• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2021 DIREKTORAT PENGEMBANGAN STANDAR AGRO, KIMIA, KESEHATAN, DAN HALAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2021 DIREKTORAT PENGEMBANGAN STANDAR AGRO, KIMIA, KESEHATAN, DAN HALAL"

Copied!
304
0
0

Teks penuh

(1)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

1

LAPORAN KINERJA TAHUN 2021

DIREKTORAT

PENGEMBANGAN STANDAR AGRO, KIMIA, KESEHATAN,

DAN HALAL

BADAN STANDARDISASI NASIONAL

2021

(2)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

2

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah.

Laporan Kinerja juga merupakan komponen dari prinsip

"good governance" yang menjadi persyaratan bagi setiap instansi, dalam upaya mewujudkan visi dan misi Lembaga yang selaras dengan visi dan misi Presiden.

Sejalan dengan itu, penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2021 dimaksudkan untuk melaporkan secara transparan penggunaan seluruh sumber daya yang menjadi kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) kepada semua pihak yang berkepentingan.

Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2021 merupakan Laporan Kinerja tahun kedua Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020- 2024. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2021 telah mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Surat Keputusan Sekretaris Utama BSN Nomor 22/KEP/SESTAMA/11/2019 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun 2020-2024.

Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2021 ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang bermanfaat dan umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi organisasi dan seluruh Unit Kerja di lingkungan BSN di masa yang akan datang.

Jakarta, 20 Januari 2022

Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

Wahyu Purbowasito

(3)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal sebagaimana mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, dan evaluasi dan pelaporan pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal.

Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2021 dengan 5 (lima) sasaran dan 7 (tujuh) indikator kinerja.

Sasaran dan indikator kinerja tersebut merupakan perwujudan pelaksanaan Program Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal.

Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2021 menurut Sasaran:

Tabel Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Capaian Tahun 2021

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capai an % 1. Tersedianya

Standar Nasional

Indonesia (SNI) agro, kimia, kesehatan, dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

1. Persentase

ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

30 % 54,3% 120%

2. Memastikan kebijakan pengembanga n SNI ditaati

2. Persentase kebijakan

pengembangan SNI yang dijadikan acuan

pengembangan standar

100 % 100 % 100 %

3. Persentase rekomendasi

100 % 100 % 100 %

(4)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 4 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capai

an % kebijakan

pengembangan SNI yang ditindaklanjuti 3. Tersedianya SNI

agro, kimia, kesehatan, dan halal sesuai kebutuhan dan prioritas

nasional

4. Persentase

ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang disahkan berdasarkan

kebutuhan dan prioritas nasional

44 % 70% 120%

4. Meningkatnya jumlah SNI agro, kimia,

kesehatan, dan halal yang harmonis

dengan standar internasional

5. Persentase SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang mengadopsi

standar internasional

30 % 45,4 % 120%

6. Jumlah usulan standar

internasional sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal yang diajukan Indonesia diakui secara global

3

dokumen 2

dokumen 67%

5. Meningkatkan kualitas

pengelolaan anggaran

7. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal

≥ 97 % 99,99 % 103 %

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 120%.

Dari 7 (tujuh) indikator kinerja di Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal yang ditargetkan, 6 (enam) indikator kinerja telah mencapai target.

Untuk indikator kinerja yang capaiannya masih di bawah 100% telah dilakukan langkah-langkah untuk perbaikan antara lain melakukan reviu terkait perencanaan pengusulan standar internasional sektor Agro, Kimia,

(5)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 5 Kesehatan dan Halal dengan mempertimbangkan kepentingan nasional, situasi, kondisi keuangan negara dan tahapan proses perumusan standar internasional serta adanya potensi duplikasi pada forum Internasional.

Dalam rangka mendukung pencapaian kinerja, pada tahun 2021 Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal mengelola pagu awal sebesar Rp. 4.897.906.000,00 dan pagu telah direvisi beberapa kali sampai di akhir tahun 2021 menjadi Rp. 1.063.092.000,00 dengan realisasi sebesar Rp. 1.063.044.539,00 atau mencapai 99,99 %.

Sebagai langkah efisiensi sumber daya pada tahun 2021 telah dilakukan prioritasi pemanfaatan anggaran dan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan yang terkait dengan pengembangan standar.

(6)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 6

DAFTAR ISI

Halaman Cover 1

Kata Pengantar 2

Ringkasan Eksekutif 3

Daftar Isi 6

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG ... 8

I.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI ... 8

I.3 SUMBER DAYA MANUSIA ... 22

I.4 PERAN STRATEGIS ... 23

BAB II PERENCANAAN KINERJA II.1 PERENCANAAN STRATEGIS ... 25

II.1.1 Visi dan Misi ... 25

II.1.2 Tujuan dan Sasaran ... 27

II.2 PERJANJIAN KINERJA ... 29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA III.1 CAPAIAN KINERJA ... 33

III.2 CAPAIAN KEGIATAN ... 62

III.3 CAPAIAN DI LUAR PERJANJIAN KINERJA ... 64

III.3.1 Pemeliharaan SNI ... 64

III.3.2 Pembinaan SDM Perumusan... 66

III.3.3 Evaluasi Kinerja Komite Teknis ... 69

III.3.4 Pemenuhan kewajiban Internasional terkait pengembangan standar 70 III.3.5 Kontribusi Pengembangan SNI dalam mencapai SDGs ... 102

(7)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 7 III.3.6 Daftar 10 besar judul SNI yang Paling Banyak Diminati ... 103 III.4 REALISASI ANGGARAN ... 106

BAB IV PENUTUP

PENUTUP ... 109

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ... 112 Perjanjian Kinerja Tahun 2021 Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal ... 112 LAMPIRAN 2 Daftar SNI yang Ditetapkan Tahun 2021 serta Keterkaitannya dengan SDGs ... 114 LAMPIRAN 3 SNI yang ditetapkan kembali dan SNI Ralat Tahun 2021 serta Keterkaitannya dengan SDGs ... 183 LAMPIRAN 4 Daftar SNI yang Dikaji Ulang Tahun 2021 ... 192 LAMPIRAN 5 SNI yang Diabolisi Tahun 2021 ... 235 LAMPIRAN 6 Perbandingan Harga SNI Harmonis dengan Standar Internasionalnya ... 241 LAMPIRAN 7 Daftar SNI yang Terjual dan Frekuensi Dibaca (Penetapan Triwulan IV 2020 sd. Triwulan III Tahun 2021) ... 269

(8)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 8

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah diatur dalam Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan PermenPANRB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) tersebut juga menjadi kewajiban Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Capaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal memberikan kontribusi khususnya pada kinerja Deputi bidang Pengembangan Standar dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal merupakan bahan masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar Tahun 2021.

I.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI 1.2.1 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional, tugas Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal adalah melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, dan evaluasi dan pelaporan pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal.

