• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI MANAJEMEN ASTERISK VoIP SERVER BERBASIS WEB PADA SISTEM OPERASI LINUX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "APLIKASI MANAJEMEN ASTERISK VoIP SERVER BERBASIS WEB PADA SISTEM OPERASI LINUX"

Copied!
215
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Informatika

Oleh : Albert Kurnia

03 5314 043

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

(2)

A Thesis

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Sarjana Teknik Degree

In Informatics Engineering

By : Albert Kurnia

03 5314 043

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2008

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Karya ini ku persembahkan untuk :

....

Tuhan Yesus-ku, panutan sekaligus sumber kekuatan-ku

….

Kedua orang tua-ku yang telah membesarkan aku dengan penuh perhatian

dan kasih sayang

….

Keluarga besarku yang selalu senantiasa memberikan support dan bantuan

selama aku kuliah

….

Kakak dan Adik-ku, partner sejati dalam hidup-ku

....

Marsinah ( Mbak Sinah ), yang telah ikut membesarkan dan merawat aku

dengan penuh perhatian

....

Teman – teman Up 2 U, Sahabat sejati dalam hidupku

....

(8)

...

Practice Makes Perfect ...

Selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha dan belajar dengan keras

...

Lakukan yang terbaik dan berdoalah, maka tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dilakukan

...

Setiap masalah yang datang pasti akan membawa serta solusi untuk menyelesaikannya

...

(9)

dapat dilakukan melalui dua cara yaitu berbasis text ( text based ) dan berbasis teknik Asterisk Realtime. Apabila berbasis text konfigurasi dilakukan dengan cara mengetikkan serangkaian parameter pada file tertentu. Sedangkan jika dilakukan dengan menggunakan teknik Asterisk Realtime konfigurasi dilakukan dengan cara menginsertkan data konfigurasi pada tabel yang ada pada database, dimana struktur tabel yang digunakan merupakan struktur tabel standard yang dapat dikenali oleh sistem Asterisk. File atau tabel yang dibutuhkan untuk konfigurasi bergantung dari jenis protokol VoIP yang akan digunakan. Selain itu juga seorang administrator harus melakukan proses konfigurasi Asterisk pada komputer yang dijadikan VoIP Server secara langsung.

Pada penelitian ini akan dibuat sebuah aplikasi konfigurasi Asterisk VoIP server berbasis web yang dapat digunakan untuk konfigurasi Asterisk dengan menggunakan teknik Asterisk Realtime serta berbasis protokol SIP.Dengan menggunakan aplikasi ini seorang Administrator dapat melakukan konfigurasi Asterisk dengan berbasis grafis ( GUI ) dan juga Administrator tidak perlu lagi mendatangi komputer yang dijadikan VoIP server lagi karena aplikasi ini dapat diakses melalui web browser. Dalam pembuatan aplikasi ini digunakan PHP sebagai bahasa pemrograman dan database MySQL.sebagai database aplikasi ini.

(10)

could be done in two ways, they are text-based and Asterisk Realtime technique-based. Text-based configuration could be done by typing a set of parameter in a certain file. While, in Asterisk Realtime technique, configuration could be done by inserting configuration data in the table that is available in database, in which table structure used was the standard table structure that could be recognized by Asterisk system. File or table needed for configuration depended on the type of VoIP protocol that would be used. Besides, an administrator has to conduct Asterisk configuration process in the computer that was used as VoIP Server directly.

This study developed a web-based application which could be used in Asterisk configuration using Asterisk realtime technique and protocol-based SIP. By using this application, an administrator could conduct graphic-based Asterisk configuration. Beside that, an administrator did not need to face the computer that was used as VoIP anymore because this application could be accessed through web browser. In making this application, PHP was used as programming language and database MySQL as the database of this application.

(11)

Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah

melimpahkan berkat-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini.

Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak –

pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini, baik dalam hal

bimbingan, perhatian, kasih sayang, semangat, kritik, dan saran yang telah

diberikan. Ucapan terima kasih ini saya sampaikan antara lain kepada :

1. Bapak Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan

Fakultas Saint dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Agnes Maria Polina, S.Kom., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Teknik

Informatika Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Dosen Pembimbing Akademik

Teknik Informatika angkatan 2003.

4. Bapak Alb. Agung Hadhiatma, S.T, M.T, selaku Dosen Pembimbing I.

Terima kasih atas bimbingan selama saya mengerjakan Laporan Skripsi ini.

5. Bapak H. Agung Hernawan, S.T, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih

atas bimbingan dan juga atas ide yang bapak berikan kepada saya untuk

mengerjakan Tugas Akhir dengan topik ini. Dan terima kasih juga atas

kesempatan yang diberikan kepada saya untuk kerja part time diwarnet

Bapak.

(12)

7. Kedua orangtua dan keluarga tercinta, terima kasih atas dukungan, kasih

sayang dan semangat yang tiada henti sehingga saya dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

8. Norbertine Risma Asteria Wardhani, Someone special yang pernah ada

mengisi hari – hariku dengan kebahagiaan dan cinta. Terima kasih atas

semuanya.

9. Staf Laboran Teknik Informatika, Pak Bele terima kasih atas pinjaman kunci

Lab Jarkomnya, Mas Danang dan Pak Dar atas kesabaran dan kesetiannya

selama menemani saya di Lab Jarkom.

10.Teman – teman dari forum voiprakyat : pak Anton Rahardja ( anton_rd ), pak

Onno W.Purbo, Dwidy Putut ( doank_29 ), Salman Kalista, terima kasih atas

bimbingan dan jawaban – jawaban yang diberikan atas pertanyaan yang saya

tulis di forum voiprakyat.

11.Teman – teman Up2U : Ari P.K, Arief ( Surip ), Gunawan ( Bobo ), Grace,

Titiek, Nanick, Dewi, Lolo, Lulu, Risma, Rio ( mbah Dukun ), Wawan

( Liong ), Nunug, Heri ( Boyo ), Galih ( Gaband ), Ibu Khatarina Sri H.D ( bu

Uciek ), Ninin. Yang telah memberikan arti persahabatan bagi hidup saya.

12. Teman – teman Informatika angkatan 2003 yang telah berjuang bersama

dengan saya sewaktu kuliah, special buat Evi ( epot ) dan Ari Tunggul

( Teman dikala susah dan senang ☺ ), Yansen ( yang telah mengenalkan Linux pada saya ) , Albert C.P ( Sang Kepala Suku ), Si Jun, Bergas, Eko

(13)

yach www.kalithi.com nya ☺ ), Acied, Kristin dan Tika ( Teman seperjuangan waktu pendadaran ☺ ), Ruth, Onezzt, Sarah, Ina, Ratih, Gina, Dea, Agus

( Gepenk ), Devi, Anis, Dani, Wikan ( Erros ), Linda, Risa, Santhos, Amin,

Winda, Fendy, Seno, Chandra, Hana, David, Merry, Monic, Yeyen, Pamako

Renda ( Anak TI 03 yang pertama kali saya kenal ), Nur, Rubin, Esther, Oscar,

Ria, Rachel, serta teman – teman jurusan Teknik Informatika lainnya.

13.Seluruh pihak yang membantu saya baik secara langsung maupun tidak

langsung, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini.

Saran dan kritik selalu saya harapkan dari pembaca untuk perbaikan – perbaikan

di masa yang akan datang.

Akhir kata, saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan berbagai pihak pengguna pada umumnya.

Yogyakarta, Mei 2008

Penulis

(14)

HALAMAN JUDUL ...

1.1 Latar Belakang Masalah ...

1.2 Rumusan Masalah ...

1.3 Batasan Masalah ...

1.4 Tujuan Penelitian ...

1.5 Manfaat Penelitian ...

(15)

2.1 Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) ...

2.1.1 Transmission Control Protocol ( TCP ) ...

2.1.2 Internet Protocol ( IP ) ...

2.2 Voice over Internet Protocol ( VoIP ) ...

2.2.1 Format Paket VoIP ...

2.2.2 Protokol Standard dalam sistem VoIP ...

2.2.3 Kebutuhan Bandwith untuk VoIP ...

2.2.4 Jenis Konfigurasi Jaringan VoIP ...

2.3 Session Initiation Protocol ( SIP ) ...

2.3.1 Susunan Protokol SIP ...

2.3.2 Komponen Protokol SIP ...

2.3.3 Pengalamatan Protokol SIP ...

2.3.4 Format Pesan Protokol SIP ...

2.3.5 Header Field pada Protokol SIP ...

2.3.6 SIP Request dan SIP Response ...

2.3.6.1SIP Request...

