• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK CONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK CONE"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 05, No. 02 (2016), hal 261 – 266.

261

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG METRIK CONE Syamsul Akbar, Mariatul Kiftiah, Yudhi

INTISARI

Ruang metrik (X,d) merupakan suatu himpunan X yang dilengkapi dengan metrik d dan memenuhi aksioma- aksioma pada ruang metrik. Salah satu perluasan dari ruang metrik adalah ruang metrik cone. Ruang metrik cone (X,dp ) merupakan suatu himpunan X yang dilengkapi dengan metrik cone dp pada X. Dalam ruang metrik cone didefinisikan konsep titik tetap. Titik x disebut titik tetap pada pemetaan T jika diberikan suatu titik x anggota himpunan tak kosong sedemikian sehingga Tx= x. Jika diberikan (X,dp) suatu ruang metrik cone lengkap dengan suatu pemetaan kontraktif T, maka T memiliki titik tetap yang tunggal yaitu Tx*= x* . Akibatnya, suatu himpunan B(x0,c) yaitu himpunan persekitaran dengan titik pusat x0 dan jari-jari c memiliki titik tetap tunggal. Selanjutnya, perluasan dari pemetaan kontraktif pada ruang metrik cone lengkap juga memiliki titik tetap tunggal.

Kata kunci: Ruang metrik, ruang metrik cone, titik tetap, pemetaan kontraktif

PENDAHULUAN

Teori titik tetap telah banyak dikembangkan dalam analisis fungsional untuk mengetahui keberadaan dan ketunggalan dari titik tetap tersebut. Titik

x

disebut titik tetap pada pemetaan T jika diberikan suatu titik xX dengan X sebarang himpunan tak kosong sehingga T

x

x [1]. Pemetaan T merupakan pemetaan dari ruang metrik

X d,

ke dalam dirinya sendirinya [1]. Pemetaan T :X X dikatakan pemetaan kontraktif jika terdapat suatu konstanta k dengan 0 k 1 sedemkian sehingga untuk setiap x y, X berlaku d Tx Ty

,

kd x y

 

, [2]. Teorema titik tetap menunjukkan bahwa titik tetap dari pemetaan pada ruang metrik itu ada dan tunggal.

Konsep ruang metrik merupakan salah satu domain dari suatu pemetaan pada teorema titik tetap.

Adapun perluasan dari ruang metrik adalah ruang metrik cone. Pada ruang metrik cone didefinisikan konsep kekonvergenan barisan dan teorema titik tetap seperti di ruang metrik.

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep pada ruang metrik cone dan menganalisis keberadaan dan ketunggalan titik tetap pada ruang metrik cone. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini dibatasi pada penggunaan konsep kekonvergenan barisan pada ruang metrik cone dan menganalisis beberapa teorema titik tetap pada ruang metrik cone.

Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap dengan suatu pemetaan kontraktif T:X X . Dibentuk barisan

 

xn yang didefinisikan dengan

x

n

Tx

n1

T x n

n 0

, 

. Ditunjukkan bahwa barisan

 

xn merupakan barisan Cauchy. Dengan menggunakan kelengkapan dari X, maka barisan

 

xn konvergen. Misalkan

 

xn konvergen ke x*. Ditunjukkan bahwa x* merupakan titik tetap dari pemetaan T sedemikian sehingga Tx*x*. Selanjutnya, dengan menggunakan sifat ketaksamaan segitiga ditunjukkan bahwa titik tetap dari T tunggal yaitu x* y*.

RUANG METIK CONE

Sebelum membahas tentang ruang metrik cone, terlebih dahulu diberikan definisi mengenai cone dan contoh cone.

Definisi 1 [3] Diberikan E merupakan ruang Banach dan PE. P disebut cone jika dan hanya jika memenuhi aksioma-aksioma berikut:

(2)

(a1). P tertutup, P , dan P

 

0 ;

(a2). a b, , ,x yPaxbyP; (a3). xP dan    x P x 0.

Contoh 2 [3] Diberikan E2 dengan P

 

x y,

; ,x y0

E . Ditunjukkan bahwa P merupakan cone. Diketahui P   dan P

 

0 . Selanjutnya, ditunjukkan bahwa himpunan P tertutup. Karena Pc terbuka, maka himpunan P tertutup. Untuk setiap a b, berlaku

ax1by ax1, 2by2

P. Jika diberikan

x y,

P dan

x y,

P, berakibat

x y,

0.

