• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH COC STASE 12 ( INDAH NISWATI )(1)

N/A
N/A
Tio Ayahnya Athar

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH COC STASE 12 ( INDAH NISWATI )(1)"

Copied!
384
0
0

Teks penuh

(1)

ALISA DATA)

LAPORAN

CONTINUITY OF CARE

NEONATUS NY “M” USIA 0 JAM SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN ASFIKSIA RINGAN

Oleh:

Indah Niswati, S.Tr.Keb NPM : 210502087006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI PERTIWI INDONESIA

(2)

TAHUN AJARAN 2021-2022

ALISA

DATA)

LAPORAN

CONTINUITY OF CARE

NEONATUS NY “M” USIA 0 JAM SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN ASFIKSIA RINGAN

Oleh :

Indah Niswati, S.Tr.Keb NPM : 210502087006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(3)

BHAKTI PERTIWI INDONESIA

TAHUN AJARAN 2021-202

(4)

ALISA DATA)

LAPORAN

CONTINUITY OF CARE

NEONATUS NY “M” USIA 0 JAM SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN ASFIKSIA RINGAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi (Bdn.)

Sekolah Tinggi Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia dan untuk memperoleh

Gelar Bdn.

Oleh :

Indah Niswati, S.Tr.Keb NPM : 210502087006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI PERTIWI INDONESIA

(5)

TAHUN AJARAN 2021-2022

(6)

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : Indah Niswati, S.Tr.Keb

NIM : 210502087006

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan

Angkatan : II

Jenjang : Profesi

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan plagiat dalam penulisan

Laporan Continuity Of Care saya yang berjudul :

LAPORAN CONTINUITY OF CARE NEONATUS NY. M USIA 0 JAM SESUAI MASA KEHAMILAN DENGAN ASFIKSIA RINGAN

Apabila dikemudian hari yang terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya.

Bogor, 21 Maret 2022 Yang menyatakan,

( Indah Niswati, S.Tr.Keb )

(7)

LEMBAR PERSETUJUAN

Disetujui oleh :

Pembimbing Akademik

Bdn. Pipih Salanti, SST,MKM

Mengetahui :

Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Vepti Triana Mutmainah, S.SiT,M.Kes

(8)

LEMBAR PENGESAHAN

Diuji pada tanggal 08 Maret 2022

Penguji I Penguji II

Dr.Hj. Ella Nurlelawati, S.Si.T, SKM, M.Kes Bdn. Pipih Salanti, SST,MKM

Mengetahui Ka. STIKes BPI

Dr. Hj. Ella Nurlelawati, S.SiT,SKM,M.Kes

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan Continuity Of Care dengan judul

“Neonatus Ny. M Usia 0 Jam Sesuai Masa Kehamilan dengan Asfiksia Ringan”. Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesi bidan ( Bd ) pada program studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes sebesar – besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Bpk Heru Prihanto,S.Sos selaku Pembina Yayasan Bhakti Pertiwi Indonesia

2. Dr.Hj.Lilik Susilowati,S.Si.T, SKM, M.Kes,MARS selaku Ketua Yayasan Bhakti Pertiwi Indonesia

3. Dr.Hj. Ella Nurlelawati, S.Si.T, SKM, M.Kes selaku ketua STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.

4. Vepti Triana Mutmainah, S.Sit.,M.Kes Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan STIKes Bhakti Pertiwi Indonesia.

5. Bdn. Pipih Salanti, S.ST, MKM sebagai pembimbing akademik yang telah memberikan arahan.

6. Dr.Hj. Ella Nurlelawati, S.Si.T, SKM, M.Kes selaku penguji I dalam sidang kasus Pendidikan Profesi Bidan.

7. Bdn. Pipih Salanti, S.ST, MKM sebagai penguji II dalam sidang kasus Pendidikan Profesi Bidan

8. Ny. M dan sekeluarga selaku Klien yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan studi ini.

9. Kedua Orang tua, keluarga, suami dan anak tercinta yang telah memberikan dukungan moril maupun materi dan doanya

(10)

10. Teman – teman seperjuangan yang telah bekerjasama untuk Penyelesaian Laporan Continuity Of Care

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan Continuity Of Care ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan Program studi pendidikan profesi bidan khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Bogor, Februari 2022

Penulis

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

DAFTAR SINGKATAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...7

1.3 Tujuan Penulisan...7

1.3.1 Tujuan Umum...7

(12)

1.3.2 Tujuan Khusus...7

1.4 Manfaat Penulisan...9

1.4.1 Manfaat Teoritis...9

1.4.2 Manfaat Praktis...9

1.5 Ruang Lingkup...10

1.5.1 Metode Penelitian...10

1.5.2 Sasaran...11

1.5.3 Tempat...12

1.5.4 Waktu...12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...13

2.1 Kehamilan...13

2.1.1 Pengertian Kehamilan...13

2.1.2 Fisiologi Kehamilan...14

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan...25

2.1.4 Perubahan – perubahan Fisiologi Kehamilan...27

2.1.5 Tanda Bahaya dalam Kehamilan...44

2.1.6 Penatalaksanaan dalam Kehamilan...50

2.2 Persalinan...77

2.2.1 Pengertian Persalinan...77

2.2.2 Fisiologi Persalinan...78

2.2.3 Tanda-Tanda Persalinan...82

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan...84

(13)

2.2.5 Perubahan dalam Proses Persalinan...88

2.2.6 Penatalaksanaan dalam Proses Persalinan (Langkah-langkah APN dan IMD)...105

2.2.7 Asuhan Komplementer dalam persalinan...135

2.3 Nifas...144

2.3.1 Pengertian Nifas...144

2.3.2 Fisiologi Nifas...145

2.3.3 Perubahan – perubahan yang terjadi pada Waktu Nifas...168

2.3.4 Tanda Bahaya Masa Nifas...170

2.3.5 Penatalaksaan Masa Nifas...174

2.4 Bayi Baru Lahir...195

2.4.1 Pengertian Bayi Baru Lahir...195

2.4.2 Perubahan Fisiologi Bayi Baru Lahir...196

2.4.3 Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Normal...202

2.4.4. Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Tidak Normal...213

2.4.5 Penatalaksaan Bayi Baru Lahir...222

BAB III TINJAUAN KASUS...239

LAPORAN CONTINUITY OF CARE PADA KEHAMILAN239NY. M USIA 29 TAHUN G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU...239

