7.428 7.778 8.144 8.528 8.930

Kecamatan Tanjung Medan 39.687 41.505 43.406 45.394 47.473 39.687 41.505 43.406 45.394 47.473

Kecamatan Bagan Sinembah 19.744 16.240 13.358 10.987 9.037 20.883 17.177 14.129 11.622 9.560 40.627 33.417 27.487 22.609 18.597

Kecamatan Simpang Kanan 27.781 28.114 28.451 28.792 29.137 27.781 28.114 28.451 28.792 29.137

Kecamatan Kubu 18.049 15.935 14.068 12.420 10.965 18.049 15.935 14.068 12.420 10.965

Kecamatan Pasir Limau Kapas 39.339 40.426 41.543 42.691 43.870 39.339 40.426 41.543 42.691 43.870

kecamatan Kubu Babussalam 38.775 46.227 55.112 65.704 78.332 38.775 46.227 55.112 65.704 78.332

Kecamatan Bangko 49.753 51.371 53.042 54.767 56.548 32.754 33.819 34.919 36.055 37.228 82.507 85.190 87.961 90.822 93.776

Kecamatan Sinaboi 18.428 20.058 21.832 23.763 25.865 18.428 20.058 21.832 23.763 25.865

Kecamatan Batu kampar 9.846 10.370 10.922 11.503 12.115 9.846 10.370 10.922 11.503 12.115

Kecamatan Pekaitan 18.395 19.360 20.376 21.445 22.570 18.395 19.360 20.376 21.445 22.570

Kecamatan Rimba Melintang 37.320 38.263 39.230 40.222 41.239 37.320 38.263 39.230 40.222 41.239

Kecamatan Bagan Sinembah Raya 27.992 29.274 30.615 32.017 33.483 27.992 29.274 30.615 32.017 33.483

Kecamatan Balai Jaya 62.204 65.053 68.032 71.148 74.407 62.204 65.053 68.032 71.148 74.407

Kecamatan Bangko Pusako 60.481 62.001 63.559 65.156 66.793 60.481 62.001 63.559 65.156 66.793

Nama Kecamatan

Jumlah penduduk

Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan Total

Tahun Tahun Tahun

Sumber : Hasil perhitungan proyeksi Pokja sanitasi tahun 2016

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi pokja sanitasi tahun 2016 bahwa kecamatan bangko merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk dan KK terbanyak yaitu 93.778 jiwa dan 19.910 KK.

(6)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-6

TABEL 2.2.b JUMLAH KEPALA KELUARGA SAAT INI DAN PROYEKSINYA UNTUK 5 TAHUN

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020

KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK KK

Kecamatan tanah Putih 4.463 4.612 4.765 4.924 5.088 10.379 10.725 11.082 11.451 11.832 14.843 15.337 15.847 16.375 16.920 Kecamatan Pujud - - - - - 5.420 4.652 3.993 3.427 2.942 5.420 4.652 3.993 3.427 2.942 Kecamatan Tanah Putih Tjg Melawan - - - - - 3.632 3.850 4.081 4.325 4.585 3.632 3.850 4.081 4.325 4.585 Kecamatan Rantau kopar - - - - - 1.577 1.651 1.729 1.811 1.896 1.577 1.651 1.729 1.811 1.896 Kecamatan Tanjung Medan - - - - - 8.426 8.812 9.216 9.638 10.079 8.426 8.812 9.216 9.638 10.079 Kecamatan Bagan Sinembah 4.192 3.448 2.836 2.333 1.919 4.434 3.647 3.000 2.467 2.030 8.626 7.095 5.836 4.800 3.948 Kecamatan Simpang Kanan - - - - - 5.898 5.969 6.041 6.113 6.186 5.898 5.969 6.041 6.113 6.186 Kecamatan Kubu - - - - - 3.832 3.383 2.987 2.637 2.328 3.832 3.383 2.987 2.637 2.328 Kecamatan Pasir Limau Kapas - - - - - 8.352 8.583 8.820 9.064 9.314 8.352 8.583 8.820 9.064 9.314 kecamatan Kubu Babussalam - - - - - 8.233 9.815 11.701 13.950 16.631 8.233 9.815 11.701 13.950 16.631 Kecamatan Bangko 10.563 10.907 11.262 11.628 12.006 6.954 7.180 7.414 7.655 7.904 17.517 18.087 18.675 19.283 19.910 Kecamatan Sinaboi - - - - - 3.912 4.259 4.635 5.045 5.492 3.912 4.259 4.635 5.045 5.492 Kecamatan Batu kampar - - - - - 2.090 2.202 2.319 2.442 2.572 2.090 2.202 2.319 2.442 2.572 Kecamatan Pekaitan - - - - - 3.906 4.110 4.326 4.553 4.792 3.906 4.110 4.326 4.553 4.792 Kecamatan Rimba Melintang - - - - - 7.923 8.124 8.329 8.540 8.756 7.923 8.124 8.329 8.540 8.756 Kecamatan Bagan Sinembah Raya - - - - - 5.943 6.215 6.500 6.798 7.109 5.943 6.215 6.500 6.798 7.109 Kecamatan Balai Jaya - - - - - 13.207 13.812 14.444 15.106 15.798 13.207 13.812 14.444 15.106 15.798 Kecamatan Bangko Pusako - - - - - 12.841 13.164 13.494 13.834 14.181 12.841 13.164 13.494 13.834 14.181