Pada ruang Banach didefinisikan notasi urutan. Notasi tersebut diberikan pada definisi berikut ini.

Definisi 3 [4] Misalkan E ruang Banach,PE, dan Psuatu cone. Untuk setiap x y, E didefinisikan "","",dan

" "

sebagai berikut:

(b1). x   y y x P;

(b2). x   y y x P tetapi xy; (b3). x y y x Int P

 

.

Notasi "","", dan

" "

merupakan notasi urutan padaE.

Cone memiliki beberapa sifat. Berikut ini diberikan definisi mengenai cone normal dan contoh dari cone normal.

Definisi 4 [3] Cone P disebut normal jika terdapat K 0 sehingga untuk setiapx y, E, 0 x y berakibat xK y . Konstanta Kterkecil yang memenuhi ketaksamaan tersebut merupakan konstanta normal dari P.

Contoh 5 [5] Diberikan E2 dengan cone P

 

x y,

; ,x y0

E , maka cone P disebut cone normal dengan konstanta normal K 1.

Selanjutnya, diberikan definisi mengenai ruang metrik cone dan contoh dari ruang metrik cone.

Definisi 6 [3] Diberikan X suatu himpunan tak kosong. Misalkan pemetaan dp:XX E, sehingga untuk setiap x y z, , X memenuhi:

(c1). dp

 

x y,0 dan dp

 

x y,0 jika dan hanya jika

xy

; (c2). dp

 

x y,dp

 

y x, ;

(c3). dp

 

x y,dp

 

x z,dp

 

y z, .

Pemetaan

d

p disebut metrik cone pada X dan

X d, p

disebut ruang metrik cone.

Contoh 7 [5] Diberikan E 2, P

  

x y, E|

 

x y, 0

2, X , dan dimisalkan suatu pemetaan dp:X X 2 sehingga dp

 

x y,

xy ,

xy

. Dengan konstanta

0, maka

X d, p

merupakan ruang metrik cone.

Berikut ini diberikan definisi barisan konvergen di dalam ruang metrik cone

X d, p

.

Definisi 8 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone, barisan

 

xnX dan xX . Barisan

 

xn

konvergen ke

x

jika untuk setiap cE dengan 0 c, terdapat N, sehingga untuk setiap nN berlaku dp

 

x xn, c.

(3)

Contoh 9 [5] Dari Contoh 7, ditunjukkan bahwa barisan

 

xnX konvergen. Diberikan suatu barisan

 

xn 1,n

n  

 

 . Selanjutnya, ditunjukkan bahwa barisan

 

xn konvergen ke 0 . Diambil sebarang

1, 2

cc cE dengan 0

c c1, 2

. Dipilih suatu bilangan N dengan

1

N 1

c dan

2

N c

 .

Untuk setiap nN dengan n berlaku 1 1 1 1 1

, 0 , 0 , 0 ,

dp c

n  nn  NN

   

     

      . Jadi,

barisan

 

xn 1,n

n  

 

  konvergen ke 0 .

Berikut ini diberikan definisi barisan Cauchy pada ruang metrik cone

X d, p

dan kelengkapan dari ruang metrik cone dan contoh barisan Cauchy.

Definisi 10 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone, barisan

 

xnX. Barisan

 

xn disebut barisan Cauchy jika untuk setiap cE dengan 0 c, terdapat N, sehingga untuk setiap

,

n mN berlaku dp

xn,xm

c. Untuk setiap barisan Cauchy yang konvergen diX maka ruang metrik cone dikatakan lengkap.

Contoh 11 [5] Dari Contoh 9, untuk sebarang cE dengan 0 c berakibat 1

, 0 2

p

d c n

 

 

  . Dengan

menggunakan sifat ketaksamaan segitiga, diperoleh untuk setiap m n, N dengan m n,  berakibat

1 1 1 1

, , 0 , 0

p p p

d d d c

m nmn

     

     

      . Jadi, barisan

 

xn merupakan barisan Cauchy.

Teorema berikut ini menunjukkan bahwa untuk setiap barisan yang konvergen di dalam ruang metrik cone

X d, p

merupakan barisan Cauchy, tetapi tidak berlaku untuk sebaliknya.

