i kesempatan sehingga di akhir tahun ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin mampu menyelesaikan seluruh kegiatan di Tahun 2019 dengan lancar dan tanpa suatu halangan yang berarti hingga mampu menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LKJiP) ini dengan baik.
LKJiP ini merupakan suatu kewajiban bagi semua instansi sebagai bentuk pertanggung jawaban publik akan pelaksanaan program dan kinerja selama tahun 2019. Didalam LKJiP ini Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin mencoba untuk menyajikan secara jujur, objektif, transparan, dan inovatif sehingga LAKIP ini diharapkan mampu menjadi katalisator bagi perubahan manajemen di lingkungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin.
LAKIP yang kami susun ini telah berusaha menunjukan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya serta berorientasi pada terlaksananya kegiatan 2019 berkat komitmen dari Pimpinan dan seluruh staf dilingkungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan kegiatan secara baik dan akuntabel.
Kami berharap LKJiP ini mampu menjadi cermin untuk meningkatkan kinerja lebih baik lagi di Tahun 2019.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak sehingga LKJiP ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Wabillahitaufik Walhidayah Wassalammualaikum Wr.Wb
Sekayu, Januari 2020
Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin,
AZIZAH, S.Sos., M.T Pembina Tingkat I NIP. 19650717 198603 2 008
ii DAFTAR
ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG... 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN... ... 3
C. GAMBARAN UMUM ... 4
D. DASAR HUKUM ... 16
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN ... 16
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. RENCANA STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA .. 19
B. RENCANA KINERJA ... 28
C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2019... 30
BAB III AKUNTABILITAS KERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI... 33
B. REALISASI ANGGARAN... 44
C. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI TAHUN LALU ... 46
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN... 48
B. HAMBATAN DAN KENDALA... 48
C. PEMECAHAN MASALAH... 49 LAMPIRAN – LAMPIRAN
A. FORMULIR RS
B. FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2019 C. FORMULIR PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2019
iii dan Perdagangan ... 13 Tabel 2 Jumlah dan Jenis Pendidikan yang Diikuti Oleh Pegawai Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin ... 15
iv Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Musi Banyuasin... 6
v Lampiran 2 Formulir Pengukuran Kinerja Tahun 2019
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka hal tersebut, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas KKN. Perlu diperhatikan pula adanya mekanisme untukmeregulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran dan kapasitas parlemen, serta tersedianya akses yang sama pada informasi bagi masyarakat luas.
Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial pada tiap lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali (controllable activities)dengan kegiatan yang tidak terkendali(uncontrollable activities). Kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu
2 pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut benarbenar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang berwenang.
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan hal tersebut, telah ditetapkan TAP MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelengaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Selanjutnya, sebagai kelanjutan dari produk hukum tersebut diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).
Sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Presiden terseut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara Negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, dan perananya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan dalam suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP) yang selanjutnya disebut Laporan Kinerja (LKj) (perubahan)
Penyajian Laporan Kinerja (LKj) dibuat dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.
3 LKj juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai Kinerja dan alat pendorong terwujudnya good governance. Dalam perspektif yang lebih luas, maka LKj berfungsi sebagai media pertanggungjawaban kepada publik. Semua itu memerlukan dukungan dan peran aktif seluruh lembaga pemerintahan pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Bertitik tolak dari Renstra Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017 – 2022, Rencana Kerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 1 Desember 2014, Penyusunan LKj Tahun 2019 berisi ikhtisar pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan.
Pencapaian sasaran tersebut disajikan berupa informasi mengenai pencapaian sasaran Renstra, realisasi pencapaian indikator sasaran disertai dengan penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja dan pembandingan capaian indikator kinerja, dengan demikian, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah PD. yang menjadi laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan oleh Kepala Dinas kepada Bupati ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi yang dilaporkan dalam LKjIP ini merupakan hasil kegiatan Tahun 2019. Pelaksanaan penyusunan LKjIP Dinas Perdagangan dan PerindustrianKabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan yang melandasi pelaksanaan LKjIP, yaitu :
4 Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah:
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 1 Desember 2014;
C. GAMBARAN UMUM DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1. Organisasi Perangkat Daerah
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 9 Tahun 2016, tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Musi Banyuasin, Struktur organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, membawahi :
