LAPORAN KEMAJUAN DOSEN MUDA
Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya
Tim Pengusul
Vita Meylani, M.Sc (0027059001)
Rinaldi Rizal Putra, M.Sc (0001048902)
Dibiayai oleh:
Kementerian Riset, Teknologi, & Pendidikan Tinggi Universitas Siliwangi
Sesuai dengan Surat Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian Nomor:1329/UN58/PP/2017, tanggal 10 April 2017
UNIVERSITAS SILIWANGI JULI 2017
ii
Air minum merupakan kebutuhan utama manusia sebagai makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, manusia lebih bersifat praktis sehingga untuk kebutuhan minum pun lebih memilih menggunakan air minum dalam kemasan atau air minum isi ulang. Tingginya permintaan akan air minum dalam kemasan memunculkan banyaknya perusahaan air minum yang mengeluarkan produk air minum dalam kemasan. Akan tetapi, kualitas air minum dalam kemasan masih perlu dikaji karena tidak melalui proses pasteurisasi atau pengolahan lainnya.
Sehingga kandungan mikrobiologisnya masih harus diteliti. penelitian ini bertujuan untuk menegtahui kandungan bakteriologis dalam air minum dalam kemasan dan diuji radiosensitivitas dari bakteri E. coli tersebut dengan sinar gamma. Penelitian ini menggunakan metode MPN untuk menguji kandungan bakterinya dan radiasi sinar gamma untuk menguji radiosensitivitasnya. Sampel dalam penelitian ini adalah air minum dalam kemasan berbagai merk yang beredar di Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 13 sampel terdapat 1 sampel yang mengandung E. coli yaitu kode L2 dengan total kandungan bakteri 1.9 x 105 sel per ml.
iv PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun laporan kemajuan Penelitian Dosen Muda yang didanai melalui DIPA Universitas Siliwangi Tahun Anggaran 2017 yang berjudul “Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya”.
Pada kesempatan yang sangat baik ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Siliwangi Tasikmalaya;
2. Ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Penjamin Mutu Pendidikan (LPPM PMP) Universitas Siliwangi;
3. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi;
4. Ketua Jurusan dan Kepala Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi; dan
5. Semua pihak yang telah ikut membatu kami dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kemajuan IPTEKS dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, serta untuk perbaikan kualitas peneliti bidang Biologi pada khususnya.
Tasikmalaya, 29 Juli 2017
Tim Peneliti, Vita Meylani, M.Sc.
Rinaldi Rizal Putra, M.Sc.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
RINGKASAN ... iii
PRAKATA ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Tujuan Khusus ... 3
1.3. Hasil yang Ditargetkan ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. State of The Art ... 5
2.2. Studi Pendahuluan ... 9
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 3.1. Tujuan Penelitian ... 11
3.2. Manfaat Penelitian ... 11
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Tahapan Penelitian ... 12
4.2. Lokasi Penelitian ... 13
4.3. Variabel Penelitian ... 14
4.4. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 14
4.5. Analisis Data Penelitian ... 14
BAB 5 HASIL YANG DICAPAI 5.1. Analisis Kandungan E. coli dalam Air Mineral ... 15
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ... 20
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ... 21
7.2. Saran ... 21
REFERENSI ... 22 Lampiran 1 Draf Publikasi Hasil Penelitian ...
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rencana target capaian……… 4
Tabel 2 Literatur dan Artikel yang Relevan dengan Penelitian………… 9 Tabel 3 Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada air minum dalam
kemasan pada tabung yang berisi 5 mL LB...
16
Tabel 4 Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada air minum dalam kemasan pada tabung yang berisi 10 mL LB + 1 mL sampel...
16
Tabel 5 Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada air minum dalam kemasan pada tabung yang berisi 10 mL LB + 0,1 mL sampel...
17
vii
Gambar 1 Sampel A yang menghasilkan gas……….…….. 15 Gambar 2. Sampel A yang menghasilkan gas……….. 18 Gambar 3 Sampel L yang Mengandung Bakteri E. coli……….. 19
1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup untuk memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Air yang digunakan untuk keperluan sehari- hari seperti minum, memasak, mencuci dan lain-lain harus memenuhi persyaratan kesehatan. Di Indonesia, air untuk keperluan sehari-hari tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 199 (Permenkes untuk air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum) dan Keputusan Menteri Kesehatan No 907 tahun 2012 (Kepmenkes untuk air minum). Selain itu, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menytakan air minum dinyatakan aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratn fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Oleh karena itu, apabila air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak sesuai dengan kriteria tersebut makan air tersebut tidak layak konsumsi.
Air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air baku yang telah melalui sebuah proses sterilisasi, dikemas, dan aman untuk diminum mencakup air mineral dan air demineral. Beberapa tahun terakhir ini penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia berkembang sangat pesat, sehingga banyak terjadi persaingan bagaimana memproduksi air minum yang layak dikonsumsi masyarakat. Ada yang menyebut air minum mineral, ada pula air minum murni, dengan kualitas yang bermacam-macam pula. Hal tersebut ternyata memunculkan perbedaan pendapat air mineral dan air murni dikalangan para ahli dan produsen air minum.
Saat ini air minum dalam kemasan (AMDK) masih mendominasi pangsa pasar minuman ringan di Indonesia dengan persentase sebesar (84,1%) kemudian diikuti oleh minuman teh cepat saji (8,9%), minuman berkarbonasi (3,5%) dan minuman ringan lainnya (3,5%). Data tersebut tidak
terlepas dari gaya hidup yang serba praktis belakang ini sehingga mendorong munculnya perusahaan air minum baru untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan menawarkan harga yang relatif murah tanpa memerhatikan kualitas air minum.
Kualitas standar air minum di Indonesia telah diatur menurut Standar Nasional Indonesia No. SNI 01-3553-2006 Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang menyatakan bahwa batas maksimum total angka bakteri koliform adalah kurang dari 2 dalam 100 ml air minum (Anonim, 2006).
Bakteri koliform adalah bakteri yang umum digunakan sebagai indikator penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Koliform sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan bakteri pathogen (Servais et al., 2007) termasuk E. coli. Oleh karena itu, keberadaan bakteri tersebut dapat menjadi indicator kualitas suatu air minum.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya 2017 dengan tujuan melindungi konsumen dari hal-hal yang tidak diinginkan dan mengetahu radiosensitivitas dari isolate bakteri E. coli yang diperoleh dari air minum dalam kemasan```.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. apakah terdapat kandungan bakteri E. coli pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya?;
2. berapakah jumlah bakteri E. coli pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya?; dan
3. bagaimanakah radiosensitivitas bakteri E. coli pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya?.
3 Agar penelitian yang dilaksanakan dapat terarah dan sistematis, maka penulis memokuskan masalah sebagai berikut :
1. penelitian ini dilakukan untuk menentukan ada tidaknya bakteri E. coli dan jumlahnya pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya;
2. untuk menguji ada tidaknya bakteri E. coli dan jumlahnya pada air minum kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya menggunakan metode yang sama yang digunakan oleh SNI yaitu uji sangkaan (presumptive test), uji penegasan (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test) sedangkan untuk menguji radiosensitivitas bakteri E. coli menggunakan radiasi sinar gamma.