2.3.6.2SIP Response ...

2.3.7 Prosedur Persinyalan pada Protokol SIP ...

2.3.7.1Prosedur Persinyalan menggunakan Proxy Server...

2.3.7.2Prosedur Persinyalan menggunakan Redirect Server...

(16)

2.5 Asterisk ...

2.5.1 Features Asterisk ...

2.5.2 File Konfigurasi Asterisk ...

2.5.3 Konfigurasi Asterisk ...

2.6 Asterisk Realtime Architecture ( ARA ) ...

2.6.1 Langkah – Langkah Konfigurasi ARA pada Asterisk ...

2.7 Web Browser ...

BAB III. ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Kebutuhan Sistem ...

3.2 Gambaran Umum Sistem Komunikasi VoIP menggunakan Asterisk ...

3.3 Penggunaan Teknik Asterisk Realtime Dalam Konfigurasi Asterisk

Berbasis Protokol SIP ...

3.4 Perancangan Sistem ...

3.4.1 Flowchart Komunikasi VoIP ...

3.4.2 Use Case Diagram Aplikasi ...

3.4.3 Sequence Diagram Aplikasi ...

3.4.4 Konfigurasi Hardware dan Software ...

3.4.5 Skenario Pengujian Sistem ...

(17)

4.1 Spesifikasi Hardware dan Software yang digunakan ...

4.2 Setting Koneksi Asterisk dengan database MySQL ...

4.3 Implementasi Antarmuka ( User Interface ) ...

4.4 Implementasi File Antarmuka dan File Action ...

4.5 Implementasi Skenario Pengujian Sistem ...

4.6 Implementasi IP Phone sebagai client Asterisk VoIP Server ...

4.7 Implementasi X-Lite sebagai client Asterisk VoIP Server ...

4.8 Implementasi VoIP Gateway ( ITG ) sebagai media penghubung antara

jaringan VoIP dengan jaringan PABX ... 95

BAB V. ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

5.1.Hasil Uji Coba Program ...

5.2.Analisis Konfigurasi Asterisk sebagai VoIP Server Berbasis Protokol SIP ..

5.3.Kelebihan dan Kekurangan Program ...

5.3.1 Kelebihan Program ...

5.3.2 Kekurangan Program ...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Format Paket Voice over Internet Protocol ( VoIP ) 14

2.2 Hubungan Telepon menggunakan N:1 Gateway 17

2.3 Hubungan PC menggunakan Router 17

2.4 Hubungan Telepon ke PC 18

2.5 Hubungan dengan Gateway 1:1 18

2.6 Hubungan menggunakan LAN ( Local Area Network ) 19

2.7 Susunan Protokol SIP 20

2.8 FormatPengalamatan pada Protokol SIP 24

2.9 Format Pesan SIP 24

2.10 Prosedur Persinyalan SIP menggunakan Proxy Server 28

2.11 Prosedur Persinyalan SIP menggunakan Redirect Server 29

2.12 Komponen Dasar IP PBX 33

2.13 Format Blok text Data Account 37

2.14 Contoh Konfigurasi Data Account ( menggunakan SIP ) 37

2.15 Format Penulisan DialPlan 37

2.16 Contoh Konfigurasi DialPlan 39

2.17 Contoh Konfigurasi file res_mysql.conf 41

2.18 Contoh Konfigurasi file cdr_mysql.conf 41

2.19 Contoh Konfigurasi file extconfig.conf 42

(19)

2.22 Perintah SQL untuk membuat tabel extensions_table 44

2.23 Perintah SQL untuk membuat tabel voicemail_users 44

2.24 Perintah SQL untuk membuat tabel cdr 45

3.1 Perangkat Telepon VoIP Hardware ( IP Phone ) 48

3.2 Perangkat Telepon VoIP Software ( X-Lite ) 48

3.3 Perangkat VoIP Gateway 49

3.4 Sistem Komunikasi VoIP Menggunakan Asterisk 51

3.5 ContohKonfigurasi Otentikasi User Pada File sip.conf 53

3.6 ContohKonfigurasi DialPlan Pada File extensions.conf 54

3.7 Contoh Konfigurasi Voicemail Pada File voicemail.conf 55

3.8 Flowchart Proses Komunikasi VoIP 56

3.9 UseCaseDiagram Aplikasi 57

3.10 Sequence Diagram Login 60

3.11 Sequence Diagram Asterisk File 61

3.12 Sequence Diagram Service Asterisk 61

3.13 Sequence Diagram Menambah Extensions Line 62

3.14 Sequence Diagram Mengedit Extensions Line 62

3.15 Sequence Diagram Menghapus Extensions Line 63

3.16 Sequence Diagram Menambah PABX Line 63

3.17 Sequence Diagram Mengedit PABX Line 64

(20)

3.20 Sequence Diagram Mengedit Trunking Server Line 65

3.21 Sequence Diagram Menghapus Trunking Server Line 66

3.22 Sequence Diagram Change Password Administrator 66

3.23 Sequence Diagram Cari Data Call Detail Record 67

3.24 Sequence Diagram Menghapus Data Call Detail Record 67

3.25 Sequence Diagram Phonebook 68

3.26 Skenario Komunikasi VoIP menggunakan

Sebuah VoIP Server

71

3.27 Skenario Komunikasi VoIP PC to Phone dan Phone to PC 72

3.28 Skenario Komunikasi VoIP menggunakan dua buah

VoIP Server ( Trunking Server )

73

3.29 Perancangan Antarmuka Login Administrator 78

3.30 Perancangan Antarmuka Phonebook 79

3.31 Perancangan Antarmuka Index Configuration 80

3.32 Perancangan Antarmuka Asterisk File 81

3.33 Perancangan Antarmuka Edit Asterisk File 82

3.34 Perancangan Antarmuka Service Asterisk 83

3.35 Perancangan Antarmuka Extensions Line Type Local 84

3.36 Perancangan Antarmuka Extensions Line Type Trunk 85

3.37 Perancangan Antarmuka Edit Extensions Line Type Trunk 86

(21)

3.40 Perancangan Antarmuka Edit PABX Line 89

3.41 Perancangan Antarmuka Trunking Server Line 90

3.42 Perancangan Antarmuka Trunking Registration Status 91

3.43 Perancangan Antarmuka Edit Trunking Server Line 92

3.44 Perancangan Antarmuka Call Detail Record 93

3.45 Perancangan Antarmuka Change Password Administrator 94

4.1 Hasil Load Module Koneksi Asterisk Ke database MySQL 98

4.2 Implementasi Antarmuka Login Administrator 101

4.3 Implementasi Antarmuka Phonebook 102

4.4 Antarmuka Hasil Data Phonebook ditemukan 103

4.5 Implementasi Antarmuka Index Configuration 104

4.6 Implementasi Antarmuka Asterisk File 106

4.7 ImplementasiAntarmuka Edit Asterisk File 108

4.8 ImplementasiAntarmuka Asterisk File 109

4.9 Implementasi Antarmuka Extensions Line Type Local 110

4.10 Antarmuka Hasil Penambahan Extensions Line

Type Local

113

4.11 Antarmuka Konfirmasi Delete Extensions Line Type Local 114

4.12 ImplementasiAntarmuka Edit Extensions Type Local 116

4.13 Antarmuka Informasi Proses Edit Extensions Type Local 118

(22)

Type Trunk

4.16 Antarmuka Konfirmasi Hapus Extensions Line

Type Trunk

121

4.17 ImplementasiAntarmuka Edit Extensions Type Trunk 122

4.18 ImplementasiAntarmuka PABX Line 123

4.19 Antarmuka Hasil Penambahan Account PABX Line 126

4.20 Antarmuka Konfirmasi Hapus Data PABX Line 127

4.21 ImplementasiAntarmuka Edit PABX Line 128

4.22 Antarmuka Informasi Proses Edit PABX Line 129

4.23 ImplementasiAntarmuka Trunking Server Line 130

4.24 Antarmuka Informasi Hasil Penambahan

Trunking Server Line

133

4.25 Antarmuka Hasil Penambahan Trunking Server Line 133

4.26 Antarmuka Konfirmasi Hapus data Trunking Server Line 134

4.27 ImplementasiAntarmuka Edit Trunking Server Line 136

4.28 ImplementasiAntarmuka Trunking Registration Status 137

4.29 ImplementasiAntarmuka Call Detail Record 139

4.30 ImplementasiAntarmuka Change Password Administrator 140

4.31 Skenario Jaringan VoIP Menggunakan Sebuah

VoIP Server

141

(23)