Nama Kecamatan

Jumlah penduduk

Wilayah Perkotaan Wilayah Pedesaan Total

Tahun Tahun Tahun

Sumber : Hasil perhitungan proyeksi Pokja sanitasi tahun 2016

(7)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-7

TABEL 2.3 TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN SAAT INI DAN PROYEKSINYA UNTUK 5 TAHUN

2016 2017 2018 2019 2020 2016 2017 2018 2019 2020 Kecamatan tanah Putih 3,33 3,00 2,90 3,33 2,97 37 38 39 40 42

Kecamatan Pujud 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 26 22 19 16 14

Kecamatan Tanah Putih Tjg Melawan 5,40 5,50 5,57 5,62 5,66 86 91 97 103 109 Kecamatan Rantau kopar 4,71 4,71 4,71 4,71 4,71 22 23 24 25 26 Kecamatan Tanjung Medan 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 154 161 168 176 184 Kecamatan Bagan Sinembah 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 158 130 107 88 72 Kecamatan Simpang Kanan 1,20 1,06 0,61 0,28 0,34 62 63 64 65 65

Kecamatan Kubu 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 47 41 37 32 29

Kecamatan Pasir Limau Kapas 2,76 2,90 2,71 2,67 2,68 59 60 62 64 66 kecamatan Kubu Babussalam 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 53 63 76 90 108

Kecamatan Bangko 3,25 4,37 4,25 3,62 3,57 174 179 185 191 197

Kecamatan Sinaboi 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 54 59 64 69 76

Kecamatan Batu kampar 4,91 4,98 5,03 5,07 5,09 85 90 95 100 105 Kecamatan Pekaitan 2,60 2,86 3,25 3,53 3,75 44 46 48 51 54 Kecamatan Rimba Melintang 2,53 2,82 2,59 2,31 2,53 158 162 167 171 175 Kecamatan Bagan Sinembah Raya 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 103 107 112 118 123 Kecamatan Balai Jaya 4,58 4,58 4,58 4,58 4,58 59 61 64 67 70 Kecamatan Bangko Pusako 2,51 2,51 2,51 2,51 2,51 83 85 87 89 91

Nama Kecamatan

Tingkat Pertumbuhan (%) Kepadatan Penduduk (Orang/Ha)

Tahun Tahun

Sumber : Hasil Perhitungan Pokja sanitasi Kab.Rohil 2016

Berdasarkan hasil perhitungan pokja sanitasi Kab.Rohil tahun 2016 bahwa tingkat pertumbuhan penduduk terbesar ada pada kecamatan Tanah Putih Tj.Melawan ditahun 2020 yaitu 5,66% dan kepadatan penduduk terrpadat ada pada kecamatan Bangko.

(8)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-8

TABEL 2.4 JUMLAH PENDUDUK MISKIN PERKECAMATAN

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN

1 TANAH PUTIH 2.132

2 P U J U D 4.193

3 TANAH PUTIH TJ. MELAWAN 2.266

4 RANTAU KOPAR 494

5 BAGAN SINEMBAH 5.327

6 SIMPANG KANAN 1.291

7 KUBU 2.478

8 PASIR LIMAU KAPAS 1.393

9 KUBU BABUSALAM 1.796

10 BANGKO 14.947

11 SINABOI 3.372

12 BATU HAMPAR 929

13 PEKAITAN 1.301

14 RIMBA MELINTANG 1.739

15 BANGKO PUSAKO 3.947

TOTAL 47.605

Sumber : Laporan Evaluasi data kemiskinan masyarakat,Bappeda Rokan Hilir 2014

Berdasarkan hasil laporan Evaluasi data kemiskinan masyarakat dan Bappeda jumlah penduduk miskin terbanyak ada pada kecamatan Bangko yaitu 14947 jiwa.

(9)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-9 2.1.3. Kebijakan Pembangunan

Ruang sebagai wadah kehidupan mahluk hidup selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan aktivitas manusia. Tuntutan perubahan tersebut berimplikasi terhadap tuntutan penyediaan ruang yang memadai untuk menampung penduduk dan segala aktifitasnya.

Kompleksitas kegiatan yang tidak sebanding dengan ruang yang tersedia memicu munculnya konflik dalam pemanfaatan ruang. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya tentu tidak dapat dilakukan manakala konflik pemanfaatan ruang terjadi. Hal ini akan dapat berdampak pada upaya percepatan proses pembangunan. Dalam konteks demikian, tata ruang memegang peran penting untuk mengeliminir berbagai benturan akibat kompetisi dalam pemanfaatan ruang dan selanjutnya menjadi pedoman pelaksanaan pembangunan.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten, yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupaten, rencana struktur ruang wilayah kabupaten, rencana pola ruang wilayah kabupaten, penetapan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. RTRW Kabupaten Rokan Hilir saat ini sedang dalam proses revisi dan sebagai pedoman dalam penataan ruang pemerintah Kabupaten Rokan Hilir mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku antara lain SK Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup tentang Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPPIB) beserta revisinya.

Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah “Mewujudkan ruang wilayah yang aman, produktif dan berkelanjutan bagi pembangunan agrobisnis dan agro industri berbasis pertanian, perikanan, dan pariwisata, melalui Optimasi Pemanfaatan Ruang yang Terintegrasi serta Memperhatikan Daya Dukung Lingkungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang madani”.

(10)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-10

Untuk mencapai tujuan penataan ruang Kabupaten Rokan Hilir tersebut, maka kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kebijakan Pengembangan dan peningkatan produktifitas wilayah – wilayah yang berbasis pertanian, dan perikanan, dengan strategi ;

a. mengembangkan kawasan yang memiliki potensi unggulan pertanian dan perikanan sebagai daerah produksi;

b. mengembangkan dan mempertahankan kawasan lumbung pangan dan mencegah alih fungsi;

c. meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang kawasan unggulan.

2. Kebijakan Pengembangan kawasan pariwisata yang berbasis potensi alam dan budaya, dengan strategi ;

a. meningkatkan aksesibilitas, sarana prasara, dan daya tarik objek wisata di kawasan pariwasata alam;

b. meningkatkan sarana prasarana dan daya tarik objek wisata budaya tahunan dan musiman;

3. Kebijakan Peningkatan pertumbuhan dan pengembangan wilayah dengan konsep agrobisnis, agroindustri dan minapolitan, dengan strategi ;

a. meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang kawasan agrobisnis dan agroindustri;

b. meningkatkan kelembagaan pengelolaan kawasan agrobisnis dan agroindustri;

c. mengembangkan kawasan produksi perikanan melalui konsep minapolitan;

d. menetapkan wilayah pengembangan kegiatan agrobisnis, agroindustri, dan minapolitan.

4. Kebijakan Penataan pusat-pusat pertumbuhan wilayah dan ekonomi perkotaan dan menunjang sistem pemasaran produksi pertanian, perikanan dan pariwisata, dengan strategi mengembangkan kawasan transit dan pasar serta sarana prasarana.

5. Kebijakan Pengembangan sistem jaringan prasarana pendukung konsep agrobisnis, agroindustri, minapolitan dan pelayanan dasar masyarakat, dengan strategi

(11)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-11

meningkatkan dan mengoptimalkan infrastruktur dasar pendukung kegiatan agrobisnis, agroindustri, minapolitan dan pelayanan dasar masyarakat

6. Kebijakan Pemantapan fungsi dan perlindungan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan, sumber daya alam dan sumber daya buatan pendukung terhadap pariwisata, dengan strategi :

a.

menetapkan batas areal kawasan lindung dan kawasan penyangganya;

b.

melakukan konservasi kawasan bakau dan kawasan rawan bencana longsor dan banjir;

c.

memelihara fungsi lindung dan keanekaragaman hayati di kawasan lindung;

d.

mengendalikan pemanfaatan ruang kawasan lindung dari intervensi kegiatan budidaya yang merusak fungsi lindung;

e.

memulihkan fungsi lindung yang mengalami kerusakan;

f.

memanfaatan jasa lingkungan kawasan lindung untuk kesejahteraan;

g.

menata permukiman masyarakat adat hutan

7. Kebijakan pengembangan kawasan budi daya dengan tetap menjaga sistem keseimbangan fungsi ruang dan berkelanjutan dalam jangka panjang, dengan strategi:

a. mengembangkan kawasan dan kegiatan budidaya penyu;

b. menetapkan peraturan daerah mengenai lahan pertanian berkelanjutan.

8. Kebijakan Pengembangan kawasan strategis untuk mendukung keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam penataan ruang, dengan strategi meningkatkan aksesibilitas antar kawasan strategis.

9. Kebijakan Pengendalian kegiatan pada kawasan rawan bencana, dengan strategi : a. normalisasi saluran drainase pada kawasan rawan banjir;

b. membangun turab untuk pengendalian daerah rawan bencana longsor;

c. menyediakan sabuk pengamanan pantai di pesisir sungai.