Teorema 12 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone, barisan

 

xnX . Jika barisan

 

xn

konvergen ke x, maka barisan

 

xn merupakan barisan Cauchy.

Bukti.

Diambil sebarang barisan

 

xn yang konvergen. Sehingga untuk setiap cE dengan 0 c, terdapat N sehingga untuk setiap m n, N berakibat dp

x xn, m

dp

x xn,

dp

xm,x

c. Jadi, barisan barisan

 

xn merupakan barisan Cauchy.

Berikut ini diberikan definisi pemetaan kontraktif pada ruang metrik cone beserta contohnya.

Definisi 13 [1] Misalkan

X d, p

merupakan ruang metrik cone. Pemetaan T X: X dikatakan pemetaan kontraktif, jika terdapat konstanta k dengan 0 k 1 sehingga untuk setiap x y, X berlaku dp

Tx Ty,

kdp

 

x y, .

Contoh 14 [4] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap dengan suatu metrik cone

 

,

,

dp x yxyxy dan P adalah cone normal dengan konstanta normal K1. Selanjutnya, ditunjukkan bahwa pemetaan T:  dengan 3

4

Txx kontraktif pada

X d, p

. Karena

,

  

,

p p

d Tx Tykd x y , akibatnya kdp

 

x y,dp

Tx Ty,

P sehingga diperoleh

(4)

,

 

3 ,

0

4

k xyxyxyxy  dan 3 4

k . Jadi, 3 4

Txx kontraktif pada

X d, p

.

TEOREMA TITIK TETAP DENGAN PEMETAAN KONTRAKTIF

Teorema berikut ini menunjukkan bahwa pemetaan kontraktif di ruang metrik cone lengkap memiliki titik tetap tunggal di X .

Teorema 15 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap, P suatu cone normal dengan konstanta normal K. Misalkan pemetaan T X:  X merupakan pemetaan kontraktif, maka T memiliki titik tetap tunggal diX.

Bukti.

Diambil titik x0X dan barisan

 

xnX didefinisikan dengan xnTxn1T xn 0, n .Sehingga untuk n diperoleh dp

x xn, n1

dp

Txn1,Txn

k dn p

x x1, 0

. Untuk n m,  dengan nm

diperoleh

,

 

, 1

 

1, 2

...

1,

 

1, 0

1

m

p m n p m m p m m p n n p

d x x d x x d x x d x x k d x x

k

    

 berakibat

,

 

1, 0

1

m

p m n p

d x x k K d x x

k

  . Karenanya dp

xm,xn

0, untuk n m,  . Jadi, barisan

 

xn

merupakan barisan Cauchy. Karena X lengkap, maka terdapat x*X sehingga xnx*, untuk n . Dengan menggunakan sifat ketaksamaan segitiga diperoleh

*, *

 

, *

 

, *

 

, *

 

1, *

p p n p n p n p n

d Tx xd Tx Txd Tx xkd x xd x x .

Sehingga dp

Tx x*, *

K k d

p

x xn, *

dp

xn1,x*

 

0. Karenyanya dp

Tx x*, *

0.

Akibatnya Tx*x*. Jadi x merupakan titik tetap dari * T . Ditunjukkan bahwa titik tetap dari T tunggal. Misalkan y* merupakan titik tetap yang lain dari T dan Ty*y*. Sehingga diperoleh

*, *

 

*, *

 

*, *

p p p

d x yd Tx Tykd x y . Jadi, titik tetap dari T tunggal.

Berikut ini akibat dari Teorema 15 yang menunjukkan bahwa himpunan B x c

0,

yaitu himpunan persekitaran di titik x0 dan jari-jari c dengan suatu pemetaan kontraktif memiliki titik tetap tunggal.

Akibat 16 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap, P suatu cone normal dan konstanta normal K. Untuk sebarang cE dengan 0 c dan x0X , diberikan suatu himpunan

0,

 

| p

0,

 

B x cxX d x xc . Misalkan pemetaan T X: X merupakan pemetaan kontraktif, sehingga untuk setiap x y, B x c

0,

dan dp

Tx x0, 0

 

 1 k c

, maka T memiliki titik tetap tunggal di B x c

0,

.

Bukti.