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian;
2. Subbagian Perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan;
3. Subbagian Keuangan dan Aset;
c. Bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi, membawahi :
1. Seksi Sistem dan Pengawasan Distribusi dan Pelaku Distribusi Langsung;
2. Seksi Informasi dan Pengawasan Distribusi dan Pelaku Distribusi Tidak Langsung;
3. Seksi Informasi Kelembagaan dan Pendaftaran Perusahaan;
d. Bidang Sarana Distribusi dan Logistik, membawahi :
1. Seksi Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Distribusi;
2. Seksi Kerjasama Logistik dan Perdagangan;
3. Seksi Pengawasan Sarana Distribusi dan Perdagangan;
e. Bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, membawahi :
5 1. Seksi Promosi dan Kemitraan Pemasaran;
2. Seksi Pengembangan Produk Lokal;
3. Seksi Sarana dan Iklim Usaha;
f. Bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting, membawahi:
1. Seksi Penyedia Barang Kebutuhan Pokok dan Penting:
2. Seksi Informasi Pasar, Harga dan Stok;
3. Seksi Pengawasan dan Pembinaan Barang dan Kebutuhan Pokok dan Penting;
g. Bidang Industri, membawahi :
1. Seksi Industri Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur;
2. Seksi Industri Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan;
3. Seksi Industri Logam Mesin, Bahan Bangunan dan Kulit;
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas; dan i. Kelompok Jabatan Fungsional
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Banyuasin
SUB BAG. UMUM & KEPEGAWAIAN KATENEN, SH
NIP. 19630115 198503 1 005
SUB BAG. PERENCANAAN, EVALUASI &
PELAPORAN HUSDALINA, ST NIP. 19811017 201001 2 013
SUB BAG. KEUANGAN & ASET MUZHAR, S.Sos NIP. 19781127 201001 1 009
KABID PENGGUNAAN & PEMASARAN PRODUK DALAM NEGERI
H. LUKMAN, ST., MM NIP. 19671010 199703 1 003 SEKSI PROMOSI & KEMITRAAN
PEMASARAN SUSRIARTI, S.STP.,M.M NIP. 19800815 200012 2 001
SEKSI PENGEMBANGAN PRODUK LOKAL
M. YANI DUNGCIK, SH NIP. 19650715 198603 1 003
SEKSI SARANA DAN IKLIM USAHA YUNITA MAYA SAPIRTI, SE., M.Si
NIP. 19850617 200604 2 003 KABID BINA USAHA & PELAKU
DISTRIBUSI DARMADI, SPd., M.Si NIP. 19700421 199603 1 002
KABID SARANA DISTRIBUSI &
LOGISTIK
SEKSI SISTEM & PENGAWASAN DISTRIBUSI & PELAKU DISTRIBUSI LANGSUNG
KOMARIA
NIP. 19640910 198503 2 007
SEKSI SISTEM & PENGAWASAN DISTRIBUSI & PELAKU DISTRIBUSI TIDAK LANGSUNG
ZAINI HASAN, S.Sos NIP. 19650510 198603 1 013
SEKSI INFORMASI, KELEMBAGAAN &
PENDAFTARAN PERUSAHAAN UMAR RUSLAN, SH NIP. 19650311 198803 1 017
SEKSI PENGEMBANGAN &
PENGELOLAAN SARANA DISTRIBUSI SUPRIYANTO, SE.,M.Si NIP. 19821120 200801 1 002
SEKSI KERJASAMA LOGISTIK &
PERDAGANGAN LENI MARLINA , SE NIP. 19841204 200901 2 003 SEKSI PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI & PERDAGANGAN
MURSALIN, SH.,M.Si NIP. 19710917 200701 1 006
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
KABID BARANG KEBUTUHAN POKOK & PENTING AKHMAD FANFANI SYAFRI,ST.,MT
NIP. 19750618 200212 1 008
SEKSI PENYEDIAAN BARANG KEBUTUHAN POKOK & PENTING
DANY ZULKARNAIN, ST NIP. 19751107 201001 1 013
SEKSI INFORMASI PASAR, HARGA & STOK NURAINI, SE.,M.Si NIP. 19830921 200901 2 004
SEKSI PENGAWASAN DAN PEMBINAAN BARANG KEBUTUHAN POKOK & PENTING
MARTALIUS, S.Sos NIP. 19710622 198903 1 001
KABID INDUSTRI ROSIHAN ARPANI, SH NIP. 19620607 198408 1 001
SEKSI INDUSTRI PANGAN, BARANG DARI KAYU & FURNITURE
HOPARIHA, SH., M.Si NIP. 19720110 199203 2 002
SEKSI INDUSTRI KIMIA, SANDANG, ANEKA & KERAJINAN
ALPIZER, SH., M.Si NIP. 19761126 200701 1 002
SEKSI INDUSTRI LOGAM, MESIN, BAHAN BANGUNAN DAN KULIT
HERY KURNIAWAN, SE NIP. 19840403 200904 1 007 Plt. KEPALA DINAS
AZIZAH, S.Sos.,M.T
NIP. 19650717 198603 2 SEKRETARIS
AZIZAH, S.Sos.,M.T NIP. 19650717 198603 2 KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin
AZIZAH, S.Sos.,M.T Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19650717 198603 2
7 1. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin merupakan dinas yang dibentuk berdasarkan Peraturan daerah Kabupaten Musi Banyuasin Nomor 9 Tahun 2016 tentang tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Musi Banyuasin (Lembaran Daerah Kabupaten Tahun 2016 Nomor 9). Sebagai Implementasi dari Perda-Perda tersebut dan untuk lebih memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan aparatur pemerintah yang terus meningkat sejalan dengan keberhasilan pembangunan maka Dinas Perdagangan dan PerindustrianKabupaten Musi Banyuasin dibentuk menjadi Organisasi yang ramping tapi multi fungsi dengan mengalami perubahan Nomen Klatur dan perampingan seksi- seksinya, seiring dengan itu telah ditetapkan peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 74 tahun 2016 Tentang Struktur Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin
Adapun Kedudukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :
(1) Dinas Perdagangan dan Perindustrian adalah unsur pelaksana urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten dibidang Perdagangan dan Perindustrian;
(2) Dinas Perdagangan dan Perindustrian dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Berdasarkan Peraturan Bupati Musi Banyuasin Nomor 74 Tahun 2016, tentang Susunan Organisasi,Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin, maka Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin adalah :
8 Kepala Dinas
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, mempunyai tugas melaksanakan segala kebijakan, usaha dan kegiatan di urusan pilihan Perdagangan dan Perindustrian, sesuai dengan kewenangannya dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Kepala Dinas mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan urusan ketatausahaan, keuanngan, kepegawaian pada DinasPerdagangan dan Perindustrian;
b. pelaksanaan koordinasi penyusunan program, pengolahan dan pengkajian data dan informasi;
c. penyiapan program dan bahan pelaksanaan dalam bidang industri, kerajinandan perdagangan;
d. penyusunan rencana dan penjabaran kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, penyuluhan dan pengawasan dibidang industri, kerajinan dan perdagangan;