10. Kebijakan Penetapan dan peningkatan fungsi pertahanan dan keamanan, dengan strategi :

a.

mengoptimalkan fungsi pertahanan dan keamanan wilayah perbatasan antar negara;

(12)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-12

b.

mendukung penetapan kawasan strategis nasional dengan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan;

c.

mengembangkan kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan pertahanan dan keamanan;

d.

mengembangkan budidaya secara selektif di dalam dan di sekitar kawasan pertahanan untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; dan

e.

turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan keamanan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya. Pada Tabel 2.5 menguraikan secara ringkas mengenai rencana struktur tata ruang Kabupaten Rokan Hilir yang merupakan hasil revisi dari RTRW sebelumnya. Peta Rencana Struktur Ruang ditampilkan pada gambar 2.2

(13)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-13

Tabel 2.5 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kab.ROHIL

Permukiman Kota

Hirarki Pusat

Kota

Fungsi Kawasan Perkotaan

Skala Layanan Jasa Perdagangan

Pengembanga n Sarana Sosial

dan Skala Layanan

Transportasi Darat Transportasi Laut

Transport asi Udara

Perkotaan Bagan Siapiapi

PKW (Utama)

 Ibukota kabupaten

 Perdagangan &

jasa regional

 Pusat kawasan sentra produksi perikanan

 Sub pusat kawasan sentra produksi kelapa

 Sub pusat kawasan sentra produksi

Lokal : layanan kawasan perkotaan Bagan Siapiapi

Regional : layanan kabupaten dan sekitarnya

 Perguruan tinggi/akadem i : layanan Kab. Rokan Hilir &

sekitarnya

 Rumah sakit kelas B : layanan Kab.

Rokan Hilir dan

sekitarnya

 Masjid

kabupaten : layanan Kab.

Terminal Bagan Siapiapi

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jl Dumai Medang Via Bagan Siapiapi

 Jaringan layanan domestik stasiun kereta api

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan

Pelabuhan pengumpan lokal

 Jenis angkutan penumpan

g dan

barang/kon vensional

 Jaringan layanan domestik

---

(14)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-14

padi Rokan Hilir &

sekitarnya

 SMK layanan Kabupaten Rohil

Sumatera Utara- Dumai

Perkotaan Bagan Batu

PKL

 Ibukota Kecamatan Bagan Sinembah

 Perdagangan &

jasa regional

 Pusat Kawasan Sentra

Produksi Kelapa Sawit

Lokal : layanan Kec.

Bagan Sinembah

Regional : layanan Kec. Simpang Kanan, Pujud

 Perguruan tinggi/akadem i : layanan Kab. Rokan Hilir &

sekitarnya

 Rumah sakit kelas D : layanan

Bagan

Siapiapi dan sekitarnya

 Masjid kecamatan

Terminal Bagan Batu

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan domestik stasiun kereta api Ujung Tanjung

 Jenis angkutan penumpang dan barang

 Jaringan layanan Sumatera Utara- Dumai

--- ----

(15)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-15 Perkotaan

Ujung Tanjung

PKL

 Pusat perdagangan &

jasa regional

 Lingkungan industri

Lokal : layanan Kec.

Ujung Tanjung

Regional : layanan Kec. Sinaboi, Kubu

 Perguruan tinggi/akadem

i : Ujung Tanjung

 Rumah sakit kelas C : layanan Kec.

Tanah Putih dan Rimba

Melintang

 Masjid kecamatan

Terminal Transit Ujung Tanjung

 Jenis angkutan penumpang dan

barang

 Jaringan layanan Sumatera Utara -

Pekanbaru

----

Perkotaan Sinaboi

PKL

 Ibukota Kecamatan

Sinaboi

 Gerbang utama perdagangan

lintas batas

 Sub pusat kawasan sentra

produksi padi

Lokal : layanan Kec.

Sinaboi

Regional : Kabupaten Rokan

Hilir, dan bagian utara kawasan Bukit

Kapur, untuk mendukung

 SLTA : layanan Kec.

Sinaboi

 Masjid kecamatan

Terminal Sinaboi

 Jenis angkutan penumpang dan

barang

 Jaringan layanan domestik

Pelabuhan utama tersier Sinaboi

 Jenis angkutan penumpang dan barang/konvensional

 Jaringan layanan domestik dan

international

(16)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-16

 Sub pusat kawasan sentra

produksi perikanan

pengembangan gerbang perdagangan lintas

batas.

Perkotaan Teluk Merbau

PPK

 Ibukota Kec Kubu

 Sub pusat kawasan sentra produksi kelapa

 Sub pusat kawasan sentra

produksi padi

 Sub pusat kawasan sentra

produksi perikanan

Lokal : layanan Kec.

Kubu

 SLTA : layanan Kec.

Kubu

 Masjid kecamatan

Terminal Teluk Merbau

 Jenis angkutan penumpang dan

barang

 Jaringan layanan domestik

Pelabuhan pengumpan lokal Tanjung Lumba-

lumba

 Jenis angkutan penumpang dan barang/konvensional

 Jaringan layanan domestik

(17)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-17

PETA 2.2 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN ROKAN HILIR

Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi 2016

(18)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-18

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah rencana distribusi peruntukkan ruang yang meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan budidaya.

Dalam merencanakan pola ruang wilayah Kabupaten Rokan Hilir mengacu kepada arahan dari Rencana Pola Ruang Wilayah yang telah ditetapkan dalam RTRW Provinsi Riau, dan mengembangkannya secara lebih rinci sesuai kondisi dan permasalahan di Kabupaten Rokan Hilir, dengan mempertimbangkan berbagai sektor pengembangan wilayah dan integrasi wilayah kawasannya. Rencana Kawasan Lindung adalah pengaturan distribusi peruntukkan lahan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup untuk menjaga keberadaan kawasan lindung di wilayah Kabupaten Rokan Hilir dalam kerangka menjaga keberlanjutan pembangunan dalam jangka panjang.

Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegahan erosi serta memelihara kesuburan tanah.

Dari uraian di atas, arahan pengelolaan kawasan hutan lindung di wilayah Kabupaten Rokan Hilir adalah sebagai berikut :

 Rehabilitasi dan reboisasi kawasan yang telah mengalami kerusakan;

 Pembatasan secara ketat kegiatan penduduk yang berada dalam kawasan hutan lindung;

 Apabila akan dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi, hanya diperbolehkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak mengakibatkan penurunan fungsinya;

 Tidak diperbolehkan adanya pemrosesan bahan tambang;

 Penata batasan kawasan hutan lindung.

 Memanfaatkan kawasan lindung untuk kegiatan pariwisata yang tidak mengganggu fungsi lindungnya.

Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Terhadap Daerah Bawahannya

Di Kabupaten Rokan Hilir kawasan yang memberikan perlindungan terhadap daeraH bawahannya yaitu kawasan bergambut dan kawasan resapan air, kawasan bergambut tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Bangko Pusako, KecamatanBagan

(19)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-19

Sinembah, Kecamatan Pasir Limau Kapas dan Kecamatan Kubu seluas kurang lebih 3.675 Ha atau 0,41% dari luas kecamatan. Kawasan bergambut di Kabupaten Rokan Hilir juga termasuk sebagai kawasan resapan air.

Kriteria penetapan kawasan bergambut ini didasarkan pada Kepres No. 32/1990 yaitu : tanah gambut dengan ketebalan di atas 3 meter yang berada di bagian hulu sungai dan rawa. Kriteria ini juga didasarkan pada kebijaksanaan khusus pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hilir yaitu tanah gambut dengan ketebalan lebih besar dari 2 meter, luasnya masih relatif kecil dibandingkan dengan luas keseluruhan tanah gambut yang terdapat di wilayah ini. Dikarenakan belum tersedianya data mengenai ketebalan yang rinci sehingga deliniasi lindung gambut sulit dilakukan.

Kebijakan mengenai hutan lindung gambut ini adalah :

- Menjaga dan mengendalikan fungsi hidrologi wilayah sebagai penyimpan air, pencegah banjir dan untuk melindungi ekosistem khas yang ada di dalamnya;

- Mempertahankan dan meningkatkan kelestarian kemampuan lahan dan lingkungan agar kegiatan budidaya dapat berfungsi secara baik.

Kawasan Perlindungan Setempat

Yang termasuk dalam kawasan perlindungan setempat berdasarkan Kepres No.

32/1990, serta penetapan dalam RTRW ini adalah daratan sepanjang tepian pantai yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai, minimal 100 meter dari titik pasang surut tertinggi kearah darat

A. Sempadan pantai

B. Sempadan sungai

C. Kawasan sekitar danau D. Ruang Terbuka Hijau

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

 Kawasan Suaka Alam

(20)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-20

 Kawasan Pelestarian alam

 Kawasan Pantai Berhutan Bakau

 Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan alam

Kawasan Rawan Bencana Alam

Kabupaten Rokan Hilir juga memiliki kawasan lainnya berupa kawasan rawan bencana yang meliputi kawasan rawan bencana kebakaran hutan dan lahan, kawasan rawan bencana banjir, dan kawasan rawan bencana abrasi.

Kawasan rawan kebakaran hutan dan lahan terletak di Kecamatan Kubu, Tanah Putih, Pasir Limau Kapas, Rimba Melintang, Tanah Putih Tanjung Melawan, Pujud, dan Bangko Pusako. Kawasan rawan banjir terletak di Kecamatan Tanah Putih kepenghuluan Rantau Bais, Desa Siarang-arang dan Air Hitam Kecamatan Pujud. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Rokan Hilir berada di kawasan sekitar sungai dan dataran rendahh yang terletak di Kepenghuluan Rantau Bais Kecamatan Tanah Putih, dan Desa Siarang-arang dan Desa Air Hitam Kecamatan.

(21)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-21

PETA 2.3 POLA RUANG KABUPATEN ROKAN HILIR

Sumber: Hasil Analisa Pokja Sanitasi 2016

(22)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-22 2.2 Kemajuan Pelaksanaan SSK

A. Air Limbah Domestik

Dalam Pelaksanaan pembangunan sanitasi dikabupaten Rohil khususnya

sektor air limbah belum ada perkembanganya. Untuk lebih jelas dapat dlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.6 Kemajuan SSK Sektor Air Limbah

SSK (Periode Sebelumnya) tahun 2015 – Tahun 2019 SSK (Saat ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat ini