Ditunjukkan bahwa himpunan B x c

0,

lengkap dan TxB x c

0,

, untuk setiap xB x c

0,

. Misalkan barisan

 

xn merupakan barisan Cauchy diB x c

0,

. Sehingga barisan

 

xnX juga merupakan barisan Cauchy. Dengan kelengkapan dari X, terdapat xX sehingga xn x, untuk n . Dengan menggunakan sifat ketaksamaan segitiga diperoleh dp

x x0,

dp

x xn,

c. Karena xnx dan dp

x xn,

0 maka dp

x x0,

c dan xB x c

0,

. Jadi, himpunan B x c

0,

lengkap.

(5)

Untuk setiap xB x c

0,

berlaku dp

x Tx0,

dp

Tx x0, 0

dp

Tx Tx0,

c. Akibatnya, titik tetap dari T tunggal di B x c

0,

.

Berikut ini diberikan beberapa teorema titik tetap dengan suatu perluasan pemetaan kontraktif di dalam ruang metrik cone lengkap memiliki titik tetap tunggal di X .

Teorema 17 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap, P suatu cone normal dengan konstanta normal K. Misalkan pemetaan T X:  X sedemikian sehingga untuk setiap x y, X memenuhi

,

  

,

 

,

 

p p p

d Tx Tyk d Tx xd Ty y , dengan konstanta 1 0,2 k

 

  

, maka T memiliki titik tetap tunggal di X.

Bukti.

Diambil titik x0X dan barisan

 

xnX didefinisikan dengan xnTxn1T xn 0, n . Sehingga untuk n diperoleh dp

x xn, n1

dp

Txn1,Txn

h dn p

x x1, 0

, dengan

1 h k

k

. Untuk nm

diperoleh

,

 

, 1

 

1, 2

...

1,

 

1, 0

1

m

p m n p m m p m m p n n p

d x x d x x d x x d x x h d x x

h

    

 akibatnya

,

 

1, 0

1

m

p m n p

d x x h K d x x h

  . Karenanya dp

xm,xn

0, untuk n m,  . Jadi, barisan

 

xn

merupakan barisan Cauchy. Karena X lengkap, terdapat x*X sehingga xnx*, untuk n . Dengan menggunakan sifat ketaksamaan segitiga diperoleh

*, *

 

, *

 

, *

11

,

1, *

 

p p n p n p n n p n

d Tx x d Tx Tx d Tx x kd Tx x d x x

k

   

.

Sehingga dp

Tx x*, *

K k d

p

xn1,xn

dp

xn1,x*

 

0. Karenanya dp

Tx x*, *

0. Hal

ini berakibat Tx*x*. Jadi, x merupakan titik tetap dari * T. Ditunjukkan bahwa titik tetap dari T tunggal. Misalkan y* merupakan titik tetap yang lain dari T dan Ty*y*. Dengan menggunakan sifat ketaksamaan segitiga diperoleh dp

x y*, *

dp

Tx Ty*, *

k d

p

Tx x*, *

 

dp Ty y*, *

 

. Jadi, titik tetap dari Ttunggal.

Teorema 18 [3] Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap, P suatu cone normal dengan konstanta normal K. Misalkan suatu pemetaan T X:  X sehingga untuk setiap x y, X memenuhi

,

  

,

 

,

 

p p p

d Tx Tyk d Tx yd Ty x , dengan konstanta 1 0,2 k

 

  

, T memiliki titik tetap di X. Bukti.

Diambil titik x0X dan barisan

 

xnX didefinisikan dengan xnTxn1T xn 0, n . Sehingga untuk n diperoleh dp

x xn, n1

dp

Txn1,Txn

h dn p

x x1, 0

, dengan

1 h k

k

. Untuk nm diperoleh

,

 

, 1

 

1, 2

...

1,

 

1, 0

1

m

p m n p m m p m m p n n p

d x x d x x d x x d x x h d x x

h

    

 .

(6)

Karenanya

,

 

1, 0

1

m

p m n p

d x x h K d x x

h

 . Hal ini berakibat dp

xm,xn

0, untuk n m,  . Sehingga barisan

 

xn merupakan barisan Cauchy. Karena X lengkap, terdapat x*X sehingga

*

xnx , untuk n . Dengan menggunakan sifat ketaksamaan segitiga diperoleh

*, *

 

, *

 

, *

11

  

1, *

 

*, *

  

1, *

 

p p n p n p n p p n

d Tx x d Tx Tx d Tx x k d x x d Tx x d x x

k

    

.