3. objek penelitian ini adalah air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya; dan
4. hasil akhir penelitian yang diambil berupa data hasil identifikasi kandungan dan radiosensitivitas bakteri E. coli pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis mencoba mengadakan penelitian dengan Judul “Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya”.
1.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis kandungan bakteri E. coli yang terdapat pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya.
2. Menganalisis radiosensitivitas bakteri E. coli yang terdapat pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya.
3. Mengumpulkan data kualitas air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya.
4. Memberikan informasi mengenai air minum dalam kemasan yang layak minum dan terbebasa dari bakteri E. coli kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar Kota Tasikmalaya.
1.3 Hasil yang ditargetkan
Hasil yang ditargetkan dari penelitian ini adalah diketahuinya kandungan kandungan serta radiosensitivitas bakteri E. coli yang terdapat pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya. Selain itu, data yang diperoleh dapat dipublikasikan sebagai bahan edukasi untuk konsumen sehingga tidak sembarangan dalam membeli air minum dalam kemasan.
Tabel 1. Rencana Target Capaian
No. Jenis Luaran Indikator Capaian
1. Publikasi ilmiah Internasional -
Nasional Hasil penelitian
dipublikasikan dalam jurnal nasional
2. Pemakalah dalam temu ilmiah
Internasional
Nasional Hasil penelitian
dipublikasikan dalam seminar nasional
3. Invited speaker dalam temu ilmiah
Internasional -
Nasional -
4. Visiting lecturer Internasional -
5. HKI Paten -
Paten Sederhana -
Hak Cipta -
Merk Dagang -
Rahasia Dagang -
Desain Produk Industri - Indikasi Geografis - Perlindungan Varietas Tanaman
- Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu
-
6. Teknologi tepat guna -
7. Model/purwarupa/des ain/karya
seni/rekayasa sosial
-
8. Buku ajar ISBN -
9. Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)
-
5 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State of the Arts
Sekaitan dengan penelitian ini, telah dilakukan penelitian sebelumnya oleh Athena et al., (2004) mengenai kandungan bakteri total coli dan Escherichia coli/FECAL Coli air minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Hasilnya menunjukkan bahwa depot air minum yang beredar di sekitar Jakarta, Tangerang, dan Bekasi tidak memnuhi persyaratan secara mikrobiologis karena kandungan total coli mencapai 28,9% dan Fecal Coli sebesar 18,4% sedangkan menurut aturan pemerintah seharusnya kandungan mikrobiologis standar untuk air munum adalah 0%..
Penelitian lain yang mendukung penelitian ini juga pernah dilakukan oleh Junaedi (2004) mengenai pertumbuhan bakteri pada air minum dalam kemasan merk zammin pada tingkat konsumen dengan praktik higiene berbeda di Kelurahan Tembalang Semarang tahun 2004. Hasil penelitiannya menunjukkan kandungan bakteri coliform dan E. coli cukup tinggi pada air minum dalam kemasan yang diakibatkan karena buruknya higien dalam pengolahan air minum tersebut.
Selain itu, Nuria et al., (2009) juga melakukan penelitian mengenai uji kandungan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang di Kabupaten Rembang. Hasilnya menunjukkan dari 25 sampel air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang yang terdapat di wilayah Kabupaten Rembang mengandung E. coli sebanyak 96% (24 sampel) dan 4% (1 sampel) yang juga positif terkontaminasi E. coli.
Disisi lain, Nikham (1999) juga melakuan penelitian mengenai efek iradiasi sinar gamma terhadap daya tahan E. coli dan Salmonella dalam kondisi N2, N2O dan O2. Hasilnya menunjukkan bahwa kurva E. coli B/r dan E. coli KI2 berbentuk shouklered, sedangkan kurva Salmonella (98) dan Salmonella (100) berbentuk tailed. Nilai D10 E coli B/r menunjukkan, lebih tinggi dibandingkan dengan E.
coli KI2 dan D10 Salmonella (100) lebih tinggi dibanding dengan Salmonella
(98). Iradiasi sampel dengan dialiri gas O2, ternyata lebih efektif wltuk menurunkan daya tahan bakteri tersebut.
Beberapa penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada banyak sampel air minum baik air minum dalam kemasan maupun air minum isi ulang yang beredar di pasaran mengandung bakteri E. coli dan bakteri pathogen yang sejenis seperti Salmonella dapat diradiasi oleh sinar gamma untuk diuji sensitivitasnya. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai acuan atau dasar dalam melakukan sebuah penelitian berdasarkan pengetahuan dan pandangan terkait yang sudah ada sebelumnya. Kemudian teori inilah yang nantinya dihubungkan dengan proses penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Untuk itu maka peneliti akan menjelaskan teori-teori umum yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dalam uraian dan penjelasan berikut.
2.1.1 Air Minum Dalam Kemasan
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu. Air dalam kemasan mencakup air mineral dan air demineral. Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral, sedangkan air demineral merupakan air minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti destilasi, reverse osmosis, dan proses setara (BSN, 2006).
Air minum dalam kemasan secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kemasan galon (19 liter) dan small/single pack. Kemasan galon biasanya dilakukan pengisisan ulang baik oleh prodeusen bermerek maupun depot air minum isi ulang (tanpa merek), dan lebih banyak dikonsumsi oleh konsumen yang berada di perkantoran, hotel, dan rumah tangga. Sedangkan konsumen utama AMDK kemasan Small/single pack atau kemasan yang dapat dibawa secara praktis seperti kemasan 1500 ml/600 ml (botol), 240 ml/220 ml (gelas) dikonsumsi orang-orang yang sedang melakukan perjalanan (Arif, 2009)
7 2.1.2 Bakteri Eschericia coli
Escherichia coli merupakan bakteri komensal yang dapat bersifat patogen, bertindak sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia (Tenailon et al., 2010). Berdasarkan taksonominya E. coli diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Bacteria; Divisio: Proteobacteria; Kelas: Gamma Proteobacteria; Ordo: Enterobacteriales; Famili: Enterobacteriaceae; Genus:
Esherichia; Species: Esherichia coli (Todar, 2008). Escherichia coli diisolasi pertama kali oleh Theodore Escherich pada tahun 1885 dari tinja seorang bayi (Merchant dan Parker, 1961). E. coli merupakan bakteri Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 µm, diameter 0,7 µm, lebar 0,4- 0,7 µm dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata (Smith Keary, 1988; Jawetz et al., 1996). Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup tinggi sekitar 85% (Madigan dan Martinko, 2005). Escherichia coli merupakan golongan bakteri mesofilik yaitu bakteri yang suhu pertumbuhan optimumnya 15-45°C dan dapat hidup pada pH 5,5-8. E. coli akan tumbuh secara optimal pada suhu 27° C.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hawa et al. (2011), E. coli memiliki suhu maksimum pertumbuhan 40-45°C, di atas suhu tersebut bakteri akan mengalami inaktivasi. Penentuan serotipe bakteri E. coli berdasarkan antigen dinding sel (O), kapsular (K), dan flagela (H). Diperkirakan terdapat 173 antigen O, 80 antigen kapsular (K), 56 antigen H yang telah diisolasi (Thoen dalam Gyles dan Thoen, 1993).
Escherichia coli biasanya berkolonisasi di saluran pencernaan dalam beberapa jam setelah masuk ke dalam tubuh dan membangun hubungan mutualistik. Namun, strain non-patogenik dari E. coli bisa menjadi patogen, ketika adanya gangguan di dalam pencernaan serta imunosupresi pada host (Sanz-Garcia et al., 2009; Sharma et al., 2011; Janny et al., 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Jawetz et al. (1996), menyatakan bakteri E. coli pada media EMBA membentuk koloni khas berwarna hijau metalik dengan pusat koloni berwarna gelap. Pada media SIM, bakteri E. coli bersifat motil dan menghasilkan indol. E.
coli secara khas memberi hasil positif pada tes indol, lisin, dekarboksilase dan
peragian manitol serta membentuk gas dari glukosa. Berdasarkan sifat dan karakteristik virulensinya, Escherichia coli diklasifikasikan menjadi lima kelompok (Jawetz et al, 1996), yaitu: 1. Enteroinvasive E. coli (EIEC) menyebabkan penyakit yang mirip dengan shigellosis dengan menyerang sel epitel mukosa usus; 2. Enteroagregative E. coli (EAEC) menyebabkan diare yang akut dan kronis (dalam jangka waktu lebih dari 14 hari) dengan cara melekat pada mukosa intestinal, menghasilkan enterotoksin dan sitotoksin, sehingga terjadi kerusakan mukosa, pengeluran sejumlah besar mukus, dan terjadi diare; 3.
Enteropathogenic E. coli (EPEC) merupakan penyebab penting diare pada bayi, khususnya di negara berkembang. Bakteri ini melekat pada usus kecil. Infeksi EPEC dapat mengakibatkan diare cair yang sulit diatasi dan kronis; 4.
Enterotoxigenic E. coli (ETEC), beberapa strain ETEC memproduksi eksotoksin yang sifatnya labil terhadap panas (LT) dan toksin yang stabil terhadap panas (ST). Infeksi ETEC dapat mengakibatkan gejala sakit perut, kadang disertai demam, muntah, dan pada feses ditemukan darah; dan 5. Enterohemorrhagic E.
coli (EHEC) yaitu serotipe E. coli yang memproduksi verotoksin yaitu EHEC O157:H7. EHEC memproduksi toksin yang sifatnya hampir sama dengan toksin Shiga yang diproduksi oleh strain Shigella dysenteriae. Verotoksin yang dihasilkan menghancurkan dinding mukosa menyebabkan pendarahan
2.1.3 Radiasi Sinar Gamma
Kemampuan radiasi sinar gamna untuk membunuh mikroorganisme ini menjadi objek penelitian yang menarik sejak akhir abad 19. Iradiasi terhadap sel tunggal menimbulkan berbagai efek seperti mutasi gen, perubahan permiabilitas membran, perubahan bentuk, kegagalan reproduksi, menghambat biosintcsis asam deoksiribonukleat (ADN) atau asam ribonukleat (ARN), khususnya pembentukan de-novo (tanpa adanya ADN atau ARN sebagai acuan), dan kematian sel.
Kematian sel disebabkan oleh kerusakan dalam ADN bisa berupa alkilasi, hidrasi, ada rantai tunggal. Atau rantai ganda, perubahan bentuk, terjadi ikatan silang inter-strand, ikatan silang protcin-ADN, dan kerusakan karena pirimidin dimer (4 -5)
9 2.2 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan yang sudah dilakukan adalah mencari literatur berupa artikel dan penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan respirasi tumbuhan.
Berikut ini merupakan hasil studi literatur yang relevan dengan penelitian yang akan digunakan.
Tabel 2 Literatur dan Artikel yang Relevan dengan Penelitian
Peneliti/tahun Fokus Hasil
Athena et al., (2004)
kandungan bakteri total coli
dan Escherichia
coli/FECAL Coli air minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi
depot air minum yang beredar di sekitar Jakarta, Tangerang, dan Bekasi
tidak memnuhi
persyaratan secara mikrobiologis karena kandungan total coli mencapai 28,9% dan Fecal Coli sebesar 18,4%
sedangkan menurut aturan pemerintah seharusnya kandungan mikrobiologis standar untuk air munum adalah 0%.
Junaedi (2004) pertumbuhan bakteri pada air minum dalam kemasan merk zammin pada tingkat konsumen dengan praktik higiene berbeda di kelurahan tembalang semarang tahun 2004
kandungan bakteri coliform dan E. coli cukup tinggi pada air minum dalam kemasan yang diakibatkan karena buruknya higien dalam pengolahan air minum tersebut.
Cut Nuria, Maulita, et al., (2009)
mengenai uji kandungan bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang di Kabupaten Rembang
dari 25 sampel air minum isi ulang dari depot air minum isi ulang yang terdapat di wilayah Kabupaten Rembang mengandung E. coli sebanyak 96% (24 sampel) dan 4% (1 sampel) yang juga positif terkontaminasi E. coli.
Nikhan (1999) efek iradiasi sinar gamma terhadap daya tahan E. coli
kurva E. coli B/r dan E.
coli KI2 berbentuk
dan Salmonella dalam kondisi N2, N2O dan O2.
shouklered, sedangkan kurva Salmonella (98) dan Salmonella (100) berbentuk tailed. Nilai D10 E coli B/r menunjukkan, lebih tinggi dibandingkan dengan E.
coli KI2 dan D10 Salmonella (100) lebih tinggi dibanding dengan Salmonella (98). Iradiasi sampel dengan dialiri gas O2, ternyata lebih efektif wltuk menurunkan daya tahan bakteri tersebut
11 BAB 3
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui kandungan E. coli pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya. Hal tersebut dilakukan karena maraknya air minum dalam kemasan yang beredar dengan berbagai merk telah menjadi kebutuhan utama masyarakat Kota Tasikmalaya sehingga harus diketahui kehigienisan air minum dalam kemasan tersebut diantaranya secara biologis sehingga air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya layak untuk dikonsumsi. Selain itu, tujuan lain dari penelitian ini adalah menganalisis radiosensitivitas bakteri E. coli yang terdapat pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya dan mengumpulkan data kualitas air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya.
3.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui kandungan E. coli pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya;
2. Menegtahui radiosensitivitas bakteri E. coli yang terdapat pada air minum dalam kemasan yang beredar di Kota Tasikmalaya
3. Memberikan informasi mengenai air minum dalam kemasan yang layak minum dan terbebasa dari bakteri E. coli kepada masyarakat terutama yang tinggal di sekitar Kota Tasikmalaya.
12
METODE PENELITIAN
4.1 Tahapan Penelitian
Subjek penelitian ini adalah air minuman dalam kemasan berbagai merk yang beredar di sekitar Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini adalah metode kuantutatif menggunakan teknik MPN dan radiasi sinar gamma.