4.34 TabelData Account Extensions Local Skenario Jaringan II 145

4.35 TabelData Account PABX Line Skenario Jaringan II 146

4.36 Skenario Komunikasi VoIP menggunakan dua buah

VoIP Server ( Trunking Server )

147a

4.37 TabelData Account Extensions Local dan Trunk

Pada VoIP Server I Skenario Jaringan III

149

4.38 TabelData Account Extensions Local dan Trunk

Pada VoIP Server II Skenario Jaringan III

150

4.39 TabelData Account Trunking Server Line

Pada VoIP Server I Skenario Jaringan III

151

4.40 TabelData Account Trunking Server Line Pada

VoIP Server II Skenario Jaringan III

152

4.41 Halaman Login Admin pada Perangkat IP Phone 153

4.42 Halaman Informasi Perangkat IP Phone 154

4.43 Menu Network Configuration pada Perangkat IP Phone 155

4.44 Menu SIP Configuration pada Perangkat IP Phone 156

4.45 TampilanProses Registering IP Phone 156

4.46 Tampilan Status IP Phone siap digunakan 157

4.47 Tampilan Awal Program X-Lite 158

4.48 Jendela Menu Konfigurasi pada X-Lite 158

(24)

4.51 Aktifasi X-Lite 160

4.52 Tampilan Proses Registering Pada X-Lite 160

4.53

Tampilan X-Lite Siap Digunakan 161

4.54 Tampilan Login Admin Perangkat ITG 162

4.55

Tampilan Awal Menu Konfigurasi ITG 163

4.56

Menu WAN Setting pada Perangkat ITG 163

4.57

Pemasangan Kabel Pada ITG 164

4.58 Tampilan FormInput Data Registrasi Pada ITG 165

4.59 Setting Data SIP Proxy Pada ITG 166

4.60 Tampilan Statusregistrasi Perangkat ITG

ke Asterisk VoIP Server

166

5.1 Konfigurasi otentikasi user pada file sip.conf 169

5.2 Konfigurasi DialPlan pada file extensions.conf 170

5.3 Konfigurasi voicemailbox pada file voicemail.conf 171

(25)

Tabel Keterangan Halaman

2.1 Protokol Standard VoIP 15

2.2 Kebutuhan Bandwith VoIP 16

2.3 Pesan SIP Response 27

3.1

ContohKonfigurasi Otentikasi User Pada

Tabel sip_buddies

53

3.2 Contoh Konfigurasi DialPlan Pada Tabel extensions_table 54

3.3 ContohKonfigurasi Voicemail Pada Tabel voicemail_users 55

3.4 Tabel Admin 74

3.5 Tabel sip_buddies 74

3.6 Tabel extensions_table 75

3.7 Tabel Voicemail_users 75

3.8 Tabel CDR 76

3.9 Tabel PABX_tables 76

3.10 Tabel Trunking_tables 77

4.1 Daftar file Antarmuka dan file Action 141

4.2 Data Register Client Skenario Jaringan I 143

4.3 Data Registrasi Client Skenario Jaringan II 145

4.4 Data Registrasi Perangkat VoIP Gateway 146

(26)

Skenario Jaringan III

4.6

Data Registrasi Client Pada VoIP Server II

Skenario Jaringan III

150

4.7

Data Registrasi Trunking VoIP Server I

ke VoIP Server II

151

4.8

Data Registrasi Trunking VoIP Server II

ke VoIP Server I

152

5.1

Kebutuhan Konfigurasi Asterisk Berdasarkan

Cara Konfigurasi

168

5.2 Konfigurasi otentikasi user pada tabel sip_buddies 169

5.3 Konfigurasi DialPlan pada tabel extensions_table 170

5.4 Konfigurasi voicemail pada tabel voicemail_users 171

(27)

1.1 Latar Belakang Masalah

Tingginya tarif komunikasi, terutama untuk sambungan jarak jauh

misalkan : SLJJ ( Sambungan Langsung Jarak Jauh ) maupun SLI ( Sambungan

Langsung Internasional ) seringkali menjadi kendala dalam berkomunikasi

melalui jaringan telepon biasa ( PSTN ). Tingginya tarif komunikasi tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jarak dan waktu, sehingga semakin

jauh jarak dan semakin lama panggilan yang dilakukan melalui jaringan telepon

tersebut, maka tarif yang harus dibayarkan juga semakin tinggi.

Salah satu alternatif untuk mengatasi kendala dalam berkomunikasi tersebut

adalah dengan memanfaatkan teknologi Internet. Salah satunya dengan

menggunakan teknologi telepon via Internet yang dikenal dengan IP Telephony,

selanjutnya dikenal dengan istilah VoIP ( Voice over Internet Protocol ). Secara

sederhana, VoIP bisa diartikan bertelepon menggunakan jaringan IP ( Internet

Protocol ) atau Internet. Dengan bertelepon menggunakan VoIP banyak

keuntungan yang dapat diambil, diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih

murah dibandingkan dengan telepon biasa ( PSTN ), hal ini dikarenakan jaringan

IP atau Internet bersifat global. Sehingga faktor jarak dan waktu tidak lagi

mempengaruhi tarif komunikasi. Dan sudah bukan merupakan hal yang asing lagi

bahwa biaya pulsa untuk akses Internet lebih murah dibandingkan dengan biaya

telepon biasa ( PSTN ).

(28)

Salah satu software yang dapat digunakan untuk implementasi teknologi

VoIP adalah Asterisk. Asterisk merupakan salah satu software IP PBX ( Internet

Protocol Private Branch Exchange ) jenis SIP Proxy, dengan menggunakan

Asterisk dimungkinkan untuk membangun sebuah sentral telepon sederhana

berbasis jaringan IP ( Internet Protocol ). Asterisk berupa file konfigurasi yang

dapat digunakan untuk membangun sebuah sentral telepon berbasis jaringan IP

( VoIP Server ). Asterisk didukung oleh beberapa protokol untuk komunikasi

VoIP, antara lain SIP ( Session Initiation Protocol ), IAX ( Inter-Asterisk

Exchange ), H.323, MGCP ( Media Gateway Control Protocol ), dan SCCP

( Cisso Skinny ).

Setting konfigurasi pada Asterisk untuk membangun VoIP Server pada

dasarnya meliputi proses dua proses yaitu pertama, proses otentikasi user

(dengan nomor telepon dan password) dan kedua, proses konfigurasi DialPlan.

DialPlan merupakan konfigurasi yang digunakan untuk mengatur apa yang harus

dilakukan untuk melakukan panggilan ke sebuah nomor telepon tertentu.

Setting konfigurasi Asterisk untuk membangun sebuah sentral telepon

( VoIP Server ) dapat dilakukan melalui dua cara yaitu : berbasis text ( text based )

dan berbasis Asterisk Reealtime. Konfigurasi Asterisk berbasis text ( text based ),

merupakan konfigurasi Asterisk yang dilakukan dengan cara mengetikkan

serangkaian aturan konfigurasi pada file tertentu secara langsung, sedangkan

konfigurasi Asterisk berbasis Asterisk Realtime merupakan cara konfigurasi

Asterisk yang dilakukan dengan cara mengentrykan data pada tabel tertentu pada

(29)

Selain itu juga setting konfigurasi masih dilakukan dengan cara mendatangi

komputer ( PC ) yang dijadikan VoIP Server tersebut secara langsung, hal ini

tentu saja sangat merepotkan bagi seorang pengguna khususnya yang ingin

membuat sebuah sentral telepon sederhana dengan menggunakan Asterisk.

Dengan melihat permasalahan yang ada pada setting konfigurasi pada

Asterisk tersebut, maka pada penelitian ini akan dibangun sebuah aplikasi

manajemen Asterisk VoIP Server, khususnya untuk mengatur proses otentikasi

username dan password dari client VoIP Server dan proses pengaturan DialPlan

yang berbasis web dan dengan menggunakan teknik Asterisk Realtime dan

berbasis protokol SIP pada sistem operasi Linux. Aplikasi ini akan dibuat dengan

menggunakan bahasa pemrograman PHP ( Hypertext Preprocessor ) dan database

MySQL.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana mengkonfigurasi Asterisk sebagai VoIP Server dengan

menggunakan teknik Asterisk Realtime dan berbasis protokol SIP

sehingga dapat digunakan untuk implementasi teknologi VoIP,

khususnya untuk membangun sebuah sentral telepon berbasis jaringan IP

( Internet Protocol ).