S

(9)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 9 Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal menyelenggarakan fungsi:

1. penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional sektor pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, perikanan dan kelautan, kimia, kesehatan, serta halal;

2. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional sektor pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, perikanan dan kelautan, kimia, kesehatan, dan halal;

3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional sektor pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, perikanan dan kelautan, kimia, kesehatan, dan halal;

dan

4. penyiapan pelaksanaan pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan standar sektor pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, perikanan dan kelautan, kimia, kesehatan, dan halal.

(10)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 10 Struktur Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar I.1 - Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

Badan Standardisasi Nasional melakukan reorganisasi pada bulan Desember 2020, sebagaimana dikeluarkannya Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 10 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Hal ini diikuti dengan transformasi pejabat struktural pada level eselon III dan IV ke jabatan fungsional tertentu.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal terdiri atas kelompok jabatan fungsional.

Direktorat Pengembangan

Standar Agro, Kimia, Kesehatan.

Dan Halal

Koordinator dan Kelompok

Jabatan Fungsional

terkait Pengembangan

Standar Pertanian &

Halal

Koordinator dan Kelompok

Jabatan Fungsional

terkait Pengembangan

Standar Lingkungan,

Kehutanan, Perikanan, dan

Kelautan

Koordinator dan Kelompok

Jabatan Fungsional

terkait Pengembangan

Standar Kimia

Koordinator dan Kelompok

Jabatan Fungsional

terkait Pengembangan

Standar Kesehatan

(11)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 11 Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal melakukan kegiatan:

1.2.2 Kegiatan Utama 1.2.2.1 Perencanaan

Program Nasional Pengembangan Standar (PNPS) disusun dengan memperhatikan:

a) kebijakan nasional standardisasi dan penilaian kesesuaian;

b) perlindungan konsumen;

c) kebutuhan pasar;

d) perkembangan standar internasional;

e) kesepakatan regional dan internasional

f) kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi;

g) kondisi flora, fauna, dan lingkungan hidup;

h) kemampuan dan kebutuhan industri dalam negeri;

i) keyakinan beragama; dan j) budaya dan kearifan lokal; serta

Pembahasan usulan PNPS dilakukan oleh Komite Kebijakan Pengembangan Standar (KKPS) yang beranggotakan wakil dari kementerian/lembaga yang mengelola sekretariat komite teknis.

Rekomendasi KKPS terkait PNPS tahun berjalan akan menjadi dasar bagi Kepala BSN dalam menetapkan PNPS.

(12)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 12 1.2.2.2 Perumusan

1.2.2.2.1 Proses Perumusan

Berdasarkan PBSN No. 3 Tahun 2018 tentang pengembangan SNI, tata alir perumusan SNI sampai ke tahap publikasi SNI dapat dilihat pada gambar I.2.

Gambar I.2 – Tata alir perumusan SNI, Penetapan SNI dan Publikasi SNI

(13)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 13 1.2.2.2.2 Komite Teknis

Perumusan SNI dalam lingkup Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal didukung oleh 61 Komite teknis (Tabel I.1) yang terdiri dari 33 Sekretariat Komtek berada di K/L (54 %), 28 Sekretariat Komtek di BSN (46 %).

Tabel I.1 – Sebaran Komite Teknis lingkup Dit.PS AKKH

No. Kelompok Substansi Pengembangan Standar

Jumlah Komtek dikelola K/L

Jumlah Komtek dikelola BSN

1 PH 12 9

2 LKPK 9 4

3 Kimia 9 5

4 Kesehatan 3 10

Jumlah Komtek Dit.PS AKKH 33 28

Hingga tahun 2021, perbandingan jumlah komite teknis yang dikelola oleh BSN dengan jumlah Komite Teknis yang dikelola oleh K/L seperti terlihat pada gambar I.3.

(14)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 14 Gambar I.3 – Perbandingan Komtek yang Dikelola BSN dan Komtek di

Luar BSN

Sementara itu, mengacu pada Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 tahun 2018 pasal 4.4 disebutkan bahwa Ruang lingkup Komite Teknis ditetapkan oleh BSN dan sedapat mungkin mengacu pada ruang lingkup Technical Committee (TC) / Subcommittee (SC) yang dikembangkan oleh organisasi standardisasi internasional (SDO) yang relevan. Demikian juga pada pasal 4.5 disebutkan bahwa Ruang lingkup Komite Teknis mendeskripsikan suatu narasi tentang lingkup standar yang dapat disusun/dirumuskan beserta batasan-batasan terhadap lingkup standar yang tidak masuk dalam lingkup perumusan Komite Teknis tersebut. Dari 61 Komite Teknis di lingkup Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal, 61 Komite Teknis sudah menyesuaikan ruang lingkupnya sesuai Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 tahun 2018 pasal 4.4 dan pasal 4.5. Daftar Komite Teknis lingkup Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal dapat dilihat pada Tabel I.2.

(15)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 15 Tabel I.2 – Daftar Komite Teknis lingkup Dit.PS AKKH

No Kode dan Komtek SK sesuai PBSN 04 tahun 2018

1 03-08 Pangan Halal 309/KEP/BSN/7/2020

2 19-05 Metode Pengujian

Mikrobiologi 205/KEP/BSN/5/2019 3 19-06 Metode Pengujian Kimia

Pangan 494/KEP/BSN/11/2019

4 19-07 Metode Uji Biomolekuler dan

Bioteknologi 333/KEP/BSN/8/2020

5 65-09 Kakao 183/KEP/BSN/5/2021

6 65-10 Kopi dan Produk Kopi 316/KEP/BSN/7/2019 7 65-11 Tanaman Pangan 13/KEP/BSN/1/2020

8 65-13 Gula 98/KEP/BSN/3/2019

9 65-15 Hortikultura 568/KEP/BSN/11/2020

10 65-16 Bibit dan Produksi Ternak 522/KEP/BSN/11/2019

11 65-17 Pakan Ternak 20/KEP/BSN/2/2020

12 65-18 Perkebunan 206/KEP/BSN/6/2020

13 65-19 Produk Tembakau 191/KEP/BSN/6/2020 14 65-20 Kesehatan masyarakat

veteriner 331/KEP/BSN/8/2020

15 67-01 Pangan Olahan Tertentu 518/KEP/BSN/11/2020

16 67-02 Bahan Tambahan Pangan dan Bahan Penolong Dalam

Proses Pengolahan Pangan

519/KEP/BSN/11/2020

17 67-04 Makanan 295/KEP/BSN/7/2020

18 67-07 Analisis Sensori 76/KEP/BSN/4/2020 19 67-08 Sistem Manajemen

Keamanan Pangan 327/KEP/BSN/7/2020

20 67-09 Minuman 189/KEP/BSN/6/2020

21 67-10 Kemasan pangan 520/KEP/BSN/11/2020

(16)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 16 No Kode dan Komtek SK sesuai PBSN 04 tahun 2018

22 07-04 Teknologi fine bubble 296/KEP/BSN/7/2020 23 13-03 Kualitas lingkungan 498/KEP/BSN/11/2019 24 13-07 Manajemen lingkungan 499/KEP/BSN/11/2019 25 13-13 Ekonomi sirkular 510/KEP/BSN/11/2020 26 13-14 Keanekaragaman hayati

(Biodiversity) 631/KEP/BSN/12/2021 27 65-01 Pengelolaan hutan 385/KEP/BSN/9/2020 28 65-02 Hasil hutan bukan kayu 465/KEP/BSN/10/2019 29 65-05 Produk perikanan 101/KEP/BSN/4/2021 30 65-07 Perikanan budidaya 192/KEP/BSN/6/2021 31 65-08 Produk perikanan non

pangan 203/KEP/BSN/5/2019

32 65-12 Bambu dan rotan 401/KEP/BSN/9/2019 33 65-14 Perikanan tangkap 179/KEP/BSN/4/2019 34 79-01 Hasil hutan kayu 466/KEP/BSN/10/2019 35 11-08 Prasarana Laboratorium

Biologi dan Kimia 490/KEP/BSN/10/2020 36 65-06 Produk Agro Kimia 280/KEP/BSN/7/2020 37 71-01 Teknologi Kimia 275/KEP/BSN/7/2020

38 71-02 Garam 277/KEP/BSN/7/2020

39 71-03 Kimia pembersih 326/KEP/BSN/8/2020 40 71-04 Industri Kimia Organik 279/KEP/BSN/7/2020 41 71-05 Minyak Atsiri 251/KEP/BSN/6/2019

42 71-06 Analisis gas 208/KEP/BSN/6/2020

43 81-03 Peralatan keramik, glassware, dan gelas keramik

yang kontak dengan makanan 423/KEP/BSN/10/2019

(17)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 17 No Kode dan Komtek SK sesuai PBSN 04 tahun 2018

44 83-01 Karet dan barang karet 157/KEP/BSN/5/2019 45 83-02 Plastik dan barang plastik 200/KEP/BSN/5/2019 46 83-03 Komoditas bahan baku

untuk industri karet 344/KEP/BSN/8/2020 47 85-01 Teknologi Kertas 88/KEP/BSN/5/2020 48 87-01 Industri cat dan Warna 336/KEP/BSN/8/2020 49 11-03 Alat Kesehatan Elektromedis 40/KEP/BSN/2/2020 50 11-04 Invitro Diagnostic Test System 299/KEP/BSN/7/2020

51 11-06 Kontrasepsi 241/KEP/BSN/5/2019

52 11-07 Produk Optik untuk

Kesehatan 399/KEP/BSN/9/2019

53 11-09 Peralatan Kesehatan Non

Elektromedik 294/KEP/BSN/7/2020 54 11-10 Sistem Manajemen

Peralatan Kesehatan 462/KEP/BSN/10/2019 55 11-11 Produk Higiene Perbekalan

Kesehatan Rumah Tangga 352/KEP/BSN/8/2019 56 11-12 Kedokteran Gigi 238/KEP/BSN/5/2019 57 11-13 Sterilisasi Produk Pelayanan

Kesehatan 116/KEP/BSN/4/2019

58 11-14 Alat Bantu penyandang

disabilitas 405A/KEP/BSN/9/2020 59 13-01 Keselamatan dan

Kesehatan Kerja 258/KEP/BSN/7/2020 60 13-09 Biosafety dan Biosecurity 351/KEP/BSN/8/2019 61 13-12 Alat Pelindung Diri & Alat

Pelindung Kerja 158/KEP/BSN/6/2020

(18)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 18 I.2.2.2.3 Pengendalian Perumusan

Dalam pengembangan SNI, BSN harus melakukan proses pengendalian dengan

1. Menugaskan person penanggungjawab pengelola komtek untuk hadir memonitor dan mengawal pembahasan sekaligus memberikan masukan/klarifikasi bilamana diperlukan pada saat rapat penyusunan konsep RSNI maupun rapat teknis.

2. Menugaskan Tenaga Pengendali Mutu (TPMS) dalam setiap penyelenggaraan rapat konsensus.

TPMS yang ditugaskan oleh BSN dimaksudkan untuk memantau, mengawasi dan mengingatkan Komite Teknis (Komtek) dalam proses perumusan SNI sesuai dengan ketentuan PBSN No.21 Tahun 2019 tentang Pedoman Tenaga Pengendali Mutu Standar Nasional Indonesia.

I.2.2.2.4 Evaluasi Komite Teknis

Dalam proses perumusan SNI, Komite Teknis Perumusan SNI merupakan kepanjangan tangan BSN, yang pengelolaan kesekretariatannya ditangani oleh beberapa K/L. Oleh karena itu telah menjadi tanggung jawab BSN untuk membina sekretariat Komite Teknis tersebut.

Pemeliharaan Komite Teknis dilakukan melalui evaluasi kinerja berdasarkan Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Komite Teknis Perumusan Standar Nasional Indonesia. Evaluasi ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai dasar Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal dalam memperbaiki pengelolaan Komite Teknis, baik yang berada di Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal maupun di Kementerian/Lembaga lain.

Pembinaan Komite Teknis Perumusan SNI agar memenuhi ketentuan dalam pengembangan SNI, dilakukan melalui pelaksanaan evaluasi kinerja, yang berbasis pada ketentuan Pedoman tentang Pengelolaan Komite Teknis.

Evaluasi ini dilakukan secara rutin setiap tahun. Hasil evaluasi ini digunakan sebagai dasar perbaikan pengelolaan Komite Teknis Perumusan SNI. Hasil evaluasi kinerja ini juga digunakan sebagai dasar penentuan dalam penganugerahan Herudi Technical Committee Award (HTCA) yang akan diberikan kepada Komite Teknis Perumusan SNI sesuai dengan PBSN No 4 Tahun 2018 tentang pengelolaan komite teknis bahwa Evaluasi terhadap

(19)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 19 kinerja Komite Teknis dilaksanakan oleh BSN dengan mempertimbangkan masukan pemangku kepentingan/stakeholder. Evaluasi dilakukan sekali dalam 1 (satu) tahun. Dimulai setelah ditetapkannya Komite Teknis tersebut.

Diagram alir proses evaluasi kinerja Komite Teknis dapat dilihat dalam gambar I.4

Gambar I.4 – Diagram alir proses evaluasi kinerja Komite Teknis tahun

2021

I.2.2.2.5 Pemeliharaan SNI

Pemeliharaan SNI perlu dilakukan sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2014 yang tercantum pada Pasal 27 dan 28 ayat (1) dan (2). Pengaturan lebih lanjut telah diatur dalam Peraturan BSN Nomor 6 Tahun 2018 tentang kaji ulang SNI, yang menyebutkan bahwa Komite Teknis melaksanakan kaji ulang SNI sekurang-kurangnya satu kali dalam 5 (lima) tahun setelah ditetapkan. Pemeliharaan SNI dilakukan untuk menjaga kesesuaian SNI terhadap kebutuhan pasar dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dalam rangka memelihara dan menilai kelayakan dan kekinian SNI.

(20)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 20 Gambar I.5 – Kebijakan Pemeliharaan SNI

I.2.3.1 Kegiatan Pendukung

I.2.3.1.1 Pembinaan SDM Perumusan

Untuk menyediakan SNI yang bermutu dan handal memerlukan dukungan sumber daya manusia yang kompeten baik secara teknis, manajerial dan administrasi. Tiga unsur penting dalam peningkatan kompetensi yaitu penguasaan pengetahuan atas subjek yang dibahas, keterampilan dalam mengaplikasikan dan mengkreasikan pengetahuan yang diperoleh, serta sikap diri untuk mengendalikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Sumber daya manusia terkait pengembangan SNI terdiri dari:

a. Sekretariat pengelola komtek b. Editor rancangan SNI

c. Konseptor rancangan SNI

d. Tenaga Pengendali Mutu Standar e. Anggota Komtek

f. Pemangku kepentingan pengembangan SNI

Peningkatan kompetensi SDM terkait pengembangan SNI dilakukan melalui kegiatan pelatihan atau workshop/seminar.

(21)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 21 I.2.3.1.2 Partisipasi dalam Pengembangan Standar Internasional

Perumusan SNI perlu dilakukan selaras dengan standar internasional sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 20 tahun 2014 yang tercantum pada Pasal 13 ayat (2). Pengaturan lebih lanjut telah diatur dalam Peraturan BSN No 3 tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan SNI, menyebutkan bahwa salah satu prinsip dasar yang harus diterapkan dalam proses perumusan adalah koheren, yaitu sejauh mungkin mengacu kepada satu standar internasional yang relevan dan menghindarkan duplikasi dengan kegiatan perumusan standar internasional agar hasilnya dapat harmonis dengan perkembangan internasional.

Dalam kaitan perumusan standar internasional, BSN selaku lembaga yang mewakili Indonesia di lembaga pengembangan Standar internasional seperti ISO, IEC, SMIIC, maupun koordinator (Codex Contact Point) dalam perumusan standar internasional di bidang pangan (Codex Alimentarius Commission/CAC) harus aktif dalam memberi masukan atau tanggapan pada semua tahapan terhadap standar internasional yang akan dan sedang dirumuskan. Tanggapan tersebut dapat disampaikan baik melalui elektronik maupun kehadiran dalam sidang yang dilakukan. Khusus untuk SMIIC, DIrektorat Pegembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal menjadi contact point khusus Pengembangan Standar SMIIC.

Kewajiban Indonesia memberikan tanggapan balloting yang diselenggraakan oleh ISO terkait pengembangan standar secara formal diajukan melalui ISO balloting portal untuk pemungutan suara (balloting) dalam Komite (TC/SC) sesuai dengan tahapan perumusan/kaji ulang standar ISO, khususnya pada TC/SC dengan status keanggotaan P-member. Balloting tersebut dapat berupa permintaan

tanggapan/posisi pada tahapan:

a) Committee Internal Balloting (CIB), b) Draft International Standard (DIS), c) Final Draft International Standard (FDIS), d) Systematic Review (SR),

e) Withdrawal Consultations (WDRL), maupun f) Vote to all members (TMB/NP dan TMB/TSP).

Sesuai ketentuan PBSN No. 4 tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Komite Teknis Perumusan Standar Nasional Indonesia, penyusunan tanggapan/posisi Indonesia terhadap pengembangan standar

(22)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 22 internasional ISO dilakukan oleh Komite Teknis Perumusan SNI yang memiliki ruang lingkup yang relevan dengan ruang lingkup Komite (Technical Committee (TC), Project Committee (PC), Subcommittee (SC) yang ada di ISO.

Untuk pemberian tanggapan dalam pengembangan standar Codex, CAC mempunyai sistem sendiri, yang agak berbeda dengan ISO, dan balloting dilakukan melalui OCS (Online Commenting System) yang dikelola oeh Codex Secretariat. Untuk pembahasan standar SMIIC, balloting dilakukan melalui system tersendiri yang dikelola oleh SMIIC.

I.3 SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai dengan 31 Desember 2021 Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal memiliki personel berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak 24 (dua puluh empat) orang, dengan rincian sesuai tabel berikut:

Tabel I.3 - Personel ASN Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

No Uraian Jenjang Pendidikan Jumlah

Orang Keterangan

S1 S2 S3

1.

Direktur Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

- - 1 1 -

2.

Kelompok substansi Pengembangan Standar Pertanian dan

Halal

3 4 - 7 -

3.

Kelompok substansi Pengembangan Standar Lingkungan, Kehutanan, Perikanan,

dan Kelautan

4 2 - 6 -

4. Kelompok substansi Pengembangan

Standar Kimia

6 - - 6 3 orang tugas

belajar

5.

Kelompok substansi Pengembangan

Standar Kesehatan 2 2 - 4 -

Jumlah 17 6 1 24

(23)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 23 I.4 PERAN STRATEGIS

Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi selama ini.

Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal mempunyai peran strategis dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN, yaitu melaksanakan penyusunan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan pengembangan Standar Nasional Indonesia dan standar internasional, serta pemenuhan kewajiban internasional di bidang pengembangan sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal. Untuk itu, sesuai dengan tugas dan fungsinya Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal telah mengidentifikasi potensi, permasalahan yang dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN.

Tabel I.4 - Potensi dan Permasalahan Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

1. Cakupan SNI yang harus dirumuskan sangat bervariasi, meliputi sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal.

1. Ekspektasi dari pemangku

kepentingan dan beban kerja yang tinggi belum didukung dengan sumber daya yang cukup untuk

memberikan kinerja yang prima

1. Meningkatkan

pengelolaan kualitas SDM dalam

perumusan standar 2. Meningkatkan

pengelolaan standardisasi 3. Meningkatkan

pengelolaan layanan dalam penetapan SNI 2. SNI sektor agro,

kimia,

kesehatan, dan halal bersifat strategis dan terkait dengan Prioritas Nasional serta mengarah

2. Dalam perumusan SNI selalu mencakup perdebatan

penentuan

persyaratan mutu dan parameter pengujian karena hal tersebut belum

1. Meningkatkan

pengelolaan kualitas SDM dalam

perumusan standar 2. Meningkatkan

harmonisasi RSNI dengan standar internasional

(24)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 24

POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT

ke persyaratan produk serta sering diregulasi oleh K/L

didukung dengan ketersediaan infrastruktur

pendukung (misalnya alat uji di

laboratorium).

3. Adanya trend peningkatan penerapan K3L yang

memerlukan ketersediaan SNI sebagai acuan dalam penilaian kesesuaian.

3. Dalam penentuan parameter dan persyaratan SNI sering kali masih belum selaras dengan ketentuan regulasi yang

mengatur aspek K3L, misalnya kandungan cemaran dalam bahan pangan

1. Meningkatkan kebijakan dalam perumusan standar 2. Meningkatkan

pengelolaan kualitas SDM dalam

perumusan standar 3. Meningkatkan

harmonisasi RSNI dengan standar internasional 4. Hasil riset dan

inovasi yang tumbuh berkembang dengan pesat merupakan peluang agar dapat

dimanfaatkan secara luas.

4. Masih banyak hasil inovasi belum dimanfaatkan/

optimalisasi

aplikasinya secara luas karena belum disusun menjadi SNI sehingga bisa menjadi acuan nasional.

1. Meningkatkan kebijakan dalam perumusan standar 2. Meningkatkan

pengelolaan standardisasi

(25)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 25

BAB II PERENCANAAN KINERJA

II.1 PERENCANAAN STRATEGIS II.1.1 Visi dan Misi

adan Standardisasi Nasional (BSN) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari satu kesatuan pemerintah Republik Indonesia yang harus bekerja secara bersama-sama dan saling bersinergi dengan seluruh Kementerian/Lembaga sesuai dengan tanggung jawab, tugas dan kewenangannya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bawah kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020- 2024. Berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Kementerian/Lembaga (K/L) hanya memiliki 1 (satu) visi, yaitu visi Presiden Republik Indonesia 2020-2024 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Hal ini berarti bahwa visi BSN harus selaras dengan visi Presiden Republik Indonesia, sehingga visi BSN sebagaimana yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 adalah sebagai berikut:

VISI

“Badan Standardisasi Nasional yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan Kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden: Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong.”

Secara umum, visi ini bermakna bahwa 5 (lima) tahun ke depan, semua upaya strategis yang dilakukan BSN harus bermuara untuk menggerakkan sektor pembangunan nasional melalui penerapan standardisasi dan penilaian kesesuaian secara komprehensif dan terintegrasi untuk menciptakan produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global sehingga dapat turut serta dalam mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.

B

(26)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 26 Presiden Republik Indonesia memiliki 9 (sembilan) misi yang dikenal dengan Nawacita Kedua yang harus dilakukan dalam pembangunan Indonesia 5 (lima) tahun (2020-2024) yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia indonesia.

2. Penguatan struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing.

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan.

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.

5. Memajukan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa.

6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

7. Perlindungan bagi segenap bangasa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga.

8. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya.

9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan.

Dalam konteks standardisasi dan penilaian kesesuaian, BSN berkontribusi secara langsung terhadap misi nomor 2, yaitu Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing. Oleh karena itu, misi Badan Standardisasi Nasional yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020- 2024 yaitu:

MISI

“Penguatan Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri dan Berdaya Saing melalui Pengelolaan Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian”

Pengelolaan standardisasi dan penilaian kesesuaian ini meliputi tahapan:

1. Mengembangkan Standar Nasional Indonesia yang berkualitas dan responsif terhadap perubahan,

2. Menyelenggarakan tata kelola penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) secara komprehensif dan menyeluruh,

3. Mengelola sistem akreditasi Lembaga Penilaian Kesesuaian dengan berorientasi pada kompetensi, konsistensi dan imparsialitas serta keberterimaan global.

4. Mengelola standar nasional satuan ukuran untuk menjamin ketertelusuran pengukuran nasional ke Sistem Internasional.

5. Mengelola sumber daya manusia di bidang standardisasi dan penilaian kesesuaian berbasis modal manusia.

6. Menerapkan reformasi birokrasi BSN sesuai roadmap reformasi birokrasi nasional.

(27)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 27 II.1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi dan misi organisasi.

Tujuan Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal mengacu pada tujuan BSN yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 yaitu sebagai berikut:

TUJUAN

Tujuan Indikator Tujuan

Terwujudnya produk Indonesia terstandardisasi nasional dan berdaya saing global

Indeks ketersediaan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk Indonesia sesuai kepentingan nasional, dengan target sd 2024 sebesar 70 %.

Sasaran disini merupakan sasaran di lingkungan Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal selaku Unit Teknis di lingkungan BSN. Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal harus dapat dinilai dari aspek ketepatan penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target dan keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome.

Sasaran Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal mengacu pada sasaran yang tertuang dalam Renstra BSN Tahun 2020-2024 dan Indikator Kinerja Utama BSN adalah sebagai berikut:

(28)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 28

SASARAN

Sasaran Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal sesuai Renstra Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2020-2024 dan IKU di lingkungan BSN terkait Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal:

Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) 1. Tersedianya Standar Nasional

Indonesia (SNI) agro, kimia, kesehatan, dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

1. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

2. Memastikan kebijakan pengembangan SNI ditaati

2. Persentase kebijakan pengembangan SNI yang

dijadikan acuan pengembangan standar

3. Persentase rekomendasi kebijakan pengembangan SNI yang ditindaklanjuti

3. Tersedianya SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal sesuai kebutuhan dan prioritas nasional

4. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional

4. Meningkatnya jumlah SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang harmonis dengan standar internasional

5. Persentase SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang mengadopsi standar internasional 6. Jumlah usulan standar internasional

sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal yang diajukan Indonesia diakui secara global

5. Meningkatkan kinerja pengelolaan anggaran

7. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal

(29)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 29 II.2 PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian Kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun.

Sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan dalam pengukuran kinerja, pada tahun 2021 telah dilakukan penyempurnaan Indikator Kinerja Sasaran Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal sehingga indikator kinerja Perjanjian Kinerja Tahun 2021 juga mengalami perubahan dari tahun sebelumnya. Berikut adalah Perjanjian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal tahun 2021 berdasarkan sasaran, indikator kinerja dan target.

(30)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 30 Tabel II.1 - Perjanjian Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro,

Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2021

Sasaran Indikator Kinerja Target

2021 1. Tersedianya Standar

Nasional Indonesia (SNI) agro, kimia, kesehatan, dan halal untuk

mendukung ekspor produk Indonesia

1. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

30 %

2. Memastikan kebijakan

pengembangan SNI ditaati

2. Persentase kebijakan pengembangan SNI yang dijadikan acuan

pengembangan standar

100 %

3. Persentase rekomendasi

kebijakan pengembangan SNI yang ditindaklanjuti

100 % 3. Tersedianya SNI

agro, kimia, kesehatan, dan halal sesuai kebutuhan dan prioritas nasional

4. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional

44 %

4. Meningkatnya jumlah SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang harmonis dengan standar internasional

5. Persentase SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang mengadopsi standar internasional

30 %

6. Jumlah usulan standar

internasional sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal yang diajukan Indonesia diakui secara global

3 dokumen

5. Meningkatkan

kualitas pengelolaan anggaran

7. Persentase realisasi anggaran Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal

≥ 97 %

Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal pada tahun 2021 menetapkan sebanyak 5 (lima) sasaran dimana setiap sasaran memiliki

(31)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 31 indikator kinerja sebagai acuan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap pelaksanaannya.

Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal melaksanakan 1(satu) kegiatan dalam 1 (satu) program. Adapun keseluruhan program dan kegiatan tersebut termasuk RO (Rincian Output) yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

A. Program Standardisasi Nasional melalui:

1. Kegiatan: Peningkatan pengembangan standar, yang terdiri dari:

PAH – Peraturan lainnya

➢ Rincian Output (RO): Peraturan Standardisasi Sektor Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

PBH – Kebijakan bidang IPTEK, Pendidikan dan Kebudayaan

➢ Rincian Output (RO): Rekomendasi hasil kaji ulang sektor Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

PEB - Forum

➢ Rincian Output (RO): Forum ISO TC/CODEX/ASEAN Sektor Agro

➢ Rincian Output (RO): Forum ISO TC/CODEX/ASEAN Sektor Kimia

➢ Rincian Output (RO): Forum ISO TC/CODEX/ASEAN Sektor Kesehatan

➢ Rincian Output (RO): Forum ISO TC/CODEX/ASEAN Sektor Halal

➢ Rincian Output (RO): Kesepakatan usulan standar sektor Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal menjadi Standar Internasional

PEF – Sosialisasi dan Diseminasi

➢ Rincian Output (RO): Sosialisasi dan diseminasi standardisasi sektor Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal

PFA – Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Usulan Baru Spesifik

➢ Rincian Output (RO): U01 SNI yang disusun dengan adopsi identik metode republikasi-reprint proses perumusan PNPS ke RSNI3 dengan jumlah halaman 1 s.d. 30

➢ Rincian Output (RO): U11 SNI yang Disusun dengan Adopsi Identik Metode Terjemahan Proses Perumusan PNPS ke RSNI3 dengan Jumlah Halaman 1 s.d. 30

(32)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 32

➢ Rincian Output (RO): U21 SNI yang Disusun dengan Metode Pengembangan Sendiri RSNI dari PNPS ke RSNI3 dengan Jumlah Halaman 1 s.d. 30

➢ Rincian Output (RO): U31 SNI yang Disusun dengan Adopsi Modifikasi Metode Terjemahan dari PNPS ke RSNI3 dengan Jumlah Halaman 1 s.d. 30

➢ Rincian Output (RO): U41 SNI yang Disusun dengan Adopsi Modifikasi Metode Terjemahan dari Proses Pelaksanaan Jajak Pendapat hingga Penetapan SNI

➢ Rincian Output (RO): U42 SNI yang Disusun dengan Adopsi Identik Metode Republikasi - Reprint dari Proses Pelaksanaan Jajak Pendapat hingga Penetapan SNI

➢ Rincian Output (RO): U43 SNI yang Disusun dengan Metode Pengembangan Sendiri dari Proses Pelaksanaan Jajak Pendapat hingga Penetapan SNI

➢ Rincian Output (RO): U44 SNI yang Disusun dengan Adopsi Identik Metode Terjemahan dari Proses Pelaksanaan Jajak Pendapat hingga Penetapan SNI

UAE – Pemantuan dan Evaluasi serta Pelaporan

➢ Rincian Output (RO): Evaluasi Pengelolaan dan Restrukturisasi Komite teknis sektor Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal

➢ Rincian Output (RO): Evaluasi Pengelolaan dan Restrukturisasi Komite Teknis Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal dan Ekonomi Kreatif

➢ Rincian Output (RO): Evaluasi Pengelolaan dan Restrukturisasi Komite Teknis Mekanika, Energi, Elektroteknika, Transportasi, dan Teknologi Informasi

(33)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 33

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi lembaga.

Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal berkewajiban untuk melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja. Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung pencapaian kinerjanya, Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal telah melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal Tahun 2021.

III.1 CAPAIAN KINERJA

Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Untuk mewujudkan visi dan misi Lembaga yang mendukung visi dan misi presiden, maka telah ditetapkan sasaran dan target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas kegiatan sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-masing sasaran dan target yang terkait Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal yang direncanakan dalam Tahun 2021 berdasarkan Perjanjian Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut.

A

(34)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 34 Tabel III.1 - Pencapaian Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia,

Kesehatan, dan Halal Tahun 2021

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% 1. Tersedianya

Standar Nasional Indonesia (SNI) agro, kimia, kesehatan, dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

1. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

30 % 54,3% 120 %

2. Memastikan kebijakan pengembanga n SNI ditaati

2. Persentase kebijakan

pengembangan SNI yang

dijadikan acuan pengembangan standar

100 % 100 % 100 %

3. Persentase rekomendasi kebijakan

pengembangan SNI yang

ditindaklanjuti

100 % 100 % 100 %

4. Tersedianya SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal sesuai kebutuhan dan prioritas

nasional

4. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional

44 % 70% 120 %

5. Meningkatnya jumlah SNI agro, kimia,

kesehatan, dan halal yang harmonis

5. Persentase SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang mengadopsi standar internasional

30 % 45,4 % 120 %

(35)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 35 Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

% dengan standar

internasional

6. Jumlah usulan standar

internasional sektor agro, kimia, kesehatan, dan halal yang diajukan

Indonesia diakui secara global

3

dokumen 2

dokumen 67 %

7. Meningkatkan kualitas

pengelolaan anggaran

7. Persentase

realisasi anggaran Direktorat

Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal

≥ 97 % 99,99 % 103 %

Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal untuk masing- masing sasaran yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.

(36)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 36 Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.

SASARAN 1

Tersedianya Standar Nasional Indonesia (SNI) agro, kimia, kesehatan, dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia

Tabel III.2 - Capaian Kinerja Sasaran 1

Indikator Kinerja Satua n

Realisasi Capaian 2021 Capaian Renstra s.d 2024 (kumulatif) 2020 Target Realiasi % *) Target %

capaian 1. Persentase

ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk

mendukung ekspor produk Indonesia

% - 30 % 54,3 % 120

%

100 % 54,3 %

*) untuk kepentingan perhitungan rata-rata capaian, batas toleransi maksimal % capaian kinerja adalah 120%.

Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran 1 terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja. Realisasi untuk Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia sebesar 54,3

%, melebihi dari target yang telah ditetapkan yaitu 30 %. Persentase capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut yaitu sebesar 120 %. Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja sasaran 1.

1. Indikator Kinerja: Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal (AKKH) untuk mendukung ekspor produk Indonesia

Analisa Capaian Kinerja

SNI yang mendukung ekspor produk Indonesia adalah SNI yang diidentifikasi untuk memfasilitasi ekspor produk Indonesia. Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia diperoleh melalui formula perhitungan sebagai berikut:

Σ SNI AKKH yang mendukung ekspor produk Indonesia

Σ SNI AKKH yang dibutuhkan untuk mendukung ekspor produk Indonesia x 100%

(37)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 37 Perbandingan target dan realisasi pada tahun sebelumnya tidak dapat dilihat karena sasaran dan indikator kinerja tersebut mulai terdapat pada tahun 2021. Capaian kinerja Persentase ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan dan halal untuk mendukung ekspor produk Indonesia sebesar 54,3 % telah memenuhi target pada tahun 2021 yang terdapat pada Rencana Strategis 2020-2024. Jumlah kebutuhan SNI AKKH yang mendukung ekspor produk Indonesia fluktuatif sehingga untuk peningkatan kinerja dan perencanaan program pengembangan standar, Direktorat Pengembangan Standar AKKH akan menetapkan kebutuhan SNI AKKH yang mendukung ekspor dalam bentuk rencana pengembangan standar hingga tahun 2024.