Sampel air minum dalam kemasan diambil secara acak di sekitar Kota Tasikmalaya. Berikut ini adalah tahapan penelitian yang akan dilakukan:
a. Pengambilan Sampel
Sampel penelitian diambil secara acak dari berbagai pasar dan toko yang menjual air minum dalam kemasan di sekitar Kota Tasikmalaya.
b. Penghitungan Total Bakteri E. coli
Sampel air minum dalam kemasan kemudain dihitung total bakteri E. coli menggunakan metode MPN yang terdiri dari :
1) Uji penduga (presumptive test)
Pada tahap ini spesimen cair ditanam pada 5 tabung Lactose Broth Triple Strenght (5 ml) masing-masing 10 ml, satu tabung Lactose Broth Triple Strenght (10 ml) masing-masing 1 ml, satu tabung Lactose Broth Triple Strenght (10 ml) masing-masing 0,1 ml. Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan uji penegasan.
2) Uji penegasan (confirmed test)
Pada tahap ini tabung-tabung Lactose Broth Triple pada uji penduga yang mengahsilkan gas diambil sedikit dengan mencelupkan ose ke dalam dalamnya kemudian dicelupkan kembali ke dalam tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-tabung yang menghasilkan gas dicatat dan dicocokkan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam sampel.
13 3) Uji pelengkap (completed test)
Pada tahap ini tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth yang menghasilkan gas dicelupkan dengan ose setipis mungkin, kemudian ditanam pada agar EMB dan diinkubasi dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Keberadaan E. coli ditandain dengan terbentuknya koloni bakteri yang rata dan mengkilat (merah kehijauan metalik). Koloni suspect E. coli dilakukan uji biokimia. Ose digoreskan pada koloni suspect E. coli kemudian ditanam pada tabung-tabung untuk uji biokimia (glukosa, laktosa, manitol, maltose, sukrosa, SIM, agar citrat).
Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasi di dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Positif E. coli apabila pada uji biokomia didapatkan hasil uji glukosa (+), laktosa (+), manitol (+), maltose (+), sukrosa (±), H2S (-), indol (+), motilitas (±), dan sitrat (+).
c. Radiasi sampel yang mengandung E. coli dengan Sinar Gamma
Suspensi sampel bakteri tersebut dimasukkan ke dalam tabung khusus untuk radiasi, kemudian diiradiasi dengan sinar ganuna. Selama iradiasi sampel dialiri udara (yang mengandung N2 78%, O2 210/0, Ar 0,90/0, CO2 dan H2O 0,1%) dengan dosis 0; 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 kGy pada jarak 53 cm dari sumber radiasi dengan waktu laju dosis 5 kGy/jam.
d. Analisis Data
Data yag diperoleh baik hasil perhitungan MPN koloni bakteri E.
coli maupun hasil radiasi sinar gamma dianalisis untuk memperoleh simpulan penelitian.
4.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi dan Laboratorim Bahan Pangan Badan Tenaga Nuklir Jakarta Selatan.
4.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel terikatnya berupa kualitas air minum dalam kemasan sedangkan variabel bebasnya adalah kandungan bakteri E. coli dan radiosensitivitasnya terhadap sinar gamma.
4.4 Teknik Pengumpulan Data penelitian
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pengamatan secara kuantitatif dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri E. coli yang terkandung dalam air minum dalam kemasan serta hasil radiasi sinar gamma pada isolate bakteri E. coli.
4.5 Analisa Data Penelitian
Teknik analisis data digunakan secara kuantitatif dilakukan dengan cara menghitung rerata jumlah koloni bakteri E. coli yang terkandung dalam air minum dalam kemasan masing-masing sampel serta hasil radiasi sinar gamma pada isolate bakteri E. coli.
15 BAB 5
HASIL YANG DICAPAI
5.1 Analisis Kandung E. coli pada Air Mineral dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya
Sampel dalam penelitian adalah 13 merk air mineral yang beredar di Kota Tasikmalaya yaitu : i) Aqua, ii) Ades, iii) Ron 88, iv) Le mineral, v) Club, vi) Viro, vii) Nestle, viii) Prim-a, ix) Indomaret, x) Air cup, xi) Tirta, xii) Yasmin, dan xiii) Sodft rider yang selanjutnya diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, dan M. Tiga belas sampel air mineral tersebut diperoleh dari berbagai warung dan pasar yang ada di Kota Tasikmalaya. Sampel tesebut kemudian diuji kandungan E. coli nya menggunakan teknik MPN.
Pada tahapan pertama dilakukan uji penduga (presumptive test) dengan cara memasukan 10 ml dari masing-masing sampel air mineral kedalam tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght, kemudian 1 ml dari masing-masing sampel air mineral dimasukan ke dalam 10 ml Lactose Broth Triple Strenght, kemudian 0,1 ml dari masing-masingsampel air mineral dimasukan kedalam tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght.
Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung- tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan uji penegasan.
Gambar 1. Sampel A yang Menghasilkan Gas
Pada tahap ini tabung yang berisi 10 ml sampel dan 5 ml Lactose Broth Triple Strenght beberapa sampel membentuk suspensi mikrobia (sampel A, D, E, F, G, H, J, K, L, M). Uji persumtif menggunakan komposisi ini tidak ada yang menghasilkan gelembung. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 5 ml media dan 10 ml sampel.
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 10 ml Sampel
No. Kode Sampel Terdapat Gas Suspensi Mikrobia
1. A (-) (+)
2. B (-) (-)
3. C (-) (-)
4. D (-) (+)
5. E (-) (+)
6. F (-) (+)
7. G (-) (+)
8. H (-) (+)
9. I (-) (-)
10. J (-) (+)
11. K (-) (+)
12. L (-) (+)
13. M (-) (+)
Sedangkan pada tabung yang berisi 1 ml sampel dan 10 ml Lactose Broth Triple Strenght beberapa sampel yang membentuk suspensi mikrobia adalah B, F, I, J, K, L, M). Uji persumtif menggunakan komposisi ini tidak ada yang menghasilkan gelembung. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 10 ml media dan 1 ml sampel.
Tabel 4. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 1 ml Sampel
No. Kode Sampel Terdapat Gas Suspensi Mikrobia
1. A (-) (-)
2. B (-) (+)
3. C (-) (-)
4. D (-) (-)
5. E (-) (-)
6. F (-) (+)
17 No. Kode Sampel Terdapat Gas Suspensi Mikrobia
7. G (-) (-)
8. H (-) (-)
9. I (-) (+)
10. J (-) (+)
11. K (-) (+)
12. L (-) (+)
13. M (-) (+)
Di sisi lain tabung yang berisi 0,1 ml sampel dan 10 ml Lactose Broth Triple Strenght beberapa sampel yang membentuk suspensi mikrobia adalah A, D, E, F, H, I, J, K, L, M. Uji persumtif menggunakan komposisi ini ada yang menghasilkan gelembung yaitu sampel A. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 10 ml media dan 0,1 ml sampel.
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 0,1 ml Sampel
No. Kode Sampel Terdapat Gas Suspensi Mikrobia
1. A (+) (-)
2. B (-) (-)
3. C (-) (-)
4. D (-) (+)
5. E (-) (+)
6. F (-) (+)
7. G (-) (-)
8. H (-) (+)
9. I (-) (+)
10. J (-) (+)
11. K (-) (+)
12. L (-) (+)
13. M (-) (+)
Tahapan selanjutnya adalah uji penegasan (confirmed test). Pada tahap ini tabung-tabung Lactose Broth Triple pada uji penduga yang menghasilkan gas diambil sedikit dengan mencelupkan ose ke dalam dalamnya kemudian dicelupkan kembali ke dalam tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-tabung yang
menghasilkan gas dicatat dan dicocokkan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam sampel.
Gambar 2. Sampel A yang Menghasilkan Gas
Pada tahap uji penegasan (confirmed test) diketahui sampel A dan L mengandung suspensi E. coli. Kemudian dua sampel ini dilanjutkan ke uji pelengkap (completed test).
Uji pelengkap (completed test) Pada tahap ini tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth yang menghasilkan gas dicelupkan dengan ose setipis mungkin, kemudian ditanam pada agar EMB dan diinkubasi dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Keberadaan E. coli ditandain dengan terbentuknya koloni bakteri yang rata dan mengkilat (merah kehijauan metalik). Koloni suspect E. coli dilakukan uji biokimia. Ose digoreskan pada koloni suspect E.
coli kemudian ditanam pada tabung-tabung untuk uji biokimia (glukosa, laktosa, manitol, maltose, sukrosa, SIM, agar citrat). Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasi di dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Positif E. coli apabila pada uji biokomia didapatkan hasil uji glukosa (+), laktosa (+), manitol (+), maltose (+), sukrosa (±), H2S (-), indol (+), motilitas (±), dan sitrat (+).
19
Gambar 4.3 Sampel L yang Mengandung E.coli
Hasil uji pelengkap menunjukkan bahwa sampel L mengandung E.
coli dan setelah dilakukan perhitungan terdapat 1.9x105 sel per ml/gr dalam sampel L.
20
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Penelitian ini tidak hanya selesai setelah penentuan bakteri E. coli tetapi juga menentukan sifat radiosensitivitas E. coli menggunakan sinar gamma dengan cara suspensi sampel bakteri E. coli dimasukkan ke dalam tabung khusus untuk radiasi, kemudian diiradiasi dengan sinar ganuna. Selama iradiasi sampel dialiri udara (yang mengandung N2 78%, O2 210/0, Ar 0,90/0, CO2 dan H2O 0,1%) dengan dosis 0; 0,1; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0 kGy pada jarak 53 cm dari sumber radiasi dengan waktu laju dosis 5 kGy/jam. Sehingga bakteri E. coli yang ditemukan juga dapat diketahui sifat radiosensitivitasnya.
21 BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 sampel penelitian yang diuji dengan teknik MPN pada tahap uji persumtif hamper semua sampel mengandung mikrobia tetapi yang mengandung gas hanya satu sampel yaitu L, kemudian sampel L dilanjutkan ke tahapan uji penegasan hasilnya maenghasilkan gas kemudian dilanjutkan ke tahapan uji pelengkap sampel L diketahui mengandung E. coli sebanyak 1.9 x 105 sel per ml.
7.2. Saran
Saran dari penulis untuk pembaca yang tertarik mengembangkan penelitin ini adalah :
1. Sampel yang digunakan harus lebih banyak lagi sehingga memungkinkan banyaknya data yang diperoleh;
2. Alat dan bahan harus disiapkan sebaik mungkin terutama jika melakukan penelitian yang menggunakan banyak sampel sehingga proses pengujian tidak terhambat;
3. Perlu waktu yang khusus untuk mengerjakan penelitian semacam ini sehingga proses pengamatan akan berjalan dengan baik;
4. Diperlukan keterampilan dan kesabaran untuk memperoleh hasil yang terbaik.
15
Apriliana, Ety., Ramadhian, M. Ricky., & Gapila, Meta. 2014. Bacteriological Quality of Refill Drinking Water at Refill Drinkung Water Depots in Bandar Lampung. JUKE 4 (7): 142-146.
Athena., Sukar., dan Haryono. 2004. Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherichia coli / Fecal Coli Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang d Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Bul. Penel. Kesehatan, 32(3): 135 – 143.
Badan Standarisasi Nasional Republik Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-3553-2006 Air Minum dalam Kemasan. Tersedia:
www.desalite.com/download/SNI-01-3553-2006.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017.
Hawa, L.C., Susilo, B., dan Jayasari N.E. 2011. Studi Komparasi Inaktivasi Escherichia coli dan Perubahan Sifat Fisik pada Pasteurisasi Susu Sapi Segar Menggunakan Metode Pemanasan dan Tanpa Pemanasan dengan Kejut Medan Listrik. Jurnal Teknologi Pertanian, 12(1): 31 – 39.
Janny, S., Bert, F., Dondero, F., Nicolas, C.M.H., and Belghiti, J. 2012. Fatal Escherichia coli Skin and Soft Tissue Infection in Liver Transplant Recipients: Report of Three Cases. Transpl Infect Dis, 15(2): 49 – 53.
Jawetz, E., Melnick, J.L., and Adelberg, E.A. 1996. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi ke-20. Jakarta: EGC Penerbit Kedokteran.
Junaedi. 2004. Pertumbuhan Bakteri pada Air Minum Dalam Kemasan Galon Isi Ulang Merk Zammin pada Tingkat Konsumen dengan Praktik Higiene yang Berbeda di Kelurahan Tembalang Kota Semarang.
Semarang: Undip Press.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No.
416 Th. 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Tersedia: pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/55_permenkes%
20416.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017.
---. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
Tersedia: http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes /PMK%20No.%20492%20ttg%20Persyaratan%20Kualitas%20Air%
20Minum.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017.
Madigan , M.T., and Martinko, J.M. 2005. Brock Biology of Microorganism 11th Edition. Prentice Hall: New Jersey.
Nikham. 1999. Efek Radiasi Sinar Gamma terhadap Daya Tahan Escherichia coli dan Salmonella dalam Kondisi N2, N2O, dan O2. Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi: 297 – 302.
Nuria, M.C., Rosyid, A., & Sumantri. 2009. Uji Kandungan Bakteri Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang dari Depot Air Minum Isi Ulang si Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 5 (1):27-35.
16 Pratama Sekedang, M. Iqbal., Manaf, Zakiah Heryawati., Darmawi., Jamin, Faisal., Abrar, Mahdi., & Razali. 2016. Kontaminasi Bakteri Koliform pada Air Minum Isi Ulang di Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Jurnal Medika Veterinaria. 10(1):70-73.
Sanz-Garcia, M., Fernandez-Crus, A., Rodriquez-Creixems, M., Cercenado, E., Marin, M., Munoz, P., and Bouza, E. 2009. Recurrent Escherichia coli Bloodstream Infection: Epidemiology and Risk Factors.
Medicine (Baltimore), 88(2): 77 – 82.
Servais, P., Armisen, T.G., George, I., and Billen, G. 2007. Fecal Bacteria in The Rivers of The Seine Drainage Network (France): Source, Fate and Modelling. Science of The Total Environment.
