• Tidak ada hasil yang ditemukan

RAJA AMPAT HEART OF THE CORAL TRIANGLE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RAJA AMPAT HEART OF THE CORAL TRIANGLE"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

RAJA AMPAT

“HEART OF THE CORAL TRIANGLE”

(2)

PROFIL KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL SUAKA ALAM PERAIRAN RAJA AMPAT

BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL KUPANG WILAYAH KERJA SAP RAJA AMPAT 2019

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

PENASIHAT :

IKRAM M. SANGADJI PENANGGUNGJAWAB : RAHMAT HIDAYAT LAYOUT :

JOSHUA ARGENTINO

(3)

DAFTAR KONTEN

DAFTAR KONTEN... 3

KONDISI UMUM KAWASAN, EFEKTIVITAS PENGELOLAAN 8 PROFIL PULAU DALAM KAWASAN DAN PEMANFAATANNYA 9 EKOSISTEM KAWASAN (TERUMBU KARANG, LAMUN, MANGROVE) 11 BIOTA YANG DILINDUNGI... 14

KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT 15 PEMANFAATAN PERIKANAN TANGKAP... 18

PEMANFAATAN PARIWISATA ALAM PERAIRAN...22

MITRA PENGELOLA UPTD RAJA AMPAT...24

JEJARING... 25

UPAYA PENYADARAN DAN PENEGAKAN HUKUM... 28

INFRASTRUKTUR DAN SARPRAS PENDUKUNG PENGELOLAAN KAWASAN 32

(4)

SAMBUTAN

Direktur Jenderal

Pengelolaan Ruang Laut Dr. Ir. Aryo Hanggono, DEA

Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menyelenggarakan kawasan konservasi perairan dengan target luasan 32,5 juta hektar di tahun 2030. Hal ini disambut optimis, oleh karena telah terealisasinya target luasan kawasan konservasi perairan 20 juta hektar di tahun 2020, dapat diwujudkan dua tahun lebih cepat, yaitu pada tahun 2018.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, hingga triwulan III tahun 2019, luas kawasan konservasi Indonesia telah mencapai 22,68 juta hektar atau 6,98% dari total luas perairan Indonesia, 325 juta hektar. KKP terus berusaha mengejar target konservasi sesuai dengan komitmen global dalam Aichi Target dan SDGs 14 yang menargetkan luas kawasan konservasi 10% dari luas perairan Indonesia pada tahun 2030. Komitmen ini tentunya harus diikuti dengan pengelolaan yang efektif agar kawasan konservasi tersebut mampu memberikan manfaat bagi para stakeholder, khususnya masyarakat, maupun bagi sumberdaya keanekagamanhayati yang dilestarikan di kawasan tersebut.

Kawasan konservasi yang efektif sejalan dengan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan (sustainability) dan mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan

yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan (prosperity). Ruang lingkupnya tak terlepas dari optimalisasi pengelolaan ruang laut, konservasi dan keanekaragaman hayati laut; meningkatkan keberlanjutan sumber daya perikanan; serta mengembangkan kapasitas SDM dan pemberdayaan masyarakat melalui upaya-upaya kemitraan dalam pengelolaan kawasan konservasi.

Dengan adanya buku ini, dapat menjadi rekaman hasil pengelolaan yang telah dilakukan di kawasan konservasi SAP Raja Ampat secara periodik, di bawah kewenangan BKKPN Kupang. Selain itu, juga menjadi bentuk transparansi informasi kepada stakeholder terkait, serta masyarakat luas mengenai sejauh mana pengelolaan kawasan konservasi ini telah berdampak.

Jakarta, Maret 2020

(5)

Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati LautIr. Andi Rusandi, M.Si

Kawasan konservasi merupakan instrumen penting dalam pengelolaan sumberdaya alam karena dapat melindungi habitat, struktur ekosistem, fungsi ekosistem dan menjaga keanekaragaman spesies. Melindungi 20 - 40 % laut dari pemanfaatan kawasan akan meningkatkan produktifitas sumber daya alam dan mengurangi tekanan yang berlebihan akibat faktor antropogenik. Disisi lain banyaknya pemanfaatan kawasan konservasi sebagai objek wisata yang tidak ramah lingkungan, hal tersebut membuat ancaman lain sumber daya alam yang dimiliiki kawasan konservasi terutama terumbu karang.