Tercapainya

Universal Akses ditahun 2019

Menurunnya jumlah masyarakat yang BABS dari 24,3%

menjadi 0% ditahun 2019

24,3% masyarakat masih BABS

24,3% masyarakat masih BABS

Meningkatnya sistem Komunal dari 0%

menjadi 4%

0 % sistem komunal 0 % sistem kkomunal

Tersedianya IPLT ditahun 2017

Belum tersedianya IPLT

Belum tersedianya IPLT

Sumber: Hasil analisa Pokja Sanitasi 2016

B. Pengelolaan Persampahan

Dalam Pelaksanaan pembangunan sanitasi dikabupaten Rohil khususnya sektor air limbah belum ada perkembanganya. Sehingga belum sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam SSK yang telah disusun. Untuk lebih jelas dapat dlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.7 Kemajuan SSK sektor Persampahan

SSK (Periode Sebelumnya) tahun 2015 – Tahun 2019 SSK (Saat ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat ini

Tercapainya

Universal Akses ditahun 2019

Persentase sampah yang terangkut ke TPA dari 35%

menjadi 80 % pada Tahun 2019

35% cakupan

Layanan persampahan didaerah perkotaan

35% cakupan

layanan sampah didaerah perkotaan

(23)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-23 Menurunnya

persentase sampah yang tidak terolah dari 65% menjadi 7% ditahun 2019

65% penduduk tidak melakukan

pengelolaan sampah

65% penduduk tidak melakukan

pengelolaan sampah

Sumber: Hasil analisa Pokja Sanitasi 2016

C. Drainase Perkotaan

Dalam Pelaksanaan pembangunan sanitasi dikabupaten Rohil khususnya sektor drainase belum ada perkembanganya. Untuk lebih jelas dapat dlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.8 Kemajuan SSK Sektor Drainase

SSK (Periode Sebelumnya) tahun 2015 – Tahun 2019 SSK (Saat ini)

Tujuan Sasaran Data Dasar Status Saat ini

Terrcapainya

Universal akses 2019

Menurunya luas genangan dari 7163,66Ha menjadi 1416,67Ha

7163.66 ha masih terdapat genangan

7163.66 ha masih terdapat genangan

Sumber: Hasil analisa Pokja Sanitasi 2016

2.3. Profil sanitasi Saat ini a. Air Limbah Domestik

(1) Sistem dan insfrastruktur

Pengelolaan limbah domestik Kabupaten Rokan Hilir selama ini sebagian kecil dilaksanakan dengan sistem pengolahan milik pribadi. Sebagian kecil rumah penduduk telah dilengkapi dengan jamban dan septik tank. Adapun bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pantai belum ada sistem pengolaan air limbah pada umumnya masyarakat tepi pantai limbah domestik langsung ke tepi pantai. Permasalahan pada pengelolaan air limbah domestik di Rokan Hilir adalah sebagai berikut :

 Masyarakat Kabupaten Rokan Hilir sebagian kecil menggunakan septic tank dan cubluk untuk mengolah air limbah rumah tangga, namun

(24)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-24

sebagian besar fasilitas septic tank masih belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Disamping itu, pengurasan septic tank juga masih rendah.

 Sebagian kecil masyarakat masih mempergunakan cubluk untuk membuang black water

.

Untuk mengetahui kondisi pengelolaan air limbah rumah tangga di Kabupaten Rokan Hilir, digunakan metode dengan menggunakan alat bantu Diagram Sistem Sanitasi (DSS). Adapun hasil dari pemetaan kondisi sanitasi terkait dengan pengelolaan air limbah rumah tangga, baik black water maupun grey water di Kabupaten Rokan Hilir dapat dilihat pada tabel berikut:

(25)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-25

Tabel 2.9 Diagram Sistem sanitasi Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Rokan Hilir

Sumber: Hasil analisa pokja sanitasi 2016

BABS

(26)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-26

(27)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-27

TABEL 2.10. CAKUPAN LAYANAN AIR LIMBAH DOMESTIK SAAT INI DI KABUPATEN ROKAN HILIR

No Kec. Jumlah

Peduduk(KK)

Akses Layak (KK)

Akses Dasar (KK)

BABS (KK)*

On –Site Off –Site

Tangki Septik Individual

Tangki Septik Komunal (≤ 10KK)

MCK***

Tangki Septik Komunal (≥ 10KK)

IPAL Komunal

IPAL Kawasan

IPAL Kota

Tangki Septik Individual

Belum Aman **

Cubluk

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) (xi) (xii) (xiii)