3.1 Pengkajian...239

3.2 Masalah Potensial (Identifikasi Diagnosa)...253

3.3 Tindakan Segera (Penetapan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera)...253

(14)

3.4 Perencanaan Tindakan...253

3.5 Pelaksanaan/ Implementasi...254

3.6 Evaluasi...256

3.7 Laporan Continuity Of Care Pada Kehamilan Kunjungan ke 2.257 LAPORAN CONTINUITY OF CARE PADA PERSALINAN NY. M USIA 29 TAHUN G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU...260

3.2.1 Pengkajian...260

3.2.4 Tindakan Segera...265

3.2.5 Perencanaan Tindakan...265

3.2.6 Pelaksanaan/ Implementasi...266

3.2.7 Evaluasi...267

3.2.8 Laporan Continuity Of Care Persalinan Kala II...269

LAPORAN CONTINUITY OF CARE PADA MASA NIFAS NY. M USIA 29 TAHUN G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU...280

3.3.1 Pengkajian...280

3.3.2 Analisa Masalah...282

3.3.3 Masalah Potensial...282

3.3.4 Tindakan Segera...282

3.3.5 Perencanaan...282

3.3.6 Pelaksanaan...283

3.3.7 Evaluasi...283

3.3.8 Laporan Continuity Of Care Pada Post Partum hari ke 6...284

3.3.9 Laporan Continuity Of Care Post Partum ke 14...287

(15)

LAPORAN CONTINUITY OF CARE PADA BAYI BARU

LAHIRNY. M USIA 29 TAHUN G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU....290

3.4.1 Pengkajian...290

3.4.2 Analisa Masalah...295

3.4.3 Masalah Potensial...296

3.4.4 Tindakan Segera...296

3.4.5 Perencanaan Tindakan...296

3.4.6 Perencanaan / Implementasi...298

3.4.7 Evaluasi...300

LAPORAN CONTINUITY OF CARE PADA BAYI BARU LAHIR KUNJUNGAN KE I...303

BAB IV PEMBAHASAN...315

4.1 Kehamilan...315

4.2 Persalinan...328

4.3 Masa Nifas...336

4.4 Bayi Baru Lahir...343

BAB V PENUTUP...350

5.1 Kesimpulan...350

5.2 Saran...350

DAFTAR PUSTAKA...352 LAMPIRAN

(16)

DAFTAR TABEL

2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Janin ...24

2.1.2 Ukuran TFU berdasarkan Palpasi Abdomen dan Mc Donald ...29

2.1.3 Kesesuaian Usia Kehamilan dengan TFU ...30

2.1.4 Peningkatan Berat Badan selama Kehamilan ...60

2.1.5 Umur Kehamilan berdasarkan TFU ...62

2.1.6 Taksiran Berat Badan Janin berdasarkan Usia Kehamilan ...62

2.1.7 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Texoid...64

2.1.8 Panduan Pemeriksaan Antenatal Selama Pandemi Covid ...77

2.3.1 Perubahan Uterus pada Masa Nifas ...145

2.3.2 Kunjungan Masa Nifas ...167

(17)

2.4.1 Perkembangan Sistem Pulmoner ...202

2.4.2 Pembagian Ikterus Menurut Metode Kremer...216

2.4.3 Perbedaaan Ikterus Fisiologis dan Patologis ...217

2.4.4 Komponen Penilaian APGAR Score... 223

3.1.1 Riwayat Kehamilan ...241

3.1.2 Riwayat KB...242

3.1.3 Pola Kebutuhan Sehari – hari ...242

3.1.4 Riwayat Kehamilan ...264

2.3.2 Apgar Score...299

DAFTAR GAMBAR

2.1.1 Proses Implantasi atau Nidasi...17

2.1.2 Tahap – tahap Pertumbuhan Janin pada Masa Kehamilan ...25

2.1.3 TFU berdasarkan Palpasi Leopold dan Mc Donald ...30

2.2.1 Sinklitismus ...104

(18)

2.2.2 Asinklitismus Anterior ...105

2.2.3 Asinklitismus Posterior...106

2.2.4 Kepala Janin Ekstensi ...107

2.2.5 Rotasi eksternal ...107

2.3.1 Langkah – langkah Pijat Oksitosin ...188

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ...361

Lampiran II ...362

(19)

Lampiran III ...363

Lampiran IV ...364

Lampiran V ...365

Lampiran VI ...366

Lampiran VII ...367

Lampiran VII ...368

Lampiran VIII...369

Lampiran IX ...370

Lampiran X ...371

Lampiran XI...372

Lampiran XII ...373

Lampiran XIII ...374

(20)

DAFTAR SINGKATAN

ANC : Antenatal Care

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

APN : Asuhan Persalinan Normal

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

ASI : Air Susu Ibu

BBL : Bayi Baru Lahir

BMR : Basal Metabolic Rate

BB : Berat Badan

BKKBN : Badan Kependudukan Dan KeluargaBerencana Nasional

COC : Countinuity Of Care

CPD : Cephalo Pelvic Disproportion

DJJ : Denyut Jantung Janin

DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi

DMPA : Depo Medroxyprogesteron Asetat

FSH : Follicle Stimulating Hormone

Hb : Hemoglobin

HB 0 : Hepatitis B 0

HCG : Human Chorionic Gonadotropin

HIV : Human Immunodeficienci Virus

HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

INC : Intranatal Care

IMD : InisiasiMenyusui Dini

IMS : InfeksiMenularSeksual

(21)

IMT : Indeks Masa Tubuh

IUD : Intra Uterine Device

JNPKKR : Jaringan Nasional PelatihanKlinik- Kesehatan Reproduksi

KIA : Kesehatan Ibu Anak

KB : Keluarga Berencana

K1 : Kunjungan Pertama

K4 : Kunjungan Lengkap

KF : Kunjungan Nifas

KN : Kunjungan Neonatal

LH : Luteinizing Hormone

LILA : Lingkar Lengan Atas

MAK : Manajemen Aktif Kala III

MDGs : Milenium Defelopment Gold sustenable

NCB : Neonatus Cukup Bulan

NKKBS : Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera

OUE : Ostium Uteri Eksternum

PAP : Pintu Atas Panggul

PNC : Postnatal Care

P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PUS : Pasangan Usia Subur

PHS : Penyakit Hubungan Seksual

PID : Pelvic Inflammatory Disease

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(22)

PWS : Pemantauan Wilayah Setempat

PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif

TD : Tekanan Darah

TT : Tetanus Toxoid

TFU : Tinggi Fundus Uteri

USG : Ultrasonografi

UUK : Ubun-Ubun Kecil

EMAS : Expanding Maternal Neonatal Survival

WHO : World Helath Organization

VT : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar

WUS : Wanita Usia Subur

(23)
(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan di suatu daerah.Masalah ibu dan bayi masuk dalam salah satu GoalsSDG’s (Sustainable Development Goals) yang dalam targetnya pada tahun 2030 mengurangi AKI di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup (Bappenas, 2016). Development Gsoald (SDGs) adalah sebuah kesepakatan pembangunan berkelanjutan yang masa berlakunya 2015-2030 di sepakati oleh 191 negara. SDGs berisi 5 tujuan dengan tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat bagi semua orang di berbagai usia. Pilar pertama dan kedua dalam tujuan ketiga dari 17 point utama SDGs yaitu menurunkan AKI sebanyak ¾ jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada tahun 2016 atau dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan AKB setidaknya sehingga 12 per 1000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2015).

Indikator kesehatan ibu dan anak juga ditargetkan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2018 yang harus dicapai di setiap puskesmas tingkat Provinsi maupun kabupaten/kota, antara lain: cakupan pelayanan antenatal K1 100%, cakupan pelayanan antenatal K4 95%, persalinan yang

(25)

ditolong oleh tenaga kesehatan 98%, cakupan pelayanan KN1 99%, cakupan pelayanan KN lengkap 96%, cakupan pelayanan KF1 97%, cakupan pelayanan KF3 90%, 2 cakupan penjaringan ibu hamil dengan faktor resiko/komplikasi oleh masyarakat 80%, cakupan penanganan komplikasi obstetri 98%, cakupan peserta KB aktif 94%,cakupan nenonatus dengan komplikasi yang ditangani 92%, cakupan pelayanan bayi 96%, dan cakupan pelayanan anak balita 96%.

Sasaran strategis pembangunan jangka menengah dinas kesehatann propinsi banten salah satunya menurunkan angka kematian ibu melahirkan dari 165/100.000 kelahiran hidup menjadi 100/100.000 kelahiran hidup dan menurunkan angka kematian bayi dari 28,9 menjadi 2,7 per 1000 kelahiran hidup.persentasi ibu bersalin di tolong tenaga Kesehatan terlatih sebesar 92%,persentasi ibu hamil yang mendapat pelayanan antenatal cakupan K 4 sebesar 96, 5%, dan cakupan kunjungan neonatal lengkap KN Lengkap sebesar 92, 5%.(Profil ,Dinas Kesehatan Propinsi Bogor tahun 2020).

Namun angka kematian masih tinggi hasil survey penduduk (SUPAS) di Indonesia tahun 2015 menunjukan AKI mengalami penurunan menjadi 305/100.000 kelahiran hidup dsedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesa 23/1000 kelahiran hidup artinya AKI dan AKB masih jauh dari target SDGs 2016 ( Profil kesehatan indonesis 2015).

Di Propinsi Bogor gambaran kondisi umum pembangunan Kesehatan di dapatkan dari evaluasi renstra dinas Kesehatan propinsi bogor tahun 2012 s/d 2017 angka kematian ibu meningkat dari18,8 per100.000

(26)

kelahiran hidup pada tahun 2011 menjadi 308 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi meningkat dari 29,5, per 1000 kelahiran hidup menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (SDKI,2012). Untuk indicator kinerja ibu bersalin yang di tolong oleh tenaga Kesehatan terlatih cakupan persalinan normal dengan terget 91,5 3 capaiannya 71,79%, dan capaian persentasi kunjungan pelayanan neonatal dengan target 92 realisasi 100 %. Masih tingginya Angka kematian ibu di propinsi bogor 308/100.000 kelahiran hidup dang angka kematian bayi 32/1000 kelahiran hidup di sebabkan oleh meningkatnya jumlah kehamilan resiko tinggi, masih rendahnya deteksi dini di masyarakat serta kurang mampunya kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan kehamilan resiko tinggi( Profil Dinas Keshatan Propinsi Bogor,2020).

Di kabupaten bogor dari hasil audit maternal dan neonatal pada akhir tahun 2020 Jumlah angka kematian ibu sebanyak 47 0rang,angka kematian bayi 22 orang dan angka kematian neonatal 141 orang serta kematian balita 14 orang( Pofil Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor 2020).

Kematian ibu di Indonesia di dominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Proporsi kematian ibu telah berubah di mana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat dimana dalam gambaran grafik 4 penyebab kematian ibu di Indonesia tahun 2013 adalah HDK 32%,Komplikasi pueperium 31% dan PEB 20%. Sementara itu penyebab angka kematian bayi (AKB)adalah BBLR 38,94, Asfiksia 27,97%

(27)

hal ini menunjukan 66,91% kematian neonatal di pengaruhi oleh kondisi ibu saat kehamilan dan melahirkan diantarnya masih banyak ibu yang tidak melakukan ANC dan pertolongan persalinan tidak di lakukan oleh tenaga kesehatan serta kurangnya kesadaran ibu nifas untuk memeriksa kesehatan bayinya di fasilitas kesehatan (Kemenkes RI, 2016). Tingginya AKI dan AKB juga merupakan dampak langsung dari tidak terdeteksinya komplikasi berupa anemia dalam kehamilan, preeklamsia, tidak terdeteksinya penyulit pada saat persalinan seperti kelainan bentuk panggul, atau kelainan pada tulang belakang ataupun adanya kehamlilan ganda. Asuhan antenatal yang kurang optimal juga dapat menimbulkan dampak atau komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana sehingga sangat penting mendapatkan pelayanan dari tenaga kesehatan, karena dengan begitu perkembangan kondisi setiap saat akan terpantau dengan baik (Marmi, 2011).

Selain itu kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksa kehamilan karena dengan memeriksa kehamilan dampak-dampak seperti komplikasi yang dapat terjadi akan mudah terdeteksi sedini mungkin sehingga dapat ditangani dengan penanganan yang tepat.

Upaya penanganan masalah di atas diantaranya petugas kesehatan perlu melakukan bimbingan kepada masyarakat dengan memberikan asuhan kebidanan .Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai 5 kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada

(28)

masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana (Rukiah, 2013).

Dalam memberikan asuhan kebidanan agar tercapai hasil yang maksimal Asuhan komperhensif merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan ibu dan bayi. Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan anak. Peran dan fungsi bidan sangat membantu proses asuhan komprehensif melalui pengawasan pertolongan, pengawasan kehamilan, persalinan, baru baru lahir, nifas dan pelayanan keluarga berencana (Prawirohardjo, 2016).

Sesuai dengan kondisi saat ini serta pelayanan kebidanan yang telah mengalami pergeseran dalam memberikan Asuhan Komprehensif bidan tetap harus memperhatikan kondisi yang terjadi di masa pandemic covid 19 di mana kaidah kaidah dalam memeberikan pelayanan telah di tetapkan. Selain itu juga dalam memberikan asuhan kebidanan yang saat ini telah mengalami pergeseran dengan mengkombinasikan pelayan kebidanan konvensional dan komplementer serta telah menjadi bagian penting kebidanan (Harding &

Foureur, 2009). Walaupun di indonesia belum ada undang undang yang mengatur secara khusus yang tentang pelaksanaan pelayanan kebidanan komplementer namun penyelenggaraan pengobatan komplementer secara umum telah di atur dalam keputusan menteri kesehatan N0 1109/Menkes/Per/IX/2007 tentang pengobatan komplementer alternative.

(29)

Pelayanan kesehatan neontal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan.

Sehingga perlu dilakukan pembinaan kesehatan pranatal yang memadai dan penanggulangan faktor-faktor yang menimbulkan kematian perinatal yang meliputi perdarahan hipotermia, infeksi BBLR, asfiksia dan hipotermia.

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 2% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan, kurang baiknya penanganan bayi baru lahir akan menyebakan kelainan dan cacat seumur hidup bahkan kematian.

Setiap tahun di seluruh dunia sejumlah 4,3 juta bayi baru lahir meninggal dan kebanyakan meninggal di rumah dan di negara berkembang + 70% dari jumlah kematian ini dapat dicegah dengan teknologi tepat guna yang memprihatinkan adalah bahwa komponen neonatal dari kematian bayi tinggal masalah ini masih saja tetap tinggi dan tidak menunjukkan yang berarti malahan sebaliknya tumpah kencenderungan yang meningkat.

Faktor utama yang memberikan peluang untuk terjadinya kematian neonatus adalah kegagalan untuk mengenal faktor resiko tinggi kehamilan, persalinan dan periode neonatus tidak merujuk pada saat yang tepat.

Sedangkan penggunaan sarana kesehatan terbatas karena jarak, tidak ada angkutan dan komunikasi. Faktor sosial ekonomi dan budaya. Pusat pelayanan kesehatan yang terbatas, sarana pengobatan serta keterampilan.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Barat 2020, kematian bayi sd bulan Juli sebanyak 1.649 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2019 pada periode yang sama yaitu sebesar 1.575 kasus. Proporsi kematian bayi 81%

(30)

adalah kematian neonatal, 19% adalah kematian post neonatal (29hr – 11 bulan). Penyebab kematian neonatal tertinggi BBLR 42% dan Asfiksia 29%.

Sedangkan pada post neonatal, tertinggi akibat penyebab lain-lain (Kelainan syaraf, diare, malaria, penyakit saluran cerna) 60% dan pneumonia 23%. Pada Kabupaten Bogor terdapat 92 kematian bayi dan menempati AKB tertinggi ke 9 di Jawa Barat.

1.2Rumusan Masalah

Asuhan kebidanan diberikan kepada ibu hamil trimester III mulai UK 36 minggu dengan kehamilan fisiologis dan dilanjutkan dengan asuhan persalinan, nifas, dan bayi baru lahir (neonatus) dengan Asfiksia Ringan.

Pelayanan ini diberikan dengan Continuity of Care (COC) dan pendekatan manajemen kebidanan.

1.3Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan secara Continuity of Care (COC) dengan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia Ringan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan dokumentasi asuhan kebidanan menggunakan SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data dasar pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III

(31)

mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

2. Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

3. Mahasiswa mampu menentukan identifikasi diagnose atau masalah potensial pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tindakan segera pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

5. Mahasiswa mampu melakukan penyusunan rencana asuhan pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

6. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

(32)

7. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

8. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi SOAP pada asuhan kebidanan pelayanan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu,ibu bersalin,ibu nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

1.4Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan pemberian asuhan kebidanan secara berkesinambungan (Continuity of Care), terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

2. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk laporan studi kasus selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi pasien, keluarga dan masyarakat

a. Untuk memberikan informasi tentang kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

b. Ibu mendapat pelayanan kebidanan secara Continuity of Care mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

(33)

2. Bagi institusi pendidikan

Sebagai masukan untuk pengembangan materi yang telah diberikan baik dalam perkuliahan maupun praktik lapangan agar dapat menerapkan secara langsung dan berkesinambungan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan melalui pendekatan manajemen kebidanan yang sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.

3. Bagi mahasiswa kebidanan

Sebagai penerapan mata kuliah asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

4. Bagi PMB

Sebagai bahan acuan untuk menentukan pendekatan yang tepat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

1.5Ruang Lingkup

1.5.1 Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Desain penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis kualitatif deskriptif berupa penelitian dengan metode observasi lapangan atau pendekatan studi kasus (Case Study).

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan analisis dokumentasi asuhan kebidanan

(34)

a. Observasi

Pengamatan secara Continuity of Care pada ibu hamil TM III mulai UK 36 minggu, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan.

b. Wawancara

Proses komunikasi yang dilakukan secara langsung antara peneliti dengan responden untuk penanganan masalah yang direncanakan sesuai kebutuhan responden.

c. Dokumentasi

Pengumpulan data dari peristiwa yang telah terjadi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan dokumentasi asuhan kebidanan menggunakan SOAP d. Analisa Data

Analisa data Asuhan Kebidanan secara Contiunity of Care meupakan proses pengumpulan data penelitian yang disusun secara sistematis dan dianalisa, diidentifikasi sesuai kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data sehingga dibuatlah suatu catatan informasi yang lebih mudah dipahami dan digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan dalam masalah penelitian.

1.5.2 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan adalah mulai dari ibu hamil trimester III dimulai UK 36 minggu , bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan

(35)

memperhatikan Continuity of Care.

1.5.3 Tempat

Tempat yang digunakan untuk melakukan asuhan kebidanan secara Continuity of Care adalah Praktek Mandiri Bidan (PMB)

1.5.4 Waktu

Waktu yang diperlukan untuk menyusun laporan tugas Continuity of Care dan menyusun laporan tugas akhir dimulai 21 Januari - Februari 2022.

(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke- 27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2017). Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan serangkaian perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016).

Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis wanita disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan terjadinya proses adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri (Muhtasor, 2017). Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2018).

(37)

Kehamilan adalah kondisi yang rentan terhadap semua jenis

"stres", yang berakibat pada perubahan fungsi fisiologis dan metabolik (Wagey et al, 2017). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998). Kehamilan terjadi jika ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi (Saifuddin, 2010).

2.1.2 Fisiologi Kehamilan 1. Proses Kehamilan

Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012)

a. Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi (Manuaba, 2010:75). Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus

(38)

menstruasi normal 28 hari (Bandiyah, 2009:1) b. Spermatozoa

Sperma bentuknya seperti kecebong terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira-kira sepuluh kali bagian kepala. Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Setelah bayi laki-laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai akil balig (Dewi dkk, 2011: 62).

Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks, spermatogonium berasal dari primitive tubulus, menjadi spermatosid pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi (Manuaba, 2010:76-77)

c. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/koitus) terjadi ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana akan melepaskan cairan mani berisi sel sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi dalam masa

(39)

ovulasi, maka ada kemungkinan sel sperma dlm saluran reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi. Pertemuan sel sperma dan sel telur inilah yang disebut sebagai konsepsi/fertilisasi (Dewi dkk, 2011:67). Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba (Saifuddin, 2010:141)

Menurut Manuaba dkk (2010:77-79), keseluruhan proses konsepsi berlangsung seperti uraian dibawah ini:

(1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate yang mengandung persediaan nutrisi.

(2) Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah sitoplasma yang vitelus.

(3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus, melalui saluran zona pelusida.

(4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang dindingnya penuh jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula tuba

(5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.

d. Nidasi atau implantasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Umumnya nidasi terjadi pada depan atau

(40)

belakang rahim dekat fundus uteri. Terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut tanda Hartman (Dewi dkk, 2011:71).

Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormone hCG dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi embrio (Saifuddin, 2010:143)

Gambar 2.1.1

Proses Implantasi atau Nidasi Sumber : Wiknjosastro. 2015 e. Plasentasi

Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al , 2015). Plasentasi adalah proses pembentukan

(41)

struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin, 2010:145). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut:

(1) Bentuk bundar /oval

(2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm (3) Berat rata-rata 500-600 gr.

(4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.

(5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basialis.

(6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.

(7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Dewi dkk, 2011:84)

6) Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.

Menurut dewi dkk (2011:72-80) pertumbuhan dan perkembangan embrio dari trimester 1 sampai dengan trimester 3

(42)

adalah sebagai berikut:

(1) Trimester 1 1. Minggu ke-1

Disebut masa germinal. Karekteristik utama masa germinal adalah sperma membuahi ovum yang kemudian terjadi pembelahan sel (Dewi dkk, 2011:72)

2. Minggu ke-2

Terjadi diferensiasi massa seluler embrio menjadi dua lapis (stadium bilaminer). Yaitu lempeng epiblast (akan menjadi ectoderm) dan hipoblast (akan menjadi endoderm). Akhir stadium ini ditandai alur primitive (primitive streak) (Dewi dkk, 2011:73)

3. Minggu ke-3

Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ectoderm dan endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya diawali dari daerah primitive streak (Dewi dkk, 2011:73)

4. Minggu ke-4

Pada akhir minggu ke-3/awal minggu ke-4, mulai terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik pertumbuhan periode ini. Terbentuknya jantung, sirkulasi darah, dan saluran pencernaan (Dewi dkk, 2011:73)

(43)

5. Minggu ke-8

Pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi begitu cepat, sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35 somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik lainnya seperti jantungnya mulai memompa darah.

Anggota badan terbentuk dengan baik (Dewi dkk, 2011:74)

6. Minggu ke -12

Beberapa system organ melanjutkan pembentukan awalnya sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama). Embrio menjadi janin. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine (Dewi dkk, 2011:74)

(2) Trimester II

1. Sistem Sirkulasi

Janin mulai menunjukkan adanya aktivitas denyut jantung dan aliran darah. Dengan alat fetal ekokardiografi, denyut jantung dapat ditemukan sejak minggu ke-12.

2. Sistem Respirasi

Janin mulai menunjukkan gerak pernafasan sejak usia sekitar 18 minggu. Perkembangan struktur alveoli paru sendiri baru sempurna pada usia 24-26 minggu. Surfaktan

(44)

mulai diproduksi sejak minggu ke-20, tetapi jumlah dan konsistensinya sangat minimal dan baru adekuat untuk pertahanan hidup ekstrauterin pada akhir trimester III.

3. Sistem gastrointestinal

Janin mulai menunjukkan aktivitas gerakan menelan sejak usia gestasi 14 minggu. Gerakan mengisap aktif tampak pada 26-28 minggu. Secara normal janin minum air ketuban 450 cc setiap hari. Mekonium merupakan isi yang utama pada saluran pencernaan janin, tampak mulai usia 16 minggu.

Mekonium berasal dari :

1) Sel-sel mukosa dinding saluran cerna yang mengalami deskuamasi dan rontok.

2) Cairan/enzim yang disekresi sepanjang saluran cerna, mulai dari saliva sampai enzim enzim pencernaan.

3) Cairan amnion yang diminum oleh janin, yang terkadang mengandung lanugo (rambut-rambut halus dari kulit janin yang rontok). Dan sel-sel dari kulit janin/membrane amnion yang rontok.

4) Penghancuran bilirubin.

4. Sistem Saraf dan Neuromuskular

Sistem ini merupakan sistem yang paling awal mulai menunjukkan aktivitasnya, yaitu sejak 8-12 minggu,

(45)

berupa kontraksi otot yang timbul jika terjadi stimulasi lokal. Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak, dengan refleks-refleks dasar yang sangat sederhana.

5. Sistem Saraf Sensorik Khusus/Indra

Mata yang terdiri atas lengkung bakal lensa (lens placode) dan bakal bola mata/mangkuk optic (optic cup) pada awalnya menghadap ke lateral, kemudian berubah letaknya ke permukaan ventral wajah.

6. Sistem Urinarius

Glomerulus ginjal mulai terbentuk sejak umur 8 minggu.

Ginjal mulai berfungsi sejak awal trimester kedua dan dalam vesika urinaria dapat ditemukan urine janin yang keluar melalui uretra dan bercampur dengan cairan amnion.

7. Sistem Endokrin

Kortikotropin dan Tirotropin mulai diproduksi di hipofisis janin sejak usia 10 minggu mulai berfungsi untuk merangsang perkembangan kelenjar suprarenal dan kelenjar tiroid. Setelah kelenjar-kelenjar tersebut berkembang, produksi dan sekresi hormon-hormonnya juga mulai berkembang

(46)

(3) Trimester III

1) Minggu ke-28

Pada akhir minggu ke-28, panjang ubun-ubun bokong adalah sekitar 25 cm dan berat janin sekitar 1.100 g (Dewi dkk, 2010:79). Masuk trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang cepat, sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata mulai membuka (Saifudin, 2010: 158). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku- kuku jari mulai terlihat (Varney, 2007:511).

2) Minggu ke-32

Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38-43 cm dan panjang ubun-ubun bokong sekitar 28 cm dan berat sekitar 1.800 gr Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor. (Dewi dkk, 2010:80). Bila bayi dilahirkan ada kemungkinan hidup 50-70 % (Saifuddin, 2010:159)

3) Minggu ke-36

Berat janin sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35 minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan (Saifuddin, 2010:159).

(47)

Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. (Dewi dkk, 2010:80).

Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan dan tungkai tampak montok. Pada janin laki-laki biasanya testis sudah turun ke skrotum (Varney, 2007:511)

4) Minggu ke-38

Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal (Saifuddin, 2010:159)

Tabel 2.1.1

Pertumbuhan dan Perkembangan janin Usia

Kehamilan Panjang Janin Ciri Khas

Organogenesis

4 minggu 7,5 – 10 mm Rudimeter : hidung, telinga dan mata

8 minggu 2,5 cm Kepala fleksi ke dada, hidung, kuping dan jari terbentuk

12 minggu 9 cm Kuping lebih jelas, kelopak mata terbentuk, genetalia eksterna

terbentuk Usia Fetus

16 minggu 16-18 cm Genetal jelas terbentuk, kulit merah tipis, uterus telah penuh, desidua

parietalis dan kapsularis 20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan rambut lanugo 24 minggu 30-32 cm Kelopak mata jelas, alis dan bulu

tampak

(48)

a Parietal

28 minggu 35 cm Berat badan 1000 gram,

menyempurnakan janin 40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit berambut

dengan baik, kulit kepala tumbuh baik, pusat penulangan pada tibia proksimal Sumber : (Manuaba dkk, 2010: 89)

Gambar 2.1.2

Tahap-Tahap Pertumbuhan janin Pada Masa Kehamilan Sumber: Wirisliani, 2017

2.1.3 Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Sitanggang dkk (2012:2), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Tanda yang tidak pasti (probable signs)/tanda mungkin kehamilan yaitu amenorhea, mual dan muntah, quickening, keluhan kencing, konstipasi, perubahan berat badan, perubahan temperatur suhu basal, perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan pada

(49)

uterus, tanda piskacek’s,perubahan-perubahan pada serviks.

2. Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan Pemeriksaan diagnostik kehamilan seperti rontgenografi, ultrasonografi (USG), fetal Electrografi (FCG) dan tes Laboratorium/ Tes Kehamilan.

Menurut Dewi dkk (2011:111) tanda dan gejala kehamilan adalah sebagai berikut:

1) Tanda pasti Kehamilan

(1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian- bagian janin.

(2) Denyut jantung janin

(3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.

2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan (Presumptive) (1) Amenorea

(2) Mual dan muntah (nausea and vomiting) (3) Mengidam (ingin makanan khusus) (4) Pingsan

(5) Tidak ada selera makan (anoreksia) (6) Lelah (Fatigue)

(7) Payudara (8) Miksi

(9) Konstipasi/Obstipasi (10) Pigmentasi kulit

(50)

(11) Epulis

(12) Pemekaran vena-vena (varises) 3) Tanda-tanda kemungkinan hamil.

(1) Perut membesar

(2) Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari rahim.

(3) Tanda Hegar, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian lain.

(4) Tanda Chadwick, yaitu adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.

(5) Tanda Piscaseck, yaitu adanya tanda yang kosong pada rongga uterus karena embrio biasanya terletak di sebelah atas,dengan bimanual akan terasa benjolan yang simetris.

(6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Broxton Hicks)

(7) Teraba Ballotement (8) Reaksi kehamilan positif.

2.1.4 Perubahan – perubahan Fisiologi Kehamilan 2.1.4.1 Perubahan pada sistem reproduksi

1. Vagina dan Vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan vulva.

Peningkatan vaskularisasi menyebabkan warna kebiruan pada vagina

(51)

yang disebut dengan tanda Chadwick (Kumalasari, 2015:3) 2. Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warna menjadi livid yang disebut dengan tanda Chadwick (Mochtar, 1998:35 dalam Dewi dkk, 2011:91)

3. Uterus a. Ukuran

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim, serabut- serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table berikut ini (Sulistyawati, 2010:59). Penyebab pembesaran uterus adalah peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan desidua (Kumalasari, 2015:4)

(52)

Tabel 2.1.2

Ukuran TFU berdasarkan Palpasi Abdomen dan McDonald Usia

kehamilan TFU Palpasi Abdomen TFU McDonald

4 minggu Sebesar telur ayam -

8 minggu Sebesar telur angsa -

12 minggu 3 jari di atas simfisis pubis -

16 minggu Pertengahan antara simfisis pubis-pusat -

20 minggu 3 jari bawah pusat 20-22 cm

24 minggu Setinggi pusat 24-25 cm

28 minggu 3 jari diatas pusat 26,7 cm

32 minggu Pertengahan prosessus

xipoideus-pusat 29,5-30 cm

36 minggu Sampai arkus kostarum atau 3 jari dibawah xipoideus (px)

32 cm 40 minggu Pertengahan pusat-prosesus

xipoideus (px)

37,7 cm Sumber : (Sulistyawati, 2010: 60)

Tabel 2.1.3

Kesesuaian Usia Kehamilan dengan TFU Menurut: Betty R Sweet, 1998 dalam Holmes,dalam Barus, A.V., Bestari, A.D., Purwandari, A., dkk, 2017

Gambar 2.1.3 TFU berdasarkan palpasi Leopold dan McDonald

(53)

b. Berat

Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir bulan (Sulistyawati, 2010:60). Posisi rahim dalam kehamilan :

(1) Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi

(2) Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis

(3) Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati

(4) Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri (Sulistyawati, 2010:60)

4. Ovarium

Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm.

Setelah plasenta terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron (Kumalasari, 2015:5)

2.1.4.2 Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin naik selama kehamilan jantung digeser ke kiri

(54)

dan ke atas. Sementara itu, pada waktu yang sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini mengakibatkan apeks jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada keadaan tidak hamil normal dan membesarnya ukuran bayangan jantung yang ditemukan pada radiograf (Dewi dkk, 2011:93)

1. Perubahan pada sistem Pernafasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus yang tertekan kea rah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal (volume udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2 dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015:5) 2. Perubahan Pada Ginjal

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi (berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari,

(55)

2015:5)

3. Perubahan Sistem Endokrin

Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormone tersebut.

Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi), keringat berlebihan dan perubahan suasana hati.

Kelenjar paratiroid ukurannya meningkat karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35. Pada pankreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6).

4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Pada kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada

(56)

beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).

5. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil sering mengalami Hearthburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan (Kumalasari, 2015:7)

6. Perubahan Sistem Integumen

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone Melanophore Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar hormonal, maka terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut Line Nigra (Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida panjang linea nigra mulai terlihat pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada Muligravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga (Kamariyah dkk, 2014:34).

Striae Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk akibat

(57)

serabut-serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini mengakibatkan pruritus atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6).

Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan timbul pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan setelah partus berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada payudara, perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34).

7. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan a. Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan. Penentuan untuk menerima kenyataan bahwa ibu sedang hamil. Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,lelah dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya (Kamariyah dkk, 2014:39)

b. Trimester II

(58)

Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy serta pikirannya secara konstruktif (Kumalasari, 2015:8)

c. Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya jelek.

Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (Dewi dkk, 2011:110)

8. Kebutuhan Fisik ibu hamil

a. Kebutuhan nutrisi (Saminem, 2008)

Pada saat ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi makanan yang mengandung

(59)

protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu seimbang).

b. Kalori

Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah 2000 Kkal, sedang untuk orang hamil dan menyusui masing – masing adalah 2300 dan 2800 Kkal.

Kalori dipergunakan untuk produksi energi. Bila kurang energi akan diambil dari pembakaran protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Asupan makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami keadaan tersebut tetapi asupan makanan harus tetap diberikan seperti biasa. Pada triwulan kedua nafsu makan biasanya sudah mulai meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak dibanding kebutuhan saat hamil muda. Demikian juga zat pembngunan dan zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah- buahan berwarna. Pada trimester ketiga, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan janin yang pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan.

Umumnya nafsu makan ibu sangat baik dan ibu sangat merasa lapar (Saminem, 2008).

c. Protein

Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan

(60)

payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin, dan lain – lain). Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan karena mereka mengandung komposisi asam amino yang lengkap.

Susu dan produk susu disamping sebagai sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium (Saminem, 2008)

d. Mineral

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari – hari yaitu nuah – buahan , sayur– sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak terpenuhi dengan makan sehari – hari. Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua kehamilan kira – kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari pada kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 gr/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira – kira 0,9 gram kalsium,. Bila ibu hamil tidak dapat minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram perhari. Pada umumnya dokter selalu

(61)

member suplemen mineral dan vitamin prenatal untuk mencegah kemungkinan terjadinya defisiensi (Saminem, 2008).

e. Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah – buahan , tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi (Saminem, 2008).

f. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih . konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu, desakan oleh pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya kontipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih (Saminem, 2008).

g. Istirahat

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu

(62)

hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal , dan untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri (Saminem, 2008).

h. Aktifitas

Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari hari asal hal tersebut tidak memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja ia boleh tetap masuk kantor sampai menjelang partus (Saminem, 2008).

i. Persiapan laktasi

Persiapan menyusui pada kehamilan merupakan hal yang penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas “bimbingan persiapan menyusui”(BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri dari penyuluhan tentang keunggulan ASI, manfaat rawat gabung,

(63)

perawatan putting susu, perawatan bayi, gizi ibu hamil dan menyusui, keluarga berencana (Saminem, 2008).

j. Personal Hygine

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut , perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium.

Rasa mual selama hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi (Saminem, 2008).

k. Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu fisik dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut

(64)

ini :

(1) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.

(2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

(3) Memakai bra yang menyokong payudara.

(4) Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

(5) Pakaian dalam yang selalu bersih (Saminem, 2008).

l. Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat penyakit seperti. :

(1) Sering abortus dan kelahiran premature.

(2) Perdarahan pervaginam.

(3) Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.

(4) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin intrauteri. (Saminem, 2008).

9. Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan

Menurut Varney dkk (2007), keluhan ringan yang dijumpai pada kehamilan seperti edema dependen, nokturia, konstipasi, sesak napas, nyeri ulu hati, kram tungkai serta nyeri punggung bawah.

(65)

1) Edema Dependen

Edema dependen atau edema fisiologis yang dialami ibu hamil trimester 3, edema terjadi karena penumpukan mineral natrium yang bersifat menarik air, sehingga terjadi penumpukan cairan di jaringan. Hal ini ditambah dengan penekanan pembuluh darah besar di perut sebelah kanan (vena kava) oleh rahim yang membesar, sehingga darah yang kembali ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring terletang atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil trimester 3 disarankan untuk berbaring ke arah kiri (Varney et al, 2007).

2) Nokturia

Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu hamil yang mengalami peningkatan frekuensi untuk berkemih dimalam hari yang dapat mengganggu kenyamanan pasien sendiri karena akan terbangun beberapakali untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena adanya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena cava inferior (Varney et al, 2007).

(66)

3) Konstipasi

Konstipasi / sembelit pada ibu hamil terjadi akibat penurunan gerakan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Selain itu, pergeseran dan tekanan yang terjadi pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menyebabkan konstipasi (Varney et al, 2007).

4) Sesak Napas

Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus mengalami pembesaran hingga terjadi penekanan diagfragma. Selain itu diagfragma ini akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan (Varney et al, 2007).

5) Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati sangat umum ditemui selama kehamilan terutama pada trimester 3. Gejalanya berupa rasa terbakar atau nyeri pada area retrosternum dada, terutama saat sedang berbaring. Jika berkepanjangan, nyeri ini mungkin merupakan gejala refluks esofagitis akibat regurgitasi isi lambung yang asam. Pada ibu hamil nyeri ulu hati disebabkan oleh pengaruh berat uterus selama kehamilan yang mengganggu pengosongan lambung, juga karena pengaruh progesteron yang yang merelaksasi spingter

(67)

esofagus bawah (kardiak). Salah satu penangannya yaitu menganjurkan ibu untuk menggunakan bantalan saat tidur, caranya menompang uterus dengan bantal dibawahnya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktu berbaring miring (Varney et al, 2007).

6) Kram Tungkai

Perbesaran uterus menyebabkan penekanan pada pembuluh darah panggul, sehingga dapat mengganggu sistem sirkulasi atau sistem saraf, sementara sistem saraf ini melewati foramen obsturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah (Varney et al, 2007).

7) Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah adalah nyeri punggung yang terjadi pada daerah lumbosakral/ lumbar (daerah tulang belakang punggung bawah). Nyeri ini disebabkan oleh berat uterus yang semakin membesar yang mengakibatkan pergeseran pusat gravitasi mengarah kearah depan, seiring dengan ukuran perut yang semakin membuncit. Hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubanh, dan memberikan penekanan pada punggung (Varney et al, 2007).

2.1.5 Tanda Bahaya dalam Kehamilan

Menurut Rismalinda (2015), tanda bahaya kehamilan adalah sebagai berikut :

(68)

1. Mual muntah berlebih

Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering merasa mual dan kadang-kadang muntah.Keadaan ini normal dan akan hilang dengan sendirinya pada kehamilan lebih dari 3 bulan. Tetapi, bila ibu tetap tidak mau makan, muntah terus-menerus sampai ibu lemah dan tak dapat bangun, keadaan ini berbahaya bagi keadaan jani dan kesehatan ibu.

2. Penglihatan Kabur

Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah). (Uswhaaja, 2009: 5) 3. Perdarahan Pervaginam

Referensi

Dokumen terkait

Dimanakah anda biasa membeli minyak goreng yang digunakan untuk

Dalam penelitian ini penerapan strategi Word Of Mouth yang dilakukan di Wisata Edukasi Kampung Coklat dalam Meningkatkan Pendapatan Perusahaan adalah dengan menunjuk

Contoh : risiko pasar dengan risiko kredit akan menghasilkan teknik kuantifikasi yang berbeda sehingga pengukuran pun berbeda.. Tipe Risiko Definisi

Alat input yang populer digunakan untuk memasukkan input langsung ke alat proses sekarang ini adalah Visual Display Terminal (VDT) atau dikenal juga dengan nama Visual Display

Penelitian ini bermanfaat bagi PT.SIP karena dalam penelitian ini PT.SIP dapat mengetahui tentang bagaimana penyusunan Marketing Plan yang sesuai untuk memasarkan Produk Panel

• The law of demand states that, other things equal, the quantity demanded of a good falls when the price of the good rises.0. The Demand Curve: The Relationship between Price

Umumnya digunakan oleh manajemen non-akuntansi yang lebih tinggi untuk

ANNASYA SALMARIFA DANIAPUSTI, D1215009, PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK, UNIVERSITAS SEBELAS MARET, 2017, KOMUNIKASI VERBAL DAN