Suaka Alam Perairan Raja Ampat merupakan salah satu kawasan konservasi perairan nasional yang dikelola oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Keberadaannya memberikan pengaruh positif terhadap keadaan ekosistem laut, kelimpahan ikan, dan keanekaragaman jenis ikan. Terpenting kehadiran Taman Wisata Perairan Kepulauan Gili Ayer, Meno dan Trawangan menjadi bukti keseriusan negara dalam upaya proteksi sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia.

Buku profil ‘Taman Wisata Perairan Gili Ayer, Meno dan Trawangan merupakan bukti bahwa peran kawasan konservasi perairan sangat penting, tidak hanya memberikan proteksi kepada kehidupan bawah laut juga memberikan banyak manfaat kepada masyarakat yang

tinggal didalam kawasan dan menggantungkan hidupnya pada potensi laut.

Jakarta, Maret 2020

(6)

KATA PENGANTAR

KEPALA

BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN

NASIONAL KUPANG Ir. Ikram M. Sangadji, M.Si

Kawasan Konservasi Perairan Nasional SAP Raja Ampat memiliki potensi alam bahari yang sangat indah. Potensi yang dimiliki kawasa ini antara lain hamparan pasir putih dan lautnya yang jernih serta terumbu karang yang indah dengan ikan ikan yang beranekaragam.

Keindahan alam dari Gili Matra mampu menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk melakukan aktivitas wisata di kawasan ini.

Tingginya pemanfaatan aktivitas wisata di kawasan konservasi ini, BKKPN Kupang melalui satker SAP Raja Ampat menyusun buku ini untuk memperkenalkan kepada masyarakat Indonesia maupun negara lainnnya agar dapat mengenal salah satu kawasan konservasi yang ada di Indonesia. Selain itu, dengan adanya buku ini masyarakat dapat lebih peduli terhadap alam dengan menjaga dan melestarikan sumber daya alam yang ada di kawasan SAP Raja Ampat.

Saya menghaturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berupaya keras menyusun buku ini. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong meningkatnya aktivitas pemanfaatan kawasan konservasi di TWP Gili Matra secara ramah lingkungan.

Kupang, Maret 2020

(7)
(8)

KONDISI UMUM KAWASAN, EFEKTIVITAS PENGELOLAAN

Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Dan Laut

Sekitarnya di Provinsi Papua Barat dikenal memiliki tingkat keanekaragaman hayati dan endimisitas sumber daya pesisir dan laut yang tinggi. The Nature Conservancy (TNC) melakukan serangkaian penelitian di Raja Ampat terutama untuk mengetahui status keanekaragaman hayati laut di kepulatan ini. Melalui serangkai survei ini kemudian para ahli kelautan menyatakan bahwa wilayah Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya di Provinsi Papua Barat memiliki tingkat keaneragaman hayati yang paling tinggi dunia. Kepulauan ini memiliki setidaknya 1.318 jenis ikan karang (Allen dan Erdmann, 2009) dan 533 jenis karang keras (Turak dan Devantier, 2008).

“There is a sufficiency in the world for man’s need but not for man’s greed”

(9)

PROFIL PULAU DALAM KAWASAN DAN PEMANFAATANNYA

Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja

Ampat Dan

Laut Sekitarnya termasuk dalam kawasan segitiga karang dunia

(coral triangle) dan merupakan bagian kawasan penting keanekaragaman hayati pesisir dan laut.Kawasan segitiga karang ditandai dengan adanya 500 atau lebih jenis karang dan merupakan pusat dari kelimpahan dan keragaman karang di bumi. Kawasan segitiga karang ini meliputi 6 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua New Guinea, dan Kepulauan Solomon. Sumber daya hayati pesisir dan laut yang tinggi dan luar biasa di kawasan segitiga karang

“Nature provides a free lunch, but only if we control our appetites”

(10)

dapat menjadi sumber protein, pendapatan dan penghidupan bagi lebih 120 juta masyarakat didalamnya yang tergantung dari kegiatan perikanan.

Potensi karang dan ikan karang yang tinggi dengan kondisi yang secara umum masih baik, serta pemandangan pantai dan pulau-pulau yang indah, menjadikan Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya sebagai salah satu tujuan wisata laut seperti kegiatan menyelam dan snorkeling yang banyak dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Data dari tahun ke tahun menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya di Provinsi Papua Barat. Selain itu pendapatan dari conservation fee melalui tiket masuk dan jumlah resort menunjukkan peningkatan.

“We abuse land because we regard it as a commodity belonging to us. When we see land

as a community to which we belong, we may begin to use it with love and respect”

(11)

EKOSISTEM KAWASAN (TERUMBU KARANG, LAMUN, MANGROVE)

SAP Kepulauan Raja Ampat diketahui tipe terumbu karang yang ditemukan terdiri dari karang tepi

(fringing reef) dan karang gosong (patch reef) dengan kontur landai hingga curam (drop off). Kondisi pantai pada pulau-pulau tersebut adalah pantai pasir putih, pantai berbatu, pulau karst dan pantai bermangrove. Beberapa memiliki ekosistem padang lamun. Persentase penutupan karang hidup berkisar antara 0 – 70% dengan rata-rata persentase penutupan sebesar 30.97%. Rata-rata penutupan karang mati sebesar 15.06%, patahan karang sebesar 18.50%, pasir sebesar 19.66%

dan penutupan biota lain sebesar 15.80%.

“We don’t have to sacrifice a strong economy for a healthy environment”

(12)

Sebagian terdapat padang lamun dan di beberapa tempat terdapat mangrove yang langsung berbatasan dengan lamun dan terumbu karang di depannya (blue water mangrove). Tipe terumbu karang di SAP Kepulauan Raja Ampat dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Papua Barat adalah tipe terumbu karang tepi (fringing reef) dengan kontur landai hingga curam. Terumbu karang hanya terdapat di dangkalan dari 0 - 15 m, selebihnya adalah berlumpur atau berpasir. Persentase penutupan karang hidup berkisar antara 5- 50% dengan rata-rata persentase penutupan sebesar 20.86%. Rata-rata penutupan karang mati sebesar 21.28%, patahan karang sebesar 19.06%, pasir sebesar 28.53%

dan penutupan biota lain sebesar 10.28%.

“A green environment produces a better life”

(13)

Secara umum dapat dikatakan rata-rata persentase penutupan karang hidup di SAP Kepulauan Raja Ampat dan Laut di Sekitarnya di Provinsi Papua Barat sebesar 26.61%.

Dibeberapa tempat ditemukan kerusakan karang hingga 50%

penutupan patahan karang. Hal ini diduga kuat karena adanya kegiatan perikanan tangkap yang tidak ramah lingkungan meliputi bom dan potassium yang sampai sekarang masih berlangsung.

“Try to leave the earth a better place than when you arrived”

(14)

BIOTA YANG DILINDUNGI

Raja Ampat terkenal dengan tingginya keanekaragaman biota perairannya. Dari 5 jenis biota perairan yang telah ditetapkan status perlindungannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Raja Ampat memiliki 4 diantaranya yaitu Napoleon, Pari Manta, Bambu Laut

dan Hiu Paus.

Belum lagi 533 spesies karang keras dan 1.318 jenis ikan

karang yang

ditemukan di Raja Ampat membuatnya

menjadi tempat dengan tingkat keanekaragaman paling tinggi di dunia. Dari hasil penelitian Conservation International, Kepulauan Wayag juga telah diketahui merupakan satu-satunya lokasi nursery Pari Manta di Kawasan Asia Tenggara

“Look deep into nature, and then you will understand everything better”

(15)

KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT

Kawasan Konservasi Perairan dikelola dengan

tujuan utama pelestarian

sumberdaya alam dan lingkungan. Pengelolaan KKPN tidak dapat dipisahkan dari peran masyarakat yang hidup didalam dan sekitar Kawasan konservasi. Beragam aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat baik di daratan maupun di perairan akan memberikan dampak pada sumberdaya alam di Kawasan konservasi perairan. Salah satu indikator pengelolaan kawasan konservasi perairan dapat dikatakan berhasil adalah jika Kawasan Konservasi Perairan tersebut dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan konservasi perairan.

“When we heal the earth, we heal ourselves”

(16)

Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir. Masyarakat nelayan kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut baik dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Masyarakat pesisir terbentuk dari beragam kelompok sosial yang secara umum dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) kelompok besar yaitu : - kelompok pemanfaat langsung sumberdaya lingkungan - kelompok pengolah hasil

- dan kelompok penunjang kegiatan ekonomi.

Monitoring Sosial Ekonomi

dan Pendataan

Pemanfaatan Perikanan menjadi penting untuk dilakukan oleh unit pengelola Kawasan konservasi agar dapat memahami kondisi sosial ekonomi, permasalahan dan tindak lanjut strategi pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat di Kawasan Konservasi Perairan.

“Take care of the earth and she will take care of you”

(17)

KKPNSAP Kepulau an Raja Ampat memiliki 4kampung didalamn ya yaitu

Kampung Meosmanggara, Kampung Bianci, kampung Mutus dan Kampung Waisilip. Sementara itu terdapat 1 kampung yang berada di sekitar KKPN SAP Kepulauan Raja Ampat yaitu Kampung Manyaifun. Pada umumnya mata pencaharian penduduk di kampung KKPN SAP Kepulauan Raja Ampat adalah Nelayan dengan alat tangkap utama yaitu pancing.

Masyarakat melakukan penangkapan ikan menggunakan kapal ketinting ataupun kapal berukuran 3-5 GT (Gross Ton) dengan jarak yang berarti relatif dekat dengan bibir pantai yang membuat kondisi ikan dikawasan ini relatif terjaga.

“Let’s nurture the nature, so that we can have a better future”

(18)

PEMANFAATAN PERIKANAN TANGKAP

Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan diharapkan dapat memberi manfaat ekonomi secara langsung kepada masyarakat lokal yang tinggal di dalam dan sekitar KKPN. Masyarakat di KKPN SAP Raja Ampat dan Waigeo sebelah Barat memiliki mata pencaharian utama sebagai nelayan tradisional sehingga sangat tergantung pada alam.

“Do not throw garbage on the street because we spent a lot of money to make rubbish bin

all over the world”

No KKPN Kampung Alat Tangkap

Jenis Tangkapan

Produksi Kg/Unit/Tahun

Rata-Rata Pendapatan Orang/Tahun 1. Raja

Ampat

Mutus Pancing Ulur &

Tonda

Kerapu, Tenggiri, Kuwe

375 6.351.250

2. Raja Ampat

Bianci Pancing Ulur &

Tonda

Kerapu, Tenggiri, Kuwe

924 9.153.600

3. Waigeo Barat

Saleo Pancing Ulur &

Tonda

Tenggiri, kakap, Kuwe, Kerapu

2.628 38.963.218

(19)

Nelayan Kampung Mutus yang berhasil diwawancarai berjumlah 16 orang. Semua nelayan yang diwawancara di Kampung Mutus menggunakan armada Kapal Kayu dengan Motor Tempel 15 PK. Alat tangkap yang digunakan oleh Nelayan Kampung Mutus adalah Pancing Ulur (69%), Pancing Tonda (25%) dan Pancing Dasar (6%). Umpan yang digunakan sebagian besar adalah ikan layang, cumi dan bulu ayam. Daerah tangkapan sebagian besar berada di sekitar pulau Mutus atau pulau pef. Hasil tangkapan nelayan kemudian dijual secara langsung ke masyarakat kampung mutus (43%), pengumpul kapal jolor dari Kota Sorong (43%) atau kepada perusahaan resort di sekitar kampung (14%). Ikan Demersal seperti jenis Kerapu merupakan target tangkapan utama nelayan Kampung Mutus karena harga jualnya dalam kondisi hidup yang sangat tinggi yaitu berkisar Rp 170.000 – Rp 200.000,-. Untuk Ikan Pelagis, target tangkapan nelayan Kampung Mutus adalah Ikan Kuwe dan Ikan Tenggiri. Dengan harga jual yang relatif menjanjikan membuat kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi menjadi semakin terjamin dan juga sejahtera.

“Familiarize the same letter with challenging nature”

(20)

Nelayan Kampung Bianci berhasilyang diwawanc berjumlaharai 5 orang. Nelayan di Kampung Bianci menggunakan armada penangkapan Kapal Kayu dengan mesin tempel 5.5PK (60%) dan Kapal Kayu dengan mesin tempel 15 PK (40%). Alat tangkap yang digunakan adalah Pancing ulur dan pancing tonda. Umpan yang digunakan oleh nelayan adalah ikan layang.

Daerah penangkapan antara lain Pulau Gamin, Mansuar, Mangale dan Ofu. Hasil tangkapan kemudian dijual Langsung kepada masyarakat kampung atau ke pengumpul. Sama seperti Nelayan di Kampung Mutus, Nelayan Kampung Bianci memiliki target tangkapan ikan demersal yaitu Ikan Kerapu karena harga jualnya yang tinggi, untuk ikan pelagis target tangkapan adalah ikan kuwe dan ikan tenggiri.

“A nation that destroys its soils destroys itself. Forests are the lungs of our land, purifying the air and giving fresh strength to

our people”

(21)

Nelayan Kampung Saleo yang berhasil diwawancarai berjumlah 29 orang.

Nelayan di Kampung Saleo menggunakan armada penangkapan Kapal Kayu tidak bermesin (3%), Kapal kayu 5.5 PK (14%)

dan Kapal Kayu 15 PK (83%). Alat tangkap yang digunakan adalah Pancing Ulur dan Pancing Tonda. Umpan yang digunakan oleh Nelayan Kampung Saleo adalah Ikan kecil &

Sutra. Daerah penangkapan antara lain Pulau Kawe, Pulau Balak-balak, Pulau Sepatu dan Wayag. Hasil tangkapan kemudian dijual langsung kepada masyarakat kampung atau karyawan perusahaan Mutiara (31%) atau dijual kepada pengumpul yang menggunakan kapal jolor dari Kota Sorong (61%). Kampung Saleo lebih banyak menangkap Ikan Kakap sebagai tangkapan utama ikan demersal.Jenis Kuwe dan Tenggiri juga mendominasi hasil tangkapan nelayan Kampung Saleo.

“Earth is our mother. In spite of our desire to harm our mother, she will always love us

forever”

(22)

PEMANFAATAN PARIWISATA ALAM PERAIRAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Nomor 47

Tahun 2016, Pemanfaatan Pariwisata Alam Perairan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata alam termasuk pengusahaan obyek dan daya Tarik serta usaha yang terkait wisata alam perairan pada Kawasan Konservasi Perairan. Hal ini membawa peluang usaha bagi masyarakat KKPN seperti Kampung Salpele dan Kampung Saleo. Masyarakat sudah ada yang melakukan usaha penyedia Homestay sebagai tempat turis menginap. Dengan pamor Raja Ampat yang semakin menjadi tujuan turis Internasional dan Nasional membuat usaha penyedia Homestay menjadi peluang yang sangat menjanjikan.

“Save the environment starting from your own action”

(23)

Kampung Saleo sudah

ada 3

Homestay yangberoperasi yaitu Homestay

Talaip, Homestay Prajas dan Homestay Pulau Quin. Pada saat pendataan pelaku wisata Kampung Saleo tahun 2019 diperoleh data wawancara dengan 2 orang pemilik Homestay Talaip dan Homestay Prajas. Berbeda dengan kebanyakan hotel/penginapan yang menetapkan harga per kamar, Homestay di Kabupaten Raja Ampat menetapkan harga dengan hitungan per orang karena Homestay tidak hanya memberikan pelayanan penginapan namun juga konsumsi 3x sehari. Pemilik homestay biasanya juga memberikan pelayanan transportasi ke tujuan wisata seperti lokasi penyelaman dan puncak wayag dengan biaya tambahan yang telah ditetapkan sesuai jarak lokasi wisata dengan homestay. Dengan sarana yang lengkap dan harga yang masih dapat dikatakan murah dengan pengalaman dan panorama yang diberikan membuat Homestay ini tidak pernah sepi dari turis asing maupun lokal.

“We won’t have a society if we destroy the environmen”t

(24)

MITRA PENGELOLA UPTD RAJA AMPAT

Raja Ampat terkenal dengan tingginya keanekaragaman biota perairannya.

Dari 5 jenis biota perairan yang telah ditetapkan status perlindungannya oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Raja Ampat memiliki 4 diantaranya yaitu Napoleon, Pari Manta, Bambu Laut dan Hiu Paus. Belum lagi 533 spesies karang keras dan 1.318 jenis ikan karang yang ditemukan di Raja Ampat membuatnya menjadi tempat dengan tingkat keanekaragaman paling tinggi di dunia. Tingginya keanekaragaman hayati ini memerlukan perlindungan sumber daya dan pemanfaatan secara lestari dan berkelanjutan dengan upaya konservasi. Pembentukan Kawasan Konservasi Perairan merupakan salah satu upaya untuk melindungi Sumberdaya Alam Kabupaten Raja Ampat.

“Care for the environment today for a better live tomorrow”

(25)

JEJARING

Potensi karang dan ikan karang yang tinggi dengan kondisi yang secara umum masih baik, serta pemandangan pantai

dan pulau-pulau yang indah, menjadikan Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya sebagai salah satu tujuan wisata laut seperti kegiatan menyelam dan snorkeling yang banyak dikunjungi oleh turis lokal maupun mancanegara. Data dari tahun ke tahun menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah kunjungan wisatawan ke Suaka Alam Perairan (SAP) Kepulauan Raja Ampat Dan Laut Sekitarnya di Provinsi Papua Barat. Selain itu pendapatan dari conservation fee melalui tiket masuk dan jumlah resort yang ada juga menunjukkan peningkatan. Berbagai informasi tentang Raja Ampat telah dipublikasikan baik skala nasional maupun internasional.

“Save the environment starting from your own action”

(26)

Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melakukan upaya-upaya pengelolaan melalui pengembangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) di Raja Ampat. Sampai saat ini, di Kepulauan Raja Ampat terdapat 2 (dua) buah Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) yaitu Suaka Alam Perairan (SAP) Raja Ampat dan Laut Sekitarnya, dan SAP Kepulauan Waigeo Sebelah Barat dan Laut sekitarnya dengan luas masing-masing 60.000 ha dan 125.000 ha, serta 6 buah Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) yaitu KKPD Kepulauan Ayau-Asia (101.440 ha), KKPD Sayang Wayag (155.000 ha), KKPD Teluk Mayalibit (53100 ha), KKPD Selat Dampier (303.200 ha), KKPD Kepulauan Kofiau-Boo (170.000 ha), dan KKPD Misool Timur Selatan (343.200 ha)

“A virgin forest is where the hand of man has never set foot”

(27)

Kedelap an KKP diKabupat en Raja Ampat inimembe

ntuk sebuah jejaring KKP karena adanya keterkaitan biofisik antara satu dengan lainnya.Hasil beberapa studi menunjukkan adanya hubungan dari aspek penyebaran larva ikan dari satu KKP sebagai tempat pemijahan dengan KKP lainnya sebagai tempat pembesaran. Studi lainnya menunjukkan adanya hubungan antara tempat bertelur penyu di satu KKP dengan tempat makan penyu di KKP lainnya.Sebagai sebuah jejaring, maka keseluruhan KKP di Raja Ampat perlu dikelola agar dapat memberikan manfaat sesuai dengan tujuan pembentukan dari masing-masing KKP maupun sebagai sebuah jejaring KKP.

“I am glad I will not be young in a future without wilderness”

(28)

UPAYA PENYADARAN DAN PENEGAKAN HUKUM

Masyarakat Kabupaten Raja Ampat sebagian besar merupakan masyarakat nelayan yang menggantung kan hidup dari hasil laut.

Meskipun masyarakat asli Kabupaten Raja Ampat lebih banyak merupakan nelayan tradisional dengan alat tangkap ramah lingkungan tetapi Perairan Raja Ampat dengan kekayaan sumber daya perikanan yang tinggi mengundang nelayan dari kota lain untuk turut melakukan kegiatan penangkapan dengan alat tangkap yang kurang ramah lingkungan.

“The poetry of the earth is never dead”

(29)

Selain nelayan, Kabupaten Raja Ampat dengan kekayaan alam dan budayanya yang tinggi juga mengundang turis domestic

dan internasional. Maka itu dibutuhkan pengawasan dari unit pengelola Kawasan agar kegiatan pemanfaatan tersebut tidak merusak lingkungan dan sumber daya yang ada. Tujuan kegiatan Patroli Pemantauan dan Pengendalian Aktivitas Pemanfaatan KKPN adalah :

1. Mengetahui aktivitas pemanfaatan perikanan di KKPN SAP Raja Ampat

2. Melakukan pencatatan jumlah aktivitas pemanfaatan pariwisata alam perairan di KKPN SAP Waigeo sebelah Barat 3. Melakukan pemeriksaan perizinan pemanfaat Kawasan Konservasi Perairan

”Environmental pollution is an incurable disease. It can only be prevented”.