e. perumusan dan penjabaran kebijakan teknis dan pengembangan dibidang industri, kerajinan dan perdagangan;
f. penyiapan serta menyelenggarakan kebijakan teknis sesuai dengan kewenangan dibidang perindutrian dan perdagangan;
g. penyiapan bahan pelaksanaan pengkajian penerapan teknologi dan perizinan dibidang industri kimia, agro industri, hasil hutan, logam, mesin elektronika, usaha industri kecil, kerajinan, perdagangan dan perlindungan konsumen, kemetrologian serta pengawasan dan pengendalian pencemaran Industri;
h. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis, memberikan bimbingan, penyuluhan, melakukan pengawasan, pengendalian arus barang dan jasa. Promosi, penyiapan pelaksanaan perizinan serta urusan kemetrologian dibidang perdagangan;
9 i. penyiapan bahan pengelolaan serta pembinaan pada Unit Pelaksana Teknis Dinas
Perdagangan dan Perindustrian; dan
j. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja serta pemberian pelayanan administrasi dan hukum kepada semua unsur di lingkungan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin;
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Sekretariat mempunyai fungsi
a. pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian;
b. pelaksanaan urusan keuangan dan Aset
c. pelaksanaan urusan perencanaan program dan pelaporan;
d. pengkoordinasian urusan industri dan perdagangan;
e. pemberian saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepala dinas tentang langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang tugasnya; dan
f. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusimempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, sebagian program kerja sesuai pedoman, standar dan prosedur, pemberian binaan dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di Bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi mempunyai fungsi :
10 a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi;
b. penyiapan rencana dan program kerja di bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi;
c. penyusunan petunjuk bimbingan teknis dan pedoman pembinaan serta supervisi berkelanjutan di bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi;
d. penyiapan bahan pembinaan, evaluasi dan pelaporan di bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi;
e. pelaksanaan program kerja di bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi;
f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kerja teknis di bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi;
g. penyusunan laporan kinerja bidang Bina Usaha dan Pelaku Distribusi;
h. melakukan koordinasi, kerjasama dengan instansi terkait berkenaan bidang tugas;
i. membuat laporan kinerja di bidang bina usaha dan pelaku distribusi; dan j. melaksankan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Sarana Distribusi dan Logistik
Bidang Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai tugasmenyiapkan perumusan kebijakan daerah, pelaksanaan program kerja sesuai pedoman, standar dan prosedur, pemberian binaan dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di Bidang Distribusi dan Logistik.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Bidang Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang Sarana Distribusi dan Logistik;
b. penyiapan rencana dan program kerja di bidang Sarana Distribusi dan Logistik;
c. penyusunan petunjuk bimbingan teknis dan pedoman pembinaan serta supervisi berkelanjutan di bidang Sarana Distribusi dan Logistik;
11 d. penyiapan bahan pembinaan, evaluasi dan pelaporan di bidang Sarana Distribusi
dan Logistik;
e. pelaksanaan program kerja di bidang Sarana Distribusi dan Logistik;
f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kerja teknis di bidang Sarana Distribusi dan Logistik;
g. penyusunan laporan kinerja bidang Sarana Distribusi dan Logistik; dan h. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri
Bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri mempunyai tugasmenyiapkan perumusan kebijakan daerah, pelaksanaan program kerja sesuai pedoman, standar dan prosedur, pemberian binaan dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di Bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri mempunyai fungsi :
a. perencanaan dan penyusunan program kerja di bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri;
b. pelaksanaan program kerja di bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri;
c. penyusunan laporan kinerja di bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kerja di bidang Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
12 Bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting
Bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan daerah, pelaksanaan program kerja sesuai pedoman, standar dan prosedur, pemberian binaan dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di Bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting mempunyai fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting;
b. penyiapan rencana dan program kerja di bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting;
c. penyusunan petunjuk bimbingan teknis dan pedoman pembinaan serta supervisi berkelanjutan di bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting;
d. penyiapan bahan pembinaan, evaluasi dan pelaporan di bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting;
e. pelaksanaan program kerja di bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting;
f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kerja teknis di bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting;
g. penyusunan laporan kinerja bidang Barang Kebutuhan Pokok dan Penting; dan h. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
Bidang Industri
Bidang Industri mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan daerah, pelaksanaan program kerja sesuai pedoman, standar dan prosedur, pemberian binaan dan supervisi serta evaluasi dan pelaporan di Bidang Industri.