Sharma, L.K., Fang, H., Liu, J., Vartak, R., Deng, J., and Bai, Y. 2011.
Mitochondrial Respiratory Complex I Dysfunction Promotes Tumorgenesis Through ROS Alteration and AKT Activation. Hum.
Mol. Genet, 20(23): 4605 – 4616.
Smith-Keary, P.F. 1988. Genetic Elements in Escherichia coli. London:
Macmillan Mollecular Biology series.
Tenaillon, O., Skurnik, D., Picard, B., and Denamur, E. 2010. The Population Genetics of Commensal Escherichia coli. Nat. Rev. Microbiol, 8(3):
207 – 217.
Thoen, C.O., Enright, F., and Cheville, N.F. 1993. Brucella. In: Gyles, C.L., Thoen, C.O. eds. Pathogenesis of Bacterial Infection in Animals.
Ames: Iowa State University Press. pp. 236 – 247.
Todar, K. 2008. Staphylococcus aureus and Staphylococcus disease. Todar’s
Online Textbook of Bacteriology
(http://textbookofbacteriology.net/staph.html). Diakses pada 20 Januari 2017.
YANG BEREDAR DI KOTA TASIKMALAYA
Analysis of E. coli Bacteria in Drinking Water in a Particular Packaging in Tasikmalaya City
Vita Meylani1), Rinaldi Rizal Putra1,2)
1) Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi
2)Laboratorium Jurusan Pendidikan Biologi FKIP Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 4615
E-mail korespondensi: [email protected]
Abstract – Drinking water is the main need of human beings as living beings. Over time, people are more practical so that for the needs of drinking prefer to use bottled drinking water or refill drinking water. The high demand for bottled water raises the number of drinking water companies that issue bottled drinking water products. However, the quality of bottled drinking water still needs to be assessed because it is not through pasteurization or other processing. So that the microbiological content should still be investigated. This study aims to confirm bacteriological content in bottled drinking water and tested the radiosensitivity of E. coli bacteria with gamma rays. This study used the MPN method to test its bacterial content and gamma ray radiation to test its radiosensitivity. The sample in this research is drinking water in various brand packaging circulating in Tasikmalaya City. Based on the research results obtained from 13 samples there is 1 sample containing E. coli is code L2 with total bacterial content 1.9 x 105 cells per ml.
Keywords: E. coli, Drinking Water, Tasikmalaya City
Abstrak – Air minum merupakan kebutuhan utama manusia sebagai makhluk hidup. Seiring berjalannya waktu, manusia lebih bersifat praktis sehingga untuk kebutuhan minum pun lebih memilih menggunakan air minum dalam kemasan atau air minum isi ulang. Tingginya permintaan akan air minum dalam kemasan memunculkan banyaknya perusahaan air minum yang mengeluarkan produk air minum dalam kemasan. Akan tetapi, kualitas air minum dalam kemasan masih perlu dikaji karena tidak melalui proses pasteurisasi atau pengolahan lainnya. Sehingga kandungan mikrobiologisnya masih harus diteliti. penelitian ini bertujuan untuk menegtahui kandungan bakteriologis dalam air minum dalam kemasan dan diuji radiosensitivitas dari bakteri E. coli tersebut dengan sinar gamma. Penelitian ini menggunakan metode MPN untuk menguji kandungan bakterinya dan radiasi sinar gamma untuk menguji radiosensitivitasnya. Sampel dalam penelitian ini adalah air minum dalam kemasan berbagai merk yang beredar di Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh dari 13 sampel terdapat 1 sampel yang mengandung E. coli yaitu kode L2 dengan total kandungan bakteri 1.9 x 105 sel per ml.
Kata kunci: E. coli, Air Minum Dalam Kemasan, Kota Tasikmalaya
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup untuk memenuhi segala kebutuhannya sehari-hari. Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum, memasak, mencuci dan lain-lain
harus memenuhi persyaratan kesehatan. Di Indonesia, air untuk keperluan sehari-hari tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 199 (Permenkes untuk air bersih, air kolam renang, dan air
pemandian umum) dan Keputusan Menteri Kesehatan No 907 tahun 2012 (Kepmenkes untuk air minum).
Selain itu, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum menytakan air minum dinyatakan aman bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratn fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter wajib dan parameter tambahan. Oleh karena itu, apabila air minum yang dikonsumsi masyarakat tidak sesuai dengan kriteria tersebut makan air tersebut tidak layak konsumsi.
Air minum dalam kemasan (AMDK) adalah air baku yang telah melalui sebuah proses sterilisasi, dikemas, dan aman untuk diminum mencakup air mineral dan air demineral. Beberapa tahun terakhir ini penjualan air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia berkembang sangat pesat, sehingga banyak terjadi persaingan bagaimana memproduksi air minum yang layak dikonsumsi masyarakat. Ada yang menyebut air minum mineral, ada pula air minum murni, dengan
kualitas yang bermacam-macam pula.
Hal tersebut ternyata memunculkan perbedaan pendapat air mineral dan air murni dikalangan para ahli dan produsen air minum.
Saat ini air minum dalam
kemasan (AMDK) masih
mendominasi pangsa pasar minuman ringan di Indonesia dengan persentase sebesar (84,1%) kemudian diikuti oleh minuman teh cepat saji (8,9%), minuman berkarbonasi (3,5%) dan minuman ringan lainnya (3,5%). Data tersebut tidak terlepas dari gaya hidup yang serba praktis belakang ini sehingga mendorong munculnya perusahaan air minum baru untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan menawarkan harga yang relatif murah tanpa memerhatikan kualitas air minum.
Kualitas standar air minum di Indonesia telah diatur menurut Standar Nasional Indonesia No. SNI 01-3553-2006 Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang menyatakan bahwa batas maksimum total angka bakteri koliform adalah kurang dari 2 dalam 100 ml air minum (Anonim, 2006). Bakteri koliform adalah bakteri yang umum
penentuan kualitas sanitasi makanan dan air. Koliform sebenarnya bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan bakteri pathogen (Servais et al., 2007) termasuk E. coli. Oleh karena itu, keberadaan bakteri tersebut dapat menjadi indicator kualitas suatu air minum.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu diadakan penelitian mengenai Analisis Kandungan dan Radiosensitivitas Escherichia coli pada Air Minum Dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya 2017 dengan tujuan melindungi konsumen dari hal-hal yang tidak diinginkan dan mengetahu radiosensitivitas dari isolate bakteri E.
coli yang diperoleh dari air minum dalam kemasan.
METODE PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah air minuman dalam kemasan berbagai merk yang beredar di sekitar Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini
menggunakan teknik MPN dan radiasi sinar gamma. Sampel air minum dalam kemasan diambil secara acak di sekitar Kota Tasikmalaya.
Berikut ini adalah tahapan penelitian yang telah dilakukan:
1. Pengambilan Sampel
Sampel penelitian diambil secara acak dari berbagai pasar dan toko yang menjual air minum dalam kemasan di sekitar Kota Tasikmalaya.
2. Penghitungan Total Bakteri E.
coli
Sampel air minum dalam kemasan kemudain dihitung total bakteri E. coli menggunakan metode MPN yang terdiri dari:
a. Uji penduga (presumptive test) Pada tahap ini spesimen cair ditanam pada 5 tabung Lactose Broth Triple Strenght (5 ml) masing-masing 10 ml, satu tabung Lactose Broth Triple Strenght (10 ml) masing-masing 1 ml, satu tabung Lactose Broth Triple Strenght (10 ml) masing- masing 0,1 ml. Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-
tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan uji penegasan.
b. Uji penegasan (confirmed test) Pada tahap ini tabung-tabung Lactose Broth Triple pada uji penduga yang mengahsilkan gas diambil sedikit dengan mencelupkan ose ke dalam dalamnya kemudian dicelupkan kembali ke dalam tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam.
Tabung-tabung yang
menghasilkan gas dicatat dan dicocokkan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam sampel.
c. Uji pelengkap (completed test) Pada tahap ini tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth yang menghasilkan gas dicelupkan dengan ose setipis mungkin, kemudian ditanam pada agar EMB dan diinkubasi dalam inkubator 37◦C selama 24 jam.
Keberadaan E. coli ditandain dengan terbentuknya koloni bakteri yang rata dan mengkilat
(merah kehijauan metalik).
Koloni suspect E. coli dilakukan uji biokimia. Ose digoreskan pada koloni suspect E. coli kemudian ditanam pada tabung-tabung untuk uji biokimia (glukosa, laktosa, manitol, maltose, sukrosa, SIM, agar citrat). Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasi di dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Positif E. coli apabila pada uji biokomia didapatkan hasil uji glukosa (+), laktosa (+), manitol (+), maltose (+), sukrosa (±), H2S (-), indol (+), motilitas (±), dan sitrat (+).
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pengamatan secara kuantitatif dengan cara menghitung jumlah koloni bakteri E. coli yang terkandung dalam air minum dalam kemasan serta hasil radiasi sinar gamma pada isolate bakteri E. coli.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data digunakan secara kuantitatif dilakukan dengan
bakteri E. coli yang terkandung dalam air minum dalam kemasan masing- masing sampel serta hasil radiasi sinar gamma pada isolate bakteri E.
coli.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan berisi hasil analisis yang merupakan jawaban dari pertanyaan/
permasalahan penelitian. Pembahasan menekankan pada hubungan antara interpretasi hasil dengan teori yang digunakan. Apabila diperlukan penjelasan hasil penelitian dan pembahasannya dapat disusun dalam sub-bab yang terpisah dengan penulisan sebagai berikut.
1. Analisis Kandung E. coli dalam Air Mineral dalam Kemasan yang Beredar di Kota Tasikmalaya
Sampel dalam penelitian adalah 13 merk air mineral yang beredar di Kota Tasikmalaya yaitu : i) Aqua, ii) Ades, iii) Ron 88, iv) Le mineral, v) Club, vi) Viro, vii) Nestle, viii) Prim-a, ix) Indomaret, x) Air cup, xi) Tirta, xii) Yasmin, dan xiii) Sodft rider yang selanjutnya diberi kode A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, dan
tersebut diperoleh dari berbagai warung dan pasar yang ada di Kota Tasikmalaya. Sampel tesebut kemudian diuji kandungan E. coli nya menggunakan teknik MPN.
Pada tahapan pertama dilakukan uji penduga (presumptive test) dengan cara memasukan 10 ml dari masing- masing sampel air mineral kedalam tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght, kemudian 1 ml dari masing- masing sampel air mineral dimasukan ke dalam 10 ml Lactose Broth Triple Strenght, kemudian 0,1 ml dari masing- masingsampel air mineral dimasukan kedalam tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght. Tabung-tabung tersebut di inkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-tabung yang menghasilkan gas dilanjutkan dengan uji penegasan (Gambar 1).
Pada tahap ini tabung yang berisi 10 ml sampel dan 5 ml Lactose Broth Triple Strenght
beberapa sampel membentuk suspensi mikrobia (sampel A, D, E, F, G, H, J, K, L, M). Uji persumtif menggunakan komposisi ini tidak ada yang
menghasilkan gelembung. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 5 ml media dan 10 ml sampel.
Gambar 1. Sampel A yang Menghasilkan Gas
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 5 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 10 ml Sampel
No Kode Sampel Keberadaan Gas Suspensi Mikroba
1 A (-) (+)
2 B (-) (-)
3 C (-) (-)
4. D (-) (+)
5. E (-) (+)
6. F (-) (+)
7. G (-) (+)
8. H (-) (+)
9. I (-) (-)
10. J (-) (+)
11. K (-) (+)
12. L (-) (+)
13. M (-) (+)
pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 1 ml Sampel
No Kode Sampel Keberadaan Gas Suspensi Mikroba
1 A (-) (-)
2 B (-) (+)
3 C (-) (-)
4. D (-) (-)
5. E (-) (-)
6. F (-) (+)
7. G (-) (-)
8. H (-) (-)
9. I (-) (+)
10. J (-) (+)
11. K (-) (+)
12. L (-) (+)
13. M (-) (+)
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Persumtif E. coli pada Air Minum dalam Kemasan pada Tabung yang berisi 10 ml Lactose Broth Triple Strenght dan 0,1 ml Sampel
No Kode Sampel Keberadaan Gas Suspensi Mikroba
1 A (+) (-)
2 B (-) (-)
3 C (-) (-)
4. D (-) (+)
5. E (-) (+)
6. F (-) (+)
7. G (-) (-)
8. H (-) (+)
9. I (-) (+)
10. J (-) (+)
11. K (-) (+)
12. L (-) (+)
13. M (-) (+)
Gambar 2. Sampel A yang Menghasilkan Gas
Gambar 3. Sampel L yang Mengandung Bakteri E. coli Sedangkan pada tabung yang
berisi 1 ml sampel dan 10 ml Lactose Broth Triple Strenght beberapa sampel yang membentuk suspensi mikrobia adalah B, F, I, J, K, L, M).
Uji persumtif menggunakan komposisi ini tidak ada yang menghasilkan gelembung. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 10 ml media dan 1 mL sampel.
Di sisi lain tabung yang berisi 0,1 ml sampel dan 10 ml Lactose Broth Triple Strenght beberapa sampel yang membentuk suspensi mikrobia adalah A, D, E, F, H, I, J, K, L, M. Uji persumtif menggunakan komposisi ini ada yang menghasilkan gelembung yaitu sampel A. Berikut adalah data hasil pegujian persumtif dengan komposisi 10 ml media dan 0,1 ml sampel.
uji penegasan (confirmed test). Pada tahap ini tabung-tabung Lactose Broth Triple pada uji penduga yang menghasilkan gas diambil sedikit dengan mencelupkan ose ke dalam dalamnya kemudian dicelupkan kembali ke dalam tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37◦C selama 48 jam. Tabung-tabung yang menghasilkan gas dicatat dan dicocokkan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah bakteri Coliform yang terkandung di dalam sampel.
Pada tahap uji penegasan (confirmed test) diketahui sampel A dan L mengandung suspensi E. coli.
Kemudian dua sampel ini dilanjutkan ke uji pelengkap (completed test).
Uji pelengkap (completed test) Pada tahap ini tabung Brilliant Green Lactose Bile Broth yang menghasilkan gas dicelupkan dengan ose setipis mungkin, kemudian ditanam pada agar EMB dan diinkubasi dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Keberadaan E. coli ditandain dengan terbentuknya koloni bakteri yang rata dan mengkilat (merah kehijauan metalik). Koloni
biokimia. Ose digoreskan pada koloni suspect E. coli kemudian ditanam pada tabung-tabung untuk uji biokimia (glukosa, laktosa, manitol, maltose, sukrosa, SIM, agar citrat).
Tabung-tabung tersebut kemudian diinkubasi di dalam inkubator 37◦C selama 24 jam. Positif E. coli apabila pada uji biokomia didapatkan hasil uji glukosa (+), laktosa (+), manitol (+), maltose (+), sukrosa (±), H2S (-), indol (+), motilitas (±), dan sitrat (+).
Hasil uji pelengkap menunjukkan bahwa sampel L mengandung E. coli dan setelah dilakukan perhitungan terdapat 1.9x105 sel per ml/gr dalam sampel L.
SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 13 sampel penelitian yang diuji dengan teknik MPN pada tahap uji persumtif hamper semua sampel mengandung mikrobia tetapi yang mengandung gas hanya satu sampel yaitu L, kemudian sampel L dilanjutkan ke tahapan uji penegasan hasilnya maenghasilkan gas kemudian
dilanjutkan ke tahapan uji pelengkap sampel L diketahui mengandung E.
coli sebanyak 1.9 x 105 sel per ml.
Saran dari penulis untuk
pembaca yang tertarik
mengembangkan penelitin ini adalah : 1. Sampel yang digunakan harus lebih banyak lagi sehingga memungkinkan banyaknya data yang diperoleh;
2. Alat dan bahan harus disiapkan sebaik mungkin terutama jika melakukan penelitian yang menggunakan banyak sampel sehingga proses pengujian tidak terhambat;
3. Perlu waktu yang khusus untuk mengerjakan penelitian semacam ini sehingga proses pengamatan akan berjalan dengan baik;
4. Diperlukan keterampilan dan kesabaran untuk memperoleh hasil yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliana, Ety., Ramadhian, M.
Ricky., & Gapila, Meta. 2014.
Bacteriological Quality of Refill Drinking Water at Refill Drinkung Water Depots in Bandar Lampung. JUKE 4 (7):
142-146.
Athena., Sukar., dan Haryono. 2004.
Kandungan Bakteri Total Coli dan Escherichia coli / Fecal Coli Air Minum dari Depot Air Minum Isi Ulang d Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Bul.
Penel. Kesehatan, 32(3): 135 – 143.
Badan Standarisasi Nasional Republik Indonesia. Standar Nasional Indonesia (SNI) 01- 3553-2006 Air Minum dalam
Kemasan. Tersedia:
www.desalite.com/download/SN I-01-3553-2006.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017.
Hawa, L.C., Susilo, B., dan Jayasari N.E. 2011. Studi Komparasi Inaktivasi Escherichia coli dan Perubahan Sifat Fisik pada Pasteurisasi Susu Sapi Segar
Menggunakan Metode
Pemanasan dan Tanpa Pemanasan dengan Kejut Medan Listrik. Jurnal Teknologi Pertanian, 12(1): 31 – 39.
Janny, S., Bert, F., Dondero, F., Nicolas, C.M.H., and Belghiti, J. 2012. Fatal Escherichia coli Skin and Soft Tissue Infection in Liver Transplant Recipients:
Report of Three Cases. Transpl Infect Dis, 15(2): 49 – 53.
Jawetz, E., Melnick, J.L., and Adelberg, E.A. 1996.
Mikrobiologi Kedokteran, Edisi ke-20. Jakarta: EGC Penerbit Kedokteran.
Junaedi. 2004. Pertumbuhan Bakteri pada Air Minum Dalam
Zammin pada Tingkat Konsumen dengan Praktik Higiene yang Berbeda di Kelurahan Tembalang Kota Semarang. Semarang: Undip Press.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Th. 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Tersedia:
pppl.depkes.go.id/_asset/_regul asi/55_permenkes% 20416.pdf.
Diakses pada 21 Januari 2017.
---. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/Menkes/Per/IV/2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Tersedia:
http://www.hukor.depkes.go.id/
up_prod_permenkes
/PMK%20No.%20492%20ttg%
20Persyaratan%20Kualitas%20 Air%20Minum.pdf. Diakses pada 21 Januari 2017.
Madigan , M.T., and Martinko, J.M.
2005. Brock Biology of Microorganism 11th Edition.
Prentice Hall: New Jersey.
Nikham. 1999. Efek Radiasi Sinar Gamma terhadap Daya Tahan Escherichia coli dan Salmonella dalam Kondisi N2, N2O, dan O2. Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan Radiasi:
297 – 302.
Nuria, M.C., Rosyid, A., & Sumantri.
2009. Uji Kandungan Bakteri
Minum Isi Ulang dari Depot Air Minum Isi Ulang si Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. 5 (1):27-35.
Pratama Sekedang, M. Iqbal., Manaf, Zakiah Heryawati., Darmawi., Jamin, Faisal., Abrar, Mahdi.,
& Razali. 2016. Kontaminasi Bakteri Koliform pada Air Minum Isi Ulang di Desa Ilie Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh. Jurnal Medika Veterinaria. 10(1):70-73.
Sanz-Garcia, M., Fernandez-Crus, A., Rodriquez-Creixems, M., Cercenado, E., Marin, M., Munoz, P., and Bouza, E. 2009.
Recurrent Escherichia coli Bloodstream Infection:
Epidemiology and Risk Factors.
Medicine (Baltimore), 88(2): 77 – 82.
Servais, P., Armisen, T.G., George, I., and Billen, G. 2007. Fecal Bacteria in The Rivers of The Seine Drainage Network (France): Source, Fate and Modelling. Science of The Total Environment.
Sharma, L.K., Fang, H., Liu, J., Vartak, R., Deng, J., and Bai, Y. 2011. Mitochondrial Respiratory Complex I Dysfunction Promotes Tumorgenesis Through ROS Alteration and AKT Activation.
Hum. Mol. Genet, 20(23): 4605 – 4616.
Smith-Keary, P.F. 1988. Genetic Elements in Escherichia coli.
London: Macmillan Mollecular Biology series.
Tenaillon, O., Skurnik, D., Picard, B., and Denamur, E. 2010. The Population Genetics of Commensal Escherichia coli.
Nat. Rev. Microbiol, 8(3): 207 – 217.
Thoen, C.O., Enright, F., and Cheville, N.F. 1993. Brucella.
In: Gyles, C.L., Thoen, C.O.
eds. Pathogenesis of Bacterial Infection in Animals. Ames:
Iowa State University Press. pp.
236 – 247.
Todar, K. 2008. Staphylococcus aureus and Staphylococcus disease. Todar’s Online Textbook of Bacteriology (http://textbookofbacteriology.n et/staph.html). Diakses pada 20 Januari 2017.