(30)
(31)

Bulan WNI WNA Total Wisatawan

Januari 318 146 464

Februari 302 239 541

Maret 372 284 656

April 301 182 483

Mei 61 286 347

Juni 314 85 399

Juli 151 42 193

Agustus 14 84 98

September 26 114 140

Oktober 116 175 291

November 271 304 575

Total

2246 1941 4187

Kepulauan Wayag yang berada di dalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional Suaka Alam Perairan Waigeo sebelah Barat merupakan salah satu destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Raja Ampat. namun kawasan ini juga dapat menjadi nilai negatif apabila kedatangan dan aktivitas wisata yang dilakukan tidak sesuai dengan konsep konservasi.Salah satu upaya pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan yang dilakukan oleh Balai KKPN Kupang selaku unit pengelola KKPN SAP Kepulauan Waigeo sebelah Barat adalah dengan menempatkan satu orang staf lapangan di Pos Wayag untuk memantau dan mencatat aktivitas pemanfaatan pariwisata alam perairan yang terjadi di KKPN SAP Waigeo sebelah Barat khususnya di Kepulauan Wayag.

(32)

INFRASTRUKTUR DAN SARPRAS

PENDUKUNG PENGELOLAAN KAWASAN

 Kampung Saleo

Berdasarkan data BPS Raja Ampat 2018, Kampung Saleo berjarak 52,62 Km dari Kota Waisai dan terdiri dari 2 RW dan 4 RT. Dari hasil monitoring Sosek diketahui bahwa jumlah penduduk

Kampung Saleo pada tahun 2019 berjumlah 344 orang yang terdiri

daripenduduk pria 174 orang dan penduduk wanita 170 orang.

Luas Kampung Saleo adalah 191,66 Km2 sehingga kepadatan penduduknya adalah 2 jiwa/Km2. Lembaga pemerintahan Kampung Saleo dipimpin oleh Kepala Kampung yang dibantu oleh Sekretaris Kampung, Bendahara dan 4 Kepala Urusan

“Nature’s beauty is a gift that cultivates appreciation and gratitude”

(33)

(Kaur) yaitu Kaur Pemerintahan, kaur Umum, Kaur Kesra dan Kaur Pembangunan. Kampung Saleo memiliki satu kantor pemerintahan dan satu Balai pertemuan. Lembaga Pendidikan yang ada di Kampung Saleo berjumlah 2 unit yaitu 1 Sekolah Dasar yang memiliki 3 orang guru dan 1 PAUD yang memiliki 2 pengajar. Untuk Lembaga Kesehatan di Kampung Saleo terdapat 1 unit Puskesmas pembantu (Pustu) dan 1 Posyandu.

Tenaga Kesehatan yang ada di Kampung Saleo adalah 1 orang Bidan, dan 1 Dukun Bayi. Sarana Penerangan di Kampung Saleo didapatkan dari Genset kampung yang operasinya bergantung pada kesediaan BBM di Kampung. Di Kampung Saleo sudah ada sumber air bersih dari sumur galian masyarakat, untuk sarana komunikasi telah ada tower Telkomsel di Kampung Saleo yang memungkinkan adanya akses komunikasi.

“Nature never hurries. Atom by atom little by little she achieves her work”

(34)

 Kampung Mutus

Kampung Mutus terletak di bagian Barat Pulau Waigeo dan termasuk ke dalam wilayah administratif Distrik Waigeo Barat Daratan, Kabupaten Ampat, Provinsi Papua Barat. Kampung Mutus berjarak 49,38 Km dari Kota Waisai dan terdiri dari 1 Rukun Warga dan 3 Rukun Tangga. Dari hasil monitoring Sosek diketahui bahwa jumlah penduduk Kampung Mutus pada tahun 2019 berjumlah 535 orang yang terdiri dari penduduk pria 286 orang dan penduduk wanita 249 orang.

Luas Kampung Mutus adalah 367,52 Km2 sehingga kepadatan penduduknya adalah 1.45 jiwa/Km2. Lembaga pemerintahan Kampung Mutus dipimpin oleh Kepala Kampung yang dibantu oleh Sekretaris Kampung, Bendahara dan 4 Kepala Urusan (Kaur) yaitu Kaur Pemerintahan, kaur Umum, Kaur Kesra dan Kaur Pembangunan. Kampung Mutus memiliki satu kantor pemerintahan tempat masyarakat melakukan pengurusan administrasi yang dibutuhkan. Lembaga Pendidikan yang ada di Kampung Mutus berjumlah 2 unit yaitu 1 Sekolah Dasar yang memiliki 4 guru dan 1 Sekolah Menengah Pertama.

Untuk Lembaga Kesehatan di Kampung Mutus terdapat 1 unit

Puskesmas pembantu (Pustu) dan 1 Posyandu. Tenaga Kesehatan yang ada di Kampung Mutus adalah 1 orang Bidan, 1 orang Mantri dan 2 Dukun Bayi.

Sarana Penerangan di Kampung Mutus didapatkan dari Genset kampung yang operasinya bergantung pada kesediaan BBM di Kampung. Di Kampung Mutus sudah ada sumber air bersih dari sumur galian masyarakat, untuk sarana komunikasi telah ada sinyal Telkomsel berkat Tower yang berada di Pulau Manyaifun sehingga memberi akses komunikasi kepada penduduk di Kampung Mutus.

(35)

 Kampung Bianci

Kampung Bianci terletak di bagian Barat Pulau Waigeo dan termasuk ke dalam wilayah administra tif Distrik Waigeo Barat Daratan, Kabupate n Ampat, Provinsi Papua Barat. Kampung Bianci berjarak 52,46 Km dari Kota Waisai dan terdiri dari 1 Rukun Warga dan 2 Rukun Tangga. Dari hasil monitoring Sosek diketahui bahwa jumlah penduduk Kampung Bianci pada tahun 2019 berjumlah 178 orang yang terdiri dari penduduk pria 104 orang dan penduduk wanita 74 orang. Luas Kampung Bianci adalah 73,11 Km2 sehingga kepadatan penduduknya adalah 2,44

jiwa/Km2.

“Adopt the pace of nature: her secret is patience”

(36)

Lembaga pemerintahan Kampung Bianci dipimpin oleh Kepala Kampung yang dibantu oleh Sekretaris Kampung, Bendahara dan 4 Kepala Urusan (Kaur) yaitu Kaur Pemerintahan, kaur Umum, Kaur Kesra dan Kaur Pembangunan. Kampung Bianci memiliki satu kantor pemerintahan dan satu Balai pertemuan.

Lembaga Pendidikan yang ada di Kampung Bianci berjumlah 1 unit yaitu 1 Sekolah Dasar yang memiliki 3 orang guru.

Untuk Lembaga Kesehatan di Kampung Bianci terdapat 1 unit Puskesmas pembantu (Pustu) dan 1 Posyandu. Tenaga Kesehatan yang ada di Kampung Bianci adalah 1 orang Bidan, dan 1 Dukun Bayi. Sarana Penerangan di Kampung Bianci didapatkan dari Genset kampung yang operasinya bergantung pada kesediaan BBM di Kampung. Di Kampung Bianci sudah ada sumber air bersih dari sumur galian masyarakat dan Fasilitas MCK. untuk sarana komunikasi telah ada sinyal Telkomsel berkat Tower yang berada di Pulau Manyaifun sehingga memberi akses komunikasi kepada penduduk di Kampung Bianci.

(37)
(38)

Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang Direktorat Jendral Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia 2020

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kondisi terumbu karang, ikan karang, dan biota lainnya serta hasil analisis kesesuain dan daya dukung kawasan, ekosistem terumbu karang yang ada di perairan Pulau

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi terumbu karang hidup di Perairan Pulau Beralas Pasir yang mengacu kepada bentuk pertumbuhan terumbu karang

Pada perairan dalam terbagi pulau-pulau dengan tutupan karang sedang dan ikan karang dari sedikit famili, tutupan karang kategori sedang dengan famili ikan melimpah,

Berbagai potensi yang dimiliki baik itu potensi fisik maupun non fisik berupa pemandangan pantai yang indah masih alami dengan pasir berwarna hitam, pantai yang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut bahwa hubungan keragaman plankton dengan tutupan terumbu karang di perairan Pulau

Jenis perahu yang berada di pulau-pulau wilayah Raja Ampat dan daerah teluk pada dasarnya sama dalam hal bentuk lunas atau badan perahu yang berbentuk lesung.. Begitupula

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas dasar terumbu karang di perairan Kepulauan Seribu kawasan Pulau Pramuka yang meliputi penutupan terumbu

1) Objek wisata Pantai Carolina memiliki pemandangan alam yang indah, dengan pasir pantai yang putih dan aneka ragam terumbu karang dan ikan hias menawan yang