Sedemikian sehingga dp

Tx x*, *

K11k

k d

p

xn1,x*

dp

x x*, n

 

dp

xn1,x*

0.

Karenanya dp

Tx x*, *

0. Akibatnya Tx*x*. Jadi, x merupakan titik tetap dari * T . Selanjutnya, ditunjukkan bahwa titik tetap dari T tunggal. Misalkan y* merupakan titik tetap yang lain dari T sehingga Ty*y*. Dengan mengunakan sfiat ketaksamaan segitiga diperoleh

*, *

 

*, *

  

*, *

 

*, *

 

2

*, *

p p p p p

d x yd Tx Tyk d Tx yd Ty xkd x y . Jadi, titik tetap dari T tunggal.

PENUTUP

Diberikan

X d, p

ruang metrik cone lengkap dengan suatu pemetaan kontraktif T, maka T memiliki titik tetap tunggal. Akibatnya, suatu himpunan B x c

0,

xX d| p

x x0,

c

yaitu himpunan persekitaran di titik x0 dan jari-jari c juga memiliki titik tetap tunggal. Selanjutnya, diberikan suatu pemetaan T X:  X dengan X sebarang himpunan tak kosong dan konstanta

0,1 k 2

  . Pemetaan T didefinisikan sebagai perluasan dari pemetaan kontraktif di ruang metrik cone lengkap, maka T memiliki titik tetap tunggal.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Cohen G L. A Course In Modern Analysis and Its Applications. New York: United States of America by Cambridge University Press; 2003.

[2] Husnia A, Rahman H. Teorema Titik Tetap Di Ruang Banach : Cauchy-ISSN:2086-0382. 2014;

3(2), 116-122

[3] Long H G, Xian Z. Cone Metric Spaces and Fixed Point Theorems of Contractive Mappings : J.

Math. Anal. Appl.2007; 332:1468-1476.

[4] Apriliani et al. Teorema Titik Tetap Pada Ruang Bernorma Cone Bernilai 2: Jurnal Sains dan Seni Pomits .2013;1(1)., 1-6.

[5] Asadi M, Soleimani H. Example In Cone Metric Spaces: A Survey : Middle-East Jornal of Scientific Research 11. 2012; (12):1636-1640.

SYAMSUL AKBAR : Jurusan Matematika FMIPA Untan, syamsulakbar59@gmail.com MARIATUL KIFTIAH : Jurusan Matematika FMIPA Untan, kiftiahmariatul@math.untan.ac.id YUDHI : Jurusan Matematika FMIPA Untan, dhye_dhoank@yahoo.co.uk

Referensi

Dokumen terkait

Digitize menggunakan strategi promosi via internet yaitu media sosial, dengan penekanan pada pembuatan konten yang menarik dan up-to-date serta dibagikan pada waktu yang

Seseorang tidak dibolehkan menjadi donor darah pada keadaan pernah menderita hepatitis B atau hepatitis C dan berhubungan kontrak erat dengan penderita hepatitis dalam enam

Untuk membuat tampilan yang lebih lengkap, Anda dapat menggabungkan layout manager yang Untuk membuat tampilan yang lebih lengkap, Anda dapat menggabungkan layout manager yang

Hasil penelitian menunjukkan penggunaan bahan anestesi berupa minyak pala lebih efektif daripada minyak cengkeh, minyak mentol, dan minyak sereh untuk prakondisi (respon

Peserta didik menyimak penjelasan guru mengenai faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam  penyusunan proposal usahad. Peserta didik menyimak penjelasan guru

Dalam kasus implementasi kebijakan retribusi parkir di Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, sudah adanya sinergitas yang baik antara antara Pemerintah Daerah yang diwakili oleh

Kepala DinaslBadan » Garnbaran umum keadaanPAD dikota Baubau selama 5 tahun terakhir Garnbaran umum keseluruhan jenis pajak yang belum memenuhi target sebagaimana yang diharapkan

III. Data kontribusi penerimaan SDA Minyak Bumi dan SDA Gas Bumi yang digunakan dalam perhitungan pengalokasian tersebut adalah Laporan Pengiriman Minyak Bumi Bagian