13 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bidang Industri mempunyai fungsi :
a. penyiapan perumusan kebijakan daerah di bidang Industri;
b. penyiapan rencana dan program kerja di bidang Industri;
c. penyusunan petunjuk bimbingan teknis dan pedoman pembinaan serta supervisi berkelanjutan di bidang Industri;
d. penyiapan bahan pembinaan, evaluasi dan pelaporan di bidang Industri;
e. pelaksanaan program kerja di bidang Industri;
f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan program kerja teknis di bidang Industri;
g. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan.
2. Sumber Daya Aparatur
Kondisi Sumber Daya Manusia
Personil Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
TABEL 1
JUMLAH PEGAWAI MENURUT JABATAN, GOLONGAN DAN PENDIDIKAN DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN
KABUPATEN MUSI BANYUASIN TAHUN 2019
NO. URAIAN JUMLAH
1. a. Menurut Jabatan Struktural : Eselon I
Eselon II.b Eselon III.a Eselon III.b
- - 1 5
14 Eselon IV.a
Eselon IV.b
b. Menurut Jabatan Fungsional : Asisten Penyuluh Perindustrian c. Staf
d. CPNS
23 4
- 25
-
2. Berdasarkan Golongan : - Golongan IV.c - Golongan IV.b - Golongan IV.a - Golongan III.d - Golongan III.c - Golongan III.b - Golongan III.a - Golongan II.d - Golongan II.c - Golongan II.b - Golongan II.a - Golongan I.d - Golongan 1c
- 1 8 16 12 4 4 1 4 4 1 2 1 3. Berdasarkan Pendidikan :
- StrataTiga - Strata Dua - Strata Satu
- Sarjana Muda /DIII
- 21 23 -
15 - SMU Sederajat
- SMP - SD
10 3 1
Sumber : Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab.Muba
Jenis Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti Pegawai
Selama Tahun Anggaran 2019, Pegawai yang mendapat kesempatan mengikuti Diklat Fungsional antara lain seperti terlihat pada Tabel 2.
TABEL 2
JUMLAH DAN JENIS PENDIDIKAN YANG DIIKUTI OLEH PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KAB.MUBA TAHUN 2019
NO. JENIS DIKLAT
GOLONGAN
JUMLAH I II III IV
1 Diklat Struktural -Spamen/PIM II -Spama / PIM III -Adum / PIM IV -LPJ
- - - -
- - - -
- - 1 -
- 1 - -
- 1 1 - 2 Diklat Fungsional
- Diklat PPNS
- Diklat Penera Ahli Metrologi - Diklat Penera Terampil
- Diklat Pengadaan Barang dan Jasa - - - -
- - - -
- - - -
- - - -
- - - -
16 Pemerintah
3 Diklat Teknis :
-Diklat Sistem Industri I -Diklat Sistem Industri II
- -
- -
- -
- -
- -
A. DASAR HUKUM
Dasar hukum penyusunan laporan kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 21 April 2014.
2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 1 Desember 2014.
B. SISTEMATIKA
Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi Banyuasin adalah sebagai berikut :
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan C. Gambaran Umum
1. Organisasi Perangkat Daerah
17 2. Tugas Pokok dan Fungsi
3. Sumber Daya Aparatur D. Dasar Hukum
E. Sistematika
Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA : A. Perencanaan Kinerja
1. Visi 2. Misi
3. Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Program B. Perjanjian Kinerja
Bab III AKUNTABILITAS KINERJA : A.Capaian Kinerja Organisasi
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018 2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun 2020 dan tahun 2019 dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2019 dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun 2019 dengan standar nasional (jika ada)
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan /penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan B. Realisasi Anggaran
Bab IV PENUTUP
18 LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Perjanjian Kinerja
- Pengukuran Kinerja Tahunan Tahun 2019 - Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
- Renstra
19
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN STRATEGIS
Dalam system akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diikuti dengan Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004. Timbul hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang sehingga perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan daerah.
Selain kedua Undang-undang tersebut diatas terdapat beberapa Peraturan Perundang-undangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah yang telah terbit terlebih dahulu antara lain Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan, Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
20 Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Untuk mencapai tujuan Pengelolaan Keuangan Daerah secara efektif dan efisien diperlukan adanya satu peraturan pelaksanaan yang komprehensip dan terpadu dari berbagai Undang-undang diatas agar memudahkan dalam pelaksanaan peraturan itu terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban Keuangan Daerah.
Renstra Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017–2022 merupakan dokumen perencanaan strategis yang disuse dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan kegiatan daerah. Renstra disusun mengacu ke dokumen perencanaan jangka menegah daerah (RPJMD).
Renstra secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan ke dalam bentuk strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan skala prioritas dan kemampuan anggaran pembiayaan.
Visi–Misi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin :
1) Visi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Penentuan visi dan misi Dinas Perdagangan dan Perindsutrian kabupaten Musi Banyuasin tidak lepas dari pertimbangan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threatment) yang dihadapi oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Musi Banyuasin dalam
21 mewujudkan visi kabupaten PERMATA MUBA menuju MUBA MAJU BERJAYA 2022
Berdasarkan analisis isu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman berikut analisis 10 besar isu strategis adalah :
a. Belum adanya hilirisasi industri
b. Minimnya sumber daya yang kompeten secara kualitas dan kuantitas
c. Maraknya penggunaan bahan berbahaya pada makanan, minuman dan kosmetik
d. Menjamurnya distributor dan sub distributor yang tidak memiliki legalitas usaha e. Tingginya harga bahan baku penolong industri
f. Belum ada kebijakan yang memudahkan investor untuk membangun industri hilir
g. Belum terintegrasinya sentra niaga dan sentra produksi
h. Belum tegasnya penindakan terhadap kecurangan pelaku usaha i. Minimnya ide-ide kreativitas dan diversifikasi produk
j. Menjamurnya toko modern
Dengan mempertimbangkan potensi, kekuatan kelemahan dan tantangan yang dimiliki Kabupaten Musi Banyuasin dibidang Perdagangan dan Industri maka Visi Dinas Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Musi Banyuasin adalah:
“TERWUJUDNYA KEMANDIRIAN EKONOMI MELALUI PEMBERDAYAAAN INDUSTRI KECIL DAN MASYARAKAT NIAGA YANG TANGGUH DI ERA PERDAGANGAN BEBAS DALAM MENDUKUNG MUBA MAJU BERJAYA 2022”
22 Penjelasan Makna Visi ;
Masyarakat niaga yang tangguh adalah masyarakat yang kuat dan tidak terpengaruh dengan gejolak perdagangan baik nasional maupun internasional
2) Misi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Pernyataan Misi
Untuk mendukung visi Dinas Perdagangan dan Perindustrian kabupaten Musi Banyuasin telah dirumuskan beberapa misi yaitu :
1. Mengembangkan potensi ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya unggulan
2. Meningkatkan perlindungan konsumen, tertib ukur dan mengembangkan pasar komoditi yang terorganisir
3) Tujuan dan Sasaran Strategis
1) Tujuan
Tujuan Pembangunan Jangka Menengah DinasPerdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:
Tujuan merupakan penjabaran implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategi. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dimasa mendatang, yang akan mengarahkan rumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.
Tujuan juga diperlukan agar dalam melakukan pembinaan terhadap sector Perdagangan dan Perindustrian lebih terarah dengan memperhitungkan potensi,
23 peluang dan kendala yang akan dihadapi. Adapun tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terciptanya industri kecil menengah yang berperan sebagai penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi kerakyataan.
2. Terwujudnya iklim perdagangan yang kondusif.
2) SasaranStrategis
(1) Tujuan 1 : Terciptanya industri kecil menengah yang berperan sebagai penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi kerakyatan dengan sasaran :
a. Mendorong pertumbuhan ekonomi sektor industri dan perdagangan
b. Mendorong peningkatan nilai tambah industri kecil menegah.
(2) Tujuan 2 : Terwujudnya iklim perdagangan yang kondusifdengan sasaran:
a. Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
4) Strategi, ArahKebijakan
Dari tujuandansasaran yang telah ditetapkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten MusiBanyuasin, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menetapkan cara pencapaiannya. Cara yang dilakukanDinasPerdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran adalah tertuang dalam strategi dan arah kebijakan.Adapun strategiDinas Perdagangan dan PerindustrianKabupatenMusiBanyuasinTahun 2017-2022 adalah
24 sebagai berikut:
a. Mendorong hilirisasi industri.
b. Menumbuhkembangkan industri industri kecil menengah yang berbasis sumber daya lokal (one product one village)
c. Mendorong tumbuhnya wirausaha baru (WUB)
d. Pengoptimalisasian pengawasan perdagangan dan daerah tertib ukur e. Pengoptimalisasian pasar sebagai sarana distribusi logistik.
Arah Kebijakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan diversifikasi produk yang berbasis produk unggulan berbasis sumber daya alam.
2. Mendorong hadirnya investor untuk pengembangan produk hilirisasi potensial.
3. Mengembangkan komoditas lokal unggulan.
4. Peningkatan kemitraan dengan swasta dalam rangka pembinaan dan pelatihan wirausaha baru.
5. Pengoptimalan pendampingan industri kecil menengah dan wirausaha baru oleh tenaga penyuluh lapangan.
6. Peningkatan perlindungan terhadap masyarakat sebagai konsumen dan pengawasan terhadap pelaku usaha sebagai produsen.
7. Pengembangan UPTD Metrologi Legal.
8. Penambahan dan pembenahan sarana prasarana distribusi.
9. Penciptaan pelaku pasar yang beprilaku menuju tertib pasar.
10. Penciptaan sistem distribusi dan pemasaran komodistas unggulan.
5) Program dan kegiatan pokok
Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) 2017–2022, dan dijabarkan dalam rencana kerja (Renja) tahun 2019 telah ditetapkan dilaksanakan pada tahun 2019.
25 Sebagai langkah lebih lanjut dalam mencapai Visi dan Misi yang telah ditetapkan, maka penjabaran strategi pembangunan kedalam program dan kegiatan perlu dilakukan. Program merupakan kumpulan kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang akan dilaksanakan oleh instansi atau beberapa instansi terkait dalam rangka melibatkan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kegiatan merupakan penjabaran dari program dan kebijakan sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran dalam rangka pencapaian Visi dan Misi organisasi.
Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan strateginya, makalangkah operasionalnya harus dituangkan kedalam program dan kegiatan indikatif yang mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin.
Mengacu kepada Rencana strategis 2017-2022 dan sebagai langkah dalam mewujudkan Visi dan Misi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin, maka program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2019 adalah sebagai berikut :
Program yang menunjang tugas pokok dan fungsi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Tahun 2019 adalah:
A Sektor Industri
1. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
Penyelenggaraan Muba expo
Pemberian Kemudahan Izin Usaha Industri Kecil dan Menengah
26
Pengembangan Industri Kecil dan Menegah untuk Komoditi Daerah
2. Program Pengembanga nsentra-sentra industri potensial
Revitalisasi Sentra Industri Kecil Menengah
B Sektor Perdagangan
1. Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan
Monitoring Sembako dan Barang strategis Lainnya
Pasar Ramadhan/Bedug
Pelayanan tera ulang
Pasar Murah Sembako
Penertiban dan Pemindahan Pasar
Pengembangan UPT Kemetrologian Daerah
2. Program Peningkatan dan pengembangan Ekspor
Promosi Produk Dalam Negeri
3. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri
Penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan dekranasda
Pembangunan pasar rakyat
Pembangunan sarana pendukung pasar
Revitalisasi Pasar
4. Program Penataan Struktur Industri
Penyediaan Sarana maupun Prasarana Klaster Industri
C PROGRAM SKPD / RUTIN
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik.
Penyediaan jasa jaminan barang milik daerah
27
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas / operasional
Penyediaan alat tulis kantor
Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor.
Penyediaan peralatan rumah tangga
Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
Penyediaan makanan dan minuman
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke dalam daerah.
Penyediaan jasa pendukung administrasi teknis/perkantoran
2. Program PeningkatanSaranadanPrasaranaAparatur.
Pengadaan mebeleur
Pengadaan instalasi listrik air dan telepon
Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
Pemeliharaan rutin / berkala kendaraan dinas / operasional
Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Pendidikan dan pelatihan formal
28 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Penyusunan Rencana Kerja dan Penetapan Kinerja
B. PERJANJIAN KINERJA
Sebagai penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2017- 2022, disusun suatu Rencana Kinerja (Perfomance Plan) setiap Tahunnya. Rencana Kinerja yang harus dicapai dalam satu tahun pelaksanaan yang menunjukkan nilai kuantitatif yang melekat pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan pembanding bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan akhir periode pelaksanaan.
Sasaran Strategis Tahun 2019 ditetapkan sebanyak 3 sasaran dengan target indikator sebanyak 9 indikator.
Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi yang ditindak lanjuti dengan Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29//2011 tentang Penetapan Kinerja, pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola nya. Tujuan khusus Penetapan Kinerja antara lain adalah meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanh dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
29 sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin telah membuat Penetapan Kinerja Tahun sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada.Penetapan Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin Tahun 2019 telah ditetapkan tanggal Februari 2019 dan disusun dengan berdasarkan pada Rencana Kinerja Tahun 2019. Ringkasan Penetapan Kinerja Tahun 2019 selengkapnya terdapat pada dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2019.
30 Penetapan Kinerja yang akan dicapai untuk Tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Satuan Target
(3) (4)
1.1.1. Mendorong pertumbuhan ekonomi sektor industri dan perdagangan
1.1.1.1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 8
1.1.1.2 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
% 4,65
1.1.1.3 persentase pertumbuhan industri secara
keseluruhan % 2,90%
1.1.1.4 Nilai Ekspor
Triliun 31 Triliun
1.1.2 Mendorong peningkatan nilai tambah industri kecil menengah
1.1.2.1 Persentase sentra IKM yang nilai tambahnya
meningkat sentra 6,5
1.1.2.2 Persentase peningkatan volume penjualan
produk unggulan daerah % 20
1.1.2.3 Persentase sentra IKM yang jumlah tenaga
kerjanya meningkat % 6,5
1.2.1 Meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
1.2.1.1 Persentase temuan sidak yang ditindak lanjuti
% 20%
1.2.1.2 Persentase penurunan kasus temu sidak
% 10%
1.2.1.3 Persentase menurunnya keluhan konsumen
% 50
(1) (2)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Ringkasan Penetapan Kinerja Tahun 2019 diatas mengacu pada sasaran yang telah ditetapkan pada dokumen Renstra 2017-2022.
31
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 21 April 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 1 Desember 2014.
Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2017-2022 maupun Renja Tahun 2018.
Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
49
PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA
Mengacu pada ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 21 April 2014 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tanggal 1 Desember 2014, Kinerja Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian Sasaran dan indikator sasaran serta menggambarkan pula tingkat capaian pada program/kegiatan. Untuk mengetahui gambaran mengenai Tingkat Pencapaian Sasaran dan Program/Kegiatan dilakukan melalui media Rencana Kinerja yang dibandingkan dengan realisasinya.