1 Kec. tanah Putih 13.901 6.522 - 1.578 - - - - 957 945 3.899

2 Kec. Pujud 7.357 3.477 - 961 - - - - 599 607 1.713

3 Kec. Tanah Putih Tjg

Melawan 3.233 1.645 - 81 - - - - 34 34 1.440

4 Kec. Rantau kopar 1.438 625 - 80 - - - - 24 25 684

5 Kec. Tanjung Medan 7.704 3.905 - 1.186 - - - - 754 760 1.099

6 Kec. Bagan Sinembah 12.749 9.257 - 795 - - - - 930 930 833

7 Kec. Simpang Kanan 5.759 3.392 - 569 - - - - 471 471 853

8 Kec. Kubu 4.916 2.092 - 1.038 - - - - 501 501 780

9

Kec. Pasir Limau

Kapas 7.909 3.268 - 1.187 - - - - 491 491 2466

10

kec. Kubu

Babussalam 5.792 2.328 - 868 - - - - 351 351 1888

11 Kec. Bangko 16.431 7.783 - 1.157 - - - - 507 507 6470

12 Kec. Sinaboi 3.302 1.536 - 155 - - - - 64 66 1480

13 Kec. Batu kampar 1.885 1.004 - 234 - - - - 190 192 266

(28)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-28

No Kec. Jumlah

Peduduk(KK)

Akses Layak (KK)

Akses Dasar (KK)

BABS (KK)*

On –Site Off –Site

Tangki Septik Individual

Tangki Septik Komunal (≤ 10KK)

MCK***

Tangki Septik Komunal (≥ 10KK)

IPAL Komunal

IPAL Kawasan

IPAL Kota

Tangki Septik Individual

Belum Aman **

Cubluk

14 Kec. Pekaitan 3.526 1.462 - 326 - - - - 116 119 1503

15 Kec. Rimba Melintang 7.538 3.691 - 547 - - - - 289 289 2717

16

Kec. Bagan Sinembah

Raya 5.434 4.396 - 176 - - - - 250 250 362

17 Kec. Balai Jaya 12.075 6.153 - 2.347 - - - - 1276 1276 1013

18 Kec. Bangko Pusako 12.219 5.903 - 1.440 - - - - 957 957 2951

Sumber : Instrumen Profil sanitasi 2016 Keterangan:

*Yang termasuk BABS : BAB langsung dikebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb.

** Belum aman: jamban tidak dilengkapi tangki septik sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali. Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibangun diarea dengan kepadatan 50 orang/ha dan jarak terhadap sumber air bersih yang bukan perpipaan <

10 m.

*** MCK : termasuk jamban bersama layak & MCK komunal

(29)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-29

Berdasarkan tabel diatas kecamatan Bagan Sinembah yang memiliki cakupan layanan tangki septik individual aman terbanyak dengan jumlah 9257 KK, dan kecamatan Bangko yang memiliki cakupan layanan BABS terbesar 6470 KK.

TABEL 2.11 KONDISI PRASARANA DAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

NO JENIS SATUAN JUMLAH/KAPA

SITAS

KONDISI KETERANGAN

BERFUNGSI TDK BERFUNGSI

(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)

SPAL Setempat (Sistem On – Site)

1 Tangki Septik Komunal

< 10 KK

Unit

- - -

2 MCK Unit

- - -

3 Truk Tinja Unit

1 -

4 IPLT: Kapasitas

M3/Hari

- - -

SPAL Terpusat (Sistem Off-Site)

1 Tangki Septik

komunal> 10KK

Unit

- - -

2 IPAL Komunal Unit

- - -

3 IPAL Kawasan Unit

- - -

4 IPAL terpusat Unit

- - -

Sumber: Dinas Cipta Karya,Bappeda kab.Rohil 2015

(30)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-30

Peta Cakupan Akses Dan Sistem Layanan Air Limbah

(31)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-31

Sumber: Instrumen Profil Sanitasi 2016

(32)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-32

(2) Kelembagaan dan Peraturan

1. Aspek Legal Formal

-

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

-

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 42 tahun 2007 tentang Juknis Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi yang menganatkan prioritas penanganan sanitasi dengan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dengan urutan Prioritas : Menangani Air Limbah Cair yang berasal dari buangan rumah tangga dari Kegiatan mandi, Cuci dan Kakus (MCK) dengan membangun MCK Komunal, Septic Tank Komunal.

-

Target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 dimana ditargetkan masyarakat miskin dipedesaan sudah mendapatkan akses pelayanan sanitasi dasar.

-

Undang – undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, dalam salah satu pasalnya (pasal 22) mengisyaratkan akan pentingnya Kesehatan Lingkungan melalui antara lain Pengamanan Limbah Padat dan Cair.

-

PP Nomor 16 tahun 2005 tentang Pengembangan system Penyediaan air minum, dalam pasal 14 mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah pemukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan prasarana dan sarana air limbah pemukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan system penyediaan air minum.

-

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2006 t-entang kebijakan dan strategi nasional pengembangan system air limbah permukiman, dalam salah satu pasalnya (pasal 2) Menyebutkan bahwa peraturan ini merupakan pedoman dan arahan dalam penyusunan kebijakan teknis, perencanaan dan pemrograman, pelaksanaan dan pengelolaan dalam penyelenggaraan dan pengembangan system pengelolaan air limbah Permukiman, baik bagi pemerintah pusat, maupun daerah, dunia usaha, swasta dan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

(33)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-33

-

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

2. Aspek Institusional

-

Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan air limbah domestik adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Dinas Tata Kota dan Kebersihan dan Badan Lingkungan Hidup

-

Tugas Utama dari Dinas Pekerjaan Umum Menyediakan Sarana dan Prasarana sektor Air Limbah domestik untuk masyarakat umum seperti menyediakan MCK, Septic tank, dan sebagainya terkait inrastruktur sanitasi, Dinas Kesehatan mempunyai tugas dalam bidang pendidikan masyarakat tentang PHBS Khususnya pesan tentang buang limbah ditempat-tempat yang semestinya atau tidak buang air besar sembarangan. Dinas Tata Kota Pertamanan dan Kebersihan mempunyai tugas rutin dalam menyediakan pelayanan sedot tinja kepada masyarakat. Dan tugas Badan Lingkungan Hidup adalah memberikan pelatihan dan mensosialisasikan tentang peraturan dan pengelolaan limbah di Kabupaten Rokan Hilir.

Tabel 2.12 Daftar Pemangku Kepentingan Yang Telibat Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Air Limbah Domestik

FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat AIR LIMBAH DOMESTIK

PERENCANAAN

 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik

skala Kabupaten Rokan Hilir V - -

 Menyusun rencana program air limbah domestik dalam

rangka pencapaian target V - -

 Menyusun rencana anggaran program air limbah

domestik dalam rangka pencapaian target V - -

PENGADAAN SARANA

 Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah

domestik V - -

(34)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-34 FUNGSI

PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah

Kabupaten Swasta Masyarakat

 Menyediakan sarana pengumpulan dan pengolahan

awal (tangki septik) V - -

 membangun sarana pengangkutan dari tangki septik

ke IPLT (truk tinja) V - -

 Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah

dari sumur ke IPAL (pipa kolektor) V - -

 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL V - -

PENGELOLAAN

 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja V - -

 Mengelola IPLT dan atau IPAL V - -

 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja V V -

 Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah

domestik, dan atau penyedotan air limbah domestik V - -

 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase lingkungan) dalam pengurusan IMB

V - -

PENGATURAN DAN PEMBINAAN

 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah

domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) V - -

 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam

hal pengelolaan air limbah domestik V - -

 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan

air limbah domestik V - -

MONITORING DAN EVALUASI

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala

Kabupaten Rokan Hilir

V - -

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas

infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik V - -

 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestik, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik

V - -

 melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku

mutu air limbah domestik V - -

(35)

BAB II | Profil Sanitasi Saat Ini

II-35

Tabel 2.13 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik

Peraturan

Ketersediaan Pelaksanaan

Ket.

Ada Tidak Ada

Efektif Dilksnkan

Blm Efektif Dilksnkan

Tdk Efektif Dilksnkan AIR LIMBAH DOMESTIK

□ Target capaian pelayanan pengolahan air limbah domestik di Kabupaten Rokan Hilir

V - - V - Mengacu pada

RPJMD

□ Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintahan Kabupaten Rokan Hilirdalam penyediaan layanan pengolahan air limbah domestik

- V - - - -

□ Kewajiban dan sanksi bagipemerintahan Kabupaten Rokan Hilirdalam memperdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengoahan air limbah domestik

- V - - - -

□ Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengolahan air limbah domestik di hunian rumah

- V - - - -

□ Kewajiban dan sanksi bagi industri rumah tangga untuk menyediakan sarana pengolahan air limbah domestik di tempat usaha

- V - - - -

□ Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengolahan air limbah domestik di tempat usaha

- V - - - -

□ Kewajiban penyedot air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik

- V - - - -

□ Retribusi penyedotan air

limbah domestik - V - - - -

□ Tata cara perijinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan

permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran

- V - - - -

□ Peluang keterlibatan swasta dalam pengolahan air limbah domestik

- V - - - -

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan interface ini, data yang dipakai berasal dari data-data yang diinputkan oleh user sendiri.. Interface ini hanya dapat digunakan oleh

Hal menarik dari metode probabilistik adalah representasi yang eksplisit dari ketidakpastian dalam kajian stabilitas lereng.Nilai faktor keamanan disain lereng

Sementara PBI yuridis terjadi apabila suatu penghasilan (atau modal) yang sama dikenakan pajak di tangan orang (subjek) yang sama oleh lebih (atau modal) yang sama dikenakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P5 (Vermikompos berbahan aditif campuran daun mimba + daun papaya dengan cara dibenamkan dalam tanah dengan dosis 100

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, penelitian ini menggunakan dua macam metode; kuantitatif sebagai metode utama dengan menggunakan skala (skala perilaku

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman (dalam Sprinthal &amp; Sprinthal, 2009: 554) prestasi akademik dapat diprediksi dengan mengukur SRL yang dimiliki

E-Zakat merupakan satu sistem maklumat bagi pembayaran zakat berasaskan web yang berpenman untuk mengira jumlah zakat harta yang wajib dikeluarkan dan bukannya zakat

Evaluasi pada tanggal 24 Februari 2020 untuk diagnosis pertama didapat klien mengatakan pernah jatuh dikamar mandi dalam 3 bulan terakhir ini sebanyak 3 kali hal tersebut