2. Bagaimana mengimplementasikan teknologi berbasis web untuk

membuat sebuah program aplikasi manajemen Asterisk pada sistem

(30)

memberikan kemudahan bagi pengguna ( administrator ) untuk setting

konfigurasi Asterisk, khususnya untuk proses otensikasi user dan proses

pengaturan DialPlan yang berbasis GUI ( Graphical User Interface ).

1.3 Batasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan, penelitian ini di batasi

sebagai berikut :

1. Sistem yang dibuat dibatasi untuk implementasi VoIP menggunakan

Asterisk sebagai VoIP Server, khususnya untuk membuat sebuah sentral

telepon berbasis jaringan IP atau internet yang menyediakan layanan

komunikasi suara seperti layaknya komunikasi pada jaringan telepon

biasa ( PSTN ).

2. Sistem yang dibuat dibatasi pada proses konfigurasi Asterisk untuk

proses otensikasi user dan pengaturan DialPlan dengan menggunakan

teknik Asterisk Realtime.

3. Pada penelitian ini tidak membahas mengenai kebutuhan dan

perhitungan bandwith yang dibutuhkan pada implementasi VoIP yang

dapat digunakan untuk membangun layanan telepon berbasis jaringan IP.

4. Protokol VoIP yang akan digunakan adalah SIP ( Session Initiation

Protocol ).

5. Features Asterisk yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

voicemail system, call detail record, caller id, remote call agents, local

(31)

6. Setting konfigurasi yang digunakan adalah setting konfigurasi yang

berhubungan dengan konfigurasi Asterisk dengan Teknik Asterisk

Realtime dan berbasis protokol SIP.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun aplikasi berbasis grafis (GUI)

yang dapat digunakan untuk mengkonfigurasi Asterisk VoIP server, khususnya

untuk konfigurasi proses otensikasi user ( dengan username dan password ) dan

proses pengaturan DialPlan sehingga dapat digunakan untuk membantu dalam

membangun sebuah sentral telepon berbasis jaringan IP ( Internet Protocol ).

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan adanya aplikasi yang akan dibuat pada penelitian ini, ada beberapa

manfaat yang diperoleh, yaitu :

1. Memberikan alternatif solusi untuk mengatasi kendala dalam

berkomunikasi, khususnya berkaitan dengan tingginya biaya komunikasi

menggunakan jaringan telepon biasa (PSTN) dengan cara

mengimplementasikan teknologi komunikasi melalui jaringan VoIP

dengan menggunakan Asterisk.

2. Proses konfigurasi pada Asterisk, khususnya untuk menangani otentikasi

user dan pengaturan DialPlan dapat dilakukan dengan berbasis grafis

( GUI ), yaitu dengan cara menginputkan data pada form yang telah

(32)

1.6 Metodologi Penelitian

Metode yang dipergunakan untuk perancangan sistem dan pembuatan

perangkat lunak ( aplikasi ) , serta menyelesaikan permasalahan adalah dengan

cara :

1. Studi Literatur

Kegiatan ini merupakan pendalaman materi yang berkaitan dengan

pembuatan program dan sistem yang akan dibuat meliputi :

a.Mengenal serta pendalaman konfigurasi dan cara kerja Asterisk

sebagai VoIP Server pada sistem operasi Linux, sehingga mendukung

untuk membangun sebuah sentral telepon berbasis jaringan IP dan

berbasis protokol SIP.

b.Pendalaman bahasa pemrogaman PHP dan aplikasi database MySQL

untuk membangun aplikasi manajemen Asterisk VoIP Server.

2. Perancangan Sistem

Setelah melakukan studi Literatur selanjutnya dilanjutkan dengan

perancangan sistem yang akan dibuat, perancangan meliputi topologi sistem

beserta piranti – piranti yang digunakan dan desain user interface.

3. Implementasi

Pada tahap ini adalah penerapan desain ke dalam bentuk program dengan

(33)

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan tugas akhir,

rumusan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi landasan teori yang mendukung kegiatan penelitian,

baik dalam analisis, desain dan implementasi sistem.

BAB III ANALISIS KEBUTUHAN DAN PERANCANGAN SISTEM

Berisi tentang langkah – langkah pembuatan perangkat lunak serta

piranti yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini menjelaskan mengenai implementasi rancangan ( desain )

ke dalam bentuk utilitas yang nyata yang dapat dipergunakan

secara langsung.

BAB V ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

Bab ini berisi analisa mengenai aplikasi perangkat lunak yang telah

(34)

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari keseluruhan proses

pembuatan tugas akhir ini, serta beberapa saran untuk

(35)

9 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP) 2.1.1.Transmission Control Protocol ( TCP )

Dalam komunikasi dua atau lebih network device diperlukan sebuah standar

yang saling dimengerti satu sama lain, seperti layaknya sebuah bahasa bagi

manusia agar dapat berkomunikasi dengan baik antara satu sama lain. Dalam

sebuah network istilah “bahasa” tersebut disebut dengan protokol. TCP/IP sendiri

merupakan kumpulan protokol yang terdiri dari dua protokol utama, yaitu :

Transmission Control Protocol dan Internet Protocol. TCP/IP memungkinkan

terjadinya komunikasi antar komputer yang memiliki perbedaan karakteristik dari

segi hardware ataupun software.

Model TCP/IP dikembangkan pertama kali oleh Departmen Pertahanan

Amerika Serikat (U.S. Department of Defense – DoD) dengan tujuan membangun

jaringan yang dapat bertahan pada segala kondisi. Sejak saat itu TCP/IP dijadikan

model dasar yang terus digunakan, contoh model dasar dari TCP/IP adalah

internet.

Fitur – fitur yang di miliki oleh TCP / IP ( menurut Hunt 2002 ) :

1) Merupakan open protokol standard, tersedia secara bebas dan

dikembangkan terlepas dari perangkat keras komputer dan sistem operasi.

Karena dukungan yang luas inilah, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan

(36)

2) Independen dari perangkat keras jaringan yang khusus. Hal ini

memungkinkan penyatuan dari berbagai macam jenis jaringan. TCP/IP

dapat di pakai pada Ethernet, koneksi DSL, dial-up line, dan semua jenis

medium transmisi fisik lainnya.

3) Memiliki skema pengalamatan yang memungkinkan setiap TCP/IP device

dapat di kenali secara spesifik walaupun berada dalam jaringan yang

sangat besar seperti internet.

TCP merupakan bagian dari protokol TCP/IP yang digunakan bersama

dengan IP untuk mengirimkan data dalam bentuk unit-unit pesan antara komputer

ke internet. Pengiriman data ini dapat terjamin karena TCP memilki dua proses

data acknowledgement yaitu retransmisi dan sequencing di mana TCP selalu

meminta konfirmasi setiap kali selesai mengirim data , apakah data telah sampai

ditempat tujuan. Kemudian TCP akan mengirimkan data urutan berikutnya atau

melakukan retransmisi yaitu pengiriman ulang data tersebut. Data yang dikirim

dan diterima diatur berdasarkan nomor urut. TCP juga mengawasi unit data

individual atau dikenal dengan nama paket, dimana pesan-pesan dibagi efisiensi

routing melewati internet (Gilbert, 1995).

Protokol TCP bertanggung jawab untuk pengiriman data dari sumber ke

tujuan dengan benar. TCP juga bertugas mendeteksi kesalahan atau hilangnya data

dan melakukan pengiriman kembali sampai data yang benar diterima dengan

lengkap. TCP menyediakan pelayanan seperti connection oriented, reliable, byte

stream service. Connection oriented berarti dua aplikasi pengguna TCP harus

(37)

Reliable berarti TCP menerapkan proses deteksi kesalahan paket dan retransmisi.

Byte streamservice berarti paket dikirimkan dan sampai ke tempat tujuan secara

berurutan.

TCP/IP terdiri dari empat layer kumpulan protokol. layer tersebut antara

lain :

Network interface layers

Dikenal juga sebagai link layer, merupakan layer terbawah yang

bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari fisik. Media

fisiknya dapat berupa kabel, kabel optik, atau gelombang radio. Karena

tugasnya ini, protokol pada layer ini harus mampu menjadi data digital yang

di mengerti komputer yang berasal dari peralatan lain yang sejenis.