Untuk mempermudah interprestasi atas pencapaian sasaran dan program/kegiatan serta indikator makro diberlakukan nilai disertai makna dari nilai tersebut yaitu:
X > 85 % : Sangat Berhasil
70 % < X < 85 % : Berhasil
55 % < X < 70 % : Cukup Berhasil
X < 55% : Tidak Berhasil
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
49 Indikator Kinerja
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), dan hasil (outcomes).
Indikator Sasaran
Indikator Sasaran adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara signifikan mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran. Indikator Sasaran dilengkapi dengan Target Kuantitatif dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Musi Banyuasin telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Dari 3 (tiga) sasaran yang ditetapkan telah dilaksanakan seluruhnya, namun tingkat keberhasilanya belum dapat diwujudkan secara optimal. Secara umum capaian indikator kinerja telah dapat tercapai dengan baik, walaupun belum secara keseluruhan indikator kinerja tersebut dapat terealisasi 100 %, sesuai dengan target yang ditetapkan.
Rincian analisis capaian masing-masing tujuan dan sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :
49 1. MEMBANDINGKAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA
TAHUN 2019
Rincian analisis capaian akan diuraikan per misi sebagai berikut :
Tujuan ke-1 (satu) : terciptanya industri kecil menengah yang berperan
sebagai penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi kerakyatan.
Capaian indikator kinerja pada tabel 3.1 .berikut :
Target Realisasi (%) capaian (%) 1.1.1. Mendorong
pertumbuhan ekonomi sektor industri dan perdagangan
1.1.1.1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
% 8% 9,9% 123,34
1.1.1.2 Kontribusi sektor perdagangan terhadap
PDRB % 4,65% 4,73% 101,73
1.1.1.3 Persentase
pertumbuhan industri
secara keseluruhan % 2,9% 2,5% 86,26
1.1.1.4 Nilai Ekspor triliun 31 33,68 108,65
1.1.2. Mendorong peningkatan nilai tambah industri kecil menengah
1.1.1.5 Persentase sentra IKM yang nilai tambahnya
meningkat % 6,5% 6,0% 91,58
1.1.1.6 Persentase peningkatan volume penjualan produk unggulan daerah
% 20% 21,65% 108
1.1.2.1 Persentase IKM yang jumlah tenaga kerjanya
meningkat % 6,5% 5,4% 82,42
Capaian 2019 Satuan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Berikut uraian capaian indikator tujuan ke 1, sasaran 1 dan 2 tahun 2019:
1. Capaian indikator kontribusi sektor industri terhadap PDRB tahun 2019 sebesar 123 % dengan realisasi indikator kinerja 9,9 %. Capaian indikator ini dikategorikan sangat berhasil dari target yang
49 direncanakan sebesar 8 %. Angka realisasi capaian tersebut diukur dengan membandingkan jumlah kontribusi PDRB sektor industri tahun 2019 ( Rp. 5.992.450.000.000 ) dengan jumlah total PDRB tahun 2019 ( Rp. 60.730.042.000.000 ) di kali 100 persen. Keberhasilan pada capaian ini didukung oleh upaya Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam mendorong berbagai investasi melalui kemudahan perijinan serta pertumbuhan industri mikro dan kecil, inovasi pengembangan produk, peningkatan research and development seiiring percepatan pertumbuhan teknologi digital.
2. Capaian indikator kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB tahun 2019 sebesar 101,73 % dengan realisasi indikator kinerja 4,73
%. Capaian indikator ini dikategorikan sangat berhasil dari target yang direncanakan sebesar 4,65 %. Angka realisasi capaian tersebut diukur dengan membandingkan jumlah kontribusi PDRB sektor perdagangan tahun 2019 ( Rp. 2.872.871.000.000 ) dengan jumlah total PDRB tahun 2019 ( Rp. 60.730.042.000.000 ) di kali 100 persen.
Keberhasilan pada capaian ini didukung oleh upaya Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dalam mendorong berbagai investasi melalui kemudahan perijinan, peningkatan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta peningkatan sarana prasarana logistic daerah.
3. Capaian indikator persentase pertumbuhan industri secara keseluruhan tahun 2019 sebesar 86,26 % dengan realisasi indikator kinerja 2,5 %. Capaian indikator ini dikategorikan sangat berhasil
49 dari target yang direncanakan sebesar 2,9 %. Angka realisasi capaian tersebut diukur dengan membandingkan selisih jumlah unit usaha industri kecil menengah tahun 2019 dan 2018 ( 2018: 3158 ; 2019 : 3237 ) dengan jumlah unit usaha tahun sebelumnya 2018 di kali 100 persen. Keberhasilan pada capaian ini didukung oleh upaya Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam memberikan fasilitasi promosi, utamanya pada produk-produk kerajinan kreatif melalui berbagai event promosi, fasilitasi sarana prasarana produksi industry kecil menengah, pengembangan produk kerajinan melalui dewan kerajinan nasional daerah.
4. Capaian indikator nilai ekspor tahun 2019 sebesar 108,65 %. Dengan realisasi indicator 33,68 T dari target 31 T. Peningkatan nilai ekspor didukung oleh ekspor komoditas pertanian, utamanya untuk komoditi karet (26,99 %) dan minyak kelapa sawit (7,19 %)
5. Capaian indikator persentase sentra IKM yang nilai tambahnya meningkat di tahun 2019 sebesar 91,58 % dengan realisasi indikator kinerja 6 %. Capaian indikator ini dikategorikan sangat berhasil dari target yang direncanakan sebesar 6,5%. Angka realisasi capaian tersebut diperoleh dengan membandingkan jumlah sentra IKM yang nilai tambahnya meningkat di tahun 2019 ( 10 sentra) dengan jumlah sentra IKM yang terbentuk tahun 2019 ( 168 sentra aktif).
Keberhasilan pada capaian ini didukung peran Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam menggerakkan pertumbuhan sentra industri kerajinan kreatif.
49 6. Capaian indikator persentase peningkatan volume penjualan produk unggulan daerah di tahun 2019 sebesar 108 % dengan realisasi indikator kinerja 21.65 %. Capaian indikator ini dikategorikan sangat berhasil dari target yang direncanakan sebesar 20%. Angka realisasi capaian tersebut diperoleh dengan membandingkan selisih volume penjualan produk unggulan daerah tahun 2019 (1124 pcs) dengan volume penjualan produk unggulan daerah tahun 2018 (924 pcs) berbanding volume penjualan produk unggulan daerah tahun 2018 di kali 100. Keberhasilan pada capaian ini didukung peran Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam menggerakkan pertumbuhan sentra industri kerajinan kreatif dan peran aktif dewan kerajinan nasional daerah dalam mendukung research and development product kerajinan khas pewarnaan alami gambir. Disamping itu
adanya kebijakan pemerintah daerah disisi promosi dalam mendukung penggunaan produk dalam daerah terutama untuk aparatur sipil Negara.
7. Capaian indikator persentase sentra IKM yang jumlah tenaga kerjanya meningkat di tahun 2019 sebesar 82,42 % dengan realisasi indikator kinerja 5,4 %. Capaian indikator ini dikategorikan sangat berhasil dari target yang direncanakan sebesar 6,5%. Angka realisasi capaian tersebut diperoleh dengan membandingkan jumlah sentra IKM yang tenaga kerjanya meningkat di tahun 2019 ( 9 sentra) dengan jumlah sentra IKM tahun 2019 ( 168 sentra aktif). Keberhasilan pada capaian ini didukung peran Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam
49 menggerakkan pertumbuhan sentra industri kerajinan kreatif serta fasilitasi sarana prasarana produksi industry kecil.
Tujuan ke-2 (dua) : Terwujudnya iklim perdagangan yang kondusif . Capaian indikator kinerja pada tabel 3.2 berikut :
Target Realisasi (%) capaian (%) 1.2.1 Meningkatnya
perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan
1.2.1.1 Persentase temuan sidak yang
ditindaklanjuti % 20% 17,65% 88,24
1.2.2.2 Persentase penurunan kasus temuan sidak
% 10% 5,88% 58,82
1.2.1.3 Persentase menurunya keluhan konsumen
% 50% 40% 80,00
Capaian 2019 Satuan
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Ketiga indikator kinerja utama (IKU) diatas yang mengukur sasaran strategis meningkatnya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan merupakan indikator kinerja revisi terbaru sesuai dengan hasil penilaian dan reviu IKU oleh tim Kemenpan & RB.
Berikut uraian capaian indikator tujuan ke 2, sasaran ke 3 tahun 2019 : 1. Capaian Indikator kinerja persentase temuan sidak yang
ditindaklanjuti sebesar 88,24% dengan realisasi indikator kinerja sebesar 17,65%. Temuan sidak yang dimaksud adalah temuan sidak saat pengawasan peredaran barang beredar yang meliputi sembako dan barang strategis lainnya. Capaian indikator ini dikategorikan berhasil dari target yang direncanakan sebesar 20 %. Angka realisasi capaian tersebut didapat dari perbandingan jumlah kasus
49 yang diselesaikan oleh pihak yang berwenang (3 kasus) dengan jumlah temuan kasus (17 kasus) yang ditemukan pada saat pengawasan peredaran barang dan jasa.
2. Capaian indikator persentase penurunan kasus temuan sidak pada tahun 2019 sebesar 58,82 dengan realisasi indikator kinerja sebesar 5,88 %. Capaian indikator ini di kategorikan cukup berhasil dari target yang direncanakan sebesar 10 %. Angka realisasi capaian tersebut didapat dari selisih kasus temuan sidak tahun 2018 (18 kasus) dengan tahun 2019 (17 kasus ) berbanding tahun 2019.
3. Capaian indikator persentase menurunnya keluhan konsumen pada tahun 2019 sebesar 80 % dengan realisasi indikator kinerja sebesar 40 %. Capaian indikator ini dikategorikan berhasil dari target yang direncanakan sebesar 50%. Angka capaian tersebut didapat dari selisih kasus pada tahun 2019 (75 kasus) dengan tahun 2018 (105 kasus) berbanding tahun 2019. Perhitungan untuk tahun 2019 ini baru menghitung jumlah kasus keluhan konsumen berdasarkan data keracunan pangan (sumber: Dinas Kesehatan Kab.MUBA).
2. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA SERTA CAPAIAN KINERJA TAHUN INI DENGAN TAHUN LALU
Perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2019 dengan capaian tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini;