• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kampung Caringin, Desa Kumpay Kecamatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kampung Caringin, Desa Kumpay Kecamatan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

19 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Penelitian dilaksanakan di Kampung Caringin, Desa Kumpay Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret sampai bulan Juni 2020.

3.2 Bahan dan Alat Percobaan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Asap cair, sekam padi yang belum dimurnikan, tanah, benih kacang kedele, pupuk organic, pupuk NPK . Alat yang digunakan adalah cangkul, gunting, jangka sorong, kertas label, ember, timbangan, alat tulis, hand sprayer dan penggaris

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan Percobaan

Penelitian dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Sederhana yang terdiri dari 5 perlakuan.

p0 = Kontrol (Tanpa asap cair).

p1 = 30 ml/L asap cair p2 = 40 ml/L asap cair p3 = 50 ml/L asap cair p4 = 60 ml/L asap cair

Jumlah ulangan dari setiap plot perlakuan dihitung menggunakan rumus Federer (1967) yaitu sebagai berikut :

(t-1)(r-1) ≥ 15 ; dimana t = banyak perlakuan ; r = jumlah ulangan

(2)

20

Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh ulangan sebanyak 5 ulangan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 2 sampel tanaman sehingga dalam percobaan ini terdiri dari 50 tanaman.

3.3.2 Rancangan Analisis

Rancangan analisis yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan yaitu menggunakan analisis varians (uji F) dengan uji linier. Adapun model RAK sederhana sebagai berikut :

ij j

ij r t

Y 

  

Keterangan :

Yij = hasil pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

= nilai rata-rata umum

r = ulangan

tj = pengaruh perlakuan ke-j

ik = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Cara untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan digunakan uji F dengan taraf nyata 5%, yang disusun dalam daftar sidik ragam sebagaimana Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Daftar Sidik Ragam

Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung F0.05

Ulangan (r) 4 Xij2/p – X.. 2/rp JKu/Dbu KTu/KTg 4,11 Perlakuan (p) 5 Xij2/r – X.. 2/rp JKp/DBp KTp/KTg 3,52 Galat (g) 20 JKT – JKr - JKp JKg/DBg

Total (T) 29 Xij2 – X.. 2/rp Sumber : Vincent Gaspersz (2009)

(3)

21

Pada analisis keragaman (Anova) dengan program SPSS memiliki nilai Sig < 0.05. Jika hasil analisis keragaman menunjukkan perbedaan yang nyata, artinya jika nilai Sig < 0.05 maka analisis data dilanjutkan dengan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada taraf nyata 5 persen.

LSR(;dbG;p) = SSR(;dbG;p) . Sx

r x KTG S

Keterangan :

LSR : Least Significant Ranges SSR : Studenttized Significant Ranges Sx : Galat baku rata-rata

 : Taraf nyata

p : Jarak antar perlakuan dbG : Derajat bebas Galat r : Ualangan

KTG : Kuadrat Tengah Galat

3.4 Pelaksanaan Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan, meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Pembuatan Asap Cair

Bahan yang digunakan untuk pembuatan asap cair sekam padi yaitu sekam padi, sekop, alat penyiram, air, ember, kain lap dan alat pylorisis sederhana.

Cara pembuatan asap cair yaitu alat pylorisis sederhana dipasangkan terlebih dahulu mulai dari tungku untuk pembakaran kemudian dihubungkan ke pipa tempat pembuangan asap dari pembakaran sampai ke ember sebagai tempat

(4)

22

untuk menampunag asap cair. Setelah alat terpasang, sekam padi ditumpahkan sedikit pada tungku pembakaran kemudian dibakar setelah terbakar ditimbun lagi dengan sekam padi yang lebih banyak sehingga asap dari pembakaran tersebut sebagian besarnya keluar melalui pipa pembuangn asap. Setelah asap keluar sebagai kondensator, pipa sebelum tempat penampungan asap cair dibungkus dengan kain lap kemudian kain tersebut di basahi dengan air secukupnya sehingga tidak sampai menetes. Setelah terjadinya kondensasi kemudian asap cair akan akan keluar dan masuk ke wadah penampungan.

Proses pembuatan asap cair ini berakhir sampai asap cair tidak menetes lagi sedangkan untuk lamanya pembuatan asap cair ini tergantung dari banyaknya bahan yang digunakan.

2. Persiapan Lahan

Pengolahan lahan penelitian dilakukan dengan cara dicangkul tujuannya yaitu untuk menggemburkan tanah dan membersihkan lahan dari rumput-rumputan, kayu, dan lain-lain yang terdapat pada tanah. Pengolahan lahan dilakukan sebanyak dua kali dengan kedalaman 20 cm (Rukmana dan Yudirachman, 2014).

Pengolahan pertama dilakukan dengan membalikkan tanah atas ke bawah dan tanah bawah ke atas, lalu dibiarkan selama satu minggu. Setelah itu dilanjutkan dengan pengolahan lahan kedua yaitu dengan menghancurkan bongkahan-bongkahan tanah tersebutnya dan, membuang sisa-sisa gulma.

Selanjutnya dibuat bedengan atau petak-petak percobaan sebanyak 10 petak dengan ukuran 1 m x 2 m. Jarak petak antar perlakuan 20 cm sedang jarak petak antar kelompok 50 cm.

(5)

23

Pemberian pupuk kandang dengan dosis sesuai anjuran + 5 ton/ha, dolomit 200 g/m2 sebagai pemupukan dasar dilakukan bersamaan dengan pengolahan lahan yang kedua. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebar merata kemudian ditutup dengan tanah (Marianah, 2013).

3. Persiapan benih dan penanaman

Benih kedelai yang akan ditanam yaitu kedelai dengan varietas Grobogan yang didapatkan dari Toko Sumber Tani dengan cara on line.

Benih kedelai yang akan ditanam direndam terlebih dahulu di dalam air bersih selama 15 menit, selanjutnya benih diseleksi yaitu benih yang tenggelam yang ditanam. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam 3 cm, jarak tanam 40 cm x 20 cm. Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam, kemudian lubang ditutup dengan tanah yang gembur. Setiap lubang tanam diisi 2 benih dan setelah tumbuh dipilih satu tanaman yang baik pertumbuhannya (Rukmana dan Yudirachman, 2014).

4. Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada saat sebelum kegiatan penanaman dan pemupukan susulan pada waktu tanaman berumur 20 hari setelah tanam (HST) sampai 30 hari setelah tanam (HST). Pemupukan pertama atau pemupukan dasar yaitu dengan menggunakan TSP sebanyak 75 Kg sampai 200 Kg/hektar, KCl 50 Kg sampai 100 Kg/hektar dan Urea 50 Kg/hektar dengan cara pupuk disebarkan secara merata di lahan atau dimasukan ke dalam lubang di sisi kiri atau di sisi kanan lubang yang akan ditanami benih kedelai. Pemupukan kedua atau susulan dengan memberikan Urea denga dosis 50 Kg/hektar dan untuk meningkatkan hasil produksi kedelai

(6)

24

digunakan pula ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) dan PPC (Pupuk Pelengkap Cair) dosis yang digunakan sesuai anjuran.

5. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman kedelai meliputi : a. Penyulaman

Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Benih kedelai yang ditanan pada kenyataannya tidak akan tumbuh semuanya dengan baik, sehingga akan terlihat tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang telah dicampur Legin atau Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai lebih dari 10%. Waktu penyulaman yang terbaik adalah pada waktu sore hari.

b. Penyiangan

Penyiangan ke-1 pada tanaman kedelai dilakukan pada umur 2-3 minggu.

Penyiangan ke-2 dilakukan pada saat tanaman selesai berbunga, sekitar 6 minggu setelah tanam. Penyiangan ke-2 ini dilakukan bersamaan dengan pemupukan ke-2 (pemupukan lanjutan). Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mengikis gulma yang tumbuh dengan tangan atau kuret.

Apabila lahannya luas, dapat juga dengan menggunakan herbisida.

Sebaiknya digunakan herbisida seperti Lasso untuk gulma berdaun sempit dengan dosis 4 liter/ha.

c. Pebumbunan

Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Pembubunan yang terlalu dalam akan

(7)

25

mengakibatkan perakaran tanaman terluka, dari luka pada akar tersebut akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

d. Pengairan dan Penyiraman

Kedelai menghendaki kondisi tanah yang lembab tetapi tidak becek.

Kondisi seperti ini dibutuhkan sejak benih ditanam hingga pengisian polong. Saat menjelang panen, tanah sebaiknya dalam keadaan kering.

Kekurangan air pada masa pertumbuhan akan menyebabkan tanaman kerdil, bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kekeringan telah melalui batas toleransinya. Kekeringan pada masa pembungaan dan pengisian polong dapat menyebabkan kegagalan panen.

e. Penyemprotan Pestisida

Aplikasi Asap cair dilakukan pada saat 1 minggu sebelum tanam dengan cara disemprotkan ke tanah dan selanjutkan diaplikasikan pada waktu tanaman berumur 7 HST, 14 HST, 28 HST, 42 HST, 56 HST dan 70 HST dengan dosis sesuai perlakuan 0 ml/L, 30 ml/L, 40 ml/L, 50 ml/L dan 60 ml/L. Aplikasi asap cair dilakukan dengan cara disemprotkan pada bagian tanaman kedelai.

5. Panen

Pemanenan dilakukan setelah kedelai berumur 75-100 hari dengan dicirikan sebagian besar daun sudah menguning, buah (polong) matang secara fisiologi, mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, dan batang berwarna kuning agak coklat atau mengering. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong pangkal batang tanaman kacang kedelai dengan menggunakan sabit tajam + 5 cm dari atas tanah (Rukmana dan Yudirachman, 2014)

(8)

26 3.5 Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini terdiri dari dua macam pengamatan yaitu pengamatan penunjang dan pengamatan utama. Pengataman penunjang adalah pengamatan yang datanya digunakan untuk mendukung pengamatan utama dan tidak dianalisa secara statistik, sedangkan pengamatan utama adalah pengamatan yang datanya dianalisis secara statistik digunakan untuk menjawab hipotesis.

3.5.1 Pengamatan Penunjang

Pada pengamatan ini variabel yang diamati meliputi kondisi lingkungan seperti suhu udara, kelembaban udara, pH tanah, gulma, serangan hama dan penyakit, dan umur panen.

3.5.2 Pengamatan Utama

Pada pengamatan ini variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun (helai), umur bunga, jumlah polong, berat 100 biji, berat basah brangkasan, berat kering barangkasan.

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran tinggi tanaman dilaksanakan dengan interval satu kali dalam dua minggu, dimulai pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam (MST), 6 (MST), 8 (MST) dan 10 (MST). Pengukuran tinggi tanaman dengan menggu- nakkan penggaris atau meteran, yang dihitung mulai dari pangkal batang sampai bagian ujung tanaman yang dinyatakan dalam centimeter (cm).

2. Jumlah daun per tanaman (helai)

Penghitungan jumlah daun dilakukan setiap 2 minggu sekali sejak tanaman berumur 14 hari setelah tanam (HST). Penentuan jumlah daun dilakukan

(9)

27

dengan menghitung semua daun yang telah membuka sempurna pada setiap tanaman.

3. Umur bunga (HST)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung umur tanaman dari saat tanam sampai tanaman membentuk bunga yaitu 50% dari populasi pada setiap petak perlakuan.

4. Jumlah polong per tanaman (buah)

Jumlah polong isi/tanaman dihitung berdasarkan seluruh polong bernas yang muncul dalam satu tanaman kedelai pada saat panen. Jumlah polong isi dihitung secara manual.

5. Berat biji per Tanaman (g)

Bobot biji/tanaman ditentukan dengan menimbang bobot biji dalam polong setiap sampel tanaman kedelai. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram (g).

6. Bobot 100 Butir Biji (g)

Pengamatan dilakukan dengan cara memipil biji kedelai dari polong serta membersihkan kotoran lain yang terbawa. Biji kedelai yang sudah bersih di timbang menggunakan timbangan. Pengukuran dilakukan dalam satuan gram.

7. Berat basah brangkasan (g)

Pengamatan berat basah brangkasan dilakukan demgan cara mencabut tanaman kemudian dibersihkan dari media tanam dan ditimbang menggunakan timbangan analitik.

8. Berat kering brangkasan (g)

Pengamatan berat kering brangkasan dilakukan dengan cara tanaman yang sebelumnya sudah dihitung berat basah brangkasannya dibungkus

(10)

28

menggunakan kertas koran. Kemudian tanaman di oven pada suhu 800C sampa beratnya konstan, kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik yang dinyatakan dalam satuan gram (g)/tanaman.

Penghitungan berat brangkasan dilakukan diakhir penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bahasa Jepang, jibun digunakan untuk setiap orang dan gender. Ketika anteseden menjadi jamak, maka akhiran –tachi adalah pilihan untuk ditambahkan pada jibun.

Penelitian lapangan ( Field Research ), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara langsung ke lokasi, untuk mendapatkan data primer melalui penyebaran kuesioner

thoracicus pada tanaman kakao yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan plastik nener, mengikat sarang buatan yang berisi semut hitam pada cabang tanaman

Ketiga, karena sistem perladangan dilakukan dengan cara berpindah-pindah, maka jumlah lahan yang dimiliki juga relatif lebih dari satu, sehingga ini juga merupakan

Hasii pengujian menyatakan bahwa minat beii memediasi hubungan pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan memilih karena t hitung 2,80 lebih besar dari t tabei i ,983 maka

Hasil perhitungan jumlah kaempferol pada sayuran indigenous dengan menggunakan kurva standar campuran .... Hasil perhitungan jumlah myricetin pada sayuran indigenous dengan

Penyuntikan simopapain (chymodiactin) pada diskus intervertebralis yang mengalami herniasi akan menimbulkan kehilangan air dan proteoglikan dari dalam

Penelitian ini bertujuan menda- patkan nilai kekakuan dan kekuatan lentur maksimum bambu betung dengan posisi kulit bambu yang berbeda, serta untuk menentukan nilai kekuatan