Daftar SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang mendukung ekspor produk Indonesia yang ditetapkan tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel III.3 di bawah ini.

(38)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 38 Tabel III.3 - SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang mendukung ekspor

produk Indonesia

No Nomor SNI Judul SNI

1. SNI ISO 7218:2007 (Ditetapkan Tahun

2021)

Mikrobiologi bahan pangan dan pakan – Persyaratan umum dan pedoman untuk

pengujian mikrobiologi

2. SNI ISO 16649-1:2018 (Ditetapkan Tahun

2021)

Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Metode horizontal enumerasi beta- glukuronidase-Escherichia coli positif Bagian 1: Teknik penghitungan koloni menggunakan

membran pada suhu 44 °C dan 5-bromo-4- chloro-3-indolyl ß-D-glucuronide

3. SNI ISO 21528-1:2017 (Ditetapkan Tahun

2021)

Mikrobiologi rantai pangan – metode horizontal dan enumerasi

Enterobacteriaceae – Bagian 1: Deteksi Enterobacteriaceae

4. SNI ISO 20395:2019 (Ditetapkan Tahun

2021)

Bioteknologi — Persyaratan untuk evaluasi kinerja metode kuantifikasi untuk sekuens

target asam nukleat — qPCR dan dPCR

5. SNI ISO 21571:2005 (Ditetapkan Tahun

2021)

Bahan pangan — Metode analisis untuk deteksi organisme hasil rekayasa genetika

dan produk turunannya — Ekstraksi asam nukleat

6.

SNI ISO 20813:2019 (Ditetapkan Tahun

2021)

Analisis biomarker molekuler — Metode analisis untuk deteksi dan identifikasi spesies

hewan pada pangan dan produk pangan (metode berbasis asam nukleat) —

Persyaratan umum dan definisi 7.

SNI ISO 16577:2016 (Ditetapkan Tahun

2021)

Analisis biomarker molekuler — Istilah dan definisi

8. SNI ISO 20224-3:2020

Analisis biomarker molekuler — Deteksi bahan turunan hewan pada bahan pangan

dan bahan pakan menggunakan real-time PCR—- Bagian 3: Metode deteksi DNA babi

9.

SNI ISO 24276:2006 (Ditetapkan Tahun

2021)

Bahan pangan — Metode analisis untuk deteksi organisme hasil rekayasa genetika dan produk turunannya — Persyaratan dan

definisi umum

10. SNI ISO 11294:1994 Kopi bubuk - Penentuan kadar air - Metode dengan penentuan hilang massa pada suhu

103 ⁰C (Metode rutin)

(39)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 39

No Nomor SNI Judul SNI

11. SNI ISO 11037:2011 Analisis sensori – Panduan penilaian sensori warna produk

12. SNI ISO 3972:2011 Analisis sensori — Metodologi — Metode investigasi sensivitas rasa

13.

SNI ISO 6579-1:2017 (Ditetapkan oleh BSN

tahun 2021)

Mikrobiologi rantai pangan – Metode horizontal untuk deteksi, enumerasi dan serotyping Salmonella – Bagian 1: Deteksi

Salmonella spp.

14. SNI ISO 34700:2016 (Ditetapkan tahun

2021)

Manajemen kesejahteraan hewan — Persyaratan umum dan pedoman untuk

organisasi dalam rantai pasok pangan 15. SNI ISO 22002-5:2019

Program persyaratan dasar keamanan pangan – Bagian 5: Pengangkutan dan

penyimpanan

16. SNI ISO 1743:1982 Sirup glukosa — Penentuan kandungan bahan kering — Metode indeks refraksi 17. SNI ISO 5809:1982 Pati dan produk turunannya — Penentuan

abu sulfat

18. SNI ISO 10504:2013

Produk turunan pati — Penentuan komposisi sirup glukosa, sirup fruktosa dan sirup glukosa

terhidrogenasi — Metode kromatografi cair kinerja tinggi

19. SNI ISO 5377:1981 Produk hidrolisis pati — Penentuan daya mereduksi dan ekuivalen dekstrosa—

Metode titrasi konstanta Lane dan Eynon 20. SNI ISO 663:2017 Lemak dan minyak hewani dan nabati –

Penentuan kandungan pengotor tidak larut 21. SNI CXC 1:1969 Prinsip umum higiene pangan

22. SNI ISO 3037:2013 Karton gelombang – Cara uji ketahanan tekan tepi (metode tanpa lilin)

23. SNI ISO 2469:2014 Kertas, karton dan pulp - Pengukuran faktor radians baur (faktor pantulan baur) 24. SNI 7224:2021 Minyak atsiri ylang-ylang (Cananga odorata

(Lam.) Hook. f. et Thomson forma genuina) 25. SNI 3949:2021 Minyak atsiri kenanga (Cananga odorata

(Lam.) Hook. f. et Thomson, forma macrophylla)

28. SNI 4374:2021 Minyak atsiri gagang cengkih [Syzygium aromaticum (L.) Merr. et Perry, syn. Eugenia caryophyllus (Sprengel) Bullock et S. Harrison]

27. SNI 9:2021 Minyak atsiri cendana (Santalum album L.)

(40)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 40

No Nomor SNI Judul SNI

28. SNI 4267:2021

Minyak atsiri bunga cengkih [Syzygium aromaticum (L.) Merr. et Perry, syn. Eugenia caryophyllus (Sprengel) Bullock et S. Harrison]

29. SNI ISO 6486-1:2019

Peralatan keramik, peralatan gelas keramik dan peralatan makan dan minum dari gelas

yang kontak dengan makanan dan minuman — Pelepasan timbal dan kadmium

— Bagian 1: Metode uji

30. SNI ISO 7086-1:2019 Gelas berongga yang kontak dengan makanan dan minuman – Pelepasan timbal

dan kadmium – Bagian 1: Metode uji 31. SNI ISO 1924-3:2005 Kertas dan karton - Cara uji sifat tarik -

Bagian 3: Metode elongasi tetap (100 mm/menit)

SASARAN

2 Memastikan kebijakan pengembangan SNI ditaati

Tabel III.4 - Capaian Kinerja Sasaran 2

Indikator

Kinerja Satuan

Capaian

Capaian 2021 Capaian Renstra s.d 2024 (kumulatif) 2020 Target Realiasi % *) Target %

capaian 2. Persentase

kebijakan pengembang an SNI yang dijadikan acuan

pengembang an standar

% - % 100 % 100 % 100

%

100 % 100 %

3. Persentase rekomendasi kebijakan pengembang an SNI yang ditindaklanjuti

% - 100 % 100 % 100

%

100 % 100 %

(41)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 41 Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran 2 terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut sebesar 100 %. Berikut disampaikan rincian capaian indikator kinerja sasaran 2.

2. Indikator Kinerja: Persentase kebijakan pengembangan SNI yang dijadikan acuan pengembangan standar

Analisa Capaian Kinerja

Kebijakan pengembangan SNI yang dijadikan acuan adalah dokumen kebijakan yang digunakan dalam proses pengembangan SNI. Capaian pada indikator kinerja ini diperolah dengan formula sebagai berikut:

Σ Kebijakan pengembangan SNI yang dijadikan acuan

Σ Seluruh kebijakan pengembangan SNI x 100%

Perbandingan target dan realisasi pada tahun sebelumnya tidak dapat dilihat karena sasaran dan indikator kinerja tersebut mulai terdapat pada tahun 2021. Capaian kinerja Persentase kebijakan pengembangan SNI yang dijadikan acuan pengembangan standar sebesar 100% telah memenuhi target yang terdapat pada Rencana Strategis s/d 2024. Pada tahun 2021 telah dilakukan penilaian pemenuhan penerapan kebijakan pengembangan SNI yang dijadikan acuan terhadap seluruh komite teknis di lingkup Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan dan Halal. Hasil penilaian pemenuhan penerapan kebijakan pengembangan SNI menunjukkan bahwa seluruh komite teknis di lingkup Direktorat PSAKKH telah 100% menggunakan dokumen kebijakan pengembangan SNI sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi komite teknis.

3. Indikator Kinerja: Persentase rekomendasi kebijakan pengembangan SNI yang ditindaklanjuti

Analisa Capaian Kinerja

Persentase rekomendasi kebijakan pengembangan SNI yang ditindaklanjuti diukur dengan formula sebagai berikut:

Σ rekomendasi kebijakan pengembangan SNI yang ditindaklanjuti

Σ seluruh rekomendasi kebijakan pengembangan SNI × 100%

(42)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 42 Tahun 2021 sesuai dengan sasaran dan indikator kinerja di atas, Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal menetapkan 6 (enam) rekomendasi kebijakan pengembangan SPK untuk menunjang kinerja dalam perumusan Standar Nasional Indonesia. Enam rekomendasi kebijakan pengembangan SPK agro, kimia, kesehatan, dan halal tersebut yaitu:

1. Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Codex Indonesia 2. Rencana Strategis Codex Indonesia Tahun 2021-2026

3. Peraturan Kepala BSN terkait:

- Perencanaan Perumusan SNI

- Pengelolaan Komite Teknis Perumusan SNI - Perumusan SNI

- Kaji Ulang SNI

Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Codex Indonesia Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional tentang Codex Indonesia menetapkan pedoman pengelolaan Codex Indonesia agar hak dan kewajiban untuk berpartisipasi dalam pengembangan dan penerapan standar Codex, serta pengelolaan seluruh kegiatan Codex di Indonesia dan koordinasi seluruh unsur pemangku kepentingan di bidang keamanan, mutu dan/atau perdagangan pangan di Indonesia dapat berjalan efektif dan efisien.

Rencana Strategis Codex Indonesia Tahun 2021-2026

Rencana Strategis Codex Indonesia ditetapkan sebagai arah dan capaian strategis Indonesia dalam kegiatan Codex. Rencana Strategis Codex Indonesia ini disusun untuk periode 5 (lima) tahun kedepan, yaitu tahun 2021 - 2026, yang mengacu kepada Codex Strategic Plan 2020 - 2025 yang telah ditetapkan oleh Codex Alimentarius Commission. Rencana Strategis ini memaparkan visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Codex Indonesia yang didukung dengan program kerja yang lebih terperinci sebagai dasar pelaksanaan kegiatan Codex Indonesia yang efektif dan efisien.

Peraturan Kepala BSN terkait Perencanaan Perumusan SNI, Pengelolaan Komite Teknis Perumusan SNI, Perumusan SNI dan Kaji Ulang SNI

Reformasi birokrasi merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan birokrasi ke arah yang lebih baik. Sesuai target Reformasi Birokrasi Nasional, pada tahun 2025 diharapkan telah terwujud tata pemerintahan yang baik dengan birokrasi pemerintah yang profesional, berintegritas tinggi, dan menjadi pelayan

(43)

2021| Laporan Kinerja Direktorat Pengembangan Standar Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal 43 masyarakat dan abdi negara. Oleh karena itu diperlukan deregulasi kebijakan yang juga dimaksudkan dengan penyederhanaan peraturan. Setiap kementerian/lembaga/pemerintah daerah diminta untuk mengeliminasi berbagai kebijakan/peraturan yang akan menghambat perkembangan birokrasi dan kecepatan pemberian pelayanan. Sejalan dengan hal tersebut, maka pengaturan di bidang pengembangan standar perlu diarahkan untuk memberikan kemudahan dunia usaha untuk mendapatkan dan menerapkan SNI. Untuk itu, pengaturan dalam pelaksanaan pengembangan SNI perlu dilakukan secara simpler, faster, dan better. Penerbitan peraturan Kepala BSN terkait Perencanaan Perumusan SNI, Pengelolaan Komite Teknis Perumusan SNI, Perumusan SNI, dan Kaji Ulang SNI merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) nomor 34 tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian Nasional.

SASARAN 3

Tersedianya SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal sesuai kebutuhan dan prioritas nasional

Tabel III.5 - Capaian Kinerja Sasaran 3

Indikator

Kinerja Satuan

Capaian

Capaian 2021

Capaian Renstra s.d 2024 (kumulatif) 2020 Target Realiasi % *) Target %

capaian 4. Persentase

ketersediaan SNI agro, kimia, kesehatan, dan halal yang disahkan berdasarkan kebutuhan dan prioritas nasional

% 68,81 % 44 % 70 % 120

%

50 % 120 %

Gambar

Gambar I.1 - Struktur Organisasi Direktorat Pengembangan Standar  Agro, Kimia, Kesehatan, dan Halal
Gambar I.2 – Tata alir perumusan SNI, Penetapan SNI dan Publikasi SNI
Tabel I.1 – Sebaran Komite Teknis lingkup Dit.PS AKKH
Diagram alir proses evaluasi kinerja Komite Teknis dapat dilihat dalam gambar  I.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini merupakan pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang prediksi musim, awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 13 Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Terhadap Standar Nasional Indonesia Sektor Logam dan Produk

Mungkin pendekatan yang umum untuk user support adalah menyediakan bantuan pada level command, user yang membutuhkan bantuan pada command yang khusus dan

7 Apabila hasil tinjauan terhadap permohonan transfer Sertifikasi terdapat hal - hal yang perlu dikonfirmasi oleh LSPro penerima, maka LSPro penerima dapat melakukan

sudah diperbaharui dengan Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 3 Tahun

 Diperbarui dengan Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Standardisasi Nasional Nomor 3 Tahun 2011

Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 2 Tahun 2020 tentang Skema Penilaian Kesesuaian terhadap Standar Nasional

Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, jabatan dan pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Pusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia berdasarkan