Network layer biasanya disebut Internet layers

Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab dalam proses

pengiriman paket ke alamat yang tepat. Pada layer ini terdapat tiga macam

protokol yaitu IP, ARP, dan ICMP.

Transport layers

Layer ini berisi protokol yang bertanggung jawab untuk mengadakan

komunikasi antara dua host. Kedua protokol yang terdapat pada layer ini

adalah TCP ( Transmission Control Protocol ) dan UDP ( User Datagram

Protokol ).

Applications layers

Pada lapisan ini terletak semua aplikasi yang menggunakan protokol

(38)

NFS untuk file transfer. SMTP dan POP3 sebagai protokol aplikasi e-mail.

Telnet dan ssh sebagai aplikasi remote login. SNMP sebagai protokol

manajemen jaringan. Kemudian DNS, sebagai protokol aplikasi sistem

penamaan di internet. Serta HTTP, sebagai protokol aplikasi web.

2.1.2 Internet Protocol ( IP )

IP adalah protokol pada TCP/IP yang mengatur bagaimana suatu data dapat

dikenal dan dikirim dari satu komputer ke komputer lain sampai tujuan dalam

suatu jaringan komputer. IP memiliki karakteristik sebagai connectionless

protocol. Ini berarti IP tidak melakukan erorr – detection- and-recovery dan

pertukaran kontrol informasi ( disebut juga “handshake” ) untuk membangun

sebuah koneksi sebelum mengirim data. Sebuah koneksi baru akan terjadi apabila

proses handshake tersebut dilakukan, sehinga dalam hal ini IP bergantung pada

layer lainnya untuk melakukan handshake tersebut ( hunt, 2002 ).

IP memiliki 5 fungsi utama dalam jaringan berbasiskan TCP/IP ( Menurut

Hunt ) :

1. Mendefinisikan paket yang merupakan unit dasar transmisi di Internet

2. Mendefinisikan skema pengalamatan Internet

3. Memindahkan data antara Transport layer dengan Network Access layer

4. Melakukan routing paket

(39)

2.2. Voice over Internet Protocol ( VoIP )

Voice over Internet Protocol ( VoIP ) atau yang dikenal juga dengan sebutan

IP Telephony, adalah sistem yang mampu mengirimkan data paket suara

menggunakan jaringan internet dari suatu tempat ke tempat yang lain

menggunakan perantara protokol IP ( Internet Protocol ).

Bentuk paling sederhana dalam sistem VoIP adalah dua buah komputer yang

terhubung dalam suatu jaringan yang dapat berkomunikasi suara. Syarat dasar

untuk mengadakan koneksi sistem VoIP adalah pada ke dua buah komputer

tersebut mempunyai sound card ( kartu suara ), speaker dan mikropon. Dengan

menggunakan perangkat lunak khusus, kedua pemakai komputer bisa saling

terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Penekanan hubungan tersebut

adalah dalam bentuk suara ( voice ).

Pada perkembangannya, sistem koneksi VoIP mengalami evolusi. Bentuk

peralatan pun berkembang, tidak hanya berbentuk hubungan antar komputer

dalam suatu jaringan, tetapi juga hubungan komputer dengan peralatan yang lain

( contoh : pesawat telepon analog milik jaringan “ TELKOM “ ) yang terhubung

dengan jaringan VoIP. Untuk hubungan yang berbentuk seperti ini dibutuhkan

sebuah VoIP gateway, agar telepon analog biasa tersebut bisa berhubungan

(40)

2.2.1. Format Paket VoIP

Tiap paket VoIPterdiri atas dua bagian, yaitu header dan payload (beban).

Header terdiri atas IP Header, Real-time Transport Protocol ( RTP ) header, User

Datagram Protocol ( UDP ) header dan link header. Lihat gambar 2.1.

Masing - masing bagian dalam header tersebut memiliki tugas dan fungsi

sebagai berikut :

1. IP Header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan

paket – paket ke tujuan. Pada setiap headerIP disertakan tipe layanan atau

Type of Service ( ToS ) yang memungkinkan paket tertentu seperti paket

suara diperlakukan berbeda dengan paket yang non real-time.

2. UDP header sangat peka terhadap delay dan latency sehingga UDP sangat

cocok digunakan dalam aplikasi voice real-time. Selain itu juga UDP

memiliki ciri khusus yaitu tidak menjamin paket sampai tujuan.

3. RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan

framing dan segmentasi data real-time. Pada RTP menggunakan protokol

kendali yang disebut RTCP ( Real-time Transport Control Protocol ) yang

akan mengendalikan QoS dan sinkronisasi media stream yang berbeda.

4. Besarnya Link header bergantung dari jenis media yang digunakan.

Gambar 2.1 Format Paket Voice over Internet Protocol ( VoIP )

Link Header IP Header UDP Header RTP Header Voice Payload

X Bytes 20 Bytes 8 Bytes 12 Bytes X Bytes

(41)

2.2.2. Protokol Standard dalam sistem VoIP dari site www.Protocols.com

Tabel 2.1 Protokol Standard VoIP

Signaling

H.323 H.323

Megaco H.248 Gateway Control Protocol

MGCP Media Gateway Control Protocol

RVP over I P Remote Voice Protocol Over I P Specification

SAPv2 Session Announcement Protocol

SGCP Simple Gateway Control Protocol

SI P Session I nitiation Protocol

Skinny Skinny Client Control Protocol (Cisco)

Media

DVB Digital Video Broadcasting

H.261 Video stream for transport using the real-time transport

H.263 Bitstream in the Real-time Transport Protocol

RTCP RTP Control protocol

RTP Real-Time Transport

2.2.3. Kebutuhan Bandwith untuk VoIP

Salah satu hal yang menjadi kendala dalam komunikasi VoIP adalah

ketersedian bandwith jaringan yang akan dipakai, karena ketersediaan bandwith

akan berpengaruh kepada kualitas suara dalam komunikasi VoIP. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi kebutuhan bandwith salah satunya adalah teknik

kompresi yang digunakan dalam jaringan tersebut atau yang biasa disebut dengan

codec ( coder decoder ). Ada beberapa jenis codec yang umum digunakan dalam

jaringan VoIP, antara lain : G.711, G.723, G.726, G.729, ILBC, LPC, dan GSM.

(42)

tabel berikut ( dihitung dengan menggunakan bandwith calculator dari site

http://www.asteriskguru.com/tools/bandwith_calculator.php) :

Tabel 2.2 Kebutuhan Bandwith VoIP

Codec I ncoming ( Kbps ) Outgoing ( Kbps )

GSM-13.00 Kibps 28.63 28.63

I LBC – 15.20 Kibps 30.83 30.83

LPC – 2.50 Kibps 18.13 18.13

G.711 – 64.00 Kibps 79.63 79.63

G.723 – 1-6.10 Kibps 21.73 21.73

G.726 – 32.00 Kibps 47.63 47.63

G.729 – 8.00 Kibps 23.63 23.63

Tabel 2.2, merupakan tabel hasil perkiraan perhitungan bandwith yang

dibutuhkan dalam setiap 1 panggilan / percakapan pada jaringan VoIP dengan

menggunakan codec tertentu. Kebutuhan bandwith untuk masing – masing codec

dapat dilihat pada hasil incoming bandwith dan outgoing bandwith.

2.2.4. Jenis Konfigurasi Jaringan VoIP

Jenis Konfigurasi VoIPdapat dibuat dalam berbagai skenario, konfigurasi

ini bergantung pada perangkat apa saja yang akan diterapkan dalam membangun

jaringan VoIP. Secara umum konfigurasi VoIPdapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hubungan Telepon dengan menggunakan N:1 Gateway

Konfigurasi VoIP ini menggunakan jaringan telepon dan merupakan

hubungan phone to phone. VoIP gateway berfungsi sebagai translator atau

(43)

Gambar 2.2 Hubungan Telepon menggunakan N:1 Gateway

2. Hubungan PC menggunakan Router

Konfigurasi ini merupakan konfigurasi komunikasi PC to PC

menggunakan router. Pada konfigurasi ini, proses encoding, kompresi, serta

enkapsulasi dilakukan di PC. Tugas router adalah mempelajari IP address

tujuan yang terdapat pada datagram dan me-routing-kan sesuai dengan

tujuannya. Pada konfigurasi ini, sangat bergantung pada kemampuan

microphone PC dalam hal penerimaan suara yang biasanya background noise

juga akan mengikuti sebagai bagian dari suara pembicara.

Gambar 2.3 Hubungan PC menggunakan Router

3. Hubungan Telepon ke PC

Konfigurasi ini digunakan untuk menghilangkan permasalahan noise yang

timbul pada konfigurasi hubungan PC menggunakan router, yaitu dengan

(44)

berfungsi sebagai pada operasi konversi A/D ( Analog to Digital ) dan D/A

( Digital to Analog ).

Gambar 2.4 Hubungan Telepon ke PC

4. Hubungan dengan Gateway 1:1

Konfigurasi ini merupakan bentuk lain dari hubungan phone to phone.

Rasio 1:1 berarti hanya ada satu voice connection ( koneksi suara ) yang

didukung oleh gateway. Fungsi dari gateway pada konfigurasi jenis ini adalah

untuk menerima sinyal analog dari telepon dan melakukan proses A/D

( Analog to Digital ) pada sinyal. Pada konfigurasi jenis ini memiliki beberapa

parameter antara lain : IP-address, nomor telepon, ISP yang akan dimasukkan

melalui dialpad pesawat telepon. Konfigurasi ini memiliki kelemahan yaitu

penerima dan pengirim harus mempunyai gateway 1:1.

(45)

5. Hubungan menggunakan LAN ( Local Area Network )

Konfigurasi jenis ini merupakan kombinasi dari konfigurasi hubungan

telepon ke PC dan konfigurasi hubungan dengan gateway 1:1. Pada

konfigurasi ini semua user dihubungkan dalam suatu LAN dan suatu site.

Panggilan Lokal pada LAN akan diatur oleh gateway. Fungsi dari gateway

adalah melakukan suatu fungsi manajemen hubungan, sedangkan PC dan

workstation akan menjalankan VoIPdan mengeksekusi low bit rate voice dari

voice coder.

Gambar 2.6 Hubungan menggunakan LAN ( Local Area Network )

2.3. Session Initiation Protocol ( SIP )

Session Initiation Protocol ( SIP ) merupakan standar protokol multimedia

yang dikeluarkan oleh group yang tergabung dalam Multiparty Multimedia

Session Control ( MMUSIC ) yang berada dalam organisasi Internet Engineering

Task Force ( IETF ) yang didokumentasikan kedalam dokumen request for

(46)

SIP sendiri merupakan protokol yang berada pada layer aplikasi yang

mendefinisikan proses awal, pengubahan dan pengakhiran ( pemutusan ) suatu

sesi komunikasi. Protokol SIP ini memiliki karakter client-server, yang berarti

bahwa request diberikan oleh client dan request ini akan dikirimkan ke server.

Kemudian server akan mengolah dan memberikan tanggapan terhadap request

tersebut ke client. Request dan tanggapan ini disebut sebagai sebuah transaksi

SIP. SIP disebut juga sebagai protokol yang text-based ( berbasis text ).

2.3.1Susunan Protokol SIP

Protokol SIP didukung oleh beberapa protokol, antara lain RSVP, RTP,

RCTP dan SDP. Tetapi secara default SIP menggunakan protokol RTP atau UDP

sebagai protokol transport. Susunan protokol SIP dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.7 Susunan Protokol SIP

UDP RTP

IP

IP

SDP SIP

(47)

1. Protokol RSVP ( Resource Reservation Protocol )

Protokol ini berfungsi untuk menyediakan bandwith agar data suara yang

dikirimkan tidak mengalami delay atau kerusakan saat mencapai alamat tujuan

unicast maupun multicast.

RSVP merupakan signaling protocol tambahan pada VoIP yang

mempengaruhi QoS. RSVP bekerja dengan mengirimkan request pada setiap

node dalam jaringan yang digunakan untuk pengiriman data stream dan pada

setiap node RSVP akan membuat resource reservation untuk pengiriman data.

2. RTP ( Real-time Transport Protocol )

Protokol RTP menyediakan transfer media secara real-time pada jaringan

paket. Protokol RTP menggunakan protokol UDP dan header RTP

mengandung informasi kode bit yang spesifik pada tiap paket yang

dikirimkan, hal ini digunakan untuk membantu penerima mengantisipasi

apabila ada paket yang hilang.

3. RCTP ( Real-time Control Transport Protocol )

Protokol RCTP merupakan protokol yang mengendalikan transfer media.

Protokol ini akan bekerja sama dengan protokol RTP. Dalam satu sesi

komunikasi, protokol RTP mengirimkan paket RCTP secara periodik untuk

memperoleh informasi transfer media dalam memperbaiki kualitas layanan.

4. SDP ( Session Description Protocol )

Protokol SDP merupakan protokol yang mendeskripsikan media dalam

suatu komunikasi. Tujuan protokol SDP adalah untuk memberikan informasi

(48)

informasi tersebut dapat berkomunikasi. Pada protokol SDP ini mencakup

beberapa hal antara lain : nama sesi komunikasi dan tujuannya, waktu sesi

(jika) aktif, media dalam sesi komunikasi, informasi bagaimana cara

menerima media ( misalnya : port dan format ), bandwith yang digunakan

dalam komunikasi, orang yang dapat dihubungi.

2.3.2Komponen Protokol SIP

Dalam hubungannya dengan IP telephony atau VoIP, ada dua komponen

utama dalam sistem SIP, yaitu :

1. User Agent

User agent merupakan sistem akhir ( end system ) yang digunakan untuk

berkomunikasi. User agent terdiri atas dua bagian yaitu :

a. User Agent Client ( UAC )

UAC merupakan aplikasi pada client yang didesain untuk memulai SIP

request.

b. User Agent Server ( UAS )

UAS merupakan aplikasi server yang memberitahukan user jika

menerima request dan memberikan respon terhadap request tersebut.

Respon yang diberikan dapat berupa menerima atau menolak request.

2. Network Server

Agar user pada jaringan SIP dapat memulai suatu panggilan dan dapat

pula dipanggil, maka user terlebih dahulu harus melakukan registrasi agar

(49)

pesan REGISTER ke server SIP. Pada jaringan SIP ada dua tipe network

server yaitu :

a. Proxy Server

Proxy Server adalah server yang menerima request, mengolahnya serta

meneruskan request yang diterimanya ke next hop server setelah

mengubah beberapa header pada pesan request. Next hop server dapat

berupa server SIP atau server lainnya dimana proxy server tidak perlu

tahu. Proxy server dapat berfungsi sebagai client dan server karena proxy

server dapat memberikan request dan respon.

b. Redirect Server

Redirect Server merupakan server yang menerima pesan request serta

memberikan respon terhadap request tersebut yang berisikan alamat dari

next hop server.

2.3.3Pengalamatan Protokol SIP

Entitas pada jaringan SIP mempunyai alamat yang diberi attribut berupa SIP

URL ( SIP Uniform Resource Locator ) agar mudah dikenali. SIP URL yang

digunakan pada jaringan SIP berbentuk seperti alamat email yaitu user@host.

Dimana user dapat berupa nama user, nomor telepon, atau nama instansi. Host

dapat berupa nama domain atau IP address. Alamat SIP dengan bentuk

phone_number@gateway menunjukkan nomor telepon pada jaringan General

Switched Telephone Network ( GSTN ) yang dapat dihubungi dengan nama

(50)

Pengalamatan pada protokol SIP memiliki format sebagai berikut :

Gambar 2.8 FormatPengalamatan pada Protokol SIP

Contoh alamat SIP adalah sebagai berikut :

Sip : albert@voiprakyat.or.id, merupakan host independent

Sip : albert@ti.usd.ac.id, merupakan host spesific

Sip : +62-22-2530153@information.telkom.net, merupakan nomor

telepon user dengan domain gateway information.telkom.net

2.3.4Format Pesan Protokol SIP

Secara keseluruhan, pesan SIP terdiri atas dua bagian, yaitu request dan

respon. Ketika client mengirimkan pesan request maka server akan memberikan

tanggapan terhadap pesan request dari client dengan menggunakan pesan respon.

Pesan request dan pesan respon menggunakan gereneric-message yang

didefinisikan pada standar pesan berbasis text dalam komunikasi internet yang

dapat dijumpai didalam RFC 822.

Pesan request dan respon terdiri atas start line, satu atau lebih header field

( message header ) , empty line yang digunakan sebagai petunjuk akhir dari

header field serta message body yang mendefinisikan sesi komunikasi. Format

pesan pada SIP dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.9 Format Pesan SIP

[sip:] < username@host >

Generic-message : Start-line ( dalam pesan request) Status-Line ( dalam pesan respon ) Message Header

Empty Line

(51)

2.3.5 Header Field pada protokol SIP

Pada protokol SIP mempunyai 37 header, yaitu pesan – pesan yang

menggunakan header field untuk mendefinisikan caller, callee, jalur pesan, tipe

dan panjang message body. Header SIP dikelompokkan menjadi empat jenis,

yaitu :

1. General Header Field ( GHF )

GHF merupakan header yang dipakai pada pesan request dan pesan

respon. GHF yang umumnya dipakai antara lain : Call-ID, Cseq, From,To,

via.

2. Entity Header Field ( EHF )

EHF menunjukkan informasi message body. Jika message body tidak

ditemukan, maka header ini menunjukkan sumber yang diidentifikasi oleh

request. Contoh header EHF antara lain : Content-Length, Content-Type,

Content-Encoding.

3. Request Header Field ( RsHF )

RsHF adalah header yang terdapat dalam pesan request, yang

merupakan tambahan informasi tentang client dan pesan request itu sendiri.

Header yang sering dipakai adalah header Contact yang merupakan

informasi lokasi yang tergantung dari pesan tempat header itu berada.

4. Response Header Field ( ReHF )

ReHF merupakan header yang dipakai oleh server untuk menambahkan

informasi tentang respon yang tidak dapat ditempatkan pada start line

(52)

2.3.6SIP Request dan SIP Response

2.3.6.1SIP Request

SIP Request merupakan pesan request yang dikirimkan dari client ke

server. Terdapat 6 ( enam ) tipe pesan request, antara lain :

1. INVITE

Pesan ini digunakan untuk memulai suatu sesi komunikasi. Message

body pesan INVITE berisikan deskripsi media yang dapat digunakan dalam

komunikasi.

2. ACK

Pesan ini berfungsi memberitahukan bahwa client telah menerima

tanggapan terakhir terhadap pesan INVITE. Message body pesan ACK dapat

membaca deskripsi media yang akan digunakan oleh user yang dipanggil

( callee ). Jika message body ini kosong berarti calle setuju dengan message

body yang terdapat pada pesan INVITE.

3. BYE

Pesan ini dikirimkan oleh client untuk mengakhiri sesi komunikasi

4. CANCEL

Pesan CANCEL dikirimkan untuk membatalkan pesan request yang

telah dikirimkan sebelumnya, sebelum server mengirimkan pesan final

response.

5. OPTIONS

Pesan ini dikirimkan oleh client ke server untuk mengetahui

(53)

6. REGISTER

Pesan REGISTER digunakan oleh client untuk registrasi lokasi ke SIP

Server yang disebut dengan SIP register.

2.3.6.2SIP Response

Pesan respon dikirimkan oleh server setelah menerima pesan request

dari client untuk menunjukkan status keberhasilan server. Pesan respon

didefinisikan dengan tiga angka. Angka pertama merupakan kelas respon

( seluruhnya ada 6 kelas respon ), angka kedua dan angka ketiga menunjukkan

arti dari respon tersebut. Berikut tabel yang menunjukkan arti kelas respon SIP :

Tabel 2.3 Pesan SIP Response

Kelas Respon Jenis Respon Kategori Respon

1XX I nformational Provisional

2XX Success Final

3XX Redirection Final

4XX Client Error Final

5XX Server Error Final

6XX Global Error Final

Pada dasarnya SIP Response terbagi atas dua kategori, yaitu :

1. Provisional Response

Respon ini merupakan respon yang dikirimkan oleh server untuk

menunjukkan proses sedang berlangsung, tapi tidak untuk mengakhiri

transaksi SIP.

2. Final Response

(54)

2.3.7Prosedur Persinyalan pada Protokol SIP

2.3.7.1Prosedur Persinyalan menggunakan Proxy Server

Prosedur persinyalan menggunakan Proxy Server dapat dilihat pada

gambar 2.10 sebagai berikut :

Gambar 2.10 Prosedur Persinyalan SIP menggunakan Proxy Server

Langkah - langkah dalam proses persinyalan menggunakan proxy server

adalah sebagai berikut :

1. Pesan request INVITE dari caller ( endpoint 1@site1 ) akan

dikirimkan ke Proxy Server ( INVITE endpoint 2@site2 )

2. Proxy Server akan mengirimkan alamat yang terdapat pada pesan

request langkah 1 ke location server untuk memperoleh lokasi

endpoint 2@site2.

3. Location Server akan memberikan lokasi client yang berada pada site2

(55)

4. Proxy Server akan mengirimkan pesan INVITE berdasarkan lokasi

yang diberikan oleh location server. ( INVITE endpoint 2@site2 )

5. User Agent Server akan memberitahukan pada user ada pesan INVITE

yang diterima ( 100 Trying )

6. Jika pesan INVITE diterima , maka dikirimkan pesan final response

200 OK

7. Setelah pesan final response ini diterima kemudian dikirimkan pesan

ACK.

2.3.7.2Prosedur Persinyalan menggunakan Redirect Server

Prosedur persinyalan menggunakan Redirect Server dapat dilihat pada

gambar 2.11 berikut :

(56)

Langkah - langkah dalam proses persinyalan menggunakan Redirect

Server adalah sebagai berikut :

1. Pesan request INVITE dari caller ( endpoint 1@site1 ) dikirimkan ke

Redirect Server ( INVITE endpoint 2@site2)

2. Redirect Server akan mengirimkan alamat yang terdapat pada pesan

request langkah 1 ke location server untuk memperoleh lokasi

endpoint 2@site3.

3. Location Server akan memberikan lokasi client yang berada pada site3

( site 3 ) kepada Redirect Server.

4. Setelah Redirect Server menerima lokasi dari location server ( langkah

3 ), redirect server akan mengirimkan respon redirect kelas 3XX

dengan menambahkan header Contact.

5. Caller ( endpoint 1@site1 ) akan mengirimkan pesan ACK ke

Redirect Server.

6. Caller ( endpoint 1@site1 ) akan mengirimkan pesan INVITE yang

dengan alamat yang diberikan oleh server langsung ke callee

( endpoint 2@site3 ).

7. Calle ( endpoint 2@site3 ) akan memberikan respon dengan

(57)

2.3.8 Fungsi dari Protokol SIP

Protokol SIP memiliki fungsi dan peranan sebagai berikut :

1. Call Initiation

Pada call initiation mencakup beberapa hal yaitu : membangun sesi

komunikasi, negosiasi media transfer ptotokol, mengundang user agent lain

untuk bergabung dalam sesi komunikasi.

2. Call Modification

Apabila diperlukan SIP dapat berfungsi untuk memodifikasi sebuah sesi

komunikasi.

3. Call Termination

SIP berfungsi juga untuk menutup sebuah sesi komunikasi.

2.4. Internet Protocol Private Branch Exchange ( IP PBX )

IP PBX atau Internet Protocol Private Branch Exchange adalah PABX yang

menggunakan teknologi IP. IP PBX merupakan perangkat switching komunikasi

telepon dan data berbasis teknologi Internet Protocol ( IP ) yang mengendalikan

ekstension telepon analog ( TDM ) maupun ekstension IP Phone. Fungsi-fungsi

yang dapat dilakukan pada IP PBX antara lain penyambungan, pengendalian, dan

pemutusan hubungan telepon; translasi protokol komunikasi; translasi media

komunikasi atau transcoding; serta pengendalian perangkat-perangkat IP

Telephony seperti VoIP Gateway, Access Gateway, dan Trunk Gateway.

Solusi berbasis IP PBX merupakan konsep jaringan komunikasi generasi

(58)

dapat mengintegrasikan jaringan telepon konvensional ( PSTN/POTS ), jaringan

telepon bergerak ( GSM/CDMA ), jaringan telepon satelit, jaringan Cordless

(DECT), dan jaringan berbasis paket ( IP/ATM ).

IP PBX membawa kemampuan multilayanan dijaringan IP ke dunia

komunikasi telephony, sehingga akan memungkinkan semakin banyak layanan

komunikasi yang dapat berjalan di atas jaringan IP. Multilayanan tersebut antara

lain Voicemail & Voice Conference, Interactive Voice Response ( IVR ),

Automatic Call Distribution ( ACD ), Computer Telephony Integration ( CTI ),

Unified Messaging System ( UMS ), Fax Server & Fax on Demand, Call

Recording System, Billing System, serta Web-based Management System.

IP PBX juga dapat mendukung antarmuka trunk Analog FXO / FXS; Digital

E1-MFC R2, ISDN BRI, ISDN PRI; IP ( H.323/SIP/IAX ); dan Analog Tie Line

E&M. Selain itu, IP PBX dapat mendukung antarmuka ekstension Analog FXO /

FXS; ekstension Digital; ISDN Interface BRI ( 2B+D ); dan TCP IP ( H.323 / SIP

/ IAX ).

Pengembangan terbaru dari PBX adalah VoIP PBX (Voice Over IP) PBX ,

atau yang dikenal dengan IP PBX, yang menggunakan IP ( Internet Protocol )

(59)

2.4.1.Komponen Dasar IP PBX

Sebuah IP PBX ( Internet Protocol Private Branch Exchange ), terdiri atas

beberapa komponen, yaitu :

1. Data Account

Data Account pada IP PBX terdiri dari 2 macam, yaitu :

a. Data account Extensions

Merupakan data account yang akan di gunakan oleh extension agar

terhubung dengan IP PBX. Extension di sini adalah sebuah nama atau

nomor yang merepresentasikan user dari IP PBX

b. Data account Trunk

Merupakan data account yang akan di gunakan IP PBX untuk

menghubungi trunk. Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang

merepresentasikan server lain atau IP PBX lain yang akan di hubungi

oleh IP PBX ini.

2. DialPlan

Merupakan aturan dial yang akan dimanfaatkan oleh extension untuk

menghubungi sesama extension atau trunk dan sebaliknya.

(60)

2.5 Asterisk

Asterisk adalah salah satu software open source IP PBX ( Internet Protocol

Private Branch Exchange ) jenis SIP Proxy. Asterisk memiliki banyak features

sehingga dengan menggunakan Asterisk dapat dimungkinkan untuk membangun

sebuah jaringan “Telkom” sendiri.

Untuk dapat menjalankan Asterisk sebagai sebuah sentral telepon sederhana,

minimal dibutuhkan :

1. PC ( Personal Computer ) dengan sistem Operasi Linux, yang dijadikan

sebagai VoIP server.

2. Sambungan LAN ( Local Area Network ) atau Internet.

3. Asterisk, sebagai software IP PBX untuk membangun jaringan VoIP.

Untuk skalabilitas ( scalability ) pemekaran jaringan, Asterisk mendukung

beberapa bentuk format data, yaitu :

1. TDMoE ( Time Division Multiplex over Ethernet ), yang memungkinkan

penyambungan langsung ke IP PBX asterisk dengan delay rendah ( zero

latency ) serta dengan penggunaan kartu Ethernet yang ada di pasaran.

2. Voice-over IP yang memungkinkan integrasi berbagai peralatan yang

secara fisik terpisah menggunakan sambungan data yang biasa

digunakan atau menggunakan dialplan terintegrasi untuk banyak kantor

sekaligus.

3. Mendukung coder-decoder ( codec ) ADPCM, G.711 ( A-Law &

u-Law ), G.723.1 ( pass through ), G.726, G.729, GSM, iLBC, Linear,

(61)

4. Mendukung protokol VoIP, antara lain : IAX ( Inter-Asterisk Exchange )

, H.323, SIP ( Session Initiation Protocol ), MGCP ( Media Gateway

Control Protocol ), dan SCCP ( Cisco Skinny ).

5. Mendukung berbagai protokol ISDN PRI, seperti 4ESS, BRI

( ISDN4Linux ), DMS100, EuroISDN, Lucent 5E, National ISDN2, dan

NFAS.

2.5.1Features Asterisk

Asterisk dapat di jadikan pilihan untuk mendirikan jaringan komunikasi

berbasis IP PBX ( baik untuk skala kecil,menengah, sampai ratusan extensions )

karena memiliki beberapa features antara lain : voicemail, conference bridge , call

queue, call detailed record.

Selain itu juga asterisk memilki beberapa features pendukung yang lain,

yaitu : ADSI On-Screen Menu System, Alarm Receiver, Blacklist, Blind Transfer,

Call Forward On Busy, Call Forward on No Answer, Call Monitoring, Call

Parking, Call Queuing, Call Recording, Call Retrieval, Call Routing ( DID &

ANI ), Call Transfer, Call waiting, Caller ID, Caller ID Blocking, Caller ID on

Call Waiting, Calling Cards, Conference Bridging, Dial by Name, Distinctive

Ring, Do Not Distrub, E911, ENUM, Interactive Voice Response ( IVR ), Music

On Hold, Music On Transfer, SMS Messaging, Spell / Say, Streaming Media

Access, Supervised Transfer, Talk Detection, Text-to-Speech ( via Festival ),

Three-way Calling, VoIP Gateways, Visual Indocator for Message Waiting, dan

(62)

2.5.2File Konfigurasi Asterisk

Setelah selesai proses instalasi Asterisk, maka terbentuk beberapa file

konfigurasi, yang terletak pada direktori antara lain :

1. /etc/asterisk : merupakan file – file konfigurasi utama

2. /var/log/asterisk : merupakan file yang mencatat log dan call data

record

3. /var/lib/asterisk : merupakan file yang digunakan untuk aplikasi

dan data pendukung ( AGI, MoH, sounds )

4. /usr/lib/asterisk : merupakan file yang digunakan untuk binary

module, codec dan aplikasi

2.5.3Konfigurasi Asterisk

Konfigurasi Asterisk sebagai IP PBX dilakukan pada beberapa file

konfigurasi antara lain :

1. Konfigurasi data Account ( data account extensions dan trunks ) Konfigurasi ini bisa disebut dengan proses pendaftaran nomor telepon

pada Asterisk VoIP server. Konfigurasi data account extension dan trunk

berada di file berikut :

a. /etc/asterisk/sip.conf : digunakan untuk account yang

menggunakan protokol SIP

b. /etc/asterisk/iax.conf : digunakan untuk account yang

(63)

Untuk setiap data account dikonfigurasi dengan sebuah blok text yang

memiliki bentuk sebagai berikut :

Gambar 2.13 Format Blok text Data Account

Dimana xxx merupakan nama yang diasosiasikan dengan SIP client

atau sembarang nama yang digunakan oleh file konfigurasi lain untuk

mereferensikan sebuah peralatan SIP. Pada Type,harus diisi dengan

user”, “peer” atau “friend”. Sedangkan banyaknya parameter yang

digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Contoh konfigurasi data account extensions ( menggunakan SIP ):

Gambar 2.14 Contoh Konfigurasi Data Account ( menggunakan SIP )

2. Konfigurasi DialPlan

DialPlan merupakan proses untuk mengatur apa yang harus dilakukan

apabila ada client melakukan panggilan ( Dial ) pada nomor telepon tertentu.

Konfigurasi DialPlan berada pada file/etc/asterisk/extensions.conf, dengan

format penulisan sebagai berikut :

Gambar 2.15 Format Penulisan DialPlan

Gambar

Gambar
Gambar 3.8  Flowchart Proses Komunikasi VoIP
Gambar 3.9 Use Case Diagram Aplikasi
Gambar 3.10 Sequence Diagram Login
+7

Referensi

Dokumen terkait

berjudul “Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa : Studi tentang Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa Etnis Batak dengan Mahasiswa Etnis Jawa di Universitas

Responden utama dalam sampling unit RT itu adalah kepala RT, yang dipilih untuk mewakili kelompok-kelompok usaha yang akan terlibat langsung dalam proyek, sedangkan

Dalam perancangan dan simulasi yang dilakukan untuk antena susun versi 2 yang dilakukan mempunyai hasil yang sangat mendekati dengan spesifikasi radar yang dibutuhkan,

Ketika melaksanakan kegiatan untuk mempersiapkan diri sebelum Pilkada berlangsung, muncul berbagai macam masalah yang ada, diantaranya petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK)

Adanya dukungan dari sebagian besar elemen masyarakat Ethiopia terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka melibatkan diri dan mengirimkan pasukan

di Kota Baubau Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Kota Baubau sebanyak 6.199 dikelola oleh rumah

Persepsi pasien tentang mutu makanan di Rumah Sakit Al Arif didapatkan dari jawaban pasien setelah dilakukan wawancara. Persepsi pasien tentang mutu makanan dapat dilihat pada

Peraturan Menteri Dalam Negeri dimaksud telah diterbitkan pada tanggal 15 Mei 2006, yaitu Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan